Anda di halaman 1dari 25

PRESENTASI JURNAL

KONSELING PADA MASA PERIMENOPOUSE

Disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Stase IV


Praktik Asuhan Kebidanan pada Keluarga Berencana dan Pelayanan Kontrasepsi dan
Masa perimenopouse

Oleh:

NAMA : Evie Pratiwi Saragih S.Tr.Keb


NPM : 19210300120

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN PROGRAM PROFESI


FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS INDONESIA MAJU
2022

i
LEMBAR PERSETUJUAN

Presentasi Jurnal dengan judul:

KONSELING PADA MASA PERIMENOPOUSE

Oleh:
NAMA : Evie Pratiwi saragih, S.Tr.Keb
NPM : 19210300120

Telah dilakukan pembimbingan dan dinyatakan layak untuk dipresentasikan di


hadapan tim penguji

Tanggal …………..2022

Mengetahui,

Dosen Penanggung Jawab Stase

( Madinah Munawaroh, S.Tr.Keb, M.Kes)


0321129401

ii
LEMBAR PENGESAHAN
Presentasi Jurnal dengan judul:

KONSELING PADA MASA PERIMENOPAUSE

Oleh:
NAMA : Evie Pratiwi Saragih, S.Tr.Keb
NPM : 19210300120

Telah dipresentasikan pada tanggal …. bulan ….. tahun 2022 di hadapan tim penguji
Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Program Profesi Fakultas Vokasi
Universitas Indonesia Maju.

Tanggal, ………….. 2022


Menyetujui,

KBK Dosen Komunitas dan Ilmu KBK Dosen Pencegahan dan Deteksi
Teknologi Dini

( Agus santi Br Ginting, S. ST., M.Kes) (Gaidha K. Pangestu, S.Tr.Keb, M.Keb)

NIDN: 0317088406 NIDN: 031719401

Mengesahkan,

Dosen Penangung Jawab Stase

( Madinah Munawaroh, S.Tr.Keb, M.Kes )

iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kepada Tuhan Yang maha Esa karena
atas perkenan-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Presentasi
Jurnal yang berjudul “Konseling pada Masa Perimenopouse.”
Dalam penyelesaian laporan Presentasi Jurnal ini penulis mendapatkan
bimbingan, arahan dan masukan, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Drs.H.A. Jacub Chatib, selaku Ketua Yayasan Indonesia Maju

2. Prof. Dr. Dr. dr. H.M. Hafizurrahman, MPH, selaku Pembina Yayasan Indonesia Maju.

3. Dr. Astrid Novita, SKM, MKM Selaku Rektor Universitas Indonesia Maju.

4. Susaldi, S.ST., M. Biomed Selaku Wakil Rektor I Bidang Akademik Universitas


Indonesia Maju.

5. Dr. Rindu, SKM., M. Kes Selaku Wakil Rektor II Bidang Non-Akademik Universitas
Indonesia Maju.

6. Hidayani, Amd.Keb, SKM, MKM Selaku Dekan Fakultas Vokasi Universitas Indonesia
Maju.

7. Hedy Hardiana, S. Kep., M.Kes Selaku Wakil Dekan Fakultas Vokasi Universitas
Indonesia Maju.

8. Fanni Hanifa, S.ST., M.Keb., Selaku Koordinator Program Studi Pendidikan Profesi
Bidan Universitas Indonesia Maju

9. Madinah Munawaroh, S.Tr.Keb, M.Kes, selaku dosen pembimbing Fakultas Vokasi


Universitas Indonesia Maju di stase II, yang telah membimbing dan memberikan arahan

10. Meinasari Kurnia Dewi, S.ST., M.Keb selaku dosen penguji dan Siti Rafika Putri,
S.ST.,Bdn.,M.Kes selaku CI responsi Fakultas Vokasi Universitas Indonesia Maju

11. Seluruh dosen staff pengajar Program studi Pendidikan Profesi Bidan program Profesi
Vakultas Vokasi Universitas Indonesia Maju yang telah memberikan ilmu pengetahuan,
mengarahkan dan membimbing penulis selama mengikuti proses Pendidikan.

iv
Penulis menyadari bahwa Laporan Presentasi Jurnal ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu, kritik, saran dan masukan dari semua pihak sangat diharapkan guna
perbaikan dimasa yang akan datang. Semoga tulisan ini memberikan manfaat bagi
pembacanya.

