Anda di halaman 1dari 58

STUDI MORFOLOGI PERKEMBANGAN ORGAN REPRODUKSI

CEMPAKA PUTIH (Michelia alba D.C) DAN SUMBANGANNYA PADA


PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA

Skripsi oleh

Fitri Jayanti
Nomor Induk Mahasiswa 06081009036
Program Studi Pendidikan Biologi
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2012

i
STUDI MORFOLOGI PERKEMBANGAN ORGAN REPRODUKSI
CEMPAKA PUTIH (Michelia alba D.C) DAN SUMBANGANNYA PADA
PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA

Skripsi oleh

Fitri Jayanti
Nomor Induk Mahasiswa 06081009036
Program Studi Pendidikan Biologi
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Disetujui oleh

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Dra. Tasmania Puspita, M.Si Drs. Endang Dayat, M.Si


NIP. 195207221985032002 NIP. 195601061985031001

Disahkan
Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Dr. Hartono, M.A.


NIP. 196710171993011001

ii
Telah diujikan dan lulus pada :

Hari : Rabu

Tanggal : 24 Oktober 2012

TIM PENGUJI

1. Ketua : Dra. Tasmania Puspita, M.Si. _______________________

2. Sekretaris : Drs. Endang Dayat, M.Si. _______________________

3. Anggota : Dr. Rahmi Susanti, M.Si. _______________________

4. Anggota : Dra. Siti Huzaifah, M.Sc. Ed. _______________________

5. Anggota : Ermayanti, S.Pd.M.Si. _______________________

Inderalaya, 5 November 2012


Diketahui oleh
Ketua Program Studi Pendidikan Biologi,

Drs. Kodri Madang, M.Si.


NIP. 196901281993031003

iii
PERYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Fitri Jayanti
Nim : 06081009036
Program Studi : Pendidikan Biologi
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul
“STUDI MORFOLOGI PERKEMBANGAN ORGAN REPRODUKSI
CEMPAKA PUTIH (Michelia alba D.C) DAN SUMBANGANNYA PADA
PELAJARAN BIOLOGI DI SMA” ini seluruh isinya adalah benar-benar karya
saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau mengutip karya orang lain
dan dengan cara yang tidak sesuai etika yang berlaku sesuai dengan peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2010 tentang
Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi. Atas pernyataan ini,
saya siap menanggung sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian
ditemukan adanya pelanggaran dan pengaduan dari pihak lain terhadap pihak lain
terhadap keaslian karya ini.

Indralaya, Oktober 2012


Yang Membuat Peryataan

Fitri Jayanti
Nim. 06081009036

iv
Bismillaahirrahmaanirahiim
Ku persembahkan skripsi ini kepada :
 Ayahanda (SUUDI) dan ibunda tercinta (ZUROYAH) , yang telah memberikan cinta
dan kasih sayang, yang setiap gerak bibirnya adalah doa, dan tetesan keringatnya
adalah harapan untuk keberhasilanku,
 Adik2ku tercinta (Meriantuti dan Ardri Putra) yang kusayangi dan kucintai yang selalu
mengharapkan keberhasilanku,
 Ibu Dra. Tasmania Puspita, M.Si dan Bapak Drs. Endang Dayat M.Si yang telah sabar
membimbing dan memberikan ilmu pengetahuannya. Hanya Allah SWT yang dapat
membalas semuanya,
 Untuk “BirmanSyah“,terimah kasih yang selalu memotivasi dan membantu dalam
penyelasaian skripsi ini. Teruslah berjuang dan bersemangat 
 Sahabat seperjuangan ku (Mbak Mery, Mbak Yeni, Jusmini, Amelia dan Ria) terimah
kasih doa dan kebersamaannya dan Buat Teti dan Sari terimakasih atas bantuannya.
 Saudara-saudara ku Bio’08, terimakasih atas kebersamaannya, jangan menyerah
teruslah berjuang & Semangad!!!
 Adik2 Biologi angkatan 2009, 2010, 2011, 2012,...semoga skripsi ini bermanfaat bagi
kalian,, bekerja keraslah karena perjuangan masih panjang
 Almamater yang ku banggakan.

 Motto :
Berusaha, Berdoa, dan terus bersemangat, Apabila ketiga hal tersebut telah dilakukan, Apapun
hasilnya saya yakin itu yang terbaik yang diberikan Allah SWT untuk saya.

Dan sesungguhnya akhir itu lebih baik bagimu dari permulaan ; dan kelak Tuhanmu pasti
memberikan karunia-Nya kepadamu, lalu (hati) kamu menjadi puas (QS. Adh Dhuhaa 4 & 5)”

v
UCAPAN TERIMAH KASIH

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang telah mengkaruniakan limpahan


rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini
disusun untuk memenuhi salah satu syarat mencapai gelar sarjana (S1) pada Program
Studi Pendidikan Biologi. Jurusan pendidikan MIPA, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sriwijaya.
Dengan selesainya penulisan skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih
kepada ibu Dra. Tasmania Puspita, M.Si selaku pembimbing 1 dan bapak Drs.
Endang Dayat, M.Si selaku pembimbing 2 dan sebagai Dosen Pembimbing yang
telah memberikan ilmu, bimbingan, nasehat, dan pengarahannya selama penulisan
skripsi ini. Ucapan terima kasih juga ditujukan kepada ibu Ermayanti, S.Pd, M.Si
selaku Dosen Penasehat Akademik.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Prof. Drs. Tatang Suhery,
M.A, Ph.D selaku dekan FKIP Unsri, dan Dr. Hartono, M.A. selaku Ketua Jurusan
Pendidikan MIPA serta kepada Drs. Kodri Madang, M.Si. selaku Ketua Program
Studi Pendidikan Biologi yang telah memberikan kemudahan dalam pengurusan
administrasi penulisan skripsi ini. Tak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada seluruh dosen Program Studi Pendidikan Biologi yang
telah menjadikan kami lebih berguna dengan ilmu yang diberikannya, hanya Allah
SWT yang dapat membalasnya.
Tak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada adik-adik aku tersayang
Meriantuti dan Andri Putra dan sahabat-sahabat seperjuangan mbak Yeni, mbak
Mery, mak Jus, dik Amel, dik Ria, Teti dan Sari yang telah banyak membantu,
mendoakan, dan memberikan semangat kepada penulis selama penyelesaian skripsi
ini.
Untuk teman-teman seangkatanku “08” terimah kasih atas kebersamaannya
dan untuk seluruh pihak yang telah membantu namun tidak dapat penulis cantumkan

vi
satu persatu, terima kasih dan semoga amal baik kalian dilipatgandakan pahalanya
oleh Allah SWT.
Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk pengajaran
bidang studi biologi di Sekolah Menengah Atas dan dapat dijadikan sebagai salah
satu bahan pemikiran dan langkah baru untuk penelitian selanjutnya.

Indralaya, Oktober 2012


Penulis,

- FT -

vii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN.............................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………………… iii
HALAMAN PERYATAAN.................................................................................. iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ v
UCAPAN TERIMA KASIH .................................................................................. vi
DAFTAR ISI.......................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. vi
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... vi
ABSTRAK ............................................................................................................. xiii

BAB I. PENDAHULUAN ..................................................................................... 10


1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 9
1.2 Permasalahan................................................................................................ 8
1.3 Batasan Masalah........................................................................................... 7
1.4 Tujuan Penelitian ......................................................................................... 4
1.5 Manfaat Penelitian ....................................................................................... 6

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 5


2.1 Klasifikasi Tumbuhan Cempaka Putih (Mechelia alba D.C)....................... 5
2.2 Penyebaran Tumbuhan Cempaka Putih (Michelia alba D.C)...................... 5
2.3 Tinjauan Morfologi Tumbuhan Cempaka Putih (Michelia alba D.C)......... 5
2.4 Sistem Reproduksi Tumbuhan ..................................................................... 6
2.4.1 Reproduksi Aseksual............................................................................. 6
2.4.2 Reproduksi Seksual................................................................................ 6

viii
2.5 Morfologi Bunga Cempaka Putih ................................................................ 7
2.5.1 Bunga .................................................................................................... 7
2.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perbungaan .......................................... 11
2.6.1 Pengaruh Suhu ...................................................................................... 12
2.6.2 Pengaruh Curah Hujan .......................................................................... 12
2.6.3 Pengaruh Cahaya ................................................................................... 13
2.6.3.1 Intensitas Cahaya............................................................................ 13
2.6.3.2 Fotoperiodisitas.............................................................................. 13
2.7 Perkembangan Tumbuhan ............................................................................ 14

BAB III. METODE PENELITIAN........................................................................ 16


3.1 Metode Penelitian......................................................................................... 16
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian ...................................................................... 16
3.3 Alat dan Bahan ............................................................................................. 16
3.4 Analisa Data ................................................................................................. 17

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 18


4.1 Hasil .............................................................................................................. 18
4.1.1 Morfologi Tumbuhan Cempaka Putih (Michelia alba D.C) ................. 18
4.1.2 Alat Reproduksi .................................................................................... 18
4.1.3. Perkembangan Bunga Cempaka Putih (Michelia alba D.C) ............... 20
4.1.4 Suhu dan Kelembaban udara ................................................................ 34
4.2 Pembahasan .................................................................................................. 34
4.3. Sumbangan pada Pembelajaran Biologi...................................................... 37

