Anda di halaman 1dari 82

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “N” DENGAN KETUBAN

PECAH DINI DI PUSKESMAS LAWAWOI


KABUPATEN SIDRAP
TANGGAL 07 MEI 2022

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh:
HAFNADILA A I
201902007

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
INSTITUT TEKNOLOGI KESEHATAN DAN SAINS
(ITKES) MUHAMMADIYAH SIDRAP
TAHUN 2022
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “N” DENGAN KETUBAN
PECAH DINI DI PUSKESMAS LAWAWOI
KABUPATEN SIDRAP
TANGGAL 07 MEI 2022

KARYA TULIS ILMIAH


Diajukan sebagai Salah satu Syarat dalam Menyelesaikan Pendidikan
Program Diploma Tiga (DIII) Kebidanan

Oleh:
HAFNADILA A I
201902007

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
INSTITUT TEKNOLOGI KESEHATAN DAN SAINS
(ITKES) MUHAMMADIYAH SIDRAP
TAHUN 2022

ii
HALAMAN PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “N” DENGAN KETUBAN


PECAH DINI DI PUSKESMAS LAWAWOI
KABUPATEN SIDRAP
TANGGAL 07 MEI 2022

Yang disusun dan diajukan oleh


HAFNADILA A I
201902007

Telah dipertahankan Dihadapan Tim Penguji


Pada hari :
Tanggal :

Telah diperbaiki dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Pembimbing :
1. Nurjanna, S.ST,.M.Keb ( )
2. St. Nurbaya, S.Tr.Keb,.M.Keb ( )
Penguji :
1. Drs.

Diketahui oleh, Disetujui oleh,


Dekan Fakultas Keperawatan dan Ketua Prodi DIII Kebidanan
Kebidanan

Ns. Asnuddin, S.Kep,.M.Kes Hamdiyah, S.ST,.M.Keb


NBM :1059292 NBM : 1303064

iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ILMIAH

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini
tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar ahli
madya/gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi dan sepanjang pengetahuan
saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan
oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan
dalam daftar pustaka.
Apabila saya melanggar pernyataan ini, maka saya dapat dituntut atau
dicabut gelar ahli madya yang telah saya peroleh.

Pangkajene, Juni 2022

Materai 6000

Hafnadila A I

iv
BIODATA PENULIS

A. Identitas
Nama : Hafnadila A I
NIM : 201902007
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat, Tanggal Lahir : Bulisu, 12 Juli 1999
Suku/Bangsa : Bugis/Indonesia
Agama : Islam
Alamat : Bulisu Kabupaten Pinrang
B. Riwayat Pendidikan
SDN 125 Bulisu : 2006-2011
MTs DDI Bilajeng : 2011-2014
SMAN 5 Pinrang : 2014-2017
ITKES Muhammadiyah Sidrap : 2019-2022

v
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, tiada kata yang lebih patut diucapkan oleh


seorang hamba selain mengucapkan puji syukur kehadirat Allat SWT, Tuhan
pemilik alam semesta karena atas berkat limpahan rahmat-Nya serta hidayah-Nya
dan izin-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah (KTI)
dengan Judul “Asuhan Kebidanan dengan Ketuban Pecah Dini (KPD) di
Puskesmas Lawawoi Kabupaten Sidrap”. Tak lupa pula penulis kirimkan shalawat
serta salam kepada Baginda Nabi Muhammad SAW.
Penulisan Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini dilakukan sebagai salah satu
persyaratan untuk memperoleh gelar dalam menyelesaikan program studi
pendidikan DIII Kebidanan di Institut Teknologi Kesehatan dan Sains (ITKES)
Muhammadiyah Sidrap. Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini, penulis
telah mendapatkan bantuan, bimbingan, saran dan motivasi dari berbagai pihak.
Maka dari itu, penulis dengan rasa hormat mengucapkan banyak terima kasih
kepada:
1. Kedua orang tua tercinta Ayahanda Firman dan Ibunda Narti yang selalu
mendoakan dengan tulus, memberikan semangat tanpa henti, didikan,
motivasi dan dana yang menjadi alasan bagi penulis untuk dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini. Kepada saudara saudari tercinta
Zulfirah, Syerina dan Muh.Al-Qhairu yang selalu memberi semangat bagi
penulis selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini.
2. Bapak Dr. Muhammad Tahir, SKM,.M.Kes selaku Ketua Rektor Institut
Teknologi Kesehatan dan Sains (ITKES) Muhammadiyah Sidrap yang telah
memberikan motivasi kepada penulis selama menempuh pendidikan di Institut
Teknologi Kesehatan dan Sains (ITKES) Muhammadiyah Sidrap.
3. Bapak Ns. Asnuddin, S.Kep,.M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan dan
Kebidanan Institut Teknologi Kesehatan dan Sains (ITKES) Muhammadiyah
Sidrap yang telah memberikan motivasi kepada penulis selama menempuh
pendidikan di Institut Teknologi Kesehatan dan Sains (ITKES)
Muhammadiyah Sidrap.

vi
4. Ibu Hamdiyah, S.ST,.M.Keb selaku Ketua Prodi DIII Kebidanan Institut
Teknologi Kesehatan dan Sains (ITKES) Muhammadiyah Sidrap yang telah
memberikan motivasi kepada penulis selama menempuh pendidikan di Institut
Teknologi Kesehatan dan Sains (ITKES) Muhammadiyah Sidrap.
5. Ibu Rosmawaty, S.ST,.M.Kes,.M.Keb selaku penasehat akademik yang
senantiasa memberikan bimbingan dan arahan selama penulis menempuh
pendidikan di Institut Teknologi Kesehatan dan Sains Muhammadiyah Sidrap.
6. Ibu Nurjanna, S.ST,.M.Keb selaku pembimbing I dan Ibu St. Nurbaya,
S.Tr.Keb,.M.Keb selaku pembimbing II, yang telah banyak meluangkan
waktu, tenaga dan ilmu pengetahuan yang dimiliki dalam memberikan
bimbingan, bantuan, dukungan penuh dan perhatian mulai dari perencanaan
hingga Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini selesai.
7. Bapak/Ibu dosen Institut Teknologi Kesehatan dan Sains (ITKES)
Muhammadiyah Sidrap yang telah banyak memberikan ilmu yang berharga
serta motivasi kepada penulis selama menempuh pendidikan di Institut
Teknologi Kesehatan dan Sains (ITKES) Muhammadiyah Sidrap.
8. Staf Tata Usaha yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan
administrasi selama perkuliahan hingga penyelesaian Karya Tulis Ilmiah
(KTI)
9. Angkatan 2019 yang telah menjadi teman penulis serta selalu meberikan
motivasi dan dukungan kepda penulis selama menempuh perkuliahan.
10. Terima kasih kepada sahabat-sahabat saya (Lilis Nada, Selviana Baharuddin,
Melani Saputri, Trisnawati, Andi Surya Lestari dan Nur Aisyah) yang telah
memberi semangat dan motivasi kepada saya selama menempuh perkuliahan.
11. Terima kasih kepada member EXO, NCT dan TREASURE yang yang selama
ini sudah memberikan motivasi, dukungan serta semangat kepada penulis
melalui karya-karyanya saat penulis dilanda rasa malas dan frustasi.
12. Terima kasih kepada aktor Thailand yang yang selama ini sudah memberikan
motivasi, dukungan serta semangat kepada penulis melalui karya-karyanya
saat penulis dilanda rasa malas dan frustasi.

vii
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini masih
jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dalam menyempurnakan Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini.
Semoga Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini dapat memberikan banyak manfaat
kepada pambaca dan Allah SWT senantiasa melimpahkan berkat dan anugerah-
Nya kepada semua pihak yang telah mendidik serta membantu penulis

Pangkajene, Juni 2022

Penulis

viii
DAFTAR ISI

SAMPUL ........................................................................................................i
PERSETUJUAN PROPOSAL .....................................................................ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................3
C. Tujuan Penelitian......................................................................................3
D. Manfaat Penulisan....................................................................................4
E. Metode Penulisan.....................................................................................5
F. Sistematika Penulisan...............................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................7
A. Pandangan Islam tentang persalinan berdasarkan Al-Qur’an .................7
B. Tinjauan Umum .......................................................................................8
1. Persalinan ...........................................................................................8
a. Pengertian Persalinan ..................................................................9
b. Etiologi/Penyebab Persalinan ......................................................9
c. Tanda-tanda Persalinan ...............................................................11
d. Faktor yang Mempengaruhi Persalinan .......................................13
e. Tahapan Persalinan ......................................................................15
f. Penanganan Persalinan dengan 60 Langkah APN .......................17
2. Ketuban Pecah Dini (KPD) ..............................................................23
a. Pengertian KPD ...........................................................................
b. Etiologi/Penyebab KPD ..............................................................
c. Patofisiologi KPD ........................................................................
d. Faktor yang Mempengaruhi KPD ...............................................
e. Penanganan KPD .........................................................................
C. Konsep Dasar Manajemen Kebidanan.....................................................26
1. Pengertian Manajemen Kebidanan...................................................26
2. Proses Manajemen Kebidanan..........................................................27
3. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan.............................................29
BAB III TINJAUAN KASUS........................................................................30
LANGKAH I : IDENTIFIKASI DATA DASAR.........................................30
LANGKAH II : IDENTIFIKASI MASALAH AKTUAL............................35
LANGKAHIII : IDENTIFIKASI MASALAH POTENSIAL......................38
LANGKAH IV : TINDAKAN SEGERA/KOLABORASI..........................39
LANGKAH V : INTERVENSI/RENCANA TINDAKAN.........................39
LANGKAH VI : IMPLEMENTASI.............................................................42
LANGKAH VII : EVALUASI.....................................................................44
BAB IV PEMBAHASAN...............................................................................58
A. Langkah I Identifikasi Data Dasar...........................................................58
B. Langkah II Identifikasi Diagnosa/ Masalah Aktual.................................59
C. Langkah III Identifikasi Diagnosa/Masalah Potensial.............................60

ix
D. Langkah IV Tindakan Segera/Kolaborasi................................................60
E. Langkah V Rencana Tindakan/Intervensi................................................61
F. Langkah VI Implementasi........................................................................61
G. Langkah VII Evaluasi..............................................................................62
BAB V PENUTUP..........................................................................................63
A. Kesimpulan..............................................................................................63
B. Saran.........................................................................................................63
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................65
DAFTAR ISTILAH/SINGKATAN...............................................................68

x
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih menjadi masalah kesehatan di
Indonesia karena masih tingginnya angka kematian ibu dan angka kematian
bayi. Penyebab angka kematian ibu dan bayi yang masih tinggi salah satunya
diakibatkan oleh infeksi, pendarahan preeklampsia pada ibu dan primaturitas
pada bayi dan dimana ketuban pecah dini (KPD) merupakan salah satu
komplikasi kehamilan dan masalah penting dalam obstetri yang berkaitan
dengan mortibilitas dan mortolitas ibu dan perinatal (Negara, 2021).
Ketuban Pecah Dini (KPD) atau sering disebut dengan Premature
Repture Of the Membrane (PROM) adalah pecahnya selaput ketuban sebelum
waktunya melahirkan dimana ketuban pecah dini sering menyebabkan dampak
yang serius pada mortibilitas dan mortalitas ibu serta bayinya, terutama dalam
kematian perinatal yang cukup tinggi (Lazuarti, 2020).
KPD aterm adalah pecahnya selaput ketuban secara spontan pada usia
kehamilan ≥37 minggu sebelum awal persalinan, sedangkan KPD pretem
adalah pecahnya selaput ketuban secara spontan pada umur kehamilan <37
minggu dan terjadi pada saat sebelum inpartu, dimana peristiwa KPD biasanya
terjadi dalam durasi waktu <12 jam atau ≥12 jam sampai persalinan bayi tiba
(Pradana & Surya, 2020).
Pada ketuban pecah dini dapat terjadi perubahan-perubahan seperti
penurunan jumlah jaringan kolagen, terganggunya struktur kolagen, serta
peningkatan jumlah jaringan aktivitas kolagenolitik, dimana pada degradasi
kolagen disebabkan oleh Matriks Metalloproteinase (MMP). Selaput ketuban
juga di produksi sebagai penghambat Tissue Inhibitor Metalloproteinase
(TIMP). Keutuhan dari selaput ketuban tetap terjaga selama masa kehamilan
oleh aktivitas MMP yang rendah dan konsentrsi TIMP yang relatif lebih
tinggi. Sehingga saat mendekati masa persalinan keseimbangan tersebut akan
bergeser, dimana kadar MMP yang meningkat dan penurunan dari TIMP yang

1
menyebabkan terjadinya degradasi matriks ekstraseluler selaput ketuban yang
dapat menyebabkan pecahnya selaput ketuban (Negara, 2021).
Ketuban Pecah Dini terjadi pada 1% kehamilan. Pecahnya ketuban
berkaitan dengan perubahan proses biokimia yang terjadi dalam kolegan
matriks ekstraselular amnion, korion, dan apoptosis membran janin. Dimana
membran janin dan desidua bereaksi terhadap stimuli seperti infeksi dan
peregangan selaput ketuban dengan memproduksi mediator seperti
prostaglandin, sitokinin, dan protein hormon yang merangsang aktivitas
“matrix degranding enzym” (Prawirohardjo, 2014).
Insidensi KPD berkisar antara 8-10% dari semua kehamilan. Pada
kehamilan aterm insidennya bervariasi antara 6-9%. Sedangkan pada
kehamilan preterm insidennya 2% dari semua kehamilan, hampir semua KPD
pada kehamilan preterm akan lahir sebelum aterm atau persalinan akan terjadi
dalam waktu satu minggu setelah selaput ketuban pecah (Tahir, 2021).
World Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa setiap hari
terdapat 830 ibu di dunia meninggal akibat penyakit atau komplikasi selama
kehamilan dan persalinan (WHO, 2020). Di Indonesia sendiri kematian ibu
disebabkan oleh pendarahan 50,14% (1.280 kasus), hipertensi 41,75% (1.066
kasus), dan juga infeksi 8,11% (207 kasus) serta Ketuban Pecah Dini (KPD)
juga dapat menjadi faktor yang menyebabkan kematian ibu pada persalinan
(Triastuti et al, 2020).
Kemenkes RI, (2020) Infeksi KPD merupakan urutan ketiga penyebab
kematian ibu terbanyak pada tahun 2019 dengan jumlah kasus 207, dimana
ibu hamil berisiko mengalami infeksi karena ketuban pecah sebelum fase
persalinan pada kehamilan preterm yang lebih di kenal dengan istilah Preterm
Premature Rupture Of Membranes (PPROM) atau Ketuban Pecah Dini
(KPD).
Berdasarkan data yang di peroleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten
Sidrap didapatkan jumlah ibu bersalin tahun 2019 sebanyak 6199 orang dan di
temukan ibu bersalin dengan KPD sebanyak 230 (3,7%) orang, pada tahun
2020 jumlah ibu bersalin sebanyak 5843 orang dan ditemukan ibu bersalin

2
dengan KPD sebanyak 309 (5,2%) orang. Hal ini membuktikan bahwa jumlah
ibu bersalin dengan KPD mengalami peningkatan (Dinas Kesehatan, 2021).
Berdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas Lawawoi di dapatkan
jumlah ibu bersalin tahun 2021 sebanyak 757 orang, dan ditemukan ibu
bersalin dengan Ketuban Pecah Dini (KPD) sebanyak 31 (4,0%) orang
(Puskesmas Lawawoi, 2021).
Sejalan dengan penelitian Santi & Yatiningsih, (2018) didapatkan hasil
bahwa variabel yang berhubungan dengan kejadian ketuban pecah dini infeksi
(p value = 0,000 ; OR = 11,340). Sedangkan dalam penelitian Mellisa, (2021)
menyebutkan bahwa adanya pengaruh KPD terhadap infeksi 11,6 kali lebih
besar mendukung terjadinya KPD dibandingkan dengan yang tidak mengalami
infeksi (p value = 0,001 ; OR = 11,625).
Ketuban pecah dini pada ibu bersalin merupakan masalah penting,
karena dapat meningkatkan angka kematian yang disebabkan oleh persalinan
dengan ketuban pecah dini. Persalinan dengan ketuban pecah dini masih tinggi
dan masih merupakan wewenang bidan dalam memberikan manajemen
asuhan kebidanan. Berdasarkan uraian masalah di atas maka penulis tertarik
mengambil study kasus tentang Asuhan Kebidanan Dengan Ketuban Pecah
Dini (KPD) di Puskesmas Lawawoi Kabupaten Sidrap tahun 2022.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang ada di atas maka penulis merumuskan
Asuhan Kebidanan dengan Ketuban Pecah Dini (KPD)
Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Dapat memberikan asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan
Ketuban Pecah Dini (KPD) di Puskesmas Lawawoi Kabupaten Sidenreng
Rappang tahun 2022 dan menerapkan asuhan kebidanan dengan
wewenang bidan.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian pada ibu bersalin dengan ketuban pecah dini di
Puskesmas Lawawoi

