Anda di halaman 1dari 12

FORMAT PENILAIAN

PEMERIKSAAN FISIK ANTENATAL

Nama mahasiswa : Tanggal Praktik :


NIM : Tempat Praktik :

NO KEGIATAN YA TIDAK
A. Tahap Pra Interaksi
1 Validasi nama klien, keadaan umum, tanda-tanda vital
2 Pastikan tindakan yang diberikan sesuai indikasi
Persiapan Alat :
3 Spigmomanometer
4 Stetoskope
5 Termometer
6 Meteran
7 Monoaural/fetoskope/dopler
8 Jam tangan
9 Refleks hammer
10 Sarung tangan
11 Bengkok
B. Tahap Orientasi
12 Lakukan 3 S (Senyum, Sapa, Salam) pada klien
13 Identifikasi kembali nama klien untuk memastikan tindakan dilakukan
pada orang yang tepat
14 Tanyakan keadaan klien
15 Jelaskan prosedur dan tujuan kegiatan pada klien
16 Berikan kesempatan klien dan keluarga untuk bertanya
17 Pastikan lingkungan representatif, cahaya cukup terang.
18 Berikan privasi pasien dengan menutup tirai
C. Tahap Kerja
19 Cuci tangan 6 langkah
20 Lafazkan basmallah
ANAMNESA FOKUS
21 Tanyakan HPHT
22 Tanyakan riwayat kehamilan saat ini
23 Tanyakan riwayat kehamilan dan kelahiran sebelumnya
24 Tanyakan riwayat menstruasi
25 Tanyakan riwayat perkawinan
26 Tanyakan riwayat Keluarga Berencana (KB)
27 Timbang berat badan dan tinggi badan
28 Anjurkan pasien untuk mengosongkan kandung kemih
PEMERIKSAAN FISIK
29 Observasi TTV
30 Kepala: rambut dan kulit kepala
31 Muka: cloasma gravidarum
32 Mata: konjungtiva, sklera
33 Mulut: gigi, mukosa bibir, stomatitis
34 Leher: hiperpigmentasi kulit, kelenjar getah bening dan kelenjar
thiroid, JVP jika perlu
DADA
35 Inspeksi: hiperpigmentasi kulit, kesimetrisan payudara, puting susu,
areola, pengembangan paru, kebersihan puting
36 Palpasi: lakukan pemeriksaan payudara (bengkak, nyeri tekan,
benjolan)
37 Perkusi: suara paru
38 Auskultasi: suara paru, suara jantung
PERUT
39 Inspeksi: hiperpigmentasi kulit, linea nigra, striae gravidarum, bekas
luka
40 Auskultasi: Bising usus
41 Kedua telapak tangan mengumpulkan uterus
42 Lakukan pengukuran tinggi fundus uteri
LEOPOLD I
43 Kaki ibu ditekuk
44 Pemeriksa berada disebelah kanan
45 Semua jari tangan kiri dan kanan merasakan dan menentukan bagian
apa yang ada dibagian fundus uteri
46 Lakukan pengukuran tinggi fundus uteri
LEOPOLD II
47 Kedua telapak tangan berada di samping kiri kanan perut klien
48 Tangan kanan meraba dan menentukan bagian apa yang ada dibagian kiri ibu
(tangan kiri menahan perut bagian kanan)
49 Tangan kiri meraba dan menentukan bagian apa yang ada dibagian
kanan ibu (tangan kanan menahan perut bagian kiri)
LEOPOLD III
50 Tangan kiri menahan fundus
51 Tangan kanan diatas simpisis yaitu 4 jari tangan kanan berada
dibagian kiri pasien, ibu jari berada dibagian kanan pasien, memegang
bagian terendah bayi
52 Goyangkan bagian bawah untuk menentukan bagian terbawah dari
anak sudah masuk atau belum rongga panggul
53 Bila bagian bawah bayi sudah masuk PAP, maka lanjutkan
pemeriksaan Leopold IV
LEOPOLD IV
54 Pemeriksa menghadap kaki pasien
55 Tangan kiri diletakkan disebelah kiri pasien dan tangan kanan sebelah
kanan pasien
56 Tentukan seberapa besar bagian terbawah sudah masuk PAP
- Bila ujung jari saling mendekat, tandanya bagian terbawah janin
masuk 1/4 bagian (konvergen)
- Bila ujung jari saling sejajar, tandanya bagian terbawah janin
masuk 2/4 (sejajar)
- Bila ujung jari saling menjauh, tandanya bagian terbawah janin
masuk ¾ bagian (divergen)
57 Luruskan kaki pasien
58 Tentukan punktum maksimum
59 Letakkan monoaural/dopler
60 Pemeriksa menghadap kearah kaki ibu dan mendengarkan DJJ
sambil memeriksa nadi ibu (membandingkan)
61 Setelah yakin bahwa itu BJJ, tangan yang memeriksa nadi ibu
dilepaskan
62 Dengan melihat jam tangan mulai menghitung selama satu menit
PERINEUM DAN ANUS
63 Perineum: kebersihan, varises, keputihan
64 Anus: hemoroid
EKSTREMITAS BAWAH:
65 edema, varises, reflek patella
66 Lafazkan hamdalah didepan pasien
67 Beritahu pasien bahwa tindakan sudah selesai
D.Tahap Terminasi
68 Kaji respon pasien setelah diberikan tindakan
69 Berikan feedback positif kepada pasien
70 Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
71 Bereskan alat-alat
72 Cuci tangan
73 Catat hasil evaluasi dan pelaksanaan tindakan dalam dokumentasi
klien, (catat..critical pointnya)
NILAI: N/73 x 100%

