Anda di halaman 1dari 36

MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN.

A USIA
(4 TAHUN) DENGAN DIAGNOSA GASTROENTERITIS AKUT
DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT SAWASTA
BANDUNG

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Case Based Learning V

Dosen Pengampu : Dewi Mustikaningsih, S.Kep., Ners., M.Kep

Disusun Oleh

Aprilia Damayanti

NIM 302018062

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERISTAS ‘AISYIYAH BANDUNG
BANDUNG
2021
LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN.A USIA (4 TAHUN)
DENGAN DIAGNOSA MEDIS GASTROENTERITIS AKUT DI RUANG
RAWAT INAP RUMAH SAKIT SAWASTA BANDUNG

A. IDENTITAS

Tanggal Masuk : 10 Oktober 2021

Tanggal Pengkajian : 10 Oktober 2021

1. Identitas Pasien

Nama : An. A

No. Rekam medis : 762289

Tempat tanggal lahir : Bandung, 15 Juni 2017

Umur : 4 Tahun

Ruang rawat inap : Ruang VIP

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status : Belum menikah

Pendidikan terakhir : Belum sekolah

Pekerjaan : Belum bekerja

Suku : Sunda

Bahasa : Indonesia

Alamat : Jl. Rancabolang Gg. Yudka No. 5 Rt. 003 Rw. 004
Kec. Buah batu kota bandung

Pembiayaan kesehatan : BPJS


Kelas ruangan : Kelas VIP

2. Identitas Penanggung Jawab

Nama : Tn. M

Pekerjaan : Wiraswasta

Suku : Sunda

Hubungan dengan pasien : Ayah

Bahasa : Indonesia

Alamat : Jl. Rancabolang Gg. Yudka No. 5 Rt. 003 Rw.


004 Kec. Buah batu kota bandung

No. Telepon : 085604743751

B. RESUME ASUHAN KEPERAWATAN

An. A datang ke IGD RS Sawasta diantar oleh orang tuanya pada tanggal 10
Oktober 2021. Klien datang dengan kesadaran Compos Mentis E4 M6 V5. Ibu
klien mengatakan sejak 1 hari yang lalu sebelum masuk rumah sakit klien
mengalami diare dan muntah-muntah, sehingga oleh orang tuanya membawa klien
ke dokter praktek, menurut diagnosa dokter klien mengalami GEA dan dirujuk ke
RS sawasta.
Pada hari selasa siang pukul 12.45 tanggal 10 Oktober 2021 langsung dibawa
oleh keluarga ke IGD RS Swasta, dengan pengkajian Nadi 116 x/menit, RR 24
x/menit, Suhu 38,5oC, BB 9,1 Kg, terpasang infus RL 50 cc/ 5 jam. Sehingga pada
hari selasa klien dipindahkan ke ruang rawat inap Asal kamar III bed A.
Setelah dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan hasil Nadi 110
x/menit, Suhu 36.60C, RR 26 x/menit. Dipasang infus RL 50 cc/ 5 jam,
selanjutnya 30 cc ditangan sebelah kiri. Ibu klien mengatakan BAB mencret sudah
6x/hari warna kuning. Klien mendapatkan terapi berupa infus RL 50 cc/ 5 jam,
selanjutnya 30 cc, Daryazinc Sulfat 1x1 sesudah makan, Lactor B 2x1 sachet,
Ondansenton IV 1mg, dan Paracetamol drop p.o. Diagnosa medis klien adalah
Gastroenteritis Akut (GEA).
Hasil pemeriksaan fisik yang dilakukan pada klien didapatkan hasil klien
tampak lemah, konjungtiva tidak anemis, ibu klien mengatakan sudah 6x
mengganti pampers dengan bab mencret dan berwarna kuning. Ibu klien juga
mengatakan anaknya muntah-muntah sudah 2x, suhu 36,6 0C, akral teraba hangat.
Nafsu makan klien turun dari yang sebelumnya karena selalu memuntahkan
makanannya.
Pada tanggal 10 Oktober 2021 dilakukan pemeriksaan darah lengkap, Hematologi.
Hasil dari pemeriksaan darah adalah Hb meningkat 14,1 g/dl (11,5–13,5 g/dl),
leukosit normal 7.300/mm3 (5.000–14.500/mm3), Hematokrit meningkat 45,1%
(34 – 40%) dan trombosit normal 418.000/mm3 (150.000–450.000/mm3).

Berdasarkan hasil pengkajian diatas di dapatkan diagnosa yang akan diangkat


adalah “Diare berhubungan dengan inflamasi gastrointestinal”

Tujuan setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1x24 jam di harapkan diare
pasien membaik dengan kriteria hasil yaitu konsistensi feses membaik, frekuensi
defekasi membaik, peristaltik usus membaik, nyeri atau kram pada abdomen
menurun.

Intervensi keperawatan : Manajemen Diare

Observasi

- Identifikasi penyebab diare (mis. inflamasi gastrointestinal, iritasi


gastrointestinal)
- Identifikasi riwayat pemberian makan
- Monitor warna, volume, frekuensi dan konsistensi tinja
- Monitor tanda dan gejala hypovolemia (mis. takikardia, nadi teraba lemah,
tekanan darah turun, turgor kulit menurun)
Terapeutik

- Berikan asupan cairan oral (mis. larutan garam gula, oralit, pedialyte,
renalyte)
- Pasang jalur intravena
- Berikan cairan intravena
- Ambil sampel darah untuk pemeriksaan darah lengkap dan elektrolit
- Ambil sampel feses untuk kultur, jika perlu

Edukasi

- Anjurkan makanan porsi kecil dan sering secara bertahap

Kolaborasi:

- Kolaborasi pemberian obat antimotilitas (mis. Loperamide, difenoksilat)


- Kolaborasi pemberian obat antispasmodic/spasmolitik (mis. Papaverin,
ekstakbelladonna, mebeverine)
- Kolaborasi pemberian obat pengeras feses (mis. atapulgit, spektit, kaolin-
pektin)
CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN TERINTEGRASI (CPPT)
Shift/ PPA Catatan Perkembangan Instruksi TTD
Waktu (Profesional Pasien Terintegrasi
Pemberi (CPPT)
Asuhan)
Pagi Ns. A S : Pasien mengeluh diare Sore : Untuk PP Ns. A
10/10/21 dan muntah-muntah siang
13.00 O : N : 116x / menit, RR Identifikasi
WIB 24 x/ menit, Suhu 38,5oC, penyebab diare,
BB 9,1 Kg, Terpasang monitor jumlah
infus RL 50 cc/5 jam pengeluaran
A : Diare, Ketidak diare,
seimbangan elektrolit , Berikan terapi
hipovolemia infus RL
P : Dalam 1x18 jam rasa Berikan obat
mual pada pasien sedikit ondansentron IV
berkurang 1 Mg
Sore Ns. A S : Pasien mengatakan Malam : Untuk Ns. A
11/10/21 diare dan muntah-muntah PP Malam
19.00 sedikit berkurang, pasien Kaji warna,
WIB tampak lemah volume,
O : N : 116x / menit, RR frekuensi dan
24x/menit, Suhu 38,5oC konsistensi tinja,
menurun menjadi 36,6oC, Berikan obat
BB 9,1 Kg, Terpasang ondansentron IV
infus RL 1 Mg
A : Diare,
Ketidakseimbangan
elektrolit, hipovolemia
P : Dalam 1x18 jam rasa
mual pada pasien mulai
berkurang, Suhu turun
menjadi 36,6oC,
konsistensi feses membaik
Malam Ns. A S : Pasien mengatakan Mengatur posisi Ns. A
12/10/21 diare dan muntah-muntah nyaman
07.00 mulai berkurang Monitor asupan
WIB O : N : 116x / menit, RR cairan
24 x/ menit, Suhu 36,6oC,
BB 9,1 Kg, Terpasang
infus RL
A : Diare,
Ketidakseimbangan
elektrolit, hipovolemia
P : Dalam 1x18 jam
konsistensi feses pasien
membaik, lemah
berkurang, nafsu makan
pasien meningkat
C. PENGELOLAAN PASIEN

1. Proses Penerimaan Pasien Baru

Pasien datang ke IGD RS Sawasta tanggal 10 oktober 2021 pada hari selasa siang
pukul 12.45 dengan kedua orang tuanya, pasien mengeluh diare dan muntah
muntah. Kesadaran umum pasien dalam keadaan Compos Mentis E4 M6 V5
pemeriksaan fisik yang lainnya yaitu Nadi 116x/menit, RR 24x/menit, Suhu
38,5oC, BB 9,1 Kg, terpasang infus RL 50cc/5 jam. Kemudian pasien pun diantar
ke ruang rawat inap asal kamar III bed A oleh perawat IGD dan di terima oleh
perawat jaga pagi. Perawat jaga pagi pun mengantarkan pasien dan keluarga
pasien ke ruangan. disana perawat memperkenalkan diri kepada pasien dan juga
keluarga, selain itu perawat juga memperkenalkan perawat lainnya dan dokter
yang akan menangani pasien, lalu perawat melakukan pemeriksaan tanda-tanda
vital pada pasien dan meminta kepada keluarga pasien untuk mengisi kuisioner
pelayanan meliputi persetujuan medis, kesanggupan keluarga pasien untuk
membayar bila pasien di rawat tanpa jaminan kesehatan (BPJS)

Berikut tahap-tahap pelaksanaan penerima pasien baru :

1) Pasien datang di ruangan diterima oleh kepala ruangan/perawat


primer/perawat yang di beri delegasi
2) Perawat memperkenalkan diri kepada pasien dan keluarganya
3) Perawat menunjukan kamar/tempat tidur pasien dan mengantarkan ke
tempat yang telah di tetapkan
4) Perawat bersama karyawan memindahkan pasien ke tempat tidur (apabila
pasien datang dengan branchard/kursi roda) dan berikan posisi yang
nyaman
5) Perawat melakukan pengkajian terhadap pasien sesuai dengan format
6) Perkenalkan pasien baru dengan teman sekamarnya
7) Setelah pasien tenang dan situasi sudah memungkinkan perawat
memberikan informasi kepada pasien dan keluarga tentang orientasi
ruangan, perawatan (termasuk perawat yang bertanggung jawab dan
sentralisasi obat), medis (dokter yang bertanggung jawab) serta tata tertib
ruangan
8) Perawat menanyakan kembali tentang kejelasan informasi yang telah
disampaikan
9) Apabila pasien dan keluarga sudah jelas maka diminta untuk
menandatangani informed consent sentralisasi obat
10) Perawat menyerahkan kepada pasien lembar kuisioner tingkat kepuasan
pasien

2. Proses Orientasi Ruangan Pada Pasien

Setelah dilakukannya penerimaan pasien baru, pasien datang bersama kedua orang
tuanya ke ruang VIP di terima oleh perawat jaga pagi dan di antarkan oleh
perawat ke kamar III bed A. Perawat menjelaskan kepada keluarga pasien tentang
fasilitas yang ada di rumah sakit dan di dalam ruangan, seperti penggunaan bed
yang bisa di atur sesuai kebutuhan dan kenyamanan pasien serta dapat
meminimalisir terjadinya risiko jatuh pada pasien pada saat tidur bisa dilakukan
pemasangan safety bed, kamar mandi yang berada di ruangan serta memberikan
edukasi mencuci tangan 6 langkah kepada pasien dan keluarga saat masuk
ruangan dan keluar ruangan, bisa menggunakan air mengalir atau handscrub yang
terdapat di depan bed pasien. Pasien dapat memencet bel yang berada di atas
tempat tidur untuk memanggil perawat apabila pasien membutuhkan bantuan
perawat. Adapun hak pasien di RS Sawasta adalah sebagai berikut (sesuai
PERMENKES No. 69 Tahun 2014) :

