Anda di halaman 1dari 47

Asuhan Keperawatan pada An.

F dengan Prioritas
Masalah Kebutuhan Dasar Termoregulasi pada Dengue
Hemorrhagic Fever (DHF) di RSUD. dr. Pirngadi Medan

Karya Tulis Ilmiah (KTI)

Disusun dalam Rangka Menyelesaikan

Program Studi DIII Keperawatan

Oleh

Agnes Silvia Siregar

132500090

PROGRAM STUDI DIII


KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2016

Universitas Sumatera Utara


HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : Agnes Silvia Siregar

Nim 132500090

Dengan ini menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah ini yang berjudul
“Asuhan Keperawatan pada An. F dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar
Termoregulasi pada Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) di RSUD. dr. Pirngadi
Medan” adalah benar hasil karya sendiri, kecuali dalam pengutipan substansi
disebutkan sumbernya dan belum pernah dianjurkan kepada institusi manapun
serta bukan karya jiplakan. Saya bertanggung jawab atas keabsahan dan
kebenaran isinya sesuai dengan kaidah ilmiah yang harus dijunjung tinggi.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, tanpa ada tekanan
atau paksaan dari pihak manapun serta bersedia mendapat sanksi akademik jika
ternyata di kemudian hari pernyataan ini tidak benar.

Medan, 31 Agustus 2016

Agnes Silvia Siregar


KARYA TULIS ILMIAH

Asuhan Keperawatan pada An. F dengan Prioritas Maxalah

Kebutuhan Dasar Termoregulasi pada Dengue Hemorrhagic Fever (DHF)

di RSUD dr. Pirngadi Medau

Medau, 31 Agustus
2016 Pembimbing Penguji

Nur Asnah Sitohang, S.Kep, Ns, M.kep Yesi S.Kep, Ns,


M.kep NIP. 19740505 200212 2 001 NIP.198 0 09 200501 2 004

Prodi DIO Kep Fakultas Keperawatan

Nur Afi Darti, S., M.Kep NIP. 19710312 20 003 2 001


00501 2 002

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, atas
rahmat dan karunia-Nya yang telah memberikan kemudahan bagi penulis
sehingga dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Asuhan
Keperawatan pada An. F dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar
Termoregulasi pada Dengue Hemorrhagic fever (DHF) di RSUD. dr.
Pirngadi Medan”. Disusun sebagai persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan
Diploma III bagi mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai


pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan karya tulis ilmiah ini,
sangatlah sulit bagi penulis untuk menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. Oleh
karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Setiawan, S.Kp, MNS, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Keperawatan


Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Sri Eka Wahyuni, S.Kep, Ns, M.Kep, selaku Pembantu Dekan I dan
dosen pembimbing yang telah membimbing penulis dengan sabar dan
memberikan waktunya kepada penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah ini. Ibu Cholina T. Siregar, S.Kep, Ns, M.Kep, Sp.KMB , selaku
Pembantu Dekan II dan Ibu Dr. Siti Saidah Nasution, S.Kp, M.Kep, Sp.
Mat, selaku Pembantu Dekan III Fakultas Keperawatan Universitas
Sumatera Utara.
3. Ibu Nur Afi Darti, S.Kp, M.Kep, selaku ketua Prodi DIII Keperawatan
Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Nur Asnah Sitohang, S.Kep, Ns, M.Kep, selaku dosen pembimbing
yang membimbing penulis dengan sabar dan memberikan waktunya
kepada penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
5. Ibu Yesi Ariani, S.Kep, Ns, M.Kep, selaku dosen penguji yang telah
memberikan kritik dan saran dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.
6. Ibu Nur Asiah , S.Kep, Ns, M.Biomed, selaku dosen pembimbing
akademik yang selalu memberi nasehat dan dorongan kepada penulis.
7. Teristimewa kepada kedua orang tua tercinta dan keempat saudara
tersayang saya yang tidak pernah menyerah dalam memotivasi saya dalam
nasehat, material, dorongan dan doa.
8. Adik sepupu tersayang Cynthia Debora Siregar dan sahabat saya Nanda
Novita Sari Sinuingga yang turut selalu membantu dan menemani penulis
dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
9. Seluruh teman-teman DIII Keperawatan Stambuk 2013 terutama kepada
teman satu bimbingan yaitu Nur Aisyah Siregar dan Junes Christin Lase
yang turut membantu penulis dengan memberikan semangat dan dorongan
penuh untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari akan keterbatasan, kemampuan serta pengetahuan
yang penulis miliki, maka dari itu penulis mengharapkan saran dan kritik
yang sifatnya membangun dari pembaca untuk penyempurnaan Karya Tulis
Ilmiah ini. Akhir kata penulis berharap semua Karya Tulis Ilmiah ini dapat
memberikan manfaat kepada pembaca dan penulis.

Medan, 31 Agustus 2016

Penulis

Agnes Silvia Siregar


132500090

DAFTAR ISI

Hal

LEMBAR SAMPUL

LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................i

KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Tujuan Penulisan.......................................................................................2
C. Manfaat......................................................................................................3

BAB II PENGELOLAAN KASUS

A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar


Termoregulasi.................................................................................................4
1. Pengkajian Keperawatan..........................................................................7
2. Analisa Data.............................................................................................8
3. Rumusan Masalah....................................................................................11
4. Perencanaan..............................................................................................12
B. Asuhan Keperawatan kasus di Rumah Sakit
1. Pengkajian pasien.....................................................................................14
2. Analisa data..............................................................................................23
3. Masalah Keperawatan..............................................................................25
4. Diagnosa Keperawatan (Prioritas)............................................................25
5. Perencanaan Keperawatan dan Rasional..................................................26
6. Pelaksanaan Keperawatan........................................................................29

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan.........................................................................................34
B. Saran...................................................................................................34

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................35

LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh


manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun psikologis,
yang tentunya bertujuan untuk mempertahankan kehidupan dan kesehatan.
Kebutuhan dasar manusia menurut Abraham Maslow menyatakan bahwa setiap
manusia memiliki lima kebutuhan dasar yaitu kebutuhan fisiologis (oksigenasi,
cairan, nutrisi, temperatur, eliminasi, tempat tinggal, istirahat, dan seks),
keamanan dan keselamatan, cinta dan rasa memiliki, harga diri, dan aktualisasi
diri (Potter & Perry, 2005). Walaupun manusia memiliki kebutuhan yang sifatntya
beranekaragam (heterogen), akan tetapi setiap orang pada dasarnya memiliki
kebutuhan dasar yang sama. Dalam memenuhi kebutuhannya tersebut, manusia
menyesuaikan diri dengan prioritas yang ada. Lalu jika gagal memenuhi
kebutuhannya, manusia akan berpikir lebih keras dan bergerak untuk berusaha
mendapatkannya (Alimul, 2009).

Menurut Potter & Perry (2005) selama hidup yang dialami manusia,
kebutuhan dasar manusia seorang individu mungkin tidak terpenuhi, terpenuhi
sebagian atau terpenuhi seluruhnya. Seseorang yang seluruh kebutuhannya
terpenuhi merupakan orang yang sehat, dan seseorang dengan satu atau lebih
kebutuhan yang tidak terpenuhi merupakan orang yang berisiko untuk sakit atau
mungkin tidak sehat pada satu atau lebih dimensi manusia. Kebutuhan manusia
yang harus dipenuhi dan dipertahankan oleh manusia salah satunya adalah
kebutuhan fisiologis yang mencakup termoregulasi (temperatur).

