Anda di halaman 1dari 60

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN Ny.

R DENGAN CA MAMAE
DI RUANGAN GARDENIA RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 2

1. Yeni Rozana, S. Kep


2. Dhea Nurafifah, S.Kep
3. Yeni Efra Lidya Cahyati, S.Kep
4. Muhammad Taufik, S.Kep

PRESEPTOR AKADEMIK : Ns. Nurman, M.Kep

PRESEPTOR KLINIK : Ns. Devi Yanti, S.Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

UNIVERSITAS PAHLAWAN TUANKU TAMBUSAI

2023
LEMBAR PERSETUJUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN Tn. R DENGAN


OSTEOSARCOMA DI RUANGAN IGD RSUD ARIFIN ACHMAD
PEKANBARU

Laporan ini telah diperiksa dan disetujui oleh Preseptor Akademik dan
Preseptor Klinik Program Studi Profesi NERS Universitas Pahlawan Tuanku
Tambusai

Pekanbaru, 10 April 2023

Preseptor Akademik Preseptor Klinik


Ns. Riani, M. Kep Ns. Nety Elvia S.Kep
KATA PENGANTAR

Puji syukur kelompok ucapkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan
nikmat yang telah dilimpahkan kepada kelompok penyusun, kelompok dapat
menyelesaikan usulan laporan seminar dengan kasus “Asuhan Keperawatan Pada
Pasien Tn. R dengan Osteosarcoma di Ruangan IGD RSUD Arifin Achmad
Pekanbaru”

Kelompok mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-


pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan laporan seminar ini Preseptor
Akademik dan Preseptor Klinik, yang telah banyak meluangkan waktu, pemikiran
maupun tenaga dalam memberikan bimbingan, motivasi, kritik dan saran yang
membangun kepada kelompok sehingga penyusunan laporan seminar ini dapat
terselesaikan dengan baik.

Kelompok penyusun telah berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai


hasil yang baik, namun apabila terdapat kekurangan semua itu disebabkan
keterbatasan kemampuan kelompok. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat
membangunkan kelompok. Akhirnya kelompok berharap semoga penyusunan
laporan seminar ini dapat bermanfaat bagi kita tenaga kesehatan khususnya
keperawatan.

Pekanbaru, April 2023

Kelompok 3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Karsinoma/kanker payudara adalah kanker yang paling sering terjadi pada

wanita di seluruh dunia. Kanker payudara adalah penyakit yang ditandai adanya

pertumbuhan abnormal dari payudara yang tumbuh cepat, dimulai dari sistem

saluran kelenjar susu, kemudian tumbuh menyusup ke bagian lain melalui

pembuluh darah dan pembuluh getah bening. Jika tidak cepat di atasi akibatnya

dapat menyerang seluruh bagian tubuh (metastasis). Oleh sebab itu penting sekali

bagi wanita untuk melakukan deteksi dini kanker payudara, dengan tujuan

mendeteksi kanker sedini mungkin agar lebih mudah ditangani. Salah satu cara

yang paling sederhana dan paling murah untuk deteksi kanker payudara adalah

dengan mengenali payudara sendiri melalui Self Breast Examination atau

pemeriksaan payudara sendiri di singkat dengan SA DA RI. (Irianto, 2015)

Menurut World Health Organization (WHO), 8-9 % perempuan akan

mengalami kanker payudara. Setiap tahun, lebih dari 250.000 kasus kanker

payudara terdiagnosis di Eropa dan kurang lebih 175.000 di Amerika Serikat,

sedangkan pada tahun 2000 diperkirakan 1,2 juta perempuan terdiagnosis kanker

payudara dan lebih dari 700.000 meninggal karena kanker payudara. (Mulyani,

Nuryani, 2013)
Di Indonesia kanker payudara menduduki tempat kedua (15,8%) dari sepuluh

kanker terbanyak setelah kanker mulut rahim ditempat pertama. Kanker payudara

umumnya menyerang wanita yang telah berusia 2 lebih dari 40 tahun. Diperkirakan

semakin meningkat di masa yang akan datang (Reksoprodjo dkk, 2010). Hal ini

mungkin disebabkan antara lain oleh gaya hidup yang jauh berbeda, pola makan,

polusi lingkungan, penggunaan insektisida, zat-zat pengawet, penyedap rasa,

pewarna, serta stress yang berkepanjangan. Sedangkan di RS Aliyah 2 Kota Kendari

Provinsi Sulawesi Tenggara khususnya di ruang perawatan di dapatkan jumlah kasus

kanker payudara yang tercatat pada bulan Januari sampai bulan April 2021 sebanyak

25 kasus. Pada bulan Januari terdapat 7 kasus, bulan Februari terdapat 7 kasus, bulan

Maret terdapat 8 kasus dan bulan April sebanyak 3 kasus. (Rekam Medik Ruang

Perawatan RS Aliyah 2 Kota Kendari, 2021). Pada pasien Post Op Ca Mammae pada

umumnya akan mengalami gangguan citra tubuh dan nyeri dikarenakan proses

pembedahan yang menyebabkan perubahan fisik pada pasien kanker payudara, hal ini

sangat berpengaruh pada gambaran diri seseorang sehingga pada akhirnya akan

mempengaruhi harga diri (Smelzer & Bare, 2015). Tingginya tingkat kecemasan pada

pasien pasca operasi kanker payudara dikarenakan kecemasan pasien terhadap

hilangnya organ atau anggota gerak pasca operasi, kecemasan terhadap nyeri pasca

operasi, kerentanan selama dalam kkondisi tidak sadar, perubahan peran, perubahan

gaya hidup, terpisahnya dengan orang-orang yang dicintai dan perasaan takut akan

kematian (Black & Tobin, 2014). Perubahan status fungsional selalu terjadi sebagai

tanda pertama dari penyakit atau kelanjutan dari kondisi kronis, Penelitian (Saputri, 3
Iskandar, Novirianthy, 2017)di RSUDZA Banda Aceh didapatkan hubungan

bermakna antara intensitas nyeri dengan status fungsional pada penderita kanker

payudara pasca pembedahan dengan pValue = 0,000 (p<0,05) dengan kekuatan

korelasi kuat (r 0,086) dan kearah kolerasi positif. Hal ini berati semakin tinggi

tingkat intensitas nyeri yang dirasakan penderita kanker payudara pasca pembedahan

maka nilai status fungsional akan semakin memburuk karena lebih banysk bergsntung

kepada orang lain.

Menurut hasil penelitian Simone (2013) menyatakan bahwa pengobatan yang

paling banyak dilakukan oleh pasien kanker payudara yaitu operasi dimana sebanyak

92,6% pasien tengah menjalani operasi kanker payudara dan sebanyak 98% telah

menyelesaikan operasi kanker payudara. Sebelum dilakukan pembedahan pasien

harus di infus untuk pemberian obat-obatan mungkin diperlukan selama pembedahan.

Sebagai seorang perawat harus mampu memberikan pelayanan kesehatan yaitu

pelayanan yang profesional yang didasarkan pada ilmu dan metodologi keperawatan

yang dapat memenuhi kebutuhan klien dari kebutuhan kenyamanan yang

komprehensif ditujukan kepada klien kanker payudara, maka dari itu, seorang

perawat harus mampu memanfaatkan golden periode dengan baik sehingga tidak

terjadi kecacatan dan kematian.

