2017
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/1348
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
ANALISIS SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH DI TPA TERJUN
KECAMATAN MEDAN MARELAN KOTA MEDAN
TAHUN 2017
SKRIPSI
Oleh:
NURUL HIKMAH NASUTION
NIM. 131000772
Oleh:
NURUL HIKMAH NASUTION
NIM. 131000772
isinya adalah benar hasil karya saya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan
atau mengutip dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan. Atas
pernyataan ini, saya siap menanggung risiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada
dalam karya saya atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
i
Universitas Sumatera Utara
ii
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
iii
Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT
iv
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kepada Allah swt karena atas berkat
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
lancar tanpa ada hambatan yang berarti. Skripsi yang berjudul “Analisis Sistem
Pengelolaan Sampah Di TPA Terjun Kecamatan Medan Marelan Kota Medan Tahun
2017” ini disusun dalam rangka untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kata
sempurna karena keterbatasan yang dimiliki oleh penulis. Penulis juga menyadari
bahwa penulisan skripsi ini mendapat banyak bantuan baik moril maupun materil dari
berbagai pihak, maka dari itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan
1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H. M.Hum selaku Rektor Universitas Sumatera
Utara
2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si selaku Dekan Fakultas Kesehatan
Masyarakat
3. Dr. dr. Taufik Ashar MKM selaku Ketua Departemen Kesehatan Lingkungan
4. dr. Surya Dharma, MPH sebagai dosen pembimbing utama yang telah banyak
v
Universitas Sumatera Utara
5. dr.Devi Nuraini Santi,Mkes selaku dosen pembimbing pendamping yang
6. Prof. Dr. Dra. Irnawati Marsaulina, MS dan Ir. Evi Naria, M.Kes selaku
skripsi ini.
Sumatera Utara.
10. Kepala Balitbang Kota Medan yang telah memberikan izin bagi penulis untuk
melakukan penelitian
11. Kepala Dinas Kebersihan Kota Medan yang telah memberikan izin bagi
12. Teristimewa untuk Kedua Orang Tua saya yaitu ayahanda H. Himsar
Nasution dan ibunda Hj. Masjaina Lubis yang telah banyak membantu baik
berupa dukungan moril dan juga materil selama perkuliahan hingga selesai
Nasution dan Wahyu Dani Nasution, Aulia Arif Nasution, dan Hikmal
vi
Universitas Sumatera Utara
pengerjaan skripsi ini serta seluruh keluarga yang telah mendoakan dan
13. Sahabat terbaik selama masa perkuliahan, para ukhti Istiqomah, AssaIndriani
Putri, Azita Zahara,Kanaya Yori Damanik, Ayu Rizkyana, Marisa Fitria Ayu,
Yenita Mora Nasution, Ratih Oktri Nanda, dan Salmi Abbas, terima kasih
atas semangat, dukungan, hiburan di saat stres, pertolongan, serta doa yang
14. Kepada Yogi Syahputra S.E yang telah memberikan banyak bantuan dalam
pengerjaan skripsi ini baik berupa dukungan moril, tenaga, waktu, hiburan,
15. Teman seperjuangan saat PBL Desa Deli Muda Hilir Isty Putri Utami, Yulita
Terima Kasih untuk dukungan, hiburan, serta doa yang telah diberikan selama
ini.
16. Teman Seperjuangan LKP RS USU teruntuk Dwi Ayu Aprilla Batubara
Terima Kasih untuk dukungan, hiburan, serta doa yang telah diberikan
selama ini.
vii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... ii
ABSTRAK ....................................................................................................... iii
ABSTRACT ....................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ..................................................................................... v
DAFTAR ISI .................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ......................................................................... xiv
viii
Universitas Sumatera Utara
3.4 Informan Penelitian ................................................................... 50
3.5 Metode Pengumpulan Data……….. ......................................... 51
3.5.1 Data Primer ................................................................ 51
3.5.2 Data Sekunder ............................................................ 51
3.6. Defenisi Operasional ................................................................ 51
3.7 Instrumen penelitian ................................................................. 52
3.8 Analisa Data .............................................................................. 52
ix
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL
x
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR
xi
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 3 Dokumentasi
xii
Universitas Sumatera Utara
RIWAYAT HIDUP
tanggal 27 Desember 1993 dan beragama Islam. Suku bangsa penulis adalah
Mandailing. Penulis merupakan anak kedua dari enam bersaudara oleh pasangan
2000 dan selesai pada tahun 2001 lalu melanjutkan pendidikan sekolah dasar SD
Negri 060878 dari tahun 2000 sampai 2006 . lalu pendidikan sekolah menengah
pertama diperoleh di SMP Negeri 7 Medan pada tahun 2006 sampai tahun 2009,
pada tahun 2009 dan lulus pada tahun 2012. Pada tahun 2013 sampai tahun 2017
xiii
Universitas Sumatera Utara
BAB I
PENDAHULUAN
Sampah adalah barang terbuang dan tidak terpakai lagi serta hanya
kelamaan akan menurun, dan akibat dari dampak sampah yang tidak memiliki
nilai dan hanya akan menambah permasalahan saat pengelolaannya yang tidak
tepat. Di dalam ilmu kesehatan lingkungan (refuse) adalah sebagian dari benda
atau hal-hal yang dipandang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau
Dalam ilmu kesehatan, keseluruhan dari benda atau hal-hal yang dipandang tidak
digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau harus dibuang tersebut, disebut
Menurut Slamet (2009), sampah adalah segala sesuatu yang tidak lagi
dikehendaki oleh yang punya dan bersifat padat. Sementara didalam Naskah
sisa suatu usaha dan atau kegiatan yang berwujud padat atau semi padat berupa
zat organik atau anorganik bersifat dapat terurai maupun tidak dapat terurai yang
Menurut WHO yang dikutip oleh Mukono (2006), sampah yaitu sesuatu
yang tidak digunakan, tidak terpakai, tidak disenangi, atau sesuatu yang dibuang
yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya.
