SKRIPSI
Oleh
SKRIPSI
Oleh
ii
Universitas Sumatera Utara
Pernyataan Keaslian Skripsi
Saya menyatakan dengan ini bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis
Medan Tahun 2020” berserta seluruh isinya adalah benar karya saya sendiri dan
tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara – cara yang tidak sesuai
dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan kecuali yang
secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka. Atas
pernyataan ini, saya siap menanggung risiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada
dalam karya saya ini, atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
iii
Universitas Sumatera Utara
Abstrak
iv
Universitas Sumatera Utara
Abstract
Laundry business is growing rapidly, due to the high mobility of today's society. As
clothes washing activities are increasing, it will produce wastewater containing
detergents which generally consist of chemicals that cannot be broken down by
microorganisms (non-biodegradable). This material will accumulate in the waters,
causing problems with water and soil pollution. The purpose of this study was to
analyze the characteristics of the laundry waste water in Medan Selayang District,
Medan City in 2020. This type of research is descriptive. Data collection on the
characteristics of laundry and laundry wastewater disposal facilities was obtained
by using a questionnaire and testing the COD content of waste water in 32 laundry
in Medan Selayang District in 2020. The results of the study were obtained based
on the characteristics, laundry that has been established for 0 - 3 years is 20
laundry (62.5%), laundry that uses unbranded detergent are 21 laundry (65.6%),
need water supply less than 1000 L are 18 laundry ( 56.3%), the maximum capacity
for laundry is 1 - 75 kg / day, are 5 laundry (46.9%) and all laundry do not have
Wastewater Treament Plant (WWTP). Wastewater disposal facilities used
throughout laundry are disposing of waste directly into Wastewater Disposal
Channels (SPAL) without being treated first. The results of laboratory examination
of COD content of 180.3 mg / L - 283.11 mg / L, with the highest content in laundry
sample 19 and the lowest in laundry sample 25, and it was found that all laundry
(100%) had COD values above the established quality standards. stipulated
Permen LH No. 5 of 2014, namely 180 mg / L. Research suggestions are expected
for laundry entrepreneurs to use environmentally friendly detergents and carry out
processing before disposing of liquid waste to SPAL.
v
Universitas Sumatera Utara
Kata Pengantar
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas berkah dan karunia
Selayang Kota Medan Tahun 2020”. Skripsi ini adalah salah satu syarat yang
dari berbagai pihak baik moril maupun materil. Pada kesempatan ini, penulis
1. Dr. Muryanto Amin, S.Sos., M.Si. selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.
2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si. selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat
3. dr. Devi Nuraini Santi, M.Kes. selaku Plt. Kepala Departemen Kesehatan
selaku Dosen Penguji I yang telah meluangkan waktu dan pikiran dalam
4. Dr. Sri Malem Indirawati, S.K.M., M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah
5. Ir. Evi Naria, M.Kes. selaku Dosen Penguji II yang telah meluangkan waktu
vi
Universitas Sumatera Utara
6. dr. Rahayu Lubis, M.Kes. selaku Dosen Penasehat Akademik yang telah
Masyarakat USU.
7. Para Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat USU atas ilmu yang telah diajarkan
8. Pegawai dan Staff Fakultas Kesehatan Masyarakat USU yang telah membantu
Lingkungan, Kak Dian Afriyanti yang telah banyak membantu dan memberikan
9. Kepala PT. Radar Akurasi Laboratorium serta jajaran Staff yang telah
10. Teristimewa untuk orang tua penulis Ir. Widodo Langgeng Ahmad dan Dra.
Irma Hariani yang telah memberikan kasih sayang yang begitu besar dan
11. Teman – teman terdekat penulis yang telah menyemangati dan mendukung
12. Seluruh pihak yang membantu yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang
vii
Universitas Sumatera Utara
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan. Oleh sebab
itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari seluruh
pihak dalam rnagka penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap skripsi
viii
Universitas Sumatera Utara
Daftar Isi
Halaman
Halaman Persetujuan i
Halaman Penetapan Tim Penguji Skripsi ii
Halaman Pernyataan Keaslian Skripsi iii
Abstrak iv
Abstract v
Kata Pengantar vi
Daftar Isi ix
Daftar Tabel xi
Daftar Gambar xiii
Daftar Lampiran xiv
Daftar Istilah xv
Riwayat Hidup xvi
Pendahuluan 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 5
Tujuan Penelitian 5
Tujuan umum 5
Tujuan khusus 5
Manfaat Penelitian 6
Tinjauan Pustaka 7
Pencemaran Air 7
Limbah 9
Jenis limbah
9
Karakteristik limbah 10
Kualitas limbah 11
Penanganan limbah
13
Laundry 13
Perizinan laundry 14
Tahapan proses usaha laundry 15
Proses kegiatan di laundry 16
Limbah laundry 17
ix
Universitas Sumatera Utara
Karakteristik limbah cair laundry
18
Dampak limbah cair laundry 18
Deterjen 19
Jenis – jenis deterjen 20
Komponen penyusun deterjen 22
Komposisi deterjen
26
Baku Mutu Limbah Cair Laundry
27
COD 28
Landasan Teori 29
Kerangka Konsep 30
Metode Penelitian 31
Jenis Penelitian 31
Lokasi dan Waktu Penelitian 31
Populasi dan Sampel 31
Definisi Operasional 32
Metode Pengumpulan Data 33
Metode Pengukuran 33
Metode Analisis Data 39
Hasil Penelitian 40
Gambaran Umum Lokasi Penelitian 40
Data Hasil Karakteristik Laundry 41
Data Hasil Sarana Pembuangan Air Limbah 46
Hasil Pemeriksaan COD Terhadap Limbah Cair Laundry 47
Pembahasan 49
Gambaran Karakteristik Laundry 49
Gambaran Sarana Pembuangan Air Limbah 58
Kandungan COD pada Limbah Cair Laundry 59
Keterbatasan Penelitian 61
Daftar Pustaka 64
Lampiran 67
x
Universitas Sumatera Utara
xi
Universitas Sumatera Utara
Daftar Tabel
No Judul Halaman
2 Komposisi Deterjen 26
xii
Universitas Sumatera Utara
15 Hasil Pemeriksaan COD terhadap Limbah Cair Laundry yang
Terdapat di Kecamatan Medan Selayang Kota Medan Tahun
2020 47
xiii
Universitas Sumatera Utara
Daftar Gambar
No Judul Halaman
2 Kerangka teori 29
3 Kerangka konsep 30
xiv
Universitas Sumatera Utara
Daftar Lampiran
1 Kuesioner Penelitian 67
3 Output SPSS 71
4 Dokumentasi Penelitian 73
xv
Universitas Sumatera Utara
Daftar Istilah
xvi
Universitas Sumatera Utara
Riwayat Hidup
dilahirkan di Medan pada tanggal 31 Desember 1998. Penulis beragama Islam, anak
pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Ir. Widodo Langgeng dan Dra. Irma
Hariani.
Medan Tahun 2010, dan sekolah menegah atas di SMA N 2 Medan Tahun 2013,
xvii
Universitas Sumatera Utara
Pendahuluan
Latar Belakang
kebutuhan dasar maka bisa dikatakan air merupakan sumber kehidupan bagi
makhluk hidup. Sudah sepatutnya harus dilestarikan keberadaannya dan dijaga baik
tidak mudah menimbukannya penyakit. Volume rata -rata kebutuhan air setiap
individu berkisar antara 150 – 200 liter per hari. Kebutuhan tersebut sangat variatif
dan bergantung pada iklim, standar kehidupan , dan kebiasaan yang ada di
masyarakat. Dalam kehidupan manusia, air dapat digunakan untuk berbagai jenis
dan kebutuhan industry (Chandra, 2014). Salah satu industry yang menggunakan
air sebagai bahan bakunya dan banyak diminati saat ini adalah industry penyediaan
Laundry adalah jenis usaha yang menyediakan jasa pencucian dan setrika
masa kini yang karena kesibukannya tidak sempat untuk mencuci pakaiannya.
dijumpai laundry yang harganya dapat dijangkau oleh semua kalangan. Dianggap
1
Universitas Sumatera Utara
2
praktis dan ekonomis maka dari itu banyak orang yang memanfaatkan laundry.
