A USIA
(4 TAHUN) DENGAN DIAGNOSA GASTROENTERITIS AKUT
DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT SAWASTA
BANDUNG
Disusun Oleh
Aprilia Damayanti
NIM 302018062
A. IDENTITAS
1. Identitas Pasien
Nama : An. A
Umur : 4 Tahun
Agama : Islam
Suku : Sunda
Bahasa : Indonesia
Alamat : Jl. Rancabolang Gg. Yudka No. 5 Rt. 003 Rw. 004
Kec. Buah batu kota bandung
Nama : Tn. M
Pekerjaan : Wiraswasta
Suku : Sunda
Bahasa : Indonesia
An. A datang ke IGD RS Sawasta diantar oleh orang tuanya pada tanggal 10
Oktober 2021. Klien datang dengan kesadaran Compos Mentis E4 M6 V5. Ibu
klien mengatakan sejak 1 hari yang lalu sebelum masuk rumah sakit klien
mengalami diare dan muntah-muntah, sehingga oleh orang tuanya membawa klien
ke dokter praktek, menurut diagnosa dokter klien mengalami GEA dan dirujuk ke
RS sawasta.
Pada hari selasa siang pukul 12.45 tanggal 10 Oktober 2021 langsung dibawa
oleh keluarga ke IGD RS Swasta, dengan pengkajian Nadi 116 x/menit, RR 24
x/menit, Suhu 38,5oC, BB 9,1 Kg, terpasang infus RL 50 cc/ 5 jam. Sehingga pada
hari selasa klien dipindahkan ke ruang rawat inap Asal kamar III bed A.
Setelah dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan hasil Nadi 110
x/menit, Suhu 36.60C, RR 26 x/menit. Dipasang infus RL 50 cc/ 5 jam,
selanjutnya 30 cc ditangan sebelah kiri. Ibu klien mengatakan BAB mencret sudah
6x/hari warna kuning. Klien mendapatkan terapi berupa infus RL 50 cc/ 5 jam,
selanjutnya 30 cc, Daryazinc Sulfat 1x1 sesudah makan, Lactor B 2x1 sachet,
Ondansenton IV 1mg, dan Paracetamol drop p.o. Diagnosa medis klien adalah
Gastroenteritis Akut (GEA).
Hasil pemeriksaan fisik yang dilakukan pada klien didapatkan hasil klien
tampak lemah, konjungtiva tidak anemis, ibu klien mengatakan sudah 6x
mengganti pampers dengan bab mencret dan berwarna kuning. Ibu klien juga
mengatakan anaknya muntah-muntah sudah 2x, suhu 36,6 0C, akral teraba hangat.
Nafsu makan klien turun dari yang sebelumnya karena selalu memuntahkan
makanannya.
Pada tanggal 10 Oktober 2021 dilakukan pemeriksaan darah lengkap, Hematologi.
Hasil dari pemeriksaan darah adalah Hb meningkat 14,1 g/dl (11,5–13,5 g/dl),
leukosit normal 7.300/mm3 (5.000–14.500/mm3), Hematokrit meningkat 45,1%
(34 – 40%) dan trombosit normal 418.000/mm3 (150.000–450.000/mm3).
Tujuan setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1x24 jam di harapkan diare
pasien membaik dengan kriteria hasil yaitu konsistensi feses membaik, frekuensi
defekasi membaik, peristaltik usus membaik, nyeri atau kram pada abdomen
menurun.
