Oleh :
MUFIDA INDAH ANGGRAINI
NIM : 1601019
Oleh :
MUFIDA INDAH ANGGRAINI
NIM : 1601019
ii
SURAT PERNYATAAN
NIM : 1601019
Mengetahui
Pembimbing I Pembimbing II
iii
LEMBAR PERSETUJUAN
Bangil Pasuruan.
Telah disetujui untuk diujikan dihadaoan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah pada
Oleh :
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Direktur
iv
HALAMAN PENGESAHAN
Telah di uji dan disetujui oleh Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah pada sidang di
TIM PENGUJI
Tanda Tangan
Mengetahui,
Direktur
v
MOTTO
Perbaiki niat, niatkan segalanya untuk jihad dan menolong sesama yang
menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan
vi
PERSEMBAHAN
Ya Allah,
Waktu yang sudah kujalani dengan jalan hidup yang sudah menjadi takdirku,
sedih, bahagia, dan bertemu orang-orang yang memberiku sejuta pengalaman
bagiku, yang telah memberi warna-warni kehidupanku.
Engaku berikan aku kesempatan untuk bisa sampai
Di penghujung awal perjuanganku
Segala Puji bagi Mu ya Allah,
Alhamdulillah..Alhamdulillah..Alhamdulillahirobbil’alamin..
Tiada terkira, terima kasihku untuk-Mu. Kupersembahkan sebuah karya
kecil ini untuk Ayahanda dan Ibundaku tercinta, yang tiada pernah hentinya
selama ini memberiku semangat, doa, dorongan, nasehat dan kasih sayang serta
pengorbanan yang tak tergantikan hingga aku selalu kuat menjalani setiap
rintangan yang ada didepanku.
Ayah, Ibu terimkasih kau telah besarkan aku menjadi anak yang kuat dan
begitu banyak pengorbananmu untuk sebuah harapan dan cita-citaku. Kau rela
sakit-sakitan, tidurmu terganggu, kurang istirahatmu, mencari uang tanpa kenal
lelah selama beberapa tahun ini untuk membiayaiku demi menyelesaikan studiku.
Tak mampu aku membalasnya, yang mampu kulakukan hanya ingin selalu
membuat kau tetap tertawa dan tersenyum dengan apa yang kulakukan dan hasil
yang kuperoleh ini. Karya tulis ini bukti kecil sebagai kado keseriusanku mencari
ilmu untuk membalas semua pengorbananmu dalam hidupmu demi hidupku
kalian ikhlas mengorbankan segala perasaan tanpa kenal lelah, dalam lapar
berjuang separuh nyawa hingga segalanya.. Maafkan anakmu Ayah, Ibu masih
saja aku menyusahkanmu.
vii
Terimakasih kuucapkan Kepada Teman sejawat Saudara seperjuangan
Tidak lupa untuk bapak dan ibu dosen terutama ibu Ns. Marlita Dewi
Lestari, M.Kes., dan Ns. Meli Diana, S.Kep.M.Kes. Terimakasih atas bimbingan
dan ilmu yang sudah diberikan selama ini tanpa bapak dan ibu semua ini tidak
akan berarti.
Tidak lupa juga untuk sahabat-sahabat ku yang tidak bisa aku sebutkan satu
persatu atas dukuangan dan motivasinya. Untuk ribuan tujuan yang harus dicapai,
untuk jutaan impian yang akan dikejar, untuk sebuah penghargaan, agar hidup
jauh lebih bermakna, karena tragedi terbesar dalam hidup bukanlah kematian tapi
hidup tanpa tujuan. Teruslah bermimpi untuk sebuah tujuan.
viii
KATA PENGANTAR
Penulisan Proposal ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan berbagai
pihak, untuk itu kami mengucapkan banyak terima kasih kepada:
Penulis sadar bahwa Karya Tulis Ilmiah ini belum mencapai kesempurnaan,
sebagai bekal perbaikan, penulis akan berterima kasih apabila para pembaca
berkenan memberikan masukan, baik dalam bentuk kritikan maupun saran demi
kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis berharap Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi para pembaca dan
bagi keperawatan.
Penulis
ix
DAFTAR ISI
Sampul Depan………………………………………………………….. i
Sampul dan Persyarata........................................................................... ii
Surat Pernyataan……………………………………………………… iii
Lembar Persetujuan............................................................................... iv
HalamanPengesahan…………………………………………………. v
Motto…………………………………………………………………. vi
Lembar Persembahan………………………………………………… vii
Kata Pengantar....................................................................................... ix
Daftar Isi............................................................................................... x
Daftar Tabel........................................................................................... xi
Daftar Gambar....................................................................................... xii
x
2.3 Konsep Asuhan Keperawatan Pre Eklampsi Berat........................ 23
2.3.1 Pengkajian............................................................................ 23
2.3.2 Pemeriksaan Fisik................................................................ 25
2.3.3 Analisa Data......................................................................... 27
2.3.4 Diagnosa Keperawatan......................................................... 27
2.3.5 Intervensi Keperawatan....................................................... 28
2.3.6 Implementasi Keperawatan.................................................. 34
2.3.7 Evaluasi Keperawatan.......................................................... 34
2.4 Kerangka Masalah.......................................................................... 35
BAB 4 PEMBAHASAN………………………………………………… 92
4.1 Pengkajian………………………………………………………….... 92
4.2 Diagnosa Keperawatan……………………………………………… 95
4.3 Intervensi Keperawatan……………………………………………. 100
4.4 Implementasi Keperawatan………………………………………… 103
4.5 Evaluasi Keperawatan……………………………………………… 106
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Riwayat kehamilan persalinan nifas yang lalu pada klien dengan
diagnosa medis post sectio caesarea pre eklampsia berat…………….39
Tabel 3.2 Pemeriksaan penunjang pada klien dengan diagnosa pre eklampsia
berat………………………………………………………………………49
Tabel 3.3 Analisa data pada klien dengan diagnosa pre eklampsia berat…….51
Tabel 3.4 Intervensi keperawatan pada klien dengan diagnosa pre eklampsia
berat…………………………………………...………………………….56
Tabel 3.5 Implementasi keperawatan pada klien dengan diagnosa pre eklampsia
berat………………………………………………………………………61
Tabel 3.6 Catatan perkembangan pada klien dengan diagnosa pre eklampsia
berat………………………………………………………………………67
Tabel 3.7 Evaluasi keperawatan pada klien dengan diagnosa pre eklampsia
berat………………………………………………………………………73
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
1
BAB I
PENDAHULUAN
melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan syarat rahim
dalam keadaan utuh serta berat janian diatas 500 gram (Mitayani, 2011). PEB
merupakan salah satu faktor yang dapat dilakukan dengan Sectio Caesarea. PEB
(Pre Eklampsi Berat) adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan
timbulnya hipertensi 160/110 mmHg atau lebih disertai proteinuria dan edema
pada kehamilan 20 minggu atau lebih (Hidayat, 2009). Bila tidak segera ditindak
lanjuti pre eklampsi berat akan menyebabkan kematian pada ibu dan janin.
