Anda di halaman 1dari 48

Asuhan Keperawatan pada Ny.

S dengan Prioritas
Masalah Kebutuhan Dasar Gangguan Rasa

Nyaman Nyeri pada Kanker Payudara

di RSUD. Dr. Pirngadi Medan

Karya Tulis Ilmiah (KTI)

Disusun dalam Rangka Menyelesaikan

Program Studi DIII Keperawatan

Oleh

Dini Juwairiyah Hutasuhut

132500124

PROGRAM STUDI DIII


KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
NOVEMBER 2016

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan berkatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah ini dengan judul “Asuhan Keperawatan pada Ny. S dengan Prioritas
Masalah Kebutuhan Dasar Gangguan Rasa Nyaman Nyeri pada Kanker
Payudara di RSUD Dr. Pirngadi Medan”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai
salah satu syarat untuk menyelesaikan program Pendidikan Ahli Madya Keperawatan
di Program Studi DIII Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara
Medan. Dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini tidak terlepas dari bantuan,
bimbingan, dan arahan dari semua pihak secara langsung maupun tidak langsung.
Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Setiawan, S.Kp, MNS, Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan.
2. Ibu Sri Eka Wahyuni, S.Kep, Ns, M.Kep selaku Pembantu Dekan I
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan.
3. Ibu Cholina T.Siregar, S.Kep, Ns, M.Kep, Sp.KMB selaku Wakil Dekan
II Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan.
4. Ibu Dr. Siti Saidah Nasution, S.Kp, M.Kep, Sp.Mat selaku Wakil Dekan
III Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan.
5. Ibu Nur Afi Darti, S.Kp, M.Kep selaku Ketua Prodi DIII
Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
6. Ibu Lufthiani, S.Kep, Ns, M.Kes selaku dosen Pembimbing Akademik
saya yang selalu memberikan motivasi untuk menjadi lebih baik lagi.
7. Bapak Ikhsanuddin Ahmad Harahap, S.Kp, MNS selaku Dosen
Pembimbing KTI Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera
Utara Medan.
8. IbuYesi Ariani, S.Kep, Ns, M.Kep selaku dosen peguji.
9. Terima kasih sedalam-dalamnya untuk kedua orangtua saya tercinta,
ayahanda Ardi Hutasuhut, S.Pd dan ibunda Nur Aida Nasution, S.Pd.
Serta kepada kedua kakak saya tercinta Shofiah Wartika Hutasuhut,
S.Kom, Hanifah Marito Hutasuhut, Amd, dan adik tercinta Fatma Sri

ii

Universitas Sumatera Utara


Agustina Hutasuhut yang selalu memberikan dukungan, motivasi,
nasehat, kasih sayang dan doa buat saya sehingga saya dapat
menyelesaikan pendidikan DIII Keperawatan di Universitas Sumatera
Utara, menyelesaikan Karya Tulis Imliah ini. Dan serta kepada seluruh
pihak yang tidak dapat saya sebutkan namanya satu persatu yang selalu
membantu dan mendukung dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.
Terima kasih atas dukungan, kritikan serta saran kalian semua.
10. Kepada Maria Hygeia Faperina Marpaung dan Junes Christin yang
selalu menemani saya dan memberikan masukan sehingga saya dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
11. Kepada teman-teman satu bimbingan saya Adi Supriadi Bhancin,
Metrolitania Simbolon dan Wilda Minanda Torong yang selalu
memberi dukungan serta motivasi pada penyusunan Karta Tulis Ilmiah
ini, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan karena
keterbatasan dan pengetahuan penulis, maka dari itu penulis mohon
kritik dan saran yang bersifat membangun guna kebaikan selanjutnya.
Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat berguna bagi pembaca khususnya
mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Medan, 30 November 2016


Hormat Saya

Dini Juwairiyah Hutasuhut

iii

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan……………………………………………………………….…….i
Kata Pengantar………………………………………………………………………….ii
Daftar Isi………………………………………………………………………………..iii
BAB I PENDAHULUAN……….………………………………………….….…..……1
A. Latar Belakang..………………..……..................................................................1
B. Tujuan…………………………………………………………………….......…3
C. Manfaat………………………………………...………………………………..3
BAB II PENGELOLAAN KASUS…………………………………………………....4
A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah
Kebutuhan Dasar Gangguan Rasa Nyaman Nyeri………………………….4
1. Pengkajian…………………………………………………………………..8
2. Analisa Data……………………………….……………………..……......11
3. Rumusan Masalah……………………………………………………........12
4. Perencanaan…………………………………………………………..…...13
5. Implementasi dan Evaluasi………………………………………………..16
B. Asuhan Keperawatan Kasus………………………………………………...18
1. Pengkajian…………………………………………………………….......18
2. Analisa Data………………………………………………………..……..25
3. Rumusan Masalah Keperawatan…………………………..……………...27
4. Perencanaan……………………………………………………………....28
5. Implementasi dan Evaluasi…………………………………………….....31

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………………....33

A. Kesimpulan……………………………………………………………....35
B. Saran…………………………………………………………………..…35

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….……37

LAMPIRAN

Lampiran 1 : catatan perkembangan

Lampiran 2 : leaflet

Lampiran 3 : lembar konsul

iv

Universitas Sumatera Utara


BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Setiap individu membutuhkan rasa nyaman. Kebutuhan rasa nyaman


setiap individu berbeda-beda. Dalam konteks asuhan keperawatan, perawat harus
memperhatikan dan memenuhi rasa nyaman pasien. Gangguan rasa nyaman yang
dialami pasien diatasi oleh perawat melalui intervensi keperawatan (Asmadi,
2008). Setiap individu pernah mengalami nyeri dalam tingkat tertentu. Nyeri
merupakan alasan yang paling sering terjadi dibidang medis, individu yang
merasakan nyeri merasa tertekan atau menderita dan berupaya menghilangkan
nyeri. Perawat menggunakan berbagai itervensi untuk menghilangkan nyeri atau
mengembalikan kenyamanan (Potter & Perry, 2005).
Nyeri bersifat subjektif, tidak ada dua individu yang mengalami nyeri
sama dan tidak ada dua kejadian nyeri yang sama menghasilkan respon atau
perasaan yang identik pada seorang indvidu. Nyeri merupakan sumber penyebab
frustasi bagi klien maupun tenaga kesehatan. Asosiasi Internasional untuk
Penelitian Nyeri (International Association for the study of Pain, IASP)
mendefenisikan nyeri sebagai suatu sensor subjektif dan pengalaman emosional
yang tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan yang aktual atau
potensial yang dirasakan dalam kejadian dimana terjadi kerusakan. Nyeri dapat
merupakan faktor utama yang menghambat kemampuan dan keinginan individu
untuk sembuh dari suatu penyakit (Potter & Perry, 2005).
Seorang pasien yang dirawat di rumah sakit tidak bisa dipisahkan dari
fenomena nyeri. Tugas dari seorang perawat adalah mengkaji keberadaan nyeri
tersebut, menegakkan diagnosa, merencanakan tindakan keperawatan untuk
mengatasi nyeri, melakukan implementasi, mengevaluasi dari tindakan yang telah
diberikan. Dalam memberikan asuhan keperawatan guna mengatasi rasa nyeri
paien, perawat berusaha untuk mengembangkan strategi penatalaksaan nyeri,
sehingga lebih dari sekedar pemberian obat analgesik (Prasetyo, 2010).

