SKRIPSI
Oleh:
Susy Ariyanti
NPM 08200100098
Skripsi ini telah diperiksa dan disetujui untuk diajukan dalam sidang
Skripsi Program Studi Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju
i
HALAMAN PENGESAHAN
Menerangkan skripsi dengan judul:
Oleh:
Susy Ariyanti
NPM 082001100098
Pembimbing, Penguji,
Mengetahui,
Koordinator Program Studi Sarjana Keperawatan
ii
iii
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU
Skripsi, Desember 2021
Susy Ariyanti
NPM 08200100098
ABSTRAK
Komunikasi tidak hanya sekedar alat untuk berbicara dengan klien, namun komunikasi antar
perawat dan klien memiliki hubungan terapeutik yang bertujuan untuk menumbuhkan
motivasi dalam proses kesembuhan klien. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan kepuasan dan motivasi pasien untuk
sembuh di RSUD Kota Bogor tahun 2021. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah menggunakan cross sectional design. Teknik sample yang digunakan menggunakan
total sampling yang berjumlah 70 orang responden. Uji statistik yang digunakan chi square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden diberikan komunikasi
terapeutik sebanyak 43 responden (61.4%) merasa puas sebanyak 46 responden (65,7%) dan
memiliki motivasi tinggi sebanyak 41 responden (58.6%). Didapatkan p value = 0.001 <
0.05 menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara hubungan komunikasi
terapeutik perawat dengan tingkat kepuasan dan motivasi pada pasien di RSUD Kota Bogor
tahun 2021.
Kesimpulan : karakteristik hasil penelitian ini meliputi sebagian besar responden berjenis
kelamin perempuan, berusia 36-45 tahun, berpendidikan SMA, memiliki pekerjaan lainnya,
diberikan komunikasi terapeutik, merasa puas, dan memiliki motivasi yang tinggi. Terdapat
hubungan yang signifikan antara komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat kepuasan
dan motivasi pada pasien di RSUD Kota Bogor Tahun 2021
Kata kunci: Kepuasan pasien, Komunikasi terapeutik, Motivasi sembuh
Kepustakaan : 43 buku (2014 – 2020/ 7 tahun terakhir)
iv
Abstract
Introduction: Communication is not just a tool to talk to clients, in adition communication
between nurses and clients has a therapeutic relationship that aims to foster motivation in the
client's healing process.
Objective: The purpose of this study was to determine the relationship of nurse therapeutic
communication with patient satisfaction and motivation to recover.
Method: The method used in this research is using a cross sectional design. The sample
technique used is a total sampling of 70 respondents. Statistical test used chi square.
Results: Statistical test used chi square. The results showed that most of the respondents were
given therapeutic communication as many as 43 respondents (61.4%) were satisfied as many
as 46 respondents (65.7%) and had high motivation as many as 41 respondents (58.6%). The p
value = 0.001 < 0.05 indicates that there is a significant relationship between the nurse's
therapeutic communication relationship with the level of satisfaction and motivation in
patients.
Conclusion: The characteristics of the results of this study include that most of the respondents
are female, aged 36-45 years, have high school education, have other jobs, are given
therapeutic communication, feel satisfied, and have high motivation. There is a significant
relationship between nurse's therapeutic communication with the level of satisfaction and
motivation in patients.
v
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
judul "HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAUPETIK PERAWAT DENGAN
TINGKAT KEPUASAN DAN MOTIVASI PADA PASIEN DI RSUD KOTA
BOGOR TAHUN 2021", sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana
Keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju (STIKIM) Jakarta.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak mungkin terselesaikan tanpa adanya
dukungan, bantuan, bimbingan, dan nasehat dari berbagai pihak selama penyusunan skripsi
ini. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang setinggi tingginyakepada:
1. Drs. H. Jacub Chatib Selaku Ketua Yayasan Indonesia Maju
2. Prof. Dr. Dr. dr. Hafizurrachman, MPH. Selaku Pembina Yayasan Indonesia Maju
3. Ibu Dr. Astrid Novita, S.KM.,MKM selaku Ketua Umum Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Indonesia Maju (STIKIM).
