Skripsi oleh
Fitri Jayanti
Nomor Induk Mahasiswa 06081009036
Program Studi Pendidikan Biologi
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
i
STUDI MORFOLOGI PERKEMBANGAN ORGAN REPRODUKSI
CEMPAKA PUTIH (Michelia alba D.C) DAN SUMBANGANNYA PADA
PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA
Skripsi oleh
Fitri Jayanti
Nomor Induk Mahasiswa 06081009036
Program Studi Pendidikan Biologi
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Disetujui oleh
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Disahkan
Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
ii
Telah diujikan dan lulus pada :
Hari : Rabu
TIM PENGUJI
iii
PERYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Fitri Jayanti
Nim : 06081009036
Program Studi : Pendidikan Biologi
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul
“STUDI MORFOLOGI PERKEMBANGAN ORGAN REPRODUKSI
CEMPAKA PUTIH (Michelia alba D.C) DAN SUMBANGANNYA PADA
PELAJARAN BIOLOGI DI SMA” ini seluruh isinya adalah benar-benar karya
saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau mengutip karya orang lain
dan dengan cara yang tidak sesuai etika yang berlaku sesuai dengan peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2010 tentang
Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi. Atas pernyataan ini,
saya siap menanggung sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian
ditemukan adanya pelanggaran dan pengaduan dari pihak lain terhadap pihak lain
terhadap keaslian karya ini.
Fitri Jayanti
Nim. 06081009036
iv
Bismillaahirrahmaanirahiim
Ku persembahkan skripsi ini kepada :
Ayahanda (SUUDI) dan ibunda tercinta (ZUROYAH) , yang telah memberikan cinta
dan kasih sayang, yang setiap gerak bibirnya adalah doa, dan tetesan keringatnya
adalah harapan untuk keberhasilanku,
Adik2ku tercinta (Meriantuti dan Ardri Putra) yang kusayangi dan kucintai yang selalu
mengharapkan keberhasilanku,
Ibu Dra. Tasmania Puspita, M.Si dan Bapak Drs. Endang Dayat M.Si yang telah sabar
membimbing dan memberikan ilmu pengetahuannya. Hanya Allah SWT yang dapat
membalas semuanya,
Untuk “BirmanSyah“,terimah kasih yang selalu memotivasi dan membantu dalam
penyelasaian skripsi ini. Teruslah berjuang dan bersemangat
Sahabat seperjuangan ku (Mbak Mery, Mbak Yeni, Jusmini, Amelia dan Ria) terimah
kasih doa dan kebersamaannya dan Buat Teti dan Sari terimakasih atas bantuannya.
Saudara-saudara ku Bio’08, terimakasih atas kebersamaannya, jangan menyerah
teruslah berjuang & Semangad!!!
Adik2 Biologi angkatan 2009, 2010, 2011, 2012,...semoga skripsi ini bermanfaat bagi
kalian,, bekerja keraslah karena perjuangan masih panjang
Almamater yang ku banggakan.
Motto :
Berusaha, Berdoa, dan terus bersemangat, Apabila ketiga hal tersebut telah dilakukan, Apapun
hasilnya saya yakin itu yang terbaik yang diberikan Allah SWT untuk saya.
Dan sesungguhnya akhir itu lebih baik bagimu dari permulaan ; dan kelak Tuhanmu pasti
memberikan karunia-Nya kepadamu, lalu (hati) kamu menjadi puas (QS. Adh Dhuhaa 4 & 5)”
v
UCAPAN TERIMAH KASIH
vi
satu persatu, terima kasih dan semoga amal baik kalian dilipatgandakan pahalanya
oleh Allah SWT.
Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk pengajaran
bidang studi biologi di Sekolah Menengah Atas dan dapat dijadikan sebagai salah
satu bahan pemikiran dan langkah baru untuk penelitian selanjutnya.
- FT -
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN.............................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………………… iii
HALAMAN PERYATAAN.................................................................................. iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ v
UCAPAN TERIMA KASIH .................................................................................. vi
DAFTAR ISI.......................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. vi
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... vi
ABSTRAK ............................................................................................................. xiii
viii
2.5 Morfologi Bunga Cempaka Putih ................................................................ 7
2.5.1 Bunga .................................................................................................... 7
2.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perbungaan .......................................... 11
2.6.1 Pengaruh Suhu ...................................................................................... 12
2.6.2 Pengaruh Curah Hujan .......................................................................... 12
2.6.3 Pengaruh Cahaya ................................................................................... 13
2.6.3.1 Intensitas Cahaya............................................................................ 13
2.6.3.2 Fotoperiodisitas.............................................................................. 13
2.7 Perkembangan Tumbuhan ............................................................................ 14
ix
Daftar Pustaka ........................................................................................................ 41
LAMPIRAN ........................................................................................................... 43
x
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Waktu mekarnya daun pelindung..................................................................... 21
2. Waktu kuncup bunga cempaka putih mekar setelah lepas daun pelindung ..... 21
3. Rata-rata panjang pertumbuhan kuncup bunga cempaka putih dalam daun
pelindung......................................................................................................... 25
4. Rata-rata diameter pertumbuhan kuncup bunga cempaka putih dalam daun
pelindung ........................................................................................................ 25
5. Rata-rata pertambahan panjang kuncup bunga cempaka putih setelah lepas
daun pelindung................................................................................................. 28
6. Rata-rata pertambahan diameter kuncup bunga cempaka putih setelah lepas
daun pelindung................................................................................................. 28
7. Rata-rata pertambahan panjang pertumbuhan buah cempaka putih.................. 32
8. Rata-rata pertambahan diameter pertumbuhan buah cempaka putih................. 33
9. Hasil pengukuran pertambahan panjang kuncup bunga cempaka putih dalam
daun pelindung.................................................................................................. 45
