DISUSUN OLEH:
Arum Sekar Latih
1102012029
PEMBIMBING:
dr. Hening Madonna, Sp. KJ
A. IDENTITAS PASIEN
No. RM : 91.52.38
Nama : Ny.R.A
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 47 tahun
Status Pernikahan : Menikah
Agama : Islam
Suku : Jawa
Warga negara : Indonesia
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan terakhir : SMA
Alamat : Jl. Rajawali timur II
Tanggal masuk RS : 23 November 2017
Tanggal Pemeriksaan : 28 November 2017
Ruang perawatan : Dahlia
B. ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis dan alloanamnesis tanggal
28 November 2017
1. Keluhan Utama : Mengamuk
2. Keluhan Tambahan : Sulit tidur dan nyeri uluhati
3. Riwayat Gangguan Sekarang :
Pasien diantar oleh suaminya ke IGD Rs.POLRI dengan keluhan nyeri
uluhati sejak 3 hari disertai dengan sulit tidur sejak 1 minggu SMRS.
Setelah 2 hari di ruang perawatan biasa pasien sempat mengamuk di
pagi hari karena melarang suaminya untuk sholat ke masjid. Pasien
sempat merasa curiga suntikan yang diberikan perawat adalah narkoba.
Dibangsal Dahlia pasien juga sempat mengamuk dan ingin kabur.
1
Pasien mengamuk karena dia tidak diperbolehkan menemui suaminya
yang di depan ruangan. Pasien masih merasa dirinya sakit akibat
disantet orang lain. Pasien merasa tidak sakit. Pasien mengatakan
mudah tersinggung jika pembicaraanya dipotong. Pasien juga merasa
menghawatirkan anaknya sakit dan dirawat bersamanya. Pasien
merasa mertuanya tidak menyukainya, dan hubungan antara pasien
dan mertuanya tidak baik. Pasien mengaku sebelumnya pernah
dirawat di RS.POLRI 1 bulan yang lalu dengan keluhan yang sama.
Berdasarkan alloanamnesa, pasien suka membersihkan rumah dan
cepat marah ketika ada ruangan yang terlihat berantakan. Suami
pasien juga mengatakan pasien sering ikut memikirkan untuk
menyelesaikan masalah orang lain walaupun tidak ada hubungannya
dengan pasien. Pasien mulai banyak bicara dan mudah tersinggung.
2
c. Riwayat pendidikan
Pasien mengaku hanya menamatkan pendidikan sampai dengan
SMA karena pasien ingin bekerja.
d. Riwayat pekerjaan
Pasien mengatakan tidak bekerja dan hanya dirumah, melakukan
aktivitas sebagai ibu rumah tangga.
e. Riwayat pernikahan
Pasien mengaku menikah pada tahun 2002, saat usia pasien 32
tahun. Pasien memiliki tiga orang anak, anak pertama
pasien usia 15 tahun, anak kedua pasien sekarang berusia 9 tahun
dan anak terakhir berusia 7 tahun. Pasien mengaku tidak ada
permasalahan keluarga.
f. Riwayat kehidupan beragama
Pasien beragama islam. Pasien taat dalam menjalankan ibadah.
g. Riwayat pelanggaran hukum
Pasien mengaku tidak pernah melakukan pelanggaran hukum
h. Riwayat sosial ekonomi
Pasien mengaku social ekonomi mencukupi kehidupan sehari hari.
i. Situasi kehidupan sekarang
Pasien mengaku dijenguk suami dan abangnya.
j. Riwayat keluarga
Sejak kecil pasien tinggal bersama orang tua pasien. Pasien
merupaka anak ke-3 dari 5 bersaudara.
Genogram:
3
Laki-laki
Perempuan
Pasien
C. STATUS MENTAL
Deskripsi Umum
Penampilan : Sesuai dengan usia, perawatan diri baik
Kesadaran : Compos mentis
Psikomotor
- Sebelum di wawancara : Pasien terlihat tenang sedang duduk di
kursi
- Saat diwawancara : Pasien cukup berkonsentrasi menjawab
pertanyaan, bersemangat dalam menjawab dan agak tersinggung jika
dipotong omongannya dengan pasien lain.
- Setelah diwawancara : Pasien tersenyum kepada pemeriksa dan
terlihat tenang.
