Oleh :
MOH. JUNAIDI
NPM. 717.6.2.0875
i
HUBUNGAN AKTIVITAS BERSEPEDA DENGAN TEKANAN
DARAH DAN TINGKAT STRESS PENDERITA HIPERTENSI
DI PUSKESMAS BATUPUTIH
SKRIPSI
Diajukan dalam rangka memenuhi persyaratan menyelesaikan
Program Studi Keperawatan
Oleh :
MOH. JUNAIDI
NPM. 717.6.2.0875
ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber yang dikutip
maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.
Tanggal : .................
iii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
SKRIPSI
MOH. JUNAIDI
NPM. 717.6.2.0875
Oleh:
Pembimbing Utama
Pembimbing Kedua
Mengetahui
Ketua Program Studi Keperawatan
iv
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI
DEWAN PENGUJI
Mengetahui
Ketua Program Studi Keperawatan
Disetujui oleh
Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
v
PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN
AKADEMIS
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non
eksklusif ini Universitas Wiraraja berhak menyimpan, mengalih media/formatkan,
mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan
mempublikasikan skripsi saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak
Cipta.
Yang menyatakan
TTD & Materai
(Moh. junaidi)
KATA PENGANTAR
vi
Puji syukur Alhamdulillah senantiasa peneliti haturkan kehadirat Allah
SWT yang telah melimpahkan taufiq, hidayah dan inayah-Nya sehingga peneliti
Batuputih“.
Penyusun skripsi ini tidak lepas dari bantuan, dukungan serta bimbingan
yang telah diberikan dari banyak pihak. Untuk itu perkenankan peneliti
kepada :
Sumenep.
2. Dr. Eko Mulyadi, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Dekan Fakultas Kesehatan
Wiraraja Sumenep dan semua pihak yang telah berperan serta dalam
6. Keluarga, yang telah memberikan dukungan moril, materil, dan doa dalam
vii
7. Teman seperjuangan Fakultas Ilmu Kesehatan Prodi Keperwatan, terima
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun sangat peneliti harapkan demi
Sumenep, ....................
Peneliti
viii
ABSTRAK
ix
ABSTRACT
THE RELATIONSHIP OF CYCLING ACTIVITY WITH BLOOD
PRESSURE AND STRESS LEVEL OF HYPERTENSION PATIENTS
AT THE BATUPUTIH PUSKESMAS
x
DAFTAR ISI
LEMBAR COVER.................................................................................................ii
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHANv
KATA PENGANTAR
ABSTRAK
ABSTRACT
DAFTAR ISI
DAFTAR TABELxii
DAFTAR GAMBAR
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
1.3.2 Tujuan Khusus
1.4 Manfaat
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Hipertensi
2.1.1 Definisi dan Kriteria Hipertensi
2.1.2 Penapisan dan Deteksi Hipertensi
2.1.3 Faktor Resiko Hiperteni
2.1.4 Patofisioliogi Hipertensi
2.1.5 Penatalaksanaan Hipertensi
2.1.6 Pengukuran Tekanan Darah
2.2 Konsep Dasar Stres20
2.2.1 Definisi Stres
2.2.2 Sumber Stres21
2.2.3 Penyebab Stres
2.2.4 Macam-macam Stres
xi
2.3 Konsep Dasar Bersepeda23
2.3.1 Pengertian Bersepeda
2.3.2 Fisiologi Bersepeda25
2.3.3 Tekanan Darah Saat Latihan Fisik
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS32
3.1 Kerangka Konseptual
3.2 Hipotesis
BAB 4 METODELOGI PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian
4.2 Kerangka Kerja
4.3 Populasi, Besar Sampel, dan Teknik Sampling37
4.3.1 Populasi
4.3.2 Besar sampel
4.3.3 Teknik Sampling37
4.4 Identifikasi Variabel37
4.4.1 Variabel Independen
4.4.2 Variabel Dependen
4.5 Definisi Operasional38
4.6 Pengumpulan dan Pengolahan Data38
4.6.1 Instrumen Penelitian38
4.6.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
4.6.3 Prosedur Pengumpulan Data
4.6.4 Pengolahan Data
4.6.5 Teknik Analisa Data
4. Etika Penelitian
4..1 Persetujuan Responden
4..2 Tanpa Nama
4..3 Kerahasiaan
4. Keterbatasan Penelitian
BAB 5 HASIL PENELITIAN
5.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian
5.2 Data Umum
xii
5.3 Data Khusus
BAB 6 PEMBAHASAN
6.1 Bersepeda
6.2 Tekanan Darah Penderita Hipertensi
6.3 Stres pada Penderita Hipertensi
6.4 Hubungan Bersepeda dengan Tekanan Darah Penderita HIpertensi