10. Hasil pengukuran pertambahan diameter kuncup bunga cempaka Putih dalam
daun pelindung................................................................................................. 47
11. Hasil pengukuran pertambahan panjang kuncup bunga cempaka putih setelah
lepas daun pelindung........................................................................................ 49
12. Hasil pengukuran pertambahan diameter kuncup bunga cempaka putih setelah
lepas daun pelindung........................................................................................ 51
11. Hasil pengukuran pertambahan panjang buah cempaka putih........................... 53
12. Hasil pengukuran pertambahan diameter buah cempaka putih........................ 56
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Cara pengukuran kuncup bunga dan buah cempaka putih .............................. . 17
2. Morfologi tumbuhan cempaka putih ................................................................ 19
3. Morfologi bunga cempaka putih ...................................................................... 20
4. Morfologi kelopak cempaka putih ................................................................... 23
5. Morfologi benang sari ...................................................................................... 24
6. Perkembangan kuncup bunga cempaka putih dalam daun pelindung ........... 26
7. Kurva rata-rata panjang dan diameter kuncup bunga cempaka putih dalam
daun pelindung.................................................................................................. 26
8. Kurva kecepatan tumbuh kuncup bunga cempaka putih dalam daun pelindung..27
9. Perkembangan kuncup bunga cempaka putih setelah lepas daun pelindung ... 29
10. Kurva rata-rata panjang dan diameter kuncup bunga cempaka putih setelah
lepas daun pelindung......................................................................................... 29
11. Kurva kecepatan tumbuh kuncup bunga cempaka putih setelah lepas daun
pelindung......................................................................................................... 30
12. Perkembangan buah cempaka putih ................................................................. 31
13. Morfologi buah dan biji cempaka putih .......................................................... 32
14. Kurva rata-rata panjang dan diameter buah cempaka putih............................. 33
15. Kurva kecepatan tumbuh buah cempaka putih ............................................... 34
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Silabus .............................................................................................................. 44
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran................................................................. 45
3. Lembar kerja siswa.......................................................................................... 54
4. Lembar validasi RPP dan LKS........................................................................ 62
5. Hasil pengukuran pertambahan panjang kuncup bunga cempaka putih dalam
daun pelindung................................................................................................. 67
6. Hasil pengukuran pertambahan diameter kuncup bunga cempaka putih dalam daun
pelindung......................................................................................................... 69
7. Hasil pengukuran pertambahan panjang kuncup bunga cempaka putih setelah
lepas daun pelindung........................................................................................ 71
8. Hasil pengukuran pertambahan diameter kuncup bunga cempaka putih setelah
lepas daun pelindung......................................................................................... 73
9. Hasil pengukuran pertambahan panjang buah cempaka putih ........................... 75
10. Hasil Pengukuran pertambahan diameter buah cempaka putih........................ 78
11. Waktu mekarnya kuncup bunga dalam daun pelindung................................... 81
12. Waktu kuncup bunga cempaka putih mekar setelah lepas daun pelindung....... 82
13. Rata-rata (panjang dan diameter) pertumbuhan kuncup bunga cempaka putih
dalam daun pelindung........................................................................................ 83
14. Rata-rata (panjang dan diameter) pertumbuhan kuncup cempaka putih setelah
lepas daun oelindung......................................................................................... 84
15. Rata-rata (panjang dan diameter) pertumbuhan buah cempaka putih................ 85
16. Usul judul peneltian............................................................................................ 86
17. Surat keputusan jurusan pendidikan MIPA UNSRI.......................................... 87
18. Surat keterangan bebas pinjam alat laboratorium FKIP UNSRI....................... 88
19. Kartu bimbingan skripsi..................................................................................... 89
xiii
STUDI MORFOLOGI PERKEMBANGAN ORGAN REPRODUKSI
CEMPAKA PUTIH (Michelia alba D.C) DAN SUMBANGANNYA PADA
PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA
ABSTRAK
Kata kunci : Perkembangan Organ Reproduksi, Cempaka Putih (Michelia alba D.C).
Skripsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi FKIP UNSRI Tahun 2012
Nama : Fitri Jayanti
NIM : 06081009036
Dosen Pembimbing : 1. Dra. Tasmania Puspita, M.Si.
2. Drs. Endang Dayat, M.Si.
xiv
xv
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keanekaragaman flora Indonesia tercermin dalam kekayaan pada jenis-jenis
tumbuhan hutan tropik basah, baik yang terdapat di dataran tinggi maupun di dataran
rendah yang menutupi 63% luas daratan Indonesia. Jenis-jenis tumbuhan tersebut
dapat dijumpai baik yang merambat, berbentuk perdu, pohon, dan lain-lain (Marisa,
1993). Dari sekian banyak tumbuhan, sebagian besar sangat bermanfaat bagi
manusia, diantaranya adalah tanaman cempaka putih (Michelia alba D.C). Untuk
menjaga dan melestarikan tanaman tersebut itu maka perlu adanya upaya pengenalan
dan penelitian pada tanaman tersebut
Cempaka putih merupakan salah satu tumbuhan berbunga anggota suku
magnoliaceae (Tjitrosoepomo, 1994:180). Di Aceh, cempaka putih ini dikenal dengan
nama Jeumpa gadeng, Cempaka putih (Indonesia), Cempaka bodas (Sunda),
Campaka mawure (Sulawesi utara), Capaka bobudo (Ternate), Campaka momero
(Ponos), (Heyne, 1987:759). Tumbuhan ini merupakan pohon dengan ketinggian
mencapai 30 m dan gemang 80-100 cm (Heyne, 1987:759).
