Disusun oleh :
FARIDA ELYYANI
20120350003
Disusun oleh :
FARIDA ELYYANI
20120350003
Disusun oleh
FARIDA ELYYANI
20120350003
Dosen Pembimbing
NIK: 19840408201104173135
Pramitha Esha N.D., M.Sc., Apt. Indra Putra Taufani, M.Sc., Apt
Mengetahui,
Kepala Program Studi Farmasi
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
NIM : 20120350003
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya tulis
benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk
apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau
dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain
telah disebutkan dalam teks dan tercantum dalam Daftar Pustaka dibagian akhir
Apabila dikemudian hari terbukti atau dibuktikan Karya Tulis Ilmiah ini
hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Yogyakarta, 2016
Farida Elyyani
NIM : 20120350003
ii
MOTTO
“ Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita adalah untuk mencoba,
karena didalam mencoba itulah kita menemukan dan belajar membangun
kesempatan untuk berhasil “
Mario Teguh
QS. Al-Insyirah,6-8
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Teruntuk orang tua ulun tercinta Mamah (Saniah) dan Abah (Taupik Riani) yang
selalu menyelipkan namaku di dalam sujud mereka. Terimakasih untuk semua
doa, pengorbanan, dukungan, kepercayaan, cinta dan kasih sayang, serta dorongan
yang tak berbatas, kupersembahkan hadiah kecil ini dengan setulus hati. Semoga
ini menjadi langkah awal untuk membuat mama dan abah bahagia.
Serta
ading tersayang (M. Hairi) teman bertengkar, teman curhat, terimakasih untuk
semangat dan kasih sayangnya maaf karena kakak belum sepenuhnya bisa
menjadi panutan yang baik.
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga karya tulis ilmiah yang berjudul “Gambaran Pengelolaan
Obat Narkotika dan Psikotropika di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah
Banjarbaru” ini dapat diselesaikan.
Penyusunan karya tulis ilmiah ini diajukan untuk memenuhi tugas akhir
untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana farmasi Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Ibu Sabtanti Harimurti, S. Si., Ph.D., Apt. selaku Kepala Program Studi
Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta.
2. Bapak M.Thesa Ghozali, M. Sc., Apt selaku dosen pembimbing. Terima
kasih atas bantuan dan bimbingannya sehingga penulis mampu
menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
3. Bapak Indra Putra Taufani, M.Sc., Apt selaku dosen penguji I. Terima
kasih atas bantuan dan bimbingannya sehingga penulis mampu
menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
4. Ibu Pramitha Esha N.D., M.Sc., Apt. Selaku dosen penguji II. Terima
kasih atas bantuan dan bimbingannya sehingga penulis mampu
menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
5. Ibu Dra. Sri Kadarinah selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah
memberikan dukungan, semangat, nasehat, serta motivasi
6. Ibu Hj. Sri Neng Ratna. selaku kepala instalasi farmasi RSUD Banjarbaru.
Terima kasih banyak atas izin yang diberikan sehingga peneliti bisa
melakukan penelitian di RSUD Banjarbaru
7. Kedua orang tua, Mama dan Abah yang selalu memberikan motivasi,
semangat dan dukungan baik moril maupun materil.
8. Sahabat-sahabatku Annisa Sawitri, Neng Rini Ay, Irna Nurrohmah, Dwi
wahyuni dan anak-anak kos putri Kirana yang senantiasa memberikan
bantuan, semangat dan kasih sayang layaknya keluarga diperantauan.
9. Teman-teman satu DPA ( Nopril, Jihan, Anis, Indah, Tamam, Avisa dan
Hengky) dan teman-teman satu bimbingan, yang memicu untuk
terselesaikannya karya tulis ilmiah ini.
v
10. Teman-teman seperjuangan Farmasi 2012 (ASPARTIC) yang juga selalu
memberikan pendapat, semangat, motivasi selama dilakukannya
penyusunan karya tulis ilmiah ini.
11. Pihak-pihak terkait lainnya yang juga turut serta dalam penyusunan karya
tulis ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini tidak serta merta hadir
tanpa bantuan dan dukungan dari semua pihak. Mudah-mudahan segala sesuatu
yang telah diberikan menjadi bermanfaat dan bernilai ibadah di hadapan Allah
SWT.
Penulis memahami sepenuhnya bahwa karya tulis ilmiah ini tidak luput
dari kesalahan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangan
diharapkan demi perbaikan di masa mendatang. Semoga KTI ini dapat
memberikan inspirasi bagi para pembaca untuk melakukan hal yang lebih baik
lagi dan semoga KTI ini bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa.
