Anda di halaman 1dari 56

HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN SANITASI

LINGKUNGAN DENGAN KELUHAN PENYAKIT KULIT DI


PONDOK PESANTREN KANDANGAN AN-NAHDIYAH
RAWANG KAO KABUPATEN SIAK TAHUN 2021

PROPOSAL PENELITIAN

OLEH:
ANNISYA MASRI
NIM: 17.01.1.130

PEMINATAN KESEHATAN LINGKUNGAN


PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
PROGRAM SARJANA
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)
HANG TUAH PEKANBARU
2021
HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN SANITASI
LINGKUNGAN DENGAN KELUHAN PENYAKIT KULIT DI
PONDOK PESANTREN KANDANGAN AN-NAHDIYAH
RAWANG KAO KABUPATEN SIAK TAHUN 2021

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Melaksanakan Penelitian pada


Program Studi Kesehatan Masyarakat Program Sarjana STIKes Hang Tuah
Pekanbaru

OLEH:

ANNISYA MASRI

NIM: 17.01.1.130

PEMINATAN KESEHATAN LINGKUNGAN


PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
PROGRAM SARJANA
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)
HANG TUAH PEKANBARU
2021
PERSETUJUAN PEMBIMBING

JUDUL SKRIPSI : HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN


SANITASI LINGKUNGAN DENGAN
KELUHAN PENYAKIT KULIT DI
PONDOK PESANTREN KANDANGAN AN-
NAHDIYAH RAWANG KAO KABUPATEN
SIAK TAHUN 2021
NAMA : ANNISYA MASRI
NIM : 17.01.1.130
PEMINATAN : KESEHATAN LINGKUNGAN
PROGRAM STUDI : KESEHATAN MASYARAKAT
PROGRAM : SARJANA

Proposal ini telah diperiksa, disetujui dan siap untuk dipertahankan dihadapan
Tim Penguji Proposal Penelitian Program Studi Kesehatan Masyarakat
Program Sarjana
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes)
Hang Tuah Pekanbaru

Pekanbaru,…………………………2020
Menyetujui
Pembimbing I Pembimbing II

(Nurhapipa, SST, M. Kes) (Benny Yulianto, SKM, MKL)


NIDN : 1009048701 NIDN :
HALAMAN PENGESAHAN

HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN SANITASI LINGKUNGAN


DENGAN KELUHAN PENYAKIT KULIT DI PONDOK PESANTREN
KANDANGAN AN-NAHDIYAH RAWANG KAO KABUPATEN SIAK
TAHUN 2021

Yang dipersiapkan dan dipertahankan oleh:

ANNISYA MASRI
17.01.1.130

Telah diuji dan dipertahankan di hadapan Tim Penguji Proposal Penelitian


Program Studi Kesehatan Masyarakat Program Sarjana
STIKes Hang Tuah Pekanbaru
pada tanggal……………………………………..2021 dan
Dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima

Ketua Penguji

(…………………………..)
NIDN :

Penguji I Penguji II

(…………………………) (…………………………)
NIDN : NIDN :

Pekanbaru,…………....2021
Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat
Program Sarjana
STIKes Hang Tuah Pekanbaru

(Ahmad Satria Efendi, SKM, M.Kes)


NIDN : 1013098701
PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT

Yang bertandatangan dibawah ini:


Nama : Annisya Masri
NIM : 17.01.1.130
Tanggal Lahir : 31 Mei 1999
Tahun Masuk : 2017
Peminatan : Kesehatan Lingkungan
Menyatakan bahwa saya tidak melakukan plagiat dalam penulisan proposal
penelitian saya yang berjudul : “Hubungan Personal Hygiene dan Sanitasi
Lingkungan dengan Keluhan Penyakit Kulit di Pondok Pesantren
Kandangan An-Nahdiyah Rawang Kao Kabupaten Siak Tahun 2021”.
Sepanjang sepengetahuan saya tidak terdapat karya yang pernah diajukan
untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan tidak terdapat
karya/pendapat yang pernah ditulis/diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang
secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka
saya akan menerima sanksi yang telah ditetapkan.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Pekanbaru,…………………..2020
Yang membuat pernyataan

(Annisya Masri)
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat ALLAH SWT ,dimana berkat rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat memperoleh kemampuan dalam menyelesaikan
proposal ini dengan judul “Hubungan Personal Hygiene dan Sanitasi
Lingkungan dengan Keluhan Penyakit Kulit di Pondok Pesantren
Kandangan An-Nahdiyah Rawang Kao Kabupaten Siak tahun 2021”
Proposal ini di ajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan
pendidikan Program Studi Kesehatan Masyarakat di Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Hang Tuah Pekanbaru.
Dalam menyelesaikan proposal penelitian ini, penulis merasa besarnya
manfaat bantuan yang telah diberikan oleh semua pihak.
Dalam penyusunan proposal ini penulis mengucapkan banyak terimakasih
kepada:
1. Bapak dr. H. Zainal Abidin, MPH, selaku Ketua Yayasan Hang Tuah
Pekanbaru
2. Bapak Ahmad Hanafi, SKM, M.Kes, selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Hang Tuah Pekanbaru.
3. Bapak Ahmad Satria Efendi, SKM, M.Kes, selaku Ketua Program Studi
Kesehatan Masyarakat
4. Ibu Nurhapipa, SST, M. Kes, selaku dosen pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan, arahan, saran yang bermanfaat bagi penulis dalam
menyelesaikan proposal ini.
5. Bapak Beny Yulianto, SKM, MKL selaku dosen Pembimbing Akademik dan
ketua peminatan Kesling, serta selaku pembimbing ke II yang telah
memberikan bimbingan, arahan, saran yang bermanfaat bagi penulis dalam
menyelesaikan proposal ini.
6. Seluruh dosen pengajar Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hang Tuah
Pekanbaru yang telah memberikan pengajaran dan ilmu pengetahuan kepada
penulis selama dibangku kuliah.
7. Seluruh keluarga yang penulis cintai, terimakasih penulis ucapkan yang
sebesar-besarnya karena telah banyak membantu penulis baik secara moril
maupun materil yang telah diberikan selama ini.
8. Teman-teman sesama mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hang Tuah Pekanbaru yang memberikan
dukungan kepada penulis.
Demikianlah yang dapat penulis sampaikan semoga proposal ini dapat
diterima oleh penguji dan menjadi pedoman dalam penelitian nantinya.

Pekanbaru, Desember 2020

Penulis
DAFTAR ISI

PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................................i
PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT.............................................................ii
KATA PENGANTAR....................................................................................iii
DAFTAR ISI...................................................................................................v
DAFTAR TABEL...........................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................2
C. Pertanyaan Penelitian.......................................................................3
D. Tujuan Penelitian.............................................................................3
E. Manfaat Penelitian...........................................................................4
F. Ruang Lingkup Penelitian................................................................5
BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN
A. Telaah Pustaka.................................................................................6
B. Kerangka Teori.................................................................................19
C. Kerangka Konsep.............................................................................20
D. Hipotesis...........................................................................................20
E. Penelitian Sejenis.............................................................................21
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian..............................................................22
B. Lokasi dan Waktu Penelitian..........................................................22
C. Populasi dan Sampel Penelitian.......................................................22
D. Teknik Sampling..............................................................................23
E. Variabel Penlitian dan Defenisi Operasional..................................23
F. Jenis dan Cara Pengumpulan Data...................................................27
G. Pengolahan Data...............................................................................28
H. Analisis Data....................................................................................29
I. Jadwal Penelitian..............................................................................30
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Penelitian Sejenis.....................................................................................21


Tabel 2 Defenisi Operasional................................................................................23
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kulit merupakan pembungkus yang elastik yang melindungi tubuh dari


pengaruh lingkungan. Salah satu bagian tubuh manusia yang sangat cukup sensitif
terhadap berbagai macam penyakit adalah kulit (Agsa Sajida, 2012).

Penyakit kulit merupakan penyakit penyakit yang sering sering dijumpai


pada masyarakat. Beberapa jenis penyakit kulit diantara nya, kusta, dermatitis,
scabies, panu, dan lainnya (poter dan perry, 2011). Masalah-masalah kulit yang
biasa ditemukan adalah seperti kulit kering, tekstur kasar, bersisik, pada area
tangan, kaki, atau wajah, ruam kulit, dermatitik kontak, atau inflamasi kulit dan
abrasi atau hilangnya lapisan epidermis (isro’in dan andarmoyo,2012).

Secara global menurut World Health Organization (WHO) pada tahun


2014 menyatakan bahwa angka kejadian penyakit kulit terutama kejadian skabies
didunia mencapai sebanyak 130 juta orang di dunia. Pada tahun 2015 juga
berprevalensi tinggi di beberapa Negara antaranya Mesir (4,4%), Nigeria (10,5%),
Mali (4%), Malawi (0,7%), dan Kenya (8,3%) (Riskesdas,2016).

Menurut data dari Kementrian Kesehatan RI (2019) persentase penyakit


tidak menular di Indonesia saat ini mecapai 69,91% (Kemenkes RI, 2019).