Termoregulasi tak efektif yaitu keadaan ini dimana seorang individu


mengalami atau beresiko mengalami ketidakmampuan untuk mempertahankan
suhu tubuh normal secara efektif karena faktor-faktor eksternal tidak sesuai atau
mengalami perubahan (Tamsuri, 2006).
Deman berdarah dengue adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus
dengue (arbovirus) yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes
aegypti. Virus dengue akan masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes
aegypti dan kemudian akan bereaksi dengan antibodi dan terbentuklah kompleks
virus antibody, dalam sirkulasi akan mengaktivasi sistem komplement (Suriadi &
Rita, 2006)

Tubuh manusia dapat berfungsi secara normal hanya dalam rentang


temperatur yang terbatas atau sempit yaitu 37°C (98,6°F) ± 1°C. Temperatur
tubuh di luar rentang ini dapat menimbulkan kerusakan dan efek yang permanen
seperti kerusakan otak atau bahkan kematian. Secara sementara tubuh dapat
mengatur temperatur melalui mekanisme tertentu. Terpajan pada panas yang
berkepanjangan dapat meningkatkan aktivitas metabolik tubuh dan
meningkatnkan kebutuhan oksigen jaringan. Pemajanan pada panas yang lama
dan berlebihan juga mempunyai efek fisiologis yang khusus salah satunya adalah
peningkatan suhu tubuh (hipertermi) atau demam.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum

Menjelaskan asuhan keperawatan pada pasien demam berdarah dengue


(DHF) dengan gangguan kebutuhan dasar cairan dan elektrolit Di RSUD. dr.
Pirngadi Medan

2. Tujuan Khusus
1) Menjelaskan konsep dasar termoregulasi dari mulai pengkajian sampai
dengan perencanaan keperawatan bagi pasien dengan prioritas masalah
kebutuhan dasar termoregulasi di RSUD dr. Pirngadi Medan.
2) Menjelaskan asuhan keperawatan kasus dari mulai pengkajian sampai
dengan implementasi keperawatan bagi pasien demam berdarah dengue
(DHF) dengan prioritas masalah kebutuhan dasar termoregulasi di
RSUD dr. Pirngadi Medan.
3) Menjelaskan pembahasan dari intervensi yang telah dilakukan dengan
evaluasi akhir yang telah di dapat perawat dari catatan perkembangan
pasien demam berdarah dengue (DHF) dengan priotitas masalah
kebutuhan dasar termoregulasi di RSUD dr. Pirngadi Medan.

C. Manfaat
1. Bagi Penulis
Menambah wawasan penulis dalam melakukan asuhan keperawatan pada
pasien demam berdarah dengue (DHF) serta mengaplikasikan ilmu yang
diperoleh selama pendidikan.
2. Bagi Keluarga
Sebagai masukan untuk mendapat informasi dan pengetahuan keluarga
dalam pelaksanaan tindakan keperawatan dirumah sakit serta
meningkatkan kemandirian serta sebagai acuan bagi keluarga untuk
melakukan perawatan kepada keluarga yang mengalami demam berdarah
dengue (DHF).
3. Bagi Rumah Sakit
Sebagai masukan bagi rumah sakit untuk meningkatkan pelayanan
kesehatan bagi masyarakat khususnya pasien demam berdarah dengue
(DHF) dengan kebutuhan dasar cairan dan elektrolit.
4. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan masukan bagi peneliti lain dan sebagai referensi
perpustakaan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatra Utara.
BAB II
PENGELOLAAN KASUS

A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan


Dasar Termoregulasi

Demam adalah kenaikan suhu tubuh diatas normal. Kenaikan suhu tubuh
merupakan bagian dari reaksi biologis komples, yang diatur dan di kontrol oleh
susunan saraf pusat. Demam sendiri merupakan gambaran karakteristik dari
kenaikan suhu tubuh oleh karena berbagai penyakit infeksi dan non-infeksi
(Sarasvati, 2010).

Menurut Tamsuri (2007), suhu tubuh dibagi :

a. Hipotermi, bila suhu tubuh kurang dari 36°C


b. Normal, bila suhu tubuh berkisar antara 36°C – 37,5°C
c. Febris/pireksia, bila suhu tubuh antara 37,5°C - 40°C
d. Hipertermi, bila suhu tubuh lebih dari 40°C

1. Pola Demam
Menurut Potter & Peery (2005), demam merupakan mekanisme
pertahanan yang penting. Peningkatan ringan suhu sampai 39°C meningkatkan
sistem imun tubuh. Selama episode febris, produksi sel darah putih distimulasi.
Suhu yang meningkat menurunkan konsentrasi zat besi dalam plasma darah,
menekan pertumbuhan bakteri. Demam juga bertarung dengan infeksi karena
virus menstimulasi interferon, substansi ini yang bersifat melawan virus. Demam
juga berfungsi sebagai tujuan diagnostik. Pola demam berbeda bergantung pada
pirogen. Peningkatan dan penurunan jumlah pirogen berakhir puncak demamdan
turun dalam waktu yang berbeda. Durasi dan derajat demam bergantung pada
kekuatan pirogen dan kemampuan individu untuk berespon. Pola demam antara
lain :
1. Terus menerus
Tingginya menetap lebih dari 24 jam bervariasi 1°C sampai 2°C.
2. Intermiten
Demam memuncak secara berseling dengan suhu normal. Suhu kembali
normal paling sedikit sekali dalam 24 jam.
3. Remiten
Demam memuncak dan turun tanpa kembali ke tingkat suhu normal.
4. Relaps
Periode episode demam diselingi dengan tingkat suhu normal. Episode
demam dan normotermia dapat memanjang lebih dari 24 jam.