3
b. Mengidentifikasi diagnosa (masalah aktual) pada ibu bersalin dengan
ketuban pecah dini di Puskesmas Lawawoi
c. Mengidentifikasi diagnosa (masalah potensial) pada ibu bersalin
dengan ketuban pecah dini di Puskesmas Lawawoi
d. Memberikan tindakan segera/kolaborasi pada ibu bersalin dengan
ketuban pecah dini di Puskesmas Lawawoi
e. Menyusun intervensi kebidanan pada ibu bersalin dengan ketuban
pecah dini di Puskesmas Lawawoi
f. Melakukan implementasi kebidanan pada ibu bersalin dengan ketuban
pecah dini di Puskesmas Lawawoi
g. Melakukan evaluasi pada ibu bersalin dengan ketuban pecah dini di
Puskesmas Lawawoi
h. Melakukan pendokumentasian dalam bentuk SOAP
Manfaat Penulisan
1. Manfaat Praktisi
a. Bagi instansi pelayanan kesehatan
Dapat meningkatkan mutu pelayanan kebidanan pada ibu bersalin
dengan ketuban pecah dini.
b. Bagi Masyarakat
Dalam hal ini masyarakat dapat mengetahui serta memahami secara
sederhana tentang pelayanan kebidanan yang baik sesuai dengan
standar asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan ketuban pecah dini.
c. Klien dan Keluarga
Klien dan keluarga mendapatkan asuhan kebidanan secara menyeluruh
mengenai ketuban pecah dini.
d. Tempat Praktik
Dapat menjadi sebagai bahan masukan untuk bidan dalam
meningkatkan kualitas pelayanan dan penatalaksanaan asuhan
kebidanan pada ibu bersalin dengan ketuban pecah dini

4
2. Manfaat Akademik
Data yang didapatkan dari hasil penelitian ini dapat dijadikan
sebagai pembeharuan data dan data primer untuk penelitian selanjutnya
serta dapat digunakan sebagai penambah wawasan dan pengalaman dalam
melakukan penelitian terutama penelitian mengenai ketuban pecah dini.
3. Manfaat Institusi
Hasil studi kasus ini dapat digunakan sebagai referensi atau bahan
bacaan untuk menambah wawasan dalam melakukan asuhan kebidanan
Ketuban Pecah Dini (KPD) bagi seluruh civitas Institut Teknologi
Kesehatan dan Sains (ITKES) Muhammadiyah Sidrap.
4. Manfaat bagi Penulis
Diharapkan dapat meningkatkan kemampuan, pengetahuan,
pengalaman, keterampilan serta dapat menerapkan ilmu yang telah
diperoleh selama menjalani pendidikan dan mampu memberikan asuhan
kebidanan Ketuban Pecah Dini (KPD) pada ibu.
Metode Penulisan
1. Studi Kepustakaan
Penulis mempelajari berbagai literatur yang mempunyai relevasi
yang terkait dengan ketuban pecah dini termasuk karya tulis yang ada.
2. Studi Kasus
Studi kasus dilakukan dengan menggunakan metode pendekatan
serta pemecahan masalah melalui asuhan kebidanan yang meliputi
pengkajian, perumusan diagnosa/masalah aktual maupun potensial,
melakukan tindakan dengan segera atau kolaborasi, melakukan
perencanaa, implementasi serta melakukan evaluasi terhadap asuhan
kebidanan pada klien dengan ketuban pecah dini.
Untuk memperoleh data yang akurat, penulis menggunakan teknik :
a. Anamnese
Penulis melakukan sesi tanya jawab dengan klien, suami dan
keluarga klien yang dapat membantu memberikan informasi yang
dibutuhkan.

5
b. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematis untuk memperoleh
data yang lengkap dimulai dari pemeriksaan kepala sampai kaki yang
meliputi inspeksi, palpasi, auskultasi dan pemeriksaan laboratorium
serta pemeriksaan diagnostik dengan menggunakan format pengkajian
yang telah disusun sebelumnya.
c. Pengkajian Psikososial
Dalam pengkajian ini dapat dilakukan dengan menggunakan
pengkajian status emosional, respon terhadap kondisi yang dialami
serta pola interaksi klien terhadap keluarga, petugas kesehatan dan
lingkungan sekitarnya.
3. Studi Dokumenter
Studi dokumenter ini dilakukan dengan mempelajari status
kesehatan klien yanbnt7g dapat dilihat dari catatan dokter, bidan, perawat,
petugas laboratorium atau hasil pemeriksaan penunjang lainnya yang dapat
memberi kontribusi dalam menyelesaikan tulisan ini.
4. Diskusi
Penulis melakukan sesi tanya jawab dengan dokter atau bidan yang
menangani klien secara langsung serta melakukan diskusi dengan dosen
pengampuh/pembimbing karya tulis ilmiah ini.
Sistematika Penulisan
BAB I dalam bab ini terdapat latar belakang mengapa memilih kasus
tersebut untuk dijadikan sebagai karya tulis ilmiah, sehingga akan muncul
tujuan umum dan khusus serta sistematika penulisan karya tulis ilmiah ini.
Dalam tinjauan BAB II ini penulis memaparkan beberapa bagian,
seperti materi konsep dasar dari Persalinan dan Ketuban Pecah Dini (KPD)
yang terdiri pengertian, etiologi, patofisiologi, faktor yang mempengaruhi dan
penanganannya.

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pandangan Islam tentang persalinan berdasarkan Al-Qur’an


Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman dalam QS. Maryam 19:Ayat 22-26:

ٰ
‫ت قَ ْب َل‬ ْ َ‫ع النَّ ْخلَ ِة ۚ قَا ل‬
ُّ ‫ت ٰيلَ ْيتَنِ ْي ِم‬ ِ ‫) فَا َ َجٓا َءهَا ْال َمخَا ضُ اِلى ِج ْذ‬٢٢( ‫صيًّا‬ ِ َ‫ت بِ ٖه َم َكا نًا ق‬ ْ ‫فَ َح َملَـ ْتهُ فَا ْنتَبَ َذ‬
ْ‫) َوه ُِّز ۤي‬٢٤( ‫ك َس ِريًّا‬ ِ َ‫ك تَحْ ت‬ ِ ُّ‫) فَنَا ٰدٮهَا ِم ْن تَحْ تِهَ ۤا اَ اَّل تَحْ َزنِ ْي قَ ْد َج َع َل َرب‬٢٣( ‫ت نَ ْسيًا َّم ْن ِسيًّا‬ ُ ‫ٰه َذا َو ُك ْن‬
‫) فَ ُكلِ ْي َوا ْش َربِ ْي َوقَرِّيْ َع ْينًا ۚ فَا ِ َّما تَ َريِ َّن ِمنَ ْالبَ َش ِر‬٢٥(  ‫ْك ُرطَبًا َجنِيًّا‬ ِ ‫ط َعلَي‬ْ ِ‫ْك بِ ِج ْذع النَّ ْخلَ ِة تُ ٰسق‬ ِ ‫اِلَي‬
ِ
)٢٦( ‫صوْ ًما فَلَ ْن اُ َكلِّ َم ْاليَوْ َم اِ ْن ِسيًّا‬
َ ‫ت لِلرَّحْ مٰ ِن‬ُ ْ‫ اَ َحدًا ۙ فَقُوْ لِ ۤ ْي اِنِّ ْي نَ َذر‬
Artinya : “Maka dia (Maryam) mengandung, lalu dia mengasingkan diri dengan
kandungannya itu ke tempat yang jauh”(22)“Kemudian rasa skit akan
melahirkan memaksanya (bersandar) pada pangkal pohon kurma, dia
(Maryam) berkata, “Wahai, betapa (baiknya) aku mati sebelum ini,
dan aku menjadi seseorang yang tidak di perhatikan dan
dilupakan”(23)“Maka (Jibril) berseru kepadanya dari tempat yang
rendah, “Janganlah engkau bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu
telah menjadikan anak sungai di bawahmu”(24)“Dan goyanglah
pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya (pohon) itu akan
menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu”(25)“Maka
makan, minum, dan bersenang hatilah engkau. Jika engkau melihat
seseorang, maka katakanlah, “Sesungguhnya aku telah bernazar
berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pengasih, maka aku tidak akan
berbicara dengan siapa pun pada pada hari ini”(26)

Tafsirnya:“(Maka Maryam mengandungnya, lalu ia mengasingkan diri)


menjauhkan diri (dengan membawa kandungannya ke tempat yang
jauh) jauh dari keluarganya”(22) “(Maka sewatu datang kepadanya)
ketika ia mengalami (rasa sakit akan melahirkan) yaitu rasa mulas
karena akan melahirkan (-terpaksa ia bersandar- pada pangkal pohon
kurma) yakni menyandarkan diri padanya, lalu ia melahirkan. Perlu
diketahui bahwa sejak penipuan malaikat Jibril hingga melahirkan
hanya memakan waktu sesaat saja (dia berkata, “Aduhai alangkah
baiknya aku) lafal Ya di sini menunjukkan makna Tanbih atau
ungkapan kekecewaan (mati sebelum ini) yakni sebelum perkara ini
(dan aku menjadi barang yang tidak berarti, lagi dilupakan)” sebagai
sesuatu yang tiada artinya, tidak dikenal adan tidak disebut-
sebut”(23)“(Maka Jibril menyerunya dari tempat yang lebih rendah)
pada saat itu malaikat Jibril berada di tempat yang lebih rendah dari
tempat Maryam (“Janganlah kamu bersedih hati, sesungguhnya
Rabbmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu”) yaitu sebuah
sungai yang dahulunya kering kini berair kembali, berkat kekuasaan
Allah”(24)”(Dan goyangkanlah pangkal pohon kurma itu kearahmu)
yang pada saat itu kering. Huruf Ba dalam lafal Bijidz’i adalah

7
Zaidah atau tambahan (niscaya pohon itu akan menggugurkan) asal
kata Tusaaqith adalah Tatasaaqath kemudian Ta yang kedua diganti
menjadi Sin, selanjutnya diidgamkan pada Sin kedua. Menurut qiraat
yang lain tetap dibaca seperti lafal asalnya (buah kurma kepadamu)
lafal Ruthaban adalah Tamyiz (yang masak-masak) lafal Janiyyan
menjadi sifat dari lafal Ruthaban”(25)”(Maka makanlah) dari buah
kurma yang masak itu (dan minumlah) dari air sungai kecil itu (serta
bersenang hatilah kamu) dengan anakmu itu. Lafal ‘Ainan berfungsi
sebagai Tamyiz yang dipindahkan dari Fa’ilnya, maksudnya selamat
bersenang hati dengan anakmu itu. Atau dengan kata lain, kamu
menjadi tenang dengan adanya anakmu itu sehingga kamu tidak
memikirkan hal-hal yang lain. (Jika) lafal Immaa ini pada asalnya
terdiri dari In Syarthiyah dan Ma Zaidah yang kemudian diidgamkan
menjadi satu hingga menjadi Immaa (kamu melihat) dan lafal
Tarayinna terbuang huruf Lam Fi’il dan ‘Ain Fi’ilnya, kemudian
harakat ‘Ain Fi’ilnya dipindahkan pada huruf Ra, selanjutnya Ya
Dhamir dikasrahkan karena bertemu dua sukun, sehingga jadilah
Tarayinna (seorang manusia) kemudian ia menanyakan kepadamu
tentang anakmu itu (maka katakanlah, “Sesungguhnya aku bernazar
shaum untuk Tuhan Yang Masa Pengasih) dengan menahan diri untuk
tidak berbicara, baik mengenai perihal anaknya atau orang-orang
lainnya, hal ini terbukti dengan perkataan selanjutnya (maka aku
tidak akan berkata dengan seorang manusia pun pada hari ini)”
sesudah Kejadian ini”(26)

B. Tinjauan Umum
1. Persalinan
a. Pengertian Persalinan
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya seviks, dari
janin turun ke dalam jalan lahir. Sedangkan persalinan normal menurut
WHO (World Health Organization) adalah persalinan yang dimulai
secara spontan, berisiko rendah pada awal persalinan dan tetap
demikian selama proses persalinan (Sulfianti et al, 2020).
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput
ketuban keluar dari uterus ibu, dimana persalinan normal adalah
persalinan yang terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (>37 minggu)
tanpa di sertai penyulit (Obstetric, 2018).
Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan
pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul
dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu melalui

8
jalan lahir atau melalui jalan lain, serta berlangsung dengan bantuan
atau tanpa bantuan (kekuatan ibu sendiri) (Legawati, 2018).
Persalinan adalah peoses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan
uri) yang telah cukup bulan atau dapat bertahan hidup di luar
kandungan melalui jalan lahir atau bukan jalan lahir, dengan bantuan
atau tanpa bantuan (Mutmainnah et al, 2017).
Menurut Kurniarum (2016) persalinan adalah suatu proses
dimana seorang wanita melahirkan bayi yang diawali dengan kontraksi
uterus yang teratur dan memuncak pada saat pengeluaran bayi sampai
dengan pengeluaran plasenta dan selaputnya dimana proses persalinan
ini akan berlangsung selama 12 sampai 14 jam.
b. Etiologi/Penyebab Persalinan
Penyebab mulainya persalinan belum di ketahui dengan jelas,
namun ada beberapa teori yang dapat menyebabkan mulainya
persalinan, yaitu :
1) Teori penurunan kadar progesterone
Villi koriales mengalami perubahan-perubahan, sehingga
kadar estrogen dan progesterone menurun. Menurunnya kadar
kedua hormon ini terjadi kira-kira 1-2 minggu sebelum partus
dimulai dan selanjutnya otot rahim menjadi sensitif terhadap
oksitosin, sehingga penurunan kadar progesteron pada tingkat
tertentu dapat menyebabkan otot rahim mulai berkontraksi
(Yulizawati et al., 2019).
2) Teori oxitocin
Oxitocin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis parst posterior
dimana perubahan keseimbangan estrogen dan progerterone dapat
mengubah sensitivitas otot rahim, sehingga sering terjadi kontraksi
Braxton Hicks. Pada akhir kehamilan kadar progesterone menurun
sehingga oxitocin bertambah dan menigkatkan aktivitas otot-otot
rahim yang memicu terjadinya kontraksi sehingga terdapat tanda-
tanda persalinan (Kurniarum, 2016).