Observasi
- Berikan asupan cairan oral (mis. larutan garam gula, oralit, pedialyte,
renalyte)
- Pasang jalur intravena
- Berikan cairan intravena
- Ambil sampel darah untuk pemeriksaan darah lengkap dan elektrolit
- Ambil sampel feses untuk kultur, jika perlu
Edukasi
Kolaborasi:
Pasien datang ke IGD RS Sawasta tanggal 10 oktober 2021 pada hari selasa siang
pukul 12.45 dengan kedua orang tuanya, pasien mengeluh diare dan muntah
muntah. Kesadaran umum pasien dalam keadaan Compos Mentis E4 M6 V5
pemeriksaan fisik yang lainnya yaitu Nadi 116x/menit, RR 24x/menit, Suhu
38,5oC, BB 9,1 Kg, terpasang infus RL 50cc/5 jam. Kemudian pasien pun diantar
ke ruang rawat inap asal kamar III bed A oleh perawat IGD dan di terima oleh
perawat jaga pagi. Perawat jaga pagi pun mengantarkan pasien dan keluarga
pasien ke ruangan. disana perawat memperkenalkan diri kepada pasien dan juga
keluarga, selain itu perawat juga memperkenalkan perawat lainnya dan dokter
yang akan menangani pasien, lalu perawat melakukan pemeriksaan tanda-tanda
vital pada pasien dan meminta kepada keluarga pasien untuk mengisi kuisioner
pelayanan meliputi persetujuan medis, kesanggupan keluarga pasien untuk
membayar bila pasien di rawat tanpa jaminan kesehatan (BPJS)
Setelah dilakukannya penerimaan pasien baru, pasien datang bersama kedua orang
tuanya ke ruang VIP di terima oleh perawat jaga pagi dan di antarkan oleh
perawat ke kamar III bed A. Perawat menjelaskan kepada keluarga pasien tentang
fasilitas yang ada di rumah sakit dan di dalam ruangan, seperti penggunaan bed
yang bisa di atur sesuai kebutuhan dan kenyamanan pasien serta dapat
meminimalisir terjadinya risiko jatuh pada pasien pada saat tidur bisa dilakukan
pemasangan safety bed, kamar mandi yang berada di ruangan serta memberikan
edukasi mencuci tangan 6 langkah kepada pasien dan keluarga saat masuk
ruangan dan keluar ruangan, bisa menggunakan air mengalir atau handscrub yang
terdapat di depan bed pasien. Pasien dapat memencet bel yang berada di atas
tempat tidur untuk memanggil perawat apabila pasien membutuhkan bantuan
perawat. Adapun hak pasien di RS Sawasta adalah sebagai berikut (sesuai
PERMENKES No. 69 Tahun 2014) :
Index 0 1 2 3 Keterangan
Keterangan Skor :
20 : Mandiri (0-1 jam/ hari)
4. Kebutuhan Tenaga Perawat dan Kesimpulan dalam satu shift dengan rumus
a. Identifikasi Pasien
Prinsip pasien safety pada An. A dilakukan awal ketika pasien masuk ke rumah
sakit. Identifikasi An. A dilakukan di ruangan VIP. Setiap pasien yang akan di
rawat inap akan diberikan gelang identitas atau biasa disebut dengan gelang
pengenal. Gelang pengenal terdiri dari dua warna yaitu warna biru untuk pasien
laki-laki dan merah muda untuk pasien perempuan. Gelang berisikan nama,
tanggal lahir dan nomor rekam medis, selanjutnya di berikan stiker yang di
berikan perawat jika pasien memiliki risiko jatuh atau pun alergi.
An. A mendapatkan gelang berwarna merah muda dan tidak terdapat stiker seperti
risiko jatuh, alergi dan tidak boleh dilakukan resuitasi. Selain itu ketepatan
ifentifikasi yang dilakukan adalah pada saat sebelum dilakukan pemberian obat
atau prosedur pelayanan, perawat terlebih dahulu menanyakan nama pasien dan
mencocokkan dengan gelang identitas yang dipakai pasien. Hal tersebut dilakukan
agar tidak terjadi kesalahan.