Dari data profil Kesehatan Indonesia menunjukkan bahwa distribusi pasien


rawat jalan dengan diagnose medis penyakit kulit di rumah sakit seluruh
Indonesia meningkat dari tahun ke tahun. Dibuktikan dengan jumlah pasien pada
tahun 2015 terdapat 64.557 pasien dan menempati peringkat 12 dari 21 penyakit.
Berdasarkan jumlah kunjungan pasien pada tahun 2016 di rumah sakit seluruh
Indonesia yaitu sebanyak 192.414 kunjungan, dimana terdapat 122.076 kasus
dengan prevalen 63,44% dan menempati peringkat 3 dari 10 penyakit rawat jalan,
serta 2017 prevalensi penyakit kulit dari 112.535 jumlah kunjungan adalah 43,7%
(Kemenkes RI, 2017).
Dari data Dinas Kesehatan Provinsi Riau tahun 2016 tercatat sebanyak
13,046 kasus penyakit kulit terutama kejadian scabies di Provinsi Riau. Dikota
Pekanbaru dengan 1,257 kasus, di kabupaten Indragiri hilir dengan 3,246 kasus,
kabupaten Kampar dengan 1,779 kasus, dan kabupaten Siak 1514 kasus (Dinkes
Riau, 2016)

Kesehatan lingkungan merupakan suatu kondisi lingkungan yang mampu


menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan
lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat
dan bahagia (Himpunan Ahli Lingkungan Indonesia (HAKLI)).

Sanitasi menurut World Health Organization (WHO) adalah suatu usaha


yang mengawasi beberapa faktor lingkungan fisik yang berpengaruh terhadap
manusia terutama pada hal-hal yang mempengaruhi efek, merusak perkembangan
fisik, kesehatan, dan kelangsungan hidup (Huda, 2016).

Kesehatan lingkungan yang berada di Indonesia hingga saat ini masih sangat
memprihatinkan. Belum optimalnya sanitasi yang ada di Indonesia ditandai
dengan masih tingginya angka kejadian infeksi dan juga pennyakit menular di
masyarakat, salah satu penyakit yang bersangkut paut dengan sanitasi adalah
rendahnya sarana sanitasi dasar di Indonesia sehingga menimbulkan infeksi
penyakit kulit yang disertai dengan rasa gatal, eritema, popula, vesikula, erosi,
membasah diskuamasi, linkenifikasi, edema, dan lain sebagainya (Susi,
Warni,2017).

Penyakit berbasis lingkungan seperti salah satunya adalah penyakit kulit


masih sering dijumpai ditempat-tempat yang memiliki kondisi lingkungan yang
buruk. Lingkungan sekitar sehat dan bersih akan membawa efek bagi kulit.
Begitupun sebaliknya, jika lingkungan sekitar kotor akan menjadi sumber
munculnya berbagai macam penyakit salah satu nya adalah penyakit kulit.
Bakteri, jamur, dan juga virus, dapat menyebabkan banyak penyakit kulit.
Berkurangnya air bersih khususnya untuk menjaga kebersihan diri, dapat
menimbulkan berbagai penyakit kulit dan lebih parahnya bisa ke mata juga. Hal
ini terjadi dikarenakan bakteri yang selalu ada pada kulit dan mata mempunyai
kesempatan untuk berkembang (Susi, Warni,2017).

Personal hygiene yang baik akan meminimalkan jalur masuk bagi


mikroorganisme dan mencegah seseorang terkena penyakit. Personal hygiene
meliputi kebersihan mulut dan gigi, kebersihan mata, kebersihan rambut,
kebersihan tangan, kebersihan kaki, dan kebersihan kulit. Kebersihan kulit ini
sendiri merupakan faktor utama yang dapat menimbulkan penyakit kulit jika tidak
dijaga dengan baik (Susi, Warni,2017).

Hasil studi dari Fernawan, menyatakan bahwa penyakit kulit sering menyebar
dalam anggota keluarga, satu asrama/pondok pesantren, kelompok anak sekolah,
pasangan seksual bahkan satu kampung atau desa.

Pondok pesantren merupakan suatu tempat yang dimana anggota para santri
berkumpul dan saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Semua anggota
para santri serta kebiasaan hidup mereka menjadi satu kesatuan yang berhubungan
erat dengan lingkungan di pesantren. Selama para santri tinggal terpisah dengan
orang tuanya, para santri akan tinggal bersama-sama dengan teman-temannya dan
juga para santri lainnya dalam satu asrama, kehidupan berkelompok yang akan
dihadapi para santri dipondok pesantren biasanya aka nada beberapa masalah yg
akan dihadapi antara lain adalah pemeliharaan kebersihan, yaitu kebersihan kulit,
tangan dan juga kuku, kebersihan lingkungan, serta kebersihan pakaian (Susi,
Warni,2017).

Perilaku hidup bersih dan sehat di pondok pesantren terutama kebersihan


perseorangan pada umumnya masih sangat kurang mendapatkan perhatian dari
santri. Faktanya sebagian pondok pesantren tumbuh dalam lingkungan yang
kumuh, tempat mandi dan wc yang kurang bersih, lingkungan yang lembab, dan
juga sanitasi yang buruk. Ditambah lagi dengan perilaku yang tidak sehat, seperti
menggantung pakaian dikamar, tidak membolehkan pakaian santri wanita dijemur
dibawah terik matahari, dan juga saling bertukar pakaian dan benda pribadi,
seperti handuk dan juga sisir. Tinggal dan menetap bersama dengan sekelompok
orang seperti dipondok pesantren memang memiliki resiko yang tinggi untuk
tertular berbagai penyakit apalagi penyakit kulit, penularan bisa terjadi bila
kebersihan pribadi dan kebersihan lingkungan tidak terjaga dengan baik (Susi,
Warni,2017).

Pondok pesantren merupakan suatu tempat dengan jumlah penghuni yang


cukup banyak, sehingga kebutuhan air secara kualitas dan kuantitas sangat
diperlukan sebagai penunjang sanitasi lingkungan dan hygiene perseorangan
penghuni yang ada di pondok pesantren. Dari segi kesehatan, pondok pesantren,
pada umumnya pondok pesantren tradisional masih perlu perhatian lebih terkait
dalam aspek pelayanan kesehatan, perilaku sehat maupun aspek kesehatan
lingkungannya. Pondok pesantren masih dinilai masih sangat kurang
memperhatikan kesehatan santri serta lingkungannya. Penyakit menular yang
berbasis lingkungan dan perilaku seperti penyakit kulit masih merupakan masalah
kesehatan masyarakat yang masih dominan di lingkungan pondok pesantren (Susi,
Warni,2017).

Pondok pesantren Kandangan An-Nahdiyah merupakan sekolah islam yang


berada di wilayah Rawang Kao Kabupaten Siak. Pondok pesantren ini baru berdiri
lebih kurang 4 tahun dan sudah memiliki santri sebanyak lebih kurang 100.

Berdasarkan hasil survey pendahuluan yang dilakukan oleh penulis kepada


beberapa santri yang tinggal di pondok pesantren Kandangan An-Nahdiyah
Rawang Kao Kabupaten Siak, didapat hasil bahwa 5 dari 10 santri menderita
keluhan penyakit kulit. Keluhan penyakit kulit yang sering diderita para santri
berupa rasa gatal disertai kemerahan dan juga bentol-bentol pada permukaan kulit.
Dari survey pendahuluan juga melihat kondisi sanitasi dasar yang kurang baik,
dengan kondisi air diasrama yang terkadang keruh, saluran pembuangan air
limbah yang terbuka, dilihat dari personal hygiene santri masih banyak yang
menjemur pakaiannya didalam kamar, handuk yang tidak dijemur dibawah terik
sinar matahari.
Berdasarkan uraian dari permasalahan pada latar belakang tersebut, peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Personal Hygiene
dan Sanitasi Lingkungan dengan Keluhan Penyakit Kulit di Pondok Pesantren
Kandangan An-Nahdiyah Rawang Kao Kabupaten Siak tahun 2021”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah yang
dapat dikemukakan adalah “Bagaimanakah Hubungan Personal Hygiene dan
Sanitasi Lingkungan dengan Keluhan Penyakit Kulit di Pondok Pesantren
Kandangan An-Nahdiyah Rawang Kao Kabupaten Siak tahun 2021?

C. Pertanyaan Penelitian
a. Adakah hubungan kebersihan kulit dengan keluhan penyakit kulit pada
santri di Pondok Pesantren Kandangan An-Nahdiyah Rawang Kao
Kabupaten Siak tahun 2021?
b. Adakah hubungan kebersihan tangan dan kuku dengan keluhan
penyakit kulit pada santri di Pondok Pesantren Kandangan An-
Nahdiyah Rawang Kao Kabupaten Siak tahun 2021?
c. Adakah hubungan kebersihan pakaian dengan keluhan penyakit kulit
pada santri di Pondok Pesantren Kandangan An-Nahdiyah Rawang
Kao Kabupaten Siak tahun 2021?
d. Adakah hubungan kebersihan handuk dengan keluhan penyakit kulit
pada santri di Pondok Pesantren Kandangan An-Nahdiyah Rawang
Kao Kabupaten Siak tahun 2021?
e. Adakah hubungan kebersihan tempat tidur dan sprei dengan keluhan
penyakit kulit pada santri di Pondok Pesantren Kandangan An-
Nahdiyah Rawang Kao Kabupaten Siak tahun 2021?
f. Adakah hubungan sarana air bersih dengan keluhan penyakit kulit
pada santri di Pondok Pesantren Kandangan An-Nahdiyah Rawang
Kao Kabupaten Siak tahun 2021?
g. Adakah hubungan sarana pembuangan kotoran (jamban) dengan
keluhan penyakit kulit pada santri di Pondok Pesantren Kandangan
An-Nahdiyah Rawang Kao Kabupaten Siak tahun 2021?
h. Adakah hubungan sarana pembuangan sampah dengan keluhan
penyakit kulit pada santri di Pondok Pesantren Kandangan An-
Nahdiyah Rawang Kao Kabupaten Siak tahun 2021?
D. Tujuan
1. Tujuan Umum

Diketahuinya hubungan personal hygiene dan sanitasi lingkungan dengan


keluhan penyakit kulit di Pondok Pesantren Kandangan An-Nahdiyah Rawang
Kao Kabupaten Siak tahun 2021.

