Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ilmu keperawatan dilahirkan dari teori yang dapat digunakan dalam praktik
keperawatan. Teori keperawatan yang dikemukakan oleh para ahli melahirkan
model keperawatan yang dapat diaplikasikan dalam praktik keperawatann. Integrasi
teori dan model keperawatan dalam praktik merupakan dasar dari profesi
keperawatan, selain itu hal tersebut juga dapat mengarahkan bagaimana seorang
perawat menggunakan proses keperawatan.

Salah satu model keperawatan yang memberikan kontribusi pada perkembangan


dunia keperawatan yaitu model yang dikemukakan oleh Martha E. Rogers. Model
ini dikenal dengan the science of unitary human beings: A paradigm for nursing”.
Model keperawatan Rogers bertujuan mengelola dan mepromosikan kesehatan,
pencegahan penyakit, pelayanan serta rehabilitasi penyakit dan klien yang cacat.

Gambar: Martha Elizabeth Rogers (1914-1994)

1
Martha E. Rogers merupakan anak tertua dari empat bersaudara, dari pasangan
Bruce Tailor Rogers dan Lucy Mulholland Keener Rogers. Lahir pada tanggal 12
Mei 1914 di Dallas, Texas. Rogers memulai pendidikan tingginya di Universitas
Tennessee di Knoxville, pada tahun 1931 sampai 1933 dan meraih gelar diploma
ilmu keperawatan dari General Hospital School of Nursing di tahun 1936. Pada
tahun 1937 Rogers menerima B.S. dari George Peabody College di Nashville,
Tennessee. Gelar sarjana lain yang diterimanya adalah M.A. di bidang public health
nursing supervision dari Teacher’s Collage, Universitas Collumbia, New York tahun
1945; M.P.H. tahun 1952 dan Sc,D. tahun 1954. Keduanya dari Universitas John
Hopkins di Baltimore (Alligood, 2014)

Sejak tahun 1954 sampai 1975, ia menjadi profesor dan Kepala Divisi Keperawatan
di Universitas New York. Pada tahun 1975, Rogers diangkat menjadi profesor dan
di tahun 1979 ia menjadi profesor emeritus. Rogers memulai praktik awal
keperawatannya di perawatan kesehatan publik pedesaan di Michigan, menjadi
pengawas perawat tamu, pendidikan dan praktik di Connecticut. Rogers kemudian
mendirikan praktik Pelayanan Kunjungan Perawat Phoenix di Arizona. Rogers
memegang gelar profesor ini sampai ia meninggal pada 13 Maret 1994 pada umur
79 tahun.

Dedikasi dan kecintaan Rogers yang tinggi terhadap keperawatan telah melahirkan
banyak karya yang sangat bermanfaat pada perkembangan ilmu dalam praktik
keperawatan. Semasa hidupnya Roger telah mempublikasikan 3 buku dan lebih
dari 200 artikel. Beliau juga telah memberikan kuliah di 46 negara, diantaranya di
Disktrik Columbia, Puerto Rico, Mexico, Belanda, China, NewFoundland, Brazil dan
negara-negara lainnya (Rogers, komunikasi pribadi 1988 dalam Alligood, 2014).
Rogers juga mendapatkan sejumlah penghargaan atas dedikasinya yang tinggi
2
terhadap profesi keperawatan. Salah satunya dibangunnya pusat ilmu pengetahuan
keperawatan Marta E Rogers oleh pihak New York University pada tahun 1996, dan
memperoleh gelar anumerta dari The American Nurses Association Hall of Fame.

Kontribusi Rogers pada profesi keperawatan menjadikan dirinya sebagai role model
bagi para sejawatnya. Mereka menyatakan bahwa Rogers adalah salah satu dari
para pemikir keperawatan tulen dan terkenal karena telah berhasil mensintesis dan
mensitesis ulang ilmu pengetahuan ke dalam “Sistem Pemikiran Baru secara Utuh”
(butcher, 1999). Rogers juga dikenal sebagai “seorang yang mendahului jamannya
atau seorang visioner” (Ireland, 2000 dalam Alligood, 2014).

B. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini yaitu untuk memaparkan:
1. Model keperawatan menurut Martha E. Rogers
2. Pandangan Marta E Rogers terhadap paradigma keperawatan
3. Manfaat model Rogers dalam proses keperawatan
4. Hubungan model Rogers dan pendidikan keperawatan
5. Analisis model konseptual Rogers sesuai panduan Fawcett

C. Sistematika Penulisan

Sistematika dalam penulisan makalah ini terdiri dari:

Bab 1 Pendahuluan, yang mencakup latar belakang, tujuan penulisan, dan


sistematika penulisan
Bab 2 Tinjauan Pustaka, mencakup model keperawatan, pandangan Rogers
terhadap paradigma keperawatan, manfaat model terhadap proses
keperawatan, dan hubungannya dengan pendidikan keperawatan
Bab 3 Pembahasan, yang berisi tentang analisis model Martha E. Rogers dan
penerapannya dalam proses keperawatan, hubungan model dengan
pendidikan keperawatan serta analisis model konseptual model sesuai
panduan Fawcett
Bab 4 penutup berisi kesimpulan dan saran

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Model Keperawatan Martha E. Rogers

4
Model keperawatan yang dikemukakan oleh Martha E. Rogers dipublikasikan
pertama kali pada tahun 1970, yang berjudul “An Introduction The Theoritical Basis
of Nursing”. Rogers kemudian memperjelas dan mendefinisikan konsep-konsep
yang ada di dalamnya, salah satunya “the science of unitary human beings: A
paradigm for nursing”. Rogers menganggap bahwa manusia sebagai satu kesatuan
yang utuh dan lingkungan sebagai bidang energi yang menyatu dalam proses
kehidupan manusia. Hal ini didasari dari beberapa ilmu pengetahuan yang
dipelajarinya, diantaranya antropologi, sosiologi, astronomi, agama, filsafat,
matematika, dan sumber-sumber lain yang mendukung modelnya (Asmadi, 2008).
Rogers meletakan dasar-dasar proses kehidupan manusia dalam model
keperawatan yang dikemukakannya.