Tanaman cempaka putih dapat digunakan sebagai bahan obat-obatan. Pada
daun cempaka dimanfaatkan untuk obat cacing, rematik, dan sakit tenggorokan
(Arya, 2008:1). Buah cempaka penghasil “fructus anisi stellati” yang mengandung
bahan minyak atsiri. Bahan tersebut digunakan sebagai penyedap dalam pembuatan
minuman keras (Tjitrosoepomo, 2004:172). Bijinya bewarna hitam diselimuti daging
buah bewarna pink jika buah sudah masak. Bijinya dimanfaatkan untuk mengobati
demam pada anak-anak dengan cara bijinya diremas-remas halus dengan gember dan
temu kunci kemudian dioleskan disekitar perut (Heyne, 1987:759). Selanjutnya bunga
cempaka dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Bunga cempaka putih dapat
dimanfaatkan secara langsung untuk memberikan keharuman lingkungan. Minyak
atsiri dari bunga cempaka putih juga dapat dimanfaatkan untuk berbagai produk
wangi-wangian yaitu bunga yang diperlukan masih kuncup atau belum mekar
2
sempurna. Air dari rebusan kuncup bunga dapat digunakan untuk obat tradisional
yaitu bagi penyakit gonorhea (Pitojo, 1994:59). Berdasarkan wawancara dengan
masyarakat sukaraja, bahwa bunga dari cempaka putih digunakan untuk penghias
rambut, untuk orang kematian dan digunakan untuk pengharum ruangan.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat diketahui bahwa hampir semua bagian
tumbuhan cempaka putih dapat dimanfaatkan, sehubungan dengan hal tersebut, maka
adanya upaya pelestarian untuk menghasilkan tanaman cempaka putih yang baru.
Menurut Pitojo (1994:37) menyatakan bahwa tanaman cempaka putih dapat
dikembangbiakan dengan cara generatif, yaitu melalui biji.
Cempaka putih diperbanyak dengan cara generatif, yaitu melalui biji tetapi
ada juga diperbanyak dengan cara vegetatif yaitu cangkok tetapi dengan cara ini tidak
mempunyai perakaran tanaman yang kuat. Biji merupakan organ reproduksi yang
dapat menghasilkan individu baru. Biji tanaman dihasilkan oleh buah dan buah
merupakan hasil perkembangan dari bunga yang mengalami beberapa fase. Bunga
berfungsi sebagai alat reproduksi pada tanaman (Tjitrosoepomo, 1985:122). Dalam
perkembangannya, bunga mengalami beberapa fase, yaitu fase kuncup, fase mekar,
fase bakal buah, sampai terbentuknya buah dan biji.
Berdasarkan hasil observasi penulis di desa Sukaraja maupun di Indralaya
masih sangat jarang ditemukan tanaman cempaka putih ini. Selain itu, bunga
cempaka putih ini memiliki kekhasan tersendiri yaitu memiliki daun pelindung tetapi
setiap daun pelindung hanya berisi 1 kuncup bunga, dan hanya mempunyai satu
kelopak, memilki benang sari yang banyak dan memiliki 7-11 bakal buah setiap 1
bunga dan bunganya sangat harum. Hal inilah yang menjadikan peneliti tertarik untuk
meneliti tahap-tahap perkembangan yang terjadi pada organ reproduksi cempaka
putih dari mulai terbentuknya bakal kuncup sampai dengan buah masak dan
pembentukan buah serta biji.
Proses belajar mengajar disekolah menengah atas (SMA), khususnya pada
Kompetensi Dasar 3.3. Mendeskripsikan ciri-ciri Divisio dalam dunia tumbuhan dan
peranannya bagi kelangsungan hidup dibumi. Pada kompetensi dasar tersebut,
3
khususnya pada materi reproduksi seksual pada tumbuhan biji masih sangat jarang
ditemukan contoh tanaman yang secara spesifik yang menunjukkan tahap-tahap
perkembangan bunga hingga menjadi buah. Oleh karena itu, untuk perkembangan
bunga dari tumbuhan cempaka putih ini dapat dijadikan sebagai salah satu contoh
morfologi perkembangan bunga tumbuhan biji selain dari morfologi perkembangan
bunga yang dikenal secara umum.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dalam unit bunga tersebut. Benang sari berfungsi menghasilkan serbuk sari atau
polen. Serbuk sari sangat penting bagi keperluan penyerbukan, karena awal dari
pembuahan (Mulyani dan Kartasapoetra, 1989:113-114).
Pada umumnya benang sari terdiri dari bagian-bagian: tangkai sari
(filamentum), kepala sari (anthera), kotak sari (theca), ruang serbuk sari (loculus),
serbuk sari (pollen) dan penghubung kotak sari atau conectivum (Tjitrosoepomo,
1985:11).
Benang sari pada bunga cempaka putih jumlahnya berkisar antara 27-32 buah.
Panjang tangkainya sekitar 0,6 cm dan lebar tanggkai sari sekitar 0,1 cm, dan
ujungnya terdapat serbuk sari bewarna kecoklat-coklatan. Tangkai benang sari
kedudukannya terlepas satu sama lain (Pitojo, 1994:28).
