Anda di halaman 1dari 73

PROPOSAL

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA, GAYA HIDUP DAN JARAK


KEHAMILAN DENGAN KEJADIAN POSTPARTUM BLUES
DI UPTD PUSKESMAS LABUAN
KABUPATEN PANDEGLANG
TAHUN 2022

Oleh:

NITA PEBRIANA
07210400362

UNIVERSITAS INDONESIA MAJU


FAKULTAS VOKASI PROGRAM STUDI KEBIDANAN
PROGRAM SARJANA TERAPAN
JAKARTA
2022
PROPOSAL
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA, GAYA HIDUP DAN JARAK
KEHAMILAN DENGAN KEJADIAN POSTPARTUM BLUES
DI UPTD PUSKESMAS LABUAN
KABUPATEN PANDEGLANG
TAHUN 202

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar


Sarjana Terapan Kebidanan (STr.Keb)

Oleh:

NITA PEBRIANA
07210400362

UNIVERSITAS INDONESIA MAJU


FAKULTAS VOKASI PROGRAM STUDI KEBIDANAN
PROGRAM SARJANA TERAPAN JAKARTA
2022

i
HALAMAN PERSETUJUAN

PROPOSAL
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA, GAYA HIDUP DAN JARAK
KEHAMILAN DENGAN KEJADIAN POSTPARTUM BLUES
DI UPTD PUSKESMAS LABUAN
TAHUN 2022

Oleh:

NITA PEBRIANA
07210400362

Proposal/ Skripsi ini telah diperiksa dan disetujui untuk diajukan dalam Sidang
Hasil Program Studi Kebidanan Program Sarjana Terapan Fakultas Vokasi
UNIVERSITAS INDONESIA MAJU

Jakarta, Desember 2022


Pembimbing

(Maryam Syarah Mardiyah, S.ST., Bdn, M.K.M)


0314059002

ii
HALAMAN PENGESAHAN

PROPOSAL
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA, GAYA HIDUP DAN JARAK
KEHAMILAN DENGAN KEJADIAN POSTPARTUM BLUES
DI UPTD PUSKESMAS LABUAN
TAHUN 2022

Oleh:

NITA PEBRIANA
07210400362

Telah diuji dihadapan Tim Penguji dan diterima sebagai bagian dari Persyaratan
yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Terapan Kebidanan (STr.Keb)

Jakarta, Desember 2022


Mengesahkan,

Pembimbing, Penguji,

(Maryam Syarah M, S.ST, Bdn, MKM) (Hedy Herdiana, MKM)


0314059002

Mengetahui,
Koordinator Program Studi Kebidanan Program Sarjana Terapan

(Retno Sugesti, S. ST, M. Kes)


0404078203

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT, karena berkat


Rahmat, Hidayah, dan Anugerah-Nya yang luar biasa sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan dukungan keluarga, gaya hidup
dan jarak kehamilan dengan kejadian postpartum blues di UPTD Puskesmas
Labuan tahun 2022”.
Dalam penulisan ini penulis banyak mendapat masukan, pengarahan,
bantuan bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Do’a tulus penulis
sampaikan semoga kebaikan dan bantuan yang diberikan akan dibalas dengan
kebaikan yang berlipat ganda dan diberikan kebahagiaan dunia serta akhirat oleh
Allah SWT. Untuk itu, padake sempatan ini penulis mengucapkan terimakasih
kepada :
1. Dr. Astrid Novita, SKM, M.KM, selaku Rektor Universitas Indonesia Maju
2. Susaldi S.St, M. Biomed, selaku Wakil Rektor I Bidang Akademik
Universitas Indonesia Maju
3. Dr. Rindu, SKM., M. Kes selaku Wakil Rektor II Bidang Non Akademik
Universitas Indonesia Maju
4. Ibu Hidayani, Am.Keb, SKM, MKM, selaku Dekan Fakultas Vokasi
Universitas Indonesia Maju
5. Ibu Retno Sugesti, S.ST, M.Kes, Sebagai Koordinator Program Studi
Kebidanan Program Sarjana Terapan Kebidanan Universitas Indonesia Maju.
6. Ibu Maryam Syarah Mardiyah, S.ST., Bdn, M.K.M Sebagai Dosen
Pembimbing yang telah sabar dan meluangkan banyak waktu untuk
memberikan motivasi, pengarahan dan bimbingan selama penulis menyusun
proposal penelitian ini
7. Bapak Hedy Herdiana, MKM selaku penguji yang banyak memberikan
masukan kepada peneliti dalam perbaikan karya ilmiah ini.
8. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar Program Studi Kebidanan program Sarjana
Terapan Fakultas vokasi Universitas Indonesia Maju yang telah memberikan
ilmu pengetahuan, mengarahkan dan membimbing penulis selama mengikuti
proses pendidikan.
9. Kepala Puskesmas dan seluruh teman-teman karyawan UPT Puskesmas
iv
Labuan
10. Suami, anak-anak, orang tua tercinta. Terima kasih atas kasih sayang, doa,
serta dukungan yang kalian berikan kepada penulis. Kalian adalah motivasi
utama dalam hidupku.
11. Dan semua pihak yang telah memberikan dukungan, kasih sayang dan
perhatiannya kepada penulis. Semoga selama bantuan yang tidak ternilai
harganya ini mendapat imbalan di sisi Allah SWT sebagai amal ibadah.
Penulis menyadari bahwa hasil proposal penelitian ini masih jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang membangu ndari berbagai
pihak sangat penulis harapkan demi perbaikan-perbaikan ke depannya.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna,
untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.

Jakarta, 2022

Penulis

v
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

HALAMAN JUDUL................................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................. iii

KATA PENGANTAR.............................................................................................. iv

DAFTAR ISI...............................................................................................................
vi

DAFTAR GAMBAR................................................................................................ viii

DAFTAR TABEL..................................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................ x

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1

A. Latar Belakang...................................................................................................... 1

B. Road Map Penelitian............................................................................................. 6

C. Urgensi Penelitian................................................................................................. 7

BAB II TINJAUAN TEORI.................................................................................... 9

A. Konsep Dasar Postpartum .................................................................................... 9

B. Konsep Dasar Dukungan Keluarga ...................................................................... 21

C. Konsep Dasar Gaya Hidup.................................................................................... 27

D. Konsep Dasar Jarak kehamilan............................................................................. 32

E. Kerangka Teori ..................................................................................................... 36

F. Kerangka Konsep .................................................................................................. 36


vi
G. Hipotesis Penelitian .............................................................................................. 37

BAB III METODE PENELITIAN......................................................................... 38

A. Tujuan Penelitian................................................................................................... 38

B. Manfaat Penelitian ................................................................................................ 38

BAB IV Metodologi Penelitian ............................................................................... 42

A. Jenis Penelitian ..................................................................................................... 42

B. Prosedur Penelitian dan Tahapan Penelitian......................................................... 42

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Road Map Penelitian 6

Tabel 4.1 Definisi Operasional 43

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori Penelitian 36

Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian 36

Gambar 4.1 Diagram Alir 48

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian

x
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah plasenta lahir hingga alat

kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil dalam waktu kurang lebih

6 minggu. Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini karena merupakan

masa kritis baik untuk ibu maupun bayinya. Beberapa perubahan terjadi pada

ibu nifas baik fisiologis maupun psikologis. Ibu mengalami perubahan emosi

selama masa nifas, sementara ibu harus menyesuaikan diri untuk berperan

menjadi seorang ibu (Wahyuningsih, 2018).

Salah satu masalah psikologis yang terjadi pada ibu postpartum adalah

Postnatal Blues atau Postpartum Blues. Postnatal blues atau istilah lain

postpartum blues merupakan suatu fenomena perubahan psikologis yang

dialami oleh ibu. Menurut Cox & Holden angka kejadian postpartum blues

sebesar 50-80%, tetapi bervariasi tergantung pada paritasnya. Hal ini karena

pengalaman ibu terkait nifas sebelumnya mempengaruhi kemampuan ibu

beradaptasi terhadap kondisi perubahan psikologis dan emosi pada masa

postpartum sekarang. Postpartum blues biasanya terjadi pada hari ke-3 sampai

ke-5 post partum, tetapi kadang dapat juga berlangsung seminggu atau lebih,

meskipun jarang (Wahyuningsih, 2018).

Secara global, diperkirakan 20% ibu melahirkan menderita postpartum

blues. Berdasarkan penelitian F. Gonidakis, AD Rabavilas dkk melaporkan

bahwa prevalensi postpartum blues di Yunani sekitar 71,3%, dan di Jerman

55,2%. Angka kejadian postpartum blues di Asia cukup bervariasi dengan

1
2

prevalensi depresi postpartum antara 3,5%-63,3%. Penelitian yang dilakukan

oleh Chandran, dkk. Pada 359 wanita di daerah Tamil Nadu di India, insiden

depresi pasca melahirkan adalah 11% (95% CI 7,1 -14,9). Insiden depresi

pasca melahirkan adalah 1 sampai 2 per 1000 kelahiran. Angka kejadian

postpartum blues di Indonesia berkisar antara 50%-70 dan angka kejadian

depresi postpartum tercatat sebesar 22,4%. Sekitar 50 sampai 60% wanita

yang mengalami depresi postpartum saat memiliki anak pertama, dan sekitar

50% wanita yang mengalami postpartum memiliki riwayat keluarga gangguan

mood (Mursidin dan Ernawati, 2017; Hanifa, 2019 dalam Daniar, Rofi’ah dan

Agutsia, 2021).

Beberapa penelitian dilakukan untuk mengetahui prevalensi

Postpartum Blues di sebagian wilayah Indonesia. Fitriana dan Nurbaeti (2015)

menyebutkan dalam penelitiannya yang dilakukan di Rumah Sakit Umum

tingkat IV kota Bandung bahwa dari 40 responden hampir setengahnya

mengalami postpartum blues ringan (42,5%) dan hampir setengahnya (35,0%)

mengalami postpartum blues berat. Data penelitian diperoleh dengan

menggunakan instrumen Edinburg Postnatal Depression Scale. Penelitian lain

dilakukan oleh Mursidin dan Ernawati (2017) dengan 30 responden ibu

postpartum di PKU Muhammadiyah Yogyakarta tahun 2017. Hasil Penelitian

menunjukkan bahwa sebagian responden mengalami postpartum blues

(53,3%) dengan resiko sedang mengalami depresi postpartum (43,3%) dan

resiko berat untuk mengalami depresi postpartum (10%). Tarisa et.al (2019)

melakukan penelitian pada 40 responden ibu pospartum di Puskesmas Way

Halim dan Praktik Bidan Sekitar Kecamatan Way Halim Bandar Lampung
3

yang hasilnya menunjukkan bahwa terdapat 7 responden yang mengalami

postpartum Blues.

Gambaran kondisi ibu yang mengalami postpartum adalah kesedihan

atau kemurungan setelah melahirkan, sedih, cemas tanpa sebab, mudah

menangis tanpa sebab, euforia, kadang tertawa, tidak sabar, tidak percaya diri,

sensitive, mudah tersinggung (iritabilitas) dan merasa kurang menyayangi

bayinya. Etiologi yang pasti dari Postpartum blues ini masih belum jelas,

tetapi pengaruh hormonal misalnya perubahan kadar estrogen, progesteron dan

prolaktin tampaknya berpengaruh karena periode terjadinya peningkatan

emosi terlihat bersamaan dengan produksi ASI meskipun hilang sendiri,

terjadinya postpartum blues mengindikasikan perlunya dukungan psikososial

(Cooper & Murray, 1997; Gregoire, 1995; Fraser & Cooper, 2009 dalam

Wahyuningsih 2018).

Komplikasi dapat terjadi pada individu yang didiagnosis dengan

postpartum blues. Gejala ini akan berkembang menjadi depresi postpartum

atau psikosis postpartum. Satu penelitian dilakukan di Afrika menunjukkan

bahwa wanita yang didiagnosis dengan "postpartum blues" memungkinkan

dapat mengalami depresi postpartum. (Zanardo et al, 2019 dalam Balaram dan

Marwaha, 2022). Selain itu ibu dengan postpartum blues ini juga lebih

mungkin untuk berubah menjadi gangguan bipolar di masa depan

dibandingkan wanita dengan gangguan depresi mayor tanpa onset peripartum

(Brummelte dan Galea 2016 dalam Balaram dan Marwaha, 2022)

Menurut Teori penyebab perubahan psikologis maupun gangguan

psikologis (psikopatologi) pada masa postpartum adalah beberapa hal yang


4

menjadi penyebab ketidakbahagiaan dalam kehidupan seorang ibu, misalnya

status sosial ekonomi rendah, kemiskinan, kurangnya dukungan sosial, dan

kekerasan dalam rumah tangga. Banyak ibu juga mengalami distress yang

tidak seharusnya dan kecemasan karena tidak mengantisipasi dan mampu

beradaptasi dengan baik terhadap perubahan psikologis tersebut, serta tidak

mengetahui pergolakan psikologis normal, perubahan emosi dan penyesuaian

yang merupakan bagian integral proses kehamilan dan persalinan (Fraser &

Cooper, 2009 dalam Wahyuningsih 2018).

Selain itu, terdapat faktor yang mendukung terjadinya postpartum

blues meliputi perubahan biologis, stress, respon normal, atau penyebab sosial

atau lingkungan. Para ahli teori biologis telah melakukan penelitian tentang

fluktuasi hormon dan tanda beberapa reaksi afeksi terhadap progesteron,

estradiol, kortisol dan kadar prolaktin. Pendukung teori stres berpendapat

bahwa setiap yang menimbulkan stress dapat merangsang reaksi, seperti blues.

Selain itu juga ada banyak faktor yang diduga berperan terhadap terjadinya

postpartum blues, antara lain faktor hormonal, ketidaknyamanan fisik yang

dialami wanita menimbulkan gangguan pada emosional seperti payudara

bengkak, nyeri jahitan dan rasa mules, ketidakmampuan beradapatasi terhadap

perubahan fisik dan emosional yang kompleks, umur dan paritas (jumlah

anak), pengalaman dalam proses kehamilan dan persalinan, tingkat

pendidikan, status perkawinan, kehamilan yang tidak diinginkan, riwayat

gangguan kejiwaaan sebelumnya, sosial ekonomi, stres dalam keluarga missal

faktor ekonomi memburuk, kelelahan pasca persalinan dan lain lain (Bobak,

2005; Sujiyatni, dkk. 2010 dalam Lail, 2019).


5

Tyarini dan Candra (2020), menjelaskan dalam penelitiannya bahwa

dari literature review yang dilakukan pada empat jurnal dengan rentang tahun

2009-2018 yang memiliki kriteria yang sama menunjukkan bahwa dukungan

sosial sangat berpengaruh dalam meminimalisir terjadinya postpartum blues

dan mengurangi dampaknya. Penelitian lain yang dilakukan oleh Salat,

Satriaawati dan Permatasari (2021) yang meneliti tentang hubungan dukungan

keluarga dengan kejadian postpartum blues. Hasil analisis data dengan uji

spearman rank menunjukkan ρ value= 0,000 yang bermakna bahwa ada

hubungan antara Dukungan Keluarga dengan Kejaidan Postpartum blues di

Desa Marengan Laok Kecamatan Kalianget Kabupaten Sumenep. Correlation

coefficient menunjukkan angka -0,875 yang berarti bahwa hubungan antara

dukungan keluarga dengan kejadian postpartum blues adalah sangat kuat.

Selain adanya faktor dukungan keluarga disebutkan pula faktor lain yaitu

jumlah kehamilan atau paritas dengan keadian postpartum blues dengan nilai

pvalue 0,017 (Febrina, 2021).

Studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di UPT puskesmas

Labuan periode september 2022, terdapat 35 ibu melahirkan normal dan

dilakukan penyebaran kuesioner Edinburg Postnatal Depression Scale pada

ibu melahirkan tersebut. hasilnya diperoleh 7 ibu yang mengalami postpartum

blues. Melalui wawancara, peneliti memperoleh beberapa faktor yang

mempengaruhi terjadinya postpartum blues diantaranya adalah masalah

ekonomi, dukungan keluarga, jumlah anak, dan bingung cara mengurus anak.

Berdasarkan latar belakang, peneliti merasa tertarik untuk meneliti Hubungan


6

dukungan keluarga, gaya hidup dan jarak kehamilan dengan kejadian

postpartum blues di UPTD puskesmas Labuan.

B. Road Map Penelitian

Tabel 1.1
Road Map Penelitian
Penelitian Terdahulu
No. Peneliti Judul Tahun Metode Hasil Penelitian Luaran
Penelitian
1. Sri Yunita Hubungan 2021 Penelitian ini Hasil penelitian Jurnal
Suraida Salat, dukungan merupakan jenis survey menunjukkan bahwa Ilmiah
Arisda keluarga analitik dengan desain 77% ibu postpartum Kebidanan
Candra dengan cross sectional. Teknik mengalami (Scientific
Satriaawati, kejadian sampling yang postpartum blues, dan Journal of
Dian postpartum digunakan dalam 38% diantaranya Midwifery),
Permatasari Blues penelitian ini adalah mengalami Vol.7., No 2
total sampling dengan postpartum blues Tahun 2021
jumlah responden ringan. Dari 13 Ibu
sebanyak 13 ibu postpartum hampir
postpartum. Analisa separuhnya yaitu
data yang digunakan 46% mendapatkan
adalah uji statistik dukungan keluarga
sperman rank dengan yang kurang. Hasil
tingkat kemaknaan 5% analisis data dengan
(0,05) uji spearman rank
menunjukkan ρ
value= 0,000 yang
bermakna bahwa ada
hubungan antara
Dukungan Keluarga
dengan Kejaidan
Postpartum blues
2. Indrawati Pengaruh 2020 literature review Hasil dari literature Jurnal
Aris Tyarini, dukungan review pada empat Ilmiah
Dewi Candra social orang jurnal dengan kriteria Kesehatan
Resmi terdekat dalam yang sama 2020
meminimalisir menunjukkan bahwa
peristiwa dan dukungan sosial
dampak sangat berpengaruh
postpartum dalam meminimalisir
pada ibu usia terjadinya postpartum
muda dan mengurangi
dampaknya.
3. Roza Aryani, Faktor-Faktor Jenis penelitian bersifat Hasil analisa data Jurnal yang
Afriana, yang kuantitatif dengan bivariat menunjukkan dipublikasi
Faranita Berhubungan metode korelatif, ada hubungan usia di Journal of
dengan Baby dengan pendekatan dengan baby blues Healtcare
Blues cross sectional study. syndrome pada ibu Technology
Syndrome Jumlah populasi pada postpartum and
7

Pada Ibu bulan Januari-Juli 773 (ρ=0,018), Medicine


PostPartum di orang ibu postpartum. pendidikan Vol. 8 No. 2
RSUD dr. Jumlah populasi pada (ρ=0.001), jenis Oktober
Zainoel Abidin Januari–Juli 2021 persalinan (ρ=0,000), 2022
Kota Banda berjumlah 773 orang ibu komplikasi kelahiran Universitas
Aceh postpartum. Teknik (ρ=0,025), serta Ubudiyah
pengambilan sampel dukungan keluarga Indonesia e-
yaitu dengan dengan baby blues ISSN : 2615-
menggunakan teknik syndrome pada ibu 109X
sampling kuota, dengan postpartum
jumlah sampel 50 (ρ=0,031). Ada
orang. Alat hubungan antara,
pengumpulan data yang usia, pendidikan,
digunakan yaitu jenis persalinan,
kuesioner. komplikasi kelahiran
serta dukungan
keluarga dengan baby
blues syndrome pada
ibu postpartum.

Pengembangan Penelitian
Peneliti perlu mengembangkan penelitian dengan konsep yang berbeda dari penelitian terdahulu baik secara metode
maupun hal lainnya. Penelitian ini berbeda dari penelitian terdahulu dari wilayah penelitian, populasi, sampel
data. Persamaan pada penelitian ini adalah pada metodologi penelitian

Penelitian saat ini


Penelitian ini berjudul hubungan dukungan keluarga, gaya hidup dan jarak kehamilan dengan kejadian postpartum
blues di UPTD puskesmas Labuan. Penelitian dilakukan untuk mencari hubungan antara dukungan keluarga, gaya
hidup dan jarak kehamilan dengan kejadian postpartum blues. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan
jenis penelitian analitik korelasi dan pendekatan crossectional. Data di peroleh dari responden dengan menyebarkan
kuesionr. Data yang di temukan akan diolah dengan program SPSS Penelitian yang akan dilakukan akan menjadi
referensi bacaan diperpustakaan kampus dan akan dipublikasikan kedalam jurnal.

C. Urgensi Penelitian

Postnatal blues atau istilah lain postpartum blues merupakan

suatu fenomena perubahan psikologis yang dialami oleh ibu. Komplikasi

dapat terjadi pada individu yang didiagnosis dengan postpartum blues. Gejala

ini akan berkembang menjadi depresi postpartum atau psikosis postpartum.

Satu penelitian dilakukan di Afrika menunjukkan bahwa wanita yang

didiagnosis dengan "postpartum blues" memungkinkan dapat mengalami

depresi postpartum. Selain itu ibu dengan postpartum blues ini juga lebih

mungkin untuk berubah menjadi gangguan bipolar di masa depan


8

dibandingkan wanita dengan gangguan depresi mayor tanpa onset peripartum.

Hal ini perlu di telusuri berbagai faktor yang berhubungan sehingga dapat

diatasi dan dicegah dengan baik. Maka penelitian ini ingin meneliti beberapa

faktor yaitu dukungan keluarga, gaya hidup dan jarak kehamilan dengan

kejadian postpartum blues. Sehingga diharapkan dapat ditemukan faktor yang

paling berhubungan dan soluasi dalam menghadapi postpartum blues.

Berdasarkan Studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di UPT

puskesmas Labuan periode september 2022, terdapat 35 ibu melahirkan

normal dan dilakukan penyebaran kuesioner Edinburg Postnatal Depression

Scale pada ibu melahirkan tersebut. hasilnya diperoleh 7 ibu yang mengalami

gejala postpartum blues. Melalui wawancara, peneliti memperoleh beberapa

faktor yang mempengaruhi terjadinya postpartum blues diantaranya adalah

masalah ekonomi, dukungan keluarga, jumlah anak, dan bingung cara

mengurus anak. Berdasarkan latar belakang, peneliti merasa tertarik untuk

meneliti Hubungan dukungan keluarga, gaya hidup dan jarak kehamilan

dengan kejadian postpartum blues di UPTD puskesmas Labuan.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Postpartum Blues

1. Definisi masa nifas/ Postpartum

Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah plasenta lahir

hingga alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil dalam waktu

kurang lebih 6 minggu. Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini

karena merupakan masa kritis baik untuk ibu maupun bayinya. Beberapa

perubahan terjadi pada ibu nifas baik fisiologis maupun psikologis. Ibu

mengalami perubahan emosi selama masa nifas, sementara ibu harus

menyesuaikan diri untuk berperan menjadi seorang ibu (Wahyuningsih,

2018).

Definisi lain menyebutkan bahwa masa nifas adalah Masa nifas

atau masa puerperium adalah masa setelah persalinan selesai sampai 6

minggu atau 42 hari. Selama masa nifas, organ reproduksi secara perlahan

akan mengalami perubahan seperti keadaan sebelum hamil. Perubahan organ

reproduksi ini disebut involus (Sumarni dan Nahira, 2019).

2. Tahapan pada masa Postpartum

Tahapan pada masa nifas meliputi kontraksi uterus, pengeluaran lokia,

kandung kemih, tekanan darah dan suhu (Sumarni dan Nahira, 2019).

a. Puerperium dini

Puerperium dini merupakan masa pemulihan awal dimana ibu

diperbolehkan untuk berdiri dan berjalan-jalan. Ibu yang melahirkan per

38
39

vagina tanpa komplikasi dalam 6 jam pertama setelah kala IV dianjurkan

untuk mobilisasi segera.

b. Puerperium intermedial

Suatu masa pemulihan dimana organ-organ reproduksi secara

berangsur-angsur akan kembali ke keadaan sebelum hamil. Masa ini

berlangsung selama kurang lebih enam minggu atau 42 hari.

c. Remote puerperium

Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat kembali dalam keadaan

sempurna terutama bila ibu selama hamil atau waktu persalinan mengalami

komplikasi. Rentang waktu remote puerperium berbeda untuk setiap ibu,

tergantung dari berat ringannya komplikasi yang dialami selama hamil atau

persalinan.

3. Perubahan fisiologis sistem tubuh pada ibu postpartum

Beberapa perubahan fisiologis terjadi pada masa nifas.

Perubahan tersebut diuraikan dibawah ini (Walyani, 2017; Sumarni dan

Nahira, 2019; Lail 2019):

a. Uterus

Uterus berangsur- angsur menjadi kecil (involusi) sehingga

akhirnya kembali seperti sebelum hamil. Bayi lahir fundus uteri setinggi pusat

dengan berat uterus 1000 gr. Akhir kala III persalinan tinggi fundus uteri

teraba 2 jari bawah pusat dengan berat uterus 750 gr. Satu minggu

postpartum tinggi fundus uteri teraba pertengahan pusat dengan simpisis,

berat uterus 500 gr. Dua minggu postpartum tinggi fundus uteri tidak teraba
40

diatas simpisis dengan berat uterus 350 gr. Enam minggu postpartum fundus

uteri bertambah kecil dengan berat uterus 50 gr.

b. Serviks

Serviks merupakan bagian dasar dari uterus yang bentuknya

menyempit sehingga disebut juga sebagai leher rahim. Serviks

menghubungkan uterus dengan saluran vagina dan sebagai jalan keluarnya

janin dan uterus menuju saluran vagina pada saat persalinan. Segera setelah

persalinan, bentuk serviks akan menganga seperti corong. Hal ini disebabkan

oleh korpus uteri yang berkontraksi sedangkan serviks tidak berkontraksi.

Warna serviks berubah menjadi merah kehitaman karena mengandung

banyak pembuluh darah dengan konsistensi lunak. Segera setelah janin

dilahirkan, serviks masih dapat dilewati oleh tangan pemeriksa. Setelah 2 jam

persalinan serviks hanya dapat dilewati oleh 2-3 jari dan setelah 1 minggu

persalinan hanya dapat dilewati oleh 1 jari, setelah 6 minggu persalinan

serviks menutup.

c. Vagina

Selama proses persalinan vagina mengalami penekanan serta

pereganganan yang sangat besar, terutama pada saat melahirkan bayi.

Beberapa hari pertama sesudah proses tersebut, vagina tetap berada dalam

keadaan kendur. Setelah 3 minggu vagina kembali kepada keadaan tidak

hamil dan rugae dalam vagina secara berangsur- angsur akan muncul

kembali.
41

d. Vulva

Sama halnya dengan vagina, vulva juga mengalami penekanan

serta peregangan yang sangat besar selama proses melahirkan bayi. Beberapa

hari pertama sesudah proses melahirkan vulva tetap berada dalam keadaan

kendur. Setelah 3 minggu vulva akan kembali kepada keadaan tidak hamil

dan labia menjadi lebih menonjol.

e. Payudara

Setelah pelahiran plasenta, konsentrasi estrogen dan

progesteron menurun, prolactin dilepaskan dan sintesis ASI dimulai. Suplai

darah ke payudara meningkat dan menyebabkan pembengkakan vascular

sementara. Air susu sata diproduksi disimpan di alveoli dan harus dikeluarkan

dengan efektif dengan cara dihisap oleh bayi untuk pengadaan dan

keberlangsungan laktasi.

f. Tanda vital nadi, suhu, pernapasan, dan tekanan darah

Tanda vital ibu memberikan tanda-tanda terhadap keadaan

umum ibu. Tindakan melakukan observasi terhadap tanda vital ibu yang

meliputi nadi, suhu, pernapasan dan tekanan darah merupakan tindakan non

invasif dan merupakan indikator kesehatan ibu secara keseluruhan. Frekuensi

nadi ibu secara fisiologis pada kisaran 60-80 kali permenit. Perubahan nadi

yang menunjukkan frekuensi bradikardi (<60 kali permenit) atau takhikardi

(>100 kali permenit) menunjukkan adanya tanda shock atau perdarahan.

Frekuensi dan intensitas nadi merupakan tanda vital yang sensitif terhadap

adanya perubahan keadaan umum ibu. Perubahan suhu secara fisiologis

terjadi pada masa segera setelah persalinan, yaitu terdapat sedikit kenaikan
42

suhu tubuh pada kisaran 0,2-0,5°C, dikarenakan aktivitas metabolisme yang

meningkat saat persalinan, dan kebutuhan kalori yang meningkat saat

persalinan. Perubahan suhu tubuh berada pada kisaran 36,5°C-37,5°C.

Perubahan suhu tubuh ini hanya terjadi beberapa jam setelah persalinan,

setelah ibu istirahat dan mendapat asupan nutrisi serta minum yang cukup,

maka suhu tubuh akan kembali normal. Setelah kelahiran bayi, harus

dilakukan pengukuran tekanan darah. Jika ibu tidak memiliki riwayat

morbiditas terkait hipertensi superimposed hipertensi serta

preeklampsi/eklampsi, maka biasanya tekanan darah akan kembali pada

kisaran normal dalam waktu 24 jam setelah persalinan. Pada keadaan normal,

frekuensi pernapasan relatif tidak mengalami perubahan pada masa

postpartum, berkisar pada frekuensi pernapasan orang dewasa 12-16 kali

permenit.

g. Sirkulasi Darah

Terdapatnya peningkatan aliran darah uterus masif yang penting

untuk mempertahankan kehamilan, dimungkinkan oleh adanya hipertrofi dan

remodeling signifikan yang terjadi pada semua pembuluh darah pelvis.

Setelah persalinan, diameternya berkurang kira-kira ke ukuran sebelum

kehamilan. Pada uterus masa nifas, pembuluh darah yang membesar menjadi

tertutup oleh perubahan hialin, secara perlahan terabsorbsi kembali,

kemudian digantikan oleh yang lebih kecil. Akan tetapi sedikit sisa-sisa dari

pembuluh darah yang lebih besar tersebut tetap bertahan selama beberapa

tahun. Tubuh ibu akan menyerap kembali sejumlah cairan yang berlebihan

setelah persalinan.
43

h. Sistem Kardiovaskuler

Perubahan volume darah bergantung pada beberapa faktor,

misalnya kehilangan darah selama melahirkan dan mobilisasi, serta

pengeluaran cairan ekstravaskular (edema fisiologis). Kehilangan darah

merupakan

Akibat penurunan volume darah total yang cepat, tetapi terbatas.

Tiga perubahan fisiologi sistem kardiovaskuler pascapartum yang terjadi pada

wanita antara lain sebagai berikut :

1) Hilangnya sirkulasi uteroplasenta yang mengurangi ukuran pembuluh

darah maternal 10-15%.

2) Hilangnya fungsi endokrin placenta yang menghilangkan stimulus

vasodilatasi.

3) Terjadinya mobilisasi air ekstravaskular yang disimpan selama wanita

hamil.

Denyut jantung, volume dan curah jantung meningkat sepanjang

masa hamil. Segera setelah wanita melahirkan, keadaan ini meningkat bahkan

lebih tinggi selama 30-60 menit karena darah yang biasanya melintasi

sirkulasi uteroplacenta tiba-tiba kembali ke sirkulasi umum. Nilai ini

meningkat pada semua jenis kelahiran. Curah jantung biasanya tetap naik

dalam 24-48 jam postpartum dan menurun ke nilai sebelum hamil dalam 10

hari Frekuensi jantung berubah mengikuti pola ini.

i. Sistem Hematologi

Pada akhir kehamilan kadar fibrinogen dan plasma serta faktor-

faktor pembekuan darah meningkat. Pada hari pertama postpartum, kadar


44

fibrinogen dan plasma akan sedikit menurun tetapi darah lebih mengental

dengan peningkatan viskositas, dan juga terjadi peningkatan faktor

pembekuan darah serta terjadi Leukositosis dimana jumlah sel darah putih

dapat mencapai 15.000 selama persalinan akan tetap tinggi dalam beberapa

hari pertama dari masa postpartum.

j. Sistem Pencernaan

Sistem pencernaan selama kehamilan dipengaruhi oleh beberapa

hal, diantaranya tingginya kadar progesteron yang dapat mengganggu

keseimbangan cairan tubuh, meningkatkan kolestrol darah, dan melambatkan

kontraksi otot-otot polos. Pasca melahirkan, kadar progesteron juga mulai

menurun. Namun demikian, faal usus memerlukan waktu 3-4 hari untuk

kembali normal.

k. Sistem Muskuloskeletal

Otot-otot uterus berkontraksi segera setelah persalinan.

Pembuluh-pembuluh darah yang berada di antara anyaman otot-otot uterus

akan terjepit. Proses ini akan menghentikan perdarahan setelah placenta

dilahirkan. Ligamen-ligamen, diafragma pelvis, serta fasia yang meregang

pada waktu persalinan, secara berangsur-angsur menjadi pulih kembali ke

ukuran normal

l. Sistem Endokrin

Setelah melahirkan, sistem endokrin kembali kepada kondisi

seperti sebelum hamil. Hormon kehamilan mulai menurun segera setelah

plasenta lahir. Penurunan hormon estrogen dan progesteron menyebabkan

peningkatan prolaktin dan menstimulasi air susu. Perubahan fisiologis yang


45

terjadi pada ibu setelah melahirkan melibatkan perubahan yang progresif atau

pembentukan jaringan-jaringan baru. Selama proses kehamilan dan

persalinan terdapat perubahan pada sistem endokrin. Berikut adalah

perubahan hormon dalam sistem endokrin pada masa postpartum.

4. Perubahan Psikologis Ibu Postpartum

Selain perubahan fisiologis, terjadi pula perubahan psikologis.

Secara psikologis, setelah melahirkan seorang ibu akan merasakan gelaja-

gejala perubahan psikologis, demikian juga pada masa menyusui. Meskipun

demikian, ada pula ibu yang tidak mengalami hal ini. Karena kepekaan dan

ambang psikologis setiap orang berbeda-beda. Sehingga proses perubahan

psikologis pada ibu postpartum ini sebenarnya peristiwa yang normal

(fisiologis). Penyebab perubahan psikologis maupun gangguan psikologis

(psikopatologi) pada masa postpartum adalah beberapa hal yang menjadi

penyebab ketidakbahagiaan dalam kehidupan seorang ibu, misalnya status

sosial ekonomi rendah, kemiskinan, kurangnya dukungan sosial, dan

kekerasan dalam rumah tangga. Selama periode postpartum, asuhan yang

supotif dan holistik dari bidan tidak hanya membantu meningkatkan

kesejahteraan emosi ibu, tetapi juga dapat membantu mengurangi

ancaman morbiditas psikologis pada periode postpartum (Wahyuningsih,

2018).

5. Postpartum Blues

a. Definisi Postpartum Blues

Postnatal blues atau istilah lain postpartum blues merupakan suatu

fenomena perubahan psikologis yang dialami oleh ibu. Angka kejadian


46

postpartum blues sebesar 50-80%, tetapi bervariasi tergantung pada

paritasnya. Hal ini karena pengalaman ibu terkait nifas sebelumnya

mempengaruhi kemampuan ibu beradaptasi terhadap kondisi perubahan

psikologis dan emosi pada masa postpartum sekarang. Postpartum blues

biasanya terjadi pada hari ke-3 sampai ke-5 post partum, tetapi kadang dapat

juga berlangsung seminggu atau lebih, meskipun jarang. Gambaran kondisi

ini bersifat ringan dan sementara. Kesedihan atau kemurungan setelah

melahirkan ditandai dengan gejala-gejala seperti sedih, cemas tanpa sebab,

mudah menangis tanpa sebab, Euforia, kadang tertawa, tidak sabar, tidak

percaya diri, sensitive, mudah tersinggung (Wahyuningsih, 2018).

Postpartum blues merupakan perasaan sedih yang dialami oleh

seorang ibu berkaitan dengan bayinya. Biasanya muncul sekitar 2 hari

sampai 2 minggu sejak kelahiran bayi. Keadaan ini disebabkan oleh

perubahan perasaan yang dialami ibu saat hamil sehingga sulit menerima

kehadiran bayinya (Sumarni dan Nahira, 2019)

Postpartum blues sering disebut juga dengan gangguan sindrom mood

Semua ibu baru melahirkan mengalami beberapa perasaan negatif atau

perubahan suasana hati setelah kelahiran anak mereka (Stewart & Vigod,

2016; Gale & Harlow, 2003 dalam Manurung, 2018).

b. Faktor Presdisposisi

Faktor presdisposisi postpartum blues adalah perubahan biologis,

stress, respon normal, atau penyebab social atau lingkungan. Para ahli teori

biologis telah melakukan penelitian tentang fluktuasi hormon dan tanda

beberapa reaksi afeksi terhadap progesteron, estradiol, kortisol dan kadar


47

prolaktin. Pendukung teori stres berpendapat bahwa setiap yang

menimbulkan stress dapat merangsang reaksi, seperti blues. Beberapa orang

memandang blues sebagai peristiwa fisiologis normal berdasarkan respon

yang meningkatkan naluri ibu dan sifat protektif terhadap bayinya.

Masalah sosial dan lingkungan, seperti tekanan dalam hubungan pernikahan

dan hubungan keluarga, riwayat sidrom menstruasi (premenstrual syndrome

[PMS]), rasa cemas, rasa takut tentang persalinan dan dapresi selama masa

hamil, dan penyesuaian social yang buruk dapat merupakan faktor

predisposisi (Wahyuningsih, 2018)

Selain itu juga ada banyak faktor yang diduga berperan terhadap

terjadinya postpartum blues, antara lain (Lail, 2019):

a. Faktor Hormonal, berupa perubahan kadar esterogen, progesteron,

prolaktin dan estriol yang terlalau rendah, Kadar esterogen turun secara

bermakna setelah melahirkan ternyata efek esterogen memiliki efek

seprusi aktifita enzim non adrenalin maupun serotin yang berperan dalam

suasana hati dan kejadian depresi.

b. Ketidaknyamanan fisik yang dialami wanita menimbulkan gangguan pada

emosional seperti payudara bengkak, nyeri jahitan dan rasa mules.

c. Ketidakmampuan beradapatasi terhadap perubahan fisik dan emosional

yang kompleks.

d. Faktor umur dan paritas (jumlah anak)

e. Pengalaman dalam proses kehamilan dan persalinan.


48

f. Latar belakang psikologis wanita yang bersangkutan seperti tingkat

pendidikan, status perkawinan, kehamila yang tidak diinginkan, riwayat

gangguan kejiwaaan sebelumnya, sosial ekonomi.

g. Stress dalam keluarga missal faktor ekonomi memburuk.

h. Kelelahan pasca persalinan. Rasa yang memiliki bayi yang terlalu dalam

sehingga timbul rasa takut yang berlebihan akan kehilangan bayinya

c. Manifestasi klinis postpartum blues

Gejala-gejala postpartum blues ini bisa terlihat dari perubahan

sikap seorang ibu. Gejala tersebut biasanya muncul pada hari ke-3 atau ke-6

hari setelah melahirkan. Beberapa perubahan sikap tersebut diantaranya ibu

sering tiba-tiba menangis karena merasa tidak bahagia, penakut, tidak mau

makan, tidak mau bicara, sakit kepala sering berganti mood, mudah

tersinggung (iritabilitas), merasa terlalu sensitif dan cemas berlebihan, tidak

bergairah, khususnya terhadap hal yang semula sangat diminati, tidak

mampu berkonsentrasi dan sangat sulit membuat keputusan, merasa tidak

mempunyai ikatan batin dengan si kecil yang baru saja di lahirkan, insomnia

yang berlebihan.

Gejala-gejala itu mulai muncul setelah persalinan dan pada

umumnya akan menghilang dalam waktu antara beberapa jam sampai

beberapa hari. Namun jika masih berlangsung beberapa minggu atau

beberapa bulan itu dapat disebut postpartum depression (Wahyuningsih,

2018).
49

d. Instrumen pengukuran postpartum blue

Pengukuran postpartum blues menggunakan standar prosedur yang sesuai

yakni dengan wawancara atau laporan diri (self report). Standard alat ukur

yang sesuai dalam mengukur postpartum blues adalah mengandung

pernyataan yang mengukur perubahan emosional dan mood ibu. Edinburgh

Postnatal Depression Scale atau EPDS adalah alat screening yang didesaign

dan dikutip dari sebagian besar literatur yang telah dikembangkan sejak tahun

1987 oleh Cox, Holden dan Sagovsky. EPDS telah diuji dan divalidasi oleh

beberapa peneliti. Hasilnya, EPDS telah terbukti sebagai instrument yang

sederhana, mudah digunakan dan dapat dipercaya sebagai alat screening

depresi postpartum yang digunkan pada praktek-praktek klinik dan dalam

penelitian. EPDS telah banyak digunakan diseluruh Negara Eropa dan Negara

Barat termauk Indonesia sehingga tidak diragukan lagi keabsahannya.Nilai

EPDS tidak mengesampingkan adanya petimbangan-pertimbangan klinis.

Pertimbangan klinis tersebut dapat digunakan untuk memastikan atau

mengkonfirmasi hasil diagnosis. Instrument EPDS menggali perasaan ibu

selama minggu-minggu postpartum. Penggunaan EPDS selain untuk

mengevaluasi kejadian depresi postpartum juga digunakan untuk

postpartumblues. Jumlah pertanyaannya ada 10 item dimana pertanyaan-

pertanyaan tersebut mudah dipahami. Nilai maksimum EPDS adalah 30,

dengan interval 0-9 normal, ≥10 pospartumblues/depresi. Penafsiaran angka

EPDS antara depresi dengan postpartumblues adalah dilihat dari waktu

kejadiannya. EPDS yang digunakan segera setelah melahirkan dan diulang

dalam waktu 2 minggu adalah mengkaji kejadian postpartumblues dan bila


50

penilaian EPDS dalam waktu satu bulan atau lebih adalah menilai depresi

postpartum (Manurung 2008 dalam Ritonga, 2018).

Dalam sebuah penelitian disebutkan bahwa Instrumen EPDS ini

berbentuk kuisioner dengan 10 pertanyaan yang mudah digunakan untuk

menilai bagaimana tingkat perasaan hati/ mood selama satu minggu ke

belakang dengan waktu pengerjaan yang tidak terlalu lama. Masing-masing

pertanyaan memiliki skala nilai 0-3 dengan poin maksimal 30. EPDS

memiliki sensitivitas 96% dan spesifisitas 82% dengan nilai cut off 10.

Dengan tingginya nilai sensitifitas dan spesifisitas instrumen EPDS yang

tinggi dan kemudahan penggunaannya, maka EPDS dapat digunakan sebagai

alat untuk skrining secara menyeluruh sebelum penegakkan diagnostik dari

PPD dengan tidak menjelaskan secara spesifik penyebab dari depresi yang

dialami (Adli, 2022).

B. Konsep Dasar Dukungan Keluarga

1. Definisi Dukungan Keluarga

Keluarga merupakan satu atau sekelompok manusia yang hidup

bersama sebagai satu kesatuan unit masyarakat yang terkecil dan biasanya

tidak selalu ada hubungan darah, ikatan perkawinan atau ikatan lain

(Friedman, 2012)

Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh

ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan

mempertahankan budaya yang umum: meningkatkan perkembangan fisik,

mental, emosional, dan sosial dari tiap anggota (Harmoko, 2012).


51

2. Tipe/bentuk Keluarga

Friedman (2012) menyebutkan beberapa tipe keluarga,

diantaranya : Keluarga inti (Nuclear Family), adalah keluarga yang terdiri

dari ayah, ibu dan anak-anak.

a. Keluarga besar (Extended family), adalah keluarga inti yang ditambah

dengan sanak saudara, misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara dan

sebagainya .

b. Keluarga berantai (serial Family), adalah keluarga yang terdiri dari wanita

dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan suatu keluarga

initi.

c. Keluarga duda/janda (Single Family), adalah keluarga yang terjadi karena

perceraian atau kematian.

d. Keluarga berkomposisi (Composite), adalah keluarga yang perkawinannya

lebih dari satu (poligami dan hidup secara bersama.

e. Keluarga Kabitas (Cahabitation), adalah dua orang menjadi satu tanpa

pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga

3. Fungsi Keluarga

Friedman (2012) menyebutkan beberapa fungsi keluarga,

diantaranya :

a. Fungsi Afektif, Adalah fungsi internal keluarga sebagai dasar kekuatan

keluarga. Didalamnya terkait dengan saling mengasihi, saling mendukung

dan saling menghargai antar anggota keluarga.


52

b. Fungsi Sosialisasi, Adalah fungsi yang mengembangkan proses interaksi

dalam keluarga. Sosialisai dimulai sejak lahir dan keluarga merupakan

tempat individu untuk belajar bersosialisasi.

c. Fungsi Reproduksi, Adalah fungsi keluarga untuk meneruskan

kelangsungan keturunan dan menambah sumber daya manusia.

d. Fungsi Ekonomi, adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan

seluruh anggota keluarganya yaitu : sandang, pangan dan papan.

d. Fungsi perawatan kesehatan, adalah fungsi keluarga untuk mencegah

terjadinya masalah kesehatan dan merawat anggota keluarga yang

mengalami masalah kesehatan.

4. Tugas keluarga

Keluarga mempunyai tugas di bidang kesehatan yang perlu

dipahami dan dilakukan, meliputi :

a. Mengenal masalah kesehatan keluarga Kesehatan merupakan salah satu

hal yang harus diperhatikan oleh keluarga, mengetahui masalah kesehatan

keluarga di awal kondisinya akan sangat membantu dalam menentukan

prognosis kesehatan keluarga kedepannya. Dalam hal ini keluarga dituntut

untuk dapat mengidentifikasi serta memahami kondisi kesehatan anggota

keluarga lainnya, hal ini berpengaruh pada penentuan intervensi

berikutnya yang akan diberikan pada keluarga.

b. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga Mengambil

tindakan kesehatan yang tepat harus dilakukan oleh keluarga. Hal ini

diharapkan agar masalah kesehatan dapat dikurangi bahkan teratasi.


53

c. Merawat anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan Upaya

dalam merawat anggota keluarga yang sakit merupakan salah satu bentuk

tugas keluarga yang harus dipenuhi. Keterlibatan keluarga dalam merawat

anggota keluarga yang sakit sangat menentukan kondisi pasien.

d. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga.

Modifikasi lingkungan dibutuhkan untukmengenal serta member

intervensi pada anggota keluarga yang sakit. kreatifitas yang baik tentunya

sangat membantu dalam penerapan intervensi kepada naggota keluarga

yang sakit.

e. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya bagi keluarga.

Fasilitas kesehatan yang ada disekitar lingkungan keluarga menjadi

perhatian yang harus diutamakan oleh keluarga lainnya. Dalam kondisi

tertentu diharapkan keluarga dapat menggunakan fasilitas kesehatan untuk

menolong keluarga yang sakit.

5. Indikator Dukungan

Dukungan keluarga merupakan bantuan yang diterima oleh salah satu

anggota keluarga dari anggota keluarga yang lainnya. Dukungan keluarga

merupakan bentuk dukungan yang menjadi sumber dukungan praktis dan

konkret bagi anggota keluarga lainnya. Bentuk dukungan dapat berupa

finansial, merawat anggota keluarga yang sakit, melakukan tugas rumah

tangga, menggantikan peran anggota keluarga yang sakit, dan memanfaatkan

fasilitas serta materi yang ada untuk keperluan perawatan. Bentuk dukungan

keluarga lainnya dapat berupa kualitas dukungan yang baik dan bersifat

komprehensif, menunjukkan sikap empati, memberikan fasilitas dan


54

menyediakan informasi yang dibutuhkan, dapat meningkatkan motivasi dan

membuat pasien merasa lebih aman dan nyaman saat berada di dekat

keluarga.

Dukungan keluarga memiliki 4 jenis dukungan atau sintesa

dukungan yaitu dukungan informasional, penilaian, instrumenal dan

emosional. (Friedman, 2012; Scott, 2012, Yusra, 2011).

a. Dukungan Informasional

Manfaat dari dukungan ini adalah dapat menekan munculnya

stressor karena informasi yang diberikan dapat menyumbangkan sugesti

yang khusus pada pasien. Aspek – aspek dalam dukungan ini adalah

nasehat, usulan, saran, petunjuk, dan pemberian informasi.

b. Dukungan penilaian

Dukungan Penilaian / Penghargaan Dukungan yang positif dari

orang orang disekitarnya, dorongan atau pernyataan setuju terhadap ide-

ide atau perasaan individu. Dukungan ini membuat seseorang merasa

bangga dan dihargai, keluarga bertindak sebagai sebuah bimbingan umpan

balik, membimbing dan menengahi masalah, diantaranya: memberikan

support, pengakuan, penghargaan, dan perhatian.

c. Dukungan Instrumental

Manfaat dukungan ini adalah mendukung pulihnya semangat

yang menurun, merasa masih ada perhatian dan kepedulian dari

lingkungan pada seseorang yang sedang mengalami penderitaan.

Dukungan yang diberikan dapat berupa dukungan instrumental selama

perawatan ataupun pengobatan.


55

Keluarga merupakan sumber pertolongan praktis dan konkrit

diantaranya: bantuan langsung dari orang yang diandalkan seperti materi,

tenaga dan sarana.

d. Dukungan Emosional

Keluarga sebagai sebuah tempat yang aman dan damai

membantu penguasaan terhadap emosi. Manfaat dari dukungan ini adalah

menjamin nilai – nilai individu akan selalu terjaga kerahasiaannya dari

keingintahuan orang lain. Aspek aspek dari dukungan emosional meliputi

dukungan yang diwujudkan dalam bentuk afeksi, adanya kepercayaan,

perhatian dan mendengarkan serta didengarkan. Friedman (2012)

menjelaskan bahwa dukungan keluarga berupa dukungan emosional terkait

monitoring glukosa, diet dan latihan dapat meningkatkan efikasi diri

pasien sehingga mendukung keberhasilan dalam perawatan diri pasien.

Dukungan keluarga sangat berpengaruh dan ada hubungan dengan

beberapa fungsi biologis tubuh, diantaranya kardiovaskuler, fungsi

neuroendokrin dan fungsi imunitas tubuh.

6. Cara Mengukur Dukungan Keluarga

Untuk mengukur dukungan keluarga dapat digunakan

beberapa alat pengukuran seperti kuesioner. Isi dari kuesioner dapat

berupa pertanyaan atau pernyataan. Jawaban berupa skala likert atau ya

atau tidak. Pernyataan dan pertanyaan dibuat sesuai dengan indikator

dukungan keluarga yaitu informasional, instrumental, emosional dan

penilaian. Skor tertinggi 46 dan terendah 23. Untuk menentukan dukungan


56

baik atau kurang baik, maka dilakukan penilaian dengan mengacu pada

nilai T mean.

C. Konsep Dasar Gaya Hidup

1. Definisi Gaya Hidup

Menurut Kotler dan Keller (2012) gaya hidup adalah pola hidup

seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktifitas, minat dan opininya.

Gaya hidup menunjukan keseluruhan diri seseorang dalam berinteraksi

dengan lingkungannya. Gaya hidup menggambarkan seluruh pola seseorang

dalam beraksi dan berinteraksi di dunia. Sedangkan menurut Setiadi gaya

hidup adalah secara luas diidentifikasikan sebagai cara hidup yang

diidentifikasikan oleh bagaimana orang menghabiskan waktu mereka

(aktifitas) apa yang mereka anggap penting dalam lingkungannya

(ketertarikan), dan apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka semdiri dan

juga sekitarnya (pendapat).

Menurut Bustan (2000) dalam Paramitasari dan Martini (2012)

gaya hidup meliputi pola makan, aktivitas fisik, kehidupan sosial dan

komunikasi. Gaya hidup dalam dunia modern sekarang ini telah menjurus ke

arah gaya hidup yang tidak sehat. Konsekuensi dari gaya hidup tidak sehat

tersebut adalah meningkatnya kejadian penyakit degeneratif, penyakit tidak

menular, penyakit kardiovaskuler dan kasus peningkatan tekanan darah yang

terjadi di masyarakat.

2. Dimensi gaya Hidup

Menurut Kasali dalam Setiawan, Fauzi, Sanawiri (2018) para

peneliti pasar yang menganut pendekatan gaya hidup cenderung


57

mengklasifikasikan konsumen berdasarkan variabel-vaariabel AIO, yaitu:

aktivitas, minat, dan opini. Menurut Joseph T. Plumber dalam Setiawan,

Fauzi, Sanawiri (2018) mengatakan bahwa gaya hidup mengukur aktivitas-

aktivitas manusia dalam hal :

a. Bagaimana mereka menghabiskan waktunya

b. Minat mereka apa yang dianggap penting di sekitarnya.

c. Pandangan-pandangan baik terhadap diri sendiri, maupun terhadap

orang lain.

d. Karakter-karakter dasar seperti tahap yangmereka telah lalui dalam

kehidupan (life-cycle), penghasilan, pendidikan, dan dimana mereka

tinggal.

Menurut Sutisna dalam Daud dan Suprihadi (2017) Gaya hidup

akan berkembang pada masing-masing dimensi activity, interest, opinion

atau AIO (aktivitas,minat, opini). AIO didefinisikan sebagai berikut(27) :

1. Activity adalah tindakan nyata. Aktivitas ini dapat berupa kerja,

hobi,acara sosial, liburan, hiburan, keanggotan perkumpulan, jelajah

interent, dan berbelanja. Aktivitas (kegiatan) konsumen merupakan

karakteristik konsumen dalam kehidupan sehari-harinya. Dengan

adanya aktivitas konsumen, perusahaan dapat mengetahui kegiatan apa

saja yang dapat dilakukan oleh pasar sasarnnya, sehingga

mempermudah perusahaan untuk menciptakan strategi-staretgi dari

informasi yang didapatkan tersebut.

2. Interest adalah tindakan kegairah yang menyertai perhatian khusus

maupun terus menerus. Minat atau ketertarikan setiap manusia


58

berbeda-beda. Adakalanya manusia tertarik pada makanan, adakalanya

juga manusia tertarik pada mode pakaian, dan sebagainya. Minat

merupakan faktor pribadi konsumen dalam mempengaruhi proses

pengambilan keputusan. Setiap perusahaan dituntut untuk selalu

memahami minat dan hasrat para pelanggannya. Dengan memahami

minat pelanggannya, dapat memudahkan perusahaan untuk

menciptakan konsep pemasaran guna mempengaruhi proses pembelian

para pasar sasarannya.

3. Opinion adalah jawaban lisan atau tertulis yang orang berikan sebagai

respon terhadap situasi. Opini digunakan untuk mendeskripsikan

penafsiran, harapan, dan evaluasi seperti kepercayaan mengenai

maksud orang lain, antisipasi sehubungan dengan peristiwa masa

datang, dan penimbangan konsekuensi yang memberi ganjaran atau

menghukum dari jalannya tindakan alternatif.

Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa AIO

(activity, intention, opinion) merupakan salah satu alat ukur dari gaya

hidup. Aktivitas (activity) merupakan wujud dari aksi atau tindakan

seseorang, minat (intention) merupakan derajat kesenangan yang

menyertai perhatian khusus dan berkelanjutan pada objek, dan opini

(opinion) merupakan jawaban yang berupa tulisan sendiri atau tulisan

yang diberikan oleh seseorang sebagai respon terhadap stimulasi berupa

pertanyaan. Opini digunakan untuk menjelaskan interpretasi, harapan, dan

evaluasi.
59

3. Klasifikasi Gaya Hidup

Menurut Kotler dalam Ilham dan Edwar (2014)

mengklasifikasikan gaya hidup berdasarkan tipologi values and lifestyle

(VALS) dari Stanford Research International yang disarikan sebagai

berikut :

a. Actualizes yaitu orang yang memiliki pendapatan paling tinggi dengan

banyak sumber daya yang ada mereka sertakan dalam suatu atau

semua orientasi diri.

b. Fulfilled yaitu orang professional yang matang, bertanggung jawab,

dan berpendidikan tinggi.

c. Believers yaitu konsumen konservatif, kehidupan mereka berpusat

pada keluarga, agama, masyarakat dan bangsa.

d. Achievers yatu orang-orang yang sukses, berorientasi pada pekerjaan,

konservatif dalam politik yang mendapatkan kepuasan dari pekerjaan

dan keluarga mereka.

e. Strivers yaitu orang-orang dengan nilai-nilai yang serupa dengan

achievers tetapi sumberdaya ekonomi, sosial dan psikologisnya lebih

sedikit.

f. Experiences yaitu konsumen yang berkeinginan besar untuk menyukai

hal-hal baru .

g. Makers yaitu orang yang suka mempengaruhi lingkungan mereka

dengan cara yang praktis.

h. Strugglers yaitu orang yang berpenghasilan rendah dan terlalu sedikit

sumberdayanya untuk dimasukkan kedalam orientasi konsumen yang


60

manapun dengan segala keterbatasannya, mereka cenderung menjadi

konsumen yang loyal pada merek.

4. Cara mengukur gaya hidup

Pengukuran mengenai gaya hidup dapat dilakukan dengan

psikografik (psychographic). Psikografik adalah suatu instrumen untuk

mengukur gaya hidup, yang memberikan pengukuran kuantitatif dan bisa

dipakai untuk menganalisis data yang sangat besar. Psikografik analisis

biasanya dipakai untuk melihat segmen pasar. Analisis psikografik sering

juga diartikan sebagai suatu riset konsumen yang menggambarkan segmen

konsumen dalam hal kehidupan mereka, pekerjaan dan aktivitas lainnya.

Psikografik berarti menggambarkan (graph) psikologi konsumen (psyco).

Psikografik adalah pengukuran kuantitatif gaya hidup, kepribadian dan

demografik konsumen. Psikografik sering diartikan sebagai pengukuran

AIO (activity, interest, opinion).

Para peneliti menganut pendekatan gaya hidup cenderung

mengklasifikasikan konsumen berdasarkan variabel-variabel AOI, yaitu

aktivitas, minat, dan pendapat. Menurut Joseph Plummer mengatakan

bahwa segmentasi gaya hidup mengukur aktivitas-aktivitas manusia dalam

hal:

a. Bagaimana menghabiskan uangnya

b. Minat mereka, apa yang dianggap penting di sekitarnya

c. Pandangan-pandangan baik terhadap diri sendiri, maupun terhadap

orang lain.
61

d. Karakter-karakter dasar seperti yang mereka telah lalui dalam

kehidupan (life cycle), pendidikan dan di mana mereka tinggal

Gaya hidup secara lebih luas diidentifikasikan sebagai cara

hidup yang diidentifikasikan oleh bagaimana orang menghabiskan waktu

mereka (aktivitas) apa yang mereka anggap penting dalam lingkungannya

(ketertarikan), dan apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri

dan juga dunia sekitarnya (pendapat). Gaya hidup suatu masyarakat akan

berbeda dengan masyarakat lainnya. Bahkan, dari masa ke masa gaya

hidup suatu individu dan kelompok dan masyarakat tertentu akan bergerak

dinamis

D. Konsep Dasar Jarak kehamilan

1. Pengertian Jarak Kehamilan

Jarak kehamilan adalah suatu pertimbangan untuk menentukan

kehamilan anak yang pertama dengan kehamilan anak berikutnya. Jarak

kehamilan terlalu dekat adalah jarak antara kehamilan satu dengan

kehamilan berikutnya kurang dari 2 tahun (24 bulan). Jarak ideal antar

kehamilan adalah lebih dari 2 tahun, dengan demikian memberi

kesempatan pada tubuh untuk memperbaiki persediannya dan organ –

organ reproduksi untuk siap mengandung lagi (Susanti, 2018).

2. Faktor yang Mempengaruhi Jarak Kehamilan

Menurut Hapsari et al (2014) Faktor-faktor yang

mempengaruhi ibu jarak kehamilah adalah :

a. Kelompok Ibu di Pedesaan


62

Faktor yang pertama adalah daerah tempat tinggal ibu. Asumsi yang

dapat ditegakkan dari hasil ini adalah karena di perdesaan jumlah, jenis dan

pelayanan di fasilitas kesehatan masih terbatas. Minimnya tenaga kesehatan

di perdesaan bisa juga menjadi salah satu faktor yang mengakibatkan

kurangnya tenaga penyuluh atau tenaga yang memberikan informasi penting

terkait dengan risiko kehamilan dan persalinan kepada masyarakat. Oleh

sebab itu masyarakat khususnya ibu menjadi tidak paham akan bahaya yang

mengancam keselamatan jiwanya jika mereka hamil atau melahirkan di usia

yang terlalu muda atau terlalu tua. Atau semakin tingginya risiko yang harus

mereka tanggung jika terlalu sering mereka melahirkan, atau jika terlalu

banyak anak yang telah ibu lahirkan. Tingginya risiko yang harus mereka

tanggung jika terlalu sering mereka melahirkan, atau jika terlalu banyak anak

yang telah ibu lahirkan.

b. Pendidikan

Faktor kedua yaitu tingkat pendidikan ibu memiliki pengaruh

terhadap risiko kehamilan jarak kurang dari 2 tahun. Hal ini dapat

diasumsikan karena ibu yang berpendidikan rendah (setingkat SD atau

bahkan tidak sekolah) memiliki tingkat pengetahuan dan pengertian yang

rendah pula terhadap bahaya dan risiko kehamilan jarak kehamilan kurang 2

tahun. Mereka dianggap kurang sering terpapar dengan informasi terkait

kesehatan reproduksi yang mana menjadi makin diperparah dengan kurang

aktifnya tenaga kesehatan atau pun kader dalam menyampaikan informasi

kesehatan reproduksi (risiko kehamilan dan persalinan). Semakin tinggi

tingkat pendidikan maka makin tinggi tingkat pengetahuannya tentang risiko


63

kehamilan. Tingkat pendidikan dapat mempengaruhi pola pikir dan daya

cerna seseorang terhadap informasi. Apabila seorang ibu hamil mempunyai

pengetahuan yang lebih tentang risiko tinggi kehamilan, maka kemungkinan

ibu akan berperilaku mencegah, menghindari dan mengatasimasalah risiko

kehamilan tersebut.

c. Status Ekonomi

Faktor yang ketiga adalah status ekonomi rumah tangga mempunyai

hubungan yang bermakna dengan risiko kehamilan kurang dari 2 tahun. Ibu

dengan tingkat ekonomi lemah akan sulit mengakses pelayanan kesehatan di

fasilitas kesehatan sehingga makin memperburuk risiko yang harus

dialaminya. Kurangnya akses ke pelayanan kesehatan, baik dari segi

informasi maupun pelayanan kesehatan lain seperti pelayanan pemeriksaan

dan pengobatan, layanan KB dan sebagainya.

d. Tidak Menginginkan Kehamilannya

Faktor keempat adalah keinginan ibu untuk hamil. Hal ini dapat

diasumsikan bahwa seorang ibu yang memang menginginkan kehamilannya

itu akan benar-benar mempersiapkan masa kehamilan dan waktu

persalinannya dengan baik dan cermat. Sebaliknya jika seorang ibu tidak

menginginkan kehamilan tersebut bisa jadi karena hamil di luar pernikahan

atau karena kondisi fisik dan mental yang sudah tidak memungkinkan dia

untuk hamil dan bersalin.

e. Kesulitan akses di Pelayanan Kesehatan

Faktor kelima yaitu pelayanan kesehatan setelah melahirkan.

Dalam program pelayanan kesehatan postpartum ada 7 jenis pelayanan,


64

diantaranya adalah konseling dan pelayanan kesehatan KB, konseling

kesehatan ibu dan anak, serta perawatan bayi baru lahir. Pelayanan kesehatan

seperti pemanfaatan perawatan pasca persalinan memiliki hubungan dengan

kematian neonatal. Pemeriksaan neonatal dini mempunyai hubungan dengan

kejadian kematian neonatal. Sementara itu kematian neonatal merupakan

hasil akhir atau akibat dari faktor medik penting terhadap kejadian kematian

bayi yaitu kondisi terlalu sering (kurang dari 2 tahun).

f. Umur

Akibat telatnya menikah serta terkejar oleh faktor usia, di Indonesia

wanita di atas usia 30 tahun banyak yang memiliki jarak pendek untuk

melahirkan anak sebelum mereka berusia 35 tahun ke ata

3. Cara mengukur Jarak Kehamilan

Jarak kehamilan adalah suatu pertimbangan untuk menentukan kehamilan

anak yang pertama dengan kehamilan anak berikutnya. Jarak kehamilan

terlalu dekat adalah jarak antara kehamilan satu dengan kehamilan

berikutnya kurang dari 2 tahun (24 bulan). Jarak ideal antar kehamilan

adalah lebih dari 2 tahun, dengan demikian memberi kesempatan pada tubuh

untuk memperbaiki persediannya dan organ – organ reproduksi untuk siap

mengandung lagi (Susanti, 2018).


65

E. Kerangka Teori

Masa Nifas

Perubahan Psikologis Perubahan Fisiologis

Fakor predisposisi
a. Stress dalam keluarga missal faktor ekonomi
memburuk, dukungan keluarga
b. Kelelahan pasca persalinan. Postpartum Blues
c. Gaya Hidup
d. Jarak Kehamilan

(Wahyuningsih, 2018 dan Sumarni dan Nahira, 2019

F. Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

Dukungan keluarga

Gaya Hidup Postpartum Blues

Jarak Kehamilan

Gambar 2.2
Kerangka Konsep penelitian

Keterangan :

: Ditelitu

: tidak diteliti
66

G. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah pernyataan asumsi tentang hubungan antara dua

atau lebih variabel yang diharapkan bisa menjawab suatu pernyataan dalam

penelitian. Setiap hipotesis terdiri dari suatu unit atau bagian permasalahan 1.

Hipotesis berfungsi untuk menentukan kearah pembuktian, artinya hipotesis

ini merupakan pernyataan yang harus dibuktikan, yaitu :

1. Hipotesis Nol (HO) dibuat untuk menyatakan sesuatu ada atau tidak adanya

suatu perbedaan yang bermakna antara kedua kelompok atau lebih suatu hal

yang dipermasalahkan.

2. Hipotesis Alternatif (HA) dibuat untuk menyatakan adanya suatu perbedaan

yang bermakna antara kedua kelompok atau lebih suatu hal yang

dipermasalahkan.

Sementara itu Hipotesis pada penelitian ini adalah :

1. Hipotesis Nol 1 (Ho 1) : tidak ada hubungan dukungan keluarga, gaya hidup

dan jarak kehamilan ibu terhadap Postpartum blues di UPTD Puskemas

Labuan

2. Hipotesis Alternatif 1 (Ha 1) : ada hubungan dukungan keluarga, gaya hidup

dan jarak kehamilan ibu terhadap Postpartum blues di UPTD Puskemas

Labuan

BAB III

1
67

TUJUAN DAN MANFAAT

A. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan dukungan

keluarga, gaya hidup dan jarak kehamilan ibu terhadap Postpartum blues

di UPTD Puskemas Labuan

2. Tujuan khusus

a. Mengetahui distribusi frekuensi dukungan keluarga, gaya hidup, jarak

kehamilan ibu, dan Postpartum blues di UPTD Puskemas Labuan

b. Mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan Postpartum blues di

UPTD Puskemas Labuan tahun 2022

c. Mengetahui hubungan gaya hidup dengan Postpartum blues di UPTD

Puskemas Labuan tahun 2022

d. Mengetahui hubungan jarak kehamilan dengan postpartum blues di

UPTD Puskemas Labuan tahun 2022

B. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis/Metodologis

Dengan hasil penelitian yang di peroleh, dapat menambah

pengetahuan dan teori tentang postpartum blues dan faktor-faktor

penyebabnya sehingga dapat menjadi referensi bagi mahasiswa dan

penelitian selanjutnya. Penelitian ini, tidak menghasilkan metode baru

tetapi sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian lebih lanjut.


68

2. Manfaat Praktis

a. Untuk Responden

Penelitian ini mengajarkan kepada responden tentang perubahan

fisiologis dan patologis baik secara fisik maupun psikis terkait perubahan

yang terjadi pada ibu saat hamil dan melahirkan sehingga menimbulkan

wawasan bagi responden agar lebih tahu apa yang terjadi pada seorang

ibu saat hamil dan melahirkan. Sehingga diharapkan ibu dapat

mengantisipasi perubahan yang terjadi.

b. Manfaat untuk pelayanan kesehatan

Hasil penelitian ini memberikan gambaran bahwa ibu hamil dan

melahirkan perlu di fahami semua kebutuhannya mengingat sebagai

manusia yang utuh, ada kebutuhan biopsikospiritual dan sosial yang

dibutuhkan. Maka berdasarkan hal tersebut, harus dibuat program-

program ditempat pelayanan kesehatan yang mendukung kebutuhan ibu

saat hamil.

c. Untuk masyarakat dan keluarga

Dengan adanya penelitian ini, dapat memberikan gambaran perubahan-

perubahan yang terjadi pada ibu hamil pada keluarga dan masyarakat

sehingga keluarga dan masyarakat dapat memberikan dukungan dan

motivasinya untuk bersama-sama meningkatkan derajat kesehatan baik

dari aspek fisik maupun psikologis.


BAB IV
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian Analitik yaitu penelitian

yang menekankan pada pengujian teori melalui pengukuran variabel penelitian

dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik. Jenis

penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif analitik dengan

pendekatan cross sectional. Pengukuran variable dilakukan pada suatu saat

artinya subyek diobservasi dan dilakukan pengukuran pada saat yang sama.

B. Prosedur Penelitian dan Tahapan Penelitian

1. Langkah-langkah Penelitian

a. Persiapan Penelitian

1) Pengumpulan jurnal dan artikel dan data pendahuluan untuk

menentukan judul penelitian dan membuat proposal penelitian dan

dikonsulkan dengan dosen pembimbing.

2) Melakukan seminar proposal, diuji etik dan uji vailiditas kuesioner

penelitian

3) Mengurus surat perizinan untuk dilakukannya penelitian serta juga

melakukan studi pendahuluan

4) Mengobservasi tempat yang akan diteliti.

b. Pelaksanaan Penelitian

Pada tahap ini yang dilakukan oleh peneliti yaitu memberikan

sebuah kuesioner yang mengkaji dukungan keluarga, gaya hidup dan

jarak kehamilan serta kejadian postpartum blues.

42
43

c. Akhir Penelitian

Pada tahapan akhir penelitian ini yaitu menyajikan hasil analisis

data tersebut sehingga bisa dilihat apakah ada hubungan antara

dukungan keluarga, gaya hidup dan jarak kehamilan dengan kejadian

postpartum blues. Data disajikan dan disidangkan dihadapan penguji.

2. Definisi Operasional

Tabel 4.1
Definisi Operasional

No. Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala Ukur
1 Kejadian Perubahan psikologis Kuesioner Mengisi 1. Tidak Nominal
Postpartum yang dialami oleh ibu EPDS Kuesioner Mengalami Post
Blues partum blues
Jika Skor 0- 9
1. Ya, mengalami
Post jika skor >
10
2 Dukungan Bantuan yang diterima Kuesioner Mengisi 1. Mendukung Nominal
Keluarga oleh salah satu anggota Kuesioner Jika Skor >
keluarga dari anggota Mean
keluarga yang lainnya. 2. Tidak
Mendukung
Jika Skor < T
mean
3 Gaya Hidup Suatu pola hidup Kuesioner Mengisi 1. Gaya Hidup Ordinal
seseorang di dunia Kuesioner rendah jika
yang diekspresikan skore <54
dalam aktifitas, minat 2. Gaya Hidup
dan opininya Sedang Jika
Skor Antara 54-
81
3. Gaya Hidup
Tinggi >81
4 Jarak suatu pertimbangan Kuesioner Mengisi 2. Ideal jika > 24 Nominal
Kehamilan untuk menentukan Kuesioner Bulan
kehamilan anak yang 3. Tidak Ideal jika
pertama dengan jarak kehamilan
kehamilan anak <24 Bulan
berikutnya.
.
44

3. Populasi dan Sampel Penelitian

a. Populasi

Populasi penelitian adalah semua ibu postpartum di Puskesmas Labuan

periode 3 bulan terakhir dari bulan September-November tahun 2022

sebanyak 52 responden.

b. Sampel

Pada penelitian ini, dalam menentukan sampel penelitian, peneliti

berpedoman pada teori Sugiyono (2017) yang menyarankan tentang

ukuran sampel untuk penelitian sebagai berikut:

1. Ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai

dengan 500.

2. Bila sampel dibagi dalam kategori maka jumlah anggota sampel setiap

kategori minimal 30.

3. Bila dalam penelitian akan melakukan analisis dengan multivariate

(korelasi atau regresi ganda misalnya), maka jumlah anggota sampel

minimal 10 kali dari jumlah variabel yang diteliti. Misalnya variabel

penelitiannya ada 4 (independen + dependen), maka jumlah anggota

sampel = 10 x 4 = 40.

Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti menentukan bahwa jumlah

sampel yang akan diteliti sebanyak 40 orang.

4. Teknik pengambilan sampel

Pada penelitian ini dilakukan secara Consecutive sampling, cara

mengambil sampel yang sesuai dengan kriteria pada penelitian. Adapun

Kriteria responden adalah sebagai berikut :


45

a. Kriteria Inklusi

1) Pasien merupakan ibu yang melahirkan di puskesmas Labuan

2) Pasien dalam keadaan stabil dengan tingkat kesadaran yang baik

3) Bersedia terlibat dalam penelitian dengan menandatangani informed

consent

4) Pasien adalah ibu dengan riwayat kehamilan lebih dari satu kali

b. Kriteria Ekslusi

1) Pasien bukan ibu yang melahirkan di puskesmas Labuan

2) Pasien dalam keadaan idak stabil dengan penurunan kesadaran

3) Tidak Bersedia terlibat dalam penelitian

5. Instrumen Penelitian

Instrumen pada penelitian ini adalah kuesioner. Untuk mengukur

Postpartum Blues peneliti menggunakan Edinburgh Postnatal Depression

Scale dengan 10 pertanyaan. Sedangkan untuk mengukur Dukungan

keluarga peneliti menggunakan kuesioner yang dikembangkan oleh

Sulistiyaningsih (2019) yang telah diuji validitas dengan jumlah

pertanyaan sebanyak 23 pertanyaan dengan pilihan jawaban “Ya” Skor 2

dan “Tidak” skor 1. Untuk mengukur gaya hidup peneliti menggunakan

kueisoner yang dikembangkan oleh Utari (2019) yang telah diuji validitas

dengan skala likert yang terdiri dari 4 pilihan jawaban yaitu sangat setuju,

setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Hasil penilaian di kategorikan

menjadi 3 kategori yaitu haya hidup rendah jika skor kurang dari 54, gaya

hidup sedang jika skor antata 54-81 dan gaya hidup tinggi jika skor lebih

dari 81. Untuk mengukur jarak kehamilan peneliti menggunakan teori


46

yang dijelaskan oleh Susanti (2018) yang menyebutkan bahwa jarak

kehamilan ideal adalah lebih dari 24 bulan dan tidak ideal adalah kurang

dari 24 bulan.

6. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan di UPT Puksemas Labuan dengan

menggunakan kuesioner. Responden penelitian adalah ibu postpartum.

Setelah data diperoleh, kemudian dilakukan pengolahan dan. Tahapan

pengolahan data diawali dengan mengolah data yang terkumpul. Pertama-

tama data itu diseleksi atas dasar realibilitas dan validitasnya. Data yang

rendah realibilitas dan validitasnya; data yang kurang lengkap digugurkan

atau dilengkapi dengan substitusi. Selanjutnya data telah lulus dalam seleksi

itu lalu diatur dalam tabel matriks, dan lain-lain agar memudahkan

pengolahan selanjutnya. Kalau mungkin pada penyusunan tabel yang

pertama itu dibuat tabel induk (master tabel). Jika tabel induk itu dapat

dibuat, maka langkah-langkah selanjutnya akan lebih mudah dikerjakan,

karena perhitungan-perhitungan dan analisis data dilakukan berdasarkan

tabel induk tersebut. Adapun tahapan pengolahan data dalam penelitian ini

adalah :

a. Data Entry

Data entry adalah memasukkan data yang telah dikumpulkan

kedalam master tabel atau database komputer, kemudian membuat


47

distribusi frekuensi sederhana atau bisa juga dengan membuat tabel

kontigensi dengan memasukkan nilai dari masing masing responden.

b. Coding dan Scoring

Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik terhadap

data yang terdiri atas beberapa kategori. Kode ini bertujuan merekam

data secara manual. Lembaran atau kartu kode berisi no responden dan

nomor pertanyaan.

c. Editing

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data

yang diperoleh atau dikumpulkan. Pada penelitian ini, proses editing

dilakukan peneliti setelah hasil observasi dan hasil kuesioner diperoleh.

Peneliti akan mengecek kembali kelengkapan data, apakah jawaban

responden jelas, sesuai dengan pertanyaan. Jika kuesioner dan hasil

observasi observasi tidak lengkap, maka data tersebut dikeluarkan (drop

out).

d. Prosessing

Dalam melakukan analisis, khususnya terhadap data penelitian

akan menggunaka ilmu statistik terapan yang disesuaikan dengan tujuan

yang hendak dianalisis. Apabila penelitiannya deskriptif, maka akan

menggunakan statistika deskriftif, sedangkan jika analitik maka

menggunakan statistika inferensial.

7. Manajemen Data

a. Alur Penelitian
48

Alur penelitian tentang Hubungan dukungan keluarga, gaya hidup

dan jarak kehamilan dengan kejadian postpartum blues di UPTD

puskesmas Labuan ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 4.1
Diagram Alir Penelitian

Populasi penelitian yaitu ibu postpartum di Puskesmas Labuan Kabupaten


Pandeglang Tahun 2022

Sampel penelitian ini diambil menurut data Tahun 2022


sebanyak 87 orang

Intrumen penelitian ini menggunakan data primer berupa


Kuesioner

Uji statistik yang akan digunakan adalah chi-square

Menyimpulkan Hasil Penelitian

Sebelum dilakukan analisis data, terlebih dahulu dilakukan koreksi

terhadap :

1) Analisis Univariat menggambarkan karakteristik data dan variable

yang diteliti yang dipresentasikan dalam bentuk distribusi frekuensi

dan narasi.

2) Analisis Bivariat, menganalisis hubungan variable bebas dengan

variable terikat uji statistic yang akan digunakan adalah chi-square

pada tingkat kemaknaan p=0,05, untuk melihat besarnya resiko

terjadinya efek (outcome) dengan confidence interval (CI) 95%. Nilai

pvalue <0,05 berarti ada hubungan antar variabel dan jika pvalue
49

>0,05 berarti tidak ada hubungan. Nilai X2Hitung >X2Tabel, maka Ho

ditolak dan Ha diterima yang berarti ada hubungan antara kedua

variable, jika X2Hitung ≤ X2Table, maka Ho diterma dan Ha ditolak

yang berarti tidak ada hubungan antara kedua variable. Uji statistic

menggunakan Uji Chi Square dengan rumus : Chi-aquare

X2 = ∑ (0-E)2

Keterangan

X2 = Chi-aquare

∑ = Jumlah Data

O = Nilai Observasi

E = Nilai yang diharapkan

b. Etika Penelitian, meliputi :

Menurut Hidayat (2014) dalam Lembaga Penelitian dan

Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Katolik Indonesia Atma

Jaya (2017) Etika penelitian adalah pertimbangan rasional mengenai

kewajiban‐kewajiban moral seorang peneliti atas apa yang dikerjakannya

dalam penelitian, publikasi, dan pengabdiannya kepada masyarakat.

Terdapat 6 point yang menjadi prinsip dasar etika penelitian yaitu :

1. Prinsip menghormati martabat manusia dan hak masyarakat

Prinsip ini menegaskan bahwa manusia adalah pribadi yang

memiliki kehendak bebas dan kemampuan untuk bertanggungjawab

atas keputusan‐keputusannya. Berdasarkan prinsip ini, seorang

peneliti wajib menghormati manusia sebagai makhluk yang memiliki


50

otonomi, yang memiliki kemampuan dalam bernalar dan mengambil

keputusan, menghormati martabat dan harkat setiap individu dan

hak‐haknya atas privacy dan konfidensialitas, menghargai hak

masyarakat atas kekayaan kulturalnya sebagai bukti penghormatan

atas martabat manusia melindungi hak dan kesejahteraan pribadi dan

komunitas yang tidak memiliki kemampuan untuk mengambil

keputusan yang otonom karena alasan usia, gender, ras,

etnisitas, bahasa, orientasi seksual, dan status ekonomi, serta

berusaha meniadakan prasangka yang timbul karena perbedaan‐

perbedaan tersebut, memberikan perlindungan kepada partisipan

penelitian terhadap kemungkinan timbulnya kerugian dan

penyalahgunaan dalam penelitian.

2. Prinsip berbuat baik (beneficence)

Prinsip ini menegaskan kewajiban peneliti untuk berbuat

baik, mengusahakan manfaat semaksimal mungkin, dan

meminimalkan kerugian bagi setiap orang yang terlibat dalam

penelitian. Setiap tindakan yang dapat merugikan partisipan

penelitian perlu dipertimbangkan dengan hati‐hati dengan

menerapkan prinsip do no harm, termasuk dalam kasus adanya

konflik kepentingan.

3. Prinsip keadilan

Prinsip ini menegaskan bahwa setiap peneliti memiliki

kewajiban etis untuk memperlakukan setiap orang secara fair

berdasarkan keterlibatannya dalam penelitian. Prinsip ini juga


51

menjamin pembagian yang seimbang dalam hal beban dan manfaat

yang diperoleh partisipan penelitian baik individu maupun

masyarakat berdasarkan keikutsertaan dalam penelitian.

4. Prinsip integritas keilmuan

Prinsip ini menegaskan bahwa setiap peneliti memiliki

kewajiban etis untuk menjaga integritas keilmuan dengan

menghargai kejujuran, kecermatan, ketelitian, dan keterbukaan

dalam penelitian, publikasi dan penerapannya. Peneliti wajib

berpegang pada komitmennya untuk menjunjung tinggi obyektivitas

dan kebenaran. Pelanggaran atas hak kekayaan intelektual (haki),

pencurian data dan karya orang lain selain merupakan pelanggaran

atas prinsip ini, juga merupakan pelanggaran hukum.

5. Prinsip kepercayaan dan tanggungjawab

Prinsip ini menegaskan bahwa peneliti wajib membangun

kepercayaan dengan mitra peneliti, partisipan penelitian dan semua

yang terlibat dalam penelitian. Prinsip ini juga menegaskan bahwa

peneliti perlu menyadari tanggung jawab profesional dan

keilmuannya terhadap masyarakat dan terhadap komunitas tempat ia

bekerja. Dalam rangka menjunjung  tinggi dan menegakkan standar

profesionalitasnya, setiap peneliti harus peka terhadap perkembangan

IPTEKS, situasi sosial,  budaya dan dampak penelitian

terhadap  masyarakat.

6. Prinsip keterbukaan
52

Yang dimaksud dengan keterbukaan adalah bahwa peneliti

harus terbuka terhadap partisipan penelitian perihal deskripsi dan

tujuan penelitian serta rincian keterlibatan partisipan. Peneliti tidak

boleh menyembunyikan tujuan penelitian dari partisipan penelitian.

8. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Pusksmas Labuan Kecamatan Labuan

Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten pengambilan data bulan Desember-

Januari 2022

DAFTAR PUSTAKA

Adli, Farhan Kamali. 2022. Edinburgh Post-natal Depression Scale (EPDS):


Deteksi Dini dan Skrining Depresi Post-partum. Jurnal Kesehatan
53

Volume 13, Nomor 2, Tahun 2022 ISSN 2086-7751 (Print), ISSN


2548-5695 (Online)
Anne. (2010). Gaya hidup sehat.Diperoleh pada tanggal 19 Februari 2015 dari
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/33995/4/Chapter
%20II.pdf
Balaram, Kripa dan Marwaha, Raman. 2022. Postpartyum Blues. Amerika Serikat
: StatPearls Publishing LLC. Diunduh dari
https://www.ncbi.nlm.nih.gov
Daud, Lutfianto, dan Suprihadi. Heru. (2017). Pengaruh Kwalitas Layanan Dan
Gaya Hidup Terhadap Keputusan Pembelian Cafe Jalan Korea, Jurnal
ilmu dan Riset manajemen, Volume 6, No 2.
Febrina. 2016. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian postpartum blues
di RSUD Indrasari Rengat tahun 2016. Jurnal of Midwifery and
Reproduction. Vol. 4 No. 2 (Maret 2021)
Fitriana, L.A, & Nurbaeti, S. 2015. Gambaran Kejadian Post Partum Blues pada
Ibu Nifas Berdasarkan Karakteristik di Rumah Sakit Umum Tingkat
IV Sariningsih Kota Bandung. Jurnal Pendidikan Keperawatan
Indonesia Vol.1. Diunduh dari https://ejournal.upi.edu
Friedman.2012.Keperawatan keluarga.Yogyakarta: Gosyen PublishingHarmoko
(2012)
Hapsari, D. 2014. Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Resiko Kehamilan
4T Pada Wanita Umur 10-59 Tahun
Ilham, Prasetya Dwi dan Edwar, Muhammad. (2014). Pengaruh gaya hidup, fitur
produk, dan citra merek terhadap keputusan masyarakat menggunakan
jejaring social Tweeter di Surabaya Selatan, Universitas Negeri
Surabaya
Indrawati Aris Tyarini., Dewi Candra Resmi. 2020. Pengaruh dukungan social
orang terdekat dalam meminimalisir peristiwa dan dampak postpartum
pada ibu usia muda. Jurnal Ilmiah Kesehatan
Kotler dan Keller. (2012), Manajemen Pemasaran, Edisi 12. Jakarta : Erlangga.
Lail, N.H. 2019. Modul Asuhan Kebidanan Komprehensif. Jakarta : LPU UNAS.
Diunduh dari http://repository.urecol.org/index.php
Manurung, Suryani. 2018. Penerapan skala maternal blues model suryani periode
antepartum dan postpartum dalam memprediksi postpartum blues di
DKI wilayah Jakarta Selatan (Disertasi). Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Indonesia.
Mursidin, Wa Ode Merlin dan Ernawati, Dwi. 2017. Gambaran kejadian
postpartum blues pada ibu postpartum di RS PKU Muhammadiyah
Yogyakarta. Diunduh dari http://digilib.unisayogya.ac.id/4067/
54

Paramitasari, Tita Fajarwati dan Martini, Santi. 2012 Hubungan antara Gaya
Hidup Selama Masa Kehamilan dan Kejadian Pre Eklampsia. The
Indonesian Jurnal of Public Health, 8 (3). pp. 126-137. ISSN 1829-
7005 diunduh dari https://repository.unair.ac.id/64172/
Ritonga, Wevi Daniella. 2018. Hubungan penerimaan jenis kelamin anak dengan
depresi postpartum pada suku Batak Toba di wilayah kerja puskesmas
Namorambe tahun 2018. Program Studi DIV Kebidanan Politeknik
Kesehatan Kemenkes RI Medan
Roza Aryani, Afriana, , Faranita. 2022. Faktor-Faktor yang berhubungan dengan
baby blues syndrome pada ibu postpartum di RSUD dr. Zainoel
Abidin Kota Banda Aceh. Journal of Healtcare Technology and
Medicine Vol. 8 No. 2. Universitas Ubudiyah Indonesia e-ISSN :
2615-109X
Satriawati, & Permatasari. 2021. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kejadian
Post Partum Blues. Jurnal Ilmiah Kebidanan, 7. Diunduh dari
https://journal.stikespemkabjombang.ac.id
Scott, J. (2012). Teori Sosial: Masalah Pokok dalam Sosiologi Kesehatan.
Penerjemah: Ahmad Lintang Lazuardi. Yogyakarta. Pustaka Pelajar
Setiawan, Andi Tri, Fauzi Achmad, Sanawiri, Brillyanes. 2018. Pengaruh gaya
hidup dan inovasi produk terhadap keputusan pembelian (Survei pada
Mahasiswa S1 Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Angkatan 2014/2015
Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang yang
Membeli, Menggunakan dan Mengetahui Smartphone. Jurnal
Administrasi Bisnis. Diunduh daro
http://administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Sri Yunita Suraida Salat, Arisda Candra Satriaawati, Dian Permatasari. 2021.
Hubungan dukungan keluarga dengan kejadian postpartum Blues.
Jurnal Ilmiah Kebidanan (Scientific Journal of Midwifery), Vol.7., No
2 Tahun 2021
Sumarni dan Nahira. 2019. Asuhan kebidanan ibu postpartum.Makasar : CV
Cahaya Bintang Cemerlang. Diunduh dari
https://osf.io/preprints/sa4qm/

Susanti, Tri. 2018. Hubungan Usia dan Jarak Kehamilan dengan Kejadian
Plasenta Previa di RSUD Dr.H.Abdul Moeloek Provinsi Lampung.
Diambil dari:
http://jurnal.akbidwirabuana.ac.id/index.php/jukes/article/download/
49/24. (13 September 2019).
Tarisa, Nabila et.al 2019. Distribusi Frekuensi Kejadian Postpartum Blues Pada
Ibu Pascamelahirkan. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada. p-ISSN:
55

2354-6093 dan e-ISSN: 2654-4563. Diunduh dari


https://media.neliti.com/media/publications
Tyarini, I.A dan Candra, Dewi. 2020.Pengaruh dukungan social orang terdekat
dalam meminimalisir peristiwa dan dampak postpartum pada ibu usia
muda. Diunduh dari  Vol 10 No 1 (2020): Jurnal Ilmiah Kesehatan
Wahyuningsih, Heni Puji. 2018. Asuhan kebidanan nifas dan menyusui : Bahan
Ajar Kebidanan : Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia diunduh dari
https://eprints.triatmamulya.ac.id
Yusra, A. (2011). Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Kualitas Hidup
Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Poliklinik Penyakit Dalam Rumah
Sakit Umum Pusat Fatmawati Jakarta. Tesis. Universitas Indonesia.
Jakarta
Lampiran 1

LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN

Kepada Yth.
Calon responden penelitian

Dengan hormat,

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : Nita Pebriana
NIM : 07210400362
No Hp : 0811127040

adalah mahasiswa Program Studi Kebidanan Program Sarjana Terapan

Fakultas Vokasi Universitas Indonesia Maju, yang sedang melakukan penelitian

sebagai tugas akhir/ skripsi. Adapun dalam penelitian ini berjudul :“ Hubungan

dukungan keluarga, gaya hidup dan jarak kehamilan dengan kejadian postpartum

blues di UPTD puskesmas Labuan”. Tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui Hubungan dukungan keluarga, gaya hidup dan jarak kehamilan

dengan kejadian postpartum blues di UPTD puskesmas Labuan. Penelitian ini

tidak akan menimbulkan kerugian apapun terhadap diri Anda. Penelitian ini tidak

memberikan manfaat secara langsung, namun secara tidak langsung hasil dari

penelitian ini akan memberikan manfaat terhadap kebijakan pemerintah serta

pengetahuan berkaitan dengan dukungan keluarga, gaya hidup dan jarak

kehamilan dengan kejadian postpartum blues di UPTD puskesmas Labuan.

Sehingga penelitian akan menjadi referensi dalam mengetahui hubungan


43

dukungan keluarga, gaya hidup dan jarak kehamilan dengan kejadian postpartum

blues di UPTD puskesmas Labuan

Sehubungan dengan hal tersebut, saya meminta Anda untuk bersedia


dalam mengisi lembar kuisioner ini, dalam pengisian kuisioner ini tidak ada
jawaban yang benar atau salah. Jawaban yang Anda berikan merupakan pendapat
Anda sesungguhnya. Oleh karena itu, saya berharap Anda bersedia memberikan
jawaban Anda sendiri tanpa mendiskusikannya dengan orang lain. Keterlibatan
responden di dalam penelitian ini atas dasar sukarela dan tanpa paksaan, sehingga
Anda dapat mengajukan pengunduran diri sebagai responden dari penelitian ini.
Peneliti menjamin bahwa penelitian ini tidak akan menimbulkan sesuatu yang
berdampak negatif terhadap Anda. Peneliti akan menghormati keputusan Anda
sebagai partisipan serta akan merahasiakan setiap jawaban dan identitas Anda.
Semua data hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian saja. Selamat
mengerjakan dan terimakasih atas kesediaan dan kesungguhan anda dalam
mengisi kuesioner ini

Bekasi, Februari 2023

Nita Pebriana
44

Lampiran 2

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya telah membaca surat permohonan dan mendapatkan penjelasan tentang


penelitian yang akan dilakukan oleh Nita Pebriana, Program Studi Kebidanan
Program Sarjana Terapan Fakultas Vokasi Universitas Indonesia Maju yang
berjudul : “Hubungan dukungan keluarga, gaya hidup dan jarak kehamilan
dengan kejadian postpartum blues di UPTD puskesmas Labuan”.

Saya telah mengerti dan memahami tujuan serta manfaat dari penelitian yang akan
dilakukan. Saya mengerti dan yakin bahwa peneliti akan menghormati hak-hak
saya dan menjaga kerahasiaan semua data yang diperoleh dari saya sebagai
Responden. Dengan menandatangani lembar persetujuan ini berarti saya bersedia
untuk mengikuti dan bersedia terlibat dalam penelitian ini dengan ikhlas dan tanpa
paksaan dari siapapun.

Bekasi, Februari 2023


Responden

(...............................)
45

Lampiran 3

KUESIONER PENELITIAN
A. DATA DEMOGRAFI
Petunjuk pengisian : Beri tanda ( X ) pada kotak yang telah disediakan.
Pernyataan karakteristik responden

1. Nama :
2. Nomor Responden :
3. Usia Ibu :
1) <20 tahun
2) 21-35 tahun
3) >35 tahun
4. Pendidikan :
1) SD
2) SMP
3) SMA
4) PT
5) Tidak sekolah
5. Pekerjaan :
1) PNS
2) Swasta
3) Wiraswasta
4) Petani
5) Lainnya :………
6. Jarak kehamilan saat ini dengan kehamilan sebelumnya
1) Kurang dari 2 tahun
2) Lebih dari dua tahun
46

B. Kuesioner EPDS (EDINBURGH POSTNATAL DEPRESSION SCALE)


Bagaimana perasaan Anda dalam Tujuh Hari Terakhir termasuk Hari Ini
setelah melahirkan bayi?

Beri tanda silang (X) pada pernyataan di bawah ini yang paling sesuai dengan
perasaan Anda:
Skoring
No. Pernyataan
0 1 2 3
Saya dapat tertawa dan
Sekarang ini
melihat sisi yang Sebanyak- Tidak sama
1 tidak terlalu Sedikit
menyenangkan dari banyaknya sekali
banyak
suatu hal
Saya gembira Berkurang
Sebanyak- Sangat kurang Hampir tidak
2 menghadapi segala sedikit dari
banyaknya dari biasanya pernah
sesuatu biasanya
Saya menyalahkan diri
sendiri secara tidak Tidak, tidak Tidak terlalu Ya, kadang- Ya, hampir
3
semestinya bila keadaan pernah sering kadang selalu
menjadi buruk
Saya merasa khawatir
Tidak, tidak Hampir tidak Ya, kadang- Ya, sangat
4 atau cemas tanpa alasan
sama sekali pernah kadang sering
yang jelas
Saya merasa takut atau
Tidak sama Tidak, tidak Ya, kadang- Ya, cukup
5 panik tanpa alasan yang
sekali banyak kadang sering
jelas
Ya, kadang-
Tidak, saya Tidak, hampir
kadang saya Ya, hampir
bisa selalu saya
Segala sesuatu terasa tidak bisa selalu saya
6 mengatasinya bisa
membebani saya mengatasinya tidak bisa
dengan baik mengatasinya
sebaik mengatasinya
seperti biasa dengan baik
biasanya
Saya merasa tidak
Tidak sama Tidak terlalu Ya, kadang- Ya, hampir
7 bahagia hingga saya
sekali sering kadang setiap waktu
merasa sulit untuk tidur
Saya merasa sedih dan Tidak sama Tidak, tidak Ya, kadang- Ya, hampir
8
jengkel tidak menentu sekali banyak kadang setiap waktu
Saya merasa sangat
Tidak sama Tidak begitu Ya, cukup Ya, hampir
9 tidak bahagia hingga
sekali sering sering setiap waktu
saya menangis
Pikiran untuk melukai
Hanya Ya, cukup Ya, hampir
10 diri sendiri telah terjadi Tidak pernah
sesekali sering setiap waktu
pada saya
47

C. Dukungan Keluarga

No Alternative jawaban
PERTANYAAN DUKUNGAN KELUARGA Ya Tidak
1 Keluarga selalu menemani saya setelah saya
melahirkan
2 Suami mengatakan saya adalah wanita yang
hebat setelah saya melahirkan
3 Keluarga dan suami memberikan perhatian
yang lebih setelah saya melahirkan
4 Keluarga selalu berusaha menghibur saya
ketika saya cemas setelah proses melahirkan
5 Keluarga tidak pernah mau memahami
keadaan saya setelah saya melahirkan
6 Suami saya tidak menghiraukan keluhan saya
setelah saya melahirkan
7 Keluarga serta suami saya berusaha
mencarikan informasi tentang proses
persalinan dan perawatan bayi pada saya
8 Suami mengingatkan saya untuk tetap
menjaga kebersihan dan perawatan tubuh
setelah melahirkan
9 Keluaraga atau suami tidak mengingatkan
saya untuk mengatur pola makan
10 Suami dan keluarga selalu mengingatkan
saya untuk periksa ke puskesmas ataupun ke
dokter
11 Keluarga mengingatkan saya untuk istirahat
yang cukup setelah melahirkan
12 Suami mengijikan saya untuk mengikuti
penyuluhan kesehatan bila ada penyuluhan
tentang prilaku kesehatan
13 Keluarga selalu membelikan makanan yang
48

saya senangi atau saya inginkan jika saya


tidak mau makan
14 Keluarga sering membantu mengrjakan
pekerjaan rumah ketika saya sibuk mengurusi
bayi
15 Keluarga saya membawakan majalah yang
memuat artikel tentang kehamilan, persalinan,
dan perawatan bayi
16 Keluarga atau suami tidak pernah mengantar
saya periksa kepuskesmas ataupun dokter
17 Karena sibuk baik keluarga taupun suami
saya tidak pernah membantu saya dalam
pekerjaan rumah dan merawat bayi
18 Saat saya khawatir dalam menjalani
perawatan bayi, suami dan keluarga berusaha
Membantu
19 Suami saya tidak memberikan pujian apa-apa
ketika saya melakukan perawatan bayi
dengan baik
20 Suami dan keluarga saya memuji ketika saya
berpenampilan bersih dan rapi
21 Keluarga mendorong saya untuk lebih
percaya diri sendiri
22 Keluarga memahami keterbatasan saya
dalam bekerja setelah saya melahirkan
23 Keluarga ataupun suami saya tidak pernah
menegur jika saya melakukan pekerjaan berat

No Aitem
No Aspek Favourable Unfavourable Total
49

1 Aktivitas 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10 9
2 Minat 17, 18, 19, 20, 21, 22 11, 12, 13, 14, 15, 16, 11

3 Pendapat 23, 24, 25, 26, 27 7


Total 17 10 27

No Pernyataan SS S TS STS
1 Saya lebih banyak menghabiskan waktu diluar rumah untuk
bersenang senang

2 Saya nonton di bioskop bersama teman-teman jika ada film


baru

3 Saya membeli barang untuk memuaskan keinginan saya

4 Ketika ada waktu luang, saya gunakan untuk pergi ke mall


bersama teman-teman

5 Saya membeli jajanan karena ingin memenuhi keinginan


saya

6 Setiap ada aksesoris baru, saya membeli nya untuk


mendukung penampilan saya

7 Saya memakai pakaian yang sedang trend agar selalu


mengikuti mode

8 Saya tidak membeli barang-barang yang mahal

9 Saya membiasakan diri untuk hidup hemat dan tidak


boros

10 Mengahabiskan waktu di rumah bagi saya lebih menarik dari


pada berkunjung ke pusat perbelanjaan

11 Saya lebih senang mendengarkan musik di rumah dari pada


pergi ke kafe-kafe

12 Saya tidak tertarik membeli pakaian-pakaian mahal yang


sedang trend

13 Saya tidak tertarik membeli aksesoris yang tidak benar-


benar saya butuhkan

14 Saya lebih tertarik pada kegiatan belajar


50

15 Saya lebih berminat pada barang-barang mahal

16 Saya mudah tertarik pada pakaian yang sedang trend

17 Saya tertarik untuk mengunjungi kafe-kafe baru yang


sedang bermunculan

18 Saya senang menghabiskan waktu berkumpul dengan


teman-teman

19 Saya mudah tertarik dengan berbagai tawaran produk


walaupun belum tentu bermanfaat

20 Bagi saya, berkumpul bersama teman-teman di tempat-


tempat yang ramai di kunjungi anak muda sangatlah
menyenangkan

21 Menurut saya, masa libur sebaiknya


dimanfaatkan untuk bersenang-senang

22 Bagi saya, pakaian yang sedang trend di kalangan


remaja perlu saya miliki

23 Bagi saya mengetahui tentang fashion itu penting

24 Saya perlu mengikuti trend gaya hidup agar tidak dianggap


kurang pergaualan

25 Bagi saya pergi ke kafe hanya merupakan pemborosan

26 Bagi saya membaca buku pengetahuan di rumah lebih baik


dari pada pergi ke mall

27 Bagi saya trend atau mode tidak harus diikuti

Anda mungkin juga menyukai