Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PERKEMBANGAN DAN HUBUNGAN FALSAFAH,


PARADIGMA DAN TEORI DALAM SAINS
KEPERAWATAN

Oleh Kelompok :
Lani Natalia Watania 1706006965
Kharisma Adytama Putra 1706006946
Maria Yasinta Goa 1706006984
Muhammad Husein 1706007021
Nurul Jamil 1706007103

PROGRAM MAGISTER KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS INDONESIA
TAHUN 2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan berkat dan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini dengan judul Hubungan Falsafah, Paradigma Dan Teori Dalam Sains
Keperawatan. Penulisan Makalah ini merupakan tugas kelompok yang dibuat
untuk memenuhi syarat penugasan mata ajar sains keperawatan. Makalah ini
berisi tentang falsafah, paradigma dan teori sains keperawatan dan
mengkaitkannya dengan pengembangan sains keperawatan serta hubungan
interaksi antara pendidikan, pelayanan/praktik dan riset keperawatan dalam
pengembangan sains keperawatan.

Kami menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak
sangatlah sulit bagi kami untuk menyelesaikan makalah ini, oleh karena itu kami
mengucapkan terima kasih kepada:
1) Ibu Yeni Rustina, PhD selaku koordinator dan dosen fasilitator mata
kuliah Sains Keperawatan kelas A.
2) Teman-teman magister keperawatan tahun ajaran 2017/2018.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami berharap Tuhan Yang Maha
Esa berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu keperawatan

Depok, 19 September 2017

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan Penulisan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PEMBAHASAN


2.1 Falsafah dan Paradigma Keperawatan
2.1.1 Falsafah Keperawatan
2.1.2 Paradigma Keperawatan
2.2 Sains Keperawatan
2.2.1 Filosofi Sains Keperawatan
2.2.2 Karakteristik Sains Keperawatan
2.3 Pengembangan Sains Keperawatan dan Hubungan
Interakif antara Pendidikan, Pelayanan/Praktik dan Riset
Keperawatan dalam Pengembangan Keperawatan
2.4 Pengembangan Empiris tentang Model/Teori Konseptual
Keperawatan
2.5 Analisis Hubungan Falsafah dan Paradigma dengan Model
Konseptual dan Teori Keperawatan

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Keperawatan merupakan ilmu tentang perilaku yang meyakini manusia sebagai
individu yang unik dan holistik, didalamnya terdapat rangkaian teori dan praktek
yang bertujuan dalam peningkatan kualitas pelayanan pada klien. Adanya tuntutan
masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan merupakan suatu fenomena
yang harus direspon oleh perawat dengan baik. Salah satu respon dapat berupa
usaha peningkatkan pengetahuan sebagai dasar dari pelayanan keperawatan.
Pengetahuan dalam keperawatan diperoleh melalui observasi, penelitian dan uji
coba yang mengarah pada penentuan sifat dasar atau prinsip sesuatu yang sedang
diselidiki (Marriner, 2001).

Perkembangan teori dalam sains keperawatan sangat penting untuk evolusi


disiplin keperawatan dan pertumbuhan profesi berdasarkan pada teori
keperawatan yang berujuan untuk meningkatkan kualitas praktik keperawatan.
Pengetahuan tentang keperawatan diperoleh melalui sains atau ilmu keperawatan
dimana seorang perawat dapat menemukan pengetahuan dan kebenaran melalui
proses identifikasi mengenai sesuatu yang berharga dan penting dalam suatu
gagasan (Fawcett, 2006). Sains keperawatan memiliki paradigma dan falsafah
yang membantu untuk menentukan tujuan dan batasan dari ilmu keperawatan
(Parker, 2006). Adanya dasar keilmuan dan ssains menjadikan keperawatan
sebagai profesi yang kuat. Sains keperawatan memiliki falsafah berupa keyakinan
dan kerangka berpikir secara sistematis dan ilmiah yang mendasari suatu
gambaran yang berdasarkan pada realitas dan logika sehingga menjadi panduan
perawat untuk memberikan pelayanan asuhan keperawatan secara profesional.
Perkembangan sains keperawatan didasari oleh falsafah dan paradigm
keperawatan sebagai kerangka ilmu dan perlu diintegrasikan dengan pendidikan,
pelayanan keperawatan, dan penelitian/riset keperawatan. Ketiga area tersebut
memiliki peran masing-masing untuk meningkatkan pelayanan keperawatan yang
lebih baik dan memberikan manfaat kepada masyarakat. Hasil dari pemberian
pelayanan keperawatan profesional dengan pendekatan sains keperawatan dapat
menjadi solusi dari fenomena keperawatan sehingga dapat meningkatkan kualitas
perawatan sebagai bagian dari pelayanan kesehatan. Oleh sebab itu,
pengembangan sains keperawatan memiliki hubungan interaktif antara
pendidikan, pelayanan dan praktik, dan riset keperawatan sebagai ilmu terapan
yang memiliki otonomi profesional. Bertolak dari hal di atas, perkembangan sains
penting untuk di pelajari lebih lanjut dan dibahas secara mendalam dalam
makalah untuk memberikan pengertian dan pembahasan lebih luas mengenai
perkembangan falsafah, paradigma dan teori sains keperawatan.

