R DENGAN CA MAMAE
DI RUANGAN GARDENIA RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
2023
LEMBAR PERSETUJUAN
Laporan ini telah diperiksa dan disetujui oleh Preseptor Akademik dan
Preseptor Klinik Program Studi Profesi NERS Universitas Pahlawan Tuanku
Tambusai
Puji syukur kelompok ucapkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan
nikmat yang telah dilimpahkan kepada kelompok penyusun, kelompok dapat
menyelesaikan usulan laporan seminar dengan kasus “Asuhan Keperawatan Pada
Pasien Tn. R dengan Osteosarcoma di Ruangan IGD RSUD Arifin Achmad
Pekanbaru”
Kelompok 3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Karsinoma/kanker payudara adalah kanker yang paling sering terjadi pada
wanita di seluruh dunia. Kanker payudara adalah penyakit yang ditandai adanya
pertumbuhan abnormal dari payudara yang tumbuh cepat, dimulai dari sistem
pembuluh darah dan pembuluh getah bening. Jika tidak cepat di atasi akibatnya
dapat menyerang seluruh bagian tubuh (metastasis). Oleh sebab itu penting sekali
bagi wanita untuk melakukan deteksi dini kanker payudara, dengan tujuan
mendeteksi kanker sedini mungkin agar lebih mudah ditangani. Salah satu cara
yang paling sederhana dan paling murah untuk deteksi kanker payudara adalah
mengalami kanker payudara. Setiap tahun, lebih dari 250.000 kasus kanker
sedangkan pada tahun 2000 diperkirakan 1,2 juta perempuan terdiagnosis kanker
payudara dan lebih dari 700.000 meninggal karena kanker payudara. (Mulyani,
Nuryani, 2013)
Di Indonesia kanker payudara menduduki tempat kedua (15,8%) dari sepuluh
kanker terbanyak setelah kanker mulut rahim ditempat pertama. Kanker payudara
umumnya menyerang wanita yang telah berusia 2 lebih dari 40 tahun. Diperkirakan
semakin meningkat di masa yang akan datang (Reksoprodjo dkk, 2010). Hal ini
mungkin disebabkan antara lain oleh gaya hidup yang jauh berbeda, pola makan,
kanker payudara yang tercatat pada bulan Januari sampai bulan April 2021 sebanyak
25 kasus. Pada bulan Januari terdapat 7 kasus, bulan Februari terdapat 7 kasus, bulan
Maret terdapat 8 kasus dan bulan April sebanyak 3 kasus. (Rekam Medik Ruang
Perawatan RS Aliyah 2 Kota Kendari, 2021). Pada pasien Post Op Ca Mammae pada
umumnya akan mengalami gangguan citra tubuh dan nyeri dikarenakan proses
pembedahan yang menyebabkan perubahan fisik pada pasien kanker payudara, hal ini
sangat berpengaruh pada gambaran diri seseorang sehingga pada akhirnya akan
mempengaruhi harga diri (Smelzer & Bare, 2015). Tingginya tingkat kecemasan pada
hilangnya organ atau anggota gerak pasca operasi, kecemasan terhadap nyeri pasca
operasi, kerentanan selama dalam kkondisi tidak sadar, perubahan peran, perubahan
gaya hidup, terpisahnya dengan orang-orang yang dicintai dan perasaan takut akan
kematian (Black & Tobin, 2014). Perubahan status fungsional selalu terjadi sebagai
tanda pertama dari penyakit atau kelanjutan dari kondisi kronis, Penelitian (Saputri, 3
Iskandar, Novirianthy, 2017)di RSUDZA Banda Aceh didapatkan hubungan
bermakna antara intensitas nyeri dengan status fungsional pada penderita kanker
korelasi kuat (r 0,086) dan kearah kolerasi positif. Hal ini berati semakin tinggi
tingkat intensitas nyeri yang dirasakan penderita kanker payudara pasca pembedahan
maka nilai status fungsional akan semakin memburuk karena lebih banysk bergsntung
paling banyak dilakukan oleh pasien kanker payudara yaitu operasi dimana sebanyak