Diagnosis ditetapkan dengan tiga dari trias pre eklampsi yaitu kenaikan berat
badan edema, kenaikan tekanan darah, dan terdapat proteinuria (Manuaba, 2012).
eklampsi berat, ketika kaki ibu hamil bengkak hanya di rendam pada air hangat
dengan cepat dapat menimbulkan dampak bagi ibu seperti plasenta tidak berfungsi
dengan baik yang bisa disebabkan oleh kelainan plasenta, selain itugizi buruk,
kadar lemak tubuh yang tinggi ketidakcukupan aliran darah ke rahim dan dapat
menyebabkan masalah yang serius bagi ibu bahkan bisa mengakibatkan kematian.
Dan menimbulkan juga dampak bagi bayi bisa mengakibatkan kekurangan nutrisi
1
2
lahir mati (stillbirth). Karena itu semua kebanyakan ibu hamil kurang menyadari
dan memahami tanda-tanda dari pre eklampsi berat. Jadi seharusnya ibu hamil
Resiko persalinan pada ibu dengan Pre Eklampsi Berat (PEB) sangatlah
tinggi, angka kejadiannya menurut WHO, 0,51% - 38,4%, maka perlu dilakukan
dengan tindakan Sectio Caesarea (SC) jika dalam 24 jam tidak dapat diselesaikan
dengan persalinan pervagina. Di negara aju angka kejadian pre eklampsi berkisar
(28%), eklampsi (24%), infeksi (11%) , komplikasi msa puerperium (8%), abortus
(5%), partus lama (5%), emboli obstetri (3%), dan lain-lain (11%) (Depkes RI,
2006). Jawa Timur tahun 2012 keadaannya berada 5 point di bawah dari target
MDGs tahun 2015 sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup. (Dinas Kesehatan
Jawa Timur, 2012). Di RSUD Bangil dari januari-desember 2017 sebanyak 6.2 %
yaitu 25 kasus ibu dengan persalinan sectio caesareapre eklampsi berat. (Rekam
secara umum gejala yang ditunjukkan pre eklampsia berat meliputi tekanan darah
3
160 / 110 mmHg, proteinuria. Pusing, perubahan status mental, output urine
berkurang atau tidak ada output urine, sakit kepala, mual dan muntah, nyeri di
bagian atas kanan perut. Dampak dari pre eklampsia ini dapat merusak organ-
organ dalam tubuh, seperti hati, ginjal dan otak. Pre eklampsia berat dapat
Masalah keperawatan yang kemungkinan timbul jika tidak segera ditangani pada
pre eklampsia berat yaitu resiko tinggi terjadinya kejang akibat penurunan fungsi
organ dan peningkatan tekanan darah. Komplikasi berupa gagal ginjal, perdarahan
otak, edema paru, gagal jantung, hingga syok dan kematian (Mansjoer, 2005).
Apabila tidak ditangani dengan cara yang tepat dan cepat akan dapat
menimbulkan kematian, maka salah satu cara yang dpat dilakukan dengan operasi
sectio caesarea.
oleh pre eklampsia berat pada ibu hamil yaitu dengan pemeriksaan antenatal yang
teratur dan secara rutin, mencari tanda-tanda pre eklampsia (Prawirohardjo, 2009).
Peran perawat dalam pencegahan pre eklampsia berat dengan mengajurkan pola
makan ibu yang beryodium rendah dan olah raga yang teratur saat kehamilan
(Pernol, 2010). Selain itu solusi dilakukannya ibu post op sectio caesarea dengan
pre eklampsia berat dianjurkan minum air putih sedikit demi sedikit 6-10 jam post
op sectio caesarea berupa air putih dan ajarkan ibu untuk mobilisasi (Syaifuddin,
2010). Ibu post op sectio caesarea merasakan sesuatu yang tidak nyaman, merasa
nyeri, takut, cemas. Pengajaran ibu relaksasi pernafasan yang teratur dapat
membantu untuk melawan keletihan, ketegangan otot yang terjadi akibat nyeri
post opsectio caesarea serta berikan Health Education tentang rawat luka sectio
4
Untuk mengetahui lebih lanjut dari perawatan penyakit ini maka penulis
akan melakukan kajian lebih lanjut dengan melakukan asuhan keperaawatan Post
Sectio Caesarea atas indikasi preeklamsi berat dengan membuat rumusan masalah
1.3.2.1 Mengkaji anak dengan diagnose pada Ny.M dengan Post Sectio
Bangil.
Bangil.
5
Bangil.
Terkait dengan tujuan, maka tugas akhir ini diharapkan dapat memberi
manfaat :
1.4.1 Akademis, hasil studi kasus ini merupakan sumbangan bagi ilmu
Hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu rujukan bagi peneliti
pada klien dengan Post Sectio Caesarea indikasi pre eklampsi berat.
1.5.1 Metode
peristiwa atau gejala yang terjadi pada waktu sekarang yng meliputi studi
1.5.2.1 Wawancara
1.5.2.2 Observasi
1.5.2.3 Pemeriksaan
Data skunder adalah data yang diperoleh dari keluarga atau orang terdekat
lain
7
Supaya lebih jelas dan lebih mudah dalam mempelajari dan memahami
studi kasus ini, secara keseluruhan di bagi menjadi tiga bagian, yaitu :
1.6.2 Bagian inti, terdiri dari lima bab, yang masing-masing bab terdiri dari
kerangka masalah
BAB II
TUJUAN PUSTAKA
Dalam bab 2 ini akan diuraikan secara teoritis mengenai konsep terjadinya
Sectio Caesarea dan asuhan keperawatn pasien Post Sectio Caesarea dengan
indikasi PEB (Pre Eklampsi Berat), konsep penyakit dan diuraikan definisi,
etiologi dan cara penanganan secara medis. Asuhan keperawatan akan diuraikan
dan evaluasi.
membuat sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut atau
dilahirkan melalui insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan
syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram
(Prawirohadjo, 2009).
ketuban pecah dini. Sedangkan indikasi dari janin adalah fetal distres dan
8
9
janin besar melebihi 4.000 gram. Dari beberapa faktor sectio caesarea di
2.1.3.10 Gameli
2.1.4 Patofisiologi
partus tidak maju, pre eklampsi berat, distorsia serviks, dan malpresentasi
10
ansietas pada pasien. Selain itu, dalam proses pembedahan juga akan
disekitar daerah insisi. Hal ini akan merangsang pengeluaran histamin dan
luka post op, yang tidak dirawat dengan baik akan menimbulkan masalah
resiko infeksi.
