Disusun Oleh
MAYA TRIANI
20140350012
Disusun Oleh :
MAYA TRIANI
20140350012
Telah disetujui dan diseminarkan pada tanggal …2018
Dosen Pembimbing
ii
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN
NIM : 20140350012
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis benar benar
merupakan hasil karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada
skripsi ini merupakan hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas
perbuatan tersebut.
Maya Triani
20140350012
iii
MOTTO
Sekarang Allah telah meringankan kepadamu dan dia telah mengetahui bahwa
padamu ada kelemahan. Maka jika ada diantaramu seratus orang yang sabar, niscaya
mereka akan dapat mengalahkan dua ratus orang kafir; dan jika diantaramu ada
seribu orang (yang sabar), niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ribu orang,
dengan seizin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar (Al- Anfal : 66)
“ Kesabaran adalah tanda bahwa kita percaya bahwa ALLAH sedang menyusunkan
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan kepada Orang tua saya, bapak sakri dan ibu
mami yang selalu membimbing dan memberikan do’a serta semangat buat saya
dengan tak pernah lelah mendidik saya untuk selalu mencari ilmu, belajar, ibadah,
dan berdo’a.
Untuk kakak – kakak dan abang ipar saya, Junita S.IP, Lidiawati Amd, dr.
Alamsya Tarigan M.Kes, dan Martha Dini S.IP yang selalu menjadi contoh buat
saya dalam berjuang meraih pendidikan dan memberikan dukungan, semangat dan
perhatian kepada saya.
Untuk keponakan – keponakan abuk tersayang Angelica Martha Dini Putri,
Mikhlayla Martha Dini Putri dan Alkhalifi Zayyan Syah Tarigan
v
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat Rahmat dan
SAW, kepada keluarga, para sahabatnya, hingga kepada umatnya hingga akhir
memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran dan
Drug Related Problem (DRP) Melalui Home Pharmacy Care (HPC) Pasien
penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan serta dukungan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis dengan senang hati
vi
5. Seluruh Dosen Farmasi UMY yang telah memberikan ilmu dan
pengetahuan selama perkuliahan di Farmasi.
6. Para responden yang telah meluangkan waktu sehingga penelitian ini bisa
terlaksana.
7. Anak Anak Kos Fiani dan om dan tante kos tercinta atas dukungan dan
semangat tiada henti untuk penulis.
8. Nurul Aisyah partner penelitian saya, yang berjuang bersama melewati
rintangan selama penelitian.
9. Sapta Sakila dan Sarah Badar Nahdi (para pejuang Home Pharmacy Care
(HPC)) sahabat – sahabat yang telah banyak direpotkan dan telah banyak
membantu penelitian kami.
10. Sahabat Sahabat saya MAG (dewi, sapta, inge), Ambarita, Nurul (cumil),
PUPA (11 anggota), Harni, Sani, CHANDRADIMUKA (keluarga
perantauan dijogja) atas kesabaran, CT BEM atas semangat dan cinta yang
diberikan kepada penulis.
11. Teman – teman “EXPRESSO”, atas 4 tahun yang penuh kenangan ini.
12. Kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, atas bantuan
dan doa yang dikirimkan untuk penulis.
Penulis menyadari banyaknya kekurangan dalam penulisan skrpsi ini, oleh
karena itu penulis berharap adanya kritik dan saran yang membangun dari semua
pihak. Penulis juga berahrap Skripsi ini bisa bermanfaat bagi pembaca dan pihak
yang terkait.
Yogyakarta, ............ 2018
Penulis
(………………..….)
