Oleh :
INTAN KUMALA DEWI
NPM : 215120058
ROY
1) Data Demografi
a. Pasien
Nama : Ny. S
Usia : 48 tahun 5 bulan 14 hari
Tanggal lahir : 3 November 1973
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku : Sunda
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Status Pernikahan : Sudah menikah
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
NRM : 28-08-84
Masuk : 18 April 2022
Tgl pengkajian : 19 April 2022
Alamat : Krajan RT 003/008 Palumbonsari Karawang Timur
b. Penanggung jawab
Nama : Tn. S
Usia : 51 tahun
Hubungan dengan pasien : Suami
Alamat : Krajan RT 003/008 Palumbonsari Karawang Timur
2) Keluhan utama
Lemas pada kedua kaki, Nyeri luka abses gluteal (Ulkus Dekubitus)
3) Riwayat kesehatan sekarang
Saat dilakukan pengkajian pada tanggal dan 19 April 2022 pukul 15.00 WIB. Pasien mengeluh Nyeri
luka abses gluteal (Ulkus Dekubitus) dengan nyeri sedang skala 4-5 dari rentang 0-10 diukur dengan
skala Visual Analog Scale , Pasien tidak bisa berjalan karena kedua kaki lemas sejak riwayat
pemasangan ring jantung 3 bulan yang lalu (Januari 2022), Pasien juga memiliki penyakit diabetes
melitus.
Januari 2022 (3 bulan yang lalu), Pasien juga memiliki riwayat penyakit diabetes melitus.
a) Nyeri
1) Ventilasi
a) Pengkajian perilaku
Pasien mengeluh nyeri dan dalam posisi ekspresi wajah menahan nyeri. Nyeri berkurang
jika diberikan terapi farmakologi obat untuk nyeri. Frekuensi nafas 24x/menit, irama teratur,
kedalaman nafas normal, bentuk dan gerakan dada simetris. Bunyi nafas vesikuler (bersih)
b) Pengkajian stimulus
Stimulus fokal: Tingginya beban kerja jantung untuk memompa darah. Stimulus
kontekstual: Pengobatan yang tidak teratur pada hipertensi dan diabetes melitus. Stimulus
2) Pertukaran gas
a) pengkajian perilaku
Sianosis pada lidah, bibir dan kuku tidak ada, tidak dilakukan pemeriksaan analisa gas darah
b) Pengkajian stimulus
stimulus fokal : tidak ada. Stimulus kontekstual : tidak ada . stimulus residual : tidak ada
3) Trasportasi gas
a) Pengkajian perilaku
Klien mengeluh nyeri terus menerus. Tekanan darah 120/80 mmHg, frekuensi nadi
80x/menit iregular, konjungtiva anemis, tidak terdapat distensi jugularis, bunyi jantung S1
dan S2 terdengar normal dan regular, murmur tidak ada, gallop tidak ada. Pucat, clubbing
finger tidak ada, CRT < 2 detik, denyut nadi perifer kuat, dan akral teraba hangat.
Program terapi (11/04/2022) : Simvastatin 1x20 mg, Concor 1x2,5 mg, Ramipril 1x5 mg
b) Pengkajian stimulus
kontekstual: riwayat Hipertensi. Stimulus residual: Pemeriksaan kesehatan yang tidak teratur
b. Nutrisi
a) Pengkajian perilaku
Pasien merasa tidak napsu makan, tidak disertai adanya mual ataupun muntah, mukosa bibir
lembap, TB 155 cm, BB 80 kg IMT : 33 kg/m2 (obesitas), sclera tidak ikterik, porsi makan
habis ½ porsi.
Hasil Laboratorium (11/04/2022): GDS 112 mg/dl (N: <140), Hb 8, 3g/dl (N: 11,7- 15,5) .
b) Pengkajian stimulus
Stimulus fokal: Nutrisi lebih dari kebutuhan. Stimulus kontekstual: Nafsu makan berlebih,
c. Eliminasi
a) Pengkajian perilaku
Belum BAB sejak masuk Rumah Sakit, kesulitan buang air kecil tidak ada, biasanya 4 – 6
x / hari, bising usus 8x/m. Program terapi: perbanyak konsumsi buah seperti pepaya
b) Pengkajian stimulus
Stimulus fokal; tidak ada, stimulus kontekstual; tidak ada, stimulus residual; tidak ada.