2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya hubungan kebersihan kulit dengan keluhan penyakit
kulit pada santri di Pondok Pesantren Kandangan An-Nahdiyah
Rawang Kao Kabupaten Siak tahun 2021
b. Diketahuinya hubungan kebersihan tangan dan kuku dengan
keluhan penyakit kulit pada santri di Pondok Pesantren Kandangan
An-Nahdiyah Rawang Kao Kabupaten Siak tahun 2021
c. Diketahuinya hubungan kebersihan pakaian dengan keluhan
penyakit kulit pada santri di Pondok Pesantren Kandangan An-
Nahdiyah Rawang Kao Kabupaten Siak tahun 2021?
d. Diketahuinya hubungan kebersihan handuk dengan keluhan
penyakit kulit pada santri di Pondok Pesantren Kandangan An-
Nahdiyah Rawang Kao Kabupaten Siak tahun 2021
e. Diketahuinya hubungan kebersihan tempat tidur dan sprei dengan
keluhan penyakit kulit pada santri di Pondok Pesantren Kandangan
An-Nahdiyah Rawang Kao Kabupaten Siak tahun 2021
f. Diketahuinya hubungan sarana air bersih dengan keluhan penyakit
kulit pada santri di Pondok Pesantren Kandangan An-Nahdiyah
Rawang Kao Kabupaten Siak tahun 2021
g. Diketahuinya hubungan sarana pembuangan kotoran (jamban)
dengan keluhan penyakit kulit pada santri di Pondok Pesantren
Kandangan An-Nahdiyah Rawang Kao Kabupaten Siak tahun 2021
h. Diketahuinya hubungan sarana pembuangan sampah dengan
keluhan penyakit kulit pada santri di Pondok Pesantren Kandangan
An-Nahdiyah Rawang Kao Kabupaten Siak tahun 2021
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Dinas Kesehatan

Dinas kesehatan diharapkan agar lebih memperhatikan dan dijadikan bahan


pertimbangan dalam memenuhi kebutuhan dan kehidupan para santri baik dari
segi kesehatan dan juga sarana dan prasarana di pondok pesantren.

2. Bagi Pondok Pesantren

Hasil dari penelitian ini dapat menjadi masukkan serta memberikan informasi bagi
pondok pesantren, puskesmas atau pemerintah agar lebih memperhatikan
kehidupan santri ditinjau baik dari segi kesehatannya maupun pemenuhan
kebutuhan sarana dan prasarana di pondok pesantren.

3. Bagi Santri

Diharapkan penelitian ini dapat menjadi masukkan bagi santri dan juga bisa
meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan lingkungan terutama berkaitan
dengan pentingnya memelihara kesehatan perseorangan dan juga dapat
meningkatkan pemahaman tentang sanitasi dasar.

4. Bagi STIkes Hangtuah Pekanbaru

Hasil dari penelitian ini dapat menjadi bahan bacaan dan menambah wawasan
bagi Mahasiswa/I STIkes Hangtuah Pekanbaru mengenai personal hygiene dan
sanitasi lingkungan dengan keluhan penyakit kulit.

5. Bagi Peneliti
Sebagai pengalaman dan juga dapat menambah wawasan dan ilmu Pengetahuan
bagi Peneliti dalam mengaplikasikan pengetahuan yang telah dipelajari dibangku
kuliah serta sebagai pengembangan dalam bidang ilmu kesehatan masyarakat
khususnya untuk mencegah penyakit kulit dan menjadi bahan referensi untuk
penelitian selanjutnya.

F. Ruang Lingkup Penelitian


Penelitian ini dilakukan oleh Mahasiswa Peminatan Kesehatan lingkungan
pada penghuni asrama di Pondok Pesantren Kandangan An-Nahdiyah Rawang
Kao untuk membahas antara variabel independen yaitu personal hygiene
(kebersihan kulit, kuku, tangan, dan kaki, kebersihan handuk, pakaian, dan
kebersihan lingkungan sekitar) dan juga perilaku penghuni asrama terhadap
sanitasi dasar (sarana air bersih, sarana pembuangan limbah dan sarana
pembuangan sampah) dengan variabel dependen yaitu keluhan penyakit kulit di
asrama Pondok Pesantren Kandangan An-Nahdiyah Rawang Kao tahun 2021,
dengan total sampel sebanyak 92 responden dan menggunakan teknik sampling
acak (random sampling technique).
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Personal Hygiene

1. Definisi

Personal hygiene (kebersihan diri) merupakan kebersihan diri yang


dilakukan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan diri sendiri baik secara
fisik maupun mental. Kebersihan diri merupakan awal dalam mewujudkan
kesehatan diri karena tubuh yang bersih meminimalkan risiko seseorang terjangkit
suatu penyakit, terutama penyakit yang berhubungan dengan kebersihan diri yang
buruk ( Haswita, 2017).

Menurut Darmawan dan jamil (2013) personal hygiene adalah suatu


tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk
kesejahteraan fisik dan psikis, kurang perawatan diri adalah kondisi dimana
seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya ( Deka
Aprilianto, 2015).

Personal Hygiene adalah cara perawatan diri manusia untuk memeihara


kesehatan mereka secara fisik dan psikisnya. Dalam kehisupan sehari-hari
kebersihan merupakan hal sangat penting dan harus diperhatikan karena
kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang. Kebersihan itu
sendiri sangat dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan. Jika seseorang sakit,
biasanya masalah kebersihan adalah masalah sepele, padahal jika hal tersebut
dibiarkan terus dapat mempengaruhi kesehatan secara umum (Hidayat, 2008).

Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene adalah


sebagai berikut: (1) Dampak fisik, banyak gangguan kesehatan yang diderita
seseorang karena tidak terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik.
Gangguan fisik yang sering terjadi adalah gangguan integritas kulit, gangguan
membrane mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga serta gangguan fisik pada
kuku. (2) Masalah psikososial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah
gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan
harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi social ( Ambarawati &
Sunarsih, 2011).

Berdasarkan pengertian dan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa


personal hygiene suatu kegiatan yang dilakukan untuk menjaga serta merawat
tubuh supaya selalu sehat dan bersih serta mampu meningkatkan derajat kesehatan
pada tubuh sehingga masalah kesehatan serta dampak buruk dari fisik maupun
psikis dapat teratasi dengan baik.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Personal Hygiene

Menurut Dermawan dan Jamil (2013: 28), personal hygiene dipengaruhi


oleh sejumlah factor antara lain:

1) Body image, gambaran individu terhadap dirinya yang mempengaruhi


kebersihan diri misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu
tidak peduli dengan kebersihan dirinya.
2) Praktik Sosial, Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka
kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.
3) Status Sosial ekonomi, personal hygiene memerlukan uang untuk
menyediakan alat dan bahan dalam melaksanakan mandi seperti, sabun,
pasta gigi, sikat gigi, sampo.
4) Pengetahuan, pengetahuan mengenai personal hygiene sangat penting
karena pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya
pada pasien penderita DM ia harus menjaga kebersihan kakinya.
5) Budaya, pada sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu dalam
perawatan diri seperti penggunaan sabun dan lain-lain.
6) Kondisi fisik atau psikis, pada keadaan sakit tertentu kemampuan merawat
diri berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya.
3. Tipe-Tipe Personal Hygiene

Ada beberapa tipe menurut Isro’in Andarmoyo 2012 yaitu :


a. Kebersihan Kulit
b. Kebersihan Rambut dan Kulit Kepala
c. Kebersihan tangan, kaki, dan kuku
4. Pemeliharaan dalam Personal Hygiene

