Disusun oleh
Afri Elfida Hastanti
20190350005
Disusun oleh
Afri Elfida Hastanti
20190350005
i
HALAMAN PENGESAHAN
Disusun Oleh:
AFRI ELFIDA HASTANTI
20190350005
Mengetahui,
Kepala Program Studi Farmasi
Fakultas Kesehatan dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
NIM : 20190350005
merupakan hasil karya tulis saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun
kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari
karya yang diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan tercantum
dalam daftar pustaka dibagian akhir Skripsi ini dan sudah dinyatakan lolos uji
plagiarisme.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dibuktikan Skripsi ini hasil jiplakan,
iii
MOTTO
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka
mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan
terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung bagi
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Allah akan menambah (nikmat) kepadamu,
tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat”
(QS. Ibrahim: 7)
“Hatiku tenang karena mengetahui bahwa apa yang melewatkanku tidak akan pernah
menjadi takdirku, dan apa yang ditakdirkan untukku tidak akan pernah melewatkanku”
iv
(Umar bin Khattab)
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
lagi Maha Penyayang yang telah memberikan rahmat dan hidayah kepada saya
higga saat ini. Tak lupa juga kepada junjungan Nabi Agung Muhammad SAW yang
1. Bapak Moch Chabib Suryanto dan Ibu Wahyuni selaku kedua orang tua
2. Kakak perempuan dan kakak laki-laki saya Rani Armeilia Pratiwi, Amd.Keb,
Zandheva, Fadhila Nur Hasani, Ulfa Dwi Kusumawardani, dan Ritha Pramesti
Berkat doa dan dukungannya saya dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan
baik dan tepat waktu. Dan saya mengucapkan terimakasih kepada semua pihak
yang telah menjadi motivasi serta penyemangat selama ini hingga menyelesaikan
vi
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti haturkan kehadiran Allah SWT atas berkat dan
skripsi ini. Skripsi yang berjudul “Kajian Interaksi Obat Pada Pasien Diabetes
Melitus Tipe 2 di Instalasi Rawat Inap RSUD Kota Yogyakarta”. Skripsi ini
disusun sebagai salah satu persyaratan kelulusan Program Studi Farmasi, Fakultas
tanpa adanya dukungan, motivasi, bimbingan, dan kerjasama dari berbagai pihak.
ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti menyampaikan rasa terima kasih
1. Dr. apt. Hari Widada, M.Sc selaku Kepala Program Studi Farmasi Fakultas
3. apt. Sri Tasminatun, M.Si selaku dosen penguji 1 yang telah memberikan
viii
4. apt. Nurul Maziyyah, M.Sc selaku dosen penguji 2 yang telah memberikan
6. Pihak RSUD Kota Yogyakarta yang telah berkenan menjadi tempat penelitian
Skripsi saya
7. Kedua orang tua tercinta Bapak Moch. Chabib Suryanto dan Ibu Wahyuni
serta Kak Rani Armeilia Pratiwi, Amd. Keb, Kak Arif Fajriyanto Saputra,
Amd. Kep, Kak Astri Ayu Febriyuliani, S.Farm, Dek Yenny Imeilda Silviani,
dukungan serta doa yang luar biasa dalam penyusunan skripsi ini.
9. Sahabat tercinta, Afif Tiara Khusna, Divya Zandheva, Fadhila Nur Hasani,
ix
Peneliti menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
membangun dari berbagai pihak. Peneliti juga berharap Skripsi ini bermanfaat
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN iii
MOTTO iv
HALAMAN PERSEMBAHAN v
KATA PENGANTAR vi
DAFTAR ISI ix
DAFTAR TABEL xii
DAFTAR GAMBAR xiii
DAFTAR LAMPIRAN xiv
INTISARI xv
ABSTRACT xvi
BAB I 1
PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................5
C. Keaslian Penelitian........................................................................................6
D. Tujuan...........................................................................................................7
E. Manfaat.........................................................................................................7
BAB II9
TINJAUAN PUSTAKA 9
A. Diabetes Melitus...........................................................................................9
1. Pengertian Diabetes Melitus......................................................................9
2. Klasifikasi Diabetes Melitus.....................................................................9
B. Diabetes Melitus Tipe II.............................................................................10
1. Pengertian Diabetes Melitus Tipe II........................................................10
xi
2. Epidemiologi Diabetes Melitus Tipe II...................................................11
3. Etiologi Diabetes Melitus Tipe II............................................................12
4. Patofisiologi Diabetes Melitus Tipe II....................................................13
5. Tanda dan Gejala Diabetes Melitus Tipe II.............................................13
6. Faktor Resiko Diabetes Melitus Tipe II..................................................15
7. Diagnosis Diabetes Melitus Tipe II.........................................................15
8. Komplikasi Diabetes Melitus Tipe II......................................................17
C. Interaksi Obat..............................................................................................18
1. Pengertian................................................................................................18
2. Mekanisme Interaksi Obat.......................................................................18
3. Faktor dan Penyebab Terjadinya Interaksi Obat.....................................23
4. Tingkat Keparahan..................................................................................23
D. Kerangka Konsep........................................................................................25
E. Hipotesis......................................................................................................26
BAB III 25
METODOLOGI PENELITIAN 25
A. Desain atau Rancangan Penelitian..............................................................25
B. Tempat dan Waktu......................................................................................25
C. Populasi dan Sampel...................................................................................25
D. Kriteria Inklusi dan Eksklusi.......................................................................27
1. Kriteria Inklusi........................................................................................27
2. Kriteria Eksklusi......................................................................................27
E. Variabel Penelitian......................................................................................27
F. Definisi Operasional...................................................................................28
G. Instrumen Penelitian...................................................................................29
1. Alat..........................................................................................................29
2. Bahan.......................................................................................................29
H. Cara Kerja...................................................................................................29
I. Skema Langkah Kerja.................................................................................30
J. Analisis Data...............................................................................................31
xii
BAB IV 32
HASIL DAN PEMBAHASAN 32
A. Karakteristik Pasien....................................................................................32
1. Karakteristik Pasien Berdasarkan Jenis Kelamin....................................32
2. Karakteristik Pasien Berdasarkan Usia...................................................34
3. Karakteristik Pasien Berdasarkan Pekerjaan...........................................35
4. Karakteristik Pasien Berdasarkan Lama Perawatan................................37
B. Karakteristik Pengobatan............................................................................38
1. Karakteristik Pengobatan Berdasarkan Penyakit Penyerta.....................38
2. Karakteristik Pengobatan Berdasarkan Jumlah Obat..............................41
3. Karakteristik Pengobatan Berdasarkan Penggunaan Obat......................43
C. Analisis Interaksi Obat................................................................................50
1. Analisis Interaksi Obat Berdasarkan Mekanisme Interaksi....................50
2. Analisis Interaksi Obat Berdasarkan Tingkat Keparahan.......................54
D. Hubungan Jumlah Obat dengan Potensi Interaksi Obat..............................59
BAB V 62
KESIMPULAN DAN SARAN 62
A. Kesimpulan.................................................................................................62
B. Saran............................................................................................................63
DAFTAR PUSTAKA 65
LAMPIRAN 69
xiii
DAFTAR TABEL
xiv
DAFTAR GAMBAR
xv
DAFTAR LAMPIRAN
xvi
INTISARI
xvii
ABSTRACT
xviii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
gula darah) atau ketika tubuh tidak dapat secara efektif menggunakan insulin
yang dihasilkannya. Insulin adalah hormon yang mengatur kadar gula darah.
