Anda di halaman 1dari 8

JOM Vol 2 No 2, Juli 2015

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI POSTPARTUM BLUES

Desfanita1)Misrawati2) Arneliwati3)

Program Studi Ilmu Keperawatan


Universitas Riau
E-mail : desfanita_ur13@yahoo.com

Abstract
Postpartum blues (baby blues)is a sad condition which is faced by certain mothers after giving birth, every mothers has
a tendency for having a postpartum blues (baby blues). The purpose of this study is to explore the factors which affect
the postpartum blues syndrome. The analysis method of this study used a descriptive correlation design. The study was
held in the state hospital of Riau (RSUD Arifin Achmad) and Petala Bumi hospital. A purposive sampling technigue.
Was used in this study to choose 75 respondents. The data of the study were collected by using guestionnaires with its
validity and reliability have been tested before delivered. Further, the data were analyzed using univariat and bivariat
through Chi Square test. The result of the study proves that there is a significant relationship between a husband
support and readiness pregnancy with postpartum blues syndrome (p value= (0,000) < α (0,05) and there is no a
significant relationship between a kind of childbirth with postpartum blues syndrome (p value= (0,185) < α (0,05). In
conclusion, based their knowledge about a husband’s role and support for his wife during pregnancy and after giving
birth period.

Key words: Baby Blues, Postnatal


Reference : 29 (2005 – 2013)
berhubungan dengan kesulitan ibu menerima
PENDAHULUAN kehadiran bayinya. Postpartum blues terjadi
Postpartum adalah masa enam minggu pada 14 hari pertama pasca melahirkan
sejak bayi lahir sampai organ-organ puncaknya pada 3 atau 4 hari pasca
reproduksi kembali kedalam normal sebelum melahirkan (Pieter, 2011). Menurut Bobak
hamil. Periode ini biasanya disebut (2005) postpartum blues adalah suatu tingkat
puerperium atau masa nifas (Bobak, 2005). keadaan depresi bersifat sementara yang
Perubahan tersebut merupakan dialami oleh kebanyakan ibu yang baru
perubahan psikologis yang normal terjadi melahirkan karena perubahan tingkat hormon,
pada seorang ibu yang baru melahirkan. tanggung jawab baru akibat perluasan
Namun hanya sebagian ibu postpartum yang keluarga dan pengasuhan terhadap bayi.
dapat menyesuaikan diri, sebagian yang lain Penyebab postpartum blues belum
tidak berhasil menyesuaikan diri dan diketahui secara pasti. Namun kejadian
mengalami gangguan-gangguan psikologis. postpartum blues dipengaruhi dua faktor yaitu
Marshall (2006, dalam Miyansaski, 2013), faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
mengungkapkan bahwa ada 3 jenis gangguan internal yang mempengaruhi terjadinya
afek atau mood pada ibu yang baru postpartum blues antara lain fluktuasi
melahirkan dari yang ringan sampai berat hormonal, faktor psikologis dan kepribadian,
yaitu: postpartum blues, depresi postpartum, adanya riwayat depresi sebelumnya, riwayat
dan psikosis postpartum. kehamilan dan persalinan dengan komplikasi,
Menurut penelitian Cury, (2008, persalinan sectio caesarea, kehamilan yang
dalam Miyansaski, 2013) gangguan afek atau tidak direncanakan, bayi berat badan lahir
mood yang paling sering dijumpai pada ibu rendah (BBLR), pada ibu yang mengalami
yang baru melahirkan adalah postpartum kesulitan dalam menyusui serta ibu yang tidak
blues. Angka kejadian postpartum blues di mempunyai pengalaman merawat bayi
beberapa negara seperti Jepang 15%-50%, (Henshaw, 2003).
Amerika Serikat 27%, Prancis 31,3% dan Persalinan sectio caesaria lebih
Yunani 44,5%. Prevalensi untuk Asia antara cenderung mengalami postpartum blues
26-85%, sedangkan prevalensi di Indonesia dibandingkan dengan melahirkan persalinan
yaitu 50 – 70%. normal, karena perawatan sectio caesarea
Postpartum blues adalah perasaan memerlukan waktu yang lama, sedangkan
sedih yang dibawa ibu sejak masa hamil yang dari 63 perempuan yang dilakukan sectio
999
JOM Vol 2 No 2, Juli 2015