Menurut Wahit Iqbal Mubarak dkk, 2015 terdapat beberapa cara


pemeliharaan dalam personal hygiene :

a. Kebersihan kulit
Kebersihan kulit merupakan cerminan kesehatan yang paling pertama
memberi kesan. Oleh karena itu perlu memelihara kulit sebaik-baiknya.
Pemeliharaan kesehatan kulit tidak dapat terlepas dari kebersihan lingkungan,
makanan yang dimakan serta kebiasaan hidup sehari-hari.
Dalam memelihara kebersihan kulit mandi minimal dua kali sehari/ setelah
beraktifitas, gunakan sabun yang tidak bersifat iritatif, jangan gunakan sabun
mandi untuk wajah, menyabuni seluruh tubuh terutama daerah lipatan kulit
misalnya, sela-sela jari, ketiak dan belakang telinga, mengeringkan tubuh dengan
handuk yang lembut dari wajah,tangan,badan,hingga kaki.
b. Kebersihan Rambut
Cuci rambut 1-2 kali seminggu (sesuai kebutuhan) dengan memakai
sampo yang cocok, pangkas rambut agar terlihat rapi, gunakan sisir yang bergigi
besar untuk merapikan rambut keritingdan olesi dengan minyak rambut, jangan
gunakan sisir bergigi tajam karena akan melukai kulit kepala, pijat-pijat kulit
kepala saat mencuci rambut untuk merangsang pertumbuhan rambut.
c. Kebersihan Gigi dan mulut
Tidak memakan makanan yang terlalu manis dan asam, tidak
menggunakan gigi atau mencongkel benda keras, menghindari kecelakaan seperti
jatuh yang menyebabkan gigi patah, menyikat gigi sesudah makan khususnya
sebelum tidur, menyikat gigi dari atas kebawah dan seterusnya, memakai sikat
gigi yang berbulu banyak dan halus dan kecil, memeriksa gigi secara rutin setiap
enak bulan sekali.
d. Kebersihan tTelinga
Hal yang diperhatikan dalam kebersihan telinga adalah membersihkan
telinga secara teratur, dan tidak mengorek-ngorek telinga dengan benda tajam.
e. Kebersihan Tangan, Kaki, dan Kuku
Seperti bagaimana halnya kulit, tangan, kaki dan kuku harus dipelihara
dan ini tidak terlepas dari kebersihan lingkungan sekitar dengan kebiasaan hidup
sehari-hari. Tangan, kaki, dan kuku yang bersih menghindarkan kita dari berbagai
penyakit. Kuku dan tangan yang kotor dapat menyebabkan bahaya kontaminasi
dan menimbulkan penyakit-penyakit tertentu. Untuk menghindari bahaya
kontamiasi maka harus membersihkan tangan sebelum makan, memotong kuku
secara teratur, memberihkan lingkungan, dan mencuci kaki sebelum tidur.
5. Hal-Hal yang Mencakup Personal Hygiene

Kegiatan-kegiatan yang mencakup personal hygiene adalah :

a. Mandi
Mandi merupakan bagian yang penting dalam menjaga kebersihan diri.
Mandi dapat menghilangkan bau, menghilangkan kotoran, merangsang peredaran
darah, memberikan kesegaran pada tubuh. Sebaiknya mandi dua kali sehari,
alasan utama ialah agar tubuh sehat dan segar bugar. Mandi membuat tubuh kita
segar dengan membersihkan seluruh tubuh kita ( Stassi, 2005 ).

b. Perawatan Mulut dan Gigi


Kesehatan gigi dan rongga mulut bukan sekedar menyangkut kesehatan di
rongga mulut saja. Kesehatan mencerminkan kesehatan seluruh tubuh. Orang
yang giginya tidak sehat, pasti kesehatan dirinya berkurang. Sebaliknya apabila
gigi sehat dan terawat, seluruh dirinya sehat dan segar bugar. Menggosok gigi
sebaiknya dilakukan setiap selesai makan. Sikat gigi jangan ditekan keras-keras
pada gigi kemudian digosokkan cepat-cepat. Tujuan menggosok gigi ialah
membersihkan gigi dan seluruh rongga mulut. Dibersihkan dari sisa-sisa
makanan, agar tidak ada sesuatu yang membusuk dan menjadi sarang bakteri
(Irianto, 2007).
c. Cuci Tangan
Berdasarkan penelitian WHO dalam National Campaign for Handwashing
with soap (2016) telah menunjukkan mencuci tangan pakai sabun dengan benar
pada 5 waktu penting yaitu sebelum makan, sesudah buang air besar, sebelum
memegang bayi, sesudah menceboki anak, dan sebelum menyiapkan makanan
dapat mengurangi angka kejadian diare sampai 40%. Cuci tangan pakai sabun
dengan benar juga dapat mencegah penyakit menular lainnya seperti tifus dan flu
burung.
Langkah yang tepat cuci tangan pakai sabun adalah sebagai berikut (National
Campaign for Handwashing with soap 2016) :
1. Basuh tangan dengan air mengalir dan gosokkan kedua perrmukaan
tangan dengan sabun secara merata, dan jangan lupakan sela-sela jari.
2. Bilas kedua tangan sampai bersih dengan air mengalir.
3. Keringkan tangan dengan menggunakan kain lap yang bersih dan
kering.
d. Membersihkan Pakaian
Pakaian yang kotor akan menghalangi seseorang untuk terlihat sehat dan
segar walaupun seluruh tubuh sudah bersih. Pakaian banyak menyerap keringat,
lemak dan kotoran yang dikeluarkan badan. Dalam sehari saja, pakaian
berkeringat dan berlemak ini akan berbau busuk dan mengganggu. Utuk itu perlu
mengganti pakaian dengan yang bersih setiap hari. Saat tidur hendaknya kita
mengenakkan pakaian yang khusus untuk tidur dan bukannya pakaian yang sudah
dikenakan sehari-hari yang sudah kotor. Untuk kaos kaki, kaos yang telah dipakai
2x harus dibersihkan. Selimut, sprei, dan sarung bantal juga harus diusahakan
supaya selalu dalam keadaan bersih sedangkan kasur dan bantal harus sering
dijemur (Irianto, 2007).

6. Tujuan Personal Hygiene


Menurut Laily Andarmoyo (2012), tujuan dari personal hygiene adalah
untuk meningkatkan derajat kesehatan, memelihara kebersihan diri seseorang,
memperbaiki personal hygiene yang kurang, mencegah penyakit, meningkatkan
rasa percaya diri seseorang, dan menciptakan keindahan.

B. Sanitasi Lingkungan

1. Definisi

Sanitasi menurut World Health Organization (WHO) adalah suatu usaha


yang mengawasi beberapa faktor lingkungan fisik yang berpengaruh terhadap
manusia terutama pada hal-hal yang mempengaruhi efek, merusak perkembangan
fisik, kesehatan, dan kelangsungan hidup (Huda, 2016).

Menurut Notoadmojo tahun 2003 sanitasi lingkungan adalah status


kesehatan suatu lingkungan mencakup perumahan, pembuangan kotoran,
penyediaan air bersih, dan sebagainya. Banyak sekali permaslahan lingkungan
yang harus dicapai yang sangat mengganggu terhadap tercapainya kesehatan
lingkungan. Kesehatan lingkungan bisa berakibat positif terhadap kondisi elemen-
elemen hayati dan non-hayati dalam ekosistem. Bila lingkungan tidak sehat maka
sakitlah elemennya, tapi sebaliknya jika lingkungan sehat maka sehat pulalah
ekosistem tersebut. Perilaku yang kurang baik dari manusia telah mengakibatkan
perubahan ekosistem dan timbulnya sejumah masalah sanitasi.

Slamet tahun 2001 mengungkapkan bahwa sanitasi lingkungan lebih


menekankan pada pengawasan dan pengendalian / kontrol pada faktor lingkungan
manusia seperti :

1. Penyediaan air menjamin air yang digunakan oleh manusia bersih dan
sehat.
2. Pembuangan kotoran manusia, air buangan, dan sampah.
3. Individu dan masyarakat terbiasa hidup sehat dan bersih.
4. Makanan (susu) menjamin makanan tersebut aman, bersih dan sehat.
5. Anthropoda binatang pengerat dan lain-lain.
6. Kondisi udara bebas dari bahan-bahan yang berbahaya dari kehidupan
manusia.
7. Pabrik-pabrik, kantor-kantor dan sebagainya bebas dari bahaya-bahaya
kepada masyarakat sekitar (Agsa Sajida, 2012).

Mawardi dan Riyadi tahun 1994 menyatakan bahwa, lingkungan


dikategorikan dalam beberapa kelompok :

1. Lingkungan fisik, yang termasuk dalam kelompok ini adalah tanah dan
udara serta interaksi satu sama lainnya diantara faktor-faktor tersebut.
2. Lingkungan biologis, yang termasuk dalam hal ini adalah semua
organisme hidup baik binatang, tumbuhan maupun mikroorganisme
kecuali manusia sendiri.
3. Lingkungan social yaitu termasuk semua interaksi antara manusia dari
makhluk sesamanya yang meliputi faktor social, ekonomi, kebudayaan
dan psikososial (Agsa Sajida,2012).

2. Hygiene dan Sanitasi Lingkungan

Menurut Entjang tahun 2000, hygiene dan sanitasi lingkungan adalah


pengawasan lingkungan fisik, biologi, sosial, dan ekonomi yang mempengaruhi
kesehatan manusia, dimana lingkungan yang berguna di tingkatkan dan
diperbanyak sedangkan yang merugikan diperbaiki atau dihilangkan. Usaha dalam
hygiene dan sanitasi lingkungan di Indonesia terutama meliputi :

a. Menyediakan air rumah tangga yang baik, cukup kualitas maupun


kwantitasnya.
b. Mengatur pembuangan kotoran, sampah dan air limbah.
c. Mendirikan rumah-rumah sehat, menambah jumlah rumah agar rumah-
rumah tersebut menjadi pusat kesenangan rumah tangga yang sehat.
d. Pembasmian binatang-binatang penyebar penyakit seperti:
lalat,nyamuk (Agsa Sajida,2012).

Istilah Hygiene dan sanitasi mempunyai tujuan yang sama yaitu


megusahakan cara hidup sehat sehingga terhindar dari penyakit, tetapi dalam
penerapannya mempunyai arti yang sedikit berbeda. Usaha sanitasi lebih menitik
beratkan pada faktor lingkungan hidup manusia, sementara hygiene lebih menitik
beratkan pada usaha-usaha kebersihan perorangan (Agsa Sajida, 2012).