9
3) Teori keregangan otot rahim
Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas
yang tertentu. Setelah melewati batas waktu tertentu bisa terjadi
kontraksi sehingga persalinan dapat di mulai dan keadaan uterus
akan terus menerus membesar juga menjadi tegang sehingga
mengakibatkan iskemia otot-otot uterus. Hal ini mungkin
merupakan faktor dari mengganggu sirkulasi uteroplasenter
sehingga plasenta mengalami degenerasi (Yulianti & Sam, 2019).
4) Teori prostaglandin
Prostaglandin yang dihasilkan desidua, disangka menjadi
salah satu penyebab mulainya persalinan. Dari hasil percobaan
menunjukan bahwa prostaglandin F2 atau E2 yang diberikan secara
intravena, intra dan extreminal dapat menimbulkan kontraksi
myometrium pada setiap umur kehamilan. Hal ini dapat buktikan
dengan adanya kadar prostaglandin yang tinggi baik dalam air
ketuban maupun darah perifer pada ibu hamil sebelum
melahirkan/persalinan (Diana et al., 2019).
5) Teori fetal membran
Meningkatnya hormon estrogen menyebabkan terjadinya
esterified yang menghasilkan arachnoid acid, dimana arachnoid
acid berkerja dalam pembentukan protaglandin yang
mengakibatkan kontraski miometrium (Oktarina, 2016).
6) Pengaruh janin
Hypofise dan kelenjar suprarenal pada janin memegang
peranan dalam proses persalinan, oleh karena itu pada anencepalus
kehamilan lebih lama dari biasanya (Dwi, 2017).
7) Teori hipotalamus pituitari dan glandula suprarenalis
Teori ini menunjukan pada kehamilan dengan anencephalus
sering terjadi keterlambatan persalinan karena tidak terbentuk
hipotalamus. Pada tahun 1933, Malpar mengangkat otak kelinci
sebagai percobaan, dimana hasilnya kehamilan kelinci menjadi

10
lebih lama. Pemberian kortikosteroid yang dapat menyebabkan
maturitas janin, induksi persalinan (Sulfianti et al., 2020).
8) Teori plasenta menjadi tua
Plasenta yang semakin tua seiring dengan bertambahnya usia
kehamilan yang akan menyebabkan turunnya kadar estrogen dan
progesterone sehingga timbul kontraksi pada rahim (Yulizawati et
al., 2019).
9) Teori berkurangnya nutrisi
Berkurangnya nutrisi pada janin dikemukanan oleh
Hipokrates untuk pertama kalinya. Bila nutrisi pada janin
berkurang, maka konsepsi akan segera dikeluarkan (Utami &
Fitriahadi, 2019).
10) Faktor lain
Tekanan pada ganglion servikale dari pleksus franken hauser
yang terletak di belakang serviks. Bila ganglion ini tertekan, maka
kontraksi uterus dapat dibangkitkan (Ula, 2019).
c. Tanda-Tanda Persalinan
Menurut Yulizawati (2019) ada tiga tanda-tanda dari persalinan,
yaitu :
1) Kontraksi/HIS
Ada 2 macam kontraksi yaitu :
a) Kontraksi palsu (Braxton hicks) dimana kontraksi hanya
berlangsung sebentar, tidak tidak terlalu sering, tidak teratur
serta semakin lama tidak ada peningkatan kekuatan kontraksi.
b) Kontraksi asli yaitu dimana ibu merasakan keceng-keceng
terlalu sering, terlalu kuat serta di sertai dengan mulas dan
nyeri kram perut.
Sehingga kontraksi bersifat fundal recumbent/nyeri yang
dirasakan terjadi pada bagian atas atau bagian tengah perut atas
atau puncak kehamilan (fundus), pinggang dan panggul serta perut

11
bagian bawah. Tidak semua ibu hamil mengalami kontraksi (HIS)
palsu.
2) Pembukaan serviks
Biasanya pada bumil dengan kehamilan pertama, terjadinya
pembukaan ini disertai nyeri perut. Sedangkan pada kehamilan
anak kedua dan selanjutnya, pembukaan biasanya tanpa diiringi
nyeri. Rasa nyeri terjadi karena adanya tekanan panggul saat
kepala janin turun ke area tulang panggul sebagai akibat
melunaknya rahim. Untuk memastikan telah terjadi pembukaan,
tenaga medis biasanya akan melakukan pemeriksaan dalam
(vaginal toucher).
3) Pecahnya ketuban dan keluarnya bloody show
Menjelang persalinan akan terlihat lendir yang bercampur
darah yang ada di leher rahim yang akan keluar sebagai akibat dari
terpisahnya membran selaput yang mengelilingi janin dan cairan
ketuban mulai memisah dari dinding rahim. Selanjutnya pecahnya
ketuban, di dalam selaput ketuban (korioamnion) yang
membungkus janin terdapat cairan ketuban sebagai bantalan bagi
janin agar terlindungi, bisa bergerak bebas dan terhindar dari
trauma luar.
Cairan ketuban umumnya berwarna bening, tidak berbau, dan
akan terus keluar sampai ibu akan melahirkan. Keluarnya cairan
ketuban dari jalan lahir ini bisa terjadi secara normal namun bias
juga karena ibu hamil mengalami trauma, infeksi, atau bagian
ketuban yang tipis (locus minoris) berlubang dan pecah. Setelah
ketuban pecah ibu akan mengalami kontraksi atau nyeri yang lebih
intensif.
d. Faktor yang Mempengaruhi Persalinan
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi persalinan, yaitu :
1) Faktor passenger

12
Passenger atau janin bergerak sepanjang jalan lahir
merupakan akibat interaksi beberapa faktor, yakni ukuran kepala
janin, presentasi letak, sikap, dan posisi janin. Plasenta juga
dianggap bagian dari passenger karena melewati jalan lahir, namun
plasenta jarang menghambat proses persalinan pada kehamilan
normal (Utami & Fitriahadi, 2019).
2) Faktor passage (Jalan Lahir)
Jalan lahir terdiri dari panggul ibu, yakni bagian tulang yang
padat, dasar panggul, vagina, dan introitus (lubang luar vagina).
Jaringan lunak khususnya mempunyai lapisan-lapisan otot dasar
panggul yang ikut menunjang keluarnya bayi, akan tetapi panggul
ibu jauh lebih berperan dalam proses persalinan dan janin harus
berhasil menyesuaikan dirinya terhadap jalan lahir yang relatif
kaku (Yulizawati et al., 2019).
Menurut Diana (2019) ada dua faktor jalan lahir, yaitu :
a) Bagian keras : tulang-tulang panggul (rangka panggul)
b) Bagian lunak : otot-otot, jaringan-jaringan dan ligamen-
ligamen.
Bidang hodge adalah bidang semu sebagai pedoman untuk
menentukan kemajuan persalinan sejauh mana penurunan kepala
melalui pemeriksaan dalam/vagina toucher (VT), adapun bidang-
bidang hodge menurut Utami & Fitriahadi (2019)yaitu :
a) Hodge I : Bidang yang setinggi dengan Pintu Atas Panggul
(PAP) yang di bentuk oleh promontorium, artikulasio-iliaca,
sayap sacrum, linea inominata, ramus superior os pubis, tepi
atas symfisis pubis
b) Hodge II : Bodang setinggi pinggir bawah symfisis pubis
berhimpit dengan PAP (Hodge I)
c) Hodge III : Bidang setinggi spina ischiadika berhimpit dengan
PAP (Hodge I)

13
d) Hodge IV : Bidang setinggi ujung os soccygis berhimpit
dengan PAP (Hodge I)
3) Faktor power (Kekuatan)
Power adalah kekeuatan atau tenaga yang mendorong janin
keluar, kekeuatan tersebut meliputi :

a) Kontraksi Uterus
Dalam hal ini kontraksi uterus disebabkan karena adanya
otot-otot polos rahim bekerja dengan baik dan sempurna
dengan sifat-sifat yaitu kontraksi simetris, fundus dominan, dan
diikuti relaksasi (Oktarina, 2016).
b) Tenaga mengejan
Mengejan dapat memberikan pengaruh yang kuat dalam
proses persalinan, waktu yang tepat bagi ibu untuk mengejan
adalah sampai perineum teregang oleh kepala janin serta ibu
merasakan adanya keinginan yang kuat untuk meneran dan
kepala janin sudah masuk panggul (engege) bila pada perabaan
perlimaan menunjukan 1/5 (Sulfianti et al., 2020).
4) Faktor posisi
Posisi ibu mempengaruhi adaptasi anatomi dan fisiologi
persalinan. Posisi tegak memberikan sejumlah keuntungan yaitu
mengubah posisi membuat rasa letih hilang, memberi rasa nyaman,
dan memperbaiki sirkulasi. Posisi tegak meliputi posisi berdiri,
berjalan, duduk, jongkok. Posisi tegak memungkinkan gaya
gravitasi membantu penurunan janin (Utami & Fitriahadi, 2019).
5) Faktor psikologis
Dalam penelitian Dwi (2017) keadaan fisiologi ibu dapat
mempengaruhi proses persalinan, oleh karenanya ibu bersalin yang
didampingi oleh suami dan orang yang dicintainya cenderung
mengalami proses persalinan yang lebih lancar dibanding dengan
ibu bersalin tanpa pendamping.

14
6) Faktor Penolong
Peran penolong adalah memantau dengan seksama dan
memberikan dukungan serta kenyamanan pada ibu baik dari segi
perasaan maupaun fisik (Oktarina, 2016).
e. Tahapan Persalinan
Menurut Yulianti & Sam (2019) tahapan persalinan ada empat,
yaitu :
1) Kala I (Kala Pembukaan)
Inpartu ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah
yang di sebabkan oleh serviks yang mulai mendatar dan membuk,
ini berasal dari pecahnya pembuluh darah kapiler sekitar kanalis
servikalis karena pergeseran. Kala I persalinan dimulai sejak
terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan serviks, hingga
mencapai pembukaan lengkap 10 cm. Dalam hal ini kala I dibagi
menjadi 2 fase, yaitu :
a) Fase Laten
Pembukaan serviks berlangsung lambat dimulai sejak awal
kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan secara
bertahap 3cm berlangsung 7-8 jam.
b) Fase Aktif
Pembukaan serviks dari 4-10 cm berlangsung 6 jam,
dimana fase ini ada 3 tahapan, yaitu :
 Periode akselerasi yang berlangsung selama 2 jam
pembukaan menjadi 4 cm
 Dilatasi maksimal yang berlangsung 2 jam pembukaan
berlangsung cepat menjadi 9 cm
 Deselerasi yang berlangsung lambat dalam 2 jam
pembukaan menjadi 10 cm atau lengkap
2) Kala II (Kala Pengeluaran Janin)
Kala II ppersalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah
lengkap dan berakhir dengan lahirnya bayi, dimana pada

15
primigravida berlangsung selama 2 jam dan multipara selama 1
jam. Adapun tanda dan gejala kala II, yaitu :
a) HIS semakin kuat dengan interval 2-3 menit
b) Ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadinya
kontraksi
c) Ibu merasakan adanya tekanan pada rectum atau vagina
d) Perineum menonjol
e) Vulva-vagina dan sfingter ani membuka
f) Peningkatan pengeluaran lendir dan darah
3) Kala III (Kala Pengeluaran Plasenta)
Kala III persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir
dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban, dimana seluruh
proses biasanya berlangsung selama 5-30 menit setelah bayi lahir
4) Kala IV (Kala Pengawasan)
Kala IV dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir 2 jam
setelah proses tersebut.
a) Observasi yang harus dilakukan pada kala IV
 Tingkat kesadaran
 Pemeriksaan tanda-tanda vital : tekanan darah, nadi,
pernafasan dan suhu
 Kontraksi uterus
 Terjadinya pendarahan, perdarahan nomal dianggap normal
jika jumlahnya tidak melebihi 400 sampai 500 cc
b) Asuhan dan pemantauan kala IV
 Berikan rangsangan taktil
 Evaluasi TFU
 Perkirakan kehilangan darah
 Periksa perineum
 Evaluasi kondisi ibu
 Dokumentasi dalam partograf

16
f. Penanganan Persalinan dengan 60 langkah APN
1) Mempersiapkan alat
a) Bak partus berisi (2 pasang handscoon, klem koher 2, penjepit
tali pusat, gunting tali pusat, kassa)
b) Oksitosin
c) Spoit 3 cc
d) Celemek, sepatu boots, kacamata, penutup kepala, masker
e) Kapas DTT
f) Jelly
g) Leanec/dopler
h) Handuk/kain bersih
i) Dee lee
j) Waskom 2 buah
k) Tempat sampah kering
l) Tempat sampah basah
m) Tempat sampah medis
n) Tempat linen
o) Larutan chlorine 0,5 %
p) Pakaian bayi
q) Pakaian ibu (kurita, pembalut dan kain bersih)
2) Melihat tanda dan gejala kala II (doran, teknus, perjol, vulka)
3) Memastikan perlengkapan, bahan dan obat esensial siap pakai,
mematahkan ampul oksitosin 10 IU dan menempatkan tabung
suntik sekali pakai dalam partus
4) Mengenakan baju penutup atau celemek plastik
5) Melepaskan semua perhiasan yang dipakai, mencuci tangan
menggunakan sabun dan air bersih dan air mengalir dan
mengeringkan tangan dengan handuk pribadi
6) Memakai sarung tangan DTT untuk pemeriksaan dalam
7) Menghisap oksitosin 10 IU ketabung suntik (memakai sarung
tangan DTT) dan meletakannya kedalam bak partus

17
8) Membersihkan vulva dan perineum dengan kapas savlon
9) Dengan teknik aseptik melakukan pemeriksaan dalam untuk
memastikan pembukaan lengkap
10) Mendekontaminasi sarung tangan dengan mencelupkan tangan
yang masih memakai sarung tangan dalam keadaan terbalik dan
merendamnya dalam larutan chlorine 0,5% selama 10 menit
11) Memeriksa DJJ setelah kontraksi berakhir untuk memastikan
bahwa DJJ dalam batas normal
12) Memberitahu ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan
janin baik, membantu ibu berada dalam posisi nyaman sesuai
keinginannya
13) Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk
meneran
14) Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai keinginan
untuk meneran
15) Jika kepala sudah tampak di vulva 5-6 cm, letakkan handuk bersih
diatas perut ibu untuk mengeringkan bayi
16) Meletakkan lain bersih dilipat 1/3 bagian dibawah bokong ibu
17) Membuka partus set dan memakai sarung tangan DTT atau steril
pada kedua tangan
18) Saat kepala bayi terlihat di vulva 5-6 cm, melindungi perineum
dengan satu tangan yang dilapisi kain tadi, dan meletakkan tangan
yang lain di kepala bayi dan lakukan tekanan yang lembut dan
tidak menghambat kepala bayi serta membiarkan kepala bayi
keluar perlahan-lahan, menganjurkan ibu untuk meneran perlahan-
lahan dan bernafas cepat saat kepala lahir
19) Dengan lembut mengusap muka, mulut dan hidung bayi dengan
kain kasa bersih
20) Memeriksa apakah ada lilitan tali pusat dan mengambil tindakan
yang sesuai jika hal itu terjadi dan meneruskan segera proses
kelahiran bayi

18
a) Jika tali pusat melilit leher bayi dengan longgar, lepaskan lewat
bagian atas kepala
b) Jika tali pusat melilit leher bayi dengan erat, klem kedua
tempat dan potong
21) Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar secera
spontan
22) Setelah kepala melakukan putaran paksi luar tempatkan kedua
tangan di masing-masing sisi muka bayi dan anjurkan ibu meneran
saat kontraksi berikutnya, dengan lembut tarik kearah bawah dan
kearah luar hingga bahu anterior muncul dibawah arkus pubis, dan
dengan lembut menarik kearah atas dan luar untuk melahirkan
bahu posterior
23) Setelah kedua bahu lahir menelusuri tangan mulai kepala bayi yang
berada dibagian bawah kearah perineum
24) Setelah tubuh dan lengan lahir, menelusurkan tangan yang ada
diatas dari punggung kearah kaki bayi, untuk menyanggahnya saat
punggung dan kaki lahir memegang kedua mata kaki bayi dan
dengan hati-hati membantu kelahiran kaki
25) Menilai bayi dengan cepat, kemudian meletakkan bayi diatas perut
ibu dengan posisi kepala bayi sedikit lebih rendah dari badannya
(bila tali pusat pendek letakkan ditempat yang memungkinkan)
26) Segera mengeringkan bayi, membungkus kepala bayi dan badan
bayi kecuali tali pusat
27) Menjepit tali pusat dengan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi,
mengurut pada tali pusat kearah perut ibu dan memasang klem
kedua 2 cm dari klem pertama (kearah ibu)
28) Memegang tali pusat dengan satu tangan, melindungi bayi dari
gunting dan memotong tali pusat diantara kedua klem tersebut
29) Mengganti handuk yang basah dengan kain/selimut yang bersih
dan kering kemudian menutup bagian kepala, membiarkan tali
pusat terbuka

19
30) Berikan bayi pada ibunya dan anjurkan ibu untuk segera
memberikan ASI pada bayinya
31) Melakukan palpasi abdomen untuk menghilangkan kemungkinan
adanya bayi kedua
32) Memberitahu ibu bahwa dia akan disuntik, (dalam waktu 1 menit
setelah kelahiran bayi,beri suntikan oksitosin 10 IU di 1/3 paha
kanan bagian luar, aspirasi terlebih dahulu sebelum dilakukan
penyuntikan)
33) Memindahkan klem tali pusat sekitar 5-10 cm dari vulva
34) Meletakkan 1 tangan diatas kain diperut ibu, tepat diatas tulang
pubis dan menggunakan tangan ini melakukan palpasi kontraksi
dan menstabilkan uterus, memegang tali pusat dengan klem
menggunakan tangan yang lain
35) Menunggu uterus berkontraksi dan kemudian melakukan
peregangan kearah bawah pada tali pusat dengan lembut. Lakukan
tekanan yang berlawanan arah pada bagian bawah uterus dengan
cara menekan uterus kearah atas dan belakang (dorsol kranial)
dengan hati-hati untuk membantu mencegah terjadinya inversio
plasenta, jika plasenta tidak lahir 30-40 detik hentikan peregangan
tali pusat dan tunggu hingga kontraksi berikutnya. Jika uterus tidak
berkontraksi minta ibu dan keluarga membantu memberi
rangsangan puting susu
36) Setelah plasenta terlepas minta ibu meneran sambil menarik tali
pusat kearah bawah kemudian ke arah atas, mengikuti kurve jalan
lahir sambil meneruskan tekanan berlawanan arah pada uterus
a) Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga jarak
5-10cm dari vulva
b) Jika plasenta tidak lepas setelah peregangan tali pusat selama
15 menit
c) Ulangi pemerian oksitosin 10 IU IM dan nilai kandung kemih,
lakukan kateterisasi dengan teknik aseptik jika perlu