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. ii
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ....................................................... iii
MOTTO ................................................................................................................. iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................. v
KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi
DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii
DAFTAR TABEL ................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xii
INTISARI............................................................................................................. xiv
ABSTRACT ....................................................................................................... xivv
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
C. Keaslian Penelitian ....................................................................................... 4
D. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 6
E. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 7
A. Diabetes Melitus........................................................................................... 7
B. Drug Related Problem (DRP) .................................................................... 14
C. Home Pharmacy Care (HPC) .................................................................... 18
D. Kerangka Konsep ....................................................................................... 20
E. Keterangan Empirik ................................................................................... 20
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 19
A. Desain Penelitian ........................................................................................ 19
B. Tempat dan Waktu ..................................................................................... 19
C. Populasi dan Sampel .................................................................................. 19
D. Kriteria Inklusi dan Eksklusi ...................................................................... 20
viii
E. Definisi Operasional Variabel Penelitian ................................................... 20
F. Instrumen Penelitian................................................................................... 21
G. Cara Kerja .................................................................................................. 22
H. Skema Langkah Kerja ................................................................................ 22
I. Analisis Data .............................................................................................. 23
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 24
A. Karakteristik Responden ............................................................................ 24
B. Gambaran Kadar Gula Darah Pasien Home Pharmacy Care (HPC) ......... 29
C. Gambaran Penggunaan Obat Pada Pasien Diabetes Melitus tipe 2 ........... 31
D. Identifikasi Drug Related Problem (DRP) melalui Home Pharmacy Care
(HPC)................................................................................................................. 35
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 41
A. KESIMPULAN .......................................................................................... 41
B. SARAN ...................................................................................................... 41
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 43
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
INTISARI
Pengobatan diabetes melitus tipe 2 merupakan terapi jangka panjang
sehingga perlu dilakukan monitoring terapi pasien untuk menghindari dan
menanggulangi kejadian Drug Related Problem (DRP). Salah satu cara
untuk memonitor pengobatan diabetes Melitus tipe 2 adalah dengan Home
Phamacy Care (HPC). Penelitian ini bertujuan untuk menentukan
prevalensi Drug Related Problem (DRP) dan mengetahui apa saja Drug
Related Problem (DRP) yang terjadi pada pasien diabetes melitus tipe 2 di
Puskesmas Sewon I Bantul setelah dilakukan Home Pharmacy Care (HPC).
Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental secara
deskriptif menggunakan pengumpulan data secara prospektif mulai dari
Oktober 2017 hingga Januari 2018 melalui Home Pharmacy Care (HPC).
Pada penelitian ini sampel terdiri dari 12 pasien diabetes melitus tipe 2
dengan menggunakan teknik consecutive sampling. Analisis Drug Related
Problem (DRP) dilakukan berdasarkan jenis Drug Related Problem (DRP)
yang ditemukan melalui penelusuran buku dan jurnal terkait.
Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat 75% atau sebanyak 9
pasien ditemukan kasus Drug Related Problem (DRP). Terdapat 78% kasus
ketidakpatuhan pasien, 11% kasus interaksi obat, dan 11% kasus Adverse
Drug Reaction (ADR).
Kata Kunci: Diabetes Melitus tipe 2, Drug Related Problem (DRP), Home
Pharmacy Care (HPC).
xiii
ABSTRACT
Keyword: Type 2 Diabetes Melitus, Drug Related Problem (DRP), Home Pharmacy
Care (HPC)
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia dan di dunia. Mulai dari 108 juta penderita DM pada tahun 1980
menjadi 422 juta penderita DM pada tahun 2014, data dari World Health
terapi obat yang diberikan kepada pasien baik secara aktual (benar-benar
outcome dan tujuan terapi yang diharapkan (Cipolle et al., 2012). Dari hasil
1
2
Reaction ( ADR) dan 1 kejadian dosis sub terapi. Dari 46 kejadian DRP
menyatakan bahwa, Home Pharmacy Care (HPC) adalah salah satu bagian
diberikan khususnya kepada pasien lanjut usia dan yang menggunakan obat
diabetes, TB, asma dan obat-obat penyakit kronis lainnya. Tujuan dari
kepada pasien serta memperbaiki kualitas hidup pasien. Jika tujuan ini
tercapai, maka dapat dikatakan hal tersebut sebagai wujud saling tolong
ِ شدِي ُد ا ْل ِعقَا
﴾٢ :ب ﴿المائدة َّ َواتَّقُوا
َّ َّللاَ ِإ َّن
َ ََّللا
3
amat berat siksa-Nya” (QS. Al-Maidah 5 : 2). Dari kutipan ayat di atas dapat
kebaikan.
Home Pharmacy Care (HPC) adalah salah satu upaya yang dapat
kejadian DRP seperti pemilihan obat yang kurang tepat, tidak tepat dosis,
Adverse Drug Reaction (ADR), interaksi obat, ada indikasi tanpa obat
ataupun ada obat tanpa indikasi. Oleh karena itu, HPC sangat diperlukan
kejadiannya tinggi dan rata – rata merupakan pasien yang sudah lama dan
B. Rumusan Masalah
2. Apa saja DRP yang terjadi pada pasien DM tipe 2 di Puskesmas Sewon I
C. Keaslian Penelitian
Berdasarkan literatur yang telah di publikasikan penelitian yang dilakukan
tentang Kajian Drug Related Problem (DRP) melalui Home Pharmacy Care
dilakukan. Adapun penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti lain dan
penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah dari segi waktu dan tempat
D. Tujuan Penelitian
1. Menentukan prevalensi DRP setelah dilakukan HPC terhadap pasien DM
2. Mengetahui apa saja DRP yang terjadi pada pasien DM tipe 2 di Puskesmas
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Puskesmas :
2. Bagi Peneliti :
TINJAUAN PUSTAKA
A. Diabetes Melitus
1. Definisi
gangguan sekresi insulin. Insulin merupakan salah satu hormon dalam tubuh
yang berfungsi untuk mengatur gula darah. Manifestasi klinis DM fase awal
serius pada banyak sistem tubuh salah satunya syaraf dan pembuluh darah
(WHO, 2015).
