Oleh :
NIM. 1902057
SIDOARJO
2020
i
KARYA TULIS ILMIAH
Oleh :
NIM. 1902057
SIDOARJO
2020
ii
SURAT PERNYATAAN
NIM : 1902057
Menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah yang Brjudul “An “A” DENGAN
disebutkan sumbernya.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila
Pembimbing 1 Pembimbing 2
iii
HALAMAN PERSETUJUAN KARYA TULIS ILMIAH
Telah disetujui untuk di ujikan di hadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah pada
Oleh :
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Mengetahui,
Direktur
iv
HALAMAN PENGESAHAN
Telah diuji dan disetujui oleh Tim Penguji pada Sidang di Progran D3 Keperawatan
TIM PENGUJI
Mengetahui,
Direktur
v
Motto
Motivasi pertama dalam hidup ini
“Long Life Education “
Segala yang terjadi disekitar Dapat dijadikan pelajaran hidup
Untuk menambah pengalaman Dan memotivasi diri sendiri
Berikan waktu sejenak Untuk berfikir
vi
KATA PENGANTAR
Dengan nama Allah yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang, dan
dengan rahmat tuafiq dan hidayah-Nya penulisan dapat menyelesaikan KTI dengan
judul “Asuhan Keperawatan dengan Diagnosa Demam Typoid”, guna memenuhi
tugas dan melengkapi syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Keperawatan
(AMD.Kep) pada Kerta Cendekia Sidoarjo.
Penulis yakin bahwa dalam penulisan tesis ini tidak akan selesai dengan
baik tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak, yang telah dengan ikhlas membantu
penulis demi terselesainya penulisan. Untuk itulah penulisan menyampaikan
ucapan terimakasih, kepada :
vii
8. Bapak dan Ibu Dosen Kerta Cendikia Sidoarjo, yang telah memberikan
bekal bagi penulis melalui materi – materi kuliah yang penuh nilai dan
makna dalam penyempurnaan penulisan tesis ini, juga kepada seluruh
tenaga administrasi yang tulus ikhlas melayani keperluan penulis selama
menjalani studi dan penulisannya.
9. Keluarga besar “Djumali” Terimakasih, sudah menyemangati dan
mendukung kesuksesan dalam perjuangan menjalani studi.
10. Sahabat – sahabat seperjuangan serta saudara – saudara tersayang dalam
naungan Kerta Cendekia Sidoarjo yang telah memberikan dorongan
semangat sehingga KTI dapat terselesaikan, saya hanya dapat mengucapkan
semoga hubungan persahabatan tetap terjalin.
11. Teman teman seperjuangan prodi DIII Keperawatan yang telah membantu
dan mmberikan solusi dan motivasi kepada kami.