20
d) Minta keluarga menyiapkan tindakan untuk rujukan
e) Ulangi peregangan tali pusat selama 15 menit berikutnya. Rujik
ibu jika plasenta tidak lahir setelah 30 menit kelahiran bayinya
37) Jika plasenta terlihat di intronoitus vagina, lanjutkan kelahiran
plasenta dengan menggunakan kedua tangan, pegang plasenta
dengan kedua tangan dan dengan hati-hati memutar plasenta searah
jarum jam sehingga selaput ketuban terpilin dengan lembut dan
perlahan melahirkan selaput ketuban. Jika selaput ketuban robek
pakai sarung tangan DTT, periksa vagina dan serviks ibu secara
seksama, gunakan jari tangan/klem/forsep DTT untuk melepaskan
bagian selaput yang tertinggal
38) Segera setelah plasenta lahir, serta selaput ketuban lahir, lakukan
masase uterus letakkan telapak tangan difundus dan lakukan
masase, dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus
berkontraksi
39) Memeriksa kedua sisi plasenta, pastikan selaput ketuban lengkap
dan utuh, letakkan plasenta dalam kantung plastik/tempat khusus.
Jika uterus tidak berkontraksi setelah masase 15 menit ambil
tindakan yang sesuai (penanganan atonia uteri)
40) Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan
segera menjahit laserasi yang mengalami perdarahan aktif
41) Menilai ulang uterus dan memastikan baik mengevaluasi
perdarahan pervagina
42) Mencelupkan kedua tangan yang memakai handscoon kedalam
larutan chlorine 0,5% membilas kedua tangan yang masih
bersarung tangan dengan air DTT dan mengeringkan dengan
handuk bersih
43) Menempatkan klem tali pusat DTT atau mengikat dengan tali DTT
dengan simpul mati disekeliling tali pusat sekitar 1 cm dari pusat
44) Mengikat satu lagi simpul mati dibagian tali pusat yang
bersebrangan dengan simpul mati yang pertama

21
45) Melepaskan klem dan meletakkan di dalam larutan chlorine 0,5%
46) Menyelimuti kembali bayi, dan menutup kembali kepalanya
pastikan kain/handuk bersih dan kering
47) Anjurkan ibu untuk memberikan ASI
48) Melanjutkan pemantauan kontraksi uterus dan perdarahan
pervaginam
a) 2-3 kali dalam 15 menit pertama pasca persalinan
b) Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pasca persalinan
c) Setiap 20-30 menit pada jam kedua pasca persalinan
d) Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik penatalaksanaan
atonia uteri
e) Jika ada laserasi yang memerlukan penjahitan lakukan
penjahitan dengan teknik yang sesuai dengan anastesi lokal
49) Mengajarkan pada ibu/keluarga, bagaimana cara melakukan
masase uterus dan memeriksa kontraksi uterus
50) Mengevaluasi kehilangan darah
51) Menempatkan semua peralatan dalam larutan chlorine 0,5% untuk
dekontaminasi selama 10 menit, mencuci dan membilas peralatan
setelah disekontasminasi
52) Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi kedalam tempat
sampah yang sesuai
53) Membersihkan ibu dari cairan ketuban, lendir, dan darah dengan
air DTT, membantu ibu memakai pakaian bersih dan kering
54) Memastikan bahwa ibu nyaman, membantu ibu memberi ASI serta
menganjurkan keluarga untuk memberi ibu makan dan minum
yang diinginkan
55) Mendekontaminasi daerah yang digunakan untuk melahirkan
dengan larutan chlorine 0,5% dan membilasnya dengan air bersih
56) Mencelupkan sarung tangan kotor kedalam larutan chlorine 0,5%
melepaskan secara terbalik dan merendamnya dalam 0,5% selama
10 menit

22
57) Mencuci tangan dibawah air mengalir dengan sabun dan keringkan
dengan handuk bersih
58) Melakukan penyuntikan Hb 0 dan Vit K dengan dosis (0,5 ml)
59) Melakukan pendokumentasian tindakan
60) Melengkapi partograf
2. Ketuban Pecah Dini (KPD)
a. Pengertian KPD
Ketuban Pecah Dini (KPD) adalah pecahnya selaput ketuban
sebelum adanya tanda proses persalinan (Susanto & Fitriana, 2019).
Sedangkan menurut Lazuarti (2020) Ketuban Pecah Dini (KPD) adalah
pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda-tanda persalinan mulai dan
ditunggu satu jam belum terjadi inpartu.
Ketuban Pecah Dini (KPD) didefinisikan sebagai pecahnya
ketuban sebelum waktunya melahirkan (Tahir, 2021). Ketuban pecah
dini juga dapat di artikan sebagai keluarnya cairan yang berupa air-air
dari vagina sebelum adanya tanda-tanda untuk proses persalinan (Sari,
2017).
Ketuban Pecah Dini (KPD) didefinisikan sebagai gangguan pada
membran janin yang ditandai dengan keluarnya cairan dari vagina
secara spontan sebelum terjadinya persalinan (Novirianthy et al, 2021).
b. Etiologi/Penyebab KPD
Dalam penelitian Puspitasari et al (2019) menyebutkan bahwa
penyebab dari KPD masih belum jelas, maka tindakan preventif tidak
dapat dilakukan, kecuali dalam usaha menekan terjadinya infeksi.
Namun menurut Prawirohardjo (2014) faktor resiko terjadinya
ketuban pecah dini, yaitu :
1) Berkurangnya asam askorbik sebagai komponen kolagen
2) Kekurangan tembaga dan asam askorbik yang berakibat
pertumbuhan struktur abnormal karena antara lain infeksi traktus
genital, perdarahan antepartum dan merorok.

23
c. Patofisiologi KPD
Dalam penelitian Choirunnisa & Indrayani (2019) menyebutkan
bahwa menurut James R. Scott dalam buku Asuhan Kegawatdaruratan
Maternal dan Neonatal bahwa mekanisme terjadinya ketuban pecah
dini dapat berlangsung saat ketuban tidak kuat sebagai akibat
kurangnya jaringan ikat dan vaskularisasi. Dimana jika terjadi
pembukaan serviks maka selaput ketuban akan sangat lemah dan
mudah pecah dengan mengeluarkan air ketuban, selain itu pecahnya
ketuban juga menyebabkan adanya hubungan langsung dengan ruang
intra amnion dan dunia luar.
Infeksi intra amnion terjadi pada ruang amnion atau infeksi
melalui dinding uterus, selaput janin kemudian ruang intra amnion, ibu
juga bisa mengalami infeksi sistematik, infeksi intra uterin yang
menjalar melalui plasenta serta tindakan hygiene burus seperti
pemeriksaan dalam yang terlalu sering dapat mengakibatkan
predisposisi infeksi, kuman yang sering ditemukan streptococcus
staphylococcus (gram positif), E. Coli (gram negatif),
Bacteroides,peptococcus (anaerob).
Dalam penelitian Rajagukguk (2020) juga menyebutkan bahwa
pecahnya ketuban pada saat persalinan secara umum disebabkan oleh
adanya kontraksi uterus dan juga peregangan yang berulang. Selaput
ketuban pecah pada bagian tertentu dikarenakan adanya perubahan
biokimia, yang mengakibatkan berkurangnya keelastisan selaput
ketuban, sehingga menjadi rapuh. Biasanya terjadi pada daerah
inferior.
Dalam penelitian Rahmatina (2018) mengatakan bahwa
mekanisme terjadinya Ketuban Pecah Dini (KPD), yaitu :
1) Terjadinya pembukaan premature serviks
2) Membran terkait dengan pembukaan yang terjadi :
a) Devaskularisasi
b) Nekrosis dan dapat diikuti dengan pecah spontan

24
c) Jaringan ikat yang menyanggah membran ketuban makin
berkurang
d) Melemahnya daya tahan ketuban di percepat dengan infeksi
yang mengeluarkan enzim proteolitik dan enzim kolagenase.
d. Faktor yang Mempengaruhi KPD
Dalam penelitian Zamilah et al (2020) di jelaskan bahwa faktor
yang mempengaruhi KPD adalah faktor umur, ibu dengan paritas
multipara dan grandemultipara dan ibu yang bekerja. Sedangkan dalam
penelitian Rahmatina (2018) menyebutkan bahwa faktor yang dapat
mempengaruhi KPD, yaitu :
1) Faktor golongan darah akibat golongan darah ibu dan anak yang
tidak sesuai dapat menimbulkan kelemahan bawaan termasuk
kelemahan jaringan kulit ketuban
2) Faktor disproporsi antara kepala janin dan panggul ibu (sevalo
pelvic disproporsi)
3) Faktor multi gravidatis, dimana pada kehamilan yang terlalu sering
akan mempengaruhi proses embryogenesis sehingga selaput
ketuban yang terbentuk akan lebih tipis yang akan menyebabkan
selaput ketuban pecah sebelum ada tanda- tanda inpartu
4) Defisiensi gizi dari tembaga atau asam askorbat (vitamin C).
e. Penanganan KPD
Menurut Prawirohardjo (2014) penanganan KPD ada 2, yaitu :
1) Konservatif
a) Rawat di rumah sakit
b) Berikan antibiotik (ampisilin 4 x 500 mg atau eritromisin bila
tidak tahan ampisilin dan metrodinazol 2 x 500 mg selama 7
hari)
c) Jika umur kehamilan < 32-34 minggu, dirawat selama air
ketuban masih keluar atau sampai air ketuban tidak keluar lagi

25
d) Jika umur kehamilan 32-37 minggu, belum inpartu, tidak ada
infeksi, tes busa negatif beri deksametason, observasi tanda-
tanda infeksi dan kesejahteraan janin
e) Terminasi pada kehamilan 37 minggu
f) Jika umur kehamilan 32-37 minggu, sudah inpartu, tidak ada
infeksi maka berikan tokolitik (salbutamol), deksametason, dan
induksi sesudah 24 jam
g) Jika usia kehamilan 32-37 minggu, ada infeksi maka beri
antibiotik dan lakukan induksi, nilai tanda-tanda infeksi
(suhu,leukosit, tanda-tanda infeksi intrauterin)
h) Pada usia kehamilan 32-37 minggu berikan steroid untuk
memacu kematangan paru janin dan bila memungkinkan
periksa kadar lesitin dan spingomielin tiap minggu
i) Dosis betametason 12 mg sehari dosis tunggal selama 2 hari,
deksametason I.M. 5 mg setiap 6 jam sebanyak 4 kali.
2) Aktif
a) Kehamilan >37 minggu, induksi dengan oksitosin
b) Apabila gagal maka dapat melakukan seksio sesarea
c) Dapat pula diberikan misoprostol 25 μg-50 μg intravaginal tiap
6 jam maksimal 4 kali
d) Jika ada tanda-tanda infeksi maka berikan antibotik dosis tinggi
dan persalinan diakhiri
e) Jika skor pelvik <5, lakukan pematangan serviks, kemudian
induksi. Apabila tidak berhasil, akhiri persalinan dengan seksio
sesarea
f) Bila skor pelvik >5, induksi persalinan.
C. Konsep Dasar Manajemen Kebidanan
1. Pengertian Manajemen Kebidanan
Manajemen kebidanan adalah bentuk pendekatan yang dilakukan
oleh bidan dalam memberikan asuhan kebidanan dengan menerapkan
metode pemecahan masalah secara sistematis, mulai dari pengkajian,

26
analisis data, diagnosa kebidanan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
(Nurhayati et al, 2012).
Manajemen kebidanan adalah suatu proses berfikir logis sistematis
dalam memberikan asuhan kebidanan, agar menguntungkan kedua belah
pihak baik klien maupun pemberi asuhan (Ani et al, 2021).
2. Proses Manajemen Kebidanan
Proses manajemen menurut Nurhayati et al (2012) adalah proses
pemecahan masalah dengan menggunakan metode yang terorganisasi,
meliputi pikiran dan tindakan dalam urutan yang logis untuk keuntungan
pasien dan pemberi asuhan. Adapun proses manajemen asuhan kebidanan
ada 7 Langkah, yaitu :
a. Langkah I : Pengkajian/Pengumpulan Data Dasar
Pada langkah pertama bidan harus mengumpulkan semua
informasi yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan
dengan kondisi klien, baik dari hasil anamnesa dengan klien,
suami/keluarga, hasil pemeriksaan dan dari dokumentasi pasien/catatan
tenaga kesehatan yang lain (Yanti et al, 2015).
Untuk memperoleh data dpat dilakukan dengan cara :
1) Menanyakan riwayat kesehatan, haid, kehamilan, persalinan, nifas
dan sosial
2) Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan
3) Pemerikdaan khusus
4) Pemeriksaan penunjang
5) Melihat catatan rekam medik pasien.
b. Langkah II : Mengidentifikasi Diagnosa/Masalah Aktual
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap
diagnosa masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang
benar atas data-data yang telah di kumpulkan, dimana data yang sudah
di kumpulkan dapat diinterpretasikan sehingga menemukan masalah
atau diagnosa yang spesifik. Kata masalah dan diagnosa keduannya
digunakan karena beberapa masalah tidak dapat diselesaikan seperti

27
diagnosa tetapi sungguh membutuhkan penanganan yang dituangkan
ke dalam sebuah rencana asuhan terhadap klien (Ani et al, 2021).
c. Langkah III : Mengindentifikasi Diagnosa/Masalah Potensial
Pada langkah ini mengidentifikasi masalah potensial atau
diagnosa potensial berdasarkan diagnosa/masalah yang sudah
diidentifikasi, dimana pada langkah ini membutuhkan antisipasi, bila
memungkinkan dapat dilakukan pencegahan agar masalah potensial ini
tidak terjadi pada klien/pasien (Ulfah, 2020).
d. Langkah IV : Menetapkan Kebutuhan Tindakan Segera/Kolaborasi
Beberapa data menunjukan situasi emergensi, dimana bidan
perlu bertindak segera demi keselamatan ibu dan bayi. Beberapa data
menunjukan situasi yang memerlukan tindakan segera sementara
menunggu intruksi dokter. Tindakan tersebut mungkin juga
memerlukan konsultasi dengan tim kesehatan lain, dimana bidan
mengevaluasi situasi setiap pasien untuk menentukan asuhan pasien
yang paling tepat dan langkah ini mencerminkan kesinambungan dari
proses manajemen kebidanan (Nurhayati et al, 2012).
e. Langkah V : Menyusun Rencana Asuhan
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh
ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya, dimana pada langkah ini
merupakan kelanjutan penatalaksanaan terhadap masalah atau
diagnosa yang telah diidentifikasi atau diantisipasi, baik yang sifatnya
segera maupun rutin (Yanti et al, 2015).
f. Langkah VI : Implementasi
Pada langkah ini rencana asuhan yang telah diuraikan pada
langkah sebelumnya dilaksanakan secara efesien dan aman.
Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian
dilakukan oleh bidan dan sebagian lagi oleh klien atau anggota tim
kesehatan lainnya. Dalam situasi dimana bidan berkolaborasi dengan
dokter dan keterlibatannya dalam manjemen asuhan bagi pasien yang
mengalami komplokasi, bidan juga bertanggung jawab terhadap

