Anda di halaman 1dari 21

THE BLACK DEATH

Pembimbing :
Arwinda Nugraheni SKM, MEpid

Oleh :
Wahyu Tri Anggono 1820221173
Warda Azzahra H P 1820221192
Rachmah Khoerunnissa 1820221151
Salma Auliannisa 1820221132

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UPN “VETERAN” JAKARTA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
PERIODE 6 JULI 2020 – 18JULI 2020
Definisi wabah
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia 1989
Wabah berarti penyakit menular yang berjangkit dengan cepat,
menyerang sejumlah besar orang di daerah yang luas.

Departemen Kesehatan RI Direktorat Jenderal Pemberantasan


Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman 1981
Wabah adalah peningkatan kejadian kesakitan atau kematian yang telah
meluas secara cepat, baik jumlah kasusnya maupun daerah terjangkit
The Black Death
• Pada abad ke 13-14 terjadi epidemi penyakit dengan mortalitas tinggi di seluruh
dunia, disebut The Black Death (penyakit sampar, pes (Yersinia pestis), Bubonic
plague).
• Nama "Maut Hitam" berasal dari gejala khas dari penyakit ini, yang disebut acral
necrosis, di mana kulit penderita menjadi menghitam karena pendarahan
subdermal.
• Membunuh hampir 100 juta penduduk di seluruh dunia dalam tempo 300 tahun
 sepertiga populasi Eropa (sekitar 34 juta) meninggal
• Kematian dalam jumlah serupa terjadi pada penduduk China, India, Timur Tengah
dan Afrika. Meskipun jumlah total tidak diketahui, outbreak 1348-1349
diperkirakan telah membunuh 400,000 orang di Suriah
The Black Death
• The Black Death dimulai pada awal 1330 ketika wabah sampar yang mematikan
meletus di China.
• Pada waktu itu China merupakan pusat perdagangan paling ramai di dunia,
sehingga epidemi sampar dengan cepat meluas ke Asia Barat dan Eropa.

• Pada Oktober 1347, sejumlah kapal dagang Italia kembali dari pelayaran di Laut
Hitam yang merupakan kunci penghubung perdagangan Eropa dengan China.
• Ketika kapal berlabuh di bandar Messina di Sicilia, banyak penumpang kapal
telah meninggal karena penyakit itu. Dalam waktu beberapa hari, penyakit
menyebar ke seluruh kota dan sekitarnya.
Penyakit sampar/pes
• Disebabkan oleh Yersinia pestis yang menginfeksi rodensia
(terutama tikus), lalu menular ke manusia melalui gigitan kutu
(flea).

• Penyakit sampar menyebabkan demam, pembengkakan


kelenjar limfe, dan bercak-bercak merah di kulit, sehingga
wabah sampar disebut Bubonic Plague (bubo‘ artinya inflamasi
dan pembengkaan kelenjar limfe).
The Black Death
• Mula-mula penduduk percaya, penyakit sampar  kutukan Tuhan
• Untuk mencegah epidemi, penduduk mengubur korban sampar
yang meninggal secepatnya. Tetapi upaya itu ternyata tidak
membantu menurunkan wabah.

• Orang menarik pelajaran bahwa satu-satunya cara yang efektif


untuk mengatasi The Black Death adalah mengisolasi individu
yang terkena penyakit sampar dan keluarganya atau bahkan
seluruh penduduk desa ke dalam karantina selama 40 hari.
The Black Death
• Periode karantina 40 hari ditentukan berdasarkan pengamatan para dokter
dan pejabat kesehatan di Italia pada masa itu bahwa waktu yang diperlukan
sejak terpapar oleh agen infeksi hingga kematian berkisar 37-38 hari.

• Di kemudian hari diketahui dengan lebih terinci bahwa periode waktu itu
terdiri atas periode laten 10-12 hari (sejak terpapar hingga terinfeksi),
disusul dengan periode infeksi asimtomatis 20-22 hari (sejak terinfeksi
hingga timbul tanda dan gejala klinis), disusul dengan 5 hari gejala klinis
sebelum kematian. Jadi penderita mempunyai waktu 32 hari untuk
membawa infeksi tanpa seorangpun mengetahuinya.
The Black Death
• Secara tradisi The Black Death diyakini disebabkan oleh salah satu dari tiga bentuk
Yersinia pestis (bubonik, pnemonik, dan spetikemik).
• Tetapi beberapa ilmuwan dewasa ini menduga, penyakit itu disebabkan suatu virus
yang menyerupai Ebola atau antraks.
• Dua peneliti biologi molekuler dari Universitas Liverpool, Profesor Christopher
Duncan dan Susan Scott menganalisis sejarah Bubonic Plague dan menerapkan
biologi molekuler
• Berdasarkan analisis  agen penyebab wabah sampar bukan suatu bakteri
melainkan filovirus yang ditularkan langsung dari manusia ke manusia.
• Filovirus memiliki pertalian dengan virus Ebola yang melanda beberapa negara
Afrika akhir abad ke 20.
The Black Death di Indonesia
• Bakteri Pestis Yersinia, pernah membunuh ratusan ribu jiwa di
dunia, karena kelalaian dan minimnya pengetahuan manusia.
Catatan sejarah menyebutkan tahun 1911-1926, rakyat Indonesia
juga terjangkit wabah mematikan ini

• Wabah ini menelan korban 120.000 jiwa. Sebuah angka yang


cukup menakutkan. Sebagian besar korban berasal dari Jawa
Tengah. Namun, wabah pertama kali terjadi di Malang, Jawa
Timur dan kemudian merembet ke seluruh Pulau Jawa kala itu.
• Tidak banyak masyarakat yang memahami wabah tersebut. Rakyat banyak yang
berpasrah diri bahkan alternatif yang dilakukan adalah mengandalkan orang pintar
(dukun). Tentu hasilnya nihil, dukun tak mampu mencegah penyebaran wabah tersebut.