4. Putik (Pistillum)
10
Putik merupakan bagian bunga yang paling dalam letaknya dan merupakan
alat kelamin betina. Putik tersusun atas daun-daun yang telah mengalami
metamorfosis. Daun-daun yang menyusun putik tersebut disebut daun buah
(carpellum), dan daun-daun buah inilah yang akhirnya merupakan bagian buah yang
paling pinggir (Tjitrosoepomo 1985:180)
Pada bunga biasanya mempunyai satu putik yang terdiri atas kepala putik
(stigma), tangkai putik (stylus) dan bakal buah (ovarium). Putik merupakan alat
kelamin betina, yang salah satu bagiannya mengandung sel telur yang setelah dibuahi
oleh inti akan berkembang menjadi lembaga, dan lembaga inilah yang nantinya akan
menjadi tumbuhan baru. Bagian putik yang mengandung sel telur disebut bakal biji
(ovulum) (Tjirosoepomo, 1985:181). Biji dengan lembaga yang kecil dan endosperm
yang besar dan pada saat biji masak merah tua tergantung keluar pada berkas yang
memanjang. Sedangkan bagian putik lain didalamnya terdapat bakal biji, disebut
bakal buah (ovarium) yang akan berubah menjadi buah (fruktus) (Van Steenis,
1972:191)
Putik bewarna hijau muda, bentuknya kecil dan bulat, jumlahnya berkisar
antara 7-11 buah, yang terdapat dalam satu tangkai dan letaknya menggerombol.
Setiap bakal buah berhubungan dengan tangkai putik yang pendek sekali, yang
diujungnya terdapat kepala putik. Tangkai kepala putik bewarnah putih dan ujung
kepala putiknya bewarna hitam.
Tangkai putik adalah bagian dari putik berupa sebuah pipa atau tabung yang
panjang dan merupakan tiang penghubung antara kepala putik dan bakal buah. Pada
umumnya sebuah bunga hanya merupakan satu helai tangkai putik. Didalam tangkai
putik terdapat saluran tangkai putik (canalis stylus) (Darjanto dan Satifah, 1990:12).
hanya terjadi perubahan kuantitatif saja artinya ia akan tumbuh semakin besar, lebih
erat dan menimbun cadangan makanan lebih banyak yang nantinya akan digunakan
untuk pembentukan bunga (Darjanto dan Satifah, 1990:35)
Siklus dari perkembangan yang dilangsungkan tumbuhan menyangkut pola
perubahan yang kompleks dalam sel, jaringan dan organ. Siklus ini dimulai dari
perkecambahan biji, lalu melewati juvenil menuju kedewasaan dan perbungaan yang
cukup banyak. Selain faktor internal, faktor lingkungan juga mempengaruhi
perbungaan, yaitu suhu, curah hujan, dan cahaya.
2.6.3.2 Fotoperiodisitas
Menurut Darjanto dan Satifah (1990:50), dalam satu hari kita mengalami
pergantian antara periode terang (waktu siang) dan periode gelap (waktu malam)
secara teratur. Suhu rendah bersama hari pendek merupakan dua faktor penting yang
saling membantu dan dapat mempengaruhi tanaman kearah pembentukan primordia
bunga.
Dalam pertumbuhan kearah perbungaan, tanaman mengalami berbagai
tingkatan pertumbuhan berturut-turut artinya sampai tanaman itu menjadi dewasa dan
akhirnya sampai tanaman itu menjadi dewasa akhirnya mengalami perubahan
kualitatif menuju kearah refroduktif.
Pada fase reproduktif, pertama akan terbentuk primordia bunga, yaitu bakal
bunga akan tumbuh menjadi kuncup-kuncup bunga. Tanpa pembentukan primordia
dahulu, tidak akan terjadi kuncup bunga dan dengan terbentuknya primordia bunga,
maka tanaman mulai mengalami peralihan pertumbuhan dari fase vegetatif kefase
generatif (Darjanto dan Satifah, 1990:35).
14
individu tanaman. Berbagai cara sel membelah, membesar dan terspesialisasi telah
menghasilkan berbagai jenis jaringan dan organ tumbuhan dan jenis tumbuhan yang
berbeda.
Perubahan tunas vegetatif menjadi tunas generatif merupakan hasil dari
perkembanngan pada tanaman, karena struktur jaringannya menjadi berbeda sama
sekali, yaitu pada mulanya terjadi pemanjangan batang atau cabang, dan
pembentukan daun, lalu berubah menjadi pembentukan bunga (organ reproduksi).
Inisiasi bunga merupakan tahap yang sangat penting pada beberapa tanaman,
karena merupakan awal yang menentukan terbentuknya organ hasil dan jumlah
pertanaman. Perubahan tunas apikal dari vegetatif menjadi tunas bunga merupakan
hasil aktivitas hormonal yang berlangsung pada tanaman tersebut yang pada
umumnya dirangsang oleh kondisi lingkungan tertentu misalnya suhu dan lama
penyinaran. Kepekaan tanaman terhadap rangsangan faktor luar tersebut bertambah
dengan bertambahnya umur tanaman. Perubahan tunas vegetatif menjadi tunas
generatif merupakan perubahan yang sangat besar karena sruktur jaringan menjadi
berbeda sama sekali.
Fase pemekaran kuncup bunga sehingga penyerbukan dapat berlangsung
disebut anthesis (Lakitan, 1996:62). Pada fase ini bunga telah mencapai
perkembangan yang sempurna yang dicirikan dengan intensitas warna yang semakin
terang dan aroma yang semerbak. Bunga membuka disebabkan karena sel-sel pada
posisi bagian dalam helai mahkota bunga tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan
sel-sel yang berada dibagian luar mahkota bunga.
Setelah anthesis dan polinasi (penyerbukan) mahkota bunga umumnya layu
dan gugur. Pada beberapa tanaman pengguguran mahkota bunga berlangsung sangat
cepat. Hal ini disebabkan oleh pengangkutan secara cepat dan berlebihan dari bahan-
bahan yang terkandung dalam mahkota bunga ke bagian tanaman yang lain terutama
ke putik.
16
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
4.1.1. Morfologi Tumbuhan Cempaka Putih
Cempaka putih adalah tumbuhan menahun, yang batangnya mempunyai
ketinggian mampu mencapai 30 meter. Batang tumbuhan ini arahnya tegak lurus.
Pada umumnya batang di bagian bawah lebih besar dari pada batang di bagian atas
atau semakin keujung semakin mengecil.
