JUDUL :
ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA KASUS KARSINOMA MAMMAE DI
RUANG RAWAT INAP CA CENTER RSUD AL-IHSAN BANDUNG PENDEKATAN
EVIDENCE BASED NURSING
Disusun Oleh
Aprilia Damayanti
NPM. 402022145
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanallah wa Ta’ala atas berkat dan
Rahmat-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah (KIA-K) dalam
rangka memenuhi persyaratan ujian akhir Profesi Ners Jurusan Keperawatan yang berjudul
“Asuhan Keperawatan Nyeri Akut Pada Kasus Karsinoma Mammae di Ruang Rawat Inap Ca
Center RSUD Al-Ihsan Provinsi Jawa Barat”
Pada kesempatan ini, penulis hendak menyampaikan terimakasih kepada semua pihak
yang telah memberikan dukungan moril maupun materiil sehingga Karya Ilmiah Akhir yang
penulis susun dapat selesai dengan baik. Penulis menyadari bahwa Karya Ilmiah Akhir
Komprehensif ini masih banyak kekurangan, karena pengetahuan dan kemampuan yang masih
terbatas dan dalam penyusunan laporan ini tidak lepas dari do’a dan dukungan berbagai pihak.
Pada kesempatan ini penyusun hendak mengucapkan banyak terimakasih kepada :
Aprilia Damayanti
DAFTAR ISI
ABSTRAK
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas maka peneliti merumuskan
masalah sebagai berikut “Bagaimana Asuhan Keperawatan pada pasien dengan gangguan
sistem reproduksi : Kanker Payudara di Ruang Ca Center RSUD Al-Ihsan Provinsi Jawa
Barat?”
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Penulis mampu melakukan asuhan keperawatan secara langsung dan
komprehensif melalui askpek bio-psiko-sosio-spiritual dengan menggunakan proses
keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem reproduksi : kanker payudara
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus yang ingin dicapai oleh penulis yaitu:
a. Melakukan pengkajian dengan gangguan sistem reproduksi kanker payudara di
ruang Ca Center RSUD Al-Ihsan Provinsi Jawa Barat
b. Merumuskan diagnose keperawatan dengan gangguan sistem reproduksi kanker
payudara di ruang Ca Center RSUD Al-Ihsan Provinsi Jawa Barat
c. Membuat rencana asuhan keperawatan dengan gangguan sistem reproduksi
kanker payudara di ruang Ca Center RSUD Al-Ihsan Provinsi Jawa Barat
d. Melakukan implementasi keperawatan dengan gangguan sistem reproduksi
kanker payudara di ruang Ca Center RSUD Al-Ihsan Provinsi Jawa Barat
e. Melakukan evaluasi hasil asuhan keperawatan dengan gangguan sistem
reproduksi kanker payudara di ruang Ca Center RSUD Al-Ihsan Provinsi Jawa
Barat
D. Sistematika Penulisan
BAB I : Pendahuluan berisi tentang latar belakang masalah, tujuan penulisan, serta
sistematika penulisan asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem
reproduksi kanker payudara di ruang Ca Center RSUD Al-Ihsan Provinsi Jawa Barat
BAB II : Tinjauan teoritis, berisi konsep dasar kanker payudara, definisi, klasifikasi,
etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, penatalaksanaan, dan prosedur diagnostik
BAB III : Tinjauan kasus dan pembahasan, berisi tujuan kasus pada pasien dengan
gangguan sistem reproduksi kanker payudara yang terdiri dari pengumpulan data,
analisa data, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Sedangkan pembahasan
menelaah kesenjangan antara teori dengan kenyataan dilapangan yang terdiri dari
pengkajian, perumusan diagnosis keperawatan, perencanaan, implementasi dan
evaluasi
BAB IV : Simpulan dan saran, berisi tentang kesimpulan dari pembahasan kasus secara
teori dan kasus yang terjadi pada pasien gangguan sistem reproduksi kanker payudara
serta saran yang mampu meningkatkan pelayanan asuhan keperawatan pada peserta
lainnya dengan kasus yang sama
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
a. Stadium 0
Kanker in situ dimana sel kanker berada pada tempatnya didalam jaringan