2. Tipe dan Jenis Demam


Menurut Nelwan (2007) ada beberapa tipe demam yang mungkin dijumpai
antara lain :
a) Demam Septik
Pada tipe demam septik, suhu badan berangsur naik ke tingkat yang tinggi
sekali pada malam hari dan turun kembali ke tingkat di atas normal pada
pagi hari. Sering disertai keluhan menggigil dan berkeringat. Bila demam
yang tinggi tersebut turun ke tingkat yang normal dinamakan juga demam
hektik.
b) Demam remiten
Pada tipe demam remiten, suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak
pernah mencapai suhu badan normal. Perbedaan suhu yang mungkin
tercatat dapat mencapai dua derajat dan tidak sebesar perbedaan suhu yang
dicatat pada demam septik.
c) Demam intermiten
Pada tipe demam intermiten, suhu badan turun ke tingkat yang normal
selama beberapa jam dalam satu hari. Bila demam seperti ini terjadi
setiap dua hari sekali disebut tersiana dan bila terjadi dua hari bebas
demam di antara dua serangan demam disebut kuartana.
d) Demam kontinyu
Pada tipe demam kontinyu variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda
lebih dari satu derajat. Pada tingkat demam yang terus menerus tinggi
sekali disebut hiperpireksia.
e) Demam siklik
Pada tipe demam siklik terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari
yang di ikuti oleh periode bebas demam untuk beberapa hari yang
kemudian di ikuti oleh kenaikan suhu seperti semula.
Menurut samuelson (2007), jenis demamterdiri dari:
a. Demam fisiologi
Demam ini cenderung normal dan sebagai penyesuaian terhadap
fisiologis tubuh, misalnya pada orang yang mengalami dehidrassi dan
tingginya aktivitas tubuh (olahraga).
b. Demam patologis
Demam ini tidak lagi dikatakan sebagai demam yang normal. Demam
yang terjadi sebagai tanda dari suatu penyakit. Demam patologis terbagi
lagi menjadi dua sebagai berikut :
1) Demam infeksi yang suhunya bisa mencapai lebih dari 38°C.
Penyebabnya beragam, yakni infeksi virus (flu, cacar, campak,
SARS, flu burung, dan lain-lain), jamur dan bakteri (tifus, radang
tenggorokan, dan lain-lain).
2) Demam Non Infeksi, seperti kanker, tumor, atau adanya penyakit
autoimun seseorang (rematik, lupus, dan lain-lain).

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi suhu tubuh


Menurut Potter & Perry (2005) banyak faktor yang mempengaruhi suhu
tubuh. Perubahan suhu tubuh dalam rentang normal terjadi ketika hubungan
antara produksi panas dan kehilangan panas diganggu oleh variabel fisiologis atau
perilaku.
1. Usia
Pada saat lahir, bayi mekanisme kontrol suhu masih imatur. Menurut
Whaley & Wong (2005), suhu tubuh bayi dapat berespon secara drastis
terhadap perubahan suhu lingkungan. Oleh karena itu pakaian yang
digunakan juga harus cukup dan paparan terhadap suhu lingkungan yang
ekstrem perlu dihindari. Bayi yang baru lahir pengeluaran lebih dari 30%
suhu tubuhnya melalui kepala oleh sebab itu bayi perlu menggunakan
penutup kepala untuk mencegah pengeluaran panas. Bila terlindungi dari
lingkungan yang ekstrem, suhu tubuh bayi dipertahankan pada 35,5°C
sampai 39,5°C. Produksi panas akan meningkat seiring dengan
pertumbuhan bayi memasuki masa anak-anak. Regulasi suhu tidak stabil
sampai anak-anak mencapai masa pubertas. Rentang suhu normal turun
secara berangsur sampai seseorang mendekati masa lansia.
2. Irama sirkadian
Suhu tubuh berubah secara normal 0,5°C sampai 1°C selama periode 24
jam. Bagaimana pun, suhu merupakan irama paling stabil pada manusia.
Suhu tubuh biasanya paling rendah antara 01.00 dan 04.00 dini hari.
Sepanjang hari suhu tubuh akan naik sampai sekitar pukul 18.00 dan
kemudian turun seperti pada dini hari.
3. Stres
Stres fisik dan emosi meningkatkan suhu tubuh melalui stimulasi
hormonal dan persarafan. Perubahan fisiologis tersebut meningkatkan
panas. Klien yang cemas saat masuk rumah sakit atau tempat praktik
dokter suhu tubuhnya akan lebih tinggi dari normal.
4. Lingkungan
Lingkungan juga dapat mempengaruhi suhu tubuh. Jika suhu dikaji
dalam ruangan yang sangat hangat, klien mungkin tidakmampu
meregulasi suhu tubuh melalui mekanisme-mekanisme pengeluaran
panas dan suhu tubuh akan naik.

I. Pengkajia

n Tempat

Ada banyak tempat untuk mengkaji suhu inti dan permukaan tubuh.
Pengukuran suhu yang dilakukan membutuhkan peralatan yang dipasang invasif
tetapi dapat digunakan secara intermiten. Tempat yang paling sering digunakan
untuk pengukuran suhu seperti oral, rektal, aksila dan kulit yang mengandalkan
sirkulasi efektif darah pada tempat pengukuran yang mana panas dari darah
dialirkan ke termometer. Pengukuran suhu tubuh harus dilakukan selama setiap
fase demam. Selain itu kaji juga faktor-faktor yang memberat peningkatan suhu
tubuh seperti dehidrasi, infeksi ataupun suhu lingkungan serta identifikasi respon
biologis terhadap suhu seperti ukur semua tanda vital, observasi warna kulit, kaji
suhu kulit dan observasi adanya menggigil atau diaforesis.

Menurut Pontious et al yang dikutip oleh Potter dan Perry (2005), untuk
memastikan bacaan suhu yang akurat, tempat yang hendak diukur harus diukur
secara akurat. Variasi suhu yang didapatkan bergantung pada tempat pengukuran,
tetapi harus antara 36°C dan 38°C. Walaupun temuan riset dari banyak penelitian
didapati bertentangan; secara umum diterima bahwa suhu rektal biasanya 0,5°C
lebih tinggi dari suhu oral dan suhu aksila 0,5°C lebih rendah dari suhu oral.

II. Analisa Data


Data dasar adalah kumpulan data yang berisikan mengenai status
kesehatan klien, kemampuan klien untuk mengelola kesehatan terhadap dirinya
sendiri, dan hasil konsultasi darimedis atau profesi kesehatan lainnya. Data fokus
adalah data tentang perubahan-perubahan atau respon klien terhadap kesehatan
dan masalah kesehatannya serta hal-hal yang mencakup tindakan yang
dilaksanakan terhadap klien (Potter & Perry, 2005).
Pengumpulan data adalah pengumpulan informasi tentang klien yang
dilakukan secara sistematis untuk menentukan masalah-masalah, serta kebutuhan-
kebutuhan keperawatan dan kesehatan klien. Pengumpulan informasi merupakan
tahap awal dalam proses keperawatan. Dari informasi yang terkumpul, didapatkan
data dasar tentang masalah-masalah yang dihadapi klien. Selanjutnya data dasar
tersebut digunakan untuk menentukan diagnosa keperawatan, serta tindakan
keperawatan untuk mengatasi masalah-masalah klien. Pengumpulan data dimulai
sejak klien masuk rumah sakit, selama klien dirawat secara terus-menerus, serta
pengkajian ulang untuk menambah/melengkapi data (Potter & Perry, 2005).
Tujuan pengumpulan data:
1. Memperoleh informasi tentang keadaan kesehatan pasien
2. Untuk menentukan masalah keperawatan dan kesehatan pasien
3. Untuk menilai keadaan kesehatan pasien
4. Untuk membuat keputusan yang tepat dalam menentukan langkah-langkah
berikutnya.
Tipe data:
1. Data subjektif
Data yang didapatkan dari pasien sebagai suatu pendapat terhadap
suatu situasi da kejadian. Informasi tersebut tidak bisa ditentukan oleh
perawat, mencakup persepsi, perasaan, ide pasien tentang status
kesehatannya. Misalnya tentang nyeri, perasaan lemah, ketakutan,
kecemasan, frustasi, mual, perasaan malu (Potter & Perry, 2005).