2.1.5.2 Pemindaian CT
otak.
2.1.6 Komplikasi
2.1.6.2 Pendarahan
2.1.6.4 Kurang kuatnya parut pada dinding uterus, sehingga pada kehamilan
2) Periksa kondisi pasien, cek tanda vital tiap 15 menit selama 1 jam
2.1.7.2 Diet
pada 6-10 jam pasca operasi, berupa air putih dan air the.
2.1.7.3 Mobilisasi
1) Miring kanan dan kiri dapat dimulai sejak 6-10 jam setelah operasi.
operasi (PPO), maka pemberian cairan perinfus harus cukup banyak dan
diberikan biasanya dektrosa 5-10 gram fisiologi dan ringer laktat secara
kebutuhan.
supositoria.
14
2.2.1 Pengertian
Wiknjosastri, 2007).
(Hidayat,2009).
2.2.2 Etiologi
2.2.2.1 Riwayat kencing manis, kelainan pada ginjal (oliguria), lupus, atau
rematoid atritis
2.2.2.7 Hipertensi
2.2.2.8 Kegemukan
2.2.3 Klasifikasi
1) Tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih yang diukur paa posisi
jam.
2) Edema umum, kaki jari tangan, dan muka, atau kenaikan berat badan
epigastrium
2.2.4.2 Edema terjadi peningkatan berat badan, pembengkakan kaki, jari tangan
dan muka.
2.2.4.4 Proteinuria
pemeriksaan kuwalitatif +1 / +2
2) Kadar protein > 1 g/l dalam urine yang di keluarkan dengan kateter
2.2.5 Patofisiologi
pembuluh darah disertai dengan retensi garam dan air. Pada biopsi ginjal
satu sel darah merah. Jadi jika semua arteriola dalam tubuh mengalami
spasme, maka tekanan darah akan naik, sebagai usaha untuk mengatasi
glomerolus.
2.2.5.1 Otak
ini terjadi pula pada pembuluh darah otak. Edema yang terjadi pada
2.2.5.3 Ginjal
2.2.5.4 Paru-paru
2.2.5.5 Mata
Dapat dijumpai adanya edema retina dan spasme pembuluh darah. Bila
preeklampsi berat dan eklampsi, kadar gula darah naik sementara, asam
laktat dan asam organik lainnya naik, sehingga cadangan alkali akan
2.2.6 Komplikasi
antara lain : atonia uteri, sindrom HELLP, ablasio retina, KID (Koagulasi
hasil 12-14 gr %
2.2.7.5 Radilogi
1) Ultrasonografi
20
2) Kardiografi
2.2.8 Pencegahan
mengatur diet rendah garam, lemak, serta karbohidrat dan tinggi protein,
kardiografi.
(4) Ada tanda-tanda gawat janin atau usia kehamilan lebih 35 tahun
atau lebih
2) Pengobatan medis
dari 160 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 110 mmHg
(3) Obat nifedipin dengan dosis 3-4 kali 10 mg oral. Bila dalam 2
1) Otak
2) Paru-Paru
3) Jantung
4) Ginjal
5) Mata
6) Sistem darah
pembekuan darah.
berat akan hidup dalam rahim dengan nutrisi dan oksigen dibawah
2.3.1 Pengkajian
atas:
1) Identitas
kesehatan.
2) Keluhan Utama
klien merasakan beberapa keluhan seperti nyeri bekas luka post sc.
nyeri pada perut bagian bawah nyeri seperti di iris-isris, dan nyeri
preeklampsia.
2.3.2.1 B1 (Breath)
ada edema.
getaran
2.3.2.2 B2 (Blood)
2.3.2.3 B3 (Brain)
2.3.2.4 B4 (Bladder)
caesarea.
2.3.2.5 B5 (Bowel)
Perkusi : tympani
27
2.3.2.6 B6 (Bone)
(Yeni, 2008).
menurun.
tubuh.
berkurang.
Kriteria Hasil :
mencari bantuan.
manajemen nyeri
nyeri)
Tabel 2.1
No Intervensi Rasional
timbul.
berlebihan.
tidak
Kriteria Hasil :
Tabel 2.2
No Intervensi Rasional
lingkungan ke manusia
infeksi
menurun.
Kriteria Hasil :
Tabel 2.3
fisik menurun.
No Intervensi Rasional
aktivitas mandirinya
SC
beraktivitas
tubuh.
Kriteria Hasil :
kembali normal.
Tabel 2.4
kekuatan tubuh.
No Intervensi Rasional
Kriteria hasil :
Tabel 2.5
menurun.
No Intervensi Rasional
dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari status kesehatan yang
hasil yang diharapkan (Gordon, 1994 dalam Potter & Perry, 1997).
Aliran Darah Berkurang Kebutuhan Nutrisi Janin Kerusakan Glomerulus Terjadi Mikro Emboli Edema
Tidak Terpenuhi Pada Hati (Kerusakan Liver)
Ketidakefektifan
Protein Plasma Dalam Tubuh ↓ Gangguan Pola Nafas Pandangan Kabur
Eliminasi Urin
35
Rencana dilakukan Sectio Caesarea
Dilakukan Pembedahan
Gambar 2.1 Kerangka masalah pada klien dengan diagnosa medis post op Sectio Caesarea atas indikiasi Pre Eklampsi Berat Sumber : Nanda, 2015
36
37
BAB 3
TINJAUAN KASUS
indikasi preeklampsia berat, post sectio caesarea hari ke-1 maka penulis
menyajikan suatu kasus yang penulis amati mulai tanggal 1 januari 2019 dengan
data pengkajian pada tanggal 1 januari 2019 jam 15.30 anamnesa diperoleh dari
3.1 Pengkajian
Nama : Ny. M
Umur : 36 tahun
Agama :Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT
37
38
Nama : Tn. T
Umur : 49 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Nelayan
daerah perut bagian bawah, nyeri disebabkan oleh luka bekas operasi
3.1.3.2 Riwayat Penyakit Saat Ini : Klien mengeluh keluar air dalam
IGD RSUD bangil jam 00.30 pada tanggal 01 januari 2019, pada saat di
caesarea, klien masuk ruang operasi jam 02.00 tanggal 01 januari 2019,
lalu klien keluar dari kamar operasi jam 04.30 dan dibawa ke ruang nifas
kamar 05. Klien mengeluh mengatakan nyeri pada daerah perut bagian
bawah, nyeri disebabkan oleh luka bekas operasi Sectio Caesarea. Klien
disayat-sayat dan hilang timbul dengan skala nyeri 5 nyeri timbul setiap
klien bergerak.
