Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PSIKOSOSIAL PADA TN.

B DENGAN

DIAGNOSA KEPERAWATAN ANSIETAS PADA PASIEN HIPERTENSI

DI RUANG DAHLIA RSUD DR. SOEDIRMAN KEBUMEN

DISUSUN OLEH :

ENDANG RINI ASTUTI

NIM : 2022030115

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GOMBONG

2022/2023
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PSIKOSOSIAL PADA TN.B DENGAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN ANSIETAS PADA PASIEN HIPERTENSI
DI RUANG DAHLIA RSUD DR. SOEDIRMAN KEBUMEN

A. IDENTITAS KLIEN
Nama : Tn. B
Tanggal pengkajian : 02 April 2023
Alamat : Kalirejo, Kebumen
Umur : 47 th
Pendidikan : S1
Agama : Islam
Status Perkawinan : Menikah
Dx.Medis : Hipertensi, Dyspepsia
B. ALASAN MASUK RUMAH SAKIT
Pasien mengatakan pusing, nyeri uluhati, mual dan muntah hampir 20x dalam
sehari.TD :180/100, N :96 x menit, RR :24 x/menit, S : 36,8 ℃.
C. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Biologis
Pasien mempunyai riwayat penyakit hipertensi.Pasien mempunyai keterbatasan
fisik. Pasien mempunyai trauma atau cacat fisik yaitu kaki kananya sudah pernah
dioperasi karena pengeroposan tulang, sehingga kaki Pasien Panjang sebelah dan
menggunakan kruk.Pasien mempunyai masalah pola makan dan berat badan
turun 30 kg dalam waktu .
2. Psikologis
Pasien dalam berkomunikasi tidak aktif tetapi bicara seperlunya jika ditanya.
Pasien pernah menderita penyakit serius dan pernah berobat ke alternatif dengan
konsumsi jamu “sinatren”. Pasien sebelumnya tidak pernah mengalami perlakuan
yang tidak menyenangkan baik dengan istri ataupun dengan keluarganya, hanya
masalah biasa yang bisa diselesaikan secara baik- baik dan kekeluargaan.
3. Social Budaya
Pasien berusia 47 tahun, berjenis kelamin laki-laki dengan tingkat pendidikan
terakhir S1. Dengan kondisinya saat ini yang akan menjalani perawatan karena
hipertensi dan dyspepsia. Pasien saat ini hanya tiduran di tempat tidur dan
terkadang jalan-jalan sebentar diruangan dalam melakukan aktivitas sehari-hari
dibantu perawat. Pasien merasa beruntung mempunyai keluarga yang perhatian
terhadap dirinya terutama istrinya yang selau memberikan suport agar pasien kuat
dan tabah menjalani rawat inap. Pasien beragama islam dan kadang-kadang ikut
kegiatan kerja bakti, pengajian dan juga ikut kumpulan yasinan atau arisan di
lingkup RT.
D. FAKTOR PRESIPITASI
Saat pasien dinyatakan harus dirawat inap karena tensi tinggi dan akan diprogram
untuk endoskopi. Pasien mengatakan cemas. Jantung terasa berdebar-debar, gelisah,
timbul rasa takut dan khawatir dengan kondisinya.
E. PENGKAJIAN FISIK
1. Keadaan Umum
Kondisi pasien saat dikaji compos mentis
2. Pemeriksaan Vital Sign
TD :180/100, N :96 x menit, RR :24 x/menit, S : 36,8 ℃.
3. Pemeriksaan Fisik
Pasien saat ini dalam kondisi baik, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikhterik
dan penglihatan dalam keadaan normal. Pasien mengatakan nyeri ulu hati.
Pemeriksaan fisiologis nutrisi, antropometri: BB saat ini 50 kg, TB 160 cm, tidak
terpasang NGT, fungsi menelan baik. Biokimia: Nilai Lab: Hb 11,0 gr/dl.
Clinical: konjungtiva tidak anemis, mukosa bibir lembab, abdomen lembek, tidak
terdapat pembesaran hati, nyeri tekan (-), nyeri ketok ginjal (-)bising usus (+),
bising usus 14 x/menit. Diet: TKTP habis 1/4 porsi, mual (+), muntah (+), pasien
mau makan. Pemeriksaan fisiologis sirkulasi, nadi 96x/menit, irama teratur, CRT<
2 detik, bunyi jantung S1 dan S2 normal. Tidak terdapat edema pada ekstremitas
bawah. Pengkajian aktivitas dan istirahat, aktivitas klien mandiri, pasien dapat
berjalan sendiri ke kamar mandi. Selama sakit tidur klien tidak terganggu, kualitas
tidur cukup, tidur malam 8 jam dari pukul 21.00 s/d pukul 05.00, klien tidur siang
± 1 jam.
4. Pengkajian Psikososial
a. Genogram
Keterangan :