Berdasarkan latar belakang di atas ada perlunya bagi wanita agar memeriksa

payudaya sendiri di rumah sedini mungkin agar bisa terhindar dari komplikasi lebih

lanjut yang berdampak terhadap kesehatan, maka pelunis tertarik untuk membuat
karya tulis ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Ny. R Dengan Diagnosa

Medis Post Op Ca Mamae Dextra di Ruagan Gardenia RSUD Arifin Achmad tahun

2023”

B. Rumusan Masalah

1. Apa Definisi dari Ca Mamae?

2. Bagaimana Etiologi Dari Ca Mamae?

3. Bagaimana Klasifikasi Dari Ca Mamae?

4. Bagaimana Patofisiologi Dari Ca Mamae?

5. Bagaimana Manifestasi Klinis Dari Ca Mamae?

6. Bagaimana Pemerikaaan Penunjang Yang Dilakukan?

7. Bagaimana Penatalaksanaan Ca Mamae?

8. Apa Saja Komplikasi Dari Ca Mamae a?

9. Bagaimana Askep Dari Ca Mamae?

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Membantu mahasiswa memahami tentang konsep dasar keperawatan

berkaitan dengan adanya gangguan pada tubuh manusia yang diakibatkan

oleh Ca Mamae serta mengetahui bagaimana konsep penyakit atau Ca

Mamae dan bagaimana Asuhan Keperawatannya.


2. Tujuan Khusus

a. Untuk Mengetahui definisi dari Ca Mamae

b. Untuk Mengetahui etiologi dari Ca Mamae

c. Untuk Mengetahui klasifikasi dari Ca Mamae

d. Untuk Mengetahui patofisiologi dari Ca Mamae

e. Untuk Mengetahui manifestasi klinis dari Ca Mamae

f. Untuk Mengetahui pemeriksaan penunjang dari Ca Mamae Untuk

g. Mengetahui penatalaksanaan dari Ca Mamae

h. Untuk Mengetahui komplikasi dari Ca Mamae

i. Untuk Mengetahui askep dari Ca Mamae


BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Defenisi Ca Mamae

Kanker payudara merupakan penyakit keganasan yang paling banyak

menyerang wanita. Penyakit ini disebabkan karena terjadinya pembelahan sel-

sel tubuh secara tidak teratur sehingga pertumbuhan sel tidak dapat

dikendalikan dan akan tumbuh menjadi benjolan tumor (kanker). Apabila

tumor ini tidak diambil, dikhawatirkan akan masuk dan menyebar ke dalam

jaringan yang sehat. Ada kemungkinan sel-sel tersebut melepaskan diri dan

menyebar keseluruh tubuh. Kanker payudara umumnya menyerang wanita

kelmpok umur 40-70 tahun, tetapi risiko terus meningkat dengan tajam dan

cepat sesuai dengan pertumbuhan usia. Kanker payudara jarang terjadi pada

usia dibawah 30 tahun (Wijaya dan Yessie, 2013).

Tahap-tahap stadium kanker payudara biasanya ditandai dengan skala 0

sampai IV. Stadium 0 berarti kanker tersebut merupakan jenis yang tidak

menyebar yang tetap tinggal di tempat awal dimana kanker itu tumbuh.

Sedangkan stadium IV berarti kanker tersebut telah menyebar hingga sampai

ke bagian organ tubuh lainnya (Savitri, 2015).

1) Stadium 0 Kanker payudara pada stadium ini disebut juga dengan

carsinoma in situ. Ada tiga jenis carsinoma in situ yaitu Ductal Carsinoma
In Situ (DCIS), Lobular Carsinoma In Situ (LCIS) dan penyakit Paget

pusing susu.

2) Stadium 1 Pada stadium 1, kanker umumnya sudah mulai terbentuk.

Stadium 1 kanker payudara dibagi ke dalam dua bagian tergantung ukuran dan

beberapa faktor lainnya.

a. Stadium IA tumor berukuran 2 cm atau lebih kecil dan belum

menyebar keluar payudara.

b. Stadium IB tumor berukuran sekitar 2 cm dan tidak berada pada

payudara melainkan pada kelenjar getah bening.

3) Stadium II Pada stadium II kanker umumnya telah tumbuh membesar.

Stadium II dibagi dalam dua bagian yaitu :

a. Stadium IIA kanker berukuran sekitar 2-5 cm dan ditemukan pada 3

lajur kelenjar getah bening.

b. Stadium IIB kanker berukuran sekitar 2-5 cm dan ditemukan

menyebar pada 1-3 lajur getah bening dan atau terletak di dekat tulang

dada.

4) Stadium III Pada tahap ini, kanker dibagi menjadi stadium yaitu :

a. Stadium IIIA kanker berukuran lebih dari 5 cm dan ditemukan pada 4-

9 lajur kelenjar getah bening dan atau di area dekat tulang dada.
b. Stadium IIIB ukuran kanker sangat beragam dan umumnya telah

menyebar ke dinding dada hingga mencapai kulit sehingga

menimbulkan infeksi pada kulit payudara.

c. Stadium IIIC ukuran kanker sangat beragam dan umumnya telah

menyebar ke dinding dada dan atau kulit payudara sehingga

mengakibatkan pembengkakan atau luka. Kelenjar juga mungkin

sudah menyebar ke 10 lajur kelenjar getah bening atau kelenjar getah

bening yang berada di bawah tulang selangka atau tulang dada

5) Stadium IV Pada stadium ini kanker telah menyebar dari kelenjar getah

bening menuju liran darah dan mencapai organ lain dari tubuh seperti

otak, paru-paru, hati dan tulang.

2. Etiologi

Etiologi dari penyakit kanker payudara belum dapat dijelaskan,

akan tetapi banyak peneliti yang meunjukka adanya beberapa faktor

yang berhubungan dengan peningkatan resiko atau kemungkinan

terjadinya kanker payudara seperti penelitian yang dilakkukan oleh

Yulianti I dkk (2016) yaitu usia responden, usia menarche, usia

menopause, lama pemakaina kontrasepsi, lama menyusui, pola

konsumsi makanan berserat, pola konsumsi makanan berlemak,

Riwayat obesitas/kegemukan, pola diet, perokok pasif, konsumsi

alkohol, aktivitas fisik, dan riwayat kanker payudara pada keluarga.

Menurut Wijaya dan Yessie (2013) beberapa faktor yang berkaitan


erat dengan munculnya keganasan payudara yaitu : virus, faktor

lingkungan, faktor hormonal dan famillial wanita risiko tinggi dari

para pria.

a) Usia : resiko tertinggi usia diatas 30 tahun

b) Riwayat keluarga : ada riwayat keluarga kanker payudara pada ibu atau

saudara perempuan.

c) Riwayat meastrual : a. Early menarche (sebelum 12 tahun) b. Late

monopouse (setelah 50 tahun)

d) Riwayat kesehatan : pernah mengalami/sedang menderita otipical

hiperplasia atau benign proliverative yang lain pada biopsy payudara, Ca

endomentrial.

e) Riwayat reproduksi : melahirkan anak pertama diatas usia 30 tahun,

menggunakan obat kontrasepsi oral yang lama.

f) Terapi radiasi : terpapar dari lingkungan yang terpapar karsinogen.

g) Life style : diet tinggi lemak, mengkonsumsi alkohol, obesitas, trauma

payudara, status sosial ekonomi yang tinggi, merokok.