2. Diagnosis
dapat ditegakkan dengan melakukan pemeriksaan gula darah sewaktu > 200
mg/dL atau gula darah puasa ≥ 126 mg/dL atau jika hasil pemeriksaan gula
(TTGO) dan bisa dilihat dari kadar A1C yaitu ≥6,5 %, selain itu diagnosis
7
8
3. Klasifikasi
a. DM tipe 1 yang disebabkan oleh kerusakan pada sel beta pankreas dan
normal.
4. Komplikasi
kebutaan. Selain itu, gangguan pada mata yang juga bisa terjadi pada
hal yang paling utama dan umum terjadi pada penderita DM tipe 2 yang
akhirnya akan beresiko terjadi ulkus atau luka pada kaki dan jika sudah
darah, hipertensi, merokok, dan nilai indeks masa tubuh yang tinggi
5. Tatalaksana terapi
gizi medis yaitu keteraturan dalam hal jadwal makan, jenis dan jumlah
makanan, kemudian melakukan latihan jasmani yaitu sekitar 3-4 kali dalam
golongan, yaitu:
a) Sulfonilurea
obat diberikan pada pasien yang berusia tua dan memiliki gangguan
ginjal dan hati (Nathan et al, 2009, 2012; Harper et al., 2013; Audehm
et al., 2014).
b) Glinid
al., 2014).
12
(Nathan et al., 2009, 2012; Harper et al., 2013; Audehm et al., 2014).
a) Tiazolindindion
umum lainnya adalah gagal jantung, retensi cairan dan patah tulang
et al., 2014).
13
3) Menghambat glukoneogenesis
a) Biguanid
nilai A1C sebesar 0,6%. Efek samping yang mungkin terjadi adalah
melibatkan terapi obat yang benar-benar terjadi (aktual) atau berpotensi terjadi
aktual jika telah terjadi pada seorang pasien, sedangkan dianggap potensial jika
obat) dan proses penggunaan obat. Beberapa diantaranya tidak bisa dihindari
tanpa mengurangi efek farmakoterapi, seperti efek mual pada pemberian agen
onkolitik atau interaksi antar obat untuk pasien AIDS (Mil, 2005; PCNE, 2010;
bisa juga dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti industri farmasi dan mungkin
tidak meresepkan obat yang paling tepat. Tenaga kesehatan lain seperti perawat
juga bisa menyebabkan DRP karena kesalahan dalam mencatat instruksi dari
tidak selalu menjadi perhatian oleh tenaga kesehatan. Umumnya, setengah dari
jumlah keseluruhan pasien adalah pasien yang tidak patuh terhadap pengobatan.
Hal ini menyebabkan adanya sejumlah DRP yang muncul dan hanya beberapa
1990) yaitu :
Pasien tidak diberi terapi obat untuk indikasi yang belum ditangani
2009).
Pasien diberi terapi obat yang tidak dibutuhkan dan tanpa indikasi klinis.
Pemilihan obat yang salah atau tidak efektif untuk pasien. Misalnya, pasien
Dosis obat yang diberikan dalam dosis tersebut terlalu kecil sehingga efek
dosis atau pemberian parasetamol dosis terlalu kecil untuk menangani gejala
Dosis yang diberikan dalam resep terlalu besar. Hal ini dapat menyebabkan
obat akan menjadi toksik. Misalnya, dosis obat ACE inhibitor yang terlalu
f. Interaksi obat
kerusakan permanen). Interaksi bisa terjadi antara obat dengan obat, obat
hipokalemia (Ruths, et al., 2007). Selain itu, interaksi antara ofloksasin dan
besi sulfat yang digunaakan pada saat bersamaan di pagi hari (Bedouch et
al., 2009).