Karena tingginya minat masyarakat, maka bermunculan jenis usaha ini (Widyarini,
2015).
pada tahun 2016 jumlah konsumen antara 1.078 s/d 2.056 pelanggan, sedangkan di
tahun 2017 meningkat menjadi 2.500 s/d 4.000 pelanggan dan di tahun 2018 dan
awal tahun 2019 pelanggan semakin meningkat menjadi 6.000. Kenaikan pengguna
Laundry Indonesia (ASLI) menyebutkan bahwa bisnis laundry dari tahun ke tahun
mengalami pertumbuhan sebesar 20%, walaupun pada tahun 2017 bisnis laundry
hanya tumbuh 15% saja akan tetapi tidak memberikan dampak negative terhadap
perkembangan bisnis laundry. Tahun 2018 tercatat bahwa jumlah bisnis laundry di
Indonesia telah mencapai 4.000 usaha yang terdiri dari berbagai jenis laundry. Data
ini membuktikan bahwa usaha jasa laundry adalah salah satu bisnis yang diminati
Limbah cair laundry atau pencucian pakaian termasuk zat yang mencemari
lingkungan atau polutan laundry disebabkan oleh kandungan air sisa pencucian
pakaian yang banyak mengandung deterjen dan pelembut pakaian. Bahan kimia
yang dominan digunakan dalam deterjen dan pelembut pakaian adalah ammonium
Alkyl Benzene Sulfonate (ABS). Bahan kimia tersebut adalah bahan yang tidak
Limbah dari laundry umumnya tidak diolah terlebih dahulu yang kemudian
dapat menimbulkan pencemaran baik untuk tanah maupun air. Pencemaran tanah
nutrisi yang digunakan untuk penyerapan tumbuhan dan tercemarnya sumber air
tanah. Sementara pencemaran air dapat mengganggu kehidupan biota air, kualitas
air yang semakin menurun akan menyebabkan kelangkaan air bersih untuk
memenuhi kebutuhan hidup manusia (Hakim, 2016). Limbah cair laundry yang
dibuang tanpa diolah terlebih dahulu juga dapat mengakibatkan perubahan BOD,
COD, serta DO, terdapat juga dampak psikologis akibat dari pencemaran
lingkungan yang tidak kalah berbahaya jika dibandingkan dengan dampak fisik
untuk meneliti kandungan yang terdapat di dalam limbah laundry yang di lakukan
di Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan DIY hasilnya limbah cair yang
dihasilkan dari laundry ditemukan kandungan deterjen 339 mg/L, konsentrasi fosfat
600 mg/L, kadar TSS 455 mg/L, kadar BOD 420 mg/L, dan kadar COD 1350 mg/L
yang berarti semua parameter yang diperiksa tidak memenuhi baku mutu air limbah
kadar COD tertinggi yang didapatkan dari pengukuran air limbah laundry yang
adalah 2418 mg/L, serta kadar COD tertinggi pada badan air atau sungai kecil
penerima aliran laundry yaitu sebesar 1488 mg/L. Kedua hasil pengukuran tersebut
jauh dari angka baku mutu yang ditetapkan yaitu sebesar 180 mg/L. Menurut Mulia
(2005) air limbah yang langsung dibuang dapat menyebabkan kenaikan kadar COD
Kemudian berdasarkan hasil analisis laboratorium dari sampel limbah laundry dan
kelima sampel perairan penerima air limbah semuanya berbau. Sehingga kualitas
perairan penerima tidak memenuhi syarat secara fisika dikarenakan sudah terlarut
bahan kimia atau organik. Bau dari perairan ini adalah salah satu indikator
pencemaran menunjukkan badan perairan ataupun sungai kecil ini sudah tercemar
(Ardiyanto, 2016).
adalah karena tingginya penggunaan jasa laundry dan tidak ada regulasi tentang
pengolahan limbah cair laundry di Kota Medan. Mayoritas usaha laundry tersebut
menggunakan deterjen dan pewangi yang dibuat untuk kalangan sendiri sehingga
tidak mencantumkan bahan aktif dan komposisi yang jelas. Lalu limbah cair yang
dihasilkan oleh usaha laundry biasanya dibuang tanpa diolah terlebih dahulu dan
Perumusan Masalah
penyediaan jasa pencucian pakaian akibat tingginya minat pengguna jasa tersebut
yang menyebabkan semakin banyaknya volume limbah cair yang dibuang yang
2019).
Tujuan Penelitian
berikut :
berdiri, jenis deterjen yang digunakan, kebutuhan air sehari – hari, daya
Manfaat Penelitian
berikut :
Pencemaran Air
keadaan air yang berbahaya atau berpotensi menyebabkan penyakit atau gangguan
bagi kehidupan makhluk hidup. Perubahan langsung dan tidak langsung ini bisa
meruapakan perubahan fisik, kimia, termal atau suhu, biologi, atau radioaktif.
Kualitas air merupakan salah satu faktor yang berpengaruh dalam menentukan
kesejahteraan manusia, kehadiran bahan pencemar di dalam air dalam jumlah diatas
normal dapat disebutkan bahwa air tersebut dinyatakan sebagai air terpolusi.
laut, air juga diperlukan untuk menunjang kegiatan industry dan teknologi. Dalam
Indikator atau tanda bahwa air lingkungan telah tercemar adalah adanya
5. Adanya mikroorganisme.
Berikut ini beberapa jenis pencemar air dan dampaknya, antara lain:
7
Universitas Sumatera Utara
8
1. Sedimen
Sedimen tersusun atas partikel anorganik tanah, antara lain seperti pasir,
debu dan lempung yang terorisi dari permukaan tanah. Sedimen dapat berasal dari
sumber alami seperti pengikisan tepian sungai maupun buatan manusia, seperti
penggundulan hutan. Kerugian akibat sedimentasi ini sangat besar. Waduk yang
dibangun untuk irigasi dan pembangkit listrik tidak dapat beroperasi secara optimal
2. Nutrisi Anorganik
Pencemar berupa nutrisi anorganik adalah fosfat dan nitrat, dimana kedua
nutrisi anorganik ini berupa pupuk, limbah rumah tangga dan limbah peternakan.
Pupuk yang diberikan petani ke lahan pertanian tidak semua diserap oleh tanaman.
Sebagian zat dari pupuk ini terbawa oleh air lalu mencapai sungai. Nitrat juga
terdapat pada limbah rumah tangga dan limbah peternakan. Air yang memiliki
nutrisi anorganik yang tinggi menyebabkan air menjadi keruh dan bau. Hal ini
disebabkan oleh pertumbuhan populasi ganggang yang sangat tinggi akibat dari
nutrisi anorganik.
3. Logam Berat
Logam berat adalah logam yang memiliki berat jenis lebih berat dari 6
(6g/cc), yaitu besi (Fe), tembaga (Cu), timbale (Pb), air raksa atau merkuri (Hg) dan
logam lainnya. Pencemar air berupa logam berat yang utama adalah merkuri dan
timbal. Logam berat tidak dapat mudah diurai oleh bakteri sehingga bertahan lama
Limbah
Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik
disanalah berbagai jenis limbah akan dihasilkan. Ada sampah, ada air kakus (black
water) dan ada air buangan dari berbagai aktivitas domestik lainnya (grey water)
(Wikipedia, 2015).
Jenis limbah. Air limbah yang harus dibuang dari suatu daerah pemukiman
terdiri dari:
1. Limbah rumah tangga yang juga disebut sebagai saniter, yaitu air limbah dari
dengan itu;
2. Air limbah industri yaitu limbah yang kandungan bahan-bahan buangan industri
3. Air resapan / aliran masuk, yaitu air dari luar yang masuk ke dalam sistem
pembuangan dengan berbagai cara, serta air hujan yang tercurah dari sumber-
bagian yaitu:
pencemaran air pada umumnya terdiri dari bahan buangan padat, bahan
2. Limbah padat;
limbah terhadap lingkungan, yang mana beban ini dipengaruhi oleh debit limbah.
