KASUS KELOLAAN
ASUHAN KEPERAWATAN
DENGAN SIDA
Disusun Oleh :
Ratna Dewi
1906458773
2. Personal Self
a. Pengkajian Perilaku
1) Moral/etik/spiritual
Pasien beragama muslim dan saat sakit klien tidak bisa sholat
2) Self consistency
Ekspresi wajah pasien tampak lesu dan tidak semangat. Pasien pasrah dengan
penyakitnya saat ini
3) Ideal diri
Pasien mengatakan ketika sehat dirinya masih bisa melakukan segalanya sendiri,
tapi sekarang setelah sakit susah untuk melakukan aktivitas.
b. Pengkajian Stimulus
Stimulus fokal: proses penyakit
Stimulus kontekstual: pasien merasa cemas dan sedih
Stimulus residual: kurang pengetahuan pasien tentang penyakit
1.4 Model Fungsi Peran
a. Pengkajian Perilaku:
Pasien merupakan pasien belum menikah dan sejak sakit tidak bekerja, untuk pengobatan
pasien pakai BPJS
b. Pengkajian Stimulus
Stimulus fokal: cemas karena penyakit kronik
Stimulus kontekstual: tidak bekerja
Stimulus residual: kurang pengentahuan pasien tentang menajemen/penatalaksanaan
penyakit
1.5 Model Adaptasi Interdependen
a. Pengkajian Perilaku
1) Receptive behavior: pasien mengatakansudah menerima penyakit yang dideritanya saat
ini
2) Contributive behavior: pasien mempunyai hubungan yang baik dengan keluarga,
tetangga dan kerabat. Akan tetapi pada saat dirawat keluarga pasien tidak pernah
datang untuk membantu dalam perawatan. Pasien juga tidak melakukan interaksi
teman sekamarnya. Pasien mampu memenuhi kebutuhannya sesuai dengan
kemampuannya, minsal minum dan makan sendiri dengan bantuan minimal perawat
b. Pengkajian Stimulus
Stimulus fokal: penyakiy kronis menyebabkan ketergantungan terapi
Stimulus kontekstual: kelemahan fisik
Stimulus residual: kurang pengetahuan
1.6 Diagnosa Keperawatan
1. Mode adaptasi fisiologi
a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual
dan kurang pengetahuan
b. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan deficit imun, immobilisasi fisik
c. Deficit perawatan diri berhubungan dengan kelelahan dan kelemahan
2. Mode adaptasi konsep diri
Cemas berhubungan dengan stressor akibat proses penyakit kronis; kurang pengetahuan
tentang kondisi, prognosis dan kompleksitas pengobatan
3. Mode adaptasi fungsi peran
Perubahan penampilan peran berhubungan dengan perubahan status kesehatan; transisi
peran
4. Mode adaptasi fungsi interdependensi
Semua stimulus pada mode fungsi peran bersifat adaptif sehingga tidak ada masalah
keperawatan yang muncul
1.7 Tujuan
a. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 7 x 24 jam, pasien mampu menunjukkan ,
perubahan nutrisi tidak terjadi ditandai dengan asupan nutrisi adekuat, anoreksia berkurang
b. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 7 x 24 jam, pasien mampu menunjukkan
kerusakan integritas kulit pasien berkurang dengan integritas kulit yang baik bisa
dipertahankan, perfusi jaringan baik
c. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam, deficit perawatan teratasi
dengan pasien menyatakan kenyamanan untuk ADLs
d. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, pasien dapat beradaptasi
terhadap perubahan penampilan peran ditnadi dengan mampu menjelaskan perubahan
peran karena penyakit yang dideritanya, terjadi peningkatan pengetahuan pasien mengenai
perubahan peran dan adanya dukungan keluarga terhadap perubahan peran pasien
1.8 Intervensi
a. Intervensi keperawatan untuk diagnosa perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan anoreksia; kurang pengetahuan tentang kebutuhan nutrisi adalah:
nutrition management, teaching prescribed diet
b. Intervensi keperawatan untuk diagnosa kerusakan integritas kulit berhubungan dengan
kelembaban adalah: pressure management
c. Intervensi keperawatan untuk diagnosa defisit perawatan diri berhubungan dengan
kelemahan dan kelelahan adalah: self care assitane: ADLs
d. Intervensi keperawatan untuk diagnosa cemas berhubungan dengan stressor akibat
proses penyakit kronis, kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan
kompleksitas pengobatan adalah : anxiety reduction, relaxation therapy, teaching
e. Intervensi keperawatan untuk diagnosa perubahan penampilan peran berhubungan
dengan perubahan status kesehatan;transien peran adalah role enhanced, emotional
support
1.9 Implementasi
a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksi; kurang
pengetahuan tentang kebutuhan dasar nutrisi
Aktivitas regulator
Nutrition management:
1) Mengkaji pola nutrisi
2) Menganjurkan untuk memakan makanan dalam kondisi hangat
3) Memonitor intake nutrisi pasien
Aktivitas kognator
Aktivitas kognator
Aktivitas kognator
d. Cemas berhubungan dengan stressor akibat proses penyakit kronis; kurang pengetahuan
tentang kondisi, prognosis dan kompleksitas pengobatan
Aktivitas regulator:
Anxiety reduction:
1) Mengidentifikasi fakotr-faktor penyebab cemas
2) Mengkaji tingkat kecemasan pasien
3) Memotivasi pasien untuk mengungkapkan secara verbal pikiran dan perasaanya
Aktivitas kognator:
Relaxation therapy:
Aktivitas kognator:
1.10 Evaluasi
Pada tanggal 12-2-2020
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Perilaku pasien mulai adaptif pada hari ke 4 perawatan, ditandai dengan keluhan lemas
berkurang, nafsu makan mulai meningkat, pasien menghabiskan 1 porsi makan. Perilaku
pasien terhadap masalah perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adaptif. Namun
kadar Hb masih dibawah standar (11 g/dL)
2. Kerusakan integritas kulit
Setelah dilakukan perawatan luka 1 hari perawatan, luka masih bewarna merah dan
kehitaman, panjang luka masih 7 cm, lebar 5 cm dan kedalaman 2 cm. luka pasien tampak
bersih.
3. Deficit perawatan diri
Setelah dilakukan perawatan 1x24 jam, pasien bersih dan tidak bau
4. Cemas
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 4x24 jam, perilaku kecemasan pasien sudah
adapti. analisa intervensi: kecemasan klien teratasi
5. Perubahan penampilan peran
Pasien baru dapat beradaptasi terhadap perubahan penampilan peran setelah dilakukan
asuhan keperawatan selam 3x24 jam, ditandai dengan pasien menyatakan pasrah dan mulai
menerima kondisi kesehatannya.