Anda di halaman 1dari 2

Dekontaminasi adalah penghancuran yang ditandai dengan pengurangan aktivitas jumlah

organisme.
Paparan keracunan bisa karena inhalasi (terhirup) , injeksi, atau ingesti tertelan. Langkah
pertama untuk mencegah penyerapan dari racun adalah menghentikan setiap paparan yang masih
berada disekitar pasien. Jika dibutuhkan, mata dan kulit harus dibasuh dengan banyak air secara
berlebihan.
dekontaminasi Gastrointestinal adalah proses untuk mencegah atau mengurangi absorpsi dari zat
yang telah tertelan. Strategi utama untuk dekontaminasi gastrointestinal adalah pengosongan
lambung, adsorpsi racun, dan katarsis. Indikasi minimal untuk mempertimbangkan
dekontaminasi GI meliputi
1. Racunnya berpotensi berbahaya
2. Racun tidak terserap di perut atau usus, jadi ….
3. Prosedurnya harus bisa dilakukan dengan aman dan dengan teknik yang tepat.
Pengosongan lambung jarang direkomendasikan lagi, dan yang direkomendasikan adalah
administrasi arang aktif dan whole bowel irrigation (irigasi usus)
Pengosongan lambung dapat dilakukan dengan menginduksi muntah atau bilas lambung.

Adsorben yang paling umum digunakan untuk pengobatan dari overdosis karena obat adalah
mengunakan karbon aktif. Karbon katif lebih efektif untuk mereduksi (mengurangi)
penyerapan obat disbanding dengan emesis yang diinduksi atau bilas lambung.

1. Karbon aktif Komplikasi dari terapi karbon aktif termasuk muntah, konstipasi,
pneumonia aspirasi (makanan, liur, asam lambung masuk ke paru-paru), dan kematian.
Karbon aktif seharusnya tidak diberikan kepada pasien pengidap perforasi
gastrointestinal, atau pasien yang mungkin akan di endoskopi.
2. Whole bowl irrigation (wbi) menggunakan cairan pembersih usus. Melibatkan Pemberian
secara enteral dalam sejumlah besar molekul yang memiliki berat molekul yang tinggi,
larutan elektrolit polietilen glikol iso-osmotik dengan tujuan untuk melewatkan racun
oleh rektum sebelum racunnya diserap. Yang berpotensi menggunakan wbi meliputi:
1. “body-packers” dengan paket obat-obatan terlarang yang ada di dalam usus
2. Pasien yang keracunan zat besi
3. Pasien yang telah menelan koyo
4. Pasien yang overdosis rilis berkelanjutan atau obat pembentuk benzoar
3. Bilas lambung
Prosedur bilas lambung melibatkan melewati tabung ororgastrik (24-french untuk anak-
anak, hingga 40-french untuk dewasa) ke dalam perut pasien di posisi sebelah kiri lateral
decubitus dengan posisi kepala lebih rendah daripada kaki. Setelah menarik isi lambung,
10 sampai 15 ml/kg (up to 250 ml) dari cairan lavage yang mengandung garam dikelola
dan di Tarik. Proses ini berlangsung sampai cairan lavage menjadi bersih. Komplikasi
dari prosedur ini yaitu perut atau kerongkongan trauma secara mekanik, aspirasi
pulmonary dari isi perut, dan vagus nerve stimulaton.
4. Pengosongan perut
5. Sirup ipepac
Mengandung alkaloid cephaeline dan emetine yang bertindak sebagai emetics karena
keduanya memberikan iritan lokal di saluran enteric dan pusat efek pada kemoreseptor
area di zona pemicu pada area medulla postrema. Sirup ipepac diberikan secara oral
dengan dosis 15 ml untuk anak-anak yang berusia hingga 12 tahun, dan 30 ml untuk anak
diatas 12 tahun dan dewasa. Dianjurkan untuk meminum air setelah minum sirup ipepac,
dan akan menghasilkan emesis dalam 15 sampai 30 menit. Kontraindikasi dari sirup
ipepac adalah depresi cns, tertelannya kororsif atau obat hidrokarbon, dan muntah. Ipepac
mungkin menyebabkan abnormalnya serum elektrolit, kardiomiopati, aritmia ventricular,
dan kematian

6. Kartasis dua kategori zat sederhana dari kartasis adalah garam magnesium, seperti
magnesium sitrat dan magnesium sulfat dan karbohidrat yang tidak dapat dicerna, seperti
sorbitol. Kartasis dilarang, meskipun sorbitol masih digunakan dengan dosis tunggal
karbon aktif yang fungsinya sebagai pemanis dan mengurangi kemungkinan untuk
sembelit.

Eliminasi

Anda mungkin juga menyukai