1) Mematuhi peraturan yang berlaku di rumah sakit


2) Menggunakan fasilitas rumah sakit secara bertanggung jawab
3) Menghormati hak-hak pasien lain, pengunjung dan hak tenaga kesehatan
serta petugas lainnya yang bekerja di rumah sakit
4) Memberikan informasi yang jujur, lengkap dan akurat sesuai kemampuan
dan pengetahuannya tentang masalah kesehatannya
5) Memberikan informasi mengenai kemampuan finansial dan jaminan
kesehatan yang dan jaminan kesehatan yang di milikinya
6) Mematuhi rencana terapi yang di rekomendasikan oleh tenaga kesehatan di
rumah sakit dan disetujui oleh pasien yang bersangkutan setelah
mendaoatkan penjelasan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
7) Menerima segala konsekuensi atas keputusan pribadinya untuk menolak
rencana terapi yang di rekomendasikan oleh tenaga kesehatan dan / atau
tidak mematuhi petunjuk yang di berikan oleh tenaga kesehatan dalam
rangka penyembuhan penyakit atau masalah kesehatannya
8) Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang di terima

Berikut merupakan tata tertib bagi pasien, penunggu dan pengunjung


rawat inap RS Sawasta, Bandung :
1) Saat berkunjung tidak diperbolehkan membawa anak berusia dibawah 12
tahun
2) Waktu kunjung pasien :
- Pagi : Pukul 11.00 – 12.00 WIB
- Sore : Pukul 16.00 – 18.00 WIB

3. Tingkat Ketergantungan Pasien

Tabel Ketergantungan Pasien (Barthel Index)

Index 0 1 2 3 Keterangan

Makan,Minum  0 : Tidak mampu


1 : Dibantu
1 2 : Mandiri

Mandi 0 0 : Tergantung orang lain


1 : Mandiri
Perawatan diri 0 0 : Tergantung orang lain
(grooming) 1 : Mandiri
Berpakaian (dressing) 0 : Tidak mampu
1 1 : Dibantu
2 : Mandiri
BAB (bladder) 0 0 : Inkontinensia
(tidak teratur/ perlu enema)
1 : Kadang inkontinensia
(sekali seminggu)
2 : Kontinensia (teratur)
BAK (bowel) 2 0 : Inkontinensia
(pakai kateter/terkontrol)
1 : Kadang inkontinensia
(maks 1 x 24 jam)
2 : Kontinensia (teratur)
Transfer 0 0 : Tidak mampu
1 : Butuh bantuan alat dan 2 orang
2 : Butuh bantuan kecil
3 : Mandiri
Mobilitas 0 0 : Imobile
1 : Menggunakan kursi roda
2 : Berjalan dengan bantuan 1 orang
3 : Mandiri
Penggunaan toilet 0 0 : Tergantung bantuan orang lain
1 : Membutuhkan bantuan tapi
beberapa hal dilakukan sendiri
2 : Mandiri
Naik turun tangga 0 0 : Tidak mampu
1 : Membutuhkan bantuan
2 : Mandiri
Total Score 4 Ketergantungan total

Keterangan Skor :
20 : Mandiri (0-1 jam/ hari)

12-19 : Ketergantungan ringan (1-2 jam/hari)


9-11 : Ketergantungan sedang (2-3 jam/hari)
5-8 : Ketergantungan berat (3-4 jam/hari)
0-4 : Ketergantungan total (4-5 jam/hari)
Kesimpulan :
Interpretasi hasil Barthel Index : 1 orang pasien dengan tingkat ketergantungan
total dengan skor 4 membutuhkan 2 orang perawat dalam 1 shift. Jadi dalam 24
jam dibutuhkan 6 orang perawat dan jumlah waktu yang dibutuhkan untuk
perawatan klien dengan tingkat ketergantungan total adalah 4-5 jam/ hari

4. Kebutuhan Tenaga Perawat dan Kesimpulan dalam satu shift dengan rumus

Keterangan : Untuk pasien rawat inap, Douglas (1984) menyampaikan standar


waktu pelayanan pada pasien inap sebagai berikut :

- Perawat minimal memerlukan waktu : 1-2 jam/ 24 jam


- Perawat intermediate memerlukan waktu : 3-4 jam/ 24 jam
- Perawat maksimal atau total memerlukan waktu : 5-6 jam/ 24 jam

No Kategori Jumlah Jmlh jam Jmlh jam


pasien perawatan/hari perawatan x
jam pasien

1. Minimal care 0 2 jam/hari -


2. Parsial care 6 4 jam/hari (6x4 = 24)
3. Total care 1 6 jam/hari (6x1 = 6)
Jumlah 7 12 30
Jumlah tenaga yang di butuhkan : 30/8 di dapatkan hasil 3,75 = dibulatkan
menjadi 3. Jadi jumlah tenaga yang di butuhkan yaitu sebanyak 3 orang
perawat

5. Prinsip Pasien Safety

Menurut IPSG (International Patient Safety Goals) terdapat 6 sasaran


keselamatan pasien, yaitu :

a. Identifikasi Pasien

Prinsip pasien safety pada An. A dilakukan awal ketika pasien masuk ke rumah
sakit. Identifikasi An. A dilakukan di ruangan VIP. Setiap pasien yang akan di
rawat inap akan diberikan gelang identitas atau biasa disebut dengan gelang
pengenal. Gelang pengenal terdiri dari dua warna yaitu warna biru untuk pasien
laki-laki dan merah muda untuk pasien perempuan. Gelang berisikan nama,
tanggal lahir dan nomor rekam medis, selanjutnya di berikan stiker yang di
berikan perawat jika pasien memiliki risiko jatuh atau pun alergi.