Pembicaraan : Spontan, artikulasi baik, banyak bicara, mudah
tersinggung jika pembicaraanya dipotong.
Sikap terhadap pemeriksa : pasien menunjukkan sikap kooperatif dan
tenang
Fungsi Kognitif
Pengetahuan umum : Baik
Kecerdasan : Baik
Daya konsentrasi : Baik
Orientasi
4
- Waktu : Baik (pasien dapat menyebutkan pemeriksaan pada
siang hari)
- Tempat : Baik (pasien tahu sekarang sedang berada di RS)
- Orang : Baik (pasien mengenal dirinya dan orang sekitarnya)
Daya ingat
- Jangka panjang : Baik (pasien dapat mengingat tahun saat pasien
menikah)
- Jangka pendek : Baik (pasien ingat menu makan paginya)
- Segera : Baik (pasien dapat menyebutkan 3 benda yang
disebutkan oleh pemeriksa
Pikiran abstrak : Baik (Pasien dapat mengetahui persamaan jeruk
dan apel)
Bakat kreatif : Pasien tidak mempunya bakat khusus
Kemampuan menolong diri sendiri: Baik (pasien dapat makan, mandi, dan
berganti pakaian sendiri)
Gangguan persepsi
Halusinasi : Tidak ada
Ilusi : Tidak ada
Depersonalisasi : Tidak ada
Derealisasi : Tidak ada
Proses Pikir
Arus pikiran
- Kontinuitas : koheren
- Hendaya bahasa : Tidak ada
Isi pikiran
- Preokupasi : Tidak ada
- Waham : Terdapat waham kejar (pasien merasa curiga
berlebihan)
- Obsesi : Tidak ada
- Kompulsi : Tidak ada
- Fobia : Tidak ada
5
Pengedalian impuls : Baik, selama wawancara pasien dapat berlaku
dengan tenang dan tidak menunjukkan gejala
yang agresif dan tidak marah
Daya nilai
Daya nilai sosial : Baik (Pasien tidak pernah terlibat perkelahian
ataupun masalah selama di bangsal)
Uji daya nilai : Baik (Pasien mengatakan bahwa perkelahian
adalah hal yang tidak baik)
Penilaian realita : Terganggu
Tilikan
Derajat 1 : pasien menyangkal akan penyakitnya.
D. PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
- Keadaan umum : Baik
- Kesadaran : Compos mentis
- Tekanan darah : 130/80 mmHg
- Laju pernapasan : 20 kali/menit
- Denyut nadi : 94 kali/menit
- Suhu : 36,5 derajat celcius
- Jantung : BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)
- Pulmonal : Vesikuler +/+, Rhonki-/-, Wheezing-/-
- Abdomen : Bising usus normal, timpani (+) di 4 kuadran.
- Ekstremitas : CRT<2detik , edema (-)
Status Neurologis
6
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang
F. IKHTISAR PENEMUAN
- Pasien wanita, usia 47 tahun dibawa ke rumah sakit Bhayangkara Tk. 1
Raden Said Sukanto oleh suaminya karena nyeri uluhati dan disertai
dengan sulit tidur sejak 1 minggu, banyak bicara, mudah tersinggung,
mengamuk, mudah marah, curiga berlebihan.
- Tidak terdapat riwayat penggunaan alkohol dan penggunaan obat/ zat
- Terdapat gangguan isi pikir waham kejar dan curiga
- Mood mania, afek elasi dan empati dapat diraba dan dirasakan oleh
pemeriksa.
- Tilikan pasien derajat 1, Pasien tidak menyadari bahwa pasien sedang
sakit.
- Formula diagnosis
Setelah wawancara pasien ditemukan adanya psikopatologi yang
menyebabkan distress dan disabilitas dalam fungsi dan aktivitasnya sehari-
hari, oleh karena itu dapat disimpulkan pasien mengalami gangguan jiwa
yang sesuai dengan definisi yang tercantum dalam PPDGJ III.
AKSIS I
7
AKSIS II
Tidak ada
AKSIS III
Riwayat gastritis akut
AKSIS IV
Masalah psikososial dan lingkungan
AKSIS V
Global Assement of Functioning (GAF) scale 60-51
G. EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I : F.31 Gangguan Afektif Bipolar
H. DAFTAR MASALAH
Organobiologik
Tidak ada riwayat trauma kepala, kejang atau gangguan fisik lainnya.