caesarea 25 % mengalami postpartum blues, pada ibu yang melahirkan. Dampak dari
dan dari 52 perempuan yang melahirkan depresi ini dapat menurunkan semangat
pervaginam, hanya 8 % yang mengalami hidup, bahkan sampai pada tindakan ekstrem
postpartum blues (Indiarti, 2007). yaitu bunuh diri. Gejala dari depresi
Kondisi lain yang mendukung postpartum yang terjadi adalah dipenuhi rasa
terjadinya postpartum blues adalah sedih dan depresi yang disertai dengan
ketergantungan karena kelemahan fisik, harga menangis tanpa sebab, tidak memiliki tenaga
diri rendah karena kelelahan, jauh dari atau hanya sedikit saja, tidak dapat
keluarga, ketidaknyamanan fisik dan berkonsentrasi, ada perasaan bersalah,
ketegangan dengan peran baru terutama pada menjadi tidak tertarik dengan bayi, gangguan
perempuan yang tidak mendapat dukungan nafsu makan, ada perasaan takut untuk
dari pasangan (Bobak, 2005). Menurut menyakiti diri sendiri atau bayinya dan
Ambarwati (2009, dalam Mansur, 2009) gangguan tidur (Mansur, 2009).
gejala-gejala yang dapat timbul saat Pekanbaru sebagai ibu kota Provinsi
mengalami postpartum blues adalah: ibu akan Riau, mengalami beberapa kasus ibu
menangis, cemas, kesepian, khawatir dengan postpartum dengan postpartum blues.
bayinya, kurangnya percaya diri, tersinggung, Berdasarkan hasil penelitian Misrawati,
mood yang labil, gangguan selera makan, Lestari & Utami (2014), sekitar 16,7% ibu
merasa tidak bahagia, tidak mau bicara, postpartum di RSUD mengalami postpartum
mengalami gangguan tidur. Berdasarkan blues. Dari faktor demografi meliputi (usia,
penelitian Tresya (2010, dalam Mansur, 2009) paritas, status pernikahan, tingkat pendidikan
beberapa penyebab postpartum blues adalah dan status sosial ekonomi), tidak ditemukan
perubahan hormon, stress, ASI tidak keluar, hubungan yang berkaitan dengan kejadian
frustasi karena bayi tidak mau tidur, kelelahan postpartum blues.
pasca melahirkan, suami yang tidak Hasil studi pendahuluan yang
membantu, tidak mau mengerti perasaan istri dilakukan oleh peneliti pada tanggal 22
maupun persoalan lainnya dengan suami, Desember 2014 dengan mewawancarai 5
problem dengan orang tua dan mertua, takut orang ibu postpartum. Dari hasil wawancara
kehilangan bayi, bayi sakit dan rasa bosan. didapatkan data bahwa 3 orang ibu antaranya
Postpartum blues dapat terjadi pada mengalami tanda dan gejala postpartum blues
semua ibu postpartum dari etnik dan ras seperti kecemasan sering muncul tanpa sebab
manapun dan dapat terjadi pada ibu primipara dalam merawat bayi, sering menangis karena
maupun multipara (Henshaw, 2003). Ibu menganggap dirinya belum mampu menjadi
primipara merupakan kelompok yang paling ibu yang baik, menjadi tidak nafsu makan dan
rentan mengalami depresi postpartum sulit tidur dan adanya perasaan bersalah
dibanding ibu multipara atau karena tidak mengikuti saran dari Tim
grandemultipara. Postpartum blues pada ibu Kesehatan untuk dilakukan operasi sehingga
primipara dapat dipicu oleh perasaan belum bayinya meninggal.
siap menghadapi lahirnya bayi dan timbulnya Berdasarkan fenomena diatas dengan
kesadaran akan meningkatnya tanggung adanya data yang mendukung, maka peneliti
jawab sebagai ibu. tertarik untuk melakukan penelitian mengenai
Menurut Hawari (2001 dalam Soep, “Faktor-faktor yang mempengaruhi
2009) kondisi ini jika dibiarkan dapat postpartum blues”.
berlanjut menjadi depresi postpartum. Depresi
postpartum diawali dari adanya kelelahan, TUJUAN
gangguan tidur, adanya perasaan tidak Tujuan penelitian adalah untuk
mampu merawat bayi, adanya perasaan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
senang yang berlebihan akibat kelahiran bayi postpartum blues.
dan gejala stres. Depresi postpartum
merupakan salah satu bagian integral dari METODE
permasalahan gangguan jiwa yang terjadi