Bogor, Oktober 2022

( Evie Pratiwi S, S.Tr.Keb)

v
DAFTAR ISI

COVER
LEMBAR PERSETUJUAN...................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................... iii
KATA PENGANTAR .............................................................................. iv
DAFTAR ISI ............................................................................................ vi
BAGIAN 1: JURNAL
Jurnal 1...................................................................................................... 1
Jurnal 2 ..................................................................................................... 2
Jurnal 3...................................................................................................... 3
BAGIAN II: TINJAUAN KASUS
Tinjauan Kasus ......................................................................................... 5
BAGIAN III: PEMBAHASAN
Pembahasan .............................................................................................. 11
BAGIAN IV: PENUTUP
Kesimpulan ............................................................................................... 18
Saran ......................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vi
I. JURNAL

1. Jurnal 1

Judul : Konseling Dalam Upaya Menurunkan Kecemasan Wanita


Perimenopouse

Penulis : Siti Rofi’ah, Lili Pusparani, Ribkha Itha Idhayanti

Tahun : 2019

Link : https://jurnal.magelangkota.go.id

Abstrak : Kesehatan reproduksi wanita berlangsung secara alamiah dari


menarche hingga menopause. Perubahan kadar hormon
estrogen dimulai pada awal masa klimakterium menyebabkan
terjadinya perubahan fisik dan psikologis. Perubahan ini sering
dianggap sebagai stresor yang dapat menimbulkan kecemasan
yang bersifat ringan hingga dapat menimbulkan kepanikan.
Apabila hal ini tidak segera ditangani maka akan
menyebabkan morbiditas wanita dan sebagai pencetus terjadi
depresi ataupun stres. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh konseling terhadap kecemasan wanita
perimenopause di Kelurahan Potrobangsan, Magelang Utara.
Metode penelitian ini menggunakan quasi eksperimen dengan
menggunakan rancangan one group pretest posttest. Populasi
dalam penelitian ini sejumlah 406 wanita usia 45-49 tahun.
Sampel penelitian ini sejumlah 58 orang yang memenuhi
kriteria inklusi. Teknik sampling dalam penelitian ini
menggunakan purposive sampling. Intervensi dilakukan
selama 2 x selama 40-50 menit (< 60 menit). Uji statistik

1
dalam penelitian ini menggunakan uji wilcoxon. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh pemberian
konseling terhadap kecemasan wanita perimenopause, dengan
p value adalah 0,000 dan nilai Z = -6,647b. Pemberian
konseling dapat membantu dalam memberikan informasi dan
membantu dalam pengambilan keputusan terhadap
permasalahan yang ada. Konseling berpengaruh terhadap
penurunan kecemasan wanita perimenopause.

2. Jurnal 2

Judul : Pengaruh pemberian olahan kedelai (Glycinemix (L) Merill)


dalam mengurangi gejala menopause pada Wanita
klimakterium

Penulis : Mardiyana Atika Zahria Arisanti

Tahun : 2022

Link : https://doi.org/10.31004/prepotif.v6i1.3313

Abstrak : Menopause adalah masa berhentinya menstruasi yang


disebabkan oleh penurunan hormon estrogen dan progesteron
sehingga menimbulkan beberapa gejala yang terjadi seperti
berkeringat malam, insomnia, hotflashes, ansietas, fatigue,
depresi, gangguan daya ingat (pikun), gejala urogenital,
gangguan kemih (disuria), dan nyeri senggama (dispareunia).
Hal ini menyebabkan ketidaknyaman pada wanita
klimakterium, untuk mengurangi ketidaknyamanan tersebut
bisa diberikan olahan kedelai, dimana olahan kedelai terdapat
senyawa isoflavon yang dapat berikatan dengan hormon
estrogen sehingga dapat mengurangi ketidaknyamanan yang
ditimbulkan. Pencarian artikel dilakukan dengan basis data
menggunaan “Google Scholar”. Kata kuncinya adalah “kedelai
”, “menopause”, “klimakterium”. Hasil dari analisis artikel
tersebut yaitu terdapat 5 artikel yang menjelaskan ada
hubungan yang signifikan antara pemberian olahan kedelai

2
dalam mengurangi gejala menopause pada wanita
klimakterium.
Kata kunci : Kedelai, Menopause, Klimakterium

3. Jurnal 3

Judul : Pengaruh Senam Aerobik Low Impac Terhadap


Pengurangan keluhan Ibu Perimenopouse di Wilayah
Puskesmas Merdeka Bogor

Penulis : Ni Nyoman Sasnitiari, Sri Mulyati

Tahun : 2018

Link : https://media.neliti.com/media/publications/234015-
pengaruh-senam-aerobik-low-impac-terhada-a61773fe.pdf

