PROPOSAL SKRIPSI
OLEH
SUMARTI
NIM : 201703011
JURUSAN KEPANDITAAN
2021
POLA KOMUNIKASI PENGURUS VIHARA DALAM MEWUJUDKAN
PROPOSAL SKRIPSI
OLEH:
SUMARTI
201703011
JURUSAN KEPANDITAAN
TAHUN 2021
ii
PERSETUJUAN
vajra bumu padma kumara dusun semanding)” ini telah disetujui oleh
pembimbing untuk diuji di hadapan tim penguji proposal skripsi sekolah tinggi
Wonogori, 2021
Pembimbing 1 Pembimbing 2
iii
PERNYATAAN KEASLIAN
Nama : Sumarti
NIM : 201703011
Jurusan : Kepanditaan
Studi Kasus Tunggal Vihara Vajra Bumi Padma Kumara) ini benar-benar
merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan di cantumkan dalam daftar pustaka.
Tanda tangan dosen penguji yang tertera dalam halaman pengesahan adalah asli.
Jika tidak asli, saya siap menerima sanksi ditunda yudisium pada periode
berikutnya.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil dari
SUMARTI
201703011
iv
PENGESAHAN
Proposal skripsi ini telah di pertahankan di depan tim penguji skripsi Program
Studi Kepanditaan Buddha Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri (STABN)
Raden Wijaya Wonogiri Jawa Tengah.
Hari : Senin
Tanggal : 21 juni 2021
v
MOTTO
“ Musuh yang paling berbahaya di atas dunia ini adalah penakut dan bimbang.
Teman yang paling setia, hanyalah keberanian dan keyakinan yang teguh.”
Andrew Jackson
vi
PESEMBAHAN
1. Bapak marsudi dan Ibu Tuyem atas doa dan dukungan nya serta
pengorbanan yang tiada batas dan kasih sayang yang tak tebatas pula.
dan ketulusan.
5. Teman-teman STAB
6. Almamater tercinta
vii
KATA PENGANTAR
Namo Buddhaya
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
proposal skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, maka pada
1. Prof. Dr. Hesty Sadtyadi, S.E.,M.Si. selaku ketua Sekolah Tinggi Agama
proposal skripsi.
2. Ibu Sukarti, M.Pd.B. selaku ketua Program Studi Kepanditaan Buddha dan
segenap bapak ibu dosen yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat.
skripsi.
melakukan penelitian.
5. Kepada kedua orang tua yang telah mendukung dan memberikan motivasi.
viii
Semoga penelitian ini bermanfaat bagi semua pihak. Penulis menyadari
bahwa penelitian ini masih terdapat banyak kekurangan baik dalam penulisan tata
Bahasa maupun isi yang tertuang didalamnya. Demi kesempurnaan penelitian ini ,
Sumarti
Nim : 201703011
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL......................................................................................... i
HALAMAN JUDUL.............................................................................................ii
HALAMAN PERSETUJUAN..............................................................................iii
HALAMAN PERNYATAAN...............................................................................iv
HALAMAN PENGESAHAN ..............................................................................v
MOTTO.................................................................................................................vi
PERSEMBAHAN.................................................................................................vii
ABSRTAK..........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.......................................................................1
B. Identifikasi Masalah..............................................................................5
C. Pembatasan Masalah ............................................................................6
D. Rumusan Masalah ................................................................................6
E. Tujuan Penelitian .................................................................................6
F. Manfaat Penelitian ................................................................................6
1. Manfaat Teoritis ...............................................................................6
2. Manfaat Praktis ................................................................................7
x
C. Sumber Data .........................................................................................25
D. Teknik Pengumpulan Data....................................................................26
E. Teknik Analisa Data..............................................................................28
F. Keabsahan Data.....................................................................................30
G. Metode Analisa Data............................................................................32
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR BAGAN
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
agama, rumah ibadah juga sebagai tempat penyiaran agama dan tempat
beribadah diharapkan dapat memberikan dorongan yang kuat dan terarah bagi
baik. Disamping itu rumah ibadah juga mencakup arti membina keseimbangan
kualitas hidup umat manusia dalam kehidupannya di dunia dan akhirat kelak.