92,6% pasien tengah menjalani operasi kanker payudara dan sebanyak 98% telah
pelayanan yang profesional yang didasarkan pada ilmu dan metodologi keperawatan
komprehensif ditujukan kepada klien kanker payudara, maka dari itu, seorang
perawat harus mampu memanfaatkan golden periode dengan baik sehingga tidak
Berdasarkan latar belakang di atas ada perlunya bagi wanita agar memeriksa
payudaya sendiri di rumah sedini mungkin agar bisa terhindar dari komplikasi lebih
lanjut yang berdampak terhadap kesehatan, maka pelunis tertarik untuk membuat
karya tulis ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Ny. R Dengan Diagnosa
Medis Post Op Ca Mamae Dextra di Ruagan Gardenia RSUD Arifin Achmad tahun
2023”
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
sel tubuh secara tidak teratur sehingga pertumbuhan sel tidak dapat
tumor ini tidak diambil, dikhawatirkan akan masuk dan menyebar ke dalam
jaringan yang sehat. Ada kemungkinan sel-sel tersebut melepaskan diri dan
kelmpok umur 40-70 tahun, tetapi risiko terus meningkat dengan tajam dan
cepat sesuai dengan pertumbuhan usia. Kanker payudara jarang terjadi pada
sampai IV. Stadium 0 berarti kanker tersebut merupakan jenis yang tidak
menyebar yang tetap tinggal di tempat awal dimana kanker itu tumbuh.
carsinoma in situ. Ada tiga jenis carsinoma in situ yaitu Ductal Carsinoma
In Situ (DCIS), Lobular Carsinoma In Situ (LCIS) dan penyakit Paget
pusing susu.
Stadium 1 kanker payudara dibagi ke dalam dua bagian tergantung ukuran dan
menyebar pada 1-3 lajur getah bening dan atau terletak di dekat tulang
dada.
4) Stadium III Pada tahap ini, kanker dibagi menjadi stadium yaitu :
9 lajur kelenjar getah bening dan atau di area dekat tulang dada.
b. Stadium IIIB ukuran kanker sangat beragam dan umumnya telah
5) Stadium IV Pada stadium ini kanker telah menyebar dari kelenjar getah
bening menuju liran darah dan mencapai organ lain dari tubuh seperti
2. Etiologi
para pria.
b) Riwayat keluarga : ada riwayat keluarga kanker payudara pada ibu atau
saudara perempuan.
endomentrial.
3. Mankifestasi Klinis
Salah satu cara yang dapat membantu mendeteksi tanda-tanda kanker
itu, melakukan pemeriksaan sendiri pada payudara setiap 5-7 hari setelah
payudara tidak sama pada setiap wanita. Tanda yang paling umum terjadi
payudara yang dapat terasa dan terlihat cukup jelas, antara lain :
1) Kulit cekung
Tanda matastase :
1) Nyeri pada bahu, pinggang, punggung bawah
2) Batuk menetap
3) Anoreksia
4) BB turun
5) Gangguan pencernaan
6) Pandangan kabur
7) Sakit kepala
D. Patofisiologi
Meskipun belum ada sebab yang spesifik kanker payudara yang diketahui
namun bisa di identifikasi beberapa faktor risiko, faktor ini penting dalam membantu
pengembangan program pencegahan. Hal yang selalu harus diingat adalah bahwa
60% ysng di diagnosa kanker payudara tidak mempunyai faktor risiko yang
diuntungkan dari kelangsungan hidup yang harus meningkat dan pengobatan dini
berubah dengan ciri proliferasi yang berlebihan dan tak berguna, yang mengikuti
pengaruh jaringan sekitarnya. Proliferasi abnormal sel kanker akan mengganggu
fungsi jaringan normal dengan meninfiltrasi dan memasuki dengan cara menyebarkan
anak sebar ke organ-organ yang jauh. Didalam sel tersebut telah terjdi perubahan
secara biokimiawi terutama dalam intinya. Hampir semua tumor ganas tumbuh dari
satu sel yang mengalami transformasi maligna dan berubah menjadi sekelompok sel
tumor ganas.