Faktor risiko yang belum bisa dipastikan kaitannya :

a) Pola makan dan asupan vitamin.

b) Kerja shift malam.

c) Bahan kimia lingkungan.

3. Mankifestasi Klinis
Salah satu cara yang dapat membantu mendeteksi tanda-tanda kanker

payudara sedini mungkin adalah dengan mengenali gejalagejalanya. Selain

itu, melakukan pemeriksaan sendiri pada payudara setiap 5-7 hari setelah

masa menstruasi sangan membantu mengetahui apakah ada benjolan atau

perubahan lain pada payudara (savitri, 2015). Tanda-tanda awal kanker

payudara tidak sama pada setiap wanita. Tanda yang paling umum terjadi

adalah perubahan bentuk pyudara dan putting. Beberapa gejala kanker

payudara yang dapat terasa dan terlihat cukup jelas, antara lain :

1) Munculnya benjolan pada payudara

2) Munculnya benjolan di ketiak (aksila)

3) Perubahan bentuk dan ukuran payudara

4) Keluarnya cairan dari putting

5) Perubahan pada puting susu

6) Kulit payudara berkerut

7) Tanda-tanda kanker telah menyebar

Tanda-tanda gejala lanjut (Wijaya dan Yessie, 2013) :

1) Kulit cekung

2) Retraksi/deviasi putting susu

3) Nyeri tekan atau raba

4) Kulit tebal dan pori-pori menonjol seperti kulit jeruk

5) Ulserasi pada payudara

Tanda matastase :
1) Nyeri pada bahu, pinggang, punggung bawah

2) Batuk menetap

3) Anoreksia

4) BB turun

5) Gangguan pencernaan

6) Pandangan kabur

7) Sakit kepala

D. Patofisiologi

Meskipun belum ada sebab yang spesifik kanker payudara yang diketahui

namun bisa di identifikasi beberapa faktor risiko, faktor ini penting dalam membantu

pengembangan program pencegahan. Hal yang selalu harus diingat adalah bahwa

60% ysng di diagnosa kanker payudara tidak mempunyai faktor risiko yang

teridentifikasi kecuali lingkugan hormonl mereka. Dimasa kehidupan, wanita

dianggap berisiko untunk mengalami kanker payudara, namum mengidentifikasi

faktor risiko merupakan cara untuk mengidentifikasi wanita yang mungkin

diuntungkan dari kelangsungan hidup yang harus meningkat dan pengobatan dini

(Wijaya dan Yessie, 2013).

Untuk dapat menegakkan diagnosa kanker dengan baik, terutama untuk

melakukan pengobatan yang tepat, diperlukan pengetahuan tentang proses terjadinya

kanker dan perubahan strukturnya. Tumor/neoplasma merupakan kelompok sel yang

berubah dengan ciri proliferasi yang berlebihan dan tak berguna, yang mengikuti
pengaruh jaringan sekitarnya. Proliferasi abnormal sel kanker akan mengganggu

fungsi jaringan normal dengan meninfiltrasi dan memasuki dengan cara menyebarkan

anak sebar ke organ-organ yang jauh. Didalam sel tersebut telah terjdi perubahan

secara biokimiawi terutama dalam intinya. Hampir semua tumor ganas tumbuh dari

satu sel yang mengalami transformasi maligna dan berubah menjadi sekelompok sel

ganas diantara sel normal.

Proses jangka panjang terjadinya kanker ada 4 fase, yaitu :

a. Fase induksi 15-30 tahun Kontak dengan bahan karsinogen memburtuhkan

waktu bertahuntahun sampai dapat berubah jaringan displasia menjadi

tumor ganas.

b. Fase insitu 5-10 tahun Terjadi perubahan jaringan menjadi lesi “pte

concerous”yang bisa ditemukan di serviks uteri, rongga mulut, saluran cerna,

kulit dan akhirnya di payudara.

c. Fase invasi 1-5 tahun Sel menjadi ganas, berkembang biak ddan

menginfiltrasi melalui membran sel ke jaringan sekitarnya dan ke pembuluh

darah serta linfa.

d. Fase desiminasi 1-5 tahun Terjadi penyebaran ke tempat lainnya. Ketika

kanker telah memasuki stadium lanjut maka tindakan yang dapat dilakukan

yaitu mastektomi payudara, dan kemoterapi. Jika seorang pasien kanker

payudara tidak mengetahui prosedur dan efek dari pembedahan maka


masalah kesehatan yang dapat terjadi yaitu ansietas, lalu dari tindakan

mastektomi akan terjadi pemutusan jaringan saraf maka pasien akan

mengeluh nyeri dan mastektomi juga dapat mengakibatkan terjadinya luka

terbuka selanjutnya masalah keperawatan yang dapat terjadi risiko infeksi

dan kerusakan integritas kulit. Ketika payudara diangkat pasien merasa

malu dengan kondisinya saat ini mak masalah keperawatan yang dapat

diangkat gangguan citra tubuh.


E. WOC Ca Mamae
F. Pemeriksaan Penunjang
a. Mamografi

Adalah pemeriksaan untuk mendiagnosis keberadaan ke payudara,

baik pada wanita yang memiliki pada wanita yang memiliki atau tanpa gejala.

b. USG Payudara

Merupakan tes pemeriksaan kanker dengan bantuan gelombang suara

yang menampilkan gambar di layar komputer.

c. MRI payudara

Adalah tes kanker payudara dengan menggunakan magnet dan

gelombang radio. Kombinasi keduanya akan menghasilkan gambar di seluruh

bagian payudara dan menunjukkan jaringan lunak dengan sangat

jelas.Pemeriksaan MRI umumnya dilakukan setelah seseorang didiagnosis

memiliki kanker payudara. Tujuannya untuk mengetahui ukuran kanker dan

mencari kemungkinan kemungkinan tumor lain di payudara.

d. Biopsi

Prosedur tes ini dilakukan dengan mengambil sampel jaringan yang

dicurigai terdapat sel kanker di dalamnya. Sampel ini nantinya akan diperiksa

di laboratorium, di bawah mikroskop, untuk dilihat karakteristiknya. Dari

pemeriksaan di bawah mikroskop inilah keberadaan jaringan sel kanker bisa

diketahui.

G. Komplikasi
a. Gangguan neurovaskuler

b. Metastasis : otak, di Metastasis : otak, di hati, pada tulang tengkorak, hati,

pada tulang tengkorak, di vertebra, di iga, d di vertebra, di iga, dan juga

tulang panjang

c. Terjadi fraktur patologi

d. Akan mengalami fibrosis payudara

e. Juga akan mengalami mkematian

H. Penatalaksanaan Medis
a. Mastektomi

Mastektomi adalah pmbedahan yang dilakukan mengangkat payudara. Tipe-

tipe mastektomi menurut Martin dan Griffin Griffin (2014) terbagi menjadi 7

yaitu:

1) Mastektomiradikal luas

2) Mastektomi radikal (haisted klasik )

3) Mastektomi radikal modifikasi

4) Mastektomi sederhana (total)

5) Mastektomi sebagian (reseksi segmen, reseksi potongan)

6) Lumpektomi, tilektomi atau eksisi lokal.