1) Menarche : 14 tahun
4) Siklus : Teratur
Daftar tabel 3.1 Riwayat kehamilan persalinan nifas yang lalu pada Ny.M dengan
diagnosa medis preeklampsia berat.
Umur
Usi Penyaki Penolo Penyu Laser Infeks Penda
No keha Jenis Jenis BB PJ
a t ng lit asi i rahan
milan
1. 10 9 PER Norm Bidan - - - - Laki- 3.100 51
thn bulan al laki Gram Cm
3.1.4.3 Genogram
X X X
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
X
: Klien
: Bayi klien
Daftar gambar 3.1 Genogram pada Ny.M dengan diagnosa medis post sectio caesarea
preeklampsia berat.
41
1) Kala persalinan
(2) Kala II : Klien tidak mengalami kala 11, karena dilakukan persalinan
sectio caesarea
(3) Kala III : Klien tidak mengalami kala III, karena di lakukan operasi
sectio caesarea
(4) Kala IV :
a) Lochea :
( ) lochea sanguinolenta
( ) lochea serosa
( ) lochea alba
( ) lochea parulenta
( ) lochiotosis
d) Pendarahan : ( √ ) Ya ( ) Tidak
Jumlah : ± 300 cc
a) BB : 3.000 gram
b) TB : 48 cm
( ) Alkohol 70 %
( ) Betadine
( √ ) Lainnya
f) Suhu : 36,8 °C
g) Lingkar Kepala :
h) Kelainan Kepala :
Caput succedanum ( )
Hydrocephalus ( )
Cephal Hematoma ( )
Microcephalus ( )
lain-lain
bagi anaknya
payudara
1) Melaksanakan KB : ( √ ) ya ( ) tidak
sakit
( ) Penyakit jantung
(√ ) Penyakit hipertensi
( ) penyakit lainnya
2) Bahaya :Rumah klien sebelah laut, bahaya jika air laut pasang
c) Harapan yang ibu inginkan setelah bersalin : Dapat merawat bayinya dengan
baik
f) Sikap anggota keluarga terhadap keadaan saat ini : Keluarga sangat mendukung
1) BI (Breath)
c) Pola nafas :
Jenis : Vesikuler
d) Retraksi otot bantu nafas : Tidak ada retraksi otot bantu nafas
2) B2 (Blood)
c) Pulsasi : Kuat
3) B3 (Brain)
a) Kesadaran : Composmetis
b) Orientasi : Baik
g) Istirahat / tidur :
a) Mata : Simetris
a. Pupil : Isokor
d. Sclera : Putih
e. Palpepbra : Normal
f. Strabismus : Normal
e) Peraba : Normal
4) B4 (Bladder)
c. Kebersihan : Bersih
Warna :Kuning
5) B5 (Bowel)
a. Mulut : Bersih
b. Mukosa : Lembab
h. Peristaltik : 15x/menit
Di rumah : 1x/hari
6) B6 (Bone)
2. Kekuatan otot : 5 5
3 3
4. Kulit : Lembab
7. Akral : Hangat
mobilitas fisik
Daftar tabel 3.2 Pemeriksaan penunjang pada klien dengan diagnosa pre eklampsia
berat
DARAH LENGKAP
Diffcountj
- Segmen 83 50-70 %
- Limfosit 11 20-40 %
- Monosit 6 3-15 %
FAAL HEMOSTASIS
3.1.12 Terapi
Umur : 36 Tahun
No. RM : 065xxx
Daftar tabel 3.3Analisa data pada Ny.M dengan diagnosa pre eklampsia berat di
ruang nifas RSUD Bangil.
No DATA ETIOLOGI PROBLEM
operasi
sayat
R : Nyeri didaerah
abdomen
S : Berada di skala 5
DO :
1. Keadaan umum
cukup
2. Wajah tampak
menyeringai
53
3. Abdomen terdapat
luka post op sc
steril
6. TTV :
TD : 140/90 mmHg
Nadi : 890x/menit
RR : 23x/menit
Suhu : 36°C
belum pernah
mendapatkan informasi
tentang perawatan
54
payudara.
DO :
1. Payudara keras
tegang
ketika ditanya
tentang perawatan
payudara
mammae kotor
5. Klien bertanya
bagaimana perawatan
payudara
55
karena nyeri
DO :