1000
JOM Vol 2 No 2, Juli 2015

Desain; Penelitian ini merupakan


penelitian kuantitatif dengan desain penelitian
deskriptif korelasi dengan pendekatan cross Tabel 5
sectional. Distribusi Responden berdasarkan Dukungan
Sampel: Metode pengambilan sampel Suami Pada Ibu Postpartum
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Jumlah Persentase
No Dukungan suami
purposive samplingdengan jumlah sampel (orang) (%)
1. Tinggi 39 52
sebanyak 75 orang.
2. Rendah 36 48
Instrument:Alat pengumpulan data
Jumlah 75 100%
yang digunakan berupa lembar kuesioner.
Kuesioner yangterdiri dari beberapa bagian.
Bagian pertama merupakan petunjuk Tabel 6
pengisian kuesioner. Bagian kedua terdiri dari Distribusi Responden berdasarkan Jenis
pertanyaan yang berhubungan dengan Persalinan Pada Ibu Postpartum
Jumlah
karakteristik karakteristik ibupostpartum(usia, No Jenis persalinan
(orang)
Persentase (%)
pendidikan,dan jenis persalinan). Bagian Normal 12 16
1.
ketiga terdiri dari pertanyaan yang bertujuan 2. Sectio caesarea 63 84
untuk mengidentifikasi kejadian postpartum Jumlah 75 100%
bluesterhadap ibupostpartum yang menjalani
perawatan di Ruang Camar 1 RSUD Arifin Tabel 7
Achmad Pekanbarudan Ruang Kebidanan Distribusi Responden berdasarkan Kesiapan
Rumah Sakit Petala Bumi Pekanbaru. Kehamilan Pada Ibu Postpartum
Analisa Data: Univariatdan Bivariat. Jumlah
No Kesiapan kehamilan Persentase (%)
(orang)
HASIL PENELITIAN 1. Siap 41 54,7
Berdasarkan penelitian didapatkan hasil 2. Tidak siap 34 45,3
sebagai berikut: Jumlah 75 100%

Tabel 3 Tabel 8
Distribusi Responden berdasarkan Hubungan Dukungan Suami dengan Kejadian
Karakteristik Postpartum Blues
Karakteristik Jumlah Persentase Kejadian postpartumblues
No OR
responden (orang) (%) Dukung Terjadi Tidak terjadi Total P value
an postpartum postpartum (95%CI)
1 Usia suami blues blues
< 20 tahun 5 6,7
N % N % N %
20-35 tahun 67 89,3 69,
Tinggi 12 30,8 27 39 100
>35 tahun 3 4,0 2 0,127
2 Tingkat pendidikan 22, (0,045- 0,000
Rendah 28 77,8 8 36 100
2 0,359)
Rendah (SD-SMP) 65 86,6
46,
Sedang (SMA) 7 9,3 Jumlah 40 53,3 35 75 100
7
Tinggi (PT) 3 4,1
Jumlah 75 100
Tabel 9
Hubungan Jenis Persalinan dengan Kejadian
Tabel 4 Postpartum Blues
Distribusi Responden berdasarkan Kejadian Kejadian postpartumblues
PostpartumBlues Terjadi Tidak terjadi P
Jumlah Persentase Jenis Total
No Pospartum Blues postpartum postpartum value
(orang) (%) persalinan
blues blues
Terjadi pospartum N % N % N %
1. 40 53,3%
blues
Normal 9 75 3 25 12 100
Tidak terjadi
2. 35 46,7% Sectio 0,185
pospartum blues 31 49,2 32 50,8 63 100
caesarea
Jumlah 75 100%
Jumlah 40 53,3 35 46,7 75 100

