SKRIPSI
0806461026
DEPOK
JUNI 2012
ii
Universitas Indonesia
NPM : 0806461026
Tanda Tangan :
iii
Universitas Indonesia
DEWAN PENGUJI
Ditetapkan di : Depok
iv
Universitas Indonesia
Menyatakan bahwa tidak melakukan kegiatan plagiat dalam penulisan skripsi saya
yang berjudul:
Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan plagiat maka saya akan
menerima sanksi yang telah ditetapkan.
v
Universitas Indonesia
Riwayat Pendidikan
vi
Universitas Indonesia
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat
rahmatNya, peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan tepat waktu. Skripsi ini
dapat terselesaikan berkat dukungan baik materi, moral, dan spiritual dari orang-orang di
sekitar peneliti. Peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa karena perlindungan-Nya sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan.
2. Ketua Departemen Gizi, yaitu Prof. DR. dr. Kusharisupeni, MSc yang telah
membimbing peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Pembimbing Akademik penulis, Dr. drh. Yvonne Magdalena Indrawani, SU yang
telah memberikan pengarahan, bimbingan dan penjelasan selama proses
pembuatan skripsi ini.
4. Dosen FKM UI, Ir. Diah M. Utari, Mkes, yang telah memberikan pengarahan,
bimbingan dan penjelasan selama proses pembuatan skripsi ini.
5. Penguji dalam sidang skripsi, Ir. Trini Sudiarti, MScyang telah memberikan
masukan dan saran untuk menyempurnakan skripsi ini.
6. Penguji luar sidang skripsi, Ida Ruslita, SKM, Mkes yang telah memberikan
masukan dan saran untuk menyempurnakan skripsi ini.
7. Seluruh dosen dan staf Departemen Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat yang
telah memberikan bekal ilmu dan bantuan akademik selama proses pembuatan
skripsi ini.
8. Manajer OperasionalCatering SlimGourmet, Ferdy Candra, yang telah
memberikan bimbingan, informasi dan bantuan mengenai Catering selama proses
pembuatan skripsi ini.
9. Direktur Catering SlimGourmet, Kenneth Atman, yang telah memberikanbantuan
mengenai Catering selama proses pembuatan skripsi ini.
10. Seluruh pegawai Catering SlimGourmet, yang secara terbuka telah memberikan
dukungan dan bantuan selama proses pembuatan skripsi ini.
11. Seluruh pelanggan Catering SlimGourmet, khususnya program diet rendah
karbohidrat yang telah bersedia meluangkan waktu untuk menjadi responden
penelitian dalam skripsi ini.
vii
Universitas Indonesia
viii
Universitas Indonesia
Yang menyatakan
ix
Universitas Indonesia
x
Universitas Indonesia
xi
Universitas Indonesia
xii
Universitas Indonesia
xiii
Universitas Indonesia
xiv
Universitas Indonesia
xv
Universitas Indonesia
Penelitian ini dilakukan untuk melihat perubahan Berat Badan (BB), Indeks Massa
Tubuh (IMT) dan Persentase Lemak Tubuh (PLT) pelanggan CateringSlimGourmet
pada sebelum dan sesudah dua minggu diberikan diet rendah karbohidrat. Variabel
independen dari penelitian ini adalah status gizi (nilai BB, IMT dan PLT) pada
sebelum dan sesudah penelitian. Sedangkan variabel dependen adalah pemberian diet
rendah karbohidrat. Penelitian ini adalah menggunakan data kuantitatif primer dan
sekunder. Penelitian menggunakan metode penelitian eksperimental dengan teknik
pengembangan longitudinal. Penelitian dilaksanakan di Catering SlimGourmet,
Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Jumlah sampel minimal adalah sejumlah 35 orang,
didapatkan dengan cara purposive sampling. Sampel yang terlibat sejumlah 40 orang,
yaitu seluruh pelanggan diet rendah karbohidrat di Catering SlimGourmet.
Pengambilan data menggunakan instrumen microtoise, Bioelectrical Impedance
Analysis, Global Physical Analysis Questionnare (GPAQ) versi 2, form food recall 48
jam dan alat tulis dan software komputer Nutrisurvey 2007 serta SPSS 16.0. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa terdapat penurunan BB, IMT dan PLT secara
bermakna setelah dua minggu diberikan diet rendah karbohidrat (P<0,05) dan
dipengaruhi oleh jenis kelamin dan aktivitas fisik (P<0,05). Hasil penelitian sesuai
dengan Dari hasil penelitian disarankan CateringSlimGourmet dapat mengurangi
pemberian karbohidrat sederhana, meningkatkan protein nabati, serat, memberikan
siklus menu terhadap pelanggan, memantau kondisi kesehatan, daya terima makanan
dan kebiasaan makan pelanggan terdahulu serta mengembangkan program diet lain
dengan komposisi zat gizi mikro dan makro berbeda untuk menjaga kesehatan.
Disarankan kepada pelanggan untuk meningkatkan aktivitas fisik dan tidak terlalu
lama menjalankan diet rendah karbohidrat dengan durasi maksimal enam bulan
(dilanjutkan dengan diet seimbang).
ix
Universitas Indonesia
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
ABSTRACT
This study was aimed to compare Body weight (BW), Body Mass Index (BMI) and
Body Fat Percentage (BFP) changes after two weeks of low carbohydrate diet
adduction in SlimGourmetCatering. The independent variable in this study was
nutrition status (BW, BMI and BFP) before and after low carbohydrate diet
adduction. The dependent variable was low carbohydrate adduction. This study used
both primary and secondary datas. This was an experimental study that utilizes
quantitatedata through measurements and interviews. This study was located at
SlimGourmet Catering, KebayoranBaru, South Jakarta. The minimal number of
subject; which was 35 people, was obtained by using purposive sampling calculation.
There were 40 people contributed as subjects in this study, and they were all
costumers of low carbohydrate diet in SlimGourmet Catering. Data was collected
using instruments such as microtoise, Bioelectrical Impedance Analysis, Global
Physical Analysis Questionnare (GPAQ) version 2, 48 hours food recall form dan
stationaries and computer softwares (Nutrisurvey 2007 and SPSS 16.0). After two
weeks assigned to low carbohydrate diet, subjects had significantly reduced BW, BMI
and BFP (P<0,05) and the process was significantly affected by sex and physical
activity (P<0,05). Researcher recommendsSlimGourmet Catering to improve their
low carbohydrate diet program by reducing the amount of simple carbohydrate, add
more vegetable protein, add more fiber sources, give meal schedules to clients,
monitoring medical condition, dietary history of the clients, and develop other
advantageous diet with different composition of macro- and micro nutrients for
general health. Researcher recommends clients to increase exercise, and limit the
duration of low carbohydrate diet and replace it gradually with balanced diet.
x
Universitas Indonesia
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
BAB 1
PENDAHULUAN
1
Universitas Indonesia
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
2
Salah satu usaha untuk menurunkan berat badan adalah dengan diet rendah
karbohidrat, atau biasa dikenal dengan diet Atkins. Banyak kontroversi mengenai
diet ini. Diet rendah karbohidrat mengandung sangat sedikit karbohidrat pada fase
awal, dan tinggi protein serta lemak. Asupan total energi juga tidak dibatasi.
Banyak opini bahwa diet ini tidak baik bagi kesehatan karena tubuh sangat
memerlukan karbohidrat sebagai sumber energi. Protein yang terlalu banyak dapat
berisiko bagi kesehatan ginjal dan beberapa organ tubuh lain. Sebaliknya, asupan
lemak yang tinggi dapat menyebabkan meningkatnya lemak dalam tubuh yang
mengakibatkan kegemukan. Namun pernyataan-pernyataan tersebut tidak terbukti
dalam banyak penelitian yang dilakukan para ahli.
Diet rendah energi dan rendah karbohidrat terbukti menurunkan berat badan
(BB), indeks masa tubuh (IMT), persentase lemak tubuh (PLT) dan lemak di
sekitar perut. Selain itu, diet tersebut juga mempertahakan massa otot tubuh
(Volek, 2007). Selain menurunkan berat badan, diet rendah karbohidrat juga
menurunkan risiko penyakit kardiovaskular dengan menurunkan serum
trigliserida dan menaikkan kolesterol High Density Lipoprotein (HDL)(Brehm,
2003; Albertsson, 2005; Volek, 2002).
Efek diet rendah energi dan rendah karbohidrat juga lebih berpengaruh
dibandingkan dengan diet rendah energi saja dan rendah lemak saja. Salah satu
efek dari diet rendah karbohidrat adalah menurunkan selera makan. Responden
yang diberikan diet rendah karbohidrat merasakan kepuasan dalam aktivitas
makan selama 4 minggu diadakan eksperimen(Albertsson, 2005). Hal tersebut
memungkinkankarena aktivitas badan keton dan -hidroksibutirat yang mengatur
aktivitas badan keton pada diet rendah karbohidrat. Efek dari proses pembentukan
badan keton tersebut adalah timbulnya perasaan kenyang. Diet rendah karbohidrat
juga dapat meningkatkan pembakaran energi sehingga lebih efektif menurunkan
berat badan dan menormalkan nilai-nilai lipid dalam darah.
