Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN UTAMA

Kehilangan adalah satu kata yang saat ini banyak mendiskripsikan


perasaan banyak orang di dunia, mulai kehilangan ayah, ibu, saudara, sahabat
serta orang tercinta lainnya. Tidak hanya itu kehilangan pekerjaan, ekonomi,
hingga waktu yang berharga pun ikut hilang. Penyebab terbesar kehilangan itu
tidak lain dampak dari wabah yg kini hampir dua tahun kita hadapi, wabah yang
manusia ketahui bernama Corona Disease Virus (COVID-19) telah menjangkit
lebih dari 200 juta dan menewaskan lebih dari 5 juta penduduk dunia saat ini.
Wabah virus covid-19 bermula di Wuhan, Hubei, RRC, pada akhir tahun 2019
lalu, dan dengan cepat menyebar ke berbagai negara termasuk di Indonesia hanya
dalam waktu beberapa bulan. Karena penularannya yang sangat cepat dan terjadi
secara global di seluruh negara, benua atau bahkan dunia. Dengan demikian
penyakit tersebut telah menjadi masalah bagi seluruh dunia yang disebut dengan
pandemi.
Corona Disease Virus ialah jenis penyakit yang belum teridentifikasi
sebelumnya oleh manusia, virus corona umumnya terdapat pada hewan dan dapat
menyebabkan penyakit pada hewan ataupun manusia, orang yang sudah terinfeksi
virus maka akan dengan mudah menyebarkannya pada orang lain, penyakit ini
merupakan infeksi yang terjadi pada pernafasan mulai dari flu biasa hingga
penyakit yang lebih parah seperti Sindrom Pernafasan Timur Tengah (MERS) dan
Sindrom Pernafasan Akut Parah (SARS).
Pandemi Covid-19 telah menjadi ancaman besar bagi kesehatan dan
keselamatan global, sehingga perlu dilakukan upaya yang cepat dan tepat untuk
mengontrol penyebaran epidemi dan mengurangi kasus kematian dari penyakit
tersebut. Pemerintah Indonesia sendiri telah menetapkan kasus penyebaran virus
corona sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) ). Yang berarti, penanganan kasus
sepenuhnya diambil alih oleh negara, termasuk dalam hal pembiayaan rumah sakit
bagi pasien yang terjangkit. Beberapa upaya lainnya juga dilakukan untuk
mencegah dan mengatasi covid-19 seperti pembatasan kegiatan atau mengikuti
protokol kesehatan 3M (Memakai masker, Mencuci tangan dan Menjaga jarak)
hingga yang terbaru dengan menggunakan vaksin. Hadirnya vaksin tentu menjadi
harapan dan kabar gembira bagi kita semua untuk segera keluar dari pandemi,
karena target dari vaksin adalah membentuk imunitas kelompok (herd immunity),
di mana sebagian besar masyarakat dapat terlindungi dari infeksi virus dan
menghambat penularan secara signifikan, sehingga dapat memusnahkan pandemi
secara perlahan, saat ini gerakan untuk vaksinasi telah dilakukan di seluruh dunia,
tidak terkecuali Indonesia.
Meski vaksin covid-19 sudah secara resmi hadir sejak januari 2021 lalu di
Indonesia, namun hingga saat ini masih banyak mansyarakat yang bertentangan
atau menolak kehadiran vaksin, berbagai hal menjadi alasan dari penolakan
masyrakat mengenai vaksin di antaranya ialah masalah kandungan serta efek
samping dari vaksin. Tapi perlu diketahui bahwa vaksin bukan hal baru lagi bagi
dunia karena vaksin telah hadir sejak ratusan tahun yang lalu untuk mengatasi
berbagai wabah atau pandemi. Bahkan sebagian besar warga Indonesia telah
melakukan vaksin sejak bayi misalnya dengan vaksin campak, polio, hepatitis b,
dan lain-lain.
Nah ini menjadi tanda bahwa sebelum munculnya pandemi covid-19, manusia
telah melewati beberapa wabah besar seperti :
 Pes (justinian)
Yaitu pada tahun 541-542 wabah pes pertama kali muncul, wabah
ini juga kita kenal dengan sebutan wabah Justinian. Wabah ini pertama
kali muncul di konstatinopel, di ibu kota kekaisaran romawi timur pada
tahun 541. Dan menelan korban jiwa sebanyak 30-50 juta yang dapat
diperkirakan hampir mencakup setengah dari populasi penduduk dunia
pada masa itu. Pes dapat di sebabkan oleh bakteri Yersina pestis yang di
bawa oleh kutu pada tikus. Seseorang dapat tersinfeksi penyakit pes
dengan melalui sebuah gigitan dari kutu tikus, atau bisa juga melalui
gigitaan secara langsung oleh tikus yang telah terinfeksi.