7) Mastektomi subkutan

a) Radioterapi

b) Kemoterapi
c) Terapi Hormonal

d) Lintas Metabolisme

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan

upaya untuk mengumpulkan data pasien secara lengkap dan sistematis mulai

dari pengumpulan data, identitas pasien, dan validasi status kesehatan pasien.

Pengkajian bertujuan untuk menegaskan drajat kesehatan atau kesakitan atau

kesakitan pasien dan pasien dan untuk mendiagnosa kemungkinan masalah

(Martin dan Griffin, 2014).

Pengkajian kanker payudara berfokus pada hal-hal berikut: berapa

lama muncul massa, penebalan massa atau gejala kanker lain dan apakah telah

mengalami perubahan payudara, karakteristik nyeri payudara, rabas dari

puting, puting, adanya ruam, atau eksem pada puting, puting, riwayat riwayat

trauma pada payudara, payudara, dan riwayat riwayat keluarga keluarga

memiliki memiliki penyakit penyakit kanker (Martin (Martin dan Griffin,

2014).
Pengkajian pada klien dengan kanker payudara menurut Doenges, sebagai
berikut :

1. Anamnesa

a. Data demografi : Nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan,


agama, suku bangsa, pendidikanpekerjaan, alamat, no register

b. Keluhan Utama :

c. Riwayat penyakit dahulu : apakah sebelumnya klien pernah dirawat,


dan sebelumnya mempunyai riwayat penyakit seperti DM, Hipertensi,
CA Mammae

d. Riwayat penyakit sekarang : apakah terdapat kemerahan pada bagian


tubuh tertentu seperti bahu, panggul, tumit, apakah timbul rasa nyeri,
tanda-tanda sistemik peradangan termasukyaitu demam dan juga
peningkatan hitung sel dalam darah putih, apakah terjadi penurunan
berat badan.

e. Riwayat penyakit keluarga : apakah dalam keluarga memiliki penyakit


keturunan seperti : DM, alergi, dan juga Hipertensi (atau CVA ).

f. Riwayat pengobatan : apakah pernah menggunakan obatan Kapan


pengobatan dimulai, dosis dan frekuensi, ada waktu berakhirnya klien
minum obat

g. Pengkajian psikososial : Kemungkinan pada hasil pemeriksaan


psikososial yang dapat tampak yaitu : perasaan depresi, dan frustasi,
atau ansietas/kecemasan
h. Aktifitas/istirahat Gejala : kerja, aktifitas yang melibatkan banyak

gerakan tangan/pengulangan, pola tidur

i. Sirkulasi Tanda : Kongestif unilateral pada lengan yang terkena

(sistem limfe)

j. Makanan/cairan Gejala : kehilangan nafsu makan, adanya penurunan

berat badan

k. Nyeri/kenyamanan Gejala : nyeri pada penyakit yang luas/metastik

(nyeri lokal jarang terjadi pada keganasan dini).

B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri kronis berhubungan dengan infiltrasi tumor (D.0078)

2. Defisit Defisit nutrisi nutrisi berhubungan berhubungan dengan

peningkatan kebutuhan metabolisme ke jaringan (D.0019)

3. Ansietas berhubungan dengan stresor (D.0080)

4. Gangguan Integritas Jaringan/Kulit (D.0129)

5. Resiko Infeksi (D.0142) berhubungan dengan luka bekas proses

pembedahan.
C. Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Tujuan Dan Kriteria Hasil Intervensi


1 Nyeri Kronis Setelah dilakukan tindakan Manajemen nyeri
(D.0078) asuhan keperawatan, masalah (1.0828)
teratasi. Kriteria Hasil : Obsevasi:
Tingkat nyeri (L.08066) 1. Identifikasi lokasi,
Keluhan nyeri Menurun karakteristik, durasi,
Kesulitan tidur frekuensi, kualitas,
Frekuensi nadi intensitas nyeri.
2. Identifikasi skala
Keterangan : nyeri
1. Memburuk 3. Identifikasi repon
2. Cukup memburuk nyeri non verbal
3. Sedang 4. Identifikasi faktor
4. Cukup membaik yang memperberat
a. Membaik dan meringankan
nyeri
5. Monitor efek
samping
panggunaan
analgetik

Terapeutik:
1. Berikan teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
nyeri (terapi musik,
teknik relaksasi
nafas dalam,
aromaterapi, dll)
2. Fasilitasi istirahat
dan tidur
3. Pertimbangkan jenis
dan sumber nyeri
dalam pemilihan
strategi meredakan
nyeri

Edukasi:
1. Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri
2. Jelaskan strategi
meredakan nyeri
3. Ajarkan teknik non
farmakologis untuk
mengurngi nyeri

Kolaborasi:
1. Kolaborasi
pemberian analgetik

2 Defisit nutrisi Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nutrisi


(D.0019) asuhan keperawatan, masalah (1.03119)
teratasi. Kriteria Hasil : Observasi
Status Nutrisi (L.03030) 1. Identifikasi status
Frekuensi makan nutrisi
Nafsu makan 2. Identifikasi alergi
Porsi makan yang dihabiskan dan intoleransi
makanan
3. Monitor asupan
makan
4. Monitor berat badan

Terapeutik
1. Berikan makanan
tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
2. Berikan makanan
tinggi kalori dan
tinggi protein
3. Berikan suplemen
makanan, jika perlu

Edukasi
1. Ajarkan diet yang
diprogramkan

Kolaborasi
1. Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
menentukan jumlah
kalori dan jenis
nutrient yang
dibutuhkan, jika
perlu

3 Ansietas Setelah dilakukan tindakan Reduksi Ansietas


(D.0080) asuhan keperawatan, masalah (1.09314)
teratasi.
Kriteria Hasil : Observasi
Tingkat Absietas (L.09093) 1. Monitor tanda-tanda
Kriteria hasil ansietas (verbal dan
Verbalisasi nonverbal)
khawatir terhadap kondisi
Terapeutik
yang dihadapi
Perilaku gelisah 1. Ciptakan suasana
Perilaku tegang terapeutik untuk
menumbuhkan
kepercayaan
2. Dengarkan dengan
penuh perhatian
3. Gunakan pendekatan
yang tenang dan
meyakinkan
Edukasi
1. Anjurkan keluarga
untuk tetap bersama
pasien
2. 2.Anjurkan
mengungkapkan
perasaan dan
persepsi