viii
DAFTAR ISI
ix
2.2.6 Kerangka Masalah Keperawatan..............................................................27
2.2.6 Kerangka Masalah Keperawatan..............................................................28
BAB 3 ..............................................................................................................................57
3.1 PENGKAJIAN ...................................................................................................57
3.1.1 Identitas Klien ..............................................................................................57
3.1.2 Riwayat Keperawatan Sekarang ...................................................................58
3.1.3 Riwayat Keperawatan ...................................................................................58
3.1.4 Riwayat Kesehatan Sebelumnya...................................................................59
3.1.5 Riwayat Kesehatan Keluarga........................................................................60
3.1.6 Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan ...................................................60
3.1.7 Genogram (3 Generasi) ................................................................................61
3.1.8 Riwayat Nutrisi ............................................................................................61
3.1.9 Observasi dan Pengkajian Fisik ................................................................61
3.1.10 Data Penunjan ..............................................................................................65
3.1.10.1 Laboratorium ............................................................................................65
3.2 Analisa Data .........................................................................................................67
3.2.1. Prioritas Masalah ..............................................................................................69
3.3 Implementasi ......................................................................................................71
3.4 Evaluasi ...............................................................................................................73
BAB 4 ..............................................................................................................................76
4.1 Pengkajian Keperawatan...................................................................................76
4.2 Diagnosa Keperawatan ......................................................................................59
4.3 Perencanaan Keperawatan ................................................................................61
4.4 Pelaksanaan Keperawatan ................................................................................62
4.5 Evaluasi Keperawatan .......................................................................................64
BAB 5 ..............................................................................................................................66
5.2.1 Bagi ibu dan keluarga ...................................................................................67
5.2.2 Bagi institusi kesehatan ................................................................................67
5.2.3 Bagi peneliti .................................................................................................67
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................68
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN
Daftar Arti Lambang
= : Sama Dengan
% : Persentase
> : LebihBesar
< : LebihKecil
- : Sampai dengan
+ : Positif
/ : Garis Miring
: : Titik Dua
; : Titik Koma
. : Titik
? : Tanda Tanya
× : Kali
√ : Checklist
( : Kurung Buka
) : Kurung Tutup
“ : Tanda Petik
xiii
NIC : Nursing Interventions Classification
NOC : Nursing Outcomes Classification
xiv
BAB 1
PENDAHULUAN
No. 6 tahun 1962 tentang wabah, yaitu: kelompok penyakit menular ini
merupakan penyakit yang mudah menular dan dapat menyerang banyak orang
penyakit infeksi akut pada usus halus dengan gejala demam satu minggu atau
lebih disertai gangguan pada saluran pencernaan dengan atau tanpa gangguan
menyerang banyak orang, mulai dari usia balita, anak-anak, dan dewasa.
Sebagian penderita demam tifoid kelak akan menjadi carrier, baik sementara
atau menahun (Sjamsuhidajat, 2010). Masalah wabah banyak terjadi dan kejadian
Penyakit demam typoid merupakan penyakit yang berada pada usus halus
dan dapat menimbulkan gejala terus menerus, di sebabkan oleh Salmonella thyposa.
terjadidi Asia. Kematian di rumah sakit berkisar antara 0-13,9%. Prevalensi pada
anak-anak kematian berkisar antara 0-14,8%. (WHO, 2013). Pada tahun 2014
1
2
timur mengungkapkan bahwa tahun 2011, anak yang menderita demam typhoid
sebanyak 991 orang, sedangkan menurut data tahun 2012 sebanyak 1.049
orang anak yang mengidap penyakit demam typhoid selain itu data yang
diperoleh dari dinas kesehatan pada tahun 2014, pasien anak yang menderita
demam typhoid sebanyak 1172. Menurut kepala ruangan sub bidang penyakit
Hal ini didukung oleh data yang menyatakan bahwa daerah Jawa Timur
hidup bersih dan sehat (PHBS). Standar PHBS yaitu sebesar 38,7% (Dinkes,
tahun 2009 jumlah kejadian demam tifoid dan paratifoid di Rumah Sakit
adalah 80.850 kasus pada penderita rawat inap dan 1.013 diantaranya
meninggal dunia. Sedangkan pada tahun 2010 penderita demam tifoid dan
paratifoid sejumlah 41.081 kasus pada penderita rawat inap dan jumlah pasien
meninggal dunia sebanyak 276 jiwa (Depkes, 2013). Setelah berada dalam
dan limfa. Kuman yang tidak difagosit akan berkembang biak dalam hati dan
2
limfa sehingga organ tersebut membesar disertai nyeri pada perabaan. (Raflizar
& Holly, 2009). Angka kematian diperkirakan sekitar 6-5% sebagai akibat
pada 3 umur kurang dari 30 tahun. Pada anak-anak biasanya diatas 1 tahun
penduduk/tahun atau sekitar 600.000 dan 1.5 juta kasus per tahun. Berdasarkan
data dari RSU Anwar Medika Sidoarjo bahwa penyakit demam typhoid
menduduki posisi ke-2 dari 10 penyakit terbanyak rawat inap pada tahun
2012 dengan jumlah pasien sebanyak 806, pada tahun 2013 penyakit demam
typhoid menduduki posisi pertama dari 10 penyakit terbanyak rawat inap pada
tahun 2012 dengan jumlah pasien sebanyak 806, pada tahun 2013 penyakit
inap pada tahun 2013 dengan jumlah pasien sebanyak 1020, serta pada tahun
2014 data yang diperoleh dari bulan Januari – November sebanyak 807
pasien.