 Pes (the black death)
Tahun 1347-1351 merupakan awal munculnya wabah black death
atau sering disebut maut hitam, wabah ini adalah suatu pandemi pertama
yang terjadi di Eropa dan menelan korban jiwa sepertiga dari populasi
Eropa. Istilah maut hitam di ambil karna salah satu gelaja dari penyakit ini
ialah menghitamnya kulit dari penderita penyakit tersebut karna
pendarahan subdermal. Penularan paling umum dari penyakit ini adalah
dengan menyerang kelenjar getah bening yang akan muncul pada leher
korban. Kemudian menyerang sistem pernafasan yang dapat di sebarkan
hanya dengan menghirup udara yang berasal dari korban.
Wabah ini diperkirakan mengambil nyawa kurang lebih 200 juta
orang pada zaman ke-14. Korban yang selamat dari wabah maut hitam
akan mengalami masa pemulihan kesehatan dan akan berumur panjang
dimana rata-rata orang selamat tersebut akan tutup usia di kisaran 70
sampai 80 tahun di bandingkan dengan orang yang hidup sebelum wabah
ini melanda.
 Pes (Wabah besar london)
Musim panas pada tahun 1665-1666 merupakan tahun paling
menakutkan serta mematikan. Puluhan ribu warga london meninggal
dengan cara mengenaskan dengan kondisi kulit yang menghitam dan
melepuh. Pada mei 1665, 3 orang di nyatakan meninggal secara misterius
di pinggiran london. Jumlah tersebut kemudian semakin meningkat
sebanyak 6.137 di bulan juni dan semakin berlipat ganda pada satu bulan
berikutnya hingga mencapai 31.159 pada bulan agustus.
Delapan belas bulan sejak bulan mei, dapat diperkirakan 100.000
dari total populasi penduduk yang berjumlah 460.000 warga london tewas.
Hanya butuh waktu beberapa bulan saja kota london berubah menjadi kota
yang nyaris saja mati karna wabah tersebut. Sama dengan wabah
sebelumnya wabah ini juga disebabkan oleh bakteri Pestis yersinia.
 Kolera
Kolera adalah infeksi bakteri akut yang dapat menyebabkan
gangguan pencernaan yaitu diare, muntah-muntah dan kram kaki. Kolera
di sebabkan oleh bakteri Vibrio Cholerae yang masuk ke dalam usus
melalui makanan ataupun minuman yang telah terkontaminasi bakteri.
Awal munculnya wabah kolera ini diperkirakan berasal dari india sejak
abad ke-5 SM, dan wabah ini muncul di india pada tahun 1817-1823.
Gejala yang dapat kita temukan pada korban terinfeksi kolera adalah
dengan kulit yang mulai membiru keabu-abuan, mata cekung, hingga
adanya cairan yang keluar dengan cukup parah.
Butuh waktu kurang lebih enam tahun bagi wabah ini untuk
menyebar hingga ke seluruh belahan dunia. diantaranya penyebaran ini
terjadi di cina dan rusia, kemudian wabah kedua muncul di eropa di tahun
1829. Dan wabah ini mencapai kanada pada tahun 1832, lalu menyebar ke
amerika latin pada tahun 1852. Penyakit kolera ini membunuh banyak
penduduk di berbagai belahan benua kecuali benua antartika.