Universitas Sumatera Utara


Perawat bertanggung jawab secara etis untuk mengontrol nyeri dan
menghilangkan penderitaan nyeri klien. Penatalaksanaan nyeri yang efektif tidak
hanya mengurangi ketidaknyamanan fisik tetapi juga meningkatkan mobilisasi
lebih awal dan membantu klien bekerja lebih dini, mengurangi kunjungan klinik,
memperpendek masa hospitalisasi, dan mengurangi biaya perawatan kesehatan
(Potter & Perry, 2005). Cancer merupakan penyakit yang dapat menjadi penyebab
kematian. Cancer mammae merupakan salah satu penyakit yang ditakuti dan
menyerang kaum perempuan. Penyakit ini merupakan penyebab kematian yang
paling besar bagi perempuan berusia 18 hingga 54 tahun, dan perempuan yang
berusia 45 tahun memiliki resiko terjangkit cancer mammae berjumlah 25 % lebih
tinggi dibanding perempuan yang lebih tua. (Lee, 2008).
Cancer mammae memerlukan beberapa terapi dalam pelaksanaannya,
seperti lumpektomi, mastektomi, radiasi, terapi hormon, dan kemoterapi. Terapi
tersebut dapat menghambat pertumbuhan sel kanker, namun berdampak pula pada
fisik dan psikologis pasien. Pasien akan kehilangan payudaranya, kulit akan
menghitam, rambut rontok, dan tubuh menjadi kurus. Pasien akan malu dan sedih
dengan keadaannya. Pada kondisi seperti itu, pasien memerlukan asuhan
keperawatan yang holistik untuk memenuhi kebutuhan dasarnya, yaitu kebutuhan
biologis, psikologis, sosial, kultural, dan spiritual. Kebutuhan biologis seperti
nutrisi, cairan, dan pakaian. Kebutuhan psikologis meliputi perhatian dan
dukungan dari keluarga dan orang sekitarnya. Kebutuhan sosial yang meliputi
interaksi dengan keluarga, teman, dan masyarakat. Kebutuhan kultural yang
meliputi kebiasaan dan budaya yang dianut oleh pasien. Dan kebutuhan spiritual
meliputi kebutuhan pasien terhadap kepercayaan yang dianut, serta hubungannya
dengan Tuhan.
Nyeri akut terjadi setelah terjadinya cidera akut, penyakit, atau intervensi
bedah dan memiliki awitan yang cepat dengan intensitas yang bervariasi (ringan
sampai berat) dan berlangsung untuk waktu yang singkat. Karakteristik nyeri akut
berdurasi singkat (kurang dari 6 bulan), memiliki onset yang tiba-tiba, dan
terlokalisir. Nyeri biasanya diakibatkan oleh trauma, bedah, atau inflamasi. Setiap
individu pernah merasakan nyeri seperti ini, misalnya saat sakit kepala, nyeri
melahirkan, nyeri sesudah tindakan pembedahan, dan lainnya (Prasetyo, 2010).

Universitas Sumatera Utara


2. Tujuan
2.1 Tujuan Umum
Tujuan dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah untuk mengetahui
bagaimana asuhan keperawatan pada klien yang mengalami masalah kebutuhan
dasar nyeri khususnya pada Ny. S di ruang Kenanga 1 RSUD Pirngadi Medan.

2.2 Tujuan Khusus


1. Mampu melakukan pengkajian pada Ny.S dengan masalah kebutuhan
dasar nyeri.
2. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada Ny.S dengan masalah
kebutuhan dasar nyeri.
3. Mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pada Ny.S dengan
masalah kebutuhan dasar nyeri.
4. Mampu melakukan implementasi pada Ny.S dengan masalah kebutuhan
dasar nyeri.
5. Mampu melakukan evaluasi pada Ny.S dengan masalah kebutuhan dasar
nyeri.

3. Manfaat
1. Penulis
a. Memberikan pengetahuan tentang apa itu kanker payudara pada klien.
b. Memberikan pengetahuan tentang nyeri pada klien dengan diagnosa
kanker payudara dengan kebutuhan gangguan rasa nyaman nyeri.
c. Bermanfaat dalam mengetahui gangguan nyaman nyeri berdasarkan
asuhan keperawatan mulai dari pengkajian, diagnose, perencanaan,
implementasi, dan evaluasi.

Universitas Sumatera Utara


BAB II
PENGELOLAAN KASUS

1. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan


Dasar Gangguan Rasa Nyaman; Nyeri

A. Konsep Dasar Nyeri


Nyeri adalah perasaan yang tidak nyaman yang sangat subjektif dan hanya
orang yang mengalaminya yang dapat menjelaskan dan mengevaluasi perasaan
tersebut, Asmadi (2008)
Menurut Prasetyo (2010) konsep atau nilai yang berkaitan dengan nyeri
meliputi :
1. Nyeri hanya dapat dirasakan dan digambarkan secara akurat oleh individu
yang mengalami nyeri tersebut.
2. Apabila pasien mengatakan bahwa dia nyeri, maka dia benar merasakan
nyeri walaupun anda tidak menemukan kerusakan pada tubuhnya.
3. Nyeri mencakup dimensi psikis, emosional, kognitif, sosiokultural dan
spiritual.
4. Nyeri sebagai peringatan adanya ancaman yang bersifat aktual maupun
potensial.

B. Fisiologi Nyeri
Menurut Mubarak (2007) sistem saraf perifer terdiri atas saraf sensorik
primer yang khusus bertugas mendeteksi kerusakan jaringan dan membangkitkan
sensasi sentuhan panas, dingin, nyeri, dan tekanan. Reseptor yang bertugas
merambatkan sensasi nyeri disebut resiseptor. Menurut Tamsuri (2006) reseptor
nyeri (nosiseptor) adalah organ tubuh yang berfungsi untuk menerima rangsangan
nyeri. Organ tubuh yang berperan dalam reseptor nyeri adalah ujung saraf bebas
dalam kulit yang berespon hanya terhadap stimulus kuat yang secara potensial
merusak. Berdasarkan letaknya nosisepter dapat dikelompokkan dalam beberapa
bagian tubuh yaitu pada kulit (kutaneus), somatik dalam (deep somatic), dan
didaerah viseral. Didalam tubuh manusia terdapat dua macam tansmiter impuls

Universitas Sumatera Utara


nyeri yang berfungsi untuk menghantarkan sensasi nyeri dan sensasi yang lain
seperti dingin, hangat, sentuhan, dan sebagainya.
Neuroregulator atau substansi yang berperan dalam transmisi stimulus saraf
yang terdiri dari dua yaitu neurotransmiter dan neuromodulator. Neurotransmiter
mengirimkan impuls-impuls elektrik melewati rongga sinaps antara dua serabut
saraf, dan dapat bersifat sebagai penghambat atas dapat pula mengeksitasi.
Sedangkan neuromodulator bekerja secara tidak langsung dengan meningkatkan
atau menurunkan efek partikuler neurotransmiter (Tamsuri, 2006).