An. A mendapatkan gelang berwarna merah muda dan tidak terdapat stiker seperti
risiko jatuh, alergi dan tidak boleh dilakukan resuitasi. Selain itu ketepatan
ifentifikasi yang dilakukan adalah pada saat sebelum dilakukan pemberian obat
atau prosedur pelayanan, perawat terlebih dahulu menanyakan nama pasien dan
mencocokkan dengan gelang identitas yang dipakai pasien. Hal tersebut dilakukan
agar tidak terjadi kesalahan.

b. Komunikasi Efektif SBAR

Komunikasi dengan rekan sejawat menggunakan komunikasi langsung maupun


tidak langsung dengan metode SBAR (Situation, Background, Assesment,
Recommendation). Komunikasi secara lisan melalui telepon menggunakan
metode Tulis, Baca, Konfirmasi yang di tandai dengan stempel T-B-K dan
divalidasi oleh penerima perintah dan pemberi perintah di rekam medis pasien

Situation : Perawat jaga melaporkan kondisi atas nama An. A Usia 4 Tahun,
Tanggal lahir 15 juni 2017. pasien datang bersama kedua orang tuanya ke IGD
RS Sawasta dengan keluhan diare dan muntah – muntah, pasien tampak lemah,
konjungtiva tidak anemis

Background : Diagnosa medis pasien yang di dapat adalah Gastroenteritis akut


(GEA). Nadi 116x/menit, RR 24x/menit, Suhu 38,5 oC, BB 9,1 Kg, telah diberikan
tindakan pemberian infus RL 50cc/5 jam

Assesment : Terjadi perubahan pada suhu pasien saat memasuki ruangan yang
awalnya 38,5oC menjadi 36,6oC’

Recommendation : Terapi yang diberikan kepada pasien berupa infus RL 50cc/5


jam, di lanjut 30 cc ke lengan sebelah kiri, Daryazinc sulfat 1x1 mg sesudah
makan, Lactor b 2x1 sachet, Ondasenton IV 1 mg dan Paracetamol drop p.o

c. Pengelolaan High Alert Medication (HAM)

Di RS Sawasta terdapat pengelolaan High Alert Medication (HAM). Seperti di


ruang obat terdapat daftar-daftar obat yang harus diwaspadai karena kemiripan
nama, bentuk obat dan penggunaan singkatan yang tidak diperbolehkan. Pada An.
A mendapatkan terapi berupa infus RL 50 cc/ 5 jam, selanjutnya 30 cc, Daryazinc
Sulfat 1x1 sesudah makan, Lactor B 2x1 sachet, Ondansenton IV 1 mg, dan
Paracetamol drop p.o.

Dalam Pengelolaan High alert medication (HAM) maka diberlakukan hal-hal


sebagai berikut :

- Menyediakan akses informasi mengenai high alert medications


- Membatasi akses terhadap high alert medications
- Menggunakan label dan tanda peringatan untuk high alert medications
- Menstandarisasi prosedur instruksi/peresepan, penyimpanan,
persiapan dan pemberian high alert medications
- Melakukan prosedur pengecekan ganda untuk obat-obatan tertentu

Lakukan juga prinsip 6 tepat dalam pemberian obat pada perawat :


- Tepat obat
- Tepat dosis
- Tepat waktu
- Tepat pasien
- Tepat cara atau rute
- Tepat dokumentasi

Melakukan pemeriksaan kembali (double check)

- Benar obat (kesesuaian antara obat dengan rekam medis/ instruksi dokter)
- Benar waktu dan frekuensi pemberian
- Benar dosis (ketepatan perhitungan dosis obat)
- Benar rute pemberian
- Benar identitas pasien
- Benar informasi
- Dokumentasi benar

Tabel 1. Daftar Obat HAM

Daftar Obat-obatan yang Harus Diwaspadai


(High Alert Medication/HAM)

1. Kalium klorida (KCL)


2. Natrium klorida (NaCl)
3. Heparin Natrium
4. Nadropin Ca
5. Enoxaparine
6. Fondaparinux
7. Streptokinase
8. Halotane
9. Ketamine
10. Propofol
11. Sevoflurane
12. Bupivacain HCl epidural
13. Bupivacain spinal
14. Lidocain
15. Lidocain epidural
16. Lidocain HCl 20 mg + adrenalin 12,5 mcg
17. Midazolam
18. Ropivakain
19. Epinefrin
20. Norepinefrine
21. Insulin
22. Amiodaron
23. Digoxin
24. Fentanyl
25. Morfin
26. Pethidin
27. Sufentanil
28. Glukosa 40%

Tabel 2. Daftar Obat dengan Rupa Mirip

No. Nama Nama


Obat Obat
1. Aspar Aspar K
2. Asthin Force Asthin B’ond
3. Avesco Valesco
4. Cendo carpin Cendo timol
5. Cendo lyters Cendo catarlent
6. Cendo xitrol Cendo polydex
7. Rimcure ped Dumocalcin coklat
8. Vectrin Vistein
Tabel 3. Daftar Obat dengan Ucapan Mirip
No. Nama Nama
Obat Obat
1. Cefoperazone Cefotaxim
2. Hytrin Histrin
3. Lesipar Kalipar
4. Simarc Semax
5. Urdafalk Urdahex

