F dengan Prioritas
Masalah Kebutuhan Dasar Termoregulasi pada Dengue
Hemorrhagic Fever (DHF) di RSUD. dr. Pirngadi Medan
Oleh
132500090
Nim 132500090
Dengan ini menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah ini yang berjudul
“Asuhan Keperawatan pada An. F dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar
Termoregulasi pada Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) di RSUD. dr. Pirngadi
Medan” adalah benar hasil karya sendiri, kecuali dalam pengutipan substansi
disebutkan sumbernya dan belum pernah dianjurkan kepada institusi manapun
serta bukan karya jiplakan. Saya bertanggung jawab atas keabsahan dan
kebenaran isinya sesuai dengan kaidah ilmiah yang harus dijunjung tinggi.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, tanpa ada tekanan
atau paksaan dari pihak manapun serta bersedia mendapat sanksi akademik jika
ternyata di kemudian hari pernyataan ini tidak benar.
Medau, 31 Agustus
2016 Pembimbing Penguji
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, atas
rahmat dan karunia-Nya yang telah memberikan kemudahan bagi penulis
sehingga dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Asuhan
Keperawatan pada An. F dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar
Termoregulasi pada Dengue Hemorrhagic fever (DHF) di RSUD. dr.
Pirngadi Medan”. Disusun sebagai persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan
Diploma III bagi mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
Penulis
DAFTAR ISI
Hal
LEMBAR SAMPUL
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Tujuan Penulisan.......................................................................................2
C. Manfaat......................................................................................................3
A. Kesimpulan.........................................................................................34
B. Saran...................................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................35
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Potter & Perry (2005) selama hidup yang dialami manusia,
kebutuhan dasar manusia seorang individu mungkin tidak terpenuhi, terpenuhi
sebagian atau terpenuhi seluruhnya. Seseorang yang seluruh kebutuhannya
terpenuhi merupakan orang yang sehat, dan seseorang dengan satu atau lebih
kebutuhan yang tidak terpenuhi merupakan orang yang berisiko untuk sakit atau
mungkin tidak sehat pada satu atau lebih dimensi manusia. Kebutuhan manusia
yang harus dipenuhi dan dipertahankan oleh manusia salah satunya adalah
kebutuhan fisiologis yang mencakup termoregulasi (temperatur).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
1) Menjelaskan konsep dasar termoregulasi dari mulai pengkajian sampai
dengan perencanaan keperawatan bagi pasien dengan prioritas masalah
kebutuhan dasar termoregulasi di RSUD dr. Pirngadi Medan.
2) Menjelaskan asuhan keperawatan kasus dari mulai pengkajian sampai
dengan implementasi keperawatan bagi pasien demam berdarah dengue
(DHF) dengan prioritas masalah kebutuhan dasar termoregulasi di
RSUD dr. Pirngadi Medan.
3) Menjelaskan pembahasan dari intervensi yang telah dilakukan dengan
evaluasi akhir yang telah di dapat perawat dari catatan perkembangan
pasien demam berdarah dengue (DHF) dengan priotitas masalah
kebutuhan dasar termoregulasi di RSUD dr. Pirngadi Medan.
C. Manfaat
1. Bagi Penulis
Menambah wawasan penulis dalam melakukan asuhan keperawatan pada
pasien demam berdarah dengue (DHF) serta mengaplikasikan ilmu yang
diperoleh selama pendidikan.
2. Bagi Keluarga
Sebagai masukan untuk mendapat informasi dan pengetahuan keluarga
dalam pelaksanaan tindakan keperawatan dirumah sakit serta
meningkatkan kemandirian serta sebagai acuan bagi keluarga untuk
melakukan perawatan kepada keluarga yang mengalami demam berdarah
dengue (DHF).
3. Bagi Rumah Sakit
Sebagai masukan bagi rumah sakit untuk meningkatkan pelayanan
kesehatan bagi masyarakat khususnya pasien demam berdarah dengue
(DHF) dengan kebutuhan dasar cairan dan elektrolit.
4. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan masukan bagi peneliti lain dan sebagai referensi
perpustakaan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatra Utara.
BAB II
PENGELOLAAN KASUS
Demam adalah kenaikan suhu tubuh diatas normal. Kenaikan suhu tubuh
merupakan bagian dari reaksi biologis komples, yang diatur dan di kontrol oleh
susunan saraf pusat. Demam sendiri merupakan gambaran karakteristik dari
kenaikan suhu tubuh oleh karena berbagai penyakit infeksi dan non-infeksi
(Sarasvati, 2010).
1. Pola Demam
Menurut Potter & Peery (2005), demam merupakan mekanisme
pertahanan yang penting. Peningkatan ringan suhu sampai 39°C meningkatkan
sistem imun tubuh. Selama episode febris, produksi sel darah putih distimulasi.