 Flu Spanyol
Pada tahun 1918 terjadi wabah penyakit di negara spanyol yang di
tetapkan sebagai pandemi dalam waktu singkat karna proses
penyebarannya yang terbilang cepat. Pandemi ini tercatat dalam sejarah
sebagai pandemi pertama yang terjadi di tahun 430 SM. Sejarah telah
mencatat bahwa Penyakit ini dikenal dengan nama penyakit “Flu Spanyol”
penyakit tersebut bisa dikatakan sangat berbahaya karna dapat
menimbulkan pandemi hanya dalam waktu yang sangat singkat. Penyakit
ini pertama kali muncul saat terjadinya perang Peloponnesia antara kota
yunani kuno yakni Athena dengan Sparta, saat terjadi perang penduduk
athena tidak menghadapi lawan ataupun musuh tetapi sedang melawan
serangan wabah penyakit mematikan, hal tersebut terjadi selama 4 tahun
yang mampu menyebabkan athena kehilangan sepertiga penduduk dan
pasukan militernya
Gejala penyakit ini dapat dengan jelas di ketahui karna apa bila
warga terjangkit penyakit tersebut maka akan merasakan rasa panas yang
menyerang kepala. Kemudian gejala lainnya seperti radang yang ada pada
mata dan organ dalam seperti lidah dan tenggorokan, radang tersebut dapat
mengeluarkan darah dan bau busuk yang tidak alami. Sebagian besar
penduduk athena yang terserang flu spanyol meninggal dunia pada hari
ketujuh atau kedelapan setelah di nyatakan terjangkit virus.
Penyakit yang melanda spanyol di sebabkan ini oleh virus
Influenza A subtipe H1N1 yang di ketahui memiliki tingkat kematian yang
sangat tinggi dan dapat menjangkit orang dengan kisaran usia 20 hingga
40 tahun. Dengan cepat penyakit ini menular dan menyebabkan 25 juta
orang meninggal dunia dalam kurun waktu enam bulan. Seperlima dari
penduduk dunia dinyatakan terinfeksi. Hingga kini belum di temukan asal
dari flu ini, namun ada kemungkinan flu tersebut berasal dari burung.
Flu Spanyol terjadi pada awal Maret 1918 hingga Juni 1920, dan
menyebar luas keseluruh belahan dunia. Dapat diperkirkan memakan
korban hingga 50-100 juta jiwa di seluruh dunia hanya dengan kurun
waktu 2 tahun. Wabah flu ini dapat dibagi menjadi 3 gelombang yang
pertama pada musim semi 1918 yang merupakan gelombang pertama dan
saat itu flu tersebut masih tergolong flu biasa. Musim gugur 1918
merupakan gelombang kedua dan terjadi di tahun yang sama yaitu 1918
dan merupakan geombangdengan angka kematian tertinggi. Dan yang
terakhir gelombang ketiga pada musim dingin tahun 1919 yang merupakan
tahun kedua adanya wabah virus dan dengan angka kematian yang di
perkirakan berkisar antara gelombang pertama dan gelombang kedua.
Wabah flu ini tersebar di seluruh dunia melalui jalur perdagangan,
melalui jalur perdgangan tersebut virus di sebarkan keseluruh dunia,
menyebar hingga ke seluruh dataran Amerika Utara, Eropa, Asia, Brasil
dan Pasifik Selatan, dengan menyebarnya virus tersebut menyebabkan
tingkat kematian yang sangat parah.
 Flu asia
Flu asia berasal dari wabah penyakit influenza A subtipe H2N2.
Asal muasal flu asia ini diduga dari negara cina pada tahun 1956-1958.
Jumlah korban yang di perkirakan sebanyak satu hingga empat juta
korban, negara yang terkena dampak flu tersebut adalah hongkong,
singapure dan amerika serikat. Kasus pertama wabah ini di laporkan di
Guizgou cina selatan pada tahun 1956 atau awal 1957.
 Flu hongkong
Pada tahun 1968 hongkong di serang wabah virus berjenis
InfluenzaA tipe H3N2, dan kasus flu hongkong pertama kali terjadi pada
tanggal 13 juli 1968 dan berlangsung hingga tahun 1970. Hanya dengan
kurung waktu 3 bulan virus ini menyebar hingga ke filipina, singapura,
vietnam, india, australia, amerika serikat, hingga eropa. Gejala yang di
timbulkan oleh flu hongkong yaitu menggigil, nyeri otot dan demam
gejala ini akan bertahan selama 4-6 hari. Jumlah total korban dari wabah
ini yaitu 1 juta jiwa.
 HIV/AIDS
Penyakit ini disebabkan oleh Human Immunodeficency Virus
(HIV) sehingga dapat menyebabkan terjadinya Acquired Imuno Deficency
Syndrome (AIDS). Virus ini berawal dari virus yang terdapat pada hewan
sinpanse di afrika barat pada tahun 1920-an. Penyakit ini pertama kali
ditemukan pada tahun 1976 di kongo dan kemudian di tetapkan sebagai
pandemi global pada tahun 1981. Hingga saat ini penyakit ini masih bisa
kita temukan, sejak pertama kali ditemukannya penyakit ini telah menelan
korban jiwa sebanyak 36 juta jiwa dari seluruh belahan dunia.
 SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome)
Penyakit ini terjadi pada tahun 2002-2003. Penyakit ini disebabkan
oleh Coronavirus. Lagi dan lagi virus ini berasal dari negara cina yakni
mprovinsi Guangdong. Dan di tetapkan menjadi pandemi karna
penyebaran yang sangat cepat dapat hanya dengan beberapa bulan saja
sars telah menyebar ke 37 negara di seluruh dunia. jumlah kasus positif
sars yang terdapat di seluruh dunia di perkirakan mencapai 8.437 orang
dengan 813 yang dinyatakan meninggal dunia.
 Flu Babi
Pada tahun 2009-2010 dunia dilanda oleh virus baru yang saat ini
kita kenal dengan sebutan flu babi, yaitu jenis virus H1N1 virus ini sangat
mudah menular, virus ini dapat di menular dari satu orang ke orang
lainnya. Flu babi ini juga menunjukkan gejala seperti flu pada umumnya,
yakni bersin, batuk, demam, mata kemerahan dan hidung tersumbat. Virus
ini diketahui sebagai kombinasi virus dari babi, burung dan manusia.
Sasaran penyakit ini lebih banyak kepada anak berusia 5 tahun kebawah
dan orang-orang yang berusia 65 tahun ke atas.

 MERS (Middle East Respiratory Syndrome)


Kemunculan penyakit mers terjadi pada tahun 2012. Penyakit ini
pertamakali di temukan di negara arab saudi, yang membedakan wabah ini
dengan yang lain adalah penyakit ini tidak menunjukkan gejala klinis,
gejala mesr yang khas termasuk batuk, demam, dan sesak nafas, sehingga
sulit untuk di deteksi, hal yang dilakukan untuk mengetahui orang yang
positif adalah dengan melakukan serangkaian tes laboratorium.
Namun penyakit mers ini tidak mudah menular, penyakit ini dapat
menular antar manusia dengan kondisi kesehatan yang tertentu, karna hal
inilah penyakit ini tergolong memiliki itngkat penularan yang lambat.
Jumlah pasien yang terkonfirmasi mers dari tahun 2012-2019 sebanyak
2.496 dan meninggal sebanyak 858 jiwa.
 Ebola
Penyakit ebola pertama kali muncul di republik demokratik kongo
dan juga sudan pada tahun 1976. Namun kasus terbaru yang terjadi pada
tahun 2013-2016 yang menginfeksi salah satu warga di afrika barat dan
menyebabkan 11.325 kematian dari 28.600 orang yang telah terinfeksi.
Kasus pertama virus ebola di temukan di desa guinea pada tahun 2014 dan
menyebar hingga ke negara tetangga di afrika barat. Virus ini di sebarkan
melalui hewan liar seperti kelelawar buah, landak dan primata non-
manusia. Virus ini berawal dari seekor kelelawar yang menggigit anak
umur satu tahun di guinea, afrika.
Kehadiran vaksin dalam menangani pandemi itu bermula pada tahun 1796
ditemukan oleh seorang dokter dari Inggris bernama Edward Jenner yang juga
sebagai ilmuwan ikut mencari solusi dari masalah wabah penyakit cacar pada
masa itu dengan mencatat sebuah pola. Edwar Jenner melakukan penelitian
dengan meneliti seorang pekerja harian yang terkena penyakit cacar sapi
(cowpox) dari sapi-sapi mereka, penyakit yang jauh lebih jinak, tapi tidak
terjangkit cacar(smallpox). Dia mengambil beberapa cairan dari luka penderita
cacar sapi (cowpox) dan menggoreskan ke kedua lengan James Phipps, putra
tukang kebunnya yang berusia delapan tahun. Dia membuktikan adanya
kekebalan terhadap cacar setelah proses tersebut dilakukan. Empat pulah delapan
(48) hari kemudian Jenner memberi nama penemuannya ini dengan nama
“vaksin” atau bahasa latin dari Sapi.
