S dengan Prioritas
Masalah Kebutuhan Dasar Gangguan Rasa
Oleh
132500124
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan berkatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah ini dengan judul “Asuhan Keperawatan pada Ny. S dengan Prioritas
Masalah Kebutuhan Dasar Gangguan Rasa Nyaman Nyeri pada Kanker
Payudara di RSUD Dr. Pirngadi Medan”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai
salah satu syarat untuk menyelesaikan program Pendidikan Ahli Madya Keperawatan
di Program Studi DIII Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara
Medan. Dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini tidak terlepas dari bantuan,
bimbingan, dan arahan dari semua pihak secara langsung maupun tidak langsung.
Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Setiawan, S.Kp, MNS, Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan.
2. Ibu Sri Eka Wahyuni, S.Kep, Ns, M.Kep selaku Pembantu Dekan I
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan.
3. Ibu Cholina T.Siregar, S.Kep, Ns, M.Kep, Sp.KMB selaku Wakil Dekan
II Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan.
4. Ibu Dr. Siti Saidah Nasution, S.Kp, M.Kep, Sp.Mat selaku Wakil Dekan
III Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan.
5. Ibu Nur Afi Darti, S.Kp, M.Kep selaku Ketua Prodi DIII
Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
6. Ibu Lufthiani, S.Kep, Ns, M.Kes selaku dosen Pembimbing Akademik
saya yang selalu memberikan motivasi untuk menjadi lebih baik lagi.
7. Bapak Ikhsanuddin Ahmad Harahap, S.Kp, MNS selaku Dosen
Pembimbing KTI Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera
Utara Medan.
8. IbuYesi Ariani, S.Kep, Ns, M.Kep selaku dosen peguji.
9. Terima kasih sedalam-dalamnya untuk kedua orangtua saya tercinta,
ayahanda Ardi Hutasuhut, S.Pd dan ibunda Nur Aida Nasution, S.Pd.
Serta kepada kedua kakak saya tercinta Shofiah Wartika Hutasuhut,
S.Kom, Hanifah Marito Hutasuhut, Amd, dan adik tercinta Fatma Sri
ii
iii
Lembar Pengesahan……………………………………………………………….…….i
Kata Pengantar………………………………………………………………………….ii
Daftar Isi………………………………………………………………………………..iii
BAB I PENDAHULUAN……….………………………………………….….…..……1
A. Latar Belakang..………………..……..................................................................1
B. Tujuan…………………………………………………………………….......…3
C. Manfaat………………………………………...………………………………..3
BAB II PENGELOLAAN KASUS…………………………………………………....4
A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah
Kebutuhan Dasar Gangguan Rasa Nyaman Nyeri………………………….4
1. Pengkajian…………………………………………………………………..8
2. Analisa Data……………………………….……………………..……......11
3. Rumusan Masalah……………………………………………………........12
4. Perencanaan…………………………………………………………..…...13
5. Implementasi dan Evaluasi………………………………………………..16
B. Asuhan Keperawatan Kasus………………………………………………...18
1. Pengkajian…………………………………………………………….......18
2. Analisa Data………………………………………………………..……..25
3. Rumusan Masalah Keperawatan…………………………..……………...27
4. Perencanaan……………………………………………………………....28
5. Implementasi dan Evaluasi…………………………………………….....31
A. Kesimpulan……………………………………………………………....35
B. Saran…………………………………………………………………..…35
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….……37
LAMPIRAN
Lampiran 2 : leaflet
iv
1. Latar Belakang
3. Manfaat
1. Penulis
a. Memberikan pengetahuan tentang apa itu kanker payudara pada klien.
b. Memberikan pengetahuan tentang nyeri pada klien dengan diagnosa
kanker payudara dengan kebutuhan gangguan rasa nyaman nyeri.
c. Bermanfaat dalam mengetahui gangguan nyaman nyeri berdasarkan
asuhan keperawatan mulai dari pengkajian, diagnose, perencanaan,
implementasi, dan evaluasi.