Semakin tinggi debit limbah maka semakin tinggi beban terhadap lingkungan.
Dalam menentukan karakteristik limbah, maka ada tiga jenis sifat yang harus
diketahui yaitu:
1. Sifat Biologis
Seperti protein yang merupakan salah satu senyawa kimia organik yang mudah
terurai atau larut dalam air. Bahan yang mudah larut dalam air akan terurai menjadi
enzim dan bakteri tertentu. Bahan-bahan ini dalam limbah akan diubah oleh
2. Sifat Fisik
tersuspensi dan total padatan, alkalinitas, kekeruhan, warna, salinitas, daya hantar
3. Sifat Kimia
Demand (BOD), Chemical Oksigen Demand (COD) dan logam-logam berat yang
terkandung dalam air limbah. BOD adalah kebutuhan oksigen bagi sejumlah bakteri
sebagai tersuspensi dalam air menjadi bahan organik yang lebih sederhana.
limbah yang telah diukur dari kandungan pencemaran dalam limbah. Kandungan
pencemar dalam limbah terdiri dari berbagai parameter. Semakin sedikit parameter
Kualitas limbah dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain volume air
lingkungan dipengaruhi berbagai komponen yang ada dalam lingkungan itu seperti
kualitas air, kepadatan penduduk, flora dan fauna, kesuburan tanah, tumbuh-
sedang).
terhadap lingkungan karena volume limbah kecil dan parameter pencemar yang
terdapat di dalamnya sedikit dengan konsentrasi kecil. Karena itu andai kata masuk
karena kecilnya.
keadaan badan penerima. Semakin lama badan penerima dituangi air limbah,
semakin tinggi pula konsentrasi bahan pencemar di dalamnya. Pada suatu saat
badan penerima tidak mampu lagi memulihkan keadaannya. Zat-zat pencemar yang
masuk sudah terlalu banyak dan mengakibatkan tidak ada lagi kemampuannya
menetralisasinya. Atas dasar ini perlu ditetapkan batas konsentrasi air limbah yang
masuk dalam lingkungan badan penerima. Dengan demikian walau dalam jangka
bahan pencemaran sehingga perubahan kualitas negatif dapat dicegah. Dalam hal
limbah.
menurunkan kadar limbah. Selain itu pada penanganan limbah tersebut juga
diinginkan penghilangan nitrogen dalam bentuk amonia. Hal ini disebabkan karena
amonia dapat menyebabkan keadaan kekurangan oksigen pada air karena pada
konversi ammonia menjadi nitrat membutuhkan 4,5 bagian oksigen untuk setiap
bagian amonia. Bila terjadi perubahan amonia menjadi nitrat maka kadar oksigen
terlarut dalam cairan akan turun yang menyebabkan makhluk biologis, misalnya
Proses penanganan Limbah Cair pada prinsipnya terdiri dari tiga tahap
yaitu:
Laundry
mengalir membawa bahan yang dapat menyebabkan noda dan bau. Usaha ini
menghilangkan kotoran yang terdapat pada pakaian atau kain. Pengertian umum
laundry adalah jasa pencucian pakaian kotor sampai dengan kering dan siap pakai,
dalam arti pakaian yang semula dibawa ke jasa laundry dalam keadaan kotor dan
saat diterima kembali oleh konsumen pemakai jasa laundry pakaian tersebut sudah
siap digunakan kembali (sudah bersih, dalam keadaan rapi dan telah disetrika).
lapangan pekerjaan berupa praktik jasa. Akan tetapi dalam praktiknya jasa yang
ditawarkan kemudian berkembang menjadi jasa cuci basah, cuci kering, cuci
Pertumbuhan laundry ini memiliki sisi positif dan negatif dalam kehidupan
masyarakat. Salah satu sisi positif dari laundry ini adalah kita dapat menghemat
waktu serta biaya untuk mencuci pakaian dan menyetrika. Pertumbuhan industri
laundry ini juga memiliki sisi negatif yang kurang baik, sebab industri-industri ini
badan air tanpa melakukan pengolahan terlebih dahulu. Hal ini dapat mencemari
lingkungan, karena di dalam limbah industri laundry ini terdapat bahan pencemar
Perdagangan (DISPERINDAG).
tetangga sekitar.
7. Peta lokasi pembuangan sumber air dengan skala minimal 1:100 dan peta situasi
skala 1:1000
8. Proposal teknis rencana mengenai volume air yang akan dibuang ke sumber
10. Gambar konstruksi bangunan yang telah disetujui oleh instansi setempat dengan
Namun, karena laundry dianggap usaha mikro dan rumahan, maka yang
Tahapan proses usaha laundry. Dalam usaha laundry terdapat lima tahap
spotting, yaitu proses memilih pakaian yang bernoda atau proses pembersihan noda
awal. Pada proses ini pekerja laundry akan membersihkan noda – noda yang
kelihatan dan kelihatannya tidak dapat dihilangkan hanya dengan mesin cuci saja.
Dalam proses prewasing biasanya bahan kimia yang dibutuhkan adalah General
deterjen dan mesin cuci. Kegiatan ini seperti halnya mencuci pakaian dirumah,
setelah direndam kemudian pakaian akan diperas (spin). Dalam proses washing
bahan kimia yang digunakan adalah deterjen, pelembut, dan lainnya yang
yang memiliki mesin dryer maka akan menggunakan mesin dryer, jika tidak maka
pakaian yang sudah kering menjadi rapid dan tidak kusut akibat proses pencucian.
maupun mesin pressing. Biasanya dibutuhkan pelicin dalam proses ini agar
plastic.
- Pakaian
- Pakaian kotor
kotor - Pre washing - Produk
- Air (pakaian bersih)
- Washing
- Sabun - Limbah
- Drying
(air sisa pencucian pakaian)
- Pressing
- Finishing
berbagai bahan, antara lain surfaktan yang merupakan senyawa Alkyl Bensen
Sulfonat (ABS) yang berfungsi untuk mengangkat kotoran pakaian. Alkyl Bensen
dari pembuatan detergen adalah suatu senyawa surfaktan. Surfaktan atau surface
active agent atau wetting agent merupakan bahan organik yang berperan sebagai
bahan aktif pada detergen, sabun, dan shampoo. Surfaktan dapat menurunkan
pada bahan – bahan yang dicuci terlepas dan mengapung atau terlarut dalam air
(Putra, 2015).
Fosfat ini berasal dari Sodium Tripolyphospate (STPP) yang merupakan salah satu
bahan yang kadarnya besar dalam detergen. Dalam detergen, STPP ini berfungsi
sebagai builder yang merupakan unsur terpenting kedua setelah surfaktan karena
dapat bekerja secara optimal. STPP ini akan terhidrolisa menjadi PO 4 dan P2O7
Keberadaan bahan buangan zat kimia tersebut di dalam air lingkungan jelas
merupakan racun yang mengganggu dan bahkan dapat mematikan hewan air,
tanaman, dan mungkin juga manusia (Wardhana, 2004). Pada dasarnya jasa
menangani limbah cair yang dihasilkan dari proses laundry. Oleh karena itu,
2014).
Tabel 1
limbah tanpa pengolahan yaitu mengganggu ekosistem ikan. Limbah detergen dari
laundry yang tidak memiliki tempat pembuangan limbah yang jelas akan bermuara
melindungi ikan, bakteri dan parasit. Selain itu juga dapat menyebabkan kerusakan
pada insang.
jumlah detergen yang meningkat. Faktanya pengerjaan cucian pada jasa laundry ini
mencapai 75 s/d 80 kg setiap harinya dan limbah laundry yang dihasilkan berkisar
35 s/d 50 liter (Ridho, 2013). Air limbah laundry mengandung deterjen yang
merupakan zat organik sehingga akumulasinya bahan kimia detergen yang tersusun
atas fosfat dari nitrogen dapat menyebabkan alga dan tumbuhan air menjadi lebih
yang dihasilkan dari sabun dan detergen dipermukaan air menjadi penyebab udara
(Zairinayati, 2019).
menimbulkan dampak yang mungkin saja saat ini belum bermunculan, akan tetapi
akan muncul dalan jangka waktu yang panjang dan berdampak serius. Dampak
yang dapat ditimbulkan oleh limbah laundry bagi kesehatan antara lain diare
dikarenakan virus, penyakit kulit seperti gatal – gatal, kudis dan kurap, akibat iritasi
2016).