Abstrak : Sindrom menopause berdampak pada penurunan kualitas


hidup pada masa menopause.Sangat diperlukan persiapan
menjelang menopause berupa dukungan sosial, kepercayaan
diri dan sikap positif terhadap keluhan yang dialami sehingga
wanita dapat menerima menopause sebagai karunia karena
bersifat normal. Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh
senam aerobik terhadap pengurangan keluhan pra
menopause, berdasarkan frekuensi, intensitas, tipe, time
(FITT). Penelitian dilakukan di wilayah Puskesmas Merdeka,
karena sudah melaksanakan program senam sehat bagi lansia
yang pesertanya tergabung pula ibu-ibu menjelang
menopause. Desain penelitian adalah pre-experimental
design, yaitu one group pretest post-test dilakukan pada 23
responden. Kegiatan senam dilakukan dua kali dalam satu
minggu selama enam minggu.Uji normalitas menggunakan

3
Shapiro Wilk dan uji statistik non parametric menggunakan
Uji Wilcoxon. Hasil analisis nilai signifikansi 0,00 (p < 0,05)
untuk keluhan vasomotorik, psikis dan 0,03 (p < 0,05) untuk
keluhan somatik. Disimpulkan terdapat pengaruh yang
bermakna sebelum senam dan sesudah mengikuti senam
aerobik.Perlu kiranya program senam aerobic low impact
dilaksanakan secara rutin bagi iibu-ibu pre menopause dalam
upaya mencegah dan mengurangi keluhan pre menopause.
Kata kunci: aerobik low impact, premenopause, FITT
premenopause.

II. TINJAUAN KASUS

4
DOKUMENTASI
ASUHAN KEBIDANAN PADA WANITA MASA
PERIMENOPAUSE

No. Registrasi : Perimenopouse1


Tanggal Pengkajian : 22 September 2022
Waktu Pengkajian : 15.00 WIB
Tempat Pengkajian : Poliklinik RS C
Pengkaji :

A. Data Subjektif
Nama Ibu : Ny. S Nama Suami : Tn. J
Umur : 44 tahun Umur : 46 tahun
Agama : Protestan Agama : Protestan
Suku : Batak Suku : Batak
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Perumahan Gand Depok City

1. Alasan dating

Ibu mengatakan ingin berkonsultasi

2. Keluhan utama
Ibu mengatakan sejak 1 tahun terakhir menstruasi tidak teratur, kadang darah
banyak dan lama. Ibu mengatakan mudah merasa lelah dan pusing, susah tidur
malam hari

3. Riwayat obstetric
Ibu mengatakan memiliki satu anak dan tidak pernah keguguran. Ibu
melahirkan secara normal

4. Riwayat ginekologi
Ibu mengatakan tidak memiliki Riwayat penyakit kista, miom atau kanker

5. Riwayat Kesehatan
Ibu mengatakan tidak sedang mengalami atau memiliki penyakit menurun

5
seperti hipertensi, DM, asma, dan penyakit kronis seperti Jantung, serta
penyakit menular seperti hepatitis, TBC, HIV dan AIDS

6. Riwayat psikososial
Ibu mengatakan saat ini sangat measa cemas dan khawatir tentang keadaannya.
Ibu mengatakan hubungan ibu dan keluarga baik, ibu adalah orang yang taat
beribadah, dan pengambil keputisan dalam keluarga selalu di musyawarahkan
secara bersama.

7. Riwayat KB
Ibu mengatakan tidak menggunakan KB sejak 2 tahun terakhir. Sebelumnya ibu
menngunakan KB pil namun tidak teratur dan tidak ada masalah saat
menggunakan pil KB

8. Pola kebiasaan sehari-hari


a) Pola istirahat
Tidur siang : ibu mengatakan tidak pernah tidur siang karena bekerja
Tidur malam : 6 – 7 jam/hari

b) Pola aktivitas
ibu bekerja sebagai karyawan kantin. Lama bekerja segari-hari mulai pukul
06-16 WIB setiap hari. Libur 1 kali seminggu, yaitu setiap hari minggu. Ibu
mengatakn jarang olahraga.

