Anda di halaman 1dari 36

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN

PERILAKU SADARI PADA PASIEN WANITA DI


PUSKESMAS CIRIMEKAR

LAPORAN KEGIATAN MINI PROJECT

Diajukan untuk memenuhi tugas mini project


Program Internsip periode I tahun 2022
Puskesmas Cirimekar

Penyusun :
dr. Muhamad Fadli Mubarok

Pembimbing :
dr. Cupri Retno Purbogini

PROGRAM INTERNSHIP PERIODE I TAHUN 2022


PUSKESMAS CIMAHI TENGAH
2022
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang dengan karunia dan kasih sayang-Nya telah
memberikan segala kemudahan dan kekuatan sehingga penulis dapat
menyelesaikan mini project yang berjudul “Gambaran Tingkat Pengetahuan dan
Perilaku SADARI pada Pasien Wanita di Puskesmas Cirimekar”

Begitu banyak pihak yang telah memberikan masukan dan bimbingan


membantu, serta mendukung penulis selama proses penyusunan mini project ini.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih
kepada dr. Cupri Retno Purbogini sebagai sebagai pembimbing dokter intership, dr.
Hendry, dan dr Fitri yang telah banyak memberikan masukan, bimbingan
pengarahan dan saran dalam penyusunan mini project ini. Serta penulis
menyampaikan ucapan terimakasih kepada seluruh dokter, staff, dan pegawai yang
bertugas di Puskesmas Cirimekar yang sudah menerima dan membimbing penulis
di Puskesmas Cirimekar. Terimakasih kepada orang tua dan keluarga saya yang
telah memberikan doa, motivasi, dukungan baik secara material maupun moral.
Rekan-rekan yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini, semua pihak yang turut membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini yang
tidak dapat saya sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa mini project ini masih belum sempurna. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun atas segala
kekurangan yang ada dari semua pihak.
Akhir kata dengan segala kerendahan hati penulis berharap skripsi ini dapat
diterima bagi semua pihak.

Cirimekar, Agustus 2022

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kanker merupakan istilah yang digunakan pada tumor ganas, yaitu tumor
yang tumbuh dengan pesat, menginfiltrasi jaringan sekitar, bermetastasis dan
dapat menyebabkan kematian apabila tidak mendapatkan penanganan dan
terapi yang tepat. Kanker dapat menyerang semua kelompok umur, strata sosial
ekonomi dan strata pendidikan dari strata pendidikan rendah hingga tinggi.
Angka kejadian kanker payudara di Indonesia diperkirakan sebesar 100
penderita per 100.000 penduduk per tahun dan dengan insiden tersebut, 50%
diantaranya ditemukan pada stadium lanjut. Badan Registrasi Kanker
Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Indonesia (IAPI) dan Yayasan Kanker
Indonesia (YKI)). Diperkirakan angka kejadiannya di Indonesia adalah
12/100.000 wanita, sedangkan di Amerika adalah sekitar 92/100.000 wanita
dengan mortalitas yang cukup tinggi yaitu 27/100.000 atau 18% dari kematian
yang dijumpai pada Wanita. Di Indonesia merupakan urutan kedua kasus
kanker terbanyak pada wanita setelah kanker leher rahim. Berdasarkan data
International Agency for Research on Cancer (IARC), diketahui bahwa pada
tahun 2012 presentase insiden kanker payudara pada wanita di Indonesia
sebesar 43.3% dan presentase kematian sebesar 12.9%.
Mendeteksi sedini mungkin kanker payudara melalui SADARI dapat
menurunkan angka morbiditas dan mortalitas akibat kanker payudara sebesar
20-30%. SADARI adalah metode sistematik untuk pemeriksaan inspeksi dan
palpasi dada dan ketiak secara mandiri. Pada wanita yang melakukan SADARI
dapat menemukan kanker payudara pada stadium yang lebih awal dan lebih
memungkinkan untuk diterapi lebih awal sehingga menurunkan risiko untuk
meninggal akibat kanker payudara dan memiliki prognosis kesembuhan yang
lebih baik.
Menurut Badan International Agency for Research on Cancer (IARC),
berdasarkan penelitian yang dilakukan di Myanmar sebanyak 73,5% kasus
kanker payudara terdeteksi dengan metode pemeriksaan fisik, dan ada bukti
bahwa SADARI mampu menemukan tumor dengan diameter 22,1 mm.
SADARI juga dapat membantu mendiagnosis kanker payudara lebih dari 90%
di tahap awal. Hassan et,al., (2015) juga membuktikan bahwa mendeteksi
kanker payudara pada tahap awal dapat dilakukan dengan SADARI dan
menyarankan untuk digunakan sebagai tes screening di kalangan masyarakat
dengan biaya rendah.
Merujuk pada permasalahan tersebut, maka diperlukan suatu penelitian
untuk mengetahui tingkat pengetahuan seseorang terhadap tindakan SADARI
sebagai deteksi dini kanker payudara secara mandiri. Maka peneliti tertarik
untuk mengetahui dan mengukur mengenai tingkat pengetahuan tentang kanker
payudara, dan perilaku SADARI pada pasien di Puskesmas Cirimekar.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar konteks yang telah dibahas dilatar belakang, maka rumusan
masalah yang diambil yaitu Gambaran Tingkat Pengetahuan dan Perilaku
SADARI di Puskesmas Cirimekar.

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahun dan memperoleh informasi mengenai tingkat
pengetahuan dan sikap dengan perilaku SADARI pada pasien wanita di
Puskesmas Cirimekar.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan tentang SADARI pada
pasien wanita di Puskesmas Cirimekar
2. Untuk mengetahui gambaran perilaku tentang SADARI pada pasien
wanita di Puskesmas Cirimekar
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi masyarakat penelitian akan memberi motivasi dalam melakukan
proteksi lebih baik dan meningkatkan kesadaran untuk melakukan SADARI
sebagai deteksi dini kanker payudara.
2. Bagi peneliti sendiri,mengharapkan penelitian yang dilakukan dapat
bermanfaat dalam bidang pengatahuan serta memberikan motivasi kepada
peneliti lain untuk terus berkarya.
3. Hasil penelitian diharapkan dapat berguna sebagai bahan pengembangan
ilmu pengetahuan dan untuk menambah kepustakaan tentang kanker
payudara sendiri.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ca Mammae
2.1.1 Pengertian
Kanker payudara (ca mammae) adalah keganasan pada payudara (mammae)
yang berasal dari sel kelenjar, saluran kelenjar, dan jaringan penunjang
payudara (Anita & Sukamti P, 2016). Keganasan pada payudara berasal dari
epitel ductus dan lobulusnya. Ductus (saluran) merupakan tabung yang
membawa air susu ke puting, sedangkan lobulus merupakan kelenjar penghasil
air susu. Kanker payudara merupakan suatu penyakit neoplasma ganas akibat
dari pertumbuhan abnormal sel pada jaringan payudara. Sel kanker tersebut
membelah secara pesat dan tak terkontrol, kemudian berinfiltrasi di jaringan
sekitarnya dan bermetastasis.
Sel abnormal pada payudara terus tumbuh dan akan membentuk benjolan di
payudara. Apabila benjolan tersebut tidak segera dikontrol, maka akan sel
abnormal pada payudara akan bermetastase ke jaringan-jaringan tubuh lain.
Metastase sering terjadi pada bagian tubuh terdekat, seperti kelenjar getah
bening ketiak atau diatas tulang belikat. Kanker payudara secara signifikan
mempengaruhi morbiditas dan dapat menyebabkan kematian jika tidak segera
ditangani.
2.1.2 Tipe-tipe Ca Mammae
Menurut European Society for Medical Encology (2018), tipe ca mammae
berdasarkan cara invasi dibagi menjadi berikut.
a. Non-invasif (in situ)
Ca mammae non-invasif merupakan lesi pra malignan atau belum
menjadi kanker, tetapi dapat berkembang menjadi bentuk ca mammae yang
invasif. Lesi yang terjadi di duktus disebut Ductus Carsinoma In Situ
(DCIS), yaitu sel-sel kanker berada pada saluran payudara (duktus) tetapi
belum menyebar ke jaringan payudara yang sehat. Sedangkan Lobular
Carsinoma In Situ (LCIS) merupakan keabnormalan atau perubahan pada
sel-sel yang melapisi lobulus yang mengindikasikan adanya risiko kanker
payudara. LCIS atau neoplasia lobular bukan merupakan kanker payudara,
namun dianjurkan melakukan pemeriksaan rutin untuk mencegah
perkembangan lesi pra malignan.

b. Invasif
Ca mammae invasif merupakan kanker payudara yang telah menyebar
di luar saluran (ca mammae duktal invasif) atau lobulus (ca mammae lobular
invasif).
Tipe ca mammae berdasarkan perkembangan penyakit:
a) Ca mammae awal (stadium 0 IIA), yaitu tumor yang belum
menyebar di luar payudara atau kelenjar getah bening aksila. Tipe
kanker ini dapat dioperasi untuk mengangkat sel kanker, namun juga
dapat dilakukan terapi sistemik neoadjuvant pra operasi.
b) Ca mammae lanjut-terlokalisir (stadium IIB III), yaitu tumor yang
telah menyebar dari payudara ke jaringan terdekat atau kelenjar
getah bening. Pada sebagian besar pasien, pengobatan untuk tipe
kanker ini dimulai dengan terapi sistemik. Bergantung pada
seberapa jauh kanker telah menyebar, tumor yang berkembang
secara lokal mungkin dapat dioperasi atau tidak dapat dioperasi
(dalam hal ini pembedahan masih dapat dilakukan jika tumor
menyusut setelah terapi sistemik).
c) Ca mammae metastasis (stadium IV), yaitu ketika tumor telah
menyebar ke bagian lain dari tubuh, seperti tulang, hati atau
paruparu. Tumor yang menyebar ke tempat yang jauh disebut
metastasis. Kanker payudara metastasis tidak dapat disembuhkan
tetapi dapat dilakukan tritmen secara berkelanjutan.
d) Ca mammae lanjut, yaitu istilah yang menggambarkan ca mammae
local yang tidak dapat dioperasi dan ca mammae metastasis.
2.1.3 Stadium Ca Mammae
Stadium T N M

Stadium 0 : Tis N0 M0
Stadium IA: T1 N0 M0
Stadium IB: T0 N1 M0
T1 N1 M0
Stadium T0 N1 M0
IIA: T1 N1 M0
T2 N0 M0
Stadium T2 N1 M0
IIB: T3 N0 M0
T0 N2 M0
T1 N2 M0
Stadium T2 N2 M0
IIIA: T3 N1 M0
T3 N2 M0
T4 N0 M0
T4 N1 M0
T4 N2 M0
Stadium Tiap T N3 M0
IIIB: Tiap T Tiap N M1

Stadium
IIIC:
Stadium IV:
T0 : Tidak terdapat tumor primer
Tis : Karsinoma in-situ
Tis : Ductal carcinoma in-situ
Tis : Lobular carcinoma in-situ
Tis : Paget’s disease
T1 : Ukuran tumor ≤ 2cm
T1a: Ukuran tumor > 0,1 & <0,5cm
T1b:Ukuran > 0,5 cm dan < 1cm
T1c:Ukuran tumor >1cm dan< 2 cm
T2:Ukuran tumor >2 cm dan < 5 cm
T3: Ukuran tumor >5cm
T4a : Ekstensi ke dinding dada
Nx: Limfonodi regional mammae tak dapat diperiksa
N0: Tak ada metastasis di limfonodi regional

N1: Metastasis di limfonodi mammae aksila


ipsilateral mobile
N2: Metastasis di limfonodi ipsilateral terfiksasi
N2a: Metastasis di limfonodi aksila ipsilateral
terfiksasi antar limfonodi atau dengan jaringan
sekitarnya
N2b: Metastasis di limfonodi interna
N3a: Metastasis di limfonodi infraklavikula ipsilateral
N3b: Metastasis di limfonodi interna dan ipsilateral
N3c: Metastasis di limfonodi aksila supraklavikular
Mx: Metastasis jauh tak dapat dinilai
M0: Tidak ada metastasis jauh
M1: Metastasis jauh
2.1.4 Penyebab Ca Mammae
Ca mammae terjadi ketika beberapa sel payudara mulai tumbuh secara tidak
normal. Sel-sel tidak normal ini membelah lebih cepat daripada sel-sel sehat
dan terus menumpuk, membentuk benjolan atau massa. Sel-sel dapat menyebar
(bermetastasis) melalui payudara ke kelenjar getah bening atau ke bagian lain
dari tubuh. Keganasan paling sering dimulai dari sel-sel di saluran penghasil air
susu (invasive ductal carcinoma). Ca mammae juga dapat bermula pada
jaringan kelenjar yang disebut lobulus (invasive lobular carcinoma) (Jezdic,
2018).
Para peneliti mengidentifikasi faktor-faktor hormonal, gaya hidup, dan
lingkungan dapat meningkatkan risiko ca mammae (Falco, 2019). Namun masih
belum jelas mengapa beberapa orang yang tidak memiliki faktor risiko tersebut
tetap menderita ca mammae, sedangkan orang lain dengan faktor risiko tersebut
tidak selalumenderita ca mammae. Kemungkinan besar ca mammae disebabkan
oleh interaksi kompleks susunan genetik dan gaya hidup.
2.1.5 Faktor Risiko Ca Mammae
Faktor risiko ca mammae ialah jenis kelamin perempuan, usia yang lebih
tua, genetika, kurangnya childbearing (melahirkan), kurang menyusui, tingkat
estrogen yang tinggi, pola makan, paparan radiasi, riwayat keluarga 13 dengan
positif kanker payudara dan obesitas (Falco, 2019). Merokok tembakau juga
meningkatkan risiko ca mammae. Pada mereka yang merupakan perokok
jangka panjang, risikonya meningkat 35% hingga 50% (Kabel & Baali, 2015).
Selain itu, kontrasepsi oral dapat menjadi salah satu faktor predisposisi untuk
perkembangan kanker payudara premenopause. Ada hubungan juga antara pola
makan dan ca mammae, yaitu seperti diet tinggi lemak, konsumsi alkohol,
obesitas, konsumsi kolesterol tinggi dan defisiensi yodium.
Genetik merupakan faktor risiko yang berperan secara signifikan terhadap
perkembangan ca mammae, yaitu dengan menyebabkan sindrom kanker
payudara-ovarium herediter (Kabel & Baali, 2015). Beberapa mutasi gen yang
berperan ialah BRCA1 dan BRCA2. Mutasi signifikan lainnya termasuk p53
(sindrom Li-Fraumeni), PTEN (sindrom Cowden), dan STK11 (sindrom Peutz-
Jeghers). Selain itu, penyakit tertentu pada payudara seperti hiperplasia duktus
atipikal dan karsinoma lobular in situ, berkorelasi dengan peningkatan risiko ca
mammae. Diabetes mellitus juga dapat meningkatkan risiko ca mammae.
Faktor risiko lain yang berperan signifikan adalah riwayat keluarga. Wanita
dengan riwayat keluarga kanker payudara dapat mewarisi beberapa mutasi
genetik yang memodifikasi faktor risiko penyakit dan fitur klinisnya. Wanita
yang didiagnosis dengan riwayat keluarga positif ca mammae cenderung
menunjukkan onset pada usia dini, ca mammae bilateral, stadium lanjut,
keterlibatan kelenjar getah bening, dan reseptor hormon negatif dengan
prognosis yang kurang baik (Kabel & Baali, 2015).
2.1.6 Patofisiologi Ca Mammae
Kanker payudara biasanya terjadi karena adanya interaksi antara faktor
lingkungan dan genetik. Jalur PI3K/AKT dan jalur RAS/MEK/ERK merupakan
jalur yang memproteksi sel normal dari bunuh diri sel. Ketika gen yang
mengkode jalur perlindungan ini bermutasi, selsel menjadi tidak mampu
melakukan bunuh diri ketika mereka tidak lagi diperlukan, yang kemudian
dapat mengarah pada perkembangan kanker. Mutasi ini terbukti secara
eksperimental terkait dengan adanya paparan estrogen. Hal itu menunjukkan
bahwa kelainan dalam sinyal faktor pertumbuhan dapat memfasilitasi
pertumbuhan sel ganas. Ekspresi berlebihan jaringan adiposa payudara leptinin
menyebabkan peningkatan proliferasi sel dan kanker.
Kecenderungan keluarga untuk mengembangkan kanker payudara disebut
sindrom kanker payudara-ovarium herediter. Beberapa mutasi yang terkait
dengan kanker, seperti p53, BRCA1 dan BRCA2, terjadi dalam mekanisme
untuk memperbaiki kesalahan dalam DNA (errors in DNA) yang menyebabkan
pembelahan yang tidak terkontrol, kurangnya perlekatan, dan metastasis ke
organ yang jauh. Mutasi yang diwariskan pada gen BRCA1 atau BRCA2 dapat
mengganggu perbaikan ikatan silang DNA dan pemutusan untai ganda DNA.
GATA-3 secara langsung mengontrol ekspresi reseptor estrogen (ER) dan gen
lain yang terkait dengan diferensiasi epitel. Hilangnya GATA-3 menyebabkan
penghambatan diferensiasi dan prognosis yang buruk karena peningkatan invasi
sel kanker dan metastasis jauh (Kabel & Baali, 2015).
2.1.7 Manifestasi Klinis Ca Mammae
Manifestasi awal berupa munculnya benjolan pada jaringan payudara.,
penebalan yang berbeda dari jaringan payudara lainnya, ukuran satu payudara
menjadi lebih besar atau lebih rendah dari payudara lainnya, perubahan posisi
atau bentuk puting susu, lekukan pada kulit payudara, perubahan pada putting
(seperti adanya retraksi, sekresi cairan yang tidak biasa, ruam di sekitar area
putting), rasa sakit yang konstan di bagian payudara atau ketiak, dan
pembengkakan di bawah ketiak (Jemal, 2017).
Pada tipe ca mammae inflammatory, gejala yang dapat muncul berupa rasa
gatal, nyeri, bengkak, putting payudara terbenam (nipple inversion), kulit di
sekitar payudara terasa hangat dan kemerahan, serta tekstur kulit jeruk pada
kulit yang disebut peaud'orange (Kabel & Baali, 2015). Tipe lain yaitu Paget’s
Disease adalah jenis lain dari ca mammae yang biasanya timbul disertai gejala
kemerahan, perubahan warna, atau pengelupasan ringan pada kulit puting,
kesemutan, gatal, peningkatan sensitivitas, nyeri terbakar dan keluarnya cairan
dari puting (Kabel & Baali, 2015). Tipe lain ialah tumor phyllodes yang
diklasifikasikan berdasarkan penampakkan mikroskop memunculkan
manifestasi berupa benjolan keras non-kanker yang dapat bergerak, yang
terbentuk di dalam stroma payudara dan mengandung kelenjar serta jaringan
stroma. Tumor phyllodes diklasifikasikan berdasarkan penampakkan mereka di
bawah mikroskop sebagai benigna atau maligna (Kabel & Baali, 2015).
Terkadang kanker payudara dapat muncul sebagai penyakit metastasis. Tipe
ca mammae metastasis memiliki gejala yang berbeda-beda, tergantung pada
organ yang terkena metastasis tersebut. Organ-organ yang umumnya terkena
metastasis ca mammae ialah tulang, hati, paru-paru dan otak. Gejalanya
tergantung pada lokasi metastasis, selain itu disertai dengan penurunan berat
badan yang tidak dapat dijelaskan, demam, menggigil, nyeri tulang, sakit
kuning atau gejala neurologis.
2.1.8. Pemeriksaan Fisik Payudara
Pemeriksaan fisik dikerjakan setelah anamnesa yang baik dan
terstruktur selesai dilakukan. Pemeriksaan fisik ditujukan untuk
mendapatkan tanda-tanda kelainan (keganasan) yang dikirakan melalui
anamnesa atau yang langsung didapat.
Pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan status lokalis, regionalis, dan
sistemik. Biasanya pemeriksaan fisik dimulai dengan menilai status
generalis (tanda vital-pemeriksaan menyeluruh tubuh) untuk mencari
kemungkinan adanya metastase dan/atau kelainan medis sekunder.
Selanjutnya dilakukan pemeriksaan untuk menilai status lokalis dan
regionalis. Pemeriksaan ini dilakukan secara sistematis, inspeksi, dan
palpasi. Inspeksi dilakukan dengan pasien duduk, pakaian atas dan bra
dilepas dan posisi lengan di samping, di atas kepala dan bertolak pinggang.
Inspeksi pada kedua payudara, aksila, dan sekitar kalvikula yang bertujuan
untuk mengidentifikasi tanda tumor primer dan kemungkinan metastasis ke
kelenjar getah bening.
Palpasi payudara dilakukan pada pasien dalam posisi terlentang
(supine), lengan ipsilateral di atas kepala dan punggung diganjal bantal.
Kedua payudara di palpasi secara sistematis, dan menyeluruh baik secara
sirkular ataupun radial. Palpasi aksila dilakukan dalam posisi pasien duduk
dengan lengan pemeriksa menopang lengan pasien. Palpasi juga dilakukan
pada infra dan supraklavikula.
Kemudian dilakukan pencatatan hasil pemeriksaan fisik yang meliputi
status generalis (termasuk Karnofsky Performance Score), status lokalis
payudara kanan atau kiri atau bilateral, status Kelenjar Getah Bening (KGB),
dan status pada pemeriksaan daerah yang dicurigai metastasis.
Status lokalis berisi informasi massa tumor, lokasi tumor, ukuran tumor,
konsistensi tumor, bentuk dan batas tumor, fiksasi tumor ada atau tidak ke
kulit/m.pectoral/dinding dada, perubahan kulit seperti kemerahan, dimpling,
edema/nodul satelit Peau de orange, ulserasi, perubahan puting susu/nipple
(tertarik/erosi/krusta/discharge).
Status kelenjar getah bening meliputi status KGB daerah axila, daerah
supraclavicular, dan infraclavicular bilateral berisi informasi jumlah, ukuran,
konsistensi, terfiksir terhadap sesama atau jaringan sekitarnya.
Status lainnya adalah status pada pemeriksaan daerah yang dicurigai
metastasis yang berisi informasi lokasi pemeriksaan misal tulang, hati, paru,
otak, disertai informasi keluhan subjektif dari pasien dan objektif hasil
pemeriksaan klinisi.
2.1.9 Deteksi Dini SADARI
Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) adalah cara yang efektif untuk
mendeteksi sedini mungkin. Para wanita disarankan untuk melakukannya
sendiri karena mereka sendiri yang benar-benar mengenal struktur payudara
normalnya. Oleh karena itu jika ada benjolan atau ada hal normal lainnya, maka
mereka akan langsung menyadarinya.
Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan secara berkala setiap bulan agar
benjolan dapat ditemukan pada stadium dini dan dapat dilakukan tindakan yang
cepat apabila ditemukan benjolan maupun kelainan lainnya pada payudara.
Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dapat dilakukan oleh wanita setelah
berusia 20 tahun. Saat yang paling tepat untuk melakukan pemeriksaan ini
adalah hari ke 5-7 setelah menstruasi, dimana payudara tidak mengeras,
membesar atau nyeri lagi. Untuk wanita yang telah menopause dapat melakukan
pemeriksaan ini kapan pun dan disarankan untuk melakukan pemeriksaan ini
setiap awal atau akhir bulan.
Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dilakukan dalam tiga tahap, yaitu:
1. Melihat payudara.
a. Pemeriksaan ini dilakukan di depan cermin.
b. Buka seluruh pakaian dari pinggang ke atas dan berdiri di depan cermin
yang besar.
c. Kedua lengan diletakkan disamping tubuh.
d. Perhatikan payudara.
• Apakah bentuk dan ukuran payudara kanan dan kiri simetris?
• Apakah payudara membesar dan mengeras?
• Apakah arah puting tidak lurus ke depan atau berubah arah?
• Apakah puting tertarik ke arah dalam?
• Apakah ada puting yang mengalami luka atau lecet?
• Apakah ada perubahan kulit?
• Apakah kulit menebal dengan pori-pori melebar menyerupai kulit jeruk?
• Apakah permukaan kulit tidak mulus, ada kerutan atau cekungan?
e. Ulangi semua pengamatan diatas dengan kedua tangan lurus keatas.
f. Setelah itu ulangi kembali pengamatan tersebut dengan posisi keduatangan
terletak di pinggang, dada dibusungkan dan siku tertarik ke arah belakang.
2. Meminjat payudara.
a. Dengan kedua tangan, pijat payudara dengan lembut dari tepi ke arah
puting.
b. Perhatikan apakah ada cairan atau darah yang keluar dari puting susu.
3. Meraba payudara.
a. Pemeriksaan dilakukan dalam posisi berbaring.
b. Lakukan perabaan payudara satu persatu.
c. Untuk pemeriksaan pada payudara kanan, letakkan bantal atau handuk
yang dilipat dibawah bahu kanan. Lengan kanan direntangkan
disamping kepala atau diletakkan dibawah kepala.
d. Raba payudara dengan menggunakan tiga atau empat jari tangan kiri
yang saling dirapatkan.
e. Rabaan dilakukan dengan gerakan memutar, naik turun dan pilah- pilah
dari tepi payudara hingga ke puting susu.
f. Geser posisi jari, kemudian lakukan lagi dengan gerakan sebelumnya
dari tepi payudara hingga ke puting susu.
g. Lakukan seterusnya hingga seluruh bagian payudara.
h. Lakukan hal yang sama pada payudara sisi lainnya.
i. Perabaan dilakukan dengan tiga tingkat tekanan, yaitu: tekanan ringan
untuk meraba adanya benjolan di permukaan kulit, tekanan sedang
untuk memeriksa adanya benjolan di tengah jaringan payudara dan
tekanan kuat untuk meraba benjolan di dasar payudara yang melekat
pada tulang iga.
j. Pemeriksaan dapat menggunakan pelicin agar pemeriksaan menjadi
lebih sensitif.
j. Ulangi langkah-langkah perabaan pada posisi berdiri, sebaiknya
dilakukan pada saat mandi dengan menggunakan sabun.
BAB III
METODOE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian


Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif dengan
pendekatan cross sectional yaitu setiap subjek diobservasi satu kali dan
pengukuran variabel dilakukan pada saat pemeriksaan. Penelitian
menggunakan kuesioner meliputi instrument pengetahuan, dan perilaku
SADARI.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Cirimekar, Waktu penelitian
yang dilakukan dimulai dari pemikiran ide penelitian hingga hasil akhir
diperkirakan selama 1 bulan. Sedangkan proses pengumpulan data selama
2 minggu, terhitung bulan Juli hingga akhir bulan Agustus 2022.
3.3 Subjek Penelitian
3.3.1 Populasi
Populasi merupakan seluruh unsur atau elemen yang menjadi objek
penelitian. Populasi penelitian ini adalah pasien wanita yang berkunjung di
Puskesmas Cirimekar.
3.4 Kriteria Inklusi dan Kriteria Eksklusi
1. Kriteria Inklusi :
a. Responden usia 18-60 tahun
b. Bersedia menjadi responden dalam penelitian
2. Kriteria Eksklusi :
a. Responden yang didiagnosis memiliki kelainan pada payudara
b. Responden yang memiliki riwayat kanker payudara pada keluarga
3.5 Definisi Operasional
Variabel Defenisi Alat Cara Hasil Ukur Skala
Ukur Ukur Ukur
Pengetahuan Pemahaman Kuesioner Self- Pertanyaan Nominal
responden report pengetahuan
mengenai (mengisi terdiri dari 13
kanker kuesioner) pertanyaan
payudara, multiple
seperti choice.
faktor 1. Kurang :
risiko, jika
gejala, cara persentase
deteksi dini benar ≤ 75%
melalu 2. Baik : jika
SADARI, persentase
dll jawaban
benar 76-100
%
Perilaku Tindakan Kuesioner Self- Variabel Ordinal
SADARI responden report perilaku12
tentang (mengisi item
memeriksa kuesioner) pernyataan.
payudara- 1. Perilaku
nya sendiri kurang: skor<
sesuai mean
dengan 2. Perilaku
prosedur baik: skor ≥
melakukan mean
SADARI.
3.6 Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian menggunakan teknik random
sampling, yaitu sampel diambil secara acak yaitu siapa saja yang mengisi
kuesioner akan digunakan sebagai responden tetapi dengan memperhatikan
kriteria eksklusi yang ada.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Karateristik Responden
Karateristik responden dalam penelitian ini terdiri dari umur,
Pendidikan terakhir dan pekerjaan yang dijabarkan sebagai berikut.
4.1.1.1 Umur
Umur responden bervariasi mulai umur 30 – 60 tahun. Penyajian data
umur responden berdasarkan kelompok umur ditampilkan pada table
berikut :
Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok umur Pasien
wanita di Puskesmas Cirimekar
Ibu Hamil
Kelompok umur (Tahun) Jumlah Presentase (%)
30-40 15 25
41-50 29 48,3
51-60 16 26,6
Total 60 100

Dari tabel 1. menunjukkan bahwa responden terbanyak pada penelitian


ini yaitu usia 41-50 tahun sebanyak 29 responden (48,3%), sedangkan
responden kelompok umur yang paling sedikit jumlahnya adalah kelompok
dengan rentang umur 30-40 tahun yaitu sebanyak 15 responden (25 %).
4.1.1.2 Pendidikan Terakhir
Pendidikan pada pasien wanita di Puskesmas Cirimekar bervariasi dari
mulai SD sampai S1. Penyajian data Pendidikan terakhir dipaparkan pada
table berikut :
Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Pendidikan Terakhir
Pasien wanita di Puskesmas Cirimekar
Ibu Hamil
Pendidikan Terakhir Jumlah Presentase (%)
SD 7 11,6
SMP 15 25
SMA 33 55
D3/S1 5 8,3
Total 60 100

menunjukkan bahwa responden terbanyak pendidikan terakhir pada


penelitian ini yaitu SMA sebanyak 33 responden (33%), sedangkan
responden yang paling Pendidikan terakhir jumlahnya adalah kelompok
D3/S1 yaitu sebanyak 5 responden (8,3 %).
4.1.1.3 Pekerjaan
Pekerjaan pada pasien wanita di Puskesmas Cirimekar bervariasi dengan
data sebagai berikut :
Ibu Hamil
Pekerjaan Jumlah Presentase (%)
IRT (Ibu Rumah Tangga) 39 65
Karyawan Swasta 18 30
PNS 3 5
Total 60 100
responden terbanyak pada pekerjaan pada penelitian ini yaitu Ibu Rumah
Tangga sebanyak 39 responden (65%), sedangkan responden yang paling
rendah P pada pekerjaan yaitu PNS sebanyak 3 responden (5 %).
4.1.2 Analisis Univariat
Analisis univariat adalah metode yang dilakukan untuk melihat
gambaran umum hasil penelitian dari tiap-tiap variable yang digunakan
yakni melihat gambaran distribusi frekuensi serta presentase tunggal yang
terkait dengan tujuan penelitian.
Distribusi Responden berdasarkan pengetahuan tentang SADARI
Pengetahuan Pasien Wanita
Jumlah Presentase
Baik 12 13,8
Kurang 48 86,2
Total 60 100
Pada table menunjukan bahwa dari 60 responden, Sebagian besar pasien
wanita di Puskesmas Cirimekar memiliki pengetahuan yang kurang baik
mengenai SADARI yaitu sebanyak 48 responden (86,2 %), dan hanya 12
Responden (13,8 %) yang memiliki pengetahuan yang baik mengenai
SADARI.
Distribusi Responden berdasarkan Perilaku tentang SADARI
Perilaku Pasien Wanita
Jumlah Presentase
Baik 21 36,2
Kurang 39 63,8
Total 60 100
Pada table menunjukan bahwa dari 60 responden, Sebagian besar pasien
wanita di Puskesmas Cirimekar memiliki perilaku yang kurang baik
mengenai SADARI yaitu sebanyak 63,8 responden (63,8 %), dan 21
Responden (36,2 %) yang memiliki perilaku yang baik mengenai SADARI.
4.2 Pembahasan
Menurut Notoatmodjo, segala sesuatu yang kita ketahui tentang cara
menjaga kesehatan merupakan pengertian dari pengetahuan kesehatan.
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan muncul setelah mengamati
objek tertentu. Pengetahuan diperoleh melalui proses pendidikan dan
pengalaman yang menjadi sebuah pembelajaran, dan memiliki peran
penting dalam membentuk perilaku seseorang. Terbentuknya perilaku baru
jika didasari pengetahuan, kesadaran, minat, pengalaman dan lingkungan.
Dan cenderung bertahan lama dalam diri seseorang. Jika seseorang itu
berpengetahuan baik tentang pentingnya deteksi dini benjolan yang tidak
normal pada payudara maka akan terdapat respon terhadap perilaku deteksi
dini. Namun apabila pengetahuannya kurang maka tidak akan menimbulkan
respon terhadap perilaku. Sama halnya yang terjadi pada wanita,
pengetahuan mereka yang baik akan kanker payudara dan SADARI
membuat mereka melakukan SADARI sebagai bentuk pencegahan
sekunder.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Rini
dkk (2019), yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara
pengetahuan mahasiswi AKBID dengan perilaku SADARI. Pengetahuan
mahasiswi sudah tinggi akan kesehatan namun tidak diimbangi dengan
perilakunya. Sehingga hasil penelitian diatas tidak sesuai dengan teori,
perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada
perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan 8 . Penelitian yang dilakukan
Setiawan, dkk (2017) pun menunjukkan bahwa tidak ada hubungan
pengetahuan dengan perilaku SADARI mahasiswi PSIK UNITRI. Dapat
disampaikan bahwa informasi yang sama pada mahasiswi akan terdapat
perbedaan dalam memahaminya dan masih terdapat faktor lain sebagai
faktor dominan.
Begitupun dengan penelitian yang dilakukan oleh Fifian dkk (2018)
menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara variabel
pengetahuan dan praktik SADARI pada mahasiswi. Pengetahuan SADARI
yang baik akan memengaruhi tindakan seseorang untuk melakukan
SADARI dan membawa kebiasaan baik.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
1. Mahasiswi yang memiliki pengetahuan baik 12 (13,8%) responden dan 48
(86,2%) responden memiliki pengetahuan pada kategori kurang.
2. Mahasiswi yang memiliki perilaku SADARI baik sejumlah 21 (36,2%)
responden dan 39 (63,8%) memiliki perilaku yang kurang.

5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, Adapun saran yang dapat
diberikan yaitu sebagai berikut :
1. Untuk kegunaan teoritis
Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai
pengetahuan dan perilaku SADARI sehingga dapat meningkatkan
kesadaran mengenai SADARI dan sering berdiskusi dengan teman
ataupun orang tua tentang deteksi dini kanker payudara, melakukan
kunjungan ke pelayanan kesehatan bila menyadari kelainan pada
payudara.
2. Bagi Petugas Kesehatan
Diharapkan petugas Kesehatan dapat memberikan kegiatan mengenai
penyuluhan atau konseling mengenai SADARI agar informasi
mengenai SADARI dapat terlaksana dengan baik dan benar.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Hendaknya Karya Tulis Ilmiah ini digunakan sebagai sumber referensi
atau bahan informasi meningkatkan kualitas Pendidikan Kesehatan
khususnya SADARI.
DAFTAR PUSTAKA

1) Society AC. Breast Cancer [Internet]. ACS. 2020. Tersedia pada:


https://www.cancer.org/cancer/breast-cancer.html
2) WHO. Global Cancer Observatory [Internet]. WHO. 2020 [dikutip 12
November 2020]. Tersedia pada: https://gco.iarc.fr/
3) Andriani. Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Remaja Puteri Tentang
Deteksi Dini Kanker Payudara Melalui SADARI (Periksa Payudara Sendiri)
di SMA Negeri 1 Pomala Kabupaten Kolaka. J Kebidanan. 2017;1(1):1–76.
4) YKI. Yayasan Kanker Indonesia. YKI [Internet]. 2020; Tersedia pada:
http://yayasankankerindonesia.org/jenis-jenis
5) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2018. Laporan Nasional.
RISKESDAS. Jakarta : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Hal:
192-214.
6) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Pusat data dan
informasi : Bulan Peduli Kanker Payudara. Jakarta: Kementrian Kesehatan
RI. doi: ISSN 2442-7659. Hal: 2-4.
7) Septiani S., Mahyar S. 2013. Faktor-faktor Yang berhubungan Dengan
Perilaku Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Pada Siswa SMAN 62
Jakarta. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 5, No.1, hal.31-35.
8) Balasubramaniam, S.M., Rotti S.B., & Vivekanandam, S. Risk Factors of
Female Breast Carcinoma: A Case Control Study at Puducherry. Indian
Jurnal of Cancer. 2013: 50 (1).
9) Wulandari, F. Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap dengan Perilaku
Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Mahasiswi. Prosiding Seminar
Nasional IKAKESMADA: Peran Tenaga Kesehatan dalam Pelaksanaan
SDG; 2017 Januari 134- 144; Jakarta
10) Panel, M.S.R. Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Remaja
Puteri tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri “SADARI” di SMA Katholik
Budi Murni 1 Medan Tahun 2014. [Tugas Akhir]. Fakultas Kesehatan
Masyarakat. Universitas Sumatera Utara; 2014.
11) Komite Penangggulangan Kanker Nasional. Panduan
Penatalaksanaan Kanker Payudara. 2016. (Online)
http://kanker.kemkes.go.id/guidelines/PP KPayudara.pdf [Diakses 20
Desember 2016]
LAMPIRAN
Lampiran 1

KUESIONER PENELITIAN
Gambaran Pengetahuan dan Perilaku SADARI pada Pasien Wanita di
Puskesmas Cirimekar
1. Usia :
2. Pendidikan Terakhir :
3. Pekerjaan :
4. Riwayat keluarga menderita kanker payudara :
a. Ada (sebutkan…………….)
b. Tidak ada
5. Riwayat Anda menderita :
a. Benjolan (tumor)
b. Kanker
c. Tidak Ada

Pertanyaan terkait Periksa Payudara Sendiri


1. Pernahkah Anda memperoleh informasi tentang SADARI (periksa payudara
sendiri)?

a. Pernah
b. Tidak pernah

2. Jika PERNAH, darimana Anda memperoleh informasi tentang SADARI ?


(jawaban boleh lebih dari satu)

a. Materi kuliah e. Internet/media sosial


b. Iklan di tempat umum f. Petugas Kesehatan
c. Televisi/radio g. Media cetak
d. Teman/keluarga h. Lainnya, sebutkan…….

3. Pernahkah Anda melakukan periksa payudara sendiri (SADARI) untuk


mendeteksi adanya tumor gejala kanker payudara ?
a. Pernah
b. Tidak pernah

4. Jika TIDAK PERNAH, apa yang menyebabkan Anda tidak melakukan periksa
payudara sendiri (SADARI) ? (jawaban boleh lebih dari satu)

a. Tidak tahu caranya


b. Takut didiagnosa kanker payudara
c. Tidak punya kelainan pada payudara
d. Tidak ada keluarga yang mengalami kanker payudara
e. Merasa aneh/malu mengamati payudara sendiri

I. PENGETAHUAN

1. Apakah yang dimaksud dengan SADARI ?

a. Upaya untuk mendeteksi sedini mungkin adanya benjolan atau


ketidaknormalan pada payudara yang dilakukan sendiri dengan perabaan
b. Metode pengobatan kanker payudara
c. Upaya untuk menetapkan adanya benjolan atau tidak dalam payudara yang
dilakukan oleh dokter

2. Usia berapakah wanita dianjurkan melakukan SADARI ?

a. 12 tahun
b. 20 tahun
c. 40 tahun

3. Kapan sebaiknya dilakukan SADARI secara rutin ?

a. 7-10 hari setelah menstruasi


b. 1 bulan setelah menstruasi
c. Pada saat haid

4. Kapankah seorang wanita penting untuk melakukan SADARI?

a. Jika sudah pernah menderita kanker payudara.


b. Sebelum menderita kanker payudara.
c. Setelah mempunyai anak

5. Apa saja yang dapat dideteksi secara dini dengan melakukan SADARI .?

a. Benjolan atau perubahan dipayudara


b. Bentuk payudara
c. Perubahan pada payudara

6. Apakah yang dimaksud dengan penyakit kanker payudara itu?

a. Penyakit tidak menular yang menyerang sel-sel payudara dan sekitar


kelenjar limfa
b. Penyakit menular yang yang menyerang sel-sel payudara dan sekitar
kelenjar limfa
c. Penyakit keturunan yang yang menyerang sel-sel payudara dan sekitar
kelenjar limfa

7. Bagaimanakah gejala-gejala kanker payudara itu?

a. Gejala dan pertumbuhan kanker payudara tidak mudah dideteksi karena


awal pertumbuhan sel kanker payudara tidak dapat diketahui dengan
mudah.
b. Tanda yang mungkin muncul pada stadium dini adalah teraba benjolan
kecil di payudara yang tidak terasa nyeri.
c. Bentuk, ukuran atau berat salah satu payudara berubah kerena terjadi
pembengkakan.

8. Faktor apakah yang paling memengaruhi seseorang terkena kanker payudara?

a. Gaya hidup (makanan, pola hidup)


b. Keturunan
c. Ditularkan oleh orang lain
9. Bagaimanakah posisi dalam melakukan pemeriksaan sadari yang benar dan
tepat.?

a. Berbaring dan berdiri di depan cermin


b. Berdiri di depan cermin c. Jongkok dan berdiri

10. Peralatan yang digunakan untuk melakukan SADARI yaitu ?

a. Jari tangan sendiri yakni ujung jari tengah, jari manis dan jari telunjuk
b. Jari tangan dan telapak tangan
c. Alat peraba yang dibeli di apotik

11. Kelainan yang dapat ditemukan saat melakukan perabaan dengan jari-jari
tangan pada payudara adalah ?

a. Ada benjolan yang terasa pada payudara


b. Kulit payudara mengkerut
c. puting payudara tertarik ke dalam

12. Tahapan pemeriksaan lengkap payudara sendiri terdiri dari ?

a. Melihat payudara-meraba payudara-meraba ketiak


b. Meraba payudara-melihat payudara-meraba ketiak
c. Meraba ketiak-meraba payudara-melihat payudara

13. Mengapa pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) setiap bulan sangat


penting dilakukan secara teratur ?

a. Untuk mengetahui sedini mungkin adanya benjolan atau kelainan pada


payudara sendiri dimana lebih cepat terdeteksi ( benjolan masih kecil)
lebih mudah diobati dan kemungkinan sembuh lebih tinggi (80-90%).
b. Dengan memeriksa payudara sendiri setiap bulan, maka perempuan
mengetahui kondisi payudaranya dalam keadaan sehat/ baik-baik saja
c. Dengan memeriksa payudara setiap bulan dapat memperbaiki bentuk
payudara
II. PERILAKU SADARI

No Pernyataan Y T
1 Saya melakukan SADARI (memeriksa payudara sendiri)
minimal sekali dalam satu bulan secara teratur
2 Saya memeriksa payudara dua kali sebulan, yaitu sebelum dan
sesudah menstruasi
3 Saya mengamati bentuk payudara dan menilai ukuran payudara
di depan cermin
4 Saya melihat perubahan warna kulit payudara saudari ketika
melakukan SADARI
5 Saya mengangkat tangan saudari ketika melakukan SADARI
6 Saya melakukan pemeriksaan payudara sendiri pada waktu
berbaring dengan menggunakan tiga ujung jari yang dirapatkan
7 Saya memijat hingga putting untuk mengetahui adanya cairan
yang keluar ketika melakukan SADARI
8 Saya menggunakan telapak tangan untuk meraba benjolan pada
payudara
9 Saat memeriksa, saya meraba seluruh permukaan payudara
sampai ke daerah ketiak
10 Saya meraba seluruh permukaan payudara kanan dengan tangan
kiri sampai daerah ketiak, saat melakukan SADARI
11 Saya melakukan gerakan memutar dengan tekanan lembut,
berlawanan arah jarum jam pada pinggir payudara
12 Saya mengamati posisi puting saat memeriksa payudara
Lampiran 2
Usia Pendidikan Terakhir Pekerjaan Pengetahuan

47 SMA IRT 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Jumlah

42 SMP IRT 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 9

33 SMA Karyawan Swasta 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 7

42 SD IRT 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 4

38 SMA Karyawan Swasta 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 10

30 SMA Karyawan Swasta 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 11

46 SMP IRT 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 7

51 SMA IRT 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 6

48 SMA Karyawan Swasta 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 6

42 SMP IRT 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9

49 SMA IRT 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 5

58 SD IRT 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 3

44 SMA Karyawan Swasta 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 10

51 SD IRT 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 5

45 SMP IRT 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 6

45 SMA Karyawan Swasta 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 10

52 SMA Karyawan Swasta 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 5

55 SMA IRT 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 6

43 SMP IRT 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 3

41 D3 Karyawan Swasta 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 9

38 SMA IRT 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 6

46 SMP IRT 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1

37 SMA Karyawan Swasta 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 11

40 SMA IRT 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 5

49 SMA Karyawan Swasta 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 9

43 SD IRT 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 9

36 D3 PNS 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 9

45 SMA Karyawan Swasta 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 6

55 SMP IRT 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 5

51 SMP IRT 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 4

43 D3 PNS 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 10

60 SD IRT 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 4

58 SD IRT 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 3

41 SMA Karyawan Swasta 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 6

59 SD IRT 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 4

47 SMA Karyawan Swasta 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 9

42 D3 Karyawan Swasta 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 9

49 SMP IRT 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 6

42 SMA Karyawan Swasta 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 5

51 SMP IRT 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 7
55 SMA IRT 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 7

43 D3 PNS 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 9

49 SD IRT 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 10

42 SMA Karyawan Swasta 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 5

52 SMA IRT 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 8

31 SMA Karyawan Swasta 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 7

40 SMA IRT 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 4

46 SMP IRT 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 5

46 SMP IRT 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 10

40 SMA IRT 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 4

55 SMA IRT 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 7

57 SMP IRT 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 6

49 SMP IRT 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 4

42 SMA IRT 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 9

35 SMA Karyawan Swasta 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 4

40 SMA IRT 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 4

51 SMP IRT 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 7

44 SMA IRT 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 3

40 SMA IRT 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 5

Lampiran 3
Perilaku
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Jumlah
1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 8
2 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 5
3 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 3
4 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 9
5 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 6
6 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 4
7 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 6
8 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 4
9 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 9
10 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 5
11 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 4
12 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 9
13 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 6
14 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 3
15 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 9
16 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 4
17 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 4
18 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 3
20 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 8
21 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 4
22 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 3
23 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 9
24 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 4
25 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 8
26 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 9
27 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 9
28 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 4
29 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 6
30 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 4
31 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9
32 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 4
33 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 4
34 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 5
35 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 6
36 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 9
37 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 9
38 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 5
39 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 5
40 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 8
41 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 8
42 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 7
43 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 8
44 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 4
45 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 8
46 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 7
47 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 4
48 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 5
49 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 8
50 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 4
51 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 6
52 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 6
53 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 4
54 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 9
55 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 4
56 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 4
57 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 5
58 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 3
59 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 5

Anda mungkin juga menyukai