Deterjen
terakhir karena efisiensinya serta pembersih yang baik terutama di air sadah atau
dibedakan menjadi tiga grup yaitu, surfaktan, bahan pembentuk dan bahan lain-lain
(Fardiaz, 1992).
Jenis-jenis deterjen.
Deterjen batangan. Deterjen ini berbentuk padat dan memiliki tingkat alkali
yang tinggi. Sekarang sudah jarang di pakai untuk mencuci karena membuat kulit
Deterjen bubuk. Salah satu jenis deterjen yang paling umum digunakan,
dapat disimpan dan dikemas kembali dengan mudah, mudah ditakar seberapa yang
ingin digunakan, serta punya konsentrasi paling tinggi diantara jenis deterjen
lainnya. Ada yang berongga sehingga tampak lebih banyak, dan ada yang padat
Deterjen colek. Deterjen cuci pasta yang punya banyak filler serta air.
Deterjen colek memiliki daya cuci yang lebih rendah dari pada daya cuci deterjen
bentuk lainnya.
Deterjen cair. Deterjen jenis ini banyak digunakan untuk laundry. Tidak ada
filler sehingga daya cuci cukup tinggi, kadar air didalamnya nya tinggi sehingga
Deterjen lerak. Detergen lerak tak hanya ramah lingkungan, tapi juga
ampuh membersihkan kotoran dan mengawetkan warna pakaian. Biji lerak itu
mengandung saponin yang menghasilkan busa dan berfungsi sebagai bahan pencuci
dan pembersih. Biji lerak terbungkus kulit cukup keras bulat seperti kelereng. Lerak
yang sudah masak warnanya cokelat kehitaman dan permukaan licin dan mengilat.
Biji lerak juga bisa dimanfaatkan sebagai pembersih berbagai perkakas memasak.
Saat ini, detergen lerak banyak dipakai untuk mencuci kain batik guna menjaga
tumbuhan ini dikenal karena bijinya yang dapat digunakan sebagai deterjen
tradisional dan dianjurkan untuk mencuci batik agar terjaga kualitasnya (Musman,
2011: 154-156).
Deterjen keras. Deterjen ini mengandung zat aktif yang sukar dirusak oleh
terdapat rantai bercabang pada atom karbon, sifatnya tidak dapat terdegradasi yang
mengakibatkan zat tersebut masih aktif dan mencemari lingkungan. Contoh zat ini
yaitu alkil benzenesulfonat (ABS), yang pada umumnya zat ini terkandung dalam
deterjen di pasaran.
karena memiliki rantai karbon yang tidak bercabang. Contohnya yaitu linear alkil
benzene sulphonate (LAS). Jenis deterjen yang menggunakan LAS ini biasanya
dianggap sebagai deterjen yang biodegradable, deterjen jenis ini sudah cukup
tersebar dipasaran.
macam jenis deterjen berdasarkan merek dagang yang beredar dipasaran yaitu:
pasaran dengan merek yang cukup terkenal contohnya yaitu: Rinso, So klin, Jazz,
hadirnya deterjen cair yang fungsinya hampir sama dengan deterjen bubuk hanya
saja berbeda pada bentuknya contohnya yaitu: rinso cair, attack cair, so klin cair.
Deterjen cream.Selain bubuk dan cair ada juga deterjen cream deterjen
cream ini lebih dahulu muncul daripada deterjen cair. Contohnya yaitu: deterjen
mencari deterjen jenis ini karena memang sudah jarang beredar di pasaran kecuali
Deterjen lerak. Deterjen jenis ini dikenal dengan fungsinya yaitu untuk
mencuci batik saja. Padahal deterjen lerak ini cukup efektif untuk mencuci segala
jenis pakaian. Deterjen lerak ini berbentuk cair dengan kemasan botol
(zerowaste.id).
Parasuram, 2002:9). Kandungan dalam deterjen yaitu zat pembangun aktif tinggi,
dan mengangkat kotoran pada kain serta mensuspensikan kotoran yang telah
permukaan air. Surfaktan dalam air akan mengalami ionisasi pada dua ujung gugus
aktifnya dan membentuk komponen bipolar aktif. Surfaktan terdiri dari dua bagian
sifat yang berbeda. Bagian yang satu bersifat hidrofobik dan bagian yang lainnya
bersifat hidrofilik.
Rantai lurus yang dikenal dengan linier alkil benzensulfonat dan rantai bercabang
memiliki rantai atom karbon yang panjang yang merupakan bagian yang
hidrofobik. Oleh karena adanya kedua bagian ini dalam suatu senyawa maka
murah, lebih stabil dalam air, memiliki daya bersih yang baik serta memiliki busa
yang banyak daya bersih kuat, murah, mudah diperoleh masyarakat. Deterjen
anionic merupakan garam Na dan terionisasi untuk menghasilkan Na+ dan ion aktif
permukaan (suface active ion) yang bermuatan negatif. Surfaktan anionic yang
berasal dari sulfat adalah hasil reaksi antara alcohol rantai panjang dengan asam
sulfat yang akan menghasilkan sulfat alcohol yang mempunyai sifat aktif
permukaan (Jurnal Ilmu Kimia dan Terapan Vol. 2 No. 2 2018). Surfaktan dari
kelompok anionic yang paling sering digunakan sebagai bahan pencucian (Jurnal
Media Akuakultur Vol. 1 No. 1 tahun 2006). Surfaktan yang termasuk dalam jenis
etoksisulfat dan alkilsulfat. Alkil benzene sulfonate banyak digantikan dengan alkil
linear benzene sulfonate maupun natrium lauryl sulfat yang dianggap lebih mudah
bakteriostatik. Deterjen ini memiliki lebih banyak busa dan pelembut karena itu
harganya mahal dan tidak digunakan untuk rumah tangga tapi sebagai desinfektan
rumah sakit dan hotel. Deterjen kationik merupakan garam Ammonium Hidroksida
postitif jika terlarut dalam air. Contoh surfaktan kationik yaitu: fatty amina, fatty
amidoamina, fatty amina oksida, tertari amina etoksilat, dimetil alkil amina, dan
surfaktan jenis ini tidak terionisasi dalam air karena gugus hidrofilik mereka adalah
jenis yang tidak dapat dipisahkan, busa yang dihasilkan sedikit tapi dapat bekerja
di air sadah, dapat mencuci dengan baik hampir semua jenis kotoran. Contoh:
dietanolamida, alcohol etoksilat, sukrosa ester, fatty alcohol poliglikol eter, gliserol
kationik, dan anionik di dalam larutan, jadi surfaktan ini mengandung muatan
negatif maupun muatan positif pada bagian aktif pada permukaannya. Surfaktan
jneis ini cukup mahal sehingga terbatas penggunaanya dan aplikasi yang sangat
larutan, bahan campuran ini tidak boleh digunakan terlalu banyak karena dapat
menimbulkan efek samping yaitu panas di tangan. Senyawa builder yang sering
digunakan yaitu: fosfat, natrium sitrat, natrium karbonat, natrium silikat atau zeolit.