4. Bapak Ns. Bambang Suryadi M. Kes selaku Kepala Departemen Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju (STIKIM) dan selaku dosen penguji
yang telah memberikan masukan dan saran untuk perbaikan.
5. Ibu Ns. Yeni Koto, S.Kep., M.Kes selaku koordinator riset keperawatan Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju (STIKIM).
6. Bapak Ns.Jumari,S.Kep,M.Kep,Sp.Kep.MB sebagai Dosen pembimbing skripsi
yang telah memberikan bimbingan, saran dan motivasi dengan penuh kesabaran.
7. Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bogor sebagai tempat dilakukannya penelitian
Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan bapak, ibu dan saudara semua
dengan pahala yang berlipat ganda. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini jauh
dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritikan dan saran untukperbaikan
kedepannya.
Jakarta, Januari 2022
Penulis
Susy Ariyanti
vi
DAFTAR ISI
vii
BAB IV METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ........................................................................... 15
B. Prosedur Penelitian dan Tahapan Penelitian ................................ 15
1. Langkah-Langkah Penelitian .................................................. 15
2. Alat Pengumpul Data ............................................................. 16
3. Definisi Operasional ............................................................... 18
4. Objek dan Sampel Penelitian .................................................. 21
5. Pengolahan Data ..................................................................... 21
6. Analisis Data .......................................................................... 22
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
B. Pembahasan .................................................................................27
A. Kesimpulan..................................................................................36
B. Saran ...........................................................................................37
vii
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Kepuasan pelanggan bagian dari salah satu indikator layanan kinerja
klinis rumah sakit. Karena rasa puas pasien dalam mendapatkan layanan adalah
tingkat yang dirasakan setelah membandingkan kinerja yang dirasakannya atau
hasil yang diterima dalam kaitannya dengan harapan. 8
Motivasi salah satu yang dapat meningkatkan kesembuhan pasien, hal
tersebut dikarenakan dengan motivasi pasien akan terdorong dalam melakukan
pengobatan. Menurut Sour (2003) dalam Lutviasari (2016) motivasi adalah
sebuah istilah menggambarkan pada situasi motivasi yang diawali dari dalam
diri. perilaku yang di rangsangnya baik tujuan maupun akhir gerakan-gerakan
atau tindakan.9 Jika seorang pasien dinyatakan oleh dokter menderita penyakit
tertentu, jika motivasi pasien tidak didukung, tentu memperburuk kondisi
penyembuhan. Dorongan yang berasal dalam diri untuk sembuh dan
menunjukan perilaku menuju kesembuhan yang diinginkan. Masalah muncul
saat pasien dengan penyakit tidak termotivasi untuk menyembuhkan dirinya
sendiri. Kendala ini dapat muncul ketika lingkungan di luar kurang dan dapat
mempengaruhi motivasi pasien. Pasien perlu dukungan dan bantuan dari orang
disekitarnya, dukungan informasi penting untuk pasien agar mendapatkan
informasi yang dibutuhkan .10
Rumah sakit sebagai fasilitas kesehatan merupakan bukti betapa
profesionalnya pelayanan kesehatan yang dikemas. Setiap daerah
mendeklarasikan rumah sakit daerahnya sebagai fasilitas kesehatan yang
mampu menjawab tantangan masyarakat. Seperti halnya di R S U D Kota
Bogor. Hasil survei penilaian asuhan keperawatan di R S U D Kota Bogor
bulan Juli tahun 2021 dari 117 responden didapatkan bahwa responden 42%
responden mengalami puas dan 58% memiliki tingkat kepuasan sangat puas.
