Anda di halaman 1dari 36

SEMINAR KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PRAKONSEPSI PADA NY. S USIA 22 TAHUN


DI KLINIK OMEGA TIGARAKSA
TAHUN 2022

Nama : Mayang Fajar Dwiwana

NPM : 07210400007

PROGAM STUDI PENDIDIKAN KEBIDANAN

PROGRAM SARJANA TERAPAN DEPARTEMEN KEBIDANAN

UNIVERSITAS INDONESIA MAJU

2022
LEMBAR PERSETUJUAN
ASUHAN KEBIDANAN PRAKONSEPSI PADA NY. S USIA 22 TAHUN
DI KLINIK OMEGA TIGARAKSA
TAHUN 2022

Oleh:

NAMA : Mayang Fajar Dwiwana


NPM : 07210400007

Telah dilakukan pembimbingan dan dinyatakan layak untuk dipresentasikan di hadapan


tim penguji.

02 Februari 2022

Mengetahui,

Dosen Pembimbing

(Ghaida Khusnul Pangestu, S.Tr.Keb, M.Keb)


LEMBAR PENGESAHAN
SEMINAR KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PRAKONSEPSI PADA NY. S USIA 22 TAHUN
DI KLINIK OMEGA TIGARAKSA
TAHUN 2022

Oleh :

Nama : Mayang Fajar Dwiwana


NPM : 07210400007

Telah dipresentasikan pada tanggal 26 Februari 2022 dihadapan tim penguji Program
Studi Kebidanan Program Sarjana Terapan Universitas Indonesia Maju

26 Februari 2022
Mengesahkan,
Dosen Penguji Responsi

(Shinta Mona Lisca, S.ST, MKM)


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan studi kasus dengan judul
“Asuhan Kebidanan Prrakonsepsi pada Ny. S dan Tn. A Di Klinik Omega Tigaraksa”. Oleh
karena itu, melalui kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Drs. H. Jakub Chatib sebagai Ketua Yayasan Indonesia Maju


2. Dr. Dr. Dr. H. M. Hafizurrachman, MPH sebagai Pembina Yayasan Indonesia Maju
3. Dr. Astrid Novita, SKM, MKM selaku Pjs. Rektor Universitas Indonesia Maju
4. Susaldi, S.ST, M. Biomed selaku Pjs. Wakil Rektor 1 Bidang Akademik & Inovasi
Universitas Indonesia Maju
5. Dr. Rindu, SKM, M. Kes selaku Pjs. Wakil Rektor 2 Bidang Sumber Daya &
Keuangan Akademik & Inovasi Universitas Indonesia Maju
6. Hidayani, Am Keb, SKM, MKM selaku Kepala Departemen Kebidanan Universitas
Indonesia Maju
7. Retno Sugesti, S.ST, M. Kes sebagai koordinator Program Studi Kebidanan Program
Sarjana Terapan Universitas Indonesia Maju
8. Ghaida Khusnul Pangestu, S.Tr.Keb, M. Keb selaku dosen pembimbing praktik
kespro yang senantiasa mendampingi penulis, serta berkenan untuk memberikan
pengarahan serta dukungan dalam membimbing penyusunan laporan ini
9. Shinta Mona Lisca, S.ST, MKM selaku dosen penguji responsi praktik kespro
kelompok 4 kelas B
10. Hani Rosiana, S.ST, MKM selaku penguji CI praktik kespro kelompok 4 kelas B
11. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan
Departemen Kebidanan Universitas Indonesia Maju yang telah memberikan ilmu
pengetahuan, mengarahkan dan membimbing penulis selama mengikuti proses
pendidikan
12. Seluruh teman-teman kelompok yang senantiasa memberikan motivasi dan semangat
sehingga laporan ini terselesaikan dengan baik
Penyusunan studi kasus ini masih banyak sekali kekurangan dan kelemahan dan juga
terdapat hambatan dan rintangan dalam penyusunan, tetapi bukan merupakan suatu halangan
bagi penulis, bahkan menjadi suatu tantangan sekaligus pelajaran dan pengalaman untuk

i
menambah wawasan dan percaya diri. Maka dari itu kritik dan saran dari berbagai pihak yang
bersifat membangun sangat diharapkan.
Akhir kata semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan yang berlimpah atas
segala sesuatu yang telah penulis upayakan dalam pembuatan studi kasus ini. Amin.

Tangerang, 02 Februari 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN.......................................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN........................................................................................................
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2 Tujuan................................................................................................................................3
1.3 Manfaat..............................................................................................................................3
BAB II TINJAUAN TEORI.....................................................................................................4
2.1 Pengertian Prakonsepsi.....................................................................................................4
2.2 Pengertian Kehamilan.......................................................................................................4
2.3 Hal yang Diperlukan dalam Persiapan Kehamilan...........................................................5
2.4 Pendokumentasian Asuhan Kebidanan...........................................................................14
BAB III TINJAUAN KASUS.................................................................................................16
BAB IV PEMBAHASAN.......................................................................................................19
BAB V PENUTUP...................................................................................................................22
5.1 Simpulan..........................................................................................................................22
5.2 Saran................................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................
LAMPIRAN.................................................................................................................................

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Prakonsepsi adalah masa sebelum kehamilan terjadi (Katherine, dkk, 2013).


Prakonsepsi merupakan penggabungan 2 kata, yaitu pra yang berarti sebelum (Setiawan,
2017), konsepsi yang berarti pertemuan antara sel telur wanita dan sel sperma pria.
Prakonsepsi dilakukan untuk mengidentifikasi dan memodifikasi resiko biomedis, mekanis
dan sosial terhadap kesehatan wanita ataupun pasangan usia produktif yang berenca untuk
hamil.
Kehamilan yang sehat membutuhkan persiapan fisik dan mental, oleh karena itu
perencanaan kehamilan harus dilakukan sebelum masa kehamilan. Proses kehamilan yang
direncanakan dengan baik akan berdampak positif pada kondisi janin dan adaptasi fisik,
serta psikologis ibu pada kehamilan menjadi lebih baik. Pengaturan gizi yang baik juga
sangat berperan dalam proses pembentukan sperma dan sel telur yang sehat. Status gizi
yang baik dapat mencegah masalah gizi pada saat kehamilan seperti anemia, KEK,
pencegahan infeksi dan komplikasi kehamilan (Oktaria, 2016).
Kehamilan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi semua calon ibu, dimana
calon ibu pasti akan memberikan perhatian dan perawatan terbaik terhadap
kandungannya. Sembilan bulan menjalani masa kehamilan bukanlah hal yang mudah.
Banyak ibu hamil terutama ibu-ibu muda dengan kehamilan pertama khawatir dalam
menghadapi dan menjalani kehamilan. Kurangnya pengetahuan tentang kehamilan serta
kurangnya perhatian baik dari diri sendiri (ibu hamil) maupun suami atas kebutuhan saat
kehamilan merupakan hambatan bagi seorang calon ibu dalam menjalani masa kehamilan.
Menurut WHO (2019) Angka Kematian Ibu (maternal mortality rate) merupakan
jumlah kematian ibu akibat dari proses kehamilan, persalinan, dan pasca persalinan yang
dijadikan indikator derajat kesehatan perempuan. Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan
salah satu target global Sustainable Development Goals (SDGs) dalam menurunkan angka
kematian ibu (AKI) menjadi 70 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2030.
Menurut WHO (2019) Angka Kematian Ibu (AKI) didunia yaitu sebanyak 303.000
jiwa. Angka Kematian Ibu (AKI) di ASEAN yaitu sebesar 235 per 100.000 kelahiran
hidup (ASEAN Secretariat, 2020). Menurut Data Survey Demografi dan Kesehatan
Indonesia (SDKI) Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia meningkat dari 228 per
100.000 kelahiran hidup pada tahun 2002-2007 menjadi 359 per 100.000 kelahiran hidup