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 40


5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 40
5.2 Saran ............................................................................................................. 4

ix
Daftar Pustaka ........................................................................................................ 41
LAMPIRAN ........................................................................................................... 43

x
DAFTAR TABEL

Halaman
1. Waktu mekarnya daun pelindung..................................................................... 21
2. Waktu kuncup bunga cempaka putih mekar setelah lepas daun pelindung ..... 21
3. Rata-rata panjang pertumbuhan kuncup bunga cempaka putih dalam daun
pelindung......................................................................................................... 25
4. Rata-rata diameter pertumbuhan kuncup bunga cempaka putih dalam daun
pelindung ........................................................................................................ 25
5. Rata-rata pertambahan panjang kuncup bunga cempaka putih setelah lepas
daun pelindung................................................................................................. 28
6. Rata-rata pertambahan diameter kuncup bunga cempaka putih setelah lepas
daun pelindung................................................................................................. 28
7. Rata-rata pertambahan panjang pertumbuhan buah cempaka putih.................. 32
8. Rata-rata pertambahan diameter pertumbuhan buah cempaka putih................. 33
9. Hasil pengukuran pertambahan panjang kuncup bunga cempaka putih dalam
daun pelindung.................................................................................................. 45
10. Hasil pengukuran pertambahan diameter kuncup bunga cempaka Putih dalam
daun pelindung................................................................................................. 47
11. Hasil pengukuran pertambahan panjang kuncup bunga cempaka putih setelah
lepas daun pelindung........................................................................................ 49
12. Hasil pengukuran pertambahan diameter kuncup bunga cempaka putih setelah
lepas daun pelindung........................................................................................ 51
11. Hasil pengukuran pertambahan panjang buah cempaka putih........................... 53
12. Hasil pengukuran pertambahan diameter buah cempaka putih........................ 56

xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Cara pengukuran kuncup bunga dan buah cempaka putih .............................. . 17
2. Morfologi tumbuhan cempaka putih ................................................................ 19
3. Morfologi bunga cempaka putih ...................................................................... 20
4. Morfologi kelopak cempaka putih ................................................................... 23
5. Morfologi benang sari ...................................................................................... 24
6. Perkembangan kuncup bunga cempaka putih dalam daun pelindung ........... 26
7. Kurva rata-rata panjang dan diameter kuncup bunga cempaka putih dalam
daun pelindung.................................................................................................. 26
8. Kurva kecepatan tumbuh kuncup bunga cempaka putih dalam daun pelindung..27
9. Perkembangan kuncup bunga cempaka putih setelah lepas daun pelindung ... 29
10. Kurva rata-rata panjang dan diameter kuncup bunga cempaka putih setelah
lepas daun pelindung......................................................................................... 29
11. Kurva kecepatan tumbuh kuncup bunga cempaka putih setelah lepas daun
pelindung......................................................................................................... 30
12. Perkembangan buah cempaka putih ................................................................. 31
13. Morfologi buah dan biji cempaka putih .......................................................... 32
14. Kurva rata-rata panjang dan diameter buah cempaka putih............................. 33
15. Kurva kecepatan tumbuh buah cempaka putih ............................................... 34

xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman

1. Silabus .............................................................................................................. 44
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran................................................................. 45
3. Lembar kerja siswa.......................................................................................... 54
4. Lembar validasi RPP dan LKS........................................................................ 62
5. Hasil pengukuran pertambahan panjang kuncup bunga cempaka putih dalam
daun pelindung................................................................................................. 67
6. Hasil pengukuran pertambahan diameter kuncup bunga cempaka putih dalam daun
pelindung......................................................................................................... 69
7. Hasil pengukuran pertambahan panjang kuncup bunga cempaka putih setelah
lepas daun pelindung........................................................................................ 71
8. Hasil pengukuran pertambahan diameter kuncup bunga cempaka putih setelah
lepas daun pelindung......................................................................................... 73
9. Hasil pengukuran pertambahan panjang buah cempaka putih ........................... 75
10. Hasil Pengukuran pertambahan diameter buah cempaka putih........................ 78
11. Waktu mekarnya kuncup bunga dalam daun pelindung................................... 81
12. Waktu kuncup bunga cempaka putih mekar setelah lepas daun pelindung....... 82
13. Rata-rata (panjang dan diameter) pertumbuhan kuncup bunga cempaka putih
dalam daun pelindung........................................................................................ 83
14. Rata-rata (panjang dan diameter) pertumbuhan kuncup cempaka putih setelah
lepas daun oelindung......................................................................................... 84
15. Rata-rata (panjang dan diameter) pertumbuhan buah cempaka putih................ 85
16. Usul judul peneltian............................................................................................ 86
17. Surat keputusan jurusan pendidikan MIPA UNSRI.......................................... 87
18. Surat keterangan bebas pinjam alat laboratorium FKIP UNSRI....................... 88
19. Kartu bimbingan skripsi..................................................................................... 89

xiii
STUDI MORFOLOGI PERKEMBANGAN ORGAN REPRODUKSI
CEMPAKA PUTIH (Michelia alba D.C) DAN SUMBANGANNYA PADA
PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian tentang studi morfologi perkembangan organ


reproduksi cempaka putih (Michelia alba D.C) dengan tujuan untuk mengetahui
morfologi perkembangan bunga, buah dan waktu yang diperlukan untuk setiap fase
perkembangan. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Pengamatan
perkembangan bunga mulai saat kuncup bunga muncul sampai bunga mekar. Dari
hasil pengamatan, bunga cempaka putih mengalami 3 fase perkembangan yaitu fase
kuncup bunga, fase bunga mekar dan fase bakal buah. Fase kuncup bunga terdiri dari
fase kuncup bunga dalam daun pelindung dan fase kuncup bunga setelah lepas daun
pelindung. Terjadi perubahan warna dari hijau menjadi coklat. Waktu yang
diperlukan pada fase kuncup bunga dalam daun pelindung rata-rata 16 hari, dengan
rata-rata panjang 0,39 cm dan diameter 0,27 cm sedangkan fase kuncup bunga setelah
lepas daun pelindung tidak terjadi perubahan warna. Waktu yang diperlukan pada
fase kuncup setelah lepas daun pelindung rata-rata 11 hari dengan rata-rata panjang
2,16 cm dan diameter 0,54 cm. Fase mekar rata-rata 11 hari, kelopak lepas, mahkota
bebas lepas, benang sari banyak, putik 7 buah. Waktu yang diperlukan pada fase
bakal buah rata-rata 37 hari dengan rata-rata panjang 1,42 cm dan diameter 1,09 cm.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pengayaan pada pelajaran
biologi kelas X semester 2 pada Kompetensi Dasar 3.3 Mendeskripsikan ciri-ciri
Divisio dalam dunia tumbuhan dan peranannya bagi kelangsungan hidup di bumi.

Kata kunci : Perkembangan Organ Reproduksi, Cempaka Putih (Michelia alba D.C).

Skripsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi FKIP UNSRI Tahun 2012
Nama : Fitri Jayanti
NIM : 06081009036
Dosen Pembimbing : 1. Dra. Tasmania Puspita, M.Si.
2. Drs. Endang Dayat, M.Si.

xiv
xv
1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keanekaragaman flora Indonesia tercermin dalam kekayaan pada jenis-jenis
tumbuhan hutan tropik basah, baik yang terdapat di dataran tinggi maupun di dataran
rendah yang menutupi 63% luas daratan Indonesia. Jenis-jenis tumbuhan tersebut
dapat dijumpai baik yang merambat, berbentuk perdu, pohon, dan lain-lain (Marisa,
1993). Dari sekian banyak tumbuhan, sebagian besar sangat bermanfaat bagi
manusia, diantaranya adalah tanaman cempaka putih (Michelia alba D.C). Untuk
menjaga dan melestarikan tanaman tersebut itu maka perlu adanya upaya pengenalan
dan penelitian pada tanaman tersebut
Cempaka putih merupakan salah satu tumbuhan berbunga anggota suku
magnoliaceae (Tjitrosoepomo, 1994:180). Di Aceh, cempaka putih ini dikenal dengan
nama Jeumpa gadeng, Cempaka putih (Indonesia), Cempaka bodas (Sunda),
Campaka mawure (Sulawesi utara), Capaka bobudo (Ternate), Campaka momero
(Ponos), (Heyne, 1987:759). Tumbuhan ini merupakan pohon dengan ketinggian
mencapai 30 m dan gemang 80-100 cm (Heyne, 1987:759).
Tanaman cempaka putih dapat digunakan sebagai bahan obat-obatan. Pada
daun cempaka dimanfaatkan untuk obat cacing, rematik, dan sakit tenggorokan
(Arya, 2008:1). Buah cempaka penghasil “fructus anisi stellati” yang mengandung
bahan minyak atsiri. Bahan tersebut digunakan sebagai penyedap dalam pembuatan
minuman keras (Tjitrosoepomo, 2004:172). Bijinya bewarna hitam diselimuti daging
buah bewarna pink jika buah sudah masak. Bijinya dimanfaatkan untuk mengobati
demam pada anak-anak dengan cara bijinya diremas-remas halus dengan gember dan
temu kunci kemudian dioleskan disekitar perut (Heyne, 1987:759). Selanjutnya bunga
cempaka dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Bunga cempaka putih dapat
dimanfaatkan secara langsung untuk memberikan keharuman lingkungan. Minyak
atsiri dari bunga cempaka putih juga dapat dimanfaatkan untuk berbagai produk
wangi-wangian yaitu bunga yang diperlukan masih kuncup atau belum mekar
2

sempurna. Air dari rebusan kuncup bunga dapat digunakan untuk obat tradisional
yaitu bagi penyakit gonorhea (Pitojo, 1994:59). Berdasarkan wawancara dengan
masyarakat sukaraja, bahwa bunga dari cempaka putih digunakan untuk penghias
rambut, untuk orang kematian dan digunakan untuk pengharum ruangan.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat diketahui bahwa hampir semua bagian
tumbuhan cempaka putih dapat dimanfaatkan, sehubungan dengan hal tersebut, maka
adanya upaya pelestarian untuk menghasilkan tanaman cempaka putih yang baru.
Menurut Pitojo (1994:37) menyatakan bahwa tanaman cempaka putih dapat
dikembangbiakan dengan cara generatif, yaitu melalui biji.
Cempaka putih diperbanyak dengan cara generatif, yaitu melalui biji tetapi
ada juga diperbanyak dengan cara vegetatif yaitu cangkok tetapi dengan cara ini tidak
mempunyai perakaran tanaman yang kuat. Biji merupakan organ reproduksi yang
dapat menghasilkan individu baru. Biji tanaman dihasilkan oleh buah dan buah
merupakan hasil perkembangan dari bunga yang mengalami beberapa fase. Bunga
berfungsi sebagai alat reproduksi pada tanaman (Tjitrosoepomo, 1985:122). Dalam
perkembangannya, bunga mengalami beberapa fase, yaitu fase kuncup, fase mekar,
fase bakal buah, sampai terbentuknya buah dan biji.
Berdasarkan hasil observasi penulis di desa Sukaraja maupun di Indralaya
masih sangat jarang ditemukan tanaman cempaka putih ini. Selain itu, bunga
cempaka putih ini memiliki kekhasan tersendiri yaitu memiliki daun pelindung tetapi
setiap daun pelindung hanya berisi 1 kuncup bunga, dan hanya mempunyai satu
kelopak, memilki benang sari yang banyak dan memiliki 7-11 bakal buah setiap 1
bunga dan bunganya sangat harum. Hal inilah yang menjadikan peneliti tertarik untuk
meneliti tahap-tahap perkembangan yang terjadi pada organ reproduksi cempaka
putih dari mulai terbentuknya bakal kuncup sampai dengan buah masak dan
pembentukan buah serta biji.
Proses belajar mengajar disekolah menengah atas (SMA), khususnya pada
Kompetensi Dasar 3.3. Mendeskripsikan ciri-ciri Divisio dalam dunia tumbuhan dan
peranannya bagi kelangsungan hidup dibumi. Pada kompetensi dasar tersebut,
3

khususnya pada materi reproduksi seksual pada tumbuhan biji masih sangat jarang
ditemukan contoh tanaman yang secara spesifik yang menunjukkan tahap-tahap
perkembangan bunga hingga menjadi buah. Oleh karena itu, untuk perkembangan
bunga dari tumbuhan cempaka putih ini dapat dijadikan sebagai salah satu contoh
morfologi perkembangan bunga tumbuhan biji selain dari morfologi perkembangan
bunga yang dikenal secara umum.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun perumusan masalah didalam penelitian ini adalah Bagaimana
morfologi perkembangan organ reproduksi cempaka putih (Michelia alba D.C) yang
meliputi fase kuncup, fase bunga mekar dan fase buah, dan waktu yang diperlukan
untuk setiap perubahan morfologi organ reproduksi cempaka putih.

1.3 Batasan Masalah


Untuk menghindari meluasnya masalah dan untuk mempermudah pemahaman
dalam penelitian maka masalah dibatasi sebagai berikut :
1. Tanaman yang diamati ialah cempaka putih (M. alba) yang sudah berbunga.
2. Perkembangan yang diamati hanya morfologi saja
3. Perbungaan diamati sejak kuncup dapat dibedakan dengan tunas daun, yaitu
berupa bintil-bintil kecil yang terlihat diujung atau ketiak daun dan sampai
buah masak.
4. Parameter yang diukur adalah panjang dan diameter bunga dan buah mulai
dari munculnya kuncup bunga sampai buah masak. Tahap-tahap perubahan
morfologi bunga yang meliputi fase kuncup, fase bunga mekar, dan fase buah
serta waktu yang diperlukan untuk setiap perubahan morfologi cempaka putih.
4

1.3. Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat diketahui tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui perubahan-perubahan morfologi yang terjadi selama proses
perkembangan organ reproduksi cempaka putih (Michelia alba D.C), dan waktu yang
diperlukan dalam proses perkembangan bunga cempaka putih.

1.4. Manfaat Penelitian


Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang bermanfaat
bagi dunia pendidikan, khususnya pada pembelajaran biologi di Sekolah Menengah
Atas yaitu pada kelas X semester 2 dengan Kompetensi Dasar 3.3 Mendeskripsikan
ciri – ciri Divisio dalam dunia tumbuhan dan peranannya bagi kelangsungan hidup
dibumi.
5

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi Tumbuhan Cempaka Putih (Michelia alba D.C)


Klasifikasi cempaka putih dalam taksonomi tumbuhan (Pitojo, 1994:19)
adalah sebagai berikut :
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Bangsa : Ranales
Suku : Magnoliaceae
Marga : Michelia
Jenis : Michelia alba D.C

2.2 Daerah Asal dan Penyebaran Cempaka Putih


Tanaman kantil (Michelia alba D.C) berasal dari India, diperkirakan masuk ke
Indonesia bersamaan dengan masuknya Agama Hindu pada abad VI-VII Masehi.
Penyebaran tanaman cempaka tersebut meliputi wilayah Cina, Birma dan Asia
Tenggara. Di Indonesia tanaman cempaka ada di Pulau Sumatra, Jawa, Bali, Nusa
Tenggara dan di Kepulauan Maluku. Oleh karena itu tanaman cempaka ini dikenal
dengan berbagai macam nama daerah. Tanaman cempaka semula adalah tanaman
rimba yang hidup di hutan tropis. Namun sejak abad VI telah dibudidayakan untuk
dimanfaatkan bunganya. Di jawa tengah tanaman cempaka telah berkembang sebagai
tanaman kebun dan perkarangan, bahkan diusahakan sebagai komoditas komersial
yang setaraf dengan tanaman hias lainnya (Pitojo, 1987:9).

2.3 Tinjauan Morfologi Tanaman Cempaka Putih


6

Morfologi cempaka putih berupa pohon, tinggi 15-25 m. Daun memanjang


(oblongus), dengan ujung meruncing, pangkal runcing, tepi daunnya rata dan
kelihatan agak mengkilat dengan permukaan daun licin dan tulang daun menyirip.
Berkas daun penumpu pada tangkai daun panjangnya lebih dari pada setengah tangkai
daun. Bunga berdiri sendiri, sangat harum baunya, bunga cempaka putih termasuk
berbunga tunggal (planta uniflora), bunganya tumbuh pada ketiak daun sehingga
disebut bunga aksiler (Flos axillaris). Bunganya bunga banci, aktinomorf. Daun
mahkota bewarna putih dengan jumlah mahkota 8-12 helai, benang sari banyak
bahkan 2 x lipat jumlah dari mahkota bunga. Tajuk bunga panjangnya 3-5 cm. Bakal
buah 7-11 buah bentuk buah bulat agak lonjong dan menempel ditangkai buah. Bakal
buah bumbung ganda (Pitojo, 1994:29). Biji warna hitam dengan daging buah tebal
dan kulit biji bewarna pink jika buah sudah masak.

2.4 Sistem Reproduksi pada Tanaman


Semua tanaman mengadakan perkembangbiakan (reproduksi) untuk
mempertahankan kelestariannya. Reproduksi merupakan proses yang dapat
menghasilkan individu baru dari organisme sebelumnya. Tanaman cempaka dapat
dikembangbiakkan dengan 2 cara yaitu reproduksi generatif (Aseksual) dan
refroduksi vegetatif (Seksual).

2.4.1 Reproduksi Aseksual


Selain berkembangbiak secara seksual, banyak juga tumbuhan yang
bereproduksi secara aseksual, misalnya dengan cara menghasilkan spora, membentuk
tunas, dengan rizoma, stolon, fragmentasi atau membentuk umbi.

2.4.2 Reproduksi Seksual


Reproduksi generatif (seksual) adalah terjadinya individu baru yang didahului
dengan terjadinya peleburan dua sel gamet. Pada tumbuhan berbiji, pembuahan akan
terjadi bila didahului adanya proses penyerbukan. Pada reproduksi ini terjadi
7

pencampuran materi genetik yang memungkinkan terbentuknya individu baru yang


bersifat baru. Pada tumbuhan, yang bertindak sebagai alat reproduksi adalah bunga,
dan pada umumnya bunga mempunyai satu atau dua alat kelamin, yaitu putik dan
benang sari. Tanaman cempaka diperbanyak secara generatif yaitu menggunakan
bijinya. Tetapi dengan cara pengadaan bibit dan biji memakan waktu lama, tenaga
yang banyak, dan dana yang relatif lebih mahal dibandingkan dengan cara vegetatif.
Itulah sebabnya cara ini jarang dilakukan dalam usaha pengadaan bibit secara
komersial dalam jumlah banyak. Tetapi ada juga keuntungan pengadaan bibit dari biji
adalah keberagaman tinggi dan perakaran tanaman lebih kuat, karena didukumg oleh
akar tunggang. Namun, fungsi akar tunggang tersebut dapat diganti oleh jumlah dan
susunan perakaran yang terbentuk pada perbanyakan secara vegetatif (Pitojo,
1994:38).

2.5 Morfologi Bunga Cempaka Putih


2.5.1 Bunga
Bunga merupakan organ reproduksi pada tumbuhan spermatophyta. Menurut
Tjitrosoepomo (1985:163) bunga adalah sepotong batang atau cabang atau
sekumpulan daun yang mengalami metamorfosis sesuai dengan fungsinya untuk
bereproduksi. Kemudian menurut Mulyani dan Kartasapoetra (1989:89) juga
mengatakan bahwa bunga disebut sebagai organ reproduksi pada tumbuhan (
organum reproduktivum) karena pada bunga terdapat putik dan benang sari atau
hanya memiliki salah satunya. Selanjutnya karena sifat alaminya atau persilangan
akan mewujudkan buah dan biji, biji-biji inilah akan menghasikan individu baru yang
sejenis.
Bunga lengkap mempunyai empat bagian yaitu kelopak, mahkota, putik dan
benang sari ( Alibasyah, 1979 : 22 ) secara garis besar bagian-bagian bunga lengkap
adalah sebagai berikut :
1. Kelopak (Caliyx)
8

Kelopak merupakan daun-daun hiasan bunga yang merupakan lingkaran luar,


biasanya bewarna hijau, lebih kecil dan lebih kasar dari pada hiasan bunga lain.
Fungsi kelopak melindungi bagian bunga lainnya dari gangguan luar, terutama waktu
bunga masih kuncup atau sebelum mekar ( Tjitrosoepomo, 1985:159). Kelopak bunga
cempaka putih bewarna hijau keabu-abuan, bagian luarnya berbulu halus dan merata.
Umur daun kelopak tidak terlalu lama, sebab setelah membuka penuh warnanya
berubah menjadi keabu-abuan lalu gugur (Pitojo, 1994:27).

2. Mahkota/Tajuk Bunga (Corolla)


Mahkota bunga adalah hiasan bunga yang terdapat disebelah atas kelopak,
lebih besar dengan warna yang indah, menarik, dengan susunan yang bagus,
mempunyai bau yang harum dan ada pula yang tidak berbau. Corolla berfungsi
sebagai alat daya tarik bagi serangga dan melindungi alat-alat penyerbukan (benang
sari dan putik) sebelum penyerbukan berlangsung (Tjitrosoepomo, 1985:164).
Daun mahkota ada yang berlekatan (gomopetalus) yang merupakan sabuah
tabung (tubus), dan ada yang terpisah atau lepas (polypetalus) diatas dasar bunga.
Daun-daun kelopak dan daun-daun mahkota keseluruhanya disebut perhiasan bunga
(Darjanto dan Satifah, 1990:9)
Mahkota bunga cempaka bewarna putih, terdiri dari lembaran daun-daun
mahkota, dan tiap-tiap helaian terlepas satu dengan yang lainnya. Helaian daun
mahkota berkisar antara 8-12 lembar, kadang-kadang ada yang sampai 14 lembar.
Panjang helaian daun antara 3,5-5,5 cm, dan lebarnya masing-masing 0,5-1 cm.
Mahkota bunga terlihat masih kuncup atau belum mekar, bentuknya seperti gigi
taring, bewarna putih dan panjangnya kurang dari 5 cm. Berangsur-angsur bunga
cempaka mulai mekar yang terjadi di pagi hari (Pitojo, 1994:28).

3. Benang Sari (Stamen)


Dalam suatu unit bunga selalu terdapat daun-daun bunga yang telah berubah
bentuk dan fungsinya yang lazim disebut stamen, dan merupakan alat kelamin jantan
9

dalam unit bunga tersebut. Benang sari berfungsi menghasilkan serbuk sari atau
polen. Serbuk sari sangat penting bagi keperluan penyerbukan, karena awal dari
pembuahan (Mulyani dan Kartasapoetra, 1989:113-114).
Pada umumnya benang sari terdiri dari bagian-bagian: tangkai sari
(filamentum), kepala sari (anthera), kotak sari (theca), ruang serbuk sari (loculus),
serbuk sari (pollen) dan penghubung kotak sari atau conectivum (Tjitrosoepomo,
1985:11).
Benang sari pada bunga cempaka putih jumlahnya berkisar antara 27-32 buah.
Panjang tangkainya sekitar 0,6 cm dan lebar tanggkai sari sekitar 0,1 cm, dan
ujungnya terdapat serbuk sari bewarna kecoklat-coklatan. Tangkai benang sari
kedudukannya terlepas satu sama lain (Pitojo, 1994:28).

a. Kepala sari (Anthera)


Menurut Tjitrosoepomo (1985:176), kepala sari yang masih muda mempunyai
empat kantong sari (loculus loculamentum). Bila telah menjadi dewasa, maka tiap dua
kantong serbuk sari meleburkan diri menjadi satu ruang serbuk sari (theca), sehingga
tiap kepala sari yang telah masak mempunyai dua ruang serbuk sari yang besar.
Kepala sari adalah bagian dari benang sari yang terletak pada ujung tangkai sari.
Sedangkam menurut Darjanto dan Satifah (1990:10), kedua ruang serbuk sari itu
dihubungkan satu sama lain oleh suatu jaringan yang disebut penghubung ruang sari
(connectivum) yang mempunyai lanjutan dari tangkai sari (filamentum) yang masuk
kedalam kepala sari dan kadang-kadang tumbuh melebar.

b. Tangkai sari (Filamentum)


Tangkai sari adalah bagian benang sari yang biasanya berbentuk silinder dan
cukup panjang. Beberapa helai tangkai sari dari sebuah bunga dapat berlekatan dan
membentuk sebuah pembuluh (Darjanto dan Satifah, 1990:10).

4. Putik (Pistillum)
10

Putik merupakan bagian bunga yang paling dalam letaknya dan merupakan
alat kelamin betina. Putik tersusun atas daun-daun yang telah mengalami
metamorfosis. Daun-daun yang menyusun putik tersebut disebut daun buah
(carpellum), dan daun-daun buah inilah yang akhirnya merupakan bagian buah yang
paling pinggir (Tjitrosoepomo 1985:180)
Pada bunga biasanya mempunyai satu putik yang terdiri atas kepala putik
(stigma), tangkai putik (stylus) dan bakal buah (ovarium). Putik merupakan alat
kelamin betina, yang salah satu bagiannya mengandung sel telur yang setelah dibuahi
oleh inti akan berkembang menjadi lembaga, dan lembaga inilah yang nantinya akan
menjadi tumbuhan baru. Bagian putik yang mengandung sel telur disebut bakal biji
(ovulum) (Tjirosoepomo, 1985:181). Biji dengan lembaga yang kecil dan endosperm
yang besar dan pada saat biji masak merah tua tergantung keluar pada berkas yang
memanjang. Sedangkan bagian putik lain didalamnya terdapat bakal biji, disebut
bakal buah (ovarium) yang akan berubah menjadi buah (fruktus) (Van Steenis,
1972:191)
Putik bewarna hijau muda, bentuknya kecil dan bulat, jumlahnya berkisar
antara 7-11 buah, yang terdapat dalam satu tangkai dan letaknya menggerombol.
Setiap bakal buah berhubungan dengan tangkai putik yang pendek sekali, yang
diujungnya terdapat kepala putik. Tangkai kepala putik bewarnah putih dan ujung
kepala putiknya bewarna hitam.

a. Kepala putik (Stigma)


Kepala putik terletak di ujung tangkai putik. Bentuknya bermacam-macam,
bila kepala putik telah masak akan mengeluarkan lendir yang mengandung gula,
protein, dan senyawa organik lain, sehingga merupakan media yang baik untuk
perkecambahan serbuk sari yang jatuh di atas kepala putik (Darjanto dan
Satifah,1990:12).

b. Tangkai Putik (Stylus)


11

Tangkai putik adalah bagian dari putik berupa sebuah pipa atau tabung yang
panjang dan merupakan tiang penghubung antara kepala putik dan bakal buah. Pada
umumnya sebuah bunga hanya merupakan satu helai tangkai putik. Didalam tangkai
putik terdapat saluran tangkai putik (canalis stylus) (Darjanto dan Satifah, 1990:12).

c. Bakal Buah (Ovarium)


Bakal buah adalah bagian dari putik yang terletak dibagian yang paling bawah
dan duduk ditas dasar bunga (receptaculum). Letak bakal buah pada dasar bunga ada
yang menumpang, tenggelam dan setengah tenggelam diatas dasar bunga (Darjanto
dan satifah, 1990:15-16).
Buah cempaka putih tergolong buah sejati ganda, karena satu bunga memiliki
beberapa bakal buah yang lepas satu sama lain, dan setiap bakal buah menjadi satu
buah. Bakal buah yang berkumpul tadi akan tumbuh seperti bumbung, maka buah
cempaka putih tersebut tergolong buah bumbung ganda. Letak bakal buah umumnya
berada diujung ranting, pada ranting yang tidak membentuk buah, pertumbuhan
kuncup daun dan kuncup bunga tidak terhenti atau tetap tumbuh seperti biasa (Pitojo,
1994:29).

2.5.1.1 Simetri Bunga


Simetri bunga adalah sifat suatu benda atau badan yang juga bisa disebut
untuk bagian-bagian tubuh tumbuhan (batang, daun, maupun bunga), jika benda tadi
dapat dibagi oleh sebuah bidang menjadi dua bagian, sehingga kedua bidang itu dapat
saling menutupi. Bidang yang dapat dibuat untuk memisahan suatu benda dalam dua
bagian yang sama yang merupakan bayangannya, dinamakan bidang simetri
(Tjitrosoepomo, 1985:148).

2.6 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perbungaan


Pada masa pertumbuhannya tumbuhan akan mengalami fase vegetatif dahulu,
yaitu membentuk bagian-bagian vegetatif yaitu akar, batang dan daun. Pada fase ini
12

hanya terjadi perubahan kuantitatif saja artinya ia akan tumbuh semakin besar, lebih
erat dan menimbun cadangan makanan lebih banyak yang nantinya akan digunakan
untuk pembentukan bunga (Darjanto dan Satifah, 1990:35)
Siklus dari perkembangan yang dilangsungkan tumbuhan menyangkut pola
perubahan yang kompleks dalam sel, jaringan dan organ. Siklus ini dimulai dari
perkecambahan biji, lalu melewati juvenil menuju kedewasaan dan perbungaan yang
cukup banyak. Selain faktor internal, faktor lingkungan juga mempengaruhi
perbungaan, yaitu suhu, curah hujan, dan cahaya.

2.6.1 Pengaruh Suhu


Suhu udara di Indonesia dapat dikatakan relatif tetap, dengan pengertian bahwa
iklim di daerah pegunungan rata-rata adalah lebih dingin dari pada di dataran rendah.
Terjadi perbedaan antara suhu maksimum pada siang hari dan minimum pada malam
hari dapat merangsang pembentukan bunga (Darjanto dan Satifah, 1990:45) dan
diperlukan kombinasi tertentu antara suhu pada siang hari dan suhu pada malam hari
yang lebih efektif untuk merangsang pembentukan bunga cempaka putih.

2.6.2 Pengaruh Curah Hujan


Untuk pembentukan dan pertumbuhan primordia bunga hingga kuncup bunga
diperlukan air dan zat makanan. Saat musim hujan proses asimilasi akan berjalan
dengan giat dan tanaman akan membentuk cabang-cabang, daun-daun, serta tunas-
tunas muda. Pada saat inilah banyak terbentuk bakal bunga sehingga pada akhir
musim hujan telah terbentuk kuncup bunga (Darjanto dan Satifah, 1990:48). Tanaman
cempaka berbunga sepanjang tahun, dari bulan Januari sampai Desember. Pada
musim penghujan berbunga lebih banyak dari pada musim kemarau (Pitojo,1994:26).
13

2.6.3 Pengaruh Cahaya


2.6.3.1 Intensitas Cahaya
Cahaya merupakan salah satu faktor pertumbuhan yang penting bagi tanaman
yang berdaun hijau. Bila intensitas cahaya yang diterima tanaman terlalu kecil maka
tanaman tidak dapat tumbuh normal.
Dalam pertumbuhan tanaman menuju kearah reproduksi, cahaya tidak hanya
diperlukan untuk pembentukan bunga, tapi juga untuk pertumbuhan intensitas buah
sehingga dapat diperoleh buah masak. Cahaya yang diperlukan tiap-tiap tanaman
untuk dapat melakukan perbungaan adalah berbeda-beda. Pada umumnya tanaman
yang selama pertumbuhannya mendapat cahaya lebih banyak akan lebih mudah
berbunga, sehingga banyak bunga terbentuk pada bagian ujung cabang atau ranting
agar lebih muda mendapat sinar matahari (Darjanto dan Satifah, 1990:49).

2.6.3.2 Fotoperiodisitas
Menurut Darjanto dan Satifah (1990:50), dalam satu hari kita mengalami
pergantian antara periode terang (waktu siang) dan periode gelap (waktu malam)
secara teratur. Suhu rendah bersama hari pendek merupakan dua faktor penting yang
saling membantu dan dapat mempengaruhi tanaman kearah pembentukan primordia
bunga.
Dalam pertumbuhan kearah perbungaan, tanaman mengalami berbagai
tingkatan pertumbuhan berturut-turut artinya sampai tanaman itu menjadi dewasa dan
akhirnya sampai tanaman itu menjadi dewasa akhirnya mengalami perubahan
kualitatif menuju kearah refroduktif.
Pada fase reproduktif, pertama akan terbentuk primordia bunga, yaitu bakal
bunga akan tumbuh menjadi kuncup-kuncup bunga. Tanpa pembentukan primordia
dahulu, tidak akan terjadi kuncup bunga dan dengan terbentuknya primordia bunga,
maka tanaman mulai mengalami peralihan pertumbuhan dari fase vegetatif kefase
generatif (Darjanto dan Satifah, 1990:35).
14

Adapun tanda-tanda bahwa tanaman sedang membentuk primordia bunga


adalah :
a. Titik tumbuh mulai melebar
b. Ruas-ruas batang yang tersusun makin pendek
c. Tumbuhnya tanaman makin lamban, seolah-olah akan berhenti
tumbuh
d. Bagian ujung batang mendapat bentuk setengah bulat atau seperti
kerucut yang tumpul
Setelah pembentukan primordia bunga, maka akan terbentuk kuncup bunga,
lalu perbungaan (mekarnya bunga) sampai terjadinya penyerbukan, lalu pembentukan
buah, dan dari buah inilah akan didapatkan biji (Darjanto dan Satifah, 1990:35).
Perbungaan, penyerbukan, pembuahan dan pembentukan buah adalah 4 faktor
penting yang menentukan produktivitas tanaman. Dari keempat faktor itu yang
terpenting adalah perbungaan, karena tanpa perbungaan tidak akan terjadi
penyerbukan bunga dan pembentukan buah, kemudian tidak akan diperoleh biji dari
tanaman tersebut (Darjanto dan Satifah, 1990:4).

2.7 Perkembangan Tumbuhan


Menurut Salisbury dan Ross (1995:4), tahapan dalam pertumbuhan dan
perkembangan sel antara lain adalah pembelahan sel, yaitu sel yang telah dewasa
memperbanyak diri dengan melakukan pembelalahan dari satu sel menjadi dua sel
yang baru yang tidak selalu serupa satu sama lain, lalu pembesaran sel yaitu sel-sel
yang telah membelah lalu membesar, hal inilah yang menyebabkan ukuran pada suatu
individu bertambah besar, tetapi juga dikatakan bahwa arah pembesarannya tidak
selalu sama, yaitu keatas, ke samping kanan atau kiri dan yang terakhir adalah
diferensiasi yaitu sel yang telah membesar sampai pada ukuran tertentu lalu akan
terspesialisasi menjadi jaringan dan organ menurut kebutuhannya atau tugasnya
dengan cara tertentu. Sedangkan menurut Lakitan (1996:4) perkembangan adalah
proses pertumbuhan dan diferensiasi individu sel menjadi jaringan, organ dan
15

individu tanaman. Berbagai cara sel membelah, membesar dan terspesialisasi telah
menghasilkan berbagai jenis jaringan dan organ tumbuhan dan jenis tumbuhan yang
berbeda.
Perubahan tunas vegetatif menjadi tunas generatif merupakan hasil dari
perkembanngan pada tanaman, karena struktur jaringannya menjadi berbeda sama
sekali, yaitu pada mulanya terjadi pemanjangan batang atau cabang, dan
pembentukan daun, lalu berubah menjadi pembentukan bunga (organ reproduksi).
Inisiasi bunga merupakan tahap yang sangat penting pada beberapa tanaman,
karena merupakan awal yang menentukan terbentuknya organ hasil dan jumlah
pertanaman. Perubahan tunas apikal dari vegetatif menjadi tunas bunga merupakan
hasil aktivitas hormonal yang berlangsung pada tanaman tersebut yang pada
umumnya dirangsang oleh kondisi lingkungan tertentu misalnya suhu dan lama
penyinaran. Kepekaan tanaman terhadap rangsangan faktor luar tersebut bertambah
dengan bertambahnya umur tanaman. Perubahan tunas vegetatif menjadi tunas
generatif merupakan perubahan yang sangat besar karena sruktur jaringan menjadi
berbeda sama sekali.
Fase pemekaran kuncup bunga sehingga penyerbukan dapat berlangsung
disebut anthesis (Lakitan, 1996:62). Pada fase ini bunga telah mencapai
perkembangan yang sempurna yang dicirikan dengan intensitas warna yang semakin
terang dan aroma yang semerbak. Bunga membuka disebabkan karena sel-sel pada
posisi bagian dalam helai mahkota bunga tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan
sel-sel yang berada dibagian luar mahkota bunga.
Setelah anthesis dan polinasi (penyerbukan) mahkota bunga umumnya layu
dan gugur. Pada beberapa tanaman pengguguran mahkota bunga berlangsung sangat
cepat. Hal ini disebabkan oleh pengangkutan secara cepat dan berlebihan dari bahan-
bahan yang terkandung dalam mahkota bunga ke bagian tanaman yang lain terutama
ke putik.
16

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian


Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif. Metode
deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti suatu status atau objek maupun suatu
peristiwa dengan tujuan membuat deskriptif atau gambaran secara sistematis, faktual
dan akurat mengenai fakta-fakta serta sifat-sifat fenomena yang diteliti (Nazir, 1988).

3.2 Waktu dan Tempat


Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juli 2012 di Desa
Sukaraja Kampung II Kecamatan Pedamaran Kabupaten Ogan Komering Ilir.

3.3 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman cempaka
putih (M. alba), kaca pembesar, tali pastik, mikroskop stereo, jangka sorong, kamera
digital, termometer, higrometer dan alat tulis.

3.4 Cara Kerja


1. Tanaman yang diamati adalah cempaka putih (M. alba) yang sudah berbunga
atau telah bereproduksi. Dari tanaman tersebut ditentukan 10 cabang yang siap
membentuk kuncup bunga untuk diamati. Kemudian kuncup bunga yang
diamati sebanyak 5 buah dari pangkal cabang dalam satu pohon (untuk setiap
cabang terdiri dari 5 kuncup bunga) dan diberi tanda untuk memudahkan dalam
pengamatan.
2. Pengamatan terhadap bunga. Laju pertumbuhan bunga diamati dari mulai
kuncup bunga muncul sampai bunga mekar. Panjang kuncup bunga ditentukan
dengan cara mengukur kuncup bunga mulai dari dasar bunga sampai puncak
17

tertinggi dari kuncup bunga. Sedangkan diameter kuncup ditentukan dengan


mengukur bagian yang terlebar kuncup.

Gambar 1. a. Cara pengukuran kuncup bunga (1,70 x) ; b. cara pengukuran buah


(2,63 x) ; p = panjang; d = diameter.
3. Mengamati perubahan setiap fase mulai kuncup bunga muncul sampai bunga
mekar dan terbentuknya buah, setiap perubahan difoto selama pengamatan.
4. Periode mekar dihitung saat bunga mekar sampai gugurnya mahkota bunga.
Pengamatan dilakukan setiap hari jam 08.00 sampai 09.00 WIB, sebagai
pelengkap analisis data digunakan foto yang menggambarkan perubahan selama
pengamatan.
5. Mengukur pertumbuhan buah dilakukan dengan cara mengukur diameter dan
panjang buah serta mengamati tipe dan bentuk buah, setelah ukuran buah tidak
bertambah lagi pengukuran dihentikan.
6. Mengukur faktor fisik lingkungan yang meliputi suhu dan kelembapan udara.

3.5 Analisis Data


Data yang didapat (perkembangan organ reproduksi : fase kuncup, fase bunga
mekar dan fase buah) kemudian dideskripsikan, dirata-ratakan dan dibuat kurva
perkembangan bunga cempaka putih (Nazir, 1983:63)
18

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
4.1.1. Morfologi Tumbuhan Cempaka Putih
Cempaka putih adalah tumbuhan menahun, yang batangnya mempunyai
ketinggian mampu mencapai 30 meter. Batang tumbuhan ini arahnya tegak lurus.
Pada umumnya batang di bagian bawah lebih besar dari pada batang di bagian atas
atau semakin keujung semakin mengecil.
Daunnya tunggal dan bentuknya memanjang (oblongus), ujung daun
meruncing, tepi daunnya rata dan kelihatan agak mengkilat dengan permukaan daun
licin dan tulang daun menyirip. Bagian bawah daun sedikit kasar karena terdapat
bulu-bulu halus. Secara keseluruhan morfologi cempaka putih dapat dilihat pada
gambar 2.

4.1.2 Alat Reproduksi


4.1.2.1 Morfologi Bunga Cempaka Putih
Bunga cempaka putih termasuk bunga tunggal (planta uniflora). Bunganya
tumbuh pada ketiak daun sehingga disebut bunga aksiler (Flos axillaris). Urutan
mekarnya bunga dimulai dari kuncup yang paling tua yaitu letaknya paling bawah
kemudian disusul kuncup bunga berikutnya yang lebih muda yaitu diatas.
Bunga cempaka putih merupakan bunga banci (hermaprodit) atau berkelamin
dua dan termasuk bunga lengkap. Bunga cempaka putih memiliki daun pelindung
yang berfungsi untuk melindungi kuncup bunga dari gangguan luar dan memiliki
kelopak hanya satu kemudian pada saat mahkota mekar sempurna kelopak sudah
gugur.
19

(a) (b) (c)


Gambar 2. a. Tumbuhan Cempaka Putih (Michelia alba D.C) (2,9 x) ;
b. Bunga (2,1 x) ; c. Buah (0,22 x) ; Bt = batang; Dn = daun; Bg = bunga.

Bunga cempaka putih memiliki pola simetri radial (aktinomorf) karena


memiliki banyak bidang simetri dengan rumus bunga * ♀ K 1. C 4+4. A ∞. G 11.
Pada bagian atas dasar bunga terdapat suatu badan yang disebut gynofor, yaitu
perpanjangan bagian dasar bunga yang khususnya tempat duduknya putik. Bentuk
dasar bunganya adalah hipogin, yaitu hiasan bunganya tertanam pada bagian dasar
bunga yang lebih rendah dari pada tempat duduknya putik. Bunga cempaka putih
tergolong bunga yang tersusun menurut garis spiral (acycelis). Struktur bunga
cempaka putih terdiri dari daun pelindung, kelopak, mahkota, benang sari dan putik.
20

(a) (b) (c)


Gambar 3. a. Bunga cempaka putih (1,97 x) ; b. Alat Kelamin jantan bunga cempaka
putih (0,69 x) ; c. Bakal buah (0,61 x); Mk = mahkota; Bs = benang sari; Pt =
putik; Kp = kepala putik

4.1.3 Perkembangan Bunga Cempaka Putih


Pengamatan yang dilakukan terhadap perkembangan morfologi bunga
cempaka putih secara umum ada 3 fase perkembangan fase kuncup, fase mekar dan
fase bakal buah.
Pada fase kuncup bunga dalam daun pelindung, morfologi bunga cempaka
putih dimulai dengan munculnya bintil kecil tetapi penelitian dilakukan ukurannya
lebih besar karena calon kuncupnya mudah rontok. Kuncup bunga berbentuk lonjong,
ujungnya runcing dengan ukuran rata-rata panjang 0,39 cm dan diameter 0,27 cm,
kuncup bunga bewarna hijau dengan permukaan kulit ditumbuhi bulu halus. Waktu
yang diperlukan sejak kuncup bunga dalam daun pelindung muncul sampai dengan
lepasnya daun pelindung selama 21 hari (Tabel 1. Lampiran 11). Waktu mekarnya
kuncup bunga dalam daun pelindung dari 50 sampel kuncup bunga dalam 1 pohon
yaitu paling lama harinya yaitu rata-rata 19-20 hari. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada Tabel 1.
21

Tabel 1. Waktu mekarnya kuncup bunga dalam daun pelindung.


Waktu (hari) Frekuensi
9 - 10 2
11 - 12 10
13 - 14 13
15 - 16 2
17 - 18 3
19 – 20 17
21 - 22 3

Pada fase kuncup setelah lepas daun pelindung, morfologi bunga cempaka
putih berbentuk lonjong bewarna hijau, ujungnya runcing dengan ukuran rata-rata
panjang 2,16 cm dan diameter 0,54 cm. Waktu yang diperlukan dari kuncup bunga
setelah lepas daun pelindung muncul sampai dengan bunga mekar selama 14 hari
(Tabel 2 Lampiran 12). Waktu mekarnya kuncup bunga cempaka putih setelah lepas
daun pelindung dari 48 sampel kuncup bunga dalam 1 pohon rata-rata paling banyak
harinya yaitu hari ke 11 – 12 dan ada 18 kuncup bunga dalam satu pohon. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Waktu kuncup bunga cempaka putih mekar setelah lepas daun pelindung
Waktu (hari) Frekuensi
3-4 1
5-6 -
7-8 2
9 - 10 14
11- 12 18
13 - 14 13
22

Perkembangan bagian-bagian bunga cempaka putih :


a. Daun Pelindung
Perkembangan daun pelindung dari awal pertama muncul kuncup bunga
sudah terbentuk daun pelindung. Rata-rata hari ke 16 daun pelindung sudah terlihat
perubahan warna dari hijau menjadi coklat dan ditepi kulitnya terdapat bulu-bulu
halus. Daun pelindung berjumlah 2 berupa katup dengan permukaan kulit yang
berbulu halus. Dalam daun pelindung terdapat hanya satu kuncup bunga. Setelah
kurang lebih dari 19 hari kuncup bunga bertambah besar dan daun pelindung
membuka sehingga kuncup bunga mulai kelihatan dan pada tangkai terdapat seperti
bekas pangkal tangkai daun yang berupa buku (ruas). Daun pelindung kemudian
mengalami perubahan seiring dengan bertambahnya ukuran kuncup bunga serta
mengalami perubahan warna dari hijau menjadi kecoklatan (lihat Gambar 6).

b. Kelopak
Perkembangan kelopak dapat terlihat setelah lepasnya daun pelindung sudah
membuka rata-rata pada hari 16. Umur kelopak pada hari 8 setelah lepas daun
pelindung masih tetap hijau kemudian pada hari ke 10 warna kelopak mulai
mengalami perubahan warna menjadi warna hijau pucat dan berangsur-anggsur
berubah warna menjadi kecoklatan. Kuncup bunga dapat diukur setelah lepasnya
daun pelindung terbuka sempurna dan lepas dengan rata-rata panjang 0,39 cm dan
diameter 0,27 cm. Setelah kelopak membuka sebagian dari mahkota sudah kelihatan.
Jumlah kelopak hanya satu berupa pembungkus. Kelopak bunga awalnya bewarna
hijau, bagian luarnya masih terdapat bulu halus. Umur daun kelopak tidak terlalu
lama, sebab setelah mahkota membuka sempurna kelopak sudah gugur ditandai
dengan perubahan warna (Gambar 4).
23

Gambar 4. Morfologi kelopak mulai lepas (4 x); K : kelopak.


c. Mahkota
Perkembangan mahkota bunga terlihat jelas saat bunga mekar sempurna. Pada
saat mahkota bunga mekar rata-rata 11 hari setelah lepas daun pelindung (lihat Tabel
2 lampiran 2). Waktu mahkota bunga tidak lama rata-rata 2 hari mahkota mulai
berubah warna menjadi putih kecoklatan dan akhirnya gugur dengan sendirinya.
Daun mahkota (petala) berjumlah 8-12 lembar. Mahkota bunga bewarna putih, terdiri
dari lembaran daun-daun mahkota (petala), dan tiap-tiap helaian terlepas satu dengan
yang lainya. Bentuk bunganya seperti gigi taring dan rata-rata panjang lebih dari 5 cm
dan lebarnya rata-rata 0,5-0,9 cm. Permukaan daun mahkota licin (lihat Gambar 9).

d. Benang Sari
Perkembangan benang sari pada saat kuncup masih terbungkus oleh daun
pelindung dan kelopak benang sari belum kelihatan tetapi pada saat pertama muncul
kuncup bunga (primordial) dan benang sari sudah terbentuk tetapi ukurannya masih
sangat kecil. Pada saat mahkota mekar sempurna benang sari sudah kelihatan rata-
rata hari ke 14 setelah daun pelindung dan kelopak sudah gugur. Berdasarkan Jumlah,
benang sari pada bunga cempaka putih banyak berkisar antara 27-36 buah dan
letaknya duduk benang sari diatas tajuk bunga. Benang sari bewarna kuning dan
diujungnya terdapat serbuk sari bewarna kecoklat-coklatan. Panjang tangkainya
24

berkisar 0,6 cm dan lebar tangkai sarinya sekitar 0,1 cm. Tangkai benang sari
kedudukannya terlepas satu sama yang lainnya. Berdasarkan duduknya benang sari
tipe benang sari cempaka putih yaitu Clorolliflorae. Benang sari cempaka putih
berdasarkan dengan panjang pendeknya benang sari yang terdapat pada satu bunga
yaitu benang sari panjang empat tetradynamus.

(a) (b)
Gambar 5. a. Morfologi benang sari dan putik berumur 14 hari setelah lepas daun
pelindung (1,59 x); b. benang sari dan putih (1,91 x); P = putik; Bs =
benang sari.
e. Putik
Perkembangan putik sudah terbentuk dari pertama muncul tetapi masih
berukuran kecil dan belum terlihat karena ada daun pelindung dan kelopak yang
menutupinya. Pada saat kuncup bunga putik sudah terbentuk tetapi ukurannya masih
sangat kecil tetapi sudah kelihatan bentuk dan warna putik. Pada saat mahkota bunga
mekar sempurna putik terlihat dengan jelas rata-rata pada hari ke 14 setelah daun
pelindung dan kelopak gugur. Putik bewarna hijau muda, bentuknya kecil dan bulat
sedikit lonjong, jumlahnya berkisar antara 7-11 buah, yang terdapat dalam satu
tangkai dan letaknya menggerombol, tetapi pada saat penelitian tidak semuanya
menjadi buah melainkan dalam satu tangkai hanya menjadi 1-2 buah. Setiap bakal
buah berhubungan dengan tangkai putik yang pendek sekali, yang diujungnya
terdapat kepala putik. Tangkai kepala putik bewarnah putih dan ujung kepala
25

putiknya bewarna hitam. Tetapi selama penelitian putiknya tumbuh menjadi buah
rata-rata hanya menjadi 1 buah (lihat Gambar 5 dan 2).
Rata-rata pertambahan panjang dan diameter kuncup bunga dalam daun
pelindung dapat dilihat pada (Tabel 3 Lampiran 13). Rata-rata pertambahan panjang
selama 19 hari yaitu paling banyak bertambah 0,08 – 0,11 ada 5 kuncup bunga dalam
satu pohon dan rata-rata pertambahan diameter selama 17 hari yaitu paling banyak
bertambah 0,01 ada 12 kuncup bunga dalam satu pohon. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada Tabel 3 dan 4.
Tabel 3. Rata-rata pertambahan panjang pertumbuhan kuncup bunga cempaka putih
Pertambahan Panjang Frekuensi
0 - 0,03 4
0,04 - 0,07 5
0,08 - 0,11 5
0,12 - 0,15 2
0,16 - 0,19 3

Tabel 4. Rata-rata pertambahan diameter pertumbuhan kuncup bunga cempaka putih


Pertambahan Diameter Frekuensi
0,01 - 0,016 12
0,017 - 0,023 2
0,024 - 0,03 2
0.031 - 0,037 -
0,038 - 0,044 1

Selama fase pembesaran kuncup bunga dalam daun pelindung, terjadi


pertambahan panjang dan diameter kuncup bunga. Warna kuncup bunga yang semula
hijau beranggsur-anggsur menjadi hijau pucat dan akhirnya berubah menjadi coklat
lalu gugur. Seiring dengan pertambahan ukuran kuncup bunga, tangkai bunga
mengalami perpanjangan dan pada saat daun pelindung lepas meninggalkan bekas
26

seperti buku (ruas). Perubahan yang terjadi pada kuncup bunga dalam daun pelindung
sampai lepas dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Perkembangan kuncup cempaka putih didalam daun pelindung (M. alba)
(5,42 x) ; a. Kuncup berumur 4 hari; b-c. kuncup berumur 7-12 hari;
d.kuncup berumur 15-17 hari; e-f. umur kuncup berumur 19; g. daun
pelindung mulai lepas.
Fase pembesaran kuncup bunga dalam daun pelindung berlangsung selama 21
hari (Tabel 3 lampiran 13) sehingaa dibuat kurva rata-rata pertambahan panjang dan
diameter (Gambar 7).
2.5
Pertumbuhan Kuncup (cm)

2
Panjang
1.5
Diameter
1
0.5
0
0 5 10 15 20
Waktu (Hari)

Gambar 7. Kurva rata-rata ( panjang dan diameter) kuncup bunga cempaka putih
(M. alba) dalam daun pelindung.
27

0.2
Kecepatan Tumbuh Kuncup (cm)

0.18
0.16
0.14
0.12
0.1
Pertambahan panjang
0.08
Pertambahan diameter
0.06
0.04
0.02
0
0 5 10 15 20
Waktu (Hari)

Gambar 8. Kurva kecepatan tumbuh kuncup bunga cempaka putih (M. alba) dalam
daun pelindung
Dari Gambar 8 terlihat bahwa setiap hari pertambahan kuncup bunga
mengalami pertambahan ukuran panjang dan diameter. Setelah kurang dari 18 hari
kuncup bunga dalam daun pelindung bertambah besar dan daun pelindung membuka
dan akhirnya kelopak kelihatan.
Fase kuncup bunga setelah lepas daun pelindung, setelah kuncup bunga dalam
daun pelindung mencapai ukuran maksimum maka daun pelindung beubah menjadi
coklat dan retak kemudian lepas. Setelah itu barulah kuncup bunga yang lepas dari
daun pelindung dapat diukur. Rata-rata pertambahan panjang pertumbuhan kuncup
bunga cempaka putih setelah lepas daun pelindung rata-rata 0,11-0,15 cm dan ada 7
kuncup bunga cempaka putih dalam satu pohon dan rata-rata pertambahan diameter
kuncup bunga setelah lepas daun pelindung rata-rata 0,01-0,02 dan ada 8 kuncup
bunga dalam satu pohon. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dilihat pada Tabel 5 dan
6.
28

Tabel 5. Rata-rata pertambahan panjang pertumbuhan kuncup bunga cempaka putih


setelah lepas daun pelindung.
Pertambahan Panjang Frekuensi
0,01- 0,05 3
0,06 - 0,10 1
0,11 - 0,15 7
0,15 - 0,19 2

Tabel 6. Rata-rata pertambahan diameter pertumbuhan kuncup bunga cempaka putih


setelah lepas daun pelindung.
Pertambahan Diameter Frekuensi
0,01 - 0,013 4
0,014 - 0,017 -
0,018 - 0,021 8

Selama fase pembesaran kuncup bunga setelah lepas daun pelindung, terjadi
pertambahan panjang dan diameter kuncup bunga. Tidak terjadi perubahan warna
pada kuncup bunga setelah lepas daun pelindung melainkan kelopak yang berubah
warna dari hijau beranggsur-angsur berubah menjadi coklat dan akhirnya kelopak
gugur sebelum mahkota mekar sempurna. Seiring dengan pertambahan ukuran
kuncup bunga, tangkai bunga mengalami perpanjangan. Perubahan yang terjadi pada
kuncup bunga setelah lepas daun pelindung sampai bunga mekar dapat dilihat pada
Gambar 9.
29

(a) (b)
Gambar 9. a. Perkembangan kuncup cempaka putih (M. alba) setelah lepas daun
pelindung (4,51 x); b. bunga mekar sempurna (0,27 x); a. Kuncup baru
terbentuk; b. kuncup berumur 7 hari; c. Kelopak mulai lepas; d. kelopak
sudah lepas.