B. Fisiologi Nyeri
Menurut Mubarak (2007) sistem saraf perifer terdiri atas saraf sensorik
primer yang khusus bertugas mendeteksi kerusakan jaringan dan membangkitkan
sensasi sentuhan panas, dingin, nyeri, dan tekanan. Reseptor yang bertugas
merambatkan sensasi nyeri disebut resiseptor. Menurut Tamsuri (2006) reseptor
nyeri (nosiseptor) adalah organ tubuh yang berfungsi untuk menerima rangsangan
nyeri. Organ tubuh yang berperan dalam reseptor nyeri adalah ujung saraf bebas
dalam kulit yang berespon hanya terhadap stimulus kuat yang secara potensial
merusak. Berdasarkan letaknya nosisepter dapat dikelompokkan dalam beberapa
bagian tubuh yaitu pada kulit (kutaneus), somatik dalam (deep somatic), dan
didaerah viseral. Didalam tubuh manusia terdapat dua macam tansmiter impuls
C. Klasifkasi Nyeri
Menurut Prasetyo (2010), nyeri diklasifikasikan berdasarkan jenis nyeri
yaitu:
1. Nyeri Akut
Nyeri akut terjadi setelah cidera akut, penyakit, atau intervensi bedah dan
memiliki awitan yang cepat dengan intensitas yang bervariatif (ringan sampai
berat) dan berlangsung dengan waktu yang singkat. Fungsi nyeri akut adalah
untuk memberi peringatan akan cidera atau penyakit yang akan datang. Nyeri akut
biasanya menghilang dengan atau tanpa pengobatan setelah area yang rusak pulih
kembali. Nyeri akut berdurasi singkat (kurang dari 6 bulan), biasanya akibat dari
trauma, bedah, atau inflamasi. Contonya seperti sakit kepala, sakit gigi, tertusuk
jarum, terbakar, nyeri otot, nyeri saat melahirkan, nyeri sesudah tindakan
pembedahan (Prasetyo, 2010).
2. Nyeri Kronis
Nyeri kronis berlangsung lebih lama dari nyeri akut (lebih dari 6 bulan),
dengan intensitas bervariasi yaitu ringan sampai berat, penderita kanker maligna
biasanya akan merasakan nyeri kronis terus menerus dan berlangsung sampai
kematian. Nyeri kronis dibedakan dalam dua kelompok besaryaitu nyeri kronis
maligna dan nyeri kronis non maligna.
1.1. Pengkajian
Pengkajan nyeri yang faktual/terkini, lengkap, dan akurat akan memudahkan
perawat dalam menetapkan data dasar, menegakkan diagnosa, merencanakan
terapi pengobatan, dan memudahkan dalam mengevaluasi. Terdapat beberapa
komponen yang harus diperhatikan seorang perawat dalam memulai pengkajian
respon nyeri (Prasetyo, 2010).
Dorvan & Girton dalam Prasetyo (2010) mengidentifikasi komponen
tersebut diantaranya penentuan ada tidaknya nyeri, dalam melakukan pengkajian
nyeri, perawat harus mempercayai ketika pasien melaporkan adanya nyeri,
walaupun pada saat observasi perawat tidak menemukan luka atau cidera. Setiap
nyeri yang dilaporkan pasien adalah nyata, tetapi ada sebagian pasien
menyembunyikan nyerinya untuk menghindari pengobatan.
10
11
12
13
Kamis, 2. Tujuan :
03 1. Klien mampu melakukan adaptasi terhadap perubahan citra
Juni tubuh yang dialami klien.
2016
Kriteria Hasil :
2. Klien mampu menerima keadaannya, klien mampu
meningkatkan kepercayaan dirinya secara bertahap.
14
15
PELAKSANAAN KEPERAWATAN
Hari/tanggal No.DX Implementasi Keperawatan Evaluasi (SOAP)
Rabu,02 Juni 1. a. Mengukur skala nyeri (0- S:pasien
2016 10). mengatakan
b. Memberikan posisi nyaman masih lemah dan
ketika nyeri muncul. masih terasa
nyeri dipayudara
dan sekitar luka,
c. Mengajarkan tekhnik
menggunakan
relaksasi ketika nyeri
tekhnik relaksasi
muncul (tekhnik tarik nafas
jika nyeri
dalam.
muncul
d. Mengukur tanda-tanda vital.