1
pada tahun 2007-2012. Angka Kematian Ibu (AKI) mengalami penurunan pada tahun
2012-2015 menjadi 305 per 100.000 kelahiran hidup dan jumlah kematian ibu di
Indonesia pada tahun 2019 yaitu sebanyak 4.221 kasus (Kemenkes RI, 2020).
Penyebab terbanyak kematian ibu di Indonesia pada tahun 2019 adalah perdarahan,
hipertensi dalam kehamilan, infeksi, gangguan metabolik, dan lain lain (Kemenkes RI,
2019). Sekitar 25-50% kematian ibu disebabkan masalah yang berkaitan dengan
kehamilan, persalinan, dan nifas (WHO, 2018).
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Banten tahun 2020, jumlah kematian
ibu mencapai 237 kasus dan jumlah kematian bayi mencapai 1.068 kasus. Pada pada tahun
2019 jumlah kematian ibu mencapai 212 kasus dengan berbagai penyebab diantaranya
yaitu perdarahan, hipertensi dalam kehamilan, infeksi dan gangguan sistem peredaran
darah. Sedangkan untuk jumlah kematian bayi di Provinsi Banten mencapai 1.299 kasus
dengan berbagai penyebab diantaranya yaitu BBLR, pneumonia, asfiksia, tetanus
neonatorum sepsis, diare, kelainan saluran cerna, kelainan saraf dan malaria. Data ini
menunjukan bahwa jumlah kematian ibu di Provinsi Banten mengalami peningkatan dan
jumlah kematian bayi mengalami penurunan (Dinkes Provinsi Banten, 2020).
Boente et al (2014) merekomendasikan bahwa perlunya perubahan paradigma
pelayanan kesehatan menitikberatkan pada persiapan pada masa pra konsepsi untuk
menskrinning pasangan yang telah siap menjadi orang tua potensial parents) dengan
pasangan yang belum siap menjadi orang tua. Mempromosikan kesehatan keluarga
prakonsepsi merupakan strategi yang penting untuk meningkatkan kualitas anak yang
akan dilahirkan sekaligus dapat membantu pada upaya penurunan kesakitan dan kematian
ibu dan bayi.
Melihat masih tingginya angka kematian ibu dan anak serta kurangnya pengetahuan
ibu tentang persiapan kehamilan, penulis tertarik untuk mengambil judul seminar kasus
“Asuhan Kebidanan Prakonsepsi pada Ny. S Usia 22 tahun di Klinik Omega
Tigaraksa Tahun 2022” dengan harapan dapat menambahkan pengetahuan serta
wawasan bagi para pasangan usia subur yang sedang merencanakan kehamilannya.
Sehingga dapat menghasilkan generasi penerus yang sehat dan berkualitas. Asuhan
kebidanan ini didokumentasikan dalam bentuk SOAP. Pendokumentasian asuhan
kebidanan adalah sistem pencatatan yang digunakan agar asuhan yang dilakukan dapat
dicatat dengan benar, jelas, sederhana dan logis.

2
1.2 Tujuan

A. Tujuan Umum
Dapat melakukan asuhan kebidanan prakonsepsi pada Ny. S usia 22 tahun di Klinik
Omega Tigaraksa.

B. Tujuan Khusus
1. Mampu melakukan pengkajian data subjektif pada Ny. S dengan prakonsepsi

2. Mampu melakukan pengkajian data objektif pada Ny. S dengan prakonsepsi

3. Mampu melakukan interpretasi data dan diagnosa pada pada Ny. S dengan
prakonsepsi

4. Mampu melakukan penatalaksanaan pada pada Ny. S dengan prakonsepsi.

1.3 Manfaat

A. Manfaat bagi Klien


Seminar kasus ini diharapkan dapat memperkaya pengalaman dan dapat
menambah wawasan serta pengetahuan tentang pengaruh penyuluhan terhadap tingkat
pengetahuan dan sikap gizi pra kehamilan.

B. Manfaat bagi Fakultas


Seminar kasus ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dalam
pengembangan ilmu pengetahuan mengenai bagaimana cara persiapan kehamilan yang
baik.

C. Manfaat bagi Mahasiswa


Seminar kasus ini diharapkan dapat memberikan informasi, pengetahuan dan
referensi untuk melakukan penelitian selanjutnya.

3
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian Prakonsepsi

Prakonsepsi adalah masa sebelum kehamilan terjadi (Katherine, dkk, 2013).


Prakonsepsi merupakan penggabungan 2 kata, yaitu pra yang berarti sebelum (Setiawan,
2017), konsepsi yang berarti pertemuan antara sel telur wanita dan sel sperma pria.
Prakonsepsi dilakukan untuk mengidentifikasi dan memodifikasi resiko biomedis, mekanis
dan sosial terhadap kesehatan wanita ataupun pasangan usia produktif yang berenca untuk
hamil.
Masa prakonsepsi dapat dikaitkan dengan masa pranikah karena setelah menikah
wanita akan segera memasuki konsepsi. Masa prakonsepsi adalah rentang waktu dari tiga
bulan hingga satu tahun sebelum konsepsi dan mencakupwaktu ketika ovum dan sperma telah
matur yaitu sekitar 100 hari sebelum konsepsi (Susilowati dkk, 2016). Merencanakan
kehamilan merupakan perencanaan kehamilan untuk mempersiapkan kehamilan guna
mendukung terciptanya kehamilan yang sehat dan menghasilkan keturunan yang berkualitas
yang diinginkan oleh keluarga (Nurul, 2014).
Masa prakonsepsi disebut juga masa sebelum hamil. Pelayanan kesehatan masa
sebelum hamil didefinisikan sebagai kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan yang ditujukan
pada perempuan sejak saat remaja hingga saat sebelum hamil dalm rangka menyiapkan
perempuan menjadi hamil sehat (Kemenkes, 2014).
Asuhan kebidanan prakonsepsi adalah suatu perencanaan sintervensi biomedik,
perilaku dan kesehatan sosial pada perempuan dan pasangannya sebelum terjadi konsepsi.
Pengertian lainnya yakni sejumlah intervensi yang bertujuan untuk menemukan dan
mengubah risiko biomedik, perilaku dan sosial untuk mewujudkan kesehatan perempuan atau
hasil kehamilan melalui pencegahan dan pengelolaan yang menyangkut faktor-faktor tersebut
yang harus dilaksanakan sebelum terjadinya konsepsi atau pada masa kehamilan dini untuk
mendapatkan hasil yang maksimal (Winardi, 2016).

2.2 Pengertian Kehamilan

Kehamilan merupakan proses normal yang menghasilkan serangkaian perubahan


fisiologis dan psikologis pada wanita hamil (Tsegaye et al, 2016). Kehamilan didefinisikan

4
sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi
atau implantasi, bila dihitung darisaat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal
akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut
kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, dimana trimester pertama
berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27)
dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-40) (WHO, 2016).