• Pemerintah kolonial Hindia-Belanda, kemudian menjalankan program pembongkaran


hampir sejuta rumah. Rumah dibongkar di bagian atap, dinding anyaman, dan menutup
lubang bambu tempat tikus bersembunyi. Pemerintah kolonial Belanda juga menjalankan
program pembatasan perpindahan penduduk dan pembatasan sosial untuk mencegah
penyebaran wabah ini.

• Gerak cepat pemerintah kolonial dalam menangani Pes, tidak terlepas dari pengalaman
tragis orang-orang Eropa yang terjangkit wabah serupa pada abad ke-14.
Gejala The Black Death
Menurut Profesor Duncan
• demam mendadak
• Nyeri
• perdarahan organ dalam
• efusi darah ke kulit yang menimbulkan bercak-bercak di kulit,
khususnya sekitar dada.
Karena itu Duncan dan Scott menamai epidemi penyakit sampar 
wabah hemoragis (haemmorhagic plague), bukan Bubonic Plague yang
lebih menonjolkan aspek pembesaran kelenjar limfe.
PES (SAMPAR)
• Merupakan salah satu penyakit yang termasuk dalam Internasional
Health Regulation (IHR), UU Karantina No. 1 & 2 tahun 1962 serta
UU. Wabah No. 4 tahun 1984, sehingga sesuai Undang- undang
pengelolaan penyakit tersebut dibawah tugas dan kewenangan
Pusat (Ditjen PPM dan PL) dan perlu pengamatan yang intensif.

• Batasan KLB Pes adalah ditemukannya 1 (satu) penderita dengan


ditandai gejala klinis Pes yaitu demam, bubo, berak darah, batuk
darah.
Gejala Klinis
a. Tipe Bubonik, dengan gejala demam, konstipasi, diare, muntah dan
gejala spesifik lymphadenitis (pembesaran kelenjar getah bening di
daerah ketiak dan lipat paha).
b. Tipe pulmonik ditandai dengan gejala malaise, sakit kepala, muntah,
batuk dengan sputum yang produktif dan cair serta sesak nafas.
c. Stadium meningitis ditandai dengan gejala sakit kepala hebat, kaku
kuduk serta dapat berlanjut dengan kejang dan koma.

Masa inkubasi tipe bubo  2-6 hari, tipe paruparu  2-4 hari.
Sumber Penularan
• Sumber penyakit Pes adalah hewan-hewan rodent
(tikus,kelinci). Kucing dapat pula sebagai sumber
penularan kepada manusia.
• Ditularkan dari tikus ke manusia, melalui gigitan pinjal
yang merupakan vektor dari penyakit ini.
• Jenis pinjal yang dikenal sebagai vektor penyakit pes
antara lain : Xenopsylla cheopis, Culex iiritans, Neopsylla
sondaica, Stivalius cognatus
Penyebaran
Wabah penyakit ini muncul melalui tiga varian penularan.
a. Varian Bubo  Paling sering
Varian Pes berasal dari pembengkakan kelenjar getah bening (Bubo) yang muncul
di leher korban, ketiak ataupun pangkal paha. Penyakit ini tumbuh dengan
berbagai ukuran, dimulai dari sebesar telur hingga sebesar apel. Meskipun
beberapa orang selamat dari penderitaan, wabah penyakit ini biasanya hanya
memberikan harapan hidup satu minggu pada korban. Penyebaran wabah Pes
bermula dari serangga (umumnya kutu) yang terinfeksi melalui kontak langsung
dengan hewan pengerat termasuk di antaranya tikus dan marmot yang terinfeksi
wabah. Setelah tikus tersebut mati, kutu menggigit manusia dan menyebarkannya
kepada manusia.
b. Varian kedua
wabah Pneumonia yang menyerang sistem pernapasan dan disebarkan hanya
dengan menghirup udara yang dihembuskan melalui korban. Wabah penyakit ini
jauh lebih mematikan dibanding wabah Pes, harapan hidup hanya dapat diukur
dalam satu atau dua hari.

c. Varian ketiga
Penularan wabah Septicemia, wabah ini menyerang sistem darah. Berbeda dengan
kedua wabah lainnya, varian ini dapat menyebar melalui gigitan serangga atau
hewan pengerat yang telah terinfeksi, atau melalui kontak dengan manusia yang
telah terinfeksi lainnya.
Investigasi Epidemiologi di Indonesia
• Penyelidikan epidemiologi dilakukan terhadap setiap laporan
adanya tersangka kasus pes pada manusia Tersangka Pes adalah
ditandai dengan gejala klinis.

• Untuk pemeriksaan serologi, serum dibawa dengan termos es


ke Balai Laboratorium K esehatan terdekat dan dikonfirmasi ke
BLK Yogyakarta. Apabila belum dapat dikirim, serum dapat
disimpan di kulkas Puskesmas atau Dinas Kesehatan.
Investigasi Epidemiologi di Indonesia
• Penetapan diagnosis KLB apabila suatu Desa, Dusun, RW
memenuhi salah satu kriteria sebagai berikut :
a. Pada pemeriksaan secara sero kenversi meningkat 4 kali
lipat (2 X pengambilan).
b. Flea Index Umum > 2, FI khusus > 1
c. Ditemukan yersinia pestis dari pinjal, tikus, tanah, sarang
tikus atau bahan organik lain, manusia hidup maupun
meninggal , pada suatu desa/lurah/dusun/RW

Anda mungkin juga menyukai