c) Pola eliminasi
BAK : 6-7 kali/hari, kining jernih
BAB : 1 kali sehari, konsistensi lunak

d) Pola nutrisi
a. Pola makan : Nasi, sayur, lauk
b. Frekuensi : 3 kali sehari
c. Kebutuhan minum : 6-8 gelas per hari

e) Pola personal hygiene


Mandi 2 kali sehari, ganti baju setiap mandi, keramas 3 kali seminggu

f) Pola hubungan seksual


Ibu mengatakan hubungan seksual tidak rutin kadang 1 kali semingu

B. Data Objektif

6
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis

2. Pemeriksaan Umum
Tekanan Darah : 130/80 mmHg Denyut nadi : 84 kali/menit
Frekuensi nafas : 20 kali/menit Suhu tubuh : 35,7 0C

3. Pemeriksaan Antropometri
Berat badan : 153 kg
Tinggi badan : 62 cm
IMT :

4. Pemeriksaan Fisik

Wajah : Tidak pucat, tidaka ada oedema, wajah tampak


cemas
Mata : Kelopak mata tidak bengkak, konjungtiva merah
muda, sclera putih
Mulut : Bersih, bibir merah muda dan tidak pucat, tidak
ada caries tidak ada gigi yang tanggal, gusi tidak
berdarah
Leher : Inspeksi: Tidak ada kelainan
Palpasi: Tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid,
limfe dan vena jugularis
Dada : Inspeksi: Simetris kiri dan kanan, puting susu
menonjol, tampak hyperpigmentasi areola
mammae
Palpasi : Tidak ada benjolan dan nyeri tekan
Abdomen : Inspeksi: Tidak ada bekas operasi, tampak linea
nigra Palpasi: Tidak ada benjolan dan nyeri tekan
Ekstremitas : Inspeksi: Tidak ada varises
Palpasi: Tidak ada oedema
Perkusi; Reflex patella kiri dan kanan (+)
Anogenitalia : Tidak dilakukan pemeriksaan

5. Pemeriksaan Penunjang

7
Hb : 9,2
GDS : 115
Colesterol Total : 189
Asam Urat : 4.3

A. Analisis Data
Ny. S, 44 Tahun Perimenopouse dengan menstruasi tidak teratur

B. Penatalaksanaan
1. Melakukan pengkajian dan pemeriksaan dengan menggunakan APD level 1,
yaitu dengan memakai masker.
Hasil: Masker telah dipakai
2. Melakukan informed consent untuk melakukan pemeriksan dan edukasi. Hasil:
Ibu setuju dan bersedia untuk dilakukan pemeriksaan dan konseling terhadap
anaknya.
3. Mengkaji pengetahuan ibu tentang perimenopouse dengan bertanya apa yang ibu
ketahui tentang perimenopouse. Hasil: ibu belum memahami tentang
perimenopouse
4. Menjelaskan kepada ibu tentang keluhannya, yaitu menstruasi tidak teratur
merupakan salah satu gejala tanda-tanda premenopouse. Hal ini merupakan hal
yang wajar terjadi pada masa perimenopouse. Hasil: ibu mengerti
5. Menjelaskan kepada ibu tentang perimenopouse, yaitu perimenopouse adalah
sebuah masa transisi dari siklus menstruasi normal menuju menopause atau
periode mendekati menopause.
6. Menjelaskan kepada ibu tentang tanda dan gejala perimenopouse, yaitu:
a. Menstruasi tidak teratur
b. Hot flashses (perasaan panas dari dada hingga wajah) dan sulit tidur
c. Suasana hati yang tidak menentu
d. Gairah seksual menurun dan kering pada vagina
e. Kesuburan menurun
f. Berkeringat di malam hari
g. Penurunan daya ingat dan mudah tersinggung
h.  Depresi (rasa cemas)
i. Mudah lelah
j. Penurunan libido
k. Dyspareunia (rasa sakit ketika berhubungan seksual)
Hasil: ibu mengerti
7. Menjelaskan kepada ibu tentang penyebab tanda gejalaa atau perubahan
yang dialaminya saat ini yaitu karema penurunan hormone esterogen dan
progesterone. Hasil: Ibu mengerti

8
8. Menganjurkan ibu untuk melakukan olahraga rutin (senam aeorobic),
karena sangat bermanfaat untuk kebugaran dapat mengurangi efek dari
premenopouse sehingga ibu lebig sehat dan bugar. Hasil: ibu bersedia
mengikuti senam aeorobik secara rutin
9. Menjelaskan kepda ibu tentang kebuguran tubuh yaitu, kebugaran tubuh
berpengaruh terhadap gejala menopause. Memberikan konseling tentang
menjaga kebugaran tubuh yaitu dengan cara:
a. Bersepeda
b. Renang
c. Jogging
d. Senam aerobic
dengan lama olahraga minimal 25 menit kekerapan frekuensinya minimal
3 kali dalam 1 minggu. Hasil: ibu bersedia melakukan olahraga seperti
yang diedukasi. Ibu mengatakan bisa melakukan jogging dengan rutin.
10. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan olahan kedelai seperti
tahu, tempe dan susu kedelai. Hasil: ibu mengerti dan bersedia
mengkonsumsi olahan kedelai
11. Menganjurkan pasien untuk kontrol Kembali apabila ada keluhan. Hasil:
ibu bersedia melakukan kunjungan ulang apabila ada keluhan