Psikologis
Mood :Mania
Afek : Elasi
Gangguan persepsi : Tidak ada
Gangguan proses pikir : Tidak ada
Gangguan isi pikir : Waham kejar
Tilikan : Derajat I
Lingkungan dan Sosioekonomi
Pasien memiliki masalah psikososial dan lingkungan
I. DIAGNOSIS
8
Diagnosis kerja : F31.2 Gangguan afektif bipolar, Episode kini manik
dengan gejala psikotik
Diagnosis banding: F23.Gangguan Psikotik akut dan Sementara, F25.
Skizoafektif
J. PROGNOSIS
Quo ad vitam : Bonam
Quo ad fungsionam : Dubia ad Bonam
Quo ad sanationam : Dubia ad bonam
K. RENCANA TERAPI
1. Psikofarmaka
Quetiapine 1 x 300mg
Lorazepam 1 x 2mg (k/p)
2. Psikoterapi
Kepada pasien
Psikoterapi suportif dengan memberikan motivasi kepada
pasien agar teratur makan dan minum obat, sehingga dapat kembali
pulih dan berkumpul lagi bersama keluarganya, berempati dan
memberikan perhatian pada pasien, menghormati pasien sebagai
manusia seutuhnya dan peduli pada aktivitas keseharian pasien.
Kepada keluarga
Diperlukan peran serta keluarga dalam penanganan pasien
dengan adanya edukasi yang dapat dilakukan dengan menjelaskan
segala hal tentang penyakit pasien dari penyebab, gejala-gejalanya,
faktor-faktor yang memberatkan dan cara pencegahannya. Dengan
begitu keluarga bisa menerima dan mengerti keadaan pasien serta
mendukung proses terapi dan mencegah kekambuhan.
Perlu juga diberikan penjelasan mengenai pentingnya pasien
kontrol dan minum obat secara teratur sehingga diharapkan
9
keluarga turut serta untuk bekerja sama dalam berjalannya program
terapi.
10
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
11
b) Sebelumnya, paling sedikit, pernah mengalami satu kali episode manik,
depresi, atau campuran.
c) Episode mood pada kriteria a dan b bukan skizoafektif dan tidak
bertumpang tindih dengan skizofrenia, skizofreniform, Gangguan waham,
atau dengan Gangguan psikotik yang tidak dapat diklasifikasikan.
d) Gejala-gejala tidak disebabkan oleh efek fisiologik langsung zat atau
kondisi medik umum.
e) Gejala mood menyebabkan penderitaan yang secara klinik cukup
bermakna atau menimbulkan hendaya dalam sosial, pekerjaan dan aspek
fungsi penting lainnya.
Gangguan mood bipolar I, episode campuran saat ini1
a) Saat ini dalam episode campuran
b) Sebelumnya, paling sedikit, pernah mengalami episode manik, depresi
atau campuran
c) Episode mood pada kriteria a dan b tidak dapat dikategorikan
skizoafektif dan tidak bertumpang tindih dengan skizofrenia,
skizifreniform, Gangguan waham, atau Gangguan psikotik yang tidak
diklasifikasikan
d) Gejala-gejala tidak disebabkan efek oleh fisiologik langsung zat atau
kondisi medik umum
e) Gejala mood menyebabkan penderitaan yang secara klinik cukup
bermakna atau menimbulkan hendaya dalam social, pekerjaan, atau
aspek fungsi penting lainnya.
Gangguan mood bipolar I, episode hipomanik saat ini
a) Saat ini dalam episode hipomanik
b) Sebelumnya, paling sedikit, pernah mengalami satu episode manic atau
campuran
c) Gejala mood menyebabkan penderita yang secara klinik cukup bermakna
atau hendaya social, pekerjaan atau aspek fungsi penting lainnya
d) Episode mood pada kriteria a dan b tidak dapat dikategorikan sebagai
skizoafektif dan tidak bertumpang tindih dengan skizofrenia,
12
skizofreniform, Gangguan waham, dan dengan Gangguan psikotik yang
tidak dapat diklasifikasikan.