d.A ktifitas dan istirahat
a) Pengkajian perilaku
Pasien mengatakan badannya terasa lemah dan mudah lelah. Istirahat tidur kurang, sulit
tidur karena nyeri. tidur malam 4-5 jam. Pasien bedrest, aktivitas sehari- hari (kebersihan
b) Pengkajian stimulus
Stimulus fokal: Kelemahan ektremitas atas tangan kiri dan ekstremitas bawah pada kedua
kaki. Stimulus kontekstual: kurangnya suplai oksgen dan nutrisi. Stimulus residual: tidak
ada.
e. Proteksi
a) Pengkajian perilaku
Demam tidak ada, suhu tubuh 36,6 0C aksila. Hasil Laboratorium( 11/04/2022) HB ;8,3 g/dl
(N: 11,7- 15,5), Leukosit 12,0/uL(N:3,6-11) , Luka atau lesi pada ekstremitas tidak ada.
Tidak ada luka bekas operasi selain di gluteal, tidak ada tanda- tanda oedem pada sisi
b) Pengkajian stimulus
Stimulus fokal: Risiko Infeksi. Stimulus kontekstual: Abses gluteal, Leukosit 12,0/uL(N:3,6-
f. Sensasi
a) Pengkajian perilaku
b) Pengkajian stimulus
Stimulus fokal : tidak ada. Stimulus kontekstual : tidak ada . stimulus residual : tidak ada
a) Pengkajian perilaku
Klien minum 900 cc/24 jam, jenis air putih, infus RL 15 tpm/ 1500 cc/24 jam ,turgor kulit
kurang elastis, mukosa mulut lembap, pengisian kapiler (CRT) 2 detik, tidak terdapat
oedema pada ektermitas bawah, tidak ada asites, distensi vena jugularis tidak ada, Hasil
b) Pengkajian stimulus
Stimulus fokal: tidak ada. Stimulus konstektual: mekanisme kompensasi akibat penurunan
curah jantung.
h. Fungsi neurologis
a) Pengkajian perilaku
Kesadaran kompos mentis,GCS : 15,status mental terorientasi cemas, Ukuran pupil kanan
dan kiri 2 mm , tidak ada kaku kuduk, koordinasi dan kontrol gerakan tubuh baik, fungsi
sensorik cukup baik dan motorik terdapat kelumpuhan atau parasilisis pada kedua kaki
b) Pengkajian stimulus
kelumpuhan atau parasilisis pada kedua kaki serta lengan kiri. Stimulus residual:
i. Endokrin
a) Pengkajian perilaku
Klien mengatakan mempunyai riwayat penyakit diabetes melitus, tidak ada pembesaran
kelenjar, klien masih menstruasi dan belum menopause.. Hasil laboratorium (11/04/2022)
Stimulus fokal: tidak ada. Stimulus kontekstual: tidak ada. Stimulus residual; tidak ada.
a) Pengkajian perilaku
Sensasi tubuh: mengatakan cemas dengan kondisi kesehatannya. Citra tubuh: tidak pernah
menyangka bahwa dirinya akan mengalami kondisi penyakit seperti ini, karena selama ini
pasien merasa sudah melakukan pengobatan medis yang maksimal mengenai keluhan
penyakitnya. Konsistensi diri: pasien mengatakan akan tetap mengikuti saran suaminya
untuk menjaga kesehatannya. Ideal diri: ingin segera pulih dan ingin cepat pulang kerumah.
Moral- spiritual-etika diri: pasien beragama islam, patuh melaksanakan ibadah dengan cara
b) Pengkajian stimulus
Stimulus fokal: Cemas karena menderita sakit Diabetes Militus (DM). Stimulus
perawatannya.
a) Pengkajian perilaku
Selama ini klien tidak mampu beraktifitas dengan baik karena pasien hanya bedrest saja
dirumah, kegiatan sehari – hari klien hanya bedrest dirumah saja dan aktifitas sehari- hari
klien selalu dibantu sama anak-anaknya dan suaminya. Keluarga mengatakan klien jarang
b) Pengkajian stimulus
kontekstual: pemeriksaan kesehatan yang tidak teratur. Stimulus residual: tidak ada.
a) pengkajian perilaku
Orang lain yang bermakna menurut klien adalah anak dan suaminya, klien mengatakan “
saya sudah merepotkan suami dan anak anak” klien merasa menerima kasih saying dari
semua anak- anak dan suaminya, Selama dirawat klien ditunggu oleh suaminya . Biaya
b) pengkajian stimulus
Stimulus fokal: tidak ada. Stimulus kontekstual: tidak ada. Stimulus residual: tidak ada.