C. Klasifkasi Nyeri
Menurut Prasetyo (2010), nyeri diklasifikasikan berdasarkan jenis nyeri
yaitu:
1. Nyeri Akut
Nyeri akut terjadi setelah cidera akut, penyakit, atau intervensi bedah dan
memiliki awitan yang cepat dengan intensitas yang bervariatif (ringan sampai
berat) dan berlangsung dengan waktu yang singkat. Fungsi nyeri akut adalah
untuk memberi peringatan akan cidera atau penyakit yang akan datang. Nyeri akut
biasanya menghilang dengan atau tanpa pengobatan setelah area yang rusak pulih
kembali. Nyeri akut berdurasi singkat (kurang dari 6 bulan), biasanya akibat dari
trauma, bedah, atau inflamasi. Contonya seperti sakit kepala, sakit gigi, tertusuk
jarum, terbakar, nyeri otot, nyeri saat melahirkan, nyeri sesudah tindakan
pembedahan (Prasetyo, 2010).
2. Nyeri Kronis
Nyeri kronis berlangsung lebih lama dari nyeri akut (lebih dari 6 bulan),
dengan intensitas bervariasi yaitu ringan sampai berat, penderita kanker maligna
biasanya akan merasakan nyeri kronis terus menerus dan berlangsung sampai
kematian. Nyeri kronis dibedakan dalam dua kelompok besaryaitu nyeri kronis
maligna dan nyeri kronis non maligna.

Universitas Sumatera Utara


Menurut Tamsuri (2006), nyeri diklasifikasikan berdasarkan lokasi nyeri yaitu:
1. Nyeri kutaneus (superficial)
Biasanya timbul akibat stimulasi terhadap kulit seperti pada laserasi,
luka bakar. Memiliki durasi yang pendek, terlokalisir, dan memiliki
sensasi yang tajam.
2. Nyeri somatis dalam (deep somatic pain)
Nyeri yang terjadi pada otot dan tulang serta struktur penyokong
lainnya, bersifat tumpul dan distimulasi dengan adanya peregangan dan
iskemia.
3. Nyeri visceral
Disebabkan oleh kerusakan organ internal, nyeri bersifat difus (singkat)
dan durasi cukup lama. Sensasi yang timbul biasanya tumpul.
4. Nyeri sebar (radiasi)
Sensasi nyeri meluas dari daerah asal kejaringan sekitar. Nyeri biasanya
dirasakan saat berjalan/bergerak, bersifat intermiten atau konstan.
5. Nyeri fantom
Nyeri khusus yang dirasakan oleh pasien yang mengalami amputasi.
Nyeri dipersepsi berada pada organ yang telah diamputasi seolah-olah
organnya masih ada.
6. Nyeri alih (reffered pain)
Timbul akibat nyeri viseral yang menjalar ke organ lain, sehingga
dirasakan nyeri pada beberapa tempat atau lokasi.

D. Faktor yang Mempengaruhi Nyeri


Menurut Prasetyo (2010), faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri
diantaranya:
Usia, merupakan variabel yang penting dalam mempengaruhi nyeri pada
individu. Pada lansia seorang perawat melakuan pengkajian lebih rinci ketika
lansia melaporkan adanya nyeri. Anak kecil yang belum dapat berbicara juga
belum dapat mengungkapkan secara verbal dan mengekspresikan nyeri kepada
orang tuanya. Jenis kelamin, secara umum pria dan wanita tidak berbeda dalam
berespon terhadap nyeri. Hanya beberapa budaya yang menganggap bahwa laki-

Universitas Sumatera Utara


laki harus lebih berani dan tidak boleh menangis dibandingkan anak perempuan
dalam situasi yang sama ketika nyeri terjadi.
Makna nyeri, makna nyeri pada seseorang mempengaruhi pengalaman nyeri
dan cara seseorang beradaptasi terhadap nyeri. Seorang wanita yang merasakan
nyeri saat bersalin akan mempersiapkan nyeri secara berbeda dengan wanita
lainnya yang nyeri karena dipukul oleh suaminya. Lokasi dan tingkat keparahan
nyeri, nyeri yang dirasakan bervariasi dalam intensitas dan tingkat keparahan pada
masing-masing orang. Nyeri yang dirasakan mungkin terasa ringan, sedang atau
bisa menjadi nyeri yang berat. Kaitannya dengan kualitas nyeri, masing-masing
individu juga bervariasi, ada yang melaporkan nyeri seperti tertusuk, nyeri tumpul
berdenyut, terbakar dan lain-lain, sebagai contoh individu yang tertusuk jarum
akan melaporkan nyeri yang berbeda dengan individu yang terkena luka bakar.
Perhatian, tingkat perhatian seseorang terhadap nyeri akan mempengaruhi
persepsi nyeri, perhatian yang meningkat pada nyeri akan meningkatkan respon
nyeri, upaya pengalihan (distraksi) dihubungkan dengan pengalihan respon nyeri.
Konsep ini yang mendasari bermacam terapi untuk menghilangkan nyeri, seperti
relaksasi, teknik imajinasi terbimbing (guided imagery), dan masase. Ansietas
(kecemasan), hubungan nyeri dan ansietas bersifat kompleks, ansietas yang
dirasakan sering kali meningkatkan persepsi nyeri, akan tetapi nyeri dapat
menimbulkan ansietas, contoh seseorang yang terkena kanker kronis merasa takut
dengan penyakitnya, itu akan meningkatkan persepsi nyerinya. Keletihan,
keletihan/kelelahan akan meningkatkan sensasi nyeri dan menurunkan koping
individu.
Pengalaman sebelumnya, setiap orang akan belajar dari pengalaman nyeri,
tetapi pengalaman tersebut tidak membuat individu mudah dalam menghadapi
nyeri pada masa yang akan datang. Dukungan keluarga dan sosial, individu yang
mengalami nyeri sering kali membutuhkan dukungan, bantuan, perlindungan dari
keluarga atau teman terdekat. Walaupun nyeri masih dirasakan oleh klien,
kehadiran orang terdekat akan meminimalkan rasa kesepian dan ketakutan.

Universitas Sumatera Utara


E. Skala Pengukuran Nyeri / Intensitas Nyeri
Intensitas nyeri adalah gambaran seberapa parah nyeri yang dirasakan oleh
indvidu. Pengukuran intensitas nyeri sangat subjektif dan individual, nyeri dalam
intensitas yang sama dirasakan sangat berbeda oleh dua orang yang berbeda
(Tamsuri, 2006)
a. Skala Numerik (Numerical Rating Scale, NRS)
Digunakan sebagai pengganti alat pendeskripsian. Pasien menilai nyeri
dengan skala 0 sampai 10, angka 0 diartikan tidak merasa nyeri, angka 10
diartikan nyeri yang paling berat yang pernah dirasakan (Prasetyo, 2010).
b. Skala Analog Visual (Visual Analog Scale, VAS)
Merupakan suatu garis lurus yang mewakili intensitas nyeri yang terus
menurus dan memiliki alat pendeskripsi verbal pada setiap ujungnya.
Skala ini memberi kebebasan pada pasien untuk mengidentifikasi tingkat
keparahan nyeri yang ia rasakan. Skala analog visual merupakan
pengukur keparahan nyeri yang lebih sensitif karena pasien dapat
mengidentifikasi setiap titik pada rankaian, dari pada dipaksa memilih
satu kata atau satu angka (Prasetyo, 2010).