Model keperawatan Rogers banyak dipengaruhi oleh teori sistem (general system
theory) dan medan energi (energy field). Manusia dianggap sebagai sistem terbuka
yang secara kontinyu mengadakan interaksi dengan lingkungannya. Manusia
dipandang sebagai medan energi dengan lima karakteristiknya yang merupakan
landasan dibangunnya prinsip kesatuan dalam keperawatan, yaitu kesatuan yang
utuh (unified wholeness), keterbukaan (openness), kesatuan arah (unidirectionality),
pola dan organisasi (pattern and organization), dan kemampuan mempersepsikan
atau berperasaan (sentience) (Kusnanto, 2004).

B. Pandangan Model Rogers terhadap Paradigma Keperawatan

Pandangan model keperawatan yang dikemukakan oleh Rogers terhadap empat


komponen dari paradigma keperawatan, yaitu sebagai berikut:

1. Manusia

5
Model keperawatan Rogers berfokus pada proses kehidupan manusia secara utuh.
Menurutnya Ilmu keperawatan adalah ilmu yang mempelajari manusia, alam, dan
perkembangan manusia secara langsung. Roger mengemukakan lima asumsi
dasar tentang manusia, yaitu:

a. Manusia merupakan makhluk yang memiliki kepribadian unik, berbeda antara


satu dan lainnya. Manusia secara signifikan mempunyai sifat-sifat yang khusus
jika semuanya di lihat dari segi ilmu pengetahuan.
b. Individu dan lingkungan saling tukar menukar energi dan material satu sama lain.
Beberapa individu mendefinisikan lingkungan sebagai faktor eksternal pada
seorang individu dan merupakan satu kesatuan yang utuh dari semua hal.
c. Proses kehidupan manusia merupakan hal yang tetap dan saling bergantung
dalam satu kesatuan ruang waktu secara terus-menerus. Akibatnya seorang
individu tidak akan pernah kembali atau menjadi seperti yang diharapkan
semula.
d. Perilaku pada individu merupakan suatu bentuk kesatuan yang inovatif.
e. Manusia bercirikan mempunyai kemampuan untuk abstrak, membayangkan,
bertutur bahasa dan berfikir, sensasi dan emosi. Dari seluruh bentuk kehidupan
di dunia hanya manusia yang mampu berfikir dan menerima dan
mempertimbangkan luasnya dunia.

Berdasarkan pada asumsi-asumsi tersebut terdapat 4 batasan utama yang di


tunjukan oleh Martha E. Rogers, yaitu (1) sumber energi; (2) Keterbukaan; (3) pola -
pola prilaku dan (4) sifat pandimensional. Terdapat elemen- elemen yang saling
berhubungan yaitu manusia dan lingkungan, sebagai sistem hidup dan sumber
energi, indvidu mampu mengambil energi dan informasi dari lingkungan. karena
pertukaran ini individu adalah sistem terbuka yang mendasari dan membatasi
asumsi-asumsi utama Martha E. Roger.

Selama energi dasar memiliki pola yaitu merasa seperti gelombang tunggal; pola ini
tidak sulit tetapi berubah sesuai kondisi. Pertukaran terjadi di dalam pendimensional
sebuah bidang tidak segaris yaitu tidak terbatas oleh tempat dan waktu. Dengan
pelindung ini sebagai dasarnya, kesatuan manusia didefinisikan seperti sesuatu
yang tidak dapat diperkecil lagi, tidak dapat di bagi, pandimensional energi dasar

6
diidentifikasikan dengan pola dan manifestasi karakteristik yang berbeda dari
bagian-bagian itu dan tidak bisa diprediksi oleh pengetahuan dari bagian-bagian
tersebut.

2. Lingkungan

Lingkungan didefinisikan oleh Rogers sebagai medan energi empat dimensi yang
tidak dapat disederhanakan, yang dicirikan oleh pola dan manifestasi karakter yang
berbeda dengan bagian-bagiannya. Lingkungan mencakup segala sesuatu yang
berada diluar manusia. Manusia merupakan medan energi yang dinamis yang terus
menerus melakukan pertukaran dengan medan lingkungan, keduanya bersifat tidak
terbatas. Interaksi antara manusia dan lingkungan bersifat kontinyu, mutual dan
simultan.