Pengisi (filler). Bahan ini berfungsi untuk pengisi bahan campuran utama
atau bahan baku berguna untuk memperbanyak atau memperbesar volume sehingga
kemasannya lebih ekonomis. Bahan pengisi yang dimaksud adalah natrium sulfat
reaksi oksidasi.
dalam mencuci.
sebagai bahan penarik dari sebuah produk deterjen. Bahan ini ditambahkan dalam
jumlah kecil untuk meningkatkan sifat suatu komponen dalam detrjen namun tidak
berhubungan langsung dengan daya cuci deterjen. Bahan ini bertujuan untuk
pencucian, bahan ini sangat ampuh untuk digunakan pada pakaian yang kusam
karena pemakaian terlalu lama, atau karena proses pengeringan saat dijemur bahan
ini berfungi untuk membuat pakaian lebih cemerlang. Bahan ini biasanya
Tabel 2
Komposisi Deterjen
dibutuhkan sekitar 50 ml deterjen dalam satu kali pencucian 10 kg. Dalam satu hari
dibutuhkan dalam satu hari kurang lebih sebanyak 500 – 750 ml (Putri, 2020).
Baku mutu air limbah adalah ukuran batas atau kadar unsur pencemar dan
atau jumlah unsur pencemar yang ditenggang keberadaanya dalam air limbah yang
akan dibuang atau dilepas ke dalam sumber air dari suatu usaha dan atau kegiatan.
Semenatara parameter adalah suatu nilai atau kondisi yang dijadikan sebagai tolak
ukur terhadap nilai atau kondsi yg lainnya. Parameter dianggap sebagai nilai atau
kondsi yang diharapkan. Tabel 3 berisikan daftar parameter baku mutu air limbah
laundry berdasarkan PERMEN LH Nomor 5 tahun 2014 tentang Baku Mutu Air
Limbah.
Tabel 3
Baku Mutu Air Limbah bagi Usaha dan/atau Kegiatan Industry Sabun, Deterjen
dan Produk – Produk Minyak Nabati
adalah jumlah oksigen yang diperlukan seluruh bahan organik atau bahan buangan
yang ada di dalam air agar dapat terurai melalui reaksi kimiawi. Hal ini karena
bahan organik yang ada sengaja diurai secara kimia dengan menggunakan oksidator
kuat kalium bikromat pada kondisi asam dan panas dengan katalisator perak sulfat,
sehingga segala macam bahan organik, baik yang mudah urai maupun yang
kompleks dan sulit urai, akan teroksidasi. Bisa saja nilai BOD sama dengan COD,
tetapi BOD tidak bisa lebih besar dari COD. Jadi COD menggambarkan jumlah
total bahan organik yang ada. Parameter ini biasanya digunakan sebagai baku mutu
limbah industri.
oksigen. Dalam hal ini bahan buangan organik akan dioksidasi oleh Kalium
Bichromat menjadi gas CO2 dan H2O serta sejumlah ion Chrom. Makin banyak
jumlah Kalium Bichromat yang dipakai pada reaksi oksidasi, berarti semakin
banyak oksigen yang diperlukan. Ini menunjukkan bahwa air lingkungan makin
bahan organik, baik yang dapat didekomposisi secara biologis maupun yang tidak
(Atima, 2015).
dalam air menunjukkan adanya bahan pencemar organik dalam jumlah yang
banyak. Sejalan dengan hal ini jumlah mikroorganisme, baik yang merupakan
dapat menimbulkan berbagai macam penyakit bagi manusia. Karena itu, dapat
dikatakan bahwa konsentrasi COD yang tinggi di dalam air dapat menyebabkan
kandungan oksigen terlarut di dalam air menjadi rendah, bahkan habis sama sekali.
Akibatnya oksigen sebagai sumber kehidupan bagi makhluk air (hewan dan
Landasan Teori
LIMBAH
pengolahan limbah untuk menangani limbah cair yang dihasilkan dari proses
Limbah cair laundry yang dibuang tanpa diolah terlebih dahulu juga dapat
mengakibatkan perubahan BOD, COD, serta DO, terdapat juga dampak psikologis
akibat dari pencemaran lingkungan yang tidak kalah berbahaya jika dibandingkan
Kerangka Konsep
Karakteristik Laundry
Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian yang bersifat deskriptif, yaitu untuk
Kecamatan Medan Selayang Kota Medan. Adapun alasan dipilihnya lokasi tersebut
sebagai lokasi penelitian adalah karena tingginya penggunaan jasa laundry dan
tidak ada regulasi tentang pengolahan limbah cair laundry secara khusus di Kota
di Medan.
diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh laundry yang terdapat di
Kecamatan Medan Selayang Kota Medan. Jumlah seluruh laundry adalah sebanyak
32 laundry.
Sampel. Sampel dalam penelitian ini adalah air limbah laundry dan seluruh
pengambilan sampel dilakukan dnegan cara total sampling. Total sampling adalah
teknik pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama dengan populasi, alasan
31
Universitas Sumatera Utara
32
digunakannya metode ini adalah jumlah populasi yang kurang dari 100 dijadikan
sampel penelitian seluruhnya (Sugiono, 2007). Jumlah sampel penelitian ini adalah
sebanyak 32 laundry.
Definisi Operasional
2. Lama berdirinya laundry adalah sejak laundry pertama kali dibuka dan
3. Jenis deterjen yang digunakan adalah jenis yang terbagi atas dua yaitu deterjen
4. Kebutuhan air sehari – hari adalah volume air yang diperlukan laundry untuk
5. Daya tampung maksimal harian laundry adalah jumlah cucian maksimal yang
6. Keberadaan IPAL di laundry adalah ada atau tidaknya Instalasi Pengolahan Air
8. COD pada limbah laundry adalah jumlah oksigen yang diperlukan seluruh
bahan organik atau bahan buangan yang ada di dalam air agar dapat terurai
melalui reaksi kimiawi yang di ukur dari hasil buangan limbah laundry.
dengan acuan SNI 6989.2.2.2009, dan kuesioner tentang karakteristik laundry daan
Metode Pengukuran
yaitu:
berikut:
1. 0 – 3 tahun
2. 4 – 7 tahun
3. > 7 tahun
1. <1000 liter
3. >2000 liter
sebagai berikut:
1. 1 – 75 kg/hari
2. 76 – 150 kg/hari
1. 1 – 15 orang
2. 16 – 30 orang
3. > 30 orang
berikut:
1. 1 – 50 kg/hari
2. 51 – 100 kg/hari
Untuk mengetahui sumber air yang digunakan laundry dapat dilakukan dengan
sebagai berikut:
1. PDAM
2. Sumur
3. Lainnya
7. Jenis detergen
berikut:
1. Deterjen curah
2. Deterjen konvensional
8. Ketersediaan IPAL
sebagai berikut:
1. Ya
2. Tidak
sebagai berikut:
1. Ada
2. Tidak ada
Untuk mengetahui ada tidaknya keluhan dari masyarakat selama laundry berdiri
1. Ya
2. Tidak
bahan organik atau bahan buangan yang ada di dalam air agar dapat terurai melalui
2014 tentang Baku Mutu Air Limbah, kadar COD paling tinggi yang diperbolehkan
adalah 180 mg/L. Kandungan COD diukur dengan melakukan pemeriksaan COD
pada limbah cair laundry di Laboratorium Radar Kota Medan. Pengambilan sampel
air limbah laundry dilakukan pada sewaktu kunjungan untuk wawancara dengan
laundry terkait.
5. Sampel air limbah diambil sampai botol terisi penuh dan tidak ada gelembung
Pemeriksaan sampel.
Pemeriksaan COD.
Alat.
1. Erlenmeyer
3. Gelas ukur
4. Beaker glass
5. Pipet tetes
6. Bunsen
Bahan.