1001
JOM Vol 2 No 2, Juli 2015

tentang kehamilan atau kurangnya informasi


dalam mengakses pelayanan kesehatan yang
Tabel 10 ada. Selain itu pada usia tersebut juga belum
Hubungan Kesiapan Kehamilan Dengan cukup mencapai kematangan fisik, mental,
Kejadian Postpartum Blues peran dan aktivitas baru sebagai ibu dalam
Kesiapa
Kejadian postpartum blues
OR P merawat anaknya.
Terjadi Tidak terjadi
n
postpartum postpartum
Total (95% val Hasil penelitian ini sesuai dengan
Kehami CI) ue
lan
blues blues penelitian yang dilakukan oleh Yuliani dan
N % N % N %
Siap 9 22 32 78 41 100
0,027 Irawati (2013) menyatakan bahwa kejadian
(0,00
Tidak 7-
0,0 postpartum blues lebih banyak dialami oleh
31 91,2 3 8,8 34 100 00
siap 0,110 wanita yang berusia kurang dari 20 tahun atau
46,
Jumlah 40 53,3 35
7
75 100 ) lebih dari 35 tahun (81,8%).Hasil penelitian
Wardiah (2013) juga didapatkan bahwa
PEMBAHASAN mayoritas usia ibu pada saat melahirkan
berada pada tahap usia dewasa tengah yaitu
Analisa Univariat sebanyak 29 responden dan terdapat
hubungan yang bermakna antara usia saat
Usia melahirkan dengan kejadian baby blues
Hasil penelitian yang telah dilakukan sindrom.
terhadap 75 responden di Ruang Camar 1
RSUD Arifin Achmad Pekanbaru dan Ruang Tingkat Pendidikan
Kebidanan Rumah Sakit Petala Bumi Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Pekanbaru didapatkan sebagian besar dari 75 responden yang dirawat di Ruang
kelompok usia ibu postpartum berdasarkan Camar 1 RSUD Arifin Achmad Pekanbaru
klasifikasi Departemen Kesehatan Republik dan Ruang Kebidanan Rumah Sakit Petala
Indonesia (2009) berada pada kelompok usia Bumi Pekanbaru, mayoritas responden
20-35 tahun(89,3%). memiliki tingkat pendidikan yang rendah
Menurut pendapat Sloane dan (SD-SMP) yaitu sebanyak 65 responden
Benedict (2009) bahwa sebagian besar (86,6%). Hal ini karena umumnya menjadi
masyarakat percaya bahwa saat yang tepat ibu sangat dibutuhkan dalam mengatur rumah
bagi seorang perempuan untuk melahirkan tangga.
adalah pada usia antara 20-30 tahun dan hal Tingkat pendidikan sangat
ini mendukung periode yang optimal bagi ibu berpengaruh terhadap kecerdasan emosional,
untuk merawat bayinya. ibu yang memiliki tingkat pendidikan tinggi
Hasil penelitian ini sesuai dengan akan memiliki cara berfikir yang lebih
penelitian yang dilakukan oleh Ilmuwan dari rasional, dan semakin mudah untuk menerima
Royal College of Obstetricians and informasi. Ibu yang tidak mendapatkan
Gynecologist, Inggris Raya, bahwa secara informasi yang memadai tentang kehamilan
medis pada usia 20-30 tahun juga merupakan dan persalinan umunya akan sulit dalam
periode yang memiliki risiko penyulit atau menyesuaikan diri terhadap peran dan
komplikasi dalam persalinan yang minimal aktivitas barunya sehingga memungkinkan
dibandingkan pada usia di bawah 17 tahun terjadinya gangguan psikologis seperti
dan di atas 35 tahun. Hal ini dikarenakan postpartum blues. Hasil penelitian ini sesuai
potensi keguguran, operasi caesar, dan dengan penelitian yang dilakukan oleh
komplikasi saat kelahiran yang angkanya Yuliani dan Irawati (2013) menyatakan
meningkat tajam setelah wanita berusia di bahwa pendidikan terbanyak yang mengalami
atas 35 tahun (Dian, 2012). postpartum blues adalah SD-SMP yaitu 12
Faktor umur juga mempengaruhi responden (54,5%) dari 15 responden.
terjadinya masalah psikologis pada ibu
postpartum. Secara umum pada usia di bawah Kejadian Postpartum Blues
20 tahun memiliki pengetahuan yang terbatas
1002
JOM Vol 2 No 2, Juli 2015