menyebabkan kerusakan serius pada banyak sistem tubuh, terutama saraf dan
pembuluh darah dari waktu ke waktu. Baik jumlah kasus maupun prevalensi
dewasa berusia 20-79 tahun (10,5% dari semua orang dewasa dalam
ini diperkirakan akan terus meningkat mencapai 634 juta pada tahun 2030 dan
pada tahun 2045 mencapai 783 juta mengalami DM. Populasi dunia
beberapa negara dengan jumlah kasus tertinggi pada 2019: China, India, dan
1
2
2021 terbanyak adalah China, India dan Pakistan. Diperkirakan situasi ini
akan berlanjut pada tahun 2045. Pada tahun 2021, negara tersebut memiliki
dengan jumlah kasus terbanyak yaitu 10,7 juta dan diproyeksikan meningkat
menjadi 14,1 juta pada tahun 2035. Menurut hasil pemeriksaan glukosa darah,
kejadian DM meningkat dari 6,9% pada tahun 2013 menjadi 8,5% pada tahun
rumah sakit lebih tinggi dari Puskesmas. Jumlah kasus DM tipe 2 pada tahun
2017 di rumah sakit adalah 20.546 kasus sedangkan 8.321 kasus terjadi di
pembatasan kalori dan aktivitas fisik seperti olahraga dan berhenti merokok.
meningkatkan atau mengganggu salah satu efek obat seperti adanya praktik
"Setiap penyakit ada obatnya. Apabila ditemukan obat yang tepat untuk
suatu penyakit, maka akan sembuhlah penyakit itu dengan izin Allah 'azza
Interaksi obat adalah suatu kondisi akibat pemberian lebih dari satu
menguntungkan dan atau efek samping yang tidak diinginkan dapat timbul.
signifikan secara klinis 7. Definisi ini mencakup interaksi obat dengan obat
lain, obat dengan makanan, dan obat dengan zat lain. Interaksi obat
interaksi obat harus dipantau pada pasien yang menerima polifarmasi, pasien
yang lebih tua, dan pasien dengan penyakit kronis. Salah satu kelompok
pasien yang perlu mendapat perhatian adalah mereka yang mengidap DM tipe
2 8.
Kajen Kabupaten Pekalongan diperoleh hasil bahwa dari 105 pasien terdapat
obat. Penelitian oleh Marsela & Wardaya (2022) dapat diperoleh hasil bahwa
pasien mengalami interaksi obat dan 2 pasien tidak mengalami interaksi obat.
5
tidak dapat mencapai hasil pengobatan yang optimal dalam kondisi klinis,
kejadian ini menunjukkan bahwa hal itu dapat meningkatkan toksisitas pada
B. Rumusan Masalah
Yogyakarta?
6
C. Keaslian Penelitian
Nama
peneliti, Metode Objek
Judul Penelitian Hasil Penelitian
Tahun Penelitian Penelitian
peneliti
Navenia Kajian Interaksi Cross Rekam Hasil penelitian
Avianti Obat Pada Pasien sectional medis menunjukkan bahwa
Bastian, Diabetes Melitus deskriptif dari 105 pasien
Wulan Tipe 2 dengan secara terdapat 77 pasien
Agustin Komplikasi di retrospektif mengalami potensi
Ningrum, Instalasi Rawat interaksi obat dan 28
Nuniek Jalan RSUD pasien tidak
Nizmah Kajen Kabupaten mengalami potensi
Fajriyah, Pekalongan interaksi obat
2019 Tahun 2018
Anis Gambaran Penelitian Resep, Hasil menunjukkan
Marsela, Potensial deskriptif data SIM bahwa dari 18 pasien
Ahmad Interaksi Obat observasion RS pasien DM terdapat 16
Wildan Pada Pasien al secara pasien mengalami
Wisnu Diabetes Millitus retrospektif interaksi obat
Wardaya, di Rawat Inap
2022 RSUD Linggajati
interaksi obat pada pasien dengan DM tipe 2, tetapi setiap wilayah memiliki
statistik dan penarikan kesimpulan yang dilakukan dalam penelitian ini serupa
D. Tujuan
E. Manfaat
1. Rumah Sakit
8
2. Peneliti
3. Masyarakat
terjadinya DM.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Diabetes Melitus
Association, 2022).
9
10
sebelum kehamilan)
menyebabkan 4,2 juta kematian pada tahun 2019. Dari 436 juta orang
adalah penyebab utama setidaknya $720 miliar dalam biaya medis pada
Lebih dari 80% pasien yang tinggal di negara berpenghasilan rendah dan
menetap dan asupan kalori yang tinggi, faktor genetik dapat berpengaruh
10% dari total dispersi sifat. Hal ini menunjukkan bahwa mutasi langka
itu penting. Orang dengan latar belakang etnis yang berbeda mungkin
sekresi atau aksi insulin, sekresi insulin. DM dapat terjadi sebagai akibat
sebagian besar islet yang berasal dari pankreas. Hormon yang bertindak
balik antara kerja insulin dan sekresi insulin menghasilkan kadar glukosa
darah yang tinggi secara abnormal. Dalam kasus disfungsi sel, sekresi
tidak ada gejala DM. Gejala yang paling umum dari penderita DM
dalam tubuh
14
jaringan
dan penggunaan jaringan otot dan lemak akan diubah menjadi energi
dengan DM tipe 2. Faktor risiko lainnya adalah bayi berat lahir rendah
(BBLR) dan gizi buruk (BMI rendah) pada usia 2 tahun. DM tipe 2
2 lebih cepat daripada pada orang dewasa, rata-rata 12-21 bulan. Gejala
lain: (1) tes glukosa plasma saat puasa, (2) tes glukosa plasma setelah 2
HbA1C dan (4) glukosa analisis darah acak. nilai subjek glukosa
plasma puasa > 7,0 mmol/L (126 mg/dL), 2 jam setelah glukosa plasma
atau setelah uji resistensi glukosa oral 75 g > 11,1 mmol/L (200
glukosa darah acak > 11,1 mmol/L (200 mg/dL) timbulnya tanda dan
mempengaruhi hasil tes HbA1C. Hal ini yang membuat tes HbA1C
anemia bebas defisiensi besi, penyakit hati, dan disfungsi ginjal berat.
level glikemik. Tingkat A1C peka terhadap usia dan meningkat menjadi
cystic fibrosis atau pasien dengan DM tipe 1 20. Tes HbA1C memiliki
C. Interaksi Obat
1. Pengertian
Interaksi obat-obat terjadi ketika satu obat mengubah efek obat lain dan
jenis masalah yang terkait dengan pengobatan dan mendidik rekan tim
medis lainnya. 6,7% dari pasien menderita efek samping negatif 22.