yang di tandai dengan TD 120/80 mmHg, HR 80x/menit, RR: 24x/mnt, konjungtiva anemis
perubahan irama jantung, gambaran EKG menunjukan adanya STEMI anteroseptal dengan
dan kebutuhan oksigen serta asupan energi yang kurang ( D.0056 ) , ditandai dengan pasien
mengeluh badan terasa lemah dan cepat lelah walaupun dengan aktivitas ringan, makanan
( D.0054 ) ditandai dengan terdapat kelumpuhan atau parasilisis pada kedua kaki serta lengan
kiri.
d. Ansietas berhubungan dengan adanya ancaman dan perubahan status kesehatan ( D.0080 ),
ditandai dengan TD 120/80 mmHg, HR 80x/menit, RR: 24x/mnt, Ny.P merasa kuatir dengan
akibat dari kondisi yang sedang dihadapi, sulit tidur dan tidak pernah menyangka bahwa
e. Nyeri akut berhubungan dengan adanya luka abses gluteal ( D.0077 ) ditandai dengan TD
120/80 mmHg, HR 80x/menit, RR: 24x/mnt, hasil perhitungan skala nyeri nyeri sedang skala
4-5 dari rentang 0-10 diukur dengan skala Visual Analog Scale
f. Risiko infeksi berhubungan dengan adanya luka abses gluteal ( D.0054 ) ditandai dengan
g. Risiko Konstipasi berhubungan dengan kurangnya mobilitas fisik ( D.0052 ) ditandai dengan
a. Setelah dilakukan intervensi dalam waktu 2 x 24 jam, Ny.S, akan menunjukkan Cardiac
b. Selama Klien melakukan aktivitas, Ny.S akan menunjukkan Activity Tolerance dengan
kriteria Ny.S menunjukkan peningkatan toleransi terhadap aktivitas, tekanan darah, frekuensi
dan irama jantung dalam batas normal, tidak ada sesak, kelelahan dan kelemahan berkurang
c. Setelah dilakukan intervensi dalam waktu 4 x 24 jam, Ny.S, akan menunjukkan peningkatan
ambulasi dan mobilisasi dengan kriteria rentang gerak (Range of Motion), pergerakan dan
kekuatan otot pasien meningkat, pasien dapat menopang berat badannya, pasien mau berjalan
dan berjalan dengan langkah yang efektif, tidak ada keluhan perasaan khawatir dan nyeri saat
berjalan,
d. Anxiety Self-Control dengan kriteria Ny.S dapat tenang, kooperatif selama prosedur, tanda-
tanda vital dalam batas normal, tingkat cemas menurun, dapat mendemonstrasikan kontrol
e. Setelah dilakukan intervensi 3 x 24 jam, nyeri terkontrol dengan kriteria pasien melaporkan
keluhan dan skala nyeri berkurang, pasien mampu mengenali penyebab nyeri, kemampuan
f. Setelah dilakukan intervensi dalam waktu 3x 24 jam, risiko infeksi berkurang dengan kriteria
luka kering dan bersih, tidak ada nyeri, tanda kemerahan, peningkatan suhu tubuh, bengkak,
g. Setelah dilakukan intervensi dalam waktu 3 x 24 jam, Ny.S akan menunjukkan kontrol
pengeluaran bab baik dengan kriteria tidak ada keluhan sulit bab, konsistensi, frekuensi feses
13) Intervensi
Intervensi yang dilakukan selama Ny.S menjalani perawatan berdasarkan diagnosis keperawatan
yang ditegakkan yaitu, hemodynamic care, acute cardiac care, mobility , energy management,
anxiety reduction dan role enhancement,risk of infection, and risk of constipation dimana masing-
masing intervensi ini terdiri atas aktivitas regulator dan kognator. Intervensi pada Ny, S diuraikan
sebagai berikut:
2) Mencatat tanda dan gejala dari penurunan cardiac output (jelaskan secara spesifik)
manuver,
2) Menganjurkan pasien supaya istirahat fisik dan mental selama fase akut.
b. Energy Management
Aktifitas regulator :
6) Membantu aktivitas fisik teratur (ambulasi, transfer, berubah posisi, dan perawatan
7) Membantu pasien untuk merubah posisi secara bertahap, duduk, berdiri dan ambulasi
sesuai toleransi.