2
B. Road Map Penelitian
3
Penelitian Sebelumnya Penelitian Saat ini Penelitian Selanjutnya
C. Urgency Penelitian
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1) Komunikasi Terapeutik
a. Definisi
Interaksi antara perawat terhadap pasien sehingga berlangsung jalinan
hubungan saling berbagi pengalaman belajar dalam rangka proses
pemulihan kesehatan disebut komunikasi terapeutik.4
2) Fase Orientasi
3) Fase Kerja
5
fase ini perawat secara aktif mendengarkan dengan perhatian penuh
dalam rangka menyelesaikan permasalahan yang dihadapi pasien.
4) Fase Terminasi
Fase ini disebut juga fase penutupan, kegiatan pada fase ini dilakukan
perawat dengan memberikan kesimpulan aktivitas, memberikan
reinforcement positif, melakukan perencanaan tindak lanjut, kontrak
yang akan datang serta menggunakan cara yang benar. 14
2. Kepuasan Pasien
a. Definisi Kepuasan pasien
Perasaan senang yang dialami individu ketika membandingkan kesenangan
suatu kegiatan dan suatu produk dengan harapannya.3
Kotak saran di lokasi strategis, email, web site, media sosial dll.
3) Pembeli bayangan
6
1. Daya Tangkap (responsiveness)
Pengambilan keputusan yang mendukung dalam memberikan layanan
yang cepat (responsive) tepat pada pasien serta penyebaran informasi
yang jelas. Daya tanggap mengacu pada kemauan dan kemampuan staf
medis untuk memberikan pelayanan guna membantu pasien dan segera
menanggapi permintaan mereka.
2. Jaminan (assurance)
Kemampuan membangun kepercayaan antara profesional kesehatan. Ini
mencakup sejumlah faktor termasuk komunikasi, kredibilitas,
keamanan, kompetensi, dan kesopanan. Kemampuan staf medis dalam
menumbuhkan kepercayaan dan keyakinan pasien dengan pengetahuan
dan kesopanannya.
4. Empati (Empathy)
Ini adalah upaya dalam memahami permasalahan pasien dan bertindak
dalam rangka kepentingan mereka. Indikator aspek ini adalah
kemudahan komunikasi, pemahaman kebutuhan dasar manusia serta
perhatian pribadi.
5. Keandalan (Reliability)
Sebagai kemampuan profesional layanan kesehatan yang dijanjikan
secara akurat, andal, memuaskan yang berarti kecepatan, layanan yang
diberikan kepada semua pasien.17
4. Motivasi Sembuh
Motivasi merupakan sebuah istilah umum yang mengacu kepada proses gerak
atau konteks gerakan, dorongan yang muncul setiap orang, perilaku yang
dilakukannya serta tujuan atau akhir tindakan. 21 Selain itu motivasi dapat
didefinisikan sebagai internal psikologis, motivasi yang mendukung jenis
tindakan tertentu. Konsep tersebut menunjukan bahwa pemikiran tentang suatu
dorongan dalam diri seseorang yang mendorong terjadinya suatu perilaku untuk
memenuhi kebutuhan dasar manusia seperti makan, bermain, bersenang-senang
dan lainnya.22
2) Faktor Eksternal 24
a) Faktor lingkungan merupakan faktor disekitar pasien baik fisik,
psikologis dan sosial. Lingkungan yang tidak mendukung dapat
menimbulkan stres. Secara fisik tata letak ruangan di Rumah Sakit
pembangunan suatu gedung akan menentukan pengaruh terhadap
stres dan secara biologis lingkungan tidak mengganggu
kenyamanan yang dapat menimbulkan stres.
