B DENGAN
DISUSUN OLEH :
NIM : 2022030115
2022/2023
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PSIKOSOSIAL PADA TN.B DENGAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN ANSIETAS PADA PASIEN HIPERTENSI
DI RUANG DAHLIA RSUD DR. SOEDIRMAN KEBUMEN
A. IDENTITAS KLIEN
Nama : Tn. B
Tanggal pengkajian : 02 April 2023
Alamat : Kalirejo, Kebumen
Umur : 47 th
Pendidikan : S1
Agama : Islam
Status Perkawinan : Menikah
Dx.Medis : Hipertensi, Dyspepsia
B. ALASAN MASUK RUMAH SAKIT
Pasien mengatakan pusing, nyeri uluhati, mual dan muntah hampir 20x dalam
sehari.TD :180/100, N :96 x menit, RR :24 x/menit, S : 36,8 ℃.
C. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Biologis
Pasien mempunyai riwayat penyakit hipertensi.Pasien mempunyai keterbatasan
fisik. Pasien mempunyai trauma atau cacat fisik yaitu kaki kananya sudah pernah
dioperasi karena pengeroposan tulang, sehingga kaki Pasien Panjang sebelah dan
menggunakan kruk.Pasien mempunyai masalah pola makan dan berat badan
turun 30 kg dalam waktu .
2. Psikologis
Pasien dalam berkomunikasi tidak aktif tetapi bicara seperlunya jika ditanya.
Pasien pernah menderita penyakit serius dan pernah berobat ke alternatif dengan
konsumsi jamu “sinatren”. Pasien sebelumnya tidak pernah mengalami perlakuan
yang tidak menyenangkan baik dengan istri ataupun dengan keluarganya, hanya
masalah biasa yang bisa diselesaikan secara baik- baik dan kekeluargaan.
3. Social Budaya
Pasien berusia 47 tahun, berjenis kelamin laki-laki dengan tingkat pendidikan
terakhir S1. Dengan kondisinya saat ini yang akan menjalani perawatan karena
hipertensi dan dyspepsia. Pasien saat ini hanya tiduran di tempat tidur dan
terkadang jalan-jalan sebentar diruangan dalam melakukan aktivitas sehari-hari
dibantu perawat. Pasien merasa beruntung mempunyai keluarga yang perhatian
terhadap dirinya terutama istrinya yang selau memberikan suport agar pasien kuat
dan tabah menjalani rawat inap. Pasien beragama islam dan kadang-kadang ikut
kegiatan kerja bakti, pengajian dan juga ikut kumpulan yasinan atau arisan di
lingkup RT.
D. FAKTOR PRESIPITASI
Saat pasien dinyatakan harus dirawat inap karena tensi tinggi dan akan diprogram
untuk endoskopi. Pasien mengatakan cemas. Jantung terasa berdebar-debar, gelisah,
timbul rasa takut dan khawatir dengan kondisinya.
E. PENGKAJIAN FISIK
1. Keadaan Umum
Kondisi pasien saat dikaji compos mentis
2. Pemeriksaan Vital Sign
TD :180/100, N :96 x menit, RR :24 x/menit, S : 36,8 ℃.
3. Pemeriksaan Fisik
Pasien saat ini dalam kondisi baik, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikhterik
dan penglihatan dalam keadaan normal. Pasien mengatakan nyeri ulu hati.
Pemeriksaan fisiologis nutrisi, antropometri: BB saat ini 50 kg, TB 160 cm, tidak
terpasang NGT, fungsi menelan baik. Biokimia: Nilai Lab: Hb 11,0 gr/dl.
