T DENGAN
DISUSUN OLEH :
NIM : 2022030115
2022/2023
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PSIKOSOSIAL PADA TN. T DENGAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN ANSIETAS PADA PASIEN HIPERTENSI
DI RUANG DAHLIA RSUD DR SOEDIRMAN KEBUMEN
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. T
Tanggal pengkajian : 07 April 2023
Alamat : Giwangretno, Sruweng, Kebumen
Umur : 34 th
Agama : Islam
Pendidikan : S1
Status Perkawinan : Menikah
Dx.Medis : Hipertensi, susp Oeshopagitis
B. ALASAN MASUK RUMAH SAKIT
Tanggal 07 April 2023 pasien konsulan dari klinik THT ke klinik dalam dengan
hipertensi dan nyeri telan.TD : 180/105 mmHg, N: 89 x/menit, S : 37,3℃, RR :
22x/menit.
C. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Biologis
Pasien mempunyai riwayat penyakit hipertensi. Pasien tidak mempunyai kelainan
dan keterbatasan fisik. Pasien tidak mempunyai trauma atau cacat fisik dan pasien
tidak mempunyai masalah gizi buruk/pola makan dan berat badan dalam keadaan
normal. Pasien sebelum sakit makan dan minum seperti orang pada umumnya
yaitu nasi dengan lauk pauk seadanya serta minum air putih sehari 6-8 gelas
sehari.
2. Psikologis
Pasien dalam berkomunikasi tidak aktif tetapi bicara seperlunya jika ditanya.
Pasien tidak pernah menderita penyakit serius dan tidak pernah berobat ke
alternatif . Pasien sebelumnya tidak pernah mengalami perlakuan yang tidak
menyenangkan baik dengan suami ataupun dengan keluarganya, hanya masalah
biasa yang bisa diselesaikan secara baik- baik dan kekeluargaan.
3. Social Budaya
Pasien berusia 34 tahun, berjenis kelamin laki-laki dengan tingkat pendidikan
terakhir S1. Pasien merasa beruntung mempunyai keluarga yang perhatian
terhadap dirinya terutama istri dan anaknya yang selalu memberikan suport agar
pasien kuat dan tabah menjalani masalah dalam kehidupan. Pasien beragama
islam dan kadang-kadang ikut kegiatan kerja bakti, pengajian dan juga ikut
kumpulan yasinan atau arisan di lingkup RT.
D. FAKTOR PRESIPITASI
Saat pasien mempunyai Riwayat penyakit hipertensi dan sekrang mempunyai keluhan
sulit menelan.sehingga harus menjalani perawatan. Pasien mengatakan cemas.
Jantung terasa berdebar-debar, gelisah, timbul rasa takut dan khawatir dengan
kondisinya.Pasien mengatakan masih cemas dan belum bisa menerima kalau
kondisinya harus seperti ini, harus dirawat inap.
E. PENGKAJIAN FISIK
1. Keadaan Umum
Kondisi pasien saat dikaji compos mentis
2. Pemeriksaan Vital Sign
3. TD : 180/105 mmHg, N: 89 x/menit, S : 37,3℃, RR : 22x/menit.
Spo2 98 % tanpa 02
4. Pemeriksaan Fisik
Pasien saat ini dalam kondisi baik, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikhterik
dan penglihatan dalam keadaan normal. Pasien tidak mempunyai kelainan pada
pernafasan, tidak menggunakan alat bantu pernafasan dan pernafasan normal 20
x/menit serta tidak mempunyai kelainan pada jantung , suara reguler. Bising usus
14 x/menit. Pada saat ini klien masih tiduran ditempat tidur. Pasien mengatakan
nyeri di kerongkongan skala 4 hilang timbul. Pengkajian fisiologis aktivitas dan
istirahat, pasien saat ini hanya tiduran di tempat tidur, aktivitas klien dibantu oleh
perawat,. Selama sakit tidur klien tidak terganggu, kualitas tidur cukup, tidur
malam 8 jam dari pukul 21.00 s/d pukul 05.00, klien tidur siang ± 1 jam. Sesekali
terbangun tapi bisa tidur kembali. Pengkajian fisiologis eliminasi, pasien BAK
spontan, BAK 3-4 kali sehari warna kuning jernih. Tidak ada keluhan nyeri ketika
BAK, penggunaan obat diuretik (-). Klien terakhir BAB 2 hari yang lalu.