Penulis,
Farida Elyyani
NIM.20120350003
vi
DAFTAR ISI
MOTTO.................................................................................................................. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN............................................................................. iv
INTISARI.............................................................................................................. xii
vii
6. Penyimpanan ........................................................................................... 13
7. Pendistribusian ........................................................................................ 15
8. Pemusnahan ............................................................................................ 16
9. Narkotika................................................................................................. 16
10. Psikotropika ............................................................................................ 23
11. Analisis ABC .......................................................................................... 27
12. Sejarah singkat Rumah Sakit Umum Daerah Banjarbaru ....................... 29
13. Visi, Misi dan Motto Rumah Sakit Umum Daerah Banjarbaru .............. 29
14. Stuktur Organisasi Instalasi Farmasi RSUD Banjarbaru Tahun 2014 .... 30
B. Kerangka konsep ........................................................................................ 30
A. Desain Penelitian........................................................................................ 32
D. Instrumen Penelitian................................................................................... 33
1. Alat .......................................................................................................... 33
2. Bahan ...................................................................................................... 33
E. Cara kerja ................................................................................................... 34
1. Perencanaan Obat.................................................................................... 40
2. Pengadaan Obat ...................................................................................... 41
3. Penyimpanan Obat .................................................................................. 43
4. Pendistribusian ........................................................................................ 47
viii
5. Pencatatan dan Pelaporan obat................................................................ 49
6. Pengawasan dan pemusnahan ................................................................. 50
3. Analisis ABC ............................................................................................. 51
A. Kesimpulan ................................................................................................ 55
B. Saran........................................................................................................... 56
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
INTISARI
xiii
ABSTRACT
xiv
HALAMAN PENGESAHAN
Disusun oleh
FARIDA ELYYANI
20120350003
Dosen Pembimbing
NIK: 19840408201104173135
Pramitha Esha N.D., M.Sc., Apt. Indra Putra Taufani, M.Sc., Apt
Mengetahui,
Kepala Program Studi Farmasi
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
i
INTISARI
xiii
ABSTRACT
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat menurut Undang-Undang
Nomor 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit. Tujuan pelayanan farmasi di rumah
informasi dan menjamin kualitas pelayanan di rumah sakit yang terkait dengan
penggunaan obat. Instalasi farmasi dirumah sakit sangat penting karena semua
RI nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan pada pasal 88 dan 104 harus aman,
masyarakat dari bahaya yang disebabkan oleh penggunaan sediaan farmasi dan
alat kesehatan yang tidak memenuhi persyaratan mutu dan keamanan. Di rumah
(Wahyuni, 2007).
1
2
Pengelolaan obat yang baik terlebih khusus yaitu pengelolaan jenis obat
yang bersifat sebagai psikoaktif seperti pada obat – obat golongan narkotika dan
atau digunakan tanpa pengendalian dan pengawasan yang ketat, jika digunakan
secara tidak rasional salah satu efek samping dari pemakaian obat ini yaitu di
mana seseorang dapat mengalami ketergantungan berat terhadap obat dan dapat
menyebabkan fungsi vital organ tubuh bekerja secara tidak normal seperti
jantung, peredaran darah, pernafasan, dan terutama pada kerja otak (susunan saraf
semakin meningkat salah satu dapat dilihat melalui Single Convention on Narkotic
Drugs pada tahun 1961. Dari laporan perkembangan situasi narkoba dunia tahun
2014, diketahui angka estimasi pengguna narkoba di tahun 2012 adalah antara 162
juta hingga 324 juta orang atau sekitar 3,5%-7%. Menurut BNN (2014)
adiktif lainnya) sebanyak 3,8 juta sampai 4,1 juta orang atau sekitar 2,10% sampai
2,25% dari total seluruh penduduk Indonesia yang berisiko terpapar NAPZA di
tahun 2014.
4.071.016 jiwa, kemudian meningkat pada tahun 2012 menjadi 4.323.366 jiwa,
diikuti oleh kenaikan kembali pada tahun 2013 sebanyak 4.583.690 jiwa, tahun
3
2014 sejumlah 4.851.486 jiwa, tahun 2015 menjadi 5.126.913 jiwa bahkan
tercatat pada 2015 sebanyak 5,9 juta orang pemakai NAPZA (BNN,11/1/2016).
zat atau bahan yang dapat merusak fisik serta mental yang bersangkutan, apabila
indonesia yang adil, makmur sejahtera, tertib dan damai berdasarkan pancasila
dan Undang-Undang Dasar 1945, salah satu upaya untuk mewujudkan masyarakat
setan dan sesungguhnya setan itu sangat ingkar kepada tuhannya.” (QS Al Isra :
26-27)
B. Perumusan Masalah
C. Keaslian Penelitian
1. Penelitian yang dilakukan oleh Rizqi Firdauz Zandy pada tahun 2010,
2. Penelitian yang dilakukan oleh Yogi Defriyanto pada tahun 2014, berjudul
farmasi Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Bukittinggi dan Putra Specialist
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian
2. Bagi instalasi farmasi, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjad masukan
positif bagi instalasi farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Banjarbaru dalam
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan pustaka
Menurut Drs. H. A. Syamsuni, Apt., dalam buku Ilmu Resep tahun 2007,
obat adalah bahan atau campuran bahan yang digunakan untuk seluruh makhluk
1. Pengertian Obat
a. Obat jadi, yaitu obat dalam keadaan murni atau campuran dalam bentuk
serbuk, tablet, pil, kapsul, supositoria, cairan, salep atau bentuk lainnya
b. Obat paten, yaitu obat jadi dengan nama dagang yang terdaftar atas nama
c. Obat baru, yaitu obat yang terdiri atas atau berisi zat yang berkhasiat
atau komponen lain, yang belum dikenal sehingga tidak diketahui khasiat
dan kegunaannya.
d. Obat asli, yaitu obat yang didapat langsung dari bahan-bahan alami
6
7
e. Obat tradisional, yaitu obat yang didapat dari bahan alam (mineral,
Indonesia.
g. Obat generik, yaitu obat dengan nama resmi yang ditetapkan dalam.
mendiagnosis.
terdiri dari :
8
a. Obat Bebas
Obat yang dapat dijual bebas kepada umum tanpa resep dokter.
terbatas adalah obat keras yang dapat diserahkan kepada pemakaiannya tanpa
c. Obat Keras
“Lingkaran bulat berwarna merah dengan garis tepi berwarna hitam dengan
d. Golongan Narkotika
atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis
peraturan yang terdapat dalam Ordonansi Obat Bius yaitu “Palang Medali
Merah”.
e. Golongan Psikotropika
zat/bahan baku atau obat baik alamiah maupun sintesis bukan narkotika, yang
berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang
3. Pengelolaan Obat
Tujuan utama pengelolaan obat di rumah sakit agar obat yang diperlukan
selalu tersedia dalam jumlah yang cukup sesuai dengan kebutuhan pelayanan dan
atau pelaporan obat (Azis dkk., 2005). Dalam buku Pedoman Pengelolaan Obat
perencanaan obat (Depkes RI, 2002). Prinsip dari pengelolaan obat adalah agar
setiap tahap kegiatan dapat berjalan dengan sinkron dan saling mengisi
4. Perencanaan Obat
pengadaan sediaan farmasi dan alat kesehatan yang sesuai dengan hasil kegiatan
pemilihan, sehingga terjamin kriteria tepat jenis, tepat jumlah, tepat waktu dan
dan jumlah yang diperlukan dalam periode yang akan datang. Perencanaan
merupakan tahapan awal pada sistem pengelolaan obat (Quick dkk, 1997).