Diet rendah energi dan rendah karbohidrat dipengaruhi oleh jenis kelamin.
Menurut penelitian, penurunan berat badan responden pria lebih cepat dibanding
responden wanita (Albertsson, 2005; Volek, 2004). Hal tersebut disebabkan oleh
rata-rata PLTwanita yang lebih tinggi dibanding pria dan pria memiliki masa otot
tubuh yang lebih tinggi dibanding wanita.Selain itu, wanita juga memiliki
Universitas Indonesia
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
3
Universitas Indonesia
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
4
Universitas Indonesia
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
5
Universitas Indonesia
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
6
Universitas Indonesia
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kegemukan
Kegemukan (overweight dan obesitas) merupakan keadaan dimana terjadi
akumulasi lemak berlebih yang dapat mengganggu kondisi kesehatan(Nix, 2004;
WHO, 2011). Kata obesitas sendiri berasal dari bahasa latin yaitu obedere yang
mempunyai arti sangat gemuk(Nix, 2004). Kegemukan, khususnya obesitas,
seringkali dianggap merupakan masalah kesehatan masyarakat,namun
keberadaannya belum diintervensi secara serius, terutama di negara-negara
berkembang seperti Indonesia.
2.1.1. Prevalensi Kegemukan
Kejadian obesitas di seluruh dunia telah meningkat sebanyak dua kali lipat
sejak tahun 1980 (WHO, 2011). Menurut statistik WHO(2008), terdapat 1,5
miliar orang dewasa usia 20 tahun keatas yang mengalami kegemukan.
Diantaranya 200 juta laki-laki dan 300 juta perempuan. Rata-rata kejadian
obesitas di dunia adalah sekitar 14,1% (OECD, 2005). Dengan kata lain 1 dari 10
orang di dunia mengalami obesitas. Frekuensi kasus kegemukan di Indonesia juga
semakin tinggi. Terdapat 20,7% dari populasi penduduk Indonesia yang
mengalami overweight dan 4,7% mengalami obesitas (WHO, 2008).
Di Amerika, terdapat 34% kasus overweight dan 30,6% kasus
obesitas(OECD, 2005). Angka tersebut memang tergolong tinggi dibandingkan
dengan negara-negara asia, khususnya asia tenggara. Frekuensi kasus kegemukan
yang semakin tinggi juga terjadi di negara-negara asia tenggara. Menurut statistik
WHO(2008), terdapat 20,7% dari populasi penduduk Indonesia yang mengalami
overweight dan 4,7% mengalami obesitas. Angka tersebut masih termasuk tinggi
dibandingkan dengan Myanmar, Timor Leste dan Vietnam. Dapat disimpulkan
Indonesia bukan merupakan negara yang mempunyai prevalensi kegemukan yang
paling tinggi di regional asia tenggara, namun bukan berarti Indonesia bebas dari
masalah tersebut karena prevalensi kegemukan di Indonesia lebih tinggi dari
beberapa negara di Asia Tenggara.
7 Universitas Indonesia
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
8
Overweight Obesitas
No. Negara
(% populasi) (% populasi)
30
25
20
Pria %
15
Wanita %
10 Total %
5
0
2000 2001 2008 2010
Sumber : WHO, 2011(http://apps.who.int/ghodata/?vid=110#)
Universitas Indonesia
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
9
Universitas Indonesia
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
10
Universitas Indonesia
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
11
Universitas Indonesia
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
12
Universitas Indonesia
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
13
Universitas Indonesia
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
14
Universitas Indonesia
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
15
Berbeda hal nya dengan kelompok subjek yang melakukan diet rendah lemak
yang asupan total energinya dibatasi.
Dapat disimpulkan dari beberapa penelitian bahwa diet rendah karbohidrat
lebih dapat menyebabkan penurunan berat badan dan kadar lemak dalam tubuh
dibandingkan diet konvensional. Namun, perubahan pesat ini hanya berlangsung
pada waktu kurang dari 12 bulan(Albertsson, 2005; Westman, 2002).
Universitas Indonesia
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
16
gliserol dengan hasil sampingan berupa badan keton. Pembentukan badan keton
juga menghasilkan perasaan kenyang(Albertsson, 2007).
Universitas Indonesia
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
17
rendah karbohidrat lebih efektif dalam menurunkan berat badan dibandingkan diet
rendah lemak dan energi (diet konvensional).
Universitas Indonesia
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
18
melakukan olahraga, penggunaan simpanan lemak menjadi dua kali lipat lebih
tinggi dibandingkan pria yang berolahraga(Robertson, 2002).
Universitas Indonesia
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
19
Universitas Indonesia
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
20
Universitas Indonesia
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
21
METODE
PENILAIAN:
BB
IMT
PLT
AKTIVITAS
DUKUNGAN
DIET
&
FISIK
MOTIVASI
JENIS
DIET:
JENIS
KELAMIN
Konvensional
UMUR
Atkins
PEKERJAAN
Diet
rendahkarbohidrat
dll
Keterangan:
Kerangkateoridiadaptasidandimodifikasidarisumber-sumberberikut.
Lau, David C.W dan James D.Douketis. 2007. 2006 Canadian Clinical Practice Guidelines on The
Management and Prevention of Obesity in Adults and Children (Summary). Canadian Medical
Association Journal. 51:13
Harris, Gabriel Keith dan David J.Baer. 2007. Gender Differences in Body Fat Utilization During Weight
Gain Loss, or Maintanance. Epidemiology, Pathophysiology and Prevention. Ed. DebasisBagchi.
Bocaraton: Taylor&Francis Group. 239-242.
Universitas Indonesia
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
22
Universitas Indonesia
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
BAB III
KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN HIPOTESIS
VARIABEL DEPENDEN
Diet RendahKarbohidrat
Status Status Gizi
GiziSebelum Sesudah
BB BB
IMT IMT
PLT PLT
VARIABEL VARIABEL
INDEPENDEN INDEPENDEN
Karakteristik
AktivitasFisik
AsupanMakanan
JenisKelamin
Umur
Status Pekerjaan
VARIABEL PERANCU
22
Universitas Indonesia
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
22
Universitas Indonesia
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
23
4. Asupan Rata-rata asupan Metode Form food recall 24 jam Kurang atau berlebihnya asupan Ordinal
Makanan Rata- makanan, pengisian yang dilakukan dua kali zat gizi tergantung kebutuhan zat
rata khususnya zat gizi formfood recall (pada hari kerja dan gizi makro (karbohidrat, lemak,
makro (karbohirat, 24 jam yang akhir minggu) protein) responden masing-
lemak, protein) berisikan masing.
seluruh asupan
makanan
selama periode
24 jam terakhir.
5. Aktivitas Fisik Aktivitas fisik yang Metode Global Physical Activity Besar atau kecilnya energi yang Ordinal
biasa dilakukan pengisian Questionnaire (GPAQ) terbakar akibat beraktivitas
sehari-sehari, kuesioner versi kedua dalam satuan MET (Metabolic
termasuk saat mengenai Energy Turnover)
bekerja, olahraga, aktivitas fisik
pergi dari satu
tempat ke tempat
lain, maupun
istirahat.
6. Umur responden Lama waktu hidup Pengisian Form Profil 1. Dibawah umur rata-rata Ordinal
sejak dilahirkan manual oleh Responden responden
sampai saat responden 2. Diatas umur rata-rata
penelitian responden
dilakukan.
Universitas Indonesia
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
24
3.3. Hipotesis
Variabel independen dan dependen yang dipengaruhi oleh faktor perancu akan
dibandingkan dan dihubungkan dengan uji statistikT-Test, paired T-Test dan uji
Anova. Berikut merupakan hipotesis dari perbandingan tersebut antara lain,
1. Adapengaruh pemberian diet rendah karbohidrat dengan perubahan
BBpada pelanggan wanita dan pria yang mengalami kegemukan di
Catering SlimGourmet Jakarta Selatan Tahun 2012.
2. Adapengaruh pemberian diet rendah karbohidrat dengan perubahan IMT
pada pelanggan wanita dan pria yang mengalami kegemukan di Catering
SlimGourmet Jakarta Selatan Tahun 2012.
3. Adapengaruh pemberian diet rendah karbohidrat dengan perubahan PLT
pada pelanggan wanita dan pria yang mengalami kegemukan di Catering
SlimGourmet Jakarta Selatan tahun 2012.
4. Adapengaruhkarakteristik responden terhadap pemberian diet rendah
karbohidrat dengan perubahan BB, IMT dan PLT pada pelanggan yang
mengalami kegemukan di Catering SlimGourmet Jakarta Selatan tahun
2012.
Universitas Indonesia
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
25
Universitas Indonesia
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
26
Universitas Indonesia
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
27
yaitu pada bulan April sampai dengan Mei 2012. Data responden akan diambil
pada awal penelitian, lalu data akhir diambil pada dua minggu setelahnya untuk
dilihat apakah ada perubahan status gizi atau tidak. Pengambilan data awal
dilakukan selama satu sampai dua minggu. Berikut merupakan gambaran jadwal
pengambilan data di lapangan.
Hari
Minggu
1 2 3 4 5 6 7
I A1 B1 C1 D1
II E1 F1
III A2 B2 C2 D2
IV E2 E2
V
VI
VII
VIII
Keterangan :
A,B,C,D,E : Pengambilan data responden (7-8 orang)
A1,B1,C1 dan seterusnya : Pengambilan data pertama
A2,B2,C2 dan seterusnya : Pengambilan data kedua
:Waktu tambahan pengambilan data (jika
diperlukan)
Universitas Indonesia
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
28
!
!" + !" !
!=
(!! !! )
Universitas Indonesia
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
29
Keterangan:
n : besar sampel
Z : deviasi relatif yang menggambarkan derajat kepercayaan dalam
pengambilan kesimpulan statistik (1,96 untuk =0,05)
Z : deviasi relatif yang menggambarkan tingkat kekuatan tes statistik dalam
menetapkan kemaknaan (0,842 untuk = 0,2)
s : standar deviasi
1-2 : selisih nilai perlakuan penelitian pertama dan kedua
Standar deviasi dan nilai 1 serta 2 diperoleh berdasarkan hasil-hasil
penelitian sebelumnya sebagai berikut:
Keterangan :
Data disajikan dalam mean SD,
T : Uji t berpasangan di dalam dan diantara kelompok
1 : Hasil pengukuran sebelum diet rendah karbohidrat
2 : Hasil pengukuran sesudah diet rendah karbohidrat
Data IMT sebelum dan sesudah pemberian diet rendah karbohidrat pada
tabel 4.2. akan dimasukkan kedalam rumus sampel populasi berpasangan dengan
ketentuan sebagai berikut:
s : standar deviasi penurunan IMT kelompok diet rendah karbohidrat pada
penelitian sebelumnya yaitu 4,3 kg/m2 (Purwanti, 2006)
1-2 : selisih nilai IMT sebelum dan sesudah pemberian diet rendah karbohidrat
pada penelitian sebelumnya yaitu 2.04 kg/m2 (Purwanti, 2006).
Universitas Indonesia
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
30
!
(1,96 + 0.842)4,3
! =
2,04
Universitas Indonesia
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
31
Universitas Indonesia
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
32
Universitas Indonesia
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
33
Universitas Indonesia
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
34
Keterangan :
X1 dan X2 : rata-rata kelompok 1 dan 2
n1 dan n2 : jumlah sampel kelompok 1 dan 2
Sp : Standar error kedua kelompok
Universitas Indonesia
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
35
Universitas Indonesia
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
36
Universitas Indonesia
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
BAB V
HASIL PENELITIAN
Pria 20 50
Wanita 20 50
Keterangan: Uji : Frekuensi
37Universitas Indonesia
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
38
Total (n=40)
Ringan 14 35
Sedang 16 40
Tinggi 10 25
Pria (n=20)
Ringan 6 30
Sedang 7 35
Tinggi 7 35
Wanita (n=20)
Ringan 8 40
Sedang 9 45
Tinggi 3 15
Keterangan: Uji : Frekuensi
Universitas Indonesia
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
39
Total 40 378,88 20 64
Umur Pria 20 38,56,81 24 52
Wanita 20 37,55,66 20 64
Keterangan: Uji: Frekuensi
Universitas Indonesia
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
40
Universitas Indonesia
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
41
TidakBekerja 4 20
Keterangan: Uji: Deskriptif
Tabel 5.6. Nilai BB, IMT dan PLT Sebelum dan Sesudah Diet Rendah
Karbohidrat pada Responden Pria dan Wanita
Total
BB (kg) 40 82,6915,16 59,1 135,0 78,4514,69 54,0 133,0
2
IMT (kg/m ) 40 29,713,31 23,5 39,4 28,153,25 21,9 38,9
PLT (%) 40 33,373,90 26,3 40,6 31,544,35 24,2 39,1
Pria
BB (kg) 20 92,2013,31 72,8 135,0 86,7514,01 67,6 133,3
2
IMT (kg/m ) 20 30,923,21 25,8 39,4 29,053,42 23,9 32,9
PLT (%) 20 30,812,46 26,3 36,9 28,402,66 24,3 36,6
Wanita
BB (kg) 20
73,1810,21
59,1 89,7 70,1510,90 54
85,7
2
IMT (kg/m ) 20 28,503,02 23,5 33,1 27,262,87 21,9 32,0
PLT (%) 20 39,923,38 22,9 40,6 34,684,34 27,9 39,1
Keterangan: Uji : Frekuensi; min: Minimum; Maks: maksimum
Universitas Indonesia
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
42
59,1 kg dan maksimum 135,0 kg. Setelah mengonsumsi diet rendah karbohidrat
selama 14 hari, rata-rata BB menjadi 78,4514,69 kg dengan nilai minimum 54,0
kg dan maksimum 133,0 kg.
Rata-rata IMT seluruh responden sebelum pemberian diet rendah
karbohidrat adalah 29,713,31 kg/m2 dengan masing-masing nilai minimum dan
maksimum 23,5 kg/m2 dan 39,4 kg/m2. Setelah mengonsumsi diet rendah
karbohidrat, rata-rata IMT menjadi 28,153,25 kg/m2 dengan nilai minimum dan
maksimum yang juga turun yaitu masing-masing 21,9 kg/m2dan 38,9 kg/m2.
Rata-rata PLT seluruh responden sebelum diet rendah karbohidrat adalah
9,2013,31% dengan nilai minimum 72,8 kg dan nilai maksimum 135, 0 kg.
Setelah mengonsumsi diet rendah karbohidrat, rata-rata PLT menjadi 31,544,35
kg dengan nilai minimum 24,2 kg dan nilai maksimum 39,1 kg.
Dari sejumlah 20 orang responden pria, didapatkan nilai rata-rata BB
sebelum mengonsumsi diet rendah karbohidrat adalah 89,2013,31 kg dengan
nilai minimum dan maksimum masing-masing 72,8 kg dan 135,0 kg. Setelah
mengonsumsi diet rendah karbohidrat, nilai rata-rata BB responden pria menjadi
86,7514,01 kg dengan nilai minimum dan maksimum masing-masing 67,6 kg
dan 133,3 kg.
Sedangkan untuk kategori nilai rata-rata IMT responden pria sebelum
mengonsumsi diet rendah karbohidrat adalah 30,923,21 kg/m2 dengan nilai
minimum dan maksimum masing-masing 25,8 kg/m2 dan 39,4 kg/m2. Rata-rata
IMT setelah mengonsumsi diet rendah karbohidrat adalah 29,053,42 kg/m2
dengan nilai minimum dan maksimum masing-masing 23,9 kg/m2 dan 32,9 kg/m2.
Nilai rata-rata PLT seluruh responden pria sebelum menjalani diet rendah
karbohidrat adalah 30,82,46% dengan nilai minimum dan maksimum masing-
masing 26,3% dan 36,9%. Setelah menjalankan diet rendah karbohidrat, nilai rata-
rata PLT responden pria menjadi 28,402,66% dengan nilai minimum dan
maksimum masing-masing 24,3% dan 36,6%.
Nilai rata-rata BB responden wanita sebelum menjalankan diet
rendah karbohidrat adalah 73,1810,21 kg dengan nilai minimum dan maksimum
masing-masing 59,1 kg dan 89,7 kg. Setelah menjalankan diet rendah karbohidrat
Universitas Indonesia
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
43
Universitas Indonesia
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
44
pria dan wanita lalu dilihat apakah perubahan nilai-nilai tersebut bermakna atau
tidak.
Tabel 5.7. Pengaruh Diet Rendah Karbohidrat Terhadap Perubahan BB, IMT dan
PLT antara Responden Pria dan Wanita
Variabel Pria (n=20) Wanita (n=20) nilai P
BB (kg)
PLT (%)
Tabel 5.7. menunjukkan hasil uji statistik sebelum dan sesudah pemberian
diet rendah karbohidrat. BB rata-rata responden pria sebelum pemberian diet
rendah karbohidrat adalah 92,2013,31 kg dan pada sesudah pemberian diet
rendah karbohidrat didapatkan rata-rata BB sebesar 86,7514,01 kg. Selisih BB
tersebut adalah -5,431,72 kg. Perubahan nilai rata-rata BB responden pria adalah
bermakna setelah dilakukan uji t berpasangan karena mempunyai nilai P sebesar
0,000.
Responden wanita memiliki nilai BB rata-rata sebelum pemberian diet
rendah karbohidrat sebesar 35,923,38 kg dan setelah pemberian diet rendah
Universitas Indonesia
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
45
Universitas Indonesia
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
46
Universitas Indonesia
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
47
TidakBekerja 1,720,,96
Keterangan: Uji: Anova, rata-rata umur (nSD) : 378,88 tahun, rata-rata konsumsi energi
(nSD): 1129152,92 kkal/hari
Universitas Indonesia
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
48
penurunan BB dengan umur bagi responden pria yaitu sebesar 0,855 yang artinya
tidak bermakna.
Responden wanita yang berumur dibawah rata-rata mengalami penurunan
BB sebesar 3,281,52 kg dan penurunan BB pada responden wanita yang
berumur diatas rata-rata adalah sebesar 2,781,92 kg. Didapatkan nilai P bagi
hubungan penurunan BB dengan umur bagi responden wanita yaitu sebesar 0,527
yang artinya tidak bermakna.
Klasifikasi asupan makanan responden dibagi menjadi dua, yaitu dibawah
rata dan diatas rata-rata. Rata-rata asupan makanan responden dalam penelitian ini
adalah 1129152,92 kkal/hari. Tabel 5.8 menunjukkan bahwa responden yang
mengonsumsi total energi dari makanan dibawah rata-rata mengalami penurunan
BB sebesar 4,352,06 kg. Responden yang mengonsumsi total energi dari
makanan diatas rata-rata mengalami penurunan BBsebesar 4,072,15 kg.
Didapatkan nilai P bagi hubungan penurunan BB dengan asupan makanan seluruh
responden yaitu 0,671 yang artinya tidak bermakna.
Responden pria yang mengonsumsi total energi dari makanan dibawah
rata-rata mengalami penurunan BB sebesar 5,471,94 kg dan responden pria yang
mengonsumsi total energi diatas rata-rata mengalami penurunan BBsebesar
5,361,45 kg. Didapatkan nilai P bagi hubungan penurunan BB dengan asupan
total energi bagi responden pria yaitu sebesar 0,891 yang artinya tidak bermakna.
Responden wanita yang mengonsumsi total energi dari makanan dibawah
rata-rata mengalami penurunan BB sebesar 3,021,30 kg dan responden wanita
yang mengonsumsi total energi diatas rata-ratamengalami penurunan BBsebesar
2,042,10 kg. Didapatkan nilai P bagi hubungan penurunan BB dengan asupan
total energi bagi responden wanita yaitu sebesar 0,981 yang artinya tidak
bermakna.
Klasifikasi status pekerjaan responden dibagi menjadi dua, yaitu bekerja
dan tidak bekerja. Tabel 5.8 menunjukkan bahwa responden yang bekerja
mengalami penurunan BB sebesar 4,651,99 kg. Responden yang tidak bekerja
mengalami penurunan BBsebesar 1,720,96 kg. Didapatkan nilai P bagi
hubungan penurunan BB dengan status pekerjaan seluruh responden yaitu 0,009
yang artinya bermakna.
Universitas Indonesia
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
49
Universitas Indonesia
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
50
Tabel 5.9. Hubungan Perubahan IMT Terhadap Aktivitas Fisik, Umur, Asupan
Makanan, dan Pekerjaan Responden
IMT
Variabel n df MeanSD SumberVariasi T-Tabel nilai P
AktivitasFisik
Total 40
Rendah
1,040,54
Sedang 39 1,600,61 3,997 11,23 0,000
Tinggi 2,210,63
Pria 20
Rendah
1,350,53
Sedang 19 1,840,27 8,13 0,004
Tinggi 2,340,53
Wanita 20
Rendah
0,810,46
Sedang 19 1,140,74 3,45 0,055
Tinggi 1,900,87
Umur
Total 40 39 1,550,73 0,384 1,66 0,153
Pria 20 19 1,870,59 1,12 0,471
Wanita 20 19 1,240,74 1,32 0,403
AsupanMakanan
Total 40 30 1,550,73 0,720 0,66 0,809
Pria 20 19 1,870,59 75,0 0,919
Wanita 20 19 1,240,74 0,411 0,909
PekerjaanResponden
Total 40
Bekerja 1,630,71 0,476
39 6,47 0,059
TidakBekerja 0,30,62
Wanita 20
Bekerja 1,337,62
19 2,66 0,312
TidakBekerja 0,90,62
Keterangan: Uji: Anova, rata-rata umur (nSD) : 378,88 tahun, rata-rata konsumsi
energi (nSD): 1129152,92 kkal/hari
Universitas Indonesia
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
51
aktivitas tinggi yaitu sebesar 2,210,63 kg/m2. Didapatkan nilai P bagi hubungan
penurunan IMT dengan aktivitas fisik sebesar 0,000 yang artinya bermakna.
Responden pria yang melakukan aktivitas rendah mengalami penurunan
IMT sebesar 1,350,53 kg/m2 dan yang melakukan aktivitas sedang mengalami
penurunan IMT sebesar 1,840,27 kg/m2. Angka penurunan IMT paling besar
terjadi pada responden dengan aktivitas tinggi yaitu sebesar 2,340,53 kg/m2.
Didapatkan nilai P bagi hubungan penurunan IMT responden pria dengan
aktivitas fisik yaitu sebesar 0,004 yang artinya bermakna.
Responden wanita yang melakukan aktivitas rendah mengalami penurunan
IMT sebesar 0,810,46 kg/m2 dan yang melakukan aktivitas sedang mengalami
penurunan IMT sebesar 1,140,74 kg/m2. Angka penurunan IMT responden
wanita paling besar terjadi pada responden dengan aktivitas tinggi yaitu sebesar
1,900,87 kg/m2. Didapatkan nilai P bagi hubungn penurunan IMT responden
wanita dengan aktivitas fisik yaitu sebesar 0,055 yang artinya tidak bermakna.
Tabel 5.9 menunjukkan bahwa responden yang memiliki umur dibawah
rata-rata mengalami penurunan IMT sebesar 1,630,71 kg/m2. Responden yang
berumur diatas rata-rata mengalami penurunan IMT 1,470,76 kg/m2. Didapatkan
nilai P bagi hubungan penurunan IMT dengan umur seluruh responden yaitu
0,501 yang artinya tidak bermakna.
Responden pria yang berumur dibawah rata-rata mengalami penurunan
IMT sebesar 1,830,73 kg/m2 dan penurunan IMT responden pada pria yang
berumur diatas rata-rata adalah sebesar 1,910,40 kg/m2. Didapatkan nilai P bagi
hubungan penurunan IMT dengan umur bagi responden pria yaitu sebesar 0,789
yang artinya tidak bermakna.
Responden wanita yang berumur dibawah rata-rata mengalami penurunan
IMT sebesar 1,640,66 kg/m2 dan penurunan IMT pada responden wanita yang
berumur diatas rata-rata adalah sebesar 1,080,81 kg/m2. Didapatkan nilai P bagi
hubungan penurunan IMT dengan umur bagi responden wanita yaitu sebesar
0,527 yang artinya tidak bermakna.
Tabel 5.9 menunjukkan bahwa responden yang mengonsumsi total energi
dari makanan dibawah rata-rata mengalami penurunan IMT sebesar 1,520,74
kg/m2. Responden yang mengonsumsi total energi dari makanan diatas rata-rata
Universitas Indonesia
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
52
Universitas Indonesia
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
53
Universitas Indonesia
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
54
Universitas Indonesia
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
55
Universitas Indonesia
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
BAB VI
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pembahasan dari hasil penelitian
yang terdiri dari desain penelitian, karakteristik responden, variabel perancu yang
mempengaruhi penelitian, nilai BB, IMT dan PLT pada sebelum dan sesudah diet
rendah karbohidrat serta hubungan variabel perancu terhadap perubahan nilaiBB,
IMT dan PLT. Keterbatasan penelitian juga akan dipaparkan pada masing-masing
subbab.
56
Universitas Indonesia
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
57
Universitas Indonesia
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
58
seseorang akan menurun secara otomatis (Lofgren, 2002). Oleh karena itu, diet
rendah karbohidrat ini dapat menurunkan berat badan pelanggan. Energi
didapatkan dari sarapan pagi, makan siang, dua kali makanan selingan dan makan
malam.
Diet rendah karbohidrat yang diberikan oleh Catering mengandung
karbohidrat sebesar 30 g per hari atau sekitar 12% dari total energi yang diberikan.
Jumlah tersebut sesuai dengan jumlah karbohidrat pada penelitian sebelumnya
yaitu sekitar 18% karbohidrat (Purwanti, 2006). Karbohidrat yang diberikan
merupakan karbohidrat kompleks berupa roti gandum satu helai perhari.
Karbohidrat kompleks tidak merangsang pengeluaran insulin secara drastis
sehingga dengan jumlah yang sedikit tidak menyebabkan kenaikan berat badan
(Brown, 2005). Komposisi lemak dan protein dalam diet rendah karbohidrat ini
adalah masing-masing 46% dan 43%. Angka tersebut jauh diatas kebutuhan
seharusnya (20-30%; 15-20%), oleh karena itu terjadi penyesuaian fungsi tubuh
terhadap konsumsi makanan
Serat yang terkandung dalam diet rendah karbohidrat yang diberikan oleh
Catering SlimGourmet adalah sekitar 20 g/hari. Sumber serat tertinggi berasal
dari sayuran dan buah-buahan. Angka tersebut masih kurang dari kebutuhan serat
per hari yaitu antara 25-35 g/hari (Brown, 2005). Kekurangan serat dapat
mengganggu sistem pencernaan dan dan menyebabkan rasa lapar lebih cepat
terasa. Produk makanan yang terbuat dari gandum mengandung serat larut dalam
air yang terbukti dapat menurunkan kadar kolesterol dan serat tidak larut air
berguna untuk mencegah konstipasi dan kanker kolon (Herbert, 1995). Selain dari
produk gandum, serat larut air banyak terdapat pada buah yang dimakan dengan
kulitnya. Diet rendah karbohidrat di Catering SlimGourmet menyediakan variasi
buah tertentu, sebagian harus dikupas, sebagian dapat dimakan dengan kulitnya.
Secara umum buah dan sayur banyak mengandung selulosa dan hemiselulosa
yang merupakan serat tidak larut air dan berguna bagi sistem pencernaan. Dapat
disimpulkan bahwa diet rendah karbohidrat di Catering SlimGourmet belum
mengandung serat yang cukup, baik serat larut air maupun tidak larut air.
Catering SlimGourmet menawarkan diet rendah karbohidrat untuk jangka
waktu satu bulan atau lebih jika pelanggan ingin memperpanjang waktu diet.
Universitas Indonesia
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
59
Durasi diet rendah sangat rendah karbohidrat pada diet Atkins hanya dilakukan
dua minggu, lalu setelah dua minggu asupan karbohidrat kompleks ditingkatkan
perlahan hingga menjadi sesuai dengan kebutuhan (Atkins, 1998). Durasi
penelitian terlama yang pernah dilakukan untuk diet rendah karbohidrat adalah
selama satu tahun. Oleh karena itu, pengaruh jangka panjang dari diet rendah
karbohidrat belum bisa dibuktikan. Terdapat kemungkinan diet rendah
karbohidrat yang dilakukan terlalu lama dapat mengubah fungsi organ dan
menyebabkan masalah kesehatan (Lofgren, 2002). Oleh karena itu, pelanggan
yang menjalankan diet rendah karbohidrat sebaiknya melaporkan hasil
pemeriksaan kesehatan dan hasil laboratorium untuk menjamin keamanan diet
pada saat sebelum dan sesudah diet. Durasi menjalankan diet rendah karbohidrat
juga perlu diperhatikan. Sebaiknya tidak terlalu lama (maksimal enam bulan)
(Lofgren, 2002) untuk menjalankan diet rendah karbohidrat dan selama
menjalankan diet, keadaan medis pelanggan terus diawasi.
Jika pelanggan sudah selesai menjalankan diet rendah karbohidrat karena
sudah mencapai berat badan idel atau karena hal lain, perlu ada penyesuaian
terhadap diet. Jika sesorang telah berhenti menjalankan diet rendah karbohidrat,
hendaknya tidak langsung merubah pola dietnya menjadi seperti semula karena
dapat menaikkan berat badan dan menimbulkan efek yoyo (Lofgren, 2002). Perlu
ada diet pengalihan dari diet rendah karbohidrat. Diet yang dianggap tepat adalah
diet yang mengandung cukup karbohidrat kompleks, cukup protein, rendah lemak
dan cukup serat. Pada Catering SlimGourmet, program diet yang cocok adalah
program Reguler Slim.
6.3.BB, IMT dan PLT Sebelum dan Sesudah Pemberian Diet Rendah
Karbohidrat
Hasil penelitian menunjukkan perubahan yang signifikan antara BB, IMT
dan PLT pada sebelum dan sesudah pemberian diet rendah karbohidrat (P<0,05).
BB awal menunjukkan angka 82,6915,16 kg dan pada akhir mengalami
penurunan menjadi 78,4514,69 kg. Rata-rata nilai IMT juga mengalami
penurunan dari 29,713,31 kg/m2 diawal menjadi 18,15 kg/m2 di akhir penelitian.
Pada awal penelitian, IMT responden termasuk kedalam kategori obese I (WHO,
2000) dan tidak berubah setelah dua minggu mengonsumsi diet rendah
Universitas Indonesia
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
60
karbohidrat. Menurut tabel WHO, status gizi obese I tergolong berisiko terkena
penyakit degeneratif. Menurut tabel IMT untuk penduduk Asia (WHO, 2011),
rata-rata responden baik pria maupun wanita masih dalam kategori status gizi
obesitas pada sebelum dan sesudah pemberian diet rendah karbohidrat. Terjadi
penurunan PLT dari 33,373,90% menjadi 31,544,35% pada akhir penelitian.
Penilaian status gizi melalui nilai PLT mempunyai perbedaan standar antara pria
dan wanita, masing-masing obesitas jika 25% bagi pria dan 32% bagi wanita
(Gibson, 2005). Oleh karena itu perbedaan status gizi menurut PLT akan dibahas
di subbab selanjutnya.
Penurunan BB, IMT dan PLT tergolong signifikan karena memiliki nilai
P<0,05. Penurunan BB responden sebesar 5,431,71 kg untuk responden pria dan
3,031,70 kg untuk responden wanita lebih rendah dibandingkan hasil dari
penelitian sebelumnya yang membandingkan efek diet rendah energi dengan diet
rendah karbohidrat selama dua minggu dengan energi sebesar 1300 kkal/hari
(Purwanti, 2006). Penurunan BB pada penelitian sebelumnya adalah sebesar
5,881,36 kg, namun kedua penelitian sama-sama memiliki nilai P sebesar 0,0001
yang artinya bermakna. Penurunan IMT pada penelitian ini adalah sebesar
1,870,59 kg/m2 untuk responden pria dan 1,240,74 kg/m2 untuk responden
wanita dengan nilai P 0,001 yang artinya bermakna. Penurunan tersebut sedikit
lebih rendah dibandingkan penelitian sebelumnya sebesar 2,030,46 kg/m2
dengan nilai P 0,0001 yang artinya bermakna pula. Penurunan PLT adalah sebesar
2,411,08% untuk responden pria dan 1,240,62% untuk responden wanita
dengan nilai P 0,001 yang artinya bermakna. Penurunan PLT tersebut lebih tinggi
pada responden pria dibandingkan dengan penelitian sebelumnya, yaitu
penurunan PLT sebesar 2,0630,87% dengan nilai P 0,0001.
Perbedaan hasil penelitian dengan penelitian sebelumnya (Purwanti, 2006)
tidak sepenuhnya diketahui karena tidak banyak perbedaan perlakuan pada
penelitian. Jumlah energi dari makanan yang diberikan lebih sedikit dari
penelitian sebelumnya (1300 kkal/hari). Aktivitas fisik dan umur responden juga
tidak terlalu berbeda. Kemungkinan perbedaan yang terjadi adalah pada makanan
selingan. Makanan selingan dari Catering SlimGourmet adalah agar-agar buah
yang masih mengandung gula pasir, walaupun jumlanya sudah dikurangi
Universitas Indonesia
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
61
sebanyak 40% dari jumlah biasa, dan sisanya memakai gula tanpa energi. Agar-
agar tersebut dikonsumsi maksimal dua kali sehari, diantara sarapan dan makan
siang, dan diantara makan siang dan makan malam. Satu buah agar-agar yang
diberikan mengandung sekitar 40 kkal. Pengaruh agar-agar yang masih
mengandung gula pasir terhadap diet rendah karbohidrat menjadi topik menarik
untuk diteliti di penelitian selanjutnya.
Penurunan PLT pada pria bila diubah menjadi kilogram adalah sebesar
0,13 kg. Angka tersebut jauh lebih rendah dari penurunan BB yaitu sebesar
5,431,72 kg. Artinya, dari total berat badan yang hilang, hanya 7% merupakan
lemak. Hal yang sama juga terjadi pada responden wanita. Dari 3,031,70 kg
penurunan berat badan, lemak yang hilang hanya sebesar 0,03 kg atau sekitar
0,9% dari total berat badan yang hilang. Hal itu terjadi karena terjadi diuresis
akibat kurangnya besar energi yang digunakan tubuh, atau karena berkurangnya
kadar air secara drastis akibat metabolisme protein yang membutuhkan banyak
airdan pemakaian simpanan glikogen (Volek, 2004).
Penurunan BB, IMT dan PLT memang bermakna, namun tidak merubah
status gizi responden yang tetap obesitas. Seperti yang telah dibahas pada bab 1,
obesitas adalah faktor utama terjadinya penyakit degeneratif seperti jantung
koroner dan sindrom metabolik lainnya (Brown, 2005). Status gizi yang tidak
berubah dimungkinkan terjadi karena durasi penelitian yang hanya dilakukan
selama 14 hari. Walaupun tidak terjadi perubahan status gizi pada responden, pola
BB, IMT dan PLT yang terus menurun setiap minggunya memperbesar
kemungkinan penurunan berat badan akan terus berlanjut bila diet terus dijalankan.
Penelitian sebelumnya memakan 6 bulan untuk dapat menurunkan BB sampai
dengan 8,51,0 kg dan menurunkan risiko penyakit jantung koroner (Bonnie,
2003).
Penurunan BB, IMT dan PLT yang bermakna pada setiap penelitian yang
melibatkan diet rendah karbohidrat dapat terjadi karena tingginya kandungan
protein dan lemak dalam makanan yang menimbulkan rasa kenyang lebih cepat
(Westman, 2002; Brehm, 2003). Diperkirakan telah terjadi ketonisasi pada
responden penelitian karena tingginya protein dan rendahnya karbohidrat yang
dikonsumsi. Sifat alami dari pembentukan badan keton akibat glukoneogenesis
Universitas Indonesia
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
62
juga dapat memberikan pengaruh terhadap penurunan BB, IMT dan PLT pada
pemberian diet rendah karbohidrat (Nix, 2004). Sintesis glukosa dari sumber zat
non-karbohidrat, seperti asam amino dan gliserol dengan hasil sampingan berupa
badan keton. Pembentukan badan keton juga menghasilkan perasaan kenyang
akibat rendahnya kandungan karbohidrat dalam makanan juga menimbulkan rasa
kenyang yang lebih cepat (Korner, 2003). Komponen sukrosa dan fruktosa juga
sedikit terdapat dalam diet ini, kecuali dari buah dan sayur. Ketidakhadiran
komponen tesebut mencegah munculnya rasa lapar.
Termogenesis juga memungkinkan terjadinya penurunan BB, IMT dan
PLT pada penelitian. Pada diet rendah karbohidrat, terdapat perlambatan
termogenesis selama sekitar 180 menit dibandingkan dengan diet rendah lemak
yaitu 60 menit (Westerterp, 1992). Hal tersebut menunjukkan perubahan
metabolisme yang terjadi akibat diet tinggi protein dan rendah karbohidrat.
Kebanyakan dari responden (>80%) tidak mengalami kelaparan setelah 2
minggu dijalankannya diet rendah karbohidrat. Sedangkan pada minggu pertama,
rasa lapar sangat terasa dan beberapa responden wanita (46%) mengalami rasa
lemas karena sedang menstruasi. Rasa kenyang yang lebih cepat muncul terjadi
selama 4 minggu pertama menjalankan diet rendah karbohidrat(Johnston, 2004).
Universitas Indonesia
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
63
Universitas Indonesia
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
64
distribusi lemak lebih banyak terjadi pada bagian viseral sedangkan distribusi
lemak pada wanita lebih cenderung terjadi pada bagian subkutaneus (Lofgren,
2002). Hal tersebut memungkinkan pria untuk lebih cepat mengalami deplesi
glikogen karena lemak yang cenderung terdapat di bagian dalam tubuh.
Sedangkan lebih sulit bagi wanita untuk menurunkan kadar lemak dalam tubuh
karena wanita lebih cenderung memiliki ketahanan pada akumulasi lemak
abdominal dibanding pria, bahkan pada kasus obesitas sekalipun. Selain itu, pria
cenderung memiliki masa otot yang lebih banyak sehingga berat badan yang lebih
tinggi dibandingkan wanita terdiri dari masa otot yang besar (Bouchard, 1993).
Kemungkinan berdasarkan alasan tersebut penurunan BB, IMT dan PLT
responden wanita tidak setinggi responden pria.
6.4.2. Aktivitas Fisik Responden
Kebanyakan dari responden (40%) melakukan aktivitas fisik sedang dalam
kegiatan sehari-hari. Aktivitas sedang yang dilakukan adalah berupa olahraga
yang dilakukan rutin di pusat kebugaran. Sebanyak 57% responden secara rutin
mengunjungi pusat kebugaran untuk melakukan olahraga sebelum atau sesudah
bekerja di kantor dalam kegiatan sehari-hari. Sedangkan responden lain tidak
melakukan olahraga diluar jam kantor.
Jumlah responden pria yang melakukan aktivitas sedang dan tinggi adalah
masing-masing 35% dari seluruh responden pria. Sejumlah 100% responden yang
melakukan aktivitas sedang dan tinggi dikarenakan responden rutin mengunjungi
pusat kebugaran. Perbedaan aktivitas sedang atau tinggi disebabkan oleh
perbedaan intensitas dan durasi olahraga di pusat kebugaran.
Begitu pula dengan responden wanita, sejumlah 45% dari responden
wanita melakukan aktivitas fisik sedang karena berolahraga di pusat kebugaran
setelah atau sebelum bekerja di kantor. Sejumlah 15% dari responden wanita
melakukan aktivitas fisik tinggi karena selain melakukan olahraga rutin di pusat
kebugaran, responden menambah aktivitas olahraga lain baik dirumah atau thai
boxing di pusat kebugaran lain yang memang menguras banyak tenaga.
Disimpulkan bahwa lebih banyak responden pria yang melakukan
aktivitas tambahan berupa olahraga di pusat kebugaran sehingga memiliki
aktivitas fisik sedang. Aktivitas fisik sedang melibatkan aktivitas fisik di pusat
Universitas Indonesia
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
65
Universitas Indonesia
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
66
Universitas Indonesia
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
67
Universitas Indonesia
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
68
Universitas Indonesia
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
69
Universitas Indonesia
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis univariat dan bivariat dengan uji t dan uji anova,
berikut merupakan kesimpulan dari penelitian mengenai perbandingan penurunan
BB, IMT dan PLT pada pemberian diet rendah karbohirat di Catering
SlimGourmet, Jakarta Selatan, tahun 2012.
1. Seluruh responden penelitian mengalami penurunan BB, IMT dan PLT
setelah diberikan diet rendah karbohidrat.
2. Prevalensi jenis kelamin pria dan wanita masing-masing 50%, aktivitas
pelanggan tinggi adalah sebesar 25%, rata-rata umur responden
sebesar378,88 tahun, rata-rata asupan makanan sebesar1129152,92
kkal/hari, dan responden yang bekerja dalam kegiatan sehari-hari sebesar
90%.
3. Terdapat pengaruh pemberian diet rendah karbohidrat terhadap
perubahanBB, IMT dan PLT.
4. Terdapat hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dan aktivitas fisik
terhadap penurunan BB, IMT dan PLT pada pemberian diet rendah
karbohidrat.
7.2. Saran
Berikut merupakan saran-saran yang dapat diberikan untuk pelanggan,
Catering SlimGourmet dan peneliti selanjutnya terkait diet rendah karbohidrat di
Catering SlimGourmet, Jakarta Selatan, tahun 2012.
1. Aktivitas fisik pelanggan hendaknya diperbanyak untuk membantu proses
penurunan berat badan dengan diet rendah karbohidrat. Aktivitas fisik
dapat berupa olahraga pada sebelum atau sesudah bekerja di kantor
ataupun dengan berjalan kaki, memilih untuk naik tangga dibandingkan
dengan lift atau eskalator di tempat kerja. Intensitas dan durasi aktivitas
fisik disesuaikan dengan keadaan dan harus dimonitor untuk menghindari
gangguan kesehatan akibat perpaduan diet ekstrim dan olahraga.
70Universitas Indonesia
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
71
Universitas Indonesia
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
72
Universitas Indonesia
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
DAFTAR PUSTAKA
Abramof, Ness and Apovian, CM. (2006). Diet Modification for Treatment and
Prevention of Obesity. Journal of Clinical Endocrinology and
Metabolism. 29(1): 5-9. Tersedia dalam: http://jcem.endojournals.org/
(diakses 15 Januari 2012).
Albertsson, C. Erlanson dan J Mei. (2005). The Effect of Low Carbohydrate on
Energy Metabolism. International Journal of Obesity.29: S26
S30.Tersediadalam:
http://www.nature.com/ijo/journal/v29/n2s/full/0803086a (diakses 15
Januari 2012).
Adam, John MF. (2006). Obesitas dan Sindroma Metabolik. Bandung
Almatsier, Sunita. (Ed.).(2005). Penuntun Diet Edisi Baru.Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama
Atkins, RC. (1998). Dr. Atkins New Diet Revolutions. New York: Avon Books.
Bagchi, Debasis. (2007). Obesity: Epidemiology, Pathophysiology and
Prevention. Bocaraton: Taylor and Francis Group.
Barker, Helen M. (2002). Nutrition and Dietetics for Health Care (10th ed).
Philadelphia: Elseiver
Blaak, E. (2001). Gender Differences In Fat Metabolism. Current Opinion
Clinical Nutrition Metabolic Care. 4:499. Tersedia dalam
:http://journals.lww.com/co-clinicalnutrition/pages(diakses 12 Januari
2012).
Bongain, A. (1998). Obesity in Obstetrics and Gynecology. Di dalam:
Grosvenor (Ed.). Nutrition From Science to Life. Philadelphia: Harcourt
College Publisher.
Bouchard, C dan Despies, JP. (1993). Genetic and Nongenetic Determinants of
Regional Fat Distribution. Endocrine Reviews. 14:72. Tersedia dalam:
http://edrv.endojournals.org/ (diakses 12 Januari 2012).
Brown, Judith E. (2005). Nutrition Through the Life Cycle. 2 vols. California:
Thomson Wadsworth.