1
Universitas Sumatera Utara
2
terhadap kesehatan.
lainnya dari sumber daya alam. Aktivitas tersebut juga menghasilkan bahan
(2010), sampah (waste) diartikan sebagai sesuatu yang tidak digunakan, tidak
terpakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang, yang berasal dari kegiatan
tahun 2008 tentang pengelolaan sampah, sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari
berkaitan membentuk tujuan tertentu yaitu sistem Pengolahan sampah suatu kota
Pada saat ini banyak kota-kota besar yang kewalahan dalam pengelolaan
dan penanganan sampah, hal ini bisa disebabkan semakin bertambahnya volume
sampah yang harus dikelola daerah, sedangkan kondisi tempat atau lokasi
pembuangan akhir sampah sudah over capacity, serta sarana dan prasarana yang
dibutuhkan masih kurang memadai, dan banyak kendala-kendala lain baik dari
Saat ini metode yang di gunakan untuk pengelolaan sampah di TPA hanya
mengerucut pada mengumpulkan sampah lalu di angkut ke TPA lalu setelah itu
bahwa seluruh Kota atau Kabupaten yang memiliki tempat pembuangan akhir
sistem open dumping harus segera dilakukan penutupan sebelum 5 tahun sejak
peraturan ini. Tempat pembuangan akhir sampah kota dengan sistem ini banyak
menimbulkan masalah lingkungan dan sosial akibat adanya lindi yang keluar.
TPA Terjun memiliki lokasi cadangan yang belum di pergunakan seluas 4 hektar.
Medan tergolong salah satu kota besar di Indonesia dengan luas wilayah lebih-
kurang 26.510 Km2 yang dibagi atas 21 Kecamatan serta mencakup 151
2013, serta menghasilkan jumlah timbulan sampah sekitar 2.100 ton perharinya
yang baik. Kota Medan sebelumnya ada 2 (dua) lokasi yang dijadikan TPA yaitu
TPA Terjun di Medan Utara dan TPA Namo Bintang di Medan Selatan. Namun
saat ini lokasi TPA yang masih berfungsi hanya di TPA Terjun yang lokasinya
dan juga timbulan sampah di TPA Terjun ini berasal dari sampah rumah tangga,
Marelan Kota Medan adalah salah satu contoh dari permasalah di atas TPA terjun
yang mulai dioperasikan sejak 1993 dengan sistem open dumping. Pengaruh open
dumping yang paling utama adalah pencemaran air permukaan dan air tanah.
Pencemaran terjadi jika air hujan jatuh di atas permukaan sampah sehingga
menambah volume air lindi, meresap dan turun melalui lapisan kedap air ke badan
air .
sampah yang masuk ke dalam TPA Terjun setiap hari adalah 3.868,57 m3
sedangkan jumlah sampah yang dapat dikelola oleh pemulung setiap hari adalah
89,02 m3. Jadi, volume timbunan sampah yang tersisa di TPA Terjun setiap hari
adalah 3.779,55 m3. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa peran pemulung
upaya untuk mengatasi permasalahan ini. Akan tetapi masalah sampah ini tidak
besar .
nya di lapangan sangat lah jauh berbeda sebab sering tidak sejalan dengan apa
yang sudah di rencana kan dan disusun serta di harapkan tidak di implementasikan
dengan sungguh- sungguh dan itu membuat pengelolaan sampah di TPA terjun
semakin menambah timbulan sampah dan akan semakin terus bertambah setiap
Terjun.
2. Bagi Masyarakat
lingkungan.
3. Bagi Peneliti
penelitian ini.
sebagian dari benda atau hal-hal yang dipandang tidak digunakan, tidak dipakai,
tidak disenangi atau harus dibuang, sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu
kelangsungan hidup. dalam ilmu kesehatan, keseluruhan dari benda atau hal-hal
yang dipandang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau harus
Kecuali sampah kotoran manusia (human waste), air limbah dan atau air bekas
Dari sudut ini jelaskan bahwa bahwa jika membicarakan tentang sampah
manusia (human waste) serta air limbah (sewage) tidak termasuk ke dalamnya.
Tetapi industrial waste termasuk ke dalamnya karena sisa-sisa atau sampah dari
hasil industri ini umumnya bersifat sama dengan berbagai jenis sampah lainnya.
Dari segi ini dapatlah disimpulkan bahwa yang dimaksudkan dengan sampah
(refuse) adalah sebagian dari sesuatu yang tidak dipakai, tidak disenangi atau
sesuatu yang harus dibuang, yang umumnya berasal dari kegiatan yang dilakukan
oleh manusia (termasuk kegiatan industri), tetapi yang bukan biologis (karena
human waste tidak termasuk ke dalamnya) dan umumnya bersifat padat (karena
8
Universitas Sumatera Utara
9
Sampah adalah limbah yang bersifat padat terdiri atas zat organik dan zat
anorganik yang dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola agar tidak
rantingpohon, kertas atau karton, plastik, kain bekas, kaleng kaleng, debu sisa
disenang, atau sesuatu yang dibuang, yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak
terjadi dengan sendirinya. Adapun kotoran manusia (human waste) dan air limbah
Sampah adalah suatu bahan atau benda padat yang sudah tidak dipakai lagi
oleh manusia, atau benda padat yang sudah digunakan lagi dalam suatu kegiatan
manusia dan dibuang. Para ahli kesehatan masyarakat amerika membuat batasan,
sampah adalah (waste) adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak
disenangi, atau sesuatu yang dibuang, yang berasal dari kegiatan manusia, dan
tidak terjadi dengan sendirinya. Sampah adalah hasil suatu kegiatan manusia yang
Sampah juga diartikan sebagai sisa kegiatan sehari - hari manusia dan
atau proses alam yang berbentuk padat ( Undang – undang Republik Indonesia
(2010), sampah (waste) diartikan sebagai sesuatu yang tidak digunakan, tidak
terpakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang, yang berasal dari kegiatan
tidak dipakai, tidak disenangi, atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari
1. Permukiman penduduk.
keluarga yang tinggal dalam suatu bangunan atau asrama yang terdapat di
desa atau di kota. Jenis sampah yang dihasilkan biasanya sisa makanan
dan bahan sisa proses pengolahan makanan atau sampah basah (garbage)
Jenis sampah yang dihasilkan dari tempat semacam itu dapat berupa sisa-
hiburan dan umum , jalan umum, tempat parkir, tempat layanan kesehatan
pantai tempat berlibur, dan sarana pemerintah yang lain. Tempat ini
industri kimia, industri logam, tempat pengolahan air kotor dan air minum,
memproses bahan mentah saja. Sampah yang dihasilkan dari tempat ini
5. Pertanian.
1) Garbage, terdiri atas zat-zat yang mudah membusuk dan dapat terurai
dengan cepat, khususnya jika cuaca panas. proses pembusukan sering kali
a. Rubbish mudah terbakar terdiri atas zat-zat organik, misal, kertas, kayu,
b. Rubbish tidak mudah terbakar terdiri atas zat-zat anorganik, misal, kaca,
4) Street sweeping, sampah dari jalan atau trotoar akibat aktivitas mesin
atau manusia.