Suhu yang meningkat menurunkan konsentrasi zat besi dalam plasma darah,
menekan pertumbuhan bakteri. Demam juga bertarung dengan infeksi karena
virus menstimulasi interferon, substansi ini yang bersifat melawan virus. Demam
juga berfungsi sebagai tujuan diagnostik. Pola demam berbeda bergantung pada
pirogen. Peningkatan dan penurunan jumlah pirogen berakhir puncak demamdan
turun dalam waktu yang berbeda. Durasi dan derajat demam bergantung pada
kekuatan pirogen dan kemampuan individu untuk berespon. Pola demam antara
lain :
1. Terus menerus
Tingginya menetap lebih dari 24 jam bervariasi 1°C sampai 2°C.
2. Intermiten
Demam memuncak secara berseling dengan suhu normal. Suhu kembali
normal paling sedikit sekali dalam 24 jam.
3. Remiten
Demam memuncak dan turun tanpa kembali ke tingkat suhu normal.
4. Relaps
Periode episode demam diselingi dengan tingkat suhu normal. Episode
demam dan normotermia dapat memanjang lebih dari 24 jam.
I. Pengkajia
n Tempat
Ada banyak tempat untuk mengkaji suhu inti dan permukaan tubuh.
Pengukuran suhu yang dilakukan membutuhkan peralatan yang dipasang invasif
tetapi dapat digunakan secara intermiten. Tempat yang paling sering digunakan
untuk pengukuran suhu seperti oral, rektal, aksila dan kulit yang mengandalkan
sirkulasi efektif darah pada tempat pengukuran yang mana panas dari darah
dialirkan ke termometer. Pengukuran suhu tubuh harus dilakukan selama setiap
fase demam. Selain itu kaji juga faktor-faktor yang memberat peningkatan suhu
tubuh seperti dehidrasi, infeksi ataupun suhu lingkungan serta identifikasi respon
biologis terhadap suhu seperti ukur semua tanda vital, observasi warna kulit, kaji
suhu kulit dan observasi adanya menggigil atau diaforesis.
Menurut Pontious et al yang dikutip oleh Potter dan Perry (2005), untuk
memastikan bacaan suhu yang akurat, tempat yang hendak diukur harus diukur
secara akurat. Variasi suhu yang didapatkan bergantung pada tempat pengukuran,
tetapi harus antara 36°C dan 38°C. Walaupun temuan riset dari banyak penelitian
didapati bertentangan; secara umum diterima bahwa suhu rektal biasanya 0,5°C
lebih tinggi dari suhu oral dan suhu aksila 0,5°C lebih rendah dari suhu oral.
2. Data objektif
Data yang dapat di observasi dan diukur, dapat diperoleh
menggunakan panca indera (lihat, dengar, cium, raba) selama pemeriksaan
fisik. Misalnya frekuensi nadi, pernafasan, tekanan darah, edema, berat
badan, tingkat kesadaran (Potter & Perry, 2005).
Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat dianalisa masalah
keperawatan yang paling mungkin muncul dari penderita berdasarkan
diagnosa keperawatan NANDA International (2012) :
a. Hiepertermia
Domain 11 : Keamanan/Perlindungan
Kelas 6 : Termoregulasi
Definisi : Peningkatan suhu tubuh di atas kisaran normal
Batasan karakteristik :
- Konvulsi
- Kulit kemerahan
- Peningkatan suhu tubuh di atas kisaran normal
- Kejang
- Takikardia
- Takipnea
- Kulit terasa hangat
Faktor yang berhubungan :
- Anestesia
- Penurunan perspirasi
- Dehidrasi
- Pemajanan lingkungan yang panas
- Penyakit
- Pemakaian pakaian yang tidak sesuai dengan suhu
lingkungan
- Peningkatan laju metabolisme
- Medikasi
- Trauma
- Aktivitas berlebihan
b. Risiko ketidakseimbangan suhu tubuh
Domain 11 : Keamanan/Perlindungan
Kelas 6 : Termoregulasi
Definisi : Berisiko mengalami kegagalan mempertahankan suhu
tubuh dalam kisaran normal.
Faktor Risiko :
- Perubahan laju metabolisme
- Dehidrasi
- Pemajanan suhu lingkungan yang ekstrem
- Usia ekstrem
- Berat badan ekstrem
- Penyakit yang mempengaruhi regulasi suhu
- Tidak beraktivitas
- Pakaian yang tidak sesuai dengan suhu lingkungan
- Obat yang menyebabkan vasokonstruksi
- Obat yang menyebabkan vasodilatasi
- Sedasi
- Trauma yang mempengaruhi pengaturan suhu
- Aktivitas yang berlebihan
1. PENGKAJIAN
FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT
I. BIODATA
IDENTITAS PASIEN
Nama : An. F
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 7 tahun
Status Perkawinan : Belum menikah
Agama : Kristen Protestan
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Belum bekerja
Alamat : Perumahan Setia Dusun X, Kota Melati.
Tanggal Masuk RS : 24 Mei 2016
No. Register : 00.99.85.58
Ruangan/kamar : Melati 1
Golongan Darah :B
Tanggal Pengkajian : 30 Mei 2016
Tanggal Operasi : Belum pernah melakukan operasi
Grade : Grade II
Diagnosa Medis : Demam Berdarah Dengue (DHF)
1. Apa penyebabnya :
C. Region
D. Severity
E. Time
C. Pernah dirawat/dioperasi
Klien tidak pernah dirawat di rumah sakit dan tidak pernah dioperasi
sebelumnya.