Depok, Oktober 2022


Pengkaji,

( Evie Pratiwi)

III. PEMBAHASAN

9
Berdasarkan tinjauan kasus dan jurnal didapatkan hasil sebagai berikut:

1. Jurnal 1 “Konseling Dalam Upaya Menurunkan Kecemasan Wanita


Perimenopouse”

Perimenopause merupakan masa peralihan antara pramenopause dan


pascamenopause terjadi sekitar 2 tahun sebelum dan sesudah menopause yang
dialami wanita umur 50-an. Pada masa ini wanita telah merasakan adanya tanda
dan gejala keluhan klimakterik yang timbul seperti hot flushes, kekeringan pada
vagina, depresi, dan perubahan lainnya (Walutyo and Putra, 2010). Sejumlah
gejala fisik dan psikologis dapat ditemukan oleh karena perubahan hormonal
yang terjadi saat menopause. Gejala-gejala tersebut dapat menimbulkan
gangguan terhadap kualitas hidup wanita menopause. Hasil penelitian (Wari,
2017) menyatakan adanya perubahan fisik pada masa menopause menyebabkan
kecemasan pada wanita. Apabila hal ini tidak segera ditangani, maka dapat
menyebabkan peningkatan angka morbiditas wanita dan sebagai pencetus
terjadinya depresi ataupun stress (Proverawati, 2010)

Pengetahuan wanita tentang menopause perlu diperhatikan karena akan dapat


menumbuhkan efek positif pada penataan kondisi psikologis. Kesiapan mental
dan pengetahuan yang cukup akan memudahkan seseorang dalam mengontrol
depresi, kecemasan, serta gangguan emosional. Salah satu upaya untuk
meningkatkan pemahaman wanita tentang menopause adalah dengan
memberikan pendidikan kesehatan berupa konseling yang bertujuan memberikan
informasi agar dapat memperoleh pemahaman diri yang lebih baik, mampu
mengontrol diri, dan dapat mengarahkan diri dalam pemecahan masalah dan
memperbaiki tingkah laku di masa yang akan datang. Seorang wanita yang sudah
merasa siap dalam menghadapi gejala pada saat menopause akan membantu
menekan keadaan psikologisnya supaya tidak mengalami kecemasan. Hasil

10
penelitian menunjukkan konseling menopause oleh bidan konselor berpengaruh
terhadap peningkatan pengetahuan tentang menopause (Nurfajriah, 2017).

Hasil analisis berdasarkan tabel 2 menyatakan bahwa terdapat 43 responden


(74,1 %) mengalami ketidakcemasan dan 15 responden (25,9 %) mengalami
kecemasan ringan. Berdasarkan skor kecemasan dapat dinyatakan bahwa telah
terjadi penurunan skor kecemasan pada responden. Hal tersebut berdasarkan
tabel 1 yang menunjukkan bahwa skor kecemasan wanita perimenopause setelah
dilakukan konseling diperoleh median 11,5 dengan skor minimum 8 dan skor
tertinggi 16. Penurunan skor kecemasan ini menunjukkan kesiapan wanita
perimenopause dalam mengatasi gejala menopause. Pada penelitian ini sebagian
besar responden mengalami penurunan skor, hal ini berarti responden telah
memperhatikan dengan baik saat proses konseling.

Diperoleh hasil seluruh responden mengalami penurunan kecemasan. Nilai Z-


score menunjukkan bahwa pemberian konseling dapat menurunkan kecemasan
wanita perimenopause sebesar 6 kali lipat. Hal ini dapat dilihat pada tabel 2.
Hasil konseling berpengaruh terhadap kecemasan wanita perimenopause sejalan
dengan pernyataan Katherine K. Mcknight et al. (2011), yakni bahwa konseling
merupakan salah satu pendekatan integratif yang dapat membantu wanita
menopause memahami perubahan yang terjadi pada dirinya.