3. Sarana Air Bersih

Air adalah dasar dari suatu kehidupan dan merupakan unsur yang
sangat dibutuhkan dalam berlangsungnya kehidupan ( Sayyid Qutbh).

Air merupakan suatu sarana untuk meningkatkan derajat kesehatan


masyarakat karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam
penularan penyakit (Slamet, 2004).

Menurut Notoatmodjo tahun 2003, penyediaan air bersih harus


memenuhi syarat yaitu

1. Syarat fisik : persyaratan fisik untuk air minum yang sehat adalah
bening, tidak bewarna, tidak berasa, dan tidak berbau.
2. Syarat bakteriologis : air merupakan keperluan yang sehat yang
harus bebas dari segala bakteri, terutama bakteri pantogen.
3. Syarat kimia : air minum yang sehat harus mengandung zat-zat
tertentu dalam jumlah yang tertentu pula. Kekurangan atau
kelebihan salah satu zat kimia didalam air, akan menyebabkan
gangguan fisiologis pada manusia (Agsa Sajida,2012).

Menurut Chandra pada tahun 2006, Penyakit-penyakit yang


beruhubungan dengan air dapat dibagi dalam kelompok-kelompok berdasarkan
cara penularannya, mekanisme penularannya. Mekanisme penularan penyakit
terbagi menjadi empat :

1. Waterborne mechanism
Di dalam mekanisme ini, kuman pantogen dalam air yang dapat
menyebabkan penyakit pada manusia ditularkan pada manusia
melalui mulut atau sistem pencernaan. Contoh penyakitnya seperti
kolera, tifoid, hepatitis viral, disentri basiler, dan poliomyelitis
(Agsa Sajida, 2012).
2. Waterwash mechanism
Mekanisme penularan berkaitan dengan kebersihan umum dan
perseorangan. Pada mekanisme ini terdapat tiga cara penularan
yaitu :
a. Infeksi melalui alat pencernaan, seperti diare pada anak-
anak.
b. Infeksi melalui kulit dan mata.
c. Penularan melalui binatang pengerat seperti pada penyakit
leptospirosis (Agsa Sajida, 2012).
3. Water-based mechanism
Penyakit ini ditularkan dengan mekanisme yang memiliki agent
penyebab yang menjalani sebagai siklus hidupnya didalam tubuh
vektor atau sebagai intermediate host yang hidup di dalam air.
Contohnya skistosomiasis dan penyakit akibat Dracunculumdinesis
(Agsa Sajida, 2012).
4. Water-related insect vektor mechanism
Agent penyakit ditularkan melalui gigitan serangga yang
berkembang biak di dalam air. Contoh penyakit dengn mekanisme
penularan seperti ini adalah filariasis, dengue, malaria, dan yellow
fever (Agsa Sajida, 2012).

Menurut Chandra (2006) air dibedakan menjadi tiga berdasarkan letak sumbenya
yaitu :

1. Air angkasa
Air angkasa atau lebih dikenal air hujan merupakan sumber air dibumi.
Walau pada saat presipitasi merupakan air yang paling bersih, air tersebut
cenderung mengalami pencemaran ketika berada di atmosfer. Pencemaran
yang berlangsung di atmosfer itu dapat disebabkan oleh partikel debu,
mikroorganisme, dan gas, misalnya, karbondioksida, nitrogen, dan
ammonia (Agsa Sajida, 2012).
2. Air permukaan
Air permukaan yang meliputi badan-badan air seperti sungai, danau,
telaga, waduk, raw ,terjun, dan sumur permukaan, sebagian berasal dari air
hujanyang jatuh ke permukaan bumi. Air hujan tersebut kemudian akan
mengalami pencemarah baik melalui tanah, sampah, maupun yang lainnya
(Agsa Sajida, 2012).
3. Air tanah
Air tanah (ground water) berasal dari air hujan jatuh ke permukaan bumi
yang kemudian mengalami perkolasi atau penyerapan ke dalam tanah dan
mengalami proses filtrasi secara alamiah. Proses-proses yang telah di
alami air hujan tersebut, didalam perjalannya ke bawah tanah, membuat air
tanah menjadi lebih baik dan lebih murni dibandingkanair permukaan
(Agsa Sajida,2012).

4. Sarana Pembuangan Kotoran (Jamban)

Dirjen P2M & PL, 1998 Jamban adalah suatu bangunan yang
digunakan untuk membuang dan mengumpulkan kotoran manusia dalam suatu
tempat tertentu, daan tidak menjadi penyebab atau penyebar penyakit dan
mengotori lingkungan pemukiman. Pembuangan tinja yang tidak saniter akan
menyebabkan terjadinya berbagai penyakit seperti diare, kolera, disentri,
ascariasis, dan sebagainya. Kotoran manusia merupakan buangan padat, selain
menimbulkan bau, mengotori lingkungan juga merupakan media penularan
penyakit pada masyarakat. Perjalanan agen penyebab penyakit melalui cara
transmisi seperti dari tangan, maupundari peralatan yang terkontaminasi ataupun
melalui mata rantai lainnya. Dimana memungkin tinja atau kotoran yang
mengandung agent penyebab infeksi masuk melalui saluran pernafasan (Agsa
Sajida,2012).

5. Sarana Pembuangan Sampah


Sampah ialah suatu bahan atau benda yang terjadi karena berhubungan
dengan aktifitas manusia yang tidak terpakai lagi, tidak disenangi dan dibuang
dengan cara-cara saniter kecuali buangan yang berasal dari tubuh manusia
(Kusnoputranto, 2000).

Jenis-jenis sampah terdiri dari berbagai macam yaitu: sampah kering,


sampah basah, sampah berbahaya beracun (Pansimas, 2011) .

a. Sampah kering
Sampah kering, merupakan sampah yang tidak mudah membusuk
atau terurai seperti gelas, besi, plastic.
b. Sampah basah
Sampah basah, merupakan sampah yang membusuk seperti sisa
makanan, sayuran, daun, ranting, dan bangkai binatang.
c. Sampah berbahaya beracun
Sampah berbahaya beracun, merupakan sampah yang karena
sifatnya dapat membahayakan manusia seperti sampah yang berasal
dari rumah sakit, sampah nuklir dan sampah batu baterai bekas.

Penanganan sampah yang tidak baik dapat menimbulkan pencemaran


sebagai berikut (Hadiwiyoto, 1983) :

1. Sampah dapat menimbulkan pencemaran udara, akibat gas-gas yang


terjadi pada penguraian sampah terutama menimbulkan bau yang
tidak sedap. Selain itu sampah mengakibatkan menganggu
penglihatan yaitu suatu daerah atau area yang kotor yang
mencemari rasa estetika.
2. Tumpukan sampah yang menggunung dapat menimbulkan kondisi
lingkungan fisik dan kimia yang tidak sesuaidengan kondisi
lingkungan normal. Pada umumnya hal ini menimbulkan kenaikan
suhu dan perubahan pH menjadi asam atau basa. Kondisi ini
mengakibatkan terganggunya kehidupan manusia dan makhluk lain
dilingkungan sekitarnya.
3. Kadar oksigen di daerah atau area pembuangan sampah menjadi
berkurang akibat proses penguraian sampah menjadi senyawa lain
yang memerlukan oksigen yang diambil dari udara yang ada
disekitarnya. Berkurangnya oksigen didaerah pembuangan sampah
menyebabkan gangguan terhadap makhluk yang ada sekitarnya.
4. Dalam proses penguraian sampah menghasilkan gas-gas yang dapat
membahayakan kesehatan, berupa gas-gas yang beracun dan
mematikan.
5. Sampah sangat berpotensi menjadi sumber terjadinya penyakit yang
berasal dari bakteri pantogen dari sampah sendiri serta dapat
ditularkan oleh lalat, tikus, anjing dan binatang lainnya yang senang
tinggal di daerah atau area tumpukan sampah (Agsa Sajida, 2012).

C. Kulit

1. Definisi Kulit

Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya
dari lingkungan hidup manusia. Luas kulit orang dewasa sekitar 1.5 meter persegi
dengan berat kira-kira 15% berat badan. Kulit merupakan organ yang esensial dan
vital serta merupakan cermin kesehatan dan kehidupan. Kulit juga sangat
kompleks, elastis, dan sensitive, bervariasi pada iklim, umur, seks, ras, dan juga
bergantung pada lokasi tubuh (Wasitaatmadja, 2011).

2. Anatomi kulit

Kulit terletak pada bagian tubuh yang paling luar. Luas kulit orang
dewasa 1,5 m2 dengan berat kita kira-kira 15%. Rata-rata tebal kulitb1-2 mm.
Paling tebal 6 mm yaitu ditelapak tangan dan kaki dan yang paling tipis ada di
penis. Kulit terbagi atas tiga lapisan pokok yaitu epidermis, dermis atau korium
dan jaringan subkutan atau subkutis (Harahap, 2000).

Kulit terbagi atas tiga lapisan pokok yaitu :


a. Epidermis, terbagi atas empat lapisan yaitu basal atau stratum
germinativum, lapisan malphigi atau stratum spinosum, lapisan granular
atau stratum granulosum dan lapisan tanduk atau stratum korneum.
b. Dermis atau korium merupakan lapisan dibawah epidermis dan diatas
jaringan subkutan.
c. Jaringan subkutan (subkutis atau hipodermis) merupakan lapisan yang
langsung dibawah dermis. (Agsa Sajida,2012).