28
terlaksananya rencana asuhan bersama yang menyeluruh tersebut
(Nurhayati et al, 2012).
g. Langkah VII : Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan
yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan
apakah benar-benar teleh terpenuhi sesuai dengan sebagaimana yang
telah diidentifikasi di dalam masalah diagnosa. Rencana tersebut dapat
dianggap efektif jika memang benar dalam pelaksanaanya ada
kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut telah efektif sedang
sebagian lagi belum efektif (Ani et al, 2021).
3. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan
Metode yang digunakan dalam pendokumentasian data
perkembangan asuhan kebidanan adalah SOAP :
1. Subyektif (S)
Subyektif adalah data yang di dapat dari hasil anamnesa terhadap
klien/pasien, suami dan keluarga klien
2. Obyektif (O)
Obyektif adalah data dari hasil pemeriksaan fisik, diagnostik serta
pemeriksaan pendukung lainnya yang dapat mendukung asuhan yang
di lakukan oleh bidan atau tenaga kesehatan lainnya
3. Analisa (A)
Analisa adalah merupakan kesimpulan yang telah dibuat dari data
subyektif dan obyektif yang terdapat pada langkah II, III dan IV
4. Penatalaksanaan (P)
Penatalaksanaan adalah menetapkan pelaksanaan dari tindakan
serta evaluasi berdasarkan assessment sebagai langkah V, VI dan VII

29
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “N“ DENGAN KETUBAN PECAH


DINI DI PUSKESMAS LAWAWOI KABUPSTEN SIDRAP
TANGGAL 07 MEI 2022

No Register : xx xx xx
Tanggal Masuk : 07 Mei 2022 Pukul : 00.45 WITA
Tanggal Partus : 07 Mei 2022 Pukul : 01.35 WITA
Tanggal Pengkajian : 07 Mei 2022 Pukul : 00.50 WITA
Nama Pengkaji : Hafnadila A I

LANGKAH I : IDENTIFIKASI DATA DASAR


I. Identitas Istri/Suami
Nama : Ny “N”
Umur : 18 th
Nikah : Belum menikah
Suku : Bugis
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pegawai Toko
Alamat : Atakkae
II. Keluhan utama
Ibu datang dengan keluhan sakit perut tembus belakang di sertai
pelepasan air, lendir dan darah yang dirasakan sejak tanggal 06 Mei
2022
III. Riwayat kebidanan
A. Riwayat Perkawinan
Status perkawianan : Belum kawin
Berapa kali :-

30
Lamanya :-
Usia :-
B. Riwayat haid
Menarche umur : 13 Tahun
Haid : Teratur
Siklus haid : 28-30 hari
Lamanya haid : 5-7 hari
Dismenorhoe : nyeri pada hari pertama haid
C. Riwayat kehamilan
1. G1 P0 A0
2. HPHT : ?-8-2021
TP : ?-5-2022
3. Ibu tidak pernah memeriksakan kehamilannya
4. Ibu tidak pernah mengkonsumsi tablet FE
5. Ibu tidak pernah merasakan adanya penyulit selama
kehamilannya
IV. Riwayat kesehatan keluarga
A. Keturunan kembar : Tidak ada
B. Penyakit menular : Tidak ada
C. Penyakit menurun : Tidak ada
V. Riwayat psikososial spirtual
A. Komunikasi lancar dengan menggunakan bahasa yang Verbal/Non
Verbal
B. Keadaan emosional kooperatif
C. Ibu menyembunyikan kehamilannya
D. Keluarga tidak mengetahui kehamilan anaknya
E. Pengambilan keputusan dalam keluarga adalah orang tuanya
VI. Pemenuhan kebutuhan dasar
A. Nutrisi
1. Makan
a. Sebelum persalinan

31
Frekuensi : 2-3 kali/hari
Menu makan : nasi, sayur dan lauk pauk
Porsi : 1 piring
b. Setelah persalinan
Frekuensi : 1 kali
Menu makan : Roti
Porsi : 1 Bungkus
2. Minum
a. Sebelum persalinan
Frekuensi : 7-8 gelas/hari
Jenis Minum : air putih
b. Setelah persalinan
Frekuensi : 3-4 gelas
Jenis Minuman : air putih
B. Eliminasi
a. Sebelum persalinan
BAK : 5-7 kali/hari
BAB : 1-2 kali/hari
b. Setelah persalinan
BAK : belum pernah
BAB : belum pernah
C. Personal Hygiene
a. Sebelum persalinan
Mandi : 2 kali/hari
Keramas : 3 kali/minggu
Sikat gigi : 3 kali/hari
Ganti pakaian : 2-3 kali/hari atau setiap kali basah
b. Setelah persalinan
Mandi : belum pernah
Keramas : belum pernah
Sikat gigi : belum pernah

32
Ganti perban : belum pernah
D. Pola Tidur
a. Sebelum persalinan
Siang : ± 2 jam
Malam : 7-8 jam
b. Setelah persalinan
Siang : ± 2 jam
Malam : 5-6 jam
VII. Pemeriksaan fisik
A. Keadaan umum baik
B. BB : 60 kg
C. TB : 156 cm
D. LILA : 23,7 cm
E. TTV : TD : 120/80 mmHg
N : 80 x/i
P : 22 x/i
S : 36,5°C
F. Kepala
Wajah tidak pucat, tidak ada oedema, tidak ada cloasma
gravidarum, rambut bersih tidak rontok, konjungtiva merah
muda,sklera putih, mulut dan gigi tampak bersih, tidak ada caries,
tidak ada pendarahan pada gusi, lidah tampak bersih, telinga
simetris kiri dan kana, tidak ada pendarahan
G. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, kelenjar limfe dan
vena jugularis serta tidak ada nyeri tekan
H. Payudara
Pembesaran mamae simetris kiri dan kanan, puting susu
menonjol, hiperpigmentasi areola, kolostrum belum keluar
I. Abdomen
Tampak linea nigra, stria livide dan tidak ada bekas operasi

33
Leopold I : TFU 29 cm, yang teraba di fundus adalah
bokong
Leopold II : Punggung Kanan (Puka)
Leopold III : Kepala
Leopold IV : BDP
Lingkar perut : 77 cm
TBJ : TFU 29 x LP 77 = 2230 gram
HIS : 5 x 10 “40-45”
DJJ terdengar jelas, kuat dan teratur pada kuadran perut kanan
bawah ibu dengan frekuensi 150x/i
Bising usus positif
J. Vulva dan Vagina
Tanggal : 07 Mei 2022 Pukul : 00.50 WITA
Hasil VT I :
1. Keadaan vulva dan vagina : Tidak ada kelainan
2. Portio : Melesap
3. Pembukaan : 9 cm
4. Ketuban :-
5. Presentasi : Kepala
6. Penurunan : H.IV, 0/5
7. Molase :-
8. Penumbungan :-
9. Kesan panggul : Normal
10. Pelepasan : Air, Lendir dan Darah
K. Ekstremitas Atas dan Bawah
Simetris kiri dan kanan, tidak oedema, tidak ada varises,
refleks patella kiri dan kanan +/+
L. Data Penunjang
Laboratorium : tidak ada riwayat pemeriksaan laboratorium
Tes Lakmus :+

34
LANGKAH II : IDENTIFIKASI DIAGNOSA/MASALAH AKTUAL
Diagnosa : G1 P0 A0, Gestasi 38-40 Minggu, Punnggung Kanan, Presentasi
kepala, BDP, Intrauterin, Tunggal, Hidup, Keadaan janin dan ibu
baik, Inpartu kala 1 fase aktif
1. G1 P0 A0
Data Subjektif : Ini merupakan kehamilan yang pertama dan tidak
pernah keguguran
Data Objektif : Pembesaran perut sesuai umur kehamilan
Analisa dan Interpretasi Data :
Selama kehamilan uterus akan beradaptasi untuk menerima dan
melindungi hasil konsepsi (janin, plasenta, amnion) sampai persalinan.
Pembesaran uterus meliputi peregangan dan penebalan sel-sel otot yang
dapat mengikuti pertumbuhan janin (Prawirohardjo, 2014).
2. Gestasi 38-40 Minggu
Data Subjektif : HPHT ?-8-2021
Data Objektif : TP ?-5-2022
Analisa dan Interpretasi Data :
Berdasarkan rumus neagle dari HPHT bulan 8 tahun 2022 sampai
hari pengkajian di dapatkan umur kehamilan 38-40 minggu
3. Punggung Kanan
Data Subjektif : Merasakan pergerakan janinnya kuat dan teratur
pada perut sebelah kiri
Data Objektif : Leopold II Punggung Kanan (PuKa)
Analisa dan Interpretasi Data :
Pada Leopold II dapat ditentukan samping uterus, dan menentukan
punggung janin yang membujur dari atas ke bawah (Indryani et al., 2021).
4. Presentasi Kepala
Data Subjektif :-
Data Objektif : Leopold III Kepala
Analisa dan Interpretasi Data :

35
Pada leopold III untuk menentukan bagian apa yang terdapat pada
bagian terbawah janin sudah masuk PAP atau belum (Situmorang et al.,
2021)
5. BDP
Data Subjektif :-
Data Objektif : Leopold IV BDP
Analisa dan Interpretasi Data :
Pada leopold IV untuk menentukan bagian terbawah janin dan
seberapa jauh bagian terbawah janin tersebut masuk pintu atas panggul
(Obstetric, 2018)
6. Intrauterin
Data Subjektif :-
Data Objektif : Pembesaran perut sesuai umur kemahilan
Analisa dan Interpretasi Data :
Tidak terdapat nyeri pada abdomen serta ibu tidak merasakan nyeri
hebat selama hamil, hal itu mrnunjukan bahwa janin tumbuh dan
berkembang dalam uterus tepatnya kavum uteri (Samaria et al., 2022)
7. Tunggal
Data Subjektif : Janin bergerak pada kuadran perut kiri ibu
Data Objektif : DJJ terdengar jelas, kuat dan teratur pada kuadran
bawah perut kanan ibu dengan frekuensi 150x/i
Analisa dan Interpretasi Data :
Pembesaran perut sesuai dengan umur kehamilan, teraba bagian-
bagian kecil hanya di satu pihak, DJJ terdengar hanya di satu tempat dan
hasil rontgen hanya tampak satu kerangka janin (Idaningsih, 2016)
8. Hidup
Data Subjektif : Merasakan pergerakan janinnya yang bergerak
aktif
Data Objektif : DJJ terdengar jelas, kuat dan teratur pada kuadran
bawah perut kanan ibu dengan frekuensi 150x/i
Analisa dan Interpretasi Data :

36
Salah satu tanda janin hidup adalah terdengar Denyut Jantung
Janin (DJJ) dengan frekuensi 120-160 serta adanya pergerakan janin
(Idaningsih, 2016).
9. Keadaan ibu dan janin baik
Data Subjektif : Tidak merasakan keluhan selama kehamilan dan
merasakan janinnya bergerak aktif
Data Objektif : Keadaan umum ibu baik
TTV : TD : 120/80 mmHg
N : 80 x/i
P : 22 x/i
S : 36,5°C
Analisa dan Interpretasi Data :
TTV masih dalam batas normal menandakan keadaan ibu baik dan
janin bergerak aktif serta DJJ terdengar jelas, kuat dan teratur pada kuadran
bawah perut kanan ibu dengan frekuensi 150x/i (Pulungan et al., 2020).
10. Inpartu Kala 1 Fase Aktif
Data Subjektif : Nyeri perut tembus belakang sejak tanggal 06 Mei
2022 pukul 05.00 WITA disertai pelepasan air,
darah dan lendir
Data Objektif : Tampak pengeluaran air, lendir dan darah dengan
HIS 5 x 10 “40-45”
Hasil VT :
Tanggal : 07 Mei 2022 Pukul : 01.20 WITA
1. Keadaan vulva dan vagina : Tidak ada kelainan
2. Portio : Melesap
3. Pembukaan : 10 cm
4. Ketuban :-
5. Presentasi : Kepala
6. Penurunan : H.IV, 0/5
7. Molase :-
8. Penumbungan :-

37
9. Kesan panggul : Normal
10. Pelepasan : Air, Lendir dan Darah
Analisa dan Interpretasi Data :
Frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkat secara
bertahap. Kontraksi dianggap adekuat jika terjadi >3x dalam waktu 10
menit dengan durasi >50 detik. Dari pembukaan 4 cm hingga 10 cm
(lengkap), akan terjadi dengan kecepatan rata-rata dan terjadi penurunan
bagian terbawah janin (Obstetric, 2018)

LANGKAH III : IDENTIFIKASI DIAGNOSA/MASALAH POTENSIAL


Masalah potensial yang akan terjadi yaitu:
1. Pada ibu, yaitu komplikasi yang bisa disebabkan KPD pada ibu yaitu
intrapartal dalam persalinan, infeksi puerparalis/masa nifas, partus lama,
pendarahan post partum, meningkatkan tindakan operatif obstetric
(khususnya SC), morbiditas dan mortalitas maternal.
2. Pada janin, yaitu prematuritas (sindrom distress pernafasan, hipotermia,
masalah pemberian makan pada neonatal, perdarahan intraventikuler,
gangguan otak, dan resiko cerebral palsy, anemia, skor APGAR rendah,
ensefelopati, cerebral palsy, perdarahan intracranial, gagal ginjal, distress
pernafasan). Dan oligohidromnion (sindrom defornits janin, hipolapsia
paru, deformitas ekstrimitas dan pertumbuhan janin terhembat), morbiditas
dan mortalitas perinatal.
Data subjektif : Mengatakan terdapat pengeluaran air sejak tanggal
05 Mei 2022
Data objektif : Tampak pengeluaran air, lendir dan darah dari
pervaginam, warna air ketuban keruh, lanugo
teraba kering, tampak verniks caseosa dan berbau amis
Analisa dan Interpretasi Data :
KPD menyebabkan hubungan langsung antara luar dan ruang
Rahim, sehingga memudahkan terjadinya infeksi pada jalan lahir
(Nugroho, 2012).

38
KPD memberi pengaruh/komplikasi kepada ibu dan janin yaitu
pada ibu potensial terjadinya infeksi intraparta/dalam persalinan, infeksi
puerpalis/masa nifas, dry labour/partus lama, perdarahan post partum,
meningkatnya tindakan operatif obstetric(khususnya SC), morbiditas dan
mortalitas (Marni, 2016).
Masalah potensial yang akan terjadi pada janin yaitu prematuritas
(sindrom distress pernafasan, hipotermia, masalah pemberian makan pada
neonatal, perdarahan intraventikuler, gangguan otak, dan resiko cerebral
palsy, anemia, skor APGAR rendah, ensefelopati,cerebral palsy,
perdarahan intracranial,gagal ginjal, distress pernafasan). Dan
oligohidromnion (sindrom defornits janin, hipolapsia paru, deformitas
ekstrimitas dan pertumbuhan janin terhembat), morbiditas dan mortalitas
perinatal (Marni, 2016).

LANGKAH IV : TINDAKAN SEGERA/KOLABORASI


Kolaborasi dengan dokter :
1. Pemasangan infus RL 20 tetes per menit
Rasional : Membantu mengganti cairan ibu yang hilang selama proses
persalinan

LANGKAH V : INTERVENSI/RENCANA TINDAKAN


Masalah Aktual : Ketuban Pecah Dini (KPD)
Masalah Potensial : Potensial terjadi kepada ibu yaitu potensial terjadinya
infeksi intraparta/dalam persalinan, infeksi
puerpalis/masa nifas, dry labour/partus lama,
perdarahan post partum, meningkatnya tindakan
operatif obstetric (khususnya SC), morbiditas dan
mortalitas. Masalah potensial terjadi pada janin yaitu
prematuritas (sindrom distress pernafasan, hipotermia,
masalah pemberian makan pada neonatal, perdarahan
intraventikuler, gangguan otak, dan resiko cerebral
palsy, anemia, skor APGAR rendah, ensefelopati,

39
cerebral palsy, perdarahan intracranial, gagal ginjal,
distress pernafasan). Dan oligohidromnion (sindrom
defornits janin, hipolapsia paru, deformitas ekstrimitas
dan pertumbuhan janin terhembat), morbiditas dan
mortalitas perinatal.
Tujuan :
1. Persalinan dapat berlangsung normal, keadaan ibu dan janin baik
2. Mencegah terjadinya masalah potensial
Kriteria :
1. Kala I multipara tidak lebih dari 8 jam dan pada primipara tidak lebih
dari 13 jam
2. DJJ dalam batas normal 120-160 kali per menit
3. Tanda-tanda vital dalam batas normal
a. Tekanan darah
Systole 90-120 mmHg
Diastole 60-90 mmHg
b. Nadi normal 60-100 kali per menit
c. Pernafasan normal 18-24 kali per menit
d. Suhu normal 36,5°C – 37,5°C
4. Keadaan ibu dan janin baik
Intervensi :
Tanggal : 07 Mei 2022 Pukul : 01.00 WITA
a. Jelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga
Rasional : Agar ibu dan keluarga memahami tentang keadaan ibu serta
memberi dukungan yang dapat mengurangi kecemasan dan
siap menghadapi persalinan.
b. Observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam (kecuali nadi setiap 30 meit)
Rasional : Observasi tanda-tanda vital memantau keadaan ibu seperti
memantau terjadinya demam yang merupakan tanda-tanda
terjadinya infeksi pada ibu sehingga mempermudah
melakukan tindakan.