b. Fase insitu 5-10 tahun Terjadi perubahan jaringan menjadi lesi “pte
c. Fase invasi 1-5 tahun Sel menjadi ganas, berkembang biak ddan
kanker telah memasuki stadium lanjut maka tindakan yang dapat dilakukan
malu dengan kondisinya saat ini mak masalah keperawatan yang dapat
baik pada wanita yang memiliki pada wanita yang memiliki atau tanpa gejala.
b. USG Payudara
c. MRI payudara
d. Biopsi
dicurigai terdapat sel kanker di dalamnya. Sampel ini nantinya akan diperiksa
diketahui.
G. Komplikasi
a. Gangguan neurovaskuler
tulang panjang
H. Penatalaksanaan Medis
a. Mastektomi
tipe mastektomi menurut Martin dan Griffin Griffin (2014) terbagi menjadi 7
yaitu:
1) Mastektomiradikal luas
7) Mastektomi subkutan
a) Radioterapi
b) Kemoterapi
c) Terapi Hormonal
d) Lintas Metabolisme
A. Pengkajian
upaya untuk mengumpulkan data pasien secara lengkap dan sistematis mulai
dari pengumpulan data, identitas pasien, dan validasi status kesehatan pasien.
lama muncul massa, penebalan massa atau gejala kanker lain dan apakah telah
puting, puting, adanya ruam, atau eksem pada puting, puting, riwayat riwayat
2014).
Pengkajian pada klien dengan kanker payudara menurut Doenges, sebagai
berikut :
1. Anamnesa
b. Keluhan Utama :
(sistem limfe)
berat badan
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri kronis berhubungan dengan infiltrasi tumor (D.0078)
pembedahan.
C. Intervensi Keperawatan
Terapeutik:
1. Berikan teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
nyeri (terapi musik,
teknik relaksasi
nafas dalam,
aromaterapi, dll)
2. Fasilitasi istirahat
dan tidur
3. Pertimbangkan jenis
dan sumber nyeri
dalam pemilihan
strategi meredakan
nyeri
Edukasi:
1. Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri
2. Jelaskan strategi
meredakan nyeri
3. Ajarkan teknik non
farmakologis untuk
mengurngi nyeri
Kolaborasi:
1. Kolaborasi
pemberian analgetik
Terapeutik
1. Berikan makanan
tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
2. Berikan makanan
tinggi kalori dan
tinggi protein
3. Berikan suplemen
makanan, jika perlu
Edukasi
1. Ajarkan diet yang
diprogramkan
Kolaborasi
1. Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
menentukan jumlah
kalori dan jenis
nutrient yang
dibutuhkan, jika
perlu
Kolaborasi
1. Kolaborasi
pemberian obat
antiansietas, jika
perlu
Edukasi
1. Jelaskan tanda dan
gejala infeksi
2. Anjurkan
mengkonsumsi
makanan tinggi
kalori dan protein
3. Anjurkan prosedur
perawatan luka
secara mandiri
Kolaborasi
1. Kolaborasi prosedur
debridement (mis.