Tabel 4. Daftar Obat dengan Tulisan Mirip

No. Nama Nama


Obat Obat
1. Amynophilin Amixtriptilin
2. Asam mefenamat Asam tranexamat
3. Ataroc Atarax
4. Chlorpromazine Carbamazepin
5. Spiradan Spirasin
6. THP TFP

Tabel 5. Daftar Obat dengan Dosis Beragam

No. Nama Nama


Obat Obat
1. Acarbose 50mg Acarbose 100mg
2. Alprazolam 0,5 mg Alprazolam 1 mg
3. Amlodipin 5 mg Amlodipin 10mg
4. Brainact inj 500 mg Brainact inj 1000mg
5. Colistine 250.000 iu Colistine 1.500.000 iu
6. Erysanbe 250 mg Erysanbe 500mg
7. Frego 5mg Frego 10mg
8. Amoxsan 250 mg Amoxsan 500mg
9. Metformin 500mg Metformin 850mg
10. Salbutamol 2mg Salbutamol 4mg
11. Spironolacton 25mg Spironolacton 100mg
12. Tramadol inj 50mg Tramadol inj 100mg

d. Safety Surgery

Di Rumah Sakit Sawasta Kota Bandung terdapat ceklis keselamatan Ceklis


keselamatan ini merupakan alat komunikasi, mendorong tim kerja untuk
keselamatan pasien yang akan di gunakan oleh tim bedah di ruang operasi. Pada
An. A tidak dilakukan operasi karena An. A tidak melakukan tindakan bedah

e. Pencegahan Infeksi

Pencegahan infeksi yang dapat dilakukan adalah dengan menerapkan cuci tangan
6 langkah 5 momen pada setiap pengunjung rumah sakit, keluarga pasien serta
pasien dan juga tenaga kesehatan yang bekerja di rumah sakit dengan bertujuan
untuk mencegah penyebaran infeksi, cuci tangan dapat dilakukan di air mengalir
dan sabun atau menggunakan handscrub

f. Pencegahan Risiko Jatuh

Pencegahan risiko jatuh yang dilakukan adalah dengan melakukan pengkajian


yang berisi form risiko jatuh pada pasien akan dilakukan rawat inap. Apabila
terdapat risiko jatuh maka akan diberikan stiker risiko jatuh pada gelang pengenal
pasien. Dan ajarkan kepada keluarga pasien untuk menggunakan plang bed pada
saat pasien beristirahat untuk mencegah terjadinya risiko jatuh pada pasien

6. Penilaian Risiko Jatuh (Dewasa Morse Scale, Anak Humpty Dumpty)


Tabel Skala Jatuh Humpty Dumpty

Parameter Kriteria Nilai Skor


Usia < 3 tahun 4
3 – 7 tahun 3
7 – 13 tahun 2 3

>13 tahun 1
Jenis Kelamin Laki-laki 2 1
Perempuan 1
Diagnosis Diagnosis neurologi 4
Perubahan oksigenasi (diagnosis 3
respiratorik, dehidrasi, anemia, sinkop,
pusing, dll) 1

Gangguan prilaku/psikiatri 2

Diagnosis lainnya 1

Gangguan Tidak menyadari keterbatasan lainnya 3


Kognitif Lupa akan adanya keterbatasan 2 2
Orientasi baik terhadap diri sendiri 1
Faktor Riwayat jatuh/ bayi diletakan ditempat 4
Lingkungan tidur dewasa
Pasien menggunakan alat bantu/ bayi 3
diletakan dalam tempat tidur bayi/ perabot 2

rumah
Pasien diletakan pada tempat tidur 2

Area diluar rumah sakit 1

Pembedahan Dalam 24 jam 3


sedasi/anestes Dalam 48 jam 2 1
i >48 jam dan tidak menjalani pembedahan/ 1
sedasi/ anastesi
Penggunaan Penggunaan multiple sadative, obat 3
medika hypnosis, barbiturate, fenotiazi,
mentosa antidepresan, pencahar, diuretik, narkose 1
Pemggunaan obat salah satu diatas 2
Penggunaan medikasi lainnya/ tidak ada 1
medikasi

Jumlah Skor 11
Humpty
Dumpty
Berdasarkan tabel diatas tingkat risiko jatuh pada anak dapat di klasifikasikan
melalui ketentuan skala humpty dumpty di bawah ini :

Skor penilaian Resiko Jatuh (skor minimum 7, skor maksimun 25)


Skor 7 – 11 Resiko Rendah
Skor ≥ 12 Resiko Tinggi
Kesimpulan: 1 orang pasien anak dengan tingkat resiko jatuh rendah hanya
membutuhkan perawatan 1-2 jam/24 jam dengan 1 orang perawat per shift maka
dalam sehari diperlukan 3 orang perawat per shift

7. Penilaian Risiko Dekubitus

Penilaian risiko Skor Tgl Tgl Tgl


decubitus 10-10-21 11-10-21 12-10-21
Kondisi fisik Sangat buruk (1) - - -
Buruk (2) - - -
Sedang (3) 3 3 -
Baik (4) - - 4
Kondisi Stupor (1) - - -
mental Delirium (2) - - -
Apatis (3) - - -
Compos mentis (4) 4 4 4
Aktifitas Tirah baring (1) 1 1 -
Kursi roda (2) - - -
Dipapah (3) - - 3
Mandiri (4) - - -
Mobilitas Immobile (1) - - -
Sangat terbatas (2) 2 2 -
Baik (3) - - 3