Kolaborasi
1. Kolaborasi
pemberian obat
antiansietas, jika
perlu

4 Gangguan Setelah dilakukan tindakan Perawatan Luka


Integritas asuhan keperawatan, masalah (I.14564)
teratasi. Tindakan :
Jaringan/Kuli Kriteria Hasil : Observasi
t (D.0129) 1. Monitor
1. Penyatuan kulit meningkat karakteristik luka
2. Penyatuan tepi luka (mis. drainase,
meningkat warna, ukuran, bau)
3. Jaringan granulasi 2. Monitor tanda-tanda
meningkat infeksi
4. Pembentukan jaringan
parut meningkat
Terapeutik
5. Edema pada sisi luka
menurun 1. Lepaskan balutan
6. Peradangan luka menurun dan plester secara
7. Nyeri menurun perlahan
8. Infeksi menurun 2. Cukur rambut
disekitar daerah
luka, jika perlu
3. Bersihkan dengan
cairan NaCl atau
pembersih
nontoksik, sesuai
kebutuhan
4. Bersihkan jaringan
nekrotik
5. Berikan salep yang
sesuai ke kulit/lesi,
jika perlu
6. Pasang balutan
sesuai jenis luka
7. Pertahankan teknik
steril saat
melakukan
perawatan luka
8. Ganti balutan sesuai
jumlah eksudat dan
drainase
9. Jadwalkan
perubahan posisi
setiap 2
10. jam atau sesuai
kondisi pasien
11. Berikan diet dengan
kalori 30-35
kkal/kgBB/hari
dengan protein 1,25-
1,5g/kgBB/hari
12. Berikan suplemen
vitamin dan mineral
(mis. vitamin A,
vitamin C, Zinc,
asam amino), sesuai
indikasi
13. Berikan terapi
TENS (stimulasi
saraftranskutaneous)
, jika perlu

Edukasi
1. Jelaskan tanda dan
gejala infeksi
2. Anjurkan
mengkonsumsi
makanan tinggi
kalori dan protein
3. Anjurkan prosedur
perawatan luka
secara mandiri

Kolaborasi
1. Kolaborasi prosedur
debridement (mis.
enzimatik, biologis,
mekanis, autolitik),
jika perlu
2. Kolaborasi
pemberian
antibiotik, jika perlu
5 Resiko Setelah dilakukan tindakan Pencegahan Infeksi
Infeksi asuhan keperawatan, masalah (I.14539)
(D.0142) teratasi. Tindakan :
Kriteria Hasil :
Observasi
1. Kebersihan tangan 1. Monitor tanda dan
meningkat Kebersihan gejala infeksi lokal
badan meningkat dan sistemik
2. Demam menurun
3. Kemerahan menurun
Terapeutik
4. Nyeri menurun
5. Bengkak menurun 1. Batasi jumlah
6. Vesikel menurun pengunjung
7. Cairan berbau busuk 2. Berikan perawatan
menurun kulit pada area
edema
3. Cuci tangan sebelum
dan sesudah kontak
dengan pasien dan
lingkungan pasien
4. Pertahankan teknik
aseptik pada pasien
berisiko tinggi

Edukasi
1. Jelaskan tanda dan
gejala infeksi
2. Ajarkan cara mencuci
tangan dengan benar
3. Ajarkan etika batuk
4. Ajarkan cara
memeriksa kondisi
luka atau luka operasi
5. Anjurkan
meningkatkan asupan
nutrisi
6. Anjurkan
meningkatkan asupan
cairan

Kolaborasi
1. Kolaborasi
pemberian
imunisasi, jika perlu

D. Implementasi

Implementasi keperawatan adalah kegiatan atau tindakan yang

diberikan kepada klien sesuai dengan kondisi klien saat ini dan sesuai dengan

rencana keperawatan yang telah ditetapkan. (Nurarif, 2016). Implementasi


dilakukan sesuai dengan rencanca keperawatan yang telah disusun. Selama

implementasi perhatikan respon klien dan dokumentasikan.

E. Evaluasi

Evaluasi dilakukan untuk mengetahui apakah SLKI yang telah kita

rencanakan telah tercapai atau tidak. Evaluasi dilakukan dengan SOAP.

Evaluasi hasil merupakan suatu kegiatan yang membandingkan antara hasil

implementasi dengan kriteria dan standar yang telah ditetapkan untuk melihat

apakah perencanaan sudah tercapai atau belum tercapai. Setelah dilakukan

tindakan keperawatan 5 x 24 jam diharapkan tingkat nyeri klien dapat

menurun ( Nurarif, 2016).


BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN KASUS

A.PENGKAJIAN

1. Identitas Klien

Nama : Ny. R

Tempat Tanggal Lahir : 17 januari 1996

Umur : 27 tahun

Jenis Kelamin : perempuan

Status Perkawinan : menikah

Agama : Islam

Suku Bangsa : jawa

Pekerjaan : kandis

Tanggal Masuk : 30 Maret 2023

Sumber Informasi : pasien sendiri

Diagnosa Medis : Ca Mamae Post Op Sinistra

Tanggal Pengkajian : 06 April 2023

Dari Rujukan :-
A. STATUS KESEHATAN SAAT INI

1. Keluhan Utama

Pasien masuk via IGD RSUD Arifin Achmad Pekan Baru diantar oleh

keluarganya dengan keluhan terdapat benjolan di payudara kiri sudah 5 bulan

yang lalu, benjolan semakin membesar dan terasa nyeri, skal nyeri 6 .

2. Keluhan yang dirasakan saat ini

Pasien mengatakan nyeri pada luka Post Operasi payudara kiri, skala nyeri 8,

nyeri seperti ditusuk-tusuk, nyeri makin terasa ketika pasien bergerak. Pasien

tampak meringis kesakitan, pada pemeriksaan dada terdapat luka bekas

operasi pada payudara sebelah kiri, luka tertutup perban.

3. Riwayat Kesehatan Dahulu


Pasien tidak memiliki riwayat penyakit. Pasien mengakatakan kalau ini
pertama kalinya dia dirawat.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga

Pasien mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit

seperti yang dialami pasien.

5. Riwayat lingkungan

Pasien mengatkan lingkungan tempat tinggalnya bersih dan nyaman.

B. Pemeriksaan Fisik Head To Toe


a. Rambut & Kulit Kepala : Rambut Ny. R tampak pendek dan tampak bersih.

b. Mata : Mata responsif, simetris, penglihatan normal, konjungtiva tidak

anemis, sklera ikterik.

c. Telinga : Pendengaran baik, tidak terpasang alat bantu, tidak ada masalah

d. Hidung : Simetris tidak ada pendarahan, dan tidak ada lesi

e. Leher : tidak ada benjolan dan kelainan.

f. Dada

 Paru-paru

Inspeksi : simetris kanan dan kiri,tidak ada retraksi dinding dada

Palpasi : tidak ada luka,tidak tampak kelainan,tidak ada massa

Perkusi : terdengar suara sonor.

Auskultasi : tidak terdengar suara nafas tambahan

 Jantung

Inspeksi : simetris kiri dan kanan,pergerakan jantung

normal,dinding dada tidak benjolan.

Palpasi : tidak ada nyeri tekan.

Perkusi : suara jantung redup.

Auskultasi : bunyi jantung lup-dup.

g. Payudara dan axila : terdapat luka bekas operasi pada payudara sebelah kiri

pasien, luka terbalut perban,

h. Tangan : tangan Ny. R utuh tidak ada fraktur, tidak sianosis, akral hangat.
i. Abdomen

Inspek : tidak ada massa dan tidak ada lesi.

Palpasi : tidak ada nyeri tekan,tidak teraba di 4 kuadran.

Perkusi : suara timpani

Auskultasi : terdengar peristaltik usus 19 x/menit.

j. Perkemihan dan genitalia : bentuk normal tidak ada masalah

k. Rectum dan anus : bentuk normal tidak ada masalah

l. Kuku : tampak bersih, kering, tidak ada lesi.

m. Punggung

(termasuk penapisan kulit menggunakan skala NORTON/BRADES) : tidak

ada luka, tidak ada masalah.