D. Lama dirawat
Klien tidak pernah dirawat sebelumnya.
E. Alergi
Klien tidak mempunyai riwayat alergi.
F. Imunisasi
BCG 1 kali, DPT 5 kali, Hepatitis B 3 kali, Polio 5 kali, Campak 2 kali.
A. Orang tua
Orang tua klien tidak pernah mengalami penyakit yang serius.
B. Saudara kandung
Saudara kandung klien tidak pernah mengalami penyakit yang serius.
C. Penyakit keturunan yang ada
Klien tidak mempunyai penyakit keturunan.
D. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
Tidak ada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa.
E. Anggota keluarga yang meninggal
Anggota keluarga klien belum ada yang meninggal.
F. Penyebab meninggal
Tidak ada yang meninggal dari riwayat kesehatan keluarga.
G. Genogram
Keterangan :
: Laki-laki : Klien
C. Keadaan emosi :
Klien mampu mengendalikan dan mengontrol emosinya.
D. Hubungan sosial :
Orang yang berarti : orang yang berarti dan berpengaruh dalam hidup
klien adalah ayah dan ibu
Hubungan dengan keluarga : klien sebagai anak di keluarga.
Hubungan dengan orang lain : hubungan pasien dengan orang lain
terbatas, karena klien adalah orang yang pemalu dan hanya berbicara
kepada orang tertentu saja.
Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : hambatan dalam
berinteraksi dengan orang lain adalah sifat klien yang pemalu.
E. Spiritual :
Kegiatan ibadah : Klien selalu berdoa dan gereja setiap hari minggu.
A. Keadaan Umum
Klien tampak lemah, berkeringat mengalami peningkatan suhu tubuh
dengan temperatur 38°C, Tekanan darah 110/60 mmHg, pernapasan 25x/ i,
denyut nadi 94x/ i, klien juga mengeluh nyeri bagian abdomen kanan atas
(bagian hati), mukosa bibir kering, tidak nafsu makan. Klien terpasang
infus RL 25 tetes/menit (makro)
B. Tanda-tanda vital
Nadi : 94 x/menit
Pernafasan : 25 x/menit
Skala nyeri :3
TB : 128 cm
BB : 26 kg
C. Pemeriksaan fisik
Kepala dan rambut
Bentuk : berbentuk bulat dan tidak ada massa atau benjolan
Rambut
Penyebaran dan keadaan rambut : rambut lurus dan penyebaran merata
Wajah
Warna kulit : kemerah-merahan
Struktur wajah : simetris antara pipi kanan dan kiri, simetris antara
mata kanan dan kiri.
Mata
Kelengkapan dan kesimetrisan : mata lengkap dan simetris, tidak ada
kelainan pada mata
Pupil : isokor
Hidung
Tulang hidung, posisi septum nasi : simetris, tidak ada kelainan.
Leher
Posisi trachea : posisi trache berada di tengah, tidak ada massa.
Pemeriksaan integument
Kebersihan : klien bersih
Kehangatan : kulit klien hangat
Pemeriksaan abdomen
Inspeksi (bentuk, benjolan) : simetris, tidak ada benjolan dan massa.
Palpasi (tanda nyeri tekan, benjolan, ascites, hepar, lien) : nyeri tekan pada
abdomen sebelah kanan atas, terjadi pembengkakan pada hati.
Pemeriksaan Ekstremitas
Muskoloskeletal : dalam keadaan normal dan tidak ada kelainan
Kekuatan otot : kekuatan otot baik
Kesimetrisan : simetris antara kanan dan kiri
Edema : tidak ada edema
Akral : hangat
CRT : <3 detik
Kebersihan kuku kaki dan tangan : kuku kaki dan tangan bersih
3. Pola kegiatan/aktivitas
4. Pola eleminasi
a) BAB
5. Mekanisme koping
ANALISA DATA
A. Kesimpulan
B. Saran
Diharapkan kepada pelayanan kesehatan khususnya perawat untuk lebih
memperhatikan kebutuhan termoregulasi yang dialami oleh pasien dalam
memberikan asuhan keperawatan. Dimulai dari pengkajian yang tepat untuk
mendapatkan data yang akurat sehingga ktiteria hasil tercapai dan kebutuhan
dasar klien terpenuhi. Dengan asuhan keperawatan yang tepat penatalaksanaan
untuk mengembalikan suhu tubuh dalam keadaan normal dapat berlangsung
maksimal demi terpenuhinya kebutuhan dasar pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner and Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik: Jakarta: EGC
Iqbal Wahid Mubarak. 2007. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia Teori dan
Aplikasi dalam Praktik. Jakarta: EGC
Potter and Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses
dan Praktek. Edisi 4. Volume 1. Jakarta: EGC
Potter and Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses
dan Praktek. Edisi 4. Volume 2. Jakarta: EGC
NIM 132500090