Bandung,..........................................

Penguji

(...........................................................)
FORMAT PENILAIAN
ASUHAN PERSALINAN NORMAL

Nama mahasiswa : Tanggal Praktik :


NIM : Tempat Praktik :
26 Kain Planel
NO Popok
27 KEGIATAN bayi YA TIDAK
A. Tahap
28 Pra Interaksi
Celana dalam, kain dan baju ibu
1
29 Validasi nama klien, keadaan umum, tanda-tanda vital
Pembalut
2
30 Pastikan pribadi
Handuk tindakansekali
yangpakai
diberikan sesuai indikasi
3
31 Persiapan Alatalat: sesuai dengan urutan kerja
Menyiapkan
Partus
B. Tahap set steril :
Orientasi
4
32 1/2 kohler3 S (Senyum, Sapa, Salam) kepada klien
Lakukan
5
33 2 arteri klemkembali nama klien untuk memastikan tindakan dilakukan pada
Identifikasi
6 2klien
kasayang benar
7
34 Hand scoenkeadaan
Tanyakan 2 pasang
klien
8 Spuit 3 cc
35 Jelaskan prosedur dan tujuan kegiatan pada klien
9
36 Gunting tali pusat kepada keluarga untuk mendampingi klien
Berikan kesempatan
10 Pastikan
37 Benang tali pusat/ klem
lingkungan tali pusat ( cahaya tidak terlalu terang, suhu ruangan,
representatif
Alat non
tidak steril :
ribut)
11 Berikan
38 Celemekprivasi pasien dengan menutup tirai
C.12Tahap
Perlak
Kerjadan alas
13 Lafazkan
39 Duk partusbasmallah
14 MELIHAT
Underpad TANDA DAN GEJALA KALA DUA
15 Mengamati
40 2 handuk besar tanda dan gejala persalinan kala dua
16 Oxytosin - Ibu memiliki keinginan untuk meneran
17 2 bengkok - Ibu merasa tekanan yang semakin meningkat pada anus dan/atau vagina
18 2 baskom - berisiPerineum menonjol
larutan klorin 0,5% dan air DTT
- Vulva –vagina dan sfingter anus membuka
19 Lap tangan
20 Plastik tahan bocor
MENYIAPKAN PERTOLONGAN PERSALINAN
21 Tempat sampah infeksius
41 Memastikan perlengkapan, bahan dan obat-obatan esensial siap digunakan.
22 Ember
Mematahkan ampul oksitosin 10 unit dan menempatkan tabung suntik steril
23 Monoaural/dopler
sekali pakai didalam partus set
24 Alat tanda-tanda vital
42 Mengenakan celemek plastik
25 Baju bayi
43 Melepaskan semua perhiasan yang dipakai dibawah siku, mencuci kedua
tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir dan mengeringkan
tangan dengan handuk satu kali pakai/pribadi yang bersih
44 Memakai hanscoon steril untuk pemeriksaan dalam
45 Mengisap oksitosin 10 unit kedalam spuit 3 cc dan meletakkan kembali
dipartus set
MEMASTIKAN PEMBUKAAN LENGKAP DENGAN JANIN BAIK
46 Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati dari depan
kebelakang dengan menggunakan kaps atau kassa yang sudah dibasahi dengan air
desinfeksi tingkat tinggi. Jika mulut vagina, perineum atau anus
terkontaminasi oleh kotoran ibu, membersihkannya dengan seksama dengan
cara menyeka dari depan kebelakang. Membuang kapas atau kassa yang
terkontaminasi dalam wadah yang benar. Mengganti sarung tangan jika
terkontaminasi (meletakkan kedua sarung tangan tersebut dengan benar
didalam larutan dekontaminasi, langkah #9)
47 Dengan menggunakan teknik aseptik, melakukan pemeriksaan dalam untuk
memeastikan bahwa pembukaan serviks sudah lengkap. Bila selaput ketuban
belum pecah, sedangkan pembukaan sudah lengkap, lakukan amniotomi
48 Mendekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang masih
memakai sarung tangan kotor kedalam larutan klorin 0,5% dan kemudian
melepaskannya dalam keadaan terbalik serta merendamnya didalam larutan klorin
0,5% selama 10 menit. Mencuci kedua tangan (seperti
diatas)
49 Memeriksa Denyut Jantung Janin (DJJ) setelah kontraksi berakhir untuk
memastikan DJJ dalam batas normal (100-180x/menit)
MENYIAPKAN IBU DAN KELUARGA UNTUK MEMBANTU PROSES
PIMPINAN MENERAN
50 Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik. Membantu ibu
berada dalam posisi yang nyaman sesuai keinginan.
 Menunggu ibu mempunyai keinginan untuk meneran. Melanjutkan
pemantauan kesehatan dan kenyamanan ibu sesuai dengan pedoman persalinan
aktif dan mendokumentasikan temuan-temuan
 Menjelaskan kepada anggota keluarga bagaimana mereka dapat mendukung
dan memberi semangat kepada ibu saat ibu mulai meneran
51 Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran (Pada
saat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan ia merasa nyaman).