O: skala nyeri 6,
e. Membantu pasien
terlihat lemah,
mengidentifikasi tingkat
jika berjalan
kenyamanannya seperti
masih terlihat
menanyakan skala nyeri,
menahan
lokasi nyeri.
nyeri,gelisah
f. Membantu pasien untuk
masih ada,
fokus pada aktifitasnya
TD:120/80mmHg,
bukan pada nyerinya seperti
HR: 80 x/i,
menganjurkannyamenonton
RR: 20 x/i
TV yang ada diruangan,
A:masalah teratasi
menganjurkan untuk
sebagian
bercakap-cakap dengan
P: intervensi
orang yang ada disekitarnya
dilanjutkan
atau dengan pasien yang
ada disebelahnya
16
17
2.1 Pengkajian
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. S
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 51 Tahun
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Petani
Alamat : Desa Lanca Jaya
Tanggal Masuk RS : 17-Mei-2016
No. Registier : 00.97.12.75
Ruangan/kamar : Kenanga 1
Golongan Darah :O
Tanggal Pengkajian : 31-Mei-2016
Tanggal Operasi :-
Diagnosa Medis : Post Mastektomi hari ke 7.
18
19
20
Rambut
- Penyebaran dan keadaan rambut : merata
- Bau : tidak ada bau khas
- Warna kulit : sawo matang
Wajah
- Warna kulit : kuning langsat
- Struktur wajah : oval, simetris
Mata
- Kelengkapan dan kesimetrisan : lengkap, normal, simetris
- Palpebra : tidak ada peradangan
- Konjungtiva dan sclera : baik, tidak ada anemia
- Cornea dan iris : tidak ada katarak dan peradangan
- Visus : penglihatan baik
Hidung
Telinga
- Bentuk telinga : normal, simetris
- Ukuran telinga : normal
- Lubang telinga : tidak ada peradangan
21
Leher
- Posisi trachea : normal
- Thyroid : tidak ada pembesaran kelenjar getah bening
- Suara : normal
- Kelenjar Limfae :-
- Vena Jugularis :-
- Denyut nadi karotis :-
Pemeriksaan Integumen
- Kebersihan : klien tampak bersih
- Warna : sawo matang
- Turgor : baik
- Kelembaban : kering
- Kelainan pada kulit : tidak ada kelainan
22
Pemeriksaan paru
- Inspeksi : RR 20x/menit, gerakan naik turun
dada teratur.
- Perkusi : bunyi sonor.
- Auskultasi : tidak terdapat bunyi
ronkhi/wheezing bunyi nafas
vesikuler.
Pemeriksaan jantung
- Inspeksi : tidak tampak ictus cordi.
- Palpasi : denyut jantung teratur.
- Perkusi : terdengar bunyi pekak.
- Auskultasi : irama jantung teratur, tidak terdapat
bunyi gallop, murmur.
Pemeriksaan abdomen
- Inspeksi :Simetris, tidak terdapat benjolan
- Auskultasi : tidak dilakukan
- Palpasi : normal
Pemeriksaan musculoskeletal/ekstremitas:
- Kesimetrisan otot : otot simetris
- Edema : terdapat edema disebelah lengan kiri.
23
3. Pola kegiatan/Aktivitas
Kegiatan Mandiri Sebahagian Total
Mandi
Makan
BAB
BAK
Ganti pakaian
24
3. BAK
- Pola BAK : tidak tentu
- Karakter urine : kuning jernih
- Nyeri/rasa terbakar/kesulitan BAK : tidak ada
- Riwayat penyakit ginjal/kandung kemih : tidak ada
- Penggunaan diuretik :-
- Upaya mengatasi masalah :-
25
26
27
28
Kamis, 2. Tujuan :
03 1. Klien mampu melakukan adaptasi terhadap perubahan citra
Juni tubuh yang dialami klien.
2016 Kriteria Hasil :
1. Klien mampu menerima keadaannya, klien mampu
meningkatkan kepercayaan dirinya secara bertahap.