2.3 Hal yang Diperlukan dalam Persiapan Kehamilan

Adapun hal yang diperlukam dalam persiapan kehamilan antara lain :


1. Pemeriksaan Kesehatan
Pemeriksaan kesehatan secara teratur termasuk pengobatan penyakit yang diderita
sebelum hamil sampai dinyatakan sembuh atau diperbolehkan hamil oleh dokter dan dalam
pengawasan. Pemeriksaan kesehatan sangat penting bagi calon ibu sebelum hamil. Masa ini
disebut prakonsepsi. Waktunya adalah antara 3 – 6 bulan sebelum hamil. Dengan demikian,
insya Allah, calon ibu siap menerima kehadiran janin dan sehat selama kehamilannya.
Pemeriksaan kesehatan secara teratur termasuk pengobatan penyakit yang diderita sebelum
hamil sampai dinyatakan sembuh atau diperbolehkan hamil oleh dokter dan dalam
pengawasan. Pemeriksaan kesehatan ini juga bisa meliputi diantaranya :
a. Pemeriksaan Penyakit dan Virus :
 Pemeriksaan virus rubella, sitomeglovirus, herpes, varicella zoster untuk
menghindari terjadinya kecacatan pada janin.
 Pemeriksaan virus hepatitis dan virus HIV untuk menghindari diturunkan
penyakit akibat virus-virus tersebut kepada janin.
 Pemeriksaan penyakit toksoplasmosis, karena penyakit ini dapat menyebabkan
kecacatan dan keguguran.
 Pemeriksaan penyakit seksual menular, karena hal ini dapat menyebabkan
kematian ibu, janin, maupun bayi yang akan dilahirkan. Selain itu juga
dilakukan pemeriksaan terhadap penyakit yang sedang diderita seperti asthma,
diabetes mellitus dan jantung. Pada Wanita hamil penyakit-penyakit seperti ini
dapat, bertambah berat dan membahayakan jika tidak dilakukan perawatan dan
pengobatan yang teratur. Untuk menghindari kondisi yang membahayakan,
dokter biasanya akan memantau pasiennya dan menentukan kapan waktu yang

5
paling tepat untuk hamil.
 Pemeriksaan penyakit akibat kekurangan zat-zat tertentu seperti kekurangan
zat besi. kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia. Hal ini dapat
menyebabkan kelahiran prematur dan keguguran.
b. Pemeriksaan Darah
Pemeriksaan golongan darah dan rhesus/Rh darah (unsur yang
mempengaruhi antibodi yang terkandung di dalam sel darah merah) pada
pasangan suami isteri dilakukan untuk mengantisipasi perbedaan golongan darah
dan rhesus antara darah ibu dan bayinya. Perbedaan golongan darah dan rhesus
darah ini dapat mengancam janin dalam kandungan.
c. Pemeriksaan Faktor Genetika
Inti dari pemeriksaan atau tes genetika ini adalah untuk mengetahui penyakit
dan cacat bawaan yang mungkin akan dialami bayi akibat secara genetis dari
salah satu atau kedua orangtuanya. Khususnya apabila pasangan suami isteri
masih terkait hubungan persaudaraan. Tes ini idealnya dilakukan sebelum
kehamilan untuk mendapatkan informasi yang selengkap-lengkapnya. Jikalau
diperlukan, anda harus mengumpulkan suluruh catatan-catatan medis yang
dimiliki oleh pihak suami maupun isteri, termasuk keluarga. Sehingga jika telah
diketahui data medis secara lengkap, dapat diketahui secara dini apabila memang
ada kelainan pada janin atau calon orang tua, sehingga bisa membuat keputusan
yang lebih bijak.

2. Menjaga Kebugaran dan Kesehatan Tubuh


Menjaga kebugaran dan kesehatan tubuh dengan olahraga teratur. Berusaha untuk
menurunkan berat badan bila obesitas (kegemukan) dan menambah berat badan bila terlalu
kurus. Anda bisa berkonsultasi dengan bidan dan dokter untuk dilakukan penilaian BMI
atau indeks massa tubuh.
Selama masa prakonsepsi, pastikan ibu cukup berolahraga. Aktivitas fisik ini tidak
perlu dilakukan selama berjam-jam. Cukup 3 kali dalam seminggu selama 1/2 jam, dan
lakukan secara rutin. Olah raga selain menyehatkan, juga mencegah terjadinya kelebihan
berat badan.
Fisik seorang wanita sehat saat akan hamil dan pada waktu hamil diharapkan tidak
terlalu gemuk maupun tidak terlalu kurus alias normal. Berusaha untuk menurunkan berat

6
badan bila obesitas (kegemukan) dan menambah berat badan bila terlalu kurus. Anda bisa
berkonsultasi dengan bidan dan dokter untuk dilakukan penilaian BMI atau indeks massa
tubuh. Untuk menemukan berat tubuh yang ideal juga harus dengan memperhitungkan
faktor tinggi badan. Berat badan ideal dapat dihitung dengan menggunakan rumus 90%
dikali dengan (tinggi badan seseorang lalu dikurangi 100). Namun, apabila tinggi badan
perempuan tersebut kurang dari 150 sentimeter, maka rumusnya tinggi badannya dikurangi
100.
Selain berat badan, hal lain dari persiapan fisik sang ibu adalah soal Indeks Massa
Tubuh (IMT). Pastikan IMT normal sebelum hamil atau saat mempersiapkan kehamilan.
Adapun cara yang digunakan untuk menghitung IMT tersebut yakni berat badan dibagi
dengan tinggi badan dalam ukuran satuan meter kuadrat (BMI = (BB) / [(TB) x (TB)].
Apabila hasil dari IMT antara 18,5-22,9, maka bisa dikatakan IMT Anda normal. Misalnya:
BB = 45 kg dan TB = 165 cm, maka BMI = (45) / [(1.65) x (1.65)] = 16.5. Apakah Anda
termasuk kurus, normal, atau overwight? Lihat patokan di bawah ini :
 BMI < 18.5 = berat badan kurang (underweight)
 BMI 18.5 – 24 = normal
 BMI 25 - 29 = kelebihan berat badan (overweight)
 BMI > 30 = obesitas
Berat badan yang sehat membantu pembuahan dan kehamilan membuat lebih
nyaman. Diet penurunan berat badan harus benar-benar dikontrol agar dapat aman selama
kehamilan, terutama disarankan untuk wanita yang mengalami kelebihan berat badan serius,
tetapi harus disertai dengan selalu berkonsultasi dengan dokter Anda yang mungkin
menyarankan rujukan ke ahli gizi.
Berat badan kurang bisa membuat Anda kurang subur, orang terlalu kurus karena
kekurangan lemak yang dapat mendukung. Sementara kelebihan berat badan menempatkan
Anda pada risiko lebih besar untuk mengalami komplikasi, seperti tekanan darah tinggi dan
diabetes selama kehamilan. Ada juga risiko tinggi komplikasi selama persalinan dan
kelahiran dan orang yang terlalu gemuk akan mengalami proses ovulasi tidak teratur.

3. Menghentikan Kebiasaan Buruk


Menghentikan kebiasaan buruk misalnya perokok berat, morfinis, pecandu narkotika
dan obat terlarang lainnya, kecanduan alkohol, gaya hidup dengan perilaku seks bebas.
Kebiasaan merokok, minum alkohol, atau bahkan menggunakan narkoba, dapat

7
menyebabkan berbagai masalah selama kehamilan, juga janin yang dikandung, Bayi dapat
lahir prematur, lahir dengan cacat bawaan hingga kematian janin.
Penelitian menyebutkan kebiasaan mengkonsumsi alkohol akan mengganggu
kesuburan oleh karena itu mengkonsumsi alkohol sebelum dan selama kehamilan akan
memperburuk kondisi kesehatan ibu dan janin. Perempuan yang minum alkohol memiliki
kemungkinan rendah untuk bisa hamil. Sedangkan untuk kaum pria, minum alkohol dapat
mempengaruhi kualitas sperma dengan menurunkan tingkat testosteron dan bisa
menyebabkan testis layu.
Hentikan kebiasaan merokok secara total ketika merencanakan kehamilan dan juga
selama kehamilan. Perokok pasif sama bahayanya dengan perokok aktif oleh karena itu
sebaiknya minta suami anda untuk menghentikan kebiasaan merokok. Perempuan merokok
secara langsung menurunkan kesuburan. Racun pada rokok sangat berbahaya bagi tuba
falopi, dapat mengakibatkan kerusakan kromosom pada telur, dan melemahkan kemampuan
untuk menghasilkan estrogen yang sangat diperlukan untuk menyiapkan lapisan rahim
menjelang kehamilan. Sebuah studi di Finlandia menemukan, bahwa 41,9% pria perokok
tidak subur dibandingkan dengan 27,8% pria yang tidak merokok. Pria perokok memiliki
lebih sedikit sperma ketika ejakulasi. Dan secara medis, merokok terbukti menyebabkan
impotensi. Orang tua perokok juga memiliki kemungkinan untuk menghasilkan anak cacat
genetik dan memiliki dua kali risiko lebih besar untuk mengidap kanker anak.
Tentu saja Anda tidak bisa menggantikan alkohol dan rokok dengan ganja atau
kokain. Karena narkoba jauh lebih berbahaya dampaknya bagi pemakai dan janin yang akan
dikandungnya kelak.
Yang tidak kalah penting adalah biasakan berhubungan seks. Selalu melakukan seks
aman. Kecuali jika Anda yakin bahwa pasangan terhindar dari penyakit menular seksual,
kondom adalah alat pengaman yang baik untuk mencegah ancaman pada kesuburan, seperti
Chlamydia/jamur yang dapat menyebabkan kemandulan.
Selain itu lakukanlah hubungan seks di saat yang tepat. Tentu saja ini sudah jelas,
akan tetapi yang perlu dicatat adalah bahwa seks yang teratur meningkatkan kesempatan
untuk hamil. Manfaatkan waktu yang paling subur dan pastikan Anda bercinta secara teratur
sekitar tanggal tersebut. Wanita kebanyakan berovulasi satu kali selama setiap siklus, dan
waktu yang paling mungkin untuk konsepsi/pembuahan adalah 14 hari sebelum menstruasi
berikutnya. Juga periksa cairan vagina/kemaluan Anda, ia akan memiliki konsistensi yang
berbeda ketika berada di masa paling subur. Anda akan mengetahui apa yang terlihat dan

8
terasa normal bagi Anda, dan bisa melihat perubahannya, jika Anda melakukan ini secara
teratur.
4. Meningkatkan Asupan Makanan Bergizi
Persiapan kehamilan sehat memang sangat penting terkait dengan makanan dan
nutrisi yang Anda konsumsi. Memperbanyak konsumsi buah dan sayuran merupakan salah
satu solusi. Sebaliknya, hindari makanan yang mengandung zat-zat aditif seperti penyedap,
pengawet, pewarna dan sejenisnya. Kandungan radikal bebas dari zat aditif tersebut dapat
memicu terjadinya mutasi genetik pada anak sehingga menyebabkan kelainan fisik, cacat
dan sejenisnya Meningkatkan asupan makanan bergizi dengan mengkonsumsi makanan
yang mengandung zat vitamin yang diperlukan tubuh dalam persiapan kehamilan , misalnya
protein,vitamin E, vitamin C, asam folat, dan sebagainya.
Pastikan pada saat hamil Anda mengkonsumsi makanan yang sehat dan tidak
berlebihan pada satu gizi tertentu saja. Misalnya jika Anda mengkonsumi protein terlalu
tinggi pada masa kehamilan, maka akan menyebabkan janin di dalam kandungan akan
tumbuh terlalu besar, badan Anda menjadi bengkak di bagian kaki dan sebagainya. Maka
proporsional lah dalam mengkonsumsi suatu menu dan gizi tertentu. Untuk makanan ibu
hamil biasanya disesuaikan dengan usia kehamilan. Ini akan berpengaruh terhadap faktor
perkembangan janin.
Kesiapan ibu dalam menghadapi kehamilan sangat bermanfaat untuk
mencegah malnutrisi, menyiapkan tubuh pada perubahan–perubahan pada saat hamil,
mengurangi stress dan mencegah obesitas,mengurangi risiko keguguran, persalinan
premature, berat bayi lahir rendah dan kematian janin mendadak, dan mencegah
efek dari kondisi kesehatan yang bermasalah pada saat kehamilan.
(Chandranipapongse & Koren 2013).
Saat terjadi pembuahan, janin sudah terekpos apa yang dimakan ibu sejak dua mingu
sebelumnya. Pilih makanan sehat, dan memperhatikan asupan makanan yang mendukung
pembentukan janin sehat. Sebaiknya konsumsi makanan yang mengandung :
a. Protein, meningkatkan produksi sperma. Makanlah telur, ikan, daging, tahu dan
tempe.
b. Asam folat, penting bagi calon bunda sejak prakonsepsi sampai kehamilan
trimester pertama. Berperan dalam perkembangan system saraf pusat dan darah
janin, cukup asam folat mengurangi risiko bayi lahir dengan cacat sistem saraf
sebanyak 70%. Makanlah sayuran hijau tua, jeruk, avokad, hati sapi, kedelai,

9
tempe, dan serealia. Minum 400 mikrogram asam folat setiap hari, jika seorang
wanita memiliki kadar asam folat yang cukup setidaknya 1 bulan sebelum dan
selama kehamilan, dapat membantu mencegah kecacatan pada otak dan tulang
belakang bayi. Asam folat dapat diperoleh melalui makanan, seperti sayuran
berwarna hijau tua (bayam, sawi hijau, caisim mini), asparagus, brokoli, papaya,
jeruk, stroberi, rasberi, kacang-kacangan, alpukat, okra, kembang kol, seledri,
wortel, buah bit, dan jagung. Sebagian susu untuk ibu hamil pun mengandung
asam folat cukup tinggi, sehingga dapat membantu memenuhi kebutuhan Ibu. Ibu
dapat memilih susu untuk ibu hamil yang rasanya enak untuk mengurangi rasa
mual, serta tentu merupakan produk yang berkualitas tinggi.
c. Konsumsi berbagai vitamin
 Vitamin A. Berperan cukup penting dalam produksi sperma yang sehat.
Terdapat pada hati, mentega, margarin, telur, susu, ikan berlemak,
brokoli, wortel, bayam, dan tomat.
 Vitamin D. Kekurangan vitamin D akan menurunkan tingkat kesuburan
hingga 75%. Sumber vitamin D diproduksi di dalam tubuh dengan
bantuan sinar matahari, selain itu dapat pula diperoleh dari telur, susu,
hati, minyak ikan, ikan tuna, margarin, dan ikan salmon.
 Vitamin E. Vitamin E dapat meningkatkan kemampuan sperma membuahi
sel telur dan mencegah keguguran karena perannya dalam menjaga
kesehatan dinding rahim dan plasenta. Banyak terdapat pada minyak
tumbuh-tumbuhan, bekatul gandum, dan kecambah atau tauge.
 Vitamin B6. Kekurangan vitamin ini akan menyebabkan terjadinya
ketidakseimbangan hormon, padahal keseimbangan hormon estrogen dan
progesteron penting untuk terjadinya kehamilan. Sumber vitamin B6
antara lain ayam, ikan, beras merah, kacang kedelai, kacang tanah, pisang,
dan sayur kol.
 Vitamin C. Pada wanita, vitamin C berperan penting untuk fungsi indung
telur dan pembentukan sel telur. Selain itu, sebagai antioksidan
(bekerjasama dengan vitamin E dan beta karoten) vitamin C berperan
melindungi sel-sel organ tubuh dari serangan radikal bebas (oksidan) yang
mempengaruhi kesehatan sistem reproduksi . Vitamin C banyak terdapat
pada jambu biji, jeruk, stroberi, pepaya, mangga, sawi, tomat, dan cabai

10
merah.
d. Cukupi zat seng. Berperan penting dalam pertumbuhan organ seks dan juga
pembentukan sperma yang sehat. Bagi calon Bunda, seng membantu produksi
materi generatik ketika pembuahan terjadi. Bagi calon ayah, melancarkan
pembentukan sperma. Sumber seng antara lain makanan hasil laut/seafood
(seperti lobster, ikan, daging kepiting, ed.), daging, kacang-kacangan (kacang
mete dan almond), biji-bijian (biji labu dan bunga matahari, ed), serta produk
olahan susu.
e. Cukupi zat besi. Kekurangan zat besi membuat siklus ovulasi (pelepasan sel
telur) bunda tergangu. Makanan atau multivitamin yang mengandung zat besi
akan membantu dalam persiapan kehamilan dan menghindari anemia yang sering
kali dikeluhkan oleh ibu hamil. Sumbernya: hati, daging merah, kuning telur,
sayuran hijau, jeruk, dan serealia yang diperkaya zat besi.
f. Fosfor. Jika kekurangan, menurunkan kualitas sperma calon ayah. Ada di susu,
dan ikan teri.
g. Selenium (Se). Berperan penting dalam produksi sperma yang sehat. Gejala
kekurangan selenium antara lain tekanan darah tinggi, disfungsi seksual dan
ketidaksuburan. Sumber selenium antara lain adalah beras, bawang putih, kuning
telur, seafood, jamur, dan semangka.
h. Kurangi konsumsi kandungan makanan yang berminyak. Sebaiknya anda
menggantinya dengan minyak zaitun. Kandungan asam lemak yang terkandung di
dalam minyak zaitun bermanfaat untuk kesehatan jantung, tubuh, serta level
kolestrol sehingga menyeimbangkan endokrin yang sehat.
i. Kalori Ekstra. Perhatikan pula kebutuhan kalori ekstra yang dapat menunjang
kehamilan anda.Anda dapat mempersiapkannya sebelum kehamilan dengan
mendapatkannya dari berbagai jenis makanan seperti sereal, nasi, roti dan pasta.
Kalori bermanfaat untuk menyokong perubahan tubuh ibu selama kehamilan.
j. Membatasi Kafein. Batasi konsumsi kopi dan teh dikarenakan mengandung
kafein yang dapat memperburuk kesehatan menjelang persiapan kehamilan.
Rekomendasi dari pakar kesehatan bahwa mengawali kehamilan dapat dilakukan
dengan batas mengkonsumsi kafein sebanyak 200 miligram, hal ini juga dapat
dibatasi sampai kehamilan.

11
Hindari konsumsi :

a. Daging mentah, karena mengandung Toksoplasma, parasit penyebab infeksi


janin, dan bakteri E.coli yang berbahaya bagi kehamilan dan janin.
b. Sayuran mentah (lalap dan salad). Bila proses pencucian kurang baik, dapat
mengandung toksoplasma.
c. Daging ayam dan telur ½ matang atau mentah, kemungkinan ada bakteri
salmonella penyebab diare berat.
d. Ikan bermekuri. Merkuri yang terakumulasi dan tertinggal di darah akan
memengaruhi sistem saraf janin. Waspada makan ikan tuna kalengan, tuna beku,
kakap putih, bawal hitam, marlin, tongkol, dan hiu. Meski kaya omega 3 dan 6,
ikan dari sebagian perairan Indonesia diduga tercemar merkuri melalui penurunan
kualitas air maupun rantai makanan.
e. Keju lunak (brie, camembert, blueveined cheese, keju dari susu kambing dan
domba). Berisiko membawa bakteri listeria.
f. Kafein, menghambat kehamilan dan mengurangi penyerapan zat besi. Sebuah
studi di Amerika menemukan bahwa minum kopi tiga cangkir sehari dengan
kandungan cafein sekitar 300 mg, dapat menurunkan kemungkinan wanita hamil
sekitar 27% dibanding mereka yang bukan peminum kopi.

5. Persiapan Secara Psikologis dan Mental


Persiapan secara psikologis dan mental agar kehamilan yang akan dijalani tidak
menimbulkan ketegangan. Hindari hal – hal yang akan memberi pengaruh buruk dalam
keseimbangan hormonal. Misalnya tekanan psikis dalam rumah tangga, kehamilan yang
menjadi beban misalnya tuntutan keluarga untuk mendapat jenis kelamin tertentu pada anak
pertama, masalah ekonomi keluarga, kekerasaan dalam rumah tangga dan sebagainya. Bagi
yang pernah mengalami keguguran sebelumnya dan berniat ingin hamil lagi, berusahalah
untuk mengurangi kecemasan akibat pengalaman traumatis kehamilan yang lalu. Tetap
berpikir positif dalam segala hal agar kehamilan yang akan dijalani dapat berlangsung baik.

6. Perencanaan Financial atau Keuangan


Perencanaan financial atau keuangan yang matang untuk persiapan pemeliharaan
kesehatan dan persiapan menghadapi kehamilan dan persalinan. Masalah ini menjadi salah
satu faktor penting karena timbulnya ketegangan psikis serta tidak terpenuhinya kebutuhan

12
gizi yang baik pada saat kehamilan tak jarang timbul akibat ketidaksiapan pasangan dalam
hal financial/keuangan.
Kehamilan merupakan hal yang dapat diperkirakan termasuk biayanya. Biaya
kehamilan ini dapat di diskusikan antara suami dan isteri. Biaya kehamilan merupakan
bagian dari biaya kehidupan berumah tangga. Anda tentunya menginginkan anak anda
mendapatkan sesuatu yang terbaik dalam bidang apapun.
Adapun biaya yang perlu diperhatikan guna persiapan kehamilan ini, diantaranya
mencakup biaya kesehatan (biaya konsultasi, pemeriksaan, obat dan melahirkan), biaya-
biaya pasca melahirkan (tempat tidur bayi, pakaian bayi, popok, selimut, dll) dan persiapkan
pula biaya untuk hal-hal yang tak terduga.

7. Jangan Malu Bertanya dan Berkonsultasi


Jangan malu bertanya atau berkonsultasi dengan dokter atau bidan dan tenaga
kesehatan lainnya bila menemukan masalah atau kesulitan dalam upaya persiapan
kehamilan, misalnya kesulitan untuk melepaskan kecanduan obat, atau perilaku buruk yang
berkaitan dengan gangguan psikologis. Manfaat konseling ini agar dokter atau bidan akan
melakukan rujukan pada ahli psikologi atau psikiatri bila diperlukan.

8. Menjaga Personal Hygiene


Personal Hygiene (kebersihan diri) merupakan perawatan diri yang di lakukan untuk
memelihara kebersihan dan kesehatan diri sendiri baik secara fisik maupun mental. Tingkat
kebersihan diri seseorang umumnya di lihat dari penampilan yang bersih dan rapih serta
upaya yang di lakukan seseorang untuk menjaga kebersihan dan kerapihan tubuhnya setiap
hari (Lyndon saputra, 2013).
Personal Hygiene (kebersihan diri) merupakan kebersihan diri yang di lakukan
untuk memelihara kebersihan dan kesehatan diri sendiri baik secara fisik maupun mental.
Kebersihan diri merupakan langkah awal dalam mewujudkan kesehatan diri karena tubuh
yang bersih meminimalkan risiko seseorang terjangkit suatu penyakit, terutama penyakit
yang berhubungan dengan kebersihan diri yang buruk (Haswita,2017).
Personal Hygiene pada ibu hamil adalah kebersihan yang dilakukan oleh ibu hamil
untuk mengurangi kemungkinan infeksi karena badan kotor yang banyak mengandung
kuman – kuman. Tujuan dari personal hygiene adalah memelihara kebersihan diri ibu hamil,

13
mencegah penyakit serta ibu akan merasa nyaman (Lusiana Gultom, S. S. T., Hutabarat, J.,
Psi, S., & Keb.2020).
Personal hygiene pada ibu hamil dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya
yaitu pengetahuan. Pengetahuan personal hygiene pada ibu hamil sangat penting karena
pengetuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan pada ibu hamil itu sendiri (Lusiana
Gultom, S. S. T., Hutabarat, J., Psi, S., & Keb.2020).

9. Menerapkan Pola Hidup Sehat


Hidup sehat adalah hidup yang bebas dari semua masalah rohani (mental) ataupun
masalah jasmani (fisik). Hidup sehat bisa diartikan sebagai seseorang yang hidup sehat
secara fisik dan psikis tanpa ada masalah kesehatan sedikitpun. Seakan sudah menjadi tren
di zaman sekarang, hidup sehat menjadi sebuah hal penting yang harus dilakukan. Sebab
memiliki tubuh yang sehat harus diawali dengan hidup sehat dan bersih sehingga tubuh kita
akan terbebas dari penyakit (Kemenkes, 2018).
7 langkah germas yang dapat menjadi panduan dalam menjalani pola hidup sehat
antara lain :
a. Melakukan aktivitas fisik
b. Budaya konsumsi buah dan sayur
c. Tidak merokok
d. Tidak mengkonsumsi minuman beralkohol
e. Melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala
f. Menjaga kebersihan lingkungan
g. Menggunakan jamban
Secara umum, tujuan germas adalah menjalani hidup yang lebih sehat. Gaya hidup
sehat akan memberi banyak manfaat, mulai dari peningkatan kualitas kesehatan hingga
peningkatan produktivitas seseorang (Kemenkes, 2017).

2.4 Pendokumentasian Asuhan Kebidanan

Pendokumentasian asuhan kebidanan adalah sistem pencatatan yang digunakan agar


asuhan yang dilakukan dapatdicatat dengan benar, jelas, sederhana dan logis. Menurut
Sulistyawati (2017), dalam pendokumentasian asuhan SOAP, yaitu :

14
S : Data Subjektif

Data subjektif yaitu menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data


klien melalui anamnesa. Hal ini dilakukan untuk mengevaluasi keadaan klinis secara
lengkap. Subjektif termasuk kedalam langkah 1 dalam 7 langkah varney.

Data subjektif pasien atau data yang diperoleh dari anamnesis, anatara lain: biodata,
riwayat pasien, riwayat kebidanan, gangguan kesehatan alat reproduksi, riwayat kehamilan,
riwayat kesehatan, status perkawinan, pola makan, pola minum, pola istirahat, aktivitas
sehari-hari, personal hygiene, aktivitas seksual, keadaan lingkungan, serta riwayat psikososial.

O : Data Objektif
Data objektif yaitu data yang menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan
fisik klien, labortorium dan tes diagnosis lain yang dirumuskan dalam data fokus yang
mendukung assessment.
Data objektif pasien yaitu: keadaan umum, kesadaran pasien, tanda-tanda vital,
pemeriksaan fisik pada pasien, pemeriksaan dengan inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi, dan
pemreiksaan laboratorium. Data objektif termasuk kedalam langkah 1 dalam 7 langkah
varney.

A : Analisis Data
Assesment yaitu menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi data
subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi atau masalah potensial. Assessment termasuk
langkah 2,3,4 dalam 7 langkah varney.

P : Perencanaan

Planning yaitu menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan dan evaluasi


berdasarkan assessment. Data planning pada pasien yaitu dalam penatalaksanan asuhan ini
sebagian dilakukan oleh bidan, sebagian oleh klien sendiri, atau oleh petugas kesehatan
lainnya. Kemudian dievaluasi keefektifan asuhan yang telah diberikan, apakah telah memenhi
kebutuhan asuhan yang telah teridentfikasi dalam diagnose maupun masalah. Planning terdiri
dari langkah 5,6,7 dalam 7 langkah varney.

15
BAB III
TINJAUAN KASUS

FORMAT DOKUMENTASI
ASUHAN KEBIDANAN PADA MASA PRAKONSEPSI

No. Registrasi :
Tanggal Pengkajian : 02 Februari 2022
Waktu Pengkajian : 16.00 WIB
Tempat Pengkajian : Klinik Omega Tigaraksa
Pengkaji : Mayang Fajar Dwiwana

A. Data Subjektif
Nama Ibu : Ny. S Nama Suami : Tn. A
Umur : 22 tahun Umur : 23 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Sunda Suku : Sunda
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMK
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Karyawan
Alamat : Pasir Nangka

1. Alasan datang
Ny. S mengatakan ingin berkonsultasi terkait program kehamilan.

2. Keluhan utama
Ny. S mengatakan ingin segera memiliki anak dan tidak mau menundanya.

3. Riwayat obstetri
a. Riwayat menstruasi
Lamanya : 6-7 hari
Banyaknya : 2-3x ganti pembalut/hari.
Siklus : 28 hari, teratur
Warna : merah

b. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu


Penyulit Anak
Anak Tgl / Thn Tempat Usia Jenis Penolong
kehamilan Jenis
ke persalinan persalinan kehamilan persalinan persalinan BB/ PB Keadaan
/ persalinan kelamin

- - - - - - - - -
-

16
4. Riwayat ginekologi
Ny. S mengatakan belum pernah hamil, keguguran dan melahirkan

5. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan ibu
Riwayat penyakit yang pernah atau sedang diderita (tidak ada)
 Jantung :
 Tekanan darah tinggi :
 Hepar :
 Diabetes melitus :
 Anemia berat :
 Penyakit hubungan seksual dan HIV/ AIDS :
 Campak :
 Malaria :
 Tuberkulosis :
 Gangguan mental :
 Operasi :
 Lain-lain :

b. Riwayat kesehatan keluarga


Riwayat penyakit yang pernah atau sedang diderita (tidak ada)
 Jantung :
 Tekanan darah tinggi :
 Hepar :
 Diabetes melitus :
 Anemia berat :
 Penyakit hubungan seksual dan HIV/ AIDS :
 Campak :
 Malaria :
 Tuberkulosis :
 Gangguan mental :
 Operasi :
 Lain-lain :

6. Riwayat pernikahan
Ny. S menikah dengan Tn. A pada tanggal 12 Desember 2021

17
7. Riwayat psikososial
a. Status perkawinan :
Jumlah : 1 kali
Lama perkawinan : ±2 bulan
b. Susunan keluarga yang tinggal serumah :

Umur Hubungan
No Jenis Kelamin Pendidikan Pekerjaan Keterangan
tahun Keluarga
1. Laki – laki 23 tahun Suami SMK Karyawan -