6.5 Hubungan Bersepeda dengan Tingkat Stres Penderita HIpertensi
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
7.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Penderita hipertensi di Puskesmas Batuputih tahun 2019 dan
2020 2
Tabel 2.1 Klasifikasi Tekanan Darah Klinik 7
xiii
Tabel 4.1 Tabel definisi operasional aktivitas bersepeda dengan
tekanan darah dan tingkat stress penderita hipertensi di
Puskesmas Batuputih 38
Tabel 5.2 Fasilitas Fisik Puskesmas Batuputih 46
Tabel 5.3 Sumber Daya Manusia (SDM) Puskesmas Batuputih 47
Tabel 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di
Puskesmas Batuputih 47
Tabel 5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur di Puskesmas
Batuputih 48
Tabel 5.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan di
Puskesmas Batuputih 48
Tabel 5.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan di
Puskesmas Batuputih 48
Tabel 5.5 Bersepeda Penderita Hipertensi 49
Tabel 5.6 Tekanan Darah Penderita Hipertensi 49
Tabel 5.7 Stres Penderita Hipertensi 49
Tabel 5.8 Hubungan Bersepeda dengan Tekanan Darah Penderita
Hipertensi di Puskesmas Batuputih 50
Tabel 5.9 Hubungan Bersepeda dengan Tingkat Stres Penderita
Hipertensi di Puskesmas Batuputih 50
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 ABPM = ambulatory blood pressure monitoring; HBPM
= home blood pressure monitoring; Dikutip dari 2018
ESC/ESH Hypertension Guidelines. 8
Gambar 3.1 Kerangak konseptual hubungan aktivitas bersepeda
dengan tekanan darah penderita hipertensi di Puskesmas
xiv
Batuputih 33
Gambar 4.1 Kerangka kerja aktivitas bersepeda dengan tekanan darah
dan tingkat stress penderita hipertensi di Puskesmas
Batuputih 36
DAFTAR LAMPIRAN
xv
Lampiran 5. Hasil Analisa Data
Lampiran 6. Dokumentasi Penelitian
xvi
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
telah merubah pola penyakit dari infeksi ke Penyakit Tidak Menular (PTM).
Penyakit degeneratif dan man made diseases (penyakit karena sebab manusia)
sebagai salah satu PTM yang menjadi masalah kesehatan serius saat ini
(Riskesdas, 2018).
tekanan darah saat pemeriksaan berulang sistolik 140 mmHg dan atau
tahun dan diperkirakan mencapai angka 74,5 juta jiwa dengan 90-95% kasus
pada estimasi jumlah penduduk sebanyak 260 juta adalah (PERHI, 2019).
1
2
>18 tahun tahun 2007 sebesar 30,2% dan terjadi penuruanan jika
dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar 4,8% (dari 30,2% menjadi 25,4%)
tahun 2016 sebesar 44.403 dan pada tahun 2017 mengalami peningkatan
2020 sebanyak 459 orang. Ada beberapa faktor risiko hipertensi yang tidak
dan dapat dirubah antara lain karakteristik individu (usia, jenis kelamin, gen),
dipertahanakan jika otot jantung dan tahanan perifer yang terlatih karena
aktivitas fisik. Rilis hormon endorphin yang menimbulkan efek euphoria dan
et al., (2019), menemukan efek positif dari bersepeda sebagai bentuk aktivitas
fisik pada indeks massa tubuh (IMT) dan tekanan darah sistolik dan diastolik.
seperti jalan kaki, lari, dan bersepeda terhadap tekanan darah sehingga
diastolik pada subjek yang rutin dan disiplin melakukan aktivitas fisik.
rasa depresi atau strees. Latihan fisik dianjurkan dengan jangka waktu
minimal 30 menit, latihan dinamis dengan intensitas sedang, 5-7 hari per
selama 12 jam setelah melakukan aktivitas fisik secara benar (Katch VL.,
karena terjadi peningkatan histamin pada bagian otot yang mengalami latihan
4
stress dan tekanan darah pada penderita hipertensi. Stres dapat dialihkan
Puskesmas Batuputih?”.
1.3 Tujuan
Batuputih.
5
Batuputih.
Batuputih.
Batuputih.
1.4 Manfaat
1. Puskesmas Batuputih
2. Perawat
preventif.
3. Penderita Hipertensi
4. Masyarakat
TINJAUAN PUSTAKA
darah sistolik.
7
8
2. Perbedaan TDS >15 mmHg antara kedua lengan sugestif suatu penyakit
serebrokardiovaskular.
usia. Namun pada usia tua, resiko hip[ertensi meningkat tajam pada
walaupun pada individu lebih tua peningkatan terkait usia lebih tinggi
pada perempuan.