3
Mengingat kompleksnya masalah yang terjadi pada pasien dengan
4
1.3.2.2 Merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien demam thypoid di RSU
5
1.5 Metode Penulisan
dari:
BAB 1 : pendahuluan, terdiri dari latar belakang masalah, tujuan penulisan, metode
BAB 2 : tinjauan teoritis, yang terdiri dari konsep dasar yang terdiri dari definisi,
BAB 3 : tinjauan kasus, yang terdiri dari 5 tahapan proses keperawatan mulai dari
BAB 4 : pembahasan, yaitu berisi tentang kesenjanagn dari hasil yang didapatkan
BAB 5 : penutup, berisi kesimpulan dan saran penulis terhadap hasil asuhan
6
7
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Pengertian
demam tifoid adalah penyakit yang disebabkan oleh kuman berbentuk basil
yaitu salmonella typhi yang ditularkan melalui makanan atau minuman yang
2.1.2 Etiologi
kuman gram negatif, motil dan tidak menghasilkan spora. Kuman ini dapat
hidup baik sekali pada suhu tubuh manusia maupun suhu yang sedikit lebih
rendah, serta mati pada suhu 70°C ataupun oleh antiseptik. Sampai saat ini,
menyebar)
bersifattermolabil.
7
8
2.1.3 Penularan
hal-hal berikut:
salmonella typhi
basil salmonella typhi ke sungai atau deket dengan sumber air yang
2.1.4 Patofisilogi
darah sampai diorgan-organ lain, terutama hati dan limpa. basil yang tidak
anak biasanya lebih ringan dari pada orang dewasa. Masa tunas 10-20 hari.
Yang tersingkat 4 hari jika infeksi terjadi melalui makanan, sedangkan jika
ditemukan gejala prodromal, yaitu perasaan tidak enak badan, lesu, nyeri
thypi terdapat dalam serum klien dengan typhoid juga terdapat pada
tubuh kuman).
flagel kuman).
1/10. 1/80, 1/160 ini merupakan titer atau konsentrasi. Pada orang
uji widal :
pembentukan antibodi.
antibodi.
lain. ( padila,2013).
Bila biakan darah positif hal itu menandakan demam typhoid, tetapi
demam typhoid. Hal ini dikarenakan hasil biakan darah tergantung dari
beberapa faktor :
baik adalah pada saat demam tinggi yaitu pada saat bakteremia
berlangsung.
typhoid, jumlah leukosit pada sediaan darah tepi berada pada batasbatas
2.1.7 Komplikasi
2.1.7.1. Pada usus halus umumnya jarang terjadi tetapi bila terjadi
sering fatal.
tanda renjatan.
setelahnya dan terjadi pada bagian distal ileum. Perforasi yang idak
2.1.8 Penatalaksanaan
2.1.8.3. Diit tinggi kalori, tinggi protein, tidak mengandung banyak serat.
tinggi.
2.2.1 Pengkajian
2.2.1.1. Identitas
Berupa perasaan tidak enak badan, lesu, nyeri kepala, pusing, dan
inkubasi).
bersifat febris remiten dan suhunya tidak tinggi sekali. Selama minggu
menurun pada pagi hari dan meningkat lagi pada sore dan malam
Pada minggu ketiga, suhu berangsur turun dan normal kembali pada
2.2.1.5. Kesadaran
yaitu apatis sampai samnolen, jarang terjadi sopor, koma, atau gelisah
2) Tanda-tanda vital
Suhu : Pada fase 7-14 hari didapatkan suhu tubuh meningkat 39-
41°C pada malam hari dan biasanya turun pada pagi hari.