Penelitian ini menggunakan studi pre-experimental design, dengan bentuk one


group pretest-posttest. Populasi penelitian adalah wanita usia 45-49 tahun di
wilayah Kelurahan Potrobangsan, Kecamatan Magelang Utara, Kota Magelang.
Berdasarkan data Kependudukan Catatan Sipil tahun 2017 sebanyak 406 jiwa.
Teknik pengambilan sampel secara purposive sample dengan penghitungan besar
sampel berdasarkan rumus Isaac dan Michael diperoleh sampel sejumlah 58
responden.

11
Kecemasan wanita perimenopause secara teori menyatakan lebih kurang 70 %
perempuan pada masa peri dan pasca menopause mengalami keluhan
vasomotoris yaitu rasa panas yang tiba-tiba muncul, depresi, dan keluhan psikis
dan somatis lainnya. Lebih kurang 90 % lainnya mengatakan mudah tersinggung,
merasa takut, gelisah, dan cepat marah (Baziad, 2003). Hal ini sesuai hasil
penelitian yang menunjukkan bahwa perasaan cemas dirasakan oleh beberapa
wanita perimenopause (Wari, 2017). Perubahan pada masa menopause
membutuhkan pemahaman lebih dalam agar perempuan bisa mudah menerima
perubahan masa menopause.

Tingkat kecemasan wanita perimenopause sebelum diberikan konseling


sebagian besar mengalami kecemasan ringan (84,5%) yang disebabkan karena
responden belum mendapatkan pengetahuan yang cukup tentang kecemasan
wanita perimenopause. Setelah diberikan konseling, sebagian besar kecemasan
turun menjadi tidak cemas sebanyak 43 responden (74,1%) karena responden
telah mendapatkan pengetahuan yang cukup melalui konseling. Terdapat
pengaruh konseling dalam menurunkan kecemasan wanita perimenopause.
Konseling dapat menurunkan 6 kali lipat tingkat kecemasan pada wanita
perimenopause.(1)

Pengkaji bersasumsi bahwa dari hasil pengkajian diketahui pengetahuan


pasien tentang masa perimenopouse kurang baik, yaitu pasien merasa cemas dan
khawatir akan keluhan-keluhannya saat ini. Hal ini dikarenakan klien belum
pernah menerima informasi atau konseling tentang masa perimenopouse
sebelumnya. Sehingga pengkaji memberikan konseling kepada klien tentang
masa perimenopouse. Dan setelah diberikan konseling, pasien memiliki
pengetehaun yang benar tentang masa perimenopouse sehingga pasien tidak
mengalami kecemasan akan setiap perubahan-perubahan yang akan dialami
selama perimenopouse menjelang masa menopause. Hal ini sesuai dengan jurnal

12
pertama yaitu terdapat pengaruh konseling dalam menurunkan kecemasan wanita
perimenopause.

2. Jurnal 2 “Pengaruh pemberian olahan kedelai (Glycinemix (L) Merill) dalam


mengurangi gejala menopause pada Wanita klimakterium”.

Klimakterium adalah fase peralihan antara fase reproduksi dan fase


senium. Fase ini bisa disebut juga dengan fase pramenopause, yaitu fase yang
dimulai dari usia 40 tahun, yang ditandai dengan siklus menstruasi yang tidak
teratur, dengan perdarahan menstruasi yang memanjang dan relatif. (Nurlina,
2021)

Kedelai adalah suatu bahan baku olahan pangan yang mempunyai


kandungan protein nabati tinggi. Ada beberapa olahan dari bahan kedelai seperti
tempe, susu kedelai, tahu, dan lain-lain. Didalam kedelai terdapat kandungan gizi
meliputi 20% minyak, 40% protein, 35% karbohidrat larut (sukrosa, stachyose,
rafinosa, dll) dan karbohidrat tidak larut (serat makanan), dan 5% abu. Selain itu
didalam kedelai terdapat vitamin B dan lemak yang mengandung antioksidan
alami tokoferol (α-tocopherol, βtocopherol, γ-tocopherol, dan δtocopherol) dalam
jumlah yang dapat terdeteksi (mg/kg). Didalam kedelai juga terdapat kandungan
mineral yang kaya P, Ca, K, Fe, dan Mg, serta isoflavon yang dapat mencegah
berbagai penyakit (Adie & Krisnawati, 2016).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedelai yang mengandung


isoflavon (fitoestrogen) yang dapat memberikan efek pengobatan simptom
menopause. Pada wanita yang memproduksi sedikit hormon estrogen, dapat
digantikan dengan isoflavon (fitoestrogen) karena didalam isoflavon terdapat
estrogen yang dapat mengurangi hotflush. Isoflavon adalah suatu senyawa
metabolit sekunder yang tidak disintesis oleh mikroorganisme tetapi banyak
disintesis oleh tanaman. Oleh karena itu, kedelai adalah sumber utama senyawa
isoflavon dari alam. Dari berbagai tanaman, tanaman kedelai merupakan tanaman

13
yang banyak mengandung senyawa isoflavon. Pada tanaman ini, yang banyak
mengandung senyawa isoflavon terdapat pada biji. Kandungan dalam biji kedelai
meliputi daidzin, genistin, glysitin. Isoflavon merupakan golongan fitoestrogen
non steroidal, yang dapat mencegah dan melindungi dari beberapa penyakit
degeneratif. Fitoestrogen adalah sekelompok tanaman yang meliputi kacang-
kacangan, biji-bijian, sayuran dan buah-buahan yang mengandung hormon
estrogen atau dapat berinteraksi dengan reseptor estrogen.

Dalam penelitian fitoestrogen ini paling banyak diteliti adalah


kelompok lignan yang meliputi buah-buahan dan sayur-sayuran, kelompok
isoflavon yang meliputi kacang-kacangan dan biji-bijian, dan kelompok
komestan yang meliputi sejenis rumput-rumputan dan biji bunga matahari. Dari
ketiga zat aktif tersebut (lignan, koumestan, isoflavon), isoflavon merupakan
yang paling banyak diteliti dan dimanfaatkan untuk kesehatan tubuh dan
biasanya terdapat dalam hasil olah kacang kedelai/biji-bijian tersebut (Biben,
2012). Mengkonsumsi olahan kedelai secara rutin akan mempengaruhi tubuh
wanita menopause karena terdapat senyawa isoflavon yang mengandung hormon
estrogen sehingga individu tidak lagi mengalami keluhan menopause yang pada
dasarnya disebabkan karena penurunan produksi hormon estrogen dalam tubuh.
Semakin lama jangka waktu mengkonsumsi kedelai, efeknya akan semakin baik.
Selain itu terdapat penelitian menunjukkan bahwa 100 mg isoflavon selama 6
bulan dapat menurunkan hotflashes, keringat malam dan kekeringan vagina.(2)

Dalam hal ini, pengkaji memberikan konseling tentang manfaat


makanan olahan kedelai kepada pasien serta menganjurkan pasien untuk
mengkonsumsi olahan kedelai seperti tahu, tempe dan susu kedelai. Sehingga
dengan rutin mengkonsumsi olahan kedelai tersebut dapat mengurangi gejala
menopause.

14
3. Jurnal 3 “Pengaruh Senam Aerobik Low Impac Terhadap Pengurangan
keluhan Ibu Perimenopouse di Wilayah Puskesmas Merdeka Bogor”

Desain penelitian yang digunakan adalah pre-experimental design,


yaitu one group pretest post-test, yaitu sebuah desain penelitian yang
digunakan dengan cara memberikan tes awal dan tes akhir terhadap kelompok
tunggal Penelitian dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Merdeka. dimulai
pada bulan Juni. Lokasi penelitian ini dipilih karena wilayah tersebut sudah
melaksanakan senam sehat bagi lansia dan pesertanya juga terdapat ibu-ibu
premenopause Subjek penelitian adalah seluruhibu usia premenopause di
wilayah kerja puskesmas Merdeka yang memenuhi kriteria inklusi dan
eksklusi.

Pengambilan sampel dilakukan secara systematic random sampling


Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti sendiri dibantu oleh kader
puskesmas setempat. Data yang dikumpulkan berupa data primer dan
sekunder. Pengumpulan data primer menggunakan instrumen pre-post test
tentang keluhan premenopause , data keluhan premenopause terdiri dari 4
keluhan vasomotorik, 5 keluhan psikis dan 2 keluhan somatik. Selanjutnya
dilakukan pelatihan senam aerobik selama 2 kali pertemuan dalam satu
minggu selama 1,5 bulan ( 6 minggu). Setelah diberikan perlakuan yaitu
senam aerobik , subjek diberikan post-test untuk mengukur kembali keluhan
premenopausenya.

Senam aerobik yang dilakukan dengan benar dapat memberi manfaat


bagi kebugaran jasmani. Kebugaran sering dikaitkan dengan kemampuan
seseorang untuk melakukan pekerjaan sehari-hari tanpa rasa lelah yang berarti
dan masih mempunyai cadangan energi untuk keperluan mendadak.
Kebugaran merupakan pendukung utama penampilan dan prestasi, ditopang
oleh kerjasama system tubuh. Pengaruh seketika disebut respon dan pengaruh

15
jangka panjangn akibat latihan teratur disebut adaptasi. Melakukan senam
aerobik secara rutin banyak memperoleh manfaat antara lain: manfaat fisik
(misalnya semakin lancar peredaran darah), manfaat psikis (contoh terjadinya
penurunan stress), dan manfaat social yang membuat seseorang lebih percaya
diri dan dapat memperluas jaringan komunikasi (Wahyuniati, 2011). Menurut
Sastrawinata dalam Wiknjosastro (2005) gejala-gejala premenopause ada 3
gangguan yaitu keluhan vasomotorik (hotflushes, keringat banyak, sakit
kepala dan berdebar-debar), keluhan psikis (mudah tersinggung, depresi,
kelelahan, semangat berkurang dan susah tidur),keluhan somatik (gangguan
menstruasi dan kekeringan vagina). Hasil penelitian menunjukkan terdapat
penurunan keluhan. Sebelum dilakukan senam aerobik keluhan maksimal
sebanyak 4 dan setelah dilakukan senam aerobik menjadi 2 keluhan. Menurut
Dahlan tahun 2012, nilai pmenunjukkan adanya perbedaan rerata signifikan
apabila nilainya < 0,05. Pada gangguan vasomotorik terdapat perbedaan rerata
yang signifikan (Hasik uji p = 0,00) antara gangguan vasomotorik sebelum
dan sesudah melakukan senam aerobik. Hal ini menunjukkan terdapat
pengaruh senam aerobik low impact terhadap keluhan vasomotorik.(3)

Pengkaji menganjurkan dan memberikan konseling kepada klien


tentang manfaat senam aerobik terhadap pengurangan keluhan pada
premenopouse seperti hasil jurnal 3. Pengkaji beramsumsi setelah rutin
melakukan senam aerobic, keluhan dan gejala premenopouse dan menopause
dapat dicegah.

16
IV. PENUTUP

1. Kesimpulan

a. Pengkaji memberikan konseling tentang masa perimenopouse,


sehingga pasien memiliki pengetahuan tentang masa perimenopouse
dan dapat mengurangi kecemasan serta gejala-gejala lain yang timbuk
pada masa perimenopouse. Hal ini sesuai dengan jurnal 1

b. Pengkaji telah memberikan konseling tentang manfaat olahan kedelai


untuk mengerangi gejala menopause dan menganjurkan pasien untuk
mengkonsumsi olahan kedelai secara rutin. Hal ini sesuai dengan
jurnal 2

c. Pengkaji telah memberikan konseling tentang senam aerobic dan


menganjurkan pasien untuk melakukan senam aerobic secara rutin.
Hal ini sesuai dengan jurnal 3.

2. Saran

a. Bagi pasien/klien

1. Diharapkan mencari dukungan dan informasi dari tenaga kesehatan


agar dapat mengenali tanda dan gejala perimenopause, sehingga
ibu dapat mengatasi keluhan perimenopause dan kecemasan yang
dirasakan serta dapat menerima keadaan dirinya dengan
mempersiapkan secara fisik dan psikologis

2. Bagi Bidan/Nakes

Agar memberikan konseling secara menyeluruh kepada wanita


pada masa perimenopouse agar memiliki pengetahuan yang baik
tentang perimenopouse.

17
V. DAFTAR PUSTAKA

1. Rofi’ah S, Pusparani L, Idhayanti RI. Konseling Dalam Upaya Menurunkan


Kecemasan Wanita Perimenopause. J Jendela Inov Drh. 2019;2(1):38–54.

2. Mardiyana M, Arisanti AZ. PENGARUH PEMBERIAN OLAHAN


KEDELAI (Glycinemax (L.) Merill) DALAM MENGURANGI GEJALA
MENOPAUSE PADA WANITA KLIMAKTERIUM. PREPOTIF J Kesehat
Masy. 2022;6(1):991–6.

3. Sasnitiari NN, Mulyati S. Pengaruh Senam Aerobik Low Impact Terhadap


Pengurangan Keluhan Ibu Premenopause dI Wilayah Puskesmas Merdeka
Bogor Tahun 2016. Midwife J. 2018;5(01):62–73.

18
VI. LAMPIRAN

Link Video:

Foto-foto kegiatan:

19

Anda mungkin juga menyukai