Hasil penelitian didapatkan sebagian Apabila kondisi ibu dan janin dalam keadaan
besar ibu mengalami kejadian postpartum sehat maka besar kemungkinan ibu akan
blues sebanyak 40 responden (53,3%). Hal ini melahirkan secara normal. Sebaliknya apabila
karena perubahan peran seorang wanita ibu memiliki riwayat masalah kesehatan
menjadi ibu yang belum siap saat menghadapi seperti hipertensi, diabetes atau sebelumnya
kelahiran.Tuntutan peran ibu dalam mengurus telah menjalani sectio caesarea pada
keluarga terutama anak dan rumah tangga persalinan sebelumnya kemungkinan
membuat ibu harus menyesuaikan diri memerlukan sectio caesarea dibandingkan
menghadapi peran dan aktivitas baru sebagai melahirkan secara normal untuk menghindari
seorang ibu terutama pada minggu atau bulan masalah atau penyulit dalam persalinan.
pertama setelah melahirkan. Persalinan dengan sectio caesarea
Sebagian ibu dapat menyesuaikan diri biasanya dipilih karena adanya faktor resiko
terhadap peran dan aktivitas barunya tersebut yang dapat membahayakan kondisi ibu
namun sebagian lainnya kurang dapat maupun kondisi janin yang akan dilahirkan.
menyesuaikan diri dengan baik. Ibu yang Kondisi seperti ini sangat memungkinkan
kurang dapat menyesuaikan diri terhadap meningkatkan stress ibu. Sehingga ibu
peran dan aktivitas barunya kemungkinan postpartum dengan jenis persalinan dengan
karena mengalami gangguan psikologis sectio caesarea akan lebih beresiko
seperti postpartum blues (Nevid, Rathus & mengalami syndrom baby blues dibandingkan
Greene, 2005). dengan ibu yang melahirkan secara normal
(Rahmi, 2013).
Dukungan Suami pada Ibu Postpartum Hasil penelitian ini sesuai dengan
Hasil penelitian didapatkan sebagian penelitian Rahmi (2013), yang menyatakan
besar responden memiliki dukungan suami bahwa ada hubungan jenis persalinan,
yang tinggi sebanyak 39 responden dukungan sosial, dan persiapan menjadi ibu
(52%).Dukungan suami sangat penting pada dengan kejadian syndrome baby bluespada
ibu postpartum dalam menjalani perawatan ibu postpartum.
dirinya dan bayinya.Dukungan suami yang
tinggi berupa perhatian, komunikasi dan Kesiapan Kehamilan pada Ibu Postpartum
hubungan emosional yang intim, merupakan Hasil penelitian yang dilakukan pada
faktor yang paling bermakna bagi ibu 75 responden menunjukkan bahwa sebagian
postpartum untuk meminimalkan besar responden yaitu berjumlah 41
kemungkinan terjadinya gangguan psikologis responden (54,7%)yang dirawat di Ruang
(Sylvia, 2006). Camar 1 RSUD Arifin Achmad Pekanbaru
Hasil penelitian ini sesuai dengan dan Ruang Kebidanan Rumah Sakit Petala
penelitian yang dilakukan oleh (Yuliani & Bumi Pekanbaru memiliki kesiapan untuk
Irawati, 2013).Dukungan suami merupakan hamil pada kehamilan ini.Hasil penelitian ini
sesuatu yang penting dalam membangun sesuai dengan teori yang disampaikan oleh
suasana positif, dimana istri merasakan hari- Bobak (2005) bahwa dengan kehamilan yang
hari pertama yang melelahkan.Dukungan atau diharapkan maka seorang ibu akan semakin
sikap positif dari pasangan dan keluarga akan siap untuk persalinan dan menjadi ibu.
memberi kekuatan tersendiri bagi ibu Persiapan untuk persalinan dan
postpartum. menjadi ibu akan sangat menentukan apakan
seseorang mengalami syndrome baby blues
Jenis Persalinan pada Ibu Postpartum atau tidak. Adanya persiapan yang baik
Hasil penelitian didapatkan mayoritas membuat ibu postpartum akan mampu
jenis persalinan responden adalah sectio menghadapi masa pasca persalinannya dengan
caesarea yaitu sebanyak 63 responden (84%). baik tanpa adanya gangguan syndrome
Hal ini karena dengan sectio caesareaibu postpartum.
lebih mengalami stess untuk menentukan Hasil penelitian ini sesuai dengan
proses persalinan yang terbaik bagi ibu. penelitian yang dilakukan olehYuliani &