3. Keperawatan

Keperawatan menurut Rogers merupakan profesi yang menggabungkan unsur ilmu


pengetahuan dan seni. Keperawatan sebagai ilmu merupakan ilmu pengetahuan
humanistik yang didedikasikan untuk menghibur agar dapat mempertahankan dan
memulihkan kesehatan, mencegah penyakit serta merehabilitasi individu yang sakit.
Kaitannya dengan proses kehidupan manusia bahwa, ilmu keperawatan merupakan
ilmu pengetahuan empiris yang menggambarakan, menerangkan, dan memprediksi
proses kehidupan manusia. Oleh sebab itu, keperawatan bersifat unik karena
merupakan satu-satunya ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan seluruh aspek
kehidupan manusia. Rogers juga menyebutkan bahwa praktik keperawatan
professional merupakan praktik yang bersifat kreatif, imajinatif, dan eksis untuk
melayani individu sehingga praktik keperawatan professional tidak memiliki fungsi
dependen, melainkan bersifat kolaboratif. Rogers mengungkapkan bahwa aktivitas
keperawatan di dasari prinsip- prinsip kreatifitas, seni dan imaginasi. Aktifitas
keperawatan dinyatakan Rogers merupakan aktifitas yang berakar pada dasar ilmu
pengetahuan abstrak, pemikiran intelektual, dan hati nurani. Rogers menekankan
bahwa keperawatan adalah disiplin ilmu yang dalam aktifitasnya mengedepankan

7
aplikasi keterampilan, dan teknologi. Aktivitas keperawatan meliputi pengkajian,
intervensi, dan pelayanan rehabilitatif senantiasa berdasar pada konsep
pemahaman manusia/ individu seutuhnya.

Roger berpendapat bahwa ilmu keperawatan berhubungan langsung dengan


proses kehidupan manusia dan bertujuan untuk menjelaskan dan memperkirakan
kealamiahan dan hubungannya dengan perkembangan. Untuk memperkuat
teorinya Martha E. Rogers mengkombinasikan konsep manusia seutuhnya dengan
prinsip hemodinamik yang kemudian dikemukakannya. Rogers menyatakan bahwa
dalam keperawatan dipergunakan prinsip hemodinamika untuk melayani manusia
yaitu:

a. Integral
Prinsip pertama adalah integral dimana badan manusia dan lingkungannya tidak
dapat dipisahkan, rangkaian pertukaran proses kehidupan terus terjadi
pembaharuan interaksi antara badan manusia dan lingkungannya. Keduanya saling
berinteraksi yang konstan dan saling bertukar dimana pembentukan keduanya
ditempatkan dalam waktu yang sama. Maka, integral adalah kelanjutan proses
interaksi antara manusia dan lingkungan.

b. Resonansi
Prinsip selanjutnya resonansi, berbicara pada kejadian pertukaran alam antara
manusia dan bidang lingkungan. Pertukaran adalah pola manusia dan bidang
lingkungan disebarkan dari gelombang yang berpindah dari gelombang yang lebih
tinggi dari frekuensi rendah ke gelombang yang lebih pendek dari frekuensi yang
lebih tinggi. Proses kehidupan dalam badan manusia adalah simfoni dari ritme yang
bergerak dalam frekuensi tertentu. Pengalaman manusia di lingkungannya seperti
segaris kompleks kesatuan gelombang resonasi mereka dengan dunia istirahat.

c. Helicy
Prinsip helicy sependapat dengan alam dan pertukaran langsung pada manusia-
lingkungan. Manusia dan lingkungan adalah dinamis, sistem terbuka dalam
pertukaran adalah hak berlanjut pada pertukaran yang konstan antara manusia dan
8
bidang lingkungan. Pertukaran ini juga mengalami pembaharuan. Jika pertukaran
tidak dapat diprediksi, akhirnya pertukaran langsung menuju peningkatan
perbedaan dan kerumitan. Proses ini dan polanya tidak dapat diprediksi, dinamis,
dan peningkatan perbedaan.

4. Kesehatan

Istilah kesehatan banyak dikemukakan oleh Rogers pada tulisan pertamanya,


namun Rogers tidak pernah mendefinisikan kata tersebut. Rogers menggunakan
istilah Positive health untuk menunjukan kondisi bugar (wellness) dan bebas dari
penyakit. Roger menggunakan istilah kesehatan sebagai nilai yang didefinisikan
oleh budaya atau individu. Sehat dan sakit adalah manifestasi dari pola dan telah
dipertimbangkan untuk menunjukkan tingkah laku yang mempunyai nilai tinggi dan
nilai rendah.

C. Manfaat Model dalam Pendidikan Keperawatan

Pada tahun 1963, Rogers mencetuskan ide untuk mendirikan kembali program
undergraduated dan graduated dalam pendidikan keperawatan. Hal ini
dilakukannya sebagai refleksi terhadap evolusi perubahan dalam ilmu keperawatan.
Konsistensi terhadap definisi yang ia berikan terhadap keperawatan bahwa
keperawatan adalah profesi yang dipelajari, unik, serta memiliki batang tubuh
pengetahuan bagi perawat yang menempuh pendidikan dalam keperawatan.