payudara normal
b. Stadium I
Tumor dengan garis tengah kurang 2 cm dan belum menyebar ke luar
payudara
c. Stadium IIA
Tumor dengan garis tengah 2-5 cm dan belum menyebar ke kelenjar getah
bening ketiak atau tumor dengan garis tengah kurang 2 cm tetapi sudah
menyebar ke kelenjar getah bening ketiak
d. Stadium IIB
Tumor dengan garis tengah lebih besar dari 5 cm dan belum menyebar ke
kelenjar getah bening ketiak atau tumor dengan garis tengah 2-5 cm tetapi
sudah menyebar ke kelenjar getah bening ketiak
e. Stadium IIIA
Tumor dengan garis tengah kurang dari 5 cm dan sudah menyebar ke kelenjar
getah bening ketiak disertai perlengketan satu sama lain atau perlengketan ke
struktur lainnya atau tumor dengan garis tengah lebih dari 5 cm dan sudah
menyebar ke kelenjar getah bening ketiak
f. Stadium IIIB
Tumor telah menyusup keluar payudara yaitu ke dalam kulit payudara atau ke
dinding dada atau telah menyebar ke kelenjar getah bening di dalam dinding
dada atau tulang dada
g. Stadium IIIC
Ukuran tumor bisa menjadi berapa saja dan terdapat metastasis kelenjar limfe
infraklavikular ipsilateral, atau bukti klinis menunjukkan terdapat metastasis
kelenjar limfe mammaria interna dan kelenjar limfe aksilar, atau metastasis
kelenjar limfe supraklavikular ipsilateral
h. Stadium IV
Tumor telah menyebar keluar daerah payudara dan dinding dada misalnya ke
hati, tulang, otak, paru-paru
7. PATHWAY
Mamae
Hipermetabolis ke Ukuran mamae Nikrosis jaringan
membengkak
jaringan abnormal
Bakteri patogen
Massa tumor
Suplai nutrisi ke Mamae asimetik
membengkak ke
jaringan lain
jaringan luar infeksi
Gg. Body Image
Berat badan turun Kurang
Perfusi jaringan pengetahuan
Nutrisi kurang dari terganggu
kebutuhan
Infiltrasi pleura Cemas
Ulkus
parietale
8. Tanda dan Gejala
Tanda carsinoma Kanker payudara kini mempunyai ciri fisik yang
khas, mirip pada tumor jinak, massa lunak, batas tegas, mobile, bentuk
bulat dan elips, adanya keluaran dari puting susu, puting eritema,
mengeras, asimetik, inversi, gejala lain nyeri tulang, berat badan turun
dapat sebagai petunjuk adanya metastase . Adapun tanda dan gejala kanker
payudara adalah sebagai berikut (Astrid Savitri, 2018) :
a. Ada benjolan yang keras di payudara dengan atau tanpa rasa sakit
b. Bentuk putting berubah (retraksi nipple atau terasa sakit terus menerus) atau
puting mengeluarkan cairan atau darah (nipple discharge)
c. Ada perubahan pada kulit payudara di antaranya berkerut seperti kulit jeruk
(peaud’orange), melekuk ke dalam (dimpling) dan borok (ulcus)
d. Adanya benjolan-benjolan kecil di dalam atau kulit payudara (nodul satelit)
e. Ada luka puting di payudara yang sulit sembuh (paget discharge)
f. Payudara terasa panas, memerah dan bengkak
g. Adanya benjolan di aksila dengan atau tanpa massa di payudara
9. Pemeriksaan Penunjang
Menurut (Ardiarini & Choridah, 2020) Pemeriksaan penunjang terdiri dari :
a) SADARI (Pemeriksaan Payudara dengan sendiri)
Jika SADARI dilakukan dengan rutin, maka seorang wanita pasti dapat
menemukan sebuah benjolan pada stadium yang masih dini. Sebaiknya
SADARI ini dilakukan setiap bulan. Bagi wanita jika masih mengalami proses
menstruasi, inilah waktu yang tepat untuk kita melakukan pemeriksaan
SADARI yaitu 7 sampai 10 hari sesudah hari 1 setelah menstruasi. Dan bagi
wanita yang pasca menopause, maka pemeriksaan SADARI bisa dilakukan
dalam waktu kapan saja dengan rutin melakukannya setiap bulan, misalnya
dalam setiap awal bulan
b) Mamografi Payudara
Mamografi adalah pencitraan menggunakan sinar X pada jaringan
payudara yang dikompresi. Mammografi dikerjakan pada wanita usia
diatas 35 tahun, namun karena payudara orang Indonesia lebih padat
maka hasil terbaik mamografi sebaiknya dikerjakan pada usia >40 tahun.