1003
JOM Vol 2 No 2, Juli 2015

Irawati (2013) menyatakan bahwa terdapat Hasil penelitian ini sesuai dengan
hubungan yang bermakna antara status penelitian yang dilakukan oleh Fatimah
kehamilan (yang diinginkan dan tidak (2009) juga menyatakan bahwa ada hubungan
diinginkan) dengan terjadinya postpartum antara dukungan suami dengan kejadian
bluesdengan p value = 0,027 yang berarti postpartum blues pada ibu primipara di Ruang
secara umum terdapat hubungan antara jenis Bugenvile RSUD Tugurejo Semarang dengan
persalinan dengan postpartum p value = 0,033. Maka diperlukan dukungan
blues.Kehamilan merupakan suatu proses suami yang lebih kepada istri melahirkan
alamiah yang menyenangkan, didambakan, untuk mencegah gejala postpartum blues.
dan diinginkan oleh setiap wanita sehingga Hubungan Jenis Persalinan dengan
perlu adanya kesiapan fisik dan psikologi. Kejadian Postpartum Blues
Hasil analisa hubungan jenis
Analisa Bivariat persalinan dengan kejadian postpartum blues
yang dirawat di RSUD Arifin Achmad dan
Hubungan Dukungan Suami dengan RSUD Petala Bumi Pekanbaru menunjukkan
Kejadian Postpartum Blues hasil bahwa dari 75 responden, terdapat 9
Hasil analisa hubungan dukungan responden (75%) dengan persalinan normal
suamidengan kejadian postpartum blues yang dan terjadipostpartum blues, persentase ini
dirawat di RSUD Arifin Achmad dan RSUD lebih rendah dibandingkan dengan responden
Petala Bumi Pekanbaru menunjukkan hasil yang melahirkan dengan jenis persalinan
bahwa dari 75 responden, terdapat 12 sectio caesareadanterjadipostpartum
responden (30,8%) dengan dukungan bluesyaitu yang berjumlah 31 responden
keluarga yang tinggi dan terjadipostpartum (49,2%).
blues, persentase ini lebih rendah Berdasarkan hasil uji Chi Square
dibandingkan dengan responden yang diperoleh p value = 0,185 lebih besar dari
mendapatkan dukungan suami yang rendah nilai α 0,05, sehingga hipotesa Ho gagal
danterjadipostpartum bluesyaitu yang ditolak atau tidak ada hubungan antara jenis
berjumlah 28 responden (77,8%). persalinan dengan kejadian postpartum blues
Berdasarkan hasil uji Chi Square di Ruang Camar 1 RSUD Arifin Achmad
diperoleh p value = 0,000 lebih kecil dari nilai Pekanbaru dan Ruang Kebidanan Rumah
α 0,05, sehingga hipotesa Ho ditolak atau ada Sakit Petala Bumi Pekanbaru. Hal ini karena
hubungan antara dukungan suami dengan dukungan yang tinggi oleh suami, keluarga,
kejadian postpartum blues di Ruang Camar 1 perawat dan dokter membuat ibu dapat
RSUD Arifin Achmad Pekanbaru dan Ruang menyesuaikan diri dengan keadaan setelah
Kebidanan Rumah Sakit Petala Bumi melahirkan sehingga tidak menyebabkan
Pekanbaru. Dukungan suami merupakan terjadinya gangguan psikologis yang berarti.
strategi koping yang sangat penting pada saat Hasil penelitian ini sesuai dengan
mengalami stres dan berfungsi sebagai penelitian yang dilakukan oleh Machmudah
strategi preventif untuk mengurangi stress dan (2010) tentang pengaruh riwayat persalinan
konsekuensi negatifnya, maka dukungan terhadap kemungkinan terjadinya postpartum
suami sangat dibutuhkan oleh perempuan blues juga diperoleh p value = 0,474 yang
setelah menjalani persalinan menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh
Dukungan suami sangat penting dan antara persalinan komplikasi terhadap
tidak bisa diremehkan dan yang tak kalah kemungkinan terjadinya postpartum blues.
pentingnya membangun suasana positif, Hasil penelitian ini sesuai dengan Cury, et
dimana istri merasakan hari-hari pertama al., (2008, dalam Machmudah, 2010) juga
yang melelahkan. Oleh sebab itu dukungan menyebutkan bahwa komplikasi yang dialami
atau sikap positif dari pasangan dan keluarga ibu selama periode intranatal tidak
akan memberi kekuatan tersendiri bagi ibu berhubungan dengan terjadinya postpartum
postpartum(Yuliani & Irawati, 2013). blues (p value = 0,37).