Inkontinensia Selalu (1) - - -


Sering (2) - - -
Kadang (3) - - -
Tidak (4) 4 4 4

Skor total 14 14 18

Keterangan Skor :

Tidak berisiko dekubitus jika skor ≥ 14


Beresiko dekubitus jika skor ≤ 14
Interpretasi hasil pengkajian : Pasien tidak berisiko mengalami dekubitus

8. Pengkajian Nyeri
Pengkajian nyeri yang di lakukan yaitu dengan menggunakan Face Scale, adapun
penjelasannya yaitu, Face Pain Rating Scale menurut Wong dan Baker adalah
Pengukuran skala nyeri menggunakan Face Pain Rating Scale yaitu terdiri dari 6
Wajah kartun mulai dari wajah tersenyum untuk “tidak ada nyeri” hingga wajah
menangis untuk “Nyeri berat”

9. Kebutuhan Waktu Perawatan Pada Pasien

Hari ke-1 : 10-10-21

Hari/ Jam Tindakan Jenis tindakan keperawatan


tgl keperawatan yang Langsung Tidak kolaborasi
dilaksanakan langsung
10 13.10 Operan dinas 5 menit
oktober 13.15 Melakukan 10 menit
2021 pemeriksaan tanda
tanda vital
13.2 Mengatur posisi 5 menit
5 nyaman pada pasien
14.30 Memberikan terapi 5 menit
infus RL
15.30 Memberikan obat 5 menit
daryazinc sulfat dan
lactor B
16.00 Memberikan terapi 5 menit
obat paracetamol
16.15 Mengobservasi keluhan 5 menit
pasien
17.30 Memberikan terapi 10 menit
obat ondasetron IV 1
mg
18.30 Mengobservasi cairan 5 menit
infus
19.00 Mengedukasi keluarga 10 menit
pasien cuci tangan 6
langkah
19.30 Mengajarkan keluarga 5 menit
pasien bagaimana
memberi takaran
makanan porsi kecil
dan sering
21.00 Berikan pasien waktu 5 menit
untuk istirahat
07.30 Operan dinas 5 menit

Total Langsung Tidak Kolaborasi


waktu 80 menit langsung

Hari ke-2 : 11-10-21


Hari/ Jam Tindakan Jenis tindakan keperawatan
tgl keperawatan yang Langsung Tidak kolaborasi
dilaksanakan langsung
11 08.00 Operan dinas 5 menit
oktober 08.15 Mengatur posisi 10 menit
2021 nyaman pada pasien
10.3 Memeriksa tanda 5 menit
0 tanda vital pada pasien
11.00 Memberikan terapi 5 menit
obat Lactor B
11.30 Mengobservasi 5 menit
keluhan pasien
12.30 Memberikan terapi 5 menit
obat daryazinc sulfat
13.00 Memberikan terapi 5 menit
obat paracetamol
13.30 Mengobservasi cairan 10 menit
infus
14.00 Mencuci tangan 5 menit
14.05 Operan dinas 10 menit
Total Langsung Tidak Kolaborasi
waktu 65 menit Langsung

Hari ke-3 : 12-10-21


Hari/ Jam Tindakan Jenis tindakan keperawatan
tgl keperawatan yang Langsung Tidak kolaborasi
dilaksanakan langsung
12 19.00 Operan dinas 10 menit
oktober 19.30 Mencuci tangan, 10 menit
2021 Memberikan posisi
nyaman pada pasien
20.0 Mengobservasi tanda 10 menit
0 tanda vital pasien
21.00 Memberikan terapi 5 menit
obat lactor B
23.00 Memonitor status 5 menit
cairan pasien
01.00 Mengobservasi 5 menit
keluhan yang di
rasakan pasien
04.00 Memberikan terapi 5 menit
obat daryazinc sulfat
05.30 Mengukur suhu pasien 10 menit
05.35 Mencuci tangan 5 menit
07.30 Operan dinas 10 menit
Total Langsung Tidak Kolaborasi
waktu 75 menit Langsung

Rekapan Tindakan Keperawatan :


Hari perawatan Jadwal shift Waktu tindakan
keperawatan yang
dilaksanakan
10-10-21 Siang 80 Menit
11-10-21 Pagi 65 Menit
12-10-21 Malam 75 Menit

10. Kebutuhan Sumber Daya Manusia (SDM)

Buat kebutuhan SDM yang diperlukan menurut tingkat ketergantungan


metode Douglas dan jelaskan hasilnya
Kriteria ketergantungan menurut Douglas Hasil
Ya Tidak
Perawatan minimal :
1. Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan
sendiri 
2. Makan dan minum dilakukan sendiri
3. Ambulasi dengan pengawasan
4. Observasi tanda-tanda vital dilakukan stiap shif
5. Pengobatan minimal, status psikologis stabil
6. Pengobatan prosedur memerlukan pengobatan
Perawatan parsial :
1. Kebersihan diri dibantu, makan dan minum di bantu
dilakukan sendiri
2. Obeservasi tanda-tanda vitas setiap 4 jam
3. Ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari sekali 
4. Folley kateter, intake output dicatat
5. Pasien dengan pasang infus, persiapan pengobatan
memerlukan prosedur

Perawatan total : 
1. Segalanya diberi bantuan
2. Posisi diatur, obersevasi tanda-tanda vital setiap 2
jam
3. Makan memerlukan NGT, intravena terapi
4. Pemakaian suction
5. Gelisah/ disorientasi