1.2. Tujuan Penulisan


1.2.1 Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dari penulisan makalah ini adalah untuk menjelaskan
hubungan dan perkembangan falsafah, paradigma dan teori dalam sains
keperawatan.

1.2.2 Tujuan Khusus


Adapun tujuan khusus penulisan makalah ini antara lain adalah :
1. Menjelaskan definisi paradigma dan falsafah sains keperawatan
2. Menjelaskan sifat dan karakteristik sains keperawatan
3. Menjelaskan Filosofi Sains Keperawatan
4. Menguraikan pengembangan sains keperawatan serta hubungan interaktif
antara pendidikan, pelayanan/praktik dan riset keperawatan dalam
pengembangan sains keperawatan
5. Menguraikan Perkembangan empiris tentang teori atau model konseptual
keperawatan
6. Menganalisis hubungan falsafah dan paradigma, dan teori keperawatan
secara empiris
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN PEMBAHASAN

2.1 Paradigma dan Falsafah Sains Keperawatan


2.1.1 Definisi Falsafah Keperawatan
Falsafah keperawatan merupakan keyakinan perawat terhadap nilai-nilai
keperawatan yang menjadi pedoman dalam memberikan asuhan keperawatan
(Fawcett, 2005; Alligood, 2006 ). Falsafah sains keperawatan merupakan body of
knowledge dari keperawatan yang menjelaskan secara ontologi tentang hal yang
diyakini tentang manusia, lingkungan, kesehatan dan keperawatan. Sedangkan
secara epistemologi, falsafah sains keperawatan menjelaskan bagaimana
pengembangan ilmu pengetahuan berkaitan dengan manusia, lingkungan,
kesehatan dan keperawatan (Fawcett, 2005).

Berdasarkan beberapa penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa falsafah sains


keperawatan adalah keyakinan nilai dasar tentang pengembangan ilmu
keperawatan yang mengandung pemahaman tentang manusia sebagai makhluk
holistik yang berinteraksi dan berespon terhadap situasi lingkungannya.

2.1.2 Definisi Paradigma Keperawatan


Paradigma adalah cara pandang terhadap suatu fenomena yang merupakan bagian
dari ilmu, filosofi dan teori, dibangun atas dasar komponen manusia, keperawatan,
sehat dan sakit, serta lingkungan (Asmadi, 2008 ; Alligood, 2010; Fawcett, 2005).
Parker (2006) menyatakan bahwa paradigma keperawatan membantu untuk
menentukan tujuan dan batas-batas dari ilmu keperawatan. Dalam keperawatan,
paradigma berdasarkan pembagian nilai dan konsep mengenai orang, kesehatan,
lingkungan dan keperawatan itu sendiri yang kesemuanya merupakan suatu
kesatuan.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa paradigma keperawatan adalah cara pandang


yang spesifik terhadap ilmu keperawatan tentang konsep dan fenomena
keperawatan yang didukung oleh teori keperawatan sehingga berfungsi sebagai
dasar dalam melaksanakan praktek keperawatan yang professional dengan
memperhatikan empat elemen tersebut yang berhubungan langsung dengan
kegiatan profesi keperawatan, termasuk perkembangan pengetahuan, filosofi,
teori, pengalaman pendidikan dan penelitian.

2.2. Sains Keperawatan


2.2.1 Sifat dan Karakteristik Sains Keperawatan
Sains keperawatan sebagai sebagai landasan ilmu profesi memiliki karakteristik
atau ciri-ciri khusus yang berdasarkan pada prinsip-prinsip keilmuan keperawatan.
Sains keperawatan melihat fenomena yang terjadi dan diteliti berawal dari rasa
keingintahuan. Keingintahuan timbul dari pertanyaan-pertanyaan mendasar,
tentang kebenaran suatu hal. Sehingga fenomena ini harus dibuktikan dan diteliti
kembali. Dalam pembuktian fenomena ini, sains keperawatan harus bersifat
koheren dan terfokus pada ilmu, yang artinya untuk membuktikan fenomena yang
ada harus berdasarkan ilmu, fakta, prinsip dan hukum teori yang dibutuhkan.
Kemudian dapat dikaji melalui metode observasi keilmuan secara deduktif
induktif atau analitik sitetik. Lalu dapat dijelaskan secara sistematik, ilmiah dan
terpercaya. Pada akhirnya sains keperawatan harus dapat diterima secara logis
karena penjelasan atau pembuktian yang ada didapat melalui investigasi, dan hasil
temuan ilmiah tersebut mampu dipertanggung jawabkan secara ilmiah (Van Laer,
1963; Reed & Shearer, 2009).

2.2.2 Filosofi dasar sains keperawatan


Filosofi ilmu sains keperawatan mengartikan ilmu melalui pemahaman dan
pengujian konsep, teori, hukum, tujuan dan hubungannya dengan praktik
keperawatan. Hal ini untuk memahami kebenaran, menjelaskan keperawatan,
menguji sebab akibat, mengkritisi hubungan dari teori-teori dan sistem keilmuan
serta mencari ilmu secara luas dan terbatas (Fawcett, 2005; Mcewen & Wills,
2007).
2.3 Pengembangaan sains keperawatan dan hubungan interaktif antara
pendidikan, pelayanan/praktik dan riset keperawatan dalam pengembangan
sains keperawatan

Sejarah sains keperawatan modern dimulai dari Florence Nightingale yang


merupakan pioneer awal dalam memperkenalkan filosofi keperawatan dan
pandangannya mengenai modifikasi lingkungan untuk membantu proses
penyembuhan pasien. Filosofi keperawatan Florens digunakan dalam lebih dari
seratus tahun hingga kemudian bermunculan teori-teori lain yang terkait dengan
keperawatan (Potter, Perry, Stockert, & Hall, 2013). Hingga pada tahun 1930an
sebuah standar kurikulum untuk sekolah keperawatan dikembangkan sebagai
bentuk kesadaran perawat mengenai pentingnya pemerataan pandangan mengenai
praktik keperawatan.

Akan tetapi, usaha keperawatan untuk terus mengembangkan badan keilmuannya


tidak berhenti pada sistem pendidikannya, tetapi mulai adanya pemikiran akan
pengembangan teori-teori keperawatan sebagai dasar ilmu keperawatan. Oleh
karena itu pada tahun 1970, penelitian mulai mendapat perhatian untuk dijadikan
fokus dalam membantu memecahkan masalah kesenjangan ilmu yang terjadi
antara konsep dan kerangka konsep keperawatan. Perubahan ini mendorong
pendidikan keperawatan untuk membuka tingkat pendidikan lanjut dari sekolah
keperawatan, yaitu di tingkat magister dan doctoral dengan tujuan agar semakin
banyak peneliti yang terlibat untuk pengembangan ilmu pengetahuan (Alligood,
2013). .

Pada kenyataannya, penelitian dan teori tidak akan berkembang maksimal tanpa
adanya struktur kerangka konseptual yang spesifik, hingga pada tahun 1980
menjadi tahun transisi dari pre-paradigma menjadi paradigm (metaparadigma)
yang dikembangkan oleh Fawcett. Metaparadigma (Fawcett, 2005) merupakan
pandangan dasar mengenai hubungan antara keperawatan, manusia, kesehatan dan
lingkungan yang akhirnya membentuk suatu kerangka konseptual sistematis yang
menjadi panduan untuk pengembangan teori sains dalam keperawatan. Dari
sejarah yang dijelaskan diatas, dapat disimpulkan bahwa sains keperawatan
merupakan kolaborasi dari teori keperawatan yang berawal dari sebuah paradigma
dan filosofi kemudian dibuktikan kebenarannya dengan sains melalui penelitian-
penelitian yang sistematis dan berdasarkan kepada ilmu pengetahuan.

Saat ini sains keperawatan terus dikembangkan melalui penelitian-penelitian


sesuai spesialisasi yang dilakukan secara sistematis untuk menjawab fenomena-
fenomena yang ada disekitar praktik keperawatan. Penelitian yang dilakukan juga
ditujukan untuk pengembangan epistemiologi keperawatan dan mengeksplorasi
teori-teori keperawatan agar terus menghasilkan ilmu pengetahuan baru untuk
diterapkan dalam praktik keperawatan. Dengan berkembangnya tingkatan
pendidikan keperawatan, maka tingkatan penelitian keperawatan pun meningkat
menjadi lebih spesifik. Hal ini berdampak pada adanya spesialisasi-spesialisasi
tertentu dalam ranah pendidikan keperawatan yang disebut nurse specialist.
Peningkatan dalam sistem pendidikan ini mendorong perawat untuk melakukan
praktik keperawatan yang sesuai dengan fakta empiris dari hasil penelitian terbaru
yang lebih dikenal dengan istilah evidence-based practice (EBP). Evidence-based
Practice membantu perawat untuk menyediakan asuhan keperawatan selalu
dinamis dan berkualitas serta sesuai dengan ilmu pengetahuan yang terbaharui
(Stevens,2013). Pada akhirnya dapat disimpulkan bahwa perkembangan sains
keperawatan telah memberikan dampak yang signifikan pada bidang pendidikan,
riset dan praktik pelayanan keperawatan sejak awal hingga saat ini dan memiliki
hubungan timbal balik dengan ketiga hal tersebut yang juga turut andil dalam
megembangkan sains keperawatan agar menjadi lebih baik lagi.

2.4 Pengembangan Empiris tentang Model Konseptual dan Teori


Keperawatan
Pada tahap perkembangannya, keperawatan berkembang dari era ke era. Era
pertama, disebut dengan curriculum era (1900-1940). Fokus pada periode ini
adalah menetapkan kurikulum yang tepat dalam keperawatan. Era selanjutnya
adalah research era (1950-1970). Pada era ini keperaatan focus pada penelitian
tentang keperawatan itu sendiri. Kemudian graduation era (1950-1970), disiplin
ilmu apa saja yang sesuai dengan keperawatan. Kemudian Theory era (1980-
1990), pada era ini keperawatan fokus pada batasan dalam penelitian. Selanjutnya
adalah utilization era, dimana pada era ini berfokus pada teori baru apa yang akan
dipakai dalam keperawatan (________).

Dalam keperawatan dikenal dengan beberapa tingkatan teori. Pengembangan teori


dan konsep, keperawatan memperhatikan tngkatan-tingkatan dari philosophical
theory, grand theory, middle range theory, dan practice theory. Pengembangan
empiris keperawatan dimulai dengan analisa metaparadigma, filosofi
keperawatan, model konspetual, dan teori keperawatan. Proses pengembangannya
menggunakan komponen-komponen meliputi konsep,defenisi, proposisi, dan
asumsi. Pendekatan yang dilakukan dalam pengembangan sebuah konsep model
dan teori diawali dengan eksplorasi, analisis konsep, mebangun konsep, tahap
pengujian dan validasi (_______).

Dalam proses pengembangannya, diawali dengan sebuah fenomena-fenomena


tertentu berkaitan dengan keperawatan. Dalam pengembangan teori dan model
konsep keperawatan menggnakan metode deduktif, induktif, dan retroktif. Selama
ini telah banyak model konseptual dan teori yang dihasilkan. Salah satu teori yang
ada dalah teori Orem, yang berfokus pada self care. Orem memulai teorinya
dengan lima premis, manusia sebagai makhluk yang beradaptasi, manusia mampu
menjaga keseimbangan, manusia mampu mengidentifikasi kebutuhan, manusia
bersifat dinamis, manusia memiliki hubungan dan tanggung jawab. Dari premis-
premis tersebut, Orem merumuskan sebuah teori yang disebut dengan teori self
care yang kemudian diapplikasikan dalam praktik profesional keperawatan
(______).

2.4 Analisis hubungan falsafah dan paradigma, dan teori keperawatan


secara empiris
Falsafah keperawatan merupakan nilai yang menjadi dasar asuhan keperawatan
dimana manusia yang dipandang secara holistik dan menjadi fokus untuk
mencapai tujuan melalui berbagai pengembangan ilmu pengetahuan keperawatan.
Paradigma keperawatan dan model konseptual keperawatan dapat dijadikan
sebagai dasar arahan seorang perawat dalam menyikapi dan menyelesaikan
permasalahan di lingkup profesi keperawatan. Perbedaan antara model konseptual
dan teori keperawatan diawali dengan penjelasan karakteristik dari masing-masing
model konseptual dan teori. Model konseptual asumsinya merupakan landasan
untuk mengembangkan sebuah teori, dimana lebih ditekankan tentang konsep-
konsep, definisi, dan proposisi dari teori tersebut. Sedangkan teori adalah
rangkaian konsep yang saling berhubungan yang menggambarkan tentang suatu
situasi yang diharapkan. Teori disusun secara induktif, deduktif ataupun
retroduktif. Cara apapun ditempuh untuk menciptakan suatu teori, maka untuk
mencapai akhir dari sebuah teori perlu imajinasi, pengetahuan tentang materi dan
pikiran logis. Selain itu, membuat teori bukanlah pekerjaan yang mudah karena
tidak banyak model konseptual yang tersedia bagi pengembangan suatu teori.
Oleh sebab itu, perbedaan antara model konseptual dan teori keperawatan terletak
pada tingkat abstraksi. Dimana model konseptual lebih abstrak dari teori dan teori
mengandung konsep, definisi, dan proposisi yang lebih konkrit serta memberikan
spesifikasi fenomena yang lebih besar dan menjelaskan hubungan yang lebih rinci
(________).

Perawat yang memandang terhadap fenomena yang terjadi di masyarakat dan


mengamatinya berdasarkan keyakinan bahwa manusia itu unik dan holistik yang
dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya. Hal ini kemudian menjadi dasar
paradigma yang melandasi dalam perumusan model konseptual perawat. Model
konseptual ini selanjutnya dikembangkan menjadi teori yang akan mendasari
praktik profssional keperawatan yang diterapkan dalam asuhkan keperawatan atau
nursing process.
BAB III
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada bagian sebelumnya maka dapat disimpulkan
sebagai berikut ;
1. Falsafah sains keperawatan adalah keyakinan nilai dasar tentang
pengembangan ilmu keperawatan yang mengandung pemahaman tentang
manusia sebagai makhluk holistik yang berinteraksi dan berespon terhadap
situasi lingkungannya.
2. Paradigma keperawatan adalah cara pandang yang spesifik terhadap ilmu
keperawatan tentang konsep dan fenomena keperawatan yang didukung
oleh teori keperawatan sehingga berfungsi sebagai dasar dalam
melaksanakan praktek keperawatan yang professional.
3. Filosofi ilmu sains keperawatan adalah ilmu yang bertujuan untuk
memahami kebenaran, menjelaskan keperawatan, menguji sebab akibat,
mengkritisi hubungan dari teori-teori dan sistem keilmuan serta mencari
ilmu secara luas dan terbatas ; serta memiliki karakteristik atau ciri-ciri
khusus yang membedakan dengan disiplin ilmu yang lain.
4. Perkembangan sains keperawatan memiliki hubungan timbal balik dalam
pengembangan praktik, pendidikan dan riset keperawatan. Dengan
peningkatan ilmu sains maka ketiga komponen tersebut berkembang ke
tingkat yang lebih advanced dan spesifik.
5. Falsafah, Paradigma, Model dan teori keperawatan mempunyai hubungan
satu sama lain yang menjadi dasar dari ilmu pengetahuan dan sains
keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi.(2008). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC.


Fawcett, J. (2005). Contemporary Nursing Knowledge : Analysis and Evaluation
of Nursing Models and Theories. 2nd ed. F.A. Davis Company:
Philadelphia.
Alligood, Martha, R., Tomey, Ann, M. (2010). Nursing Theorist and Their
Works,Seventh Edition. St. Louis. Missouri: Mosby Elsivier.
Melanie, M.R. (2011). Theoritical basic for nursing (3rded.). China: Wolters
Kluwer.
Parse, Rosemarie Rizzo (1987) Nursing Sciene, Major Paradigm, Theories, and
Critiques. Philadelphia, W.B. Saunders Company.
Parker, M.E. (2005).Nursing theories and nursing practice (2nded.). Philadelphia:
F.A. Davis Company
Sitzman, K.L., & Eichelberger, L.W. (2011).Understanding the work of nurse
theorists: A creative beginning (2nd ed). Massachusetss: Jones and
Bartlett Publisher.
Robbins, S.(2013). Organizational Behavior. Zhurnal Eksperimental noi
Teoreticheskoi Fiziki. http://doi.org/10.12737/447
Rustina, Y. (2014). Konstruktivisme dalam Keperawatan: Suatu Telaah
Pengantar. Jurnal Keperawatan Indonesia,
9(2).doi:http://dx.doi.org/10.7454/jki.v9i2.163
Roy, Callista L. (1995). Developing Nursing Knowledge: Practice Issued Raised
from Four Philosophical Perspectives.
http://nsq.sagepub.com/content/8/2/79

McEwen, M. & Wills, E.M. (2007).Theoretical basis for nursing. (3rded). Philadelphia :
Lippincott Williams & Wilkins.

Stevens, K., (May 31, 2013) "The Impact of Evidence-Based Practice in Nursing
and the Next Big Ideas" OJIN: The Online Journal of Issues in Nursing
Vol. 18, No. 2, Manuscript 4.
Potter, P.A., Perry, A.G., Stockert, P.A., & Hall, A.,M. (2013). Fundamentals of
nursing 8th Ed. Missouri : Elsevier Mosby

Anda mungkin juga menyukai