Clinical: konjungtiva tidak anemis, mukosa bibir lembab, abdomen lembek, tidak
terdapat pembesaran hati, nyeri tekan (-), nyeri ketok ginjal (-)bising usus (+),
bising usus 14 x/menit. Diet: TKTP habis 1/4 porsi, mual (+), muntah (+), pasien
mau makan. Pemeriksaan fisiologis sirkulasi, nadi 96x/menit, irama teratur, CRT<
2 detik, bunyi jantung S1 dan S2 normal. Tidak terdapat edema pada ekstremitas
bawah. Pengkajian aktivitas dan istirahat, aktivitas klien mandiri, pasien dapat
berjalan sendiri ke kamar mandi. Selama sakit tidur klien tidak terganggu, kualitas
tidur cukup, tidur malam 8 jam dari pukul 21.00 s/d pukul 05.00, klien tidur siang
± 1 jam.
4. Pengkajian Psikososial
a. Genogram
Keterangan :
: Laki-laki meninggal
: Perempuan meninggal
: Laki-laki
: Perempuan
: Garis keturunan
: Tinggal serumah
: Garis pernikahan
: Pasien
b. Konsep Diri
1) Gambaran Diri
Pasien merasa saat ini pasien sudah sempurna semua anggota tubuhnya
yang dimiliki adalah pemberian dari yang maha kuasa sehingga harus
disyukuri.
2) Identitas diri
3) Peran
Saat ini pasien adalah seorang suami yang melakukan kegiatan sehari-hari.
Dimana saat ini pasien merasa tidak dapat beraktifitas rutin dikarenakan
4) Ideal diri
ruang rawat inap. Saat ini pasien merasakan khawatir dengan kondisinya.
kondisinya harus seperti ini,harus dirawat di ruang rawat inap. Saat ini
karena harus dirawat inap. Pasien sering gelisah dan keluar keringat
dingin. Skala HADS 20. Kontak mata tidak fokus, pasien belum mampu
5) Harga diri
Hubungan pasien dengan orang lain dalam kondisi baik, begitu juga
c. Hubungan Sosial
Dalam membina hubungan, pasien mengatakan berhubungan baik dengan
keluarga dan tetangganya. Pasien mengatakan sering berkeluh kesah dengan
istrinya. Terkadang pasien untuk mengisi waktu luangnya ikut kegiatan di
masjid.
d. Spiritual
1) Nilai dan Keyakinan
Pasien merasa saat ini adalah cobaan yang terberat dalam hidupnya, dan
harus dijalani, keluarga memahami kondisinya dan istri mendukung kalau
ini memang jalan yang terbaik untuk dirinya dan keluarganya.
2) Kegiatan ibadah
Pasien melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muslim yaitu sholat
dan berdoa mohon diberi kesehatan dan kelancaran dalam menghadapi
perawatan selama sakit.
F. STATUS MENTAL
1. Penampilan Umum
Penampilan klien cukup rapi, rambut lurus,menggunakan baju sesuai, dan mandi
2 kali dalam sehari. Klien cukup memperhatikan penampilannya.
2. Pembicaraan
Klien berbicara dengan suara yang jelas, berbicara seperlunya sambil menghela
nafas panjang, pasien lebih sering diam dan pasien tampak tegang,khawatir
memikirkan sakitnya.
3. Aktivias Motorik
Klien tampak sedikit tenang tetapi jika membicarakan penyakit klien lemas,
cemas
4. Alam perasaan
Menunjukan ekpresi khawatir dan cemas, tidak mampu untuk rileks.
5. Afek
Sesuai dengan stimulus yg diberikan
6. Persepsi
Tidak pernah mengalami halusinasi
7. Isi pikir
Normal
8. Proses pikir
Normal
9. Tingkat kesadaran
Tingkat kesadaran pasien masih normal, pasien masih dapat megenali siapa
dirinya , istri dan keluarganya, dan yang jelas pasien masih sadar jika dirinya
berada dirumah sakit.
10. Daya ingat
Pasien saat ini dan sebelumnya tidak mengalami gangguan daya ingat, karena
pasien masih ingat tentang kejadian dimasa lalu dan sekarang sedang dirawat
karena covid 19.