Fase kuncup bunga setelah lepas daun pelindung ini berlangsung selama 14
hari (Tabel 4 lampiran 14). Dari tabel rata-rata laju tumbuh kuncup bunga setelah
lepas daun pelindung, dapat dibuat kurva (Gambar 10).
4
Pertumbuhan Kuncup (cm)

3.5
3
2.5 panjang
2 diameter
1.5
1
0.5
0
0 3 6 9 12
Waktu (Hari)

Gambar 10. Kurva rata-rata (panjang dan diameter) kuncup bunga cempaka putih
(Michelia alba D.C) setelah lepas daun pelindung.
30

Kecepatan Tumbuh Kuncup (cm) 0.2


0.18
0.16
Pertambahan Panjang
0.14
0.12 Pertambahan Diameter
0.1
0.08
0.06
0.04
0.02
0
0 3 6 9 12
Waktu (Hari)

Gambar 11. Kurva kecepatan tumbuh kuncup cempaka putih (M.alba) setelah lepas
daun pelindung.
Dari Gambar 11 terlihat bahwa setiap hari pertumbuhan kuncup bunga setelah
lepas daun pelindung mengalami pertambahan ukuran panjang dan diameter. Setelah
kuncup bunga mencapai ukuran maksimum, kuncup bunga akan mekar. Fase mekar
berangsur-angsur sampai terbentuk buah yang akhirnya daun kelopak, daun mahkota
dan benang sari akan layu dan gugur (rontok).
Buah sudah terbentuk bulat kecil bulat sedikit lonjong tetapi ukurannya masih
kecil belum bisa diketahui apakah buah berhasil atau gagal. Apabila buah terlihat
tumbuh membesar baru bisa dilakukan pengukuran. Setelah mencapai ukuran
maksimum kemudian buah masak yang ditandai dengan perubahan warna dari
awalnya hijau muda kemudian berangsur-angsur berubah menjadi hijau pucat
kekuningan. Perkembangan buah cempaka putih dapat dilihat pada Gambar 12.
31

Gambar 12. Perkembangan buah cempaka putih (Michelia alba D.C) (2,16 x);
diperlihatkan pada gambar (a-h); a. buah umur 1 hari; b. buah umur 6
hari; c. buah umur 12 hari; d. buah umur 18 hari; e. Buah umur 23 hari;
e. buah umur 25 hari; f. buah umur 27 hari; g. Buah umur 32; h. Buah
masak.

Buah cempaka putih tergolong buah sejati ganda, karena pada satu bunga
memiliki beberapa bakal buah yang bebas lepas satu sama lain dan setiap bakal buah
menjadi satu buah. Bakal buahnya letaknya mennggerombol dalam satu tangkai,
maka buah cempaka putih tergolong buah bumbung ganda. Buah cempaka putih
berbentuk bulat sedikit lonjong, kecil dan menempel pada tangkai buah yang
berhubungan dengan tangkai buah. Jika sudah masak buah tidak pecah dan setiap
buah kadang ada juga yang terdapat 3 biji tetapi sampel buah yang saya teliti rata-rata
1 buah hanya terdapat 1 biji. Dinding buah terdapat bintik-bintik kecil bewarna coklat
dan kulit buah tebal. Berdasarkan jumlah ruang buah cempaka putih termasuk buah
beruang satu (Unicularis), maka kemungkinan letak tembuninya adalah sentral yaitu
dipusat atau diporos. Pada saat buah sudah masak kulit biji bewarna pink dengan biji
bewarna hitam. Untuk lebih jelas lihat Gambar 13.
32

Gambar 13. Morfologi buah dan biji cempaka putih (M. alba) (5,55x ); a. biji; b.
Kulit biji; c. kulit buah; d. daging buah
Dari hasil laju pertumbuhan buah didapatkan rata-rata pertambahan panjang
dan diameter buah. Untuk rata-rata tersebut dapat dilihat pada (Tabel 5 Lampiran 15).
Pengukuran dimulai setelah mahkota dan benang sari gugur dan adanya pertambahan
ukuran buah baru dilakukan pengukuran yaitu dilakukan setiap hari. Rata-rata
pertambahan panjang buah cempaka putih rata-rata 0,02-0,03 cm dan ada 21 buah
cempaka putih dalam satu pohon selama 35 hari dan rata-rata pertambahan diameter
buah rata-rata 0,02-0,03 dan ada 13 buah selama 35 hari. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat dilihat pada tabel 7 dan 8. Dari data-data tersebut kemudian dapat dibuat kurva
(Gambar 14 dan 15).
Tabel 7. Rata-rata pertambahan panjang pertumbuhan buah cempaka putih
Pertambahan Panjang Frekuensi
0 - 0,01 4
0,02 - 0,03 21
0,04 - 0,05 9
0,06 - 0,07 1
33

Tabel 7. Rata-rata pertambahan diameter pertumbuhan buah cempaka putih


Pertambahan Diameter Frekuensi
0,01 - 0,018 7
0,019 - 0,027 12
0,028 - 0,036 13
0,037 - 0,045 -
0,046 - 0,054 2
0,055 - 0,063 1

1.6

1.4

1.2
Pertumbuhan Buah (cm)

0.8

0.6 Panjang
0.4 Diameter

0.2

0
0 5 10 15 20 25 30 35
Waktu (Hari)

Gambar 14. Kurva rata-rata (panjang dan diameter) buah cempaka putih (M.alba).
34

0.08

0.07 pertambahan panjang


Kecepatan Tumbuh Buah (cm)

0.06 pertambahan diameter

0.05

0.04

0.03

0.02

0.01

0
0 5 10 15 20 25 30 35
Waktu (Hari)

Gambar 15. Kurva kecepatan tumbuh buah cempaka putih (M. alba).

4.1.4 Suhu dan Kelembaban udara


Suhu udara saat pengamatan (08-00-09-00 WIB) berkisar antara 260C – 330C
dengan suhu rata-rata 300C. Sedangkan kelembaban udara berkisar antara 72% -84%.
Dengan kelembaban udara rata-rata 74%.

4.2 Pembahasan
Bunga cempaka putih merupakan bunga yang berkelamin ganda atau
hermaprodit karena pada satu bunga terdapat dua kelamin yaitu benang sari dan putik.
Salisbury dan Ross (1995:25) menyatakan bahwa sebagian besar spesies
angiospermae mengasilkan bunga berkelamin ganda (hermaprodit). Bunga cempaka
putih memiliki pola simetri radial (aktinomorf) karena memiliki banyak bidang
simetri. Bunga cempaka putih termasuk berbunga tunggal (planta uniflora).
Bunganya tumbuh pada ketiak daun sehingga disebut bunga aksiler (Flos axillaris).
Kurva pertumbuhan (panjang dan diameter) pada fase kuncup, fase bunga dan
fase buah menunjukkan kurva sigmoid karena terjadi peningkatan ukuran secara
eksponensial. Hal ini disebabkan pertumbuhan pada tumbuhan dimulai dengan
35

pembelahan sel, pemanjangan dan diferensiasi sel yang semuanya itu mempunyai
titik maksimum dalam pertumbuhannya. Daun kuncup bunga merupakan sruktur
tertentu hal ini sesuai dengan pendapat Salisbury dan Ross (1995:26), bahwa struktur
tertentu tumbuh pada ukuran tertentu lalu berhenti dan akhirnya mengalami penuan
dan kematian. Setelah kuncup bunga dalam daun pelindung mencapai ukuran
maksimal, daun pelindung membuka dan akhirnya retak, gugur rata-rata 16 hari
dengan rata-rata panjang 0,39 cm dan diameter 0,27 cm . Begitu juga dengan kuncup
bunga setelah lepas daun pelindung rata-rata 11 hari , jika kuncup bunga mencapai
ukuran maksimum maka kelopak membuka dan sudah terlihat sedikit daun mahkota
dan sedikit menimbulkan bau harum. Setelah lepasnya daun pelindung bunga mekar
sempurna kelopak sudah gugur dan bunga mekar sempurna rata-rata 11 hari. Kurva
pertumbuhan kuncup bunga mengalami peningkatan ukuran relatif sama setiap
harinya tetapi sebelum bunga mekar terjadi kenaikan ukuran. Hal ini disebabkan
karena kelopak membuka, sesuai dengan pendapat Salisbury dan Ross (1995:26)
bahwa mekarnya bunga disebabkan oleh pertumbuhan bagian dalam lebih cepat dari
pada bagian lainnya dan dikatakan juga bahwa bunga mekar saat bagian-bagiannya
siap untuk penyerbukan dan bersamaan dengan munculnya warna dan bau.
Sedangkan untuk proses perbungaan didukung oleh faktor lingkungan seperti suhu,
kelembaban udara dan cahaya, pendapat ini didukung oleh Darjanto dan Satifah
(1978:35) yang menyatakan bahwa untuk perbungaan diperlukan air yang banyak,
kelembaban udara yang tinggi, suhu udara menurun sehingga menyebabkan kuncup
bunga menyerap air dan menggembang dan akhirnya mekar.
Bunga cempaka putih mekar rata-rata 11 hari dengan rata-rata panjang 2,16
cm dan diameter 0,54 cm. Kelopaknya sudah gugur sebelum bunga mekar. Setelah
lepas daun pelindung kelopak sudah kelihatan rata-rata 16 hari. Kelopak sudah
kelihatan tetapi warnanya masih tetap hijau, setalah kuncup mencapai ukuran
maksimal kelopak terus membesar dan sudah terlihat perubahan warna dari hijau
menjadi hijau pucat dan kemudian kelopak retak disertai dengan perubahan warna
menjadi coklat dan akhirnya kelopak menggulung dari dasar bunga dan akhirnya
36