ADR adalah efek yang tidak dapat diprediksi, tidak diinginkan dan tidak
sebagai sebuah respon berbahaya terkait obat yang tidak diinginkan dan
terjadi pada pemberian dosis normal serta digunakan untuk terapi profilaksis,
h. Ketidakpatuhan pasien
tujuan yang diinginkan tanpa efek berbahaya. Hal ini bisa dikarenakan
beberapa macam alas an, seperti status sosial ekonomi pasien, kegagalan
DRP merupakan tantangan besar untuk pembuat resep (dokter) karena hal
mencegah DRP. Identifikasi DRP adalah tugas utama farmasi klinik yang
peran profesi apoteker semula hanya pada drug oriented, sekarang mulai
maupun keluarganya. Tujuan dari layanan obat dalam home care adalah
HPC terutama ditujukan untuk pasien yang tidak atau belum dapat
menggunakan obat dan atau alat kesehatan secara mandiri, yaitu pasien yang
atau alat kesehatan agar tercapai efek yang terbaik (Depkes RI, 2008).
khusus tentang penggunaan obat, interaksi obat dan efek samping obat.
19
3. Pasien dengan risiko yaitu pasien dengan usia 65 tahun atau lebih
dengan salah satu kriteria atau lebih regimen obat sebagai berikut:
pengobatan
D. Kerangka Konsep
E. Keterangan Empirik
pasien. Salah satu kegiatan yang dilakukan saat HPC adalah menilai/mencari
pengobatan. Melalui kegiatan tersebut, maka HPC dapat menjadi salah satu
upaya untuk mengidentifikasi Drug Related Problem (DRP) yang terjadi pada
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
kepada pasien DM tipe 2 untuk mendapatkan data tentang prevalensi dan jenis
HPC.
pasien. Pengambilan data dilakukan pada bulan Oktober 2017 – Januari 2018.
sesuai dengan tujuan penelitian dalam kurun waktu tertentu. Sebanyak 129
data pasien DM tipe 2 di Puskesmas Sewon I Bantul, dalam kurun waktu tiga
19
20
2. Kriteria Eksklusi
1. Definisi Operasional
Salah satu yang dapat diberikan dalam HPC adalah mengkaji DRP apa
f. Interaksi obat
h. Ketidakpatuhan pasien
F. Instrumen Penelitian
1. Alat
a. Kuesioner MMAS-8
b. Informed Consent
2. Bahan
G. Cara Kerja
4. Pembuatan surat izin penelitian setelah dilakukan sidang proposal dan telah
6. Analisis data tentang prevalensi dan jenis DRP potensial yang terjadi pada
Langkah kerja yang dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
I. Analisis Data
2. Jenis DRP yang terjadi pada pasien DM tipe 2 di Puskesmas Sewon 1 Bantul
dahulu menurut jenis DRP yang terjadi, setelah itu data yang sudah
terjadi.
24
BAB IV
melalui wawancara dan pengamatan pada pasien DM tipe 2 yaitu untuk mengetahui
prevalensi dan jenis DRP yang terjadi pada pasien DM tipe 2 saat dilakukan HPC.
A. Karakteristik Responden
pada gambar 2.
kelamin laki-laki. Dari hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013
1,1% tahun 2007 menjadi 2,1% tahun 2013, dan ditemukan sebesar 7,70%
25
sebesar 5,60%. Hal ini sesuai dengan penelitian Triplitt et al., (2008), yang
perempuan daripada laki-laki. Hal ini dapat terjadi karena secara fisik
12-16 tahun ; remaja akhir 17-25 tahun ; dewasa awal 26-35 tahun ;
dewasa akhir 36-45 tahun ; lansia awal 46-55 tahun ; lansia akhir 56-65
pada pasien usia 56-65 tahun (lanjut usia) memiliki persentase paling
besar terjadinya DM tipe 2 yaitu 67%. Usia merupakan salah satu faktor
terutama pada lanjut usia. Sesuai dengan penelitian Cantrill dan Wood
pada gambar 4.
27
mengalami hipertensi. Hal ini juga didukung oleh KDOQI (2007), yang
28
tipe 2.
lebih padat dan ukurannya lebih kecil sehingga sangat mudah masuk dan
Kadar gula darah pasien merupakan salah satu indikator yang digunakan
untuk mengukur outcome terapi pasien. Hasil data kadar gula darah pasien
gula darah selama dilakukan HPC. Berdasarkan hasil data yang diperoleh
darah pasien.
aktivitas fisik yang kurang dan faktor stress yang dialami pasien, karena
pada saat penelitian beberapa pasien memiliki masalah pribadi baik itu
satu diantaranya yaitu karena pola makan, gaya hidup dan perilaku
tetapi kadar gula darah pasien tidak mengalami penurunan, hal tersebut
berkaitan dengan pengaturan pola makan yang tidak sesuai. Selain itu,
DM. Stres yang tinggi dapat memicu kadar gula darah dalam tubuh yang
simpanan protein dan lemak yang berperan dalam adaptasi terhadap stres
(Isworo, 2010).