9
b. Usia. Tekanan darah sistolik meningkat progresif sesuai usia dan orang
aldosteron normal atau tinggi dan renin yang rendah. Hal ini disebabkan
angka mortalitas terkait hipertensi lebih tinggi pada kulit hitam. Pada
multiple risk factor factor intervention trial, yang melibatkan lebih dari
23.000 laki-laki kulit hitam dan 325.000 laki-laki kulit putih yang
2. Dapat Dimodifikasi
hipertensi dan lebih mudah menerima gaya hidup sehat seperti diet
c. Diet Garam. Natrium intra seluler meningkat dalam sel darah dan
jaringan lain pada hipertensi primer (esensial). Hal ini dapat disebabkan
rigiditas otot polos vaskular, oleh karena itu asupan garam berlebihan
variasi genetik. Gen obese (ob) ditemukan pada tahun 1950 merupakan
tiga cangkir kopi akan meningkatkan tekanan darah dengan variasi luas
merupakan hasil dari aksi pompa jantung atau yang sering disebut curah
jantung (cardiac output) dan tekanan dari arteri perifer atau sering disebut
darah secara logis dapat terjadi karenan peningkatan curah jantung dan
darah yang berfungsi untuk mengatur aliran darah yang terkait dengan
tetap tinggi yang dippicu dengan adanya penebalan struktur dari sel-sel
maka strategi pola hidup sehat merupakan tatalaksana tahap awal, yang
harus dijalani setidaknya selama 4-6 bulan. Bila setelah jangka waktu
jarang, diet rendah garam ini juga bermanfaat untuk mengurangi dosis
menjadi pola hidup yang umum di negara kita, namun konsumsi alcohol
lebih dari 2 gelas per hari pada pria atau 1 gelas per hari pada wanita,
16
tekanan darah.
e. Berhenti merokok. Walaupun hal ini sampai saat ini belum terbukti
2. Terapi Farmakologi
setelah > 6 bulan menjalani pola hidup sehat dan pada pasien dengan
yaitu :
biaya
c. Berikan obat pada pasien usia lanjut (diatas usia 80 tahun) seperti pada
farmakologi
kepatuhan pasien.
b. Kombinasi dua obat yang sering digunakan adalah RAS blocker (Renin-
angiotensin system blocker), yakni ACEi atau ARB, dengan CCB atau
diuretik.
tinggi dan berisiko sangat tinggi, pasien usia sangat lanjut (=80 tahun)
atau ringkih.
e. Penggunaan kombinasi tiga obat yang terdiri dari RAS blocker (ACEi
atau ARB), CCB, dan diuretik jika TD tidak terkontrol oleh kombinasi
duaobat.
dilakukan sendiri oleh pasien di rumah atau di tempat lain di luar klinik
pasien telah buang air kecil, belum sarapan, tetapi sudah minum obat. Pada
hasil pengukuran pagi dan malam hari. Pengukuran pada hari pertama
akurat, perlu diberikan edukasi dan pelatihan kepada pasien tentang cara
tekanan darah yang dilakukan sendiri oleh pasien memberi dampak positif
(PERHI, 2019).
jam termasuk saat tidur, dan merupakan metoda akurat dalam konfirmasi
terhadap TD
dan setiap 30-60 menit pada malam hari. Pemeriksaan ABPM dianggap
dengan mengacu pada pola tidur dan aktifitas pasien. Kondisi aritmia
akurasi hasil ABPM. Rerata tekanan darah dari HBPM dan ABPM lebih
rendah dari nilai pengukuran tekanan darah di klinik, dan batasan tekanan
2019).
Istilah stres berasal dari istilah latin stingere yang mempunyai arti
seseorang (Lestari, 2015). Stres adalah suatu kondisi pada individu yang
2016).
21
individu, tetapi kondisi stres dapat terjadi setiap saat selama hidup
antara lain:
1. Diri individu
Sumber stres diri individu ini hal yang berkaitan dengan adanya
approach conflict (muncul ketika kita tertarik terhadap dua tujuan yang
2. Keluarga
stres adalah hadirnya anggota baru, perceraian dan adanya keluarga yang
sakit.