Pengkajian fisiologis neurologis, saraf sensori baik, saraf koordinasi baik, refleks
patella (+), achilles (+), bisep (+), trisep (+), brankioradialis (+). Pengkajian
fisiologis kognitif, memori jangka panjang dan jangka pendek baik, kemampuan
kognitif dan bahasa baik, orientasi terhadap orang, tempat, dan waktu baik.
Pengkajian fisiologis tingkat kesadaran compos mentis.
5. Pengkajian Psikososial
a. Genogram
Keterangan :
: Laki-laki meninggal
: Perempuan meninggal
: Laki-laki
: Perempuan
: Garis keturunan
: Tinggal serumah
: Garis pernikahan
: Pasien
b. Konsep Diri
1) Gambaran Diri
Pasien merasa saat ini pasien sudah sempurna semua anggota tubuhnya
yang dimiliki adalah pemberian dari yang maha kuasa sehingga harus
disyukuri.
2) Identitas diri
Pasien adalah seorang laki-laki 34 tahun, pendidikan terakhir S1, sudah
dan kepala rumah tangga, pasien merasa puas dengan kondisinya yaitu
3) Peran
dan berprofesi sebagai guru. Dimana saat ini pasien merasa tidak dapat
4) Ideal diri
endoskopi jika tensinya sudah kembali nrmal. Saat ini pasien merasakan
inap. Pasien sering gelisah dan keluar keringat dingin. Pasien cemas
karena akan diendoskopi dan tensinya belum stabil. Skala HADS 13.
5) Harga diri
Hubungan pasien dengan orang lain dalam kondisi baik, begitu juga
c. Hubungan Sosial
Dalam membina hubungan, pasien mengatakan berhubungan baik dengan
keluarga dan tetangganya. Pasien mengatakan sering berkeluh kesah dengan
suami dan anaknya. Terkadang pasien untuk mengisi waktu luangnya ikut
kegiatan RT seperti arisan, kerja bakti.
d. Spiritual
1) Nilai dan Keyakinan
Pasien merasa saat ini adalah cobaan yang terberat dalam hidupnya, dan
harus dijalani, keluarga memahami kondisinya dan istri mendukung kalau
ini memang jalan yang terbaik untuk dirinya dan keluarganya.
2) Kegiatan ibadah
Pasien melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muslim yaitu sholat
dan berdoa mohon diberi kesehatan dan kelancaran dalam menghadapi
perawatan selama sakit .
F. STATUS MENTAL
1. Penampilan Umum
Penampilan klien cukup rapi, rambut lurus,menggunakan baju sesuai, dan mandi
2 kali dalam sehari. Klien cukup memperhatikan penampilannya.
2. Pembicaraan
Klien berbicara dengan suara yang lemah, berbicara seperlunya sambil menghela
nafas panjang, pasien lebih sering diam dan pasien tampak tegang,khawatir
memikirkan sakitnya.
3. Aktivias Motorik
Klien tampak sedikit tenang tetapi jika membicarakan penyakit klien lemas,
cemas
4. Alam perasaan
Menunjukan ekpresi khawatir dan cemas, tidak mampu
5. Afek
Sesuai dengan stimulus yg diberikan
6. Persepsi
Tidak pernah mengalami halusinasi
7. Isi pikir
Normal
8. Proses pikir
Normal
9. Tingkat kesadaran
Tingkat kesadaran pasien masih normal, pasien masih dapat megenali siapa
dirinya , istri dan keluarganya, dan yang jelas pasien masih sadar jika dirinya
berada dirumah sakit.
10. Daya ingat
Pasien saat ini dan sebelumnya tidak mengalami gangguan daya ingat, karena
pasien masih ingat tentang kejadian dimasa lalu dan sekarang sedang dirawat
karena hipertensi dan sakit saat menelan.
11. Kemampuan berhitung
Baik
12. Penilaian
Klien mampu memberikan keputusan ketika merasa sakit
13. Daya tilik diri
Klien mengerti dengan penyakitnya
G. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG
1. Identifikasi proses penggunaan obat dirumah
Pasien setelah pulang dari rumah sakit dianjurkan untuk meminum obat rutin
untuk membantu proses penyembuhan.