Jumlah Klasifikasi pasien


pasien Minimal Parsial Total
Pag Siang malam Pag Siang malam Pagi Siang malam
i i
1 0,17 0,14 0,07 0,27 0,15 0,10 0,36 0,30 0,20
2 0,34 0,28 0,14 0,54 0,30 0,20 0,72 0,60 0.40
3 0,51 0,42 0,21 0,81 0,45 0,30 1,08 0,90 0,60
dst
Hitung tingkat ketergantungan pasien menurut Douglas :
Pasien termasuk pasien dengan kategori total sehingga SDM keperawatan yang
dibutuhkan untuk merawat pasien pagi, siang dan malam adalah : 3 perawat dalam
24 jam
Pagi 1 x 0,36 = 0,36
Siang 1 x 0,30 = 0,3
Malam 1 x 0,20 = 0,2
Diketahui 7 pasien dengan 6 parsial care dan 1 total care
1. Pagi
- Minimal :
- 6 Parsial : 6 x 0,27 = 1,62
- 1 Total : 1 x 0,36 = 0,36

2. Siang
- Minimal :
- 6 Parsial : 6 x 0,15 = 0,9
- 1 Total : 1 x 0,30 = 1,3
3. Malam
- Minimal :
- 6 Parsial : 6 x 0,10 = 0,6
- 1 Total : 1 x 0,20 = 0,2
Hitung kebutuhan SDM perawat dalam 24 jam (shift pagi, siang dan malam)
didalam ruangan menurut Douglas : Jadi jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan
adalah 1,98 + 2,2 + 0,8 = 4,98 (dibulatkan menjadi 5 orang perawat)
11. Kebutuhan Logistik Pada Pasien
Tangal Total Harga Total
No Tindakan Logistik Pengguna Satuan Biaya
10-10-21 11-10-21 12-10-21
an
1. Biaya Administrasi Rp.120.000 Rp.120.000
2. Pemberian terapi obat Alcohol swab 5 3 3 11 Rp.3.500 Rp.38.000
melalui IV line
Rl 50 ml 3 3 3 9 Rp. 30.000 Rp. 270.000
ondasenton 1 1 1 3 Rp. 40.000 Rp. 120.000
Lactor B 2 2 2 6 Rp. 7000 Rp.42.000

3. Laboratorium dan a. Pemeriksaan HB 1 1 Rp.20.000 Rp.20.000


pemeriksaan diagnostik
b. Pemeriksaan 1 1 Rp.20.000 Rp.20.000
leukosit
c. Pemeriksaan 1 1 Rp.20.000 Rp.20.000
hematocrit
d. Pemeriksaan 1 1 Rp.30.000 Rp.30.000
trombosit

4. Ruang Perawatan: a. Tempat tdur 1 1 1 3 Rp. Rp.


Kelas VIP b. Ac 1.200.000 3.600.000
c. Meja
d. Kasur
e. Sprei
f. Bantal
g. Sarung bantal
h. Selimut
i. Handscurb
j. Lemari
k. Kamar mandi
5. Visit Dokter Spesialis Dokter spesialis anak 1 1 1 3 Rp. 500.000 Rp.1.500.000
6. Tindakan Keperawatan Asuhan keperawatan/hari 1 1 1 3 Rp. 300.000 Rp.900.000
Injeksi/hari 1 1 1 3 Rp. 50.000 Rp. 150.000
Pasang infus
12. Edukasi Pasien dan Keluarga

1) Pencegahan Infeksi
Perawat menjelaskan bagaimana cara mencuci tangan yang baik dan benar
sesuai anjuran dari WHO serta momen apa saja yang diharuskan untuk
melakukan cuci tangan. Perawat juga menjelaskan pentingnya cuci tangan
untuk menghindari paparan infeksi virus dan bakteri yang ada di rumah
sakit. Perawat menjelaskan 6 langkah tangan menggunakan handrub
maupun sabun pencuci tangan serta 5 momen mencuci tangan. Perawat
menunjukkan dimana pasien dengan mudah mendapatkan handrub di
depan tempat tidur pasien dan menunjukkan wastafel untuk cuci tangan
yang ada di ruangan. Perawat juga memberikan edukasi kepada pasien
mengenai aktivitas apa saja yang diperbolehkan dengan keadaan pasien
seperti sekarang. Perawat juga memberikan edukasi kepada pasien
mengenai anjuran makan sedikit tp sering sehingga ketika di rumah bisa
menerapkan hal yang sama
2) Diit dan Obat-Obatan
Pasien mengatakan selama di rawat di rumah sakit ini pasien hanya
makan-makanan yang disediakan oleh rumah sakit. Pasien juga selalu
minum obat secara teratur dan hanya minum obat yang diberikan oleh
rumah sakit. Pasien mendapatkan diit lunak. Pasien di berikan obat
Daryazinc Sulfat, Ondasenton, Lactor B dan Paracetamol. Obat daryazinc
sulfat diberikan sebagai terapi untuk larutan dehidrasi, menggantikan
kehilangan cairan akibat diare dan mencegah dehidrasi. Setelah
mengonsumsi obat ini pasien mungkin akan merasa mual dan muntah
3) Pencegahan Risiko Jatuh
Resiko jatuh di ruangan dapat di cegah dengan memperhatikan tempat
tidur pasien, seperti menegakkan pembatas tidur, juga dapat di lihat dari
gelang tangan pasien. Memonitor lingkungan sekitar kamar mandi untuk
selalu di bersihkan oleh cleaning service agar meminimalisir resiko jatuh.
Pencegahan pasien juga dapat dilakukan dengan menggunakan The Morse
Fall Sale (MFS) untuk mengukur resiko jatuh pada pasien. Selama
perawatan An. A termasuk dalam kategori resiko jatuh rendah