Daunnya tunggal dan bentuknya memanjang (oblongus), ujung daun
meruncing, tepi daunnya rata dan kelihatan agak mengkilat dengan permukaan daun
licin dan tulang daun menyirip. Bagian bawah daun sedikit kasar karena terdapat
bulu-bulu halus. Secara keseluruhan morfologi cempaka putih dapat dilihat pada
gambar 2.
Pada fase kuncup setelah lepas daun pelindung, morfologi bunga cempaka
putih berbentuk lonjong bewarna hijau, ujungnya runcing dengan ukuran rata-rata
panjang 2,16 cm dan diameter 0,54 cm. Waktu yang diperlukan dari kuncup bunga
setelah lepas daun pelindung muncul sampai dengan bunga mekar selama 14 hari
(Tabel 2 Lampiran 12). Waktu mekarnya kuncup bunga cempaka putih setelah lepas
daun pelindung dari 48 sampel kuncup bunga dalam 1 pohon rata-rata paling banyak
harinya yaitu hari ke 11 – 12 dan ada 18 kuncup bunga dalam satu pohon. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Waktu kuncup bunga cempaka putih mekar setelah lepas daun pelindung
Waktu (hari) Frekuensi
3-4 1
5-6 -
7-8 2
9 - 10 14
11- 12 18
13 - 14 13
22
b. Kelopak
Perkembangan kelopak dapat terlihat setelah lepasnya daun pelindung sudah
membuka rata-rata pada hari 16. Umur kelopak pada hari 8 setelah lepas daun
pelindung masih tetap hijau kemudian pada hari ke 10 warna kelopak mulai
mengalami perubahan warna menjadi warna hijau pucat dan berangsur-anggsur
berubah warna menjadi kecoklatan. Kuncup bunga dapat diukur setelah lepasnya
daun pelindung terbuka sempurna dan lepas dengan rata-rata panjang 0,39 cm dan
diameter 0,27 cm. Setelah kelopak membuka sebagian dari mahkota sudah kelihatan.
Jumlah kelopak hanya satu berupa pembungkus. Kelopak bunga awalnya bewarna
hijau, bagian luarnya masih terdapat bulu halus. Umur daun kelopak tidak terlalu
lama, sebab setelah mahkota membuka sempurna kelopak sudah gugur ditandai
dengan perubahan warna (Gambar 4).
23
d. Benang Sari
Perkembangan benang sari pada saat kuncup masih terbungkus oleh daun
pelindung dan kelopak benang sari belum kelihatan tetapi pada saat pertama muncul
kuncup bunga (primordial) dan benang sari sudah terbentuk tetapi ukurannya masih
sangat kecil. Pada saat mahkota mekar sempurna benang sari sudah kelihatan rata-
rata hari ke 14 setelah daun pelindung dan kelopak sudah gugur. Berdasarkan Jumlah,
benang sari pada bunga cempaka putih banyak berkisar antara 27-36 buah dan
letaknya duduk benang sari diatas tajuk bunga. Benang sari bewarna kuning dan
diujungnya terdapat serbuk sari bewarna kecoklat-coklatan. Panjang tangkainya
24
berkisar 0,6 cm dan lebar tangkai sarinya sekitar 0,1 cm. Tangkai benang sari
kedudukannya terlepas satu sama yang lainnya. Berdasarkan duduknya benang sari
tipe benang sari cempaka putih yaitu Clorolliflorae. Benang sari cempaka putih
berdasarkan dengan panjang pendeknya benang sari yang terdapat pada satu bunga
yaitu benang sari panjang empat tetradynamus.
(a) (b)
Gambar 5. a. Morfologi benang sari dan putik berumur 14 hari setelah lepas daun
pelindung (1,59 x); b. benang sari dan putih (1,91 x); P = putik; Bs =
benang sari.
e. Putik
Perkembangan putik sudah terbentuk dari pertama muncul tetapi masih
berukuran kecil dan belum terlihat karena ada daun pelindung dan kelopak yang
menutupinya. Pada saat kuncup bunga putik sudah terbentuk tetapi ukurannya masih
sangat kecil tetapi sudah kelihatan bentuk dan warna putik. Pada saat mahkota bunga
mekar sempurna putik terlihat dengan jelas rata-rata pada hari ke 14 setelah daun
pelindung dan kelopak gugur. Putik bewarna hijau muda, bentuknya kecil dan bulat
sedikit lonjong, jumlahnya berkisar antara 7-11 buah, yang terdapat dalam satu
tangkai dan letaknya menggerombol, tetapi pada saat penelitian tidak semuanya
menjadi buah melainkan dalam satu tangkai hanya menjadi 1-2 buah. Setiap bakal
buah berhubungan dengan tangkai putik yang pendek sekali, yang diujungnya
terdapat kepala putik. Tangkai kepala putik bewarnah putih dan ujung kepala
25
putiknya bewarna hitam. Tetapi selama penelitian putiknya tumbuh menjadi buah
rata-rata hanya menjadi 1 buah (lihat Gambar 5 dan 2).
Rata-rata pertambahan panjang dan diameter kuncup bunga dalam daun
pelindung dapat dilihat pada (Tabel 3 Lampiran 13). Rata-rata pertambahan panjang
selama 19 hari yaitu paling banyak bertambah 0,08 – 0,11 ada 5 kuncup bunga dalam
satu pohon dan rata-rata pertambahan diameter selama 17 hari yaitu paling banyak
bertambah 0,01 ada 12 kuncup bunga dalam satu pohon. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada Tabel 3 dan 4.