1.1. Pengkajian
Pengkajan nyeri yang faktual/terkini, lengkap, dan akurat akan memudahkan
perawat dalam menetapkan data dasar, menegakkan diagnosa, merencanakan
terapi pengobatan, dan memudahkan dalam mengevaluasi. Terdapat beberapa
komponen yang harus diperhatikan seorang perawat dalam memulai pengkajian
respon nyeri (Prasetyo, 2010).
Dorvan & Girton dalam Prasetyo (2010) mengidentifikasi komponen
tersebut diantaranya penentuan ada tidaknya nyeri, dalam melakukan pengkajian
nyeri, perawat harus mempercayai ketika pasien melaporkan adanya nyeri,
walaupun pada saat observasi perawat tidak menemukan luka atau cidera. Setiap
nyeri yang dilaporkan pasien adalah nyata, tetapi ada sebagian pasien
menyembunyikan nyerinya untuk menghindari pengobatan.

Universitas Sumatera Utara


Menurut Prasetyo (2010), karakteristik nyeri dibagi dalam beberapa metode P, Q,
R, S, T, yaitu:
1. Pencetus (P: provocate), perawat mengkaji tentang penyebab atau
stimulasi nyeri pada pasien. Perawat melakukan observasi dibagian tubuh
yang mengalami cidera. Apabila perawat mencurigai adanya nyeri
psikogenik maka perawat dapat mengeksplorasikan perasaan pasien
dengan menanyakan perasaan apa yang dapat mencetus nyeri.
2. Kualitas (Q: quality), kualitas nyeri adalah hal yang subjektif yang
diungkapkan pasien, pasien sering mendeskripsikan nyeri dengan kalimat:
berdenyut, tajam, tumpul, bepindah-pindah, perih, seperti tertindih,
tertusuk. Tiap-tiap pasien berbeda dalam melaporkan kualitas nyeri yang
dirasakan.
3. Lokasi (R: region), mengkaji lokasi nyeri maka perawat meminta pada
pasien untuk menunjukkan semua bagian/daerah yang dirasakan nyeri oleh
pasien. Untuk melokalisi nyeri lebih spesifik, maka perawat dapat
meminta pasien untuk melacak daerah nyeri dari titik yang paling nyeri,
apabila nyeri bersifat difus (menyebar) maka kemungkinan akan sulit
untuk dilacak.
4. Keparahan (S: severe), tingkat keparahan pasien tentang nyeri merupakan
karakteristik yang paling subjektif. Pada pengkajian ini pasien disuruh
menggambarkan nyeri yang dirasakannya sebagai nyeri ringan, sedang,
berat. Kesulitannya adalah makna dari setiap istilah berbeda bagi perawat
dan pasien, tidak ada batasan khusus yang membedakan antara nyeri
ringan, sedang, berat. Ini juga disebabkan karena pengalaman nyeri setiap
orang berbeda-beda.
5. Durasi (T: time), perawat menanyakan pada pasien untuk menentukan
durasi, awitan, dan rangkaian nyeri, misalnya menanyakan “kapan nyeri
mula dirasakan? sudah berapa lama nyeri dirasakan?, apakah nyeri yang
dirasakan terjadi pada waktu yang sama setiap hari?, seberapa sering nyeri
kambuh?.

Universitas Sumatera Utara


Faktor yang memperberat/meringankan nyeri. Perawat perlu mengkaji faktor yang
memperberat keadaan pasien, misalnya peningkatan aktifitas, perubahan suhu,
stres dan lainnya. Menurut Tamsuri (2006), pengkajian fisiologis dan perilaku
terhadap nyeri terkadang sulit dilakukan. Indikasi fisiologis dan perilaku tentang
nyeri minimal bahkan tidak ada. Perubahan fisiologis involunter dianggap lebih
akurat sebagai indikator nyeri dibandingkan laporan verbal pasien.
Tabel perbedaan respon fisiologis akut dan kronis (Tamsuri, 2006).
Nyeri Akut Nyeri Kronis
1. Intensitas ringan sampai berat. 1. Intensitas ringan sampai berat.
2. Respon saraf simpatis: 2. Respon saraf parasimpatis:
a. Peningkatan nadi a. Tanda vital normal
b. Peningkatan denyut jantung b. Kulit kering dan hangat
c. Peningkatan tekanan darah c. Pupil normal atau
d. Diaforesis berdilatasi
e. Dilatasi pupil

3. Nyeri berhubungan dengan 3. Nyeri timbul terus menerus


kerusakan jaringan atau proses hingga sembuh.
penyembuhan.

4. Pasien tampak cemas dan lemas. 4. Pasien tampak depresi dan


menarik diri.

5. Menyatakan nyeri. 5. Tidak menyatakan nyeri


kecuali ditanya.

6. Muncul perilaku nyeri seperti: 6. Perilaku nyeri tidak ada.


menangis, memegangi daerah
yang sakit, mengusap daerah
yang sakit.

10

Universitas Sumatera Utara


1.2. Analisa Data

No. DATA Penyebab Masalah


Keperawatan
1. Tanggal: 31 Mei 2016 Post operatif ca mamae Ganguan Rasa
DS : Nyaman;
1. Klien mengatakan Nyeri
nyeri pada Luka insisi (luka
payudara kiri pada operasi)
saat merubah
posisi.
DO : Stimulasi Reseptor
1. Tampak lemah, Gangguan Rasa
skala nyeri 6, Nyaman
tampak meringis
saat merubah
posisi, nyeri pada Nyeri
payudara kiri
akibat luka
operasi.
2. Klien gelisah saat
merasakan nyeri.
3. Tanda-tanda vital
TD:120/80mmHg,
HR: 80 x/i,
RR:22x/i

2. Tanggal: 01 Juni 2016 Post operatif ca mamae Gangguan Citra Tubuh.


DS:
1. Klien merasa malu
dengan kondisi Mengalami cacat
payudaranya dan dibagian payudara kiri

11

Universitas Sumatera Utara


takut dibicarakan
orang.
DO: Merasa bersalah pada
1. Terliha lemteraba diri sendiri.
hangat, mengalami
cacat di daerah
payudara karena Respon adaptif.
adanya bekas
operasi, banyak
melamun, mukosa
Gangguan Citra Tubuh
bibir kering.
2. Tanda-tanda vital
TD:110/70mmHg,
HR: 90 x/i,
RR: 24 x/i,
T : 37,70C

1.3. Rumusan Masalah


1. Gangguan Rasa Nyaman; Nyeri
2. Gangguan Citra Tubuh.

1.4. Diagnosa Keperawatan


1. Gangguan rasa nyaman; nyeri berhubungan dengan luka post operatif.
2. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan efek samping kemoterapi,
kehilangan rambut, mual dan muntah, penurunan berat badan, kelelahan
berlebihan, dan kecacatan pada bekas operasi.

12

Universitas Sumatera Utara


1.5. Perencanaan
PERENCANAAN KEPERAWATAN DAN RASIONAL

Hari/ NO. Perencanaan Keperawatan


Tanggal DX
Rabu, 1. Tujuan :
02 Juni 1. Klien mengatakan nyeri berkurang atau hilang, sakal nyeri 0.
2016 Kriteria Hasil :
1. Klien menunjukkan tindakan santai, mampu berpartisipasi
dalam aktivitas/istirahat dengan cepat.
2. Klien menampilkan keterampilan relaksasi dan aktivitas
terapeutik sesuai indikasi untuk situasi individual.

Rencana Tindakan Rasional

1. Kaji skala nyeri (0-10). 1. Mengetahui seberapa besar


tingkat nyeri yang dialami
pasien.