Interaksi obat farmasetik ini bisa terjadi karena adanya dua obat
diminum 23.
obat yang aman dan efektif pada pasien individu. Oleh karena itu,
1) Absorbsi
2) Distribusi
3) Metabolisme
4) Eliminasi
.
22
dapat mengubah respon pasien terhadap suatu obat atau tidak dapat
suatu hal yang wajar karena reseptor pada antagonis mudah diblokir
faktor yang meningkatkan risiko terkait interaksi obat dan penting secara
dan keparahan interaksi obat adalah jumlah obat yang diresepkan dan
obat yang diberikan, lama pengobatan, usia pasien, dan stadium penyakit,
yang terlibat dalam memulai interaksi obat serta menunjukkan bahwa ada
bukti ilmiah bahwa cara yang efisien dan ekonomis untuk menghasilkan
4. Tingkat Keparahan
tingkatan yaitu:
D. Kerangka Konsep
1. Mekanisme interaksi
obat
2. Tingkat keparahan
3. Hubungan jumlah
obat dengan potensi
interaksi
4. Odds ratio
E. Hipotesis
METODOLOGI PENELITIAN
obat dan potensi interaksi antar obat. Pengamatan dilakukan secara cross
saat bersamaan atau sekali waktu. Teknik pengumpulan data pada penelitian
1 Juli 2021-30 Juni 2022. Pengambilan data dilakukan pada bulan September-
Desember 2022.
Inap RSUD Kota Yogyakarta periode 1 Juli 2021-30 Juni 2022. Cara
25
26
Keterangan:
n = Jumlah sampel
= 46,16 sampel
= 46 sampel
diperoleh yaitu sebesar 46 sampel. Untuk menghindari drop out maka jumlah
27
minimal sampel ditambah 10% sehingga total seluruh sampel menjadi 50,6
1. Kriteria Inklusi
obat antidiabetik atau dengan obat lain yang terdapat pada resep
2. Kriteria Eksklusi
Pasien DM tipe 2 rawat inap dengan rekam medik yang tidak lengkap
E. Variabel Penelitian
terikat. Variabel bebas pada penelitian ini yaitu pengobatan atau terapi yang
F. Definisi Operasional
2. Tidak terdapat
penyakit
penyerta
No Variabel Definisi Operasional Skala Kategori
Ukur
8 Lama Lamanya pasien dirawat Nominal 1. 2-5 hari
perawatan pada instalasi rawat inap 2. 6-9 hari
3. 10-12 hari
9 Rejimen Penggunaan obat pada Nominal 1. Tunggal
terapi pasien 2. Kombinasi
10 Jumlah Banyaknya jumlah obat Nominal 1. >5
obat yang diterima pasien 2. ≤5
G. Instrumen Penelitian
1. Alat
Alat yang digunakan pada penelitian ini yaitu jurnal dan guideline
2. Bahan
Bahan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu rekam medik pasien
H. Cara Kerja
interaksi obat
Yogyakarta
J. Analisis Data
bertujuan untuk melihat hubungan jumlah obat dan potensi interaksi yang
terjadi. Jika p value<0,05 berarti adanya hubungan yang bermakna dan odds
terjadi.
BAB IV
Penelitian ini membahas terkait interaksi obat yang disajikan dalam 4 bagian
obat, dan hubungan jumlah obat dengan potensi interaksi obat pada pasien DM tipe
2 dengan atau tanpa penyakit penyerta di Instalasi Rawat Inap RSUD Kota
Yogyakarta. Total sampel yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 84 sampel dari
total sampel 101 sampel dengan metode pengambilan simple random sampling.
Pada penelitian ini menggunakan data rekam medik pasien DM tipe 2 dengan atau
tanpa penyakit penyerta di Instalasi Rawat Inap RSUD Kota Yogyakarta. Data
rekam medik yang memenuhi kriteria inklusi dianalisis secara deskriptif dengan
A. Karakteristik Pasien
menjadi dua kelompok yaitu laki-laki (L) dan perempuan (P) seperti pada
32
33
Kesehatan Republik Indonesia yaitu dengan rentang usia 36-45 tahun, 46-
55 tahun, 56-65 tahun, dan >65 tahun, seperti pada tabel di bawah.
usia 56-65 tahun yaitu sebanyak 29 pasien dengan persentase sebesar 35%,
sedangkan pada kelompok usia 46-55 tahun dan >65 tahun pada pasien
persentase sebesar 29%, dan kelompok usia paling sedikit dialami oleh
35
kelompok usia 36-45 tahun yaitu sebesar 6 pasien dengan persentase 7%.
Hal ini sejalan dengan penelitian Annisa et al., (2021) menyatakan bahwa
Peningkatan risiko diabetes pada rentang usia lebih dari 45-64 tahun dapat
maka kemampuan tubuh dalam mengontrol kadar gula darah yang tinggi
bawah ini.
24%, sedangkan pasien yang bekerja sebagai karyawan swasta dan PNS
12%, pasien yang bekerja sebagai guru/dosen dan pedagang juga memiliki
jumlah pekerja sama besar yaitu 1 orang dengan persentase 1%, begitupula
untuk pasien yang bekerja sebagai pensiunan dan buruh memiliki jumlah
pekerja sama besar yaitu 6 orang dengan persentase 7%, dan untuk pasien
yang bekerja sebagai IRT dan lain-lain memiliki jumlah pekerja masing-
sebesar 20% dan 15%. Dimana hasil penelitian ini serupa dengan hasil
dokter secara teratur, serta disiplin dan patuh minum obat serta mengontrol
gula darah. Karena pekerjaan juga memengaruhi risiko DM, orang yang
makan dan tidur yang tidak teratur termasuk dalam meningatnya faktor
37
penyerta yaitu saat pasien masuk hingga pasien keluar dari rumah sakit.