kelopak gugur dengan sendirinya. Setelah kelopak gugur mahkota bunga sudah
terlihat jelas bewarna putih tetapi masih kuncup karena masih menutupi bagian-
bagian dalamnya. Setelah 2 hari mahkota bunga mekar sempurna sudah kelihatan
benang sarinya banyak dan bakal buahnya. Kepala sari bewarna kuning dan akhirnya
berubah warna menjadi coklat lalu beberapa hari kemudian mahkota, benang sari
akan layu. Pada saat bunga belum mekar kelopak sudah gugur awalnya bewarna hijau
dan berubah menjadi coklat dan akhirnya layu kemudian berubah menjadi coklat
karena ini disebabkan karena kehilangan air yang disertai dengan pengangkutan zat-
zat hara secara besar-besaran ke ovarium dan air hilang dengan cepat.
Empat belas hari setelah mahkota mekar belum dapat dilakukan pengukuran
laju tumbuh buah, karena pada saat itu belum dapat dipastikan pembuahan berhasil
atau gagal. Setelah mulai terlihat adanya pertambahan ukuran ovarium yang
menunjukkan berhasil berubah baru dapat dilakukan pengukuran buah . Hal ini
senada dengan pendapat Darjanto dan Satifah (1990:79) bahwa zigot biasanya akan
beristirahat beberapa waktu sebelum tumbuh menjadi embrio pada saat pelayuan
bunga. Ini disebabkan oleh ovarium sedang terjadi pembentukan buah. Setelah buah
terbentuk lalu buah membesar karena adanya nutrisi yang didapat dari daun. Pendapat
ini didukung oleh Salisbury dan Ross (1995:80) yang menyatakan bahwa buah yang
sudah terbentuk akan terus tumbuh karena adanya nutrisi yang diangkut dari daun.
Setelah ukuran buah semakin bertambah sampai buah masak rata-rata 37 hari dengan
rata-rata panjang 1,42 cm dan diameter 1,09 cm.
Buah cempaka putih masih muda bewarna hijau muda pada saat tua berubah
menjadi hijau tua kemudian pada saat buah masak buah berubah menjadi warna hijau
pucat kekuningan. Jumlah bakal buahnya 7-11 buah tetapi selama penelitian rata-rata
hanya 1 yang menjadi buah, kulit buah kasar terdapat banyak bintik-bintik kecil
bewarna coklat, daging buah tebal dengan kulit biji bewarna pink jika buah sudah
masak dengan warna biji hitam seperti biji sawo kecik. Tipe buah cempaka putih
yaitu buah sejati ganda dengan letak buah menggerombol maka buah cempaka
tergolong buah bumbung ganda. Setiap harinya pertambahan buah hanya bertambah
37

0,02-0,05 cm. Buah terus membesar sampai pada ukuran tertentu lalu akan masak dan
berubah warna menjadi hijau pucat jika sudah masak buah berubah warna menjadi
hijau pucat kekuningan.. Hal ini disebabkan pada saat buah masih muda, pada
kulitnya masih terdapat klorofil sehingga dapat melakukan proses fotosintesis.
Menurut Salisbury dan Ross (1995:27), perubahan warna seiring dengan hilangnya
klorofil yang digunakan untuk proses fotosintesis. Selain itu perubahan warna yang
terjadi disebabkan terjadinya kerusakan klorofil dan pembentukan pigmen baru.

4.3 Sumbangan pada Pembelajaran Biologi


Hasil penelitian ini akan disumbangkan pada materi pelajaran Biologi di
Sekolah Menengah Atas (SMA) kelas X semester 2 pada Standar Kompetensi 3.
Memahami manfaat keanekaragaman hayati dan Kompetensi Dasar 3.3
Mendeskripsikan ciri-ciri Divisio dalam dunia tumbuhan dan peranannya bagi
kelangsungan hidup di bumi. Dalam mencapai kompetensi dasar yang telah
ditetapkan, maka dibuatlah contoh perangkat pembelajaran berasarkan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan yakni Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) pada lampiran 12 yang terkait dengan konsep tersebut. Selain perangkat
pembelajaran juga dilengkapi sumber bahan belajar yaitu Lembar Kerja Siswa (LKS)
pada lampiran 13.
RPP adalah penjabaran silabus yang menggambarkan rencana prosedur dan
pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar yang ditetapkan
dalam Standar Isi. RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan peserta
didik dalam upaya mencapai kompetensi dasar (KD). Setiap guru berkewajiban
menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi
aktif, kreativitas, serta kemandirian, sesuai dengan bakat dan minat. Dalam
mendukung pelaksanaan pembelajaran dikelas agar berjalan sesuai dengan yang telah
dirancang oleh guru, salah satunya dapat menggunakan LKS (Albert, 2012).
38

Minat dan motivasi siswa dapat dibangkitkan dengan metode pembelajaran


yang berpusat pada siswa. Metode pembelajaran ini yang berpusat pada siswa
diharapkan dapat mendorong siswa untyk dalam proses belajar. Metode pembelajaran
yang berpusat pada siswa dapat dilakukan dengan menerapkan suatu model
pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang berpusat pada siswa adalah model
Number Head Together (NHT).
Langkah-langkah model pembelajaran Number Head Together (NHT) adalah
(a) siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat
nomor, (b) guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya,
(c) kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota
kelompok dapat mengerjakannya/mengetahui jawabannya, (d) guru memanggil salah
satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka,
(e) tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain dan (f)
kesimpulan (Spencer, 1992)
Karateristik siswa SMA kelas X berdasarkan ilmu psikologi merupakan
remaja yang sedang berada pada masa transisi kognitif dan sosial menjadi lebih
matang (Steinberg, 2002 dikutip Kusdianti dan Faisaludin, 2011:177). Transisi
kognitif pada remaja SMA membuat mereka mulai memiliki kemampuan lebih baik
dalam berfikir hipotesis dan konsep-konsep abstrak. Sedangkan transisi pada sosial
menuntut remaja harus mampu menjalin relasi sosial dengan teman sebaya dari
semua gender. Memainkan peran dan bertanggung jawab. Rata-rata jumlah siswa
SMA kelas X per kelas adalah 30-40 orang. Jumlah ini sesuai dengan model NHT
yang cocok digunakan pada kelas dengan jumlah siswa yang cukup banyak (Istanti,
2011:3)
Berdasarkan tipe materi, karateristik dan jumlah siswa kelas X pada umumnya
maka untuk menyampaikan materi hasil penelitian ini dipilih metode pembelajaran
diskusi informasi dengan menggunakan model pembelajaran NHT. Peran suatu
model pembelajaran yang diterapkan dalam proses pembelajaran yang dapat
membantu penyampaian akan lebih terlihat jika didukung oleh suatu media
39

pembelajaran yang dapat membantu panyampaian suatu materi. Salah satu media
yang dapat digunakan dalam model NHT adalah lembar kerja siswa (LKS).
LKS merupakan media bagian dari perencanaan pembelajaran yang
digunakan dalam pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercpai. Peran
LKS dalam proses adalah sebagai alat untuk memberikan pengetahuan, sikap, dan
keterampilan pada siswa. Belajar dengan LKS menuntut siswa untuk lebih aktif, baik
mental atau fisik di dalam kegiatan pembelajaran. LKS dibagi menjadi dua jenis yaitu
LKS non eksperimen dan LKS eksperimmen (Dhari dan Haryono dikutip Albert,
2012)
40

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:


1. Morfologi perkembangan bunga cempaka putih (M. alba) mengalami 3 fase
perkembangan yaitu fase kuncup bunga, fase bunga mekar dan fase buah.
Fase kuncup bunga ada dua jenis yaitu fase kuncup bunga dalam daun
pelindung dan fase kuncup bunga setelah lepas daun pelindung.
2. Waktu yang diperlukan tumbuhan cempaka putih pada fase kuncup bunga
dalam daun pelindung rata-rata 16 hari dengan rata-rata panjang 0,39 cm dan
diameter 0,27 cm. Sedangkan waktu yang diperlukan pada fase kuncup bunga
setelah lepas daun pelindung rata-rata 11 hari dengan rata-rata panjang 2,16
cm dan diameter 0,54 cm.
3. Fase mekar bunga cempaka putih rata-rata 11 hari dengan jumlah daun
mahkota 8-12 helai yang bebas lepas berwarna putih, benang sari banyak dan
putik 7-11 buah.
4. Waktu yang diperlukan cempaka putih pada fase buah rata-rata 37 hari dengan
rata-rata panjang 1,42 cm dan diameter 1,09 cm.
5. Rata-rata waktu yang diperlukan cempaka putih (M. alba) dari fase kuncup
bunga sampai dengan buah masak adalah 65 hari.

5.2. Saran
Untuk penelitian lanjutan disarankan melakukan penelitian tentang
perkecambahan tanaman cempaka putih dengan menggunakan buah yang sudah tua.
41

DAFTAR PUSTAKA

Albert, P. 2012. Keefektifan Pembelajaran yang Menggunakan Lembar Kerja Siswa


(LKS) Non-Eksperimen untuk Siswa Kelas XII pada Pokok Bahasan sifat
koligatif larutan. Skripsi. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

Alibasyah, Anwar. 1979. Dunia Tumbuhan. Jakarta: PT Widyaloka.

Arya . 2008. Pohon Cempaka. http://pohoncempaka.blogspot.com/. Diakses tanggal


24 maret 2012

Darjanto, dan S. Satifah. 1990. Pengetahuan Dasar Biologi Bunga dan Teknik
Penyerbukan Silang Buatan. Jakarta: Gramedia.

Departeman Pendidikan. 2006. Contoh atau Model Silabus Mata Pelajaran Biologi
SMA. Ditjen Mendikdasmen, Depdikbud.

Heyne. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia II. Jakarta: Badan Penelitian


Pengembangan Hutan.

Istanti, Maya. 2011. Aplikasi Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads


Togehter (NHT) disertai Penggunaan Still Picture untuk Meningkatkan
Aktivitas Belajar Biologi Siswa Kelas X-4 SMA 1 Banyudono Tahun
Pelajaran 2010/2011. Skripsi. FKIP Universitas.

Lakitan, B. 1996.Fisiologi Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman. Jakarta:


Rajawali Pers.

Marisa, H. 1993. Ekologi Populasi dan Komunitas. Palembang : FMIPA UNSRI.


42

Mulyani, dan M.Kartasapoetra. 1989. Tumbuhan dan Organ-organ Pertumbuhannya.


Jakarta: Bina Aksara.

Nazir.M. 1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Pitojo, Sitojo. 1994. Bunga Kantil. Yogyakarta: Kanisius

Salisbury, F.B., dan C.W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 3 (Terjemahan: Diah
R Lukman dan Sumaryono). Bandung: ITB.

Tjitrosoepomo, G. 1985. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: UGM.

_____________. 1994. Taksonomi Tumbuhan Obat-obatan. Yogyakarta: UGM.


Press.

_____________. 2004. Taksonomi Tumbuhan Spermatophyta. Yogyakarta: UGM.


Press.

Van Steenis, C.G.G.J. 1981. Flora untuk Sekolah di Indonesia (Terjemahan:


Moesosurjowinoto). Yogyakarta: Pradnya Paramita.
43

Anda mungkin juga menyukai