kombinasi >3 obat (50%). Obat yang digunakan tidak hanya obat DM saja,
diperhatikan efek yang akan timbul bila menggunakan kombinasi obat secara
bersamaan seperti interaksi obat (Guyton, 2007). Hal ini juga dipertegas oleh
melengkapi. Hal ini juga didukung oleh Direktorat Bina Farmasi Kominitas
dan Klinis (2005) bahwa kombinasi antara agen penyedia insulin dana agen
tipe 2. Prinsip dari kerusakan pada DM tipe 2 terjadi akibat defisiensi insulin
dan resistensi insulin, sehingga kombinasi antara agen penyedia insulin dan
penambahan antasida, dan untuk pasien dengan keluhan kebas dan sering
Penggunaan herbal oleh pasien dapat dilihat pada tabel 5 berikut ini:
merupakan bahan alami yang lebih aman, tidak menyebabkan efek samping
dan lebih efektif dalam penurunan kadar gula darah daripada menggunakan
obat antidiabetes oral yang diresepkan oleh dokter. Namun, penelitian Gohil
dan patel (2007) menyatakan bahwa walaupun dianggap sebagai bahan alami
atau tidak diinginkan dan jika dikonsumsi bersamaan dengan obat lain
karbohidrat, serta gula fruktosa yang tidak dapat dicerna oleh enzim
peningkatan sekresi insulin. Selain itu juga dapat menghambat enzim alfa
akan menjadi berkurang dan kadar glukosa darah dalam tubuh akan
yang memiliki komponen aktif yaitu curcumin yang berperan penting dalam
pasien dalam mengatur pola makan. Pola makan yang tidak teratur
sebesar 75% atau 9 dari 12 pasien. Drug Related Problem (DRP) yang
1. Ketidakpatuhan Pasien
terjadi karena beberapa alasan yaitu pasien lupa untuk minum obat pasien
sudah merasa bosan dan malas untuk minum obat karena sudah
sembuh, pasien malas untuk kontrol rutin ke puskesmas dan karena adanya
berbahaya, Selain itu ada pula pasien yang dengan sengaja mengurangi
dosis obat tanpa sepengetahuan dokter karena merasa kondisi lebih baik.
500 mg tiap tablet memiliki aturan pakai tiga kali sehari atau setiap 8 jam.
dari tiga kali sehari. Hal ini terjadi karena beberapa alasan, yaitu padatnya
aktivitas pasien sehingga lupa minum obat metformin pada siang hari, serta
jumlah obat yang banyak dan frekuensi pemberian yang banyak membuat
pasien bosan minum obat dan mengkonsumsi obat jika kadar gula darah
satu kali sehari, jadwal minum obat pasien yang berubah setiap hari (tidak
dijam yang sama setiap harinya) membuat beberapa pasien lupa minum
obat.
keseluruhan DRP yang terjadi dan ADR yang ditemukan tidak berkaitan
dengan obat antidiabetes, tetapi terjadi pada penggunaan Non Steroid Anti
karena pasien sering mengalami pusing dan nyeri, seperti nyeri pasca
faktor proteksi lambung (Tjay dan Raharja, 2007). Oleh karena itu,
peningkatan air dan natrium dalam tubuh. Peningkatan air dan natrium
ginjal, tubuh tidak mampu membuang sejumlah garam dan air sehingga
lanjut usia yang sebagian besar memiliki resiko untuk terjadinya efek
samping pada ginjal. Namun jika pemberian NSAID tidak dapat dihindari,
maka perlu monitoring ketat dan edukasi kepada pasien (Bleumink, 2003).
3. Interaksi Obat
adalah tingkat keparahan minor dan interaksi tersebut mungkin saja terjadi,
maka perlu dilakukan monitoring kadar gula darah pasien. Selain itu,
hipoglikemi.
.
BAB V
A. KESIMPULAN
B. SARAN
1. Bagi pasien DM penelitian disarankan untuk lebih meningkatkan
41
42
penelitian dan membuat jadwal HPC lebih baik lagi agar didapat hasil
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, H.D., dan Strand, L.M, 2008, Opportunities and responsibilities in
Pharmaceutical Care, Am. J. Hosp. Pharm, 47: 533-543.
Arisman, 2011, Buku Ajar Ilmu Gizi Obesitas, Diabetes Melitus dan Dislipidemia,
44-54, ECG, Jakarta.
Audehm, R., Arthur, I., Barlow, J., et al, 2014, General Practice Management of
Type 2 Diabetes, The Royal Australian College of General Practitioners and
Diabetes Australian, 47-51.
Aybar, M.J., Sanches, R.A.N., Grau, A., Sanches, S.S, 2001, Hypoglicemic Effect of
The Water Extract of Smallanthus sonchifolius (Yacon) leaves in Normal and
Diabetic Rats, J Ethnopharmacol, 125-132.