Kota Yogyakarta dibagi atas tiga kelompok yaitu 2-5 hari, 6-9 hari, dan
Jumlah Persentase
Lama Perawatan Total
Pasien (%)
2-5 hari 52 62%
6-9 hari 29 35% 84
10-12 hari 3 4%
RSUD Kota Yogyakarta paling banyak yaitu 2-5 hari dengan jumlah
perawatan 6-9 hari sebanyak 29 pasien dengan persentase 35%, dan lama
banyak dialami pada rentang 1-5 hari yaitu sebanyak 27 pasien dengan
B. Karakteristik Pengobatan
Vertigo 1 0,3
Anxiety Disorder 1 0,3
Sistem LBP 2 0,6
Muskuloskeletal Fraktur Kompresi Axial 1 0,3
Osteomyelitis 1 0,3
Jenis Penyakit Nama Penyakit Jumlah Persentase (%)
Sistem Arthrosis 1 0,3
Muskuloskeletal Disartria 1 0,3
Hemiplegia Sinistra 2 0,6
Gonarthrosis 1 0,3
Infeksi ISK 24 7,5
Erysipelas Selulitis Pedis Sinistra 1 0,3
Tinea Corporis Cruris 1 0,3
Pneumonia 7 2,2
Sepsis 3 0,9
DHF 2 0,6
Selulitis 2 0,6
Tyroid Fever 2 0,6
Sistem Kemih Kelamin BPH 2 0,6
Sistem Endokrin & Metabolik Hipertiroid 1 0,3
Alergi & Sitem Imun RF 2 0,6
HIV 1 0,3
Lain-Lain Ulkus Dekubitus 2 0,6
Kista 1 0,3
Ulkus Pedis 4 1,3
Ulkus DM 10 3,1
Ulkus Cruris 1 0,3
Tumor 1 0,3
HND 4 1,3
Edema 1 0,3
Post Amputation 1 0,3
Gangren Pedis 1 0,3
Edema Anasarka 3 0,9
CKR 2 0,6
VL 1 0,3
LKD 1 0,3
CF 2 0,6
Multiple Superficial Injuries 1 0,3
Anoreksia 1 0,3
Ventral Hernia 1 0,3
Perioneal Adhesions 1 0,3
41
tekanan darah sistolik >140 mmHg dan tekanan darah diastolik >90
mmHg 33
. Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang memaparkan hasil
obat dan kelompok pengobatan yang memiliki lebih atau sama dengan 5
42
pada pasien yang sama. Tetapi ada beberapa obat yang tidak termasuk
dan mineral 34
. Pembagian pengobatan berdasarkan jumlah obat ini
di bawah ini.
Yogyakarta lebih banyak dialami oleh lebih atau sama dengan 5 jenis obat
dan rekam medis yang memiliki kurang dari 5 jenis obat yaitu sebanyak 6
rekam medis dengan persentase 7%. Hal tersebut sama seperti hasil
hasil bahwa rekam medis yang paling banyak dialami yaitu pasien
menerima lebih atau sama dengan 5 jenis obat sebanyak 145 rekam medis
ditangani dengan benar oleh staf medis dapat terjadi gangguan outcame
bawah ini.
44
Hal ini terjadi karena kasus DM bisa disertai oleh beberapa penyakit
Resep (%)
Sistem Kardiovaskular Cilostazol 4
& Hematopoietik Rivaroxaban 1
Heparin 3
Dobutamin 1
ISDN (Isosorbid dinitrat) 8
Nitrogliserin 7
Furosemide 21
Spironolaktone 5
Norepinephrine 1
Sistem Nebul Farbivent : Pulmicort 4 15 2,35
Pernapasan Teofilin 1
N-Acetylcysteine 10
Sistem Saraf Pusat Inj. Metamizole 3 96 15,05
Inj. Dexketoprofen 3
Inj. Ketorolac 15
Paracetamol 32
Mecobalamine 5
Inj. Citicoline 8
Inj. Piracetam 2
Gabapentine 3
Fenobarbital 1
Pregabalin 1
Codein 3
Natrium Diklofenak 5
Analsik 1
Inj. Ibuprofen 4
Meloxicam 2
Kalium Diklofenak 1
Ericaf 1
Flunarizin 2
Alprazolam 2
Racikan : Haloperidol &
1
Lorazepam
Betahistin 1
Sistem Allopurinol 6 7 1,10
Muskuloskeletal Eperisone 1
Hormon Inj. Dexamethason 2 5 0,78
Inj. Methylprednisolone 2
Jumlah Persentase
Jenis Terapi Nama Obat Total
Resep (%)
48
Hormon Norethisterone 1
Antiinfeksi Infus Moxifloxacin 7 105 16,46
(Sistemik) Inj. Levofloxacin 6
Inj. Ceftazidim 9
Inj. Metoclopramide 11
Inj. Ceftizoxime 8
Inj. Cefuroxime 9
Inj. Cefotaxime 5
Inj. Ceftriaxone 16
Cefixime 3
Cefadroxil 1
Cefazolin 1
Inj. Metronidazol 12
Clindamycin 2
Inj. Fosmicin 2
Inj. Azithromycin 3
Inj. Remdesivir 1
Atripla 1
Inj. Ampicillin 1
Rifastar 2
Doxycycline 1
Netilmicin Sulphate 1
Chloramphenicol 1
Cotrimoxazole 1
Nistatin 1
Sistem Kemih Kelamin Tamsulosin HCl 1 1 0,16
Sistem Endokrin & Thiamazole
1 1 0,16
Metabolik
Alergi & Sitem Imun Inj. Dipenhidramin 3 6 0,94
Cetirizin 2
Rhinofed 1
Terapi Untuk Kulit Mupirocin cream 1 2 0,31
Terbinafine HCl 1
Antidotum & Zat Kalitake
4 4 0,63
Detoksifikasi
Untuk Terapi Drip Resfar
1 1 0,16
Ketergantungan Zat
Vitamin & Suplemen Essential Ketoacids 6 84 13,17
Asam Folat 26
Jumlah Persentase
Jenis Terapi Nama Obat Total
Resep (%)
49
Aspirin + Valsartan 3
Aspirin + Inj. Metamizole 1
Aspirin + Clopidogrel 10
Mekanisme Jumlah Total Persentase
Obat
Interaksi Kejadian Kejadian (%)
Aspirin + Ramipril 2
Aspirin + Digoxin 1
Aspirin + Candesartan 8
Aspirin + Insulin Glargine 1
Aspirin + Calcium 3
Digoxin + Metformin 2
Digoxin + Bisoprolol 1
Inj. Furosemid + Inj. Ceftriaxone 6
Inj. Furosemid + Metformin 6
Inj. Furosemid + Digoxin 2
Inj. Furosemid + Ramipril 1
Inj. Furosemid + Inj. Ketorolac 3
Inj. Furosemid + Inj. Cefotaxim 2
Inj. Furosemid + Inj. Ceftizoxime 1
Calcium + Nifedipine 3
Calcium + Amlodipin 6
Azitromicin + Inj. Levofloxacin 2
Inj. Ketorolac + Inj. Dexamethason 1
Inj. Ketorolac + Clopidogrel 2
Inj. Ketorolac + Inj. Moxifloxacin 1
Natirum diklofenak + Glimepirid 2
Natrium diklofenak + Spironolactone 1
Natrium diklofenak + Clopidogrel 1
Natrium diklofenak + Aspirin 1
Natrium diklofenak + Heparin 1
Inj. Dexamethason + Metformin 1
Inj. Dexamethason + Insulin Glulisin 1