Metode perencanaan kebutuhan obat dapat dilakukan dengan metode, antara lain
a. Metode Konsumsi
Berdasarkan dari analisis konsumsi obat tahun sebelumnya. Hal yang perlu
b. Metode Morbiditas
Tujuan dari perencanaan obat yaitu untuk mendapatkan jenis dan jumlah
obat yang sesuai kebutuhan, sehingga obat tersedia pada saat dibutuhkan
obat, perencanaan kebutuhan obat yang tidak tepat akan menyebabkan kelebihan
2) Obat memiliki manfaat terapi yang lebih besar daripada resiko efek
sampingnya.
12
3) Obat merupakan yang terbaik dan memiliki manfaat optimal dan resiko
minimal.
masing jenis obat selama setahun sebagai data pembanding bagi stok optimum.
kesehatan.
3) Pemakaian rata-rata untuk setiap jenis obat pada tingkat kabupaten/ kota.
Masalah kekosongan atau kelebihan obat dapat terjadi, diharapkan obat yang
direncanakan tepat jenis, tepat jumlah, serta tepat waktu (Dinkes Jateng,
2006)
5. Pengadaan Obat
Tahap berikutnya pada pengelolaan obat adalah tahap pengadaan obat yaitu
suatu kegiatan yang bertujuan agar tersedia sediaan farmasi dengan jumlah dan
jenis yang cukup sesuai dengan kebutuhan pelayanan. Pengadaan yang efektif
Kriteria umum yang harus dipenuhi dalam pengadaan sediaan farmasi dan
CPOB dan ISO 9000. Mempunyai reputasi baik, artinya tidak pernah :
3) Mempunyai sediaan obat yang ditarik dari peredaran karena mutu yang
rendah.
6. Penyimpanan
yang sudah disiapkan untuk setiap jenis produk yang berisi antara lain
Kebenaran jenis produk yang diterima, Kebenaran kondisi kemasan seperti yang
disyaratkan, Kebenaran jumlah satuan dalam tiap kemasan, Tidak terlihat tanda-
tanda kerusakan, Penerapan penandaan yang jelas pada label, bungkus dan brosur.
Tidak terlihat kelainan warna, bentuk, kerusakan pada isi produk, Jangka waktu
pengamanan obat agar obat yang diterima aman, dan terjamin mutunya serta
b. Kondisi penyimpanan.
15
Sistem FEFO adalah Obat dengan tanggal kadaluarsa yang lebih pendek
ditempatkan di depan obat dengan kadaluarsa yang lebih lama. Bila obat
belakang obat yang sudah ada. Sistem FIFO adalah Barang yang baru diterima
ditempatkan di belakang barang yang sudah ada sehingga barang yang pertama
masuk akan dikeluarkan terlebih dahulu. Sistem seperti ini tidak bisa digunakan
sebab harus memperhatikan tanggal kadaluarsa, masa kadaluarsa yang lebih cepat
harus dikeluarkan terlebih dahulu. Buang obat yang kadaluarsa dan rusak dengan
dibuat catatan pemusnahan obat, termasuk tanggal, jam, saksi, dan cara
pemusnahan.
7. Pendistribusian
serta keutuhan mutu obat (Febriawati, 2013). Sistem distribusi yang baik harus:
16
c. Ketelitian pencatatan.
8. Pemusnahan
Sediaan farmasi yang sudah tidak memenuhi standar yang telah ditetapkan
sesuai dengan perundangan yang berlaku harus dimusnahkan dan sesuai dengan
9. Narkotika
a. Pengertian Narkotika
atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintesis
b. Pengaturan
pelayananan kesehatan.
kepentingan lainnya.
18
b. Penggolongan
d. Penyimpanan
berlawanan.
a) Harus terbuat seluruhnya dari kayu atau bahan lain yang kuat.
berbeda.
atau lantai.
e. Pelaporan
pengeluaran narkotika.
2) Laporan dibuat secara rutin 1 bulan sekali oleh pabrik, PBF, apotek dan
untuk arsip.
f. Peredaran
3) Narkotika Golongan II dan III yang berupa bahan baku baik alamiah
maupun sintesis dapat diedarkan oleh pihak yang berhak tanpa wajib
daftar.
g. Penyaluran
tertentu.
pengetahuan.
h. Penyerahan
i. Pemusnahan
dilakukan apabila :
2) Kadaluarsa
yang bersangkutan).
e. Cara pemusnahan.
10. Psikotropika
a. Pengertian psikotropika
zat atau obat, baik alamiah maupun sintesis bukan narkotika, yang
b. Pengaturan
c. Penggolongan
ketergantungan.Contoh : Ekstasi.
Flunitrazepam.
Nitrazepam, Triazolm.
e. Peredaran
Badan POM.
1) Penyaluran hanya dapat dilakukan oleh pabrik obat, PBF dan sarana
pendidikan.
f. Penyerahan
g. Pemusnahan
yang bersangkutan).
