CA CERVIKS
Disusunoleh :
1. Rahmanda Taqwa Pratama
2. Arinta Vergianti
3.
4.
5. Yulia Nugrahanitya
105070100111075
115070100111039
115070100111043
115070100111050
115070107111038
Pembimbing:
dr. Nugrahanti Prasetyorini, Sp.OG(K)
LABORATORIUM OBSTETRI-GINEKOLOGI
RSU Dr. SAIFUL ANWAR
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
BAB II
URAIAN KASUS
2.1 Identitas Pasien
Register
: 11249556
Nama
: Lindawati
Umur
: 57 tahun
Alamat
Pendidikan
: SMU
Pekerjaan
Status
: Kawin
Agama
: Protestan
Bangsa
: Indonesia
2.2 Subjektif
di rumah
1/9/2015 17.00 Pasien mengeluh pendarahan dari jalan lahir semakin
NO
1.
At/P/I/
Ab/E
Aterm
BBLf
3600gr
Cara
lahir
Normal
Penolong
L/P
Umur
H/M
Dokter
29th
kelenjar
getah
:
bening
: Riwayat terapi
:Pasien
dengan
Vital sign
: Tensi: 110/80
Nadi: 80x/menit
RR: 20x/menit
T Ax: 36.5C
Trec: 36,8C
K/L
Thorax
: Cor
: Fluksus (+)
Inspekulo
VT
: fluksus (+)
Portio berdungkul, rapuh, mudah berdarah
CUAF dalam batas normal
AP D/S massa (-), nyeri (-), infiltrasi +/+
CFS; 0%-0%
Hasil
Satuan
Nilai rujukan
Hemoglobin
7,40
g/dL
11.4-15.1
Eritrosit
3,06
g/dL
4,0-5,0
Leukosit
8190
4.700 -11.300
Hematokrit
24,20
38-42
Trombosit
421
103/L
142-424
Diff count
0,6/0,4/82,1/11.7/5,2
Hematologi
MCV/MCH/MCHC 79,10/24,20/30,60
Faal hemostasis
PPT
10,70
Detik
11,5-11,8
APTT
26,50
Detik
27,4-28,6
AST/SGOT
21
U/L
0-32
ALT/SGPT
22
U/L
0-33
Albumin
2,79
g/dL
3,5 5,5
52,50/1,47
mg/dL
16.6-48.5/ <1.2
mg/dL
<200
mmol/L
Faal Hati
Faal Ginjal
Ureum/Creatinin
Metabolisme
Karbohidrat
Glukosa
Darah 160
Sewaktu
Elektrolit Serum
Na/K/Cl
134/3,54/110
tampak
kelompok-kelompok
proliferasi
sel-sel
ini.
Menjelaskan kepada keluarga pasien tentang rencana diagnosis dan
BAB III
PERMASALAHAN
3.1 Diagnosa
Bagaimana penegakan diagnosa pada kasus ini?
3.2 Penatalaksanaan
Bagaimana penatalaksanaan pada kasus ini?
3.3 Komplikasi
Apa saja komplikasi yang dapat terjadi pada kasus ini?
3.4 Prognosis
Bagaimana prognosis pada kasus ini?
3.5 Permasalahan pada pasien
Kurangnya kesadaran dan pengetahuan pasien untuk segera
memeriksakan keluhannya sesegera mungkin pada saat keluar darah
dari jalan lahir karena pasien menganggap hal biasa. Setelah
beberapa hari, pasien baru pergi ke rumah sakit.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Ca Cerviks
4.1.1 Definisi
Kanker serviks merupakan salah satu tipe kanker ganas yang
terjadi di serviks (bagian bawah uterus). Kanker serviks merupakan
kanker penyebab kematian terbanyak pada wanita terutama di negara
berkembang. Salah satu penyebab kanker serviks karena infeksi
human papilloma virus (HPV) yang merangsang perubahan perilaku
sel epitel serviks. Infeksi HPV merupakan penyakit menular seksual
yang utama pada populasi negara-negara maju dan berkembang,
70% disebabkan oleh infeksi hPV tipe 16 dan 18.
4.1.2. Epidemiologi
4.1.3. Etiologi
Penyebab utama kanker serviks adalah virus yang disebut
Human Papiloma (HPV). HPV tersebar luas, dapat menginfeksi
kulit dan mukosa epitel. HPV dapat menyebabkan manifestasi
klinis baik lesi yang jinak maupun lesi kanker. Sifat onkogenik HPV
dikaitkan dengan protein virus E6 dan E7 yang menyebabkan
peningkatan proliferasi sel sehingga terjadi lesi pre kanker yang
kemudian dapat berkembang menjadi kanker.
4.1.4. Klasifikasi
Secara umum keganasan serviks dapat dibagi menjadi low
grade squamous intraephitelial lesion (LSIL), high grade squaomous
intraepithelial lesion (HSIL), karsinoma in-situ. Kategori LSIL dan HSIL
disebut juga sebagai lesi prakanker serviks.
Derajat
diferensiasi
kanker
serviks
merupakan
hasil
(moderately/intermediate differentiatied
Grade III untuk kanker dengan diferensiasi
differentiated)
Grade IV untuk kanker anaplastik atau undifferentiated.
jelek
moderat
(poorly
karsinoma serviks
Klasifikas
Klasifikas
i TNM
TX
T0
Tisb
T1
i FIGO
Keterangan
Tumor primer tidak dapat dinilai
Tidak ditemukan adanya tumor primer
Carcinoma in situ (karsinoma prainvasif)
Karsinoma serviks yang terbatas pada
uterus (ekstensi sampai ke korpus tidak
IA
dihiraukan)
Karsinoma invasif yang didiagnosis hanya
secara mikroskopik. Invasi stromal dengan
T1ac
mempengaruhi klasifikasi
Invasi stroma dengan kedalaman 3.0 mm
IA2
T1a1
T1a2
tetapi
5.0
mm
dengan
penyebaran
IB
T1b
IB1
T1b1
IB2
T1b2
T2
horizontal 7.0 mm
Lesi tampak secara klinis terbatas pada
II
uterus
tetapi
tidak
mencapai
IIA
T2a
dimensiterbesar
T2a1
IIA2
T2a2
IIB
III
Tumor
T2b
T3
meluas
hingga
dinding
pelvis
T3a
IIIB
T3b
IV
mencapai mukosa
kandung
IVB
T4b
Tabel 4.1 Klasifikasi TNM dan FIGO untuk karsinoma serviks
Hasil Pap smear dapat dilaporkan sebagai:
(klasifikasi
Bethesda 2001):
1.
2.
Normal
Atypical squamous cells of undetermined significance (ASCUS):
Yaitu sel squamous atipikal yang tidak dapat ditentukan secara
signifikan. Sel squamous adalah datar, tipis yang membentuk
permukaan serviks.
a. Atypical squamous cells of undetermined significance (ASCUS).
b. Tidak dapat mengeksklusi high grade SIL (ASC-H).
3.
4.
(Rb).
Protein
merupakan
suatu
gen
kehilangan
kemampuan
E6
supresor
untuk
mengikat
tumor
p53
sehingga
mengadakan
yang
sel
apoptosis.
Diagnosis Banding
4.1.10 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan lesi prakanker seviks dapat meliputi
observasi saja, medikamentosa, terapi destruksi, dan/atau terapi
eksisi, sesuai derajat penyakitnya. Tindakan observasi dilakukan pada
tes Pap smear dengan hasil HPV, atipikal, serta NIS I yang termasuk
dalam LSIL. Sementara itu, terapi destruksi (seperti krioterapi) dan
terapi eksisi (seperti diatermi loop) dapat dilakukan pada LSIL dan
HSIL. Terapi destruksi tidak mengangkat lesi, tetapi pada terapi eksisi
ada spesimen lesi yang diangkat.
Secara umum tatalaksana karsinoma serviks mencakup
operasi, radioterapi, atau kombinasi radioterapi dan kemoterapi.
Pemilihan tata laksana tersebut disesuaikan dengan stadium penyakit
(lihat Tabel 4.2). Penanganan komprehensif karsinoma serviks
membutuhkan
kerja
sama
antara
bidang
ginekologi-onkologi,
Tatalaksana
m
IA1
Conization atau histerektomi sederhana salpingooovorektomi dan limfadenektomi pelvis apabila terjadi
IA2
invasi limfovaskular
Conization/trachelectomy radikal atau histerektomi radikal
IB1, IIA
IB2,
serta
dengan cisplatin
IIB-IV
Tabel 4.2 Terapi Keganasan serviks
yang
berarti.
Kemoterapi
pada
Gagal Ginjal
Pembekuan darah
Perdarahan
umumnya
4.
5.
Fistula
Vaginal discharge
4.1.12 Prognosa
4.1.13 Pencegahan
Karena pada umumnya kanker serviks berkembang dari
sebuah kondisi pra-kanker, maka tindakan pencegahan terpenting
harus segera dilakukan. Menurut Sogukopinar, pencegahan dibagi
menjadi 2 macam, yaitu:
a. Pencegahan primer
Menghindari faktor-faktor resiko yang sudah diuraikan diatas.
Misalnya: tidak berhubungan seksual dengan lebih dari satu
pasangan, penggunaan kondom untuk mencegah penularan
infeksi HPV, tidak merokok, selalu menjaga kebersihan,
menjalani pola hidup sehat, melindungi tubuh dari paparan
bahan
kimia
(untuk
mencegah
faktor-faktor
lain
yang
Protein) yang
penyebab
kanker,
memberikan
perlindungan
2. Respon
imun
tubuh
yang
baik
akan
menghasilkan
prakanker
mempunyai
tingkat
penyembuhan
BAB V
PENUTUP
5.1
5.2
Kesimpulan
Saran
Daftar Pustaka
1. American Cancer Society. 2012. Cervical Cancer. At lanta. American
Cancer Society.
2. Martad isoebrata, D. Carcinoma cervix. Ginekologi. Bandung: Elstar
Offset. 1981; 127-140.
3. Sogukopinar, N., et all. 2003. Cervical Cancer Prevention and Early
Detection, Asian Pacific Journal of Cancer Prevention. Vol 4: 15-21.
4.
5.