Anda di halaman 1dari 98

1

PROPOSAL PENELITIAN

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI LIMA JARI

TERHADAP PENURUNAN TINGKAT

KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI SEKSIO

SESAREA DI RUANGAN BERSALIN RUMAH

SAKIT

PURI RAHARJA TAHUN 2021

Oleh :

IDA AYU DIAH ASTITININGRAT


2

NIM.A1220024

PROGRAM STUDI SARJANA

KEBIDANAN DAN PROFESI BIDAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

BINA USADA BALI

TAHUN 2021
3

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI LIMA JARI

TERHADAP PENURUNAN TINGKAT

KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI SEKSIO

SESAREA DI RUANGAN BERSALIN RUMAH

SAKIT

PURI RAHARJA TAHUN 2021

PROPOSAL PENELITIAN

Oleh :
4

IDA AYU DIAH ASTITININGRAT

NIM.A1220024

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN DAN

PROFESI BIDAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

BINA USADA BALI

TAHUN 2021
5

LEMBAR PERSETUJUAN

PROPOSAL PENELITIAN

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI LIMA JARI TERHADAP

PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE

OPERASI SEKSIO SESAREA DI RUANGAN BERSALIN

RUMAH SAKIT PURI RAHARJA

TAHUN 2021

TELAH MENDAPATKAN PERSETUJUAN

Mengetahui

Pembimbing Utama

Luh Putu Widiastini, S.SiT., M. Kes


6

Mengetahui

Pembimbing Pendamping

Pande Putu Indah S.ST,M.,Kes

MENGETAHUI :

KETUA JURUSAN PENDIDIKAN

SARJANA KEBIDANAN DAN PROFESI

BIDAN STIKES BINA USADA BALI

Ni Putu Mirah Yunita Udayani,S.ST.,M.Keb


KATA PENGANTAR

Segala Puji, Hormat serta Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Cinta,

Kasih dan Penyertaan-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan profosal

penelitian ini tepat pada waktunya dengan judul pengaruh teknik relaksasi lima

jari terhadap penurunan tingkat kecemasan pasien pre operasi seksio sesarea di

ruangan bersalin Rumah Sakit Puri Raharja Profosal ini dibuat sebagai salah satu

syarat untuk memperoleh gelar sarjana kebidanan dan Profesi Bidan di Sekolah

Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Usada Bali.

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa keberhasilan dalam menyelesaikan

Profosal penelitian ini bukan semata-mata kemampuan peneliti sendiri. Namun

banyak pihak yang telah turut membantu dalam memberikan dorongan,

bimbingan, saran maupun kritik. Dengan segala ketulusan dan kerendahan hati,

peneliti menyampaikan rasa terima kasih kepada :

1. Dr.Ir I Putu Santika,MM, selaku ketua STIKES Bina Usada Bali yang telah

memberikan kesempatan untuk mengikuti pendidikan pada program studi Sarjana

Kebidanan dan Profesi Bidan di STIKES Bina Usada Bali.

2. Ni Putu Mirah Yunita Udayani,S.ST.,M.Keb, selaku Ketua Program studi yang

telah memberikan ijin untuk mengikuti Pendidikan Sarjana Kebidanan dan Profesi

Bidan di STIKES Bina Usada Bali.

3. Luh Putu Widiastini, S.SiT., M. Kes, selaku Pembimbing Utama yang telah

memberikan bimbingan dalam menyelesaikan Profosal penelitian ini.


4.Pande Putu Indah S.ST,M.,Kes, selaku Pembimbing Pendamping yang telah

memberikan bimbingan dalam menyelesaikan Profosal penelitian ini.

5. dr .Gede Bagus Darmayasa,M.Repro,selaku Direktur Rumah Sakit Puri Raharja

beserta staf yang telah memberikan data dan informasi yang diperlukan peneliti .

6. Seluruh keluarga yang telah memberikan dukungan dan dorongan, dalam

bentuk material maupun spiritual yang tak terhingga serta doa restu kepada

peneliti,

7. Teman-teman di Lingkungan Program Studi Sarjana Kebidanan dan Profesi

Bidan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Usada Bali yang membantu

memberikan masukan dalam penelitian ini.

Peneliti menyadari dalam menulis profosal penelitian ini masih jauh dari

sempurna.Peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya

membangun, dan berharap semoga Profosal penelitian ini dapat bermanfaat bagi

peneliti khususnya dan bagi pembaca umumnya.

Denpasar, Juli 2021

Peneliti
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ iv

DAFTAR ISI...........................................................................................................vi

DAFTAR TABEL.................................................................................................viii

DAFTAR GAMBAR.............................................................................................. ix

DAFTAR SKEMA ........................................................................................

DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................x

DAFTAR SINGKATAN........................................................................................ xi

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.......................................................................................1

B. Rumusan Masalah..................................................................................5

C. Tujuan Penelitian...................................................................................5

D. Manfaat Penelitian.................................................................................6

E.Keaslian penelitian.................................................................................. 7

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................9

BAB. III : KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep.................................................................................32

B. Hipotesis...............................................................................................33

C. Definisi Operasional............................................................................34

BAB IV : METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian...........................................................................34

B. Populasi dan Sampel............................................................................37

C. Tempat Penelitian................................................................................39

D.Waktu Penelitian...................................................................................40

E. Etika Penelitian....................................................................................40
F. Alat Pengumpulan Data........................................................................41

1. Instrumen Penelitian........................................................................41

G.Prosedur Pengumpulan Data.................................................................42

1. Prosedur Administratif.....................................................................42

2. Prosedur Teknis...............................................................................42

H.Pengolahan Data...................................................................................43

I.Rencana Analisis Data...........................................................................44


DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel................................................................34


DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Keangka Teori ............................................................................

Gambar 3.1 Kerangka Konsep...............................................................................33

Gambar 4.1 Rancangan penelitian (One group pretest postest).............................32


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.Permohonan menjadi responden

Lampiran 2. Format persetujuan responden

Lampiran 3. Lembar Observasi Penelitian

Lampiran 4. Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS)

Lampiran 5. Prosedur Pelaksanaan penelitian


DAFTAR SINGKATAN

1 AKI : Angka Kematian Ibu

2 HARS : Hamilton Anxiety Rating Scale

3 MR : Medical Record

4 GSI : Gerakan Sayang Ibu

5 SDKI : Survey Demografi Dan Kesehatan Indonesia

6 SDGs : Sustainable Development Goals

7 WHO : Word Health Organisation

8 KARS : Komite Akreditasi Rumah Sakit

9 ZSRAS : Zung Self-Rating Anxiety Scale

10 STAI : Trait Anxiety Inventory Form

11 ZSAS : Zung Self-Rating Anxiety Scale


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Setiap tahun sekitar 20.000 perempuan di Indonesia meninggal akibat

komplikasi dalam persalinan. Angka kematian ibu (AKI) merupakan tolak ukur

dalam menilai kesehatan suatu bangsa (SDKI,2018), oleh sebab itu pemerintah

berupaya keras menurunkan AKI melalui program gerakan sayang ibu (GSI).

Tenaga kesehatan berperan sangat penting dalam menurunkan AKI. Tenaga

kesehatan (bidan) sebagai ujung tombak yang berada di garis terdepan dan

berhubungan langsung dengan masyarakat, dalam memberikan pelayanan yang

berkesinambungan dan paripurna berfokus pada aspek pencegahan melalui

pendidikan kesehatan dan konseling, promosi kesehatan, pertolongan persalinan

normal dengan berlandaskan kemitraan dan pemberdayaan perempuan serta

melakukan deteksi dini pada kasus - kasus rujukan kebidanan (Depkes RI, 2015).

Word Health Organisation (WHO) menyatakan standar rata-rata seksio

sesarea di sebuah negara adalah sekitar 5–15%,di rumah sakit pemerintah rata-

rata 11%, sementara di rumah sakit swasta bisa lebih dari 30% (Ferinawati ,

2019). Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2018 angka kejadian seksio

sesarea di Indonesia juga terus meningkat baik dirumah sakit pemerintah maupun

di rumah sakit swasta. Angka kejadian seksio sesarea di Indonesia menurut data

survey nasional pada tahun 2018 adalah 921.000 dari 4.039.000 persalinan

(22,8%) dari seluruh persalinan (Riskesdas,2018).