1004
JOM Vol 2 No 2, Juli 2015

Hubungan Kesiapan Kehamilan dengan Hasil penelitian ini diharapkan


Kejadian Postpartum Blues bagi Rumah Sakitdapat menyediakan
Hasil analisa hubungan kesiapan fasilitas kelas posnatal bagi ibu dan
kehamilandengan kejadian postpartum blues peran suami dalam menghadapi
yang dirawat di RSUD Arifin Achmad dan kehamilannya.
RSUD Petala Bumi Pekanbaru menunjukkan
hasil bahwa dari 75 responden, terdapat 9 3. Bagi Masyarakat
responden (32%) yang siap dengan Hasil penelitian ini dapat
kehamilannya dan terjadipostpartum blues, menjadi bahan masukan bagi
persentase ini lebih rendah dibandingkan masyarakat pada umumnya agar tetap
dengan responden yang tidak siap dengan meningkatkan pengetahuan tentang
kehamilannya danterjadipostpartum peran suami dalam meningkatkan istri
bluesyaitu yang berjumlah 31 responden menghadapi kesiapan kehamilan
(91,2%). sampai pascabersalin.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
KESIMPULAN Di harapkan hasil penelitian ini
Hasil penelitian tentang faktor-faktor menjadi bahan perbandingan dan
yang mempengaruhi postpartum blues pada masukan bagi peneliti selanjutnya dan
pasien yang dirawat di RSUD Arifin Achmad diharapkan peneliti selanjutnya dapat
Pekanbaru dan RSUD Petala Bumi melakukan observasi tentang
menyatakan bahwa sebagian meningkatkan peran seorang suami
besarkarakteristik umur responden adalah dan mempunyai kesiapan kehamilan
remaja akhir (56%), mayoritas tingkat dalam menghadapi postpartum.
pendidikan responden adalah pendidikan
rendah (86,6%), dan mayoritas jenis DAFTAR PUSTAKA
persalinan adalah sectio caesarea (84%). Bobak, I.M., Lowdermilk, D.L., & Jensen,
Hasil penelitian menunjukkan bahwa M.D. (2005).Buku ajar keperawatan
responden yang mendapatkan dukungan maternitas. (Maria & Peter,
suami yang tinggi memiliki kecenderungan Penerjemah). Edisi 4.Jakarta : EGC.
untuk tidak terjadi postpartum blues, dan Dian. (2012). Usia 20-35 tahun tepat untuk
responden yang mendapatkan dukungan melahirkan. Fimelle.com; Woman Love
suami yang rendah memiliki kecenderungan & Life.Diperoleh tanggal 12 Februari
untuk terjadi postpartum blues. 2015 dari
Hasil analisa bivariat didapatkan ada http://universitasgunadarma.com/.
hubungan yang signifikan antara dukungan Fatimah, S. (2009). Hubungan dukungan
suami dan kesiapan kehamilan dengan suami dengan kejadian postpartum
kejadian postpartumblues (nilai p=0,000), blues pada ibu primipara di ruang
namun tidak ada hubungan yang signifikan Bugenvile RSUD Tugurejo Semarang.
antara jenis persalinan dengan kejadian Artikel Universitas Diponegoro
postpartum blues (nilai p=0,185). Semarang.Diperoleh pada tanggal 03
Februari 2015 dari
SARAN http://undip.ac.id/107291.pdf.
1. Bagi Ilmu Keperawatan Henshaw. (2003). Postnatal blues: A risk
Hasil penelitian ini dapat faktor of postnatal depression. J
menjadi bahan masukan dalam ilmu Pychosom Obstet Gynecol, 25, 267-272.
keperawatan dalam sumber informasi Indiarti.(2007). Kehamilan, persalinan dan
tentang perlunya persiapan ibu dalam perawatan bayi. Yogyakarta: Diglossia.
menghadapi kehamilan. Machmudah. (2010). Pengaruh persalinan
dengan komplikasi terhadap
2. Bagi Bagi Rumah Sakit kemungkinan terjadinya postpartum
blues di Kota Semarang. Tesis