2. Berbaring ditempat
tidur
3. Aktivitas dibantu
keluarga
4. ROM 5 5
3 3
5. TTV :
TD : 140/90 mmHg
Nadi : 90x/menit
RR : 23x/menit
Suhu : 36°C
56
3.4.3 Hambatan mobilitas fisik beruhubungan dengan nyeri akibat nyeri akibat
Daftar tabel 3.4 Intervensi keperawatan pada Ny.M dengan diagnosa pre eklampsia
mengalihkan
perhatian ke sesuatu
yang dapat
mengurangi nyeri
5. Guna mempercepat
anti nyeri
59
memberikan
kenyamanan
selama pemberian
60
ASI
tugas ibu
meningkatkan ikatan
dengan bayi
memperlancar ASI
perdarahan pada
terapi farmokologi
62
rileks memegangi
panjang atau
mengalihkan
perhatian ke sesuatu
yang dapat
mengurangi nyeri
memberikan
selama pemberian
ASI
mika miki
2. Membantu
2. Pasien sudah dapat 2. Motivasi pasien agar
melenturkan otot
duduk mau belajar bergerak
ekstermitas tubuh
3. Pasien sudah dapat
terutama ektermitas
belajar berjalan
bawah agar kembali
dengan jarak 5-10
seperti semula
meter
3. Mencegah terjadinya
4. Pasien sudah 3. Batasi ativitas pasien
nyeri berat sampai
mampu memenuhi yang terlalu berat
terbukanya jahitan
kebutuhan mandiri
post sc
seperti BAK, BAB,
4. Mengistirahatkan
mandi di kamar 4. Bantu pasien dalam
pasien secara
mandi melakukan aktivitas
optimal dan
mandiri pasien yang
mencegah terjadinya
belum bisa dilakukan
resiko jatuh dan
sendiri
perdarahan pada
4. Skala nyeri sedang dokter dan tim medis yang timbul saat itu.
nyaman setelah
nyeri berkurang
5. ASI lancar
7. Tidak ada
penegangan pada
payudara
8. Payudara bersih
duduk
belajar berjalan
meter
8. Pasien sudah
mampu memenuhi
kebutuhan mandiri
mandi di kamar
mandi
69
Daftar tabel 3.5 Intervensi keperawatan pada Ny.M dengan diagnosa pre eklampsia
Nama /
No.
Tanggal Jam Implementasi Tanda
Dx
tangan
kualitas nyeri
16.10 nyeri
ini
distraksi
terjadi nyeri
pengeluaran ASI
perawatan payudara
ASI
72
bayinya
bayi
kebersihan payudaranya
secara perlahan
belajar bergerak
terlalu berat
karenatakut jatuh
farmakologi
penyembuhan pasca op
75
Nama /
No.
Tanggal Jam Implementasi Tanda
Dx
tangan
kualitas nyeri
nyeri
ini
distraksi
terjadi nyeri
seperti santagesik
perawatan payudara
ASI
bayinya
bayi
secara perlahan
belajar bergerak
karenatakut jatuh
farmakologi
penyembuhan pasca op
80
Nama /
No.
Tanggal Jam Implementasi Tanda
Dx
tangan
ini
distraksi
terjadi nyeri
seperti santagesik
secara perlahan
terlalu berat
Daftar tabel 3.6 Intervensi keperawatan pada Ny.M dengan diagnosa pre eklampsia
sayat
R : Nyeri didaerah
abdomen
S : Berada di skala 4
O : 1. Keadaan umum
Cukup
2. Wajah menyeringai
3. Abdomen terdapat
posisi lateral
Steril
84
6.TTV :
TD : 140/90 mmHg
Nadi : 90x/menit
RR : 23x/menit
Suhu : 36°C
teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
distraksi mengajak
ngobrol pasien
ASI keluar
bersih
A : Masalah
85
ketidakefektifan
teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
1,2,3,4,
2. Berbaring ditempat
tidur
3. Aktivitas dibantu
keluarga
4.ROM
5 5
4 4
5. TTV :
TD : 140/90 mmHg
Nadi : 90x/menit
RR : 23x/menit
Suhu : 36°C
86
A : Masalah gangguan
teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
pada 1,2,3,4,5
sayat
R : Nyeri didaerah
abdomen
S : Berada di skala 3
O : 1. Keadaan umum
Cukup
3. Abdomen terdapat
posisi lateral
Steril
6.TTV :
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 83x/menit
RR : 20x/menit
Suhu : 36°C
sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
keluar sedikit
bersih
A : Masalah
ketidakefektifan
teratasi
P : Intervensi dilanjutkan 3
88
duduk
3. Aktivitas dibantu
keluarga
4.ROM
5 5
5 5
5. TTV :
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 83x/menit
RR : 20x/menit
Suhu : 36°C
A : Masalah gangguan
sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
pada 1,3
89
Daftar tabel 3.7 Intervensi keperawatan pada Ny.M dengan diagnosa pre eklampsia
Q : Nyeri seperti
disayat-sayat
R : Nyeri didaerah
abdomen
S : Berada di skala 1
T : Nyeri ketika
bergerak
O : 1. Keadaan umum
baik
2. Wajah rileks
3. Abdomen terdapat
posisi lateral
90
Steril
6.TTV :
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 80x/menit
RR : 20x/menit
Suhu : 36.3°C
P : Intervensi dihentikan
menyusui bayinya
keluar sedikit
4. Puting menonjol
91
dan bersih
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
3. Aktivitas mandiri
4.ROM
5 5
5 5
5. TTV :
TD : 120/80
mmHg
Nadi : 83x/menit
RR : 20x/menit
Suhu : 36°C
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
klien KRS
92
BAB 4
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dijelaskan kesenjangan antara teori dan asuhan keperawatan
secara langsung pada Ny. M dengan diagnosa medis post Sectio Caesarea dengan
Bangil Pasuruan.
4.1 Pengkajian
penulis telah mengadakan perkenalan dan menjelaskan maksud penulis yaitu untuk
melaksanakan asuhan keperawatan pada klien dan keluarga secara terbuka, mengerti
dan kooperatif.
tinjauan pustaka didapat data, tidak ada sesak nafas, tidak ada suara nafas tambahan
seperti ronkhi dan wheezing, bentuk dada simetris. Sedangkan pada tinjauan kasusu
didapatkan data, bentuk dada noral simetris, sususnan ruas tulang belakangnormal,
pola nafas normal, respiratore rate 20x/menit, irama teratur jenis reguler, tidak
menggunakan retraksi otot bantu, perkusi thorax sonor, tidak menggunakan alat
bantu nafas, vokal fremitus normal kanan kiri sama, tidak ada suara nafas tambahan.
keperawatan.
92
93
tinjauan pustaka didapat data, tidak adanyeri dada, anemia mungkin terjadi karena
perdarahan selama proses persalinan sehingga ibu kehilangan darah selama prosedur
92
pembedahan, wajah pucat, konjungtiva anemis. Trombosit pasien biasanya akan
turun, tekanan darah di ats 160/110 mmHg. Pada tinjauan kasus didapatkan data,
tidak ada nyeri dada, irama jantung teratur, pulsasi kuat, posisi ICS 5 midclavicula,
bunyi jantung lup dup S1 S2 tunggal, crt normal kembali <2 detik, tidak ada
cyanosis, tidak ada clubbing finger, jvp tidak ada kelaianan jugularis, pada
pustaka didapat data, keadaan umum klien terkadang baik dan terkadang lemah
6, orientasi baik, kenyamanan pada poila tidur pasien sedikit terganggu karena luka
post operasi, nyeri adekuat karena bekas operasi yang mungkin menggangu pola
istirahat pasien. Sedangkan pada tinjauan kasus didapat data, kesadaran compos
metis, GCS 3 4 5, orientasi baik, tidak adakejang, tidak ada kaku kuduk, tidak ada
brudsky, tidak ada nyeri kepala, istirahat / tidur di rumah siang ± 3 jam / hari,
malam ± 7 jam / hari, di RS siang jarang tidur, malam ± 5 jam / hari, tidak ada
kelainan nervur cranialis, lain lain ada lingkaran hitam di sekitar mata, klien tidak
bisa tidur. Pada pemeriksaan fisik B3 (Brain) tinjauan kasus tidak ada masalah
keperawatan.