52 Melakukan pimpinan meneran saat Ibu mempunyai dorongan yang kuat


untuk meneran :
 Membimbing ibu untuk meneran saat ibu mempunyai keinganan untuk
meneran
 Mendukung dan memberi semangat atas usaha ibu untuk meneran.
 Membantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihannya (tidak
meminta ibu berbaring terlentang).
 Menganjurkan ibu untuk beristirahat di antara kontraksi.
 Menganjurkan keluarga untuk mendukung dan memberi semangat pada
ibu.
 Menganjurkan asupan cairan per oral.
 Menilai DJJ setiap lima menit.
 Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan terjadi segera dalam
waktu 120 menit (2 jam) meneran untuk ibu primipara atau 60/menit (1 jam)
untuk ibu multipara, merujuk segera.

Jika ibu tidak mempunyai keinginan untuk meneran


 Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi yang
aman. Jika ibu belum ingin meneran dalam 60 menit, menganjurkan ibu
untuk mulai meneran pada puncak kontraksi- kontraksi tersebut dan
beristirahat di antara kontraksi.
 Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan terjadi segera setalah
60 menit meneran, merujuk ibu dengan segera.
PERSIAPAN PERTOLONGAN KELAHIRAN BAYI.
53 Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, meletakkan
handuk bersih di atas perut ibu untuk mengeringkan bayi.
54 Meletakkan kain yang bersih dilipat 1/3 bagian, di bawah bokong ibu.
55 Membuka partus set.
56 Memakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan.
MENOLONG KELAHIRAN BAYI
Lahirnya kelapa
57 Tangan yang dilapisi kain tadi, letakkan tangan yang lain di kelapa bayi dan
lakukan tekanan yang lembut dan tidak menghambat pada kepala bayi, membiarkan
kepala keluar perlahan-lahan. Menganjurkan ibu untuk meneran perlahan-lahan atau
bernapas cepat saat kepala lahir.
Jika ada mekonium dalam cairan ketuban, segera hisap mulut dan hidung
setelah kepala lahir menggunakan penghisap lendir DeLee disinfeksi tingkat tinggi
atau steril atau bola karet penghisap yang baru dan bersih.
58 Dengan lembut menyeka muka, mulut dan hidung bayi dengan kain atau kasa
yang bersih.
59 Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi,
dan kemudian meneruskan segera proses kelahiran bayi :
 Jika tali pusat melilit leher janin dengan longgar, lepaskan lewat bagian atas
kepala bayi.
 Jika tali pusat melilit leher bayi dengan erat, mengklemnya di dua
tempat dan memotongnya.
60 Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan.
Lahir bahu
61 Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, tempatkan kedua tangan di masing-
masing sisi muka bayi. Menganjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi berikutnya.
Dengan lembut menariknya ke arah bawah dan kearah keluar hingga bahu anterior
muncul di bawah arkus pubis dan kemudian dengan lembut menarik ke arah atas
dan ke arah luar untuk melahirkan bahu
posterior.
Lahir badan dan tungkai
62 Setelah kedua bahu dilahirkan, menelusurkan tangan mulai kepala bayi yang berada di
bagian bawah ke arah perineum tangan, membiarkan bahu dan lengan posterior
lahir ke tangan tersebut. Mengendalikan kelahiran siku dan
tangan bayi saat melewati perineum, gunakan lengan bagian bawah untuk
menyangga tubuh bayi saat dilahirkan. Menggunakan tangan anterior (bagian