berbagai sumber baik dari kondisi fisik, psikologis, maupun sosial dan
juga muncul pada situasi kerja, dirumah, dalam kehidupan sosial, dan
seperti polusi udara dan dapat juga berkaitan dengan lingkungan sosial
dianggap sebagai suatu ancaman baik yang nyata maupun imajinasi dapat
1. Daily hassles yaitu kejadian kecil yang terjadi berulang-ulang setiap hari
2. Personal stressor yaitu ancaman atau gangguan yang lebih kuat atau
keuangan dan masalah pribadi lainnya. Umur adalah salah satu faktor
semakin mudah mengalami stres. Hal ini antara lain disebabkan oleh
dapat mengakibatkan stres tergantung dari dua faktor, yaitu faktor yang
ada beberapa faktor lain yang dapat mempengaruhi tingkat stres yaitu
kondisi fisik, ada tidaknya dukungan sosial, harga diri, gaya hidup dan
1. Eustres (tidak stres) adalah seseorang yang dapat mengatasi stres dan tidak
gangguan pada satu atau lebih organ tubuh sehingga pada organ tubuh
Aktivitas tersebut member beban terhadap jantung dan paru sehingga akan
dimana otot aktif bergerak dan kedua, periode dimana otot tidak bergerak
aktif (istirahat). Periode istirahat yang lama, biasa dijumpai pada pesepeda
lalulintas maupun adanya pengguna jalan raya lainnya. Masa istirahat ini
energi selama fase aktif berikutnya bisa lebih tinggi. Pada waktu yang
angin.
masuk dalam kategori intensitas sedang (6 METs) (Cavill N dan Davis A.,
2013)
paru bekerja keras agar dapat menyediakan oksigen yang cukup terutama
kedua tungkainya dan bersamaan dengan itu tubuh berupaya menarik dan
otot tungkai mana yang bekerja. Terdapat 2 fase kayuhan pedal, ketika
otot tungkai. Kemudian agar darah dapat kembali ke jantung, darah harus
melawan gravitasi dan hal ini efektif dilakukan dengan mekanisme pompa
otot, dimana begitu otot otot tungkai digerakkan, maka vena-vena tungkai
akan menjadi terperas dan dengan adanya katup satu arah pada vena,
pompa otot ini maka mengayuh sepeda dengan kecepatan putaran roda
yang tinggi, (misalnya pada sprint atau lintasan yang mendaki) sistem
yang optimal dan efisiensi aerobik, karena akan berpengaruh pada otot-
27
otot tubuh yang bekerja dan pengeluaran energi yang dihasilkan. Terdapat
pengaturan yaitu: kaki (sepatu) dengan pedal, pelvis dengan sadel, dan
kaki berada diatas spindle pedal. Posisi pelvis dengan sadel, ketinggian
sadel diatur sedemikian rupa sehingga lutut melakukan fleksi 25-30º dari
posisi ekstensi penuh saat pedal berada pada posisi terjauh (jam 6).
terjadi kesejajaran antara lutut dengan spindle pedal pada saat pedal berada
pada posisi jam 3. Sadel diatur agak sedikit miring kebawah, untuk
handlebar diatur supaya terjadi lumbar fleksi 45º saat pesepeda duduk
diatas sadel, lengan sedikit fleksi ketika tangan berada diatas handlebar.21
maka terdapat beberapa respon refleks untuk mengatur cardiac output dan
keluarnya natrium dan air, sehingga dapat meningkatkan volume darah dan
tekanan darah terutama pada respon lama yaitu melalui perubahan volume
output.
tersebut. Pada otot jantung dan otot rangka, vasodilatasi disebabkan oleh
29
faktor zat metabolic lokal. Pada kulit, vasodilatasi terjadi karena terdapat
organ tersebut. Hal ini disebabkan oleh aktivitas saraf simpatis pada organ-
organ tersebut. Vasodilatasi yang terjadi pada otot rangka, otot jantung dan
vasodilatasi yang terjadi pada arteriole otot, sehingga hasil akhirnya tetap
aritmatika, MAP merupakan produk dari cardiac output dan total tahan
dengan peningkatan fraksi ejeksi dan diperantarai oleh saraf simpatis pada
30
end diastolic volume maupun stroke volume. Beberapa faktor yang dapat
3) efek simpatis pada tonus vena, 4) kemudahan aliran darah masuk dari
atas bahwa vasodilatasi arteriole pada otot rangka dan otot jantung saat
latihan fisik dapat terjadi secara sekunder dari faktor zat metaboliklokal
diaktifkan selama latihan fisik oleh kortek serebri, yang disebut dengan
komando sentral. Terdapat jalur langsung dari pusat komando ini menuju
preganglion saraf otonom yang sesuai dan menghasilkan pola yang khas
latihan fisik dimulai dan hal itu semakin menunjukkan adanya jalur
langsung tersebut.
kimiawi di otot, terutama pada latihan fisik dengan intensitas tinggi, akibat
pusat saraf yang lebih tinggi. Hasilnya adalah terjadi peningkatan denyut
organ yang tidak aktif. Termasuk juga mekanoreseptor dalam otot yang
darah saat istirahat. Hal ini disebabkan karena terdapat persarafan dari
Perasaan bahagia
Peningkatan Konstriksi arteriole
kontraktilitas jantung (splanchnic dan
dan cardiac output ginjal) Respon adaptif
32
33
Keterangan
karena terjadi peningkatan histamin pada bagian otot yang mengalami latihan
aktivitas fisik bersepeda penurunan tekanan darah secara umum terjadi karena
terjadi penurunan venous return. Bersepeda dengan durasi dan intensitas yang
arteriole otot.
bahagia. Respon adaptif dalam bentuk perasaan bahagia sebagai indikasi dari
3.2 Hipotesis
METODOLOGI PENELITIAN
(bersepeda) dan dependen (tekanan darah dan stres) terlebih pada waktu yang
relatif bersamaan.