1. Air sampel
3. Larutan KI 10%
4. Larutan H2SO4 4 N
5. Larutan amilum 1%
dengan segera titrasi I2 yang terbentuk dalam larutan Na2S2O3 sampai warnanya
berubah menjadi biru. Lakukan titrasi sehingga warna biru hilang dan normalitas
10
N Na2S2O3 = 𝑥 0,05
𝑚𝑙 Na2S2O3 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑘𝑎𝑛
KMnSO4 0,1 N dan panaskan selama 1 jam didalam penangas air. Kemudian
H2SO4 4 N.
kembali sampai warna birunya hilang. Catat berapa banyak larutan tiosulfat yang
Analisis data yang dilakukan adalah analisis univariat. Data yang diperoleh
dari hasil wawancara menggunakan kuesioner dan hasil pengukuran COD pada air
Selayang banyak terdapat usaha industri kecil seperti, konveksi dan laundry
mahasiswa yang berasal dari luar daerah yang memilih jasa laundry sebagai
alternatif yang efisien, karena alasan itulah jasa laundry berkembang pesat di
Kecamatan Medan Selayang. Selain efisien, harga yang ditawarkan juga bersaing,
pakaian kotor tersebut ditimbang dan dihitung berapa jumlah pakaian yang akan
dicuci. Pakaian tersebut kemudian akan dicuci, proses pencucian inilah yang
menghasilkan limbah cair yang mengandung deterjen dan limbah cairnya langsung
yang sudah dicuci akan dikeringkan. Setelah kering pakaian yang sudah bersih
disetrika dan dimasukkan ke dalam plastik dan siap diambil oleh pemiliknya. Proses
pakaian kotor menjadi pakaian bersih biasanya memakan waktu biasanya 1-2 hari
40
Universitas Sumatera Utara
41
terdapat 5 laundry yang berada di jalan raya dan 27 laundry berada di pemukiman
di Kecamatan Medan Selayang Kota Medan. Hal ini tentunya dapat menyebabkan
yang dibuang tanpa pengolahan akan mencemari tanah dan air disekitarnya, apabila
masyarakat menggunakan air dan tanah yang sudah tercemar maka akan berdampak
Tabel 4
Selayang Kota Medan menunjukkan bahwa dari 32 laundry, paling banyak laundry
baru berdiri selama 0 – 3 tahun yaitu sebanyak 20 laundry (62,5%), telah berdiri
selama 4 – 7 tahun sebanyak 8 laundry (25,0%), dan laundry yang telah berdiri lebih
Tabel 5
Jenis deterjen n %
Deterjen konvensional 11 34,4
Deterjen curah 21 65,6
Jumlah 32 100.0
konvensional.
Tabel 6
Kebutuhan Air n %
Kurang dari 1000 L 18 56,3
1001 L – 2000 L 10 31,3
Lebih dari 2000 L 4 12,5
Jumlah 32 100
Medan Selayang Kota Medan menunjukkan bahwa dari 32 laundry, paling banyak
laundry membutuhkan air kurang dari 1000 liter dalam satu hari untuk
1001 liter – 2000 liter air untuk operasionalnya dalam sehari sebanyak 10 laundry
(31,3%), dan membutuhkan lebih dari 2000 liter air untuk operasional sehari –
Tabel 7
yaitu sebanyak 15 laundry (46,9%), laundry yang memiliki daya tampung maksimal
sebesar 76 – 150 kg/hari sebanyak 10 laundry (31,3%), dan laundry yang memiliki
daya tampung maksimal lebih dari 150 kg/hari sebanyak 7 laundry (21,9%).
Kepemilikan IPAL.
Tabel 8
Kepemilikan IPAL n %
Ada 0 0
Tidak ada 32 100
Jumlah 32 100
yang terletak di Kecamatan Medan Selayang Kota Medan menunjukkan bahwa dari
Medan tidak memiliki IPAL dan tidak melakukan pengolahan sebelum membuang
Tabel 9
Jumlah Pelanggan n %
1 – 15 orang 16 50,0
16 - 30 Orang 10 31,3
Lebih dari 30 orang 6 18,8
Jumlah 32 100,0
paling banyak laundry dengan rata – rata pelanggan 1 – 15 orang per hari yaitu
per hari yaitu sebanyak 10 laundry (31,3%), dan laundry dengan rata – rata
Tabel 10
Medan Selayang Kota Medan menunjukkan bahwa dari 32 laundry, paling banyak
laundry yang memiliki beban cucian sebanyak 51 – 100 kg/hari yaitu sebanyak 11
laundry (34,4%), dan laundry yang memiliki beban cucian lebih dari 100 kg/hari
Sumber air.
Tabel 11
Distribusi Sumber Air yang Dipakai oleh Laundry di Kecamatan Medan Selayang
Kota Medan Tahun 2020
Sumber Air n %
PDAM 29 90,6
Sumur 3 9,4
Lainnya 0 0
Jumlah 32 100
Medan Selayang Kota Medan menunjukkan bahwa dari 32 laundry, paling banyak
laundry laundry yang menggunakan PDAM sebagai sumber airnya yaitu sebanyak
29 laundry (90,6%), dan laundry yang menggunakan air sumur sebagai sumber air
Kepemilikan izin.
Tabel 12
Kepemilikan izin n %
Ada 32 100
Tidak ada 0 0
Jumlah 32 100
Keluhan masyarakat.
Tabel 13
Keluhan Masyarakat n %
Ada 0 0
Tidak ada 32 32
Jumlah 32 100
Medan Selayang Kota Medan menunjukkan bahwa dari 32 laundry, seluruh laundry
Tabel 14
Pembuangan Limbah n %
Dibuang langsung ke SPAL 32 100
Diolah terlebih dahulu 0 0
Jumlah 32 100
Medan Selayang Kota Medan menunjukkan bahwa dari 32 laundry, seluruh laundry
(100%).
Tabel 15
Tabel 15
5 Tahun 2014 tentang Baku Mutu Air Limbah didapatkan bahwa seluruh laundry
COD diatas baku mutu yang telah ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri
berdasarkan hasil kuesioner kepada laundry didapatkan paling banyak laundry baru
berdiri selama 0 – 3 tahun yaitu sebanyak 20 laundry (62,5%) hal ini sejalan dengan
bahwa bisnis laundry dari tahun ke tahun mengalami pertumbuhan sebesar 20%,
walaupun pada tahun 2017 bisnis laundry hanya tumbuh 15% saja akan tetapi tidak
membuktikan bahwa usaha jasa laundry adalah salah satu bisnis yang diminati
harga jasa yang ditawarkan. Sebelumnya jenis jasa yang ditawarkan adalah jenis
cucian perpotong pakaian yang mana secara tidak langsung menjadikan tagihan
lebih mahal namun, sekarang sudah banyak yang menyediakan laundry dengan jasa
cucian perkilo yang secara tidak langsung membuat tagihan menjadi lebih murah
penggunaan produk deterjen deterjen curah ini didasari oleh beberapa hal seperti
49
Universitas Sumatera Utara
50
harga yang lebih murah, wangi yang lebih tahan lama dan pakaian yang lebih
mudah bersih.
deterjen konvensional. Hal ini sesuai dengan penelitian I Gede Herry Purnama
laundry banyak menggunakan deterjen, pewangi, dan pelembut pakaian curah yang
tidak jelas asal – usul dan sertifikasinya. Produk tersebut jelas belum melakukan
secara ekonomis lebih murah, lebih bersih, serta lebih lembut. Sehingga hal tersebut
tumbuhan, kalsium (Ca), phospat (P), SiO3 2-, pemutih pakaian dan tanah. Pada
umumnya air limbah laundry mengandung deterjen karena dalam proses kegiatan
Surfaktan yang digunakan dalam deterjen yang tidak ramah lingkungan adalah jenis
Jenis ini tahan terhadap penguraian biologis sehingga dikenal sebagai senyawa
toksik pada biota air (Connel dan Miller, 1995). Sekarang pada deterjen ramah
lingkungan dikenal bahan aktif deterjen sintetis baru yang mudah terurai yaitu
surfaktan jenis LAS (Linear Alkylbenzene Sulphonate) dan kandungan fosfat yang
didapatkan dari hasil kuesioner dengan hasil paling banyak adalah laundry yang
kebutuhan airnya kurang dari 1000 L yaitu sebanyak 18 laundry (56,3%). Hal ini
berkaitan dengan jumlah pelanggan yang datang serta beban cucian dari laundry
tersebut. Air yang digunakan sebagian besar akan dibuang dan mengandung
pada jumlah limbah cair yang dibuang, laundry dapat menghasilkan hingga 400 m 3
pencucian yang mengandung deterjen akan dibuang tanpa diolah terlebih dahulu.