(2006) tinjauan pustaka didapat data, pada pasien setelah sectio caesarea akan
94
penggunaan alat bantu kateter untuk memudahkan pasien untuk membatasi aktifitas
pasien ke toilet berhubungan untuk mengurangi rasa nyeri setelah operasi sectio
caesarea. Pada tinjauan kasus didapatkan data, bentuk alat kelamin normal,
menggunakan kateter, jumlah 800/jam, bau khas, warna kuning, tempat yang
digunakan kateter,. Pada pemeriksaan fisik B4 (Bladder) tinjauan kasus tidak ada
masalah keperawatan.
(2006) tinjauan pustaka didapat data, terdapat mual muntah dikarenakan efek
anastesi, konstipasi dapat terjadi akibat kelemahan ototyang disebebkan oleh luka
bekas operasi dehidrase, perubahan berat badan, peningkatan lingkar abdoemen, dan
pembatasan diet makanan karena pada pasien post operasi dianjurkan makan
makanan yang halus terlebih dahulu, biasanya pasein boleh makan/minum setelah
pasien flatus. Pada tinjauan kasusu didapat data, mulut bersih, mukosa lembab, bibir
normal, gigi bersih, kebiasaan gosok gigi selama di RS tidak pernah gosok gigi,
tenggorokan tidak ada kesulitan menelan, pada abdomen terdapat nyeri tekan
pristaltik : 8x/menit, kebiasaan BAB selama di RS belum BAB, terdapat luka post
operasi dengan posisi lateral dan panjang kurang lebih 10 cm, lukamasih basah
tertutup kassa steril. Ada masalah eliminasi alvi, pada pemeriksaan fisik B5 (Bowel)
Pada pemeriksaan fisik pada B6 (Bone) menurut Sylvia & Lorrain (2006)
tinjauan pustaka didapat, gangguan gerakan dan tingkat anastesi spinal epidural
95
karena adanya nyeri, gangguan citra tubuh mungkin ada. Pada tinjuaan kasus
didapat data akral hangat, turgor elastis <2 detik, kelembapan lembab, tidak ada
oedema, kebersihan kulit bersih, wajah tampak menyeringai, klien tampak lemas
bentuk simetris, keadaan putting susu menonjol, tegang, ASI belum lancar,
Analisa data pada pada tinjauan pustaka hanya menguraikan teori saja
sedangkan pada kasus nyata disesuikan dengan keluhan nyata yang dialami klien
Diagnosa keperawatan yang ada pada tinjauan pustaka menurut Nurarif dan
bila ada data mayor yang mendukung yaitu pengungkapan tentang deskriptor
nyeri, dan data minor yaitu ketidakaktifan fisik atau imobilitas, perubahan
dirasakan klien saat itu dan apabila masalah itu tidak segera ditangani akan
klien.
pathogen. Diagnosa tersebut dapat ditegakkan jika ada faktor – faktor resiko
post operasi dengan teknik aseptic serta nutrisi yang adekuat sehingga tidak
atau satu atau lebih ekstermitas secara mandiri dan terarah. Diagnosa ini dapat
ditegakkan dengan data penunjang seperti klien tampak lemah, pasien sulit
dan masih banyak lagi, masalah ini dapat diminimalakan dengan memberikan
(ROM).
97
mandi, berpakaian, makan dan elimnasi. Diagnosa ini ditegakkan dengan data
keluarga. Diagnosa ini tidak terlalu diprioritaskan karena masalah ini sangat
menimbulkan komplikasi.
atau pengeluaran yang sangat keras dan kering. Diagnosa ini ditegakkan bila
sesui batas karakteristik yaitu nyeri abdomen, perasaan atau penuh tekanan
pada rektum, nyeri saat defekasi, massa abdomen dapat dipalpasi, bisisng usus
hipoaktif, bunyi pekak pada saat perkusi. Diagnosa ini tidak terlalu
diprioritaskan karena tidak semua orang mengalami masalah ini setelah post
subyektif yaitu klien mengatakan nyeri bagian abdomen dibekas luka post
operasi dan data obyektif yaitu : wajah klien menyeringai karena nyeri, P :
98
Diagnosa ini penulis meprioritaskan karena keluhan yang dirasakan klien saat
itu dan apabila masalah itu tidak segera ditangani akan menimbulkan
subyektif klien mengatakan sulit miring kanan/kiri karena nyeri dan data
3 3
kontraksi sendi dan masih banyak lagi, masalah ini dapat diminimalakan
perawatan payudara dan data obyektif di dapatkan payudara keras tegang, ASI
belum lancar, tidak ada benjolan dan luka, aerolla dan papilla mammae kotor
inkontinuitas jaringan. Karena klien dengan luka post operasi sectio caesarea akan
objektif yang mendukung yaitu klien mengatakan nyeri pada daerah perut bagian
bawah, nyeri disebebkan oleh luka bekas operasi sectio caesarea. Klien mengatakan
nyeri terasa sakit apabila sedikit digerakkan dengan skala nyeri 5 nyeri timbul setiap
klien bergerak. Keadaan umum klien masih lemah, ada luka bekas post operasi
sectio caesarea posisi lateral dengan panjang kurang lebih 10 cm, luka masih basah
berhubungan dengannyeri akibat luka post operasi. Karena klien dengan luka post
operasi sectio caesarea akan mengalami hambatan mobilitas fisik akibat luka post
operasi sectio caesarea hari pertama dan efek anastesi SAB. Pada tinjuan kasusu
didapatkan hasil yaitu hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri akibat
luka post operasi sectio caesarea dengan data obyektif klien lemas, berbaring
ditempat tidur, aktivitas dibantu keluarga, klien belum bisa duduk dan berdiri secara
Pada tinjuan teori terdapat beberapa diagnosa dan yang tidak muncul di
tinjauan kasusu, yaitu muncul dan data yang menunjang yang ada pada pasien. Luka
bekas operasi bersih, tertutup kassa steril, dan tidak adapus. Diagnosa defisit
perawatan diri, pada tinjaun kasus juga tidak ada data yang muncul pada pasien
karena pasien diseka oleh keluarga secara rutin selama dirumah sakit. Diagnosa
konstipasi sat pengkajian klien belum BAB dan tidak ada data yang menunjang.