35
36
Populasi
Semua penderita hipertensi di Puskesmas Batuputih tahun 2020
sebanyak 248 orang (N=248), rata-rata perbulan = 21 orang
Teknik Sampling
Total Sampling
Sampel
Sebagian penderita hipertensi di Puskesmas Batuputih
sebanyak 21 orang
Pengumpulan Data
Kuisioner
Pengolahan Data
Editing, coding, scoring, tabulating, nterprestating
Analisa Data
Rank spearman
Hasil
Kesimpulan
Gambar 4.1 Kerangka kerja aktivitas bersepeda dengan tekanan darah dan
tingkat stress penderita hipertensi di Puskesmas Batuputih
37
4.3.1 Populasi
orang (N=248).
adalah bersepeda.
38
Tabel 4.1 Tabel definisi operasional aktivitas bersepeda dengan tekanan darah
dan tingkat stress penderita hipertensi di Puskesmas Batuputih
Definisi
Variabel Parameter Alat ukur Skala Kategori
Operasional
Variabel Aktivitas Frekuensi check-list Interval 1. Tidak pernah
Independe fisik perminggu 2. Jarang, bila
n menggunaka dalam <3 hari
Bersepeda n alat sepeda hitungan hari dalam
dengan seminggu
menggerakka 3. Sering, bila 3
n otot-otot hari dalam
tubuh yang seminggu
dilakukan 4. Selalu, bila
dalam >3 hari
gerakan dalam
berulang seminggu
Variabel Perubahan Observasi SOP Interval 1. Normal bila
dependen tekanan darah tekanan darah pengukura Sistol < 130
Tekanan lansia lansia n tekanan mmHg
darah penderita penderita darah, Diastol < 85
hipertensi hipertensi sphygmo mmHg
yang menggunakan manomete 2. High normal
didapatkan tensi meter r, dan bila Sistol
dari lembar 130-139
pengukuran observasi mmHg
tekanan darah Diastol 85-89
(tensi meter) mmHg
3. Hipertensi
Stage 1
(mild) bila
Sistol 140-
159 mmHg
Diastol 90-99
mmHg
4. Hipertensi
Stage 2
39
(moderate)
bila Sistol
160-179
mmHg
Diastol 100-
109 mmHg
5. Hipertensi
Stage 3
(severe) bila
Sistol ≥ 180
mmHg
Diastol ≥
110 mmHg
Stres Tekanan 1. Mudah Kuesioner Ordinal 1. Ringan,
yang dialami marah (DASS) bila nilai
penderita 2. Kelemahan 15-18
hipertensi 3. Cemas 2. Sedang,
sehinggadipe 4. Kehabisan bila nilai
rlukan energi 19-25
adaptasi. 5. Perasaan 3. Parah, bila
sedih nilai 26-33
6. Kelelahan 4. Sangat
7. Berkeringat parah, bila
8. Kesulitan nila >33
menelan
9. Mudah
panik
10. Sulit
bertoleransi
11. Tegang
12. Mudah
gelisah
4.6.1 Instrumen
a. Bersepeda
b. Tekanan darah
c. Stres
adalah kuisioner.
1. Lokasi Penelitian
2. Waktu Penelitian
Maret 2021.
1. Administratif
2. Teknis Penelitian
pelaksanaan penelitian.
1. Editing
2. Coding
kuesioner.
42
3. Skoring
a. Bersepeda
1) Tidak pernah
b. Tekanan darah
mmHg
100-109 mmHg
mmHg
c. Stres
kadang skor 3, cukup sering skor 4, sangat sering skor 5, dan secara
4. Tabulating
kriteria.
5. Interprestating
a. 100% = Seluruhnya
d. 50% = Setengahnya
g. 0% = Tidak satupun.
a = 0,05.
dilakukan penelitian, peneliti wajib memohon izin kepada pihak yang akan
lembar persetujuan dan jika menolak tidak boleh memaksa atau tetap
hanya berupa kode sebagai pengganti identitas dan semua informasi yang
dan tidak layak diungkapkan dari setiap jawaban responden kepada orang
HASIL PENELITIAN
Batuputih adalah pesisir dan daerah perbukitan dengan batas wilayah sebagai
berikut.
46
47
(38,1%).