pemeriksaan Mamografi sebaiknya dikerjakan pada hari ke 7-10
dihitung dari hari pertama masa menstruasi; pada masa ini akan
mengurangi rasa tidak nyaman pada wanita pada waktu di kompresi dan
akan memberi hasil yang optimal
c) USG
Pemeriksaan menggunakan gelombang suara untuk mengetahui perubahan
ukuran bentuk payudara. Pada umumnya digunakan sebagai teknik yang
terpilih untuk bisa membedakan masa kristik sebagai pengaruh biopsi
d) MRI
Magnetic resonance imaging (MRI) digunakannya gelombang radio serta
magnet dua-duanya mampu menghasilkan gambar diseuluruh permukaan
payudara dengan jelas dan dapat menunjukan jaringan lunaknya. Sangat baik
mendeteksi kambuhnya lokal setelah argumentasi payudara dengan implant
e) Biopsi
Prosedur tes yang dilakukan untuk mengetahui dan menentukan apakah
benjolan di payudara itu kanker atau tidak yang kemudian dibawa ke
laboraturium. Pemeriksaan ini sangat berguna untuk evaluasi lesi kristik
10. Komplikasi
Karsinoma payudara bisa menyebar ke berbagai bagian tubuh. Karsinoma
payudara bermetastase dengan penyebaran langsung ke jaringan sekitarnya, dan juga
melalui limfe dan aliran darah. Tempat yang paling sering untuk metastase yang jauh
atau sistemik adalah paru-paru, pleura, tulang (terutama tengkorak, vertebra dan
panggul), adrenal dan hati
11. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan medis yang dapat dilaksanakan pada pasien dengan kanker
payudara menurut Komite Penanggulangan Kanker Nasional (2015) adalah sebagai
berikut :
a. Pembedahan
1) Definisi mastektomi
Mastektomi merupakan pembedahan yang di lakukan untuk mengangkat
payudara (Pamungkas, 2017). Mastektomi adalah pemotongan melintang dan
pengangkatan jaringan payudara dari tulang selangka (superior) ke batas
depan lattissimus dorsi (lateral) ke rectus sheath (inferior) dan midline
(medial)
2) Jenis-jenis mastektomi
a. Mastektomi preventif
Pembedahan di lakukan pada wanita yang mempunyai resiko tinggi
terkena kanker payudara akibat faktor genetika atau resiko keturunan
kanker payudara. Operasi ini dapat berupa total mastektomi,
pengangkatan seluruh payudara dan puting arau subcutaneous
mastectomy, pengangkatan payudara tetapi puting tetap di pertahankan
b. Mastektomi sederhana atau total
Di lakukan dengan mengangkat payudara berikut kulit dan putingnya,
namun simpul limfe tetap di pertahankan
c. Mastektomi radikal
Mastektomi radikal adalah pengangkatan seluruh kulit payudara, otot
dibawah payudara serta simpul limfe (getah bening)
3) Dampak post op mastektomi
Dampak dari operasi mastektomi dapat menghambat perkembangan sel
kanker dan umumnya mempunyai taraf kesmebuhan 85-87%. Namun
penderita akan kehilangan sebagian atau seluruh payudara. Hal tersebut juga
berdampak pada psikologis pasien karena adanya rasa kehilangan dan
perubahan bentuk atau struktur pada payudaranya. Reaksi psikis positif yang
dapat muncul adalah menurunnya self confidence (kepercayaan diri) sebagai
perempuan karena kehilangan payudara, stress atau depresi
b. Kemoterapi
Kemoterapi merupakan terapi sistematik yang selalu digunakan apabila adanya
penyebaran sistemik dan sebagian terapi ajuvan. Kemoterapi ajuvan ini diberikan
kepada pasien pemeriksaan histopatolik pasca bedah mastektomi ditemukan suatu
metastasis di suatu atau beberapa kelenjar
c. Radioterapi
Radioterapi berfungsi untuk penderita kanker payudara dan biasanya juga
digunakan sebagai alat terapi yang kuratif dengan cara mempertahankan mammae