9
diartikan sejahtera fisik, mental dan sosial, serta bebas penyakit, kelemahan
tanpa mengalami rasa sakit atau tidak nyaman. Pada dasarnya kesehatan
adalah kontinum, terletak antara sehat dan sakit. Kesehatan didefinisikan
sebagai keadaan seimbang antara keadaan kesejahteraan fisik, mental,
spiritual dan sosial yang memberi peluang seseorang untuk hidup tanpa
bergantung pada orang lain, berguna dan bermanfaat, perlu intervensi dan
perawatan medis yang berperan sama dalam penyembuhan penyakit .28
B. Penelitian Terkait
B. Kerangka Teori
10
Komunikasi terapeutik :
Tingkat
1. Daya tanggap (responsiveness) kepuasanpasien
2. Jaminan (assurance)
3. Bukti fisik (tangible)
4. Empati (empathy)
Tahapan komunikasi terapeutik
a. Fase prainteraksi Karakteristik pasien
b. Fase orientasi 1. Jenis kelamin
c. Fase kerja 2. Umur
d. Fase terminasi
3. Pendidikan
5. Keandalan (reliability)
C. Kerangka Konsep
VARIABEL DEPENDEN
VARIABEL INDEPENDEN
Tingkat kepuasan pasien
Komunikasi terapeutik perawat
dan motivasi
VARIABEL PEMICU
Tingkat kepuasan pasien
dan motivasi
D. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban peneliti yang dirumuskan berdasarkan masalah penelitian.
Ho: tidak ada hubungan antara komunikasi terapeutik perawat dengan kepuasan
pasien dan motivasi di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bogor tahun 2021
Ha: Ada hubungan antara komunikasi terapeutik perawat dengan kepuasan pasien dan
motivasi di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bogor tahun 2021.
11
BAB III
TUJUAN DAN MANFAAT
A. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat
kepuasan dan motivasi pada pasien R S U D Kota Bogor tahun 2021
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi karakteristik responden di ruang rawat inap R S U D Kota
Bogor tahun 2021
b. Mengidentifikasi gambaran komunikasi terapeutik perawat di ruang rawat
inap R S U D Kota Bogor tahun 2021
c. Mengidentifikasi gambaran tingkat kepuasan pasien di ruang rawat inap R S
U D Kota Bogor tahun 2021
d. Mengidentifikasi gambaran motivasi pasien untuk sembuh di ruang rawat R
S U D Kota Bogor tahun 2021
e. Menganalisa adanya hubungan komunikasi terapeutik dengan tingkat
kepuasan pasien di R S U D Kota Bogor tahun 2021
f. Menganalisa adanya hubungan komunikasi terapeutik dengan motivasi pada
pasien di R S U D Kota Bogor tahun 2021
B. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Aplikatif
Bagi institusi dalam implementasi komunikasi terapeutik perawat terhadap
pasien guna untuk meningkatkan kepuasan dan motivasi pasien dalam proses
perawatan di R S U D Kota Bogor dan bagi perawat agar menjadikan SOP dalam
pelaksanaan Tindakan keperawatan, menjadikan komunikasi terapeutik sebagai
dasar utama pelaksanaan proses keperawatan.
2. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian menjadi referensi ilmiah bagi peneliti lain yang akan
mengambil jenis yang sama seperti penelitian ini.
3. Manfaat Methodology
Dapat dijadikan sebagai bahan pengetahuan atau bahan referensi untuk
penelitian berikutnya dan manfaat bagi berkembangnya ilmu keperawatan
khususnya di Indonesia.
12
BAB V
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Rancangan penelitian yang dijadikan pedoman dalam merencanakan dan
Desain yang dipakai peneliti adalah kuantitatif cross sectional study. Jenis penelitian
metode cross sectional menekankan pada waktu pengamatan data baik variabel
bebas maupun terikat secara bersamaan pada waktu tertentu atau hanya satu kali
dalam satu waktu.3 Setiap subjek penelitian tidak hanya melakukan satu kali
pengamatan.29
13
i. Peneliti melakukan pengolahan data.
j. Peneliti menjelaskan kesimpulan dan pelaporan penelitian.
a. Motivasi intrinsik
Pilihan isian yang dipakai yaitu skala likert 1 jika sangat tidak setuju,
2 untuk tidak setuju, 3 itu kadang-kadang, 4 adalah setuju, serta nilai
5 sangat setuju.