Tabel 5.8 Hubungan Bersepeda dengan Tekanan Darah Penderita Hipertensi di Puskesmas
Batuputih
Tekanan Darah
Total
Bersepeda Normal High Normal Stage 1 Stage 2 Stage 3
f % f % f % f % f % f %
Tidak
0 0 1 7,7 4 30,8 7 53,8 1 7,7 13 100,0
pernah
Jarang 2 33,3 3 50,0 0 0 1 16,7 0 0 6 100,0
Sering 2 100,0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 100,0
Total 4 19,0 4 19,0 4 19,0 8 38,1 1 4,8 21 100,0
P value = 0,000 < 0,05
Sumber: Data Primer. 2021
Hasil analisa data rank spearman diperoleh p value 0,000 < 0,05
(100,0%).
Hasil analisa data rank spearman diperoleh p value 0,410 < 0,05
yang bermakna (H0 ditolak) tidak ada hubungan bersepeda dengan stress
PEMBAHASAN
6.1 Bersepeda
olahraga aerobic yang mengutamakan stamina dan daya tahan serta dapat
sehinga juga bergantung pada kinerja organ sentral yang optimal seperti
jantung, paru, dan sistem vaskuler sebagai sistem organ sirkulasi yang
(Hanifa, 2019).
intensitas yang benar. Ahli berpendapat bahwa cara terbaik untuk berlatih/
bersepeda dilakukan selama 20-30 menit setiap hari, 3 sampai 5 hari setiap
hanya sekedar alat transportasi harian. Pada penelitian ini, frekuensi dan
adalah lansia. Frekuensi dan intensitas bersepeda juga tidak dapat terukur
52
53
sistolik ≥140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik ≥90 mmHg pada
faktor usia dan usia lanjut merupakan faktor resiko penyakit kardiovaskuler
antara 46->65 tahun termasuk pada kategori lansia awal sampai dengan
manula. Tekanan darah pada individu menjadi tinggi karena faktor usia.
secara benar. Petugas kesehatan juga akan melibatkan keluarga seagai kader
pengobatan.
54
sub pernyataan stres. Respon individu terhadap stress selalu berbeda. Hal
tidak tertangani dengan baik. Stres pada responden merupakan kondisi yang
berdamai dan hidup bersama hipertensi. Pada kategori umur lansia manula,
dengan lebih antusias terhadap kegiatan atau aktivitas produktif baik secara
55
darah normal 2 (100,0%). Hasil analisa data rank spearman diperoleh p value
0,000 < 0,05 yang bermakna (H0 ditolak) ada hubungan bersepeda dengan
perubahan pada sistem vaskuler dan paru yang secara bersamaan menciptakan
volume) dan denyut jantung (heart rate) yang berpengaruh terhadap stroke
berolahraga terjadi pada dua kondisi, vasokonstriksi pada otot yang tidak aktif
sedangkan vasodilatasi pada otot yang aktif sebagai akibat kenaikan suhu,
peningkatan CO2, asam laktat, dan kekurangan oksigen (Utomo, et al., 2018).
56
menengah kebawah. Hal tersebut terjadi karena harga sepeda yang variatif
dapat dilakukan dengan terapi aktivitas bersepeda secara rutin dan disiplin.
Pada responden dengan kategori umur lansia dan manula butuh pengawasan
dan arahan dari petugas kesehatan untuk mencegah injuri. Bersepeda dapat
(100,0%). Hasil analisa data rank spearman diperoleh p value 0,410 < 0,05
yang bermakna (H0 ditolak) tidak ada hubungan bersepeda dengan stress
hormon stres kortisol sehingga membuat kondisi psikologis stabil dan tidak
7.1 Kesimpulan
ringan,
Puskesmas Batuputih.
Puskesmas Batuputih.
7.2 Saran
1. Puskesmas Batuputih
terapi non farmakologi melalui aktivitas fisik yang salah satunya adalah
bersepeda.
2. Perawat
59
60
3. Penderita Hipertensi
4. Masyarakat
hipertensi.
DAFTAR PUSTAKA
Agofure Otovwe, et al., (2019). Effect of Bicycle Riding on the Blood Pressure
and Body Mass Index of a Rural Community in North Central Nigeria.
Open Journal of Public Health 2019 Volume 1 Issue 1 Article 1005
Cavill N, Davis A. (2013). Cycling and Health: A Briefing Paper for The
Regional Cycling Development Team. NCS board. UK. 2013.
Hasanudin, dkk. (2018). Hubungan Aktivitas Fisik dengan Tekanan Darah pada
Masyarakat Penderita Hipertensi Di Wilayah Tlogosuryo Kelurahan
Tlogomas Kecamatan Lowokwaru Kota Malang. Nursing News Volume 3,
Nomor 1, 2018
Hanifa, Hana. (2019). Efek Kerja Bersepeda Selama 30 menit terhadap Perubahan
Tekanan Darah pada Pra Lansia di Anggota Klub Sobat Gowes Bekasi.