Tabel 3. Rata-rata pertambahan panjang pertumbuhan kuncup bunga cempaka putih
Pertambahan Panjang Frekuensi
0 - 0,03 4
0,04 - 0,07 5
0,08 - 0,11 5
0,12 - 0,15 2
0,16 - 0,19 3
seperti buku (ruas). Perubahan yang terjadi pada kuncup bunga dalam daun pelindung
sampai lepas dapat dilihat pada Gambar 6.
Gambar 6. Perkembangan kuncup cempaka putih didalam daun pelindung (M. alba)
(5,42 x) ; a. Kuncup berumur 4 hari; b-c. kuncup berumur 7-12 hari;
d.kuncup berumur 15-17 hari; e-f. umur kuncup berumur 19; g. daun
pelindung mulai lepas.
Fase pembesaran kuncup bunga dalam daun pelindung berlangsung selama 21
hari (Tabel 3 lampiran 13) sehingaa dibuat kurva rata-rata pertambahan panjang dan
diameter (Gambar 7).
2.5
Pertumbuhan Kuncup (cm)
2
Panjang
1.5
Diameter
1
0.5
0
0 5 10 15 20
Waktu (Hari)
Gambar 7. Kurva rata-rata ( panjang dan diameter) kuncup bunga cempaka putih
(M. alba) dalam daun pelindung.
27
0.2
Kecepatan Tumbuh Kuncup (cm)
0.18
0.16
0.14
0.12
0.1
Pertambahan panjang
0.08
Pertambahan diameter
0.06
0.04
0.02
0
0 5 10 15 20
Waktu (Hari)
Gambar 8. Kurva kecepatan tumbuh kuncup bunga cempaka putih (M. alba) dalam
daun pelindung
Dari Gambar 8 terlihat bahwa setiap hari pertambahan kuncup bunga
mengalami pertambahan ukuran panjang dan diameter. Setelah kurang dari 18 hari
kuncup bunga dalam daun pelindung bertambah besar dan daun pelindung membuka
dan akhirnya kelopak kelihatan.
Fase kuncup bunga setelah lepas daun pelindung, setelah kuncup bunga dalam
daun pelindung mencapai ukuran maksimum maka daun pelindung beubah menjadi
coklat dan retak kemudian lepas. Setelah itu barulah kuncup bunga yang lepas dari
daun pelindung dapat diukur. Rata-rata pertambahan panjang pertumbuhan kuncup
bunga cempaka putih setelah lepas daun pelindung rata-rata 0,11-0,15 cm dan ada 7
kuncup bunga cempaka putih dalam satu pohon dan rata-rata pertambahan diameter
kuncup bunga setelah lepas daun pelindung rata-rata 0,01-0,02 dan ada 8 kuncup
bunga dalam satu pohon. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dilihat pada Tabel 5 dan
6.
28
Selama fase pembesaran kuncup bunga setelah lepas daun pelindung, terjadi
pertambahan panjang dan diameter kuncup bunga. Tidak terjadi perubahan warna
pada kuncup bunga setelah lepas daun pelindung melainkan kelopak yang berubah
warna dari hijau beranggsur-angsur berubah menjadi coklat dan akhirnya kelopak
gugur sebelum mahkota mekar sempurna. Seiring dengan pertambahan ukuran
kuncup bunga, tangkai bunga mengalami perpanjangan. Perubahan yang terjadi pada
kuncup bunga setelah lepas daun pelindung sampai bunga mekar dapat dilihat pada
Gambar 9.
29
(a) (b)
Gambar 9. a. Perkembangan kuncup cempaka putih (M. alba) setelah lepas daun
pelindung (4,51 x); b. bunga mekar sempurna (0,27 x); a. Kuncup baru
terbentuk; b. kuncup berumur 7 hari; c. Kelopak mulai lepas; d. kelopak
sudah lepas.
Fase kuncup bunga setelah lepas daun pelindung ini berlangsung selama 14
hari (Tabel 4 lampiran 14). Dari tabel rata-rata laju tumbuh kuncup bunga setelah
lepas daun pelindung, dapat dibuat kurva (Gambar 10).
4
Pertumbuhan Kuncup (cm)
3.5
3
2.5 panjang
2 diameter
1.5
1
0.5
0
0 3 6 9 12
Waktu (Hari)
Gambar 10. Kurva rata-rata (panjang dan diameter) kuncup bunga cempaka putih
(Michelia alba D.C) setelah lepas daun pelindung.
30
Gambar 11. Kurva kecepatan tumbuh kuncup cempaka putih (M.alba) setelah lepas
daun pelindung.
Dari Gambar 11 terlihat bahwa setiap hari pertumbuhan kuncup bunga setelah
lepas daun pelindung mengalami pertambahan ukuran panjang dan diameter. Setelah
kuncup bunga mencapai ukuran maksimum, kuncup bunga akan mekar. Fase mekar
berangsur-angsur sampai terbentuk buah yang akhirnya daun kelopak, daun mahkota
dan benang sari akan layu dan gugur (rontok).
Buah sudah terbentuk bulat kecil bulat sedikit lonjong tetapi ukurannya masih
kecil belum bisa diketahui apakah buah berhasil atau gagal. Apabila buah terlihat
tumbuh membesar baru bisa dilakukan pengukuran. Setelah mencapai ukuran
maksimum kemudian buah masak yang ditandai dengan perubahan warna dari
awalnya hijau muda kemudian berangsur-angsur berubah menjadi hijau pucat
kekuningan. Perkembangan buah cempaka putih dapat dilihat pada Gambar 12.
31
Gambar 12. Perkembangan buah cempaka putih (Michelia alba D.C) (2,16 x);
diperlihatkan pada gambar (a-h); a. buah umur 1 hari; b. buah umur 6
hari; c. buah umur 12 hari; d. buah umur 18 hari; e. Buah umur 23 hari;
e. buah umur 25 hari; f. buah umur 27 hari; g. Buah umur 32; h. Buah
masak.