10) Santage solid, terdiri atas benda – benda solid atau kasar yang biasanya
berupa zat otganik, pada pintu masuk pusat pengolahan limbah cair
A. Jumlah Penduduk
Metode itu dilakukan karena bahan tersebut masih memiliki nilai ekonomi
D. Faktor geografis
dataran rendah.
E. Faktor waktu
sampah per hari bervariasi menurut waktu. Contoh, jumlah sampah pada
siang hari lebih banyak daripada jumlah di pagi hari, sedangkan sampah di
G. Faktor musim
Pada musim hujan sampah mungkin akan tersangkut pada selokan pintu
H. Kebiasaan masyarakat
I. Kemajuan teknologi
J. Jenis sampah
ditetapakan
2015).
lain.
efektif.
pengertian TPA adalah upaya untuk memusnahkan sampah pada tempat tertentu.
berikut:
2. Jarak terhadap sumber air baku untuk air minum (mata air, sumur, danau
dan lain-lain) minimal 200 meter. Hal ini mengingat, bahwa hasil
terhadap lingkungan.
4. Tidak terletak pada lokasi yang permukaan air tanahnya tinggi, hal ini
mengingat bahwa lokasi TPA pada tempat yang air tanahnya tinggi akan
5. Jarak tepi paling dekat terhadap jalan besar/umum, sedikitnya 200 meter,
hal ini mengingat alasan estetika, tidak terlihat dari jalan umum. Ini bisa
sebagainya
estetika
pencemaran.
5. Dalam hal tertentu jika populasi lalat melebihi 20 ekor per blok gris atau
tikus terlihat pada siang hari atau nyamuk Aedes, maka harus dilakukan
akhir sampah yang tidak memadai seperti yang selalu terjadi di berbagai
jet)
Sebagai sesuatu yang tidak dipergunakan lagi, yang tidak dapat dipakai
lagi, yang tidak disenangi lagi dan yang harus dibuang, maka sampah tentu saja
1990).
Pengelolaan sampah sulit untuk dikelola oleh karena berbagai hal yaitu:
turunnya harga tanah karena derah yang turun estetikanya, bau, dan
sampah, selain tanah serta formasi tanah yang tidak cocok bagi
penggunaan tanah
yang panas
11) Pembiayaan yang tidak memadai, mengingat bahwa sampai saat ini
12) Pengelolaan sampah di masa lalu dan saat ini kurang memperhatikan
Sampah yang ada di lokasi sumber (kantor, rumah tangga, hotel, dan
tempat sampah. Sampah basah dan sampah kering sebaiknya dikumpulkan dalam
(dimusnahkan). Jelaslah untuk ini perlu disediakan suatu tempat sampah, yang
lazimnya ditemui di rumah tangga kantor, restoran, hotel dan lain sebagainya.
sebaiknya disediakan tempat sampah yang berbeda untuk macam atau jenis
sampah basah. Demikian pula sampah kering, sampah yang mudah terbakar,
sampah yang tidak mudah terbakar dan lain sebagainya, hendaknya ditempatkan
sendiri secara terpisah. Maksud dari pemisahan penyimpanan ini adalah untuk
berserakannya sampah.
b. Tempat sampah mempunyai tutup, tetapi tutup ini dibuat sedemikian rupa
dianjurkan agar tutup sampah ini dapat dibuka atau ditutup tanpa
mengotorkan tangan.
satu orang.
banyak ragamnya. Di negara yang telah maju dipergunakan kertas plastik, atau
kertas tebal. Sedangkan di Indonesia yang lazim ditemui adalah, keranjang plastik,
a. Sampah organik seperti daun sisa, sayuran, kulit buah lunak, sisa makanan
b. Sampah anorganik seperti gelas, plastik, logam dan lainnya, dengan wadah
warna terang.
dengan warna merah yang diberi lambang khusus atau semua ketentuan
yang berlaku.
saja selanjutnya perlu dikumpulkan, untuk kemudian diangkut dan dibuang atau
dimusnahkan. Karena jumlah sampah yang dikumpul cukup besar, maka perlu
b. Mempunyai dua buah pintu, satu untuk tempat masuk sampah dan yang
c. Perlu ada lubang ventilasi, bertutup kawat kasa untuk mencegah masuknya
lalat.
d. Di dalam rumah sampah harus ada keran air untuk membersihkan lantai.
Jika sampah yang dihasilkan tidak begitu banyak, misalnya pada suatu
komplek perumahan ataupun suatu asrama, dapat dibangun suatu container yang
ditempatkan di daerah yang mudah dicapai penduduk serta mudah pula dicapai
yang cukup besar untuk menampung jumlah sampah yang dihasilkan selama tiga
hari.
ini, sebaiknya juga dilakukan pemisahan. Untuk ini dikenal dua macam yakni:
a. Sistem duet, artinya disediakan dua tempat sampah yang satu untuk
b. Sistem trio, yakni disediakan tiga bak sampah yang pertama untuk sampah
organik, kedua untuk sampah anorganik yang mudah dibakar serta yang
ketiga untuk sampah anorganik yang tidak mudah terbakar (kaleng, kaca,
sumber sampah dan diangkut langsung ke tempat pembuangan akhir tanpa melalui
b. Kondisi jalan cukup lebar dan operasi tidak mengganggu pemakai jalan
lainnya.
Pola individual tak langsung adalah cara pengumpulan sampah dari masing-
sebagai berikut:
masing titik wadah komunal dan diangkut langsung ke tempat pembuangan akhir.
Pola komunal tak langsung adalah cara pengumpulan sampah dari masing-
berikut:
sehari 1 hari.
jadwal yang telah ditentukan, dapat dilakukan lebih dari 3 hari 1 kali.
periodik.
c. Swasta.
d. Masyarakat.