Aktifitas kognator :
defekasi,
2) Menjelaskan pola peningkatan bertahap dari tingkat aktivitas, contoh bangun dari kursi,
bila tidak ada sesak lakukan ambulasi dan beristirahat selama 1 jam setelah makan.
Aktifitas regulator :
1) Memfasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu (misalkan. pasang bad plang
tempat tidur)
4) Memfasilitasi aktivitas ambulasi( misalkan dengan menggunakan kursi roda atau kruk)
Aktifitas kognator :
d. Anxiety Reduction
Aktifitas regulator
e. Nyeri Akut
Aktifitas regulator
3) Mendiskusikan jenis analgesik yang disukai untuk mencapai analgesia optimal, jika perlu
4) Memberikan Analgetik untuk mengurangi nyeri
5) Memonitor Tanda Vital sebelum dan sesudah pemberian Analgetik pertama kali
8) Mendokumentasikan respons terhadap efek 20 analgesik dan efek yang tidak diinginkan
Aktivitas kognator
f. Risiko Infeksi
Aktifitas regulator
Aktivitas kognator
g. Risiko Konstipasi
Aktivitas Regulator
1) Mengidentifikasi faktor resiko konstipasi(Asupan serat tidak adekuat, asupan cairan tidak
adekuat).
atau urin
Aktivitas Kognator
8) Menganjurkan untuk tetap mempertahankan posisi semi fowler (30-45 derajat) 20-30
9) Menganjurkan untuk mengganti bahan makanan sesuai dengan diet yang sudah
diprogramkan
10) Mengajarkan cara membaca label dan memilih makanan yang sesuai
12) Merekondasikan resep makanan yang sesuai dengan diet, jika perlu
7) Evaluasi keperawatan
Ny.S menjalani perawatan selama 3 ( tiga ) hari, dari tanggal 18 April 2022 sampai dengan 20
April 2022 Selama dirawat, Ny S dapat beradaptasi pada keempat mode adaptasi, baik mode
fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan interdependensi, hanya pada adaftasi fisiologis terutama
Evaluasi keperawatan dilakukan untuk melihat perkembangan adaptasi pasien pada setiap mode
adaptasi tersebut dengan mengkaji respon perilaku pasien terhadap stimulus. Evaluasi
keperawatan bertujuan untuk melihat efektifitas tindakan yang dilakukan untuk memanipulasi
stimulus eksternal dan internal pasien agar kondisi adaptif tercapai. Evaluasi keperawatan yang
Ny.S hanya dapat beradaptasi sebagian dengan level kompensatori terhadap penurunan
curah jantung pada hari ke-3 dengan menunjukkan kriteria status hemodinamik mulai
membaik : tekanan darah 110/70 mmHg dan heart rate 97 x/menit , Saturasi oksigen 97%
RR 22x/mnt, haluaran urine adekuat ±2 cc/kg/jam, tidak adabunyi napas tambahan. Pasien
b. Intoleransi aktifitas
Ny.S dapat beradatapsi secara kompensatori terhadap intoleransi aktivitas yang dialaminya.
Pasien dapat beradaptasi dan mulai menunjukkan peningkatan toleransi terhadap aktivitas
pada sekitar hari rawat ke-3, dengan menunjukkan peningkatan toleransi terhadap aktivitas,
c. Kecemasan
Ny.S dapat beradatapsi secara kompensatori terhadap kecemasan yang dialaminya. Pasien
mulai dapat beradaptasi dan menunjukkan pengendalian diri terhadap cemas pada hari ke 3
Ny.S tampak lebih tenang dan dapat berinteraksi/berkomunikasi dengan baik tanpa ekspresi
d. Nyeri akut
Keluhan Nyeri Ny. S berkurang skala nyeri ringan skala 2-3 dari rentang 0-10 diukur dengan
skala Visual Analog Scale. Pasien sudah tidak bersikap protektif ,tidak gelisah, Pasien
e. Risiko Infeksi
Ny. S mengatakan perdarahan berkurang, balutan luka kering, pasien dan keluarga
Intervensi dilanjutkan.
f. Risiko Konstipasi
Ny.S dapat kontrol pengeluaran bab dengan baik bab 1x sebelum pulang, konsistensi baik,
frekuensi feses normal, dan gerak peristaltik usus dalam batas normal 10x/m.