Gangguan mood bipolar I, episode depresi saat ini
a) Saat ini dalam episode depresi mayor
b) Sebelumnya, paling sedikit, pernah mengalami episode manik dan
campuran
c) Episode mood pada kriteria a dan b tidak dapat dikategorikan sebagai
skizoafektif dan tidak bertumpang tindih dengan skizofrenia,
skizofreniform, Gangguan waham, dan dengan Gangguan psikotik yang
tidak dapat diklasifikasikan.
d) Gejala-gejala tidak disebabkan efek fisiologik langsung zat atau kondisi
medik umum
e) Gejala mood menyebabkan penderitaan yang secara klinik cukup
bermakna atau menimbulkan hendaya dalam social, pekerjaan, atau
aspek fungsi penting lainnya.
Gangguan mood bipolar I, Episode yang tidak dapat diklasifikasikan saat ini
a) Kriteria, kecuali durasi, saat ini, memenuhi kriteria untuk manik,
hipomanik, campuran atau episode depresi.
b) Sebelumnya, paling sedikit, pernah mengalami satu episode manik atau
campuran.
c) Episode mood pada kriteria a dan b tidak dapat dikategorikan sebagai
skizoafektif dan tidak bertumpang tindih dengan skizofrenia,
skizofreniform, Gangguan waham, atau dengan Gangguan psikotik yang
tidak dapat diklasifikasikan di tempat lain.
d) Gejala mood menyebabkan penderitaan yang secara klinik cukup
bermakna atau menimbulkan hendaya dalam social, pekerjaan, atau
aspek fungsi penting lainnya.
Gangguan Mood Bipolar II
Satu atau lebih episode depresi mayor yang disertai dengan paling sedikit satu
episode hipomanik.
Gangguan Siklotimia
13
a) Paling sedikit selama dua tahun, terdapat beberapa periode dengan gejala-
gejala hipomania dan beberapa periode dengan gejala-gejala depresi yang
tidak memenuhi criteria untuk Gangguan depresi mayor. Untuk anak-anak
dan remaja durasinya paling sedikit satu tahun.
b) Selama periode dua tahun di atas penderita tidak pernah bebas dari gejala-
gejala pada kriteria a lebih dari dua bulan pada suatu waktu.
c) Tidak ada episode depresi mayor, episode manik, episode campuran, selama
dua tahun Gangguan tersebut
Catatan: setelah dua tahun awal, siklotimia dapat bertumpang tindih dengan
manic atau episode campuran (diagnosis GB I dan Gangguan siklotimia
dapat dibuat) atau episode depresi mayor (diagnosis GB II dengan
Gangguan siklotimia dapat ditegakkan)
d) Gejala-gejala pada criteria a bukan skizoafektif dan tidak bertumpangtindih
dengan skizofrenia, skizofreniform, gangguan waham, atau dengan
Gangguan psikotik yang tidak dapat diklasifikasikan.
e) Gejala-gejala tidak disebabkan oleh efek fisiologik langsung zat atau
kondisi medik umum
f) Gejala-gejala di atas menyebabkan penderitaan yang secara klinik cukup
bermakna atau menimbulkan hendaya dalam social, pekerjaan atau aspek
fungsi penting lainnya.
14
Kedua macam episode itu seringkali terjadi setelah peristiwa hidup yang
penuh stress atau trauma mental lainnya (adanya stress tidak esensial untuk
penegakan diagnosis).
Termasuk: gangguan atau psikosis manik-depresif
Tidak termasuk: Gangguan bipolar, episode manic tunggal (F30)
F31.1 Gangguan afektif Bipolar, Episode kini Manik Tanpa Gejala Psikotik
Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk mania tanpa gejala
psikotik (F30.1); dan
Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif lain (hipomanik, manik,
depresif, atau campuran) di masa lampau.
F31.2 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Manik dengan gejala psikotik
Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk mania dengan
gejala psikotik (F30.2); dan
Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif lain (hipomanik,
manik, depresif atau campuran) di masa lampau
F31.3 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Depresif Ringan atau Sedang
Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresi
ringan (F32.0) atau pun sedang (F32.1); dan
Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif hipomanik, manik,
atau campuran di masa lampau
F31.4 gangguan afektif bipolar, episode kini depresif berat tanpa gejala
psikotik
15
Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif
berat tanpa gejala psikotik (F32.2); dan
Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif hipomanik, manik,
atau campuran di masa lampau
F31.5 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Depresif Berat dengan Gejala
Psikotik
Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif
berat dengan gejala psikotik (F32.3);dan
Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif hipomanik, manik, atau
campuran dimasa lampau
16
C. DIAGNOSIS BANDING GANGGUAN AFEKTIF BIPOLAR
Terdapat beberapa gangguan mental lainnya yang memiliki gejala yang
sama dengan gangguan bipolar seperti skizofrenia, skizoafektif, intoksikasi obat,
gangguan skizofreniform, dan gangguan kepribadian ambang.
17
Tabel 1. Algoritma Terapi Mania Akut pada Gangguan Bipolar
18
- Litium, lamotrigin monoterapi, divalproat, olanzapin, quetiapin, litium atau
divalproat + quetiapin, risperidon injeksi jangka panjang (RIJP),
penambahan RIJP, aripiprazol
Terapi lini 2:
- Karbamazepin, litium +divalproat, litium + karbamazepine, litium +
divalproat + olanzapin, litium + risperidon, litium + lamotrigin, olanzapin +
fluoksetin
Terapi lini 3:
- Penambahan fenitoin, penambahan olanzapin, penambahan ECT,
penambahan topiramat, penambahan asam lemak omega-3, penambahan
okskarbazepin
Obat-obatan yang tidak direkomendasikan: Gabapentin, topiramat atau
antidepresan monoterapi
19
Intervensi Psikososial
1. Penyuluhan Psikososial
Informasikan kepada orang dengan gangguan bipolar (tidak dalam episode
manik akut) dan pada anggota keluarga pasien gangguan bipolar.7
2. Membangun hubungan sosial
3. Rehabilitation
4. Follow-up
Psikoterapi
Sedikit data yang menguatkan keunggulan salah satu pendekatan psikoterapi
dibandingkan yang lain dalam terapi gangguan mood masa anak-anak dan remaja.
Tetapi, terapi keluarga adalah diperlukan untuk mengajarkan keluarga tentang
gangguan mood serius yang dapat terjadi pada anak-anak saat terjadinya stress
keluarga yang berat. Pendekatan psikoterapetik bagi anak terdepresi adalah
pendekatan kognitif dan pendekatan yang lebih terarah dan lebih terstruktur
dibandingkan yang biasanya digunakan pada orang dewasa. Karena fungsi
psikososial anak yang terdepresi mungkin tetap terganggu untuk periode yang
lama, walaupun setelah episode depresif telah menghilang, intervensi
keterampilan sosial jangka panjang adalah diperlukan. Pada beberapa program
terapi, modeling dan permainan peran dapat membantu menegakkan keterampilan
memecahkan masalah yang baik. Psikoterapi adalah pilihan utama dalam
pengobatan depresi.
Beberapa jenis psikoterapi yaitu :7,13-15
a. Cognitive behavioral therapy (CBT) membantu penderita gangguan bipolar
untuk mengubah pola pikir dan perilaku negative.
b. Family-focused therapy melibatkan anggota keluarga. Terapi ini juga
memfokuskan pada komunikasi dan pemecahan masalah.
c. Interpersonal and social rhythm therapy membantu penderita gangguan
bipolar meningkatkan hubungan sosial dengan orang lain dan mengatur
aktivitas harian mereka.
d. Psychoeducation mengajarkan pada penderita gangguan bipolar mengenai
penyakit yang mereka derita beserta dengan penatalaksanaannya. Terapi ini
20
membantu penderita mengenali gejala awal dari episode baik manik
maupun depresi sehingga mereka bisa mendapatkan terapi sedini mungkin
Pendidikan dan Pencegahan
Pencegahan primer dapat dilakukan apabila diketahui bahwa dalam keluarga
terdapat yang mengalami gangguan ini, maka diharapkan pasien dan atau
keluarganya melakukan antisipasi. Pencegahan sekunder yaitu bila telah
mengalami gangguan ini, diharapkan tetap berkonsultasi dengan dokter yang
merawat, mengikuti anjuran unruk mengkonsumsi obat sesuai anjuran.3,13,14,15
21
DAFTAR PUSTAKA
22