ibadah didirikan untuk memberikan pelayanan yang baik dan tertib bagi
tempat penyiaran agama dan menjadi tempat memberikan dorongan positif kepada
umatnya, agar kehidupan spiritual keagamaan bagi pemeluk agama menjadi lebih
baik.
bagi umat buddha. Biasanya di dalam Vihara – Vihara besar terdapat tempat –
1
2
Kuti merupakan tempat tinggal para bhiku dan bhikuni. Selain sebagai tempat
puja bakti vihara juga sebagai tempat pembabaran dhamma, penghayatan dan
keagamaan yang diharapkan dapat meningkatkan moral dan budi pekerti luhur
dalam kehidupan beragama bagi umat buddha serta mendidik dan menimbulkan
kesadaran dalam mendalami dhamma. Vihara juga sebagai pusat informasi umat
buddha.
Seiring dengan kemajuan jaman dan teknologi, minat para umat menjadi
buddha. Seperti yang terjadi di masa sekarang ini akibat virus covid-19 sangatlah
mempengaruhi para umat untuk pergi ke vihara. Dan himbauan dari pemerintah
juga membuat umat buddha jarang ke vihara karena harus mematuhi protokol
rumah saja. Hal tersebut sangatlah membuat tempat ibadah menjadi kurang
berfungsi dalam masyarakat buddha. Dalam hal ini pengurus vihara belum
covid 19 ini.
yang luhur dalam kehidupan bergama, umat buddha juga kurang akan kesadaran
dalam berpujabakti. Jumlah umat yang relatif berkurang juga mengurangi rasa
semangat untuk pergi dan melakukan kegiatan di vihara. Vihara yang berdiri di
tahun 2001 dengan jumlah umat 102 orang yang terdiri dari 30 KK. Dan saat ini
3
masih 93 0rang dengan jumlah KK 28. Berkurangnya umat buddha ini rata-rata
vihara juga menimbulkan rasa malas. Wabah covid-19 membuat banyak kegiatan
tidak luput juga dari peran pengurus Vihara dalam mengelola tempat ibadah
Vihara Vajra Bumi Padma Kumara dusun Semanding. Di Vihara Vajra Bumi
Padma Kumara dusun Semanding tidak ada seorang pandita sehingga umat
buddha di dusun semanding ini melaksanakan puja bakti dengan sangat sederhana
yang hanya di pimpin oleh pengurus Vihara saja. Dari hasil wawancara pada
dusun Semanding kurang SDM pandita dan penyuluh. Begitu juga dengan pola
kelurahan Candigaron, hanya ada satu pandita saja, yaitu pandita Murdiyono.
Umur beliau yang sudah lansia membuat beliau tidak aktif lagi untuk berkunjung
dari satu vihara ke vihara yang lain. Kurangnya pemanfaatan dalam penggunaan
teknologi sehingga komunikasi antara pandita dan pengurus vihara juga tidak
vihara tersebut. selain itu, jarak penyuluh yang terlalu jauh dengan Dusun
Semanding juga membuat penyuluh hanya bisa berkunjung 1 bulan 1 kali itupun
kalau cuaca dan keadaan mendukung.. jarak penyuluh dari Bedono ke semanding
4
kurang lebih 1 jam. Kurangnya SDM (sumber daya manusia) pada pandita dan
ini kegiatan puja bakti di batasi dan harus mematuhi peraturan protokol kesehatan.
penting vihara tersebut. Seperti contoh di Vihara Vajra Bumi Padma Kumara ini
Anak-anak sekolah minggu vihara Vajra bumi Padma kumara ini ikut bergabung
menari, fangsen dan lain-lain. Sehingga sangat sulit bagi anak-anak usia dini
untuk memperkenalkan sutra dan mantra dari vihara sendiri. Pada awalnya
sekolah minggu di Vihara Vajra Bumi Padma Kumara berjalan dengan apa adanya
meskipun dengan jumlah siswa yang sangat minim. Anak-anak sekolah minggu
dengan di pimpin oleh seorang guru sekolah minggu buddhis. Setelah melakukan
puja bakti biasanya anak-anak yang sudah memasuki bangku SMP mengajarkan
adik-adiknya untuk membaca mantra dan sutra serta mengajarkan mereka mudra-
mereka yang semakin bertambah ( memasuki bangku SMA), waktu mereka untuk
pergi ke Vihara menjadi berkurang bahkan nyaris tidak ada. Semenjak itu
5
kegiatan sekolah minggu di Vihara Vajra Bumi Padma Kumara ikut bergabung
antara pengurus dengan umat dapat dilakukan misalnya setelah pujabakti selesai
Vihara tersebut perlu adanya kerjasama yang baik antara pengurus vihara dan
baik maka harus diadakan rapat antara pengurus vihara dan umat buddha.