40
c. Observasi Vaginal Toucher (VT) kontrol tiap 2 atau 4 jam, atau jika ada
indikasi
Rasional : Untuk memantau kemajuan persalinan
d. Observasi DJJ setiap 30 menit
Rasional : Saat ada kontraksi, DJJ bisa berubah sesaat hingga apabila ada
perubahan dapat diketahui dengan cepat dan dapat bertindak
secara cepat dan tepat.
e. Observasi HIS setiap 30 menit
Rasional : Karena kekuatan kontraksi uterus dapat berubah setiap saat
sehingga mempengaruhi penurunan kepala.
f. Ajarkan teknik relaksasi dan pengaturan napas pada saat kontraksi,
menganjurkan ibu menarik napas melalui hidung dan hembuskan melalui
mulut seperti sedang meniup-niup selama timbul kontraksi.
Rasional : Untuk mengurangi rasa sakit akibat kontraksi.
g. Anjurkan pengosongan kandung kemih sesering mungkin
Rasional :
1) Kandung kemih yang penuh dapat mempengaruhi kontraksi,
mencegah penekanan pada vena cafa inferior oleh uterus yang
membesar.
2) Menghalangi penurunan kepala bayi dan memberi perasaan tidak
nyaman pada ibu.
h. Berkolaborasi dengan dokter untuk penatalakasanaan pemberian infus
RL 20 tetes per menit
Rasional : Pemberian infus membantu untuk mengganti cairan ibu yang
hilang selama proses persalinan
i. Anjurkan ibu untuk minum dan makan
Rasional : Agar ibu memiliki tenaga pada saat meneran.
j. Anjurkan ibu untuk selalu berdoa untuk kelancaran persalinan dan juga
untuk kesehatan dan keselamatan ibu dan janin.
Rasional : Agar ibu senantiasa berserah diri dan bertawaqal kepada sang
pencipta.

41
k. Dokumentasikan hasil pemantauan kala I fase aktif dalam partograf
Rasional : Merupakan standarisasi dalam pelaksanaan asuhan kebidanan
dan memudahkan dalam pengambilan keputusan klinik.
LANGKAH VI : IMPLEMENTASI
Tanggal : 07 Mei 2022 Pukul : 01.05 WITA
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga
Hasil : Ibu dan keluarga mengetahui hasil dari pemeriksaan
2. Mengobservasi tanda-tanda vital setiap 4 jam (kecuali nadi setiap 30
menit).

Waktu Tekanan Darah Nadi Pernafasan Suhu

00.50 120/80 mmHg 80 x/i 22 x/i 36,5°C

01.20 80 x/i

3. Mengobservasi Vaginal Toucher (VT)


Hasil VT : Tanggal 07 Mei 2022 Pukul : 00.50 WITA
a. Keadaan vulva dan vagina : Tidak ada kelainan
b. Portio : Melesap
c. Pembukaan : 9 cm
d. Ketuban :-
e. Presentasi : Kepala
f. Penurunan : H.IV, 0/5
g. Molase :-
h. Penumbungan :-
i. Kesan panggul : Normal
j. Pelepasan : Air, Lendir dan Darah
Hasil VT : Tanggal 07 Mei 2022 Pukul : 01.20 WITA
a. Keadaan vulva dan vagina : Tidak ada kelainan
b. Portio : Melesap
c. Pembukaan : 10 cm
d. Ketuban :-

42
e. Presentasi : Kepala
f. Penurunan : H.IV, 0/5
g. Molase :-
h. Penumbungan :-
i. Kesan panggul : Normal
j. Pelepasan : Air, Lendir dan Darah
4. Mengobservasi DJJ setiap 30 menit

Waktu DJJ
00.50 150 x/i
01.20 148 x/i
5. Mengobservasi HIS setiap 30 menit

Waktu HIS
5x10
00.50
“40-45”
5x10
01.20
“40-45”
6. Mengajarkan kepada ibu teknik relaksasi yaitu menarik napas melalui
hidng dan hembuskan melalui mulut seperti sedang menip-niup.
Hasil : Ibu mengerti dan melakukan apa yang di ajarkan
7. Menganjurkan kepada ibu ntuk mengosongkn kandung kemih sesering
mungkin
Hasil : Ibu mengerti dan sudah mengosongkan kandung kemih
8. Berkolaborasi dengan dokter untuk penatalaksanaan pemberian infuse
RL 20 tetes per menit
Hasil : Sudah di lakukan pemasangan infus RL 20 tetes per menit
9. Menganjurkan ibu minum dan makan
Hasil : Ibu minum dan makan jika tidak ada HIS
10. Menganjurkan kepada ibu dan keluarga untuk berdoa demi kelancaran
persalinan dan kesehatan ibu serta bayinya
Hasil : Ibu dan keluarga melakukan apa yang dianjurkan
11. Dokumentasikan hasil pemantauan kala I fase aktif dalam partograf

43
Hasil : Sudah dilakukan

LANGKAH VII : EVALUASI


Tanggal : 07 Mei 2022 Pukul : 01.50 WITA
Masalah teratasi ditandai dengan :
1. Keadaan ibu dan janin baik di tandai dengan :
a. Tanda-tanda vital dalam batas normal
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 80 x/i
Pernafasan : 22 x/i
Suhu : 36,5°C
b. DJJ terdengar jelas, kuat dan teratur pada kuadran bawah perut kanan
ibu dengan frekuensi 150 x/i
2. Kala I fase aktif berlangsung normal di tandai dengan :
a. HIS yang ade kuat 5x10 dengan durasi 40-45 detik
b. Pembukaan lengkap 10 cm ± 30 menit setelah Vaginal Toucher (VT)
pertama dan penurunan kepala Hodge IV
c. Tidak ada tanda-tanda infeksi
d. Mendokumentasikan hasil dari asuhan kebidanan

44
PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “N“
DENGAN KETUBAN PECAH DINI DI PUSKESMAS LAWAWOI
KABUPATEN SIDRAP
TANGGAL 07 MEI 2022

No Register : xx xx xx
Tanggal Masuk : 07 Mei 2022 Pukul : 00.45 WITA
Tanggal Partus : 07 Mei 2022 Pukul : 01.35 WITA
Tanggal Pengkajian : 07 Mei 2022 Pukul : 00.50 WITA
Nama Pengkaji : Hafnadila A I

Identitas Istri/Suami
Nama : Ny “N”
Umur : 18 th
Nikah : Belum Menikah
Suku : Bugis
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pegawai Toko
Alamat : Atakkae
A. KALA I
Data Subjektif (S)
1. G1 P0 A0
2. HPHT : ?-8-2021
3. Ibu tidak pernah memeriksakan kehamilannya
4. Ibu tidak pernah mengkonsumsi tablet FE
5. Ibu tidak pernah merasakan adanya penyulit selama kehamilannya
Data Objektif (O)
1. TP : ?-5-2022
2. Keadaan umum ibu baik
3. Tanda-tanda vital
Tekanan Darah : 120/80 mmHg

45
Nadi : 80 x/i
Pernafasan : 22 x/i
Suhu : 36,5°C
4. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum baik
b. BB : 60 kg
c. TB : 156 cm
d. LILA : 23,7 cm
e. TTV : TD : 120/80 mmHg
N : 80 x/i
P : 22 x/i
S : 36,5°C
f. Kepala
Wajah tidak pucat, tidak ada oedema, tidak ada cloasma
gravidarum, rambut bersih tidak rontok, konjungtiva merah
muda,sklera putih, mulut dan gigi tampak bersih, tidak ada caries,
tidak ada pendarahan pada gusi, lidah tampak bersih, telinga simetris
kiri dan kana, tidak ada pendarahan
g. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, kelenjar limfe dan vena
jugularis serta tidak ada nyeri tekan
h. Payudara
Pembesaran mamae simetris kiri dan kanan, puting susu menonjol,
hiperpigmentasi areola, kolostrum belum keluar
i. Abdomen
Tampak linea nigra, stria livide dan tidak ada bekas operasi
Palpasi Leopold I : TFU 29 cm, yang teraba di fundus adalah
bokong
Leopold II : Punggung Kanan (Puka)
Leopold III : Kepala
Leopold IV : BDP

46
Lingkar perut : 77 cm
TBJ : TFU 29 x LP 77 = 2230 gram
HIS : 5 x 10 “40-45”
DJJ terdengar jelas, kuat dan teratur pada kuadran perut kanan
bawah ibu dengan frekuensi 150x/i
Bising usus positif
j. Vulva dan Vagina
Tanggal : 07 Mei 2022 Pukul : 00.50 WITA
Hasil VT I :
1) Keadaan vulva dan vagina : Tidak ada kelainan
2) Portio : Melesap
3) Pembukaan : 9 cm
4) Ketuban :-
5) Presentasi : Kepala
6) Penurunan : H.IV, 0/5
7) Molase :-
8) Penumbungan :-
9) Kesan panggul : Normal
10) Pelepasan : Air, Lendir dan Darah
k. Ekstremitas Atas dan Bawah
Simetris kiri dan kanan, tidak oedema, tidak ada varises, refleks
patella kiri dan kanan +/+
l. Pemeriksaan Laboratorium
Tidak ada riwayat pemeriksaan laboratorium
Analisa (A)
G1 P0 A0, Gestasi 38-40 Minggu, Punnggung Kanan, Presentasi kepala,
BDP, Intrauterin, Tunggal, Hidup, Keadaan janin dan ibu baik, Inpartu kala 1
fase aktif
Penatalaksanaan (P)
Tanggal : 07 Mei 2022 Pukul : 01.05 WITA
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga

47
Hasil : Ibu dan keluarga mengetahui hasil dari pemeriksaan
2. Mengobservasi tanda-tanda vital setiap 4 jam (kecuali nadi setiap 30

Waktu Tekanan Darah Nadi Pernafasan Suhu

00.50 120/80 mmHg 80 x/i 22 x/i 36,5°C

01.20 80 x/i
menit).

3. Mengobservasi Vaginal Toucher (VT)


Hasil VT : Tanggal 07 Mei 2022 Pukul : 00.50 WITA
a. Keadaan vulva dan vagina : Tidak ada kelainan
b. Portio : Melesap
c. Pembukaan : 9 cm
d. Ketuban :-
e. Presentasi : Kepala
f. Penurunan : H.IV, 0/5
g. Molase :-
h. Penumbungan :-
i. Kesan panggul : Normal
j. Pelepasan : Air, Lendir dan Darah
Hasil VT : Tanggal 07 Mei 2022 Pukul : 01.20 WITA
a. Keadaan vulva dan vagina : Tidak ada kelainan
b. Portio : Melesap
c. Pembukaan : 10 cm
d. Ketuban :-
e. Presentasi : Kepala
f. Penurunan : H.IV, 0/5

48
g. Molase :-
h. Penumbungan :-
i. Kesan panggul : Normal
j. Pelepasan : Air, Lendir dan Darah
4. Mengobservasi DJJ setiap 30 menit

Waktu DJJ
00.50 150 x/i
01.20 148 x/i
5. Mengobservasi HIS setiap 30 menit

Waktu HIS
5x10
00.50
“40-45”
5x10
01.20
“40-45”
6. Mengajarkan kepada ibu teknik relaksasi yaitu menarik napas melalui
hidng dan hembuskan melalui mulut seperti sedang menip-niup.
Hasil : Ibu mengerti dan melakukan apa yang di ajarkan
7. Menganjurkan kepada ibu ntuk mengosongkn kandung kemih sesering
mungkin
Hasil : Ibu mengerti dan sudah mengosongkan kandung kemih
8. Berkolaborasi dengan dokter untuk penatalaksanaan pemberian infuse RL
20 tetes per menit
Hasil : Sudah di lakukan pemasangan infus RL 20 tetes per menit
9. Menganjurkan ibu untuk minum dan makan
Hasil : Ibu minum dan makan jika tidak ada HIS
10. Menganjurkan kepada ibu dan keluarga untuk berdoa demi kelancaran
persalinan dan kesehatan ibu serta bayinya
Hasil : Ibu dan keluarga melakukan apa yang dianjurkan
11. Dokumentasikan hasil pemantauan kala I fase aktif dalam partograf
Hasil : Sudah dilakukan
B. KALA II

49
Data Subjektif (S)
1. Ibu merasa ingin meneran
2. Ibu merasa ingin BAB
3. Ibu merasa sakitnya bertambah kuat dan timbul semakin sering
Data Objektif (O)
1. Keadaan umum ibu baik
2. Kontraksi uterus baik, teraba bundar dan keras
3. DJJ terdegar jelas, kuat dan teratur pada kuadran bawah perut kanan ibu
dengan frekuensi 150 x/i
4. Perineum menonjol
5. Vulva membuka
Melakukan Vaginal Toucher (VT) pada tanggal 07 Mei 2022 pukul 01.20
WITA
a. Keadaan vulva dan vagina : Tidak ada kelainan
b. Portio : Melesap
c. Pembukaan : 10 cm
d. Ketuban :-
e. Presentasi : Kepala
f. Penurunan : H.IV, 0/5
g. Molase :-
h. Penumbungan :-
i. Kesan panggul : Normal
j. Pelepasan : Air, Lendir dan Darah
Analisa (A)
Perlangsunagan Kala II
Penatalaksanaan (P)
Tanggal : 07 Mei 2022 Pukul : 01.20 WITA
1. Mempersiapkan alat
a. Bak partus berisi (2 pasang handscoon, klem koher 2, penjepit tali
pusat, gunting tali pusat, kassa)
b. Oksitosin

50
c. Spoit 3 cc
d. Celemek, sepatu boots, kacamata, penutup kepala, masker
e. Kapas DTT
f. Jelly
g. Leanec/dopler
h. Handuk/kain bersih
i. Dee lee
j. Waskom 2 buah
k. Tempat sampah kering
l. Tempat sampah basah
m. Tempat sampah medis
n. Tempat linen
o. Larutan chlorine 0,5 %
p. Pakaian bayi
q. Pakaian ibu (kurita, pembalut dan kain bersih)
2. Melihat tanda dan gejala kala II (doran, teknus, perjol, vulka)
3. Memastikan perlengkapan, bahan dan obat esensial siap pakai,
mematahkan ampul oksitosin 10 IU dan menempatkan tabung suntik
sekali pakai dalam partus
4. Mengenakan baju penutup atau celemek plastik
5. Melepaskan semua perhiasan yang dipakai, mencuci tangan menggunakan
sabun di bawah air mengalir dan mengeringkan tangan dengan handuk
pribadi
6. Memakai sarung tangan DTT untuk pemeriksaan dalam
7. Menghisap oksitosin 10 IU ke tabung suntik (memakai sarung tangan
DTT) dan meletakannya ke dalam bak partus
8. Membersihkan vulva dan perineum dengan kapas savlon
9. Dengan teknik aseptik melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan
pembukaan lengkap

51
10. Mendekontaminasi sarung tangan dengan mencelupkan tangan yang masih
memakai sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendamnya dalam
larutan chlorine 0,5% selama 10 menit
11. Memeriksa DJJ setelah kontraksi berakhir untuk memastikan bahwa DJJ
dalam batas normal
12. Memberitahu ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin
baik, membantu ibu berada dalam posisi nyaman sesuai keinginannya
13. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran
14. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai keinginan untuk
meneran
15. Jika kepala sudah tampak di vulva 5-6 cm, letakkan handuk bersih diatas
perut ibu untuk mengeringkan bayi
16. Meletakkan kain bersih dilipat 1/3 bagian dibawah bokong ibu
17. Membuka partus set dan memakai sarung tangan DTT atau steril pada
kedua tangan
18. Saat kepala bayi terlihat di vulva 5-6 cm, melindungi perineum dengan
satu tangan yang dilapisi kain tadi, dan meletakkan tangan yang lain di
kepala bayi dan lakukan tekanan yang lembut dan tidak menghambat
kepala bayi serta membiarkan kepala bayi keluar perlahan-lahan,
menganjurkan ibu untuk meneran perlahan-lahan dan bernafas cepat saat
kepala lahir
19. Dengan lembut mengusap muka, mulut dan hidung bayi dengan kain kasa
bersih
20. Memeriksa apakah ada lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang
sesuai jika hal itu terjadi dan meneruskan segera proses kelahiran bayi
a. Jika tali pusat melilit leher bayi dengan longgar, lepaskan lewat bagian
atas kepala
b. Jika tali pusat melilit leher bayi dengan erat, klem kedua tempat dan
potong
21. Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar secera
spontan