1005
JOM Vol 2 No 2, Juli 2015

Universitas Indonesia.Diperoleh tanggal dokumen seminar 2013 F. Dian %2520


12 Februari 2015 dari http://lib.ui.ac.id/. Irawati.pdf.
Mansur, H.(2009). Psikologi ibu dan anak
untuk kebidanan. Jakarta: Selemba
Medika.
Medical Record RSUD Arifin Achmad
Pekanbaru.(2013). Pravelensi
postpartum. Pekanbaru: RSUD Arifin
Achmad Pekanbaru.
Misrawati., Lestari, W., & Utami, S. (2014).
Postpartum blues in pekanbaru public
hospital. Universitas Riau : Proceeding.
Miyansaski, U.M. (2013). Perbandingan
kejadian postpartum blues pada ibu
postpartum dengan persalinan normal
dan sectio caesarea. Skripsi.Tidak
dipublikasikan.
Nevid, J.S., Rathus, S.A., & Greene, B.
(2005).Psikologi abnormal, Jilid I. Alih
bahasa: Tim Psikologi UI. Jakarta:
Erlangga.
Pieter, Z. H. (2011). Pengantar psikologi
untuk kebidanan. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Rahmi, N .(2013). Faktor-faktor yang
berhubungan dengan kejadiaan
syndrome baby blues pada ibu
postpartum di Puskesmas Suka Makmur
Aceh Besar.Diperoleh pada tanggal 03
Februari 2015 dari http://jurnal
simtakp.uui.ac.id.pdf.
Sloane & Benedict.(2009). Petunjuk lengkap
kehamilan. Alih bahasa: Adiwiyoto, A.
Jakarta: Pustaka Mina.
Soep. (2009). Pengaruh intervensi
psikoedukasi dalam mengatasi depresi
postpartum di rsu dr. Pirngadi medan.
Tesis.Diperoleh tanggal 25 November
2014 dari
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123
456789/6885/1/09E01429.pdf.
Sylvia, D.E. (2006). Depresi pasca
persalinan. Jakarta: FK UI.
Yuliani, F. & Irawati, D. (2013).Pengaruh
faktor psikososial terhadap terjadinya
postpartum blues pada ibu nifas (Studi
di Ruang nifas RSUD R.A Bosoeni
Mojokerto). Jurnal Poltekkes Majapahit
Mojokerto. Diperoleh tanggal 03
Februari 2015 dari http://dppm.uii.ac.id

1006

Anda mungkin juga menyukai