2. Data objektif
Data yang dapat di observasi dan diukur, dapat diperoleh
menggunakan panca indera (lihat, dengar, cium, raba) selama pemeriksaan
fisik. Misalnya frekuensi nadi, pernafasan, tekanan darah, edema, berat
badan, tingkat kesadaran (Potter & Perry, 2005).
Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat dianalisa masalah
keperawatan yang paling mungkin muncul dari penderita berdasarkan
diagnosa keperawatan NANDA International (2012) :
a. Hiepertermia
Domain 11 : Keamanan/Perlindungan
Kelas 6 : Termoregulasi
Definisi : Peningkatan suhu tubuh di atas kisaran normal
Batasan karakteristik :
- Konvulsi
- Kulit kemerahan
- Peningkatan suhu tubuh di atas kisaran normal
- Kejang
- Takikardia
- Takipnea
- Kulit terasa hangat
Faktor yang berhubungan :
- Anestesia
- Penurunan perspirasi
- Dehidrasi
- Pemajanan lingkungan yang panas
- Penyakit
- Pemakaian pakaian yang tidak sesuai dengan suhu
lingkungan
- Peningkatan laju metabolisme
- Medikasi
- Trauma
- Aktivitas berlebihan
b. Risiko ketidakseimbangan suhu tubuh
Domain 11 : Keamanan/Perlindungan
Kelas 6 : Termoregulasi
Definisi : Berisiko mengalami kegagalan mempertahankan suhu
tubuh dalam kisaran normal.
Faktor Risiko :
- Perubahan laju metabolisme
- Dehidrasi
- Pemajanan suhu lingkungan yang ekstrem
- Usia ekstrem
- Berat badan ekstrem
- Penyakit yang mempengaruhi regulasi suhu
- Tidak beraktivitas
- Pakaian yang tidak sesuai dengan suhu lingkungan
- Obat yang menyebabkan vasokonstruksi
- Obat yang menyebabkan vasodilatasi
- Sedasi
- Trauma yang mempengaruhi pengaturan suhu
- Aktivitas yang berlebihan

c. Kekurangan volume cairan


Domain 2 : Nutrisi
Kelas 5 : Hidrasi
Defenisi : Penurunan cairan intravaskuler, interstisial, dan atau
intraseluler. Ini mengacu pada dehidrasi, kehilangan cairan
saja tanpa perubahan pada natrium.
Batasan karakteristik :
- Perubahan status mental
- Perubahan tekanan darah
- Penurunan tekanan nadi
- Penurunan volume nadi
- Penurunan turgor kulit
- Penurunan turgor lidah
- Penurunan haluaran urine
- Penurunan pengisian vena
- Membran mukosa kering
- Kulit kering
- Peningkatan hematokrit
- Peningkatan suhu tubuh
- Peningkatan frekuensi nadi
- Peningkatan konsentrasi urin
- Penurunan berat badan tiba-tiba (kecuali pada ruang
ketiga)
- Haus
- Kelemahan
Faktor yang berhubungan :
- Kehilangan cairan aktif
- Kegagalan mekanisme regulasi.

III. Rumusan Masalah


Normalnya suhu tubuh berkisar sekitar 36°-37°C, suhu tubuh dapat
diartikan sebagai keseimbangan antara panas yang di produksi dengan panas yang
hilangdari tubuh. Kulit merupakan organ tubuh yang bertanggung jawab untuk
memelihara suhu tubuh agar tetap normaldengan mekanisme tertentu. Produksi
panas dapat meningkat atau menurun dapat dipengaruhi oleh berbagai sebab,
misalnya penyakit atau stres. Suhu tubuh yang terlalu ekstrim baik panas maupun
dingin dapat memicu kematian (Alimul, 2008)
Demam sering kali dikaitkan denggan adanya gangguan pada set point
hipotalamus oleh karena infeksi, alergi, endotixin, atau tumor. Exogenous dan
virugens (seperti bakteri, virus, komplek antigen-antibodi) akan menstimulus sel
host inflamas (seperti makrofag, sel PMN) yang memproduksi endogenous
pyrogen (Eps). Interleukin 1 sebagai prototypical ER Eps menyebabkan
endotelium hipotalamus meningkatkan prostaglandin dan neurotransmiter,
kemudian beraksi dengan neuron preoptik di hipotalamus anterior dengam
memproduksi peningkatan set point. Mekanisme tubuh secara fisiologis
mengalami (vasokontriksi perifer, menggigil), dan perilaku ingin berpakaian yang
tebal atau ingin diselimuti dan minum air hangat (Suriadi, 2010).
Panas atau demam dimana kondisi otak mematok suhu diatas setting
normal yaitu diatas 38°C. Namun demikian, panas yang sesungguhnya adalah bila
suhu lebih dari 38,5°C. Akibat tuntutan peningkatan tersebut tubuh akan
memproduksi panas (Purwanti, 2008)

IV. Perencanaan Keperawatan


Intervensi keperawatan atau rencana keperawatan yang akan dilakukan
untuk merencanakan tindakan yang akan dilakukan untuk mengatasi prioritas
diagnosa keperawatan diatas setelah dilakukannya tindakan keperawatan selama
2x24 jam diharapkan panas pasien turun (suhu tubuh menjadi normal) dengan
kriteria hasil tidak ada perubahan warna kulit, suhu tubuh dalam rentang normal
(36°-37°C), kulit tidak teraba panas. Rencana keperawatan yang akan dilakukan
adalah pantau tanda vital pasien rasionalnya apabila terjadi peningkatan suhu
tubuh hingga 38,9°C hingga 41,1°C menunjukan proses penyakit infeksius aktif,
pantau hidrasi rasionalnya hipertermi menyebabkan peningkatan haluaran cairan
melalui kulit (evaporasi) dan keringat. Cairan juga penting dalam
mempertahankan regulasi suhu tubuh, anjurkan asupan cairan oral rasionalnya
kebutuhan cairan meningkat secara fisiologis ketika beraktivitas dan pada suhu
tinggi, ajarkan keluarga kompres air hangat rasionalnya dapat membantu
mengurangi demam (catatan apabila penggunaan air es/alkohol mungkin
menyebabkan kedinginan, peningkatan suhu secara aktual. Selain itu, alkohol
dapat mengeringkan kulit), gunakan selimut pendingin rasioanlnya digunakan
untuk mengurangi demam umumnya lebih besar dari 39,5°-40°C, kolaborasi
dengan dokter untuk pemberian obat penurun panas atau antipiretik (paracetamol
satu sendok teh tiap empat jam) rasionalnya digunakan untuk mengurangi demam
dengan aksi sentralnya pada hipotalamus, meskipun demam mungkin dapat
berguna dalam membatasi pertumbuhan organisme, dan meningkatkan
autodestruksi dari sel-sel yang terinfeksi (Wilkinson, 2006).
B. Asuhan Keperawatan Kasus

1. PENGKAJIAN
FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT
I. BIODATA
IDENTITAS PASIEN
Nama : An. F
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 7 tahun
Status Perkawinan : Belum menikah
Agama : Kristen Protestan
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Belum bekerja
Alamat : Perumahan Setia Dusun X, Kota Melati.
Tanggal Masuk RS : 24 Mei 2016
No. Register : 00.99.85.58
Ruangan/kamar : Melati 1
Golongan Darah :B
Tanggal Pengkajian : 30 Mei 2016
Tanggal Operasi : Belum pernah melakukan operasi
Grade : Grade II
Diagnosa Medis : Demam Berdarah Dengue (DHF)

II. KELUHAN UTAMA :


Keluhan utama klien adalah demam tinggi.