2. Proses pemeliharaan kesehatan dirumah
Pasien dianjurkan untuk merawat dirinya dengan baik supaya cepat sembuh dan
bisa aktivitas seperti sedia kala.
3. Identifikasi aktifitas didalam rumah dan di luar rumah
Pasien dianjurkan untuk aktivitas seperti biasanya dari hal-hal yang rngan terlebih
dahulu kemudian ditingkatkan lagi sesuai kemampuannya.
H. MEKANISME KOPING
Pasien dalam menghadapi masalah sakitnya bisa menerima dan banyak berdoa kepada
Allah supaya sakitnya cepat sembuh.
I. ASPEK MEDIS
1. Diagnosa Medis : Hipertensi, supect Oesophagitis
2. Pemeriksaan laboratorium
3. Nilai lab:
Hb 14,8 gr/dl
Hematokrit 43%
Trombosit 285.000 mm3
Leukosit 9,3 ribu/ul
Swab PCR SARS COVID 19 negatif
4. Ro Thorax : Pulmo tak tampak kelainan, besar cor normal
5. Terapi
Infus RL 20 TPM
Cefriaxone 2x1 gr
Ranitidine 2x1 amp
Sucralfat 3x 2 cth
J. ANALISA DATA
Prioritas Diagnosa :
1. Nyeri akut bd agen Setelah dilakukan Tindakan 3x24 jam tingkat nyeri menurun
injury fisik dengan kriteria hasil :
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
2. Ansietas bd 16.00 Menjelaskan penyebab, proses terjadi, tanda gejala, akibat S : Pasien mengatakan merasa lebih Endang
krisis situasional tenang tetapi rasa cemas masih ada.
Melatih cara mengatasi kecemasan : Pasien mengatakan ia mampu
mengindentifikasi situasi yang
- Teknik relaksasi napas dalam , hypnosis 5 jari mencetus ansietas
- Metode distraksi music instrumental piano O : Pasien tampak rileks. Pasien
Membantu pasien melakukan latihan sesuai dengan jadwal mampu menjelaskan kembali penjelasan
kegiatan yang sudah diberikan.
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
2. Ansietas bd 16.00 Menjelaskan penyebab,terjadinya proses terjadi, tanda S : Pasien merasa lebih tenang dan Endang
krisis situasional gejala, akibat
cemas berkurang. Pasien mengatakan ia
Melatih cara mengatasi kecemasan : mampu mengindentifikasi situasi yang
mencetus ansietas. Pasien mengatakan
- Teknik relaksasi napas dalam , hipnosis 5 jari sudah bisa melakukan teknik tarik napas
- Metode distraksi music instrumental piano dalam. Pasien mengatakan sudah bisa
melakukan dzikir. Sesuai jadwal
Membantu pasien melakukan latihan sesuai dengan jadwal
kegiatan kegiatan yang diberikan.
O : Pasien tampak rileks dan gelisah
berkurang. Pasien mampu menjelaskan
kembali penjelasan yang sudah
diberikan. Pasien mampu melakukan
teknik relaksasi nafas dalam. Pasien
mampu melakukan distraksi music
instrumental piano.
Terapeutik
Edukasi
2. Ansietas bd 08.00 Menjelaskan penyebab,terjadinya proses terjadi, tanda S : Pasien mengatakan merasa lebih Endang
krisis situasional gejala, akibat tenang, sudah tidak cemas lagi. Pasien
menerapkan relaksasi nafas dalam dan
Melatih cara mengatasi kecemasan : berdzikir. Respon Objektif, pasien
tampak rileks dan tidak gelisah lagi,
- Teknik relaksasi napas dalam , hypnosis 5 jari
O : Pasien tampak rileks dan tidak
- Metode distraksi music instrumental piano gelisah lagi, pasien mampu mengatasi
Membantu pasien melakukan latihan sesuai dengan jadwal kecemasan dengan teknik relaksasi
kegiatan napas dalam. Pasien mampu
mengurangi kecemasan dengan distraksi
music instrumental piano. Pasien
melakukan latihan sesuai jadwal yang
diberikan. Skore HADS 6.
M. EVALUASI
Jumat, 07 April 2023