3. Fungsi Kulit

Menurut Harahap (2000), kulit mempunyai fungsi bermacam-macam


untuk menyesuaikan tubuh dengan lingkungan. Fungsi kulit adalah sebagai
berikut :

a. Pelindung
Jaringan tanduk sel epidermis paling luar membatasi masuknya benda-
benda dari luar dan keluarnya cairan berlebihan dari dalam tubuh. Melanin
yang memberi warna pada kulit dari akibat buruk sinar ultra violet.
b. Pengatur suhu
Diwaktu suhu dingin peredaran dikulit berkurang guna mempertahankan
suhu badan. Pada waktu suhu panas, peredaran darah dikulit meningkat
dan terjadi penguapan keringat dari kelenjar keringat, sehingga suhu tubuh
dapat dijaga tidak terlalu panas.
c. Penyerapan
Kulit dapat menyerap bahan tertentu seperti gas dan zat larut dalam lemak
lebih mudah masuk kedalam kulit dan masuk ke peredaran darah, karena
dapat bercampur dengan lemak yang menutupi permukaan kulit masuknya
zat-zat tersebut melalui folikel rambut dan hanya sekali melalui muara
kelenjar keringat.

d. Indera perasa
Indera perasa di kulit karena rangsangan terhadap sensoris dalam kulit.
Fungsi indera perasa yang utama adalah merasakan nyeri, perabaan, panas
dan dingin (Agsa Sajida,2012).

4. Penyakit Kulit

Menurut Sudoyo (2006), penyakit kulit adalah peradangan kulit yang


menimbulkan reaksi peradangan yang terasa gatal, panas dan bewarna merah.
Penyakit kulit terjadi pada orang-orang yang kulitnya terlalu peka, kadang-kadang
menunjukkan sedikit gejala dan kadang-kadang dalam kondisi yang parah.

Menurut Diana (2004), penyakit kulit adalah suatu penyakit yang


berhubungan dengan jaringan penutup permukaan tubuh dan bersifat relative
ringan. Meskipun bersifat relatif ringan, apabila tidak ditangani secara serius,
maka hal tersebut dapat memperburuk kondisi kesehatan.

a. Faktor Penyebab Penyakit Kulit

Harahap, 2000 Faktor yang mempengaruhi tingginya prevelensi


penyakit kulit adalah iklim yang panas dan lembab yang memungkinkan
bertambah suburnya jamur, kebersihan perorangan yang kurang baik dan faktor
ekonomi yang kurang memadai (Dani Novita Putri, 2017).

Potter, 2005 Selain itu ada salah satu faktor yang menyebabkan
penyakit kulit adalah kebersihan perorangan yang meliputi kebersihan kulit,
kebersihan rambut, dan kulit kepala, kebersihan kuku, intesitas mandi dan lain-
lain (Dani Novita Putri, 2017).

b. Gejala Penyakit Kulit

Diagnosis penyakit kulit dan penanganan terapeutik dilakukan dengan


terlebih dahulu mengenali perubahan pada kulit yang dapat diamati secara klinis
yaitu efloresen. Efloresen kulit dapat berubah pada waktu berlangsungnya
penyakit. Untuk mempermudah dalam pembuatan diagnosis, ruam kulit dibagi
menjadi beberapa kelompok yaitu efloresen primer yang terdapat pada kulit
normal dan eflorense sekunder yang berkembang pada kulit yang berubah
(Maharani, 2015).

c. Jenis-Jenis Penyakit Kulit

1. Penyakit Kulit karena infeksi bakteri adalah skrofuloderma, tuberkolosis kutis,


verukosa, kusta (lepra), patek. Gangguan kulit karena infeksi bakteri pada kulit
yang paling sering adalah pioderma.

2. Penyakit kulit karena parasit dan insekta adalah scabies, pedikulosis kapitis,
pedikulosis korporis, pedikulosis pubis, creeping eruption, amebiasis kutis,
gigitan serangga, trikomoniasis.

3. Penyakit kulit karena jamur adalah pitariasis versikolor (panu), tinea nigra
palmaris, tinea kapitis, tinea barbae, tinea korporis, tinea imbrikata, tinea pedis,
tinea manus, tinea kruris, kandidiasis, dporotikosis, aktinomikosis, kromomikosis,
fikomikosis, misetoma.

Gangguan kulit karena infeksi jamur pada kulit yang paling sering adalah
pitariasis versikolor (panu). Panu terjadi bila terdapat perubahan keseimbangan
hubungan antara hospes dengan ragi sebagai flora normal kulit. Keadaan yang
mempengaruhi keseimbangan antara hospes dengan ragi tersebut diduga adalah
faktor lingkungan atau faktor suseptibilitas individual.

6. Penyakit kulit alergi adalah dermatitis kontak toksik, dermatitis kontak


alergik, dermatitis solaris, pompliks, eritema, nodosum dan lain-lain. (Harahap,
1990).

Pada umumnya keluhan gangguan pada kulit adalah rasa gatal-gatal (saat pagi,
siang, malam, ataupun sepanjang hari), muncul bintik-bintik merah/ bentol-bentol/
bula-bula yang berisi cairan bening ataupun nanah pada kulit permukaan tubuh
timbul ruam-ruam. (Graham,2005).
B. Kerangka Teori

Kerangka Teori Trias Epidemiologi (M.N Bustan, 2006) 7ang meliputi (host,
agent, faktor environment (lingkungan)

Gambar I : Kerangka Teori

Host (manusia) Personal Hygiene

1. Badan
2. Kaki
3. Tangan
4. Kuku
5. Rambut
6. Pakaian
7. Handuk
8. Sprei dan
tempat tidur
9. Mulut dan
Gigi
10. Mata
11. Telinga
Keluhan
Penyakit
kulit
Agent Virus, bakteri, Tungau
atau hewan kutu kecil,
jamur, parasit.

1. Sarana Air
Faktor Environment bersih
(lingkungan) 2. Sarana
Pembuangan
kotoran
(jamban)
3. Sarana
pembuangan
sampahh
C. Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

sa Personal Hygiene :

1. Kebersihan kulit
2. Kebersihan tangan dan kuku
3. Kebersihan pakaian
4. Kebersihan handuk
5. Kebersihan tempat tidur dan
sprei

Keluhan Penyakit
Kulit

Sanitasi Lingkungan :

1. Sarana Air Bersih


2. Sarana pembuangan kotoran
(jamban)
3. Sarana pembuangan sampah

Gambar II

Kerangka Konsep

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan uraian yang terdapat di kerangka konsep dirumuskan hipotesa


penelitian sebagai berikut:

a. Terdapatnya hubungan kebersihan kulit dengan keluhan penyakit


kulit pada santri di Pondok Pesantren Kandangan An-Nahdiyah
Rawang Kao Kabupaten Siak tahun 2021
b. Terdapatnya hubungan kebersihan tangan dan kuku dengan
keluhan penyakit kulit pada santri di Pondok Pesantren Kandangan
An-Nahdiyah Rawang Kao Kabupaten Siak tahun 2021
c. Terdapatnya hubungan kebersihan pakaian dengan keluhan
penyakit kulit pada santri di Pondok Pesantren Kandangan An-
Nahdiyah Rawang Kao Kabupaten Siak tahun 2021
d. Terdapatnya hubungan kebersihan handuk dengan keluhan
penyakit kulit pada santri di Pondok Pesantren Kandangan An-
Nahdiyah Rawang Kao Kabupaten Siak tahun 2021
e. Terdapatnya hubungan kebersihan tempat tidur dan sprei dengan
keluhan penyakit kulit pada santri di Pondok Pesantren Kandangan
An-Nahdiyah Rawang Kao Kabupaten Siak tahun 2021
f. Terdapatnya hubungan sarana air bersih dengan keluhan penyakit
kulit pada santri di Pondok Pesantren Kandangan An-Nahdiyah
Rawang Kao Kabupaten Siak tahun 2021
g. Terdapatnya hubungan sarana pembuangan kotoran (jamban)
dengan keluhan penyakit kulit pada santri di Pondok Pesantren
Kandangan An-Nahdiyah Rawang Kao Kabupaten Siak tahun 2021
h. Terdapatnya hubungan sarana pembuangan sampah dengan
keluhan penyakit kulit pada santri di Pondok Pesantren Kandangan
An-Nahdiyah Rawang Kao Kabupaten Siak tahun 2021

E. Penelitian Sejenis

Tabel 1
Penelitian sejenis

Nama dan
tahun Judul Penelitian Persamaan Perbedaan
penelitian
Agsa Sajida Hubungan personal Variabel Lokasi penelitian :
(2012) hygiene dan independen : yang sebelumnya
sanitasi lingkungan personal Hygiene pemukiman dan
dengan keluhan dan sanitasi penduduk
penyakit kulit di lingkungan Penulis : di pondok
kelurahan Denai pesantren
kecamatan Medan
Denai kota Medam Subyek penelitian:
tahun 2012 Yang sebelumnya
masyarakat umum
Penulis : para santri
yang ada dipondok
pesantren
Dani Personal Hygiene Variabel Lokasi Penelitian
Novita dan kejadian Independen: Yang sebelumnya
Putri Penyakit Kulit pada Personal Hygiene Penghuni Rusunawa
(2017) Penghuni Susun Penulis : Pondok
Sederhana Sewa Pesantren
Cokrodirjan
Yogyakarta Variabel independen
yang sebelumnya
hanya personal
Hygiene
Penulis : Personal
Hygiene dan sanitasi
lingkungan
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah survey analitik dengan pendekatan


cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan personal hygiene dan
sanitasi lingkungan dengan keluhan penyakit kulit di Pondok Pesantren
Kandangan An-Nahdiyah Rawang Kao Kabupaten Siak tahun 2021. Pendekatan
cross sectional yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara
faktor-faktor, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data secara
sekaligus pada satu waktu atau suatu saat (Notoatmodjo, 2010).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian


1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Pondok Pesantren Kandangan An-


Nahdiyah Rawang Kao Kabupaten Siak.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan September – November.