III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG :


A. Provocative/palliative

1. Apa penyebabnya :

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF)

2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan :

Ibu langsung membawa klien berobat pada praktek bidan terdekat.


B. Quantity/quality

1. Bagaimana dirasakan : Suhu tubuh klien mencapai 38°C

2. Bagaimana dilihat : Klien selalu gelisah, mukosa bibir kering,

lemah, perdarahan pada gusi, tampak bintik


merah pada kulit, mata cekung, turgor kulit
(±3 detik).

C. Region

1. Dimana lokasinya : Klien mengatakan seluruh tubuhnya terasa


panas.

2. Apakah menyebar : Menyebar ke seluruh tubuh

D. Severity

Klien terlihat lemah

E. Time

Hal ini dialami klien sejak 4 hari yang lalu.

IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU

A. Penyakit yang pernah dialami


Klien pernah mengalami sakit seperti demam, batuk dan flu.

B. Pengobatan/tindakan yang dilakukan


Tindakan yang pernah dilakukan yaitu berobat di klinik.

C. Pernah dirawat/dioperasi
Klien tidak pernah dirawat di rumah sakit dan tidak pernah dioperasi
sebelumnya.
D. Lama dirawat
Klien tidak pernah dirawat sebelumnya.
E. Alergi
Klien tidak mempunyai riwayat alergi.

F. Imunisasi
BCG 1 kali, DPT 5 kali, Hepatitis B 3 kali, Polio 5 kali, Campak 2 kali.

V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

A. Orang tua
Orang tua klien tidak pernah mengalami penyakit yang serius.
B. Saudara kandung
Saudara kandung klien tidak pernah mengalami penyakit yang serius.
C. Penyakit keturunan yang ada
Klien tidak mempunyai penyakit keturunan.
D. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
Tidak ada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa.
E. Anggota keluarga yang meninggal
Anggota keluarga klien belum ada yang meninggal.
F. Penyebab meninggal
Tidak ada yang meninggal dari riwayat kesehatan keluarga.
G. Genogram

Keterangan :

: Laki-laki : Klien

: Perempuan : Tinggal serumah

VI. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL

A. Persepsi pasien tentang penyakitnya


Klien tidak terlalu banyak bicara.
B. Konsep diri

Gambaran diri : Klien suka dengan dirinya sendiri.

Ideal diri : Klien ingin cepat sembuh.

Harga diri : Klien tidak malu dengan penyakit yang di deritanya.


Peran diri : Klien adalah seorang anak yang yang suka membantu
orang tuanya.

Identitas : Klien adalah seorang adik paling kecil didalam keluarga.

C. Keadaan emosi :
Klien mampu mengendalikan dan mengontrol emosinya.
D. Hubungan sosial :

 Orang yang berarti : orang yang berarti dan berpengaruh dalam hidup
klien adalah ayah dan ibu
 Hubungan dengan keluarga : klien sebagai anak di keluarga.
 Hubungan dengan orang lain : hubungan pasien dengan orang lain
terbatas, karena klien adalah orang yang pemalu dan hanya berbicara
kepada orang tertentu saja.
 Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : hambatan dalam
berinteraksi dengan orang lain adalah sifat klien yang pemalu.
E. Spiritual :

 Nilai dan keyakinan : Klien beragama kristen.

 Kegiatan ibadah : Klien selalu berdoa dan gereja setiap hari minggu.

VII. PEMERIKSAAN FISIK

A. Keadaan Umum
Klien tampak lemah, berkeringat mengalami peningkatan suhu tubuh
dengan temperatur 38°C, Tekanan darah 110/60 mmHg, pernapasan 25x/ i,
denyut nadi 94x/ i, klien juga mengeluh nyeri bagian abdomen kanan atas
(bagian hati), mukosa bibir kering, tidak nafsu makan. Klien terpasang
infus RL 25 tetes/menit (makro)
B. Tanda-tanda vital

 Suhu tubuh : 38°C

 Tekanan darah : 110/60 mmHg

 Nadi : 94 x/menit
 Pernafasan : 25 x/menit

 Skala nyeri :3

 TB : 128 cm

 BB : 26 kg

C. Pemeriksaan fisik
Kepala dan rambut
 Bentuk : berbentuk bulat dan tidak ada massa atau benjolan

 Ubun-ubun : ubun-ubun simetris

 Kulit kepala : kulit kepala klien bersih

Rambut
 Penyebaran dan keadaan rambut : rambut lurus dan penyebaran merata

 Bau : rambut tidak berbau

Wajah
 Warna kulit : kemerah-merahan

 Struktur wajah : simetris antara pipi kanan dan kiri, simetris antara
mata kanan dan kiri.
Mata
 Kelengkapan dan kesimetrisan : mata lengkap dan simetris, tidak ada
kelainan pada mata

 Pupil : isokor

 Konjungtiva dan sklera : konjngtiva tidak pucat dan sklera terlihat


bersih dengan warna putih dan tidak ada
ikterik.

 Palpebra : dalam keadaan normal, tidakada oedem


pada daerah palpebra klien antara kiri dan
kanan.
 Kornea dan iris : kornea dan iris simetris dan dalam bentuk
serta warna yang normal.

 Visus : visus dalam keadaan normal.

 Tekanan bola mata : normal.

Hidung
 Tulang hidung, posisi septum nasi : simetris, tidak ada kelainan.

 Lubang hidung : bersih, tidak ada polip.

 Cuping hidung : tidak ada pernapasan cuping hidung


Telinga
 Bentuk telinga : simetris kanan dan kiri

 Ukuran telinga : simetris kanan dan kiri

 Lubang telinga : bersih

 Ketajaman pendengaran : baik, klien bisa merespon dan mendengar saat


namanya dipanggil.
Mulut dan faring
 Keadaan bibir : mukosa bibir kering

 Keadaan gusi dan gigi : gusi berdarah

 Keadaan lidah : bersih dan papula lidah tampak sedikit pucat

Leher
 Posisi trachea : posisi trache berada di tengah, tidak ada massa.

 Thyroid : tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid.

 Kelenjar limfe : tidak ada pembengkakan.

 Vena jugularis : tidak ada distensi vena jugularis

 Denyut nadi karotis : teraba dengan jelas

Pemeriksaan integument
 Kebersihan : klien bersih
 Kehangatan : kulit klien hangat

 Warna : sawo matang

 Turgor : turgor kembali lambat, yaitu kembali ±3 detik

 Kelembaban : kulit kering

 Kelainan pada kulit : terdapat bintik-bintik merah pada kulit klien

Pemeriksaan abdomen
 Inspeksi (bentuk, benjolan) : simetris, tidak ada benjolan dan massa.

 Auskultasi : terdengar bising usus

 Palpasi (tanda nyeri tekan, benjolan, ascites, hepar, lien) : nyeri tekan pada
abdomen sebelah kanan atas, terjadi pembengkakan pada hati.