B. Identifikasi Masalah
C. Pembatasan Masalah
umat Buddha di masa pandemi covid-19 di Vihara Vajra Bumi Padma Kumara
Semarang.”
D. Rumusan Masalah
pandemi covid-19?
19?
E. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan bisa dijadikan sebagai referensi atau bahan
2. Manfaat Praktis
b. Bagi pengurus vihara jadi tahu apa kekurangan dan kebutuhan umatnya.
LANDASAN TEORI
A. Landasan Teori
1. Pola Komunikasi
manusia dapat saling berhubungan satu sama lain baik dalam kehidupan
berasal dari kata communis berarti sama. Sama disini artiya adalah “sama
a. Ada gagasan yang ingin disampaikan oleh pemberi, dalam hal konselor
8
9
tentang sesuatu hal, baik yang menyangkut alam (natural) atau sosial
saling berinteraksi. Hal ini merupakan suatu hakekat bahwa sebagian besar
pribadi manusia terbentuk dari hasil interaksi sosial dengan sesama dalam
yang terdiri dari pengurus vihara dan umat nya. Diantara pengurus dan umat
harus ada komunikasi dua arah untuk itu diperlukan adanya kejasama yang
10
diharapkan untuk mencapai apa yang sedang direncanakan, baik dalam acara
dan umatnya sangat lah penting dalam memajukan tempat ibadah. Dengan
banyak yang tidak ada waktu karena pekerjaan. Para umat hanya
terbuka dengan umat tentang keadaan yang ada dalam lingkup vihara
tersebut.
Suatu komunikasi juga dapat dikatakan formal ketika komunikasi antara dua
11
orang atau lebih yang ada pada suatu organisasi dilakukan berdasrkan prinsip-
proses komunikasi yang berada di antara yang formal atau resmi dengan yang
tidak resmi atau informal. Komunikasi jenis ini biasanya berupa komunikasi
(http://walmondtan.wordpress.com/2011/11/24/pengertian-pengawasan/)
sesama. Kebanyakan dari masyarakat terutama kaum muda mudi lebih fokus
dan diterima oleh orang yang lain atau sekelompok orang dengan efek dan
terjadi kontak langsung dalam bentuk percakapan. Komunikasi jenis ini bisa
dilakukan melalui media seperti telepon. Ciri khas dari komunikasi antar
12
pribadi adalah sifatnya yang dua arah atau timbal balik (two ways
fasial, jarak fisik, perilaku paralinguistik yang sangat menentukan jarak sosial
yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal
satu sama lainya, dan memandang mereka bagian dari kelompok tersebut
atau tiga orang bahkan lebih. Kelompok memiliki hubungan yang intensif di
bentuk karakteristik yang khas dan melekat pada kelompok itu. Kelompok
yang baik adalah kelompok yang dapat mengatur sirkulasi tatap muka yang
intensif diantara anggota kelompok, serta tatap muka itu akan mengatur
Bungin: 266-267)
kelompok akan bertahan lama apabila dapat memberi kepastian bahwa tujuan
(Sendjaja ,2002:3.5), yaitu interaksi, waktu, ukuran dan tujuan. (1) interaksi
interaksi inilah, kita dapat melihat perbedaan antara kelompok dan istilah
yang disebut dengan coact. Coact adalah sekumpulan orang yang secara
serentak terikat dalam aktifitas yang sama namun tanpa komunikasi satu sama
pesan dengandosen atau rekan mahasiswa yang lain. (2) sekumpulan orang
yang berinteraksi untuk jangka waktu yang singkat, tidak dapat digolongkan
yang panjang, karena dengan ini akan dimiliki karakteristik atau ciri yang
tidak dipunyai oleh kumpulan yang bersifat sementara. (3) ukuran atau
jumlah partisipan dalam komunikasi kelompok. Tidak ada ukuran yang pasti
mengenai jumlah anggota dalam suatu kelompok. (4) elemen terakhir adalah
bersekte theravada sehingga Vihara Vajra Bumi Padma kumara ini lebih
Lamuk yaitu vihara Vajra Bumi Satya Dharma Virya. Letak vihara tersebut
waisak misalnya dan acara-acara lain dalam memperingati hari besar Agama
sekte.