5) Cara pemusnahan.
Analisis ABC atau analisis pareto adalah salah satu metode yang digunakan
B, dan C. Analisis ABC ini menekankan kepada persediaan yang mempunyai nilai
penggunaan yang relatif tinggi atau mahal, data pemakaian obat dikelompokkan
1. Hitung jumlah dana yang dibutukan untuk masing-masing obat dengan cara
biasanya jenisnya sedikit akan tetapi mempunyai biaya investasi yang besar.
29
berdirinya pada tahun 1961 dengan nama Usaha Kesehatan Ibu dan Anak
(UKIDA), pada tahun 1965 UKIDA berubah nama menjadi Badan Kesehatan Ibu
dan Anak (BKIA), pada tahun 1972 BKIA berubah nama menjadi Pilot Proyek
Rumah Sakit, rencana peningkatan Rumah Sakit tetapi hanya untuk melayani
pada tahun 1995 diresmikan menjadi Rumah Sakit Umum Daerah Kelas C milik
13. Visi, Misi dan Motto Rumah Sakit Umum Daerah Banjarbaru
pelayanan kesehatan yang berdaya saing. Dalam melaksanakan Visi dan Misi
B. Kerangka konsep
Perencanaan
Pengadaan
Penyimpanan Gambaran pengelolaan
pengelolaan obat
Distribusi obat narkotika dan
Narkotika dan
Pencatatan dan psikotropika di instalasi
psiktropika
pelaporan farmasi
Pemusnahana
1. PERMENKES No 3
Sesuai Tahun 2015
2. Pedoman Pengelolaan
Obat Publik dan
Perbekalan Kesehatan di
Tidak
Daerah Kepulauan
31
C. Keterangan Empirik
Psikotropika dan Prekursor Farmasi dan Pedoman Pengelolaan Obat Publik dan
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
petugas instalasi farmasi rumah sakit. Data kuantitatif didapat dari analisis
1. Variabel penelitian
1) Variabel bebas :
Farmasi
Daerah Kepulauan.
2. Definisi Operasional
32
33
3) Narkotika dan adalah bahan atau bahan obat yang digunakan untuk
4) Psikotropika adalah bahan atau bahan obat yang digunakan untuk ilmu
D. Instrumen Penelitian
1. Alat
b. Alat tulis.
2. Bahan
E. Cara kerja
pelengkap penelitian.
narkotika.
6. Tahap akhir dari penelitian adalah pembuatan laporan penelitian ini yang
Persiapan
Pengumpulan
data
Data Kualitatif
1. Dokumen
2. Wawancara
Analisis data
Pembuatan
laporan
36
G. Analisa Data
Pengelolaan obat menurut Siregar dan Amalia (2003) merupakan salah satu
memberi dampak negatif terhadap rumah sakit, baik secara medik, sosial maupun
secara ekonomi. Instalasi farmasi rumah sakit adalah satu-satunya unit di rumah
sakit yang bertugas dan bertanggung jawab sepenuhnya pada pengelolaan obat
semua aspek yang berkaitan dengan obat/ perbekalan kesehatan yang beredar dan
baik dan saling mengisi sehingga dapat dicapai tujuan pengelolaan obat yang
efektif dan efisien agar obat yang diperlukan oleh dokter selalu tersedia setiap saat
dibutuhkan, dalam jumlah yang cukup dan mutu terjamin untuk mendukung
37
38
memastikan obat narkotika dan psikotropika dikelola dengan baik dan tidak ada
penyalahgunaan.
1. Catat obat narkotika dan psikotropika yang sudah diterima dari distributor
3. Susun berdasarkan bentuk sediaan, urutan abjad dimulai dari huruf A dan
Kesesuaian dengan
Standar peralatan di Gudang Rumah Sakit standar
(SK Menkes Nomor 1197/Menkes/SK/X/2004)
Ya Tidak
Peralatan untuk penyimpanan √ -
Peralatan untuk peracikan √ -
Peralatan untuk pembuatan √ -
Obat √ -
Meja √ -
Kursi √ -
Lemari / rak buku √ -
Filling cabinet √ -
Computer √ -
Alat tulis kantor √ -
Telepon √ -
Kepustakaan √ -
Lemari penyimpanan khusus √ -
Lemari untuk narkotika √
Lemari pendingin √ -
AC √ -
Penerangan √ -
Sarana air √ -
Ventilasi - √
Sarana pembuangan limbah √ -
Alarm - √
Lemari/rak √ -
Pallet - √
Kartu arsip √ -
Lemari arsip √ -
40
pelayanan farmasi rumah sakit itu sendiri telah diatur oleh SK Menkes
Nomor 1197/Menkes/SK/X/2004.
tetapi sudah cukup baik dan lengkap. Peralatan yang tidak memadai
2. Perencanaan Obat
akan diadakan kembali, dalam hal ini obat narkotika diadakan sesuai
3. Pengadaan Obat
yang sesuai dengan kebutuhan, agar tidak terjadi kekosongan obat atau
pesanan dapat diberikan pada saat obat sampai di instalasi farmasi dan
Banjarbaru pada tahun 2014 untuk BLUD adalah 60% atau sebesar Rp.
4. Penyimpanan Obat
berikut :
expired date atau rusak, sehingga sesuai dengan permintaan dan dapat
berdasarkan kelas terapi, bentuk sediaan, dan jenis sediaan farmasi yang
Metode FIFO √ -
Metode FEFO - √
dengan obat lain. Lemari penyimpanan terbuat dari kayu yang terletak
berbeda.
harus dibuat seluruhnya dari kayu atau bahan lain yang kuat,
mempunyai kunci yang kuat, lemari dibagi menjadi dua yakni lemari
5. Pendistribusian
sediaan obat yang diminta dokter dari instalasi farmasi kepada pasien.
petugas.
dikasir.
petugas.
tanda garis berwarna merah untuk obat narkotika dan biru untuk
Banjarbaru.
diberikan KIE.