2. Pelaksanaan pengumpulan
Jenis sampah yang terpilah dan bernilai ekonomi dapat dikumpulkan oleh
pihak yang berwenang pada waktu yang telah disepakati bersama petugas
a. Kendaraan atau truk sampah harus di tutup supaya sampah tidak berterbangan
sampah.
mesin mekanis.
c. Untuk wilayah yang mempunyai saluran air khusus sampah maka untuk
udara(pneumatic).
membutuhkan sampah.
pemusnahan ini adalah tahap terakhir yang harus dilakukan terhadap sampah.
a. Tempat tersebut dibangun tidak dekat dengan sumber air minum atau
sumber air lainnya yang dipergunakan oleh manusia (mencuci, mandi, dan
berseraknya sampah serta melindungi dari bau. Karena pekerjaan yang seperti ini
membutuhkan biaya yang tidak sedikit, lazimnya ditangani oleh Pemerintah, yang
tahap ini apabila tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan permasalahan.
tahap disposalnya dengan baik. Pengelolaan sampah perlu dilakukan , hal ini
A. Sanitary landfill
tanah dengan cara yang melindungi lingkungan dengan limbah tipis lapisan
tanah tapi tiap akhir kerja atau pada interval lebih sering sebagi mungkin
sampah di TPA yang diikuti dengan penimbunan sampah dengan tanah. Sampah
ditimbun secara berlapis agar tidak tampak di permukaan tanah. Di TPA sampah
sampah yang telah rata dan padat ditimbun dengan tanah, dengan ketebalan 10-15
cm, demikian seterusnya sampai TPA tersebut sudah penuh. Untuk meratakan ,
(buldozer dan Traktor). Lokasi TPA dengan sistem ini biasanya digunakan tanah
cekung atau tergenang air. Untuk menentukan lokasi TPA juga perlu
sistem pemusnahan yang paling baik. Dalam metode ini, pemusnahan sampah
dilakukan dengan cara menimbun sampah dengan cara menimbun sampah dengan
tanah yang dilakukan selapis demi selapis. Ada tiga metode yang dapat digunakan
Sampah dibuang ke dalam galian parit yang memanjang. Tanah bekas galian
digunakan untuk menutup parit tersebut. Sampah yang ditimbun dan tanah
penutup dipadatkan dan diratakan kembali. Setelah satu parit terisi penuh, dibuat
2).Metode Area
Sampah dibuang di atas tanah seperti pada tanah rendah, rawa-rawa atau pada
lereng bukit kemudian ditutup dengan lapisan tanah yang diperoleh dari tempat
tersebut.
Metode ramp merupakan teknik gabungan dari kedua metode di atas. Prinsipnya
adalah bahwa penaburan lapisan tanah dilakukan setiap hari dengan tebal lapisan
Setelah lokasi sanitary landfill yang terdahulu stabil, lokasi tersebut dapat
rekreasi, tempat parkit, dan sebagainya. Pengelolaan sampah disutau daerah akan
Pengaruhnya tentu saja ada yang positif dan ada juga yang negatif (Sumantri,
2016).
masyarakat.
Gas yang terbentuk di TPA umumnya berupa gas karbon dioksida dan metan
dengan komposisi hampir sama; disamping gas-gas lain yang sangat sedikit
jumlahnya. Kedua gas tersebut memiliki potensi besar dalam proses pemanasan
global terutama gas metan, karenanya perlu dilakukan pengendalian agar gas
tersebut tidak dibiarkan lepas bebas ke atmosfer. Untuk itu perlu dipasang pipa-
pipa ventilasi agar gas dapat keluar dari timbunan sampah pada titik-titik tertentu.
Untuk ini perlu diperhatikan kualitas dan kondisi tanah penutup TPA. Tanah
penutup yang porous atau banyak memiliki rekahan akan menyebabkan gas lebih
mudah lepas ke udara bebas. Pengolahan gas metan dengan cara pembakaran
kotoran manusia, kotoran hewan,sisa pertanian, ataupun campuran pada alat yang
dinamakan penghasilan gas bio. Agar efektif, proses tersebut harus berlangsung
dalam kondisi yang baik, misalnya, pada tingkat kelembaban yang sesuai, suhu
yang tetap, dan pada pH yang netral. Karena termasuk bahan bakar, gas bio
memiliki nilai ekonomis tinggi sebagai sumber energi alternatif, disamping dapat
Komposisi gas bio terdiri dari gas metan, karbon dioksida, nitrrogen,
monoksida, oksigen, dan hidrogen sulfida. Konsentrasi gas metan cukup tinggi
dan bila bercampur dengan udara akan menghasilkan gas bakar. Karakteristik gas
metan murni, antara lain, tidak berwarna,tidak berbau, dan tidak berasa. Nilai
kalor panasnya cukup tinngi, antara 4.000-6.700 kcal/m hampir sama dengan
energi yang diperlukan untuk mendidihkan 130 kg air pada suhu 20°C atau energi
yang diperlukan untuk menyalakan lampu ukuran sekitar 60-100 watt selama 5-6
jam.
Lindi adalah limbah cair sebagai akibat masuknya air eksternal ke dalam
timbunan sampah kemudian membilas dan melarutkan materi yang ada dalam
anorganik. Saat air hujan kontak dengan lahan sampah, sebagian air hilang
menjadi limpasan dan mengalami evapotranspirasi. Sisa dari air tersebut masuk
potensial menjadi masalah, karena aliran lindi bergerak secara lateral maupun
otomatis begitu mencapai dasar TPA akan bergerak sesuai kemiringan yang ada
lindi dan kemampuan unit pengolahannya. Aliran lindi ke dan dari kolam
tercemar oleh lindi dapat menyebabkan matinya ikan, hilangnya nilai estetik dan
perubahan keseimbangan hidup flora dan fauna di dalam air. Pada kasus
pencemaran air tanah, kontaminasi akan berjalan terus menerus dalam periode
yang lama. Untuk menanggulangi dan mencegah pencemaran ini tentunya akan
meghabiskan dana yang sangat besar dan khusus untuk kasus pencemaran air
aktivitas secara fisik, kimia dan biologis yang terjadi dalam sampah. Sangat sulit
penggambaran kontaminan dari lindi telah ada dalam berbagai macam literatur
untuk beberapa kondisi di lokasi yang berbeda. Rentang jumlah kontaminan yang
komposisi tipikal dari berbagai macam kontaminan yang ada dalam lindi. Variasi
komposisi lindi ini disebabkan oleh berbagai macam sebab antara lain interaksi
antara komposisi sampah, umur dari sampah, kondisi hidrogeologi dari lahan,
iklim, musim dan air yang melalui timbunan. Selain itu penentuan tinggi setiap
sel, kedalaman keseluruhan timbunan, tanah penutup dan kompaksi sampah juga
turut berpengaruh. Setelah lindi keluar dari timbunan sampah, komposisi lindi
dipengaruhi oleh jenis tanah dan pengenceran oleh air tanah (Robert J Kodoatie,
1996).