atas) untuk mengendalikan siku dan tangan anterior bayi saat keduanya lahir.
63 Setelah tubuh dari lengan lahir, menelusurkan tangan yang ada di atas (anterior)
dari punggung ke arah kaki bayi untuk menyangganya saat panggung dari kaki
lahir. Memegang kedua mata kaki bayi dengan hati-hati
membantu kelahiran kaki.
PENANGANAN BAYI BARU LAHIR
64 Menilai bayi dengan cepat, kemudian meletakkan bayi di atas perut ibu dengan
posisi kepala bayi sedikit lebih rendah dari tubuhnya (bila tali pusat
terlalu pendek, meletakkan bayi di tempat yang memungkinkan).
65 Segera mengeringkan bayi, membungkus kepala dan badan bayi kecuali
bagian pusat.
66 Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi. Melakukan
urutan pada tali pusat mulai dari klem ke arah ibu dan memasang
klem kedua 2 cm dari klem pertama (ke arah ibu).
67 Memegang tali pusat dengan satu tangan, melindungi bayi dari gunting dan
memotong tali pusat di antara dua klem tersebut.
68 Mengganti handuk yang basah dan menyelimuti bayi dengan kain atau selimut
yang bersih dan kering, menutupi bagian kepala, membiarkan tali pusat terbuka.
Jika bayi mengalami kesulitan bernapas, mengambil tindakan
yang sesuai.
69 Memberikan bayi kepada ibunya dan menganjurkan ibu untuk memeluk
bayinya dan memulai pemberian ASI jika ibu menghendakinya.
PENANGANAN BAYI BARU LAHIR
Oksitosin
70 Meletakkan kain yang bersih dan kering. Melakukan palpasi abdomen untuk
menghilangkan kemungkinan adanya bayi kedua.
71 Memberi tahu kepada ibu bahwa ia akan disuntik.
72 Dalam waktu 2 menit setelah kelahiran bayi, memberikan suntikan oksitosin 10 unit
IM di 1/3 paha kanan atas ibu bagian luar, setelah mengaspirasinya
terlebih dahulu.
Penegangan tali pusat terkendali
73 Memindahkan klem pada tali pusat
74 Meletakkan satu tangan diatas kain yang ada di perut ibu, tepat di atas tulang pubis,
dan menggunakan tangan ini untuk melakukan palpasi kontraksi dan
menstabilkan uterus. Memegang tali pusat dan klem dengan tangan yang lain.
75 Menunggu uterus berkontraksi dan kemudian melakukan penegangan ke arah bawah
pada tali pusat dengan lembut. Lakukan tekanan yang berlawanan arah pada bagian
bawah uterus dengan cara menekan uterus ke arah atas dan belakang (dorso
kranial) dengan hati-hati untuk membantu mencegah
terjadinya inversio uteri. Jika plasenta tidak lahir setelah 30 – 40 detik,
menghentikan penegangan tali pusat dan menunggu hingga kontraksi berikut
mulai. Jika uterus tidak berkontraksi, meminta ibu atau seorang anggota keluarga
untuk melakukan ransangan puting susu.
Mengeluarkan plasenta.
76 Setelah plasenta terlepas, meminta ibu untuk meneran sambil menarik tali pusat ke
arah bawah dan kemudian ke arah atas, mengikuti kurve jalan lahir sambil
meneruskan tekanan berlawanan arah pada uterus. Jika tali pusat bertambah
panjang, pindahkan klem hingga berjarak sekitar 5 – 10 cm dari vulva.
 Jika plasenta tidak lepas setelah melakukan penegangan tali pusat selama 15
menit :
- Mengulangi pemberian oksitosin 10 unit IM.
- Menilai kandung kemih dan mengkateterisasi kandung kemih dengan
menggunakan teknik aseptik jika perlu.
- Meminta keluarga untuk menyiapkan rujukan.
- Mengulangi penegangan tali pusat selama 15 menit berikutnya
- Merujuk ibu jika plasenta tidak lahir dalam waktu 30 menit sejak
kelahiran bayi.