Whalley (2011) menyatakan, tindakan operasi seksio sesarea dapat

menyebabkan kecemasan dan mengakibatkan terjadinya perubahan kontinuitas

jaringan karena adanya pembedahan. Kecemasan yang dihadapi oleh pasien

sebelum melakukan operasi dikarenakan adanya rasa takut dalam melakukan

tindakan operasi seksio. Sehingga bisa menyebabkan ketidaknyamanan yang

dirasakan pasien sebelum operasi seksio sesarea. (Mary E Whalley, 2011)

menyatakan, tindakan operasi seksio sesarea dapat menyebabkan kecemasan dan

mengakibatkan terjadinya perubahan kontinuitas jaringan karena adanya

pembedahan. Tindakan operasi seksio sesarea menggunakan anestesi agar pasien

tidak merasa nyeri pada saat dibedah.

Kecemasan merupakan respons terhadap situasi tertentu yang mengancam

dan merupakan hal yang normal terjadi menyertai perkembangan, perubahan,

serta dalam menemukan identitas diri dan arti hidup. Seringkali kecemasan juga

ditandai dengan perasaan tegang, mudah gugup, kewaspadaan berlebih, dan

terkadang menyebabkan keringat pada telapak tangan (Arindra, 2012).

Kecemasan merupakan bagian dari respon emosional, dimana kecemasan adalah

kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, yang berkaitan dengan perasaan

tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak memiliki objek yang

spesifik. Kecemasan dialami secara subjektif dan dikomunikasikan secara

interpersonal (Stuart, 2017).

Kecemasan seseorang dapat diukur dengan menggunakan instrument

Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS), Analog Anxiety Scale, Zung Self-Rating

Anxiety Scale (ZSAS), dan Trait Anxiety Inventory Form Z-I (STAI Form Z-I).
Zung Self-Rating Anxiety Scale (ZSAS) dirancang untuk meneliti kecemasan

secara kuantitatif. Instrument ZS AS dikembangkan oleh William W.K Zung pada

tahun1997 (Astria, 2016), kecemasan dapat dikurangi dengan cara farmakologi

dan non farmakologi. Farmakologi menggunakan obat anti Anxiety terutama

benzodiazepin, digunakan untuk jangka pendek, tidak digunakan untuk jangka

panjang karena pengobatan ini bersifat toleransi dan ketergantungan, sedangkan

cara non farmakologi dapat dilakukan dengan teknik relaksasi, psikoterapi dengan

hipnotis atau hipnoterapi, (Muttaqin A, 2018).

Salah satu teknik relaksasi untuk mengurangi kecemasan adalah terapi

relaksasi lima jari. Teknik relaksasi lima jari merupakan kegiatan individu

membuat bayangan menyenangkan, dan mengkonsentrasikan diri pada bayangan

tersebut serta berangsur-angsur membebaskan diri dari perhatian terhadap cemas

yang dialami (Stuart, 2017). Teknik relaksasi merupakan upaya untuk

meningkatkan kendali dan percaya diri serta mengurangi stres yang dirasakan

seperti ketegangan otot dan kecepatan metabolisme beralih menjadi perasaan

damai, sejahtera dan santai (Muttaqin A, 2018)

Studi pendahuluan yang dilakukan di Rumah Sakit Puri Raharja Denpasar

bulan Mei tahun 2021, didapatkan data dari Medical Record (MR) jumlah pasien

seksio sesarea pada tahun 2019 sebanyak 415 orang dengan rata – rata perbulan

sebanyak 34 orang. Pada tahun 2020 jumlah pasien seksio sesarea meningkat

sebanyak 506 orang dengan rata Setiap tahun sekitar 20.000 perempuan di

Indonesia meninggal akibat komplikasi dalam persalinan.Tenaga kesehatan

(bidan) sebagai ujung tombak yang berada di garis terdepan dan berhubungan
langsung dengan masyarakat, dalam memberikan pelayanan yang

berkesinambungan dan paripurna berfokus pada aspek pencegahan melalui

pendidikan kesehatan dan konseling, promosi kesehatan, pertolongan persalinan

normal dengan berlandaskan kemitraan dan pemberdayaan perempuan serta

melakukan deteksi dini pada kasus - kasus rujukan kebidanan (Depertemen

Kesehatan Republik Indonesia, 2015)

B. Rumusan Masalah

Bagaimanakah pengaruh teknik relaksasi lima jari terhadap penurunan

tingkat kecemasan pasien pre operasi seksio sesarea di ruangan bersalin Rumah

Sakit Puri Raharja ?

C. Tujuan Penelitian

1.Tujuan Umum

Menganalisis pengaruh teknik relaksasi lima jari terhadap penurunan

tingkat kecemasan pasien pre operasi seksio sesarea di ruangan bersalin Rumah

Sakit Puri Raharja tahun 2021.

2 Tujuan Khusus

a. Teridentifikasi karakteristik responden pasien pre operasi seksio sesarea di

di ruangan bersalin RS Puri Raharja tahun 2021.


b. Teridentifikasi tingkat kecemasan sebelum dilakukan teknik relaksasi lima

jari pada pasien pre operasi seksio sesarea di Ruang Bersalin Rumah

Sakit Puri Raharja Denpasar.

c. Teridentifikasi tingkat kecemasan sesudah dilakukan teknik relaksasi lima

jari pada pasien pre operasi seksio sesarea di di ruangan bersalin RS

Puri Raharja tahun 2021.

d. Teridentifikasi perubahan tingkat kecemasan sebelum dan sesudah

dilakukan teknik relaksasi lima jari pada pasien pre operasi seksio sesarea di

di ruangan bersalin RS Puri Raharja tahun 2021.

e. Menganalisis pengaruh teknik relaksasi lima jari terhadap penurunan tingkat

kecemasan pasien pre operasi seksio sesarea sebelum dan sesudah

intervensi di ruangan bersalin RS Puri Raharja tahun 2021.

B. Manfaat Penelitian

1. Bagi Rumah Sakit Puri Raharja

Sebagai gambaran bagi instansi mengenai teknik relaksasi lima jari

yang akan dipraktekkan untuk mengurangi tingkat kecemasan pre operasi

pasien seksio sesarea dalam upaya meningkatkan gerakan sayang ibu ( GSI).

2. Bagi Instituti Pendidikan

Sebagai acuan referensi penyusunan karya tulis atau tugas akhir dan

sebagai bahan masukan bagi mahasiswa lain untuk melanjutkan penelitian

mengenai tehnik relaksasi dalam mengatasi kecemasan pasien pre operasi


seksio sesarea dan bisa dijadikan sebagai program pembelajaran dan bisa

dipraktekkan dalam mata kuliah terapi komplementer.

3. Bagi Peneliti

Menambah wawasan dan pengetahuan peneliti dalam menerapkan

terapi komplementer serta sebagai salah satu persyaratan dalam

menyelesaikan pendidikan Sarjana Kebidanan dan Profesi Bidan Sekolah

Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Usada Bali Denpasar.

C. KEASLIAN PENELITIAN

Keaslian penelitian diperlukan sebagai bukti agar tidak adanya

plagiarisme antara penelitian sebelumnya dengan penelitian yang dilakukan.

Sepengetahuan penulis, skripsi dengan topik teknik relaksasi lima jari yang

akan dipraktekkan untuk mengurangi tingkat kecemasan pre operasi pasien

seksio sesarea di rumah sakit Puri Raharja Denpasar belum pernah dilakukan

oleh peneliti sebelumnya.

Keaslian pada penelitian terindentifikasi pada :

1. Lokasi penelitian ini adalah di Rumah Sakit Puri Raharja Denpasar.

Peneliti memilih tempat penelitian ini karena praktis, tempatnya strategis,

dan respondennya mencukupi. Belum pernah ada yang meneliti tentang

teknik relaksasi lima jari yang akan dipraktekkan untuk mengurangi

tingkat kecemasan pre operasi pasien seksio sesarea.

2. Metode yang akan digunakan dalam penelitian yaitu menggunakan metode

penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian Quasy eksperimental. Desain


yang digunakan dalam penelitian ini adalah two group pre-post test design

with control group.

3. Sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah pasien pre

operasi seksio sesarea yang ada di Ruangan Kebidanan RS Puri Raharja

tahun 2021.

4. Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu yang mengkaji tentang

Pengaruh Relaksasi Genggam Jari Terhadap Penurunan Nyeri Pada Pasien

Post Sectio Caesarea di Ruang Delima RSUD Kertosono sedangkan

penelitian ini mengkaji tentang teknik relaksasi lima jari yang akan

dipraktekkan untuk mengurangi tingkat kecemasan pre operasi pasien

seksio sesarea. Penelitian diharapkan dapat digunakan untuk melengkapi

penelitian – penelitian sebelumnya sehingga keaslian penelitian ini dapat

dijaga.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teoritis

1.Persalinan Sectio

Caesaria

a. Pengertian

Sectio caesaria adalah suatu persalinan buatan dimana janin

dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding depan perut dan dinding rahim

dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram

(Roihatul Zahroh, 2017). Operasi sectio caesaria (SC) merupakan

tindakan melahirkan janin beserta plasenta dan selaput ketuban secara

transabdominal melalui insisi uterus (Rahayu, Sukamto, 2014).

b. Indikasi

Indikasi sectio caesarea menurut (Wiknjosastro, 2011) pada ibu:

panggul sempit absolut (cv kurang dari 8 cm), tumor-tumor jalan lahir,

stenosis serviks atau vagina, plasenta previa totalis atau sub totalis,

disporsisi sefalo pelvic, ruptura uteri membakat, partus lama, preeklamsi

berat,sedangkan pada janin yaitu karena kelainan letak dan gawat janin.

c. Kontra Indikasi

Kontra indikasi dilakukan sectio caesarea adalah tidak adanya

indikasi yang tepat untuk melakukan sectio caesarea. ecara lebih rinci dari
kontra indikasi sectio caesarea adalah janin mati, syok, anemia berat,

kelainan kongenital berat, infeksi progenik pada dinding abdomen,

minimnya fasilitas operasi sectio caesarea (Yaeni, 2013).

4. Pre Operasi

Fase pre operasi dimulai ketika ada keputusan untuk dilakukan

intervensi bedah dan diakhiri ketika pasien berada di meja operasi sebelum

pembedahan dilakukan. Lingkup aktivitas keperawatan selama waktu

tersebut dapat mencakup waktu pengkajian dasar pasien di tatanan klinik

ataupun rumah, wawancara pre operasi, dan menyiapkan pasien untuk

anastesi yang diberikan dan pembedahan (Yaeni, 2013).

a.Tujuan perawatan pre operasi

1) Menciptakan hubungan yang baik dengan pasien, memberikan

penyuluhan tentang tindakan anesthesia.

2) Mengkaji, merencanakan, dan memenuhi kebutuhan pasien.

3) Mengetahui akibat tindakan anestesia yang akan dilakukan

4) Mengantisipasi dan menanggulangi kesulitan yang mungkin

timbul b.Persiapan fisik

Menurut (Yaeni, 2013)., persiapan fisik pre operasi yang dilakukan

pada pasien sebelum operasi adalah :

1) Status kesehatan fisik secara umum

2) Status nutrisi

3) Keseimbangan cairan dan elektrolit


4) Kebersihan lambung dan kolon

5) Pencukuran daerah operasi

6) Personal hygiene

7) Pengosongan kandung kemih

c. Persiapan mental atau psikis

Persiapan mental merupakan hal yang tidak kalah pentingnya dalam

proses persiapan operasi, karena mental pasien yang tidak siap atau labil dapat

berpengaruh terhadap kondisi fisiknya.

Setiap orang mempunyai pandangan yang berbeda dalam menghadapi

pengalaman operasi sehingga akan memberikan respon yang berbeda pula,

akan tetapi sesungguhnya perasaan takut dan cemas selalu dialami setiap

orang dalam menghadapi pembedahan. Berbagai alasan yang dapat

menyebabkan ketakutan atau kecemasan pasien dalam menghadapi

pembedahan, (Yaeni, 2013). antara lain :

1) Takut nyeri setelah pembedahan

2) Takut terjadi perubahan fisik, menjadi buruk rupa dan tidak berfungsi

normal (body image)

3) Takut keganasan (bila diagnosa yang ditegakkan belum pasti)

4) Takut atau cemas akan mengalami kondisi yang sama dengan orang lain

yang mempunyai penyakit yang sama

5) Takut atau ngeri menghadapi ruang operasi, peralatan pembedahan dan

petugas
6) Takut mati saat dibius atau tidak sadar lagi

7) Takut operasi gagal

5. Klasifikasi Seksio Sesarea

Ada beberapa jenis seksio sesarea adalah sebagai berikut :

a. Jenis klasik yaitu dengan melakukan sayatan vertikal sehingga

memungkinkan ruangan yang lebih besar untuk jalan keluar bayi. Akan

tetapi jenis ini sudah sangat jarang dilakukan hari ini karena sangat

beresiko terhadap terjadinya komplikasi.

b. Sayatan mendatar dibagian atas dari kandung kemih sangat umum

dilakukan pada masa sekarang ini. Metode ini meminimalkan resiko

terjadinya perdarahan dan cepat penyembuhannya.

c. Histerektomi caesar yaitu bedah sesar diikuti dengan pengangkatan rahim.

Hal ini dilakukan dalam kasus-kasus dimana pendarahan yang sulit

tertangani atau ketika plasenta tidak dapat dipisahkan dari rahim.

d. Bedah sesar berulang dilakukan ketika pasien sebelumnya telah pernah

menjalankan bedah sesaria. Umumnya sayatan yangdilakukan pada bekas

luka operasi sebelumnya.

6. Teknik Dalam Melakukan Seksio Sesarea

a. Insisi vertikal

Insisi vertikal garis tengah adalah insisi yang paling cepat dibuat.

Insisi ini harus cukup panjang agar janin dapat lahir tanpa kesulitan. Oleh

karenanya, panjang harus sesuai dengan taksiran ukuran janin. Pembedahan


secara tajam dilakukan sampai level vagina yang dibebaskan dari lemak

subkutis untuk memperlihatkan sepotong fasia di garis tengah dengan lebar

sekitar 2 cm.

b. Insisi tranversal/ lintang

Dengan insisi pfannenstiel modifikasi kulit dan jaringan subkutan

disayat dengan menggunakan insisi transversal rendah sedikit melengkung.

Insisi dibuat setinggi garis rambut pubis dan diperluas sedikit melebihi batas

lateral otot rektus,setelah jaringan subkutis dipisahkan dari fasia di bawahnya

sepanjang 1 cm atau lebih pada kedua sisi, fasia dipotong secara melintang

sesuai panjang insisi.

7. Persalinan Sesarea Indikasi Medik

Nugroho et al., 2016 menyatakan persalinan sesarea yang dilakukan

karena ada alasan medis seorang wanita harus melakukan persalinan sesarea.

Sesarea indikasi medis terjadi saat:

a.Proses persalinan normal yang lama atau kegagalan proses persalinan

normal (dystosia)

b.Detak jantung janin melambat (fetal distress)

c.Adanya kelelahan persalinan

d.Komplikasi pre eklampsia

e.S ang ibu menderita herpes atau HIV-AIDS

f. Putusnya tali pusar

g.Resiko luka parah pada rahim

h.Persalinan kembar
i. Bayi dalam posisi sungsang atau menyamping

j. Kegagalan persalinan dengan induksi

k. Kegagalan persalinan dengan alat bantu (forcep atau ventause)

l. Bayi besar (makrosomia, berat badan lebih dari 4 kg)

m.Masalah palasenta seperti palasenta previa (ari-ari menutupi jalan lahir),

placental abruption atau placenta accerete

n. Kontraksi pada pinggul

o. Sebelumnya pernah menjalani seksio sesarea

p. Sebelumnya pernah mengalami masalah pada penyembuhan perineum

(oleh proses persalinan sebelumnya).