Rogers mangemukakan dengan jelas pedoman untuk pendidikan keperawatan


dalam ilmu kesatuan manusia. Roger membahas struktur program pendidikan
keperawatan untuk mengajar perawat sebagai ilmu dan sebagai profesi yang
dipelajari. Barrett (1990b) menyebut Rogers sebagai "pendapat yang konsisten
yang menolak antieducationalism dan ketergantungan" (hal.306). Model Roger

9
menggambarkan dengan jelas nilai-nilai dan keyakinan tentang manusia,
kesehatan, keperawatan, dan proses pendidikan. Dengan demikian, model Roger
tersebut telah digunakan untuk memandu pengembangan kurikulum di semua
tingkat pendidikan keperawatan (Barrett, 1990b;Hellwig & Ferrante, 1993; Mathwig,
Young & Pepper, 1990). Rogers (1990) menyatakan bahwa perawat harus
berkomitmen untuk belajar sepanjang hayat dan memegang"sifat praktik
keperawatan (penggunaan pengetahuan untuk kemajuan manusia)"

Rogers mendukung lisensi terpisah untuk perawat yang dipersiapkan dengan gelar
yang setingkat dengan gelar sarjana muda. Mengenali bahwa ada perbedaan
antara teknisoriented dan perawat profesional. Perawat profesional harus
berpengetahuan luas dan berpendidikan ilmu humaniora, dan keperawatan.
Program tersebut akan mencakup pendidikan dasar dalam bahasa, matematika,
logika, filsafat, psikologi, sosiologi, musik, seni, biologi, mikrobiologi,
fisika, dan kimia, mata kuliah pilihan dapat mencakup ekonomi, etika, ilmu
politik,antropologi, dan ilmu komputer (Barret, 1990b).

Barrett (1990b) mencatat bahwa dengan meningkatnya penggunaan teknologi dan


tingkat keparahan penyakit pasien rawat inap, siswa mungkin dibatasi untuk
mencari pengalaman observasi di lembaga-lembaga tertentu. Oleh karena itu,
pemerolehan keterampilan teknis manipulatif harus dicapai ketika praktek di
laboratorium atau ditempat yang lain, seperti klinik dan lembaga kesehatan di
rumah. Sisi lain dari pendidikan meliputi kesehatan, program promosi, program-
managed care, tempat penampungan tunawisma, dan senior centers.

D. Hubungan Model Keperawatan Martha E. Rogers dalam Praktik Keperawatan

Martha E. Rogers mengungkapkan bahwa model yang dikemukakannya dari


konsepnya sangat mungkin untuk diterapkan dalam praktik keperawatan. Malinski
(1986) mencatat ada tujuh trend yang ada dalam praktik keperawatan, yang

10
kesemuanya bedasar kepada konsep teori yang dikemukakan oleh Martha E.
Rogers, yaitu:

1. Pemberi kewenangan penuh dalam hubungan perawat klien


2. Menerima perbedaan sebagai sesuatu yang wajar
3. Penyesuaian tentang pola
4. Menggunakan modalitas gelombang seperti lampu, musik pergerakan dalam
proses penyembuhan
5. Menunjukan suatu perubahan yang positif
6. Memperluas fase pengkajian dalam proses keperawatan
7. Menerima hubungan yang menyeluruh dalam hidup

E. Manfaat Teori Rogers dalam Proses Keperawatan


Jika profesi keperawatan dipandang sebagai kepedulian pada umat manusia,
Prinsip-prinsip hemodinamik memberikan pedoman untuk memprediksi sifat dan
arah perkembangan individu sebagai respon terhadap masalah kesehatan.
Diharapkan, praktik keperawatan professional kemudian akan meningkatkan
dinamika integrasi manusia dan lingkungannya, untuk memperkuat hubungan dan
integrasi bidang manusia, dan untuk mengarahkan pola dari bidang lingkungan
untuk realisasi maksimum kesehatan (Rogers, 1992). Tujuan ini akan tercermin
dalam proses keperawatan untuk berhasil menggunakan prinsip-prinsip
hemodnamik, diperlukan pertimbangan perawat dan melibatkan perawat dan klien
dalam proses keperawatan. Jika sesuatu atau seseorang di luar individu adalah
bagian dari lingkungan maka perawat, akan menjadi bagian dari lingkungan klien.
Maka tersirat bahwa klien berpartisipasi, serta bersedia maju dalam proses
keperawatan mandiri, mempertahankan jika klien berusaha mencapai potensi
maksimal dengan cara yang positif. Keperawatan adalah bekerja dengan
klien,bukan kepada atau untuk klien. Keterlibatan ini dalam proses keperawatan
oleh perawat menunjukan kepedulian terhadap semua orang yang bukan dari satu
aspek, satu masalah, atau segmen terbatas pemenuhan kebutuhan.

Pada tahap proses keperawatan semua fakta dan opini tentang klien dan
lingkungan dikumpulkan. Keterbatasan perawat dalam mengukur dan alat
pengumpulan data, informasi yang di kumpulkan sesering mungkin dari suatu
pemisahan diri atau bagian lainnya. Namun, untuk melaksanakan pedoman, analisa

11
data harus dalam keadaan yang mencerminkan keutuhan, yang mungkin dicapai
dengan menanyakan beberapa pertanyaan dan mendapat respon dari data yang
ada.

BAB III
ANALISA TEORI

A. Asal Usul Model Keperawatan Rogers

1. Evolusi Historis dan Motivasi


Rogers adalah pelopor dalam pengembangan keperawatan yang unik. Beliau
adalah salah satu ilmuwan perawat modern pertama yang secara eksplisit
mengidentifikasi manusia sebagai fenomena sentral dalam kepentingan disiplin ilmu
keperawatan (Newman, 1972). Apalagi dia memusatkan perhatian pada lingkungan
sebagai fenomena yang sama pentingnya untuk proses belajar.