11. Kemampuan berhitung
Baik
12. Penilaian
Klien mampu memberikan keputusan ketika merasa sakit
13. Daya tilik diri
Klien mengerti dengan penyakitnya
Candesartan 8 mg 1x1
J. ANALISA DATA
Tanggal
2. Minggu DS : Pasien mengatakan Nyeri akut Agen cedera Nyeri akut b.d agen
02 April nyeri ulu hati bologis cedar dbiologis dd Pasien
2023 DO : tampak meringis
Pasien tampak menahan menahan
nyeri nyeri,gelisah,peningkatan
P: Nyeri bertambah jika HR
habis muntah,nyeri
berkurang setelah
minum hangat
Q: Nyeri dirasakan
seperti ditusuk-tusuk
R:Nyeri dirasakan
didaerah ulu hati
S: Skala nyeri 7
T: Nyeri dirasakan
hilang timbul
TD :180/100, N :96 x
menit, RR :24 x/menit,
S : 36,8 ℃.
Prioritas Diagnosa :
K. INTERVENSI
2. Nyeri akut b.d agen cedar Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 x 24
biologis dd Pasien tampak jam, maka tingkat nyeri menurun, dengan kriteria hasil:
meringis menahan
nyeri,gelisah,peningkatan HR 1. Keluhan nyeri menurun
2. Meringis menurun
4. Gelisah menurun
5. Kesulitan tidur menurun
Observasi
Edukasi
Kolaborasi
1. Ansietas bd krisis 08.30 Menjelaskan penyebab, proses terjadinya, tanda gejala, S : Pasien mengatakan merasa lebih Endang
situasional akibat tenang tetapi rasa cemas masih ada
hanya muncul kadang-kadang saja.
Melatih cara mengatasi kecemasan : Jika cemas muncul pasien
menerapkan relaksasi nafas
- Teknik relaksasi napas dalam ,hypnosis 5 jari dalam,hypnosis 5 jari dan music
- Metode music instrumental piano instrumental piano
Membantu pasien melakukan latihan sesuai dengan O : Pasien tampak rileks dan tidak
jadwal kegiatan gelisah lagi. Pasien mampu
menjelaskan kembali penjelasan yang
sudah diberikan. Pasien mampu
melakukan teknik napas dalam.
Pasien mampu melakukan distraksi
music instrumental piano.
2. Nyeri akut b.d agen 08.30 Manajemen Nyeri S : Pasien mengatakan nyeri ulu hati Endang
cedar biologis dd Pasien agak berkurang
tampak meringis Observasi O : Pasien tampak menahan nyeri
menahan P: Nyeri bertambah jika habis
nyeri,gelisah,peningkatan Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
muntah,nyeri berkurang
HR frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
setelah minum hangat
Identifikasi skala nyeri Q: Nyeri dirasakan seperti
ditusuk-tusuk
Idenfitikasi respon nyeri non verbal
R:Nyeri dirasakan didaerah
Identifikasi faktor yang memperberat dan ulu hati
memperingan nyeri S: Skala nyeri 6
T: Nyeri dirasakan hilang
Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang
nyeri timbul
TD :160/90, N :86 x menit, RR :22
Edukasi x/menit, S : 36,7 ℃.
Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
1. Ansietas bd krisis 08.30 Menjelaskan penyebab,terjadinya proses terjadi, tanda S : Pasien merasa lebih tenang dan Endang
situasional gejala, akibat cemas berkurang. Pasien mengatakan
ia mampu mengindentifikasi situasi
Melatih cara mengatasi kecemasan : yang mencetus ansietas. Pasien
mengatakan sudah bisa melakukan
- Teknik relaksasi napas dalam teknik tarik napas dalam. Pasien
- Metode berdzikir mengatakan sudah bisa melakukan
dzikir.
Membantu pasien melakukan latihan sesuai dengan O : Pasien tampak rileks dan gelisah
jadwal kegiatan berkurang. Pasien mampu
menjelaskan kembali penjelasan
yang sudah dapat melakukan
relaksasi napas dalam. Pasien mampu
melakukan distraksi dzikir. Sesuai
jadwal yang diberikan.