Bedouch, P., J., Brudieu, E., Bosson, J.L., et al, 2009, Drug-related problems in
medical wards with a computerized physician order entry system, Journal of
Clinical Pharmacy and Therapeutics, 34, 190.
Bleumink, G.S., Feenstra, J., Sturkenboom, M.C., Stricker, B.H, 2003, Non-
steroidal Anti-Inflammatory Drugs and Heart Failure [Abstract], NCBI.
BPOM, 2006, Kepatuhan Pasien: Faktor Penting Dalam Keberhasilan Terapi, Hal
7, Jakarta.
Cantrill, J.A., Wood, J., Diabetes Melitus, in walker, R, 2003, Clinical Pharmacy
and Therapeutics, 3rd edition, Churcill Livingstone, UK.
Cipolle, R.J., Strand, L., dan Morley, P, 2012, Pharmaceutical Care Practice: The
Patient-Centered Approach to Medication Management Third Edition,
McGraw-Hill, New York.
Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik, 2005, Pharmaceutical Care untuk
Penyakit Diabetes Melitus.
Gohil, K.J., Patel, J.A, 2007, Herb-drug Interactions : A review and Study based on
Assesment of Clinical Case Reports in Literature, Indian Journal of
Pharmacology, 129-139.
Gross, J.L., Silveiro, S.P., Zelmanovitz, T., Caramori, M.L., Canani, L.H., Azevedo,
M.J, 2005, Diabetic Nephropathy: Diagnosis, Prevention, and Treatment.
ADA, 28(1), 164-167.
Guyton, and Hall, 2007, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran dan Mekanisme Penyakit,
Jakarta.
Harper, W., Clement, M., Goldenberg, R., Hanna, A., Main, A., Retnakaran, R., et
al, 2013, Pharmacologic Management of Type 2 Diabetes, Canadian Journal
Diabetes, 37, 62-64.
Inzucchi, S.E., Bergenstal, R.M., Buse, J.B., Diamant, M., Ferraninni, E., Nauck,
M., et al, 201, Management of Hyperglicemia in Type 2 Diabetes: A Patient-
Centered Approach, ADA, 35, 1367-1368.
Irawan, D, 2010, Prevalensi dan Faktor Risiko Kejadian Diabetes Melitus Tipe 2 di
Daerah Urban Indonesia (Analisa Data Sekunder Riskesdas 2007), Thesis,
Universitas Indonesia, Jakarta.
Isworo A., Saryono, 2010, Hubungan Depresi Dan Dukungan Keluarga Terhadap
Kadar Gula Darah Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2, The Soedirman
Journal of Nursing, 5: 37-44.
45
Izzo, A.A, 2012, Interactions between Herbs and Conventional Drugs: Overview
of the Clinical Data, Medical Principes and Practice, 402-428.
Labindjang, F.I , Kadir, S. dan Salamanja V, 2015, Hubungan Stres Dengan Kadar
Glukosa Darah Pada Penderita Diabetes Melitus Di Puskesmas Bolangitang
Barat Kabupaten Bolaang Mongondow Utara , Sulawesi utara.
Meneilly, G.S dan Tessier D, 2001, Diabetesin the elderly dalam Contamporary
Endocrinology of Aging, Humana Press, 181-203.
Nathan, D.M., Buse, J.B., Davidson, M.B., Ferraninni, E., Holman, R.R., Sherwin,
R., et al, 2009, Medical Management of Hyperglicemia in Type 2 Diabetes:
A Consensus Alghoritm for the Initiation and Adjusment of Therapy, ADA,
32(1), 195.
Ozaki, Y. dan Liang, O.B, 1988, Cholagogic Action the Essential oils Obtain from
Curcuma xanthorrhiza Roxb., Shoyalu zasshi., 24 (4), 257263.
Rani, N.V., Thomas, R., Soundararajan, P., Kannan, G., Thennarasu, P., Rohini,
2014, A Study on Drug Related Problem (DRP)s in Chronic Kidney Disease
Patients of Tertiary Care Teaching Hospital in South India, World Journal of
Pharmaceutical Research, 3, 1405-1406.
Rader. D. J., Hobbs. H.H, 2005, Disorder of Lipoprotein Metabolism, New York.
Robin, GI, 2016, skripsi: Identifikasi Drug Related Problem (DRP) Potensial
Melalui Proses Rekonsiliasi Obat pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Di
Puskesmas Sewon 1 Bantu. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan,
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Rokhman, R. Dkk, 2016, Journal: Pengaruh Pemberian Home Care Oleh Apoteker
Pada Pasien Diabetes Melitus, Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta.