15
3. Definisi Operasional
16
Variabel Perasaan pasien yang timbul setelah Kepuasan pasien: Kuesioner Nominal Kepuasan pasien dengan
dependen menerima pelayanan yang diberikan 1. Responsiveness pilihan jawaban menggunakan
(variabel oleh perawat dan sesuai dengan apa ( tanggung jawab ) skala Likert
terikat): yang diharapkan pasien 2. Assurance 5 : Sangat Puas
4 : Puas
Kepuasan ( kepercayaan )
3 : Cukup Puas
pasien 3. Tangibles ( kenyataan ) 2 : Tidak Puas
1 : Sangat tidak puas
4. Empathy ( Empati )
dengan interpretasi hasil
5. Reliability ( keandalan )
1. Puas
Jika responden memperoleh
40 (mean)
2. Tidak puas
Jika responden memperoleh
40 (mean)
17
Motivasi Kekuatan mental yang berasal dari dalam
10 item pernyataan mengenaiKuesioner Nominal
Motivasi pasien dengan
pasien mendorong bertindak yang
sembuh motivasi sembuh meliputi pilihan jawaban dengan
bertujuan untuk kesembuhan pasien. menggunakan skala Likert
motivasi intrinsik, dan aspek
kesembuhan dalam Ryan 5 : Sangat setuju
2017: 4 : Setuju
18
4. Objek dan Sampel Penelitian
Populasi penelitian terdiri dari subjek yang memenuhi kriteria
penelitian.3 Penelitian ini merupakan seluruh pasien yang di rawat di ruang rawat
inap RSUD Bogor rata-rata pasien per bulan sejumlah 70 pasien.
1. Kriteria inclusion
2. Kriteria exclusion
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah total sampling yang
dimaksud total sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana seluruh
anggota populasi dijadikan sampel semua. 29 Penelitian ini dilakukan di R S U D
Kota Bogor Jl. Dr. Sumeru No.120 Menteng Bogor Barat, Kota Bogor, Jawa
Barat. Waktu penelitian dimulai dari penyusunan proposal sampai dengan sidang
proposal pada bulan November 2021 hingga penelitian akhir pada bulan
Desember 2021. Pengambilan data dilakukan mulai bulan November -
Desember 2021.
5. Pengolahan Data
Pengolahan data menggunakan aplikasi komputer seperti Excel, SPSS,
dan lainnya. Adapun tahapan pengolahan data :
Editing adalah pemeriksaan ulang pada data yang terhimpun. Hasil observasi
yang diperoleh dan data yang dikumpulkan melalui questionnaire perlu
disunting (edit) terlebih dahulu untuk pengecekan dan perbaikan formulir isian
atau questionnaire dari dua variabel.
Coding adalah data yang diperoleh dalam bentuk huruf diubah menjadi data
19
dalam bentuk angka dimana komunikasi terapeutik yaitu 1 untuk Komunikasi
yang terapeutik dan 2 untuk komunikasi yang tidak terapeutik. Untuk tingkat
kepuasan pasien angka 1 untuk puas dan 2 untuk tidak puas. Untuk penilaian
angka 1 dengan motivasi tinggi, angka 2 untuk motivasi rendah.
Tabulasi data adalah pengiriman data, sesuai dengan tujuan penelitian. Dimana
peneliti memasukkan data dari penelitian di lapangan dalam tabel.
Processing dilakukan bila seluruh kuesioner terisi semua dan benar, serta telah
diberikan kode untuk setiap jawaban responden pada kuesioner ke dalam
aplikasi pengolahan data di komputer.
Cleaning data pemeriksaan kembali pada data yang dientri, apakah telah sesuai
atau belum.30 Perlu adanya pemeriksaan ulang sehingga menurunkan terjadinya
salah kode, tidak lengkapnya isian dan kesalahan lainnya setelah itu pembetulan
atau koreksi dilakukan.
6. Analisis Data
a. Analisis univariate
b. Analisis Bivariate
20
BAB V
A. HASIL
Hasil penelitian yang dilakukan disajikan pada bab ini. Penelitian ini
dilakukan di ruang rawat inap R S U D Kota Bogor. Sajian data dalam penelitian
ini dilakukan secara univariate dan bivariate.
1. Analisa Univariate
a. Karakteristik Responden
(35,7%).
Usia Frekuensi %
22-25 Tahun 2 2,9
26-35 Tahun 6 8.6
36-45 Tahun 23 32,9
46-55 Tahun 14 20.0
56-65 Tahun 21 30.0
>65 Tahun 4 5,7
Total 70 100
21
persentase 5,7%, serta usia 22 sampai 25 tahun sejumlah 2 responden
Pendidikan Frekuensi %
SD 2 2.9
SMP 14 20.0
SMA 38 54.3
Perguruan Tinggi 16 22,9
Total 70 100
Berdasarkan tabel 5.3 didapatkan bahwa pendidikan responden sebagian besar SMA
responden (2 ,9%).
Berdasarkan tabel 5.4 dapat dilihat bahwa pekerjaan responden sebagian besar
lainnya sejumlah 28 responden (40,0%) pekerjaan Ibu Rumah Tangga sejumlah 16
responden (22,9%) pekerjaan karyawan swasta sejumlah 11 responden (15,7%)
pekerjaan wiraswasta sejumlah 8 responden (11,4%) pekerjaan PNS sejumlah 4
responden (5,7%) dan tidak bekerja sejumlah 3 responden (4,3%).
22
b. Komunikasi Terapeutik
Tabel 5.5 dapat dilihat hasilnya bahwa sebagian besar responden yang diberikan
komunikasi terapeutik sejumlah 43 responden (61,4%) dan responden yang diberikan
komunikasi tidak terapeutik sejumlah 27 responden (38,6%).
c. Kepuasan Pasien
Tabel 5.6 dapat dilihat bahwa hasilnya adalah sebagian besar responden
merasa puas sejumlah 46 responden (65.7%) dibandingkan dengan yang merasa tidak
d. Motivasi Pasien
Motivasi Frekuensi %
Motivasi Tinggi 41 58.6
Motivasi Rendah 29 41.4
Total 70 100
23
Tabel 5.7 dapat dilihat bahwa terdapat hasil sebagian besar responden
2. Analisis Bivariate
Analisis bivariate dilakukan untuk mengetahui hubungan antara
variabel independen dan variabel dependen, pengujian analisis bivariate
dengan menggunakan uji chi square.
a. Hubungan Komunikasi Terapeutik dengan Tingkat Kepuasan Pasien
2021.
24
No Komunikasi Motivasi Total % P OR
Terapeutik value
Tinggi % Rendah % (95%
CI)
1 Terapeutik 32 45.7 11 15.7 43 61.4 0,001 5.818
(2.029-
2 Tidak 9 12.9 18 25.7 27 38.6
16.682)
Terapeutik
Total 41 58.6 29 41.4 70 100
Tahun 2021.
A. PEMBAHASAN
1. Analisis univariate
a. Karakteristik Responden
jenis kelamin, usia, pendidikan, dan pekerjaan. Dari hasil penelitian yang
b. Komunikasi terapeutik pada pasien di ruang rawat inap RSUD Kota Bogor Tahun
2021
25
tidak terapeutik sejumlah 27 responden (38,6). %).
sedemikian rupa sampai tercipta sebuah komunikasi atau ikatan antara perawat
Kendon (2014), gerak tubuh seperti komunikasi adalah bentuk komunikasi non
pesan tertentu, yang dapat mengatur kata-kata, secara bersamaan dan dengan
ucapan.
Dari perkiraan tingkat kepuasan keluarga pasien terkait pelayanan yang ada
adalah adanya hubungan yang signifikan antara komunikasi perawat dan tingkat
kepuasan pasien ( p (0,04) < 0,05). Oleh karena itu dari penelitian tersebut dapat
perawat pada pasien dengan kepuasan pasien yang berada di ruang rawat inap. 11
terapeutik bisa dilangsungkan bukan hanya melalui verbal tapi juga non verbal
dengan fase pra interaksi, orientasi, fase kerja serta terminasi agar tujuan antara
c. Tingkat kepuasan pasien rawat inap di ruang rawat inap di R S U D Kota Bogor
26
tahun 2021
Dari analisa data yang telah dilakukan kepada 70 responden yang dirawat
di ruang rawat inap di R S U D Kota Bogor tahun 2021 didapatkan yaitu sebagian
Senang adalah perasaan senang yang dialami seseorang yang berasal dari
suatu kesenangan suatu kegiatan dan suatu produk dengan harapannya. tujuan
juga dapat dipahami sebagai perasaan puas, senang dan lega seseorang dalam
mengkonsumsi suatu produk atau jasa dengan menerima suatu pemberian jasa
yang sesuai dengan harapannya. Menurut Tjiptono (2014), kepuasan usaha berarti
Kotler dan Keller (2016), kepuasan adalah perasaan puas atau kecewa seseorang
akibat kinerja atau hasil suatu produk dengan perbandingan harapan. Jika kinerja
lebih rendah dari yang diharapkan, konsumen akan kecewa, dan jika sesuai
dengan yang diharapkan, konsumen akan merasa puas, menjangkau sebagai upaya
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Basri (2018) 15. Didapatkan hasil
dengan persentase 56,3%. Dengan nilai p 0,04 < 0,05, maka hasil penelitian ini
kepuasan pasien di ruang rawat inap.13 Berdasarkan teori tersebut maka peneliti
berasumsi pada pemahaman kepuasan pasien yaitu rasa puas atau kecewa yang
27
dirasakan oleh pasien ketika kinerja perawat atau fasilitas rumah sakit yang
kurang memadai dan tidak sesuai dengan harapan pasien. Oleh karena itu perlu
Dari hasil analisis yang telah dilakukan kepada 70 responden yang dirawat
di ruang rawat inap di R S U D Kota Bogor tahun 2021 didapatkan hasil bahwa
responden (41,4%).
gerakan, keadaan yang memotivasi, impuls yang muncul dalam diri seseorang,
perilaku yang di rangsangnya, dan ujung atau akhir dari tindakan atau tingkah
laku. Oleh karena itu, dapat juga dikatakan bahwa motivasi menciptakan suatu
dorongan, memberi daya gerak, atau membuat seseorang atau diri sendiri
memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai. Menurut Robbins dalam (Irvani dan
Fauzi, 2018) motivasi adalah suatu proses sebab (intensitas), arah (direction) dan
usaha yang terus menerus (persistent) oleh individu untuk mencapai suatu tujuan.
motivasi sembuh pada pasien diabetes mellitus diruang rawat inap rumah sakit
xx. Desain yang dipakai merupakan analytical observation serta cross sectional.
28
sejumlah 7 responden memperoleh komunikasi terapeutik yang kurang baik
terapeutik yang baik dan motivasi yang tinggi untuk sembuh. Sementara itu dari
(16,2) memiliki motivasi yang rendah. Didapatkan nilai p= 0,001 < 0,05 yang
dalam rangka mencapai suatu tujuan yang akan mewujudkan suatu perilaku yang
2. Analisis Bivariate
Dari hasil analisis yang telah dilakukan kepada 70 responden yang dirawat
di ruang rawat inap R S U D Kota Bogor tahun 2021 hubungan antara komunikasi
merasa puas sejumlah 35 responden (50,0%) dan nilai p = 0,001 oleh karena itu
perorangan antara pasien dan tenaga kesehatan, oleh karena itu dalam komunikasi
antar perawat dan pasien keduanya akan memperoleh pemahaman bersama dalam
29
memiliki beberapa tahapan dimana komunikasi terapeutik dilakukan bisa
membuat pasien serta keluarga pasien merasa puas akan pelayanan yang
Instrumen yang dipakai kuesioner. Hasil analisis memakai Chi square. Hasil
perawat pada pasien tidak efektif yaitu 34 responden dengan persentase 72,3%.
Rumah Sakit diperoleh sebagian besar pasien tidak puas sejumlah 54 responden
dengan persentase 56,3%. Dengan nilai p 0,04 < 0,05, hasil ini maka didapatkan
pasien. 15
dan efektif dapat memperoleh kepuasan bagi pasien yang tengah dirawat yaitu
dengan cara tata cara perawat dalam memberikan informasi kepada pasien
maupun keluarga pasien secara jelas dan komunikatif dan tanggap terhadap
keluhan - keluhan dari pasien dimana dalam kondisi ini perawat cepat dalam
Dari hasil analisis yang telah dilakukan kepada 70 responden yang dirawat
30
di ruang rawat inap hubungan antara komunikasi terapeutik dengan motivasi
sejumlah 32 responden ( 45,7%) dan ditemukan nilai p = 0,001 oleh karena itu
bisa dikatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara komunikasi terapeutik
perorangan antara pasien dan tenaga kesehatan, oleh karena itu dalam komunikasi
antar perawat dan pasien keduanya akan memperoleh pemahaman bersama dalam
dalam diri seseorang, sebuah keadaan yang mendorong, perilaku atau sikap yang
Motivasi dapat dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu faktor dari luar atau eksternal dan
verbal, dukungan atau sikap nyata yang diberikan oleh kedekatan sosial atau
31
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Reno (2021)43 melakukan
pada pasien diabetes mellitus. Desain yang dipakai adalah analytical observation
terapeutik yang kurang baik yaitu dengan persentase 18,9%. Dari 30 responden
yang tinggi untuk sembuh. Sementara itu dari 7 responden yang memperoleh
rendah. Diperoleh nilai p 0,001 < 0,05 yang berarti Ha diterima dan Ho ditolak.
tetapi tidak memilih untuk mengobati diri sendiri. Rintangan ini ada karena
semangat dan dukungan serta informasi merupakan cara yang tepat dan efektif
bagi pasien untuk menghadapi kondisi dan dapat berubah untuk meningkatkan
kesehatan pasien. Motivasi untuk penyembuhan yang dilakukan dari dalam diri
pasien.
32
BAB VI
A. Kesimpulan
1. Hasil berdasarkan penelitian diatas maka dapat dikatakan bahwa penelitian ini
terapeutik.
3. Tingkat kepuasan pasien di ruang rawat inap R S U D Kota Bogor tahun 2021
4. Motivasi pasien untuk sembuh di ruang rawat inap R S U D Kota Bogor tahun
B. Saran
1. Harapan hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan untuk pelatihan
33
komunikasi terapeutik. Untuk meningkatkan agar tetap mempertahankan
kegiatan pengawasan yang dilakukan secara berkala setiap hari dan berjenjang
untuk menilai komunikasi perawat dan evaluasi jumlah tenaga perawat saat ini,
guna memberikan motivasi kepada para perawat ruang rawat inap kelas tiga R S
U D Kota Bogor.
pasien.
pada pasien yang berada di ruangan yang lebih luas, atau lebih baik untuk para
34
DAFTAR PUSTAKA
ix
sembuh pada pasien diabetes mellitus di ruang rawat inap rumah sakit xx.
jurnal ilmiah kesahatan rustida. 2021
14. Prabowo E. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Nuha Medika; 2014.
15. Potter PA, Perry AG, Stockert PA, Hall AmM. Fundamentals of Nursing. Vol. 81,
Elsevier. Elsevier Health Sciences; 2017. 2092 p.
x
Berpengaruh terhadap Kecemasan dan Motivasi Sembuh Pasien Covid-19. J
Keperawatan. 2021;13(3):665–82.
29. Notoatmodjo S. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2018.
30. Sugiyono. Metode Penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta;
2018.
31. Masturoh I, Anggita NT. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: BPPSDM
Kemkes; 2018. 1–307 p.
xi