2. Nyeri akut b.d agen 08.30 Observasi S : Pasien mengatakan nyeri ulu hati Endang
cedar biologis dd Pasien berkurang
tampak meringis Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, O : Pasien tampak lebih rileks
menahan frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
nyeri,gelisah,peningkata P: Nyeri bertambah jika habis
Identifikasi skala nyeri
n HR muntah,nyeri berkurang setelah
Idenfitikasi respon nyeri non verbal minum hangat
Identifikasi faktor yang memperberat dan Q: Nyeri dirasakan seperti ditusuk-
memperingan nyeri tusuk
Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang R:Nyeri dirasakan didaerah ulu hati
nyeri S: Skala nyeri 5
Edukasi T: Nyeri dirasakan hilang timbul
TD :150/80, N :8 x menit, RR :20
Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
x/menit, S : 36,5 ℃.
Jelaskan strategi meredakan nyeri
Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
Ajarkan Teknik farmakologis untuk
mengurangi nyeri
1. Ansietas bd krisis 08.30 Menjelaskan penyebab,terjadinya proses terjadi, tanda S : Pasien mengatakan merasa merasa Endang
situasional gejala, akibat lebih tenang tetapi rasa cemas masih
ada hanya muncul kadang-kadang
Melatih cara mengatasi kecemasan : saja. Jika cemas muncul pasien
menerapkan relaksasi nafas dalam
- Teknik relaksasi napas dalam , hypnosis 5 jari dan berdzikir.
- Metode music instrumental piano O : Pasien tampak lebih rileks. Pasien
mampu melakukan teknik napas
Membantu pasien melakukan latihan sesuai dengan dalam. Pasien mampu melakukan
jadwal kegiatan distraksi dzikir. Pasien mampu
melakukan latihan sesuai jadwal yang
ditentukan. Skore HADS 12.
2. Nyeri akut b.d agen 08.30 Observasi S : Pasien mengatakan nyeri ulu hati Endang
cedar biologis dd Pasien berkurang
tampak meringis Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
menahan frekuensi, kualitas, intensitas nyeri O : Pasien tampak lebih rileks
nyeri,gelisah,peningkatan P: Nyeri bertambah jika habis
HR Identifikasi skala nyeri
muntah,nyeri berkurang
Idenfitikasi respon nyeri non verbal setelah minum hangat
Q: Nyeri dirasakan seperti
Identifikasi faktor yang memperberat dan
ditusuk-tusuk
memperingan nyeri
R:Nyeri dirasakan didaerah
Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang ulu hati
nyeri S: Skala nyeri 3
T: Nyeri dirasakan hilang
Edukasi
timbul
Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri TD :140/80, N :80x menit,
RR :20 x/menit, S : 36,6 ℃.
Jelaskan strategi meredakan nyeri
1. 12.00 S : Pasien mengatakan merasa lebih tenang tetapi rasa cemas Endang
masih ada hanya muncul kadang-kadang saja. Jika cemas
muncul pasien menerapkan relaksasi nafas dalam, hypnosis
5 jari dan music instrumental piano
1. 12.00 S : Pasien mengatakan merasa lebih tenang tetapi rasa cemas Endang
masih ada hanya muncul kadang-kadang saja. Jika cemas
muncul pasien menerapkan relaksasi nafas dalam dan
berdzikir.
O : Pasien tampak lebih rileks. Pasien mampu menjelaskan
kembali penjelasan yang sudah diberikan. Pasien mampu
melakukan teknik napas dalam. Pasien mampu melakukan
distraksi dzikir. Pasien mampu melakukan latihan sesuai
jadwal yang ditentukan. Skore HADS 12.
A : Masalah ansietas belum teratasi.
P : Bantu pasien melakukan latihan sesuai dengan jadwal
kegiatan.
S: Skala nyeri 3
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan intervensi