: Laki-laki meninggal

: Perempuan meninggal

: Laki-laki

: Perempuan

: Garis keturunan

: Tinggal serumah

: Garis pernikahan

: Pasien
b. Konsep Diri

1) Gambaran Diri

Pasien merasa saat ini pasien sudah sempurna semua anggota tubuhnya

yang dimiliki adalah pemberian dari yang maha kuasa sehingga harus

disyukuri.

2) Identitas diri

Pasien adalah seorang laki-laki 47 tahun, pendidikan terakhir S1, sudah

menikah, kegiatan sehari-hari pasien sebelum sakit adalah sebagai kepala


rumah tangga, pasien merasa puas dengan kondisinya yaitu bersama istri

serta menikmati hidupnya.

3) Peran

Saat ini pasien adalah seorang suami yang melakukan kegiatan sehari-hari.

Dimana saat ini pasien merasa tidak dapat beraktifitas rutin dikarenakan

harus menjalani rawat inap.

4) Ideal diri

Pasien mengatakan nyeri di uluhati. Pasien mengatakan masih cemas dan

belum bisa menerima kalau kondisinya harus seperti ini,harus dirawat di

ruang rawat inap. Saat ini pasien merasakan khawatir dengan kondisinya.

Pasien mengatakan masih cemas dan belum bisa menerima kalau

kondisinya harus seperti ini,harus dirawat di ruang rawat inap. Saat ini

pasien merasakan khawatir dengan kondisinya. Pasien tidak nyaman

karena harus dirawat inap. Pasien sering gelisah dan keluar keringat

dingin. Skala HADS 20. Kontak mata tidak fokus, pasien belum mampu

mengurangi kecemasan dengan relaksasi nafas dan hypnosis 5 jari.

5) Harga diri

Hubungan pasien dengan orang lain dalam kondisi baik, begitu juga

hubungan dengan tetangga juga dalam keadaan yang baik, terutama

hubungan dengan istrinya. Menurut pasien istrinya memandang dirinya

adalah adalah istri yang baik dan sempurna dimatanya.

c. Hubungan Sosial
Dalam membina hubungan, pasien mengatakan berhubungan baik dengan
keluarga dan tetangganya. Pasien mengatakan sering berkeluh kesah dengan
istrinya. Terkadang pasien untuk mengisi waktu luangnya ikut kegiatan di
masjid.
d. Spiritual
1) Nilai dan Keyakinan
Pasien merasa saat ini adalah cobaan yang terberat dalam hidupnya, dan
harus dijalani, keluarga memahami kondisinya dan istri mendukung kalau
ini memang jalan yang terbaik untuk dirinya dan keluarganya.
2) Kegiatan ibadah
Pasien melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muslim yaitu sholat
dan berdoa mohon diberi kesehatan dan kelancaran dalam menghadapi
perawatan selama sakit.
F. STATUS MENTAL
1. Penampilan Umum
Penampilan klien cukup rapi, rambut lurus,menggunakan baju sesuai, dan mandi
2 kali dalam sehari. Klien cukup memperhatikan penampilannya.
2. Pembicaraan
Klien berbicara dengan suara yang jelas, berbicara seperlunya sambil menghela
nafas panjang, pasien lebih sering diam dan pasien tampak tegang,khawatir
memikirkan sakitnya.
3. Aktivias Motorik
Klien tampak sedikit tenang tetapi jika membicarakan penyakit klien lemas,
cemas
4. Alam perasaan
Menunjukan ekpresi khawatir dan cemas, tidak mampu untuk rileks.
5. Afek
Sesuai dengan stimulus yg diberikan
6. Persepsi
Tidak pernah mengalami halusinasi
7. Isi pikir
Normal
8. Proses pikir
Normal
9. Tingkat kesadaran
Tingkat kesadaran pasien masih normal, pasien masih dapat megenali siapa
dirinya , istri dan keluarganya, dan yang jelas pasien masih sadar jika dirinya
berada dirumah sakit.
10. Daya ingat
Pasien saat ini dan sebelumnya tidak mengalami gangguan daya ingat, karena
pasien masih ingat tentang kejadian dimasa lalu dan sekarang sedang dirawat
karena covid 19.
11. Kemampuan berhitung
Baik
12. Penilaian
Klien mampu memberikan keputusan ketika merasa sakit
13. Daya tilik diri
Klien mengerti dengan penyakitnya

G. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG


1. Identifikasi proses penggunaan obat dirumah
Pasien setelah pulang dari rumah sakit dianjurkan untuk meminum obat rutin
untuk membantu proses penyembuhan.
2. Proses pemeliharaan kesehatan dirumah
Pasien dianjurkan untuk merawat dirinya dengan baik supaya cepat sembuh dan
bisa aktivitas seperti sedia kala.
3. Identifikasi aktifitas didalam rumah dan di luar rumah
Pasien dianjurkan untuk aktivitas seperti biasanya dari hal-hal yang rngan terlebih
dahulu kemudian ditingkatkan lagi sesuai kemampuannya.
H. MEKANISME KOPING
Pasien dalam menghadapi masalah sakitnya bisa menerima dan banyak berdoa kepada
Allah supaya sakitnya cepat sembuh.
I. ASPEK MEDIS
1. Diagnosa Medis : Hiperteni, dyspepsia
2. Pemeriksaan laboratorium
Hb 11,0 gr/dl, Hematokrit 51%, trombosit 199
x103/mm3, leukosit 6,9 ribu/ul, Swab PCR SARS COVID 19 negatif
3. Ro Thorax : besar cor dan pulmo normal
4. Terapi
Injeksi lansoprazole 1x1 vial

Injeksi domperidone 3x 1 ampul

Sucralfate syrup 3x2 cth

Candesartan 8 mg 1x1

J. ANALISA DATA

No Hari Data Fokus Masalah Penyebab Diagnosa Keperawatan

Tanggal

1. Minggu DS : Pasien mengatakan Ansietas Krisis Ansietas bd krisis


02 April mengatakan cemas dan situasional situasional
2023 belum bisa menerima
kalau kondisinya harus
seperti ini,harus dirawat
di ruang rawat inap dan
akan di tensinya tinggi
sedangkan dia kan
diprogram endoskopi .
Saat ini pasien
merasakan khawatir
dengan kondisinya.
DO : Pasien tidak
nyaman karena harus
diisolasi. Pasien sering
gelisah dan keluar
keringat dingin, pasien
belum mampu
mengurangi kecemasan
dengan relaksasi nafas
dalam dan distraksi
berdzikir. Skala HADS
20.

2. Minggu DS : Pasien mengatakan Nyeri akut Agen cedera Nyeri akut b.d agen
02 April nyeri ulu hati bologis cedar dbiologis dd Pasien
2023 DO : tampak meringis
Pasien tampak menahan menahan
nyeri nyeri,gelisah,peningkatan
P: Nyeri bertambah jika HR
habis muntah,nyeri
berkurang setelah
minum hangat
Q: Nyeri dirasakan
seperti ditusuk-tusuk
R:Nyeri dirasakan
didaerah ulu hati
S: Skala nyeri 7
T: Nyeri dirasakan
hilang timbul
TD :180/100, N :96 x
menit, RR :24 x/menit,
S : 36,8 ℃.

Prioritas Diagnosa :

1. Ansietas bd krisis situasional


2. Nyeri akut b.d agen cedar biologis dd Pasien tampak meringis menahan
nyeri,gelisah,peningkatan HR

K. INTERVENSI

Minggu, 02 April 2023 jam 08.30

No Diagnosa Keperawatan Rencana Tindakan


1. Ansietas bd krisis situasional Tujuan umum yang ditetapkan adalah pasien dapat
mengatasi kecemasan. Tujuan khusus adalah pasien
mampu mengenal ansietas, pasien mampu mengatasi
ansietas melalui tehnik relakasi, pasien mampu
mengatasi ansietas melalui distraksi, pasien mampu
mengatasi ansietas melalui hipnotis lima jari, pasien
mampu mengatasi ansietas melalui kegiatan spiritual
dan keluarga mampu mengenal masalah ansietas pasien
dan masalah merawat pasien ansietas.

