Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berbagasi istilah berkembang terkait dengan lanjut usia (lansia), yaitu gerontologi, geriatri,
dan keperawatan gerontik. Gerontologi berasal dari kata Geros=lanjut usia dan Logos=ilmu.
jadi, Gerontologi adalah ilmu yang mempelajari secara khusus mengenai faktor faktor yang
menyangkut lanjut usia. Geriatri berasal dari kata Geros=lanjut usia dan
Eatrie=Kesehatan/medikal. Geriatri adalah ilmu yang mempelajari proses menjadi tua pada
manusia serta akibat-akibatnya pada tubuh manusia. dengan demikian jelaslah bahwa objek
Geriatri adalah manusia lanjut usia. Geriatric Nursing adalah Spesialisasi keperawatan lanjut
usia yang dapat menjalankan perannya dalam setiap tatanan pelayanan dengan menggunakan
pengetahuan, keahlian dan keterampilan merawat untuk meningkatkan fungsi optimal lanjut
usia secara komprehensif (Nugroho, 2008).

Tujuan dari pelayanan geriatri diantaranya adalah mempertahankan derajat lansia setinggi-
tingginya agar terhindar dari penyakit atau gangguan kesehatan, memelihara kondisi
kesehatan dengan aktivitas fisik sesuai tingkat kemampuan dan aktivitas mental yang
mendukung, melakukan diagnosis dini secara tepat dan memadai, melakukan pengobatan
yang tepat, memelihara kemandirian secara maksimal dan tetap memberikan bantuan moril
dan serta perhatian hingga akhir hayatnya agar kematiannya berlangsung dengan tenang.
(Rosidawati et al, 2008)
Perubahan fisiologis yaitu perubahan alamiah sistem tubuh manusia. Hal ini akan terjadi pada
semua lansia dengan lama waktu yang berbeda-beda dan sangat tergantung keadaan masa
hidupnya. Keluhan utama adalah mulai mudahnya terkena berbagai macam penyakit
degenerative. Berbagai macam penyakit tersebut menimbulkan kelemahan dan kemunduran
fungsi tubuh, kelemahan sensori, kognitif, perilaku berubah serta emosional. Perubahan
fisiologis yang bermacam-macam tersebut bukan merupakan sesuatu yang patologis karena
setiap lansia akan mengalaminya.
Salah satu perubahan fisiologis adalah pada sistem muskuloskeletal dimana akan terjadi
penurunan fungsi tulang. Perubahan tersebut yaitu tulang kehilangan density (cairan) makin
rapuh, pinggang, lutut dan jari-jari pergelangan terbatas, persendian membesar dan menjadi
kaku, tendon mengerut dan mengalami skelerosis, atrofi serabut otot (otot-otot serabut
mengecil) serabut otot mengecil sehingga seseorang bergarak menjadi lamban, otot-otot kram
dan menjadi tremor, otot-otot polos tidak begitu berpengaruh.
Salah satu penyakit muskuloskeletal adalah gangguan mobilitas fisik. Gangguan mobilitas
fisik (immobilisasi) didefinisikan oleh North American Nursing Diagnosis association
(NANDA) sebagai suatu keadaan dimana individu yang mengalami atau beresiko mengalami
keterbatasan gerakan fisik. Individu yang mengalami atau beresiko mengalami keterbatasan
gerakan fisik antara lain: lansia, individu dengan penyakit yang mengalami penurunan
kesadaran lebih dari 3 hari atau lebih, individu yang kehilangan fungsi motoric, klien dengan
stroke, klien menggunakan kursi roda), penggunaan alat eksternl, dan pembatas gerak
volunteer (Potter, 2005).
Panti Sosial Tresna Werda Budi Mulia 02 Cengkareng merupakan panti sosial yang mampu
menampung para lansia dengan berbagai masalah termasuk masalah kesehatan, yaitu
gangguan mobilitas fisik. Praktek keperawatan gerontik dimulai sejak tanggal 16 Mei sampai
dengan 03 Juni 2016. Kegiatan kelompok diawali dengan melakukan pengkajian terhadap
keadaan lansia di Wisma Mangga PSTW Budi Mulia 02 Cengkareng. Lansia yang tinggal di
PSTW Budi Mulia 02 Cengkareng pada umumnya berusia 60 tahun ke atas.
Berdasarkan hasil pengkajian kami di Wisma Mangga PSTW Budi Mulia 02 Cengkareng,
didapatkan data dari 72 lansia terdapat 14 orang lansia (19%) mengalami penyakit gangguan
mobilitas fisik. Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan dasar sehari –hari, mobilitas sangat
dibutuhkan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas guna mempertahankan
kesehatannya.
Berdasarkan pengkajian dan penemuan data tersebut dan mengingat akan faktor resiko yang
menyebabkan imobilisasi pada usia lanjut yaitu gangguan muskuloskeletal, gangguan
neurologis, penyakit kardiovaskuler, faktor sensorik, penyebab lingkungan, nyeri akut atau
kronik, maka kelompok tertarik untuk memberikan asuhan keperawatan pada lansia lebih
lanjut dan dilaporkan dalam bentuk laporan kelompok kami dengan judul ”ASUHAN
KEPERAWATAN KELOMPOK PADA LANSIA DENGAN MASALAH GANGGUAN
MOBILITAS FISIK DI WISMA MANGGA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI
MULIA 02 CENGKARENG JAKARTA BARAT”.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Kelompok memperoleh gambaran serta pengalaman dalam memberikan asuhan
keperawatan pada lansia dengan masalah hipertensi secara komprehensif berdasarkan
tahapan proses keperawatan.

2. Tujuan Khusus
a. Kelompok dapat mengidentifikasi masalah kesehatan lansia melalui pengkajian
keperawatan yang diteruskan ke analisa data di PSTW Budi Mulia 02 Cengkareng
b. Kelompok dapat merumuskan diagnosa keperawatan yang muncul di PSTW Budi Mulia
02 Cengkareng
c. Kelompok dapat merencanakan tindakan keperawatan yang akan dilakukan guna
mengatasi diagnosa keperawatan yang ada
d. Kelompok dapat melakukan implementasi sesuai rencana keperawatan yang telah
ditentukan untuk masing – masing diagnosa.
e. Kelompok dapat melakukan evaluasi dari masing – masing implementasi dari
masing – masing diagnosa yang muncul.
f. Kelompok dapat mendokumentasikan hasil dari implementasi yang telah dilakukan di
ruang cendrawasih PSTW Budi Mulia 02 Cengkareng.

Anda mungkin juga menyukai