(bradikardi relatif).
Pernafasan : Meningkat
B1 (Breathing)
2.2.1.8 B2 (Blood)
ketiga, respon toksin sistemik dapat mencapai otot jantung dan terjadi
2.2.1.9 B3 (Brain)
pusat saraf pusat oleh infeksi S. typhi. Didapatkan ikterus pada sklera
2.2.1.10 B4 (Bladder)
Pada kondisi berat akan didapatkan penurunan urin output respon dari
2.2.1.11 B5 (Bowel)
1) Inspeksi :
(1) Lidah kotor berselaput putih dan tepi hiperemis disertai stomatitis.
2) Auskultasi :
Didapat penurunan bising usus kurang dari 5 kali per menit pada minggu
3) Perkusi :
4) Palpasi :
kedua.
peritonitis.
2.2.1.12 B6 (Bone)
dapatkan kulit kering turgor kulit menurun, maka tampak pucat, rambut
agak kusam, dan yang terpenting sering didapatkan tanda roseola ( bintik
merah pada leher, punggung dan paha). Roseola merupakan suatu nodul
kecil sedikit menonjol dengan diameter 2-4 mm, berwarna merah, pucat,
serta hilang pada penekanan, lebih sering terjadi pada akhir minggu
pertama dan awal minggu kedua. Roseola ini merupakan embolin kuman
thypi.
2.2.3 Perencanaan
adekuat.
nafsu makan.
kebutuhan klien
kebutuhan klien.
indikasi.
kembali membaik.
dalam tubuh.
paracetamol.
aktifitas.
4) Intervensi : Observasi perdarahan dan tes fase tiap hari untuk adanya
samar.
resiko perdarahan.
nyaman
nafsu makan.
25
pasien.
komplikasi.
usus halus.
2.2.4 Implementasi
2.2.5 Evaluasi
antara hasil akhir yang teramati dan tujuan atau kriteria hasil yang dibuat
dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya. Jika hasil evaluasi
menunjukkan tercapainya tujuan dan criteria hasil, klien bisa keluar dari
Pembuluh limfe
Berkembang biak di hati dan limfa Masuk aliran darah (Bakteri sekunder)
Empedu Endotoksin
Pembesaran hati Pembesaran limfa
Merangsang pelepasan
Penurunan atau peningkatan Lest plak peyer zat epirogen oleh
mobilitas usus leukoseit
Erosi Nyeri
Penurunan atau peningkatan Zat pirogen beredar
peristaltik usus dalam darah
Pendarahan masif
Konstipasi/Diare Peningkatan asam Mempengaruhi pusat
lambung thermugulator di
Resiko hipotalamus
Gangguan pola Anoreksia mual muntah tinggi
eliminasi komplikasi
Hipertermia
Lemah, lesu, pucat
Sumber:
Ngastiyah (2008)
Arief Mansjoer (2007) Gangguan Defisit volume cairan
nutrisi
BAB 3
TINJAUAN KASUS
keperawatan pada pasien dengan Demam Typhoid, maka penulis menyajikan suatu
kasus yang penulis amati mulai tanggal 22 juli 2019 sampai tanggal 24 juli 2019
dengan data pengkajian pada tanggal 22 juli 2019 jam 08.00 WIB. Anamnesa
diperoleh langsung dari pasien dan file No. Register 60-40-XX sebagai berikut.