 Perkusi (suara abdomen) : tympani

Pemeriksaan Ekstremitas
 Muskoloskeletal : dalam keadaan normal dan tidak ada kelainan
 Kekuatan otot : kekuatan otot baik
 Kesimetrisan : simetris antara kanan dan kiri
 Edema : tidak ada edema
 Akral : hangat
 CRT : <3 detik

XI. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI

1. Pola makan dan minum

 Frekuensi makan/hari : makan 3 kali sehari

 Nafsu/selera makan : nafsu dan selera makan menurun


 Nyeri ulu hati : tidak ada nyeri ulu hati.

 Alergi : tidak ada alergi terhadap makanan

 Mual dan muntah : pasien merasakan mual.


 Waktu pemberian makan : pagi 08.00, siang 12.00, malam 20.00

 Jumlah dan jenis makan : bubur 200 cc

 Waktu pemberian cairan/minuman : pemberian cairan parenteral, klien


diberi minum sebanyak 1 liter/hari.

 Masalah makan dan minum (kesulitan menelan, mengunyah) : tidak ada


kesulitan.

2. Perawatan diri/personal hygiene

 Kebersihan tubuh : klien di mandikan 2x sehari memakai sabun

 Kebersihan gigi dan mulut : gigi dan mulut kurang bersih

 Kebersihan kuku kaki dan tangan : kuku kaki dan tangan bersih

3. Pola kegiatan/aktivitas

 Uraian aktivitas pasien untuk mandi, makan, eleminasi, ganti pakaian


dilakukan secara mandiri, sebahagian, atau total: pola aktivitas klien di
bantu oleh keluarga
 Uraian aktivitas ibadah pasien selama dirawat/sakit: berdoa

4. Pola eleminasi

a) BAB

 Pola BAB : BAB tidak teratur

 Karakter feses : karakter feses encer

 Riwayat perdarahan : tidak ada riwayat perdarahan

 Diare : tidak ada diare

 Penggunaan laksatif : tidak ada penggunaan laksatif


b) BAK

 Pola BAK : BAK tidak teratur. Sekali BAK sekitar ±100cc.

 Karakter urine : karakter urine kekuningan.

 Nyeri/rasa terbakar/kesulitan BAK: tidak ada kesulitan BAK.

 Riwayat penyakit ginjal/kandung kemih: tidak ada riwayat penyakit


ginjal/kandung kemih.

 Penggunaan diuretik : tidak ada penggunaan diuretik.

 Upaya mengatasi masalah : tidak ada.

5. Mekanisme koping

 Maladaptif : Reaksi lambat

ANALISA DATA

NO DATA ETIOLOGI PROBLEM


1. Data Subjektif : Vektor aedes aegypti Hipertermi
Klien mengatakan demam
dan tubuhnya terasa panas. Virus yang masuk melalui
kulit yang tergigit nyamuk
Data Obejektif:
- Suhu tubuh klien 38°C Viremia
- Tampak lemah
- Wajah tampak Stimulasi sel makrofag
DMN untuk produksi
kemerahan pirogen endogen
- Mukosa bibir kering
- Perdarahan pada gusi Masuk hipotalamus
- Lidah kotor
- Tampak bintik merah Mengacaukan termoregulasi
pada kulit (petekie)
- Adanya pembesaran
Hiperpireksia
hati
- Kulit kering
Hipertermi
- Warna urin
kekuningan
- TTV : HR : 94x/I,
RR : 24x/I, TD :
110/60 mmHg
- Hb : 10 g/dL
- Trombosit :
- Turgor kulit ≤ 2 detik
- BAB tidak teratur,
tidak BAB selama 5
hari.
2. Data Subjektif : Peningkatan suhu tubuh Kekurangan
Ekstravasasi cairan
Keluarga klien volume
Intake kurang
mengatakan bahwa An. F cairan tubuh
tidaksuka minum. Volume plasma berkurang

Data Objektif : Penurunan volume cairan


- Klien terlihat lemas tubuh
- Mukosa bibir kering
- Perdarahan pada gusi
- Adanya pembesaran
hati
- Kulit kering
- Turgor kulit ≤ 2 detik
- Warna urin
kekuningan
2. RUMUSAN MASALAH
Masalah Keperawatan:
1. Peningkatan suhu tubuh (Hipertermi)

Diagnosa Keperawatan (Prioritas)


1. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi virus dengue
ditandai dengan suhu tubuh yang mencapai 38°C.
2. Resiko defisit cairan berhubungan dengan pindahnya cairan intravaskuler
ke ekstravaskuler.
3. PERENCANAAN
Hari / No. Perencanaan Keperawatan
Tanggal Dx
Senin, 30 Mei 1. Tujuan:
2016 Suhu tubuh kembali normal
Kriteria hasil:
- TTV khsusnya suhu dalam batas normal
(36,5-37,5°C)
- Membran mukosa basah.
- Turgor kulit baik.
- Pengeluaran urin adekuat

Rencana Tindakan Rasional

1. Observasi TTV setiap 1 jam 1. menentukan intervensi lanjutan


bila terjadi perubahan
2. Berikan kompres air biasa 2. kompres akan memberikan
pengeluaran panas secara induksi
3. Anjurkan klien untuk banyak 3. mengganti cairan tubuh yang
minum 1500-2000 ml keluar karena panas dan memacu
pengeluaran urine guna pembuangan
panas lewat urine
4. Anjurkan klien untuk memakai 4. memberikan rasa nyaman dan
pakaian yang tipis dan menyerap memperbesar penguapan panas
keringat
5. Observasi intake dan output 5. deteksi terjadinya kekurangan
volume cairan tubuh
6. Kolaborasi untuk pemberian 6. antipiretik berguna untuk
antipiretik penurunan panas
Hari / No. Perencanaan Keperawatan
Tanggal Dx
Senin, 30 Mei 2. Tujuan:
2016 Tidak terjadi syok hipovolemik
Kriteria hasil:
- TD 100/70 mmHg
- N: 120x/menit
- Pulsasi kuat
- Akral hangat
Rencana Tindakan Rasional

1) Observasi vital sign setiap jam atau 1) mengetahui kondisi dan


lebih mengidentifikasi fluktuasi cairan
intra vaskuler

2) Observasi capillary refill 2) indikasi keadekuatan sirkulasi


perifer

3) Observasi intake dan output 3) penurunan haluaran urin

4) Anjurkan anak untuk banyak 4) untuk pemenuhan kebutuhan


minum 1500-2000 mL cairan tubuh

5) Kolaborasi pemberian cairan 5) meningkatkan jumlah cairan


intravena tubuh untuk mencegah terjadinya
hipovolemik syok

Hari / No. Perencanaan Keperawatan


Tanggal Dx
Senin, 30 Mei 2016 3. Tujuan:
Nutrisi terpenuhi
Kriteria hasil:
- Nafsu makan meningkat
- Porsi makan dihabiskan
Rencana Tindakan Rasional