Inj. Dexamethason + Insulin Aspart 1
Inj. Lansoprazole + Rifastar 1
Spironolactone + Carvedilol 2
Spironolactone + Bisoprolol 1
Amlodipin + Carvedilol 1
Amlodipin + Bisoprolol 1
Bisoprolol + Valsartan 1
Bisoprolol + Nifedipine 1
Bisoprolol + Hydrochlorothiazide 1
52
Nifedipine + Bisoprolol 1
Levofloxacin + Inj. Ibuprofen 1
Inf. Levofloxacin + Inj. Ondansetron 1
Mekanisme Jumlah Total Persentase
Obat
Interaksi Kejadian Kejadian (%)
Inf. Levofloxacin + Metformin 1
Inj. Ibuprofen + Clopidogrel 1
Inj. Ibuprofen + Inj. Moxifloxacin 1
Inj. Dipenhidramin + Braxidin 1
Inj. Dipenhidramin + Codein 1
Inj. Ceftizoxime + Furosemide 1
Inj. Ramipril + Insulin Glargine 1
Clonidin + Analsik 1
Candesartan + Insulin Aspart 2
Nitrogliserin + Heparin 1
Atripla + Cotrimoxazole 1
Insulin + Inj. Methylprednisolone 1
Aspirin + Inj. Furosemid 5
Aspirin + Carvedilol 1
Aspirin + Nitrogliserin 1
Aspirin + Bisoprolol 6
Clopidogrel + Inj. Heparin 2
Farmakokinetik Digoxin + Atorvastatin 1 41 21,47
Digoxin + Inj. Lansoprazole 1
Digoxin + Ramipril 1
Inj. Anbacim + Inj. Esomeprazole 2
Inj. Anbacim + Ranitidin 1
Inj. Anbacim + Inj. Lansoprazole 5
Calcium + Inj. Moxifloxacin 1
Azitromicin + Simvastatin 1
Azitromicin + Nostrok 1
Inj. Ketorolac + Irbesartan 2
Inj. Ketorolac + Candesartan 3
Natrium diklofenak + Candesartan 3
Natrium diklofenak + Bisoprolol 1
Natrium diklofenak +
1
Hydrochlorothiazide
Inj. Lansoprazole + Inj. Ampicillin 1
Nifedipine + Atorvastatin 1
Nifedipine + Metformin 1
Inj. Levofloxacin + Sucralfate 1
53
Atripla + Rifastar 1
Paracetamol + Fenobarbital 1
Aspirin + Spironolactone 2
Mekanisme Jumlah Total Persentase
Obat
Interaksi Kejadian Kejadian (%)
Inj. Mecobalamin + Inj.
3
Lansoprazole
Inj. Metoclopramide + Inj.
1
Paracetamol
Inj. Metoclopramide + Paracetamol 3
Digoxin + Spironolactone 2
TOTAL 191 191 100
persentase sebesar 40,30%. Hal ini menunjukkan bahwa interaksi yang lebih
potensial terjadi pada tingkat sistem reseptor, sistem fisiologis atau tempat
kerja yang sama, yang mengarah ke efek samping (efek berlebih), sinergis
yang paling banyak kasus yaitu aspirin dengan clopidogrel bahwa kedua
Atorvastatin + Fenofibrate 1
Codein + Gabapentin 1
Racikan Haloperidol & Lorazepam +
1
Inj. Metoclopramide
Tingkat Jumlah Total Persentase
Obat
Keparahan Kejadian Kejadian (%)
Mayor Spironolactone + Ramipril 1
Inj. Azithromicin + Inj. Moxifloxacin 1
Moderate Aspirin + Heparin Bolus 3 137 71,73
Aspirin + Glimepirid 2
Aspirin + Valsartan 3
Aspirin + Inj. Metamizole 1
Aspirin + Clopidogrel 10
Aspirin + Ramipril 2
Aspirin + Digoxin 1
Aspirin + Candesartan 8
Aspirin + Insulin Glargine 1
Aspirin + Calcium 3
Digoxin + Metformin 2
Digoxin + Atorvastatin 1
Digoxin + Inj. Lansoprazole 1
Digoxin + Ramipril 1
Digoxin + Bisoprolol 1
Inj. Furosemid + Inj. Ceftriaxone 6
Inj. Furosemid + Metformin 6
Inj. Furosemid + Digoxin 2
Inj. Furosemid + Ramipril 1
Inj. Furosemid + Inj. Ketorolac 3
Inj. Furosemid + Inj. Cefotaxim 2
Inj. Furosemid + Inj. Ceftizoxime 1
Inj. Anbacim + Inj. Esomeprazole 2
Inj. Anbacim + Ranitidin 1
Inj. Anbacim + Inj. Lansoprazole 5
Calcium + Nifedipine 3
Calcium + Amlodipin 6
Calcium + Inj. Moxifloxacin 1
Azitromicin + Inj. Levofloxacin 2
Azitromicin + Simvastatin 1
Azitromicin + Nostrok 1
Inj. Ketorolac + Inj. Dexamethason 1
Inj. Ketorolac + Irbesartan 2
56
Nitrogliserin + Heparin 1
Atripla + Cotrimoxazole 1
Atripla + Rifastar 1
Insulin + Inj. Methylprednisolone 1
Tingkat Jumlah Total Persentase
Obat
Keparahan Kejadian Kejadian (%)
Moderate Paracetamol + Fenobarbital 1
Minor Aspirin + Inj. Furosemid 5 26 13,61
Aspirin + Spironolactone 2
Aspirin + Carvedilol 1
Aspirin + Nitrogliserin 1
Aspirin + Bisoprolol 6
Inj. Mecobalamin + Inj. Lansoprazole 3
Inj. Metoclopramide + Inj.
1
Paracetamol
Inj. Metoclopramide + Paracetamol 3
Clopidogrel + Inj. Heparin 2
Digoxin + Spironolactone 2
TOTAL 191 191 100
keparahan tersebut yang paling banyak dialami oleh pasien yaitu tingkat
yang paling banyak dialami yaitu moderate dengan jumlah kasus sebanyak
ditangani dengan cepat karena efeknya dapat mengancam jiwa dan potensi
kerusakan permanen pada tubuh (Tatro, 2015). Salah satu contoh interaksi
obat berdasarkan tingkat keparahan obat secara mayor yang paling banyak
inap atau lama tinggal di rumah sakit. Ketika terjadi interaksi maka
satu contoh interaksi obat berdasarkan tingkat keparahan obat secara minor
pemberian kedua obat tersebut secara bersamaan dapat menurun efek dari
Selain itu uji tersebut juga dimaksudkan untuk melihat seberapa besar odd
60
ratio dari hasil uji tersebut. Gambaran hasil analisis disajikan pada tabel
berikut ini.
menghasilkan nilai p value sebesar 0,014 dimana nilai ini <0,05 sehingga dapat
diartikan terdapat hubungan yang signifikan antara jumlah obat dengan potensi
interaksi obat. Potensi interaksi ini diambil berdasarkan semua potensi kejadian
minor.