52
22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar tempatkan kedua tangan di
masing-masing sisi muka bayi dan anjurkan ibu meneran saat kontraksi
berikutnya, dengan lembut tarik kearah bawah dan kearah luar hingga
bahu anterior muncul dibawah arkus pubis, dan dengan lembut menarik
kearah atas dan luar untuk melahirkan bahu posterior
23. Setelah kedua bahu lahir menelusuri tangan mulai kepala bayi yang
berada dibagian bawah kearah perineum
24. Setelah tubuh dan lengan lahir, menelusurkan tangan yang ada diatas dari
punggung kearah kaki bayi, untuk menyanggahnya saat punggung dan
kaki lahir memegang kedua mata kaki bayi dan dengan hati-hati
membantu kelahiran kaki
25. Menilai bayi dengan cepat, kemudian meletakkan bayi diatas perut ibu
dengan posisi kepala bayi sedikit lebih rendah dari badannya (bila tali
pusat pendek letakkan ditempat yang memungkinkan)
26. Segera mengeringkan bayi, membungkus kepala bayi dan badan bayi
kecuali tali pusat
27. Menjepit tali pusat dengan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi, mengurut
pada tali pusat kearah perut ibu dan memasang klem kedua 2 cm dari klem
pertama (kearah ibu)
28. Memegang tali pusat dengan satu tangan, melindungi bayi dari gunting
dan memotong tali pusat diantara kedua klem tersebut
29. Mengganti handuk yang basah dengan kain/selimut yang bersih dan kering
kemudian menutup bagian kepala, membiarkan tali pusat terbuka
30. Berikan bayi pada ibunya dan anjurkan ibu untuk segera memberikan ASI
pada bayinya (IMD)
C. KALA III
Data Subjektif (S)
1. Merasakan nyeri perut bagian bawah
2. Merasakan nyeri pada luka perineum
Data Objektif (O)

53
1. Bayi lahir spontan dan segera menangis pada tanggal 07 Mei 2022 pukul
01.35 WITA
2. Jenis kelamin laki-laki
3. BBL : 2900 gram
4. PBL : 48 cm
5. LK : 32 cm
6. LD : 31 cm
7. A/S : 8/10
8. Kontraksi uterus baik teraba keras dan bulat
9. TFU setinggi pusat
10. Tali pusat bertambah panjang
Analisa (A)
Perlangsungan kala III
Penatalaksanaan (P)
Tanggal : 07 Mei 2022 Pukul : 01.35 WITA
31. Melakukan palpasi abdomen untuk menghilangkan kemungkinan adanya
bayi kedua
32. Memberitahu ibu bahwa dia akan disuntik, (dalam waktu 1 menit setelah
kelahiran bayi,beri suntikan oksitosin 10 IU di 1/3 paha kanan bagian luar,
aspirasi terlebih dahulu sebelum dilakukan penyuntikan)
33. Memindahkan klem tali pusat sekitar 5-10 cm dari vulva
34. Meletakkan 1 tangan diatas kain diperut ibu, tepat diatas tulang pubis dan
menggunakan tangan ini melakukan palpasi kontraksi dan menstabilkan
uterus, memegang tali pusat dengan klem menggunakan tangan yang lain
35. Menunggu uterus berkontraksi dan kemudian melakukan peregangan
kearah bawah pada tali pusat dengan lembut. Lakukan tekanan yang
berlawanan arah pada bagian bawah uterus dengan cara menekan uterus
kearah atas dan belakang (dorsol kranial) dengan hati-hati untuk
membantu mencegah terjadinya inversio plasenta, jika plasenta tidak lahir
30-40 detik hentikan peregangan tali pusat dan tunggu hingga kontraksi

54
berikutnya. Jika uterus tidak berkontraksi minta ibu dan keluarga
membantu memberi rangsangan puting susu
36. Setelah plasenta terlepas minta ibu meneran sambil menarik tali pusat
kearah bawah kemudian ke arah atas, mengikuti kurve jalan lahir sambil
meneruskan tekanan berlawanan arah pada uterus
a. Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga jarak 5-
10cm dari vulva
b. Jika plasenta tidak lepas setelah peregangan tali pusat selama 15 menit
c. Ulangi pemerian oksitosin 10 IU IM dan nilai kandung kemih, lakukan
kateterisasi dengan teknik aseptik jika perlu
d. Minta keluarga menyiapkan tindakan untuk rujukan
e. Ulangi peregangan tali pusat selama 15 menit berikutnya. Rujik ibu
jika plasenta tidak lahir setelah 30 menit kelahiran bayinya
37. Jika plasenta terlihat di intronoitus vagina, lanjutkan kelahiran plasenta
dengan menggunakan kedua tangan, pegang plasenta dengan kedua tangan
dan dengan hati-hati memutar plasenta searah jarum jam sehingga selaput
ketuban terpilin dengan lembut dan perlahan melahirkan selaput ketuban.
Jika selaput ketuban robek pakai sarung tangan DTT, periksa vagina dan
serviks ibu secara seksama, gunakan jari tangan/klem/forsep DTT untuk
melepaskan bagian selaput yang tertinggal
38. Segera setelah plasenta lahir, serta selaput ketuban lahir, lakukan masase
uterus letakkan telapak tangan difundus dan lakukan masase, dengan
gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi
39. Memeriksa kedua sisi plasenta, pastikan selaput ketuban lengkap dan utuh,
letakkan plasenta dalam kantung plastik/tempat khusus. Jika uterus tidak
berkontraksi setelah masase 15 menit ambil tindakan yang sesuai
(penanganan atonia uteri)
40. Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan segera
menjahit laserasi yang mengalami perdarahan aktif
41. Menilai ulang uterus dan memastikan baik mengevaluasi perdarahan
pervagina

55
42. Mencelupkan kedua tangan yang memakai handscoon kedalam larutan
chlorine 0,5% membilas kedua tangan yang masih bersarung tangan
dengan air DTT dan mengeringkan dengan handuk bersih
43. Menempatkan klem tali pusat DTT atau mengikat dengan tali DTT dengan
simpul mati disekeliling tali pusat sekitar 1 cm dari pusat
44. Mengikat satu lagi simpul mati dibagian tali pusat yang bersebrangan
dengan simpul mati yang pertama
45. Melepaskan klem dan meletakkan di dalam larutan chlorine 0,5%
46. Menyelimuti kembali bayi, dan menutup kembali kepalanya pastikan
kain/handuk bersih dan kering
47. Anjurkan ibu untuk memberikan ASI
D. KALA IV
Data Subjektif (S)
1. Merasakan nyeri pada perut bawah
2. Merasakan nyeri pada luka perineum
Data Objektif (O)
1. Lama kala III berlangsung ±5 menit
2. Plasenta dan selaput ketuban lahir lengkap pada pukul 01.40 WITA
3. TFU setinggi pusat
4. Kontraksi uterus baik teraba keras dan bulat
5. Jumlah perdarahan ± 200 cc
6. Ibu tampak kelelahan
Analisa (A)
Perlangsungan Kala IV
Penatalaksanaan (P)
Tanggal : 07 Mei 2022 Pukul : 01.55 WITA
48. Melanjutkan pemantauan kontraksi uterus dan perdarahan pervaginam
a. 2-3 kali dalam 15 menit pertama pasca persalinan
b. Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pasca persalinan
c. Setiap 20-30 menit pada jam kedua pasca persalinan

56
d. Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik penatalaksanaan atonia
uteri
e. Jika ada laserasi yang memerlukan penjahitan lakukan penjahitan
dengan teknik yang sesuai dengan anastesi lokal
49. Mengajarkan pada ibu/keluarga, bagaimana cara melakukan masase uterus
dan memeriksa kontraksi uterus
50. Mengevaluasi kehilangan darah
51. Menempatkan semua peralatan dalam larutan chlorine 0,5% untuk
dekontaminasi selama 10 menit, mencuci dan membilas peralatan setelah
disekontasminasi
52. Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi kedalam tempat sampah
yang sesuai
53. Membersihkan ibu dari cairan ketuban, lendir, dan darah dengan air DTT,
membantu ibu memakai pakaian bersih dan kering
54. Memastikan bahwa ibu nyaman, membantu ibu memberi ASI serta
menganjurkan keluarga untuk memberi ibu makan dan minum yang
diinginkan
55. Mendekontaminasi daerah yang digunakan untuk melahirkan dengan
larutan chlorine 0,5% dan membilasnya dengan air bersih
56. Mencelupkan sarung tangan kotor kedalam larutan chlorine 0,5%
melepaskan secara terbalik dan merendamnya dalam 0,5% selama 10
menit
57. Mencuci tangan dibawah air mengalir dengan sabun dan keringkan
dengan handuk bersih
58. Melakukan penyuntikan Hb 0 dan Vit K dengan dosis (0,5 ml)
59. Melakukan pendokumentasian tindakan
60. Melengkapi partograf

57
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan tentang kesenjangan yang terjadi antara
tinjauan pustaka dan studi kasus dalam penerapan proses asuhan kebidanan
intranatal pada Ny “N” dengan Ketuban Pecah Dini (KPD) di Puskesmas
Lawawoi Kabupaten Sidrap tanggal 07 Mei 2022 dimana pembahasan ini disusun
berdasarkan teori dari asuhan yang nyata dengan pendekatan manjemen asuhan
kebidanan yang terdiri dari tujuh langkah varney.
Dimana pada pembahasan ini akan di uraikan secara narasi berdasarkan
pendekatan tujuh langkah varney yaitu, pengumpulan data dasar, merumuskan
diagnosa atau masalah potensial, melaksanakan tindakan segera atau kolaborasi,
merencanakan asuhan kebidanan, melakukan tindakan kebidanan dan
mengevaluasi asuhan kebidanan.
A. Langkah I Identifikasi Data Dasar
Pada pengkajian ini dimulai dari pengumpulan data yang berupa anamnesa
serta data-data yang didapatkan saat melakukan anamnesa dimana hal itu
dapat mendukung terjadinya kasus tersebut. Setelah dilakukan anamnesa
selanjutnya dilakukan pemeriksaan fisik yang berupa inspeksi, palpasi,
auskultasi dan perkusi, selain pemeriksaan fisik dilakukan juga pemeriksaan
untuk memantau kemajuan dari persalinan, khususnya untuk memastikan
pecahnya selaput ketuban pada pasien.
Dalam tahapan pengkajian, penulis tidak mendapat hambatan karena
respon kooperatif dari ibu dan keluarga yang dapat menerima kehadiran
penulis saat melakukan pengumpulan data sampai tindakan yang di berikan
kepada ibu. Hal ini memudahkan penulis dalam memberikan anjuran dan
saran kepada ibu dalam memberikan asuhan kebidanan.
Pada kasus Ny “N” masuk puskesmas tanggal 07 Mei 2022 pukul 00.45
WITA dengan keluhan sakit perut tembus belakang dengan pengeluaran air,
lendir dan darah dimana pengeluaran air sejak tanggal 05 Mei 2022, dengan
kontraksi 5x10 durasi 40-45 detik dan pada pemeriksaan dalam didapatkan

58
pembukaan 9 cm, air ketuban terlihat keluar sedikit-sedikit berwarna keruh.
Untuk memastikan hal itu juga dilakukan pemeriksaan tes lakmus dan di
dapatkan lakmus berubah menjadi biru yang menandakan bahwa pelepasan air
yang keluar yaitu air ketuban. Ibu mengatakan ini kehamilannya yang pertama
dan tidak pernah keguguran, haid pertama haid terakhir ibu pada bulan agustus
2021 yang menandakan usia kehamilan ibu yaitu ±9 bulan, ibu tidak pernah
melakukan pemeriksaan selama kehamilannya.
Tindakan yang dilakukan di Puskesmas Lawawoi yaitu pengumpulan data
subjektif yang terdiri dari alasan utama ibu masuk puskesmas, riwayat keluhan
utama, riwayat menstruasi, riwayat perkawinan, riwayat kehamilan, persalinan
dan nifas yang lalu, riwayat kehamilan sekarang, riwayat kesehatan yang
sekarang dan lalu, riwayat penyakit keluarga, riwayat sosial ekonomi,
psikososial dan spiritual, riwayat KB serta riwayat kebutuhan dasar ibu. Selain
itu, juga dilakukan pengumpulan data objektif yang berupa pemeriksaan
umum, pemeriksaan fisik (head to toe) dan pemeriksaan dalam. Pada langkah
pertama, penulis tidak mendapatkan kesenjangan antara teori dan kasus yang
terjadi di lapangan.
B. Langkah II Identifikasi Diagnosa/ Masalah Aktual
Dalam menetukan suatu diagnosa dalam kebidanan maka harus didukung
dan ditunjang oleh beberapa data yang dilakukan dari indentifikasi yang benar
terhadap diagnosis atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpensi
yang benar berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan. Dari data dasar
yang telah dikumpulkan dapat siinterpretasikan sehingga merumuskan suatu
diagnosis dan masalah yang spesifik dimana keduannya digunakan karena
beberapa masalah tidak dapat diselesaikan seperti diagnosis, tetapi itu sangat
membutuhkan penanganan yang dituangkan ke dalam sebuah rencana asuhan
kebidanan terhadap klien.
Pada kasus Ny “N” telah dilakukan pengumpulan data subjektif dimana
Ny “N” mengatakan adanya pengeluaran air dari jalan lahir sedikit demi
sedikit sejak tanggal 05 Mei 2022, dan dari data objektif di dapatkan keadaan
umum ibi baik, kesadaran composmentis, hasil pemeriksaan dalam tanggal 07

59
Mei 2022 pukul 00.50 WITA keadaan vulva dan vagina normal, portio
melesap, pembukaan 9 cm, ketuban sudah pecah, presentasi kepala, penurunan
H.IV, 0/5, molase tidak ada penumbungan tidak ada, kesan panggul normal,
pelepasan air, lendir dan darah serta data penunjang yaitu pemeriksaan tes
lakmus, sehingga berdasarkan data yang telah didapatkan maka penulis
menyimpulkan bahwa diagnosa atau masalah aktual yang dapat dirumuskan
yaitu Ketuban Pecah Dini (KDP). Oleh karena itu tidak ada kesenjangan
antara teori da data yang diperoleh.
C. Langkah III Identifikasi Diagnosa/Masalah Potensial
Pada perumusan ini akan dibahas tentang kemungkinan terjadinya hal
yang fatal apabila yang menjadi masalah aktual tidak segera di tangani.
Dimana masalah potensial yang dapat terjadi pada ibu, yaitu intrapartal dalam
persalinan, infeksi puerparalis/masa nifas, partus lama, pendarahan post
partum, meningkatkan tindakan operatif obstetric (khususnya SC), morbiditas
dan mortalitas maternal. Sedangkan pada janin, yaitu prematuritas (sindrom
distress pernafasan, hipotermia, masalah pemberian makan pada neonatal,
perdarahan intraventikuler, gangguan otak, dan resiko cerebral palsy, anemia,
skor APGAR rendah, ensefelopati, cerebral palsy, perdarahan intracranial,
gagal ginjal, distress pernafasan). Dan oligohidromnion (sindrom defornits
janin, hipolapsia paru, deformitas ekstrimitas dan pertumbuhan janin
terhembat), morbiditas dan mortalitas perinatal (Marni, 2016).
Pada kasus ini, penulis tidak menemukan tanda-tanda infeksi atau
komplikasi yang mungkin akan terjadi pada ibu maupun janin karena
penanganan ibu bersalin atas indikasi KPD dengan tindakan pemasangan infus
yang telah sesuai dengan teori, sehingga tidak ada diagnosa potensial yang
terjadi dan tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.
D. Langkah IV Tindakan Segera/Kolaborasi
Beberapa data yang memberikan indikasi adanya tindakan segera yang
harus dilakukan untuk menyelamatkan klien, dimana tindakan tersebut
merupakan kolaborasi dengan dokter untuk pemasangan infus.