48
petugas.
dikasir.
petugas.
tanda garis berwarna merah untuk obat narkotika dan biru untuk
perawat.
dikonsumsi pasien.
psikotropika dari resep asli atau salinan resep yang dibuat oleh instalasi
farmasi itu sendiri yang belum diambil sama sekali atau yang sudah
resep atau pengulangan resep yang ditulis oleh apotek lain. Resep
49
narkotika yang masuk dipisahkan dari resep lainnya dan diberi garis
kedua dilakukan pada bulan april – juni 2014, dan pelaporan ketiga
dilakukan pada bulan juli – sep, dan pelaporan ke empat pada bulan
kesehatan setempat.
melihat apakah obat yang tersedia sesuai dengan catatan di kartu stok.
shift untuk memastikan bahwa obat yang ada tidak kurang dan tidak lebih
yang bersangkutan).
e. Cara pemusnahan.
selama ini belum pernah dilakukan karena obat yang diadakan sesuai
3. Analisis ABC
menentukan item-item obat mana saja yang memiliki porsi dana terbesar.
jumlah fisik kecil dengan nilai investasi yang besar, sehingga obat tersebut harus
memiliki kontrol persediaan yang lebih ketat, pencatatan harus lebih akurat serta
jumlah fisik dan nilai investasi yang sedang, sehingga obat yang tergolong
kelompok C merupakan barang dengan jumlah fisik yang besar namun nilai
sederhana.
52
10. Phental injeksi 150 Rp. 9.119 Rp. 1.379.850 2,64 % 88,90%
31,58
11. Alprazolam 1 1000 Rp. 1.152 Rp. 1.152.000 2,20 % 91,10
mg B
14. Zolastin 0,5 mg 350 Rp. 2.500 Rp. 875.000 1,67 % 96,75
16. Sanmag tab 900 Rp. 708 Rp. 637.200 1,22 % 99,39
17. Stesolid injeksi 440 Rp. 390 Rp. 171.600 0,33 % 99,72
19. Luminal tab 500 Rp. 100 Rp. 50.000 0,10 % 100,00 % 42,11
C
Jumlah : Rp. 52.346.680 100,00 100,00
Codein 10 mg.
Data yang digunakan untuk membuat analisis ABC adalah data pemakaian
obat periode bulan Januari – Desember 2014, dibagian pelayanan resep instalasi
1. Kelompok A : 5 item obat dengan jumlah 71,92 % dari total item obat di
2. Kelompok B : 6 item obat dengan jumlah 19,18 % dari total item obat di
3. Kelompok C : 8 item obat degan jumlah 8,90 % dari total item obat di
BAB V
A. Kesimpulan
sebagai berikut:
c. Penyimpanan obat berdasarkan sistem FIFO (first in first Out), abjad dan
bentuk sediaan.
meliputi :
No.3 Tahun 2015 terkait dengan tidak adanya lemari khusus narkotika dan
3 bulan sekali.
B. Saran
epidemiologi.
sekali agar sesuai dengan UU RI No.3 Tahun 2015, hal ini dilakukan untuk
DAFTAR PUSTAKA
Aziz, S., Herman, M. J., Mun’im, A., 2005, Kemampuan Petugas Menggunakan
Pedoman Evaluasi Pengelolaan dan Pembiayaan Obat, Majalah Ilmu
Kefarmasian, 02 (02), 63-64.
Badan Narkotika Nasional. (2014). Laporan Akhir Survei Nasional
Perkembangan Penyalahgunaan Narkoba Tahun Anggaran 2014. Jakarta :
Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia.
Defriyanto, Yogi., 2014, Gambaran Penyimpanan Obat Narkotika dan
Psikotropika di Instalasi farmasi Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Bukittinggi
dan Putra Specialist Hospital Melaka Tahun 2014, karya tulis ilmiah,
Fakultas Kesehatan Dan MIPA Universitas Muhammadiyah, Sumatera
Barat.
Departemen Kesehatan RI. (2005). Undang-undang Kesehatan Jilid I Cetakan
Keempat. Jakarta : Departemen Kesehatan RI Badan Pengembangan dan
pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan Pusdinakes.
Departemen Kesehatan RI. (2010). Undang-undang Kesehatan Untuk kelas XI.
Jakarta : Departemen Kesehatan RI Badan Pengembangan dan
pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan Pusdinakes.
Dumbi, Yulistiani., 2014, Studi Perencanaan dan Penyimpanan Obat di instalasi
Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Pohuwato, Tesis, Universitas Negeri
Gorontalo.
Febriawati., H. 2013. Manajemen Logistik Farmasi Rumah Sakit, Cetakan I,
Gosyen Publishing, Yogyakarta.
Kementerian Kesehatan RI dan IAI., 2011, Pedoman Apoteker Praktik di Sarana
Pelayanan Kefarmasian, Kementerian Kesehatan RI, Jakarta.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1197/Menkes/SK/X/2004
tentang Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit, Departemen
Kesehatan RI, Jakarta.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.28/MENKES/PER/I/1978
Tentang Tata Cara penyimpanan Narkotika, Departemen Kesehatan RI,
Jakarta.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.3/MENKES/PER/2015/
Tentang Peredaran, Penyimpanan, Pemusnahan, Dan Pelaporan
Narkotika, Psikotropika, Dan Prekursor Farmasi, Departemen Kesehatan
RI, Jakarta.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 949/Menkes/PerVI/2000
tentang Registrasi Obat Jadi, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta.