Situation : Perawat jaga melaporkan kondisi atas nama An. A Usia 4 Tahun,
Tanggal lahir 15 juni 2017. pasien datang bersama kedua orang tuanya ke IGD
RS Sawasta dengan keluhan diare dan muntah – muntah, pasien tampak lemah,
konjungtiva tidak anemis
Assesment : Terjadi perubahan pada suhu pasien saat memasuki ruangan yang
awalnya 38,5oC menjadi 36,6oC’
- Benar obat (kesesuaian antara obat dengan rekam medis/ instruksi dokter)
- Benar waktu dan frekuensi pemberian
- Benar dosis (ketepatan perhitungan dosis obat)
- Benar rute pemberian
- Benar identitas pasien
- Benar informasi
- Dokumentasi benar
d. Safety Surgery
e. Pencegahan Infeksi
Pencegahan infeksi yang dapat dilakukan adalah dengan menerapkan cuci tangan
6 langkah 5 momen pada setiap pengunjung rumah sakit, keluarga pasien serta
pasien dan juga tenaga kesehatan yang bekerja di rumah sakit dengan bertujuan
untuk mencegah penyebaran infeksi, cuci tangan dapat dilakukan di air mengalir
dan sabun atau menggunakan handscrub
>13 tahun 1
Jenis Kelamin Laki-laki 2 1
Perempuan 1
Diagnosis Diagnosis neurologi 4
Perubahan oksigenasi (diagnosis 3
respiratorik, dehidrasi, anemia, sinkop,
pusing, dll) 1
Gangguan prilaku/psikiatri 2
Diagnosis lainnya 1
rumah
Pasien diletakan pada tempat tidur 2
Jumlah Skor 11
Humpty
Dumpty
Berdasarkan tabel diatas tingkat risiko jatuh pada anak dapat di klasifikasikan
melalui ketentuan skala humpty dumpty di bawah ini :
Skor total 14 14 18
Keterangan Skor :
8. Pengkajian Nyeri
Pengkajian nyeri yang di lakukan yaitu dengan menggunakan Face Scale, adapun
penjelasannya yaitu, Face Pain Rating Scale menurut Wong dan Baker adalah
Pengukuran skala nyeri menggunakan Face Pain Rating Scale yaitu terdiri dari 6
Wajah kartun mulai dari wajah tersenyum untuk “tidak ada nyeri” hingga wajah
menangis untuk “Nyeri berat”
Perawatan total :
1. Segalanya diberi bantuan
2. Posisi diatur, obersevasi tanda-tanda vital setiap 2
jam
3. Makan memerlukan NGT, intravena terapi
4. Pemakaian suction
5. Gelisah/ disorientasi
2. Siang
- Minimal :
- 6 Parsial : 6 x 0,15 = 0,9
- 1 Total : 1 x 0,30 = 1,3
3. Malam
- Minimal :
- 6 Parsial : 6 x 0,10 = 0,6
- 1 Total : 1 x 0,20 = 0,2
Hitung kebutuhan SDM perawat dalam 24 jam (shift pagi, siang dan malam)
didalam ruangan menurut Douglas : Jadi jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan
adalah 1,98 + 2,2 + 0,8 = 4,98 (dibulatkan menjadi 5 orang perawat)
11. Kebutuhan Logistik Pada Pasien
Tangal Total Harga Total
No Tindakan Logistik Pengguna Satuan Biaya
10-10-21 11-10-21 12-10-21
an
1. Biaya Administrasi Rp.120.000 Rp.120.000
2. Pemberian terapi obat Alcohol swab 5 3 3 11 Rp.3.500 Rp.38.000
melalui IV line
Rl 50 ml 3 3 3 9 Rp. 30.000 Rp. 270.000
ondasenton 1 1 1 3 Rp. 40.000 Rp. 120.000
Lactor B 2 2 2 6 Rp. 7000 Rp.42.000
1) Pencegahan Infeksi
Perawat menjelaskan bagaimana cara mencuci tangan yang baik dan benar
sesuai anjuran dari WHO serta momen apa saja yang diharuskan untuk
melakukan cuci tangan. Perawat juga menjelaskan pentingnya cuci tangan
untuk menghindari paparan infeksi virus dan bakteri yang ada di rumah
sakit. Perawat menjelaskan 6 langkah tangan menggunakan handrub
maupun sabun pencuci tangan serta 5 momen mencuci tangan. Perawat
menunjukkan dimana pasien dengan mudah mendapatkan handrub di
depan tempat tidur pasien dan menunjukkan wastafel untuk cuci tangan
yang ada di ruangan. Perawat juga memberikan edukasi kepada pasien
mengenai aktivitas apa saja yang diperbolehkan dengan keadaan pasien
seperti sekarang. Perawat juga memberikan edukasi kepada pasien
mengenai anjuran makan sedikit tp sering sehingga ketika di rumah bisa
menerapkan hal yang sama
2) Diit dan Obat-Obatan
Pasien mengatakan selama di rawat di rumah sakit ini pasien hanya
makan-makanan yang disediakan oleh rumah sakit. Pasien juga selalu
minum obat secara teratur dan hanya minum obat yang diberikan oleh
rumah sakit. Pasien mendapatkan diit lunak. Pasien di berikan obat
Daryazinc Sulfat, Ondasenton, Lactor B dan Paracetamol. Obat daryazinc
sulfat diberikan sebagai terapi untuk larutan dehidrasi, menggantikan
kehilangan cairan akibat diare dan mencegah dehidrasi. Setelah
mengonsumsi obat ini pasien mungkin akan merasa mual dan muntah
3) Pencegahan Risiko Jatuh
Resiko jatuh di ruangan dapat di cegah dengan memperhatikan tempat
tidur pasien, seperti menegakkan pembatas tidur, juga dapat di lihat dari
gelang tangan pasien. Memonitor lingkungan sekitar kamar mandi untuk
selalu di bersihkan oleh cleaning service agar meminimalisir resiko jatuh.