Setelah dilakukan tindakan 3x24 jam masalah


kecemasan teratasi dengan kriteria hasil :

1. Kognitif, klien mampu :


a. Mengenal pengertian, penyebab, tanda
dan gejala, akibat, dan proses
terjadinya ansietas
b. Mengetahui cara mengatasi ansietas
2. Psikomotor, klien mampu mengatasi
ansietas dengan :
a. Melakukan latihan relaksasi napas
dalam
b. Melakukan latihan berdzikir
3. Afektif, klien mampu :
a. Merasakan manfaat dari Latihan yang
dilakukan
b. Membedakan perasaan sebelum dan
sesudah Latihan
SP 1: Latihan 1 untuk pasien: Pengkajian ansietas dan
latihan Teknik relaksasi (Tarik nafas dalam dan
distraksi).
SP 2: Latihan 2 untuk pasien: Evaluasi ansietas,
manfaat Teknik relaksasi dan Latihan hypnosis diri
sendiri (Latihan 5 jari) dan kegiatan spiritual.
SP 3: Latihan 1 untuk keluarga: Latih cara merawat dan
membimbing pasien menghadapi ansietas.
SP 4: Latihan 2 untuk keluarga: Latih keluarga
menciptakan lingkungan dan suasana yang mendukung
perawatan ansietas, mengenal tanda dan gejala
kekambuhan ansietas dan follow up ke fasilitas
pelayanan Kesehatan secara teratur.

2. Nyeri akut b.d agen cedar Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 x 24
biologis dd Pasien tampak jam, maka tingkat nyeri menurun, dengan kriteria hasil:
meringis menahan
nyeri,gelisah,peningkatan HR 1. Keluhan nyeri menurun

2. Meringis menurun

3. Sikap protektif menurun

4. Gelisah menurun
5. Kesulitan tidur menurun

6. Frekuensi nadi membaik

I. Manajemen Nyeri (I.08238)

Observasi

 Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,


frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
 Identifikasi skala nyeri
 Idenfitikasi respon nyeri non verbal
 Identifikasi faktor yang memperberat dan
memperingan nyeri
 Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang
nyeri
 Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon
nyeri
 Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
 Monitor keberhasilan terapi komplementer
yang sudah diberikan
 Monitor efek samping penggunaan analgetik
Terapeutik

 Berikan Teknik nonfarmakologis untuk


mengurangi nyeri (mis: TENS, hypnosis,
akupresur, terapi music, biofeedback, terapi
pijat, aromaterapi, Teknik imajinasi terbimbing,
kompres hangat/dingin, terapi bermain)

 Kontrol lingkungan yang memperberat rasa


nyeri (mis: suhu ruangan, pencahayaan,
kebisingan)

 Fasilitasi istirahat dan tidur

 Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam


pemilihan strategi meredakan nyeri

Edukasi

 Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri

 Jelaskan strategi meredakan nyeri

 Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri

 Anjurkan menggunakan analgesik secara tepat

 Ajarkan Teknik farmakologis untuk


mengurangi nyeri

Kolaborasi

 Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu


L. IMPLEMENTASI

Minggu, 02 April 2023

No Dx Kep Jam Implementasi Respon Paraf

1. Ansietas bd krisis 08.30 Menjelaskan penyebab, proses terjadinya, tanda gejala, S : Pasien mengatakan merasa lebih Endang
situasional akibat tenang tetapi rasa cemas masih ada
hanya muncul kadang-kadang saja.
Melatih cara mengatasi kecemasan : Jika cemas muncul pasien
menerapkan relaksasi nafas
- Teknik relaksasi napas dalam ,hypnosis 5 jari dalam,hypnosis 5 jari dan music
- Metode music instrumental piano instrumental piano

Membantu pasien melakukan latihan sesuai dengan O : Pasien tampak rileks dan tidak
jadwal kegiatan gelisah lagi. Pasien mampu
menjelaskan kembali penjelasan yang
sudah diberikan. Pasien mampu
melakukan teknik napas dalam.
Pasien mampu melakukan distraksi
music instrumental piano.

