SKRIPSI
OLEH:
MEGA AZZAHRA
NIM : 17.01.1.174
OLEH:
MEGA AZZAHRA
NIM : 17.01.1.174
i
PERSETUJUAN PEBIMBING
Skripsi ini telah diperiksa, disetujui dan siap untuk dipertahankan dihadapan
Tim Penguji Skripsi Program Studi Kesehatan Masyarakat Program Sarjana
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehaan Masyarakat (STIkes)
Hangtuah Pekanbaru
Pembimbing I Pembimbing II
i
PERSETUJUAN PEBIMBING
Pekanbaru, ……………2021
Menyetujui
Pembimbing I Pembimbing II
ii
HALAMAN PENGESAHAN
MEGA AZZAHRA
NIM: 17.01.1.174
Ketua Penguji
(Beny Yulianto,SKM.,MKL)
NIDN : 1009078601
Penguji I Penguji II
iii
PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT
(MEGA AZZAHRA)
iv
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
PROGRAM SARJANA
KESEHATAN LINGKUNGAN
SKRIPSI
MEGA AZZAHRA
HIGIENE SANITASI DEPOT AIR MINUM DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS REJOSARI KOTA PEKANBARU TAHUN 2021
xiv + 60 halaman, 6 tabel, 3 gambar, 12 lampiran
ABSTRAK
v
PROGRAM STUDY OF PUBLIC HEALTH
BACHELOR DEGREE
ENVIROMENT HEALTH
UNDERGRADUATE THESIS
MEGA AZZAHRA
Sanitation Hygiene Of Drinking Water Depot In The Work Area Of Rejosari
Puskesmas Kota Pekanbaru Year 2021
ABSTRACT
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Pekanbaru, ………2021
Yang Menyatakan
MEGA AZZAHRA
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjat atas kehadirat Allah SWT atas berkat dan
rahmat-Nya kepada peneliti sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul
“HIGIENE SANITASI DEPOT AIR MINUM DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS REJOSARI KOTA PEKANBARU TAHUN 2021” yang
merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kesehatan
Masyarakat (SKM) pada Program Studi Kesehatan Masyarakat Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Masyarakat (STIKes) Hang Tuah Pekanbaru.
Dalam menyelesaian skripsi ini,peneliti merasakan betapa besarnya
manfaat serta bantuan yang telah diberikan semua pihak, oleh karena itu pada
kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak dr. H. Zainal Abidin, MPH, selaku Ketua Yayasan Hang Tuah
Pekanbaru.
2. Bapak H. Ahmad Hanafi, SKM,M.Kes, selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
kesehatan (STIKes) Hang Tuah Pekanbaru.
3. Bapak Ahmad Satria Efendi, SKM,M.Kes, selaku Ketua Program Studi
Kesehatan Masyarakat STIKes Hang Tuah Pekanbaru.
4. Ibu dr. Aldiga Reinarti Abidin, MKM, selaku Sekretaris Program Studi
Kesehatan Masyarakat STIKes Hang Tuah Pekanbaru.
5. Bapak Beny Yulianto, SKM,M.KL, selaku penanggung jawabpeminatan
kesehatan lingkungan dan selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan,masukan, serta kritik dan saran yang membangun dalam
penyelesaian skripsi ini.
6. Ibu Dra. Denai Wahyuni, SKM,M.Si selaku dosen pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan, masukan sertakritik dan saran yang membangun
dalam penyelesaianskripsi ini.
7. Ibu Novita Lusiana, SKM, M.Kes selaku Penguji I yang telah banyak
memberikan dukungan dan pengarahan yang sangat bermanfaat dalam
penyelesaian skripsi ini.
viii
8. Ibu Nurvi Susanti, SKM, M.Kes selaku Penguji II yang telah banyak
memberikan dukungan dan pengarahan yang sangat bermanfaat dalam
penyelesaian skripsi ini.
9. Seluruh Dosen dan staff Program Studi Kesehatan Masyarakat STIKes
HangTuah Pekanbaru yang memberikan ilmu dan pengetahuan selama di
bangku perkuliahan.
10. Ibu Herlina, SKM selaku Kepala Tata Usaha Puskesmas Rejosari dan Ibu
Fatma Widiaselaku tenaga kesehatan Puskesmas Rejosari di bidang kesehatan
lingkungan yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian.
11. Ayah, ibu, kakak, abang dan keluarga besar yang telah memberikan dorongan
dan dukungan semangat serta doa kepada penelitian yang tiada henti dalam
meraih cita-citanya.
12. Okta, Liza, Lili, Cucu, Reka, Rosi, Afifah yang selalu mendoakan,
mendukung, memotivasi dan memberikan semangat dalam penyelesaian
skripsi ini.
13. Teman-teman seperjuangan mahasiswa Peminatan Kesehatan Lingkungan
Program Studi Kesehatan Masyarakat angkatan 2017 yang telah mendukung
dan memberikan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini.
Peneliti menyadari dalam skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan
baik itu pada subtansi maupun pada redaksinya. Untuk itu kritik dan saran yang
membangun sangat peneliti harapkan untuk perbaikan perbaikan skripsi ini.
Akhirnya peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk
perkembangan peneliti selanjutnya dengan pembahasan yang sama.
Peneliti
ix
DAFTAR ISI
Halaman
PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. ii
PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT ....................................................... iii
ABSTRAK ............................................................................................... iv
ABSTRACT .............................................................................................. v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................. vi
KATA PENGANTAR ............................................................................. vii
DAFTAR ISI ........................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xiii
DAFTAR ISTILAH/SINGKATAN ......................................................... xiv
x
BAB IV HASIL ...................................................................................... 35
A. Gambaran Umum LokasiPenelitian ...................................... 35
B. Hasil .................................................................................... 39
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Penelitian Sejenis ............................................................... 31
Tabel 2 Subjek Penelitian ............................................................... 32
Tabel 3 Definisi Istilah ................................................................... 33
Tabel 4 Data Rincian Kelurahan ..................................................... 37
Tabel 5 Karakteristik Informan ....................................................... 40
Tabel 6 Kondisi 3 Depot Air Minum di Wilayah Kerja Puskesmas
Rejosari Kota Pekanbaru Tahun 2021 ................................ 41
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Landasan Teori ............................................................... 28
Gambar 2 Kerangka Berfikir .......................................................... 29
Gambar 3 Peta Wilayah Kerja Puskesmas Rejosari ......................... 36
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
DAFTAR ISTILAH/SINGKATAN
xv
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Higiene adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan
melindungi kebersihan subjeknya seperti mencuci tangan dengan air bersih
dan sabun untuk melindungi kebersihan tangan, mencuci piring. Sanitasi
adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan
lingkungan dari subjeknya. Misalnya menyediakan air bersih untuk keperluan
mencuci tangan, menyediakan tempat sampah untuk mewadahi sampah agar
sampah tidak dibuang sembarangan (Depkes RI, 2007).
Air merupakan salah satu kebutuhan hidup dan memiliki peranan
penting bagi semua makhluk hidup. Tanpa air berbagai proses kehidupan
tidak dapat berlangsung. Air dalam kehidupan digunakan untuk memenuhi
keperluan makhluk hidup sehari-hari dan sebagai faktor penentu dalam
kesehatan dan kesejahteraan manusia (Arif Sumantri, 2015). Air minum
adalah air hasil proses pengelolaan yang memenuhi syarat kesehatan dan
dapat langsung diminum bagi manusia, air minum adalah kebutuhan utama,
manusia menggunakan air untuk berbagai keperluan, mengingat bahwa
berbagai penyakit dapat dibawa oleh air kepada manusia pada saat manusia
memanfaatkannya, maka tujuan utama penyediaan air minum/bersih bagi
masyarakat adalah mencegah penyakit bawaan air (Kemenkes RI, 2010).
Salah satu sumber air minum adalah depot air minum (DAM). Depot
air minum adalah usaha yang melakukan proses pengolahan air baku menjadi
air minum dalam bentuk curah dan menjual langsung kepada konsumen
(Permenkes RI, 2014). Proses pengolahan air pada prinsipnya harus mampu
menghilangkan semua jenis polutan, baik fisik, kimia maupun mikrobiologi.
Depot air minum isi ulang harus menjamin standar baku mutu atau
persyaratan kualitas air minum sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan serta memenuhi persyaratan higiene sanitasi dalam pengelolaan air
1
2
minum (Permenkes RI, 2017). Keberadaan Depot Air Minum lebih disukai
masyarakat, karena harganya relatif lebih murah jika dibandingkan dengan
Air yang disajikan dalam perkemasan (Ummah & Adriyani, 2019).