Pada odd ratio dengan tingkat kepercayaan 95% menunjukkan hasil bahwa
pasien yang menerima obat lebih atau sama dengan 5 memiliki risiko sebesar
7,176 kali lebih tinggi mengalami interaksi obat dibandingkan dengan pasien
yang mendapatkan obat kurang dari 5. Dimana hasil penelitian ini sejalan
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Fitriani & Padmasari (2022)
61
menunjukkan bahwa nilai p value sebesar 0,00 atau <0,05 sehingga dapat
interaksi. Hal ini menunjukkan bahwa banyaknya obat yang digunakan akan
kombinasi obat menjadi lebih tinggi sehingga peluang terjadinya interaksi obat
A. Kesimpulan
Interaksi Obat Pada Pasien DM Tipe 2 di Instalasi Rawat Inap RSUD Kota
21,47%
62
63
sebesar 13,61%
berikut:
B. Saran
interaksi obat.
66
67
Husada. 2017;17(Dm):183-197.
38. Yulianti SR, Mukaddas A, Faustine I. Prodi Farmasi, Untad Lab.
Farmakologi dan Farmasi Klinik, Prodi Farmasi, Untad 1. J Nat Sci.
2014;3(March):40-46.
39. Solang NG, Wiyono WI, Mpila DA. IDENTIFICATION OF POTENTIAL
DRUG INTERACTIONS OF STROKE PATIENTS. 2021;10:639-648.
40. Poluan OA, Wiyono WI, Yamlean PVY. DIABETES DI RUMAH SAKIT
GUNUNG MARIA TOMOHON PERIODE JANUARI - MEI 2018.
PHARMACON J Ilm Farm. 2020;9(1):38-46.
41. Stockley. Stockley ’ s Drug Interactions. London Pharm Press.
2008;Eighth edi.
42. Adondis J, Mongi J, Tiwow G, Palandi R. Studi Potensi Interaksi Obat
Pada Pasien Gagal Jantung Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Advent
Manado. 2019;2(2):124-135.
LAMPIRAN
70
71
Cases
Count 61 17 78
Chi-Square Tests
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.50.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Lower Upper
Lampiran 4. Form Pengumpulan Data Pasien DM Tipe 2 di Instalasi Rawat Inap RSUD Kota Yogyakarta
Lampiran 5. Daftar Pengobatan Pasien DM Tipe 2 di Instalasi Rawat Inap RSUD Kota Yogyakarta
No. Jenis Diagnosis
Tanggal Umur Pekerjaan Diagnosis Sekunder Terapi
Kode Kelamin Utama
1 24/9/21- L 66 Pensiunan DM2NO 1. Cystitis 1. Infus NaCl 0,9% 20 tpm
29/9/21 2. Hipertensi 2. Infus Moxifloxacin 400/24 jam
Intrakranial Idiopatik 3. Pamol 3x500 mg K/P
3. BPH 4. Inj. Lanzoplazole 1vial/24 jam
4. GERD 5. Sucralfate Susp. 3xcthII
6. Inj. Ondansetron 1A/8jam KP
7. Nocid 2x1
8. Asam Folat 2x1
9. NR 3x1 8 UI
10. Harnal ocas 0-0-1
2 8/9/21- L 54 Karyawan DM2NO 1. Erysipelas Selulitis 1. Infus NaCl 0,9% 20 tpm
15/9/21 Swasta Pedis Sinistra 2. Inj. Ceftazidim 1gr/12 jam (i.v)
2. ISK 3. Inj. Metronidazol 500 mg/8 jam (i.v)
3. Dislipidemia 4. Inj. Lansoprazole 1 vial/24 jam
4. Hipertensi 5. Sucralfate 3xcth II (P.O)
5. Fatty Liver 6. Mupirocin cr 3x pada kaki
6. Tinea Corporis Cruris 7. Termisil cr 2xmg pada ketiak &
selangkangan
8. Atorvastatin 20mg 0-0-1
9. Fenofibrate 1x1 (P.O)
10. Clindamycin 2x300 mg
11. Inj. Sotatic 1A/8jam
78
8. Digoxin 1x tab
9. Miniaspi 1x8
10. Atorvastatin 1x20
11. Inj. Furosemide 1A/8jam
12. Metformin 2x500mg STOP
13. Bisoprolol 1x
14. Inj. Furosemide 1A/12jam
15. Inj. Lansoprazole 1vial/12jam
20 25/3/22- L 69 Wiraswasta DM2NO 1. Ulkus Cruris Bilateral 1. Infus NaCl 0,9% : renxamin 12 tpm
29/3/22 2. Cysyitis makro
3. GEA 2. Inj. Ceftrazidime 1gr/12jam
4. Nephritis Bilateral 3. Inj. Metronidazole 500mg/8jam
5. Hipokalemia 4. Inj. Lansoprazole 1vial/24jam
6. Nephropathy 5. Paracetamol 3x1
6. Callos 1x1
7. Asam Folat 2x1
8. Sucralfat syr 3xIIcth
9. KSR 3x1
10. Humalog mix 50x10unit 10-0-10
11. New diatab 3x2 tab
12. Renax 2x1 p.o
13. Alprazolam 0,5 0-0-1
14. Calos 2x1 p.o
15. Humalog 12-0-12
21 17/3/22- P 46 Buruh DM2NO 1. Ulkus Pedis Sinistra 1. IVFD NS 3% 20 tpm micro
87
Tindakan/Operasi
1. Eksisi
24 17/6/22- P 51 Buruh CKD 1. HND 1. Infus NaCl 0,9%
24/6/22 2. DM 2. Inj. Furosemide 2A/8jam
3. Anemia 3. Inj. lansoprazole 1vial/24jam
4. Callos 2x1
5. Asam Folat 2x1
6. Candesartan 1x8mg
7. Gliquidone 1-0-0
8. Adalat oros 1x1
9. Clonidine 2x1