3.1 PENGKAJIAN
Nama : An. A
Umur : 13 Tahun
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam
57
58
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam
Ibu mengatakan anaknya panas sejak hari senin tanggal 15 juli 2019
panas lebih dari 5 hari disertai mual muntah. Pada hari sabtu malam
keluhan panas disertai mual muntah dan di rawat inap diruang sakura
segera
menangis.
ibu
2700gr.
anaknya.
sekarang ini.
lain)
Typhoid dan penyakit menular lainnya seperti Hepatitis, HIV, DM, Jantung
dan Hipertensi.
Ibu mengatakan anaknya sering jajan sembarangan dan kalau makan jarang
mencuci tangan.
Ibu yakin bahwa anaknya akan cepat sembuh bila dirawat di RSU Anwar
Medika.
Keterangan :
: Laki - Laki
: Perempuan
porsi
3.1.8.2. Saat di rumah sakit : Makan 3x/hari nafsu makan menurut hanya
3.1.9.1.
Keadaan : Lemah Kesadaran : Composmentis
Umum
3.1.9.2.
Tekanan Darah : 100/60 Nadi : 84x/menit
mmHg
3.1.9.3.
Respirasi : 20x/menit Suhu : 38oC
62
1) PERNAFASAN
2) KARDIOVASKULER
3) PERSYARAFAN
(2) Kejang :-
4) GENITOURINARIA
5) PENCERNAAN
(1) Mulut
1. Mukosa : kering
2. Bibir : normal
3. Lidah : kotor
(2) Abdomen
2) BAB
2.Bau : khas
7) PENGINDERAAN
(1) Mata
5. Pupil : isokor
(2) Hidung
65
8) Endokrin
3.1.10.1Laboratorium
Tabel 3.1 Hasil Lab Pada An “A” Dengan Diagnosa Medis Demam Tyhpoid Di
Urinalisasi
Protein + Negatif
Sedimen
-Epitel + Negatif
-Bakteri + Negatif
Uji widal
Indikasi : Antibiotik
Indikasi : Antibiotik
Typhoid
Penurunan/peningkatan
mobilitas usus
Penurunan/peningkatan
peristaltik usus
69
Gangguan nutris
3.3 Perencanaan
aksila. mengurangi
9. Catat demam.
adanya 9. Untuk
fluktuasi mengetahui
tekanan perkembangan
darah. pasien
71
3.3 Implementasi
3.4 Evaluasi
O:
Suhu: 38oC
Nadi: 96x/menit
RR: 20x/menit
tetes permenit
pecah
P: intervensi dilanjutkan
74
O:
Suhu: 38,5oC
Nadi: 97x/menit
RR: 20x/menit
P: intervensi dilanjutkan
O:
Suhu: 36,2oC
75
RR: 28x/menit
A: masalah teratasi
P:
istirahat
BAB 4
PEMBAHASAN
demam typhoid di RSU Anwar Medika Sidoarjo yang dilaksanakan pada bulan juli
2019.
dengan keluhan demam lebih dari 5 hari yang disertai mual,muntah. Pasien dibawa
ke RSU Anwar Medika dan dilakukan pemeriksaan fisik keadaan umum pasien
didapatkan suhu 38oc, nadi 84x/menit, tekanan darah 100/60mmHg, dan frekuensi
nafas 20x/menit. Berat badan pasien sebelum sakit 40kg saat ini 38kg didapat diet
khusus TKTP. Sejak dirawat, pada klien mendapatkan diit bubur halus rendah serat,
diit pada penderita demam typhoid yaitu makanan harus mengandung cukup cairan,
kalori, dan tinggi protein. Bahan makanan tidak boleh mengandung banyak serat,
tidak merangsang, dan tidak menimbulkan banyak gas. Pada hasil laboratorium uji
widal pada tanggal 20 juli 2019 hasilnya salmonella typhi O positif, salmonella
3x500mg, Paracetamol 3x1 Ceftriaxone 2x1, Multivitamin 2x1 sth Antasida sirup
3x1 sth.