2. Berikan posisi nyaman 2. Untuk mengurangi


ketika nyeri muncul. meringankan rasa nyeri
sampai pada tingkat yang
dapat diterima pasien

3. Ajarkan tekhnik relaksasi


3. Untuk meringankan rasa
(tarik nafas dalam) ketika
nyeri.
nyeri muncul

4. Kaji tanda-tanda vital


4. Mengetahui keadaan umum
pasien

13

Universitas Sumatera Utara


5. Bantupasien 5. Membantu pasien
mengidentifikasi tingkat mengidentifikasi nyeri yang
kenyamanan yang efektif, dialami agar dapat
seperti memperhatikan meringankan dan
lokasi/intensitas nyeri mengurangi nyeri sampai
(0-10), relaksasi, atau pada kenyamanan yang
kompres hangat dingin diterima pasien
disekitar nyeri.

Kamis, 2. Tujuan :
03 1. Klien mampu melakukan adaptasi terhadap perubahan citra
Juni tubuh yang dialami klien.
2016
Kriteria Hasil :
2. Klien mampu menerima keadaannya, klien mampu
meningkatkan kepercayaan dirinya secara bertahap.

Rencana Tindakan Rasional

1. Diskusikan arti kehilangan 1. Beberapa pasien


/perubahan pada klien memandang situasi sebagai
tantangan, beberapa orang
lainnya sulit menerima
perubahan hidup /
penampilan peran atau
kehilangan kemampuan
control diri sendiri

2. Berikan stimulasi positif 2. Dukungan yang besar


mengenai penerimaan klien kepada klien dapat
terhadap dirinya. membantu klien perlahan-

14

Universitas Sumatera Utara


lahan menerima
keadaannya

3. Dorong klien untuk 3. Dukungan yang besar


merawat diri dan berperan kepada klien dapat
serta dalam asuhan klien membantu klien perlahan-
secara bertahap. lahan menerima
keadaannya.

4. Ajak keluarga dalam


4. Menyertakan klien dalam
berpartisipasi memberikan
memberikan perawatan diri
dukungan kepada klien
dapat meningkatkan
kemandirian dan
penerimaan klien.

15

Universitas Sumatera Utara


1.6. Implementasi dan Evaluasi

PELAKSANAAN KEPERAWATAN
Hari/tanggal No.DX Implementasi Keperawatan Evaluasi (SOAP)
Rabu,02 Juni 1. a. Mengukur skala nyeri (0- S:pasien
2016 10). mengatakan
b. Memberikan posisi nyaman masih lemah dan
ketika nyeri muncul. masih terasa
nyeri dipayudara
dan sekitar luka,
c. Mengajarkan tekhnik
menggunakan
relaksasi ketika nyeri
tekhnik relaksasi
muncul (tekhnik tarik nafas
jika nyeri
dalam.
muncul
d. Mengukur tanda-tanda vital.
O: skala nyeri 6,
e. Membantu pasien
terlihat lemah,
mengidentifikasi tingkat
jika berjalan
kenyamanannya seperti
masih terlihat
menanyakan skala nyeri,
menahan
lokasi nyeri.
nyeri,gelisah
f. Membantu pasien untuk
masih ada,
fokus pada aktifitasnya
TD:120/80mmHg,
bukan pada nyerinya seperti
HR: 80 x/i,
menganjurkannyamenonton
RR: 20 x/i
TV yang ada diruangan,
A:masalah teratasi
menganjurkan untuk
sebagian
bercakap-cakap dengan
P: intervensi
orang yang ada disekitarnya
dilanjutkan
atau dengan pasien yang
ada disebelahnya

16

Universitas Sumatera Utara


Kamis,03 2. a. Mengukur skala nyeri (0- S:pasien
Juni 2016 10) mengatakan
b. Memberikan posisi nyaman masih lemah,
ketika nyeri muuncul. gelisah, nyeri
c. Menganjurkan tekhnik masih terasa
relaksasi ketika nyeri tetapi tidak
muncul (tekhnik tarik nafas seperti kemarin,
dalam) pasien
d. Mengukur tanda-tanda vital mengatakan
e. Membantu pasien untuk skala nyeri 4.
fokus pada aktifitasnya O: skala nyari 4,
bukan pada nyerinya seperti melakuan
menganjurkannya menonton tekhnik
TV yang ada diruangan, retaksasi
menganjurkan untuk sendiri, terlihat
bercakap-cakap dengan lemah, gelisah,
orang yang ada disekitarnya jika berjalan
atau dengan pasien yang ada masih
disebelahnya berhati-hati,
mau
berinteraksi
dengan
orang yang
disekitarnya,
menonton TV
TD:110/80mmHg,
HR: 80 x/i,
RR: 20 x/i
A:masalah teratasi
sebagian
P: intervensi
dilanjutkan

17

Universitas Sumatera Utara


2. Asuhan Keperawatan Kasus

PROGRAM DIII KEPERAWATAN


FAKULATAS KEPERAWATAN
FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT

2.1 Pengkajian
I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. S
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 51 Tahun
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Petani
Alamat : Desa Lanca Jaya
Tanggal Masuk RS : 17-Mei-2016
No. Registier : 00.97.12.75
Ruangan/kamar : Kenanga 1
Golongan Darah :O
Tanggal Pengkajian : 31-Mei-2016
Tanggal Operasi :-
Diagnosa Medis : Post Mastektomi hari ke 7.

II. KELUHAN UTAMA


Klien merasakan nyeri sejak satu bulan yang lalu didaerah payudara kiri.
III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
a. Provocative/palliative
1. Apa penyebabnya :
Terdapat cairan di bekas luka operasi.

18

Universitas Sumatera Utara


2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan :
Klien mengatakan beristirahat saat klien merasakan nyeri.
b. Quantity/Quality
1. Bagaimana dirasakan :
Klien mengatakan nyeri semakin parah ketika melakukan
aktivitas. Klien merasakan seperti tertusuk-tusuk benda tajam.
2. Bagaimana dilihat :
Pasien terbaring lemas ditempat tidur, dan menarik nafas panjang
saat merasa nyeri.
c. Region
1. Dimana lokasinya : di payudara kiri klien
2. Apakah menyebar : tidak
d. Severity
Akibat penyakitnya pasien tampak lemas.
e. Time
Pasien mengalami nyeri ketika sedang melakukan aktivitas yang berat.
IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU
Tidak ada

V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA


a. Orang tua :
Ayah memiliki riwayat penyakit hipertensi
b. Saudara kandung :
Tidak ada riwayat penyakit
c. Penyakit keturunan yang ada :
Tidak ada penyakit keturunan
d. Anggota keluarga yang meninggal :
Tidak ada
e. Penyebab meninggalnya
-
VI. RIWAYAT OBSTETRIK
Pasien anak ke 3, pasien lahir dengan cara normal.