Brehm, Bonnie J. (2003). A Randomized Trial Comparing a Very Low
Carbohydrate Diet on Body Weight and Cardiovascular Risk Factors in
73Universitas Indonesia
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
74
Universitas Indonesia
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
75
Universitas Indonesia
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
76
http://journals.cambridge.org/action/displayJournal?jid=BJN (diakses 11
Januari 2012).
Kushner, Robert F dan Daniel H. Bessesen. (2007). Treatment of The Obese
Patient. New Jersey: Humana Press
Lau, David C.W dan James D.Douketis. (2007). 2006 Canadian Clinical Practice
Guidelines on The Management and Prevention of Obesity in Adults and
Children (Summary). Canadian Medical Association Journal. 51:13.
Tersedia dalam: www.cmaj.ca/ (diakses 18 Januari 2012).
Lightman, S.W, Pisanska K, Berman E.R. (1992). Discrepancy Between Self-
Reported and Actual Calorie Intake and Exercise in Obese Subjects.
Dalam: Nutrition and Dietetics for Health Care. Helen M. Barker. (Ed.).
Philadelphia: Elseiver.
Lofgren, P. (2002). Major Gender Differences in the Lipolytic Capacity of
Abdominal Subcutaneous Fat Cells in Obesity Observed Before and After
Long Term Weight Reduction. Journal of Clinical Endocrinal
Metabolism. 254:401-425. Tersedia dalam: http://jcem.endojournals.org/
(diakses 15 Januari 2012).
McArdle, W. (2000). Essentials of Exercise Physiology (2nd ed). Philadelphia:
Lippicot Williams &Wilkins
Miller-Keane Encyclopedia and Dictionary of Medicine, Nursing and Allied
Health (7th ed). (2003). Philadelphia: Elsevier
Misra, A, Vikram NK dan Gupta R. (2006). Waist Circumference Cut Off Points
and Actions Levels for Asian Indians for Identification of Abdominal
Obesity. International Journal of Obesity. 1:106-11. Tersedia dalam:
http://www.nature.com/ijo/index.html (diakses 29 Januari 2012).
Mittendorfer, B, Horowitz J.F dan Klein S. (2002). Effect of Gender of Lipid
Kinetics During Endurance Exercise of Moderate Intensity in Untrained
Subjects. American Journal of Physiology Endocrinology & Metabolism.
283:58. Tersedia dalam: http://ajpendo.physiology.org/ (diakses 15 Januari
2012).
Universitas Indonesia
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
77
Muth, Natalie Digate. (2009). What are The Guidelines for Percentage of Body
Fat Loss?. http://www.acefitness.org/112/what-are-the-guidelines-for-
percentage-of-body-fat/ (diakses: 29 Januari 2012).
Nieman, D.C. (1999). Influence of Obesity on Immune Function. Di dalam :
Grosvenor. (Ed.). Nutrition From Science to Life. Philadelphia: Harcourt
College Publisher.
Nix, Staci. (2004). Williams Basic Nutrition & Diet Therapy (12th ed). St. Louis:
Elsevier Mosby.
OECD Health Data. (2005). Health Policies and
Data.http://www.oecd.org/statisticsdata/. (diakses 25 Januari 2012).
Paulio et al. (1994). Body Fat Mass Determined by Hydrostatic Weighing.
Dalam Rosalind Gibson. Principles of Nutritional Assessment (2nd ed).
New York: Oxford University Press.
Purwanti, Peni Hedi. (2006). Pengaruh Diet Rendah Energi dan Rendah
Karbohidrat Terhadap IMT dan Persentase Lemak Tubuh pada Pasien
Wanita dengan Berat Badan Lebih di Prima Diet Catering Jakarta. Tesis.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia
Robarge, Ariel dan Benard W. Downs. (2007). The Atkins Paradigm. Di dalam:
Obesity: Epidemiology, Pathophysiology and Prevention. Ed. Debasis
Bagchi. Bocaraton: Taylor and Francis Group. Hal 239-242.
Robertson, M.D, G. Livesey dan J.C. Mathers. (2002). Quantitative Kinetics of
Glucose Appearance and Disposal Following a C-Labelled Starch Rich
Meal: Comparison of Male and Female Subjects. British Journal Of
Nutrition. 87:569. Tersedia dalam : http://journals.cambridge.org/ (diakses
29 Januari 2012).
Rosen, Thord, dan Ingvar Bosaeus. (2008). Increased Body Fat Mass and
Decreased Extracellular Fluid Volume in Adults With Growth Hormone
Deficiency. Clinical Endocrinology. 38: 63-71. Tersedia dalam:
http://onlinelibrary.wiley.com/journal/10.1111/%28ISSN%291365-
2265/issues (diakses 29 Januari 2012).
Setiadi, Yeni Sofiani. 2004. Hubungan Rasio Lingkar Pinggang-Pinggul (RLPP)
dan Persentase Lemak Tubuh (PLT) dengan Resiko Penyakit Jantung
Universitas Indonesia
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
78
Universitas Indonesia
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
79
Universitas Indonesia
Pengaruh pemberian..., Tri Mutiara Ramadhani, FKM UI, 2012
Lampiran 1
Terima kasih atas kesediaan waktu Anda untuk mengisi kuesioner ini. Kuesioner ini akan digunakan untuk
penelitian tugas akhir (skripsi) dari:
NPM : 0806461026
Topik penelitian yang dilakukan adalah Perbandingan Perubahan Indeks Massa Tubuh (IMT), Rasio Lingkar
Pinggang-Pinggul (RLPP), dan Persentase Lemak Tubuh (PLT) pada Pemberian Diet PowerSlim bagi Penderita
Kegemukan di Katering SlimGourmet Jakarta Selatan Tahun 2012.
Tujuan dibuatnya kuesioner ini adalah untuk mengetahui efek pemberian Diet PowerSlim pada responden dilihat
dari IMT, RLPP dan PLT. Hubungan umur, jenis kelamin dan aktivitas fisik dengan pemberian diet PowerSlim juga
akan diteliti.
Kuesioner ini terdiri dari 3 bagian, yaitu Profil Responden, Kuesioner Aktivitas Fisik, dan Form Food Recall 24
jam. Penjelasan pengisian kuesioner akan dijelaskan pada masing-masing bagian.
Dimohon untuk mengisi seluruh kuesioner yang ada dengan sebenar-benarnya sehingga kuesioner dapat diolah lebih
lanjut. Baik isi maupun identitas akan dijaga kerahasiannya. Data akhir akan ditampilkan secara keseluruhan, bukan
individual.
Jika anda memiliki pertanyaan terkait kuesioner ini dapat langsung ditanyakan kepada peneliti. Bila tidak
memungkinakan, dapat menghubungi nomor handphone 0818844490 atau e-mail tararawindra@gmail.com. Terima
kasih atas partisipasi Anda.
Hormat Saya,
1. PROFIL RESPONDEN
Silahkan menjawab keterangan di kolom Jawaban dibawah ini. Bila ada pilihan jawaban, lingkari jawaban
yang tepat. Tanda bintang (*) diisi oleh peneliti. Kolom kode diisi oleh peneliti.
Aktivitas/kerja berat adalah aktivitas yang membutuhkan kerja fisik yang berat sehingga membuat
napas berat atau ngos-ngosan serta jantung terasa berdebar.
Aktivitas/kerja sedang adalah aktivitas yang membutuhkan kerja fisik sedang sehingga membuat napas
sedikit lebih berat atau sedikit ngos-ngosan dan jantung sedikit terasa lebih berdebar.
Silahkan memilih atau mengisi jawaban dari pertanyaan berikut. Kolom kode diisi oleh peneliti.
Aktivitas rekreasi
(Olahraga, fitness, dan rekreasi lainnya)
No. Pertanyaan Jawaban Kode
10. Ya (1) _
Apakah Anda melakukan
(lanjut ke no.11)
olahraga, fitness, atau
rekreasi yang merupakan P10
Tidak (2) _
aktivitas berat minimal 10
(langsung ke
menit per hari?
no.13)
11. Berapa hari dalam seminggu _ hari P11
Dibawah ini merupakan isian mengenai asupan makanan Anda selama 24 jam terakhir. Misalnya waktu, pengisian
food recall pukul 10 pagi, maka Anda mengisi asupan makanan Anda sejak pukul 10 pagi kemarin. Data yang diisi
antara lain,
a. Jam makan
b. Nama masakan (misal: Rib Eye Steak)
c. Bahan-bahan masakan tersebut (bahan-bahan: daging rib eye, salad, kentang, saus BBQ, mentega)
d. Ukuran bahan-bahan (gunakan istilah piring besar, piring kecil, sendok makan, sendok teh,
potong kecil, potong besar,gelas, dll)
Mohon isi form ini selengkap-lengkapnya, termasuk minuman dan snack.