58
biasanya lebih ringan dari pada orang dewasa. Masa tunas 10-20 hari. Yang
tersingkat 4 hari jika infeksi terjadi melalui makanan, sedangkan jika melalui
minuman yang terlama 30 hari. Selama masa inkubasi mungkin ditemukan gejala
prodromal, yaitu perasaan tidak enak badan, lesu, nyeri kepala, pusing tidak
Saya telah mengumpulkan data dari pasien, keluarga dan hasil pemeriksaan
fisik dan laboratorium sehingga terdapat kesenjangan pada fakta dan teori yaitu
pada fakta tanda dan gejala Demam Typoid pada Demam tinggi naik turun dan
penurunan nafsu makan ditemukan pada pasien di rumah sakit nafsu makan
menurun, porsi makan ½ porsi, pasien mengalami mual. Keluhan mual muntah
Sedangkan pada kasus An “A” ditemukan Demam tinggi naik turun dan penurunan
nafsu makan ditemukan pada pasien di rumah sakit nafsu makan menurun, porsi
makan ½ porsi, pasien mengalami mual, didapat keadaan umum lemah, kesadaran
tidak ada kelainan. Ditemukan data pasien dewasa usia 13 tahun, Saat pengkajian
sebelumnya, pada riwayat penyakit keluarga juga tidak di temukan adanya riwayat
kesenjangan dengan teori, pada pasien terjadi 5 hari saat MRS terjadi panas diikuti
dengan penurunan nafsu makan. Penulis telah mengumpulkan data dari pasien
59
peningkatan suhu tubuh dan pola nutrisi pada data pengkajian pasien dirumah sakit.
Oleh karena itu penanganan dini pada penderita demam typhoid sangat diperlukan
jika tidak ditangani lebih lanjut berdampak kondisi pasien akan sangat lemah dan
Dari gejala yang ada pada pasien An.A dan dari hasil pemeriksaan
labolatorium dapat ditegakkan diagnosa medis pada An.A yaitu demam typhoid
pada kasus An.A muncul 1 diagnosa keperawatan yang menjadi masalah yaitu
data subjektif didapatkan ibu pasien mengatakan anaknya panas sudah lebih dari 5
hari. Dari data objektif ditemukan keadaan pasien lemah suhu: 38oC, nadi : 84x/
akral hangat, kulit agak kemerahan. Berdasarkan data tersebut maka dirumuskan
pada anak dengan demam tifoid adalah Hipertermia berhubungan dengan infeksi
kekurangan volume cairan berbuhungan dengan intake dan output yang tidak
proses imflamasi pada usus dapat mengakibatkan pasien untuk susah makan dan
60
tidur. Resiko tinggi komplikasi berhubungan dengan proses imflamasi pada usus.
keperawatan yang muncul sesuai dengan teori, dimana diagnosa yang diperkirakan
muncul pada kasus demam typhoid saat pengkajian dan menjadi prioritas masalah
keperawatan ada kesenjangan pada teori dan fakta didalam teori terdapat 6 diagnosa
volume cairan berhubungan dengan intake dan output yang tidak adekuat tidak
karena pasien ditemukan suhu badannya panas. Nyeri berhubungan dengan proses
inflamasi pada usus tidak ditemukan pada pasien karena pasien tidak merasakan
proses inflamasi pada usus tidak ditemukan karena pasien di mengalami gangguan
usus halus tidak ditemukan karena BAB pasien rutin setiap harinya dan bentuk
fesesnya lembek.