4. Komunikasi Organisasi
15
Jumlah anggota organisasi bervariasi dari tiga atau empat sampai dengan
namun juga memiliki tujuan-tujuan yang spesifik yang dimiliki oleh orang-
orang dalam organisasi itu. Dan untuk mencapai tujuan, organisasi membuat
antar manusia yang saling bergantung satu sama lainya dalam konteks
organisasi.
yang memiliki tugas masing-masing serta saling berkaitan satu sama lain
sebagai suatu sistem tentu memerlukan komunikasi yang baik agar kinerja
dapat tercapai.
16
Organisasi sendiri merupakan suatu unit sosial yang terdiri atas organ-
saling berhubungan dan berkaitan satu sama lain guna mencapi suatu tujuan
com/komunikasi-organisasi
keseluruhan tabiat dan sifat seseorang yang tercermin dalam ucapan dan
dalam tabiat dan sifat tersebut merupakan pencerminan pula dari kepri-badian
a. Faktor Genetik, yaitu sifat- sifat yang dibawanya sejak lahir dan yang
https://media.neliti.com/media/publications/77643-ID-komunikasi-
dalam-organisasi.pdf
5. Hambatan Komunikasi
17
berkaitan dengan fisik atau badan seseorang misalnya tuna rungu atau orang
antara lain gunakan umpan balik; pahami perbedaan individu dengan baik;
tercapai tujuan yang sesuai, termasuk disini adalah komunikasi umat dengan
tokoh agama di Vihara Vajra Bumi Padma Kumara Dusun semanding, Desa
6. Tujuan Komunikasi
dengan rantai komando atau hubungan tugas dan tanggung jawab yang
penting karena tanpa komunikasi yang baik tidak akan pernah terbentuk
hubungan yang baik antara pengurus dengan umatnya. Bertutur kata yang
baik dan bersikap sopan dan ramah kepada umatnya sangatlah diperlukan
juga membentuk dan menjaga hubungan yang penuh arti, salah satu
kemauannya.
19
7. Vihara
Vihara adalah rumah ibadah bagi agama buddha, bisa juga dinamakan
kuil. orang awam banyak yang menganggap vihara dan kelenteng sama saja
yaitu sama-sama tempat atau rumah ibadah.’’ Sejarah vihara itu diawali tahun
1955. Saat itu , Bhikku Ashin Jinarakkhita memimpin perayaan waisak 2549
di candi Borobudur. Semasa dengan itu, ada hartawan dari semarang , Goei
Jinarakkhita. Goei Thwan Ling pun menghibhakan sebagian tanah nya untuk
semarang. Cikal bakal vihara itu adalah gedung vihara Avalokitesvara atau
Dharmasala.
berkurang. Terlebih di masa pandemi saat ini. Yang awalnya vihara sebagai
tempat komunikasi antar umat buddha akibat pandemi ini berdampak kepada
umat buddha agar tetap melakukan pujabakti dirumah saja. Kegiatan yang
Pelepasan satva yang dilakukan setiap satu tahun sekali sebagai salah satu
pemicu semangat umat buddha bahkan tidak di adakan di masa pandemi ini.
Kegiatan pujabakti juga di hentikan karena harus mematuhi surat edaran dari
21
kemeterian kesehatan.
22
8. Pusat Pelayanan
Davis dalam Fandy Tjiptono, kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang
kepada umatnya.
9. Umat Buddha
Setiap agama mempunyai ritual yang disebut ibadah, sebagai sarana manusia
dianut melahirkan berbagai perilaku sosial yakni perilaku yang tumbuh dan
menjalankan peraturan sila dan vinaya, melepaskan diri dari segala bentuk
pabbajita atau pertapaan merupakan sebuah tekad untuk bebas dari semua
menjalankan sila dan vinaya. Melatih diri dengan menjalankan sila dan
vinaya dapat mendukung tujuan akhir yaitu nibbana. Buddha bersabda dalam
menunjukkan jalan “(dh. 276). Buddha hanya menunjukan jalan kepada kita
penderitaan.
melaksanakan prinsip-prinsip moral bagi umat yang awam dan mereka hidup
dalam ajaran buddha dikenal sebagai latihan sila. Sila berasal dari bahasa pali
yang memiliki arti sikap atau perilaku yang baik yang digunakan untuk
mengendalikan diri dari perbuatan dan ucapan yang tidak terpuji. Sila ini
disebut dengan pancasila yang menjadi prinsip moral yang harus dijalankan
24
oleh perumah tangga dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini bertujuan untuk
B. Penelitian Relevan
penelitian yang akan diteliti yaitu di Vihara Vajra Bumi Padma Kumara
Semarang.
2. Rika Zulaika, 2010 dalam judul “ Pola Komunikasi Interpersonal Orang Tua
pola komunikasi antara pengurus vihara dengan umat nya. Metode penelitian
C. Kerangka Berpikir
kelompok. komunikasi yang baik dapat terjadi jika ada kerjasama yang baik antar
individu yang satu dengan individu yang lain, atau kelompok yang satu dengan
Pengurus
Pola Komunikasi:
Antar Pribadi
Antar Kelompok
Antar Organisasi
Hambatan:
Usia, Jarak, SDM, dan Regulasi
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi
adalah sebagai instrumen kunci, analisa data bersifat induktif, dan hasil penelitian
Penelitian kasus adalah suatu proses pengumpulan data dan informasi secara
social setting (latar sosial), atau kelompok dengan menggunakan berbagai metode
dan teknik serta banyak sumber informasi untuk memahami secara efektif
bagaimana orang, kejadian, latar alami (social setting) itu beroperasi atau
1. Tahap deskripsi atau tahap orientasi, di tahap ini peneliti mendeskripsikan apa
3. Tahap seleksi, pada tahap ini peneliti menguraikan fokus yang telah
23
tentang fokus masalah. Hasilnya adalah tema yang dikonstruksikan berdasarkan data yang
diperoleh menjadi suatu pengetahuan, hipotesis, bahkan teori baru (Gunawan, 2015: 107).
Penelitian ini akan disajikan data-data yang mendiskripsikan dan menganalisa tentang
kegiatan yang terjadi di Vihara Vajra Bumi Padma Kumara Dusun Semanding, Desa
1. Tempat Penelitian
Sesuai dengan judul Penelitian maka tempat yang akan penulis jadikan lokasi
Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Adapun penelitian akan dilaksanakan pada bulan
2. Waktu Penelitian
mulai dari kegiatan pra-survei ke tempat penelitian sampai dengan seminar laporan hasil
sebagai berikut:
24
Table 1
Matrik Jadwal Penelitian
C. Sumber Data
Dalam penelitian kualitatif, data yang dikumpulkan berupa data deskriptif, misalnya
dokumen pribadi, catatan lapangan, tindakan responden, dokumen, dan lain-lain (Prastowo,
2014: 43). Dalam penelitian ini data diperoleh dari hasil pengamatan secara langsung
pelaksanaan aktivitas dan respon umat Buddha di Dusun Semanding, selain itu peneliti juga
melakukan penggalian data melalui wawancara dengan informan yang terdiri dari data
informan primer untuk melengkapi data. Data primer berupa kata-kata diperoleh dari
wawancara dengan para informan yang telah ditentukan yang meliputi berbagai hal yang
berkaitan dengan pola komunikasi pengurus Vihara dalam mewujudkan pusat pelayanan umat
Buddha dimasa pandemi Covid-19. Subyek primer penelitian adalah pengurus Vihara Vajra
Bumi Padma Kumara dan umat nya yang berkontribusi langsung terhadap perkembangan
pola komunikasi dan kemajuan vihara tersebut sehingga menghasilkan informasi yang akurat.