Nama :
Alamat :
No.Telp :
Pagi
(Jam _ _)
Snack
(Jam _ _) Kode: __ A/B
Snack
(Jam _ _)
Malam
(Jam _ _)
Pagi
(Jam _ _)
Snack
(Jam _ _)
Statistics
Asupan rata-rata
Sex Umur laki2 Pendidikan laki2 laki2 Aktivitas laki2 Pekerjaan laki2
N Valid 40 40 40 40 40 40
Missing 0 0 0 0 0 0
Maximum 1 1 1 2 1
Sex
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Umur laki2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
N Valid 20
Missing 4
Mean 1133.38
Minimum 1034
Maximum 1464
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Total 24 100.0
Pendidikan laki2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Aktivitas laki2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pekerjaan laki2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Deskriptifkategorik laki2
Pendidikan laki2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pekerjaan laki2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Aktivitas laki2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Umur laki2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Statistics
N Valid 20 20
Missing 0 0
Deskriptifkategorikwanita
pendidikanwanita
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Statistics
N Valid 20
Missing 4
Mean 1124.72
Maximum 1204
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Total 24 100.0
pekerjaanwanita
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
aktivitaswanita
umurwanita
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Statistics
N Valid 20 20
Missing 0 0
Deskriptifnumeric
Statistics
N Valid 20 20 20 20 20 20 20 20
Missing 0 0 0 0 0 0 0 0
Std. Error of Mean .082 .050 .3861 .1334 .2422 .3820 .1661 .1398
Std. Deviation .366 .224 1.7269 .5966 1.0833 1.7082 .7430 .6253
Minimum 0 0 2.0 .5 .3 .4 .1 .3
Selisihberatbadan laki2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Statistics
Beratba Beratba IMT IMT PLT PLT beratba beratba IMT IMT PLT PLT
danawa danakhi awal akhir awal akhir danawa danakhi awalwa akhirwa awalwa akhirwa
l laki2 r laki2 laki2 laki2 laki2 laki2 lwanita rwanita nita nita nita nita
N Valid 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Missin
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
g
Mean 92.200 86.755 30.920 29.050 30.815 28.405 73.185 70.155 28.505 27.260 35.925 34.680
Median 89.650 85.900 31.450 28.650 30.950 28.500 71.500 67.600 28.500 27.200 36.550 35.250
Bivariat
N Correlation Sig.
Paired Differences
95% Confidence
Interval of the
Mean Std. Deviation Std. Error Mean Difference t df Sig. (2-tailed)
Pair 1 Selisihberatba
dan laki2 -
2.4000 2.0868 .4666 1.4233 3.3767 5.143 19 .000
selisih bb
wanita
Descriptives
95% Confidence
Interval for Mean
ANOVA
Total 169.704 39
Total 21.158 39
Total 43.300 39
Multiple Comparisons
Bonferroni
Descriptives
N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum
ANOVA
Total 55.442 19
Total 10.490 19
Total 7.430 19
Multiple Comparisons
Bonferroni
Descriptives
ANOVA
Total 6.762 19
Total 56.662 19
Total 22.298 19
Multiple Comparisons
Bonferroni
Dependent Variable (I) (J) Std. Error Sig. 95% Confidence Interval
Descriptives
N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum
Total 43.300 39
Descriptives
N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum
ANOVA
Total 21.158 39
Descriptives
Selisihberatbadan laki2
N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum
Selisihberatbadan laki2
N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum
ANOVA
Selisihberatbadan laki2
Total 169.704 39
Umur
Descriptives
Selisihberatbadan laki2
N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum
ANOVA
Selisihberatbadan laki2
Total 169.704 39
Descriptives
N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum
37 1 .900 . . . . .9 .9
46 1 .800 . . . . .8 .8
ANOVA
Total 21.158 39
N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum
24 1 .300 . . . . .3 .3
46 1 .800 . . . . .8 .8
50 1 .300 . . . . .3 .3
Total 43.300 39
Descriptives
Selisihberatbadan laki2
N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum
ANOVA
Selisihberatbadan laki2
Total 56.662 19
Descriptives
95% Confidence
Interval for Mean
Lower Upper
N Mean Std. Deviation Std. Error Bound Bound Minimum Maximum
ANOVA
Total 169.704 39
Total 21.158 39
Total 43.300 39
95% Confidence
Interval for Mean
Lower Upper
N Mean Std. Deviation Std. Error Bound Bound Minimum Maximum
ANOVA
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Total 56.662 19
Total 6.762 19
Total 22.298 19
Descriptives
N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum
24 1 .500 . . . . .5 .5
ANOVA
Total 6.762 19
Descriptives
95% Confidence
Interval for Mean
Lower Upper
N Mean Std. Deviation Std. Error Bound Bound Minimum Maximum
ANOVA
Total 52.645 18
Total 10.177 18
Total 7.426 18
Descriptives
selisih bb wanita
N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum
ANOVA
selisih bb wanita
Total 55.442 19
AsupanMakanan
Descriptives
Selisihberatbadan laki2
N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum
ANOVA
Selisihberatbadan laki2
Selisihberatbadan laki2
Total 169.704 39
Descriptives
N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum
1092 1 .500 . . . . .5 .5
1146 1 .800 . . . . .8 .8
ANOVA
Total 21.158 39
Descriptives
N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum
1092 1 .300 . . . . .3 .3
1098.5 1 .900 . . . . .9 .9
1146 1 .700 . . . . .7 .7
1204.5 1 .300 . . . . .3 .3
ANOVA
Total 43.300 39
Descriptives
N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum
ANOVA
Selisihberatbadan laki2
Total 56.662 19
95% Confidence
Interval for Mean
Lower Upper
N Mean Std. Deviation Std. Error Bound Bound Minimum Maximum
ANOVA
Total 169.704 39
Total 21.158 39
Total 43.300 39
Descriptives
Selisihberatbadan laki2
95% Confidence
N Mean Std. Deviation Std. Error Interval for Mean Minimum Maximum
ANOVA
Selisihberatbadan laki2
Mean
Sum of Squares df Square F Sig.
Total 56.662 19
Descriptives
95% Confidence
Interval for Mean
Lower Upper
N Mean Std. Deviation Std. Error Bound Bound Minimum Maximum
ANOVA
Total 6.762 19
N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum
37 1 .900 . . . . .9 .9
46 1 .800 . . . . .8 .8
ANOVA
Total 10.489 19
Descriptives
ANOVA
Total 22.298 19
Descriptives
selisih bb wanita
95% Confidence
Interval for Mean
ANOVA
selisih bb wanita
selisih bb wanita
Total 55.442 19
Descriptives
95% Confidence
Interval for Mean
Lower Upper
N Mean Std. Deviation Std. Error Bound Bound Minimum Maximum
ANOVA
Total 10.489 19
Total 7.430 19
Descriptives
N Mean Std. Deviation Std. Error 95% Confidence Interval for Mean Minimum Maximum
24 1 .300 . . . . .3 .3
ANOVA
Total 22.298 19
Descriptives
Selisihberatbadan laki2
N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum
ANOVA
Selisihberatbadan laki2
Total 56.662 19
Descriptives
N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum
1092 1 .500 . . . . .5 .5
ANOVA
Total 6.762 19
Descriptives
N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum
1092 1 .300 . . . . .3 .3
1098.5 1 .900 . . . . .9 .9
ANOVA
Total 22.298 19
Descriptives
selisih bb wanita
N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum
ANOVA
selisih bb wanita
Total 55.442 19
Descriptives
N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum
1146 1 .800 . . . . .8 .8
ANOVA
Total 10.490 19
Descriptives
N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum
1146 1 .700 . . . . .7 .7
1204.5 1 .300 . . . . .3 .3
ANOVA
Total 7.430 19
Descriptives
Selisihberatbadan laki2
N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum
Selisihberatbadan laki2
Total 56.662 19
Pekerjaan
Descriptives
95% Confidence
Interval for Mean
Lower Upper
N Mean Std. Deviation Std. Error Bound Bound Minimum Maximum
ANOVA
Total 169.704 39
Total 21.158 39
Total 43.300 39
Warnings
There are fewer than two groups for dependent variable Selisihberatbadan laki2. No
statistics are computed.
There are fewer than two groups for dependent variable Selisih IMT laki2. No statistics
are computed.
There are fewer than two groups for dependent variable Selisih PLT laki2. No statistics
are computed.
N Correlation Sig.
N Correlation Sig.
Paired Differences
Descriptives
95% Confidence
Interval for Mean
Lower Upper
N Mean Std. Deviation Std. Error Bound Bound Minimum Maximum
ANOVA
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Total 55.442 19
Total 10.490 19
Total 7.430 19
Pendidikan
Warnings
There are fewer than two groups for dependent variable Selisihberatbadan laki2. No
statistics are computed.
There are fewer than two groups for dependent variable Selisih IMT laki2. No statistics
are computed.
There are fewer than two groups for dependent variable Selisih PLT laki2. No statistics
are computed.
Warnings
There are fewer than two groups for dependent variable Selisihberatbadan laki2. No
statistics are computed.
There are fewer than two groups for dependent variable Selisih IMT laki2. No statistics
are computed.
There are fewer than two groups for dependent variable Selisih PLT laki2. No statistics
are computed.