Peraturan Pemerintahan Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1997 tentang
Narkotika, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Peraturan Pemerintahan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1997 tentang
Psikotropika, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta
lviii
Quick, J.D., Hume, M.L Rankin, J.R., O’Cornnor, R.W,. 1997, Managing Drug
Supply, 2nd ed, Revised and Expandet. Kumarin Press, Wets Hartford.
Siregar,C.J.P dan Amalia, L., 2004, Farmasi Rumah sakit Teori Dan Penerapan,
Penerbit Buku kedokteran EGC, Jakarta, hlm, 120-138..
Siregar, C.J.P, 2004. Farmasi Rumah Sakit Teori dan Penerapan, EGC. Jakarta.
Subagya, M.S., 1994, Manajemen Logistik, Haji Masagung, Jakarta.
Syamsuni., H. A. 2006. Ilmu Resep, ECG, Jakarta.
UNDANG-UNDANG KESEHATAN Jilid I Cetakan Keempat. (2005). Departemen
Kesehatan RI Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya
Manusia Kesehatan Pusdiknakes.
UNDANG-UNDANG KESEHATAN Jilid II Untuk kelas XI. (2010). Departemen
Kesehatan RI Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya
Manusia Kesehatan Pusdiknakes.
Undang-Undang Kesehatan. (2006). Cetakan I, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Wahyuni, Y., 2007, Evaluasi Pengelolaan Obat tahun 2005 di Dinas Kesehatan
Kota Madiun, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Gajah Mada,
Yogyakarta.
Wasir, Riswandi., 2012, evaluasi proses pengadaan dan ketersediaan obat di
Rumah Sakit Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar Pada tahun 2010, Tesis,
Pascasarjana Kesehatan Masyarakat Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta.
Wirawan, Arif Surya., 2015, Evaluasi Penyimpanan Sediaan Farmasi Di Gudang
Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas, skripsi, Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah, Yogyakarta.
Zandy, R.F., 2010, Analisis Pengelolaan Obat Tahap Perencanaan dan Pengadaan
di Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap Tahun 2008, skripsi, Fakultas
Farmasi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
lix
lx
Lampiran 3. Laporan psikotropika dan narkotika bulan maret 2014 RSUD
Banjarbaru
lxi
Lampiran 4. Laporan psikotropika dan narkotika bulan april 2014 RSUD
Banjarbaru
lxii
Lampiran 5. Laporan psikotropika dan narkotika bulan mei 2014 RSUD
Banjarbaru
lxiii
Lampiran 6. Laporan psikotropika dan narkotika bulan juni 2014 di RSUD
Banjarbaru
Laporan psikotropika bulan juni
No Nama Obat Stok Awal Masuk Asal Keluar Sisa
1 Analsik tablet 265 0 135 130
2 Asabium tablet 153 0 46 107
3 Braxidin tablet 139 0 60 79
4 Carbamazepin tablet 0 0 0 0
5 Chlorpromazin tablet 0 0 0 0
6 Diazepam 5 mg tablet 3028 0 202 2826
7 Diazepam injeksi 0 0 0 0
8 Diazepam 2 mg 0 0 0 0
9 Esilgan 2 mg tablet 4 0 3 1
10 Frisium tablet 49 0 0 49
11 Librax tablet 25 0 0 25
12 Luminal tablet 11 0 11 0
13 Metaneuron tablet 98 0 54 44
14 Proneuron tablet 196 0 35 161
15 Sanmag tablet 392 0 103 289
16 Stesolid rectal 5 mg 43 0 3 40
17 Stesolid rectal 10 mg 43 0 3 40
18 Stesolid injeksi 16 150 KF, MBS 111 55
19 Melidox tablet 0 1200 MPI 911 289
20 Valisanbe injeksi 163 0 7 156
21 Valisanbe 2 mg tablet 0 0 0 0
22 Valisanbe 5 mg tablet 0 0 0 0
23 Sibital tablet 74 0 10 64
24 Phental injeksi 67 0 19 48
25 Meprosetil tablet 193 0 0 193
26 Zolastin 1 mg 15 100 MPI 38 77
27 Zolastin 0,5 mg 14 0 14 0
28 Midazolam 0 68 24
lxiv
Lampiran 7. Laporan psikotropika dan narkotika bulan juli 2014 di RSUD
Banjarbaru
Laporan psikotropika bulan juli
No Nama Obat Stok Awal Masuk Asal Keluar Sisa
1 Analsik tablet 130 300 26 404
2 Asabium tablet 107 0 7 100
3 Braxidin tablet 79 100 79 100
4 Alprazolam 1 mg tablet 0 1000 AAM 3 997
5 Alprazolam 0,5 mg tablet 0 1000 AAM 21 979
6 Clobazam tablet 0 1000 AAM 13 987
7 Diazepam 5 mg tablet 2826 0 282 2544
8 Diazepam injeksi 0 0 0 0
9 Diazepam 2 mg 0 0 0 0
10 Esilgan 2 mg tablet 1 0 1 0
11 Frisium tablet 49 0 0 49
12 Librax tablet 25 0 0 25
13 Luminal tablet 0 0 0 0
14 Metaneuron tablet 44 0 20 24
15 Proneuron tablet 161 0 40 121
16 Sanmag tablet 289 100 BSP 145 244
17 Stesolid rectal 5 mg 40 0 4 36