Junal Universitas Negeri Jember.
Kemenkes RI. (2015). Infodatin Hipertensi. Jakarta: Pusat Data dan Informasi
Kementerian Kesehatan RI.
61
62
Marieb EN, Hoehn K. (2007). Human Anatomy & Physiology. San Francisco.
Pearson Benjamin Cummings; 2007.
Stevens, R. E., Loudon, D. L., Yow, D. A., Bowden, W. W., & Humphrey, J.H.
(2013). Stress in college athletics: Causes, consequences, coping.
Routledge.
Lampiran 1
Kepada
Di tempat
Dengan hormat,
bersepeda. Saya berharap anda mengikuti semua aturan penelitian yang telah
ditetapkan oleh saya dan anda dapat menolak atau berhenti jika tidak berkenan.
Partisipasi ini bersifat bebas, artinya anda bebas ikut atau tidak ikut tanpa
sangsi apapun, apabila anda setuju/bersedia untuk terlibat dalam penelitian saya,
Sumenep, ………………..
Peneliti
Lampiran 2
Sumenep, ............................
Responden
(……………………………..)
Lampiran 3
KUESIONER
TINGKAT STRES PENDERITA
DEPRESSION ANXIETY STRESS SCALES ( DASS 42)
Karakteristik Responden
1. Umur : Tahun Kode Resp.
2. Pendidikan :
a. Tidak sekolah
b. Tamat SD
c. Tamat SMP
d. Tamat SMA
e. Tamat Perguruan Tinggi
3. Pekerjaan :
4. Tekanan Darah : mmHg
5. Rutinitas bersepeda dalam seminggu terakhir:
a. Tidak pernah
b. < 3 hari dalam seminggu
c. 3 hari dalam seminggu
d. > 3 hari dalam seminggu
6. Waktu bersepeda dalam seminggu terakhir:
a. <30 menit setiap kali bersepeda
b. ≥30 menit setiap kali bersepeda
No. Pernyataan TP KK S SS
1 Menjadi marah karena hal-hal kecil/sepele
2 Mulut terasa kering
3 Tidak dapat melihat hal yang positif dari suatu
kejadian
4 Merasakan gangguan dalam bernapas (napas
cepat, sulit bernapas)
5 Merasa sepertinya tidak kuat lagi untuk
melakukan suatu kegiatan
6 Cenderung bereaksi berlebihan pada situasi
7 Kelemahan pada anggota tubuh
8 Kesulitan untuk relaksasi/bersantai
9 Cemas yang berlebihan dalam suatu situasi
namun bisa lega jika hal/situasi itu berakhir
10 Pesimis
11 Mudah merasa kesal
12 Merasa banyak menghabiskan energi karena
cemas
13 Merasa sedih dan depresi
14 Tidak sabaran
15 Kelelahan
16 Kehilangan minat pada banyak hal (misal:
makan, ambulasi, sosialisasi)
17 Merasa diri tidak layak
18 Mudah tersinggung
19 Berkeringat (misal: tangan berkeringat) tanpa
stimulasi oleh cuaca maupun latihan fisik
20 Ketakutan tanpa alasan yang jelas
21 Merasa hidup tidak berharga
22 Sulit untuk beristirahat
23 Kesulitan dalam menelan
24 Tidak dapat menikmati hal-hal yang saya
lakukan
25 Perubahan kegiatan jantung dan denyut nadi
tanpa stimulasi oleh latihan fisik
26 Merasa hilang harapan dan putus asa
27 Mudah marah
28 Mudah panik
29 Kesulitan untuk tenang setelah sesuatu yang
mengganggu
30 Takut diri terhambat oleh tugas-tugas yang
tidak biasa dilakukan
31 Sulit untuk antusias pada banyak hal
32 Sulit mentoleransi gangguan-gangguan
terhadap hal yang sedang dilakukan
33 Berada pada keadaan tegang
34 Merasa tidak berharga
35 Tidak dapat memaklumi hal apapun yang
menghalangi anda untuk menyelesaikan hal
yang sedang Anda lakukan
36 Ketakutan
37 Tidak ada harapan untuk masa depan
38 Merasa hidup tidak berarti
39 Mudah gelisah
40 Khawatir dengan situasi saat diri Anda
mungkin menjadi panik dan mempermalukan
diri sendiri
41 Gemetar
42 Sulit untuk meningkatkan inisiatif dalam
melakukan sesuatu
Depression Anxiety Stress Scales ( DASS 42)
Skala depresi : 3, 5, 10, 13, 16, 17, 21, 24, 26, 31,34, 37, 38, 42.
Skala kecemasan : 2, 4, 7, 9, 15, 19, 20, 23, 25, 28, 30,36, 40, 41.
Skala stress : 1, 6, 8, 11, 12, 14, 18, 22, 27, 29, 32, 33, 35, 39.
Indikator Penilaian
Tingkat Depresi Kecemasan Stress
Ringan 10-13 8 -9 15-18
Sedang 14-20 10-14 19-25
Parah 21-27 15-19 26-33
Sangat parah > 28 > 20 > 34
Lampiran 4
Kod
Jenis
e Kodin Kodin Pendidika Kodin Pekerjaa Kodin
Kelami Umur Kategori
Resp g g n g n g
n
.
1 L 1 67 Manula 4 Lulus 3 Tidak 1
SMP bekerja
2 P 2 49 Lansia 2 Lulus SD 2 IRT 1
awal
3 L 1 59 Lansia 3 Lulus SD 2 Petani 3
akhir
4 L 1 64 Lansia 3 Luslus 3 Pensiuna 1
akhir SMP n
5 P 2 72 Manula 4 Tidak 1 Tidak 1
sekolah bekerja
6 L 1 67 Manula 4 Tidak 1 Petani 3
sekolah
7 L 1 57 Lansia 3 Lulus 4 Sopir 3
akhir SMA
8 L 1 61 Lansia 3 Lulus SD 2 Petani 3
akhir
9 P 2 44 Dewasa 1 Lulus 3 IRT 1
akhir SMP
10 L 1 52 Lansia 2 S1 5 PNS 2
awal
11 P 2 58 Lansia 3 Lulus 3 IRT 1
akhir SMP
12 L 1 50 Lansia 2 Lulus 4 Petani 3
awal MA
13 L 1 70 Manula 4 Lulus SD 2 Tidak 1
bekerja
14 P 2 49 Lansia 2 Lulus 4 Pedagan 3
awal SMA g
15 P 2 51 Lansia 2 Lulus 3 IRT 1
awal SMP
16 L 1 48 Lansia 2 Lulus 3 Tukang 3
awal SMP banguna
n
17 L 1 39 Dewasa 1 Diploma 5 PNS 2
akhir III
18 L 1 60 Lansia 3 Lulus SD 2 Petani 3
akhir
19 P 2 52 Lansia 2 Tidak 1 IRT 1
awal sekolah
20 P 2 46 Lansia 2 Lulus 3 IRT 1
awal SMP
21 L 1 62 Lansia 3 Lulus SD 2 Petani 3
akhir
Umur
1. Dewasa akhir 36-45 tahun
2. Lansia awal 46-55 tahun
3. Lansia akhir 56-65 tahun
4. Manula >65 tahun (Depkes, 2009)
Pekerjaan
1. Tidak bekerja (IRT, tidak bekerja, pensiunan)
2. ASN, TNI-POLRI
3. Lainnya
Bersepeda
1. Tidak pernah
2. Jarang, bila <3 hari dalam seminggu
3. Sering, bila 3 hari dalam seminggu
4. Selalu, bila >3 hari dalam seminggu
Tekanan Darah
1. Normal bila Sistol < 130 mmHg Diastol < 85 mmHg
2. High normal bila Sistol 130-139 mmHg Diastol 85-89 mmHg
3. Hipertensi Stage 1 (mild) bila Sistol 140-159 mmHg Diastol 90-99 mmHg
4. Hipertensi Stage 2 (moderate) bila Sistol 160-179 mmHg Diastol 100-109
mmHg
5. Hipertensi Stage 3 (severe) bila Sistol ≥ 180 mmHg Diastol ≥ 110 mmHg
Stres
1. Ringan, bila nilai 15-18
2. Sedang, bila nilai 19-25
3. Parah, bila nilai 26-33
4. Sangat parah, bila nila >33
Lampiran 6
ANALISA DATA
Statistics
N Valid 21 21 21 21
Missing 0 0 0 0
Frequency Table
jenis_kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Statistics
N Valid 21 21 21
Missing 0 0 0
Frequency Table
bersepeda
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
tekanan_darah
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Crosstabs
Cases
tekanan_darah
jarang Count 2 3 0 1 0 6
sering Count 2 0 0 0 0 2
Total Count 4 4 4 8 1 21
stres Total
jarang Count 1 4 1 6
sering Count 0 2 0 2
Total Count 3 12 6 21
Nonparametric Correlations
Correlations
bersepeda tekanan_darah
N 21 21
N 21 21
Correlations
bersepeda stres
N 21 21
N 21 21
Lampiran 7
DOKUMENTASI PENELITIAN
Lampiran 8
10
11
12
13
14
LEMBAR BIMBINGAN SKRIPSI
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP
10
11
12
13
14