19

Universitas Sumatera Utara


VII. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL
a. Persepsi pasien tentang penyakitnya :
Klien slalu mengeluh terhadap penyakitnya.
b. Konsep diri
- Gambaran diri : Baik
- Ideal diri : Klien ingin cepat sembuh
- Harga diri : Baik
- Peran diri : Klien merupakan ibu dari 3 orang anak
- Identitas : Klien seorang yang ramah dan
penyayang dikeluarganya
c. Keadaan emosi : Stabil
d. Hubungan social :
- Orang yang berarti : Suami, anak, dan keluarga
- Hubungan dengan keluarga : Baik
- Hubungan dengan orang lain : Baik
- Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain :Tidak ada
e. Spiritual
- Nilai dan keyakinan : Pasien sudah mengerti masalah tentang agama
- Kegiatan ibadah : Pasien sudah mengerti

VIII. PEMERIKSAAN FISIK


a. Keadaan umum : Pasien terlihat lemas
b. Tanda-tanda vital
- Suhu tubuh : 36.7 C
- Tekanan darah : 110/70mmHg
- Nadi : 78 x/menit
- Pernafasan : 22 x/menit
- Skala nyeri :6
- TB : 152 cm
- BB : 56 kg

20

Universitas Sumatera Utara


c. Pemeriksaan Head to toe
Kepala dan rambut
- Bentuk : simetris dan oval
- Ubun-ubun : tepat ditengah
- Kulit kepala : bersih

Rambut
- Penyebaran dan keadaan rambut : merata
- Bau : tidak ada bau khas
- Warna kulit : sawo matang

Wajah
- Warna kulit : kuning langsat
- Struktur wajah : oval, simetris

Mata
- Kelengkapan dan kesimetrisan : lengkap, normal, simetris
- Palpebra : tidak ada peradangan
- Konjungtiva dan sclera : baik, tidak ada anemia
- Cornea dan iris : tidak ada katarak dan peradangan
- Visus : penglihatan baik

Hidung

- Tulang Hidung dan posisi septum nasi : normal dan simetris


- Lubang Hidung : normal, simetris
- Cuping Hidung : ada pernapasan pada cuping hidung

Telinga
- Bentuk telinga : normal, simetris
- Ukuran telinga : normal
- Lubang telinga : tidak ada peradangan

21

Universitas Sumatera Utara


Mulut dan faring
- Keadaan bibir : mukosa bibir kering
- Keadaan Gusi dan Gigi : gigi dan gusi normal
- Keadaan Lidah : baik

Leher
- Posisi trachea : normal
- Thyroid : tidak ada pembesaran kelenjar getah bening
- Suara : normal
- Kelenjar Limfae :-
- Vena Jugularis :-
- Denyut nadi karotis :-

Pemeriksaan Integumen
- Kebersihan : klien tampak bersih
- Warna : sawo matang
- Turgor : baik
- Kelembaban : kering
- Kelainan pada kulit : tidak ada kelainan

Pemeriksaan payudara dan ketiak


- Ukuran dan bentuk : tidak normal, payudara kiri dan
kanan tidak simetris, payudara kiri
terdapat bekasoperasi
- Warna payudara dan areola : payudara kanan sesuai dengan
warna kulit, payudara kiri berwarna
kuning ke hitam-hitaman karena
adanya bekas operasi
- Kondisis payudara dan putting : payudara normal, payudara kiri
sudah diangkat karena operasi

22

Universitas Sumatera Utara


Pemeriksaan thoraks/dada

- Inspeksi thoraks : normal


- Pernafasan : 22 x/menit
- Tanda kesulitan bernafas : tidak ada

Pemeriksaan paru
- Inspeksi : RR 20x/menit, gerakan naik turun
dada teratur.
- Perkusi : bunyi sonor.
- Auskultasi : tidak terdapat bunyi
ronkhi/wheezing bunyi nafas
vesikuler.

Pemeriksaan jantung
- Inspeksi : tidak tampak ictus cordi.
- Palpasi : denyut jantung teratur.
- Perkusi : terdengar bunyi pekak.
- Auskultasi : irama jantung teratur, tidak terdapat
bunyi gallop, murmur.

Pemeriksaan abdomen
- Inspeksi :Simetris, tidak terdapat benjolan
- Auskultasi : tidak dilakukan
- Palpasi : normal

Pemeriksaan kelamin dan sekitarnya


- Genitelia (rambut pubis,lubang uretra) : normal
- Anus dan perineum : normal

Pemeriksaan musculoskeletal/ekstremitas:
- Kesimetrisan otot : otot simetris
- Edema : terdapat edema disebelah lengan kiri.

23

Universitas Sumatera Utara


Pemeriksaan Neurologi
- Pemeriksaan neurologi tidak dilakukan

IX. POLA KEBERSIHAN SEHARI-HARI


1. Pola Makan dan Minum
- Frekuensi : 3 kali sehari
- Nafsu/selera makan : klien selera makan
- Nyeri ulu hati :-
- Alergi : tidak ada alergi
- Mual dan Muntah : tidak ada mual dan muntah
- Jumlah dan jenis makanan : susu dan bubur
- Waktu pemberian caira/minum : sesuai dengan kebutuhan pasien
- Masalah makanan dan minum : tidak ada masalah

2. Perawatan diri/Personal hygine


- Kebersihan tubuh : tubuh pasien terlihat bersih
- Kebersihan gigi dan mulut : gigi dan mulut pasien bersih
- Pemeliharaan kuku : kuku klien bersih

3. Pola kegiatan/Aktivitas
Kegiatan Mandiri Sebahagian Total
Mandi 
Makan 
BAB 
BAK 
Ganti pakaian 

IV. Pola eliminasi


2. BAB
- Pola BAB : 1-2 x/hari
- Karakter feses : normal
- Riwayat pendarahan :-

24

Universitas Sumatera Utara


- Diare :-
- Penggunaan Laktasif :-

3. BAK
- Pola BAK : tidak tentu
- Karakter urine : kuning jernih
- Nyeri/rasa terbakar/kesulitan BAK : tidak ada
- Riwayat penyakit ginjal/kandung kemih : tidak ada
- Penggunaan diuretik :-
- Upaya mengatasi masalah :-

2.2. Analisa Data

DATA Penyebab Masalah


Keperawatan
Tanggal: 31 Mei 2016 Post operatif Ganguan Rasa
DS : mastektomi Nyaman;
1. klien mengatakan Nyeri
nyeri pada
payudara kiri, dan Luka insisi (luka
pada saat merubah operasi)
posisi.
DO :
1. tampak lemah, Stimulasi Reseptor
skala nyeri 6, Gangguan Rasa
tampak meringis Nyaman
saat merubah
posisi, nyeri pada
payudara kiri Nyeri
akibat luka
operasi.

25

Universitas Sumatera Utara


2. klien gelisah saat
merasakan nyeri.
Tanggal: 01 Juni 2016 Post operatif Gangguan Citra Tubuh
DS: mastektomi
1. klien merasa malu
dengan kondisi
payudaranya dan Mengalami kerusakan
takut dibicarakan dibagian payudara kiri
orang.
DO:
1. terlihat lemah, Merasa bersalah pada
kulit teraba diri sendiri.
hangat, mengalami
kerusakan di
daerah payudara
Respon adaptif.
karena adanya
bekas operasi,
banyak melamun,
Gangguan citra tubuh.
mukosa bibir
kering.
2. tanda-tanda vital
TD:110/70mmHg,
HR: 90 x/i,
RR: 24 x/i,
T: 37,70C
3. Nyeri pada bagian
dada, punggung
dan didaerah
lengan terkait
dengan post
mastektomi.

26

Universitas Sumatera Utara


2.3. Rumusan Masalah
a. Masalah Keperawatan
1. Gangguan Rasa Nyaman; Nyeri
2. Gangguan Citra Tubuh
b. Diagnosa Keperawatan (Prioritas)
1. Gangguan rasa nyaman; nyeri berhubungan dengan luka post operatif,
peningkatan stimulasi reseptor nyeriditandai dengan tampak lemah,
meringis, skala nyeri 6, nyeri sekitar luka, perilaku ekspresif (gelisah), TD:
120/80 mmHg, HR: 80 x/i, RR: 20 x/i.
2. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan kehilangan payudara akibat
operasi mastektomi.