Proses Terjadinya pencemaran lindi ke tanah dengan proses infiltrasi, air lindi
dapat mencimari air tanah dan proses ini akan berjalan cepat apabila jarak
permukaan air tanah dengan air lindi cukup dekat. Setelah mencapai air tanah, air
lindi akan terbawa oleh aliran air tanah. Melalui aliran air tanah, air lindi dapat
sumber air yang dikonsumsi masyarakat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu
meter pada jarak 5 meter dan akhirnya akan menyempit pada saat akan
mempercepat aliran air tanah dari arah horizontal masuk ke dalam air
sumur. Jadi pengambilan air tanah yang berlebihan infiltrasi tanah semakin
cepat sehingga air tanah tercemar akan lebih cepat masuk ke dalam air
sumur tersebut.
3) Porositas tanah
(porous) dari volume material keseluruhan yang dapat dilalui air di bawah
gaya beratnya. Porositas merupakan suatu indeks dari jumlah air yang
dapat disimpan pada lapisan air jenuh. Porositas dapat dikatakan angka tak
4) Tekstur tanah.
Tekstur tanah berkaitan dengan aliran air tanah adalah klasifikasi tanah
cepat.
Aliran air tanah dengan proses geologi yang memberikan pengaruh secara
Pergerakan aliran air tanah melalui pori-pori tanah yang tidak kedap air
baik dipermukaan tanah dan dalam spectrum geologi yang luas baik dalam
6) Temperatur
semakin tinggi dan ini akan mempengaruhi komposisi kimia air tanah
B. Dumping
Sistem dumping terlalu umum dan kebutuhan tidak diperjelas dan ini
terbuka. Dengan cara ini, TPA memerlukan tanah yang luas dan sampah
ditumpukan begitu saja, tanpa ada perlakuan. Sistem dumping memang dapat
menekan biaya, tetapi sudah jarang dilakukan karena msyarakat sekitar terganggu.
Cara ini berpengaruh buruh terhadap lingkungan, berupa sumber penyakit, tempat
keperairan umum, dan menimbulkan bau yang menusuk, cara ini tidak
( Manik,2016).
C. Incineration
d) Pengelolaan dapat dilakukan secara terpusat dengan jadwal jam kerja yang
Adapun kerugian yang ditimbulkan akibat penerapan metode ini : biaya besar,
2. Furnace tungku merupakan alat pembakar yang dilengkapi dengan jeruji besi
yang berguna untuk mengatur jumlah masuk sampah dan untuk memisahkan
abu dengan sampah yang belum terbakar. Dengan demikian tungku tidak
terlalu penuh.
3. Combustion atau tungku pembakar kedua, memiliki nyala api yang lebih
panas dan berfungsi untuk membakar benda-benda yang tidak terbakar pada
tungku pertama.
4. Chimmey atau stalk adalah cerobong asap untuk mengalirkan asap keluar dan
D Composting
E Hot feeding
Pemberian sejenis garbage kepada hewan ternak (mis, babi). Perlu diingat
bahwasampah basah tersebut harus diolah lebih dahulu (dimasak atau direbus)
F Discharge to sewers
airlimbah. Metode ini dapat efektif asalkan sistem pembuangan air limbah
memangbaik.
G Individual inceneration
H Recycling
ataudaur ulang. Contoh bagian sampah yang dapat didaur ulang, antara lain,
Istilah daur ulang sering disalah artikan untuk mencakup kegiatan seperti
ketika bahan dikumpulkan dan digunakan sebagi bahan baku untuk produk
4). Akhirnya membeli dan menggunakan barang dibuat dengan bahan diolah
A. Reduction
jenis garbage) sampai ke bentuk yang lebih kecil, kemudian diolah untuk
menghasilkan lemak.
B. Salvaging
1990).
1. Kota raya dan kota besar (jumlah penduduk > 500.000 jiwa) bentuk lembaga
2. Kota sedang 1 (jumlah penduduk 250.000 – 500.000 jiwa) atau ibu kota
sendiri.
bentuk lembaga yang dianjurkan berupa dinas / suku dinas /UPTD dinas
4. Kota kecil (jumlah penduduk 20.000 – 100.000 jiwa) atau kota kotif bentuk
UPTD, dinas pekerjaan umum atau seksi pada dinas pekerjaan umum.
2. Organisasi kemasyarakatan.
2. Pengelolaan sampah dari TPS sampai dengan TPA dikelola oleh lembaga
pengelola sampah kota yang dibentuk atau dibentuk oleh Pemerintah Kota.
berlaku.
adalah negara hukum, dimana sendi-sendi kehidupan bertumpu pada hukum yang
diterbitkan oleh Pemerintah Kota Medan baik dalam bentuk peraturan daerah
adalah sebagai berikut: Peraturan Daerah Kota Medan No.6 Tahun 2015 tentang
Pengelolaan Sampah.
yaitu:
terpadu
Yaitu sampah yang berbentuk padat yang berasal dari sisa kegiatan sehari-
hari di rumah tangga, tidak termasuk tinja dan sampah spesifik dan dari
proses alam yang berasal dari lingkungan rumah tangga. Sampah ini
Yaitu sampah rumah tangga yang bersala bukan dari rumah tangga dan
lingkungan rumah tangga melainkan berasal dari sumber lain seperti pasar,
3. Sampah Spesifik
Yaitu sampah rumah tangga atau sampah sejenis rumah tangga yang
beracun seperti batere bekas, bekas toner, dan sebagainya), sampah yang
penanganan sampah.
sampah; dan/atau
Lingkungan
A. Pengaruh Positif
dengan sampah
masyarakat
masyarakat
keperluan lain.
B. Pengaruh Negatif
penyakit hidup dan berkembang biak dalam sampah kaleng ataupun ban
misalnya luka akibat benda tajam seperti besi, kaca, dan sebagainya
lain.
b) Keadaan lingkungan yang kurang baik dan jorok, akan menurunkan minat
dan hasrat orang lain (turis) untuk datang berkunjung ke daerah tersebut
g) Penurunan mutu dan sumber daya alam sehingga mutu produksi menurun
Input
1.Angkutan sampah di TPA Terjun
2. Peralatan sampah di TPA Terjun.
3. Sumber Daya Manusia.
4. Struktur Organisasi di TPA Terjun
Proses
1. kegiatan open dumping di TPA Terjun
2. Membutuhkan Sistem pengelolaan sampah yang sesuai :
a. Undang-Undang nomor 18 tahun 2008 dan
b. Peraturan Daerah nomor 6 tahun 2015 tentang
pengelolaan sampah
Output
METODE PENELITIAN
Objek dalam penelitian ini adalah sampah yang dihasilkan TPA Terjun di
Informan dalam penelitian ini adalah orang atau pelaku yang benar-benar
49
Universitas Sumatera Utara
50
menguasai masalah, yang sudah bekerja selama 5 tahun di TPA terjun serta
terlibat langsung dengan masalah penelitian yaitu pegawai di TPA Terjun, kasi
TPA, mandor, spj, bestari dan melati, pegawai administrasi, pegawai alat berat di
TPA Terjun dan yang bertanggung di tempat pembuangan akhir sampah TPA
Terjun.
Data sekunder diperoleh dari data yang didapat dari jurnal, buku-buku
4. Output adanya pemantauan udara, dan sumur pantau untuk pencemaran air
interview) berupa daftar pertanyaan yang disusun sesuai dengan topik yang akan
yang akan diperoleh, peneliti juga menggunakan alat bantu berupa alat tulis dan
Kecamatan Medan Marelan Kota Medan, salah satu Kecamatan yang berada di
kelurahan Terjun memiliki luas wilayah yang terluas yaitu sebesar 16,05 KM2
yang terdiri dari 22 lingkungan. Sebagian besar lahan pada kelurahan Terjun di
gunakan untuk TPA sampah yaitu seluas 14 Ha tepatnya di lingkungan enam dan
Open dumping. Jumlah sampah yang dibuang di TPA Terjun yang berasal dari
52
Universitas Sumatera Utara
53
asal tanah lempung, tofografi relatif datar dengan ketinggian elevansi 2,5 m dari
permukaan laut, areal berada diantara aliran Paluh Nibung dengan Paluh Terjun
dengan jarak sekitar 6 km dari garis pantai, aliran air kedua paluh (anak sungai)
tersebut dipengaruhi oleh pasang surut air laut, mulai dioperasikan pada tanggal 7
Kota Medan dengan luas lokasi 14 Ha dan Pemilikan Lahan Pemerintah Kota
Medan.
Jarak Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA) Terjun dari pemukiman 500
M, sedangkan dari Sungai Deli berjarak 4 km, dengan pantai Belawan berjarak 6
Km, jarak bandara udara kualanamu dengan tempat pemrosesan akhir sampah
(TPA) Terjun berjarak sekitar 48 Km, dan tempat pemrosesan akhir sampah
TPA terjun mempunyai 2 Zona terbagi atas zona tidak aktif dan zona aktif.
Zona tidak aktif di TPA terjun sudah tidak dipergunakan dalam hal kegiatan
ataupun pengoperasian pemaparan sampah , bahwa Zona tidak aktif tersebut telah
berjalan, TPA Terjun setahun dua kali melakukan penimbunan yang diakukan
secara manual dengan menggunakan alat berat Excavator yang berada di TPA.
KEPALA SEKSI
MANDOR
yang berusia 43 tahun dengan pendidikan S1 dan jabatan di TPA terjun adalah
medan marelan yang berusia 38 tahun dengan pendidikan S1 dan jabatan di TPA
terjun adalah Staf TPA Terjun, informan 3 Pengelolaa TPA Terjun kecamatan
medan marelan yang berusia 20 tahun dengan pendidikan SMA dan jabatan di
TPA terjun adalah Pencatat SPJ, informan 4 Pengelolaa TPA Terjun kecamatan
medan marelan yang berusia 39 tahun dengan pendidikan SMP dan jabatan di
TPA terjun adalah Operator alat berat TPA Terjun dan , informan 5 Pengelolaa
TPA Terjun kecamatan medan marelan yang berusia 42 tahun dengan pendidikan
menjadi anorganik dan organik. Yang paling banyak jenis sampah TPA ini
yang selalu di jumpai yang paling banyak sampah organic seperti sisa
makanan.
daunan.
Hasil observasi yang dilakukan peneliti di TPA Terjun, ada beberapa jenis-
jernis sampah yang terdapat di TPA Terjun, yaitu sampah-sampah organik seperti
berdasarkan data dari TPA Terjun, dan sampah organik tersebut tidak bisa
mengalami kerusakan.
Jumlah sampah anorganik seperti kertas, plastik, gelas, kayu, kain, karet, pempers
mencapai 22,7%.
Jumlah armada pengangkut yang masuk untuk membuang sampah di lokasi TPA
terjun terdapat 4 macam truk yaitu truk typper, truk continer, truk competor, dan
truk amroll
Tabel 4.5 Armada Truk Pengangkut Sampah yang masuk Ke TPA Terjun
2017
lokasi TPA Terjun, lalu setelah armada pengangkut sampah sampai di Lokasi
TPA terjun petugas yang bertugas sebagai supir armada pengangkut sampahpun
turun dan memberikan surat untuk perintah jalan kepada pegawai di TPA terjun,
orang honorer dan 8 orang PNS, dan di TPA Terjun Tidak Mempunya
Struktur organisasi hanya saja ada urutan nya sesuai tanggung jawab
Terjun terbagi PNS ada 8 orang dan Honor ada 37 orang itu saja yang tim
status PNS 8 pegawai dan tenaga harian Lepas 37 orang dan ini hasil yang di
daya manusia (Petugas) yang bekerja di TPA terjun berjumlah 45 orang dengan
status Pegawai negeri sipil berjumlah 8 orang dan pegawai harian lepas berjumlah
TPA Terjun memiliki fungsi serta tugas pegawai di TPA terjun yaitu
dari dinas kebersihan Kota medan dan diberikan stempel oleh petugas
berikut:
nyatakan oleh para informan dan jika jam 22:00 tidak dapat lagi masuk
berikutnya.
untuk mencatat jumlah, jenis dan sumbernya serta tanggal dan waktu
d. Mencatat jumlah sampah yang masuk dalam satuan volume (mᶟ) dalam
sampah di TPA terjun dalam keadaan rusak sudah dari tahun 2015 sampai
2017
Terjun adalah:
b. Transportasi pembongkaran
lebih besar serta antrian kendaraan yang panjang di lokasi TPA Terjun.
kembali.