1. Kaji keluhan mual, muntah atau 1. menentukan intervensi


penurunan nafsu makan selanjutnya

2. Berikan makanan yang mudah di 2. mengurangi kelelahan klien


telan dan mudah di cerna dan mencegah perdarahan
gastrointestinal

3. Berikan makanan porsi kecil tapi 3. menghindari mual dan muntah


sring
4. Hindari makanan yang merangsang: 4. mencegah terjadinya distensi
pedas dan asam pada lambung yang adpat
menstimulasi muntah
4. IMPLEMENTASI
Hari/ No. Implementasi keperawatan Evaluasi
Tanggal Dx (SOAP)
Selasa, 31 1. - Memantau keadaan umum S: Pasien demam
Mei 2016 pasien. selama 4 hari.
(08.00-10.00) - Memonitor tanda-tanda vital.
- Mengkaji turgor kulit dan O :
kelembaban membran mukosa TD: 100/60mmHg
dan keluhan haus. HR: 94x/i
- Memberikan penjelasan pada RR: 25x/i
klien dan keluarga tentang T: 38°C
peningkatan suhu tubuh yang Turgor kulit
terjadi. kembali lambat
- Menganjurkan klien Membran mukosa
menggunakan pakaian yang tipis kering
dan menyerap keringat. A : Peningkatan
- Memberikan kompres hangat suhu tubuh yang
- Menganjurkan kepada keluarga dialami suhu tubuh
untuk peningkatan masukan 38°C dan di tandai
cairan pada pasien 2-2,5 liter OS tidak mau
setiap 24 jam. minum, kebutuhan
- Memberikan cairan intravena tidak habis sesuai
sesuai dengan program terapi, dengan porsi yang
yaitu: disediakan.
- Cairan Ringer Laktat 25
tetes/menit (makro) P:
- Memonitor masukan (intake) Intervensi
dan pengeluaran (output), dilanjutkan
sbb:
-Input =
Makan=200cc x 3=600cc,
Minum=1000 cc,
Infus = RL
- Memberikan obat oral, yaitu
paracetamol.
(12.00-14.00) 2. - Mengkaji makanan pasien S:
setiap hari. Pasien mengatakan
- Mendengarkan suara mual dan mau
peristaltik usus. muntah ketika
- Memberikan diet pasien makan.
- Menganjurkan pasien makan O:
dengan perlahan-lahan. pasien tampak
- Menganjurkan kepada tidak nafsu makan
keluarga untuk memberi Makanan pasien
makan pasien sedikit tapi tidak habis 1 porsi
sering (contoh: bubur, roti, (hanya habis 2/3
dll). porsi)
Peristaltik usus
50x/menit (normal
5-35x/menit)
Membran mukosa
kering
A:
Masalah belum
teratasi
Nafsu makan
menurun
Mual dan mau
muntah
P:
Intervensi
dilanjutkan
Memberikan cairan
pada makanan atau
beri minum saat
makan
Menganjurkan
pasien makan
sedikit tapi sering .
3. - Mengobservasi tanda-tanda S :
vital tiap jam sekali Ibu An. F
- Mengobservasi membran mengatakan nadan
mukosa, pengisian kapiler klien terasa panas
dan turgor kulit O:
- Menganjurkan An. F minum An. F tampak
2-2,5 liter per hari lemah dan sedikit
- Memberikan kompres hangat pucat
- Memberikan paracetamol Wajah klien terlihat
500 mg 3x1 hari kemerah-merahan
Akral hangat
Bibir kering
CRt, 3 detik,
edema (-)
TD: 110/70 mmHg
RR: 24x/ i
HR: 94x/ i
Temp: 38°C
A:
Masalah teratasi
sebagian
P:
Intervensi
dilanjutkan
Hari/ No. Implementasi keperawatan Evaluasi
Tanggal Dx (SOAP)
Rabu, 01 juni 1 - Mengobservasi tanda- S :
2016 tanda vital tiap jam sekali Ibu An. F mengatakan
(08.00-14.00) - Mengobservasi membran demam klien sedikit
mukosa, pengisian kapiler berkurang
dan turgor kulit An. F O:
- Menganjurkan An. F An. F tampak lemah
minum2-2,5 liter per hari dan sedikit pucat
- Memberikan kompres Akral hangat
hangat Membran mukosa
- Memberikan parasetamol kering
500 mg 3x1 hari sesuai CRT< 3 detik, edema (-
indikasi )
TD: 110/70
RR: 22x/ i
HR: 94x/ i
Temperatur: 37,8°C
A:
Masalah teratasi
sebagian. Temperatur
berkurang menjadi
37,8°C
P:
Intervensi dilanjutkan
Hari/ No. Implementasi keperawatan Evaluasi
Tanggal Dx (SOAP)
Kamis, 02 1 - Mengobservasi tanda- S :
juni 2016 tanda vital tiap jam sekali - Ibu An. F
(14.00-18.00) - Mengobservasi membran mengatakan klien
mukosa, pengisian kapiler tidak demam lagi
dan turgor kulit An. F - Klien mengatakan
- Menganjurkan An. F badannya tidak
minum2-2,5 liter per hari lemas lagi
- Memberikan kompres O :
hangat - Klien tampak lebih
- Memberikan parasetamol segar
500 mg 3x1 hari sesuai - Wajah klien tidak
indikasi kemerahan lagi
- Membran mukosa
tidak terlalu kering
- CRT< 3 detik,
edema (-)
- TD: 110/80 mmHg
- RR: 20x/ i
- HR: 84x/ i
- Temperatur: 36,6°C
A:
Masalah peningkatan
suhu teratasi
P:
Intervensi
diberhentikan, klien
pulang.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Salah satu efek terganggunya termoregulasi adalah demam. Demam adalah


keadaan ketika suhu tubuh meningkat melebihi suhu tubuh normal, demam adalah
istilah umum dan beberapa istilah lainnya sering digunakan adalah pireksia atau
hipertermi. Demam adalah ketika otak mematok suhu diatas setting normal yaitu
diatas 38°C. Pada klien dilakukan pengkajian ditemukan data subjektif klien
mengeluh bahwa tubuh terasa panas, lemah dan juga mengeluh tidak bisa
bergerak serta merasakan sendi-sendi yang terasa sakit dan data objektif antara
lain, Hb 10 gr/dl, turgor kulit kembali lambat dan membran mukosa kering.
Pemberian asuhan keperawatan yang baik dan tepat dapat mengatasi masalah
dibutktikan dengan keadaan anak baik, tanda-tanda vital dalam batas normal,
mukosa bibir lembab, kulit tidak kering, intake dan output cairan seimbang.