8. Riwayat KB
Ny. S mengatakan belum pernah menggunakan alat kontrasepsi apapun.

9. Pola kebiasaan sehari-hari


a) Pola istirahat
Pola tidur : siang 1 jam dan malam 8 jam

b) Pola aktivitas
Aktivitas sehari-hari Ny. S sebagai ibu rumah tangga

c) Pola eliminasi
BAB : 1x sehari BAK : ±5-6x sehari
Konsistensi : lunak Konsistensi : cair
Warna : coklat kehitaman Warna : kekuningan

d) Pola nutrisi
Makan
Frekuensi : 2-3x sehari
Menu : Tempe, tahu, ayam dan jarang makan buah dan sayur

Minum
Frekuensi : <8 gelas sehari
Jenis : Air putih mineral

18
e) Pola personal hygiene
Mandi : 2x sehari
Mengganti cd : 2x sehari (jarang mengganti celana dalam ketika terasa lembab)

f) Pola hubungan seksual


Ny. S mengaku melakukan hubungan seksual dengan suaminya ±6x dalam seminggu

B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis

2. Pemeriksaan Umum
Tekanan Darah : 120/70 mmHg
Denyut nadi : 84 kali/menit
Frekuensi nafas : 22 kali/menit
Suhu tubuh : 36,40C

3. Pemeriksaan Antropometri
Berat badan : 45 kg
Tinggi badan : 152 cm
LILA : 23,5 cm
IMT : 19,4 kg/m2

4. Pemeriksaan Fisik
Wajah : normal, tidak ada oedema

Mata : simetris. conjungtiva tidak pucat, sclera tidak ikterik

Mulut dan gigi : tidak ada caires gigi dan tidak berlubang

Leher : tidak ada pembengkakan kelenjar getah bening dan tyroid

Dada : payudara simetris, tidak ada benjolan

Abdomen : tidak ada luka bekas operasi

Ekstremitas Atas : tidak ada oedema

Ekstremitas Bawah: tidak ada oedema dan tidak ada varises

17
Anogenitalia :
Inspeksi
Perineum : luka parut : -
Vulva vagina : Warna : - Luka : -
Fistula : - Varises : -
Pengeluaran pervaginam : - Warna :-
Konsistensi : - Jumlah : -
Kelenjar bartolini : -
Pembengkakan : -
Rasa nyeri : -
Anus : haemoroid : -

5. Pemeriksaan Penunjang : -

C. Analisis Data
Prakonsepsi : Ny. S umur 22 tahun dengan kebutuhan konseling program kehamilan

D. Penatalaksanaan
- Melakukan informed consent, ibu menyetujui
- Melakukan pemeriksaan pada pasien secara head to toe
Evaluasi : Pasien bersedia dilakukan pemeriksaan
- Menjelaskan hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan baik
Evaluasi : Pasien mengerti
- Menjelaskan kepada ibu tentang apa saja yang diperlukan untuk persiapan kehamilan, yaitu
pemeriksaan kesehatan, menjaga kebugaran dan kesehatan tubuh, menghentikan kebiasaan
buruk, meningkatkan asupan gizi seimbang, dan persiapan secara psikologis, mental maupun
finansial.
Evaluasi : Pasien mengerti dengan penjelasan yang diberikan bidan
- Menjelaskan kepada ibu tentang gizi seimbang dengan mengkonsumsi makanan yang
mengandung zat vitamin yang diperlukan tubuh dalam persiapan kehamilan,
misalnya protein, vitamin E, vitamin C, asam folat, dan sebagainya.
Evaluasi : Pasien mengerti dengan penjelasan yang diberikan bidan

18
- Menganjurkan ibu agar menjaga kebersihan diri karena untuk mengurangi kemungkinan
infeksi karena badan kotor yang banyak mengandung kuman – kuman.
Evaluasi : Pasien mengerti dengan anjuran yang diberikan bidan
- Menganjurkan ibu untuk menerapkan pola hidup sehat sejak dini salah satunya dengan
makan buah dan sayur.
Evaluasi : Pasien mengerti dengan anjuran yang diberikan bidan
- Melakukan pendokumentasian dalam bentuk SOAP .

Tangerang, 02 Februari 2022


Pengkaji,

(Mayang Fajar Dwiwana)

19
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada bab ini, penulis melakukan pembahasan apakah ada kesenjangan antara
penatalaksanaan asuhan yang diberikan dengan teori atau penelitian yang ada.
Pada hari Rabu, tanggal 02 Februari 2022 pukul 16.00 WIB Ny. S datang ke klinik untuk
berkonsultasi dan memeriksakan kesehatannya. Sebelum melakukan pemeriksaan, penulis
berusaha menciptakan rasa aman dan nyaman kepada ibu dan juga keluarga agar terciptanya
hubungan yang baik antara penulis dan pasien. Sesuai dengan teori Yulizawati, 2017 yang
menyatakan bahwa langkah–langkah asuhan yang pertama adalah ciptakan rasa percaya dengan
menyapa ibu dan keluarga seramah mungkin dan membuatnya merasa nyaman.
Ny. S mengaku ingin mengetahui lebih dalam terkait kehamilan karena ingin melakukan
program hamil dan ingin mempersiapkannya dengan baik. Hal ini sejalan dengan teori Oktaria,
2016 yang menyatakan bahwa kehamilan yang sehat membutuhkan persiapan fisik dan mental,
oleh karena itu perencanaan kehamilan harus dilakukan sebelum masa kehamilan. Proses
kehamilan yang direncanakan dengan baik akan berdampak positif pada kondisi janin dan
adaptasi fisik, serta psikologis ibu pada kehamilan menjadi lebih baik.
Sebelum dilakukan pemeriksaan fisik, penulis menjelaskan terlebih dahulu apa maksud
dari kehamilan yang sejalan dengan WHO 2019 yang menerangkan bahwa kehamilan
didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan
dengan nidasi atau implantasi, bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan
normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut
kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, dimana trimester pertama
berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27) dan
trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-40).
Saat dilakukan anamnesa, ibu mengatakan jarang makan buah dan sayur-sayuran. Penulis
menjelaskan bahwa sayur dan buah baik bagi kesehatan terutama dalam mempersiapkan
kehamilan. Hal ini sesuai dengan buku Modul Pengajaran yang diterbitkan oleh Universitas
Muhammadiyah Malang dan BKKBN tahun 2014 yang menyatakan bahwa persiapan kehamilan
sehat memang sangat penting terkait dengan makanan dan nutrisi yang ibu konsumsi.

19
Saat dilakukan pemeriksaan fisik, TTV ibu dalam batas normal. Dan pada pemeriksaan
head to toe pun normal. Hasil pengukuran LILA ibu 23,5 cm. Lila ibu tergolong normal atau
pas, hal ini sejalan dengan teori Rahmi (2017) menunjukan bahwa Lingkar Lengan Atas (LILA)
adalah jenis pemeriksaan antropometri yang digunakan untuk mengukur risiko KEK pada wanita
usia subur yang meliputi remaja, ibu hamil, ibu menyusui dan Pasangan Usia Subur (PUS).
Sedangkan ambang batas LILA pada WUS dengan resiko KEK adalah apabila kurang dari 23,5
cm wanita tersebut mengalami KEK.
Penatalaksanaan yang diberikan pada Ny. S yaitu memberikan konseling terkait apa saja
yang harus dipersiapkan pada masa prakonsepsi ini, salah satunya adalah pemeriksaan
kesehatan. Hal ini sejalan dengan buku Modul Pengajaran yang diterbitkan oleh Universitas
Muhammadiyah Malang dan BKKBN tahun 2014 yang menyatakan bahwa pemeriksaan
kesehatan secara teratur termasuk pengobatan penyakit yang diderita sebelum hamil sampai
dinyatakan sembuh atau diperbolehkan hamil oleh dokter dan dalam pengawasan. Pemeriksaan
kesehatan sangat penting bagi calon ibu sebelum hamil. Masa ini disebut prakonsepsi. Waktunya
adalah antara 3 – 6 bulan sebelum hamil.

Menjelaskan kepada ibu tentang gizi seimbang dengan mengkonsumsi makanan yang
mengandung zat vitamin yang diperlukan tubuh dalam persiapan kehamilan, misalnya protein,
vitamin E, vitamin C, asam folat, dan sebagainya. Hal ini sesuai dengan teori
Chandranipapongse tahun 2013 yang menyatakan bahwa kesiapan gizi ibu dalam menghadapi
kehamilan sangat bermanfaat untuk mencegah malnutrisi, menyiapkan tubuh pada perubahan–
perubahan pada saat hamil, mengurangi stress dan mencegah obesitas, mengurangi risiko
keguguran, persalinan premature, berat bayi lahir rendah dan kematian janin mendadak, dan
mencegah efek dari kondisi kesehatan yang bermasalah pada saat kehamilan.
Penulis juga mengingatkan pasien untuk selalu menjaga kebersihan dirinya. Hal ini
sesuai dengan teori Haswita tahun 2017 yang menyatakan bahwa kebersihan diri merupakan
langkah awal dalam mewujudkan kesehatan diri karena tubuh yang bersih meminimalkan
risiko seseorang terjangkit suatu penyakit, terutama penyakit yang berhubungan dengan
kebersihan diri yang buruk.
Menganjurkan pasien untuk menerapkan pola hidup sehat sejak dini salah satunya yaitu
dengan makan buah dan sayur. Hal ini sejalan dengan promosi kesehatan yang dikeluarkan

20
oleh Kemenkes RI tahun 2017 yang menyatakan bahwa pola hidup sehat akan memberi
banyak manfaat, mulai dari peningkatan kualitas kesehatan hingga peningkatan produktivitas
seseorang.

21
BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan

Setelah dilakukan pengkajian asuhan kebidanan pada Ny. S umur 22 tahun, pada
kunjungan ini di lakukan anamnesa ibu tidak memiliki keluhan dan pada saat pemeriksaan fisik
kondisi ibu baik dan tujuan yang dilakukan adalah :
a) Mampu melakukan pengkajian data subjektif pada Ny. S dengan prakonsepsi. Ny. S
umur 22 tahun datang ke klinik dengan tujuan ingin melakukan program kehamilan dan
berkonsultasi terkait persiapan kehamilan.

b) Mampu melakukan pengkajian data objektif pada Ny. S dengan prakonsepsi. Didapatkan
keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis, tanda-tanda vital ibu dalam batas
normal, serta pemeriksaan fisik pun dalam keadaan normal tidak ada kelainan.

c) Mampu melakukan interpretasi data dan diagnose pada Ny. S dengan prakonsepsi.
Sehingga didapatkan diagnose Ny. S umur 22 tahun dengan kebutuhan konseling
program kehamilan.

d) Mampu memberikan penatalaksanaan pada Ny. S dengan prakonsepsi. Salah satunya


yaitu memberikan KIE terkait apa saja yang diperlukan dalam persiapan kehamilan.

5.2 Saran

A. Bagi Klien

Dapat bermanfaat dalam membantu proses persiapan kehamilannya.

B. Bagi Lahan Praktik


Dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam memberikan pelayanan asuhan kebidanan
pada ibu hamil sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan sesuai standar asuhan pelayanan
kebidanan.

22
DAFTAR PUSTAKA

1. Azizah, Atikah Nur. 2021. “Analisis Pelayanan Prakonsepsi pada Calon Pengantin di Era

Adaptasi Kebiasaan Baru Covid-19” dalam Jurnal Kebidanan Indonesia, Vol. 12 No. 2 hal

74-82.

2. Balitbang Kemenkes RI. 2018. Riset Kesehatan Dasar, RISKESDAS. Jakarta: Balitbang

Kemenkes RI

3. Bonte, P., Pennings, G. & Sterckx, S., 2014. Is there a moral obligation to conceive children

under the best possible conditions? A preliminary framework for identifying the

preconception responsibilities of potential parents. BMC medical ethics, 15, p.5. Available

at: http://www.pubmedcentral.nih.gov/articlerender.fcgi?

artid=3903016&tool=pmcentrez&rendertype=abs tract

4. Chandranipapongse, W. & Koren, G., 2013. Preconception counseling for preventable risks.

Canadian Family Physician, 59, pp.737–739.

5. Dinas Kesehatan Provinsi Banten. 2020. Profil Kesehatan Provinsi Banten 2020. Serang:

Dinas Kesehatan Provinsi Banten.

6. Kamariyah Nurul, Anggasari Yasi dan Muflihah Siti. (2014). Buku Ajar Kehamilan. Jakarta:

Salemba Medika

7. Katherine, C., dkk. 2013. Preconception Care: Among Maryland Women Giving Birth 2009

– 2011. Article. Maryland Departement of Health and Mental Hygine Center for Maternal

and Child Health. 

8. KBBI. (n.d.b). Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Retrieved November 20, 2019.
9. Kemenkes RI. 2014. Pedoman Gizi Seimbang. Jakarta: Pusat Data dan Informasi

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

10. Kemenkes RI. 2017. Gerakan Masyarakat Hidup Sehat. Jakarta: Direktorat Promosi

Kesehatan dan Pemberdayaan Maasyarakat Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

11. Kemenkes RI. 2018. Hidup Sehat. Jakarta: Direktorat Promosi Kesehatan dan

Pemberdayaan Maasyarakat Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

12. Kemenkes RI. 2020. Profil Kesehatan Indonesia 2019. Jakarta: Kemenkes RI.

13. Lusiana Gultom, S. S. T., Hutabarat, J., Psi, S., & Keb, M. 2020. Asuhan Kebidanan

Kehamilan. Zifatama Jawara.

14. Oktaria, Juli. 2016. “Kesiapan Ibu Menghadapi Kehamilan dan Faktor – Faktor yang

Mempengaruhinya” dalam Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan Vol. 3 No.2 hal 147-159

15. Rahmi, L 2017, “Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kekurangan Energi Kronik

(KEK) pada Ibu Hamil di Puskesmas Belimbing Padang” dalam Jurnal Kesehatan Medika

Saintika, vol.8, no.1, hlm.41-45.

16. Setiawan, E. 2017. Kamus Besar Bahasa Indonesia Online versi 2.0. Badan Pengembangan

dan Pembinaan Bahasa. Kemdikbud. Diakses pada 13 Oktober 2019 di

https://www.kbbi.web.id

17. Susilowati, Kuspriyanto. 2016. Gizi dalam Daur Kehidupan. Bandung: PT. Refika Aditama

18. Universitas Muhammadiyah Malang. 2014. Modul Pengajaran, Mempersiapkan Kehamilan

yang Sehat. Malang: BKKBN

19. WHO. 2019. Maternal mortality key fact.

https://www.who.int/news-room/factsheets/detail/maternal-mortality
20. Winardi, B. 2016. Konsep Asuhan Kebidanan pada Masa Prakonsepsi. Bahan Ajar

Perkuliahan Pendidikan Bidan FK UNAIR.

21. Yulizawati, dkk. 2017. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Kehamilan. Padang: CV. Rumah

Kayu Pustaka Utama


LAMPIRAN

Link Video Konseling Prakonsepsi


https://drive.google.com/file/d/1fgfiAq0W1kq-b4zSQjqkXiwyLxDOmVs-/view?usp=drivesdk
Lembar Informed Consent

Anda mungkin juga menyukai