77 Jika plasenta terlihat di introitus vagina, melanjutkan kelahiran plasenta dengan


menggunakan kedua tangan. Memegang plasenta dengan dua tangan dan dengan
hatihati memutar plasenta hingga selaput ketuban terpilin. Dengan lembut perlahan
melahirkan selaput ketuban tersebut.
 Jika selaput ketuban robek, memakai sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi
atau steril dan memeriksa vagina dan serviks ibu dengan seksama. Menggunakan
jari-jari tangan atau klem atau forseps disinfeksi tingkat
tinggi atau steril untuk melepaskan bagian selapuk yang tertinggal.
Pemijatan Uterus
78 Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, melakukan masase uterus,
meletakkan telapak tangan di fundus dan melakukan masase dengan gerakan melingkar
dengan lembut hingga uterus berkontraksi (fundus menjadi
keras).
MENILAI PERDARAHAN
79 Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu maupun janin dan selaput
ketuban untuk memastikan bahwa selaput ketuban lengkap dan utuh. Meletakkan
plasenta di dalam kantung plastik atau tempat khusus.
Jika uterus tidak berkontraksi setelah melakukan masase selam 15 detik
mengambil tindakan yang sesuai.
80 Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan segera
menjahit laserasi yang mengalami perdarahan aktif.
MELAKUKAN PROSEDUR PASCA PERSALINAN
81 Menilai ulang uterus dan memastikannya berkontraksi dengan baik.
Mengevaluasi perdarahan persalinan vagina.
82 Mencelupkan kedua tangan yang memakai sarung tangan ke dalam larutan
klorin 0,5 %, membilas kedua tangan yang masih bersarung tangan tersebut
dengan air disinfeksi tingkat tinggi dan mengeringkannya dengan kain yang bersih
dan kering.
83 Menempatkan klem tali pusat disinfeksi tingkat tinggi atau steril atau
mengikatkan tali disinfeksi tingkat tinggi dengan simpul mati sekeliling tali
pusat sekitar 1 cm dari pusat.
84 Mengikat satu lagi simpul mati dibagian pusat yang berseberangan dengan
simpul mati yang pertama.
85 Melepaskan klem bedah dan meletakkannya ke dalam larutan klorin 0,5 %.
86 Menyelimuti kembali bayi dan menutupi bagian kepalanya. Memastikan
handuk atau kainnya bersih atau kering
87 Menganjurkan ibu untuk memulai pemberian ASI.
88 Melanjutkan pemantauan kontraksi uterus dan perdarahan pervaginam :
 2-3 kali dalam 15 menit pertama pasca persalinan.
 Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pasca persalinan.
 Setiap 20-30 menit pada jam kedua pasca persalinan.
 Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, melaksanakan perawatan yang
sesuai untuk menatalaksana atonia uteri.
Jika ditemukan laserasi yang memerlukan penjahitan, lakukan penjahitan
dengan anestesia lokal dan menggunakan teknik yang sesuai.
89 Mengajarkan pada ibu/keluarga bagaimana melakukan masase uterus dan
memeriksa kontraksi uterus.
90 Mengevaluasi kehilangan darah.
91 Memeriksa tekanan darah, nadi dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama
satu jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua pasca
persalinan.
• Memeriksa temperatur tubuh ibu sekali setiap jam selama dua jam pertama
pasca persalinan
• Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak normal.
Kebersihan dan keamanan
92 1. Menempatkan semua peralatan di dalam larutan klorin 0,5% untuk
dekontaminasi (10 menit). Mencuci dan membilas peralatan setelah
dekontaminasi
93 2. Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke dalam tempat sampah
yang sesuai.
94 Membersihkan ibu dengan menggunakan air disinfeksi tingkat tinggi.
Membersihkan cairan ketuban, lendir dan darah. Membantu ibu memakai
pakaian yang bersih dan kering.
95 Memastikan bahwa ibu nyaman. Membantu ibu memberikan ASI.
Menganjurkan keluarga untuk memberikan ibu minuman dan makanan yang
diinginkan.
96 Mendekontaminasi daerah yang digunakan untuk melahirkan dengan larutan
klorin 0,5% dan membilas dengan air bersih.
97 Mencelupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5%, membalikkan bagian
dalam ke luar dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5% selama 10
menit.
98 Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir.
Dokumentasi
99 Melengkapi partograf (halaman depan dan belakang)
100 Lafazkan hamdallah didepan pasien
101 Beritahu pasien tindakan sudah selesai
D. Tahap Terminasi
102 Kaji respon pasien setelah diberikan tindakan
103 Beri feedback positif kepada pasien
104 Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
105 Bereskan alat
106 Cuci tangan
107 Catat hasil evaluasi dan pelaksanaan tindakan dalam dokumentasi klien,
(catat......critical pointnya)
TOTAL KESELURUHAN N/107 x 100