1. Angka D-dimer tinggi bagi ibu hamil yang menderita sindrom antibodi

antifosfolipid

2. Proporsi panggul dan kepala bayi yang tidak pas sehingga persalinan

terhambat

3. Kepala bayi jauh lebih dari ukuran normal (hidrosepalus),ibu menderita

hipertensi (penyakit tekanan darah tinggi)

4. Kelainan jantung pada ibu

5. Ibu bermata minus

6. Varises diwilayah vagina

7. Ketuban pecah dini

8. Persalinan Sesarea Indikasi Non Medis


Persalinan sesarea yang dilakukan bukan karena indikasi medis yang

dialami ibu ataupun bayinya secara sesar indikasi non medis bisa terjadi saat

(Nugroho et al., 2016) adalah :

a. Ibu takut melahirkan secara normal

b. Ibu tidak mau merasakan nyeri saat melahirkan

c. Ibu atau suami ingin menjaga agar vagina tidak longgar akibat dilalui bayi

d. Suami cemas dan menganggap istrinya tidak sanggup melahirkan normal

e. Riwayat infertilitas

f. Memilih waktu dan tanggal kelahiran

g. Ibu melahirkan dengan seksio sesarea lebih aman dibandingkan dengan

persalinan normal

h. Melahirkan dengan seksio sesarea bayi lebih pintar

i. Khawatir untuk dilakukan vakum atau forsep pada persalinan normal

j. Khawatir kepala bayi terjepit saat persalinan normal.

2. KECEMASAN

a. Pengertian

Kecemasan (anxiety) berasal dari bahasa latin” angustus” yang berarti

kaku, dan “ango/anci” yang berarti mencekik. Menurut Freud dalam (Alwisol,

2015) Kecemasan atau anxietas adalah rasa khawatir, takut yang tidak jelas

sebabnya. Pengaruh kecemasan terhadap tercapainya kedewasaan, merupakan

masalah penting dalam perkembangan kepribadian. Kecemasan merupakan

kekuatan yang besar dalam menggerakan. Baik tingkah laku normal maupun
3

tingkah laku yang menyimpang, yang terganggu, kedua-duanya merupakan

pernyataan, penampilan, penjelmaan dari pertahanan terhadap kecemasan itu.

Jelaslah bahwa pada gangguan emosi dan gangguan tingkah laku, kecemasan

merupakan masalah pelik.

Apakah semua orang mengalami kecemasan? Tidak seorang pun bebas

dari kecemasan. Semua orang pasti merasakan kecemasan dalam derajat

tertentu. kecemasan yang ringan dapat berguna yakni dalam memberikan

rangsangan terhadap seseorang. Rangsangan untuk mengatasi kecemasan dan

membuang sumber kecemasan. Kecemasan yang membuat orang putus asa

dan tidak berdaya sehingga mempengaruhi seluruh kepribadiannya adalah

kecemasan yang negatif. Rasa takut ditimbulkan oleh adanya ancaman,

sehingga seseorang akan menghindar diri dan sebagainya. Kecemasan atau

anxietas dapat ditimbulkan oleh bahaya dari luar, mungkin juga oleh bahaya

dari dalam diri seseorang, dan pada umumnya ancaman itu samar-samar.

Bahaya dari dalam, timbul bila ada sesuatu hal yang tidak dapat diterimanya,

misalnya pikiran, perasaan, keinginan, dan dorongan (spilliting personallity),

perilaku dapat terganggu tetapi masih dalam batas-batas normal (Manurung

Nixson, 2016).Menurut (Kaplan, 2011) kecemasan merupakan respons

terhadap situasi tertentu yang mengancam dan merupakan hal yang normal

terjadi menyertai perkembangan, perubahan, serta dalam menemukan identitas

diri dan arti hidup.

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Kecemasan

adalah gangguan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan


4

berkelanjutan, tidak mengalami gangguan dalam menilai relialistis (reality

testing ability), kecemasan adalah suatu pengalaman subjektif tentang

kekhawatiran yang tidak jelas disebabkan oleh ketidakmampuan dalam

menghadapi masalah.

b. Gejala Kecemasan

Gejala-gejala yang bersifat fisik diantaranya adalah :

1) Jari tangan dingin

2) Detak jantung makin cepat

3) Berkeringat dingin

4) Kepala pusing

5) Nafsu makan berkurang

6) Tidur tidak nyenyak

7) Dada sesak

Gejala yang bersifat mental adalah :

1) Ketakutan merasa akan ditimpa bahaya

2) Tidak dapat memusatkan perhatian

3) Tidak tentram

4) Ingin lari dari kenyataan

c.F aktor Penyebab Kecemasan

Ada beberapa faktor yang menyebabkan kecemasan yaitu :


5

1) Lingkungan

Lingkungan atau sekitar tempat tinggal mempengaruhi cara berfikir

individu tentang diri sendiri maupun orang lain. Hal ini disebabkan karena

adanya pengalaman yang tidak menyenangkan pada individu dengan keluarga,

sahabat, ataupun dengan rekan kerja. Sehingga individu tersebut merasa tidak

aman terhadap lingkungannya.

2) Emosi yang ditekan

Kecemasan bisa terjadi jika individu tidak mampu menemukan jalan keluar

untuk perasaannya sendiri dalam hubungan personal ini, terutama jika dirinya

menekan rasa marah atau frustasi dalam jangka waktu yang sangat lama.

3) Sebab-sebab fisik

Pikiran dan tubuh senantiasa saling berinteraksi dan dapat menyebabkan

timbulnya kecemasan. Hal ini terlihat dalam kondisi seperti misalnya

kehamilan, semasa remaja dan sewaktu pulih dari suatu penyakit. Selama

ditimpa kondisi-kondisi ini, perubahan-perubahan perasaan lazim muncul dan

ini dapat menyebabkan timbulnya kecemasan (Manurung Nixson, 2016).

4) Jenis-Jenis Kecemasan

Jenis-jenis kecemasan menurut (Mustamir Pedak, 2011) membagi kecemasan

menjadi tiga jenis kecemasan yaitu :

a) Kecemasan rasional
6

Merupakan suatu ketakutan akibat adanya objek yang memang

mengancam, misalnya ketika menunggu hasil ujian ketakutan ini dianggap

sebagai suatu unsur pokok normal dari mekanisme pertahanan dasariah

kita.

b) Kecemasan irrasional

Yang berarti bahwa mereka mengalami emosi ini bawah keadaan-

keadaan spesifik yang biasanya tidak dipandang mengancam.

c) Kecemasan fundamental

Kecemasan fundamental merupakan suatu pertanyaan tentang siapa

dirinya, untuk apa hidupnya, dan akan ke manakah kelak hidupnya

berlanjut. Kecemasan ini disebut sebagai kecemasan eksistensial yang

mempunyai peran fundamental bagi kehidupan manusia (Manurung

Nixson, 2016).

5. Gangguan Kecemasan

Gangguan kecemasan merupakan suatu gangguan yang memiliki

ciri ketakutan yang tidak realistis, juga irrasional, dan tidak dapat secara

intensif ditampilkan dalam cara-cara yang jelas. Adapun gangguan

kecemasan dapat dibagi menjadi beberapa jenis yaitu:

a. Fobia spesifik

Yaitu suatu ketakutan yang tidak diinginkan karena kehadiran

atau antisipasi terhadap obyek atau situasi yang spesifik.

b. Fobia sosial
7

Merupakan suatu ketakutan yang tidak rasional dan menetap,

biasanya berhubungan dengan kehadiran orang lain. Individu

menghindari situasi dimana dirinya dievaluasi atau dikritik, yang

membuatnnya merasa terhina atau dipermalukan dan menunjukkan

tanda-tanda kecemasan atau menampilkan perilaku lain yang

memalukan.

c. Gangguan panik

Gangguan panik memiliki karakteristik terjadinya serangan panik

yang spontan dan tidak terduga. Beberapa simtom yang dapat muncul

pada gangguan panik antara lain sulit bernafas, jantung berdetak

kencang, mual, rasa sakit di dada, berkeringat dingin dan gemetar.

d. Gangguan cemas menyeluruh

Generalized anxiety disorder (GAD) adalah kekhawatiran yang

berlebihan dan bersifat pervasif, disertai dengan berbagai simtom

somatik, yang menyebabkan gangguan signifikan dalam kehidupan

soaial atau pekerjaan pada penderita, atau menimbulkan stress yang

nyata (Manurung Nixson, 2016).