18 Stesolid rectal 10 mg 40 0 2 38
19 Stesolid injeksi 55 0 55 0
20 Melidox tablet 289 1200 MPI 1279 210
21 Valisanbe injeksi 156 0 20 136
22 Valisanbe 2 mg tablet 0 0 0 0
23 Valisanbe 5 mg tablet 0 0 0 0
24 Sibital tablet 64 0 0 64
25 Phental injeksi 48 0 8 40
26 Meprosetil tablet 193 0 0 193
27 Zolastin 1 mg 77 0 16 61
28 Zolastin 0,5 mg 0 50 Kalista 23 27
29 Midazolam 24 50 APL 24 50
lxv
Lampiran 8. Laporan psikotropika dan narkotika bulan Agustus 2014 di RSUD
Banjarbaru
Laporan psikotropika bulan agustus
No Nama Obat Stok Awal Masuk Asal Keluar Sisa
1 Analsik tablet 404 0 179 225
2 Asabium tablet 100 0 20 80
3 Braxidin tablet 100 0 40 60
4 Alprazolam 1 mg tablet 997 0 45 952
5 Alprazolam 0,5 mg tablet 979 0 102 877
6 Clobazam tablet 987 0 14 973
7 Diazepam 5 mg tablet 2544 0 329 2215
8 Diazepam injeksi 0 0 0 0
9 Diazepam 2 mg 0 0 0 0
10 Esilgan 2 mg tablet 0 0 0 0
11 Frisium tablet 49 0 10 39
12 Librax tablet 25 0 0 25
13 Luminal tablet 0 0 0 0
14 Metaneuron tablet 24 0 24 0
15 Proneuron tablet 121 0 65 56
16 Sanmag tablet 244 0 244 0
17 Stesolid rectal 5 mg 36 0 10 26
18 Stesolid rectal 10 mg 38 0 6 32
19 Stesolid injeksi 0 0 0 0
20 Melidox tablet 210 1000 Kalista 508 702
21 Valisanbe injeksi 136 0 27 109
22 Valisanbe 2 mg tablet 0 0 0 0
23 Valisanbe 5 mg tablet 0 0 0 0
24 Sibital tablet 64 0 7 57
25 Phental injeksi 40 0 19 21
26 Meprosetil tablet 193 0 0 193
27 Zolastin 1 mg 61 0 21 40
28 Zolastin 0,5 mg 27 0 25 2
29 Midazolam 50 0 50 0
lxvi
Lampiran 9. Laporan Psikotropika dan Narkotika bulan September 2014 di
RSUD Banjarbaru
Laporan psikotropika bulan september
No Nama Obat Stok Awal Masuk Asal Keluar Sisa
1 Analsik tablet 225 0 125 100
2 Asabium tablet 80 0 0 80
3 Braxidin tablet 60 200 BSP 65 195
4 Alprazolam 1 mg tablet 952 0 95 857
5 Alprazolam 0,5 mg tablet 877 0 74 803
6 Clobazam tablet 973 0 47 926
7 Diazepam 5 mg tablet 2215 0 275 1940
8 Diazepam injeksi 0 0 0 0
9 Diazepam 2 mg 0 0 0 0
10 Esilgan 2 mg tablet 0 0 0 0
11 Frisium tablet 39 0 10 29
12 Librax tablet 25 0 0 25
13 Luminal tablet 0 0 0 0
14 Metaneuron tablet 0 0 0 0
15 Proneuron tablet 56 0 50 6
16 Sanmag tablet 0 200 BSP 41 159
17 Stesolid rectal 5 mg 26 0 4 22
18 Stesolid rectal 10 mg 32 0 1 31
19 Stesolid injeksi 0 100 MBS 15 85
20 Melidox tablet 702 600 Kalista 942 360
21 Valisanbe injeksi 109 0 18 91
22 Valisanbe 2 mg tablet 0 0 0 0
23 Valisanbe 5 mg tablet 0 0 0 0
24 Sibital tablet 57 0 25 32
25 Phental injeksi 21 0 10 11
26 Meprosetil tablet 193 0 0 193
27 Zolastin 1 mg 40 50 MPI 23 67
28 Zolastin 0,5 mg 2 50 MPI 2 50
29 Midazolam 0 0 0 0
lxvii
Lampiran 10. Laporan psikotropika dan narkotika bulan Oktober 2014 di RSUD
Banjarbaru
lxviii
Lampiran 11. Laporan psikotropika dan Narkotika bulan November 2014 di
RSUD Banjarbaru
lxix
Lampiran 12. Laporan Psikotropika dan Narkotika bulan Desember 2014 di
RSUD Banjarbaru
Laporan psikotropika bulan desember
No Nama Obat Stok Awal Masuk Asal Keluar Sisa
1 Alprazolam 0,5 mg tablet 505 0 21 484
2 Alprazolm 1 mg tablet 733 0 146 587
3 Analsik tablet 139 0 60 79
4 Apazol 0,5 mg tablet 2 0 0 2
5 Apazol 1 mg tablet 2 0 0 2
6 Asabium tablet 80 0 0 80
7 Braxidin tablet 235 0 110 125
8 Clobazam tablet 722 0 49 673
9 Diazepam 2 mg 0 0 0 0
10 Diazepam 5 mg 1371 0 394 977
11 Diazepam injeksi 0 0 0 0
12 Frisium tablet 29 0 0 29
13 Librax tablet 25 0 0 25
14 Luminal tablet 0 0 0 0
15 Melidox tablet 847 1000 Kalista 917 930
16 Meprosetil tablet 193 0 3 190
17 Metaneouron tablet 0 0 0 0
18 Phental injeksi 0 0 0 0
19 Proneorun tablet 148 0 70 78
20 Sanmag tablet 266 0 50 216
21 Sibital tablet 27 0 27 0
22 Sibital injeksi 0 0 0 0
23 Stesolid injeksi 21 0 7 14
24 Stesolid rectal 5 mg 17 0 6 11
25 Stesolid rectal 10 mg 12 0 12 0
26 Valisanbe 2 mg tablet 0 0 0 0
27 Valisanbe 5 mg tablet 0 0 0 0
28 Valisanbe injeksi 63 0 20 43
29 Zolastin 0,5 mg tablet 45 0 9 36
30 Zolastin 1 mg tablet 19 0 1 18
lxx
Naskah Publikasi Karya Tulis Ilmiah 25 Desember 2016
INTISARI
Pengelolaan obat adalah rangkaian kegiatan dalam manajemen obat yang terdiri :
perencanaan, pengadaan, penyimpanan, pendistribusian, pencatatan atau pelaporan obat.