Ruths, S., Viktil, K.K., Blix, H.S, 2007, Classification of drug-related problems,
The Journal of the Norwegian Medical Association, 127, 3.
Schommer JC, Brown LM, Sogol E.M, 2007, Career Pathway Evaluation
Program 2007 Pharmacist Profile Survey.
Strand LM, Morley PC, Cipolle RJ, Ramsey R, Lamas GD, 1990, Drug Related
Problems: Their Structure and Fu,ction. Ann Pharmacother ;24(11):1093-97
Tatro, D, 2009, Drug Interaction Fact: The Authority on Drug Interactions, Fact
dan Comparison A Wolters Kluwer Company, Missouri.
Tesfaye, S., Chaturvedi, N., Simon., Eaton., Ward, J.D., Manes, C., et al, 2005,
Vascular Risk Factors and Diabetic Neuropathy, The New England Journal
of Medicine, 352(4), 342.
Tjay, T. H., dan Rahardja, K, 2007, Obat-Obat Penting (6th Ed), Jakarta.
47
Wherrett, D., Huot, C., Mitchell, B., Pacaud, D, 2013, Type 1 Diabetes in Children
and Adolescents, Canadian Journal Diabetes, 37, 157-158.
Xiang, Z., He, F., Kang, T.G., Dou, D.Q., Gai, K., Shi, Y.Y., Young,-Ho, K.,
Dong, F, 2010, Antidiabetic Constituents in Leaves of Smallanthus
sonchifolius, Nat Prod Commun, 95-98.
48
LAMPIRAN
49
LAMPIRAN
Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan pelayanan kesehatan
khususnya pelayanan kefarmasian melalui kegiatan Home Pharmacy Care (HPC)
tentang kesehatan secara umum maupun cara pemakaian obat yang baik dan
rasional sehingga diharapkan dapat meningkakan efektifitas penggunaan obat dari
pasien.
Kerahasiaan
Catatan tentang subyek penelitian akan dirahasiakan dan dalam wawancara dan
pegambilan data masing-masing subyek akan diberi kode tertentu.
Partisipasi sukarela
Partisipasi dalam penelitian ini bersifat sukarela, atas kehendak anda sendiri, tanpa
paksaan dari pihak manapun.
Pertanyan-pertanyaan
Apabila ada pertanyan-pertanyan terkait penelitian ini silahkan disampaikan kepada
peneliti.
Tandatangan
Saya telah membaca atau telah dibacakan kepada saya apa yang tertera di atas dan
saya telah diberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan tentang penelitian
ini kepada pihak peneliti.
Dengan membubuhkan tanda tangan saya di bawah ini, saya menyatakan
keikutsertaan dalam penlitian ini secara sukarela.
Yogyakarta,…............., 2018
Partisipan
(……………………………)
Y
a
r
t
51
Jawaban
No Pertanyaan
Ya Tidak
1 Apakah anda kadang-kadang lupa minum pil anda?
2 Orang terkadang tidak sempat minum obat bukan karena
lupa. Selama 2 pekan terakhir ini pernahkah anda dengan
sengaja tidak menggunakan obat atau meminum obat
anda?
3 Pernahkah anda mengurangi atau berhenti menggunakan
obat atau minum obattanpa memberitahu dokter anda
karena anda merasa kondisi anda tambah parah ketika
menggunakan obat atau meminum obat tersebut?
4 Ketika anda bepergian atau meninggalkan rumah, apakah
anda kadang-kadang lupa membawa obat anda?
5 Apakah anda menggunakan obat anda atau minum obat
kemarin?
6 Ketika anda merasa sedikit sehat, apakah anda juga kadang
berhenti menggunakan obat atau meminum obat?
7 Minum obat setiap hari merupakan hal yang tidak
menyenangkan bagi sebagian orang. Apakah anda merasa
terganggu dengan kewajiban anda terhadap pengobatan
hipoglikemik yang harus anda jalani?
8 Seberapa sering anda mengalami kesulitan Tidak pernah/ jarang
menggunakan obat atau minum semua obat Sekali-kali
anda? Kadang-kadang
Biasanya
Selalu
52
keluarganya. Pelayanan kefarmasian di rumah terutama untuk pasien yang tidak atau
belum dapat menggunakan obat dan atau alat kesehatan secara mandiri, yaitu pasien
dan keterampilan tentang bagaimana menggunakan obat dan atau alat kesehatan agar
meliputi :
pengobatan
khusus
meliputi:
• Pasien, keluarga atau pendamping pasien adalah orang yang akan diberikan
terus menerus
• Obat yang diberikan tepat indikasi, dosis, rute dan cara pemberian obat
57
secara rinci kepada pasien, keluarga pasien, pemberi pelayanan dan dicatat
Data awal pasien harus dicatat secara lengkap dalam catatan penggunaan obat
• Nama, alamat, nomor telepon yang bisa dihubungi dalam keadaan emergensi
di rumah
kepada pasien dengan mendiskusikan waktu dan jadwal yang cocok dengan
pasien dan keluarganya. Rencana ini diberikan dan didiskusikan dengan dokter
7. Melakukan pelayanan sesuai dengan jadwal dan rencana yang telah disepakati.
sebagai berikut :
Pertemuan Pertama :
1. Edukasi
a. Diabetes Melitus
- Mudah haus
- Sering lapar
- Sering keram
60
- Lemah lesu
- Sering kesemutan
DM tipe 1
disebabkan oleh reaksi otoimun. Namun ada pula yang disebabkan oleh
insulin.
DM tipe 2
sekresi insulin oleh sel beta Pankreas dan atau fungsi insulin (resistensi
insulin).
d. Faktor resiko:
- Faktor keturunan
- Kegemukan
61
e. Komplikasi
yaitu:
perifer merupakan hal yang paling utama dan umum terjadi pada
luka pada kaki dan jika sudah sangat parah akan dilakukan amputasi.
nilai indeks masa tubuh yang tinggi (Tesfaye et al., 2005; Verspohl,
- Kerusakan jantung
- Kerusakan saraf
- Kerusakan ginjal
- Disfungsi seksual
g. Penyimpanan obat
- Simpan obat dalam kemasan asli dan dalam wadah tertutup rapat.
64
- Simpan obat pada suhu kamar dan terhindar dari sinar matahari langsung
- Simpan obat ditempat yang tidak panas atau tidak lembab karena dapat
menimbulkan kerusakan.
- Jangan menyimpan obat bentuk cair dalam lemari pendingin agar tidak
- Periksa kondisi obat secara rutin, jangan menyimpan obat yang telah
2. Monitoring terapi
menggunakan insulin)
Pertemuan Kedua :
1. Edukasi
a. Terapi farmakologi
a) Sulfonilurea
sel beta pankreas. Efikasi dari sulfonylurea yaitu mampu menurunkan kadar
lebih besar jika obat diberikan pada pasien yang berusia tua dan memiliki
gangguan ginjal dan hati (Nathan et al, 2009, 2012; Harper et al., 2013;
b) Glinid
namun lebih ringan dari pada sulfonilurea (Nathan et al., 2009, 2012;
sehingga meningkatkan GIP dan GLP-1 endogen dalam sirkulasi darah dan
pankreatitis (Nathan et al, 2009, 2012; Harper et al., 2013; Audehm et al.,
2014).
A1C sebesar 1,0 %. Efek samping yang mungkin terjadi adalah kehilangan
67
berat badan, mual, muntah dan pankreatitis (Nathan et al., 2009, 2012;
a) Tiazolindindion
menurunkan nilai A1C sekitar 0,8 %. Contoh obat golongan ini adalah
kadar LDL. Efek samping umum lainnya adalah gagal jantung, retensi
cairan dan patah tulang (Nathan et al., 2009; Inzucchi, 2012; Harper et
3) Menghambat glukoneogenesis
a) Biguanid
dan kembung.
c. Senam diabetes
2. Monitoring terapi
b. Kepatuhan pasien (menanyakan apakah obat yang diberikan oleh dokter dan berapa
jumlah obat)
d. Cara pemakaian dan penyimpanan insulin (bagi pasien yang menggunakan insulin)
Pertemuan Ketiga :
1. Monitoring terapi
b. Kepatuhan pasien (menanyakan apakah obat yang diberikan oleh dokter dan
insulin)
Pertemuan Keempat :
1. Monitoring terapi
b. Kepatuhan pasien (menanyakan apakah obat yang diberikan oleh dokter dan
insulin)
Apoteker secara terus menerus bertanggung jawab melakukan pemantauan terapi obat
dan evaluasi penggunaan obat pasien sesuai rencana pelayanan kefarmasian dan
disampaikan semua hasilnya kepada tenaga kesehatan yang terlibat dalam pengobatan
pasien. Hasil pemantauan ini didokumentasikan dalam catatan penggunaan obat pasien.
Apoteker dalam berkolaborasi dengan dokter dan tenaga kesehatan lain sebaiknya
membuat protokol pemantauan terapi obat untuk berbagai pengobatan yang bersifat
analisis interpretasi dari informasi ini dan membuat rekomendasi untuk penyesuaian
atau dihentikan. Apoteker menjamin bahwa hasil uji laboratorium sesuai dan dapat