27

Universitas Sumatera Utara


2.4 Perencanaan
PERENCANAAN KEPERAWATAN DAN RASIONAL

Hari/ NO. Perencanaan Keperawatan


Tanggal DX
Rabu, 1. Tujuan :
02 Juni 1. Mengatakan nyeri berkurang atau hilang, sakal nyeri 0.
2016 Kriteria Hasil :
1. Klien menunjukkan tindakan santai, mampu berpartisipasi
dalam aktivitas /istirahat dengan cepat.
2. Klien menampilkan keterampilan relaksasi dan aktivitas
terapeutik sesuai indikasi untuk situasi individual.
Rencana Tindakan Rasional

1. Kaji skala nyeri (0-10). 1. Mengetahui seberapa besar


tingkat nyeri yang dialami
pasien.

2. Berikan posisi nyaman 2. Untuk mengurangi


ketika nyeri muncul. meringankan rasa nyeri
sampai pada tingkat yang
dapat diterima pasien.

3. Ajarkan tekhnik relaksasi


3. Untuk meringankan rasa
(tarik nafas dalam) ketika
nyari.
nyeri muncul.
4. Kaji tanda-tanda vital.
4. Mengetahui keadaan umum
pasien.
5. Bantu pasien
5. Membantu pasien
mengidentifikasi tingkat
mengidentifikasi nyeri yang
kenyamanan yang efektif,
dialami agar dapat
seperti memperhatikan
meringankan dan
lokasi/intensitas nyeri

28

Universitas Sumatera Utara


(0-10), relaksasi, atau mengurangi nyeri sampai
kompres hangat dingin pada kenyamanan yang
disekitar nyeri. diterima pasien.

Kamis, 2. Tujuan :
03 1. Klien mampu melakukan adaptasi terhadap perubahan citra
Juni tubuh yang dialami klien.
2016 Kriteria Hasil :
1. Klien mampu menerima keadaannya, klien mampu
meningkatkan kepercayaan dirinya secara bertahap.
Rencana Tindakan Rasional

1. Diskusikan arti kehilangan 1. Beberapa pasien


/perubahan pada klien. memandang situasi
sebagai tantangan,
beberapa orang lainnya
sulit menerima perubahan
hidup / penampilan peran
atau kehilangan
kemampuan control diri
sendiri

2. Berikan stimulasi positif 2. Dukungan yang besar


mengenai penerimaan klien kepada klien dapat
terhadap dirinya. membantu klien perlahan-
lahan menerima
keadaannya.

29

Universitas Sumatera Utara


3. Dorong klien untuk 3. Menyertakan klien dalam
merawat diri dan berperan memberikan perawatan
serta dalam asuhan klien diri dapat meningkatkan
secara bertahap. kemandirian dan
penerimaan klien.

4. Ajak keluarga dalam 4. Dukungan yang cukup


berpartisipasi memberikan dari orang terdekat dan
dukungan kepada klien. teman dapat membantu
proses rehabilitasi yang
bertahap pada klien.

30

Universitas Sumatera Utara


2.5 Implementasi dan Evaluasi

PELAKSANAAN KEPERAWATAN
Hari/tanggal No.DX Implementasi Keperawatan Evaluasi (SOAP)
Rabu,02 Juni 1. a. Mengukur skala nyeri (0- S:pasien
2016 10). mengatakan
b. Memberikan posisi nya- masih lemah dan
man ketika nyeri muncul. masih terasa
nyeri dipayudara
dan sekitar luka,
c. Mengajarkan tekhnik
menggunakan
relaksasi ketika nyeri
tekhnik relaksasi
muncul (tekhnik tarik
jika nyeri
nafas dalam.
muncul.
d. Mengukur tanda-tanda
O: skala nyeri 6,
vital.
terlihat lemah,
e. Membantu pasien mengi-
jika berjalan
dentifikasi tingkat kenya-
masih terlihat
manannya seperti mena-
menahan
nyakan skala nyeri, lokasi
nyeri,gelisah
nyeri.
masih ada,
f. Membantu pasien untuk
TD:120/80mmHg,
fokus pada aktifitasnya
HR: 80 x/i,
bukan pada nyerinya
RR: 20 x/i
seperti menganjurkannya
A:masalah teratasi
menonton TV yang ada
sebagian
diruangan, menganjurkan
P: intervensi
untuk bercakap-cakap
dilanjutkan
dengan orang yang ada
disekitarnya atau dengan
pasien yang ada
disebelahnya.

31

Universitas Sumatera Utara


g. Pasien mengalami kebas
dibagian lengan dan
punggung, dikarenakan
adanya bekas luka
operasi/nyeri visceral.
2. a. Diskusikan persepsi pasien S:pasien
tentang citra tubuhnya yang mengatakan
dulu dan saat ini, perasaan malu dengan
dan harapan yang dulu dan keadaannya
saat ini terhadap citra yang sekarang.
tubuhnya. O: ekspresi wajah
b. Diskusikan potensi tubuh terlihat lemah,
yang lain. gelisah, pasien
c. Bantu pasien untuk mening malu untuk
katkan fungsi bagian tubuh berinteraksi
yang terganggu. dengan orang
d. Ajarkan untuk mening disekitarnya.
katkan citra tubuh. A:masalah teratasi
sebagian
P: intervensi
dilanjutkan

32

Universitas Sumatera Utara


Kamis,03 1. a. Mengkaji skala nyeri. S:pasien mengata
Juni 2016 b. Memperhatikan lokasi dan
kan masih lemah
intensitas nyeri.
c. Mengobservasi tanda-tan- dan masih terasa

da vital. nyeri dipayudara


d. Mengajarkan teknik relak-
dan sekitar luka,
sasi (teknik tarik nafas
dalam). menggunakan

teknik relaksasi

jika nyeri muncul.

O: skala nyeri 6,

terlihat lemah,

jika berjalan

masih terlihat

menahan nyeri,

gelisah masih

ada.
TD:120/80mmHg,
HR: 80 x/i,

RR: 20 x/i

A:masalah teratasi

sebagian

P: intervensi

dilanjutkan

33

Universitas Sumatera Utara


2. a. Melakukan ajakan kepada S:pasien masih
klien agar klien menyiap- malu dengan
kan untuk menghadapi keadaan yang
perubahan citra tubuh. sekarang.
b. Melakukan pengkajian O: ekspresi wajah
terhadap perasaan pasien terlihat lemah,
tentang citra tubuhnya gelisah, pasien
yang sekarang. malu untuk
c. Melakukan dan mengajar- berinteraksi
kan latihan fungsi bagian dengan orang
tubuh yang masih baik. disekitarnya.
d. Melakukan evaluasi perasa A:masalah teratasi
an pasien. sebagian
P: intervensi
dilanjutkan