dan bisa juga sebagai alat terapi tambahan atau terapi paliatif
d. Terapi hormonal
Pertumbuhan pada kanker payudara yang sangat bergantung kepada suatu suplai
hormone estrogen, dan juga oleh karena itu terapi ini adalah tindakan yang
berfungsi untuk mengurangi dalam pembentukan hormone yang dapat
menghambat laju dari perkembangan semua sel kanker, akan tetapi terapi
hormonal itu biasanya disebut juga sebagai sebuah terapi anti estrogen karena
terapi ini sistem kerjanya sangat menghambat atau juga dapat menghentikan
kemampuan dari hormone estrogen yang sudah ada dalam menstimulus
perkembangan kanker payudara
V3 :
Berdasarkan hasil
penelitian data skala nyeri
sebelum dan sesudah
dilakukan teknik distraksi
murottal Al-Qur’an
menunjukkan nilai rata-
rata skala nyeri responden
sebelum perlakuan
intervensi sebesar 5.40
sedangkan nilai rata-rata
skala nyeri responden
sesudah perlakuan
intervensi sebesar 3.35
V5 :
Hasil penelitian
menunjukan dari uji di atas
dapat disimpulkan bahwa
pengaruh teknik distraksi
murottal Al-Qur’an
terhadap intensitas
penurunan nyeri pada
pasien pascaoperatif di
Ruang Bedah RSUD Toto
Kabila Kabupaten Bone
Bolango dapat diterima.
Sesuai dengan pendapat
Andarmoyo (2013) bahwa
teknik distraksi auditory
dapat menurunkan
intensitas nyeri dengan
menstimulasi sistem
kontrol desenden yang
mengakibatkan lebih
sedikit stimulasi nyeri yang
di transmisikan ke otak
yaitu dengan teknik
distraksi mendengar
murottal Al-Qur’an
Judul : V1 : Terapi murottal Al – Frekuensi terapi non
Qur’an adalah salah satu farmakologi murottal Al –
Efektivitas Terapi Sampel penelitian ini
jenis terapi Qur’an diberikan sebanyak
Murottal Terhadap diambil sebanyak 75 orang
nonfarmakologis yang 2 kali setiap hari selama 21
Penurunan Tingkat Nyeri
digunakan untuk hari berturut-turut dengan
pada Pasien Kanker
V2 : menurunkan tingkat nyeri durasi waktu 15 menit dan
Payudara
karena dapat menimbulkan dengan volume 50 desibel.
Rancangan penelitian ini
Penulis :
respon relaksasi bagi yang Setelah itu akan dilakukan
adalah Quasy
Amia Rosandi Suwardi mendengarkannya. post test (pengukuran
Experimental design
Pemberian terapi Al- akhir) untuk mendapatkan
Desi Ariyana Rahayu dengan jenis Non
Qur’an memberikan efek hasil
equivalent Kontrol Group
Tahun :
non farmakologi adjuvan
Design subyek dalam
2019 dalam mengatasi nyeri
penelitian ini adalah pasien
kanker di Rumah Sakit
Islam Sultan Agung yang
mengalami nyeri melalui
teknik puposive sampling,
maka didapatkan 75 orang
yang memenuhi kriteria
inklusi yang kemudian
terbagi menjadi 3
kelompok yaitu 2
kelompok intervensi dan 1
kelompok kontrol. Ketiga
kelompok dilakukan
pengkajian tingkat nyeri
sebelum dan sesudah
tindakan pada kelompok
intervensi, kelompok 1
yaitu dengan menggunakan
terapi musik klasik,
kelompok 2 dengan
menggunakan terapi
murottal, sedangkan
kelompok kontrol tidak
dilakukan perlakuan.
Tingkat nyeri diukur
dengan Numeric Rating
Scale
V3 :
V4 :
V5 :
V5 :
Berdasarkan penelitian
Yuda (2018) responden
diberikan intervensi
relaksasi nafas dalam dan
teknik Murottal Al-Qur’an
Surat Al-fatihah dan Ar-
Rahman sebanyak 5 kali
untuk 3 hari dengan durasi
waktu 15 sampai 20 menit
dan didapatkan hasil skala
nyeri responden berkurang
berada dalam rentang nyeri
sedang
V3 :
V4 :
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa tidak
ada perbedaan yang
signifikan mengenai
penurunan skala nyeri
antara dua kelompok.
Namun, meskipun tidak
ada perbedaan yang
spesifik rata-rata
penurunan skala nyeri
lebih besar. Menurut
Novita (2017), terapi
murottal yang telah
diberikan pada hari ke 0
dan hari pertama
pascabedah masih dapat
menstimulasi pengeluaran
hormon endorphin pada
hari kedua pascabedah
sehingga nyeri di hari
tersebut masih dapat
menurun tanpa diberi
terapi murottal kembali
V5 :
Hasil penelitian
menyimpulkan secara
statistik terdapat perbedaan
yang signifikan antara
skala nyeri sebelum dan
sesudah diberi terapi
murottal pada kedua
kelompok , namun tidak
ada perbedaan yang
signifikan antara
penurunan skala nyeri pada
kelompok 15 menit dan 25
menit
V3 :
V4 :
Berdasarkan hasil
penelitian selama 6 hari
responden mengungkapkan
nyeri yang dirasakan
mengalami penurunan
skala dari 4 (1-10) menjadi
skala 2 (1-10) dan
responden sudah dapat
mengalihkan rasa nyeri
dengan rutin
mendengarkan murottal
Al-Qur’an
V5 :
Berdasarkan hasil
penelitian Sri Mulyani
(2020) mengungkapkan
bahwa mendengarkan ayat-
ayat Al-Qur’an dapat
menjadi penangkal obat
berbagai macam racun
(penyakit) karena getaran
neuron akan stabil bahkan
berfungsi dengan baik.
Sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh DR.
Ahmad Al-Qadhi pada
responden usia 17-40 tahun
dengan kasus nyeri, lalu
dilakukan intervensi
murottal Al-Qur’an dan
didapatkan hasil bahwa
mendengarkan murottal
Al-Qur’an dapat
memberikan ketenangan
dan mengurangi nyeri
Level of
evidence
4. Deskripsi Topik
a. Terapi Murottal Al-Qur’an
Perbedaan pengaruh terapi murottal selama Terapi Murottal Al-Qur’an yaitu dimana
15 menit dan 25 menit terhadap penurunan pasien mendengarkan lantunan Al- Qur’an
skala nyeri pada pasien kanker pasca bedah yang dibacakan oleh Qori. suara pada
murottal dapat menurunkan kadar hormon-
hormon stres, mengaktifkan hormon
endorphin alami, meningkatkan perasaan
rileks dan mengalihkan perhatian dari rasa
takut, cemas dan tegang, memperbaiki sistem
kimia tubuh sehingga menurunkan tekanan
darah, memperlambat pernapasan, detak
jantung, denyut nadi, dan aktivitas gelombang
otak. Keadaan rileks tersebut mendistraksi
nyeri sehingga nyeri yang dirasakan
berkurang
The effectiveness of Al-Qur’an murrotal Terapi Murottal Al-Qur’an merupakan
therapy on reducing pain among kumpulan dimana frekuensi suara yang
postoperative patients sampai ke telinga, menyebar ke sel-sel otak
dan mengarahkan pengaruh melalui celah di
aliran listrik yang berada dalam sel. Sel-sel
juga bereaksi bersama aliran ini dan bergetar
masuk berirama dengannya
Murotal distraction to reduce pain level Mendengarkan murottal adalah kegiatan
among post mastectomy patients keagamaan yang dapat dilakukan dengan
mengingat Allah SWT melalui dzikir dengan
membaca atau mendengarkan bacaan Al-
Qur’an. Efek dari terapi murrotal Al-Qur’an
dapat memberikan ketenangan dan
mengurangi kecemasan serta rasa nyeri
A. Pengkajian
Hasil Anamnesis Biodata dan Riwayat Kesehatan Pasien dengan Ca.Mamae
Hasil Observasi dan Pemeriksaan Fisik pada pasien dengan Ca. Mamae
Observasi dan
Pemeriksaan Fisik Pasien 1 Pasien 2
2. Pengkajian cemas 0 = Tidak ada gejala sama 0 = tidak ada gejala sama
(HARS) sekali Sekali
Radiologi (rontgen)
USG Jantung
EKG Jantung
Terapi Farmakologi
Pasien 1 Pasien 2
Tramadol 2 amp Cefuroxime (inj) 2x1
Ondansentron Ketorolac (inj) 2x1
Obat yang diterima
(tab/syrup)
Lanzoprazole 1x30
Sucralfate 3x1
Sesudah sakit :
Sesudah Sakit :
Klien mengatakan selam
Klien mengatakan selama
Di RS hanya berbaring di RS hanya berbaring
ditempat tidur dan berdiri pada saat
ingin ke kamar mandi.
4. Istirahat Tidur Sebelum Sakit : Sebelum Sakit :
Pasien mengatakan pada Pasien mengatakan pada
saat dirumah tidur pukul saat dirumah tidur pukul
22.00 dan bangun pukul 21.00 dan bangun
04.30 pukul 04.00
A. Analisa Data
Diagnosa Keperawatan Pada Pasien Ca Mamae
Pasien 1 Pasien 2
Hari / Hari /
Tanggal Diagnosa Keperawatan Tanggal Diagnosa Keperawatan
No
Ditemuka Ditemukan
n
1. 26 Oktober Nyeri Akut b.d 26 Oktober Nyeri Akut b.d pencedera
2022 pencedera fisiologis 2022 fisiologis
Data Objektif :
- Pasien tampak
Data Objektif : meringis menahan
- Post operasi nyeri
- Pasien tampak
payudara POD 1 memegangi area
- Pasien tampak payudara yang nyeri
- TD : 129/85 mmHg
meringis
N : 101x/menit
- TD : 90/70 mmHg R : 20x/menit
N : 65x/menit S : 36,3oC
R : 20x/menit
S : 36,5oC
2 Risiko Infeksi b.d Risiko Infeksi b.d Efek
Efek prosedur prosedur invasive
invasive
Data Objektif :
- Terdapat luka
prosedur
mastektomi di
dada kiri
tertutup oleh
verband bersih
- Nilai Leukosit
11.83 sel/Ul
Data Objektif :
- Pasien tampak
lemah
- Pasien tampak
kotor dan tidak
rapi
- Kuku pasien
tampak kotor
Edukasi
7. Untuk
memberikan
pemahaman
kepada pasien
mengenai
penyebab dan
pemicu nyeri
8. Memonitor
nyeri secara
mandiri, pasien
dapat
mengetahui hal-
hal yang dapat
memperburuk
dan mengurangi
rasa nyeri
9. Tarik nafas
dalam untuk
memperingan
rasa nyeri
Kolaborasi
10. Obat yang
dapat
digunakan
untuk
membantu
mengurangi
rasa nyeri
terutama nyeri
pasca operasi
Risiko Infeksi Setelah dilakukan Pencegahan Pencegahan
b.d Efek tindakan Infeksi Infeksi
keperawatan selama
prosedur Observasi Observasi
4x24 jam,
invasive diharapkan tingkat 1. Monitor tanda 1. Untuk
infeksi menurun dan gejala mengetahui
dengan kriteria
infeksi lokal bagaimana
hasil :
1) Nyeri menurun dan sistemik gejala infeksi
2) Kemerahan yang dialami
menurun
Terapeutik pasien
3) Demam
menurun 2. Batasi jumlah 2. Untuk
4) Bengkak pengunjung mengurangi
menurun
3. Berikan paparan
perawatan kulit virus/kuman
pada area dari
edema lingkungan
4. Cuci tangan eksternal
sebelum dan 3. Untuk
sesudah kontak memberikan
dengan pasien kenyamanan
dan lingkungan dan
pasien mengurangi
rasa nyeri
Edukasi pasien
5. Jelaskan tanda 4. Agar
dan gejala terhindar dari
infeksi paparan virus
6. Ajarkan cara infeksi/kuman
mencuci tangan 5. Agar pasien
dengan benar dan keluarga
7. Ajarkan cara mengetahui
memeriksa bagaimana
kondisi luka tanda dan
atau luka gejala infeksi
operasi 6. Agar pasien
dan keluarga
terhindar dari
virus/kuman
7. Agar keluarga
pasien
mengetahui
bagaimana
kondisi luka
pada pasien
Defisit Setelah dilakukan Dukungan Dukungan
perawatan diri tindakan perawatan diri perawatan diri
keperawatan selama
b.d kelemahan Observasi Observasi
3x24 jam
diharapkan 1. Identifikasi 1. Untuk
perawatan diri kebiasaan mengetahui
meningkat dengan
aktivitas kebiasaan saat
kriteria hasil :
1) Kemampuan perawatan diri dilakukan
mandi sesuai usia perawatan diri
meningkat
2. Monitor tingkat 2. Untuk
2) Kemampuan
mengenakan kemandirian mengetahui
pakaian 3. Mengidentifika sejauh mana