Alat berat yang digunakan untuk memadatkan sampah seperti bulldozer tersedia
10 layak pakai 7, dan yang tidak dapat terpakai lagi berjumlah 3 unit, di TPA terjun
loader berjumlah 1 unit dengan kondisi rusak berat dan tidak dapat terpakai lagi dan
excavator yang tersedia di TPA terjun berjumlah 5 unit dengan kondisi 3 layak pakai dan
2 tidak layak pakai. Kondisi ini menyebabkan kurangnya ketersediaan alat berat di TPA
dan Tong sampah berjumlah 10 hanya itu peralatan sampah yang terlihat di lokasi
Prasarana dan sarana yang tersedia di TPA Terjun dapat diuraikan sebgai
berikut :
fasilitas dasar yang diperlukan agar suatu TPA dapat dijangkau dan
dimanfaatkan meliputi :
loader.
c) Sumur uji atau sumur pantau diperlukan untuk mengontrol ada dan
tidaknya pencemaran terhadap air tanah yang di akibatkan oleh air lindi
metana dan gas karbon dioksida dilakukan pengendalian di TPA agar gas
agar gas dapat keluar dari timbunan sampah dan menuju titik-titik yang
telah di tentukan.
estetika lingkungan, sebagai zona untuk pencegahan bau dan vektor lalat
b) Tempat pencucian alat angkut dan alat berat ; berfungsi untuk melakukan
pencucian alat angkut guna untuk pemeliharaan alat angkut dan alat berat
PEMBAHASAN
Pemrosesan akhir sampah (TPA) Terjun tanpa melalui proses pemilahan atau
merupakan tempat atau pemrosesan akhir sampah yang ada di Kota Medan.
Menurut Azwar (1990), jarak TPA yang sering dipakai sebagai pedoman
adalah Jarak Tempat Pengelolaan Akhir Sampah (TPA) Terjun dari pemukiman
500 M, sedangkan dari Sungai Deli berjarak 4 km, dengan pantai Belawan
berjarak 6 Km, jarak Bandara Udara Polonia dengan Tempat Pemrosesan Akhir
TPA Terjun Kota Medan telah memenuhi syarat sebagai lokasi tempat
tertentu yang hanya dapat dicapai melalui tindakan yang harus dilakukan
bersama-sama.
67
Universitas Sumatera Utara
68
sebagai struktur tata pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja antara
di TPA terjun
sampah padat dapat digolongkan sebagai, Sampah Organik, terdiri dari bahan-
bahan penyusun tumbuhan dan hewan yang diambil dari alam atau dihasilkan
dari kegiatan pertanian,perikanan atau yang lain. Sampah ini dengan mudah
diuraikan dalam proses alami. Sampah rumah tangga sebagian besar merupakan
bahan organik. Termasuk sampah organik, misalnya sampah dari dapur, sisa
Sampah Anorganik, berasal dari sumber daya alam tak terbarui seperti
mineral dan minyak bumi, atau dari proses industri. Beberapa dari bahan ini tidak
terdapat di alam seperti plastik dan aluminium. Sebagian zat anorganik secara
keseluruhan tidak dapat diuraikan oleh alam, sedang sebagian lainnya hanya dapat
diuraikan dalam waktu yang sangat lama. Sampah jenis ini pada tingkat rumah
tangga, misalnya berupa botol, botol plastik, tas plastik, dan kaleng.
logam, kaca, kain, karet, kayu, sampah b3 dan pempers dan lain-lain. berdasarkan
berat sampah yang dihasilkan, komponen sampah yang paling dominan pada
potensi sampah terbesar adalah jenis kertas dan plastik masing-masing 2.995 %
alat berat yang memadai sehingga untuk pengolahan maupun untuk penghancuran
yang diperkirakan beberapa tahun ke depan TPA Terjun tidak akan dapat
menampung volume sampah yang kian hari bertambah mengingat teknologi dan
armroll truck dengan kapasitas isi 10 m3, compactor truk dengan kapasitas isi 12
m3, Untuk alat berat pemaparan sampah terdiri dari bulldozer, whell loader, dan
sampah di TPA Terju, Dinas Kebersihan Kota Medan harus melengkapi dengan
keseluruhannya.