Rogers menjelaskan, "Pengetahuan Rogerian tentang manusia yang tidak dapat


direduksi menyediakan Kerangka berakar pada realitas baru dan diarahkan
memindahkan kita dari apa yang mungkin disebut era prescientific sebuah era
ilmiah. Tentu Nightingale meletakkan dasar yang kokoh untuk pendekatan
semacam ini terhadap pengetahuan keperawatan dan penggunaannya "(Rogers,
1992a, hal 61). Rogers (1978a) menyatakan bahwa dia mengarahkan usahanya

12
"untuk mengembangkan sistem konseptual yang akan memberi identitas
Keperawatan sebagai usaha yang berpengetahuan luas. "Dia menambahkan
bahwa dia sengaja berangkat untuk mengembangkan model konseptual kapan dia
menyadari bahwa "harus ada pengetahuan tentang itu khusus dan unik untuk
perawatan, atau tidak perlu untuk pendidikan tinggi dalam keperawatan sama sekali
"(Rogers, 1978b). Pengakuan Rogers atas kebutuhan akan tubuh yang terorganisir
Pengetahuan keperawatan yang unik tampak jelas di awal kehidupannya tulisan
tentang pendidikan keperawatan, terutama di buku Revolusi Pendidikan dalam
Keperawatan (Rogers, 1961) dan Reveille in Nursing (Rogers, 1964).

Beberapa perubahan telah dilakukan secara konseptual model karena berevolusi


dari Life Process Model ke Ilmu Pengetahuan tentang Unitary Human Beings.
Istilah untuk manusia berevolusi dari manusia (Rogers, 1970) menjadi manusia
kesatuan (Rogers, 1980a) dan kemudian menjadi manusia kesatuan (Rogers,
1986). Konsep atau dasar bangunan dari sistem konseptual Rogerian berevolusi
dari medan energi, keutuhan, keterbukaan, searah, pola dan organisasi, dan pikiran
dan pikiran (Rogers, 1970) untuk energi lapangan, keterbukaan, pola, dan empat
dimensi (Rogers, 1980a) ke medan energi, keterbukaan, pola, dan multidimensi
(Rogers, 1990a), dan akhirnya ke medan energi, keterbukaan, pola, dan
pandimensional (Rogers, 1992b).

Rogers menghilangkan istilah searah karena memimpin ke interpretasi palsu


perkembangan manusia sebagai linier. Multidimensional diganti empat dimensi
dalam sebuah usaha "Untuk memilih kata-kata yang paling sesuai untuk
menggambarkan pemikiran seseorang. Istilah multidimensi menyediakan domain
tak terbatas tanpa batas "(Rogers, 1990a, hal 7). Pandimensional diganti
multidimensi untuk alasan yang sama. Rogers (1992b) menjelaskan bahwa
meskipun ada perubahan kata yang sebenarnya digunakan, definisinya tetap sama.

Prinsip-prinsip homeodinamika berevolusi dari timbal balik, sinkron, helicy, dan


resonansi (Rogers, 1970) sampai helicy, resonansi, dan saling melengkapi (Rogers,

13
1980a) untuk helicy, resonansi, dan integralitas (Rogers, 1986). Reciprocy dan
synchrony dieliminasi dan saling melengkapi digantikan oleh integralitas karena
istilahnya timbal balik, sinkron, dan saling melengkapi mengarah pada
kesalahaninterpretasi pemisahan antara manusia dan lingkungan medan energi
Selanjutnya, pengertian mutual dan interaksi simultan (Rogers, 1970), dengan
konotasi palsu manusia dan lingkungan yang terpisah ladang, berkembang menjadi
saling melengkapi dan kemudian menuju integralitas. Sebuah perubahan juga
dibuat dalam definisi helicy. Disini, istilah probabilistik yang digunakan dalam
definisi diganti dengan istilah yang tidak dapat diprediksi karena "literatur sekarang
menunjukkan bahwa ketidakpastian melampaui probabilitas " (Rogers, 1990a, hal
7).
Banyak revisi dan penyempurnaan dalam ilmu pengetahuan Unitary Human Beings
mencerminkan perhatian Rogers terhadap bahasa dan wawasan yang dia dapatkan
selama bertahun-tahun dari yang baru pengetahuan. Roger mengatakan:

“Perkembangan ilmu manusia kesatuan adalah proses yang tidak pernah


berakhir. Sistem abstrak ini pertama kali dihadirkan beberapa tahun yang lalu
terus mendapatkan substansi. dengan bersamaan, Kesalahan awal telah
mengalami koreksi, definisi telah direvisi untuk kejelasan dan akurasi yang
lebih baik, dan pembaharuan konten sedang berlangsung (Rogers, 1992b, hal
28)”.

2. Klaim Filosofis
Rogers mengajukan klaim filosofis yang dianutnya ilmu pengetahuan tentang
Unitary Human Beings dalam bentuk kepercayaan tentang manusia, keyakinan
tentang medan energi, kepercayaan tentang dunia, asumsi tentang kausalitas,
asumsi tentang keperawatan, asumsi tentang manusia dan keperawatan, dan
kepercayaan tentang lisensi untuk keperawatan profesional praktik. Klaim filosofis
tersebut tercantum dalam model yang dikemukakannya.

3. Keyakinan Tentang Manusia


14
Orang memiliki kapasitas untuk berpartisipasi secara sadar dan secara probabilistik
dalam proses perubahan (Rogers, 1970, 1978a, 1978b, 1980a, 1986, 1992b).
Sebuah kepercayaan dalam pandangan manusiawi dan optimis tentang potensi
hidup, tumbuh saat sebuah realitas baru muncul (Rogers, 1992b, hal. 28).

4. Keyakinan Tentang Bidang Energi

Bidang energi] merupakan unit dasar keduanya yang hidup dan yang tidak hidup
(Rogers, 1992b, hal 30). Bidang energi, bukan bidang biologis, bidang fisik, bidang
sosial, atau bidang psikologis. Juga bukan manusia dan bidang lingkungan
merupakan penjumlahan dari biologis, fisik, sosial, dan psikologis (Rogers, 1992b,
hal 30).

5. Keyakinan Tentang Dunia


Sebuah kepercayaan akan sebuah visi baru tentang dunia yang luas lebih dari
planet bumi dan masa depan keragaman tumbuh, mempercepat evolusi, dan
mengulangi ritme (Rogers, 1992b, hal 33).

6. Asumsi Tentang Kualitas

Munculnya kausalitas adalah ilusi, fatamorgana (Rogers, 1980a, hal 334). Dalam
semesta sistem terbuka, kausalitas bukanlah pilihan (Rogers, 1992b, hal 30).

7. Asumsi Tentang Keperawatan

a. Keperawatan adalah sebuah disiplin mandiri dengan dirinya sendiri fenomena


unik, unik dalam hal bidang lainnya. Keunikan keperawatan terletak pada
fokusnya pada kesatuan, tak dapat direduksi manusia dan lingkungannya
(Rogers, 1994a, hal 3).
b. Jika kami percaya bahwa ada satu kesatuan pengetahuan yang unik untuk
menyusui, kita mulai dengan fenomena yang ada unik, dan menyusui tentu unik
dalam memusatkan perhatian manusia yang tak dapat direduksi dan
lingkungannya, keduanya didefinisikan sebagai bidang energi (Rogers, 1994b,
hal 33).
15
c. Pengetahuan keperawatan berakar pada realitas baru dan muncul sebagai
sintesis sains baru ini dan metafisika (Rogers, 1994a, hal 3).
d. Keperawatan adalah profesi terpelajar (Rogers, 1970, 1978a, 1978b, 1980a,
1986, 1992b).
e. Penjelasan tentang pengetahuan abstrak yang terorganisasi khusus untuk
keperawatan sangat diperlukan untuk perawatan transisi dari pra-sains ke sains
(Rogers, 1970, 1978a, 1978b, 1980a, 1986, 1992b).
f. Keperawatan adalah sebuah sains independen (Rogers, 1994b, hal. 34).
g. Keperawatan adalah ilmu dasar yang terbuka dan terbuka yang membangun dan
memurnikan sebagai pengetahuan baru membawa wawasan baru (Rogers,
1992b, hal. 28).
h. Ilmu keperawatan memberikan pandangan unik tentang orang dan dunia mereka
(Rogers, 1994a, hal 3).
i. Fokus sains keperawatan berbeda dari itu fenomena keprihatinan bidang lainnya
(Rogers, 1994a, hal. 3).
j. Ilmu manusia kesatuan atau tak dapat direduksi unik untuk keperawatan
(Rogers, 1994a, hal 3).
k. Keperawatan adalah ilmu empiris dan seni (Rogers, 1970, 1978a, 1978b, 1980a,
1986, 1992b).
l. Prinsip deskriptif, jelas, dan prediktif bahwa praktik keperawatan langsung
berasal dari konseptual sistem (Rogers, 1970, 1978a, 1978b, 1980a, 1986,
1992b).
m.Keperawatan adalah sistem abstrak terorganisir yang menggunakan
pengetahuan dalam praktek (Rogers, 1994a, hal 5).
n. Praktik adalah penggunaan dalam pengetahuan keperawatan (Rogers, 1994a,
hal 5).

8. Asumsi Tentang Manusia dan Perawat


Keperawatan ada untuk melayani orang, praktik keperawatan yang aman
tergantung pada sifat dan jumlah keperawatan ilmiah pengetahuan individu
membawa ke praktik dan imajinatif, pertimbangan intelektual yang dengannya

16
pengetahuan dibuat eksplisit dalam pelayanan kepada umat manusia (Rogers,
1970, hal 122).

Sistem abstrak keperawatan adalah hasil dari perhatian kesehatan dan


kesejahteraan manusia. Ilmu tujuan keperawatan untuk menyediakan pengetahuan
teoritis yang semakin berkembang dimana praktik keperawatan bisa mencapai level
baru pelayanan yang berarti bagi manusia (Rogers, 1970, hal 88).

Kisah keperawatan adalah epik layanan manusia yang luar biasa. Ini tentang orang:
bagaimana mereka dilahirkan, dan hidup dan mati; dalam kesehatan dan penyakit;
dalam sukacita dan dalam kesedihan. Misinya adalah terjemahan ilmu ke manusia
layanan. Keperawatan adalah ladang yang sudah lama dipersembahkan untuk
melayani kebutuhan kesehatan orang (Rogers, 1992c, hal 1339).

Orang membutuhkan keperawatan yang berpengalaman Praktik keperawatan


adalah penggunaan pengetahuan keperawatan dalam pelayanan manusia (Rogers,
1970, 1978a, 1978b, 1980a, 1986, 1992b).

Dalam penggunaan pengetahuan yang cerdik oleh [keperawatan], terwujud Dalam


seni berlatih, keperawatan mulai bisa diraih sebagai layanan manusia yang benar-
benar penting (Rogers, 1994a, hal. 5).

Seni keperawatan adalah pemanfaatan keperawatan ilmiah pengetahuan untuk


kemajuan orang (Rogers, 1970, 1978a, 1978b, 1980a, 1986, 1992b)

b. Kepercayaan Tentang Perizinan Untuk Keperawatan Profesional

Perizinan untuk praktik profesional dalam keperawatan sangat panjang terlambat.


Dalam ketiadaannya, kesehatan manusia terancam, kecurangan dalam praktik
perekrutan terus berlanjut, dan penempatan nilai tinggi pada ketidaktahuan itu
meresap. Perizinan hukum untuk praktik profesional harus ditulis dan pemeriksaan
profesional harus dikembangkan (Rogers, 1985b, hal 384).

17
c. Starategi Pengembangan Pengetahuan Rogers
Menggunakan pendekatan deduktif terutama untuk mengembangkan Ilmu Unitary
Human Beings tapi juga terlibat dalam induktif berpikir. Dia menjelaskan bahwa
pendekatan deduktif menghasilkan "sintesis fakta dan gagasan kreatif dan muncul,
produk baru "(Rogers, 1992b, hal 28). Rogers menyatakan bahwa Ilmu Unity
Human Beings berasal dari satu atau lebih ilmu dasar.

d. Pengaruh Cendikiawan Lainya

Rogers dengan jelas menyatakan bahwa model yang dicetuskannya disintesis dari
karya banyak cendekiawan dalam disiplin adjunctive. Rogers mengutip banyak filsuf
dan ilmuwan terkenal, termasuk Bohm (1980), Burr dan Northrop (1935), Capra
(1982), de Chardin (1961), Einstein (1961), Fuller (1981), Goldstein (1939), Herrick
(1956), Lewin (1964), Polanyi (1958), Russell (1953), Sheldrake (1981), Stewart
(1989), dan von Bertalanffy (1960). Rogers (1985c) menyiratkan bahwa teori sistem
dan pengetahuan yang diperoleh dari eksplorasi ruang, telah sangat berpengaruh
dalam pengembangan dan penyempurnaan Ilmu Pengetahuan tentang Unitary
Human Beings.

B. FOKUS UNIK dari MODEL KEPERAWATAN


Fokus unik Ilmu Pengetahuan tentang Unitary Human Beings adalah "orang dan
dunia mereka di alam semesta pandimensional" (Rogers, 1992b, hal 29).
Perbedaan antara keperawatan dan disiplin ilmu lainnya dan keunikan keperawatan
terletak pada fenomena kepentingan utama masing-masing, dalam apa adanya
dikenal bukan apa yang dilakukan dalam praktik (Rogers, 1990b). Fenomena yang
menjadi perhatian utama keperawatan adalah "Studi tentang manusia kesatuan dan
tidak dapat direduksi lingkungan masing-masing "(Rogers, 1990b, hal 108).

Keunikan keperawatan, seperti ilmu pengetahuan lainnya, terbentang fenomena


yang menjadi pusat perhatiannya. Bagi perawat, fokus itu terdiri dari keprihatinan
lama dengan orang - orang dan dunia tempat mereka tinggal. Ini adalah cikal bakal
sebuah organisasi yang terorganisir, sistem abstrak yang mencakup orang dan
lingkungannya. Sifat individu yang tak dapat direduksi berbeda dari jumlah bagian
18
mereka. Selanjutnya, Integralitas manusia dan masyarakatnya. lingkungan
berkoordinasi dengan alam semesta pandimensional sistem terbuka, menunjukkan
paradigma baru, dan memulai identitas keperawatan sebagai sains (Rogers, 1992b,
hal 28).

Ilmu Pengetahuan tentang Unitary Human Beings berkaitan dengan pola-pola


energi manusia dan lingkungan bidang yang berhubungan dengan kesejahteraan
maksimal, seperti kesejahteraan didefinisikan oleh masyarakat di mana manusia
keberadaannya terletak (Rogers, 1970, 1986, 1992a). Ilmu Pengetahuan Manusia
yang tidak sehat tidak menghadapi masalah kesehatan, melainkan berkaitan
dengan evolusi perubahan kearah dimanapun manusia berpikiran mereka pergi
(Rogers, 1987c)

1. Kategori Pengetahuan
Riehl dan Roy (1974, 1980) mengklasifikasikan Ilmu Pengetahuan Unness Human
Beings sebagai model sistem. Riehl-Sisca (1989) mengklasifikasikannya sebagai
model perkembangan. Meleis (1997) menganggap Ilmu Unitary Human Beings
sebagai contoh yang menonjol dari kategori hasil model dan juga
mengklasifikasikannya dalam lingkungan manusia-nya kategori interaksi Marriner-
Tomey (1989) ditempatkan Pekerjaan Rogers dalam kategori bidang energi.
Barnum (1998) Jobs terdegradasi untuk kategori peningkatannya. Hati-hati
meninjau ulang isi Ilmu Kesatuan Manusia menunjukkan bahwa itu mencerminkan
karakteristik baik kategori sistem maupun kategori perkembangan pengetahuan.
Meski Rogers membahas karakteristiknya dari model sistem, dia menekankan
utamanya perkembangan manusia berupa perubahan evolusioner dalam pola
medan manusia. Rogers (seperti dikutip di Malinski, 1986b), bagaimanapun,
berhenti menggunakan istilah pembangunan manusia "Karena pembangunan
menyiratkan jenis linieritas tertentu" (halaman 11). Kesesuaian sistem dan
Klasifikasi kategori pengembangan terbukti dalam perbandingan isi Ilmu
Pengetahuan tentang Unitary Human Beings dengan karakteristik sistem dan
perkembangannya kategori pengetahuan, seperti bisa dilihat disini.
19
2. Sistem Pengetahuan
a. Sistem dan Sistem Terbuka: Bidang energi manusia dan bidang energi lingkungan
adalah sistem terbuka (Rogers, 1970). [Bidang energi selalu terbuka-] bukan a sedikit
atau kadang-kadang, tapi terus menerus (Rogers, 1992b, hal. 30).
b. Integrasi Bagian: [Manusia dan mereka lingkungan adalah energi yang tak dapat
direduksi dan tak terpisahkan bidang yang] memiliki identitas mereka sendiri dan tidak
menjadi bingung dengan bagian (Rogers, 1992b, hal 30). [Manusia yang kesatuan tak
lagi direduksi] [dan] tidak bisa dipahami saat tertentu menjadi spesifikasinya (Rogers,
1992b, hal 29). Sifat individu yang tak dapat direduksi Berbeda dengan jumlah bagian
mereka (Rogers, 1992b, hal. 28)
c. Lingkungan: Bidang energi pandimensional yang integral dengan medan energi
pandimensional manusia (Rogers, 1992b).
d. Batas: Tidak dibahas secara eksplisit dalam versi terbaru Ilmu Pengetahuan tentang
Unitary Human Beings. Kurangnya Batas-batas itu jelas dalam pernyataan bahwa
"manusia dan bidang lingkungan tidak terbatas dan tidak terpisahkan satu sama lain
"(Rogers, 1986, hal 5).
e. Ketegangan, Stres, Strain, dan Konflik: Tidak dibahas dalam Ilmu Pengetahuan
tentang Unitary Human Beings. Rogers dengan jelas menolaknya Gagasan bahwa
kekuatan eksternal menimpa pada bidang manusia Sebaliknya, manusia dan
lingkungan bidangnya tidak terpisahkan.
f. Equilibrium dan Steady State and Feedback: Ini adalah ide usang untuk Rogers
Hubungan antara manusia dan lingkungan mereka melampaui Pemikiran sistem secara
umum. Tidak ada ekuilibrium tetap titik atau bahkan ekuilibrium dinamis, juga tidak ada
proses umpan balik input dan output. Sebaliknya, prinsipnya integralitas mendalilkan
bahwa manusia dan lingkungan Bidang energi terlibat secara terus menerus, saling
menguntungkan proses perubahan "Perubahan terus menerus muncul tidak ada

20
perbedaan dan menunjukkan ketepatan waktu bukan gradualisme. Selain itu,
perubahan mempercepat "(Rogers, 1992b, hal. 32).

3. Kategori Pembangunan
a. Pertumbuhan, Perkembangan, dan Maturasi; Perubahan; dan Arah Perubahan:
Ditujukan prinsip helicy dan resonansi. Prinsip-prinsip ini mendalilkan bidang itu
Pola ini ditandai dengan perubahan terus menerus yang inovatif, tidak dapat
diprediksi, dan meningkat dalam keragaman. Itu arah perubahan selalu adalah
menuju peningkatan keanekaragaman, dari frekuensi rendah hingga pola
gelombang frekuensi yang lebih tinggi (Rogers, 1992b).
b. Identifiable State: Ditujukan oleh konsep pattern, yang merupakan "karakteristik
pembeda suatu energi Bidang dianggap sebagai satu gelombang. ... itu memberi
identitas kepada lapangan "(Rogers, 1992b, hal 30).
c. Bentuk Kemajuan: Prinsip postulat helicy pola lapangan manusia dan lingkungan
peningkatan keragaman dan ditandai dengan tidak berulang ritme. Meski bisa
disebut istilah helicy menyiratkan spiral, definisi Chin's (1980) tentang bentuk itu
sebagai kembali ke masalah sebelumnya, tapi berurusan dengan mereka pada
tingkat yang lebih tinggi, bertentangan dengan Rogers '(1980a) berpendapat bahwa
"tidak ada jalan kembali, tidak ada pengulangan" (halaman 333).
d. Pasukan: Rogers menolak gagasan tentang kekuatan. Sebaliknya, dia
mengemukakan bahwa sifat medan energi berevolusi. Tidak kekuatan khusus
dibutuhkan untuk evolusi.
e. Potensi: Potensi pengembangan sangat terbuka.

21
DAFTAR PUSTAKA

Alligood, Martha R & Tomey, Marriner A,. (2014). Nursing Teorists and Their Work, ninth
Edition. St. Louis: Mosby Inc, USA

Alligood (2017). Pakar Teori Keperawatan dan Karya Mereka. Edisi Indonesia. Elsevier
Singapura

Asmadi (2008). Konsep Dasar Keperawatan. EGC: Jakarta

Fawcett, J. (2005). Contemporary Nursing Knowledge: Analysis and Evaluation of


Nursing Models and Theories. Philadelphia F.A Davis Company.

Hidayat. 2009, Pengantar konsep dasar keperawatan edisi 2, Salemba Medika Jakarta

Kusnanto, (2004). Pengantar Profesi dan Praktik Keperawatan Profesional. EGC:


Jakarta

22

Anda mungkin juga menyukai