Jika sebelumnya vaksin hanya untuk mengatasi masalah wabah cacar,
pada tahun 1880, Louis Pasteur mulai mengembangkan jenis lain. Dia membuat
vaksin untuk rabies, kolera, dan antraks. Hal ini terjadi setelah beberapa wabah
memang berkembang di dunia. Tahun 1890, vaksin difteri dan tetanus diciptakan
oleh ilmuwan Jerman Emil von Behring. Selain Pasteur dan von Behring, salah
satu penemu vaksin paling produktif adalah Maurice Hilleman. Dia
mengembangkan vaksin untuk campak, gondok, hepatitis A, hepatitis B, cacar air,
meningitis, hingga pneumonia. Antara tahun 1890 hingga 1950, vaksin yang
berasal dari bakteri juga dikembangkan. Saat itu mulai muncul vaksin Bacillis-
Calmette-Guerin (BCG), yang masih digunakan sampai sekarang. Metode kultur
jaringan virus berkembang dari 1950 sampai 1985, me-nyebabkan munculnya
vaksin polio. Vaksin ini telah memberantas penyakit polio di seluruh dunia, dan
terbaru vaksin covid-19 yang ditemukan pada tahun 2020 untuk penyakit virus
corona.
Perjalanan panjang disertai keberhasilan vaksin selama ini telah menjadi
bukti nyata bahwa vaksin sangat berperan besar dalam meningkatkan taraf
kesehatan masyarakat secara global, dengan melihat manfaat dari vaksin yaitu
selama penggunaannya, vaksin sangat efektif dalam melawan, memusnahkan dan
meminimalisir infeksi penyakit seperti cacar, polio, dan rubella. Contoh manfaat
dari pemberian vaksin adalah penurunan kasus campak di Amerika Serikat. Pada
tahun 1958, terdapat kurang lebih sekitar 763.094 kasus campak di Amerika
Serikat, dan 552 kasus diantaranya berakhir dengan kehilangan nyawa. Setelah
pengadaan vaksinasi, kasus campak di Amerika Serikat menurun drastis menjadi
kurang dari 150 kasus per tahunnya. Selain membentuk kekebalan pada taraf
individu, vaksinasi juga dapat membantu membentuk kekebalan pada tingkat
komunitas (herd immunity).
Meski vaksin Covid-19 telah hadir dan menjadi harapan untuk kembali
seperti semula. Namun perlu diketahui bahwa, perjalanan vaksin hingga diterima
dengan baik dan didistribusikan kepada masyarakat luas saat ini membutuhkan
proses yang lebih panjang karena masih terdapat banyak pro dan kontra terhadap
vaksinasi di mata para masyarakat. Banyak dari masyarakat yang tidak
mempercayai dan ragu dalam penggunaan vaksin sebagai solusi untuk mengakhiri
pandemi. Penolakan vaksin oleh sekelompok orang telah terjadi sejak dulu dan
mereka biasa dikenal dengan kelompok anti vaksin.
Masyarakat yang menolak vaksinasi memiliki berbagai latar belakang
alasan mulai dari pertama mengenai masalah keamanan dari vaksin tersebut dan
kekhawatiran kesehatan diantaranya masalah tubuh yang lemah, dalam
menghadapi vaksin yang justru akan menyerang balik orang yang disuntikkan
vaksin sehingga menimbulkan penyakit hingga kematianserta efek samping yang
berbahaya, lalu mereka merasa bahwa vaksin dapat meningkatkan kasus kematian.
Yang kedua, adanya alasan bahwa penyakit yang ingin dicegah sebenarnya sudah
tidak ada lagi di daerah penduduk itu, yang mana dibuktikan dengan tidak adanya
lagi kasus dari penyakit ini di tengah daerah tersebut. Alasan selanjutnya yaitu
mereka menganggap bahwa vaksinasi merupakan bagian dari akal-akalan
pemerintah untuk mengambil keuntungan dari masyarakat atau untuk
melemahkan kelompok tertentu. Ada juga yang menolak konsep vaksin karena
masalah agama atau dianggap sebagai bentuk ketidak pasrahan terhadap Yang
Maha Kuasa. Mereka juga mempermasalahkan kehalalan dari vaksin, dengan
menganggap vaksin menggunakan unsur yang diharamkan seperti babi. Untuk
kelompok ini, perlu dilakukan edukasi dan pendekatan ideologis.Masyarakat
harus diedukasi bahwa sebenarnya unsur babi hanya digunakan pada sebagian
kecil vaksin. Unsur babi dalam hal ini, enzim tripsin berperan sebagai katalisator
yang memecah protein yang berguna untuk menjadi sumber nutrisi kuman yang
dikembangbiakan. Kuman tersebut diambil antigennya untuk dijadikan bahan
pembentukan vaksin. Namun setelah itu dilakukan purifikasi dan ultrafikasi dan
pengenceran hingga 1/67,5 milyar kali. Sehingga pada proses akhir sudah tidak
terdapat unsur babi.