34

Universitas Sumatera Utara


BAB III
Kesimpulan dan Saran

A. Kesimpulan.

Kanker payudara (Ca Mammae) adalah suatu penyakit neoplasma yang ganas
yang berasal dari parenchyma. Penyebab sfesifik kanker payudara masih belum
diketahui,tetapi terdapat banyak factor yang diperkirakan mempunyai pengaruh
terhadap terjadinya kanker payudara seperti faktor reproduksi, penggunaan
hormon estrogen, obesitas, radiasi dan riwayat keluarga.
Nyeri bersifat subyektif, tidak ada dua kesamaan yang identik pada seseorang
indiividu yang mengalami nyeri yang sama dan tidak ada kejadian nyeri yang
sama menghasilkan respons atau perasaan identik pada seseorang individu, pada
pengkajian ibu post mastektomi, pasien mengatakan nyeri pada bekas luka
mastektomi seperti tertusuk-tusuk dengan skala nyeri 6, tekanan darah
120/80mmHg, nadi 80kali per menit, respirasi 20 kali per menit, suhu 36,7C,
ekspresi wajah tampak meringis, sehingga dapat diambil diagnosa prioritasnya
yaitu kebutuhan dasar gangguan rasa nyaman nyeri pada kanker payudara di
RSUD Dr. Pirngadi Medan sesuai dengan konsep.
Intervensi asuhan keperawatan pada Ny.S dengan gangguan rasa nyaman
nyeri dilakukan dengan tujuan masalah nyeri pada Ny.S dapat teratasi.
Implementasi yang dilakukan pada Ny.S telah dilaksanakan dengan baik. Evaluasi
tindakan setelah melakukan implementasi pada pasien dengan pemenuhan
kebutuhan dasar gangguan rasa nyaman nyeri, intervensi masih tetap
dipertahankan dikarenakan nyeri masih dirasakan klien setiap saat.

B. Saran.
1. Bagi Pelayanan Kesehatan.
Rumah sakit, melalui perawat yang ada diruangan lebih aktif dalam
meningkatkan mutu asuhan keperawatan pada pasien dengan Kebutuhan
Dasar Gangguan Rasa Nyaman Nyeri

35

Universitas Sumatera Utara


2. Bagi Institusi Pendidikan.
Diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan yang lebih\
berkualitas dan professional agar tercipta perawat yang profesional,
terampil, inovatif, aktif dan bermutu yang dapat memberikan asuhan
keperawatan secara menyeluruh berdasarkan kode etik keperawatan.
3. Bagi Keluarga.
Keluarga adalah orang terdekat dari pasien, diharapkan dapat
mendukung pasien dan mengetahui cara mengurangi rasa nyeri yang
dihadapi oleh pasien.
4. Bagi Perawat.
Diharapkan selalu berkoordinasi dengan tim kesehatan lainnya dalam
memberikan asuhan keperawatan agar lebih maksimal, khususnya pada
pasien dengan kebutuhan gangguan rasa nyaman nyeri. Perawat diharapkan
dapat memberikan pelayanan kesehatan yang profesional terutama dalam
memfasilitasi pasien dalam memenuhi kebutuhannya.
5. Bagi Penulis.
Perlu untuk menambah dan meningkatkann kemampuan dalam
memberikan asuhan keperawatan pasien dengan masalah gangguan rasa
nyaman nyeri serta perlu memperbaiki agar karya tulis ini lebih sempurna.

36

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. (2008). Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi


Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika.

Mubarak, W. I & Chayatin, N. (2007). Buku Ajar: Kebutuhan Dasar


Manusia: Teori dan Aplikasi dalam Praktek. Jakarta: EGC.

Potter, & Perry, A. (2005). Buku Ajar: Fundamental Keperawatan: Konsep,


Proses, dan Praktik. Edisi 4. Jakarta: EGC.

Prasetyo, N. S. (2010). Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Yogyakarta:


Graha Ilmu.

Smeltzer, S. C & Bare, B. G. (2010). Buku Ajar: Keperawatan Medikal


bedah Brunner & Suddarth. Edisi: 8. Jakart: EGC.

Tamsuri, Anas. (2006). Konsepdan Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta: EGC.

37

Universitas Sumatera Utara


Lampiran
Catatan Perkembangan

Implementasi dan Evaluasi Keperawatan


No/DX Hari/ Pukul Tindakan Keperawatan
Tanggal
1. Rabu, 02 09.00 WIB 1. Memberikan salam terapeutik
Juni dan memperkenalkan diri.
2016 2. Melakukan hubungan saling
percaya antara perawat dan
klien.
09.15 WIB 3. Mendengarkan klien menceri-
takan keluhannya.
4. Mengkaji skala nyeri.
5. Mengukur TTV.
TD : 100/70 mmHg
N : 76x/menit
R : 20x/menit
T : 36,5C
6. Memberikan posisi nyaman
10.00 WIB
ketika nyeri muncul.
7. Mengajarkan tekhnik relaksasi
ketika nyeri muncul (tekhnik
tarik nafas dalam).

Universitas Sumatera Utara


2. Kamis, 09.00 WIB 1. Mengukur TTV.
03 Juni TD : 100/80 mmHg
2016 N : 75X/menit
R : 20x/menit
09.10 WIB T : 36,5C
2. Dorong klien untuk merawat
diri dan berperan serta dalam
asuhan klien secara bertahap.

09.20 WIB 3. Ajak keluarga dalam berpar-


tisipasi memberikan dukungan
kepada klien.

4. Memantau hidrasi (lihat turgor


kulit kembali cepat atau lambat,
09.40 WIB
lihat kelembaban mukosa).
5. Menyertakan klien dalam
memberikan perawatan diri
dapat meningkatkan keman-
dirian dan penerimaan klien.

3. Jumat, 09.00 WIB 1. Mengkaji dan mendokumentasi


04 Juni kan respons verbal dan
2016 nonverbal pasien terhadap
tubuh pasien.
09.15 WIB 2. Memberi dorongan kepada
pasien dan keluarga untuk
mendukung pasien meningkat-
kan rasa percaya diri pasien.
3. Mengkaji tingkat nyeri pasien
meliputi lokasi, karakteristik,

Universitas Sumatera Utara


dan durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas atau keparahan nyeri,
dan factor prepisitasinya.
09.40 WIB 4. Mengobservasi isyarat nonver-
bal ketidaknyamanan.
Mengukur tanda-tanda vital.
TD : 100/80mmHg
RR : 20x/i
HR : 75x/i
T : 36,5C
5. Memberikan informasi tentang
nyeri, seperti penyebab nyeri,
berapa lama akan berlangsung,
dan antisipasi ketidaknyamanan
akibat prosedur dengan cara
masase.
10.00 WIB 6. Memberikan pendidikan kese-
hatan kepada pasien dan
keluarga mengenai penyakit
kanker payudara.

Universitas Sumatera Utara


2. Stimulasi dan pijatan, pasien
APA ITU NYERI? merasa jauh lebih nyaman karena
otot relaksasi.

3. RELAKSASI
- Posisi yang nyaman.
Nyeri adalah perasaan tidak nyaman atau sensasi
- Pikiran.
yang sangat individual yang tidak dapat
dirasakan oleh orang lain.

TEKNIK RELAKSASI
Disusun Oleh : CARA MENGATASI NYERI

NAMA : DINI JUWAIRIYAH HUTASUHUT


NIM : 132500124

1. DISTRAKSI (Pengalihan pada


1. Menarik napas dalam
hal-hal lain sehingga lupa
terhadap nyeri yang sedang 2. Keluarkan perlahan-lahan dan rasakan.
dirasakan). 3. Menarik nafas beberapa kali dengan
- Membayangkan hal-hal yang indah irama yang sama.
- Membaca buku, koran, menonton TV. 4. Ulangi tarik nafas dalam dengan
konsentrasi pikiran pada lengan,
perut,punggung.
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2016

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai