Anda di halaman 1dari 74

SKRIPSI

HUBUNGAN BERAT BADAN, USIA, DAN PEKERJAAN


DENGAN KEJADIAN INFERTILITAS PADA WANITA
USIA SUBUR RS BELLEZA KEDATON TAHUN 2022

ELDA ESTI RACHMAWATI


NPM 15302KH102

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


POLITEKNIK KARYA HUSADA
TAHUN 2022

i
SKRIPSI
HUBUNGAN BERAT BADAN, USIA, DAN PEKERJAAN
DENGAN KEJADIAN INFERTILITAS PADA WANITA
USIA SUBUR RS BELLEZA KEDATON TAHUN 2022

Disusun sebagi salah satu syarat memperoleh Gelar


Sarjana Terapan Kebidanan (S.Tr. Keb)

ELDA ESTI RACHMAWATI


NPM 15302KH102

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


POLITEKNIK KARYA HUSADA
TAHUN 2022

ii
LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi ini diajukan oleh:

Nama : Elda Esti Rachmawati

NPM : 15302KH102

Program Studi : Sarjana Terapan Kebidanan

Judul Skripsi : Hubungan Berat Badan, Usia, dan Pekerjaan Dengan


Kejadian Infertilitas Pada Wanita Usia Subur RS Belleza
Kedaton Tahun 2022

Telah disetujui pada tangga 16 bulan Februari tahun 2023 oleh pembimbing dan

ketua program studi diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk

sidang skripsi pada Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan di Politeknik

Karya Husada (POKADA).

Jakarta, 16 Februari 2023

Disetujui oleh:

Dosen Pembimbing : Agnomelsya Bangaran, S.ST., M.Tr.Keb ….........................

Ketua Program Studi : Eka Bati Widyaningsih, S.ST., M.Kes …..........................

iii
LEMBAR PENGESAHAN

HUBUNGAN BERAT BADAN, USIA, DAN PEKERJAAN


DENGAN KEJADIAN INFERTILITAS PADA WANITA
USIA SUBUR RS BELLEZA KEDATON TAHUN 2022

Elda Esti Rachmawati


NPM. 15302KH102

Telah dipertahankan di hadapan dewan penguji pada sidang hasil skripsi dan
diajukan sebagai syarat untuk mencapai gelar Sarjana Terapan pada Program
Studi Sarjana Terapan Kebidanan di Politeknik Karya Husada (POKADA)

Jakarta, …… 2022

Mengesahkan:

Penguji 1 Penguji 2

TTD TTD

Nurul Syuhfal N, S.ST, Agnomelsya Bangaran,


M.Kes, AIFO S.ST., M.Tr.Keb

Mengetahui:

Prodi Sarjana Terapan Kebidanan


Ketua,

TTD

Eka Baiti Widyaningsih, S.ST., M.Kes

iv
ABSTRAK

Nama : Elda Esti Rachmawati


NPM : 15302KH102
Program Studi : Sarjana Terapan Kebidanan
Judul : Hubungan Berat Badan, Usia, dan Pekerjaan dengan Kejadian
Infertilitas pada Wanita Usia Subur RS Belleza Kedaton Tahun
2022

Latar Belakang: WHO memperkirakan diseluruh dunia bahwa 8-10% pasangan


mengalami kasus infertilitas ketika ada sekitar 50-80 juta pasangan atau sekitar 2 juta
pasangan infertil baru setiap tahun menurut survei populasi global. Faktor yang
mempengaruhi infertilitas ialah berat badan, usia, dan pekerjaan
Tujuan: Mengetahui hubungan berat badan, usia, dan pekerjaan dengan kejadian
infertilitas pada wanita usia subur di RS Belleza Kedaton Tahun 2022
Metodologi: Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian survei dengan penelitian deskriptif
dan analitik menggunakan desain penelitian cross-sectional. Adapun populasi pada
penelitian ini adalah seluruh pasien yang memeriksakan diri ke klinik fertilitas RS
Belleza Kedaton pada periode November 2021 – Oktober 2022 yaitu 375 pasien. Pada
penelitian ini peneliti menggunakan simple random sampling.
Hasil: Dari hasil penelitian berdasarkan hasil uji chi-square variabel penelitian yang
mempunyai hubungan dengan infertilitas pada WUS di RS Belleza Kedaton adalah berat
badan p-value 0,000 (p<0,05), usia didapat p-value 0,000 (p<0,05), dan pekerjaan didapat
p-value 0,003 (p<0,05) diperoleh nilai Odds Ratio (OR) sebesar 0,345.
Kesimpulan dan Saran: Terdapat hubungan antara variabel berat badan, usia, dan
pekerjaan dengan kejadian infertilitas pada wanita usia subur di RS Belleza Kedaton
Tahun 2022. Dengan diketahuinya penyebab atau faktor yang mempengaruhi infertilitas
serta variabel yang terkait maka dapat menjadi masukan dalam perencanaan kebijakan
serta mendapatkan cara terbaik/ praktek baik dalam mencegah, menangani, dan
meminimalisir adanya wanita usia subur yang mengalami infertilitas.

Kata Kunci: Infertilitas, Berat Badan, Usia, Pekerjaan


Daftar Pustaka: 21 (2012-2023)

HALAMAN PERNYATAAN

Nama : Elda Esti Rachmawati


NPM : 15302KH102
Tempat,Tanggal lahir : Bandar Lampung, 30 Juli 1996
Program Studi : Sarjana Terapan Kebidanan

v
Judul Skripsi : Hubungan Berat Badan, Usia, dan Pekerjaan
Dengan Kejadian Infertilitas Pada Wanita Usia
Subur RS Belleza Kedaton Tahun 2022
Dengan ini menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Terapan Kebidanan
(S.Tr.Keb) di Politeknik Karya Husada (POKADA).
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Politeknik Karya Husada
(POKADA).
3. Bahwa data yang disajikan dalam penelitian ini adalah sesuai dengan fakta
lapangan.
4. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan/ plagiat dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Politeknik Karya Husada (POKADA).
5. Demi pengembangan ilmu pengetahuan menyetujui untuk memberikan
kepada Politeknik Karya Husada hak bebas royalti non ekslusif (berhak
menyimpan, mengalih media atau memformatkan, mengelola dalam bentuk
pangkalan data, merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya dengan
mencantumkan nama saya sebagai penulis) atas karya ilmiah saya.

Jakarta, ………....2023
TTD & Materai 10000

(Elda Esti Rachmawati)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan karunia beserta rahmat-Nya, sehingga penyusun dapat
menyelesaikan penelitian dengan judul “Hubungan Berat Badan, Usia, dan

vi
Pekerjaan dengan Kejadian Infertilitas Pada Wanita Usia Subur di RS Belleza
Kedaton Tahun Periode 2021-2022".
Penyusunan penelitian ini merupakan salah satu syarat yang harus
dipenuhi mahasiswa Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan Politeknik Karya
Husada Jakarta dalam Tugas Akhir. Skripsi penelitian ini disusun atas kerjasama
dan berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
penulis ingin menyampaikan terima kasih dan penghormatan yang setingi-
tingginya kepada, antara lain:
1. Kepada Dr. Sobar Darmaja, S.Psi., MKM, sebagai Direktur Politeknik Karya
Husada yang telah memberikan motivasi, arahan, dukungan untuk
diselesaikannya skripsi.
2. Kepada Wiwin Nur Fitriani, S.ST., MKM, sebagai Wakil Direktur Akademik
Politeknik Karya Husada yang telah memfasilitasi dalam bidang akademik
sehingga dapat terselesaikannya skripsi ini tepat waktu.
3. Kepada Yulianti, SE., MM, sebagai Wakil Direktur Non Akademik
Politeknik Karya Husada yang telah memberikan banyak kesempatan dalam
menunjang perkuliahan khususnya penyelesaian skripsi ini.
4. Kepada Eka Bati Widyaningsih, S.ST., M.Kes, sebagai Ketua Program Studi
Sarjana Terapan Kebidanan Politeknik Karya Husada yang telah memberikan
arahan dan dukungan untuk diselesaikannya skripsi.
5. Kepada Agnomelsya Bangaran, S.ST., M.Tr.Keb Selaku Pembimbing
sekaligus Penguji skripsi yang telah memberikan arahan, motivasi, bimbingan
untuk kesuksesan dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Kepada Nurul Syuhfal N, S.ST, M.Kes, AIFO Selaku Penguji skripsi yang telah
memberikan masukan yang berharga untuk kesuksesan dalam menyelesaikan
skripsi ini.
7. Orang tua yang tak henti-hentinya selalu mendoakan dan memotivasi untuk
senantiasa bersemangat dan tak mengenal kata putus asa. Terima kasih atas
segala dukungannya, baik secara material maupun spiritual hingga
terselesaikannya skripsi ini.
8. Terimakasih kepada seluruh teman-teman seperjuangan Prodi Sarjana
Terapan Kebidanan Politeknik Karya Husada Jakarta atas kerjasamanya
sampai kita mampu menyelesaikan skripsi ini.
9. Semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya proposal ini.

Penyusun menyadari adanya keterbatasan di dalam penyusunan skripsi


ini. Besar harapan penyusun akan saran dan kritik yang bersifat membangun.
Akhirnya Penyusun berharap agar laporan ini dapat bermanfaat bagi penyusun
dan bagi pembaca sekalian.

vii
Jakarta, …….. 2022

Penulis

viii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................................iii
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................iv

HALAMAN PERNYATAAN..............................................................................vi
KATA PENGANTAR..........................................................................................vii
DAFTAR ISI..........................................................................................................ix
DAFTAR TABEL................................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xiv
DAFTAR SINGKATAN......................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................16
1.1. Latar Belakang......................................................................................16
1.2. Rumusan Masalah.................................................................................18
1.3. Tujuan Penelitian..................................................................................19
1.3.1. Tujaun Umum................................................................................19
1.3.2. Tujuan Khusus...............................................................................19
1.4. Manfaat Penelitian................................................................................19
1.4.1. Manfaat Teoritis.............................................................................19
1.4.2. Manfaat Metodologis.....................................................................19
1.4.3. Manfaat Praktis..............................................................................20
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................21
2.1. Infertilitas...............................................................................................21
2.1.1. Definisi Konsep Infertilitas...........................................................21
2.1.2. Indikator Infertilitas......................................................................21
2.1.3. Cara Mengukur Infertilitas...........................................................22
2.1.4. Teori dan Penelitian Sebelumnya.................................................23
2.1.5. Sintesis Infertilitas..........................................................................33

ix
2.2. Berat Badan...........................................................................................33
2.2.1. Definisi Berat Badan......................................................................33
2.2.2. Indikator Berat Badan...................................................................33
2.2.3. Cara Mengukur Berat Badan.......................................................34
2.2.4. Teori dan Penelitian Sebelumnya.................................................34
2.2.5. Sintesis Berat Badan......................................................................36
2.3. Usia.........................................................................................................36
2.3.1. Definisi Usia....................................................................................36
2.3.1. Indikator Usia.................................................................................36
2.3.3. Cara Mengukur Usia.....................................................................37
2.3.4. Teori dan Penelitian Sebelumnya.................................................37
2.3.5. Sintesis Usia....................................................................................38
2.4. Pekerjaan...............................................................................................38
2.4.1. Definisi Pekerjaan..........................................................................38
2.4.2. Indikator Pekerjaan ......................................................................39
2.4.3. Cara Mengukur Pekerjaan...........................................................39
2.4.4. Teori dan Penelitian Sebelumnya.................................................39
2.4.5. Sintesis Pekerjaan..........................................................................40
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN..41
3.1. Kerangka Teori......................................................................................41
3.1.1. Teori Konsep Berat Badan terhadap Konsep Infertilitas..........41
3.1.2. Teori Konsep Usia terhadap Konsep Infertilitas........................42
3.1.3. Kerangka Konsep Penelitian.........................................................43
3.1.5. Hipotesis Penelitian........................................................................44
BAB IV METODE PENELITIAN....................................................................45
4.1. Jenis dan Desain Penelitian..................................................................45
4.2. Polulasi, Sampel, Besar Sampel dan Teknik Pengambial Sampel....45
4.2.1. Populasi...........................................................................................45
4.2.2. Sampel.............................................................................................45
4.2.3. Besar Sampel..................................................................................45
4.2.4. Teknik Pengambilan Sampel........................................................46

x
4.2.5. Tempat dan Waktu Penelitian......................................................46
4.2.6. Tahap Penelitian............................................................................46
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................48
5.1. Hasil Penelitian......................................................................................48
5.1.1. Hasil Analisis Univariat.................................................................48
5.1.2. Hasil Analisis Bivariat...................................................................49
5.1.3. Pembahasan Penelitian..................................................................51
BAB VI PENUTUP.............................................................................................59
6.1. Kesimpulan............................................................................................59
6.2. Saran.......................................................................................................59
LAMPIRAN..........................................................................................................63

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1.Metaanalisis Penelitian Terkait……………………………………….25


Tabel 5. 1.Gambaran Infertilitas Berdasarkan Frekuensi (f) dan Prosentasi (%). .48
Tabel 5. 2 Gambaran BB Berdasarkan Frekuensi (f) dan Prosentasi (%)..............48
Tabel 5. 3 Gambaran Usia Berdasarkan Frekuensi (f) dan Prosentasi (%)...........49
Tabel 5. 4 Hubungan Antara Berat Badan dengan Infertilitas...............................49
Tabel 5. 5 Hubungan Antara Usia dengan Infertilitas...........................................49
Tabel 5.6 Hubungan Antara Pekerjaan dengan Infertilitas………………………50
Tabel 5.7 Gambaran Pekerjaan Berdasarkan Frekuensi (f) dan Prosentasi (%)…50
Tabel 5.8 Bahan dan Efeknya terhadap Kesuburan Perempuan…………………57

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori


Gambar 3. 1 Konsep Berat Badan terhadap Konsep Infertilitas............................40
Gambar 3. 2 Konsep Usia terhadap Konsep Infertilitas.........................................41
Gambar 3. 3 Konsep Pekerjaan terhadap Infertilitas…………………………….42
Gambar 3. 4 Kerangka Konsep Penelitian.............................................................43

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lembar Checklist
Surat Permohonan Penelitian
Surat Jawaban Permohonan Penelitian
Pengelolaan Data menggunakan SPSS (Row Data dan Output Data)

xiv
DAFTAR SINGKATAN

BB : Berat Badan

BMI : Body Mass Indeks

FSH : Follicle Stimulating Hormone

GnRH : Gonadotropin Releasing Hormone

HIFERI : Himpunan Fertilitas Endokrinologi Reproduksi Indonesia

IMT : Indeks Masa Tubuh

LH : Luteinising Hormone

POKADA : Politeknik Karya Husada

P2PTM : Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular

RI : Republik Indonesia

RS : Rumah Sakit

RSUD : Rumah Sakit Umum Daerah

TB : Tinggi Badan

WHO : World Health Organization

xv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kehadiran anak merupakan faktor penting dalam keluarga. Oleh
karena itu, ketika sebagian besar calon pengantin menikah, mereka mencari
cara cepat untuk segera memiliki momongan. Saat ini, banyak wanita
menderita gangguan reproduksi seperti kemandulan. Infertilitas adalah
ketidakmampuan untuk mengandung dan melahirkan bayi hidup setelah
setahun berhubungan seks secara teratur dan tidak menggunakan kontrasepsi/
memutuskan untuk memiliki anak. (Tarigan and Ridmadhanti, 2019). Menurut
International Glossary of Infertility and Fertility Treatment terbaru, infertilitas
ialah penyakit yang ditandai dengan tidak adanya kehamilan setelah 1 tahun
melakukan hubungan seksual dengan teratur tanpa alat kontarsepsi karena
berkurangnya kemampuan seorang wanita secara individu maupun dengan
pasangan. (Yuliarfani and Nina, 2022).
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan di seluruh dunia
bahwa 8-10% pasangan mengalami kasus infertilitas ketika ada sekitar 50-80
juta pasangan (1 dari 7) atau sekitar 2 juta pasangan infertil baru menurut
survei populasi global, setiap tahun dan jumlah ini terus bertambah (Ika
Indarwati et al., 2017). Diperkirakan terdapat sekitar 50-80 juta pasangan usia
subur di seluruh dunia, di Indonesia 10-15 persen penduduk tidak memiliki
anak. Prevalensi infertilitas pada wanita usia subur diperkirakan sebesar
6,08%, dengan insiden infertilitas tertinggi pada usia 20-24 tahun sebesar
21,3%. Di sisi lain, impotensi pada anak pada kelompok usia 40-44 tahun
paling rendah sebesar 3,3%. (Yuliarfani and Nina, 2022).
Data Dinas Kesehatan Provinsi Lampung mencatat jumlah Wanita
Usia Subur (WUS) sebanyak 2.020.994 orang, kejadian infertilitas pada
wanita mencapai 30.559 kasus (2,6%) pada tahun 2015. RS Belleza Kedaton
merupakan salah satu rumah sakit di Bandar Lampung yang mengalami
peningkatan jumlah kunjungan pasien infertil. Berdasarkan studi pendahuluan

16
17

yang dilakukan oleh peneliti kunjungan pasien pada tahun 2021 dari 227
pasien terdapat 120 pasien infertil (52,8%) dan mengalami peningkatan di
tahun 2022 dari jumlah kunjungan 358 pasien terdapat 216 pasien infertil
(60,3%).
Faktor gaya hidup dan lingkungan dapat mempengaruhi kesuburan dan
harus diperhatikan karena hampir 62% wanita Amerika kelebihan berat badan
dan 33% mengalami obesitas. Indeks massa tubuh (BMI) lebih dari 25
dianggap kelebihan berat badan, dan lebih dari 30 dianggap obesitas.
Abnormalitas sekresi GnRH dan gonadotropin relatif umum terjadi pada
kelebihan berat badan, obesitas, dan kurus (BMI kurang dari 17). (Tarigan and
Ridmadhanti, 2019). Infertilitas dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara
lain lamanya infertilitas, usia wanita, gaya hidup termasuk kebiasaan
merokok, konsumsi alkohol, obesitas dan stres, serta faktor psiko-emosional
dan riwayat operasi panggul atau infeksi panggul. (Ningsi et al., 2021).
Banyak perhatian baru-baru ini difokuskan pada efek gaya hidup pada
kesehatan reproduksi dan indeks massa tubuh (BMI) wanita, makanan dan
nutrisi, olahraga dan aktivitas fisik, stres kerja, dan kondisi lain yang saat ini
diklaim berdampak negatif terhadap reproduksi wanita. kesehatan reproduksi
wanita. (Silvestris et al., 2018).
Berdasarkan studi yang dilakukan oleh National Institute of Health
Statistics menunjukkan bahwa wanita subur di bawah usia 25 tahun memiliki
peluang 96% untuk hamil dalam setahun, 86% untuk usia 25-34 dan 78%
untuk usia 35-44. Kesuburan wanita memuncak antara usia 18 dan 25 tahun
dan mulai menurun pada usia 27 tahun, menurun dengan cepat pada usia 35
tahun. Hal ini terkait dengan kecukupan simpanan sel telur di ovarium.
Semakin tua seorang wanita, semakin sedikit sel telur yang disimpannya,
semakin buruk kualitas dan ketidakseimbangan hormon yang membuat wanita
sulit hamil. (Ningsi et al., 2021)
Menurut HIFERI (2019) dalam buku Konsensus Pengobatan
Infertilitas dapat mengkaji faktor risiko infertilitas berdasarkan gaya hidup
seperti merokok, alkohol, stres, berat badan dan jenis pekerjaan. Pekerjaan
18

adalah sesuatu yang dilakukan orang dengan tujuan tertentu, dilakukan dengan
cara yang baik dan benar, dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Lingkungan kerja yang tidak nyaman, beban kerja yang tidak wajar
dapat menyebabkan stress kerja dan burnout, karena setiap wanita yang
bekerja dengan beban kerja yang berat dan lingkungan kerja yang tidak
nyaman dipulangkan. (Mulyani et al., 2021)
Berdasarkan uraian diatas bahwa masalah infertilitas pada wanita usia
subur masih cukup tinggi baik secara global maupun nasional. Untuk
mengetahui lebih jauh mengenai masalah tersebut, maka penulis tertarik
menyusun suatu kajian ilmiah melalui studi literatur yang membahas tentang
hubungan berat badan dan usia dengan risiko kejadian infertilitas pada wanita
usia subur, sehingga diperoleh gambaran dan pemahaman yang lebih
mendalam.

1.2. Rumusan Masalah

Infertilitas merupakan salah satu masalah kesehatan khususnya pada


masa prakonsepsi. Berdasarkan data menurut survey global (WHO)
diperkirakan bahwa pasangan usia subur yang mengalami infertilitas sekitar
50-80 juta pasangan (1 dari 7) atau sekitar 2 juta pasangan (8-10%) setiap
tahun dengan jumlah yang terus bertambah. Berdasarkan studi pendahuluan
yang dilakukan oleh peneliti di RS Belleza Kedaton pada tahun 2021
diperoleh data dari 227 pasien terdapat 120 pasien infertil (52,8%) dan tahun
2022 dari jumlah kunjungan 358 pasien terdapat 216 pasien infertil (60,3%).
Hal ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan jumlah pasien yang
mengalami infertilitas. Belum diketahuinya hubungan antara berat badan, usia
dan pekerjaan dengan kejadian infertilitas pada wanita usia subur di RS
Belleza Kedaton tahun 2023.
19

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujaun Umum


Mengetahui hubungan berat badan, usia, dan pekerjaan dengan
kejadian infertilitas pada wanita usia subur di RS Belleza Kedaton
Tahun 2023

1.3.2 Tujuan Khusus


1. Diketahuinya gambaran variabel infertilitas, berat badan, usia,
dan pekerjaan pada wanita usia subur di RS Belleza Kedaton
Tahun 2023
2. Diketahuinya hubungan antara berat badan dengan infertilitas
pada wanita usia subur di RS Belleza Kedaton Tahun 2023
3. Diketahuinya hubungan antara usia dengan infertilitas pada
wanita usia subur di RS Belleza Kedaton Tahun 2023
4. Diketahuinya hubungan antara pekerjaan dengan infertilitas
pada wanita usia subur di RS Belleza Kedaton Tahun 2023

1.4. Manfaat Penelitian


Bahwa secara mendasar manfaat penelitian ini sebagai berikut:

1.4.1. Manfaat Teoritis


Penelitian ini tidak menemukan teori baru, akan tetapi lebih pada
mengkonfirmasi teori yang berkaitan dengan berat badan, usia dan
pekerjaan terhadap kejadian infertilitas guna menjawab hipotesis
dari penelitian ini.
1.4.2. Manfaat Metodologis
Penelitian ini secara metodologi menggunakan penelitian survei
dengan deskriptif analisi untuk menjawab hipotesis antara berat
badan, usia, dan pekerjaan dengan kejadian infertilitas, dimana
semua variabel tersebut diukur dalam waktu yang bersamaan.
20

1.4.3. Manfaat Praktis


Dengan diketahuinya penyebab atau faktor yang mempengaruhi
infertilitas serta variabel yang terkait maka dapat menjadi masukan
dalam perencanaan kebijakan serta mendapatkan cara terbaik/
praktek baik dalam mencegah, menangani, dan meminimalisir
adanya wanita usia subur yang mengalami infertilitas.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Infertilitas

2.1.1. Definisi Konsep Infertilitas


Infertilitas adalah ketidakmampuan sepasang suami istri
untuk memiliki keturunan dimana wanita belum mengalami
kehamilan setelah melakukan hubungan seksual secara teratur 2-3x
per minggu, tanpa memakai metode pencegahan selama 12 bulan,
kondisi yang dapat disebabkan oleh pihak perempuan, laki-laki,
maupun keduanya. Infertilitas dapat juga tidak diketahui
penyebabnya yang dikenal dengan istilah infertilitas idiopatik.
Infertilitas sebagian besar disebabkan oleh perempuan (Konsensus
Penanganan Infertilitas, 2013).
Menurut Purwoastuti (2015:161) Infertilitas atau
ketidaksuburan adalah suatu kondisi dimana pasangan suami istri
belum mampu memiliki anak walaupun telah melakukan hubungan
seksual sebanyak 2-3 kali seminggu dalam kurun waktu 1 tahun
dengan tanpa menggunakan alat kontrasepsi dalam bentuk apapun.
Sedangkan menurut Rosyida (2020:152) Infertilitas adalah
ketidakmampuan untuk hamil sesudah dua belas bulan atau enam
bulan pada wanita berusia lebih dari 35 tahun tanpa menggunakan
alat kontrasepsi dan melakukan ubungan seksual aktif. Sinonim
dari infertilitas adalah infenkuditas (infencudity).
2.1.2. Indikator Infertilitas
Menurut Johnson (2014: 99) indikator infertilitas adalah
sebagai berikut :
1. Gejala utama adalah ketidakmampuan untuk hamil setelah
upaya satu tahun.

21
22

2. Seorang perempuan mengalami periode ketidakteraturan atau


tidak menstruasi.
3. Gejala ketidakseimbangan hormon, termasuk perubahan
pertumbuhan rambut, organ seksual, atau fungsi seksual
mungkin tercatat.
4. Jika infertilitas berkaitan dengan infeksi kemungkinan
mengalami kering pada vagina atau penis dan
ketidaknyamanan.
5. Pemeriksaan fisik dapat menunjukkan hipospadia: Pembukaan
uretra terletak pada sisi bawah penis yang mencegah sperma
untuk mencapai serviks perempuan.
Sedangkan menurut Purwoastuti (2015: 162) pasangan
suami istri dianggap infertil apabila :
1. Selama 1 tahun atau lebih berhubungan seks, istri belum
mendapatkan kehamilan.
2. Frekuensi hubungan seks minimal 2-3 kali setiap minggunya
3. Istri maupun suami tidak pernah menggunakan alat atau
metode kontrasepsi, baik kondom, obat-obatan, dan alat lain
yang berfungsi untuk mencegah kehamilan.

2.1.3. Cara Mengukur Infertilitas


Infertilitas dapat di kelompokkan menjadi infertilitas primer
dan sekunder. Infertilitas primer terjadi jika pasangan belum
pernah mengalami kosepsi setelah 12 – 24 bulan berhubungan
tanpa kontrasepsi, sedangkan infertilitas sekunder terjadi jika
pasangan sebelumnya pernah mengalami konsepsi atau kehamilan
minimal satu kali. Infertilitas membutuhkan perhatian di seluruh
dunia maupun di Indonesia, karena banyak pasangan infertil di
Indonesia khususnya pada wanita yang pernah kawin tapi tidak
memiliki anak. (Tarigan, 2019). Adapun cara mengukur infertilitas
adalah sebagai berikut:
23

1. Menggunakan lembar checklist, dimana data didapatkan dari


rekam medis pasien klinik fertilitas RS Belleza Kedaton.
2. Hasil ukur infertilitas diinterpretasikan
0 = Tidak Infertil
1 = Infertil
3. Skala ukur variabel infertilitas adalah skala nominal

2.1.4. Teori dan Penelitian Sebelumnya


Berdasarkan teori Purwoastuti (2015) kehamilan bisa
terjadi apabila terjadi proses yang meliputi pelepasan telur dari
ovarium, telur harus melalui saluran tuba menuju rahim, terjadi
pertemuan sperma dengan sel telur, dan terjadi implantasi. Menurut
Komite Praktek American Society of Reproductive Medicine,
infertilitas adalah kondisi medis, umumnya didefinisikan sebagai
kegagalan untuk hamil setelah 12 bulan atau lebih konsepsi alami,
dan merupakan masalah yang berkembang di masyarakat kita saat
ini. Menurut perkiraan global dari WHO, patologi ini saat ini
memengaruhi hingga 50-80 juta wanita dengan prevalensi
bervariasi, dan dalam beberapa kasus dapat mencapai sekitar 50%
dari semua wanita. (Silvestris et al., 2018).
Berdasarkan penelitian Ika Indarwati (2017) yang berjudul
“Analysis of Factors Influencing Female Infertility” Infertilitas
masih merupakan masalah kesehatan di dunia termasuk di
Indonesia. Kejadian infertil meskipun tidak berpengaruh pada
aktivitas fisik dan tidak mengancam jiwa, bagi banyak pasangan
hal ini berdampak besar pada kehidupan keluarga karena selain
menyebabkan masalah medis, infertilitas juga dapat menyebabkan
masalah ekonomi maupun psikologis. Menurut Mulyani (2021)
Berdasarkan data dari Perhimpunan Fertilisasi In Vitro Indonesia
(FIV) pada 2017, terdapat 1.712 pria dan 2.055 wanita yang
mengalami infertilitas. Angka kejadian infertilitas diperkirakan
24

terjadi pada lebih dari 20% pasutri. Angka kejadian infertilitas


pada perempuan usia 30 –34 tahun 15%, pada usia 35-39 tahun
30% dan pada usia 40 – 44 tahun adalah 55%.
Penelitian terdahulu menjadi salah satu acuan peneliti
dalam meneliti sehingga peneliti dapat memperluas dan
memperkaya teori yang digunakan dalam mengkaji penelitian yang
akan dilakukan. Peneliti tidak menemukan penelitian dengan judul
yang sama dari penelitian terdahulu. Akan tetapi, peneliti
mengangkat beberapa artikel penelitian sebagai referensi dalam
memperkaya bahan kajian. Penelitian ini hendak mencari
hubungan antara variabel independen (Bebas) dengan variabel
dependen (Terikat), dimana yang menjadi variabel independen
adalah Berat Badan (X1) dan Usia (X2) yang menjadi variabel
dependen adalah Infertilitas (Y).

Sumber : Purwoastuti, 2015


Gambar 1 Kerangka Teori
25

Tabel 2. 1.Metaanalisis Penelitian Terkait

No Judul Penelitian Pengarang Tahun Variabel Jenis & Desain Penelitian Analisis Hasil Penelitian
Statistik

1 Hubungan usia dan Dessy A. 2019 X1 Usia Jenis penelitian Chi square Mayoritas responden pada kelompok
tingkat stres dengan Ningsi, X2 Tingkat Retrospective kasus dan kelompok kontrol termasuk
kejadian infertilitas Zakiyatul stres kedalam kategori usia ≤ 35 tahun yaitu
di poli obgyn RSUD Faizah, Jimmy Y Infertilitas Desain penelitian sebanyak 76,2% dan 81%. Hasil uji chi
Dr. Soetomo Yanuar Annas Hospital base case control square menunjukkan nilai p value >
Surabaya 0,05 (p value = 0,595) yang berarti
Tidak ada hubungan yang signifikan
antara usia ibu dengan kejadian
infertilitas. Sebagian besar responden
baik dari kelompok kasus dan kontrol
berada pada kategori normal dengan
presentasi yang sama yaitu sebanyak
83,3%. Hasil uji Spearman
menunjukkan nilai p value >0,05 (p
value = 0,906) yang berarti tidak ada
hubungan yang signifikan antara
tingkat stres dengan kejadian
infertilitas.
2 Pengaruh Pekerjaan, Nani 2019 X1 Status Jenis penelitian Chi-square Hasil responden yang mengalami
Stres, Obesitas, dan Yuliarfani, pekerjaan Kuantitatif obesitas dan mengalami infertilitas
Siklus Menstruasi Nina X2 Stres primer sebesar 69,0%, sedangkan
dengan Kejadian X3 Obesitas Desain penelitian responden yang tidak mengalami
Infertilitas pada X4 Siklus Deskriptif analitik dengan obesitas dan mengalami infertilitas
Wanita Menstruasi pendekatan cross sectional sekunder sebesar 60,6%. Hasil uji

25
26

hipotesis chi square diperoleh pvalue


sebesar 0,008 maka ada hubungan
antara obesitas terhadap kejadian
infertilitas. Selain itu, diperoleh nilai
Odds Ratio (OR) sebesar 3,427,
artinya responden yang mengalami
obesitas mempunyai peluang 3,427
kali mengalami infertilitas primer
dibandingkan dengan responden yang
tidak mengalami obesitas.
Dari hasil penelitian bahwa status
pekerjaan, stres, obesitas dan siklus
menstruasi secara bersama-sama
(simultan) memiliki pengaruh
signifikan terhadap kejadian infertilitas
3 Analisis faktor yang Lisa Septiana, 2018 X1 Usia Jenis penelitian Chi-square Hubungan Usia dengan Kejadian
berhubungan dengan Risva, Ismail X2 Obesitas Analitik Infertilitas. Hasil analisis lebih lanjut
kejadian infertilitas AB X3 Lama menggunakan program komputer,
di poli kandungan rs menikah Desain penelitian
didapatkan hasil P Value < α (0,05) ,
pkt siaga ramania X4 Pekerjaan Cross-sectional
tahun 2018 yaitu 0,000 < 0,05 dan kalau dilihat
dari X hitung > X tabel yaitu 18,037 >
5,991 yang berarti ada hubungan
antara faktor usia dengan kejadian
infertilitas primer di Poli Kandungan
RS Pupuk Kaltim Siaga Ramania.
Hubungan Obesitas dengan Kejadian
Infertilitas Hasil analisis lebih lanjut
menggunakan program komputer,
didapatkan hasil P Value < α , yaitu
27

0,000 < 0,05 dan X hitung > X tabel


yaitu 13,155 > 3,841 yang berarti ada
Ada hubungan antara obesitas dengan
kejadian infertilitas primer di Poli
Kandungan RS Pupuk Kaltim Siaga
Ramania.
Ada hubungan antara faktor lama
menikah dengan kejadian infertilitas
primer di Poli Kandungan RS Pupuk
Kaltim Siaga Ramania
Ada hubungan antara pekerjaan
dengan kejadian infertilitas primer di
Poli Kandungan RS Pupuk Kaltim
Siaga Ramania
4 Pengaruh IMT Renny Adelia 2017 X1 IMT Jenis penelitian Chi-square Berdasarkan tabulasi silang antara IMT
(Indeks Masa Tarigan, Suci Y Infertilitas observasional analitik dengan terjadinya Infertilitas sekunder
Tubuh) terhadap Ridmadhanti Sekunder pada perawat wanita menunjukkan
terjadinya infertilitas Desain penelitian bahwa dari 51 orang yang tidak ideal
sekunder pada Cross Sectional terdapat 17 orang (33,3%) mengalami
perawat wanita di infertilitas sekunder dan sebanyak 34
rsud tahun 2017 orang (66,7%) yang tidak mengalami
infertilitas sekunder. Pada 29 orang
yang memiliki IMT ideal terdapat
sebanyak 2 orang (6,9%) yang
mengalami Infertilitas sekunder dan 27
orang (93,1%) tidak mengalami
infertilitas sekunder. Hasil uji bivariat
menunjukkan bahwa nilai
p=0,008<0,05 yang berarti ada
hubungan yang signifikan antara IMT
28

dengan terjadinya Infertilitas sekunder


pada perawat wanita di ruangan rawat
inap RSUD Djoelham Binjai. Nilai RP
= 6,750 yang arinya perawat wanita
yang memiliki IMT tidak ideal
berisiko 6,750 lebih besar mengalami
kejadian Infertilitas sekunder
dibanding dengan pekerja perawat
wanita yang memiliki IMT Ideal
dengan 95% CI = 1,433-31,797.
5 Analisis Faktor Ribka Flora 2020 X1 umur Jenis penelitian Chi square Hasil analisis statistik menunjukkan
Resiko Kejadian Panjaitan , X2 masa kerja Analitik nilai p-value 0,162, artinya tidak ada
Infertilitas Pada Evalina X3 status gizi hubungan secara statistik antara umur
Perawat di RSU Manurung Y infertilitas Desain penelitian dengan kejadian infertil. Hasil
Sembiring Cross-sectional penelitian pada tabel 2 menunjukkan
bahwa mayoritas responden dengan
klasifikasi infertil memiliki masa kerja
>6 tahun, sedangkan pada responden
dengan klasifikasi tidak infertil,
mayoritas responden memiliki masa
kerja 4->6 tahun. Hasil analisis
statistik menunjukkan bahwa nilai p-
value 0,003, sehingga dapat
disimpulkan bahwa terdapat hubungan
antara masa kerja dengan kejadian
infertil
Hasil penelitian pada tabel 3
menunjukkan bahwa mayoritas
responden dengan klasifikasi infertil
memiliki status gizi kurang dan statusi
gizi lebih, sedangkan pada responden
29

dengan klasifikasi tidak infertil,


mayoritas responden memiliki status
gizi normal. Hasil analisis statistik
menunjukkan bahwa nilai p-value
0,001, sehingga dapat disimpulkan
bahwa terdapat hubungan antara status
gizi dengan kejadian infertil.
6 Faktor- faktor yang Irma 2019 X1 pekerjaan Jenis penelitian Chi-square Hasil penelitian berdasarkan hasil uji
mempengaruhi Hamdayani X2 IMT Deskriptif analitik chi-square variabel penelitian yang
infertilitas pada Pasaribu, Maria X3 gangguan mempunyai hubungan dengan
wanita di rumah Alia Rahayu, ovulasi Metode penelitian infertilitas pada wanita di RS Dewi Sri
sakit dewi sri Rina Marlina X4 gangguan Cross-sectional Krawang adalah pekerjaan (P Value =
karawang tuba dan 0,04), Indeks Massa Tubuh (P Value =
pelvis 0,00), gangguan ovulasi (p Value =
X5 gangguan 0,01), gangguan tuba dan pelvis (P
uterus Value =0,00) dan gangguan uterus (p
Y infertilitas Value = 0,00), sedangkan variebel
penelitian yang tidak mempunyai
hubungan dengan infertilitas adalah
usia (P Value = 0,74) dan kondisi
medis (P Value = 0,21).
7 Faktor-faktor yang Umi Mulyani, 2021 X1 umur Jenis penelitian Chi-square Dari analisis univariat Pasangan Usia
berhubungan dengan Diah Sukarni, X2 status gizi Survey analitik Subur yang mengalami infertilitas
infertilitas primer Erma Puspita X3 pekerjaan primer sebanyak 53 responden (82,8%)
pada pasangan usia Sari Y infertilitas Desain penelitian dan infertilitas sekunder 11 responden
subur di wilayah primer Cross-sectional (17,2%), Umur Berisiko 33 responden
kerja uptd puskemas (51,4%) dan umur tidak berisiko 31
lembak kab. Muara responden (48,4%). Ibu dengan Status
enim tahun 2021 Gizi abnormal sebanyak 34 responden
(53,1 %) dan ibu dengan status gizi
normal sebanyak 30 responden
30

(46,9%). Ibu dengan status bekerja


sebanyak 56 responden (87,5%) dan
ibu yang tidak bekerja sebanyak 8
responden (12,5%). Analisis Bivariat
dengan uji statistic Chi-Square
diperoleh p value=0,061 <α=0,05
berarti tidak ada hubungan antara umur
dengan infertilitas primer, p
value=0,026 <α 0,05 berarti ada
hubungan antara status gizi dengan
infertilitas primer dan p value 0,617
>α=>0,05 berarti tidak ada hubungan
pekerjaan dengan infertilitas primer
8 Faktor-faktor yang Denni 2019 X1 jenis Jenis penelitian Chi square Berdasarkan hasil penelitian yang
mempengaruhi Hermartin, kelamin Analitik dilakukan di RSUD Gunung Tua
infertilitas primer Nazri Adlani X2 usia dengan jumlah sampel 18 responden.
pada masa Siregar X3 status gizi Desain penelitian menunjukkan hasil bahwa jumlah
reproduksi di rsud X4 gaya hidup Cross-sectional penderita infertilitas dengan jenis
gunung tua Y infertilitas kelamin laki-laki 8 responden (44,4 %)
lebih sedikit dari pada penderita
infertilitas dengan jenis kelamin
perempuan yaitu 10 responden
(55,6%). Dari kegiatan penelitian,
objek dengan kelompok diketahui
bahwa jumlah pasien infertilitas yang
paling banyak di RSUD Gunungtua
berada pada kelompok usia 26 35
tahun yaitu sebanyak 11 orang
(61,1%). Sedangkan sisanya sebanyak
7 orang atau 38,9% merupakan pasien
dengan kelompok usia antara 36
31

hingga 45 tahun
9 Analysis Of Factors Ika Indarwati, 2017 X1 Usia Jenis penelitian Chi square Variabel body mass index
Influencing Female Uki Retno Budi X2 Pekerjaan Analitik Observasional menunjukkan bahwa wanita dengan
Infertility Hastuti, Yulia X3 Tingkat body mass indeks yang tidak normal (≤
Lanti Retno Stres Desain penelitian 18.5 hingga ≥ 22.9) memiliki
Dewi X4 BMI Cross sectional kemungkinan 3.33 kali lebih besar
X5 Kelainan untuk mengalami infertilitas. Hasil
organ analisis menunjukkan ada hubungan
reproduksi antara body mass index dengan
Y Infertilitas infertilitas wanita dan secara statistik
signifikan (OR=3.33; CI 95%=1.42
hingga 7.77; p=0.004)
Wanita yang memiliki usia ≥35 tahun
memiliki kemungkinan 8.00 kali lebih
besar untuk mengalami infertilitas.
Hasil analisis menunjukkan ada
hubungan antara usia dengan
infertilitas wanita dan secara statistik
signifikan (OR=8.00; CI 95%=3.10
hingga 20.61; p<0.001).
10 Hubungan Usia dan Dessy A. 2019 X1Usia Jenis penelitian Chi-square Hasil penelitian menunjukkan pada
Tingkat Stres Ningsi, X2 Tingkat Analitik observasional kelompok kasus 76,2% responden
Dengan Kejadian Zakiyatul Stres berada pada kategori usia kurang dari
Infertilitas di Poli Faizah, Jimmy Y Infertilitas Desain penelitian 35 tahun dan pada kelompok kontrol
Obgyn RSUD Dr. Yanuar Annas Hospital based case control sebanyak 81% pada kategori yang
Soetomo Surabaya sama. Tingkat stress pada kelompok
kasus dan kontrol masing - masing
sebanyak 83,3% berada pada kategori
normal. Hasil uji chi square antara usia
dan kejadian infertilitas didapatkan p
value = 0,595 (p value > 0,05). Hasil
32

uji Spearman antara tingkat stress


dengan kejadian infertilitas didapatkan
p value = 0,906 (p value > 0,05)
33

2.1.5. Sintesis Infertilitas


Infertilitas adalah suatu kondisi ketidakmampuan pasangan suami
istri untuk memiliki keturunan setelah melakukan hubungan seksual secara
teratur 2-3 kali dalam seminggu selama 12 bulan tanpa menggunakan alat
kontrasepsi apapun.

2.1. Variabel Berat Badan

2.2.1. Definisi Berat Badan


Berat badan adalah parameter yang memberikan gambaran
massa tubuh. Berat badan yang normal atau ideal bila tinggi badan
dan berat badan seimbang. Batasan berat badan normal dewasa di
tentukan berdasarkan nilai berat ideal (Anggraeni, 2012). Berat
badan adalah beberapa jumlah komponen tubuh seperti protein,
lemak, air, mineral. Sedangkan untuk peningkatan berat badan
adalah kondisi dimana jumlah berat badan seseorang melebihi
normal dan melebihi berat badan semula (Susila, et al, 2015).
Definisi lain dari berat badan adalah indikator untuk
menilai hasil peningkatan atau penurunan semua jaringan yang ada
pada tubuh (tulang, otot, lemak, cairan tubuh) sehingga akan
diketahui status gizi anak atau tumbu kembang anak. Berat badan
juga dapat juga sebagai menghitung dosis obat (Marmi, 2014).

2.2.2. Indikator Berat Badan


Pemantauan berat badan normal merupakan hal yang harus
diperhatikan untuk mencegah penyimpangan berat badan.
Peningkatan berat badan menjadi indikator penyerapan gizi
seseorang, dimana berat badan digunakan sebagai salah satu
faktor yang mempengaruhi hasil Indeks Massa Tubuh seseorang
(Kemenkes, 2014). Indeks Massa Tubuh (IMT) dapat dihitung
menggunakan rumus:
34

IMT = 𝐵𝐵 (𝑘𝑔)
𝑇𝐵2 (𝑚)
Keterangan :
BB = Berat badan dalam kilogram
TB = Tinggi badan dalam meter

Tabel 2.2 Batas Ambang IMT


Kategori IMT
Kurus Kekurangan berat badan tingkat berat <17,0
Kekurangan berat badan tingkat ringan 17,0 - 18,4
Normal 18,5 - 25,0
Gemuk Kelebihan berat badan tingkat ringan 25,1 - 27,0
Kelebihan berat badan tingkat berat >27,0
Sumber: P2PTM Kemenkes RI, 2019

2.2.3. Cara Mengukur Berat Badan


Faktor yang berpengaruh terhadap infertilitas pada wanita
salah satunya adalah status gizi. IMT (Indeks Massa Tubuh)
merupakan indikator yang paling sering digunakan untuk
mengukur status gizi pada orang dewasa. Kelebihan berat badan
(obesitas) dan status gizi kurang pada wanita akan mempengaruhi
kejadian keterlambatan konsepsi.(Halimah, 2018). Adapun cara
mengukur berat badan adalah sebagai berikut :
1. Menggunakan lembar checklist, dimana data didapatkan dari
rekam medis pasien klinik fertilitas RS Belleza Kedaton
2. Hasil ukur berat badan diinterpretasikan
0 = IMT 17,0-18,4
1 = IMT 18,5-25
2 = IMT >25
3. Skala ukur variabel berat badan adalah skala ordinal
35

2.2.4. Teori dan Penelitian Sebelumnya


Faktor gaya hidup dan lingkungan dapat mempengaruhi
kesuburan dan harus diperhatikan karena hampir 62% wanita
Amerika kelebihan berat badan dan 33% mengalami obesitas.
Indeks massa tubuh (BMI) lebih dari 25 dianggap kelebihan berat
badan, dan lebih dari 30 dianggap obesitas. Abnormalitas sekresi
GnRH dan gonadotropin relatif umum terjadi pada kelebihan berat
badan, obesitas, dan kurus (BMI kurang dari 17). (Tarigan and
Ridmadhanti, 2019). Perempuan yang memiliki indeks massa
tubuh (IMT) lebih dari 29, cenderung memerlukan waktu yang
lebih lama untuk mendapatkan kehamilan.
(“Konsensus_Infertilitas_Revisi_9-1.pdf,” 2013)
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh (Yuliarfani and
Nina, 2022) menunjukkan hasil responden yang obesitas 69,0%
mengalami infertilitas primer dibandingkan 60,6% responden non
obesitas mengalami infertilitas sekunder. Hasil uji hipotesis chi-
square memberikan nilai p-value sebesar 0,008 yang menunjukkan
adanya hubungan antara obesitas dengan infertilitas. Selain itu,
nilai odds ratio (OR) sebesar 3,427, artinya responden yang
mengalami overweight memiliki probabilitas 3,427 untuk
mengalami infertilitas primer dibandingkan dengan yang tidak.
Sedangkan penelitian yang dilakukan (Tarigan and
Ridmadhanti, 2019) Hasil uji bivariat menunjukkan nilai p=0,008 <
0,05 yang berarti ada hubungan yang bermakna antara IMT dengan
infertilitas sekunder di bagian keperawatan wanita RS Djoelham
Binjai. RP = 6.750, artinya BMI ideal perawat memiliki
probabilitas infertilitas sekunder 6.750 lebih tinggi dibandingkan
perawat BMI ideal dan 95% CI = 1.433-31.797.
Berdasarkan penelitian (Ika Indarwati et al., 2017) tentang
“Analysis of Factors Influencing Female Infertility” Masalah
kesehatan meningkat akhir-akhir ini dengan meningkatnya obesitas
36

pada populasi umum. Pada penelitian ini, wanita dengan indeks


massa tubuh yang tidak normal memiliki risiko infertilitas yang
lebih tinggi dibandingkan wanita dengan indeks massa tubuh
normal. Wanita yang kelebihan berat badan dan kekurangan berat
badan ditemukan memiliki risiko infertilitas yang tinggi.
2.2.5. Sintesis Berat Badan
Berat badan adalah adalah suatu ukuran yang diperlukan
dalam sebuah pengukuran pertumbuhan fisik individu/seseorang.

2.3. Variabel Usia


2.3.1 Definisi Usia
Umur atau usia adalah satuan waktu yang mengukur waktu
suatu benda atau makhluk, baik yang hidup maupun yang mati.
Semisal, umur manusia dikatakan lima belas tahun diukur sejak dia
lahir hingga waktu umur itu dihitung. Oleh yang demikian, umur
itu diukur dari tarikh ianya lahir sehingga tarikh semasa (masa
kini) (Depkes, 2013).
Umur adalah umur seseorang dari lahir sampai dengan
ulang tahun. Semakin bertambah usia, kedewasaan dan kekuatan
yang dimiliki seseorang, maka semakin matang pula ia berpikir dan
bekerja. Dalam hal kepercayaan publik, orang yang lebih dewasa
lebih dipercaya daripada seseorang yang belum cukup dewasa. Ini
adalah pengalaman dan kedewasaan jiwa (Lasut, 2017). Sedangkan
pengertian Wanita Usia Subur (WUS) adalah wanita usia subur
atau setelah mulai haid pertama, yang organ reproduksinya
berfungsi dengan baik antara usia 20 sampai 45 tahun. Ini
berkembang lebih cepat pada wanita usia subur dibandingkan pada
pria. Kesuburan memuncak antara usia 20 dan 29 tahun (Sianturi,
E, et al., 2019).
37

2.3.2 Indikator Usia


Menurut Susilawati (2013), dalam kehidupan wanita dapat
dikelompokkan atas 3 kelompok berdasarkan masa reproduksi:
1. Masa reproduksi muda yaitu umur < 20 tahun.
2. Masa reproduksi sehat yaitu umur 20-35 tahun.
3. Masa reproduksi tua yaitu umur >35 tahun.

2.3.3. Cara Mengukur Usia


Fertilitas atau kesuburan pada wanita akan menurun secara
bertahap hingga usia 37 tahun, setelah kondisi sebelumnya
mengalami naik turun (Evers, 2002). Data dari Himpunan
Endokrinologi Reproduksi dan Fertilitas Indonesia (HIFERI),
Perhim-punan Fertilisasi In Vitro Indonesia (PER-FITRI), Ikatan
Ahli Urologi Indonesia (IAUI), dan Perkumpulan Obstetri dan
Ginekologi Indonesia (POGI) tahun 2013 dalam konsensus
penanganan infertilitas menunjukkan usia pasangan yang melaku-
kan kunjungan ke klinik fertilitas, sebesar 21% wanita berumur di
bawah 35 tahun dan 26% perempuan berumur di atas 35 tahun.
(Indarwati, 2017). Adapun cara mengukur usia adalah sebagai
berikut :
1. Menggunakan lembar checklist, dimana data didapatkan dari
rekam medis pasien klinik fertilitas RS Belleza Kedaton
2. Hasil ukur usia diinterpretasikan
0 = Usia < 20 tahun
1 = Usia 20 - 35 tahun
2 = Usia > 35 tahun
3. Skala ukur variabel usia adalah skala ordinal

2.3.4. Teori dan Penelitian Sebelumnya


Bertambahnya umur sangat berpengaruh terhadap fertilitas
seorang perempuan. Penelitian di Perancis melaporkan 65%
38

perempuan berumur 25 tahun akan mengalami kehamilan pada 6


bulan dan secara akumulasi 85% kehamilan akan didapatkan pada
akhir tahun pertama. Untuk pasangan dengan umur 35 tahun atau
lebih peluang kehamilan menjadi 60% pada tahun pertama dan
85% pada tahun kedua. Kurang lebih 15 persen tetap belum
mendapatkan kehamilan setelah tahun ke-3 perkawinan.
(Konsensus Infertilitas Revisi 9-1, 2013).
Menurut Hasil penelitian (Septiana, 2018) menunjukkan
bahwa dari 87 (48,3%) responden usia berisiko (>35 tahun) sampai
51,7% mengalami infertilitas primer, sekunder 48,3% pada usia <;
Semua anak berusia 20 tahun memiliki 100% infertilitas primer.
Usia merupakan faktor eksternal yang mempengaruhi fertilitas atau
infertilitas seorang wanita. Bertambahnya usia wanita juga
berdampak pada berkurangnya cadangan sel telur, selain fakta
bahwa wanita yang lebih tua juga sering mengalami gangguan
reproduksi.
Sedangkan menurut (Mulyani et al., 2021) tentang “Faktor-
faktor yang berhubungan dengan infertilitas primer pada pasangan
usia subur di wilayah kerja uptd puskemas lembak kab. Muara
enim tahun 2021” Hasil analisis bivariat dengan uji chi-square
untuk hubungan usia dengan infertilitas primer menunjukkan 33
responden (51,6%) berisiko mengalami infertilitas, sedangkan 31
responden (48,4%) dengan p-value 0,061 tidak memiliki risiko
infertilitas. Dengan demikian, hasil uji statistik menunjukkan
bahwa ada hubungan yang signifikan antara usia dengan infertilitas
primer. Hasil odds ratio memberikan nilai 0,184, artinya mereka
yang berisiko digigit 0,184 lebih mungkin mengalami infertilitas
primer daripada mereka yang berisiko.
Bertambahnya usia wanita juga dapat menyebabkan
ketidakseimbangan hormon dalam tubuh dan gangguan fungsi
organ reproduksi. Kadar FSH meningkat, fase folikular
39

diperpendek, sedangkan kadar LH dan durasi fase luteal tidak


berubah, dan siklus menstruasi diperpendek. Selain itu, jumlah
folikel ovarium yang tersisa terus berkurang dan folikel menjadi
kurang sensitif terhadap rangsangan gonadotropin,sehingga
kesuburan wanita berkurang. (Ika Indarwati et al., 2017)

2.3.5. Sintesis Usia


Usia adalah jumlah usia wanita sejak dilahirkan sampai
dengan dilakukan penelitian yang ada di rekam medis pasien.

2.4. Pekerjaan
2.4.1. Definisi Pekerjaan
Pekerjaan adalah sesuatu yang dilakukan
seseorang/individu untuk tujuan tertentu yang dilakukan dengan
cara yang baik dan benar bertujuan untuk memenuhi kebutuhannya
(Mulyani et al., 2021). Menurut Notoatmodjo (2012) Pekerjaan
dalam arti luas adalah aktivitas utama yang dilakukan oleh
manusia. Dalam arti sempit, istilahpekerjaan digunakan untuk
suatu tugas atau kerja yang menghasilkan uang bagi seseorang.
Sedangkan menurut Sugono (2011) yang dimaksudkan
dengan pekerjaan adalah jenis perbuatan atau kegiatan untuk
memperoleh imbalan atau upah. Dengan ciri makna yang
demikian, pekerjaan dapat juga disebut mata pencarian atau pokok
penghidupan.

2.4.2. Indikator Pekerjaan


Adapaun indikator dari pekerjaan menurut Robbins (2016):
1. Kualitas kerja
2. Kuantitas
3. Ketepatan waktu
4. Efektifitas
5. Kemandirian
40

2.4.3. Cara Mengukur Pekerjaan


Menurut beberapa penelitian, pekerjaan seseorang juga
memegang peranan penting dalam menyumbang angka kejadian
infertilitas. Ditemukan sebesar 54.4% wanita infertil merupakan
wanita yang bekerja penuh waktu, 33.3% wanita yang bekerja
paruh waktu dan 3.5% merupakan wanita sebagai ibu rumah
tangga. (Halimah, 2018). Adapun cara mengukur pekerjaan adalah
sebagai berikut :
1. Menggunakan lembar checklist, dimana data didapatkan dari
rekam medis pasien klinik fertilitas RS Belleza Kedaton
2. Hasil ukur usia diinterpretasikan
0 = Bekerja
1 = Tidak bekerja
3. Skala ukur variabel pekerjaan adalah skala nominal

2.4.4. Teori dan Penelitian Sebelumnya


Pekerjaan adalah sesuatu yang dilakukan seseorang/
individu dengan tujuan tertentu, dilakukan dengan cara yang baik
dan benar, dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Lingkungan kerja yang tidak sesuai, beban kerja yang tidak wajar
dapat menyebabkan stress kerja dan burnout, karena setiap wanita
yang bekerja dengan beban kerja yang berat dan lingkungan kerja
yang tidak nyaman akan dipulangkan. (Mulyani et al., 2021).
Jenis pekerjaan dapat mempengaruhi timbulnya penyakit
dalam banyak hal. Ada keterkaitan antara pekerjaan dengan pola
penyakit khususnya pada penyakit tidak menular yang salah
satunya dapat disebabkan baik secara langsung maupun tidak
langsung oleh faktor lingkungan yang dapat menimbulkan
penyakit, seperti paparan bahan kimia, gas beracun atau radiasi.
ada atau tidaknya gerakan tubuh di tempat kerja atau dalam situasi
41

kerja yang dapat menyebabkan stres atau kebisingan yang, jika


terpapar secara terus-menerus, dapat berdampak negatif terhadap
kesehatan fisik dan timbulnya penyakit;. (Ika Indarwati et al.,
2017)
Berdasarkan penelitian Irma Hamdayani et al (2019) yang
berjudul “Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Infertilitas pada
Wanita di Rumah Sakit Dewi Sri Karawang” sebagian besar wanita
infertil merupakan wanita bekerja. Dari 41 wanita infertil,
ditemukan sebanyak 26 orang (63,4%) merupakan wanita bekerja
dan sebanyak 15 orang (36,6%) tidak bekerja.

2.4.5. Sintesis Pekerjaan


Perkerjaan adalah kegiatan yang dilakukan makhluk hidup
untuk memenuhu kebutuhan hidupnya.
42

BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1. Kerangka Teori

3.1.1. Teori Hubungan Berat Badan terhadap Kejadian Infertilitas


Indeks massa tubuh, atau indeks massa tubuh, adalah ukuran
status gizi seseorang yang paling umum digunakan dan praktis,
meskipun normanya bervariasi dari individu ke individu, jadi ketika
Anda mengevaluasi tubuh, Anda mempertimbangkan perbedaan
individu, jenis kelamin, kebutuhan. menjadi indeks massa. atau
kelompok etnis tertentu. Indeks massa tubuh merupakan cara mengukur
status gizi seseorang, dalam hal ini wanita, sedangkan fertilitas wanita
sangat erat kaitannya dengan status gizi. (Ika Indarwati et al., 2017)
Obesitas melibatkan tiga perubahan yang memengaruhi ovulasi
normal, dan penurunan berat badan memperbaiki ketiga kondisi ini
penurunan aromatisasi perifer androgen menjadi estrogen, penurunan
globulin pengikat hormon seks (SHBG), mengakibatkan peningkatan
kadar estradiol dan testosteron bebas, yang dapat mempengaruhi
kesuburan. (Tarigan and Ridmadhanti, 2019). Menurut Yuliarfani and
Nina (2022) yang berjudul “Pengaruh Pekerjaan, Stres, Obesitas, dan
Siklus Menstruasi dengan Kejadian Infertilitas pada Wanita” Wanita
obesitas berisiko mengalami gangguan reproduksi dan menyebabkan
kemandulan atau infertilitas. Infertilitas atau kemandulan didefinisikan
sebagai suatu kondisi dimana seorang wanita tidak kunjung hamil
meskipun telah melakukan hubungan intim secara teratur. Sebuah
adaptasi bagi pasangan suami istri yang keduanya atau salah satunya
mengalami obesitas untuk menjaga berat badan ideal melalui pola hidup
sehat. Hal ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Berat Badan (X1) Infertilitas (Y)


Gambar 3. 1 Konsep Berat Badan terhadap Infertlitas
43

3.1.2. Teori Hubungan Usia terhadap Kejadian Infertilitas


Bertambahnya usia wanita dapat menyebabkan
ketidakseimbangan hormon dalam tubuh dan kemunduran fungsi
organ reproduksi. Kadar FSH meningkat, fase folikular
diperpendek, sedangkan kadar LH dan durasi fase luteal tidak
berubah, dan siklus menstruasi diperpendek. Selain itu, jumlah
folikel ovarium yang tersisa terus berkurang dan folikel menjadi
kurang sensitif terhadap rangsangan gonadotropin, sehingga
kesuburan wanita menurun. (Ika Indarwati et al., 2017)
Sedangkan menurut Panjaitan and Manurung (2020)
Seiring bertambahnya usia, semakin sulit untuk memiliki anak.
Pada usia 20-24 tahun, kesuburan wanita mencapai 100%, pada
usia 30-34, 85% kesuburan wanita. Pada usia 35-39 tahun, tingkat
kesuburan seorang wanita masih 60%. Pada usia 40-44 tahun,
tingkat kesuburan seorang wanita hanya 25%. Alasan infertilitas
wanita dan pria juga dapat terletak pada peningkatan faktor risiko,
yaitu gaya hidup remaja yang tidak terkendali.
Berdasarkan penelitian Septiana (2018) tentang “ analisis
faktor yang berhubungan dengan kejadian infertilitas” mengatakan
Wanita di atas 35 tahun secara tidak langsung memiliki risiko lebih
tinggi mengalami infertilitas. Sejak usia 35 tahun, suplai sel telur
menipis dan keseimbangan hormonal mulai berubah, sehingga
peluang hamil seorang wanita menurun drastis, hanya sedikit
wanita >35 tahun yang memiliki lebih banyak. Wanita bersalin dan
gangguan reproduksi dapat terjadi, sehingga diperlukan
penanganan untuk menjaga nutrisi, mempersiapkan rahim selama
kurang lebih 6 bulan dengan makan sayur dan vitamin yang kaya
akan asam folat, agar siap menikah dan cepat hamil. Hal ini dapat
dilihat pada gambar dibawah ini

Usia (X2) Infertilitas (Y)

Gambar 3. 2 Konsep Usia terhadap Infertilitas


44

3.1.3. Teori Hubungan Pekerjaan terhadap Kejadian Infertilitas


Pekerjaan adalah sesuatu yang dilakukan seseorang/
individu dengan tujuan tertentu, dilakukan dengan cara yang baik
dan benar, dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Lingkungan kerja yang tidak sesuai, beban kerja yang tidak wajar
dapat menyebabkan stress kerja dan burnout, karena setiap wanita
yang bekerja dengan beban kerja yang berat dan lingkungan kerja
yang tidak nyaman akan dipulangkan. (Mulyani et al., 2021).
Selain faktor genetik, faktor keturunan dan usia
mempengaruhi fertilitas atau kesuburan seseorang, juga
dipengaruhi oleh posisi kerja. Menurut beberapa penelitian,
pekerjaan juga berperan penting dalam terjadinya infertilitas.
Ditemukan bahwa 54,4% wanita tanpa anak bekerja penuh waktu,
33,3% paruh waktu, dan 3,5% ibu rumah tangga. (Ika Indarwati et
al., 2017).
Menurut penelitian (Yuliarfani and Nina, 2022) tentang
“Pengaruh Pekerjaan, Stres, Obesitas, dan Siklus Menstruasi
dengan Kejadian Infertilitas pada Wanita” mengatakan 78,4% dari
mereka yang bekerja dan menderita infertilitas primer
dibandingkan dengan 58,5% dari mereka yang tidak bekerja dan
menderita infertilitas sekunder. Hasil uji hipotesis chi square
diperoleh nilai p sebesar 0,000. Dari sini dapat disimpulkan bahwa
ada hubungan antara situasi kerja dan infertilitas. Selain itu, rasio
odds (OR) adalah 5,124, yang berarti bahwa responden yang
bekerja memiliki 5,124 kemungkinan mengalami infertilitas primer
dibandingkan dengan responden yang tidak bekerja. Hal ini dapat
dilihat pada gambar dibawah ini:

Pekerjaan(X3) Infertilitas (Y)


Gambar 3.3 Konsep Pekerjaan terhadap Infertilitas
45

3.1.4. Kerangka Konsep Penelitian

Berat Badan
X1
Usia Infertilitas

Pekerjaan

Gambar 3. 3 Kerangka Konsep Penelitian

3.1.5. Hipotesis Penelitian


1. Hipotesis 1: Ada hubungan antara Berat Badan dengan
Infertilitas
2. Hipotesis 2: Ada hubungan antara Usia dengan Infertilitas
3. Hipotesis 3: Ada hubungan antara Pekerjaan dengan Infertilitas
Hipotesis berasal dari bentukan kata hypo yang berarti
dibawah dan thesis yang berarti dalil, kaidah, atau hukuman. Secara
umum hipotesis dapat diartikan sebagai suatu pernyataan tentang
suatu dalil atau kaidah yang kebenarannya belum terujikan secara
empirik (Sucipto, 2020:59)

BAB IV
METODE PENELITIAN
46

4.1. Jenis dan Desain Penelitian


Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian survei dengan penelitian
deskriptif dan analitik. Dimana variabel yang diteliti diukur dalam waktu
yang sama dengan menggunakan desain penelitian cross-sectional.

4.2. Populasi, Sampel, Besar Sampel dan Teknik Pengambial Sampel


4.2.1. Populasi
Populasi penelitian adalah sekumpulan orang atau objek yang
memiliki karakteristik yang secara umum dapat diamati. (Sucipto,
2020:125). Adapun populasi pada penelitian ini adalah seluruh pasien
yang memeriksakan diri ke klinik fertilitas RS Belleza Kedaton pada
periode November 2021 – Oktober 2022 yaitu 375 pasien.

4.2.2. Sampel
Sampel penelitian ini adalah representasi dari populasi yang
dijadikan sumber bagi semua data yang diperlukan untuk menjawab
permasalah penelitian. (Sucipto, 2020:127).
1. Adapun kriteria inklusi antara lain:
Semua WUS yang berkunjung ke klinik fertilitas dan tercatat di
rekam medis RS Belleza Kedaton Periode Nov 2021-Okt 2022
2. Sedangkan kriteria ekslusi dari penelitian ini adalah:
Tidak pernah berkunjung ke klinik fertilitas selama periode
November 2021- Oktober 2022

4.2.3. Besar Sampel


Menurut Sumantri (2017:191) besar sampel yang akan
diambil didalam suatu penelitian yang dapat mewakili populasi, hal
ini sangat tergantung pada biaya yang tersedia waktu serta tenaga
yang akan melaksanakan, variasi yang ada didalam variabel yang
akan diteliti, presisi, serta rencana analisis. Adapun perhitungan
jumlah sampel minimal pada penelitian ini menggunakan rumus
slovin, dengan perhitungan sebagai berikut :

Keterangan :
n : Jumlah sampel yang dicari
N : Jumlah populasi
47

e : Margin eror yang ditoleransi (e dalam penelitian ini


ditentukan sebesar 5%)
n= N
1 + Ne2
= 375
1+ (375)(0,05)2
= 375
1+ (375) (0,0025)
= 375
1+ (0,9375)
= 375
1,9375
= 193,54
Berdasarkan hasil perhitungan dengan rumus sampel diatas,
maka jumlah sampel yang diperlukan dalam penelitian ini adalah
dibulatkan menjadi 194 pasien.

4.2.4. Teknik Pengambilan Sampel


Pada penelitian ini peneliti menggunakan simple random
sampling, kemudian menurut Sucipto (2020:129) Simple Random
Sampling adalah pengambilan sampel sedemikian rupa tiap unit
penelitian atau kesatuan analisa yang ada dalam populasi memiliki
kesempatan (probabilitas) yang sama untuk dipilih menjadi
sampel.

4.2.5. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian dilakukan RS Belleza Kedaton. Waktu
pengambilan data dilakukan pada bulan Februari 2023.

4.2.6. Tahap Penelitian


Menurut Notoatmodjo (2017) Setelah data dikumpulkan,
data kemudian diolah dengan tahap – tahap sebagai berikut:
1. Editing
Tahap ini merupakan kegiatan penyuntingan data yang telah
terkumpul yaitu dengan memeriksa kelengkapan, kesalahan
pengisian tiap jawaban dari daftar pertanyaan sebagai persiapan
untuk Entry data kedalam tabulasi.
2. Coding
Memberikan kode numerik (angka) terhadap data yang terdiri
dari beberapa katagori sehingga memudahkan melihat arti
suatu kode dari suatu variable.
3. Tabulating
48

Adalah teknik menghitung data atau mencatat data yang telah


terkumpul, selanjutnya akan diolah dengan menggunakan
metode distribusi frekuensi.
4. Processing
Adalah memproses data agar dapat dianalisis, dimana
pemrosesan data dilakukan dengan mengolah data secara
komputerisasi
5. Cleaning
Yaitu kegiatan mengecek data yang sudah dimasukkan, apakah
ada kesalahan atau tidak.

BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Hasil Analisis Univariat


49

1. Gambaran Fertilitas Berdasarkan Frekuensi (f) dan Prosentasi (%).


Disajikan dalam bentuk table

Tabel 5. 1.Gambaran Infertilitas Berdasarkan Frekuensi (f) dan Prosentasi (%)

Fertilitas Prekuensi (f) Prosentase (%)


Tidak Infertil 70 36,1%
Infertil 124 63,9%
Total 194 100%
DariTable 5.1 diatas gambaran infertilitas berdasarkan frekuensi (f) dan
prosentasi (%) diperoleh 70 (36,1%) responden tidak mengalami infertilitas dan
124 (64,9%) responden dengan infertilitas.

2. Gambaran Berat Badan berdasarkan frekuensi (f) dan prosentasi


(%). Disajikan dalam bentuk table

Tabel 5. 2 Gambaran Berat Badan Berdasarkan Frekuensi (f) dan Prosentasi (%)

Berat Badan Prekuensi (f) Prosentase (%)


IMT 17-18,4 2 1%
IMT 18,5-25 103 53,1%
IMT >25 89 45%
Total 194 100%
HasilTabel 5.2 diatas gambaran infertilitas berdasarkan frekuensi (f) dan
prosentasi (%) diperoleh 2 (1%) responden dengan IMT 17-18,4, 103 (53,1%)
responden dengan IMT 18,5-25, dan 89 (45%) responden dengan IMT >25.

3. Gambaran Usia berdasarkan frekuensi (f) dan prosentasi (%).


Disajikan dalam bentuk table.

Tabel 5. 3 Gambaran Usia Berdasarkan Frekuensi (f) dan Prosentasi (%)

Usia Prekuensi (f) Prosentase (%)


<20 tahun 3 1,5%
20-35 tahun 153 78,9%
>35 tahun 38 19,6%
Total 100 100%
HasTabel 5.3 diatas gambaran infertilitas berdasarkan frekuensi (f) dan
prosentasi (%) diperoleh 3 (1,5%) responden dengan usia <20 tahun, 153 (78,9%)
responden dengan usia 20-35 tahun, dan 38 (19,6%) responden dengan usia >35
tahun.
50

4. Gambaran Pekerjaan Frekuensi (f) dan Prosentasi (%). Disajikan


dalam bentuk table
Tabel 5. 4 Gambaran Pekerjaan Berdasarkan Frekuensi (f) dan Prosentasi (%)

Pekerjaan Prekuensi (f) Prosentase (%)


Bekerja 149 76,8%
Tidak Bekerja 45 23,2%
Total 194 100%
HaTTabel 5.2 diatas gambaran infertilitas berdasarkan
frekuensi (f) dan prosentasi (%) diperoleh 149 (76,8%) responden
dengan bekerja dan 45 (23,2%) responden dengan tidak bekerja.

5.1.2. Hasil Analisis Bivariat


1. Hubungan Antara Berat Badan dengan Kejadian Infertilitas
Tabel 5. 5 Hubungan Antara Berat Badan dengan Kejadian Infertilitas

Variabel Fertilitas OR
Total Confident p-
Berat Tidak Infertil Infertil Interval value
Badan
f % f % f % -
IMT 17-
1 50% 1 50% 2 100% - - 0,000
18,4
IMT 18,5-
65 63,1% 38 36,9% 103 100% - -
25
IMT >25 4 4,5% 85 95,5% 89 100% - -
Jumlah 70 36,1% 124 63,9% 194 100% - -

Hasil analisis hubungan berat badan dengan kejadian infertilitas,


responden dengan tidak infertil dengan IMT 17-18,4 sebesar 1 (50%), dengan
IMT 18,5-25 sebesar 65 (63,1%), dan IMT > 25 sebesar 4 (4,5%), kemudian
responden Infertil dengan IMT 17-18,4 sebesar 1 (50%), dengan IMT 18,5-25
sebesar 38 (36,9%), dan dengan IMT >25 85 (95,5%). Hasil analisa menggunakan
uji statistic chi-square didapat p-value 0,000 (p <0,05), hal ini menunjukan bahwa
ada hubungan berat badan dengan kejadian infertilitas.
2. Hubungan Antara Usia dengan Kejadian Infertilitas

Tabel 5. 6 Hubungan Antara Usia dengan Kejadian Infertilitas


51

Variabel Fertilitas OR
Total Confident p-
Usia Tidak Infertil Infertil Interval value
f % f % f %
<20 th 3 100% 0 0% 3 100% - - 0,000
20 – 35 th 66 43,1% 87 56,9% 153 100% - -
>35 th 1 2,6% 37 97,4% 38 100% - -
Jumlah 70 36,1% 124 63,9% 194 100% - -

Hasil analisis hubungan usia dengan kejadian infertilitas, responden


dengan tidak infertil dengan usia < 20 tahun sebesar 3 (100%), dengan usia 20-35
tahun sebesar 66 (43,1%), dan usia >35 tahun sebesar 1 (2,6%), kemudian
responden Infertil dengan usia <20 tahun sebesar 0 (0%), dengan IMT usia 20-35
tahun sebesar 87 (56,9%), dan dengan usia >35 tahun 37 (63,9,5%). Hasil analisa
menggunakan uji statistic chi-square didapat p-value 0,000 (p <0,05), hal ini
menunjukan bahwa ada hubungan usia dengan kejadian infertilitas.

3. Hubungan Antara Pekerjaan dengan Kejadian Inferilitas

Tabel 5. 7 Hubungan Antara Pekerjaan dengan Kejadian Infertilitas

Variabel Infetilitas OR
Total Confident p-
Tidak Infertil Infertil
Pekerjaan Interval value
f % f % f %
Bekerja 45 30,2% 104 69,8% 149 100% 0,345 0,003
Tidak (0,175-
25 55,6% 20 44,4% 45 100%
Bekerja 0,686)
Jumlah 70 36,1% 124 63,9% 194 100%

Hasil analisis hubungan pekerjaan dengan kejadian infertilitas, responden


dengan tidak infertil yang bekerja sebesar 45 (30,2%), dan yang tidak bekerja
sebesar 25 (55,6%), kemudian responden Infertil yang bekerja sebesar 104
(69,8%), yang tidak bekerja sebesar 20 (44,4%). Hasil analisa menggunakan uji
statistic chi-square didapat p-value 0,003 (p <0,05), hal ini menunjukan bahwa
ada hubungan pekerjaan dengan kejadian infertilitas. Selain itu, diperoleh nilai
Odds Ratio (OR) sebesar 0,345, artinya responden yang bekerja mempunyai
peluang 0,345 kali mengalami infertilitas dibandingkan dengan responden yang
tidak bekerja.
52

5.1.3. Pembahasan Penelitian


1. Hubungan Antara Berat Badan dengan Kejadian Infertilitas
a. Hasil Penelitian
Hasil analisis hubungan berat badan dengan kejadian
infertilitas, responden dengan tidak infertil dengan IMT 17-
18,4 sebesar 1 (50%), dengan IMT 18,5-25 sebesar 65
(63,1%), dan IMT >25 sebesar 4 (4,5%), kemudian responden
Infertil dengan IMT 17-18,4 sebesar 1 (50%), dengan IMT
18,5-25 sebesar 38 (36,9%), dan dengan IMT >25 85 (95,5%).
Hasil analisa menggunakan uji statistic chi-square didapat p-
value 0,000 (p<0,05), hal ini menunjukan bahwa ada hubungan
berat badan dengan kejadian infertilitas.

b. Hasil Penelitian Sebelumnya


Obesitas melibatkan tiga perubahan yang memengaruhi
ovulasi normal, dan penurunan berat badan memperbaiki
ketiga kondisi ini penurunan aromatisasi perifer androgen
menjadi estrogen, penurunan globulin pengikat hormon seks
(SHBG), mengakibatkan peningkatan kadar estradiol dan
testosteron bebas, yang dapat mempengaruhi kesuburan.
(Tarigan and Ridmadhanti, 2019).
Menurut Yuliarfani and Nina (2022) yang berjudul
“Pengaruh Pekerjaan, Stres, Obesitas, dan Siklus Menstruasi
dengan Kejadian Infertilitas pada Wanita” Wanita obesitas
berisiko mengalami gangguan reproduksi dan menyebabkan
kemandulan atau infertilitas. Infertilitas atau kemandulan
didefinisikan sebagai suatu kondisi dimana seorang wanita
tidak kunjung hamil meskipun telah melakukan hubungan
intim secara teratur. Sebuah adaptasi bagi pasangan suami istri
yang keduanya atau salah satunya mengalami obesitas untuk
menjaga berat badan ideal melalui pola hidup sehat.
Wanita memiliki berat badan yang berlebih (over
weight) atau dengan memiliki lemak tubuh 10-15% dari lemak
tubuh normal, maka wanita akan menderita gangguan
pertumbuhan folikel di ovarium yang terkait dengan sebuah
sindrom, yaitu sindrom ovarium polikistik, di samping berat
badan yang berlebih, berat badan yang sangat rendah juga
dapat mengganggu fungsi fertilitas seorang wanita. Zat gizi
yang cukup, seperti karbohidrat, lemak, dan protein sangat
diperlukan untuk pembentukan hormon reproduksi sehingga
53

ketika wanita kurus akibat asupan gizi yang sangat kurang,


maka akan mengalami defisensi hormon reproduksi yang
berakibat terhadap penigkatan kejadian infertilitas pada dirinya.
(Harismayanti, 2015)

c. Teori Terkait
Banyak penelitian memperlihatkan bahwa menjadi
gemuk (obese) mempunyai siklus menstruasi yang tidak teratur
atau tidak ada menstruasi. Untuk kebanyakan dari individu-
individu ini mengurangi berat badan itu sendiri akan
mengembalikan ovulasi dan siklus menstruasi normal mereka,
dan meningkatkan potensi kesuburan mereka. Seringkali
individu-individu ini mengandung/hamil secara spontan tanpa
terapi medis, ketika mereka mengurangi berat badan mereka.
(Gordon and DiMattina, 2018: 179-18 )
Perempuan yang memiliki indeks massa tubuh (IMT)
lebih dari 29, cenderung memerlukan waktu yang lebih lama
untuk mendapatkan kehamilan. Tindakan menurunkan berat
badan pada perempuan yang memiliki IMT > 29 dan
mengalami anovulasi akan meningkatkan peluang untuk hamil.
Upaya meningkatkan berat badan pada perempuan yang
memiliki IMT <19 serta mengalami gangguan haid akan
meningkatkan kesempatan terjadinya pembuahan. (HIFERI,
2013: 8-9)

d. Asumsi/Kesimpulan Peneliti
Wanita yang kelebihan berat badan dengan IMT> 25
berpotensi mengalami infertilitas/ kemandulan disebabkan
hormon leptin yang diproduksi oleh jaringan adiposa sehingga
mempengaruhi sel telur dan mengganggu proses ovulasi.
Wanita dengan berat badan berlebih dianjurkan untuk
menurunkan berat badan mereka supaya siklus menstruasi
kembali normal dan meningkatkan kesempatan untuk
terjadinya ovulasi.
Wanita yang sangat kurus juga bisa menghambat
kesuburan wanita. Nutrisi yang cukup seperti karbohidrat,
lemak, dan protein diperlukan untuk menghasilkan hormon
reproduksi, sehingga jika seorang wanita kurus karena pola
makan yang sangat buruk, ia akan mengalami kekurangan
hormon reproduksi, yang meningkatkan kejadian infertilitas.
54

2. Hubungan Antara Usia dengan Kejadian Infertilitas


a. Hasil Penelitian
Hasil analisis hubungan usia dengan kejadian
infertilitas, responden dengan tidak infertil dengan usia < 20
tahun sebesar 3 (100%), dengan usia 20-35 tahun sebesar 66
(43,1%), dan usia >35 tahun sebesar 1 (2,6%), kemudian
responden Infertil dengan usia <20 tahun sebesar 0 (0%),
dengan IMT usia 20-35 tahun sebesar 87 (56,9%), dan dengan
usia >35 tahun 37 (63,9,5%). Hasil analisa menggunakan uji
statistic chi-square didapat p-value 0,000 (p <0,05), hal ini
menunjukan bahwa ada hubungan usia dengan kejadian
infertilitas.

b. Hasil Penelitian Sebelumnya


Bertambahnya usia wanita dapat menyebabkan
ketidakseimbangan hormon dalam tubuh dan kemunduran
fungsi organ reproduksi. Kadar FSH meningkat, fase folikular
diperpendek, sedangkan kadar LH dan durasi fase luteal tidak
berubah, dan siklus menstruasi diperpendek. Selain itu, jumlah
folikel ovarium yang tersisa terus berkurang dan folikel
menjadi kurang sensitif terhadap rangsangan gonadotropin,
sehingga kesuburan wanita menurun. (Ika Indarwati et al.,
2017)
Berdasarkan penelitian Septiana (2018) tentang “
analisis faktor yang berhubungan dengan kejadian infertilitas”
mengatakan Wanita di atas 35 tahun secara tidak langsung
memiliki risiko lebih tinggi mengalami infertilitas. Sejak usia
35 tahun, suplai sel telur menipis dan keseimbangan hormonal
mulai berubah, sehingga peluang hamil seorang wanita
menurun drastis, hanya sedikit wanita >35 tahun yang memiliki
lebih banyak. Wanita bersalin dan gangguan reproduksi dapat
terjadi, sehingga diperlukan penanganan untuk menjaga nutrisi,
mempersiapkan rahim selama kurang lebih 6 bulan dengan
makan sayur dan vitamin yang kaya akan asam folat, agar siap
menikah dan cepat hamil.

c. Teori Terkait
Menurut Rosyida (2020: 153) dalam buku “Kesehatan
Reproduksi Remaja dan Wanita” Semakin bertambahnya umur
bisa mempengaruhi kesuburan seorang wanita. Sekitar
55

sepertiga dari pasangan dimana wanita berusia diatas 35 tahun


memiliki masalah kesuburan. Faktor umur beresiko
menurunkan kesuburan seperti kondisi ovarium menurun untuk
melepaskan sel telur, ovarium kiri mengeluarkan sedikit sel
telur, dan kualitas telur menurun. Selain itu juga beresiko untuk
mengalami masalah kesehatan yang menurunkan kesuburan
dan terjadinya keguguran.
Pada fase reproduksi, wanita memiliki 400 sel telur.
Semenjak wanita mengalami menarche sampai menopause,
wanita mengalami menstruasi secara periodik yaitu pelepasan
satu sel telur. Jadi wanita dapat mengalami menstruasi sampai
sekitar 400 kali. Sampai pada umur 45 tahun sel telur
habissehingga wanita tidak bisa menstruasi lagi alias tidak
dapat hamil lagi. (Purwoastuti, 2015: 164)

d. Asumsi/Kesimpulan Peneliti
Semakin bertambahnya usia pada wanita usia subur akan
meningkatkan angka kejadian infertilitas disebabkan karena
ketidakseimbangan hormon dalam tubuh dan penurunan fungsi
organ reproduksi, sehingga suplai sel telur menurun dan kinerja
ovarium mengalami kemunduran untuk melepaskan sel telur.

3. Hubungan Antara Pekerjaan dengan Kejadian Inefrtilitas


a. Hasil Penelitian
Hasil analisis hubungan pekerjaan dengan kejadian
infertilitas, responden dengan tidak infertil yang bekerja
sebesar 45 (30,2%), dan yang tidak bekerja sebesar 25
(55,6%), kemudian responden Infertil yang bekerja sebesar
104 (69,8%), yang tidak bekerja sebesar 20 (44,4%). Hasil
analisa menggunakan uji statistic chi-square didapat p-value
0,003 (p <0,05), hal ini menunjukan bahwa ada hubungan
pekerjaan dengan kejadian infertilitas. Selain itu, diperoleh
nilai Odds Ratio (OR) sebesar 0,345, artinya responden yang
bekerja mempunyai peluang 0,345 kali mengalami infertilitas
dibandingkan dengan responden yang tidak bekerja.

b. Hasil Penelitian Sebelumnya


Pekerjaan adalah sesuatu yang dilakukan seseorang/
individu dengan tujuan tertentu, dilakukan dengan cara yang
baik dan benar, dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Lingkungan kerja yang tidak sesuai, beban kerja
56

yang tidak wajar dapat menyebabkan stress kerja dan burnout,


karena setiap wanita yang bekerja dengan beban kerja yang
berat dan lingkungan kerja yang tidak nyaman akan
dipulangkan. (Mulyani et al., 2021).
Selain faktor genetik, faktor keturunan dan usia
mempengaruhi fertilitas atau kesuburan seseorang, juga
dipengaruhi oleh posisi kerja. Menurut beberapa penelitian,
pekerjaan juga berperan penting dalam terjadinya infertilitas.
Ditemukan bahwa 54,4% wanita tanpa anak bekerja penuh
waktu, 33,3% paruh waktu, dan 3,5% ibu rumah tangga. (Ika
Indarwati et al., 2017).

c. Teori Terkait
Menurut Hiferi (2013:10) dalam “Konsensus
Penanganan Infertilitas” Terdapat beberapa pekerjaan yang
melibatkan paparan bahan berbahaya bagi kesuburan seorang
perempuan maupun laki-laki. Setidaknya terdapat 104.000
bahan fisik dan kimia yang berhubungan dengan pekerjaan
yang telah teridentifikasi, namun efeknya terhadap kesuburan,
95% belum dapat diidentifikasi. Bahan yang telah
teridentifikasi dapat mempengaruhi kesuburan diantaranya
panas, radiasi sinar-X, logam dan pestisida. Adanya stres saat
bekerja yang biasanya tekanan dari atasan/pimpinan dapat
memicu pengeluaran hormon kortisol yang mempengaruhi
pengaturan hormon reproduksi. (Purwoastuti, 2015:164)

Tabel 5.8 Bahan dan Efeknya terhadap Kesuburan Perempuan


Bahan/Agen Kelompok Kerja Efek Terhadap Kesuburan
Fisik
Kerja paruh waktu/ waktu Paramedis Menurunkan fekunditas,
kerja yang lama pemanjangan waktu terjadinya
kehamilan
Ion dan radiasi Pekerja pabrik nuklir Tidak memberikan efek
Visual (Komputer) Pekerja kantoran Meningkatkan risiko infertilitas
Kimia
Pestisida Petani Waktu kehamilan tidak konsisten
(Dibromochloropropane)
Cadmium, magnesium, Perawat, Apoteker Pemanjangan waktu kehamilan,
obat kemoterapi, meningkatnya angka kejadian
antibiotik infertilitas yang dilaporkan secara
perorangan
Gas anastetik Dokter gigi, dokter Menurunkan angka fekunditas
anastesi, perawat
57

Sumber : HIFERI, 2013

d. Asumsi/Kesimpulan Peneliti
Lingkungan kerja yang tidak baik serta beban kerja
yang berat dapat menyebabkan stress kerja. Adanya stres saat
bekerja dapat memicu pelepasan hormon kortisol yang
mempengaruhi pengaturan hormon reproduksi. Pekerjaan juga
mempengaruhi infertilitas/ kesuburan apabila seorang
perempuan terpapar zat yang diketahui dapat mempengaruhi
kesuburan termasuk panas, radiasi sinar-X, logam dan
pestisida.
BAB VI
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
Terdapat hubungan antara variabel berat badan, usia, dan pekerjaan
dengan kejadian infertilitas pada wanita usia subur di RS Belleza Kedaton
Tahun 2022
1. Terdapat gambaran variabel Infertilitas, Berat Badan, Usia, dan Pekerjaan.
2. Terdapat hubungan antara berat badan dengan kejadian Infertilitas.
3. Terdapat hubungan antara usia dengan kejadian infertilitas.
4. Terdapat hubungan antara pekerjaan dengan kejadian infertilitas.

6.2. Saran
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian diatas dapat
direkomendasikan beberapa hal sebagai berikut:

6.2.1. Saran Teoritis


Penelitian ini tidak menemukan teori baru, akan tetapi lebih pada
mengkonfirmasi teori yang berkaitan dengan berat badan, usia dan
pekerjaan terhadap kejadian infertilitas guna menjawab hipotesis dari
penelitian ini. Diharapkan dapat digunakan sebagai pertimbangan atau
masukan untuk menambah wawasan yang berkaitan dengan berat badan,
usia dan pekerjaan terhadap kejadian infertilitas.

6.2.2. Saran Metodologi


Penelitian ini secara metodologi menggunakan penelitian survei
dengan deskriptif analisis untuk menjawab hipotesis antara berat badan,
usia, dan pekerjaan dengan kejadian infertilitas, dimana semua variabel
tersebut diukur dalam waktu yang bersamaan. Diharapkan hasil
penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan dalam penelitian serupa
dan dapat lebih memperdalam penelitian yang sudah ada dan
melakukan penelitian dengan metodologi berbeda serta menambah
variabel lainnya.

6.2.3. Saran Praktis


Dengan diketahuinya penyebab atau faktor yang mempengaruhi
infertilitas serta variabel yang terkait maka dapat menjadi masukan
dalam perencanaan kebijakan serta mendapatkan cara terbaik/ praktek

58
59

baik dalam mencegah, menangani, dan meminimalisir adanya wanita


usia subur yang mengalami infertilitas.
DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni, Adisty C. 2012. Asuhan Gizi Nutritional Care Process. Yogyakarta:


Graha Ilmu.
Halimah, Nur Anis, Sri Winarni, Dharminto. 2018. Paparan Rokok, Status Gizi,
Beban Kerja Dan Infeksi Organ Reproduksi Pada Wanita Dengan Masalah
Fertilitas RSI Sultan Agung Semarang.
Hastono, Sutanto Priyo. 2022. Analisis Data pada Bidang Kesehatan. Depok:
Rajawali Pers
HIFERI. 2013. Konsensus penanganan infertilitas. Jakarta: Himpunan
Endokrinologi Reproduksi dan Fertilitas Indonesia.
Ika Indarwati, Budihastuti, U.R., Department of Obstetrics and Gynecology, Dr.
Moewardi Hospital, Surakarta, Dewi, Y.L.R., Faculty of Medicine,
Sebelas Maret University, Surakarta, 2017. Analysis of Factors
Influencing Female Infertility. J. Matern. Child Health 02, 150–161.
https://doi.org/10.26911/thejmch.2017.02.02.06
Johnson, Joyce Y. 2014. Keperawatan Maternitas. Diana Kurnia, Penerjemah.
Yogyakarta (ID): Rapha Publishing. Terjemahan dari: Maternal -
Newborn Nursing Demystified.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Pedoman Gizi Seimbang.
Jakarta: Kemenkes RI
Mulyani, U., Sukarni, D., Sari, E.P., 2021. Faktor-Faktor Yang Berhubungan
Dengan Infertilitas Primer Pada Pasangan Usia Subur Di Wilayah Kerja
Uptd Puskemas Lembak Kab. Muara Enim Tahun 2021.
Ningsi, D.A., Faizah, Z., Annas, J.Y., 2021. Hubungan Usia Dan Tingkat Stres
Dengan Kejadian Infertilitas Di Poli Obgyn Rsud Dr. Soetomo Surabaya.
Indones. Midwifery Health Sci. J. 3, 179–186.
https://doi.org/10.20473/imhsj.v3i2.2019.179-186
P2PTM Kemenkes RI. 2019. Tabel Batas Ambang indeks Massa tubuh (IMT).
https://p2ptm.kemkes.go.id/infographicp2ptm/obesitas/tabel-batas-
ambang-indeks-massa-tubuh-imt diakses pada tanggal 1 januari 2023
pukul 19.45WIB
Panjaitan, R.F., Manurung, E., 2020. Analisis Faktor Resiko Kejadian Infertilitas
Pada Perawat di RSU Sembiring. BEST J. Biol. Educ. Sains Technol. 3,
244–250. https://doi.org/10.30743/best.v3i2.3333
Nani Yuliarfani, Nina Nina. 2022. Pengaruh Pekerjaan, Stres, Obesitas, dan Siklus
Menstruasi dengan Kejadian Infertilitas pada Wanita.pdf,
Purwoastuti & Walyani. 2015. Ilmu Obstetri & Ginekologi Sosial untuk
Kebidanan. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

60
Rosyida, Desta Ayu. 2020. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita.
Yogyakarta: PT. Pustaka Baru
Septiana, L., 2018. Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian
Infertilitas Di Poli Kandungan Rs Pkt Siaga Ramania Tahun 2018. Kesmas
Uwigama J. Kesehat. Masy. 4, 19–29.
https://doi.org/10.24903/kujkm.v4i1.297
Silvestris, E., de Pergola, G., Rosania, R., Loverro, G., 2018. Obesity as disruptor
of the female fertility. Reprod. Biol. Endocrinol. 16, 22.
https://doi.org/10.1186/s12958-018-0336-z
Sucipto, Cecep Dani. 2020. Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta:
Gosyen Publishing
Sumantri, Arif. 2017. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Kencana
Tarigan, R.A., Ridmadhanti, S., 2019. Pengaruh Imt (Indeks Masa Tubuh)
Terhadap Terjadinya Infertilitas Sekunder Pada Perawat Wanita dI RSUD
TAHUN 2017. J. Midwifery 7, 36–41.
https://doi.org/10.37676/jm.v7i2.890
Yuliarfani, N., Nina, N., 2022. Pengaruh Pekerjaan, Stres, Obesitas, dan Siklus
Menstruasi dengan Kejadian Infertilitas pada Wanita. JUMANTIK J. Ilm.
Penelit. Kesehat. 7, 21. https://doi.org/10.30829/jumantik.v7i1.10541
LAMPIRAN
LEMBAR CHECKLIST

Lembar Checklist Hubungan Berat Badan dan Usia Dengan Kejadian Infertilitas
pada Wanita Usia Subur RS Belleza Kedaton Tahun 2022

Lokasi : Ruang Rekam Medis RS Belleza Kedaton


Tanggal : Februari 2023
Waktu : 08.00 - 16.00 WIB

Infertilitas IMT Usia Pekerjaan


No. Nama
Tidak 17- 18,5- 25,1- <20 20-35 >35 Tidak
Infertil Bekerja
Infertil 18,5 25 27 Th Th Th Bekerja
1 Responden 1 v v v v
2 Responden 2 v v v v
3 Responden 3 v v v v
4 Responden 4 v v v v
5 Responden 5 v v v v
6 Responden 6 v v v v
7 Responden 7 v v v v
8 Responden 8 v v v v
9 Responden 9 v v v v
10 Responden 10 v v v v
11 Responden 11 v v v v
12 Responden 12 v v v v
13 Responden 13 v v v v
14 Responden 14 v v v v
15 Responden 15 v v v v
16 Responden 16 v v v v
17 Responden 17 v v v v
18 Responden 18 v v v v
19 Responden 19 v v v v
20 Responden 20 v v v v
21 Responden 21 v v v v
22 Responden 22 v v v v
23 Responden 23 v v v v
24 Responden 24 v v v v
25 Responden 25 v v v v
26 Responden 26 v v v v
27 Responden 27 v v v v
28 Responden 28 v v v v
29 Responden 29 v v v v
30 Responden 30 v v v v
31 Responden 31 v v v v
32 Responden 32 v v v v
33 Responden 33 v v v v
34 Responden 34 v v v v
35 Responden 35 v v v v
36 Responden 36 v v v v
37 Responden 37 v v v v
38 Responden 38 v v v v
39 Responden 39 v v v v
40 Responden 40 v v v v
41 Responden 41 v v v v
42 Responden 42 v v v v
43 Responden 43 v v v v
44 Responden 44 v v v v
45 Responden 45 v v v v
46 Responden 46 v v v v
47 Responden 47 v v v v
48 Responden 48 v v v v
49 Responden 49 v v v v
50 Responden 50 v v v v
51 Responden 51 v v v v
52 Responden 52 v v v v
53 Responden 53 v v v v
54 Responden 54 v v v v
55 Responden 55 v v v v
56 Responden 56 v v v v
57 Responden 57 v v v v
58 Responden 58 v v v v
59 Responden 59 v v v v
60 Responden 60 v v v v
61 Responden 61 v v v v
62 Responden 62 v v v v
63 Responden 63 v v v v
64 Responden 64 v v v v
65 Responden 65 v v v v
66 Responden 66 v v v v
67 Responden 67 v v v v
68 Responden 68 v v v v
69 Responden 69 v v v v
70 Responden 70 v v v v
71 Responden 71 v v v v
72 Responden 72 v v v v
73 Responden 73 v v v v
74 Responden 74 v v v v
75 Responden 75 v v v v
76 Responden 76 v v v v
77 Responden 77 v v v v
78 Responden 78 v v v v
79 Responden 79 v v v v
80 Responden 80 v v v v
81 Responden 81 v v v v
82 Responden 82 v v v v
83 Responden 83 v v v v
84 Responden 84 v v v v
85 Responden 85 v v v v
86 Responden 86 v v v v
87 Responden 87 v v v v
88 Responden 88 v v v v
89 Responden 89 v v v v
90 Responden 90 v v v v
91 Responden 91 v v v
92 Responden 92 v v v v
93 Responden 93 v v v v
94 Responden 94 v v v v
95 Responden 95 v v v v
96 Responden 96 v v v v
97 Responden 97 v v v v
98 Responden 98 v v v v
99 Responden 99 v v v v
100 Responden 100 v v v v
101 Responden 101 v v v v
102 Responden 102 v v v v
103 Responden 103 v v v v
104 Responden 104 v v v v
105 Responden 105 v v v v
106 Responden 106 v v v v
107 Responden 107 v v v v
108 Responden 108 v v v v
109 Responden 109 v v v v
110 Responden 110 v v v v
111 Responden 111 v v v v
112 Responden 112 v v v v
113 Responden 113 v v v v
114 Responden 114 v v v v
115 Responden 115 v v v v
116 Responden 116 v v v v
117 Responden 117 v v v v
118 Responden 118 v v v v
119 Responden 119 v v v v
120 Responden 120 v v v v
121 Responden 121 v v v v
122 Responden 122 v v v v
123 Responden 123 v v v v
124 Responden 124 v v v v
125 Responden 125 v v v v
126 Responden 126 v v v v
127 Responden 127 v v v v
128 Responden 128 v v v v
129 Responden 129 v v v v
130 Responden 130 v v v v
131 Responden 131 v v v v
132 Responden 132 v v v v
133 Responden 133 v v v v
134 Responden 134 v v v v
135 Responden 135 v v v v
136 Responden 136 v v v v
137 Responden 137 v v v v
138 Responden 138 v v v v
139 Responden 139 v v v v
140 Responden 140 v v v v
141 Responden 141 v v v v
142 Responden 142 v v v v
143 Responden 143 v v v v
144 Responden 144 v v v v
145 Responden 145 v v v v
146 Responden 146 v v v v
147 Responden 147 v v v v
148 Responden 148 v v v v
149 Responden 149 v v v v
150 Responden 150 v v v v
151 Responden 151 v v v v
152 Responden 152 v v v v
153 Responden 153 v v v v
154 Responden 154 v v v v
155 Responden 155 v v v v
156 Responden 156 v v v v
157 Responden 157 v v v v
158 Responden 158 v v v v
159 Responden 159 v v v v
160 Responden 160 v v v v
161 Responden 161 v v v v
162 Responden 162 v v v v
163 Responden 163 v v v v
164 Responden 164 v v v v
165 Responden 165 v v v v
166 Responden 166 v v v v
167 Responden 167 v v v v
168 Responden 168 v v v v
169 Responden 169 v v v v
170 Responden 170 v v v v
171 Responden 171 v v v v
172 Responden 172 v v v v
173 Responden 173 v v v v
174 Responden 174 v v v v
175 Responden 175 v v v v
176 Responden 176 v v v v
177 Responden 177 v v v v
178 Responden 178 v v v v
179 Responden 179 v v v v
180 Responden 180 v v v v
181 Responden 181 v v v v
182 Responden 182 v v v v
183 Responden 183 v v v v
184 Responden 184 v v v v
185 Responden 185 v v v v
186 Responden 186 v v v v
187 Responden 187 v v v v
188 Responden 188 v v v v
189 Responden 189 v v v v
190 Responden 190 v v v v
191 Responden 191 v v v v
192 Responden 192 v v v v
193 Responden 193 v v v v
194 Responden 194 v v v v
Surat Permohonan Penelitian
Surat Jawaban Permohonan Penelitian
Pengelolaan Data menggunakan SPSS (Row Data dan Output Data)
a. Analisis Univariat
Infertilitas
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak
70 36.1 36.1 36.1
Infertil

Infertil 124 63.9 63.9 100.0

Total 194 100.0 100.0

Berat Badan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 17-18,4 2 1.0 1.0 1.0

18,5-25 103 53.1 53.1 54.1

>25 89 45.9 45.9 100.0

Total 194 100.0 100.0

Usia

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid <20 3 1.5 1.5 1.5

20-35 153 78.9 78.9 80.4

>35 38 19.6 19.6 100.0

Total 194 100.0 100.0

Pekerjaan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Bekerja 149 76.8 76.8 76.8

Tidak Bekerja 45 23.2 23.2 100.0

Total 194 100.0 100.0

b. Analisis Bivariat
BeratBadan*Infertilitas
Crosstab
Infertilitas

Tidak
Infertil Infertil Total

BeratBadan 17-18,4 Count 1 1 2

Expected Count .7 1.3 2.0

18,5-25 Count 65 38 103

Expected Count 37.2 65.8 103.0

>25 Count 4 85 89

Expected Count 32.1 56.9 89.0

Total Count 70 124 194

Expected Count 70.0 124.0 194.0

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2-


Value df sided)

Pearson Chi-Square 71.289a 2 .000

Likelihood Ratio 82.674 2 .000

Linear-by-Linear Association 66.888 1 .000

N of Valid Cases 194

a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum


expected count is ,72.

Risk Estimate

Value

Odds Ratio for BeratBadan a

(17-18,4 / 18,5-25)

a. Risk Estimate statistics cannot be


computed. They are only computed for a
2*2 table without empty cells.

Usia*Infertilitas
Crosstab

Fertilitas Total

Tidak Infertil
Infertil

Usia 20-35 Count 69 87 156

Expected Count 56.3 99.7 156.0

>35 Count 1 37 38

Expected Count 13.7 24.3 38.0

Total Count 70 124 194

Expected Count 70.0 124.0 194.0

Risk Estimate

95% Confidence Interval

Value Lower Upper

Odds Ratio for Usia (20-35 /


29.345 3.927 219.283
>35)

For cohort Fertilitas = Fertil 16.808 2.410 117.196

For cohort Fertilitas = Infertil .573 .493 .665

N of Valid Cases 194

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 22.928a 1 .000

Continuity Correctionb 21.159 1 .000

Likelihood Ratio 30.281 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear
22.809 1 .000
Association

N of Valid Casesb 194

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 13,71.

b. Computed only for a 2x2 table

Pekerjaan*Infertilitas
Crosstab

Fertilitas Total
Tidak
Infertil Infertil

Pekerjaan Bekerja Count 45 104 149

Expected Count 53.8 95.2 149.0

Tidak Bekerja Count 25 20 45

Expected Count 16.2 28.8 45.0

Total Count 70 124 194

Expected Count 70.0 124.0 194.0

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 9.633a 1 .002

Continuity Correctionb 8.565 1 .003

Likelihood Ratio 9.340 1 .002

Fisher's Exact Test .003 .002

Linear-by-Linear
9.584 1 .002
Association

N of Valid Casesb 194

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 16,24.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

95% Confidence Interval

Value Lower Upper

Odds Ratio for Pekerjaan


.346 .175 .686
(Bekerja / Tidak Bekerja)

For cohort Fertilitas = Fertil .544 .380 .777

For cohort Fertilitas = Infertil 1.570 1.114 2.214

N of Valid Cases 194

Anda mungkin juga menyukai