Bahkan ketika telah diberikan bukti mengenai efektivitas vaksin dan
bahaya jika tidak melakukannya, kelompok ini akan cenderung menolak. Oleh
karenanya perlu dilakukan pendekatan dialog terhadap kelompok ini agar
meluruskan pandangan mereka berkaitan dengan vaksin. Pendekatan melalui
tokoh agama juga perlu dilakukan. Hal ini sebagaimana yang telah ditegaskan
oleh MUI bahwa vaksin tidak bertentangan dengan agama dan justru sesuai
dengan anjuran agama.
Walaupun masih ada yang menolak vaksin tapi tidak sedikit masyarakat
yang merasa bahwa vaksin itu sangat penting, ini karena mereka juga berfiir dan
percaya bahwa target dari vaksin adalah membentuk imunitas kelompok (herd
immunity), di mana sebagian besar masyarakat dapat terlindungi dari infeksi virus
dan menghambat penyebaran secara signifikan, sehingga dapat memusnahkan
pandemi secara perlahan. Kekebalan yang muncul secara alami setelah pasien
terinfeksi COVID-19, memang menimbulkan respon imun yang lebih tahan lama
dan lebih baik dibandingkan kekebalan tubuh yang didapat melalui vaksin.
Namun, sangat tidak mungkin untuk menerapkan hal ini sebagai solusi preventif,
di mana masyarakat harus terinfeksi terlebih dahulu untuk mendapatkan imunitas
alami. Oleh karena itu sangat disarankan menggunakan vaksin sebagai pembentuk
imunitas tubuh yang akan melawan bakteri dari virus tersebut. Menurut Centers
for Disease Control and Prevention atau CDC (2021b), pasien yang mendapatkan
vaksin COVID-19 dapat melindungi diri sendiri dan masyarakat di sekitar dari
transmisi COVID-19, terutama orang-orang dengan penyakit komorbid yang lebih
mudah terinfeksi. Selain itu, jika terinfeksi COVID-19, vaksin dapat mencegah
pasien mengalami gejala-gejala yang serius.
Meski begitu, penting untuk diingat bahwa dengan vaksin bukan berarti
secara otomatis COVID-19 akan hilang secara cepat dan meyeluruh. Diperlukan
waktu untuk vaksinasi seluruh penduduk, yang mana Indonesia sendiri terdiri atas
lebih dari 230 juta penduduk. Realisasi distribusi vaksin akan memiliki tantangan
tersendiri karna negara Indonesia memiliki kondisi geografis yang terdiri dari
ribuan pulau dengan berbagai macam wilayahnya. Ketersediaan vaksin sendiri
juga menjadi salah satu kunci dalam merealisasikan vaksin ke seluruh penduduk
atau warga Indonesia, dimana kapasitas produksinya juga akan mempengaruhi
waktu pelaksanaan vaksin kepada sejumlah penduduk Indonesia terutama di
wilayah yang sangat terpencil.

KESIMPULAN
Vaksin ialah produk biologis yang sangat berguna dalam meminimalisir
kejadian penyakit atau wabah ini, yang bekerja dengan cara melatih sistem
kekebalan tubuh agar mampu menghadapi infeksi dengan memasukkan antigen
atau bakteri yang telah dilemahkan ke dalam tubuh. Oleh sebab itulah pemberian
vaksin dalam pengendalian pandemi COVID-19 sangat penting, utamanya dalam
meminimalisir tingkat kejadian dan sebagai upaya dalam menuju herd immunity
(kekebalan komunitas) untuk memutus rantai penyebaran COVID-19 sehingga
pandemi dapat perlahan-lahan berakhir. Manfaat vaksin selama beberapa tahun
terakhir menjadi bukti meminimalisir angka penyakit seperti cacar dan polio. Oleh
karena itulah, program vaksinasi yang dilakukan oleh pemerintah harus didukung
pelaksanaannya dalam mengakhiri pandemi COVID-19, dengan melakukan
edukasi kepada seluruh masyarakat agar tidak terjadi kesimpang siuran berita
mengenai vaksin, sehingga masyarakat dapat menerima vaksin secara
menyeluruh.

Anda mungkin juga menyukai