Rencana Tindakan Rasional
29
30
PELAKSANAAN KEPERAWATAN
Hari/tanggal No.DX Implementasi Keperawatan Evaluasi (SOAP)
Rabu,02 Juni 1. a. Mengukur skala nyeri (0- S:pasien
2016 10). mengatakan
b. Memberikan posisi nya- masih lemah dan
man ketika nyeri muncul. masih terasa
nyeri dipayudara
dan sekitar luka,
c. Mengajarkan tekhnik
menggunakan
relaksasi ketika nyeri
tekhnik relaksasi
muncul (tekhnik tarik
jika nyeri
nafas dalam.
muncul.
d. Mengukur tanda-tanda
O: skala nyeri 6,
vital.
terlihat lemah,
e. Membantu pasien mengi-
jika berjalan
dentifikasi tingkat kenya-
masih terlihat
manannya seperti mena-
menahan
nyakan skala nyeri, lokasi
nyeri,gelisah
nyeri.
masih ada,
f. Membantu pasien untuk
TD:120/80mmHg,
fokus pada aktifitasnya
HR: 80 x/i,
bukan pada nyerinya
RR: 20 x/i
seperti menganjurkannya
A:masalah teratasi
menonton TV yang ada
sebagian
diruangan, menganjurkan
P: intervensi
untuk bercakap-cakap
dilanjutkan
dengan orang yang ada
disekitarnya atau dengan
pasien yang ada
disebelahnya.
31
32
teknik relaksasi
O: skala nyeri 6,
terlihat lemah,
jika berjalan
masih terlihat
menahan nyeri,
gelisah masih
ada.
TD:120/80mmHg,
HR: 80 x/i,
RR: 20 x/i
A:masalah teratasi
sebagian
P: intervensi
dilanjutkan
33
34
A. Kesimpulan.
Kanker payudara (Ca Mammae) adalah suatu penyakit neoplasma yang ganas
yang berasal dari parenchyma. Penyebab sfesifik kanker payudara masih belum
diketahui,tetapi terdapat banyak factor yang diperkirakan mempunyai pengaruh
terhadap terjadinya kanker payudara seperti faktor reproduksi, penggunaan
hormon estrogen, obesitas, radiasi dan riwayat keluarga.
Nyeri bersifat subyektif, tidak ada dua kesamaan yang identik pada seseorang
indiividu yang mengalami nyeri yang sama dan tidak ada kejadian nyeri yang
sama menghasilkan respons atau perasaan identik pada seseorang individu, pada
pengkajian ibu post mastektomi, pasien mengatakan nyeri pada bekas luka
mastektomi seperti tertusuk-tusuk dengan skala nyeri 6, tekanan darah
120/80mmHg, nadi 80kali per menit, respirasi 20 kali per menit, suhu 36,7C,
ekspresi wajah tampak meringis, sehingga dapat diambil diagnosa prioritasnya
yaitu kebutuhan dasar gangguan rasa nyaman nyeri pada kanker payudara di
RSUD Dr. Pirngadi Medan sesuai dengan konsep.
Intervensi asuhan keperawatan pada Ny.S dengan gangguan rasa nyaman
nyeri dilakukan dengan tujuan masalah nyeri pada Ny.S dapat teratasi.
Implementasi yang dilakukan pada Ny.S telah dilaksanakan dengan baik. Evaluasi
tindakan setelah melakukan implementasi pada pasien dengan pemenuhan
kebutuhan dasar gangguan rasa nyaman nyeri, intervensi masih tetap
dipertahankan dikarenakan nyeri masih dirasakan klien setiap saat.
B. Saran.
1. Bagi Pelayanan Kesehatan.
Rumah sakit, melalui perawat yang ada diruangan lebih aktif dalam
meningkatkan mutu asuhan keperawatan pada pasien dengan Kebutuhan
Dasar Gangguan Rasa Nyaman Nyeri
35
36
37
3. RELAKSASI
- Posisi yang nyaman.
Nyeri adalah perasaan tidak nyaman atau sensasi
- Pikiran.
yang sangat individual yang tidak dapat
dirasakan oleh orang lain.
TEKNIK RELAKSASI
Disusun Oleh : CARA MENGATASI NYERI