6. Dampak Kecemasan

Adapun dampak dari kecemasan dalam beberapa simtom antara lain yaitu :

a.Simtom suasana hati

Individu yang mengalami kecemasan memiliki perasaan akan

adanya hukuman dan bencana yang mengancam dari suatu sumber tertentu
8

yang tidak diketahui. Orang yang mengalami kecemasan tidak bisa tidur,

dan dengan demikian dapat menyebabkan sifat mudah marah.

b. Simtom kognitif

Kecemasan dapat menyebabkan kekhawatiran dan kepribadian pada

individu mengenai hal-hal yang tidak menyenangkan yang mungkin

terjadi. Individu tersebut tidak memperhatikan masalah-masalah real yang

ada, sehingga individu sering tidak bekerja atau belajar secara efektif dan

akhirnya dia akan menjadi lebih merasa cemas.

c. Simtom motor

Orang-orang yang mengalami kecemasan sering merasa tidak

tenang, gugup, kegiatan motor menjadi tanpa arti dan tujuan, misalnya

jari-jari kaki mengetuk-ngetuk dan sangat kaget terhadap suara yang

terjadi secara tiba-tiba. Simtom motor merupakan gambaran rangsangan

kognitif yang tinggi pada individu dan merupakan usaha untuk melindungi

dirinya dari apa saja yang dirasakannya mengancam. Kecemasan akan

dirasakan oleh semua orang, terutama jika ada tekanan perasaan ataupun

tekanan jiwa (Manurung Nixson, 2016).

7. Tingkat Kecemasan

Menurut (Videback, 2012) ada empat tingkat kecemasan yang dialami

oleh individu yaitu kecemasan ada empat tingkatan dengan penjelasan dan

efeknya sebagai berikut:


9

a. Ansietas Ringan

Ansietas ringan terjadi saat ketegangan hidup sehari-hari. Selama tahap

ini seseorang waspada dan lapangan persepsi meningkat. Kemampuan

seseorang untuk melihat, mendengar, dan menangkap lebih dari sebelumnya.

Jenis ansietas ringan dapat memotivasi belajar dan menghasilkan pertumbuhan

dan kreatifitas.

b. Ansietas Sedang

Ansietas sedang dimana seseorang hanya berfokus pada hal yang

penting saja lapang persepsi menyempit sehingga kurang melihat, mendengar,

dan menangkap. Seseorang memblokir area tertentu tetapi masih mampu

mengikuti perintah jika diarahkan untuk melakukannya.

c. Ansietas Berat

Ansietas berat ditandai dengan penurunan yang signifikan di lapang

persepsi. Cenderung memfokuskan pada hal yang detail dan tidak berfikir

tentang hal lain. Semua perilaku ditunjukan untuk mengurangi ansietas, dan

banyak arahan yang dibutuhkan untuk fokus pada area lain.

d. Panik

Dikaitkan dengan rasa takut dan teror, sebagian orang yang mengalami

kepanikan tidak dapat melakukan hal-hal bahkan dengan arahan. Gejala panik

adalah peningkatan aktivitas motorik, penurunan kemampuan untuk

berhubungan dengan orang lain, persepsi yang menyempit, dan kehilangan


10

pemikiran rasional. Orang panik tidak mampu berkomunikasi atau berfungsi

secara efektif. Kondisi panik yang berkepanjangan akan menghasilkan


11

kelelahan dan kematian. Tapi panik dapat diobati dengan aman dan efektif . hal

yang penting saja lapang persepsi menyempit sehingga kurang melihat,

mendengar, dan menangkap. Seseorang memblokir area tertentu tetapi masih

mampu mengikuti perintah jika diarahkan untuk melakukannya.

8. Penatalaksanaan Kecemasan

Menurut (Hawari, 2011) penatalaksanaan kecemasan pada tahap

pencegahan dan terapi memerlukan suatu metode pendekatan yang bersifat

holistik, yaitu mencakup fisik (somatik), psikologik atau psikiatrik,

psikososial dan psikoreligius dan terapi komplementer seperti relaksasi,

berikut penjelasan yang lebih lengkapnya di bawah ini :

a. Upaya meningkatkan kekebalan terhadap stres, dengan cara :

1) Makan makanan yang bergizi dan seimbang

2) Tidur yang cukup

3) Cukup olahraga

4) Tidak merokok

5) Tidak meminum-minuman keras

b. Terapi psikofarmaka
12

Terapi psikofarmaka merupakan pengobatan untuk cemas dengan memakai

obat-obatan yang berkhasiat memulihkan fungsi gangguan neuro transmiter

(sinyal penghantar saraf) disusun saraf pusat otak (limbic system). Terapi

psikofarmaka yang sering di pakai adalah obat anti cemas (anxiolytic) yaitu

seperti diazepam, clobazam, bromazepam, lorazepam, buspirone HCL,

meprobamate dan alprazolam.


13

c. Terapi somatik

Gejala atau keluhan fisik (somatik) sering dijumpai sebagai gejala ikutan

atau akibat dari kecemasan yang berkepanjangan. Untuk menghilangkan keluhan-

keluhan somatik (fisik) itu dapat diberikan obat-obatan yang ditujukan pada organ

tubuh yang bersangkutan.

d. Psikoterapi diberikan tergantung dari kebutuhan individu, antara lain :

1) Psikoterapi suportif, untuk memberikan motivasi, semangat dan dorongan

agar pasien yang bersangkutan tidak merasa putus asa dan diberi keyakinan

serta percaya diri.

2) Psikoterapi re edukatif, memberikan pendidikan ulang dan koreksi bila

dinilai bahwa ketidakmampuan mengatasi kecemasan.

3) Psikoterapi re konstruktif, untuk dimaksudkan memperbaiki kembali (re

konstruksi) kepribadian yang telah mengalami goncangan akibat stressor.

4) Psikoterapi kognitif, untuk memulihkan fungsi kognitif pasien yaitu

kemampuan untuk berfikir secara rasional, konsentrasi dan daya ingat.

5) Psikoterapi psiko dinamik, untk menganalisa dan menguraikan proses

dinamika kejiwaan yang dapat menjelaskan mengapa seseorang tidak

mampu menghadapi stresor psikososial sehingga mengalami kecemasan.

6) Psikoterapi keluarga, untuk memperbaiki hubungan kekeluargaan, agar

faktor keluarga tidak lagi menjadi faktor penyebab dan faktor keluarga dapat

dijadikan sebagai faktor pendukung.


14

e.T erapi psikoreligius

Terapi psikoreligius adalah terapi yang menggunakan pendekatan agama

dalam mengatasi permasalahan psikologis. Terapi ini diperlukan karena dalam

mengatasi atau mempertahankan kehidupan, seseorang harus sehat secara fisik,

psikis, sosial, maupun spiritual (Stuart, 2017). Terapi ini bertujuan meningkatkan

mekanisme koping (mengatasi masalah) individu terhadap gangguan ansietas

klien.

f. Relaksasi

Teknik relaksasi merupakan upaya untuk meningkatkan kendali dan

percaya diri serta mengurangi stres yang dirasakan (Stuart, 2017).

Adapun beberapa cara teknik-teknik relaksasi untuk mengatasi kecemasan, yaitu :

2) Latihan nafas dalam

3) Latihan peregangan

4) Spa dan pijat terapi

5) Jalan-jalan

6) Meditasi dan yoga

7) Mandi air pana

8) Teknik relaksasi lima jari

Teknik relaksasi lima jari merupakan kegiatan individu membuat bayangan

menyenangkan, dan mengkonsentrasikan diri pada bayangan tersebut serta

berangsur-angsur membebaskan diri dari perhatian terhadap cemas yang dialami

(Nugroho et al., 2016). Kegiatan ini merupakan upaya pengalihan perhatian yang

dapat menurunkan nadi, tekanan darah dan pernafasan, adanya penurunan


15

ketegangan otot dan kecepatan metabolisme serta ada perasaan damai, sejahtera

dan santai (Muttaqin A., 2018). Stimulus yang menyenangkan dari luar juga dapat

merangsang sekresi endoprin, sehingga stimulus kecemasan yang dirasakan oleh

klien menjadi berkurang. Individu dengan kadar endoprin yang banyak didalam

tubuhnya, maka akan lebih sedikit merasakan kecemasan (Dossey et al., 2014)

9. Pengukuran Tingkat Kecemasan

Kecemasan seseorang dapat diukur dengan menggunakan instrument

Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS), Analog Anxiety Scale, Zung Self-Rating

Anxiety Scale (ZSAS), dan Trait Anxiety Inventory Form Z-I (STAI Form Z-I).