25 27/8/21- L 62 Wiraswasta Susp Covid 19 1. Pneumonia 1. IVFD NaCl 0,9% 20 tpm
31/8/21 PCR Negatif 2. DM2NO 2. Inj. Levofloxacin 750mg/24jam
3. Inj. Remdesivir 200mg (HI)
4. Inj. Remdesivir 100mg/24jam (HII-
V)
5. Inj. Omeprazole 1vial/24jam
6. Drip resfar 5gr/24jam
7. Inj. Lovenox 0,4cc/12jam
8. Inj. Tamoliv 1gr/8jam
9. Codein 3x1
89
10. NR 3x6UI
11. Candesartan 1x8mg (sore)
26 26/4/22- P 52 PNS Hiperglikemia- 1. HND 1. Infus NaCl 0,9%
30/4/22 HHT 2. Stroke infark DM 2. Pletaal 100mg 1x1
3. Clonidine 3x1
4. CPG 75gr 1x1
5. Analsik 2x1
6. Flunarizin 5mg 2x1
7. Inj. Ceftriaxone 1gr/12jam
8. Inj. Lansoprazole 1vial/24jam
9. Inj. Citicolin 2mg/12jam
10. Inj. Furosemide 2x1 1A/12jam
11. Inj. Micobalamin 1A/12jam
12. Inj. Ondansetron 1A (K/P)
13. Novorapid 3x6 unit
↑3x12 unit
14. Inj. Novorapid 6x16UI
27 14/5/22- L 57 Lain-lain DM2NO 1. HT 1. Infus Futrolit 24 tpm
19/5/22 Hiperglikemia 2. Hipertiroid 2. Thyrozol 1x5mg
3. Hiponatremia 3. Inj. lansoprazole 1vial/24jam
4. Drip NaCl 3% 12tpm
5. Propanolol 1x10mg
6. Apidra 3x8UI ↓3x6UI post meal
7. Lantus 0-0-20UI ↓0-0-16UI
28 11/5/22- p 77 IRT DM2 Halusinasi Organik 1. Infus Futolit 24 tpm
14/5/22 Hiperglikemia 2. Inj. Lansoprazole 1vial/24jam
3. Inj. Sotatik 1A/8jam sebelum makan
4. Infus Gabaxa 1A/24jam
90
7. Cilostazol 2x1
8. CPG 1x1
9. Atorvastatin 1x40mg
35 24/12/21 L 59 Wiraswasta UAP 1. DM2NO 1. Infus NaCl 0,9%
- 2. HT 2. Miniaspi 1x1
26/12/21 3. CPG 1x1
4. Candesartan 1x8mg
5. Amlodipine 1x5mg
6. ISDN KP 1x1
7. Metformin 2x500mg
8. Inj. Ketorolac 1A ekstra
36 22/12/21 L 68 Pensiunan CHF CF III 1. Pneumonia 1. Infus NaCl 0,9% /6jam
- EC IHD 2. DM2 2. Inj. Furosemid 1A/8jam
24/12/21 3. RF 3. Candesartan 2x4mg
4. Miniaspi 1x1mg
5. Nitrokaf 2x2,5mg
6. Infus Moxifloxacin 400/24jam
7. Inj. Esomeprazole 1vial/24jam
8. Inj. Ondansetron 1A/8jam (1/2jam
sebelum makan)
9. Sistenol 3x1
10. N. Ace 3x1
37 21/12/21 L 40 Buruh Buerger 1. DM2NO 1. Adalat oros 1x30mg
- Disease 2. HT 2. Irbesartan 1x300mg
24/12/21 Tromboangiitis 3. ISDN 5mg s.c
4. Ceftriaxone 1g/12jam
5. Ketorolac 1A/12jam
38 20/12/21 L 40 Wiraswasta Abdominal 1. DM2NO 1. Inj. Ceftriaxone 1gr/12jam
94
Flexotide /8jam
5. Candesartan 1x16mg
6. Amlodipine 1x10mg
7. Azythromicync 1x500mg sampe hari
ke-5
8. N.Ace 3x1
9. Curcuma 3x1
42 26/8/21- L 58 Wiraswasta Angina 1. CHF IHD 1. Infus NaCl 0,9%
31/8/21 Pectons Stabil 2. Bronkopnemonil 2. Infus Levoflox 750mg/24jam
3. DM2NO 3. Candesartan 1x8mg
4. Miniaspi 1x80mg
5. Simvastatin 1x20mg
6. Bisoprolol 1x2,5mg
7. Nitrokaf 2x1
8. Azithromycin 1x500mg
9. N.Ace 3x1
10. Nostrok 1x20mg
11. Fonilin MR 60 1-0-0
12. Doxycycline 100mg no VI 2 dd
43 9/11/21- P 54 Lain-lain Gangren Pedis 1. DM 1. Inj. Ceftizoxime 1gr/12jam
13/11/21 2. Anemia 2. Infus Metronidazol 500mg/8jam
3. Osteomyelitis 3. Inj. Novorapid 3x12jam
4. Dex Ketoproten 3x1A
5. Ranitidine 2x1A
6. Inj. Ezelin 0-0-12 UI
44 8/12/21- P 55 IRT Ulkus DM 1. Anemia 1. Inj. Ceftizoxime 2x1
13/12/21 2. DM 2. Infus Metronidazole 3x500mg
3. Hiponatremia 3. Novorapid 3x10 s.c (post meal)
96
8. Clonidine 3x0,5mg
9. Pamol 3x500mg K/P
10. Ceftixim 2x200mg
50 7/8/21- L 64 Wiraswasta Anemia Gravis DM2NO 1. Infus NaCl 0,9% 16 tpm i.v
10/8/21 (Pansitotenia) 2. NR 3x6unit s.c
pada MOS 3. Curcuma 2x1 p.o
Operasi/Tindakan 4. Asam Folat 2x1 p.o
Transfusi PRC 3 kolf 5. Transfusi PRC 3 kolf,1 kolf/12jam
premed furo KP i.v
6. NR 3x20unit ↑22-22-20UI s.c
7. Lantus 0-0-10 UI s.c
8. Acarbose 3x50mg p.o
9. NR 22-22-20 UI s.c
10. Lantus 0-0-14 UI s.c
11. Lantus 0-0-18
51 6/12/21- P 52 PNS CKR 1. VL 1. Infus Asering 20 tpm
8/12/21 2. DM2NO 2. Inj. Ceftriaxone 1gr/12jam
3. Inj. Dexametasone 1A/12jam
4. Inj. Ranitidin 1A/12jam
5. Inj. Ketorolac 1A/12jam
6. Inj. Piracetam 1gr/12jam
7. Inj. Apidra 3x4UI ↑3x6unit
8. Rhinofed 3x1 p.o
9. Pamol 3x1 p.o
10. Metformin 3x500gr
52 3/12/21- L 57 Wiraswasta Stroke Infark 1. HT Stase II 1. Infus Asering 20 tpm