Buah cempaka putih tergolong buah sejati ganda, karena pada satu bunga
memiliki beberapa bakal buah yang bebas lepas satu sama lain dan setiap bakal buah
menjadi satu buah. Bakal buahnya letaknya mennggerombol dalam satu tangkai,
maka buah cempaka putih tergolong buah bumbung ganda. Buah cempaka putih
berbentuk bulat sedikit lonjong, kecil dan menempel pada tangkai buah yang
berhubungan dengan tangkai buah. Jika sudah masak buah tidak pecah dan setiap
buah kadang ada juga yang terdapat 3 biji tetapi sampel buah yang saya teliti rata-rata
1 buah hanya terdapat 1 biji. Dinding buah terdapat bintik-bintik kecil bewarna coklat
dan kulit buah tebal. Berdasarkan jumlah ruang buah cempaka putih termasuk buah
beruang satu (Unicularis), maka kemungkinan letak tembuninya adalah sentral yaitu
dipusat atau diporos. Pada saat buah sudah masak kulit biji bewarna pink dengan biji
bewarna hitam. Untuk lebih jelas lihat Gambar 13.
32
Gambar 13. Morfologi buah dan biji cempaka putih (M. alba) (5,55x ); a. biji; b.
Kulit biji; c. kulit buah; d. daging buah
Dari hasil laju pertumbuhan buah didapatkan rata-rata pertambahan panjang
dan diameter buah. Untuk rata-rata tersebut dapat dilihat pada (Tabel 5 Lampiran 15).
Pengukuran dimulai setelah mahkota dan benang sari gugur dan adanya pertambahan
ukuran buah baru dilakukan pengukuran yaitu dilakukan setiap hari. Rata-rata
pertambahan panjang buah cempaka putih rata-rata 0,02-0,03 cm dan ada 21 buah
cempaka putih dalam satu pohon selama 35 hari dan rata-rata pertambahan diameter
buah rata-rata 0,02-0,03 dan ada 13 buah selama 35 hari. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat dilihat pada tabel 7 dan 8. Dari data-data tersebut kemudian dapat dibuat kurva
(Gambar 14 dan 15).
Tabel 7. Rata-rata pertambahan panjang pertumbuhan buah cempaka putih
Pertambahan Panjang Frekuensi
0 - 0,01 4
0,02 - 0,03 21
0,04 - 0,05 9
0,06 - 0,07 1
33
1.6
1.4
1.2
Pertumbuhan Buah (cm)
0.8
0.6 Panjang
0.4 Diameter
0.2
0
0 5 10 15 20 25 30 35
Waktu (Hari)
Gambar 14. Kurva rata-rata (panjang dan diameter) buah cempaka putih (M.alba).
34
0.08
0.05
0.04
0.03
0.02
0.01
0
0 5 10 15 20 25 30 35
Waktu (Hari)
Gambar 15. Kurva kecepatan tumbuh buah cempaka putih (M. alba).
4.2 Pembahasan
Bunga cempaka putih merupakan bunga yang berkelamin ganda atau
hermaprodit karena pada satu bunga terdapat dua kelamin yaitu benang sari dan putik.
Salisbury dan Ross (1995:25) menyatakan bahwa sebagian besar spesies
angiospermae mengasilkan bunga berkelamin ganda (hermaprodit). Bunga cempaka
putih memiliki pola simetri radial (aktinomorf) karena memiliki banyak bidang
simetri. Bunga cempaka putih termasuk berbunga tunggal (planta uniflora).
Bunganya tumbuh pada ketiak daun sehingga disebut bunga aksiler (Flos axillaris).
Kurva pertumbuhan (panjang dan diameter) pada fase kuncup, fase bunga dan
fase buah menunjukkan kurva sigmoid karena terjadi peningkatan ukuran secara
eksponensial. Hal ini disebabkan pertumbuhan pada tumbuhan dimulai dengan
35
pembelahan sel, pemanjangan dan diferensiasi sel yang semuanya itu mempunyai
titik maksimum dalam pertumbuhannya. Daun kuncup bunga merupakan sruktur
tertentu hal ini sesuai dengan pendapat Salisbury dan Ross (1995:26), bahwa struktur
tertentu tumbuh pada ukuran tertentu lalu berhenti dan akhirnya mengalami penuan
dan kematian. Setelah kuncup bunga dalam daun pelindung mencapai ukuran
maksimal, daun pelindung membuka dan akhirnya retak, gugur rata-rata 16 hari
dengan rata-rata panjang 0,39 cm dan diameter 0,27 cm . Begitu juga dengan kuncup
bunga setelah lepas daun pelindung rata-rata 11 hari , jika kuncup bunga mencapai
ukuran maksimum maka kelopak membuka dan sudah terlihat sedikit daun mahkota
dan sedikit menimbulkan bau harum. Setelah lepasnya daun pelindung bunga mekar
sempurna kelopak sudah gugur dan bunga mekar sempurna rata-rata 11 hari. Kurva
pertumbuhan kuncup bunga mengalami peningkatan ukuran relatif sama setiap
harinya tetapi sebelum bunga mekar terjadi kenaikan ukuran. Hal ini disebabkan
karena kelopak membuka, sesuai dengan pendapat Salisbury dan Ross (1995:26)
bahwa mekarnya bunga disebabkan oleh pertumbuhan bagian dalam lebih cepat dari
pada bagian lainnya dan dikatakan juga bahwa bunga mekar saat bagian-bagiannya
siap untuk penyerbukan dan bersamaan dengan munculnya warna dan bau.