Zung Self-Rating Anxiety Scale(ZSAS)dirancang untuk meneliti kecemasan secara

kuantitatif. Instrument ZSAS dikembangkan oleh William W.K Zung pada

tahun1997 (Astria, 2016)

10. Penilaian Kecemasan

Menurut (Saputro & Fazris, 2017) “Hamilton Anxiety Rating Scale

(HARS), pertama kali dikembangkan oleh Max Hamilton pada tahun 1956, untuk

mengukur semua tanda kecemasan baik psikis maupun somatik. HARS yang

terdiri dari 14 item pertanyaan untuk mengukur tanda adanya kecemasan pada

anak dan orang dewasa.” Skala HARS penilaian kecemasan terdiri dari 14 item,

meliputi:

1) Perasaan cemas diantaranya, firasat buruk, takut akan pikiran sendiri, mudah

tersinggung.

2) Ketegangan diantaranya merasa tegang, lesu, mudah terkejut, tidak bisa

istirahat dengan nyenyak, mudah menangis, gemetar dan gelisah.


16

3) Ketakutan diantaranya takut terhadap gelap, di tinggal sendiri, pada orang

asing, pada binatang besar, pada keramaian lalu lintas, pada kerumunan banyak

orang.

4) Gangguan tidur diantaranya sukar memulai tidur, terbangun malam hari, tidur

tidak pulas, dan mimpi buruk.

5) Gangguan kecerdasan diantaranya daya ingat buruk, dan sulit berkonsentrasi,

sering bingung.

6) Perasaan depresi diantaranya kehilangan minat, sedih, perasaan tidak

menyenangkan sepanjang hari.

7) Gejala somatik (otot) diantaranya nyeri otot dan kaku, kedutan otot, gertakan

gigi dan suara tidak stabil.

8) Gejala sensorik diantaranya penglihatan kabur, muka merah dan pucat, merasa

lemah, perasaan ditusuk-tusuk.

9) Gejala kardiovaskuler diantaranya denyut nadi cepat, berdebar-debar, nyeri

dada, denyut nadi mengeras, merasa lemas seperti mau pingsan, detak jantung

hilang sekejap.

10) Gejala pernapasan diantaranya rasa tertekan di dada, perasaan tercekik,

perasaan napas pendek/sesak, dan sering menarik napas panjang

11) Gejala gastrioentestinal (pencernaan) diantaranya sulit menelan, mual

muntah, berat badan menurun, konstipasi atau sulit buang air besar, perut melilit,

gangguan pencernaan, nyeri lambung sebelum dan sesudah makan, rasa panas

diperut, dan perut terasa penuh atau kembung


17

12) Gejala urogenital (perkemihan) diantaranya sering buang air kecil, tidak

dapat menahan kencing, aminorea, ereksi lemah atau impotensi

13) Gejela vegetatif diantaranya mulut kering, muka merah, mudah berkeringat,

pusing atau sakit kepala, dan bulu roma berdiri

14) Tingkah laku diantaranya gelisah, tidak tenang, mengerutkan dahi muka

tegang, tonus atau ketegangan otot meningkat, napas pendek dan cepat.

Penilaian tingkat kecemasan menurut Hamirton Anxiety Rating Scale (HARS)

dalam (Manurung Nixson, 2016) adalah :

a) Nilai 0 = tidak ada gejala sama sekali

b) Nilai 1 = gejala ringan / satu dari gejala yang ada

c) Nilai 2 = gejala sedang/ setengah dari gejala yang ada

d) Nilai 3 = gejala berat/ lebih dari setengah dari gejala yang ada

e) Nilai 4 = semua gejala ada

masing-masing nilai angka (skor) dari 14 kelompok gejala tersebut dijumlahkan

dan dari hasil penjumlahan tersebut dapat diketahui derajat kecemasan seseorang,

yaitu :

Total nilai (skor) :

a) Tidak cemas: apabila responden memperoleh skor kurang dari 6

b) Kecemasan ringan : apabila responden memperoleh skor 7 sampai 14

c) Kecemasan sedang : apabila responden memperoleh skor 15 sampai 27

d) Kecemasan berat : apabila responden memperoleh skor lebih dari 27


18

11. Respon Terhadap Kecemasan

Menurut Darajat, aspek-aspek kecemasan terbagi menjadi dua bentuk, yaitu

fisiologis dan psikologis :

a. Fisiologis

Bentuk reaksi fisiologis berupa detak jantung meningkat, pencernaan tidak

teratur, keringat yang berlebihan, ujung-ujung jari terasa dingin, sering buang air

kecil, tidur tidak nyenyak, kepala pusing, nafsu makan hilang, dan sesak nafas

(Neorma, 2010). Beberapa keluhan yang sering dikemukakan juga ialah rasa sakit

pada otot, tulang dan pendengaran berdenging (tinnitus) dan gangguan pola tidur

(Hawari, 2011)

b. Psikologis

Pada aspek psikologis, kecemasan dapat dibagi menjadi dua yaitu:

1) Aspek kognitif

Termasuk dalam aspek ini adalah tidak mampu memusatkan perhatian

(Noerma, 2011).

2) Aspek afektif

Termasuk dalam aspek ini antara lain, takut, merasa akan ditimpa bahaya,

kurang mampu memusatkan perhatian, merasa tidak berdaya, tidak tentram,

kurang percaya diri, ingin lari dari kenyataan hidup (Noerma, 2011), gangguan

daya ingat, mudah terkejut, merasa tegang (Hawari, 2011)

12. Stressor Timbulnya Kecemasan

Ada dua macam stresor pada kecemasan yaitu stresor internal dan stresor

eksternal.
19

a. Stressor internal

Stresor internal meliputi kecemasaan, ketegangan, ketakutan penyakit, cacat,

tidak percaya diri, perubahan penampilan, perubahan peran sebagai orangtua,

sikap ibu terhadap kehamilan, takut terhadap kehamilan, persalinan, dan

kehilangan pekerjaan (Kusmiyati, 2013).Stresor Internal meliputi faktor-faktor

pemicu stres ibu hamil yang berasal dari diri ibu sendiri. Adanya beban psikologis

yang ditanggung oleh ibu dapat menyebabkan gangguan perkembangan bayi yang

nantinya akan terlihat ketika bayi lahir (Sulistyawati, 2011).

b. Stressor eksternal

Sedangkan pemicu stres yang berasal dari luar (stresor eksternal) bentuknya

sangat bervariasi, misalnya masalah ekonomi, konflik keluarga, pertengkaran

dengan suami, tekanan dari lingkungan dan masih banyak kasus yang lain

(Sulistyawati, 2011).

3. Konsep Relaksasi Lima

Jari 1.Definisi

Teknik relaksasi lima jari merupakan terapi generalis yang dapat

menimbulkan efek relaksasi dan menenangkan dengan cara mengingat kembali

pengalaman-pengalaman yang menyenangkan yang pernah dialami, teknik

relaksasi ini dikembangkan oleh Davis, M (Nugroho et al., 2016)

2. Tujuan Terapi

Adapun tujuan dari relaksasi lima jari ini yaitu :

a. Mengurangi Anxiety

b. Memberikan relaksasi
20

c. Melancarkan sirkulasi darah

d. Merelaksasikan otot-otot tubuh (Nugroho et al., 2016)

3.Indikasi Terapi

Indikasi dari terapi ini adalah bagi klien dengan cemas, nyeri ataupun

ketegangan yang membutuhkan relaks (Nugroho et al., 2016)

4. Kontra Indikasi Terapi

Kontra indikasi dari terapi ini yaitu klien dengan depresi berat, klien dengan

gangguan jiwa (Nugroho et al., 2016).