tinjuan teori dan terdapat kesenjangan pada tinjauan kasus didapatkan hasil defisit
payudara dengan data obyektif klien masih lemah, payudara simetris, puting susu
terjadi penengangan karena ASI belum lancar, wajah klien tampak kebingungan
ketika ditanya tentang perawatan payudara, aerolla dan papilla mammae kotor.
diagnosa keperawatan yang diangkat, sedangkan pada tinjuan kasus penulis hanya
4.3 Intervensi
Pada perumusan tinjaun antara tinjuan pustaka dengan tinjaun kasus ada
jaringan
Pada intervensi yang sama dengan tinjauan kasus denga alasan klien
mengeluh nyeri, nyeri seperti tersyat-sayat pada bagian luka bekas operasi sectio
caesarea, nyeri timbul ketika pasien miring kanan kiri dengan data obyektif yang
sectio caesarea dengan posisi lateral, luka masih basah tertutup oleh kasa steril,.
Diagnosa dijadikan prioritas karena yang paling dirasakan oleh klien. Setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan nyeri yang dialami
ileh klien dapat berkurang dengan kriteria hasil klien mampu mengontrol nyeri,
mampu melakukan teknis relaksasi dan distraksi secara mandiri, wajah klien sudah
tidak tampak menyeringai lagi dengan skala nyeri 0-3, klien mampu menyatakan
rasa nyaman setelah nyeri berkurang dan dilakukan intervensi. Lakukan pengkajian
kualitas nyeri, observasi reaksi non verbal dari ketidaknyamanan akibat rasa nyeri,
observasi skala nyeri yang dialami oleh klien, ajarkan teknik non farmokologi untuk
mengurangi nyeri seperti teknik relaksasi dan distraksi, kolaborasi dengan dokter
dan tim medis dalam pemeberian terapi secara farmokologi atau pemberian obat anti
nyeri.
102
data obyektif ASI belum lancar, wajah klien tampak kebingungan ketika ditanya
tentang perawatan payudara, aerolla dan papilla mammae kotor. Setelah dilakukan
perawatan payudara dengan kriteria hasil ASI lancar, ibu dapat menyusui bayi
dengan benar, tidak adapenegangan pada payudara, payudara bersih dan dilakukan
payudara dan putting susu, memberikan dorongan pada pasien untuk lebih sering
menyusui bayinya.
berhubungan dengan aktivitas fisik menurun dan dilakukan intervensi yang sama
dengan tinjauan kasus dengan alasan klien mengeluh sulit untuk miring kanan dan
kiri pada tinjauan kasus di dapat hasil diagnosa gangguan mobilitas fisik
berhubungan dengan aktivitas fisik menurun dengan data obyektif klien lemas,
berbaring ditempat tidur, aktivitas dibantu keluarga, klien belum bisa duduk dan
berdiri secara mandiri, akral klien hangat. Setelah dilakukan tindakan keperawatan
103
selama 2x24 jam diharapkan hambatan mobilitas fisik klien teratasi dengan kriteria
hasil, klien sudah bisa miring kananmiring kiri, klien sudah dapat duduk, klien
sudah belajar berjalan dengan jarak 5-10 meter, klien sudah mampu memenuhi
kebutuhan mandiri seperti BAK, BAB, menggosok gigi di kamar mandi. Dilakukan
bawah, mika miki, duduk sampai jalan dalam jarak dekat, motivasi klien agar mau
belajar bergerak, batasi aktivitas klien yang terlalu berat, bantu klien dalam
melakukan aktivitas mandiri klien yang belum bisa dilakukan sendiri, kolaborasi
tinjauan kasus hanya berfokus pada perencanaan dari tiga diagnosa prioritas yang
4.4 Implementasi
tindakan mandiri dan kolaboratif. Sedangkan pada tinjauan kasus membahas tentang
inkontinitas jaringan
nyeri, menanyakan biasanya nyeri berlangsung berapa lama, saat apa saja nyeri itu
timbul, saat bergerak atau saat dibuat tidur, mengobservasi reaksi non verbal dari
ketidaknyamanan akibat rasa nyeri dengan melihat wajah pasien yang tamapak
menyeringai, tangan klien yang masih memegangi perut atau area luka post operasi,
observasi skala nyeri yang dialami oleh klien dengan menggunakan face scala atau
diberi pilihan angka yang sekiranya menunjukan nyeri yang di rasakan klien saat
saat ini, mengajarkan teknik non farmakologi untuk mengurangi nyeri seperti teknik
relaksasi dan distraksi dengan nafas dalam yang inspirasinya di ambil dari hidung di
tahan selama 5 detik dan waktu ekspirasi di keluarkan melelui melalui mulut secara
perlahan, diulangi sampai rasa nyeri yang timbul berkurang atau dengan cara
mengalihkan perhatian supaya lupa jika terjadi nyeri, berkolaborasi dengan dokter
dan tim medis dalam pemberian terapi secara farmakologi atau pemeberian obat anti
nyeri dengan memberi obat analgesik seperti antraindan terapi secara farmakologi
Pada implementasi tinjauan pustaka tidak ada tinjauan kasus, pada putaka
berfokus pada beberapa diagnosa yang timbul sedangkan pada tinjauan kasus terdapat
kesenjangan saat mengkaji payudara pasien dengan cara melihat bagian putting masih
berkerak apa tidak dan melihat cairan ASI sudah lancar apa belum. Memberika
informasi tentang pentingnya gizi untuk klien menyusui dengan menganjurkan ibu
untuk makan sayuran dan makan makanan yang bergizi agar melancarkan
105
dingin dan hangat dengan menganjurkan keluarga untuk mengkompres air dingin dan
hangat agar melancarakan proses pengeluaran ASI. Memberikan dorongan pada klien
untuk lebih sering menyusui bayinya dengan membantu klien menyusui dengan benar
menempatkan puting dan aerola benar masuk kedalam mulut bayi. Mengajarkan
payudaranya.
anestesi yang digunakan yaitu SAB, hari pertama post operasi. dilakukan tindakan
seperti mengajarkan pada klien untk menggerakan ekstermitas bawah, mika miki,
duduk sampai jalan dalam jarak dekat, melakukan mika miki setelah 2-3 jam keluar
dari ruang pemulihan dan di susul dengan belajar duduk dan berjalan secara perlahan.
Memotivasi pasien agar mau belajar bergerak, sedikit menerangkan pada klien tahap-
tahap pemulihan post operasi. Membatasi aktivitas klien yang terlalu berat, tidak
diperbolehkan berjalan yang terlalu jauh atau mengangkat benda yang berat seperti
kursi atau meja kecil. Membantu klien dalam melakukan aktivitas mandiri klien yang
belum bisa dilakukan sendiri, meminta menggeser meja ke sebelahnya atau meminta
didampingi saat belajar berjalan karenatakut jatuh. Berkolaborasi dengan dokter atau
106
tim medis dalam pemberian terapi farmakologi, seperti memberi obat-obatan yang di
4.5 Evaluasi
Kesenjangan yang terdapat antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus yaitu pada
tinjauan pustaka membahas tentang evaluasi secara teori. Sedangkan pada tinjauan
kasus didapatkan data pendokumentasian evaluasi yang mengacu pada hasil dari
berhubungan dengan inkontinuitas jaringan dalam waktu 3x24 jam karena tindakan
yang tepat, klien juga melakukan apa yang diajarkan oleh perawat ajarkan untuk
mengatasi nyeri dan berhasil dilaksanakan dan tujuan serta kriteria hasil telah
dengan kurangnya informasi tentang perawatan payudara pada waktu 3x24 jam
dilakukan evaluasi klien diajarkan perawatan payudara sendiri secara mandiri dan
perawatan payudara pada ibu setelah melahirkan. Pada hambatan mobilitas fisik
berhubungan dengan nyeri akibat luka post operasi dalam waktu 3x24 jam karena
tindakan yang tepat klien juga melatih otot yang masih lemah secara bertahap, klien
mampu bergerak miring kanan/miring kiri karena nyeri dan berhasil dilaksanakan
Pada akhir evaluasi semua tujuan dan kriteria hasil dapat dicapai karena adanya
kerja sama yang baik antara perawat dan klien serta keluarga klien dan tim kesehatan
lainnya. Hasil evaluasi pada Ny. M sudah sesuai dengan harapan, masalah teratasi
dan klien KRS pulang pada tanggal 3 januari 2019 jam 11.00 WIB.
107
BAB V
PENUTUP
keperawatan secara langsung pada klien dengan diagnosa Post Operasi Sectio
Caesarea dengan indikasi Preeklampsia Berat di ruang Nifas Mawar Merah No.
saran yang dapat bermanfaat dalam meningkatkan mutu asuhan keperawatan pada
5.1 Kesimpulan
Dari hasil yang telah dilakukan asuhan keperawatan pada Ny. M dengan
ruang Nifas Mawar Merah No. 05 RSUD Bangil Pasuruan maka penulis dapat
5.1.1 Pengkajian sangat penting pada klien post operasi sectio caesarea dengan
adalah nyeri pada luka bekas operasi, selain pengeluaran ASI pada klien,
5.1.2 Pada klien Post Operasi Sectio Caesarea akan mengalami beberapa
108
108
diagnosa tersebut muncul karena didapat data-data dari keadaan klien itu
sendiri.
intervensi tetap mengacu pada sasaran, kriteria hasil dan kriteria waktu.
5.1.5 Evaluasi dilakukan penulis dengan metode per 24 jam dengan harapan
saat. Pada akhir evaluasi semua tujuan di capai karena adanya kerja sama
5.1.6 Discharge planning yang disarankan pada klien anatara lain : anjurkan
klien utuk meneruskan latihan aktif dan pasif yang telah diperoleh selama
klien dirawat di rumah sakit, anjurkan istirahat yang cukup, istirahat akan
kekuatan otot, anjurkan klien untuk tidak melakukan aktifitas yang berat,
luka, minum obat sesui advice dokter dan segera periksa jika ada
5.2 Saran
5.2.1 Ketertiban klien, keluarga dan tim kesehatan yang terjalin dengan baik
keperawatan.
seperti perawatan luka, serta nutrisi yang baik untuk penyembuhan luka,
ke kiri sedikit demi sedikit, dan perawatan luka perlu dilakukan karena
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba, Ida Bagus Gede. (2010). Ilmu Penyakit Kandungan dan KB.Jakarta :
EGC Mochtar, Rustam. 2007. Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC
Sasaran : Ny. M
Waktu : 20 menit
III. Materi
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Praktek
V. Media
1. Leaflet
penyuluhan, leflet
1) Membuka kegiatan
dengan salam
2) Memperkenalkan diri
akan dilakukan
akan di sampaikan
2. Penyampaian materi
1) Menjelaskan sekaligus
mendemostrasikan
langsung/praktik ke
pasien
1) Memberi kesempatan
untuk bertanya
pasien
4. Kesimpulan / evaluasi
1) Menanyakan kepada
1) Mengucapkan terimakasih
1. Evaluasi struktur
2. Klien hadir
3. Evaluasi proses
benar
4. Evaluasi hasil
1. Pengertian
2. Tujuan
3. Waktu
Dilakukan dua kali sehari pada waktu mandi pagi dan sore hari
4.2 Handuk
4.3 Kapas/kasa
5. Teknik Pelaksanaan
5.2 Ambil kasa untuk membersihkan payudara kiri dan bergantian ke payudara
5.3 Basahi kedua tangan telapak tangan menggunakan minyak zitun/baby oil
5.4 Pijat payudara dari atas kebawah menggunakan telapak tangan sebanyak
20-30 kali
5.5 Tangan kiri diletakkan di bawah payudara sebagai penyangga, jari
5.6 Tangan kanan mengepal dan tangan kiri tetap sebangai penyangga
dan kanan
tugas pengambilan studi kasus ini dengan jelas dari mahasiswa yang bernama
MUFIDA INDAH ANGGRAINI proses pengambilan studi kasus ini dan saya
Saya setuju untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan studi kasus ini
Saya Ny.M
Dengan ini saya memberikan kesediaan setelah mengerti semua yang telah
dijelaskan oleh peneliti terkait dengan proses pengambilan studi kasus ini dengan
baik. Semua data dan informasi dari saya sebagai partisipasi hanya akan
Partisipan Saksi
(…………………) (…………………)
Peneliti
(………………….)