Sedangkan untuk proses perbungaan didukung oleh faktor lingkungan seperti suhu,
kelembaban udara dan cahaya, pendapat ini didukung oleh Darjanto dan Satifah
(1978:35) yang menyatakan bahwa untuk perbungaan diperlukan air yang banyak,
kelembaban udara yang tinggi, suhu udara menurun sehingga menyebabkan kuncup
bunga menyerap air dan menggembang dan akhirnya mekar.
Bunga cempaka putih mekar rata-rata 11 hari dengan rata-rata panjang 2,16
cm dan diameter 0,54 cm. Kelopaknya sudah gugur sebelum bunga mekar. Setelah
lepas daun pelindung kelopak sudah kelihatan rata-rata 16 hari. Kelopak sudah
kelihatan tetapi warnanya masih tetap hijau, setalah kuncup mencapai ukuran
maksimal kelopak terus membesar dan sudah terlihat perubahan warna dari hijau
menjadi hijau pucat dan kemudian kelopak retak disertai dengan perubahan warna
menjadi coklat dan akhirnya kelopak menggulung dari dasar bunga dan akhirnya
36
kelopak gugur dengan sendirinya. Setelah kelopak gugur mahkota bunga sudah
terlihat jelas bewarna putih tetapi masih kuncup karena masih menutupi bagian-
bagian dalamnya. Setelah 2 hari mahkota bunga mekar sempurna sudah kelihatan
benang sarinya banyak dan bakal buahnya. Kepala sari bewarna kuning dan akhirnya
berubah warna menjadi coklat lalu beberapa hari kemudian mahkota, benang sari
akan layu. Pada saat bunga belum mekar kelopak sudah gugur awalnya bewarna hijau
dan berubah menjadi coklat dan akhirnya layu kemudian berubah menjadi coklat
karena ini disebabkan karena kehilangan air yang disertai dengan pengangkutan zat-
zat hara secara besar-besaran ke ovarium dan air hilang dengan cepat.
Empat belas hari setelah mahkota mekar belum dapat dilakukan pengukuran
laju tumbuh buah, karena pada saat itu belum dapat dipastikan pembuahan berhasil
atau gagal. Setelah mulai terlihat adanya pertambahan ukuran ovarium yang
menunjukkan berhasil berubah baru dapat dilakukan pengukuran buah . Hal ini
senada dengan pendapat Darjanto dan Satifah (1990:79) bahwa zigot biasanya akan
beristirahat beberapa waktu sebelum tumbuh menjadi embrio pada saat pelayuan
bunga. Ini disebabkan oleh ovarium sedang terjadi pembentukan buah. Setelah buah
terbentuk lalu buah membesar karena adanya nutrisi yang didapat dari daun. Pendapat
ini didukung oleh Salisbury dan Ross (1995:80) yang menyatakan bahwa buah yang
sudah terbentuk akan terus tumbuh karena adanya nutrisi yang diangkut dari daun.
Setelah ukuran buah semakin bertambah sampai buah masak rata-rata 37 hari dengan
rata-rata panjang 1,42 cm dan diameter 1,09 cm.
Buah cempaka putih masih muda bewarna hijau muda pada saat tua berubah
menjadi hijau tua kemudian pada saat buah masak buah berubah menjadi warna hijau
pucat kekuningan. Jumlah bakal buahnya 7-11 buah tetapi selama penelitian rata-rata
hanya 1 yang menjadi buah, kulit buah kasar terdapat banyak bintik-bintik kecil
bewarna coklat, daging buah tebal dengan kulit biji bewarna pink jika buah sudah
masak dengan warna biji hitam seperti biji sawo kecik. Tipe buah cempaka putih
yaitu buah sejati ganda dengan letak buah menggerombol maka buah cempaka
tergolong buah bumbung ganda. Setiap harinya pertambahan buah hanya bertambah
37
0,02-0,05 cm. Buah terus membesar sampai pada ukuran tertentu lalu akan masak dan
berubah warna menjadi hijau pucat jika sudah masak buah berubah warna menjadi
hijau pucat kekuningan.. Hal ini disebabkan pada saat buah masih muda, pada
kulitnya masih terdapat klorofil sehingga dapat melakukan proses fotosintesis.
Menurut Salisbury dan Ross (1995:27), perubahan warna seiring dengan hilangnya
klorofil yang digunakan untuk proses fotosintesis. Selain itu perubahan warna yang
terjadi disebabkan terjadinya kerusakan klorofil dan pembentukan pigmen baru.
pembelajaran yang dapat membantu panyampaian suatu materi. Salah satu media
yang dapat digunakan dalam model NHT adalah lembar kerja siswa (LKS).
LKS merupakan media bagian dari perencanaan pembelajaran yang
digunakan dalam pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercpai. Peran
LKS dalam proses adalah sebagai alat untuk memberikan pengetahuan, sikap, dan
keterampilan pada siswa. Belajar dengan LKS menuntut siswa untuk lebih aktif, baik
mental atau fisik di dalam kegiatan pembelajaran. LKS dibagi menjadi dua jenis yaitu
LKS non eksperimen dan LKS eksperimmen (Dhari dan Haryono dikutip Albert,
2012)
40
BAB V
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
Untuk penelitian lanjutan disarankan melakukan penelitian tentang
perkecambahan tanaman cempaka putih dengan menggunakan buah yang sudah tua.
41
DAFTAR PUSTAKA
Darjanto, dan S. Satifah. 1990. Pengetahuan Dasar Biologi Bunga dan Teknik
Penyerbukan Silang Buatan. Jakarta: Gramedia.
Departeman Pendidikan. 2006. Contoh atau Model Silabus Mata Pelajaran Biologi
SMA. Ditjen Mendikdasmen, Depdikbud.
Salisbury, F.B., dan C.W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 3 (Terjemahan: Diah
R Lukman dan Sumaryono). Bandung: ITB.