7/12/21 2. DM2NO 2. Inj. Citicolin 250mg/12jam
3. LKD 3. Inj. Ranitidin 1A/12jam
99
8. Curcuma 2x1
9. Valsartan 2x80mg
10. Allopurinol 1x100mg
11. Inj. Lovenox 0,4cc/12jam
12. Inj. Lansoprazole 1vial/24jam
13. Inj. Ceftriaxon 1gr/12jam
69 22/10/21 L 69 PNS Anemia 1. DM 1. Infus Futrolit 30tpm
- Haemolitik 2. HHD 2. Asam Folat 2x1
26/10/21 3. Inj. MP 125mg/8jam i.v
Operasi/Tindakan 4. Transfusi PRC 2 kolf, 1kolf/24jam
Infus PRC pre furo
5. Metformin 2x500mg
6. Glimepiride 1x2mg
7. Candesartan 1x8mg
70 19/10/21 L 66 PNS Ulkus DM DM 1. Novorapid 3x6UI
- Pedis 2. Cefadroxil 2x1
26/10/21 3. Natrium diklofenak 2x1
71 18/10/21 P 46 Karyawan CHF ST III dg 1. Edema Anasarka 1. Infus NaCl 0,9% 12 tpm
- Swasta IHD/HHD 2. DM2NO 2. Inj. Furosemid 2A/6 jam ↓2A/8jam
24/10/21 3. Hipoalbuminemia 3. Asam Folat 2x1
4. Insufusuensi Renal 4. Candesartan 1x8mg ↑1x16mg
5. Digoxin 1x1/2 tab
Operasi/Tindakan 6. Spironolactone 1x25mg
Echocamdiography 7. KSR 3x1
8. Amlodipine 1x5mg ↑1x10mg
9. VIPAlbumin 3x1
10. Metformine 500mg 1-0-0
11. Vblock 1x3,125gr
107
↑3x14UI
8. Fenofibrate 0-0-1
9. Glinov 1x1
10. Inj. Mecobalamin 1A/8jam
11. Inj. Ceftriaxone 1gr/12jam
75 13/10/21 P 45 Lain-lain Typoid Fever 1. Pyelonephritis 1. Infus NaCl 0,9%
- Bilateral 2. Inj. Ondansetron 1A/8jam
17/10/21 2. ISK 3. Inj. Omz 1vial/12jam
3. DM2NO 4. Paracetamol 3x500 K/P
5. Infus Tamolive jika T>38,5
6. Infus Ceftazidim 1gr/8jam
7. Glimepiride 2mg 1-0-0
8. Pioglitazone 1x1
9. Epison sucralfate syr 3x1
76 3/8/21- L 61 PNS CKD ST V 1. CHF EC HHD 1. Inj. Furosemid 2A
5/8/21 2. HT ST II 2. Inj. Omz 1A
3. GERD 3. Inf. NaCl 0,9% 12 tpm mikro drips
4. DM2NO (terkontrol 4. Inj. Furoosemid 1A/24jam
diet) 5. Inpepsa 3xcth2
6. Adalat oros 1x30mg (malam)
Operasi/Tindakan 7. Candesartan 1x16mg (malam)
Hemodialisa 8. Concor 2,5mg 1x1/2tab (malam)
9. Alpentin 100mg 0-0-1
10. Nocid 2x1
11. Kalitake 3x1 sachet
12. Nitrokaf 2,5mg 2x1
77 22/6/22- P 67 IRT Ulkus DM 1. DM 1. Inj. Ceftriaxon 1gr/12jam
30/6/22 2. Cerebral Infark 2. Inj. Lansoprazole 1A/24jam
109
5. Gabaxa dlm RL
84 26/5/22- L 61 PNS DM2NO dg 1. CKD ST III 1. Infus NaCl 0,9% 12 tpm mikro i.v
30/5/22 KAD 2. Pneumonia Sinistra 2. Infus NaCl 3% 20 tpm mikro i.v
3. ISK 3. Inj. Ceftizoxime 1gr/12jam i.v
4. Dislipidemia 4. Inj. Lansoprazole 1vial/24jam i.v
5. Hiponatremia 5. Inj. Ondansetron 1A/8jam KP i.v
6. Hiperurisemia (1/2 jam sebelum makan)
6. Novorapid 3x10 UI s.c ↑3x12 unit
Operasi/Tindakan 7. Callos 2x1 p.o
Infus NaCl 3% 8. Asam Folat 2x1 p.o
9. Sucralfate syr 3xcthII p.o
10. Atorvastatin 20mg 1x1
11. Novorapid 3x12UI ↑3x18UI
↑3x20UI
12. Lantus 0-0-10 i.v
13. Lantus 0-0-14 UI
14. Lantus 0-0-16 UI s.c
15. Cefixime 2x10mg
112
Buerger 1 0,3
Angina 4 1,3
Stroke 2 0,6
Bradikardia 1 0,3
Cardiac Sirosis 1 0,3
Hiperkalemia 3 0,9
Bisitopenia 1 0,3
Mycocardie Bridge 1 0,3
Omi Anterior 1 0,3
Stemi Inferior 1 0,3
Asma 3 0,9
Covid-19 1 0,3
Edema Pulmo 1 0,3
ARDS 1 0,3
Bronkopnemonia 1 0,3
TBC 2 0,6
Neuropathy 4 1,3
Cefalgia 1 0,3
Atrophy Cerebri 1 0,3
Halusinasi 1 0,3
Neurogenic 1 0,3
Vertigo 1 0,3
Anxiety Disorder 1 0,3
LBP 2 0,6
Fraktur Kompresi Axial 1 0,3
Osteomyelitis 1 0,3
Arthrosis 1 0,3
Disartria 1 0,3
Hemiplegia Sinistra 2 0,6
Gonarthrosis 1 0,3
ISK 24 7,5
Erysipelas Selulitis Pedis Sinistra 1 0,3
Tinea Corporis Cruris 1 0,3
Pneumonia 7 2,2
Sepsis 3 0,9
DHF 2 0,6
Selulitis 2 0,6
Tyroid Fever 2 0,6
Nama Penyakit Jumlah Persentase (%)
BPH 2 0,6
Hipertiroid 1 0,3
114
RF 2 0,6
HIV 1 0,3
Ulkus Dekubitus 2 0,6
Kista 1 0,3
Ulkus Pedis 4 1,3
Ulkus DM 10 3,1
Ulkus Cruris 1 0,3
Tumor 1 0,3
HND 4 1,3
Edema 1 0,3
Post Amputation 1 0,3
Gangren Pedis 1 0,3
Edema Anasarka 3 0,9
CKR 2 0,6
VL 1 0,3
LKD 1 0,3
CF 2 0,6
Multiple Superficial Injuries 1 0,3
Anoreksia 1 0,3
Ventral Hernia 1 0,3
Perioneal Adhesions 1 0,3
Infeksi Luka Operasi 1 0,3
TOTAL 320 100