C. Populasi dan Sampel Penelitian


1. Populasi

Populasi menurut Sugiyono (2008:48) adalah wilayah generalisasi yang


terdiri dari objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yaitu
ditetapkan oleh peneliti guna dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya untuk
dijadikan sebagai sumber data dalam suatu penelitian. Populasi yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Jumlah santri perempuan dan laki-laki yang terdapat
di Pondok Pesantren Kandangan An-Nahdiyah Rawang Kao Kabupaten Siak yaitu
sebanyak 120 santri.
2. Sampel

Sampel menurut Sugiyono (2011:81) adalah bagian dari jumlah dan


karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut . Dengan demikian sampel
adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak diselidiki, dan bisa
mewakili keseluruhan populasinya sehingga jumlahnya lebih sedikit dari populasi.

Berdasarkan populasi yang ditemukan dilapangan, besar sampel pada


penelitian dihitung dengan menggunakan rumus slovin menurut (Sugiyono,
2011:85) sebagai berikut :

Rumus Slovin untuk menentukan sampel, sebagai berikut:

N
n= 2
1+ N ( e)

Keterangan :

n = ukuran sampel / jumlah responden

N = ukuran populasi

e = persentase kelonggaran ketelitian kesalahan pengambilan sampel yang masih


bisa ditolerir e = 0,5

Jumlah populasi yang ada dalam penelitian ini adalah sebanyak 120 santri,
sehingga persentase kelonggaran yang digunakan adalah 10 % dan hasil dari
perhitungan dapat dibulatkan untuk mencapai kesesuaian. Maka untuk mengetahui
sampel dari penelitian ini, diperhitungkan dengan rumus sebagai berikut :

120
n= 2
1+120(5)

120
n=
1,3
n=92,30 disesuaikan oleh peneliti menjadi 93 responden.

D. Teknik Sampling

Teknik sampling yang digunakan teknik sampling acak (random sampling


technique) yaitu pengambillan sampel dari populasi dengan cara acak dan
proporsional yang tersebar pada santri laki-laki maupun perempuan. Dalam teknik
ini, setiap anggota dari populasi mempunyai pwluang probabilitas yang sama
untuk dipilih sebagai anggota sampel.

E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional


1. Variabel Penelitian
a. Variabel independen yang terdapat didalam penelitian ini
adalah personal hygiene dan sanitasi lingkungan.
b. Variabel dependen yang terdapat didalam penelitian ini adalah
keluhan penyakit kulit.
2. Definisi Operasional

No Variabel Definisi Cara Alat Skala Hasil


Operasional Ukur Ukur data ukur
Variabel independen
1. Personal Upaya dari tiap- Wawancara Kuesio Ordinal 0.melaku
Hygiene tiap santri untuk dan ner kan
menjaga observasi personal
kebersihan diri. hygiene
personal hygiene yang
yang baik ( jika baik
para santri
melakukan 1.tidak
1.kebersihan melakuk
kulit : an
- bersih, tidak personal
terdapat koreng hygiene
dan tidak gatal- yang
gatal. baik
2. kebersihan
pakaian:
- mencuci pakaian
dengan sabun dan
bila perlu
direndam air
panas
-menjemur
pakaian disinar
matahari.
3. kebersihan
tangan dan kuku:
- mencuci tangan
menggunakan
sabun dan air
mengalir.
- memotong kuku
jika sudah
panjang.
4. kebersihan
handuk : -
menjemur handuk
disinar matahari
- tidak
menggunakan
handuk secara
bergantian/bersa
ma-sama.
5. kebersihan
sprei dan tempat
tidur : -
mengganti sprei
setiap seminggu
sekali
-mencuci sprei
- menggibas
tempat tidur
- menjemur kasur
dan sprei dibawah
terik matahari

1.Tidak
melakukan
personal hygiene
yang baik jika
salah satu dari
komponen diatas
tidak terpenuhi
atau terlaksana.

2. Sanitasi Sanitasi Wawancara Kuesio Ordinal 0.tidak


lingkungan lingkungan dan ner memenu
merupakan observasi hi syarat
bagaimana sanitasi
sanitasi dasar dasar
yang ada
dipondok 1.memen
pesantren apakah uhi
sudah memenuhi syarat
syarat apa tidak. sanitasi
Sanitasi dasar
lingkungan yang
tidak memenuhi
syarat adalah :
(jika pondok
pesantren
1. Sarana Air
bersih : - jika air
bewarna, berbau
dan berasa
2. sarana
pembuangan
kotoran (jamban):
- tidak terdapat
jamban angsa
atau jamban
jongkok
- tidak tercukupi
jumlah
jambannya
3. sarana
pembuangan
sampah :
- tidak terdapat
nya tong sampah
- pembuangan
sampah tidak
tertutup dan
menumpuk .

1.memenuhi
syarat sanitasi
dasar jika semua
komponen diatas
ada di pondok
pesantren.
Variabel Dependen
1. Keluhan Penyakit kulit Data Rekam kuesio Ordinal 0.Tidak
Penyakit Kulit adalah Medis ner terkena
peradangan kulit Puskesmas penyakit
yang Rawang kulit
menimbulkan Kao
reaksi peradangan 1.Ya
yang terasa gatal, terkena
panas dan penyakit
bewarna merah kulit
yang dialami oleh
para santri.

F. Jenis dan Cara Pengumpulan Data

1. Jenis Data

1. Data Primer
Data primer adalah data yang diproleh langsung dari sumber
pertama baik dari individu atau perseorangan, seperti hasil wawancara
atau hasil pengisian kuesioner (Umar, 2000). Data primer diperoleh dari
observasi lapangan ke lokasi di Pondok Pesantren Kandangan An-
Nahdiyah Rawang Kao Kabupaten Siak, menyebarkan dan memberikan
lembaran kuesioner kepada para santri atau responden. Kuesioner yang
digunakan telah di uji validitas dan reliabilitas oleh Agsa Sajida tahun
2012.
2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari pengambilan data di penyakit kulit di
Puskesmas Rawang Kao dan data dari Pondok Pesantren Kandangan An-
Nahdiyah Rawang Kao Kabupaten Siak berupa Profil dan absensi Santri.

F. Pengolahan Data
Pengolahan data terdiri dari serangkaian tahapan yang harus
dilakukakan agar data siap diuji statistik dan dilakukan analisis/interpretasi
(Amran, 2012).
1. Data Editing
Merupakan kegiatan untuk melakukan pengecekan isian kuesioner
apakah jawaban yang ada di kuesioner sudah:
a. Lengkap: semua pertanyaan sudah terisi jawabannya.
b. Jelas: jawaban pertanyaan apakah tulisannya cukup jelas
terbaca.
c. Relevan: jawaban yang tertulis apakah relevan dengan
pertanyaannya.
d. Kuesioner: apakah antara beberapa pertanyaan yang berkaitan
isi jawabannya konsisten.
2. Data Coding
Data yang masih dalam kode huruf akan dilakukan pengkodean
dengan mengubahnya menjadi angka agar lebih mudah dalam
mengentry dan menganalisis data.
melakukan = 0
tidak melakukan = 1
3. Data Entry
Data akan dientry dengan menggunakan software statistik (SPSS)
agar dapat dilakukan analisis data.
4. Data Cleaning
Data yang telah dientry akan dicek ulang untuk memastikan tidak
ada kesalahan data.
G. Analisis Data
1. Analisis Univariat
Analisis univariat adalah anilisa yang digunakan dengan
menganalisis tiap variable dari hasil penelitian (Notoadmodjo, 2005).
Analisis univariat untuk menjelaskan karakteristik masing-masing
variabel yang diteliti. Analisis univariat berfungsi untuk meringkas
kumpulan data hasil pengukuran sedemikian rupa sehingga kumpulan
data tersebut berubah menjadi informasi yang berguna. Peringkasan
tersebut dapat berupa ukuran statistic, tabel, grafik. Analisis univariat
dilakukan masing-masing variabel yang diteliti (Amran, 2012).
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat merupakan analisis lanjutan setelah dilakukan
analisis univariat masing-masing variabel. Analisis bivariat pada
peneltian ini menggunakan uji statistik chi-square. Menurut Sabri dan
Hastono (2006) uji chi-square adalah pengujian hipotesis mengenai
perbandingan antara frekuensi observasi dan frekuensi harapan yang
didasarkan atas hipotesis tertentu. Uji statistik dalam penelitian ini untuk
menguji hipotesis, yaitu untuk melihat hubungan antara variabel
independen dengan dependen.

Signifikasi uji chi-square menggunakan derajat kepercayaan 95% (α = 5%). Jika


pvalue ≤ 0,05 maka hipotesis alternative (Ha) diterima atau hipotesis null (Ho)
ditolak yang menunjukkan adanya hubungan antara variabel independen dengan
variabel dependen. Sebaliknya, jika pvalue ≥ 0,05 maka hipotesis alternative (Ha)
ditolak atau hipotesis null (Ho) diterima yang menunjukkan tidak adanya
hubungan antara variabel

independen dengan variabel dependen. Rumus uji statistik tersebut adalah:

X² = ∑ (O – E)²
E
df : (k-1) (b-1)
Keterangan:
X² = chi square
O = Nalai yang diamati (observasi)
E = Nilai yang diharapkan (ekspektasi)
df = derajat kebebasan
k = jumlah kolom
b = jumlah baris

H. Jadwal Penelitian

Ok No De Ja Fe Mar Apr Me Ju
No Kegiatan
to v s n b i n
1 Pembuatan
Proposal
2 Seminar
Proposal
3 Perbaikan
Proposal
4 Pengumpula
n Data
5 Pengumpula
n Data
Analisis
6 Penulisan
Skripsi
7 Ujian
Skripsi
DAFTAR PUSTAKA

Djuanda, Adhi. 2009. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.Jakarta.

Hadiwiyoto, Soedo. 2003. Penanganan dan Pemanfaatan Sampah. Yayasan


Idayu.Jakarta.

Sajida, Agsa. 2012. Hubungan Personal Hygiene dan Sanitasi Lingkungan


dengan Keluhan Penyakit Kulit di Kelurahan Denai Kecamatan Medan
Denai Kota Medan. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sumatera
Utara.

Putri, Dani Novita. 2017. Personal Hygiene dan Kejadian Penyakit Kulit Pada
Penghuni Rumah Susun Sederhana Sewa Cokrodirjan Yogyakarta.
Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Yogyakarta.

Adhi, Djuanda, 2017. Ilmu Penyakit dan Kelamin, Edisi 7 Bagian Ilmu
Penyakit Kulit dan Kelamin. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Jakarta

Notoadmodjo,S.1997. Ilmu Kesehatan Masyarakat. PT. Rineka Cipta. Jakarta

Notoadmodjo,S.2007. Kesehatan Lingkungan. Gadjah Mada University Press.


Yogyakarta.

Harahap, Mawarli.2000. Ilmu Penyakit Kulit. Hipokrates. Jakarta.


LAMPIRAN

INFORMED CONSENT

Lembar Penjelasan Penelitian

Nama Peneliti : Annisya Masri

Nim : 17.01.1.130

Alamat : Jl. Eka Tunggal Panam Pekanbaru

Judul Penelitian: Hubungan Personal Hygiene dan Sanitasi Lingkungan dengan


Keluhan Penyakit Kulit di Pondok Pesantren Kandangan An-
Nahdiyah Rawang Kao Kabupaten Siak Tahun 2021

Peneliti adalah mahasiswa Program S1 Program Studi Kesehatan


Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesahatan (STIKes) Hang Tuah Pekanbaru.
Saudara telah diminta ikut berpartisipasi dalam penelitian ini. Responden dalam
penelitian ini adalah secara sukarela. Saudara berhak menolak berpartisipasi
dalam penelitian ini. Penelitian ini dilakukan dengan cara mengukur variabel
dependen dan variabel independen. Segala informasi yang saudara berikan akan
digunakan sepenuhnya hanya dalam penelitian ini. Peneliti sepenuhnya akan
menjaga kerahasiaan identitas saudara dan tidak dipublikasikan dalam bentuk
apapun. Jika ada yang belum jelas, saudara boleh bertanya pada peneliti. Jika
saudara sudah memahami penjelasan ini dan bersedia berpartisipasi dalam
penelitian ini, silahkan saudara menandatangani lembar persetujuan yang akan
dilampirkan.

Penulis

Annisya Masri
Lembar Persetujuan Responden

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

Umur :

Alamat:

Menyatakan bersedia menjadi responden pada penelitian yang di lakukan oleh :

Nama : Annisya Masri

Nim : 17.01.1.130

Alamat: Jl. Eka Tunggal Panam Pekanbaru

Judul Penelitian : Hubungan Personal Hygiene dan Sanitasi Lingkungan dengan


Keluhan Penyakit Kulit di Pondok Pesantren Kandangan An-
Nahdiyah Rawang Kao Kabupaten Siak Tahun 2021

Saya akan bersedia untuk dilakukan pengukuran demi kepentingan penelitian.


Dengan ketentuan, hasil pemeriksaan akan dirahasiakan dan hanya semata-mata
untuk kepentingan ilmu pengetahuan.

Demikian surat peryataan ini saya sampaikan, agar dapat dipergunakan


sebagaimana mestinya.

Pekanbaru ,…………………2021

Responden

(………………..........)

LAMPIRAN
Kuesioner

KUESIONER PENELITIAN

HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DAN SANITASI LINGKUNGAN


DENGAN KELUHAN PENYAKIT KULIT DI PONDOK PESANTREN
KANDANGAN AN-NAHDIYAH RAWANG KAO KABUPATEN SIAK
TAHUN 2021

No urut :

Kabupaten : Siak

Provinsi : Riau

Lingkungan :

Tangga wawancara :

IDENTITAS RESPONDEN

Nama :

Umur : tahun

Alamat :

Personal Hygiene
Kebersihan Kulit

1. Berapa kali anda mandi dalam sehari ?


a. 1 kali
b. 2 kali

2. Bagaimana cara anda mandi ?


a. Mandi dengan air lalu menggosok kulit kemudian seluruh tubuh
disiram dengan air secukupnya
b. Mandi dengan air dan sabun dan menggosok kulit kemudian seluruh
tubuh disiram sampai bersih

3. Bagaimana kebiasaan anda dalam menggunakan sabun?


a. Memakai sabun sendiri
b. Memakai sabun secara bergantian dengan yang lain

Kebersihan tangan dan kuku


1. Bagaimana cara anda mencuci tangan?
a. Membasuh kedua tangan dengan air memakai wadah/mangkok lalu
tangan dikeringkan dengan lap
b. Membasuh kedua tangan dengan air yang mengalir dan menggosok
kedua permukaan tangan dan sela-sela jari dengan sabun dan disiram
dengan air mengalir lalu tangan dikeringkan dengan lap yang bersih

2. Berapa kali anda memotong kuku?


a. Sekali seminggu
b. Dipotong saat sudah panjang

3. Apakah anda menyikat kuku menggunakan sabun saat mandi?


a. Ya
b. Tidak

Kebersihan Pakaian
1. Berapa kali anda mengganti baju dalam sehari?
a. 1 kali dalam sehari
b. Tidak pernah
2. Apakah anda menjemur pakaian yang dicuci dibawah di terik
matahari?
a. Ya
b. Tidak

3. Apakah anda mengganti baju setelah berkeringat?


a. Ya
b. Tidak

Kebersihan Handuk
1. Bagaimana kebiasaan anda memakai handuk?
a. Memakai handuk secara bergantian dengan yang lain
b. Memakai handuk sendiri

2. Bagaimana anda meletakkan handuk yang telah dipakai mandi?


a. Digantung dalam kamar
b. Dijemur diluar / dijemuran

3. Bagaimana keadaan handuk anda ketika mandi?


a. Kering
b. Lembab

Kebersihan Tempat Tidur dan Sprei


1. Berapa kali anda mengganti sprei?
a. 2 minggu sekali
b. Lebih dari 2 minggu

2. Apakah sprei yang anda gunakan sebelum tidur sudah dibersihkan


terlebih dahulu?
a. Ya
b. Tidak
3. Berapa kali anda menjemur kasur dan bantal ?
a. 2 minggu sekali
b. Lebih dari 2 minggu

Keluhan Penyakit Kulit


Apakah dalam beberapa bulan terakhir ini anda pernah mengalami:

a. Kulit yang terasa gatal dengan frekuensi yang berulang-ulang

YA TIDAK

b. Adanya bercak-bercak kemerahan pada kulit

YA TIDAK

c. Adanya bentol-bentol pada kulit

YA TIDAK

d. Adanya kulit yang mengelupas seperti sisik dan kering

YA TIDAK
LEMBAR OBSERVASI KEADAAN SANITASI LINGKUNGAN

Menurut Kepmenkes RI No.829/Menkes/SK/VII/2012 tentang persyaratan


Kesehatan Perumahan

No Komponen yang dinilai Kriteria Nilai Bobot


Sarana Sanitasi 25
1. Sarana Air Bersih a. Tidak ada
b. Ada, bukan
milik sendiri,
berbau,bewarna,
dan berasa
c. Ada, milik
sendiri, tidak
berbau, tidak
berwarna, dan
tidak berasa
d. Ada, bukan
milik sendiri,
tidak berbau,
tidak bewarna,
dan tidak berasa
e. Ada, milik
sendiri, tidak
berbau, tidak
bewarna, dan
tidak berasa.
2. Jamban (sarana a. Tidak ada
pembuangan kotoran ) b. Ada, bukan
leher angsa,
tidak ada tutup,
disalurkan
kesungai/kolam
c. Ada, leher
angsa dan septi
tank.
3. Sarana Pembuangan a. Tidak ada
Sampah b. Ada, tetapi
tidak kedap air
dan tidak ada
tutup
c. Ada, kedap
air, dan tidak
bertutup
d. Ada, kedap
air dan bertutup.

Anda mungkin juga menyukai