B. Saran
Diharapkan kepada pelayanan kesehatan khususnya perawat untuk lebih
memperhatikan kebutuhan termoregulasi yang dialami oleh pasien dalam
memberikan asuhan keperawatan. Dimulai dari pengkajian yang tepat untuk
mendapatkan data yang akurat sehingga ktiteria hasil tercapai dan kebutuhan
dasar klien terpenuhi. Dengan asuhan keperawatan yang tepat penatalaksanaan
untuk mengembalikan suhu tubuh dalam keadaan normal dapat berlangsung
maksimal demi terpenuhinya kebutuhan dasar pasien.
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC

Brunner and Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik: Jakarta: EGC

Doenges, Moorhouse dan Geisster A. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi


4. Jakarta: EGC

Hidayat A. Aziz Alimul. 2006. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta:


Salemba Medika

Iqbal Wahid Mubarak. 2007. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia Teori dan
Aplikasi dalam Praktik. Jakarta: EGC

Nanda. 2012. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2012-201. Editor


T. Heater Herdman, phD,RN. Jakarta: EGC

Nelwan. 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: FKUI

Potter and Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses
dan Praktek. Edisi 4. Volume 1. Jakarta: EGC

Potter and Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses
dan Praktek. Edisi 4. Volume 2. Jakarta: EGC

Purwanti Sri, Winarsih Nur Ambarwati. 2008. Pengaruh Kompres Hangat


Terhadap Perubahan Suhu Tubuh Pada Pasien Anak Hipertermia Di
Ruang Rawat Inap RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Surakarta; Journal
Buku Berita Ilmu Keperawatan ISSN 1979-2697. Vol1

Suratun dan Lusiana. 2010. Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem


Gastrointestinal. Jakarta: TIM
LAMPIRAN
CATATAN PERKEMBANGAN

Hari/ No. Implementasi keperawatan Evaluasi


Tanggal Dx (SOAP)
Selasa, 31 1. - Memantau keadaan umum S: Pasien demam
Mei 2016 pasien. selama 4 hari.
(08.00-10.00) - Memonitor tanda-tanda vital.
- Mengkaji turgor kulit dan O :
kelembaban membran mukosa TD: 100/60mmHg
dan keluhan haus. HR: 94x/i
- Memberikan penjelasan pada RR: 25x/i
klien dan keluarga tentang T: 38°C
peningkatan suhu tubuh yang Turgor kulit
terjadi. kembali lambat
- Menganjurkan klien Membran mukosa
menggunakan pakaian yang tipis kering
dan menyerap keringat. A : Peningkatan
- Memberikan kompres hangat suhu tubuh yang
- Menganjurkan kepada keluarga dialami suhu tubuh
untuk peningkatan masukan 38°C dan di tandai
cairan pada pasien 2-2,5 liter OS tidak mau
setiap 24 jam. minum, kebutuhan
- Memberikan cairan intravena tidak habis sesuai
sesuai dengan program terapi, dengan porsi yang
yaitu: disediakan.
- Cairan Ringer Laktat 25
tetes/menit (makro) P:
- Memonitor masukan (intake) Intervensi
dan pengeluaran (output), dilanjutkan
sbb:
-Input =
Makan=200cc x 3=600cc,
Minum=1000 cc,
Infus = RL
- Memberikan obat oral, yaitu
paracetamol.
(12.00-14.00) 2. - Mengkaji makanan pasien S :
setiap hari. Pasien mengatakan
- Mendengarkan suara mual dan mau
peristaltik usus. muntah ketika
- Memberikan diet pasien makan.
- Menganjurkan pasien makan O:
dengan perlahan-lahan. pasien tampak
- Menganjurkan kepada tidak nafsu makan
keluarga untuk memberi Makanan pasien
makan pasien sedikit tapi tidak habis 1 porsi
sering (contoh: bubur, roti, (hanya habis 2/3
dll). porsi)
Peristaltik usus
50x/menit (normal
5-35x/menit)
Membran mukosa
kering
A:
Masalah belum
teratasi
Nafsu makan
menurun
Mual dan mau
muntah
P:
Intervensi
dilanjutkan
Memberikan cairan
pada makanan atau
beri minum saat
makan
Menganjurkan
pasien makan
sedikit tapi sering .
3. - Mengobservasi tanda-tanda S :
vital tiap jam sekali Ibu An. F
- Mengobservasi membran mengatakan nadan
mukosa, pengisian kapiler klien terasa panas
dan turgor kulit O:
- Menganjurkan An. F minum An. F tampak
2-2,5 liter per hari lemah dan sedikit
- Memberikan kompres hangat pucat
- Memberikan paracetamol Wajah klien terlihat
500 mg 3x1 hari kemerah-merahan
Akral hangat
Bibir kering
CRt, 3 detik,
edema (-)
TD: 110/70 mmHg
RR: 24x/ i
HR: 94x/ i
Temp: 38°C
A:
Masalah teratasi
sebagian
P:
Intervensi
dilanjutkan
Hari/ No. Implementasi keperawatan Evaluasi
Tanggal Dx (SOAP)
Rabu, 01 juni 1 - Mengobservasi tanda- S :
2016 tanda vital tiap jam sekali Ibu An. F mengatakan
(08.00-14.00) - Mengobservasi membran demam klien sedikit
mukosa, pengisian kapiler berkurang
dan turgor kulit An. F O:
- Menganjurkan An. F An. F tampak lemah
minum2-2,5 liter per hari dan sedikit pucat
- Memberikan kompres Akral hangat
hangat Membran mukosa
- Memberikan parasetamol kering
500 mg 3x1 hari sesuai CRT< 3 detik, edema (-
indikasi )
TD: 110/70
RR: 22x/ i
HR: 94x/ i
Temperatur: 37,8°C
A:
Masalah teratasi
sebagian. Temperatur
berkurang menjadi
37,8°C
P:
Intervensi dilanjutkan
Hari/ No. Implementasi keperawatan Evaluasi
Tanggal Dx (SOAP)
Kamis, 02 1 - Mengobservasi tanda- S :
juni 2016 tanda vital tiap jam sekali - Ibu An. F
(14.00-18.00) - Mengobservasi membran mengatakan klien
mukosa, pengisian kapiler tidak demam lagi
dan turgor kulit An. F - Klien mengatakan
- Menganjurkan An. F badannya tidak
minum2-2,5 liter per hari lemas lagi
- Memberikan kompres O :
hangat - Klien tampak lebih
- Memberikan parasetamol segar
500 mg 3x1 hari sesuai - Wajah klien tidak
indikasi kemerahan lagi
- Membran mukosa
tidak terlalu kering
- CRT< 3 detik,
edema (-)
- TD: 110/80 mmHg
- RR: 20x/ i
- HR: 84x/ i
- Temperatur: 36,6°C
A:
Masalah peningkatan
suhu teratasi
P:
Intervensi
diberhentikan, klien
pulang.
LEMBAR KONSULTASI
Nama Mahasiswa : Agnes Silvia Siregar

NIM 132500090

Judul : Asuhan Keperawatan pada An. F dengan Prioritas


Masalah Kebutuhan Dasar Cairan dan Elektrolit di RSUD.
Dr. Pirngadi Medan.

No Tanggal Materi Konsul Saran Paraf

1. 12 Mei Judul KTI Mengganti diagnosa


2016 dengan kebutuhan dasar
yang sama.

2. 13 Mei Judul KTI Kebutuhan dasar diganti


2016 sesuai dengan diagnosa
yang ada.

3. 16 Mei Judul KTI ACC


2016

4. 10 Juni BAB I Revisi BAB I dan di


2016 lanjutkan sampai
dengan BAB III.

5. 14 Juni BAB II Revisi BAB II, analisa


2016 data harus disesuaikan
dengan pengkajian.

6. 18 Juli BAB II Revisi BAB II, perbaiki


2016 analisa data.

7. 20 Juli BAB II Revisi BAB II, analisa


2016 data harus seusai
dengan pengkajian.

8. 25 Juli BAB I, BAB II dan ACC


2016 BAB III

Anda mungkin juga menyukai