Bandung,..........................................

Penguji

(...........................................................)
FORMAT PENILAIAN
PEMERIKSAAN FISIK POSTNATAL

Nama mahasiswa : Tanggal Praktik :


NIM : Tempat Praktik :
NO KEGIATAN YA TIDAK
A. Tahap Pra Interaksi
1 Validasi nama klien, keadaan umum, tanda-tanda vital
2 Pastikan tindakan yang diberikan sesuai indikasi
Persiapan Alat :
3 Spigmomanometer
4 Stetoskope
5 Termometer
6 Jam tangan
7 Reflek hammer
8 Sarung tangan
9 Bengkok
B. Tahap Orientasi
10 Lakukan 3 S (Senyum, Sapa, Salam) pada klien
11 Identifikasi kembali nama klien untuk memastikan tindakan dilakukan pada orang
yang tepat
12 Tanyakan keadaan klien
13 Jelaskan prosedur dan tujuan kegiatan pada klien
14 Berikan kesempatan klien dan keluarga untuk bertanya
15 Pastikan lingkungan representatif, cahaya cukup terang.
16 Berikan privasi pasien dengan menutup tirai
C. Tahap Kerja
17 Cuci tangan 6 langkah
18 Lafazkan basmallah
ANAMNESA FOKUS
21 Tanyakan riwayat kehamilan dan persalinan saat ini
22 Tanyakan riwayat kehamilan dan kelahiran sebelumnya
23 Tanyakan riwayat menstruasi
24 Tanyakan riwayat perkawinan
25 Tanyakan riwayat Keluarga Berencana (KB)
26 Anjurkan pasien untuk mengosongkan kandung kemih
PEMERIKSAAN FISIK
27 Observasi TTV
28 Kepala: rambut dan kulit kepala
29 Muka: cloasma gravidarum
30 Mata: konjungtiva, sklera
31 Mulut: gigi, mukosa bibir, stomatitis
32 Leher: hiperpigmentasi kulit, kelenjar getah bening dan kelenjar thiroid, JVP jika
perlu
DADA
33 Inspeksi: hiperpigmentasi kulit, kesimetrisan payudara, puting susu, areola,
pengembangan paru, kebersihan puting
34 satu Tangan menyanggah payudara dan yang satu lagu melakukan palapasi pada satu
payudara
35 Mengulangi pada satu payudara lagi
36 Melakukan pada payudara terjauh dulu
37 Memijit daerah aerola
PERUT
38 Inspeksi: hiperpigmentasi kulit, linea nigra, striae gravidarum, bekas luka
39 Auskultasi: Bising usus
40 Lakukan pemerikasaan involusio uteri (keras/lunak, posisi, tentukan fundus uteri
dengan jari)
41 Lakukan pemeriksaan diastasis abdominis dengan cara pasien tidur terlentang tanpa batal,
tangan kanan berada dibawah PX lalu anjurkan pasien untuk
mengangkat perut sambil melihat bagian perut, tentukan dengan jari
PERINEUM DAN ANUS
42 Atur posisi
43 Gunakan sarung tangan
44 Perineum: kebersihan, varises, keputihan, kaji tanda REEDA bila ada luka jahitan

45 Kaji lochea
46 Anus: hemoroid
EKSTREMITAS BAWAH: edema, varises, reflek patella, homan’s sign
47 Lafazkan hamdalah didepan pasien
48 Beritahu pasien bahwa tindakan sudah selesai
D.Tahap Terminasi
49 Kaji respon pasien setelah diberikan tindakan
50 Berikan feedback positif kepada pasien
51 Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
52 Bereskan alat-alat
53 Cuci tangan
54 Catat hasil evaluasi dan pelaksanaan tindakan dalam dokumentasi klien,
(catat..critical pointnya)
NILAI: N/54 x 100%

Anda mungkin juga menyukai