tidak layak dipakai oleh TPA Terjun, dalam dalam Pasal 22 Undang- Undang No
sesuai dengan jenis, jumlah dan/atau sifat sampa . TPA merupakan tempat dimana
menjalankan prosedur mulai dari masuk nya sampah ke TPA dan supir melapor ke
Terjun dan di buang begitu saja lalu pemulung datang untuk melihat sampah yang
masih bisa di daur ulang dan sampah yang tidak dapat di daur ulang seperti
sampah organik di biarkan begitu saja. tahun 2015 sistem pengelolaan sampah di
bantu dengan membuat kompos tetapi setelah alat pembuat kompos rusak berat di
TPA tidak ada lagi engelolaan sampah hanya menggunakan sistem open dumping
saja
sistem open dumping yaitu menimbulkan bau yang sangat tajam di TPA Terjun
serta dapat menimbulkan rasa pusing, mual hingga muntah. Kondisi ini dapat
yang diperlukan agar suatu TPA dapat dijangkau dan dimanfaatkan. fasilitas
dimaksud meliputi Jalan masuk dari TPA, hanya mempunya 1 jalanan memasuki
gas karbondioksida dan methan dengan jumlahnya yang tidak sedikit. Kedua gas
tersebut memiliki potensi yang besar dalam proses pemanasan global terutama gas
methan. Perlu dilakukan pengendalian agar gas tersebut tidak dibiarkan bebas
lepas ke atmosfir. di TPA terjun sudah banyak yang rusak untuk pengendalian gas
methan dinamakan gas venting dan tidak layak pakai dikarenakan umur TPA
Terjun sudah mencapai 23 tahun harus adanya perbaikan pipa yang baru agar
timbunan sampah yang melarutkan banyak sekali senyawa yang ada sehingga
genangin oleh tumpukan sampah terlihat banyak sampah dan sangat organik
bulldozer dengan jumlah 7 layak pakai dan 3 rusak berat, excavatordengan jumlah
5 dengan kondisi rusak beratdan loader dengan jumlah 1 dan kondisinya rusak
berat. Setiap jenis peralatan tersebut memiliki fungsi yang berbeda-beda. Alat
dengan pola pengelolaan sampah yang di terapkan di TPA terjun.alat berat di TPA
yang memakai sistem open dumping hendaknya selalu siap untuk dioperasikan
setiap hari. tata cara pemeliharaan alat harus tersedia di lapangan dan diketahui
secara baik oleh petugas yang diberikan tugas di TPA terjun. Alat- alat yang
menimbun kembali bekas galian di TPA Terjun.excavator adalah jenis alat berat
yang terdiri dari mesin dan roda khusus yang dilengkapi dengan lengan dan alat
pengeruk yang digunakan untuk menggali parit, dan lubang di TPA Terjun.loader
adalah jenis alat untuk memadatkan sampah di TPA Terjun tetapi tidak dapat
dipakai dikarenakan rusak berat dan hanya berjumlah 1 unit di TPA terjun..
Fasilitas penunjang :TPA Terjun yaitu berupa adanya grasi untuk tempat
penyimpanan alat berat yang masih bisa di pakai maupun yang tidak terdapat 1
grasi di TPA terjun untuk Menyimpan alat berat.lalu fasilitas penunjang lainnya
seperti timbangan sampah yang terletak di depan pos SPJ tetapi dengan kondisi
sudah rusak dan tidak dapat dipakai. Lalu fasilitas penunjang lainya yaitu tempat
pencucian alat angkutan dan alat berat terdapat 1 tempat pencucian dan letaknya
berada di belakang kantor Adminstrasi TPA terjun digunakan untuk mencuci alat
berat dan alat angkut. Dan Di TPA terjun juga memiliki fasilitas penunjang
lainnya yaitu tempat parkiran transportasi di belakang kantor SPJ selain itu TPA
Terjun . TPA Terjun memiliki1 unit genset di TPA tetapi dipakai jika diperlukan
saja .TPA terjun memiliki sumur pantau serta fasilitas penghijauan di lahan TPA
terjun di bantu memalui LSM dengan Penanaman ± 250 pohon di TPA Terjun
Pengelolaan Akhir Sampah (TPA) baru dengan sistem sanitary landfil sehingga
Kota Medan.
Karo), namun sampai saat ini pembangunan TPA tersebut belum terencana
membutuhkan TPA baru dengan penerapan sistem sanitary landfill sejalan dengan
dan untuk rencana pembangunan TPA baru tersebut sangat diharapkan dukungan
dana APBN dan APBD, sehingga akhirnya pengelolaan sampah kota medan
Utara.
lalat dan tidak terjadinya kebakaran yang dapat mengganggu lingkungan, gas
yang terbentuk di TPA Terjun umumnya berupa gas karbon dioksida dan methan
dengan komposisi hampir sama, disamping gas yang di hasilkan adalah gas
methan (CH4) dan karbon dioksida (CO2) jika tidak dikelola dengan baik akan
menimbulkan pencemaran dan gas methan dan CO2 memiliki potensi besar dalam
proses pemanasan global terutama gas methan melalui terbentuknya efek rumah
secara priodik sampah harus ditimbun dengan tanah, lapisan tanah mempunyai
keadaan padat.
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diperoleh beberapa
kesimpulan, yaitu :
pembuangan terbuka).
tahun, dan di TPA terjun sudah berdiri selama 23 tahun dan masih
dan ketika hujan turun jalanan masuk menuju TPA hancur tidak dapat
3. Keadaan di TPA terjun masih kekurangan alat berat dan sudah banyak
10: layak pakai 7 dan 3 rusak berat serta, Excavator sebanyak 5: layak
pakai 3 dan 2 rusak berat dan Whell loader sebanyak 1 dengan kondisi
rusak berat
75
Universitas Sumatera Utara
76
melihat melalui truk apa yang masuk ke TPA dengan kasat mata
6.2. Saran
beringin, dan lain-lain di areal TPA akan mengurangi polutan gas yang
sistim sanitary landfiill yaitu sampah yang dibuang dikelilingi dan ditutup
Badan Pusat Statistik, 2013. Kota Medan Dalam Angka. Kota Medan..
78
Universitas Sumatera Utara
79
Mukono, H.J. 2004. Higiene Sanitasi Hotel dan Restoran. Surabaya: Airlangga
University Press.
Mulia, Ricki M., 2005. Kesehatan Lingkungan. Cetakan Pertama. Graha Ilmu,
Yogyakarta.
PEDOMAN WAWANCARA
I. Data Umum :
1. Nama Informan :
2. Umur :
3. Jenis Kelamin :
4. Tanggal Wawancara :
5. Pendidikan Terakhir : a. Tamat SD
b. Tamat SMP
c. Tamat SMA
d. Perguruan Tinggi
2. Apakah semua prasarana dan sarana di TPA terjun digunakan dengan sebaik
mungkin dan apakah itu membantu anda saat anda bekerja di TPA Terjun?
3. Bagimana menurut anda tentang sistem yang dilakukan di TPA terjun pada
saat mulai dari proses pemasukan truk hingga sampai ke gunung dimana
5. Apakah ada mesin yang dipakai untuk pengelolaan sampah di TPA Terjun?
TPA terjun?
10. Apakah ada pemilahan pada saat pembuangan sampah di TPA Terjun?
11. Apa yang akan anda lakukan untuk caranya meminimalisir sampah di TPA
Terjun?
12. Apa kendala yang anda yang hadapi saat bekerja di TPA Terjun?
13. Apakah Solusi yang anda berikan untuk TPA terjun agar lebih baik lagi
kedepannya?
umum
NO PARAMETER YA TIDAK
tinggi
aspek estetika
DOKUMENTASI PENELITIAN