enzimatik, biologis,
mekanis, autolitik),
jika perlu
2. Kolaborasi
pemberian
antibiotik, jika perlu
5 Resiko Setelah dilakukan tindakan Pencegahan Infeksi
Infeksi asuhan keperawatan, masalah (I.14539)
(D.0142) teratasi. Tindakan :
Kriteria Hasil :
Observasi
1. Kebersihan tangan 1. Monitor tanda dan
meningkat Kebersihan gejala infeksi lokal
badan meningkat dan sistemik
2. Demam menurun
3. Kemerahan menurun
Terapeutik
4. Nyeri menurun
5. Bengkak menurun 1. Batasi jumlah
6. Vesikel menurun pengunjung
7. Cairan berbau busuk 2. Berikan perawatan
menurun kulit pada area
edema
3. Cuci tangan sebelum
dan sesudah kontak
dengan pasien dan
lingkungan pasien
4. Pertahankan teknik
aseptik pada pasien
berisiko tinggi
Edukasi
1. Jelaskan tanda dan
gejala infeksi
2. Ajarkan cara mencuci
tangan dengan benar
3. Ajarkan etika batuk
4. Ajarkan cara
memeriksa kondisi
luka atau luka operasi
5. Anjurkan
meningkatkan asupan
nutrisi
6. Anjurkan
meningkatkan asupan
cairan
Kolaborasi
1. Kolaborasi
pemberian
imunisasi, jika perlu
D. Implementasi
diberikan kepada klien sesuai dengan kondisi klien saat ini dan sesuai dengan
E. Evaluasi
implementasi dengan kriteria dan standar yang telah ditetapkan untuk melihat
A.PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
Nama : Ny. R
Umur : 27 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : kandis
Dari Rujukan :-
A. STATUS KESEHATAN SAAT INI
1. Keluhan Utama
Pasien masuk via IGD RSUD Arifin Achmad Pekan Baru diantar oleh
yang lalu, benjolan semakin membesar dan terasa nyeri, skal nyeri 6 .
Pasien mengatakan nyeri pada luka Post Operasi payudara kiri, skala nyeri 8,
nyeri seperti ditusuk-tusuk, nyeri makin terasa ketika pasien bergerak. Pasien
5. Riwayat lingkungan
c. Telinga : Pendengaran baik, tidak terpasang alat bantu, tidak ada masalah
f. Dada
Paru-paru
Jantung
g. Payudara dan axila : terdapat luka bekas operasi pada payudara sebelah kiri
h. Tangan : tangan Ny. R utuh tidak ada fraktur, tidak sianosis, akral hangat.
i. Abdomen
m. Punggung
C. PSIKOSOSIAL SPIRITUAL
kebiasaan ibadah)
Keluarga dan Ny. R mengatakan setuju dengan tindakan operasi yang dilakukan
Sebelum sakit dan saat sakit Ny. R lebih mendekatkan diri kepda Allah dan
Eliminasi
19 Laboratorium
januari Hb 12,9 14,0 – 18,0
2023 Leukosit H 17.97 4,80 – 10,80
Trombosit 227 150-450
Eritrosit 4,56 4,70-6,10
Hematokrit 38.5 42,0-52,0
MCV 84.4 79,0-99,0
MCH 28.3 27,0-31,0
MCHC 33.5 33,0-47,0
RDW-CV L 11.4 11,5-14,5
RDW-SD L 34.5 35,0-47,0
PDW 10.7 9,0-13,0
MPV 9,9 7,2-11,1
P-LCR 23.2 16,0-25,
Hitung Jenis
Basofil 0,2
Eosinofil L 0.0
Neutrofil H 94.2
Limfosit L 5.0
Monosit L 0.6
parental :
Inj. Ketorolac 1 amp
Inj. Ondansetrone 8 mg
Inf. Rl 20 tpm
Inj. Ceftri 1gr
Masalah
No Data Penunjang Etiologi
Keperawatan
B. DIAGNONA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b.d insisi bedah d.d pasien mengatakan nyeri pada luka post
opeasi, rasa nyeri seperti ditususk-tusuk, nyeri pada mamae kiri, skala
kesakitan.
2. Resiko infeksi b.d terbukanya pintu masuk mikroorganisme d.d pasien
Pekanbaru, ____________
Mahasiswa
________
FORMAT RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa
No SLKI SIKI
Keperawatan
Kolaborasi:
Kolaborasi pemberian
imunisasi, jika perlu.
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Klien : Ny.R
Ruangan : Gardenia
Hari pertama
Hari/Tgl Diagnosa Implementasi SOAP
dan Jam Keperawatan
2023
Resiko infeksi
Hari ke -2
mengurangi rasa
P : lanjutkan
nyeri.
intervensi
8. Mengajarkan teknik manajemen nyeri
relaksasi nafas
dalam dan teknik
distraksi untuk
mengurangi rasa
nyeri
9. Mengkolaborasikan
untuk pemberian
injeksi ketorolac.
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan membahas kesenjangan antara tinjauan teoritis dan tinjauan
kasus dengan Ca Mamae di ruangan Gardenia RSUD Arifin Achmad Pekanbaru.
Tinjauan kasus merupakan permasalahan yang ditemukan di ruang Gardenia pada
tanggal 4 April 2023. Pembahasan ini dibuat dengan langkah proses keperawatan dari
pengkajian sampai dengan evaluasi meliputi :
a. Pengkajian
Tahap ini merupakan langkah awal dilakukan dalam melakukan asuhan
keperawatan pada klien dengan Ca Mamae. Di dalam melakukan pengkajian ini
tidak menemukan kendala yang berarti, meskipun dalam keadaan sakit, pasien
cukup kooperatif dalam menjawab pertanyaan yang ditanyakan.
Tidak ditemukan adanya kesenjangan yang berarti antara teroritis dan
kasus yang ditemukan dilapangan, perawat mengkaji kebutuhan klien yang
berkaitan dengan perawatan klien dengan Ca Mamae.
b. Diagnosa keperawatan
Berdasarkan data pengkajian yang diperoleh pada klien kelolaan
didapatkan 5 diagnosa keperawatan yaitu:
1. Nyeri Akut berhubungan dengan infiltrasi tumor, proses pembedahan
(D.0078)
2. Defisit Defisit nutrisi nutrisi berhubungan berhubungan dengan
luka post opeasi, rasa nyeri seperti ditususk-tusuk, nyeri pada mamae
d. Implementasi
Implementasi dilakukan selama 3 hari. Tidak semua implementasi yang
dilakukan pada pasien kelolaan berdasarakan intervensi yang telah dibuat.
Implementasi yang dilakukan berdasarkan prioritas masalah yang diangkat.
Implementasi dapat dilakukan dengan baik, hal ini dikarenakan adanya kerja
sama yang baik antara perawat dan pasien dalam pelaksanaan tindakan
keperawatan yang telah disusun sebelumnya. Dalam hal ini juga mendapatkan
bimbingan dan kesempatan yang baik dari pembimbing dan perawat dalam
pelaksanaan tindakan sehingga tindakan keperawatan dapat terlaksana sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai dalam mengatasi masalah pada pasien.
e. Evaluasi
Evaluasi yang dilakukan adalah evaluasi sumatif yaitu evaluasi yang
dilakukan setelah tindakan keperawatan dilaksanakan. Dari 2 diagnosa
keperawatan yang telah dilakukan tidakan keperawatan, kelompok dapat
mengatasi masalah yang telah diangkat.diantaranya : Nyeri akut, pada diagnose
nyeri akut, kelompok dapat mengurangi skala nyeri, yang awalnya skala nyeri 7
berkurang ke skala nyeri 3, selanjutnya pada diagnosa resiko infeksi, didapatkan
pasien dan kelurga sudah mengetahui cara perawatan luka bekas operasi
dirumah, dan mengatakan bersedia untuk melakukan dirumah saat pasien sudah
pulang kerumah.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Brunnerth & Suddarth 2005. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner
SDKI, Tim Pokja. (2018). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan: DPP
PPNI.
SDKI, Tim Pokja. (2018). Standar Luara Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan: DPP
PPNI.
SIKI, Tim Pokja. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan: DPP
PPNI
Price, Sylvia & Loiraine M. Wilson. 1998. Patofisiologi Konsep Klinis Proses Penyakit.
Edisi 4. Jakarta : EGC
Smeltzer & Brenda G. bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.Vol III. Edisi 8.
Jakarta : EGC