Prinsip pengumpulan data penelitian kualitatif menurut Gunawan (2015: 142), adalah 1)
menggunakan multi sumber bukti, menggunakan banyak informan dan memerhatikan sumber-
25
sumber bukti lain; 2) menciptakan data dasar studi kasus, mengorganisir dan mengkoordinasikan
data yang telah terkumpul, biasanya studi kasus memakan waktu yang cukup lama dan data
diperolahnya pun cukup banyak sehingga perlu dilakukan pengorganisasian data, supaya data
yang terkumpul tidak hilang saat dibutuhkan nanti; dan 3) memelihara rangkaian bukti, tujuan
agar bisa ditelusuri dari bukti-bukti yang ada, berkenaan dengan studi kasus yang sedang
Dalam observasi ini (partisipatif), peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang
sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil melakukan
pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data, dan ikut merasakan
suka dukanya. Dengan observasi partisipan ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap,
tajam, dan sampai mengetahui pada tinggkat makna dari setiap perilaku yang nampak (Sugiyono,
2013: 64).
Dalam rangka memperoleh data penelitian selain melakukan observasi partisipan, juga
73), bahwa wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau
pengumpul data telah mengetahui tentang informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu
dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan penelitian berupa pertanyaan-
pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun telah disiapkan. Dengan wawancara
terstruktur ini pula, pengumpul data dapat menggunakan beberapa pewawancara sebagai data.
penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang akan dipaparkan kepada orang lain
Proses analisa data dilakukan dalam tiga tahap, seperti dijelaskan dalam Sugiyono (2013:
90), yaitu: 1) analisa data sebelum di lapangan; 2) analisa data selama dilapangan model Miles
and Huberman; dan 3) analisa data selama di lapangan model Spradley. Dalam analisa data
sebelum di lapangan, peneliti telah melakukan analisa data sebelum peneliti memasuki lapangan.
26
Analisa dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan, atau data sekunder yang akan
Analisa selama di lapangan dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung dan
setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Miles and Huberman (1984) dalam
Sugiyono (2013: 91), mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan
secara interaktif dan berlangsung terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh.
Aktivitas dalam analisa data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion
drawing/verification. Reduksi data dilakukan dengan merangkum dari semua data yang berhasil
dikumpulkan, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema
dan polanya. Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data.
Penyajian data dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchar
dan sejenisnya. Miles and Huberman (1984) dalam Sugiyono (2013: 95), menyatakan “the most
frequant form of disply data for qualitative research data in the past has been marrative tex”.
Yang paling penting sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah
Langkah ke tiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles and Huberman dalam
Sugiyono (2013:99) adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang
dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti kuat
yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang
dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti
kesimpulan yang kredibel. Dengan demikian kesimpulan yang dikemukakan dapat menjawab
Dalam penelitian ini data yang sudah terkumpul akan dilakukan pemilahan terhadap data
yang terkumpul tersebut. Pemilahan data dimaksudkan untuk memisahkan data yang diperlukan
dalam penelitian dan data yang kurang begitu diperlukan dalam penelitian. Selanjutnya peneliti
akan menyajikan data yang sudah dipilah tersebut ke dalam sebuah rangkuman yang berbentuk
uraian ataupun dalam bentuk bagan hasil wawancara dengan informan. Selanjutnya peneliti akan
27
melakukan penarikan kesimpulan dengan berdasarkan hasil analisa berdasarkan teori-teori dan
daripada rumusan masalah yang disajikan pada Bab I dari penelitian ini.
F. Keabsahan Data
Keabsahan data merupakan hal yang sangat pentinghal ini sangat mendukung dalam
menentukan penelitian. Uji keabsahan data meliputi uji credibility (validitas interbal),
dalam penelitian, triangulasi, bahan referensi, analisa kasus negatif, dan member check;
a. Perpanjangan pengamatan
berulang-ulang tidak hanya sekali, sehingga antara peneliti dan nara sumber terjalin
hubungan yang akrab, dan saling mempercayai sehingga kewajaran dalam penelitian.
kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis.
c. Triangulasi
Peneliti melakukan triangulasi sumber dan triangulasi teknik pengumpulan data dan
waktu.
d. Bahan referensi
Bahan referansi adalah adanya pendukung untuk membuktikan data yang telah
ditemukan oleh peneliti, yang meliputi foto, kamera, hasil rekaman dan dokumen-dokumen.
Peneliti melakukan analisa kasus negatif dengan mencari data yang berbeda atau
bertentangan dengan temuan, berarti data yang ditemukan sudah dapat dipercaya.
f. Member check
28
Member check adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada
pemberi data, tujuannya adalah untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai
dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Apabila data yang ditemukan disepakati oleh
g. Uji transferability,
Peneliti dalam membuat laporan hasil penelitian harus memberikan uraian yang rinci,
jelas, sistematis, dan dapat dipercaya, dengan demikian maka pembaca menjadi jelas atas
hasil penelitian tersebut dan dapat memutuskan dapat atau tidaknya untuk mengaplikasikan
h. Uji dependability
tersebut, dalam uji ini peneliti melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian;
i. Uji konfirmability
denga proses penelitian yang dilakukan sehingga penelitian tersebut telah memenuhi standar
konfirmability.
Model analisis data yang digunakan dalam penelitian ini ialah teknik analisis data
kualitatif. Ketiga kegiatan dalam analisis data kualitatif yang dilakukan oleh penulis pada
1. Pengumpulan Data
Penulis menggunakan reduksi data untuk memilih data – data yang mudah terkumpul
sesuai dengan fokus penelitian. Data yang diperoleh dari hasil pengamatan dan
wawancarayang sudah terkumpul direduksi atau dipilih kembali dengan tujuan agar
memperoleh data yang memberikan gambaran yang lebih tajam tentang hasil pengamatan
dan wawancara serta mempermudah penulis untuk mencarinya sewaktu – waktu diperlukan.
Proses pemilihan data setelah observasi dan wawancara yang didapatkan penulis.
2. Pengolahan Data
29
Penyajian data adalah sekumpulan informasi yang tersusun yang memberikan
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian data dapat
penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan agar sajian data tidak menyimpang dari
pokok permasalahan. Data yang disajikan sesuai dengan apa yang diteliti, maksudnya hanya
Kesimpulan atau verifikasi data didasarkan pada reduksi dan sajian data yang
merupakan jawaban atas masalah yang diangkat dalam penelitian. Penarikan kesimpulan
harus didasarkan pada semua data yang diperoleh dalam kegiatan penelitian dan dapat
Kesimpulan dari data – data yang sudah terkumpul untuk dijadikan bahan
Reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi sebagai
sesuatu yang saling berhubungan pada saat, selama, dan sesudah pengumpulan data.
Komponen alur dalam analisis data menurut (Miles dan Huberman 1992:20) dapat
Pengumpulan Data
30
Daftar Pustaka
Kencana 2008.
Mustuhu, Metode Penelitian Agama Teoristis dan Praktis : Jakarta : Raja Grapindo Persada, 2006,
hal,127.
Dhammapada ( The Word Of The Doctrine). Terjemahan Norman, K.R. Warsito, Agariya Vinaya,
Sangsi dan Implementasinya Bagi Umat Buddha ( Tangerang Banten : STABN SRIWIJAYA, 2016),
H.3.
Bumi Aksara
Asnawati.(2004). Fungsi Sosial Rumah Ibadah dari Berbagai Agama dalam perspektif Kerukunan
Umat Beragama, ( Jakarta: Badan Litbang dan Diklat Keagamaan, Departemen Agama RI,hal 38-
39).
(kabupaten semarang dalam angka 2021:hal 5,badan pusat statistik kabupaten semarang).
SUMBER WAWANCARA
31
Sulasih (2021, 10 april). Wawancara pribadi
SUMBER INTERNET
.https://pakarkomunikasi. com/komunikasi-organisasi
(http://walmondtan.wordpress.com/2011/11/24/pengertian-pengawasan/)
https://media.neliti.com/media/publications/77643 -ID-komunikasi-dalamorganisasi.pdf
32