60
Pada kasus Ny “N” tindakan segera yang dilakukan adalah kolaborasi
dengan dokter dalam menangani persalinan dengan KPD yaitu pemasangan
infus RL 20 tetes per menit pada jam 01.00 WITA serta dilakukan
pemeriksaan dalam pada pukul 00.50 WITA dimana keadaan vulva dan vagina
normal, portio melesap, pembukaan 9 cm, ketuban sudah pecah, presentasi
kepala, penurunan H.IV, 0/5, molase tidak ada penumbungan tidak ada, kesan
panggul normal, pelepasan air, lendir dan darah dan pada pukul 01.20 WITA
pembukaan sudah lengkap 10 cm.
Persalinan berlangsung normal, dalam kasus ini tidak terdapat perbedaan
yang di temukan anatara teori dan tindakan yang diberikan pada Ny ”N” yang
tetap mengacu pada tindakan yang sesuai dengan kebutuhan klien.
E. Langkah V Rencana Tindakan/Intervensi
Rencana asuhan kebidanan di tentukan berdasarkan diagnosis kebidanan
dan masalah potensial yang akan terjadi. Setiap rencana asuhan harus di
setujui oleh kedua belah pihak, yakni oleh bidan dan klien agar dapat
terlaksanan dengan efektif karena klien merupakan bagian dari pelaksanaan
rencana tersebut. Menganjurkan ibu untuk berdoa dan berdzikir untuk
kelancaran persalinannya seperti firman Allah SWT, yaitu :
Artinya : “ Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan
tidak mengetahui sesuatupun dan dia memberimu pendengaran,
penglihatan dan hati nurani agar kamu bersyukur ”.
Pada kasusu Ny “N”, penulis merencanakan tindakan asuhan kebidanan
berdasarkan diagnosa/masalah aktual dan masalah potensial yang akan terjadi
dimana rencana tersebut yaitu pemasangan infus RL 20 tetes per menit dan
memantau keadaan ibu dan janin sampai persalinan berlangsung normal.
Dalam rencana tindakan asuhna kebidanan pada kasus Ny “N”, tidak di
temukan kesenjangan antara teori dengan kasus yang ada di lapangan.
F. Langkah VI Implementasi
Semua rencana telah dilakukan seluruhnya dengan menyesuaikan kondisi,
keadaan dan kebutuhan ibu yang di laksanakan pada tanggal 07 Mei 2022 di
Puskesmas Lawawoi dengan kolaborasi bersama dokter dalam menangani

61
persalinan Ketuban Pecah Dini (KPD) yaitu pemasangan infus RL 20 tetes per
menit pada pukul 01.00 WITA.
Dalam pelaksanaan tindakan asuhan kebidanan, penulis tidak menemukan
hambatan karena adanya kerjasama yang baik dengan klien dan keluarga serta
dukungan, bimbingan dan asuhan yang baik dari pembimbing di lahan
praktek.
G. Langkah VII Evaluasi
Evaluasi yang dimaksudkan dalam memperoleh atau memberi nilai
terhadap intervensi yang dilakukan berdasarkan tujuan kriteria yang di berikan
kepada Ny “N” di Puskesmas Lawawoi pada tangga 07 Mei 2022 yaitu kala I
Fase aktif berlangsung ±30 menit, keadaan ibu dan janin baik dan tidak ada
komplikasi yang terjadi pada ibu dan janinnya. Kala II juga berlangsung
normal tanpa ada penyulit, bayi lahir spontan tanggal 07 Mei 2022 pukul
01.35 WITA, menangis kuat, bernafas tanpa bantuan serta bergerak aktif. Kala
III, tidak ada penyulit dan berlangsung normal ±5 menit, kotiledon dan selaput
ketuban lahir lengkap tanggal 07 Mei 2022 pukul 01.40 WITA, TFU setinggi
pusat, perdarahan ±200 cc, kontraksi uterus baik teraba keras dan bulat, serta
keadaan ibu dan bayi baik. Kala IV yaitu kala pengawasan, pada kala IV
kontraksi uterus baik teraba keras dan bulat, jumlah perdarahan ±200 cc,
kandung kemih kososng serta keadaan ibu dan bayi baik.
Dalam hal ini maka dapat di simpulkan bahwa mulai dari kala I sampai
dengan kala IV, semuanya berlangsung dengan normal, tidak ada komplikasi
yang terjadi pada ibu maupun janin. Hal itu terjadi karena menajemen asuhan
yang diberikan sesuai dengan teori wewenang bidan.

62
BAB V
PENUTUP

Setelah penulis mempelajati teori dan pengalamn langsung di lahan


praktek melalui studi kasus tentang manajemen asuhan kebidanan pada Ny “N”
dengan Ketuban pecah Dini (KPD) di Puskesmas Lawawoi tanggal 07 Mei 2022,
maka penulis dapat menarik kesimpulan serta saran.
A. Kesimpulan
1. Setelah dilakukan pengkajian tanggal 07 Mei 2022, maka di temukan
bahwa tidak ada penyulit bagi ibu maupun janin serta keadaan ibu dan
janin baik yang di lihat dari tanda-tanda vital dalam batas normal, tekanan
darah 120/80 mmHg, nadi 80 x/i, pernafasan 22 x/i, suhu 36,5°C, denyut
jantung janin terdengar jelas, kuat dan teratur pada kuadran bawah perut
kanan ibu dengan frekuensi 150x/i. Ibu melahirkan pada tanggal 07 Mei
2022 pukul 01.35 WITA dengan berat bayi lahir 2900 gram, panjang bayi
lahir 48 cm, lingkar kepala 32 cm, lingkar dada 31 cm.
2. Pada pelaksanaan asuhan kebidanan pada Ny “N” mulai dari pengkajian
sampai tahap ahkir tidak di temukan adanya hambatan karena jalinan
kerjasama antara klien dan petugas kesehatan baik sehingga semua
tindakan dapat terlaksana dengan baik
3. Pendokumentasian sangat penting dilaksanankan pada setiap tahap dari
proses manajemen kebidanan.
B. Saran
1. Bagi klien
a. Menganjurkan kepada ibu mengkonsumsi makanan yang bergizi dan
seimbang
b. Menganjurkan ibu untuk banyak istirahat
c. Menganjurkan agar ibu menjaga kebersihan diri termasuk kebersihan
genetalia
d. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI kepada bayinya sesering
mungkin

63
2. Bagi bidan
Bidan sebagai tenaga kesehatan diharapkan mampu memberikan
pelayanan yang sesuai sehingga dapat membentu menurunkan angka
kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB)
3. Bagi institusi
Untuk mendapatkan hasil manajemen asuhan kebianan yang baik, maka
perlu menyediakan tenaga bidan yang profesional untuk menunjang
pelaksanaan tugas serta untuk meningkatkan keterampilan bidan.

64
DAFTAR PUSTAKA

Ani, M., Azizah, N., Rahmawati, V. E., Mardiah, A., Febriyeni, Astuti, E. D.,
Hutabarat, J., Istiqomah, S. B. T., Delvina, V., Prihartini, S. D., & Jazul, L.
(2021). Pengantar Kebidanan. Yayasan Kita Menulis.
Choirunnisa, R., & Indrayani, T. (2019). Laporan Penelitian Stimulus : Hubungan
Konsumsi Vitamin C dengan Kejadian Ketuban Pecah Dini pada Ibu Hamil
di Puskesmas Mustika Jaya Bekasi Jawa Barat.
Diana, S., Mail, E., & Rufaida, Z. (2019). Buku Ajar Asuhan Kebidanan
Persalinan dan Bayi Baru Lahir. CV Oase Group.
Dwi, A. (2017). Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Patologi Pada Ny.P G2 P1 A0
Umur 36 Tahun Dengan Induksi Ketuban Pecah Dini Di Rsud Karanganyar
Karya Tulis Ilmiah. 1–114.
Idaningsih, A. (2016). Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. LovRinz
Publishing.
Indryani, Maryani, S., Fauziah, N. A., Sebtalesy, C. Y., Revika, E., Hutomo, C.
S., Mayasari, A. T., Argaheni, N. B., Humaira, W., Gultom, L., Febriyanti,
H., Amalia, R., & Putri, N. R. (2021). Keterampilan Dasar Klinik Kebidanan
(R. Watrianthos (ed.)). Yayasan Kita Menulis.
Kemenkes RI. (2020). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2020. Kemenkes RI.
Kurniarum, A. (2016). Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.
Pusdik SDM Kesehatan.
Lazuarti, S. (2020). Asuhan Keperawatan Pada Pasien Post Partum Dengan
Ketuban Pecah Dini Yang Di Rawat Di Rumah Sakit. In Paper Knowledge .
Toward a Media History of Documents.
Legawati. (2018). Asuhan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Wineka Media.
Marni. (2016). Asuhan Kebidanan Patologi. Pustaka Pelajar.
Mellisa, S. (2021). Faktor Risiko Ketuban Pecah Dini. Jurnal Medika Hutama,
03(01), 402–406.
Mutmainnah, A. U., Johan, H., & Llyod, S. S. (2017). Asuhan Persalinan Normal
& Bayi Baru Lahir. Penerbit ANDI.
Negara, I. K. S. (2021). Matriks Metalloproteinase Pada Ketuban Pecah Dini.
Deepublish.
Novirianthy, R., Safarianti, Syukri, M., Yeni, C. M., & Arzda, M. I. (2021). Profil
Ketuban Pecah Dini pada Ibu Bersalin di RSUD Dr. Zainoel Abidin Banda
Aceh. Kedokteran Syiah Kuala, 21(3), 249–257.

65
https://doi.org/10.24815/jks.v21i3.21299
Nugroho, T. (2012). Obsgym: Obstetri dan Ginekologi. Nuha Medika.
Nurhayati, Aprina, & Bustani, A. (2012). Konsep Kebidanan. Salemba Medika.
Obstetric. (2018a).
Obstetric. (2018b).
Oktarina, M. (2016). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru
Lahir. Deepublish Publisher.
Pradana, T. A., & Surya, I. G. N. H. W. (2020). Karakteristik Ibu Bersalin dengan
Ketuban Pecah Dini (Aterm & Preterm) di Rumah Sakit Umum Pusat
Sanglah Denpasar Periode Juli 2015-Juni 2016. Jurnal Medika Udayana,
9(1), 92–97.
Prawirohardjo, S. (2014). Ilmu Kebidanan (A. B. Saifuddin (Ed.)). PT Bina
Pustaka Prawirohardjo.
Pulungan, P. W., Sitorus, S., Amalia, R., Ingrit, B. L., Hutabarat, J., Sulfianti,
Anggraini, D. D., Pakpahan, M., Aini, F. N., Wahyuni, Apriza, & Sari, M. H.
N. (2020). Ilmu Obstetri dan Ginekologi Untuk Kebidanan. Yayasan Kita
Menulis.
Puspitasari, D., Putri, D. K., & Aprina, T. (2019). Asuhan Kebidanan
Komprehenshif pada Ny. Y dengan Ketuban Pecah Dini dan By. Ny. Y di
Kota Pontianak tahun 2019.
Rahmatina, Y. (2018). Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin Dengan Ketuban
Pecah Dini di Ruangan Bersalin Rawat Inap Puskesmas Sikumana.
Rajagukguk, M. (2020). Analisis Penatalaksanaan Asuhan Kebidanan Kehamilan
Pada Ny.A Dengan Ketuban Pecah Dini Di Puskesmas Pagar Merbau
Kabupaten Deli Serdang Tahun 2019. 4(4), 87–96.
Samaria, D., Supratti, Sholikhah, F. K., Herawati, T., Apriliya, D., Muniroh, S.,
Masruroh, Pertami, S. B., Cathyne, J., Darmayanti, Argaheni, N. B., Butar, S.
B., Meinarisa, & Azizah, N. (2022). Keperawatan Maternitas Kontemporer.
Yayasan Kita Menulis.
Santi, R. H., & Yatiningsih, E. (2018). Kejadian Ketuban Pecah Dini pada Ibu
Hamil di RSUD Kabupaten Bekasi Tahun 2018. Medika Cikarang Bekasi.
Sari, S. D. (2017). Kehamilan, Persalinan, Bayi Preterm & Postterm disertai
Evidence Based. Noerfikri.
Situmorang, R. B., Hilinti, Y., Yulianti, S., Rahmawati, D. T., Iswari, I., Jumita,
& Sari, L. Y. (2021). Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan. CV Pustaka El
Queena.
Sulfianti, Indryani, Purba, D. H., Sitorus, S., Yuliani, M., Haslan, H., Ismawati,

66
Sari, M. H. N., Pulungan, P. W., Wahyuni, Hutabarat, J., Anggraini, D. D.,
Purba, A. M. V., & Aini, F. N. (2020). Asuhan Kebidanan pada Persalinan.
Yayasan Kita Menulis.
Susanto, A. V., & Fitriana, Y. (2019). Asuhan pada Kehamilan. Pustaka Baru
PRESS.
Tahir, S. (2021). Faktor Determinan Ketuban Pecah Dini. Media Sains Indonesia.
Triastuti, W., Agfiany, S. R., & Susanti, T. (2020). Laporan Kasus : Asuhan
Kebidanan Patologis Ibu Bersalin Dengan Ketuban Pecah Dini Case
Report : Pathological Obstetric Care For Mothers In Labor With Premature
Rupture Of Membranes. December, 1–6.
Ula, F. (2019). Dukungan Suami pada Ibu Primipara Dengan Ketuban Pecah
Dini (KPD). 8(5), 55.
Ulfah, R. (2020). Buku Ajar Konsep Kebidanan. Media Sains Indonesia.
Utami, I., & Fitriahadi, E. (2019). Buku Ajar Asuhan Persalinan & Managemen
Nyeri Persalinan. Universitas ’Aisyiyah Yogyakarta.
WHO. (2020). Levels and Trend Maternal Mortality Rate. Geneva, 7(13), 125–
126.
Yanti, E., Arma, N., & Karlinah, N. (2015). Modul Mata Kuliah Konsep
Kebidanan. Deepublish.
Yulianti, N. T., & Sam, K. L. N. (2019). Bahan Ajar Asuhan Kebidanan
Persalinan Persalinan & Bayi Baru Lahir. Cendekia Publisher.
Yulizawati, Insani, A. A., B, L. E. S., & Andriani, F. (2019). Buku Ajar Asuhan
Kebidanan pada Persalinan. Indomedia Pustaka.
Zamilah, R., Aisyiyah, N., & Waluyo, A. (2020). Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Kejadian Ketuban Pecah Dini (KPD) Pada Ibu Bersalin Di
RS.Betha Medika. Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan, 10(2), 122–135.
https://doi.org/10.52643/jbik.v10i2.1065

67
Lampiran : Daftar Istilah dan Singkatan

DAFTAR ISTILAH/SINGKATAN

BAB : Buang Air Besar

BAK : Buang Air Kecil

Bloody Show : Keluarnya lendir berwarna kemerahan atau kecoklatan

Braxton Hicks : Kontraksi Palsu

Hipotalamus : Kelenjar otak yang mengontrol sistem hormon

HIS : Kontaksi

Inspeksi :Pemeriksaan melalui penglihatan, pendengaran, dan


penciuman

KIA : Kesehatan Ibu dan Anak

KPD : Ketuban Pecah Dini

Miometrium : Lapisan tengah dari dinding rahim yang terdiri dari sel-sel
otot polos dan mendukung jaringan stroma dan pembuluh
darah

MMP : Matriks Metalloproteinase

Multipara : Wanita yang telah melahirkan seorang anak lebih dari satu
kali

Palpasi : Pemeriksaan dengan cara menyentuh

Plasenta : Tempat saluran nutrisi untuk janin

Portio : Mulut rahim

PPROM : Preterm Premature Rupture Of Membranes

68
Primipara : Wanita yang telah melahirkan seorang anak, yang cukup
besar untuk hidup di luar

PROM : Premature Repture Of the Membrane

Prostaglandin : Zat dengan struktur kimia yang menyerupai hormon

Serviks : Bagian yang terhubung dengan vagina

TBJ : Tafsiran Berat Janin

TFU : Tinggi Fundus Uteri

TIMP : Tissue Ihnibitor Metalloproteinase

Uterus : Rahim

Vagina : Saluran penghubung dengan leher rahim

Vulva : Bagian terluar dari organ wanita

WHO : World Health Organitation

69
Lampiran

70
71
72

Anda mungkin juga menyukai