2. Nyeri akut b.d agen 08.30 Manajemen Nyeri S : Pasien mengatakan nyeri ulu hati Endang
cedar biologis dd Pasien agak berkurang
tampak meringis Observasi O : Pasien tampak menahan nyeri
menahan P: Nyeri bertambah jika habis
nyeri,gelisah,peningkatan  Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
muntah,nyeri berkurang
HR frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
setelah minum hangat
 Identifikasi skala nyeri Q: Nyeri dirasakan seperti
ditusuk-tusuk
 Idenfitikasi respon nyeri non verbal
R:Nyeri dirasakan didaerah
 Identifikasi faktor yang memperberat dan ulu hati
memperingan nyeri S: Skala nyeri 6
T: Nyeri dirasakan hilang
 Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang
nyeri timbul
TD :160/90, N :86 x menit, RR :22
Edukasi x/menit, S : 36,7 ℃.
 Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri

 Jelaskan strategi meredakan nyeri

 Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri

 Ajarkan Teknik farmakologis untuk


mengurangi nyeri

Senin, 03 April 2023

No Dx Kep Jam Implementasi Respon Paraf

1. Ansietas bd krisis 08.30 Menjelaskan penyebab,terjadinya proses terjadi, tanda S : Pasien merasa lebih tenang dan Endang
situasional gejala, akibat cemas berkurang. Pasien mengatakan
ia mampu mengindentifikasi situasi
Melatih cara mengatasi kecemasan : yang mencetus ansietas. Pasien
mengatakan sudah bisa melakukan
- Teknik relaksasi napas dalam teknik tarik napas dalam. Pasien
- Metode berdzikir mengatakan sudah bisa melakukan
dzikir.
Membantu pasien melakukan latihan sesuai dengan O : Pasien tampak rileks dan gelisah
jadwal kegiatan berkurang. Pasien mampu
menjelaskan kembali penjelasan
yang sudah dapat melakukan
relaksasi napas dalam. Pasien mampu
melakukan distraksi dzikir. Sesuai
jadwal yang diberikan.
2. Nyeri akut b.d agen 08.30 Observasi S : Pasien mengatakan nyeri ulu hati Endang
cedar biologis dd Pasien berkurang
tampak meringis  Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, O : Pasien tampak lebih rileks
menahan frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
nyeri,gelisah,peningkata P: Nyeri bertambah jika habis
 Identifikasi skala nyeri
n HR muntah,nyeri berkurang setelah
 Idenfitikasi respon nyeri non verbal minum hangat
 Identifikasi faktor yang memperberat dan Q: Nyeri dirasakan seperti ditusuk-
memperingan nyeri tusuk
 Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang R:Nyeri dirasakan didaerah ulu hati
nyeri S: Skala nyeri 5
Edukasi T: Nyeri dirasakan hilang timbul
TD :150/80, N :8 x menit, RR :20
 Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
x/menit, S : 36,5 ℃.
 Jelaskan strategi meredakan nyeri
 Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
 Ajarkan Teknik farmakologis untuk
mengurangi nyeri

Selasa, 04 April 2023

No Dx Kep Jam Implementasi Respon Paraf

1. Ansietas bd krisis 08.30 Menjelaskan penyebab,terjadinya proses terjadi, tanda S : Pasien mengatakan merasa merasa Endang
situasional gejala, akibat lebih tenang tetapi rasa cemas masih
ada hanya muncul kadang-kadang
Melatih cara mengatasi kecemasan : saja. Jika cemas muncul pasien
menerapkan relaksasi nafas dalam
- Teknik relaksasi napas dalam , hypnosis 5 jari dan berdzikir.
- Metode music instrumental piano O : Pasien tampak lebih rileks. Pasien
mampu melakukan teknik napas
Membantu pasien melakukan latihan sesuai dengan dalam. Pasien mampu melakukan
jadwal kegiatan distraksi dzikir. Pasien mampu
melakukan latihan sesuai jadwal yang
ditentukan. Skore HADS 12.

2. Nyeri akut b.d agen 08.30 Observasi S : Pasien mengatakan nyeri ulu hati Endang
cedar biologis dd Pasien berkurang
tampak meringis  Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
menahan frekuensi, kualitas, intensitas nyeri O : Pasien tampak lebih rileks
nyeri,gelisah,peningkatan P: Nyeri bertambah jika habis
HR  Identifikasi skala nyeri
muntah,nyeri berkurang
 Idenfitikasi respon nyeri non verbal setelah minum hangat
Q: Nyeri dirasakan seperti
 Identifikasi faktor yang memperberat dan
ditusuk-tusuk
memperingan nyeri
R:Nyeri dirasakan didaerah
 Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang ulu hati
nyeri S: Skala nyeri 3
T: Nyeri dirasakan hilang
Edukasi
timbul
 Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri TD :140/80, N :80x menit,
RR :20 x/menit, S : 36,6 ℃.
 Jelaskan strategi meredakan nyeri

 Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri

 Ajarkan Teknik farmakologis untuk


mengurangi nyeri
M. EVALUASI
Minggu, 02 April 2023

No Jam Evaluasi Paraf

1. 12.00 S : Pasien mengatakan merasa lebih tenang tetapi rasa cemas Endang
masih ada hanya muncul kadang-kadang saja. Jika cemas
muncul pasien menerapkan relaksasi nafas dalam, hypnosis
5 jari dan music instrumental piano

O : Pasien tampak rileks dan tidak gelisah lagi. Pasien


mampu menjelaskan kembali penjelasan yang sudah
diberikan. Pasien mampu melakukan teknik napas dalam.
Pasien mampu melakukan berdzikir.
A : Masalah teratasi sebagian
P : Evaluasi SP-1 dan SP-2

Latihan cara mengatasi kecemasan :

- Teknik relaksasi napas dalam,hypnosis 5 jari

- Distraksi : music instrumental piano

Bantu pasien melakukan latihan sesuai dengan jadwal


kegiatan
2. 12.00 S : Pasien mengatakan nyeri berkurang Endang
O:Pasien tampak meringis menahan nyeri

P: Nyeri bertambah jika habis muntah,nyeri berkurang


setelah minum hangat
Q: Nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk
R:Nyeri dirasakan didaerah ulu hati
S: Skala nyeri 6
T: Nyeri dirasakan hilang timbul
TD :160/90, N :80x menit, RR :22 x/menit, S : 36,6 ℃.

A : Masalah teratasi sebagian


P : Lanjutkan intervensi
- Manajemen nyeri

Senen, 03 April 2023

No Jam Evaluasi Paraf

1. 12.00 S : Pasien mengatakan : merasa lebih tenang dan cemas Endang


berkurang. Pasien mengatakan ia mampu mengindentifikasi
situasi yang mencetus ansietas. Pasien mengatakan sudah
bisa melakukan teknik tarik napas dalam, hypnosis 5 jari.
Pasien mengatakan sudah bisa melakukan distraksi dengan
music instrumental piano.
O : Pasien tampak rileks dan gelisah berkurang. Pasien
mampu menjelaskan kembali penjelasan yang sudah napas
dalam. Pasien mampu melakukan relaksasi nafas dalam.
Pasien mampu melakukan distraksi dzikir. Sesuai jadwal
yang diberikan.
A : Masalah tansietas belum teratasi.
P : Bantu pasien melakukan latihan sesuai dengan jadwal
kegiatan.

2. 12.00 S : Pasien mengatakan nyeri berkurang Endang


O:Pasien tampak meringis menahan nyeri
P: Nyeri bertambah jika habis muntah,nyeri berkurang
setelah minum hangat
Q: Nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk
R:Nyeri dirasakan didaerah ulu hati
S: Skala nyeri 5
T: Nyeri dirasakan hilang timbul
TD :150/80, N :80x menit, RR :22 x/menit, S : 36,6 ℃.

A : Masalah teratasi sebagian


P : Lanjutkan intervensi
- Manajemen nyeri

Selasa, 04 April 2023

No Jam Evaluasi Paraf

1. 12.00 S : Pasien mengatakan merasa lebih tenang tetapi rasa cemas Endang
masih ada hanya muncul kadang-kadang saja. Jika cemas
muncul pasien menerapkan relaksasi nafas dalam dan
berdzikir.
O : Pasien tampak lebih rileks. Pasien mampu menjelaskan
kembali penjelasan yang sudah diberikan. Pasien mampu
melakukan teknik napas dalam. Pasien mampu melakukan
distraksi dzikir. Pasien mampu melakukan latihan sesuai
jadwal yang ditentukan. Skore HADS 12.
A : Masalah ansietas belum teratasi.
P : Bantu pasien melakukan latihan sesuai dengan jadwal
kegiatan.

2. 12.00 S : Pasien mengatakan nyeri berkurang Endang

O:Pasien tampak lebih rileks

P: Nyeri bertambah jika habis muntah,nyeri berkurang


setelah minum hangat

Q: Nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk

R:Nyeri dirasakan didaerah ulu hati

S: Skala nyeri 3

T: Nyeri dirasakan hilang timbul


TD :140/80, N :80x menit, RR :20 x/menit, S : 36,6 ℃.

A : Masalah teratasi

P : Pertahankan intervensi

Anda mungkin juga menyukai