Bila dilihat dari nilai COD yang telah diperiksa di laboratorium, semua nilai COD
dari air limbah laundry berada diatas baku mutu yang telah ditetapkan Peraturan
Menteri Lingkungan Hidup No. 5 Tahun 2014 sebesar 180 mg/L. Volume air yang
Mulia (2005) air limbah yang langsung dibuang akan menyebabkan kenaikan kadar
COD di dalam sungai dengan demikian akan menyebabkan kehidupan di dalam air
yang membuthkan oksigen terganggu dan adakalanya air limbah yang meresap ke
didapatkan hasil yang paling banyak adalah laundry dengan beban cucian 1 – 50
kg/hari yaitu ada sebanyak 14 laundry (43,8%) dan variabel daya tampung
kg/hari yaitu ada 15 laundry (46,9%) . Hal ini dikarenakan jumlah pelanggan yang
datang hanya kurang dari 30 orang sehingga beban cucian yang dilakukan di
seluruh laundry hanya kurang dari 250 kg/hari. Serta pelanggan cenderung tidak
air juga berpengaruh, sekitar 56,3% laundry membutuhkan kurang dari 1000 Liter
perharinya.
dapat membalikan modal minimal satu tahun dengan catatan mampu mencapai
target mencuci 200 kg pakaian perhari, yang mana berarti saat ini laundry juga
hasil kuesioner diperoleh hasil bahwa seluruh laundry yang berada di Kecamatan
Medan Selayang tidak memiliki IPAL untuk mengolah air limbahnya. Air limbah
yang dihasilkan langsung dibuang ke SPAL yang selanjutnya mengalir ke badan air
alat Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) untuk mengurangi dampak buruk dari
zat – zat kimia yang terkandung di air limbah laundry. IPAL ini telah diterapkan ke
sejumlah laundry di Kota Yokyakarta. IPAL ini berfungsi menyerap fosfat berlebih
yang terkandung didalam deterjen supaya aman bagi lingkungan. Namun, di Kota
Medan sendiri belum ada peraturan yang mewajibkan untuk memiliki IPAL.
biaya jika langsung dibuang ke Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL), padahal
akan terjadi pencemaran air bila limbah cair yang mengandung deterjen. Hal ini
banyak usaha binatu (laundry) di Kota Denpasar akan memberikan andil yang besar
terhadap pencemaran air. Pengolahan air terlebih dahulu bertujuan untuk mencegah
penyebaran penyakit yang bisa menular melalui air limbah dan mencegah
dedocyl benzene sulfonate pada deterjen dan pelembut pakaian yang berlebihan di
badan air akan menyebabkan kandungan COD dan fosfat yang tinggi. fosfat yang
tinggi akan menyebabkan bahaya eutrofikasi dan ledakan alga bila mencapai ke
laut.
yang datang perharinya menurut hasil kuesioner didapatkan hasil paling banyak
adalah laundry yang memiliki rata – rata pelanggan 1 – 15 orang yaitu sebanyak 16
laundry (50%). Hal ini dikarenakan banyak nya laundry yang tersedia sehingga
terjadi persaingan pasar. Konsumen dapat memilih jenis laundry yang diinginkan
mulai dari yang murah hingga yang mahal.Terdapat 32 laundry konvensional yang
pelanggan.
di Karawang pada tahun 2018, jumlah pelanggan ABC Laundry periode Agustus
2017 – Juli 2018 laundry ABC memiliki rata-rata jumlah pelanggan yang tidak
stabil atau mengalami perubahan setiap bulannya baik kenaikan ataupun penurunan
pelanggan ABC Laundry dari bulan Agustus 2017 sampai Juli 2018 sebanyak
paling banyak adalah laundry yang menggunakan PDAM sebagai sumber airnya
yaitu sebanyak 29 laundry (90,6%). Hal ini dikarenakan kualitas air yang lebih baik
dan akses yang lebih mudah. Sebelumnya, penelitian Fanny Eka Adiastuti, dkk
(2018) menyebutkan, proses dalam industri laundry membutuhkan air yang banyak
kurang dari 1000 L perhari. Dalam satu kali proses pencucian, laundry
membutuhkan air kurang lebih 15 L per kg yang dicuci. Oleh karena itu, banyak
yang menggunakan PDAM sebagai sumber air dikarenakan akses yang mudah dan
terjamin kebersihannya.
produk detergen dan bahan-bahan kimianya dapat berakibat toksik bagi kehidupan
dalam air. Air buangan sisa detergen yang dihasilkan dalam volume besar sangat
berbahaya untuk kelestarian sungai dan tanah. Karena sifatnya yang kompleks, air
adalah penyebab utama pencemaran air. Keberadaan fosfat bila berlebih di badan
Masalah eutrofikasi baru ditemukan penyebabnya pada dekade awal abad Ke-20
saat algae banyak tumbuh di ekosistem air. Masalah ini disinyalir akibat langsung
mencemari air tanah, limbah cair akan merembes dan mengakibatkan tercemarnya
air tanah. Limbah cair laundry menimbulkan permasalahan serius karena produk
air. Oleh karena itu, dapat dipastikan bahwa air buangan sisa pencucian pakaian
yang mengandung deterjen yang dihasilkan dalam volume besar dan terus –
menerus akan berbahaya untuk kelestarian sungai dan tanah. Proses laundry
menghasilkan limbah cair yang berasal dari bleaching, water softener, dan surfaktan
( Yusmidiarti, 2016).
Kecamatan Medan Selayang Kota Medan memliki izin mendirikan laundry. Izin
tersebut didapatkan dari Lurah ataupun Camat dan tetangga sekitar, dan Organisasi
ASLI (Asosiasi Laundry Indonesia) karena belum ada peraturan Kota Medan yang
kepemilikan izin terus dilakukan, total laundry yang sudah memiliki izin berjumlah
85 usaha di Kota Yogyakarta sampai dengan tahun 2018. BLH Kota Yogya juga
telah membuat Peraturan dan Sanksi mengenai pembuangan air limbah laundry ke
sumber air diatur dalam Pasal 58 ayat (2) Perda Kota Denpasar No. 1 Tahun 2015
yang menentukan bahwa, setiap orang yang melanggar 10 ketentuan dalam Pasal
12 Peraturan Daerah ini diancam dengan pidana kurungan paling lama 6 (enam)
bulan atau denda paling banyak Rp.50.000.000 (lima puluh juta rupiah) dan dapat
dari ketentuan tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa apabila pengusaha laundry
membuang limbah laundry ke sumber air maka langsung akan dikenakan sanksi
pidana.
tejadinya pencemaran atau kerusakan lingkungan yang harus dipenuhi oleh setiap
pemilik kegiatan atau pelaku usaha yang bertujuan tercipta keseimbangan antara
hasil kuesioner didapatkan hasil seluruh laundry tidak pernah menerima keluhan
dari masyarakat sekitarnya atau tetangga nya. Hal ini kemungkinan terjadi
dikarenakan 62,5% laundry yang ada baru berdiri 0 – 3 tahun sehingga belum
menimbulkan dampak, karena jika dilihat dari nilai COD yang diperiksa di
laboratorium nilai COD seluruh laundry berada diatas baku mutu yang telah di
tahun 2014 tentang Baku Mutu Air Limbah yaitu sebesar 180 mg/L.
terjadi adalah pada karyawan yang bekerja di laundry seperti tangan terasa panas
dan kulit terasa kering. Hal ini disebabkan oleh pH air limbah laundry yaitu 8,2,
dimana pH yang dapat ditoleransi kulit manusia 6-8. Dari hasil penelitian ini pula,
SPAL atau selokan (100%). Hal ini dikarenakan membuang limbah ke SPAL
dianggap efektif dan tidak menggunakan biaya karena menggunakan selokan yang
badan sungai. Hal ini menyebabkan bahwa air limbah laundry berpotensi untuk
mencemari air tanah apabila dibuang langsung tanpa diolah terlebih dahulu.
akan dibuang langsung ke selokan atau badan air tanpa diolah terlebih dahulu.
polutan berupa lemak dan senyawa organik lainnya yang berasal dari pakaian kotor,
SPAL tanpa izin. Sementara itu, menurut penelitian Paramitha, et al, di Kota
Denpasar telah membuat peraturan tentang pembuangan limbah cair ke sumber air
di Kota Denpasar diatur dalam Peraturan Walikota Denpasar Nomor 40 Tahun 2013
Hidup (PPLH) di Kota Denpasar yang diatur dalam Pasal 7, Pasal 9, Pasal 9 dan
Pasal 10. Sebagai pengusaha laundry yang menghasilkan limbah cair serta
melakukan pembuangan air limbahnya ke sumber air, harus memiliki Izin PPLH .