61
dilakukan 1X 24 jam, dengan tujuan suhu tubuh dalam batas normal dengan kriteria
hasil suhu tubuh 36- 37°C, tidak ada perabaan. Dan tindakan keperawatan montior
suhu tubuh sesering mungkin , monitor warna suhu tubuh, monitor tekanan darah
nadi dan respirasi, monitor tingkat kesadaran, monitor intake dan output, berikan
antipiretik sesuai progam terapi, selimuti pasien, kompres pada lipatan paha dan
aksila, catat adanya fluktuasi darah. Rencana asuhan keperawatan yang akan
pengiriman, dan evaluasi pusat rencana yang dilaksanakan oleh seorang perawat
profesional ( Ryan, 1973). Dimana pada kasus demam typhoid masalah yang lazim
muncul adalah Hipertemia ada 8 intervensi yaitu montior suhu tubuh sesering
mungkin , monitor warna suhu tubuh, monitor tekanan darah nadi dan respirasi,
monitor tingkat kesadaran, monitor intake dan output, berikan antipiretik sesuai
progam terapi, selimuti pasien, kompres hangat pada lipatanpaha dan aksila, catat
keperawatan 1x 24 jam dan terdapat kesenjangan antara fakta dan teori yaitu pada
fakta ditemukan perencanaan keperawatan pakaikan baju tipis dan kolaborasi dalam
tidak melakukan tindakan yang melenceng dari perencanaan yang ditetapkan pada
pasien, memberikan kompres pada lipatan paha dan lipatan aksila, menganjurkan
klien untuk banyak istirahat, melakukan tirah baring. Untuk tanggal 23 juli 2019
typhi. Penulis mengulang implementasi yang sama tanggal 22 juli 2019 dan
sama dengan yang dilakukan tanggal 22 juli 2019 dan tanggal 24 juli sudah teratasi,
dan pada pukul 16.00 pasien keluar dari rumah sakit. Implementasi dihentikan.
tujuan yang spesifik (Iyer et al., 1996). Tujuan dari implementasi adalah membantu
pasien dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan yang mencakup peningkatan
Penyusunan asuhan keperawatan melalui tiga tahap, yaitu: Tahap persiapan terdiri
dari : Meninjau ulang tindakan antisipasi dari asuhan keperawatan yang akan
dan emosional.
kooperatif. Implementasi yang dilakukan adalah sesuai dengan teori dan tidak ada
kesenjangan antara fakta pasien di rumah sakit dan teori karena tindakan yang
colaboration ( ONEC), dan sesuai implementasi pada pasien An. A dan keluarga
diberikan secara profesional pada hari kedua tanggal 23 juli 2019 di ruang pasien
kasus pasien yaitu demam typhoid. Dan hasil dari edukasi pada An. A dan keluarga
tanda dan gejala, cara penularan, pencengahan. Dan hal ini terbukti selama 3 hari
diagnosa teratasi.
64
berhubungan dengan infeksi salmonella typhi sudah sesuai dengan kriteria hasil dan
intervensi selama 1x 24 jam, pasien pulang pada tanggal 24 Juli 2019 pada pukul
16 : 00WIB.
pengukuran atau observasi perawat secara langsung pada pasien, dan yang
dari data subyektif dan data obyektif. Merupakan suatu masalah atau diagnosis
perencanaan setelah diketahui hasil evaluasi, apakah dari rencana tindakan perlu
dilanjutkan, dimodifikasi, atau dihentikan. Dan sesuai dengan Kriteria Hasil selama
1 x 24 jam.
Evaluasi pada An. A dilakukan dengan metode SOAP pada evaluasi hari
typhi dan masa penyembuhan pasien masih memerlukan waktu dan waktu penulis
dapat mengobservasi pasien selama 24 jam dan memenuhi kriteria hasil yang
penulis rencanakan. Dan tidak terdapat kesenjangan pada fakta dan teori Pada
evaluasi hari kedua pada tanggal 23 juli 2019 diagnosa keperawatan Hipertermia
teratasi sebagian, dikarenakan pasien masih mengeluh panas. Hal ini belum sesuai
kriteria hasil yang telah ditetapkan oleh penulis sehingga intervensi perlu
dilanjutkan.
Pada evaluasi hari ketiga pada tanggal 24 juli 2019, diagnosa keperawatan Hipertermia
berhubungan dengan infeksi salmonella typhi masalah teratasi, karena pasien sudah tidak
panas lagi dan data objektif pasien keadaan umum pasien baik kulit lembab dan turgor kulit
baik, lidah sudah bersih dan bibir terlihat lembab.tekanan darah 100/80mmHg, suhu 36°C ,
nadi 88x/menit respirasi 20x/menit. Data tersebut sesuai dengan kriteria hasil yang telah
ditetapkan oleh penulis sehingga intervensi seharusnya perlu dilanjutkan. Tidak ada
kesenjangan anatara teori dan fakta pada pasien di rumah sakit. Tetapi saat itu pasien sudah
boleh pulang oleh dokter 1 minggu lagi kontrol ke poli anak, sehingga terpaksa intervensi
dihentikan saat KRS. Namun, intervensi ini tetep didelegerasikan untuk dilakukan di rumah,
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pada bab ini akan disampaikan mengenai kesimpulan dari penelitian tentang
Asuhan Keperawatan pada Klien demam typhoid bulan Juli 2019 serta saran yang
diberikan penelitian.
5.1.1. Tahap pengkajian ini didapatkan bahwa penderita panas lebih dari 5
hari mual muntah demam typhoid banyak diderita pada anak dengan
buruk.
teori praktek nyata untuk kedua kasus demam typhoid di rumah sakit.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa intervensi yang selama ini ada dalam
teori mampu mengatasi masalah demam typhoid pada kasus nyata di rumah
sakit
66
67
telah disusun. KIE diberikan secara interpersonal antara ibu dan petugas
kesehatan ketika klien pertama kali datang dan ketika klien akan KRS.
5.5.1. Pada evaluasi ditemukan bahwa pada kasus demam teratasi 3 hari
5.2 Saran
hygine makan yang akan di konsumsi oleh anaknya serta kebesihan sanitasi
lingkungan sehingga anak tidak mudah terkena demam typhoid. Untuk mencengah
agar anak tidak mengkonsumsi jajanan yang dijual di jalanan, dapat dilakukan
demam typhoid sehingga keluarga menjadi lebih kooperatif terhadap terapi yang
pentingnya diit, dan tirah baring total pada kasus demam typhoid.
68
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta:Selemba Medika
Medika.
Januari 2014
Jakarta.
10. Sjamsuhidajat & de jong. 2010. Buku Ajar Ilmu Bedah.Jakarta: EGC
11. Depkes RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan Penelitian dan
13. Widagdo. 2011. Masalah dan Tatalaksana Penyakit Infeksi Pada Anak.
68
69
Medika
Demikian persetujuan ini saya buat secara sadar dan suka rela tanpa ada
(……………………….)
AKADEMI KEPERAWATAN KERTA CENDEKIA
SIDOARJO
(AKPER)
TERAKREDITASI B
Jl. Lingkar Timur, Rangkah Kidul. Sidoarjo 61234
LEMBAR BIMBIGAN
TTD
NO HARI/TANGGAL MASUKAN PARAF MAHASISWA
SUDAH DI
PERBAIKI
DATA PRIBADI
Nama Lengkap : Catur Widiah Soetami
Tempat, Tanggal Lahir : Surabaya, 27 Desember 1997
Alamat Tinggal : jl. Kalijaran RT 006
RW 005 Kec. Sambikerep
Kota Surabaya Kode Pos 6017
Alamat E- mail : caturwidiah27@gmail.com
Telepon/HP : 089671323720
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status Perkawinan : Belum Menikah
Kesehatan : Baik Sekali
Kewarganegaraan : Indonesia
KEMAMPUAN
Presentasi dan komunikasi
Kreativitas dan keterampilan tangan
Aplikasi dan program komputer ( Microsoft Office)
KARYA ILMIAH
Karya Tulis Ilmiah : Asuhan Keperawatan pada An “A” dengan Diagnosa
Demam Typoid di Ruang Sakura RSU Anwsar Medika Sidoarjo