Higiene Sanitasi Depot Air Minum adalah upaya kesehatan yang
mengurangi atau menghilangkan faktor faktor yang menjadi penyebab
terjadinya pencemaran terhadap air minum, penjamah, dan peralatan yang
digunakan yang mungkin dapat menimbulkan permasalahan kesehatan.
Berdasarkan Kemenkes RI karakteristik air terdiri dari kimia, fisik dan
mikrobiologi dan penentuan kualitas air berdasarkan keperluannya. Air baku
minum memberikan peranan yang penting untuk kebersihan dan kualitas air
minum itu sendiri. Sebelum digunakan harus dilakukan uji yang sesuai
dengan persyaratan air minum yang sehat dan bersih yang telah
direkomendasikain oleh permerintah (Kemenkes RI,2014).
Di Indonesia umumnya sumber air minum berasal dari permukaan, air
tanah, dan air hujan. Termasuk air permukaan adalah air sungai dan air
danau, sedangkan air tanah dapat berupa air sumur dangkal, air sumur dalam
maupun mata air. Perbedaan sumber air minum akan menyebabkan
perbedaan komposisi air yang dihasilkan sebagai contoh air tanah dapat
melarutkan mineral-mineral bahan induk dari tanah yang dilewatinya. Dan
disampingnya air tanah terjadi penyaringan sebagai besar mikroorganisme
sewaktu air meresap dalam tanah. Sedangkan pada air permukaan tidak
terjadi penyaringan mikroorganisme yang terdapat di dalamnya (Ricki mulia,
2005).
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018,
46,5% rumah tangga di Indonesia mengkonsumsi air sebesar lebih dari 100
liter/orang/hari. Terdapat 53,5% rumah tangga yang belum memperoleh air
bersih secara optimal (Balitbangkes, 2019). Air di Negara Indonesia
digunakan untuk kebutuhan sehari-hari seperti mencuci baju, memasak,
mandi, dan lain-lain kebutuhan higiene sanitasi lainnya (Kemenkes RI,
2017).
3
merupakan salah satu yang efektif untuk mencegah terjadinya diare akibat
tangan yang terkintaminnasi ( Anuradha, 1999).
Berdasarkan dari laporan data Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru
Tahun 2019, jumlah depot air yang berada di Kota Pekanbaru sebanyak 698
depot. Dikecamatan Tenayan Raya terdapat 34 depot air dibawah naungan
Puskesmas Rejosari yang tersebar di 5 kelurahan sehingga menjadi salah satu
alternative air minum bagi masyarakat untuk dikomsumsi sehari hari. Data
Puskesmas Rejosari menujukan bahwa penyakit diare menjadi salah satu
penyakit yang selalu menepati 10 penyakit tertinggi yaitu pada tahun 2019
dengan jumlah kasus 469 kasus. Hal ini dapat terjadi karena higiene sanitasi
DAMIU yang tidak sesuai dengan ketentuan atau peraturan yang berlaku
dapat mengakibatkan kualitas air yang dihasilkann tidak memenuhi standar
kualitas air minum sehingga dapat menimbulkan gangguan kesehatan.
Berdasarkan survei awal yang dilakukan peneliti di 3 tempat depot air
minum di wilayah kerja di Puskesmas Rejosari Kota Pekanbaru, Depot air
minum banyak tidak memenuhi syarat higene sanitasi, dan terlihat dari
karyawannya tidak higiene dalam melakukan perkerjaan seperti tidak
menggunakan masker, tidak menggunakan pakaian kerja dan penutup kepala
dan sepatu yang sesuai, dan tidak mencuci tangan sebelum melakukan
pengisisan air galon, terlihat dari kuku karyawan sebagian kotor dan panjang,
selain itu kondisi tempat depot dekat dengan tumpukan sampah hal tersebut
dapat memicu timbulnya vektor seperti nyamuk, lalat, tikus dan vektor
lainnya yang dapat menyebabkan pencemaran pada produksi air yang belum
memenuhi standar permenkes No. 43 tahun 2014.
Saat ini sebagian besar masyarakat menggunakan air produksi depot
air minum isi ulang untuk dikonsumsi karena tidak perlu dimasak, harganya
murah dan terdapat layanan antar sehingga masyarakat tidak perlu pergi
membeli langsung ke depot meskipun higiene dan sanitasi depot air minum
isi ulang tersebut masih diragukan. Hal ini membuat pemilik depot air harus
mengetahui higiene sanitasi depot air minum dan memperhatikan cara
pengolahan air dari awal sampai akhir sehingga layak untuk di jadikan
5
sumber air minum untuk di komsumsi oleh masyarakat agar tidak merugikan
bagi yang membeli air pada depot tersebut dan tidak dapat menimbulakan
penyakit kepada pembeli. Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis
akan melakukan penelitian dengan judul Higiene Sanitasi Depot Air Minum
Isi Ulang di Wilayah Kerja Puskesmas Rejosari Kota Pekanbaru Tahun 2021.
B. Rumusan Masalah
Depot air minum merupakan sumber air minum bagi masyarakat.
Depot air minum yang memenuhi syarat harus memiliki komponen tempat,
peralatan produksi, sumber air, dan penjamah yang memenuhi syarat. Maka
dari itu peneliti tertarik meneliti mengenai higiene sanitasi depot air minum
di wilayah kerja Puskesmas Rejosari Kota Pekanbaru .
C. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan permasalahan diatas, maka pertanyaan penelitian adalah:
1. Bagaimana kondisi sanitasi depot pada depot air minum isi ulang di
wilayah kerja Puskesmas Rejosari Kota Pekanbaru Tahun 2021?
2. Bagaimana Sumber air baku yang digunakan pada depot air minum isi
ulang di wilayah kerja Puskesmas Rejosari Kota Pekanbaru Tahun 2021?
3. Bagaimana kondisi alat produksi yang digunakan pada depot air minum
isi ulang di wilayah kerja Puskesmas Rejosari Kota Pekanbaru Tahun
2021?
4. Bagaimana kondisi higiene perorangan (penjamah) yang berkerja di
depot air minum isi ulang di wilayah kerja Puskesmas Rejosari Kota
Pekanbaru Tahun 2021?
D. Tujuan penelitian
1. Tujuan Umum
Menganalisis higiene sanitasi depot air minum isi ulang di
wilayah kerja Puskesmas Rejosari Kota Pekanbaru Tahun 2021.
6
2. Tujuan Khusus
a. Menganalisis kondisi sanitasit depot pada depot air minum isi ulang
di wilayah kerja Puskesmas Rejosari Kota Pekanbaru Tahun 2021
b. Menganalisis Sumber air baku yang digunakan pada depot air minum
isi ulang di wilayah kerja Puskesmas Rejosari Kota Pekanbaru Tahun
2021
c. Menganalisis alat produksi yang digunakan pada depot air minum isi
ulang di wilayah Kerja Puskesmas Rejosari Kota Pekanbaru Tahun
2021
d. Menganalisiskondisi higiene perorangan (penjamah) yang berkerja
pada depot air minum isi ulang di wilayah kerja Puskesmas Rejosari
Kota Pekanbaru Tahun 2021
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Dinas Kesehatan
Hasil penelitian ini dapat dijadikan saran sebagai bahan masukan
serta wawasan yang mendalam terhadap pengawasan dan masalah yang
timbul pada usaha depot air minum isi ulang dan para pelaku terhadap
usaha depot air minum isi ulang serta dapat melakukan tinjauan yang
lebih baik serta pembinaan dan pengawasan terhadap pengusaha depot
air minum isi ulang sehingga pengusaha bisa lebih teliti dan taat pada
peraturan yang telah ditetapkan oleh Undang Undang Republik Indonesia
Nomor 8Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen dan syarat
kesehatan yang di dalam Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia
NO 736/MENKES/PER/VI/2010 tentang tata pelaksanaan pengawasan
kualitas air minum sehingga masyarakat bisa lebih merasa aman dalam
mengkomsumsi depot air minum isi ulang.
2. Bagi Pemilik Depot Air Minum
Sebagai masukan agar pengusaha depot air memperhatikan
menerapkan higiene sanitasi depot air minum isi ulang.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
1. Pengertian Air
Air merupakan salah satu kebutuhan hidup dan memiliki peranan
penting bagi semua makhluk hidup. Tanpa air berbagai proses kehidupan
tidak dapat berlangsung. Air dalam kehidupan digunakan untuk
memenuhi keperluan makhluk hidup sehari-hari dan sebagai faktor
penentu dalam kesehatan dan kesejahteraan manusia (Arif,2015). Air
sangat penting bagi kehidupan manusia dalam tubuh manusia
memerlukan air. Sekitar 55-60 % untuk orang dewasa, untuk anak-anak
sekitar 65% dan untuk bayi sekitar 80%. Kebutuhan air pada manusia
terdiri atas mencuci, mandi, memasak, untuk minum (Kemenkes RI,
2017). Menurut perhitungan WHO di Negara-negara maju sekitar 60-120
liter perhari sedangkan untuk Negara berkembang memerlukan air sekitar
30-60 liter per hari setiap orang memerlukan air (suyono dan budiman,
2010).
Higiene adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan
melindungi kebersihan subjeknya seperti mencuci tangan dengan air
bersih dan sabun untuk melindungi kebersihan tangan, mencuci piring.
Sanitasi adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi
kebersihan lingkungan dari subjeknya. Misalnya menyediakan air bersih
untuk keperluan mencuci tangan, menyediakan tempat sampah untuk
mewadahi sampah agar sampah tidak dibuang sembarangan.
Depot air minum isi ulang (DAMIU) adalah usaha yang
melakukan proses pengolahan air baku menjadi air minum dalam bentuk
curah dan menjual langsung kepada konsumen. Proses pengolahan air
pada prinsipnya harus mampu menghilangkan semua jenis baik fisik,
kimia maupun mikrobiologi (Kemenkes RI, 2014). Depot air minum isi
8
9
ulang harus menjamin standar baku mutu atau persyaratan kualitas air
minum sesuai ketentuan peraturan perundang- undangan serta memenuhi
persyaratan higiene sanitasi dalam pengelolaan air minum (Permenkes
RI, 2014). Depot air minum isi ulang harus menjamin standar baku mutu
atau persyaratan kualitas air minum sesuai ketentuan peraturan
perundang- undangan serta memenuhi persyaratan higiene sanitasi dalam
pengelolaan air minum (Khoeriyah Ari dan Anies, 2015)
Pada zaman pembangunan sekarang ini air juga diperlukan dalam
perindustrian yang berguna untuk berbagai keperluan seperti sebagai
bahan baku pada produksi makanan dan minuman, pembuatan obat-
obatan, pembangkit tenaga listrik, usaha minum isi ulang (depot air), dan
semua mesin yang memerlukan pendinginan. Selain yang diatas air yang
digunakan untuk keperluan yang lain seperti sumber-sumber pembangkit
tenaga, tempat olahraga, dan transportasi (Dewanti & Sulistyorini (2017).
2. Sumber-Sumber Air
Menurut arif sumatri (2015). Air yang dapat dikomsumsi manusia
harus berasal dari sumber yang bersih dan aman, sumber air yang bersih
dan aman antara lain:
1. Bebas terkontaminasi kuman atau bibit penyakit
2. Bebas dari zat kimia yang berbahaya dan beracun
3. Tidak berasa dan tidak berbau
4. Dapat digunakan untuk kebutuhan domestik dan rumah tangga
5. Memenuhi standar WHO atau Departemen Kesehatan RI.
Air di nyatakan tercemar bila mengandung bibit penyakit,
parasite, bahan kimia yang berbahaya dan sampah, atau limbah industri.
Air di permukaan dapat berasal dari berbagai sumber. Sumber air dapat
dibagi menjadi air angkasa(hujan),air permukaan dan air tanah.
a. Air Angkasa (Air Hujan)
Air hujan merupakan sumber air murni yang utama di bumi.
Dimana air hujan merupakan uap air yang akan turun dan melalui
10
b. Syarat kimia
Air minum tidak boleh mengandung racun, zat-zat mineral
atau zat-zat kimia tertentu dalam jumlah melampaui batas yang telah
di tentukan.
Kadar maksimum yang
No Parameter Satuan
diperbolehkan
1 Almunium Mg/1 0,2
2 Besi Mg/1 0,3
3 Kesadahn Mg/1 500
4 Khalloria Mg/1 250
5 Mangan Mg/1 0,4
6 PH Mg/1 6,5 – 8,5
7 Arsen Mg/1 0,01
8 Flpurida Mg/1 0,1
9 Total Kromium Mg/1 0,05
10 Kadmium Mg/1 0,003
11 Nitrit (Sebagai NO2) Mg/1 3
12 Nitrat (Sebagai NO3) Mg/1 50
13 Sianida Mg/1 0,07
14 Selenium Mg/1 0,01
Sumber: kemenkes RI No.492 Tahun 2010
c. Syarat bakteriologi
Air minum tidak boleh mengandung bakteri pathogen, yang
dapat menyebabkan penyakit terutama penyakit saluran pencernaaan
yaitu bakteri coliform standar kandungan bakteri coliform dalam air
minum 0 per 100 ml.
Kadar maksimum yang
No Parameter Satuan
di perbolehkan
Jumlah per 100 ml
1 E.coli 0/100ml
sampel
Total bakteri Jumlah per 100 ml
2 0/100ml
coliform sampel
Sumber:kemenkes RI No.492 Tahun 2010
13
c. Virus
Penyebab penyakit hepatitis infektiosa. Penularan melalui air,
susu, makanan (termasuk kerang dan kepiting). Adanya non
phatogenic organisme.
Beberapa non-phatogen organisme yang hidup dalam air akan
menimbulkan gangguan dan kerugian bagi manusia, diantaranya
adalah:
1) Actinomycetes, terdapat di dalam air yang kotor, dan dalam sistem
distribusi air. Menyebabkan timbulnya rasa dan bau yang tidak
diharapkan. Merupakan problem setempat, dan sporanya dapat
menembus saringan air.
2) Algae, terdapat di dalam genangan air kotor. Menyebabkan
timbulnya rasa bau yang tidak diharapkan. Adanya algae
dipengaruhi oleh musim, dalam jumlah yang berkelebihan dapat
menghambat pekerjaan filter pada sistem penyaringan air.
3) Escherichia coli, terutama terdapat di air permukaan, dan air yang
sudah tercemar oleh kotoran manusia. Bakteri e.coli ini dalam
sistem air minum digunakan sebagai indikator (petunjuk) untuk
mengetahui apakah air telah tercemar oleh tinja manusia atau
kotoran hewan.
4) Fecal streptococci, bakteri ini terdapat dalam air yang tercemar
oleh kotoran manusia dan kotoran hewan.
5) Iron bactenia (bakteri besi), terdapat di dalam air tanah dan air
permukaan yang mengandung besi. Menimbulkan warna yang
berlendir, menyebabkan cloging pada pipa saringan di dalam
sumur. Kadar besi:0,1-0,2 mg/ air dapat merangsang pertumbuhan
bakteri besi.
6) Free living rooms (cacing yang hidup bebas), kira-kira ada 7
spesies dari cacing nematoda ini ditemukan di dalam air yang
telah diolah. Akibat yang ditimbulkan oleh cacing ini ialah:
adanya bau dan pandangan yang menjijikkan, sehingga air
16
g) Pencahayaan
1) Pencahayaan cukup terang untuk bekerja, tidak menyilaukan dan
tesebar secara merata
2) Ruangan pengolahan dan penyimpanan mendapat penyinaran
cahaya dengan minimal 10 foot candle.
h) Ventilasi
Ventilasi harus dapat memberikan ruang pertukaran/ peredaran udara
dengan baik.
i) Kelembapan
Udara dapat mendukung kenyamanan dalam melakukan pekerjaan/
aktivitas.
3. Memiliki Akses Fasilitas Sanitasi Dasar
Depot air minum sedikitnya harus memiliki akses terhadap
fasilitas sanitasi sebagai berikut:
a) Tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan air mengalir dan sabun.
b) Fasilitas sanitasi (jamban dan peturasan).
c) Tempat sampah yang tertutup.
d) Memiliki Saluran pembuangan air limbah yang alirannya lancar dan
tertutup.
4. Sarana Pengolahan Air Minum
a) Alat dan perlengkapan yang dipergunakan untuk pengolahan air
minum harus menggunakan peralatan yang sesuai dengan persyaratan
kesehatan (food grade), antara lain:
1) Pipa pengisian air baku
2) Tandon air baku
3) Pompa penghisap dan penyedot
4) Filter
5) Mikro Filter
6) Wadah/galon air baku atau air minum
7) Kran pengisian air minum
8) Kran pencucian/ pembilasan wadah/galon
19
c) Wadah/ botol gałon yang telah diisi air harus langsung diberikan
kepada konsumen dan tidak boleh disimpan pada DAM lebih dari
1x24 jam untuk menghindari kemungkinan tercemar.
8. Penjamah Depot Air Minum (DAM)
a) Penjamah DAM sehat dan bebas dari penyakit menular seperti
penyakit bawaan air seperti diare dan lain-lain.
b) Penjamah DAM tidak menjadi pembawa kuman penyakit yaitu carier
terhadap penyakit air seperti hepatitis dan dibuktikan dengan
pemeriksaan rectal swab.
c) Penjamah DAM bersikap higiene santasi dalam melayani konsumen
seperti tidak merokok dan menggaruk bagian tubuh.
d) Menggunakan Pakaian kerja yang bersih dan rapi untuk mencegah
pencemaran dan estetika.
e) Melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala minimal 2 (dua)
kali dalam setahun sebagai screening dan penyakit bawaan air.
f) Operator/ penanggung jawab/pemilik harus memiliki surat kelerangan
telah mengikuti kursus higiene sanitasi depot air minum sebagai
syarat permohonan mengajukan sertifikat laik sehat Depot Air Minum
9. Pekarangan
a) Permukaan rapat air dan cukup miring sehingga tidak terjadi
genangan.
b) Seíalu dijaga kebersihannya setiap saat.
c) Bebas dari kegiatan lain atau bebas dari pencemaran lainnya.
10. Pemeliharaan
a) Pemilik/penanggung jawab dan operator wajib memelihara sarana
yang menjadi tanggung jawabnya.
b) Melakukan sistem pencatatan dan pemantauan secara ketat, meliputi:
1) Tugas dan kewajiban karyawan.
2) Hasil pengujian laboratorium baik intern atau ekstem.
3) Data alamat pelanggan (untuk tujuan memudahkan investigasi dan
pembuktian).
21
urutan proses produksi air minum di depot air minum isi ulang adalah
sebagai berikut:
a. Penampungan air baku dan syarat bak penampung
Air baku yang diambil dari sumbernya diangkut dengan
menggunakan tangki dan selanjutnya ditampung dalam bak atau
tangki penampung (reservoir). Bak penampung harus dibuat dari
bahan tara pangan (food grade), harus bebas dan bahan-bahan yang
dapat mencemari air. Tangki pengangkutan mempunyai persyaratan
yang terdiri atas:
1) Khusus digunakan untuk air minum
2) Mudah dibersihkan serta di desinfektan dan diberi pengaman
3) Harus mempunyai manhole
4) Pengisian dan pengeluaran air harus melalui kran
5) Selang dan pormpa yang dipakai untuk bongkar muat air baku
harus diberi penutup yang baik, disimpan dengan aman dan
dilindungi dari kemungkinan kontaminasi.
Tangki, galang, pompa dan sambungan harus terbuat dari bahan
tara pangan (food grade), tahan korosi dan bahan kimia yang dapat
mencemari air. Tangki pengangkutan harus dibersihkan, disanitasi dan
desinfeksi bagian luar dan dalam minimal 3 (tiga) bulan sekali. Air
baku harus diambil sampelnya, yang jumlahnya cukup mewakili untuk
diperiksa terhadap standar mutu yang telah ditetapkan oleh Menteri
Kesehatan (Suprihatin B & Adriyani R, 2008).
a. Penyaringan bertahap terdiri dari:
1) Saringan berasal dari pasir atau saringan lain yang efektif
dengan fungsi yang sama. Fungsi saringan pasir adalah
menyaring partikel- partikel yang kasar. Bahan yang dipakai
adalah butir-butir silica (SIO2) minimal 80%.
2) Saringan karbon aktif yang berasal dari batu bara atau batok
kelapa berfungsi sebagai penyerap bau, rasa, wama, sisa khlor
25
D. Landasan Teori
Kerangka teori atau landasan teori merupakan rangkuman dari teori-teori
yang ada sehingga membentuk suatu kesatuan yang memiliki makna dan
saling berhubungan. Berdasarkan teori yang telah diuraikan,maka dapat
disusun kerangka sebagai berikut:
Tempat yang
berkaitan dengan
1. Tempat depot air
lokasi, dinding,
lantai, ventilasi
E. Kerangka Berfikir
Berdasarkan kerangka teori yang ada,maka dibuat kerangka berpikir
untuk menentukan arah penelitiaan. Adapun kerangka berpikir adalah
sebagai berikut :
Input Proses Output
1. Tempat
2. Peralatan Memenuhi syarat
produksi depot hygiene sanitasi
3. Sumber air Pengelolaan depot air depot air minum isi
baku minum ulang meliputi :
4. Higienie 1. Permenkes RI
karyawan No.43 Tahun
(penjamah) 2014
Gambar 2
Kerangka Berfikir
30
F. Penelitian Sejenis
Tabel 1
Penelitian Sejenis
Keterangan Penelitian sekarang Risti Iriani Saba Wulandari, Suci
(2021) (2019) (2015)
Topik Higiene sanitasi di Hygiene Sanitasi Hygiene dan
penelitian wilayah kerja dan Kandungan Sanitasi serta
Puskesmas Rejosari Bakteri Pada Depot kualitas
Tahun 2021. Air Minum Isi Ulang Bakteriologis
DAMIU di Wilayah DAMIU di sekitar
Kerja Puskesmas Universitas Negeri
Aertembaga Kota Semarang
Bitung
Desain Deskriptif Deskriptif Deskriptif
Sampel 3 Depot Air 9 Depot Air 12 Depot Air
Variabel Tempat, Sanitasi Kondisi Hygiene Kondisi peralatan,
Peralatan Produksi, dan Sanitasi, Kondisi hygiene
Sumber air baku, Kualitas Air Minum penjamah,
higiene dan sanitasi Berdasarkan Keberadaan
penjamah. Kandungan Colifor Coliform dan E-coli
dan E coli serta Peran
Puskesmas.
Lokasi Wilayah Kerja Wilayah Kerja Wilayah
Puskesmas Rejosari Puskesmas Universitas Negeri
Kota Pekanbaru Aertembaga Kota Semarang
Bitung
31
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Jenis Penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan metode
wawancara mendalam dan observasi secara langsung ke lapangan untuk
memperoleh informasi mengenai higiene sanitasi depot air minum isi ulang
di wilayah kerja Puskesmas Rejosari Kota Pekanbaru Tahun 2021.
C. Subjek Penelitian
Pada penelitian ini menggunakan teknik Purposive Sampling, yaitu
teknik yang dilakukan untuk memilih informan yang bersedia dan mampu
memberikan informasi yang berkaitan dengan peneliti. Informan pada
penelitian ini terdiri dari 3 jenis informan, yaitu informan kunci, informan
utama dan informan pendukung.
Tabel 2
Subjek Penelitian
No Informan Keterangan Kode Informan Jumlah
Tenaga Kesehatan
1 Informan Kunci IK 1
Puskesmas
Informan
2 Pemilik depot IU 3
Utama
Informan
3 Penjamah IU 3
Utama
Informan
4 Konsumen IP 3
Pendukung
Total 10
31
32
32
33
E. Instrumen penelitian
Dalam penelitian ini instrument yang digunakan dalam mengumpulkan data
adalah:
1. Pendoman wawancara dalam memuat pertanyaan-pertanyaan sesuai fokus
penelitian dan di bantu dengan alat perekam untuk merekam wawancara
dengan informan dengan menggunakan tiga pola diantaranya:
a. Dalam bentuk percakapan informan yang dilakukan secara spontanitas
santai tanpa pola atau arahan yang ditentukan sebelumnya.
b. Menggunakan lembaran berisi garis besar pokok-pokok, topik atau
masalah yang dijadikan pegangan dalam melakukan wawancara
c. Menggunakan daftar pertanyaan (pedoman) yang lebih rinci tetapi
bersifat terbuka yang telah dipersiapkan (Thohirin, 2012).
2. Informan diantaranya :
a. Pihak Puskesmas
b. Pemilik Depot
c. Penjamah/Karyawan
d. Konsumen/ Masyarakat
3. Lembaran checklist yang digunakan dalam observasi yang memuat
butiran-butiran higiene sanitasi.
4. Alat tulis sebagai alat bantu dalam kegiatan pencatatan observasi maupun
wawancara.
5. Kamera sebagai alat dokumentasi
G. Analisis data
Analisis data dalam penelitian ini adalah data yang di peroleh dari
observasi dan lembar checklist yang di sajikan dala bentuk narasi ,analisis data
dilakukan deskriftif adalah suatu proses metode menganalisa data atau
keterangan yang tidak terwujud angka-angka tetapi terwujud melalui uraian.
Dimana proses analisisa dilakukan secara bertahap yaitu dengan cara
mengumpulkan data yang di peroleh dari berbagai sumber baik observasi
maupun wawancara, setelah itu di interprestasikan data sesuai temuan dengan
membandingkan teori yang ada.
BAB IV
HASIL
Gambar 3
Peta Wilayah Kerja Puskesmas Rejosari
Puskesmas Rejosari terdiri dari 7 kelurahan yaitu:
1. KelurahanRejosari : 556Km2
2. KelurahanBambuKuning : 570Km2
3. KelurahanBencahLesung : 10.101Km2
4. Kelurahan Industri Tenayan : 1.902Km2
5. KelurahanSialangSakti : 9.268Km2
35
36
6. KelurahanTuahNegeri : 2.442Km2
7. KelurahanMelebung : 2.200Km2
Tabel 4
Data Rincian Kelurahan
No Kelurahan Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Kelurahan Rejosari 10.015 9.905 19.920
Kelurahan Bambu
2 9.762 9.407 19.169
Kuning
3 Kelurahan Lesung 10.818 10.167 20.985
Kelurahan Industi
4 11.109 4.813 8.895
Tenayan
Kelurahan Sialang
5 11.109 10.855 21.964
Sakti
6 Kelurahan Tuah Negeri 5176 5174 9842
7 Kelurahan Melebung 624 582 1206
Sumber: Profil Puskesmas Rejosari, 2019
Berdasarkan jumlah penduduk dari BPS Kota Pekanbaru 2019,
jumlah penduduk Wilayah Kerja Puskesmas Rejosari 104.354 jiwa. Jumlah
laki-laki yaitu 53.512 jiwa sedangkan perempuan berjumlah 50.842 jiwa.
Wilayah Kerja Puskesmas Rejosari terdiri dari 67 RW, 363 RT, dan 31.361
KK.
Gambar 4
Depot Air Minum A
Gambar 5
Depot Air Minum B
38
Gambar 6
Depot Air Minum C
Tabel 5
Karakteristik Informan
Kode
Umur Jenis Kelamin Pendidikan Jabatan
informan
41 Tenaga kesehatan
Informan 1 Perempuan S1
Tahun Puskesmas
32
Informan 2 Laki-laki SMA Pemilik Depot
Tahun
35
Informan 3 Laki-laki SMA Pemilik Depot
Tahun
40
Informan 4 Laki-laki SMA Pemilik Depot
Tahun
21
Informan 5 Laki-laki SMP Penjamah
Tahun
20
Informan 6 Laki-laki SMA Penjamah
Tahun
23
Informan 7 Laki-laki SMA Penjamah
Tahun
28
Informan 8 Perempuan SMA Konsumen
Tahun
30
Informan 9 Laki-laki SMA Konsumen
Tahun
32
Informan 10 Perempuan SMA Konsumen
Tahun
4. Hasil Penelitian
a. Hasil Observasi
Observasi dilakukan dengan menggunakan lembaran checklist
diambil dari Permenkes No.43 Tahun 2014 yang memuat beberapa uraian
penilaian tentang lingkungan depot seperti tempat, penjamah, peralatan
dan sumber air baku.
Penilaian dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut : Jika Ya
lebih banyak dibanding Tidak maka dinyatakan memenuhi syarat, jika
Tidak lebih banyak dibanding Ya maka dinyatakan tidak memenuhi
syarat.
Hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti dari tiga depot yang
diteliti dilihat pada tabel dibawah ini :
40
Tabel 6
Kondisi 3 Depot Air Minum di Wilayah Kerja Puskesmas
Rejosari Kota Pekanbaru Tahun 2021
No Kondisi Tempat Keterangan Persentase
1 Memenuhi Syarat 1 33,3 %
4. Tempat
Dari hasil wawancara mendalam yang telah dilakukan,
diperoleh depot sudah memiliki izin, ratarata depot air minum belum
memenuhi syarat higiene sanitasi, kondisi tempat depot air minum
sudah baik dan depot terletak di pinggir jalan raya dan di depan pasar.
43
5. Peralatan
Dari hasil wawancara mendalam yang telah dilakukan,
diperoleh kondisi peralatan masih ada yang tidak bagus dan pernah
terjadi kerusakan peralatan di Depot Air Minum (DAM), filter air
diganti setiap sekali 5 hari -1 bulan. Sebagaimana berdasarkan
wawancara berikut :
Apakah pihak puskesmas pernah memantau sekaligus
mengecek peralatan yang digunakan oleh depot air yang berada di
wilayah kerja Puskesmas Rejosari?
“Pernah.. pernah.. sebagian ada kalau yang baru pasti dalam
kondisi baik, tapi kalau yang lama itu, kebanyakan mereka.. yaa..
mungkin biaya juga ya.. kalau mengganti kan.. karena untuk
mengganti media saja mereka mengeluarkan uang jutaan gitu.. kayak
parsiporsek, ee.. apa namanya itu karbon aktif, itu mahal.. nah jadi..
45
hehee..”(Informan 1)
“Kerusakan ya pernah… ya sebelumnya pernah.. Sumur
dasarnya, dia kan tersumbat karena pasir lalukan dibersihkan
lagi..”(Informan 2)
“Ya pasti.. pastilah.. ya namanya rusak itu, kalau dipakai
pasti rusak.. misalnya alat filternya lah kita ganti.. yaaa.. krannya lah
setahun sekali.. mungkin ada masalah atau mesinnya setiap tahun
sekali.. harus diganti…”(Informan 3)
“Pernah, peralatan tempat pembersihnya, macet
itu..”(Informan 4)
“Kerusakan gak pernah..”(Informan 5)
“Kalau sekarang gak ada, tapi kemarin.. sebulan lalu
kayaknya ya… pernah ada tu rusak filternya..”(Informan 6)
“Kemarin ada tempat pembersihnya rusak karna macet pas
mau mengisi air, tapi sekarang sudah baik semua
peralatannya..”(Informan 7)
“Kalau mau ganti filter air itu.. tunggu waktu sudah kotor
filternya..”(Informan 7)
“Kalau masalah ganti filter, saya kurang tau sih, soalnya
itukan kerjanya orang depot.. (Informan 8)
“Saya ga pernah lihat dang gak tau juga filter itu yang mana..
hehe..”(Informan 9)
“Ehmmm.. ga tau yaa.. karena kesini cuma antar galon habis
tu pulang langsung kerumah..”(Informan 10)
“Sumur Bor”(Informan 6)
“Sumur Bor”(Informan 7)
“Kira-kira udah lama sih.. kalau sumber airnya kebanyakan disini
pakai air bor sih..”(Informan 8)
“Udah setahun dua tahunlah agaknya.. kalau sumber air biasanya
sumur bor lah..”(Informan 9)
“Saya beli air di depot itu.. gak ingat berapa lamanya.. air di
depot kayaknya pakai sumur bor”(Informan 10)
7. Penjamah
Dari hasil wawancara mendalam yang telah dilakukan, diperoleh
penjamah tidak pernah mengikuti pelatihan/seminar tentang higiene
sanitasi depot air minum, penjamah depot air minum A, B dan C tidak
merokok dan tidak mengalami sakit sekitar satu bulan terakhir, sebelum
melakukan aktivitas seperti biasa penjamah mencuci tangan namun
berbeda hal nya dengan pernyataan konsumen mengatakan tidak pernah
melihat penjamah mencuci tangan sebelum melakukan aktivitas mengisi
galon dan konsumen menyatakan sebelum dilakukan pengiisian galon
terlebih dahulu dicuci oleh penjamah. Sebagaimana berdasarkan
wawancara berikut :
Apakah pihak puskesmas pernah melakukan pembinaan
50
“Tak pernah lihat, karena waktu antar galon udah ada aja galon
baru yang udah di isi air.”(Informan 9)
“Ngak pernah, tempat cuci tangan nya juga tak
nampak”(Informan 10)
A. Pembahasan
1. Tempat Depot Air Minum Isi Ulang Di Wilayah Kerja Puskesmas
Rejosari
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan melalui wawancara
mendalam terkait Higiene Sanitasi Depot Air Minum di Wilayah Kerja
Puskesmas Rejosari Kota Pekanbaru. Informan Utama menyatakan bahwa
depot A, Depot B, Depot C sudah memiliki izin. Kondisi tempat depot A
sudah memenuhi syarat higiene karna dalam kondisi bagus, kondisi tempat
depot B sudah memenuhi syarat hygiene dari dinas Kesehatan, kondisi
tempat depot C sudah memenuhi syarat higiene. Pemilik Depot A hanya
pernah melihat kucing, Pemilik depot B melihat banyak hewan vektor
pembawa penyakit di karena berada di dekat pasar seperti tikus dan kecoa
sebagai vektor pembawa penyakit dikarenakan depot terletak didekat
pasar, pemilik depot C Tidak pernah melihat vektor pembawa penyakit.
Sedangkan informan kunci menyatakan rata-rata depot air minum di
wilayah kerja Puskesmas Rejosari belum memenuhi syarat dan sebagaian
tidak memiliki izin. Hasil observasi tempat dari 3 depot air minum di
wilayah kerja Puskesmas Rejosari sebagian sudah cukup memenuhi syarat
seperti lantai, dinding, pencahayaan, ventilasi, dinding dan langit-langit.
Namun, masih ada 2 depot yang tidak memenuhi syarat terutama didalam
ruangan yang memiliki pencahayaan kurang baik sehingga membuat
tempat depot menjadi lembab, tenpat pembuangan sampah yang tidak ada
yang bisa menyebabkan vektor muncul dan saluran pembuangan air
limbah yang terbuka.
Salah satu hal yang dapat mempengaruhi proses pengolahan
bahkan hasil olahan air minum yakni kondisi bangunan. Baik dari aspek
kebersihan, kontruksinya, maupun letaknya terhadap lingkungan sekitar.
Lokasi merupakan tempat usaha yang sangat mempengaruhi keinginan
52
53
kalau misalkan 10 galon yang keluar dalam sehari Filter air tidak diganti.
Hasil observasi peralatan yang digunakan untuk proses pengolahan air di
depot air minum di wilayah kerja Puskesmas Rejosari peralatan tidak
semua memenuhi syarat, hal ini dikarenakan kondisi alat pencuci galon di
depot A sudah tidak berfungsi dengan baik. Begitupun dengan alat pencuci
galon depot B tidak berfungsi dengan baik dikarenakan bulu pencuci galon
sudah rontok.
Pengolahan air minum pada DAM sangatlah mengandalkan mesin
dan peralatan yang digunakan. Karena satu aspek yang dapat
mempengaruhi kualitas air minum yang dihasilkan dari DAM, yakni mesin
dan peralatan yang digunakan, sehingga dapat menghasilkan air minum
dengan kualitas yang baik dan aman untuk dikonsumsi (Faisal, 2012).
Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Faisal (2012)
diperoleh bahwa aspek yang diamati dari kondisi mesin dan peralatan
tersebut diantaranya, keberadaan kotoran. Kotoran yang berupa debu
kebanyakan pada sisi alat penyaring, bak penampung, dan alat pembersih
botol galon.
Menurut analisis peneliti, perlu menjaga kebersihan peralatan depot
air minum dan menjaga peralatan dengan baik agar tidak rusak, apabila
ada peralatan yang kotor atau rusak bisa terkontaminasi bakteri air minum.
Pada dasarnya peralatan sangat berperan penting dalam mengolah air baku
menjadi air minum, apabila kondisi peralatan dalam keadaan baik maka
diharapkan kualitas air minum yang dihasilkan juga akan baik.
septic tank depot B antara 7 atau 8 meter, Jarak sumber air dengan septic
tank depot C kira kira 30 meter, Depot A dan penjamah depot A
melakukan pengecekan air tiap dua bulan sekali, Depot B, Depot C, dan
penjamah depot B melakukan pengecekan air setiap bulan. Depot A
melakukan pengecekan air tiap dua bulan sekali oleh pihak puskesmas,
Depot B, dan Depot C melakukan pengecekan air setiap bulan oleh pihak
puskesmas. Hasil observasi sumber air baku yang digunakan ketiga depot
air minum di wilayah kerja Puskesmas Rejosari menggunakan sumur bor
dengan jarak antara 7-30 meter dari lokasi depot.
Air baku merupakan air yang akan diolah menjadi air minum yang
layak dikonsumsi bahkan dapat memberikan manfaat bagi kesehatan demi
kelangsungan hidup manusia. Jika air baku diolah dengan baik maka dapat
menghasilkan air minum yang benar-benar terjamin dan aman bagi
konsumen (Faisal, 2012).
Air baku yang digunakan untuk diolah menjadi air minum haruslah
memenuhi standar mutu yang ditetapkan dalam peraturan Menteri
Kesehatan. Air baku yang digunakan tersebut harus jelas sumbernya dan
untuk lebih amannya, maka sumber air baku tersebut harus pula diawasi.
Dalam hal ini harus dilakukan pengawasan secara periodik dan
berkelanjutan terhadap mutu air baku tersebut dengan pemeriksaan
laboratorium baik dari aspek fisik, bakteriologis, maupun kimia. Sehingga
air baku tersebut memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan (Faisal,
2012).
Sumber air baku merupakan salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi hasil olahan menjadi air minum yang terjamin. Karena
tidak menutup kemungkinan air minum dengan kualitas yang tidak
memenuhi syarat disebabkan oleh air baku yang tidak layak untuk diolah,
sehingga setiap air baku dari berbagai sumber yang ada haruslah diperiksa
terlebih dahulu melalui uji laboratorim (Faisal, 2012).
Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Faisal (2012). Air
sumur bor belum tentu layak secara langsung dijadikan sebagai air baku
56
untuk diolah menjadi air minum pada DAM, melihat kualitas air sumur
bor dipengaruhi oleh berbagai macam faktor diantaranya, kedalaman,
lokasi, jenis tanah, jangkauan sumber pencemar, rembesan air limbah,
serta jarak TPA.
Menurut analisis peneliti sumber air baku yang digunakan adalah
air yang diambil dari sumber yang terjamin kualitas nya, dan beberapa hal
yang harus dilakukan pemilik depot untuk menjamin kualitas sumber air
baku yaitu harus terlindungi dari cemeran kimia dan mikrobiologi yang
bersifat merusak/menganggu kesehatan serta air baku diperika secara
berkala terhadap pemeriksaan bau, rasa, warna, fisika, kimia dan
mikrobiologi. Pemilik depot bisa melakukan pengecekan kualitas air 1 kali
dalam sebulan.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang peneliti uraikan
tentang Higiene Sanitasi Depot Air Minum di Wilayah Kerja Puskesmas
Rejosari Kota Pekanbaru Tahun 2021 sebagai berikut:
1. Kondisi sanitasi depot pada depot air minum di wilayah kerja Puskesmas
Rejosari Kota Pekanbaru belum memenuhi syarat, dikarenakan depot
terletak didekat pasar, hal ini bisa saja menyebabkan masuknya Hewan
pembawa penyakit seperti tikus/lalat.
2. Sumber air baku yang digunakan pada depot air minum di wilayah kerja
Puskesmas Rejosari Kota Pekanbaru belum memenuhi syarat, air yang
digunakan adalah sumur bor, sumur bor belum tentu layak secara langsung
dijadikan sebagai air baku untuk diolah menjadi air minum pada DAM,
melihat kualitas air sumur bor dipengaruhi oleh berbagai macam faktor
diantaranya, kedalaman, lokasi, jenis tanah, jangkauan sumber pencemar,
rembesan air limbah, serta jarak TPA.
3. Kondisi alat produksi yang digunakan pada depot air minum di wilayah
kerja Puskesmas Rejosari Kota Pekanbaru belum memenuhi syarat
dikarenakan terdapat kekurangan seperti sikat pembersih air galon sudah
rontok, Depotnya sedikit kurang cerah dikarenakan catnya sudah lama dan
langit-langit depot terdapat bekas rembesan air.
4. Kondisi higiene penjamahyang berkerja di depot air minum di wilayah
kerja Puskesmas Rejosari Kota Pekanbaru belum memenuhi syarat karena,
Karyawan tidak pernah mengikuti pelatihan/seminar terkait higiene
sanitasi depot air minum.
58
59
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang peneliti uraikan
tentang Higiene Sanitasi Depot Air Minum di Wilayah Kerja Puskesmas
Rejosari Kota Pekanbaru Tahun 2021 maka yang disarankan peneliti yaitu:
1. Bagi Pihak Puskesmas Rejosari
Diharapkan kepada pihak puskesmas Rejosari agar dengan rutin
mengecek barang barang yang tidak layak di gunakan lagi, agar kebersihan
air yang akan di konsumsi tetap aman.
2. Bagi Pemilik Depot Air Minum Di Wilayah Kerja Puskesmas Rejosari
Disarankan kepada pemilik depot agar selalu menjaga kebersihan,
dikarenakan melihat kondisi depot air minum terletak di dekat pasar,
mengganti peralatan yang sudah rusak, memperbaiki cat tembok dan langit
langit pada depot akibat rembesan air, diharapkan lepada higiene
perorangan (penjamah) tidak pernah mengikuti pelatihan/seminar terkait
higiene sanitasi depot air minum, agar menambah pengetahuan untuk
menjaga keamanan air yang akan dikonsumsi.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan peneliti lainnya untuk dapat menggali lebih dalam
terkait Higiene Sanitasi Depot Air Minum dan dapat menambah variabel
input dan proses.
DAFTAR PUSTAKA
Kepada
Yth. Saudara/i
diTempat.
Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama :MegaAzzahra
NIM : 17.01.1.174
Beberapainformasiperlusayasampaikanantaralain:
1. Tujuan penelitian yaitu untuk menganalisis higiene sanitasi depotair minum
di wilayah kerja Puskesmas Rejosari Kota Pekanbaru Tahun2021.
2. Penelitian ini di harapkan dapat bermanfaat sebagai informasi dan evaluasi
mengenai higiene sanitasi depot air minum.
3. Dalam penelitian diharapkan dari Saudara/I bersedia di wawancara terkait
pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan oleh peneliti.
4. Informasi yang diberikan akan dijaga kerahasiaannya dan hanya digunakan
untuk kepentingan ilmu pengetahuan. Semua data akan disimpan dengan
baik dan terjaga kerahasiaannya selama 5 tahun dan setelah itu akan
dimusnahkan. Selain itu data Saudara/I akan ditampilkan hanya dalam
bentuk kode responden untuk menyimpan data pada komputer.
5. Apabila Saudara/i membutuhkan informasi pertanyaan dalam penelitian
maka peneliti bersedia memberikan informasi baik lisan maupun tulisan.
6. Apabila selama proses pengisian lembar kuesioner dan observasi Saudara/i
tidak dapat melanjutkan atau berhenti karena alasan kurang sehat, maka
peneliti akan bersedia menerima penolakan tanpa ada sanksi apapun.
7. Keikutsertaan Saudara/i diharapkan berlangsung hingga penelitian ini
berakhir.
8. Keikutsertaan Saudara/i telah membantu pengembangan kesehatan
masyarakat untuk higiene sanitasi depot air minum.
9. Apabila Saudara/i menyetujui mengikuti proses penelitian ini, maka mohon
kesediaan Saudara/i untuk menandatangani lembar persetujuan dan dapat
bekerjasama dalam proses penelitian. Apabila Saudara/i tidak berkenan
untuk menjadi responden dalam penelitian ini, maka Saudara/i dapat
menolak mengikuti proses penelitian ini tanpa ada sanksiapapun.
Demikian permohonan ini, atas perhatian dan kesediaan Saudara/i saya
ucapkan banyak terima kasih.
Peneliti
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI INFORMAN
Apa bila sewaktu-waktu saya tidak bersedia atau ingin mengundurkan diri
menjadi informam dalam penelitian ini, maka tidak ada tuntutan atau sanksi yang
dikenakan kepada saya dikemudian hari.
Demikian pernyataan persetujuan ini saya buat dengan penuh kesadaran tanpa
paksaan dari pihak manapun.
A. Identitas Informan
1. Nama :
2. Umur :
3. Jenis Kelamin :
4. Pendidikan terakhir :
5. Tanggal wawancara :
B. Pertanyaan
1. Informan Kunci (Pihak Puskesmas)
a. Apakah ada kebijakan atau strategi pengawasan depot air minum
yang dilakukan oleh pihak puskesmas?
b. Apakah pihak puskesmas pernah melakukan penyuluhan kepada
masyarakat mengenai hygiene sanitasi depot air minum?
c. Apakah pernah terjadi keluhan pada masyarakat terhadap masalah
kesehatan seperti penyakit Diare yang disebabkan oleh air depot isi
ulang di wilayah kerja Puskesmas Rejosari?
d. Tempat
1) Apakah depot air di wilayah kerja Puskesmas Rejosari telah
memenuhi syarat hygiene sanitasi?
2) Apakah pihak puskesmas pernah melakukan survey lapangan
tentang hygiene sanitasi depot air?
e. Peralatan
1) Apakah pihak puskesmas selalu memantau sekaligus mengecheck
peralatan yang digunakan oleh depot air yang ada di wilayah kerja
Puskesmas Rejosari?
2) Apakah pihak puskesmas pernah menjumpai peralatan di depot
dalam keadaan rusak/tidak baik?
f. Sumber Air
1) Apakah pihak puskesmas langsung yang melakukan
pengecheckan kualitas air pada setiap depot?
2) Apakah pihak puskesmas mengetahui sumber air yang digunakan
oleh pihak depot air?
g. Penjamah
1) Apakah pihak puskesmas pernah melakukan pembinaan
pengawasan kepada penjamah depot air?
2. Informan Utama (Pemilik Depot dan Penjamah)
a. Tempat
1) Apakah depot sudah memiliki izin ?
2) Bagaimana menurut pemilik depot apakah kondisi tempat sudah
memenuhi syarat hygiene sanitasi? Jika sudah seperti apa yang
dikatakan memenuhi syarat?
3) Apakah pernah terlihat hewan seperti tikus dan kecoa sebagai
vektor pembawa penyakit?
b. Peralatan
1) Bagaimana kondisi peralatan depot saat ini, apakah dalam
keadaan baik atau tidak?
2) Apakah peralatan pernah terjadi kerusakan?
3) Kapan dilakukan pergantian filter air dalam perbulan?
c. Sumber Air
1) Sumber air berasal darimana?
2) Jarak sumber air dengan septi tank berapa meter?
3) Apakah air dilakukan pengechekan dalam sebulan sekali?
4) Siapa yang melakukan pengechekan air?
d. Penjamah
1) Sudah berapa lama penjamah depot air bekerja disini?
2) Apakah penjamah pernah melaksanakan pelatihan/seminar
tentang hygiene sanitasi?
3) Apakah penjamah perokok?
4) Apakah penjamah menderita sakit dalam satu bulan terakhir?
5) Sebelum melakukan aktivitas, apakah penjamah mencuci tangan
terlebih dahulu?
3. Informan Pendukung (Konsumen/Masyarakat)
a. Tempat
1) Menurut konsumen, apakah tempat depot ini sudah baik?
2) Apakah kosumen pernah melihat hewan seperti tikus dan kecoa di
sekitar tempat depot air?
b. Peralatan
1) Menurut konsumen, apakah peralatan yang konsumen lihat dalam
keadaan baik dan bersih?
2) Apakah konsumen pernah melihat pemilik/penjamah mengganti
filter air?
c. Sumber Air
1) Berapa lama konsumen menggunakan air depot ini? Apakah
konsumen mengetahui sumber air yang digunakan pada depot?
2) Apakah selama mengkonsumsi air konsumen mengalami
keluhan/gejala sakit perut?
d. Penjamah
1) Apakah konsumen pernah melihat penjamah mencuci tangan
sebelum mengisi air kedalam galon?
2) Apakah galon yang akan diisi air dilakukan pembersihan terlebih
dahulu oleh penjamah?
LEMBARAN CHECKLIST OBSERVASI
HIGIENE SANITASI DEPOT AIR MINUM DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS REJOSARI KOTA PEKANBARU
TAHUN 2021
1. Nama DAM :
2. Nama Pemilik/Pengnggung jawab :
3. Alamat DAM :
4.Tanggal/Bulan/Tahun mulai beroperasi :
5. Lokasi/tempat sumber air baku :
6. Jarak dari sumber air baku : km
7. Luas bangunan : m2
Melakukan
pemeriksaan
kesehatan secara
berkala minimal 1
(satu) kali dalam
setahun
Operator/penanggu
ng jawab/pemilik
memiliki
sertifikat telah
mengikuti kursus
higiene sanitasi
depot air minum
TRANSKIP WAWANCARA DENGAN INFORMAN
HIGIENE SANITASI DEPOT AIR MINUMDI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REJOSARI
KOTA PEKANBARU TAHUN 2021
Informan Kunci (Tenaga Kesehatan Puskesmas) Kesimpulan
No Pertanyaan
Tenaga Kesehatan Puskesmas
Kalau kebijakannya kita... ehemm.. mengikuti aturan pemerintah yaa.. Kemenkes.. Kebijakan mengikuti
kemudian strateginya.. eee.. sebenarnya strategi itu harus ada surat turunan dulu aturan pemerintah
pembinaan dari dinas kesehatan.. nah itu sudah pernah ada.. sudah pernah ada kemenkes, Strateginya
pembinaan dan pengawasan.. nahh.. tapi pada kenyataannya.. eee, sesejalannya waktu harus ada surat turun
dengan perkembangan depot yang ada banyak depot-depot yang tidak mau dibina.. pembinaan dari dinas
nahh.. adapun mereka mau dibina tetapi mereka kekurangan dana, contoh.. kayak kesehatan dan sudah
pengambilan sempel itu kan memerlukan dana ni.. untuk biaya pemeriksaan ke pernah ada pembinaan
laboratorium, nah.. mereka beralasan gak ada buk dana kami.. nah itu kendala juga ya dan pengawasan.tapi
bagi kita petugas. pada kenyataannya
Padahal kalau secara logika mereka menjual air galon itu 100 aja sehari, mereka kan sejalannya waktu
sudah mengambil keuntungan berapa tu satu hari tu.. anggaplah mereka menjualnya dengan perkembangan
Apakah ada kebijakan atau strategi
1. paling tinggi tu 4000 yakan.. nah.. berarti 400.000 sehari. Nah.. mentenance nya depot yang ada banyak
pengawasan depot air minum yang
penggantiaan filter-filternya bayar sewa apa segala macamnya, mungkin mereka berfikir depot-depot yang tidak
dilakukan oleh pihak puskesmas?
itu gak nutup gitu. mau dibina, adapun
Terus masalah perizinan juga, karena perizinan ini kan sampai ke ee.. ke walikota. Nah mereka yang mau
sementara untuk proses ke walikota itu, memang agak ee.. rumit gitu. Jadi pengusaha dibina tetapi mereka
ini.. yaa sudahlah.. nanti kami mengurus perizinan kami nanti gak jualan pula.. Banyak kekurangan dana.
yang belum memiliki perizinan tapi kalau kita petugas, kalau kayak saya.. saya memang
ee.. mengarahkan mereka.. kita wajib mengarahkan adanya izin ya.. wajib gitu.. tapi
kalau mereka tidak mau.. kita ee.. hanya cukup pengambilan sampelnya. Mereka wajib..
sangat sangat wajib memeriksakan kualitas air minumnya sebelum ee.. mereka ee..
berjualan. Dikonsumsi masyarakat.. nah.. itukan sebagai bentuk... bentuk ininya..
maksudnya itu pengusaha juga berjaga-jaga yakan.. gitu.. itu sih..
Apakah pihak puskesmas pernah Sudah.. sudah.. tergantung dari pemiliknya lagi.. pihak puskesmas
melakukan penyuluhan kepada sudah pernah
2.
masyarakat mengenai hygiene sanitasi melakukan
depot air minum? penyuluhan
Kalau keluhan sih kalau penyakit, kalau yang mengadu.. ee.. yang mengadu ke kita Masyarakat tidak
adanya ini sih, jarang yaa.. tapi kalau ee.. masyarakat itu bilang gini.. buk airnya asam, pernah mengeluhkan
Apakah pernah terjadi keluhan pada
misalnya kayak gitu kan, airnya asam gini gini gini... katanya kayak gitu kan.. terus mengenai masalah
masyarakat terhadap masalah
3. kalau kayak gitu ada.. Nah..makanya kita petugas dilapangan itu, harus mengukur kesehatan seperti
kesehatan seperti penyakit Diare yang
parameter lapangan seperti pH, bau, warna nah.. itu wajib kita sebagai petugas itu wajib diare, tetapi pernah
disebabkan oleh air depot isi ulang di
mengukur.. pds.. nah itu parameter lapangan. Paling masalah soal rasa, kalau keluhan mengeluhkan
wilayah kerja Puskesmas Rejosari?
tentang penyakit belum ada. mengenai ke asaman
air.
4. Tempat
Rata-rata tidak memenuhi syarat, cuman dimanapun itu depot tidak memenuhi syarat.. Rata-rata depot air di
Apakah depot air di wilayah kerja nah, kecuali dia AMDK yaa.. Air Minum Dalam Kemasan itu memenuhi syarat itu.. wilayah kerja
a. Puskesmas Rejosari telah memenuhi Puskesmas Rejosari
syarat hygiene sanitasi? tidak memenuhi syarat
hygiene sanitasi
Pernah pihak puskesmas
Apakah pihak puskesmas pernah pernah melakukan
b. melakukan survey lapangan tentang survey lapangan
hygiene sanitasi depot air? tentang hygiene
sanitasi depot air
5. Peralatan
Pernah.. pernah.. sebagian ada kalau yang baru pasti dalam kondisi baik, tapi kalau yang pihak puskesmas
Apakah pihak puskesmas selalu
lama itu, kebanyakan mereka.. yaa.. mungkin biaya juga ya.. kalau mengganti kan.. selalu memantau
memantau sekaligus mengecheck
karena untuk mengganti media saja mereka mengeluarkan uang jutaan gitu.. kayak keadaan depot yang
a. peralatan yang digunakan oleh depot
parsiporsek, ee.. apa namanya itu karbon aktif, itu mahal.. nah jadi.. ee.. kalau untuk lama, kalau depot baru
air yang ada di wilayah kerja
sekedar tampilan kayak apa namanya.. tempat penampungan itu ya.. mereka ala kadarlah pasti dalam kondisi
Puskesmas Rejosari?
tapi dengan catatan pipa potlet untuk mengalirkan air masuk ke galon, saya kan kalau baik.
melakukan pemeriksaan ee.. labor untuk pengambilan sampel itu ya.. saya.. kan ada tu
tisu galon ni, saya congkel-cengkel tu, kadang ada lumutnya, banyak tu yang ada
lumutnya. Jadi.. kalau ada lumutnya, bulan depan saya kesini lagi ya mengecek lagi.
Kalau ada lumutnya tolong ya bang dibersihkan. Nah itu gunanya kita dtg kesana, jadi
kualitas air yg dikonsumsi masyarakat itu betul-betul terjaga gt. Jgn gak dtg sama sekali.
Tidak, tapi ada tu peralatan yang sebagian udah lama, mungkin biaya juga ya.. kalau Pihak puskesmas tidak
Apakah pihak puskesmas pernah mengganti kan.. karena untuk mengganti media saja mereka mengeluarkan uang jutaan pernah menjumpai
b. menjumpai peralatan di depot dalam gitu.. hehee.. peralatan di depot
keadaan rusak/tidak baik? dalam keadaan
rusak/tidak baik
6. Sumber Air Baku
Yaa.. pihak puskesmas melakukan pengechekan langsung kualitas air pada setiap depot pihak puskesmas
Apakah pihak puskesmas langsung air. langsung yang
a. yang melakukan pengecheckan melakukan
kualitas air pada setiap depot? pengecheckan kualitas
air pada setiap depot
Apakah pihak puskesmas mengetahui Sumber air ya dari sumur bor. Rata-rata mereka memakai sumur bor, gak pernah mereka Depot menggunakan
b. sumber air yang digunakan oleh pihak memakai air sungai hehee.. Sumber air dari sumur
depot air? bor
7. Penjamah
Karyawan depot ini kadang suka ganti-ganti, jadi kayak mana mau ngomongnya hehe.. Karyawan depot selalu
cuman setidaknya waktu kita datang itu mereka tau loh ini dari kesehatan gitu kan. Dan berganti, tetapi pihak
kita juga perhatikan gitu tu, kita bisa melihat kebersihan badannya, terus caranya puskesmas sewaktu
berpakaian. datang karyawan
Apakah pihak puskesmas pernah
a. depot tau ini dari
melakukan pembinaan pengawasan
kesehatan. Dan pihak
kepada penjamah depot air?
puseksmas juga
memperhatikan,
kebersihan badannya,
dan cara berpakaian.
TRANSKIP WAWANCARA DENGAN INFORMAN
HIGIENE SANITASI DEPOT AIR MINUMDI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REJOSARI
KOTA PEKANBARU TAHUN 2021
Gambar 1
Bersama Tenaga Kesehatan Puskesmas Bidang Kesehatan Lingkungan
Gambar 2 Gambar 3
Bersama Pemilik Depot Bersama Penjamah depot
Gambar 4 Gambar 5
Kondisi Lantai Dalam Depot B Pencucian Galon di Depot B
Gambar 6 Gambar 7
Tempat Pembuangan Air Depot Peralatan Depot A
Gambar 8
Kondisi Atap Depot A
Gambar 9
Tempat Pencucian Depot A