C. PSIKOSOSIAL SPIRITUAL

(Mencakup persepsi, ekspresi dan reaksi terhadap penyakit, konsep diri,

kebiasaan ibadah)

Keluarga dan Ny. R mengatakan setuju dengan tindakan operasi yang dilakukan

kepada Ny. R. Keluraga berharap dengan dilakukan operasi keadaan Ny, R

semakin membaik dan bisa berkumpul lagi dengan keluarga.

Sebelum sakit dan saat sakit Ny. R lebih mendekatkan diri kepda Allah dan

selalu melksanakan sholat 5 waktu.

D. Pola Nutrisi dan Eliminasi


 Nutrisi

Makan : pasien mengatakan makan 3x sehari

Minum : pasien mengatakan minum ±1500 cc/hari

 Eliminasi

BAK : pasien mengatakan bak 6-8x sehari

BAB : pasien mengatakan bab 1x/ 2 hari

PEMERIKSAAN LABORATORIUM DAN DIAGNOSTIK


1. Hasil labor
tanggal Jenis Hasil Nilai Normal Interpretasi
Pemeriksaan

19 Laboratorium
januari Hb 12,9 14,0 – 18,0
2023 Leukosit H 17.97 4,80 – 10,80
Trombosit 227 150-450
Eritrosit 4,56 4,70-6,10
Hematokrit 38.5 42,0-52,0
MCV 84.4 79,0-99,0
MCH 28.3 27,0-31,0
MCHC 33.5 33,0-47,0
RDW-CV L 11.4 11,5-14,5
RDW-SD L 34.5 35,0-47,0
PDW 10.7 9,0-13,0
MPV 9,9 7,2-11,1
P-LCR 23.2 16,0-25,
Hitung Jenis
Basofil 0,2
Eosinofil L 0.0
Neutrofil H 94.2
Limfosit L 5.0
Monosit L 0.6

2. Hasil Radiologi (CT-scan, X-Ray, MRI, USG, Echocardiography)


(tulis keterangan tanggal dan kesal hasil pembacaan/ exptertised)
X- Foto Thoraks :
Cor : besar dan bentuk normal
Pulmo : Corakan bronkovaskuler normal. Infiltrat (-)
Difragma dan sinus kostofrenikus normal
Kesan :
Cor : dalam batas normal
Pulmo : tidak tampak kelainan

3. Hasil EKG terbaru


A. MEDIKASI/ OBAT-OBATAN YANG DIBERIKAN SAAT INI

No Rute Pemberian Obat Dosis Indikasi Kontra


(Nama Obat) indikasi

parental :
Inj. Ketorolac 1 amp
Inj. Ondansetrone 8 mg
Inf. Rl 20 tpm
Inj. Ceftri 1gr

FORMAT ANALISA DATA

Masalah
No Data Penunjang Etiologi
Keperawatan

1. Ds : Pasien mengatakan nyeri Proses Nyeri akut


pada luka post op pembedahan
Do : Rasa nyeri seperti ditusuk-
tusuk
Skala nyeri 7
Pasien tampak meringis
kesakitan
Pada mamae kiri tampak luka
bekas operasi
TD : 119/73 mmHg
N : 89 x/ menit
RR : 20 x/ menit
S : 36,5 °c

Ds : pasien mengatakan tidak


mengetahui tentang cara
perawatan setelah operasi
2. Do : tersapat luka bekas operasi Luka post operasi Resiko Infeksi
pada payudara kiri
Rubor : tidsk ada kemerahan
Dolor : nyeri pada luka post
operasi
Kalor : suhu 36,7c
Rubor : tidak ada pembengkakan
Fungsiolasea: luka mengganggu
pergerakan

B. DIAGNONA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b.d insisi bedah d.d pasien mengatakan nyeri pada luka post

opeasi, rasa nyeri seperti ditususk-tusuk, nyeri pada mamae kiri, skala

nyeri 7, nyeri bertambah bila pasien bergerak, pasien tampak meringis

kesakitan.
2. Resiko infeksi b.d terbukanya pintu masuk mikroorganisme d.d pasien

mengatakan nyeri pada luka bekas operasi, pasien menagatakan tidak

mengetahui cara perawatan luka post operasi.

Pekanbaru, ____________
Mahasiswa

________
FORMAT RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama Klien : Ny. R


Ruangan : Gardenia
No RM : 01122728
Diagnosa Medis : Ca Mamae Post Op

Diagnosa
No SLKI SIKI
Keperawatan

1. Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri


(D.0077 Hal.172) 3x24 jam maka perfusi Observasi
jaringan perifer meningkat 1. Identifikasi lokasi,
dengan kriteria hasil : karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas,
Setelah dilakukan asuhan
intensitas nyeri
keperawatan, diharapkan
2. Identifikasi skala nyeri
kontrol nyeri meningkat
3. Identifikasi respon non
dengan
verbal
Kriteria hasil:
4. Identifikasi faktor yang
1. Melaporkan nyeri
memperkuat dan
terkontrol
memperingan nyeri
meningkat
5. Identifikasi pengaruh
2. Dukungan orang nyeri terhadap kualitas
terdekat meningkat hidup
Kemampan menggunakan Terapeutik
teknik nonfarmakologi 1. Berikan teknik non
meningkat farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
2. Kontrol lingkungan
yang memperberat rasa
nyeri
3. Fasilitasi istirahat dan
tidur
4. Pertimbangkan yaitu
jenis dan juga sumber
nyeri didalam
pemilihan strategi
dalam meredakan nyeri
Edukasi
1. Jelaskan tanda penyebab,
periode, juga dan pemicu
nyeri
2. Jelaskan strategi
meredakan nyeri
3. Ajarkan teknik non
farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
Kolaborasi
pemberian
analgetik
2 Resiko infeksi SLKI: L.14137 hal 139 SIKI: 1.14539 hal 278
(SDKI D.0142 Setelah dilakukan asuhan Observasi:
Hal.304).g keperawatan, maka tingkat Monitor tanda dan gejala
infeksi menurun, dengan infeksi lokal. Terapeutik:
Kriteria hasil :
1. Batasi jumlah
1. Demam menurun. pengunjung.
2. Kemerahan menurun. 2. Berikan perawatan
3. Nyeri menurun. kulit pada area edema.
4. Bengkak menurun. 3. Cuci tangan sebelum
5. Kadar sel darah putih dan sesudah kontak
membaik. dengan pasien dan
6. Kultur darah membaik. lingkungan pasien.
7. Kultur urine membaik. 4. Pertahankan Teknik
8. Kultur feses membaik. aseptic.
Edukasi:
1. Jelaskan tanda dan
gejala infeksi.
2. Ajarkan cara mencuci
tangan dengan benar.
3. Ajarkan etika batuk.
4. Ajarkan cara
memeriksa kondisi
luka.
5. Anjurkan
meningkatkan asupan
nutrisi
6. Anjurkan
meningkatkan asupan
cairan.

Kolaborasi:
Kolaborasi pemberian
imunisasi, jika perlu.

CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Klien : Ny.R
Ruangan : Gardenia

Hari pertama
Hari/Tgl Diagnosa Implementasi SOAP
dan Jam Keperawatan

Rabu Nyeri Akut 1. Memonitor KU S : kalian mengatakan


2. Memonitor TTV nyeri pada luka bekas
05 April (D. 0077)
3. Mengidentifikasi operasi
2023
skala, durasi,
O : Wajah pasien
karakteristik,
tampak meringis
lokasi,frekuensi,
dan intensitas Skala nyeri 7
nyeri.
Td : 120/80 mmHg
4. Mengidentifikasi
respon nyeri non
verbal N : 89 x/menit
5. Mengidentifikasi
RR : 22 x/menit
faktor yang
memperberat dan S : 36,5 °c
memperingan nyeri
A : masalah nyeri akut
6. Mengidentifikasi
belum tertasi
pengaruh nyeri
pada kualitas P : lanjutkan
hidup. intervensi manajemen
7. Mengajarkan kalien nyeri
teknik non
farmakologis untu
mengurangi rasa
nyeri.
8. Mengajarkan
teknik relaksasi
nafas dalam dan
teknik distraksi
untuk mengurangi
rasa nyeri
9. Mengkolaborasikan
untuk pemberian

05 april injeksi ketorolac.

2023
Resiko infeksi

( D. 0142) 1. Memonitor KU S: pasien mengatakan


2. Memonitor TTV tidak mengetahui
3. Memonitor tanda tentang cara
dan gejala infeksi perawatan luka post
lokal dan sistemik operasi
4. Membatasi jumlah
O : tidak ada
pengunjung
kemerahan
5. Mencuci tangan
sebelum kontak dan Dolor: nyeri pada luka
sesudah kontak post op
dengan pasien dan
Kalor: suhu 36,5
lingkungan pasien.
6. Mempertahankan Tumor: tidak ada
teknik aseptik pada pembengkakan
pasien beresiko
Fungsiolasea: luka
tinggi.
mengganggu
7. Menjelaskan tanda
pergerakan
dan gejala infeksi.
8. Mengajarkan cara A: masalah resiko
memeriksa luka infeksi belum teratasi
9. Menganjurkan
P: lanjutkan intervensi
meningkatkan
resiko infeksi.
asupan cairan
10. Mengkolaborasikan
pemberian
analgetik.

Hari ke -2

Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi

Nyeri akut 1. Memonitor KU S : kalian


2. Memonitor TTV mengatakan nyeri
3. Mengidentifikasi pada luka bekas
skala, durasi, operasi
karakteristik,
Klian mengatakan
lokasi,frekuensi,
nyeri sudah mulai
dan intensitas nyeri.
berkurang
4. Mengidentifikasi
respon nyeri non O : Wajah pasien
verbal tampak meringis
5. Mengidentifikasi
Skala nyeri 5
faktor yang
memperberat dan Td : 110/80 mmHg
memperingan nyeri
N : 92 x/menit
6. Mengidentifikasi
pengaruh nyeri pada RR : 22 x/menit
kualitas hidup.
S : 36,3 °c
7. Mengajarkan kalien
teknik non A : masalah nyeri

farmakologis untu tertasi sebagian

mengurangi rasa
P : lanjutkan
nyeri.
intervensi
8. Mengajarkan teknik manajemen nyeri
relaksasi nafas
dalam dan teknik
distraksi untuk
mengurangi rasa
nyeri
9. Mengkolaborasikan
untuk pemberian
injeksi ketorolac.

Resiko infeksi 1. Memonitor KU


2. Memonitor TTV S: pasien mengatakan
3. Memonitor tanda sudah mengetahui
dan gejala infeksi cara perawatan luka
lokal dan sistemik setelah operasi
4. Membatasi jumlah
O : tidak ada
pengunjung
kemerahan
5. Mencuci tangan
sebelum kontak dan Dolor: nyeri pada
sesudah kontak luka post op
dengan pasien dan
Kalor: suhu 36,5
lingkungan pasien.
6. Mempertahankan Tumor: tidak ada
teknik aseptik pada pembengkakan
pasien beresiko
Fungsiolasea: luka
tinggi.
mengganggu
7. Menjelaskan tanda
pergerakan
dan gejala infeksi.
8. Mengajarkan cara A: masalah resiko
memeriksa luka infeksi teratasi
9. Menganjurkan sebagian
meningkatkan
P: lanjutkan
asupan cairan
intervensi resiko
10. Mengkolaborasikan
infeksi.
pemberian analgetik.
Hari ke – 3

No Diagnosa Implementasi Evaluasi

1. Nyeri Akut 1. Memonitor KU S : kalian


2. Memonitor TTV mengatakan nyeri
3. Mengidentifikasi pada luka bekas
skala, durasi, operasi sudah
karakteristik, berkurang
lokasi,frekuensi,
O : Wajah pasien
dan intensitas nyeri.
tampak tenang
4. Mengidentifikasi
respon nyeri non Skala nyeri 3
verbal
Td : 122/81 mmHg
5. Mengidentifikasi
faktor yang N : 85 x/menit
memperberat dan
RR : 22 x/menit
memperingan nyeri
6. Mengidentifikasi S : 36,6°c
pengaruh nyeri pada
A : masalah nyeri
kualitas hidup.
teratasi
7. Mengajarkan kalien
teknik non P : Intervensi
farmakologis untu dihentikan
mengurangi rasa
nyeri.
8. Mengajarkan teknik
relaksasi nafas
dalam dan teknik
distraksi untuk
mengurangi rasa
nyeri
9. Mengkolaborasikan
untuk pemberian
injeksi ketorolac.

2. Risiko Infeksi 1. Memonitor KU S: pasien mengatakan


2. Memonitor TTV sudah faham cara
3. Memonitor tanda perawatan luka
dan gejala infeksi setelah operasi
lokal dan sistemik
O : tidak ada
4. Membatasi jumlah
kemerahan
pengunjung
5. Mencuci tangan Dolor: nyeri pada
sebelum kontak dan luka post op sudah
sesudah kontak berkurang
dengan pasien dan
Kalor: suhu 36,3
lingkungan pasien.
6. Mempertahankan Tumor: tidak ada
teknik aseptik pada pembengkakan
pasien beresiko
Fungsiolasea: pasien
tinggi. sudah mulai duduk
7. Menjelaskan tanda diatas tempat tidur
dan gejala infeksi.
A: masalah resiko
8. Mengajarkan cara
infeksi teratasi.
memeriksa luka
9. Menganjurkan P: intervensi
meningkatkan dihentikan.
asupan cairan
10. Mengkolaborasikan
pemberian analgetik.
BAB IV

PEMBAHASAN

Pada bab ini akan membahas kesenjangan antara tinjauan teoritis dan tinjauan
kasus dengan Ca Mamae di ruangan Gardenia RSUD Arifin Achmad Pekanbaru.
Tinjauan kasus merupakan permasalahan yang ditemukan di ruang Gardenia pada
tanggal 4 April 2023. Pembahasan ini dibuat dengan langkah proses keperawatan dari
pengkajian sampai dengan evaluasi meliputi :

a. Pengkajian
Tahap ini merupakan langkah awal dilakukan dalam melakukan asuhan
keperawatan pada klien dengan Ca Mamae. Di dalam melakukan pengkajian ini
tidak menemukan kendala yang berarti, meskipun dalam keadaan sakit, pasien
cukup kooperatif dalam menjawab pertanyaan yang ditanyakan.
Tidak ditemukan adanya kesenjangan yang berarti antara teroritis dan
kasus yang ditemukan dilapangan, perawat mengkaji kebutuhan klien yang
berkaitan dengan perawatan klien dengan Ca Mamae.
b. Diagnosa keperawatan
Berdasarkan data pengkajian yang diperoleh pada klien kelolaan
didapatkan 5 diagnosa keperawatan yaitu:
1. Nyeri Akut berhubungan dengan infiltrasi tumor, proses pembedahan

(D.0078)
2. Defisit Defisit nutrisi nutrisi berhubungan berhubungan dengan

peningkatan kebutuhan metabolisme ke jaringan (D.0019)

3. Ansietas berhubungan dengan stresor (D.0080)

4. Gangguan Integritas Jaringan/Kulit (D.0129)

5. Resiko Infeksi ( D. 0142)

Sedangkan pada pasien kasus kelolaan, kelompok memprioritaskan 2


diagnosa keperawatan saja, meliputi :
1. Nyeri akut b.d insisi bedah d.d pasien mengatakan nyeri pada

luka post opeasi, rasa nyeri seperti ditususk-tusuk, nyeri pada mamae

kiri, skala nyeri 7, nyeri bertambah bila pasien bergerak, pasien

tampak meringis kesakitan.

2. Resiko infeksi b.d terbukanya pintu masuk mikroorganisme d.d

pasien mengatakan nyeri pada luka bekas operasi, pasien menagatakan

tidak mengetahui cara perawatan luka post operasi.

Berdasarkan diagnosa keperawatan yang muncul tidak terdapat


kesenjangan antara teori dan kasus.
c. Intervensi
Penyusunan intervensi keperawatan dilakukan sesuai dengan diagnosa
keperawatan yang telah ditegakkan. Adapun acuan dalam penyusunan intervensi
keperawatan menggunakan materi yang ada di buku bahan ajar seperti buku
keperawatan gawat darurat, rencana asuhan keperawatan menurut SDKI SLKI
SIKI, serta buku keperawatan lainnya yang dimana sesuai dengan keadaan pasien
dan situasi serta kondisi yang ada di ruangan Gardenia RSUD Arifin Achmad
Pekanbaru.
Penyusunan intervensi antara teori dan tinjauan kasus terdapat
kesenjangan, sebab intervensi yang dilakukan kepada Ny. R berbeda dengan teori
yang muncul dalam tinjauan teori.

d. Implementasi
Implementasi dilakukan selama 3 hari. Tidak semua implementasi yang
dilakukan pada pasien kelolaan berdasarakan intervensi yang telah dibuat.
Implementasi yang dilakukan berdasarkan prioritas masalah yang diangkat.
Implementasi dapat dilakukan dengan baik, hal ini dikarenakan adanya kerja
sama yang baik antara perawat dan pasien dalam pelaksanaan tindakan
keperawatan yang telah disusun sebelumnya. Dalam hal ini juga mendapatkan
bimbingan dan kesempatan yang baik dari pembimbing dan perawat dalam
pelaksanaan tindakan sehingga tindakan keperawatan dapat terlaksana sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai dalam mengatasi masalah pada pasien.
e. Evaluasi
Evaluasi yang dilakukan adalah evaluasi sumatif yaitu evaluasi yang
dilakukan setelah tindakan keperawatan dilaksanakan. Dari 2 diagnosa
keperawatan yang telah dilakukan tidakan keperawatan, kelompok dapat
mengatasi masalah yang telah diangkat.diantaranya : Nyeri akut, pada diagnose
nyeri akut, kelompok dapat mengurangi skala nyeri, yang awalnya skala nyeri 7
berkurang ke skala nyeri 3, selanjutnya pada diagnosa resiko infeksi, didapatkan
pasien dan kelurga sudah mengetahui cara perawatan luka bekas operasi
dirumah, dan mengatakan bersedia untuk melakukan dirumah saat pasien sudah
pulang kerumah.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan

Ca mamae merupakan penyakit keganasan yang paling banyak menyerang


wanita. Penyakit ini disebabkan karena terjadinya pembelahan sel-sel tubuh secara tidak
teratur sehingga pertumbuhan sel tidak dapat dikendalikan dan akan tumbuh menjadi
benjolan tumor(kanker) (Wijaya & Putri,2013).
Kanker payudara adalah suatu penyakit seluler yang dapat timbul dari jaringan
payudara dengan manifestasi yang mengakibatkan kegagalan untuk mengontrol proli
verasi dan maturasi sel (Brunner & sudart,2005).
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan oleh kelompok pada pasien Ca Mamae
diruangan Gardenia RSUD Arifin Achmad didapatkan dua diagnosa keperawatan
diantaranya:
1. Nyeri Akut b/d proses pembedahan
2. Resiko Infeksi b/d luka post operasi mamae sinistra
B. Saran
1) Bagi penulis
Hasil studi kasus yang penulis dapatkan dalam karya tulis ini dapat
memberikan informasi lebih lanjut sehingga dapat memperluas pengetahuan tentang
Ca Mamae. Bagi penulis selanjutnya diharapkan dapat melakukan asuhan
keperawatan komprehensif dalam waktu yang lama sehingga mendapatkan hasil yang
lebih maksimal.
2) Bagi tempat pelaksanaan studi kasus
Instansi rumah sakit dapat menjadikan hasil studi ini sebagai dasar
pertimbangan untuk emmberikan asuhan keperawatan secara komprehensif sehingga
meningkatkan pelayanan kepada pasien sehingga pasien merasa puas dengan
pelayanan yang diberikan dan dapat meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit.
3) Bagi perkembangan ilmu keperawatan
Karya tulis ilmiah ini dapat dijadikan sebagai bahan ajar untuk meningkatkan
mutu pelayanan kesehatan dan sebagai pertimbangan untuk mengambil kebijakan
dalam upaya memberikan asuhan keperawatan secara komprehensif.
DAFTAR PUSTAKA

Brunnerth & Suddarth 2005. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner

& Suddarth Volume 3. Jakarta : EGC

Carpenito, Lynda juall. 2001. Dokumentasi Asuhan Keperawatan Edisi 8. Jakarta:


EGC.

Corwin, Elizabeth J. 2009. Patofisiologi: Buku Saku / Elizabeth J. Corwin. Jakarta:


EGC.

Doenges, E, Marilyn. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan pedoman untuk


perencanaan keperawatan pasien. Edisi 3 .Jakarta : EGC

Hadaming, Elvi. 2014. Askep Ca Mamae

SDKI, Tim Pokja. (2018). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan: DPP

PPNI.

SDKI, Tim Pokja. (2018). Standar Luara Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan: DPP

PPNI.

SIKI, Tim Pokja. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan: DPP
PPNI

Price, Sylvia & Loiraine M. Wilson. 1998. Patofisiologi Konsep Klinis Proses Penyakit.
Edisi 4. Jakarta : EGC

Smeltzer & Brenda G. bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.Vol III. Edisi 8.

Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai