Anda di halaman 1dari 2

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Sanitasi masih menjadi masalah global. Sampai saat ini, sanitasi masih merupakan
masalah yang sulit ditanggulangi, terutama di negara-negara berkembang. Salah
satu target Millenium Developmental Goal yang ditetapkan adalah untuk
mengurangi akses sanitasi yang buruk sampai separuhnya. 2 Di dunia ini 2.6 miliar
penduduk masih hidup tanpa akses sanitasi yang baik pada tahun 2008.

Di

negara yang sudah maju, hampir seluruh populasi sudah memiliki akses sanitasi
yang baik, sedangkan di negara berkembang, hanya sebagian penduduk yang
memiliki akses sanitasi yang baik.1
Indonesia sendiri yang termasuk negara berkembang tidak terlepas dari masalah
sanitasi yang buruk. Cakupan sanitasi layak di Indonesia sendiri hanya 55% pada
tahun 2006, jauh lebih rendah dari cakupan sanitasi layak di negara Asia Tenggara
yang lain yang mencapai 67%.2
Pada tahun 2008, 1.1 miliar orang masih buang air besar di ruang terbuka (open
defecation). Indonesia menduduki peringkat kedua negara dengan penduduk yang
belum open defecation free (ODF). Dari tahun 1990 sampai 2008, terjadi
peningkatan penduduk yang belum ODF akibat ledakan penduduk, walaupun
secara proporsi ODF menurun. 1 Menurut MDGs 2010, kriteria akses terhadap
sanitasi layak adalah bila penggunaan fasilitas tempat BAB milik sendiri atau
bersama, jenis kloset yang digunakan jenis latrine / cemplung

dan tempat

pembuangan akhir tinjanya menggunakan tangki septik atau sarana pembuangan


air limbah atau SPAL.5 Kerugian ekonomi yang diderita Indonesia pada tahun
2006 akibat sanitasi dan higiene yang buruk adalah 56 triliyun rupiah.5
Di bidang kesehatan, sanitasi dan higiene yang buruk menyebabkan penyakit dan
kematian yang lebih awal. Banyak penyakit yang merupakan akibat sanitasi dan
higiene yang buruk, diantaranya adalah diare, cacing, scabies, trachoma, Hepatitis
A, hepatitis E, malnutrisi, dan penyakit terkait malnutrisi2 Statistik WHO

menunjukkan bahwa lebih dari 1 tiap 10 kematian (kira-kira 800.000 per tahun di
seluruh dunia) disebabkan oleh diare.8
Pemerintah daerah dalam hal ini dinas kesehatan mengatasi masalah open
defecation salah satunya menggunakan teknik CLTS yaitu Community-Led Total
Sanitation, dalam bahasa Indonesia adalah STBM yaitu Sanitari Total berbasis
masyakat. CLTS adalah sebuah pendekatan terintegrasi untuk mencapai dan
mempertahankan status open defecation free. CLTS memfasilitasi masyarakat
untuk menganalisa profil sanitasi mereka, praktek open defecation mereka, serta
konsekuensinya, sehingga menyebabkan mereka menjadi ODF
1.2 Masalah

1.
2.
3.
4.
5.

Kurang nya pengetahuan mengenai jamban sehat


Kurang nya kepemilikan jamban sehat
Kurangnya inisiatif dari diri sendiri untuk membuat jamban
Selalu menunggu bantuan dana untuk pembangunan jamban
Alasan membuat jamban itu mahal

1.3 Tujuan

TUJUAN UMUM
Tercapainya masyarakat ODF ( Open Defecation Free ) di Desa Nglajang

kecamatan Sugihwaras.
b TUJUAN KHUSUS
1 Meningkatkan pengetahuan mengenai jamban sehat.
2 Meningkatkan jumlah kepemilikan jamban sehat.
3 Menciptakan inisiatif pembuatan jamban sendiri tanpa menunggu bantuan
4

dana.
Pemberian pengetahuan pembuatan jamban sederhana tidak mahal.

1.4 Manfaat

1
2
3
4

Mengetahui kriteria jamban sehat


Peningkatan jumlah kepemilikan jamban sehat
Terciptanya inisiatif pembuatan jamban sendiri
Mengetahui pembuatan jamban sehat yang tidak mahal
5 Tercapainya masyarakat ODF di desa Nglajang

Anda mungkin juga menyukai