Pencegahan pasien juga dapat dilakukan dengan menggunakan The Morse
Fall Sale (MFS) untuk mengukur resiko jatuh pada pasien. Selama
perawatan An. A termasuk dalam kategori resiko jatuh rendah
INDIKATOR
A. Tahap pengkajian
An. A Usia 4 tahun datang ke IGD RS Sawasta diantar oleh
orang tuanya pada tanggal 10 Oktober 2021. Pasien datang dengan
kesadaran Compos Mentis E4 M6 V5. Ibu Pasien mengatakan
sejak 1 hari yang lalu sebelum masuk rumah sakit klien
mengalami diare dan muntah-muntah Ibu Pasien mengatakan BAB
mencret sudah 6x/hari warna kuning. Setelah dilakukan
pengkajian di dapatkan hasil pengkajian Nadi 116 x/menit, RR 24
x/menit, Suhu 38,5oC, BB 9,1 Kg, akral teraba hangat. Nafsu
makan Pasien menurun dari yang sebelumnya karena selalu
memuntahkan makanannya. Sehingga pada hari selasa Pasien
dipindahkan ke ruang rawat inap Asal kamar 3 bed A. Pasien
mendapatkan terapi berupa infus RL 50 cc/ 5 jam, selanjutnya 30
cc, Diagnosa medis klien adalah Gastroenteritis Akut (GEA)
B. Tahap perencanaan
1. Memprediksi masalah kesehatan klien yang akan dihadapi
saat klien pulang
2. Mengidentifikasi diagnose discharge planning klien
( diagnnosa discharge planning klien adalah diare)
3. Melakukan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk
menyelesaikkan permasalahan klien
4. Menentukan rencana keperawatan untuk mempersiapkan
perawatan kesehatan klien dirumah sesuai kebutuhan klien
5. Mencatat perencanaan/ intervensi sesuai dengan kebutuhan
klien dalam pendokumentasian
6. Menilai hasil pemeriksaan laboratorium
C. Tahap pelaksanaan
Memberikan intervensi teaching : disease proses dimana
menjelaskan tentang :
1. Medication
Obat yang diberikan sesuai dengan saran dokter pada saat
klien pulang, dengan memberitahu waktu saat meminum
obat, rute, dosis, dan fungsi yang terdapat dalam obat.
2. Environment
Sarankan kepada keluarga lingkungan didalam ruangan
yang baik bagi pasien, pengelolaan sirkulasi udara dan
pencahayaan di dalam ruangan, agar meminimalisir
terjadinya TBC
3. Treatment
Menjelaskan kepada klien untuk rutin meminum obat
setelah pulang dari rumah sakit dan menjelaskan kepada
klien dan keluarga bahwa ada obat yang tidak boleh
diminum sebelum makan dan ada obat juga yang tidak bisa
di minum berbarengan dan jangan sampai tertukar, jika
pasien demam bisa diberikan kompres hangat. Jika kondisi
klien memburuk segara bawa klien ke klinik terdekat.
4. Health teaching
Memberikan pengetahuan tentang penyakit yang di derita
klien, tanda dan gejala, pemicu, pengobatannya. Perawat
memberikan nasihat kepada keluarga agar mengatur
istiahat klien yang cukup dan meminum obat teratur, waktu
control, dan barang apa saja yang harus dibawa saat control
ke rumah sakit. Keluarga juga diajarkan cara mencuci
tangan 6 langkah.
5. Diet
Pasien dianjurkan untuk makan yang teratur, hindari
makan makanan yang berlebihan dan banyak lemaknya
lalu konsumsilah makan-makanan yang bergizi.
D. Tahap evaluasi
Setelah dilakukan pemberian pendidikan kesehatan singkat kepada
klien dan keluarga tentang keadaaanya, Keluarga klien
mengatakan mengerti apa saja yang telah dijelaskan perawat dan
akan terus berupaya membantu dalam kesembuhan klien.
2. Faktor pendukung
Kedua orang tua pasien kooperatif saat anaknya di berikan tindakan
keperawatan baik tindakan medis maupun non medis