Tujuan pengelolaan obat adalah agar tersedianya obat dalam jumlah dan waktu yang tepat
dan terjamin keamanan mutunya.
Penelitian ini menggunakan metode non eksperimental deskriptif untuk mengetahui
gambaran pengelolaan obat narkotika dan psikotropika meliputi perencanaan, pengadaan,
penyimpanan, pendistribusian, pencatatan dan pelaporan, serta pengawasan dan pemusnahan
obat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Banjarbaru, Kalimantan Selatan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan obat narkotika dan psikortopika di
Instalasi farmasi RSUD Banjarbaru kalimantan selatan dilihat dari beberapa aspek
pengelolaan sudah baik dan sudah berdasarkan standar yang ditetapkan. Untuk RSUD
Banjarbaru kalimantan selatan agar mempertahankan pengelolaan obat yang sudah baik dan
meningkatkan yang belum sesuai dengan standar yang berlaku.
ABSTRACT
tidak lebih dari kartu stok. Pemusnahan kelompok C merupakan barang dengan
narkotika di instalasi farmasi dilakukan jumlah fisik yang besar namun nilai
apabila kadaluarsa dan tidak memenuhi investasi yang kecil. Sehingga
syarat untuk digunakan pada pelayanan Pengendalian dan pemantauan kelompok C
kesehatan atau untuk pengembangan ilmu cukup sederhana.
pengetahuan. Berdasarkan analisis ABC, didapatkan
Pemusnahan narkotika dilaksanakan hasil yaitu :
oleh orang atau badan yang bertanggung– 1.) Kelompok A : Fentanyl injeksi,
jawab atas produksi dan peredaran Mellidox tablet, Braxidin, Midazolam,
narkotika yang disaksikan oleh pejabat Codein 10 mg.
yang berwenang dan membuat berita acara 2.) Kelompok B : Stesolid rectal 10 mg,
pemusnahan yang memuat antara lain : Analsik, Stesolid rectal 5 mg,
a. Hari, tanggal, bulan, dan tahun. Proneuron tablet, Phental injeksi,
b. Nama pemegang izin khusus (APA/ Alprazolam 1 mg, Clobazam, dan
Dokter). Zolastin 1 mg.
c. Nama saksi (1 orang dari pemerintah 3.) Kelompok C : Zolastin 0,5 mg,
dan 1 orang dari badan/instansi yang Alprazolam 2 mg, Sanmag tablet,
bersangkutan). Stesolid injeksi, Codein 20 mg, dan
d. Nama dan jumlah narkotika yang Luminal tablet.
dimusnahkan. Data yang digunakan untuk
e. Cara pemusnahan. membuat analisis ABC adalah data
f. Tanda tangan penanggung jawab pemakaian obat periode bulan Januari –
apotik/pemegang izin khusus/dokter Desember 2014, dibagian pelayanan resep
pemilik narkotika dan saksi-saksi. instalasi farmasi. Pengelompokkan obat
Pemusnahan obat Narkotika dan berdasarkan nilai pemakaian obat
Psikotropika di Instalasi farmasi selama ini Narkotika dan Psikotropika dalam analisis
belum pernah dilakukan karena obat yang ABC di Instalasi Farmasi RSUD
diadakan sesuai dengan kebutuhan. Resep Banjarbaru, didapatkan hasil sebagai
Narkotika dan psikotropika dimusnahkan berikut :
setiap 3 tahun sekali, dan tanpa disaksikan 1. Kelompok A : 5 item obat dengan
oleh Dinas. jumlah 71,92 % dari total item obat di
3. Analisis ABC instalasi farmasi dengan jumlah
Salah satu pengendalian persediaan pemakaian 37.647.810 yaitu 26,32 %
adalah dengan metode ABC atau analisis dari jumlah pemakaian seluruhnya.
pareto.Analisis ABC adalah analisis 2. Kelompok B : 6 item obat dengan
konsumsi obat tahunan untuk menentukan jumlah 19,18 % dari total item obat di
item-item obat mana saja yang memiliki instalasi farmasi dengan jumlah
porsi dana terbesar. pemakaian 10.307.970% yaitu 31,58
Menurut Heizer dan Reinder (2010) % dari jumlah pemakaian seluruhnya.
kelompok A merupakan barang dengan 3. Kelompok C : 8 item obat degan
jumlah fisik kecil dengan nilai investasi jumlah 8,90 % dari total item obat di
yang besar, sehingga obat tersebut harus instalasi farmasi dengan jumlah
memiliki kontrol persediaan yang lebih pemakaian 4.660.900yaitu 42,11 %
ketat, pencatatan harus lebih akurat serta dari jumlah pemakaian seluruhnya.
frekuensi pemeriksaan lebih sering.
kelompok B merupakan barang dengan KESIMPULAN DAN SARAN
jumlah fisik dan nilai investasi yang
sedang, sehingga obat yang tergolong Kesimpulan
kelompok B memerlukan perhatian yang Berdasarkan hasil penelitian tentang
cukup penting setelah kelompok A. Dan evaluasi pengelolaan obat Narkotika dan