5. Langkah-Langkah Terapi

Langkah – langkah dari teknik relaksasi limajari adalah sebagai berikut:

a. Langkah 1 : Satukan ujung ibu jari dengan jari telunjuk, ingat kembali saat

anda sehat. Anda bisa melakukan apa saja yang anda inginkan.

b. Langkah 2 : Satukan ujung ibu jari dengan jari tengah, ingat kembali momen-

momen indah ketika anda bersama dengan orang yang anda cintai. (orang

tua/suami/istri/ataupun seseorang yang dianggap penting).

c. Langkah 3 : Satukan ujung ibu jari dengan jari manis, ingat kembali ketika

anda mendapatkan penghargaan atas usaha keras yang telah anda lakukan.

d. Langkah 4 : Satukan ujung ibu jari dengan jari kelingking, ingat kembali saat

anda berada di suatu tempat terindah dan nyaman yang pernah anda kunjungi.

Luangkan waktu anda untuk mengingat kembali saat indah dan menyenangkan itu

(Nugroho et al., 2016)


21

B. Kajian Empiris

1. penelitian yang dilakukan oleh (Emyk Windartik, E. Yuniarti, 2017)

mengenai Effectivenes of Relaxation Handheld Finge technique and

Benson Relaxation to the Changes Levelof Post Operative Pain Sectio

Caesarea in RSI Sakinah Mojokerto dengan metode Metode Pre-

Experiment dengan rancangan twogroup pre test-post test without control

group pada 60 responden dengan hasil hasil penelitian menyatakan bahwa

teknik relaksasi genggam jari lebih efektif dibandingkan dengan teknik

relaksasi benson dalam penurunan tingkat nyeri pasien post operasi sectio

caesarea dengan nilai p = 0,000 .

2. Penelitian oleh (Sulung & Rani, 2017) berjudul Teknik Relaksasi

Genggam Jari Terhadap Intensitas Nyeri Pada Pasien Post Appendiktomi

dengan metode penelitian yang sama dengan peneliti pada 15 responden

dan didapatkan hasil intensitas nyeri sebelum diberikan intervensi adalah

4,80 dengan standar deviasi 0,689, dengan nilai minimal 4 dan nilai

maksimal 6. Rata-rata setelah diberikan intervensi adalah 3,87 dengan

standar deviasi 0,652, nilai minimal 3 dan nilai maksimal 5 yang

menyatakan adanya pengaruh akibat intervensi yang diberikan ,dengan

nilai p = 0,000 .
20

C.Kerangka Teori

Gambar 2.1 Kerangka Teori

Persalinan adalah bagian dari proses melahirkan sebagai respons

terhadap kontraksi uterus, segmen bawah uterus teregang dan menipis,

serviks berdilatasi, jalan lahir terbentuk dan bayi bergerak turun ke

bawah melalui rongga panggul (Rahayu, Sukamto, 2014).

Persalinan P

normal e

r
Non Farmakologis
s

Seksio sesarea Teknik-teknik relaksasi : a

adalah Latihan nafas dalam, l

pembedahan latihan peregangan, i

untuk spa dan pijat terapi, meditasi n

melahirkan dan yoga, mandi air a

janin dengan dan panas,teknik relaksasi n

membuka lima jari (Stuart, 2017)


dinding perut b

dan dinding u

rahim a

(Rahayu, t

Sukamto, a

2014). n
20

emasan

Persalinan

Anjuran
S
Gejala dari kecemasan menurut
e
Hamilton Anxiety Rating Scale :
k
a. Cemas kecemasan
si
b. Ketegangan adalah
o
c. Ketakutan kekhawatiran
S
d. Gangguan tidur yang tidak
es
e. Gangguan kecerdasan jelas dan
a
f. Perasaan depresi menyebar,
r
g. gejala somatik yang
e
h. gejala sensorik berkaitan
a
i. gejala kardiovaskuler dengan

j. gejala pernapasan perasaan


Pre Operasi
k. gejala gastrointestinal tidak pasti
Seksio
l. gejala uroginital dan tidak
Sesarea
m. gejala vegetatif berdaya.

n. perilaku sewaktu (Stuart, 2017)

wawancara.
K

ec
Farmakologis

Teknik Relaksasi Lima Jari

merupakan terapi generalis yang dapat menimbulkan

efek relaksasi dan menenangkan dengan cara

mengingat kembali pengalaman-pengalaman yang


20

menyenangkan yang pernah dialami (Nugroho, 2016)


22

Tingkat kecemasan
pasien pre operasi seksio
sesarea :

Teknik Relaksasi Lima Jari


23
24
25
26
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
46

DAFTAR PUSTAKA

Alwisol. (2015). Psikologi Kepribadian-Edisi Revisi. Malang: UMM Press.

Arindra, D. (2012). Kecemasan Menghadapi Persalinan Anak Pertama Pada Ibu Dewasa Awal.

Astria, Y. (2016). Hubungan Karakteristik Ibu Hamil Trimester III dengan Kecemasan

Menghadapi Persalinan di Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RSUP Fatmawayi.

Astutik, P. (2017). Pengaruh Relaksasi Genggam Jari Terhadap Penurunan Nyeri Pada Pasien

Post Sectio Caesarea. https://doi.org/https://doi.org/10.30994/sjik.v6i2.6.

Cunningham dkk, 2011. (2010). Cunningham dkk,2011.

Depertemen Kesehatan Republik Indonesia. (2015). Buku Pedoman Kesehatan Jiwa.

Dossey, B. m, Keegan, L., & Guzzetta, C. E. (2014). Holistic Nursing: A Handbook for Practice.

Emyk Windartik, E. Yuniarti, A. A. (2017). Effectiveness of Relaxation Handheld

Fingertechnique and Benson Relaxation to the Changes Level of Post Operative Pain

Sectio Caesarea in Rsi Sakinah Mojokerto. https://doi.org/10.18535/ijsrm/v5i9.20

Ferinawati Ferinawati, R. H. (2019). HUBUNGAN MOBILISASI DINI POST SECTIO

CAESAREA DENGAN PENYEMBUHAN LUKA OPERASI DI RSU AVICENNA

KECAMATAN KOTA JUANG KABUPATEN BIREUEN. 5.


47

https://doi.org/https://doi.org/10.33143/jhtm.v5i2.477

Forum, I. N. an I. D. (2017). Suistanable Development Goal’s.

Gusnita, E. (2018). Pengaruh Teknik Relaksasi Lima Jari Terhadap Penurunan Tingkat

Kecemasan Pasien Pre Operasi Seksio Sesarea Di Ruangan Kebidanan IGD RSUD dr.

Achmad Mochtar Bukittinggi.

Hastuti, T. N. (2018). Tantangan dan Strategi Menurunkan Angka Kematian Ibu. Retrieved from

https://www.sdg 2030 indonesia.org/an-component/media/upload-book/Tri_Hastuti_-

_Aisyiyah.pdf
48

Hawari, D. (2011). Pendekatan Holistik pada Gangguan Jiwa Skizofrenia. Jakarta: Balai

Penerbit FKUI.

Kaplan, S. (2011). Research in Cognition and Strategy: Reflections on Two Decades of Progress

and a Look to the Future.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2018). Riset Kesehatan Dasar 2018.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2019a). Profil Kesehatan Indonesia 2018. In T. S.

Rudy Kurniawan, Yudianto, Boga Hardhana (Ed.), Journal of Clinical Pathology. Jakarta:

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2019b). Profil Kesehatan Indonesia 2019. In Short

Textbook of Preventive and Social Medicine. https://doi.org/10.5005/jp/books/11257_5.

Kusmiyati, yuni dan H. P. W. (2013). Asuhan Ibu Hamil. Yogyakarta: Fitramaya.

Manurung Nixson. (2016). Terapi Reminiscence. Jakarta: CV Trans Info Media.

Mary E Whalley. (2011). Leading Practice in Early Years Settings.

Mustamir Pedak. (2011). Metode Supernol Menaklukkan Stres. Jakarta: Hikmah Publishing

House.

Muttaqin A. (2018). Pengantar asuhan keperawatan klien dengan gangguan sistem

kardiovaskular.

Notoatmodjo, S. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nugroho, S., Anggorowati, A., & Johan, A. (2016). PENGARUH INTERVENSI

TEKNIK
49

RELAKSASI LIMA JARI TERHADAP FATIGUE KLIEN CA MAMMAE DI RS TUGUREJO

SEMARANG.

Nursalam. (2019). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta:

Salemba Medika.

Rahayu, Sukamto, F. (2014). Pengaruh Terapi Musik Terhadap Tingkat Kecemasan Pasien Pre
50

Operasi Sectio Caesaria di RSUD A.W Sjahranie Samarinda. 7.

Roihatul Zahroh, D. M. (2017). PENGARUH SLOW DEEP BREATHING TERHADAP

PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI SECTIO CAESAREA (

Effect Of Slow Deep Breathing To Decrease Rate Leather Patients Pre Operations Sectio

Caesarea ).

Sarwono Prawirohardjo. (2008). Ilmu Kebidanan.

Stuart, G. . (2017). Keperawatan Jiwa (5th ed.). Jakarta: EGC.

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sulistyawati, A. dan E. N. (2011). Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin. Jakarta: Salemba

Medika.

Sulung, N., & Rani, S. D. (2017). TEKNIK RELAKSASI GENGGAM JARI TERHADAP

INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST APPENDIKTOMI.

https://doi.org/10.22216/jen.v2i3.2404

Videback, S. L. (2011). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC.

Widiastini, L. P. (n.d.). PENGARUH MASSAGE ENDORPHIN TERHADAP KECEMASAN IBU

HAMIL DALAM MENGHADAPI PROSES PERSALINAN DI PUSKESMAS DENPASAR

UTARA III.

Wiknjosastro. (2011). Ilmu Bedah Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka.


51

Yaeni, M. (2013). Analisa Indikasi Dilakukan Persalinan Sectio Caesarea di RSUP Dr. Soeradji

Tirtonegoro Klaten.
52
53

piran 2
54
55
56
57
58

Tanggal
55
56

Lampiran 3

LEMBAR OBSERVASI PENELITIAN

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI LIMA JARI TERHADAP PENURUNAN

TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI SEKSIO SESAREA DI

RUANGAN BERSALIN RUMAH SAKIT

PURI RAHARJA TAHUN 2021

Identitas Responden

No. Responden :

Tanggal :

Nama :

Umur :

Pendidikan : SD SMP

SMA PT

: Petani PNS

Wiraswasta IRT
Pekerjaan

:
57

Riwayat Penyakit

Riwayat Persalinan :

Riwayat Operasi :

:
Alamat
58

Lampiran 4

Hamilton Anxiety Rating Scale, (Manurung 2016)

Sebelum dilakukan tindakan (pre test)

NO Gejala Kecemasan Skor (Sebelum)


0 1 2 3 4
1 Cemas
Firasat buruk
Takut akan fikiran sendiri
Mudah tersinggung
2 Ketegangan
Merasa tegang
Gelisah
Gemetar
Mudah terganggu
Lesu
3 Ketakutan
Takut terhadap gelap
Takut terhadap orang
lain/asing
Takut bila tinggal sendiri
Takut pada binatang besar
4 Gangguan tidur
Sukar memulai tidur
Terbangun pada malam hari
Mimpi Buruk
59

5 Gangguan kecerdasan
Penurunan daya ingat
Mudah lupa
60

Sulit konsentrasi
6 Perasaan depresi
Hilangnya minat
Sedih
Perasaan tidak menyenangkan setiap

hari
Berkurangnya kesenangan pada

hobby
7 Gejala Somatik
Nyeri pada otot dan kaku
Gertakan gigi
Suara tidak stabil
Kedutan otot
8 Gejala Sensorik
Perasaan ditusuk-tusuk
Penglihatan kabur
Muka Merah
Pucat serta merasa lemah
9 Gejala Kardiovaskuler Tachikardi
Nyeri didada
Denyut nadi mengeras
Detak jantung hilang sekejap
10 Gejala Pernafasan
Rasa tertekan didada
Perasaan tercekik
Sering menarik nafas panjang
Merasa nafas pendek
11 Gejala Gastrointestinal
Sulit menelan
Berat badan menurun
Mual/Muntah
Nyeri lambung sebelum/sesudah
61

makan
Perasaan panas di perut
12 Gejala Urogenital
Sering kencing
Tidak dapat menahan kencing
Ereksi lemah/impotensi
13 Gejala Vegetative
Mulut kering
Mudah berkeringat
Muka merah
Bulu roma berdiri
Pusing/sakit kepala
14 Perilaku Sewaktu Wawancara
Gelisah
Jari gemetar
Mengerutkan dahi/Kening
Muka tegang
Tonus otot meningkat
Nafas pendek dan cepat

Penilaian tingkat kecemasan menurut Hamilton Anciety Rating Scale (HARS) adalah

a. Nilai 0 = tidak ada gejala sama sekali

b. Nilai 1 = gejala ringan / satu dari gejala yang ada

c. Nilai 2 = gejala sedang/ separuh dari gejala yang ada

d. Nilai 3 = gejala berat/ lebih dari separuh dari gejala yang ada

e. Nilai 4 = gejala berat sekali / semua dari gejala yang ada (Manurung. 2016)
62

Masing-masing nilai angka (skor) dari 14 kelompok gejala tersebut dijumlahkan dan

dari hasil penjumlahan tersebut dapat diketahui derajat kecemasan seseorang, yaitu:

Total nilai (skor) :


63

a. Skor kurang dari 6 : Tidak Ada Cemas

b. Skor 7-14 : Kecemasan Ringan

c. Skor 15-27 : kecemasan sedang

d. Skor lebih dari 27 : Kecemasan Berat


64

Lampiran 5

PROSEDUR PELAKSANAAN

Teknik Relaksasi Lima Jari

Persiapan alat :

Alat yang kita siapkan adalah sebagai berikut : lembar observasi.

Indikasi Terapi

Adapun indikasi dari terapi ini yaitu antara lain terapi ini diindikasikan bagi klien

dengan cemas, nyeri ataupun ketegangan yang membutuhkan relaks (Nugroho,

2016).

Prosedur Kerja :

1. Peneliti menjelaskan cara teknik relaksasi lima jari kepada responden

sebelum dilakukannya teknik relaksasi lima jari.

2. Sebelumnya peneliti mengukur tingkat kecemasan sebelum dilakukan

teknik relaksasi lima jari.

3. Anjurkan klien untuk mengatur posisi senyaman mungkin.

4. Instruksikan klien melakukan relaksasi nafas dalam terlebih dahulu (kurang

lebih satu menit saja) dengan menutup mata.

5. Tuntun klien melakukan relaksasi lima jari.

6. Langkah 1 : Satukan ujung ibu jari dengan jari telunjuk, ingat kembali saat
65

anda sehat. Anda bisa melakukan apa saja yang anda inginkan.

7. Langkah 2 : Satukan ujung ibu jari dengan jari tengah, ingat kembali

momen-momen indah ketika anda bersama dengan orang yang anda cintai.

(orang tua/suami/istri/ataupun seseorang yang dianggap penting).

8. Langkah 3 : Satukan ujung ibu jari dengan jari manis, ingat kembali ketika

anda mendapatkan penghargaan atas usaha keras yang telah anda lakukan.
66

9. Langkah 4 : Satukan ujung ibu jari dengan jari kelingking, ingat kembali

saat anda berada di suatu tempat terindah dan nyaman yang pernah anda

kunjungi. Luangkan waktu anda untuk mengingat kembali saat indah dan

menyenangkan itu (Nugroho, 2016).

10. Setelah selesai dilakukan teknik relaksasi lima jari maka dilakukan

pengukuran tingkat kecemasan sesudah teknik relaksasi lima jari.

11. Setelah semua tindakan telah selesai dilakukan, selanjutnya peneliti

menanyakan kepada responden bagaimana perasaan responden setelah

selesai dilakukan teknik relaksasi lima jari

12. Dokumentasikan hasil intervensi pada lembar observasi.


67
68
65

Anda mungkin juga menyukai