Kajian Teknis Pembuangan Air Limbah berlaku selama 5 (lima) tahun dan dapat
diperpanjang.
terdapat di limbah cair di laundry yang berada di Kecamatan Medan Selayang Kota
Medan. Adapun titik pengambilan sampel adalah seluruh laundry yang berada di
masing – masing laundry didapatkan hasil bahwa seluruh laundry yang berada di
Kecamatan Medan Selayang Kota Medan memiliki kandungan COD diatas baku
Hidup Republik Indonesia No. 5 Tahun 2014 tentang baku mutu air limbah yaitu
kandungan COD maksimal sebesar 180 mg/L. Kandungan tertinggi ada pada
sampel laundry 19 yang dengan COD sebesar 283,11 mg/L. Bila dilihat dari
kuesioner, sampel 19 memakai deterjen curah yang belum terdaftar. Limbah yang
belum ada keluhan masyarakat terhadap laundry sampel 19. Hal ini karena jumlah
pelanggan yang datang 1 - 15 orang perhari dan rata – rata beban cucian 1 – 15 kg
per hari, akibatnya air yang digunakan juga tidak banyak yaitu kurang dari 1000 L
per hari, sehingga limbah yang dihasilkan belum menyebabkan dampak yang dapat
Kandungan COD paling tinggi dari sampel yang diperiksa adalah laundry
19 dengan kandungan COD sebesar 283,11 mg/L. sementara itu kandungan COD
Dalam penelitian Fanty Eka Adiastuti, dkk (2018) tentang pengolahan air
limbah laundry dengan metode adsorpsi karbon aktif yang juga melakukan
pemeriksaan COD. Kandungan COD yang ditemukan adalah sebesar 668,83 mg/L
laundry juga melakukan pemeriksaan COD terhadap air limbah laundry di Kota
Angka COD yang tinggi yang berarti jugatinggi kandungan bahan organik,
limbah cair laundry antara lain koagulasi dan flokulasi (EPA, 2000). Berdasarkan
koagulasi flokulasi, koagulan kapur merupakan yang paling efektif diantara bahan
lainnya untuk menurukan kandungan COD pada limbah. Pada 5 gram koagulan
Keterbatasan Penelitian
pandemi Covid 19 ini, dimana penelitian berlangsung menjadi lama dari proses
Kesimpulan
1. Karakteristik usaha laundry dilihat dari variabel laundry yang telah berdiri
variabel membutuhkan air kurang dari 1000 liter dalam sehari untuk kebutuhan
3. Kandungan COD dari 32 sampel limbah laundry yang telah diuji, kandungan
COD tertinggi adalah laundry 19 sebesar 283,11 mg/L dan kandungan COD
Tahun 2014 tentang Baku Mutu Air Limbah yaitu sebesar 180 mg/L.
62
Universitas Sumatera Utara
63
Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan peneliti maka saran yang dapat
Adiastuti, F. E., Ratih, Y. W., & Afany, M. R. (2018). Kajian pengolahan limbah
laundry dengan metode adsorpsi karbon aktif serta pengaruhnya terhadap
pertumbuhan Azolla. Jurnal Tanah dan Air, 15(1), 38 – 46.
Atima, W. A. (2015). BOD dan COD sebagai parameter pencemaran air dan baku
mutu air limbah. Ambon. Jurnal Biology Science & Education, 4(1), 83 –
93
Ciabatti, I. F., Cesaro, L., Faralli, E., Fatrella, & Togotti, F. (2009). Demonstration
of a treatment system for purification and reuse of laundry waste water,
desalination. Jakarta: Penebarswadaya.
Fadillah, H., Hadining, A. F., & Sari, R. P. (2019). Analisis kepuasan pelanggan
abc laundry dengan menggunakan metode service quality, Importance
Performance Analysis (IPA) dan Costumer Satisfaction Index (CSI). Jurnal
Teknik Industri, 15(1).
Kusuma, D. A., Fitria, L., & Kadaria, U. (2019). Pengolahan limbah laundry dengan
metode moving bed biofilm reaction. Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan
Basah, 2(1), 1 – 10.
64
Universitas Sumatera Utara
65
Parasuram, K. S. (2002). Soap and detergent. New Delhi, India: Tata McGraw-Hill
Compenies Limited.
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2014 tentang Baku Mutu Air
Limbah.
Rahimah, Z., Heldawati, H., & Syauqiah, I. (2016). Pengolahan limbah deterjen
dengan metode koagulasi-flokuasi mengunakan koagulan kapur dan PAC.
Konversi, 5(2), 52 – 59.
Utomo, W. P., Nugraheni Z. V., Rosyidah, A., Shafwah, O. M., Naashihah, L. K.,
Nurfitria, N. & Ulfindrayani, I. F. (2018). Penurunan kadar surfaktan
anionik dan fosfat dalam air limbah laundry di Kawasan Keputih, Surabaya
menggunakan karbon aktif. Akta Kimia Indonesia, 3(1), 127-140. DOI:
http://dx.doi.org/10.12962/j25493736.v3i1.3528
Yamtama. (2017). Pengolahan koagulasi biofilter dan karbon aktif untuk perbaikan
kualitas limbah cair laundry. Seminar Nasional IENAC, 313-320.
Yusmidiarti. (2016). Analisis pengolahan limbah cair usaha laundry. Jurnal Media
Kesehatan, 9(1), 30 – 34.
Lama_laundry_berdiri
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 - 3 tahun 20 62.5 62.5 62.5
4 - 7 tahun 8 25.0 25.0 87.5
lebih dari 7 tahun 4 12.5 12.5 100.0
Total 32 100.0 100.0
Jumlah_pelanggan_perhari
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 - 15 orang 16 50.0 50.0 50.0
16 - 30 orang 10 31.3 31.3 81.3
lebih dari 30 orang 6 18.8 18.8 100.0
Total 32 100.0 100.0
Rata2_jumlah_cucian_perhari
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 - 50 kg/hari 14 43.8 43.8 43.8
51 - 100 kg/hari 11 34.4 34.4 78.1
lebih dari 100 kg/hari 7 21.9 21.9 100.0
Total 32 100.0 100.0
Daya_tampung_maksimal_cucian
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 - 75 kg/hari 15 46.9 46.9 46.9
76 - 150 kg/hari 10 31.3 31.3 78.1
lebih dari 150 kg/hari 7 21.9 21.9 100.0
Total 32 100.0 100.0
Sumber_air
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid PDAM 29 90.6 90.6 90.6
sumur 3 9.4 9.4 100.0
Total 32 100.0 100.0
Kebutuhan_air_perhari
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 - 1000 L 18 56.3 56.3 56.3
1001 L - 2000 L 9 28.1 28.1 84.4
lebih dari 2000 L 5 15.6 15.6 100.0
Total 32 100.0 100.0
Jenis_deterjen
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid deterjen konvensional 11 34.4 34.4 34.4
deterjen curah 21 65.6 65.6 100.0
Total 32 100.0 100.0
Pembuangan_limbah
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid dibuang langsung ke SPAL 32 100.0 100.0 100.0
Keberadaan_IPAL
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 32 100.0 100.0 100.0
Izin_laundry
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid ada 32 100.0 100.0 100.0
Pernah_terima_keluhan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 32 100.0 100.0 100.0
Gambar 1. Wawancara
Gambar 3. Observasi
Gambar 4. Wawancara