meningkat
si kebutuhan kemandirian
3) Kemampuan ke
toilet meningkat alat kebersihan pasien
diri, 3. Untuk
berpakaian, mengetahui
berhias dan kebutuhan
makan alat
kebersihan
Terapeutik yang
4. Sediakan dibutuhkan
lingkungan pasien
yang terapeutik 4. Untuk
(mis. Suasana memberikan
hangat, rileks, pasien
privasi) kenyamanan
5. Siapkan saat
keperluan melakukan
pribadi (mis. perawatan diri
Parfum, sikat 5. Agar pasien
gigi, dan sabun lebih mudah
mandi) dalam
6. Damping melakukan
dalam perawatan diri
melakukan 6. Agar pasien
perawatan diri tetap dalam
sampai mandiri keadaan aman
7. Fasilitasi untuk saat
menerima melakukan
keadaan perawatan diri
ketergantungan 7. Untuk
8. Fasilitasi memfasilitasi
kemandirian, pasien bila
bantu jika tidak membutuhkan
mampu bantuan
melakukan 8. Untuk
perawatan diri memfasilitasi
pasien jika
Edukasi ada keperluan
9. Anjurkan yang
melakukan dibutuhkan
perawatan diri 9. Untuk
secara memberikan
konsisten kenyamanan
sesuai pada tubuh
kemampuan pasien saat
dilakukan
perawatan diri
D. Implementasi Keperawatan
Diagnosa Hari / Implementasi dan evaluasi Implementasi dan evaluasi
pasien 1 pasien 2
Keperawatan Tanggal
Implementasi evaluasi Implementasi evaluasi
Nyeri Akut Kamis, - Observasi S: Pasien - Observasi S: Pasien
b.d pencedera 27 TTV dan mengatakan TTV dan mengatakan
fisiologis Oktober keadaan nyeri keadaan nyeri luka
2022 umum pasien dibagian umum pasien oprasi Nyeri
pukul R: Pasien dada seperti R:Klien dirasakan
11.15 mengatakan disayat mengatakan seperti
WIB mengeluh nyeri sayat, luka mengeluh ditusuk
E. Catatan Perkembangan
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian penerapan “Asuhan Keperawatan
Nyeri Akut Pada Kasus Karsinoma Mammae di Ruang Rawat Inap Ca
Center RSUD Al-Ihsan Provinsi Jawa Barat” peneliti dapat mengambil
kesimpulan sebagai berikut :
Hasil pengkajian yang di dapat dari kasus pasien yaitu pengkajian
pada tanggal 26 oktober 2022 pada saat dilakukan pengkajian antara kedua
pasien memiliki keluhan yang sama yaitu nyeri Post Op Mastektomi.
Dimana pasien satu mengatakan nyeri pada bagian luka post operasi
bagian kiri mamae yang menjalar sampai aksila dengan skala nyeri 5 dari
(0-10) dengan skala nyeri 4 (0-10) maka diagnose yang diangkat yaitu
nyeri akut. Evaluasi keperawatan semua teratasi dengan baik dengan
kriteria hasil skala nyeri berkurang, nadi membaik, tekanan darah
membaik
B. Saran
Berdasarkan uraian diatas maka penulis memberikan saran sebagai
berikut:
1. Bagi Rumah Sakit
Diharapkan agar dapat menjadikan Karya Ilmiah ini sebagai media
informasi tentang penyakit yang di derita pasien dan bagaimana
perawatannya
2. Bagi Perawat
Diharapkan Karya Ilmiah Akhir ini dapat menjadi acuan dalam
memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem
reproduksi : Kanker Payudara
3. Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan
Karya Ilmiah Akhir ini dapat dijadikan sebagai bahan kajian atau
referensi mengenai keperawatan medikal bedah, khususnya mengenai
gangguan sistem reproduksi : Kanker Payudara
DAFTAR PUSTAKA