13. Discharge Planning Pada Pasien


1) Peralatan yang di butuhkan untuk discharge planning

No. Peralatan yang digunakan Jumlah


1 Tensimeter 1
2 Thermometer 1
3 Gunting 1
4 Alcohol swab 1
5 Plester 1
dst

2) Indikator Discharge Planning

INDIKATOR
A. Tahap pengkajian
An. A Usia 4 tahun datang ke IGD RS Sawasta diantar oleh
orang tuanya pada tanggal 10 Oktober 2021. Pasien datang dengan
kesadaran Compos Mentis E4 M6 V5. Ibu Pasien mengatakan
sejak 1 hari yang lalu sebelum masuk rumah sakit klien
mengalami diare dan muntah-muntah Ibu Pasien mengatakan BAB
mencret sudah 6x/hari warna kuning. Setelah dilakukan
pengkajian di dapatkan hasil pengkajian Nadi 116 x/menit, RR 24
x/menit, Suhu 38,5oC, BB 9,1 Kg, akral teraba hangat. Nafsu
makan Pasien menurun dari yang sebelumnya karena selalu
memuntahkan makanannya. Sehingga pada hari selasa Pasien
dipindahkan ke ruang rawat inap Asal kamar 3 bed A. Pasien
mendapatkan terapi berupa infus RL 50 cc/ 5 jam, selanjutnya 30
cc, Diagnosa medis klien adalah Gastroenteritis Akut (GEA)
B. Tahap perencanaan
1. Memprediksi masalah kesehatan klien yang akan dihadapi
saat klien pulang
2. Mengidentifikasi diagnose discharge planning klien
( diagnnosa discharge planning klien adalah diare)
3. Melakukan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk
menyelesaikkan permasalahan klien
4. Menentukan rencana keperawatan untuk mempersiapkan
perawatan kesehatan klien dirumah sesuai kebutuhan klien
5. Mencatat perencanaan/ intervensi sesuai dengan kebutuhan
klien dalam pendokumentasian
6. Menilai hasil pemeriksaan laboratorium
C. Tahap pelaksanaan
Memberikan intervensi teaching : disease proses dimana
menjelaskan tentang :
1. Medication
Obat yang diberikan sesuai dengan saran dokter pada saat
klien pulang, dengan memberitahu waktu saat meminum
obat, rute, dosis, dan fungsi yang terdapat dalam obat.
2. Environment
Sarankan kepada keluarga lingkungan didalam ruangan
yang baik bagi pasien, pengelolaan sirkulasi udara dan
pencahayaan di dalam ruangan, agar meminimalisir
terjadinya TBC
3. Treatment
Menjelaskan kepada klien untuk rutin meminum obat
setelah pulang dari rumah sakit dan menjelaskan kepada
klien dan keluarga bahwa ada obat yang tidak boleh
diminum sebelum makan dan ada obat juga yang tidak bisa
di minum berbarengan dan jangan sampai tertukar, jika
pasien demam bisa diberikan kompres hangat. Jika kondisi
klien memburuk segara bawa klien ke klinik terdekat.
4. Health teaching
Memberikan pengetahuan tentang penyakit yang di derita
klien, tanda dan gejala, pemicu, pengobatannya. Perawat
memberikan nasihat kepada keluarga agar mengatur
istiahat klien yang cukup dan meminum obat teratur, waktu
control, dan barang apa saja yang harus dibawa saat control
ke rumah sakit. Keluarga juga diajarkan cara mencuci
tangan 6 langkah.
5. Diet
Pasien dianjurkan untuk makan yang teratur, hindari
makan makanan yang berlebihan dan banyak lemaknya
lalu konsumsilah makan-makanan yang bergizi.
D. Tahap evaluasi
Setelah dilakukan pemberian pendidikan kesehatan singkat kepada
klien dan keluarga tentang keadaaanya, Keluarga klien
mengatakan mengerti apa saja yang telah dijelaskan perawat dan
akan terus berupaya membantu dalam kesembuhan klien.

14. Kepuasan Pasien dan Keluarga


Dilakukannya wawancara langsung bisa menjadi faktor peningkatan
kepuasan pasien dan keluarga pasien saat berada di Rumah sakit. Keluarga
pasien mengatakan merasa puas saat anaknya di rawat di Rumah Sakit
Sawasta, juga puas akan pelayanan baik dari medis dan non medis yang di
berikan sehingga pasien cepat pulih dari sakitnya

15. Komunikasi Interpersonal


Komunikasi interpersonal yang di butuhkan keluarga pasien yaitu dengan
dokter spesialis anak, kemudian ahli gizi, petugas analisa laboraturium
yang bertugas dalam pengecekan darah, serta petugas farmasi yang
memberikan obat-obatan kepada pasien
D. HAMBATAN, PENDUKUNG, DAN SOLUSI
1. Hambatan atau tantangan
Kedua orang tua pasien terlihat masih belum mengerti dengan kondisi
penyakit yang di alami anaknya, oleh karena itu masih di perlukan edukasi
kepada keluarga pasien.

2. Faktor pendukung
Kedua orang tua pasien kooperatif saat anaknya di berikan tindakan
keperawatan baik tindakan medis maupun non medis

3. Solusi dalam pemecahan masalah


Dalam jurnal Tingkat pengetahuan, Sikap dan perilaku orang tua tentang
penyakit Gastroenteritis dan penanganannya pada anak balita di pandu
d’care di sebutkan bahwa penyebab umum mortalitas akibat penyakit ini
berkaitan dengan penanganannya yang tidak tepat yang menyebabkan
pentingnya pengetahuan orang tua mengenal penyakit anaknya serta
tindakan dalam upaya mencegah dan mengatasi diare untuk mengurangi
morbiditas dan mortalitas. Oleh karena itu perlu di adakan penyuluhan
kesehatan (penkes) yang di lakukan untuk memberi pemahaman kepada
keluarga pasien atas penyakit yang sedang di alami anaknya
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai