SKRIPSI
Disusun Oleh :
TAUFIQ WAHYU HIDAYAT
G1B010034
HALAMAN PERNYATAAN
NIM
: G1B010034
NIP
: 198307022010123003
Juli 2014
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Faktorfaktor yang Dihadapi Lembaga Kemasyarakatan dalam Optimalisasi Pengelolaan
Sampah Domestik Menuju Desa Mandiri Sampah di Kelurahan Grendeng
Kecamatan Purwokerto Utara. Penulisan skripsi dilaksanakan dalam rangka
memenuhi tugas akhir guna memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat
pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Universitas Jenderal Soedirman. Penulisan
skripsi ini dapat terselesaikan atas bantuan dan dukungan dari banyak pihak baik
secara moral maupun material, untuk itu penulis menyampaikan terimakasih
kepada :
1. Dr. Warsinah, M.Si, A.Pt, selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu-ilmu
Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman,
2. Arif Kurniawan, SKM, M.Kes, selaku Ketua Jurusan Kesehatan Masyarakat,
3. Agnes Fitria Widiyanto, SKM, M.Sc, selaku Pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan, saran dan petunjuk dalam penyusunan skripsi ini,
4. Drs. Kuswanto, M.Kes, selaku Pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan, saran dan petunjuk dalam penyusunan skripsi ini,
5. Saudin Yuniarno, SKM, M.Kes, selaku penelaah skripsi I yang telah
memberikan saran dan petunjuk dalam penyusunan skripsi ini,
6. Aris Dwi Susilarto, SKM, M.Ps, M.Eng, selaku penelaah skripsi II yang telah
meluangkan waktu dan memberikan petunjuk dalam penyusunan skripsi ini,
7. Bapak Maryono dan Ibu Sri Kuwati sebagai orang tua yang paling sempurna,
yang tak pernah berhenti mendoakan, memahami, mendukung, membimbing,
melindungi dan memperjuangkan segala sesuatu untuk anak-anaknya,
8. Seluruh dosen Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmuilmu Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto yang telah
memberikan ilmu yang bermanfaat bagi penulis,
9. Karyawan dan staf bagian pendidikan Jurusan Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran dan Ilmu-ilmu Kesehatan Universitas Jenderal
Soedirman Purwokerto, yang telah banyak membantu dalam urusan
akademik,
10. Kawan-kawan mahasiswa seperjuangan, Trisumadya Aditya, Afif Fathul
Kodir, Dicky Dwi Anggoro, Ari Wirahyani, Asri Arafah dan DFREL serta
semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah
memberikan motivasi, dukungan, bantuan, dan doa dalam penyusunan skripsi
ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna yang
disebabkan oleh keterbatasan kemampuan dan pengalaman yang dimiliki. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan pada kesempatan lain. Penulis berharap karya ini dapat
memperkaya ilmu pengetahuan dan bermanfaat bagi kita semua, Amin.
INTISARI
Grendeng dijadikan sebagai Desa Mandiri Sampah dan perlu upaya peningkatan
kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampah.
Kata Kunci
Kepustakaan : 46 (1995-2013)
DEPARTEMENT OF PUBLIC HEALTH
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES
JENDERAL SOEDIRMAN UNIVERSITY
PURWOKERTO
2014
ABSTRACT
Rapid economic growth often give rise to new problems in the city, one of them is
increasing volume of waste. Waste management in this context is very complex
and need for the application of Goverment policy in accordance with the plans and
medium term development strategy of the National Directorate of Copyright
works that are listed in the regulation of the Kementerian Pekerjaan Umum
No.21/PRT/M/2006. For it need for viable institutions in order to realize the
Goverments policy towards the Independent Village of Waste. The purpose of this
research is know the actors facing the community institution in optimization of
domestic waste management towards the Independent village of waste in the
Grendeng, Purwokerto Utara. Methods used is qualitative descriptive. The subject
of the research are obtained by using purposive sampling technique as much as of
6 person. Ways of collecting data with in-dept interviews, observation, document
analysis, and documentation. The result showed that factors facing the community
institution in optimization of domestic waste to the Independent village of waste
in the Grendeng, Purwokerto Utara has all aspects of compliance with Goverment
policy, but the community institutions agree if the Grendeng as a Independent
Keywords
Reference
: 46 (1995-2013)
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN ..............................................................................
HALAMAN PERNYATAAN ...............................................................................
PRAKATA ............................................................................................................
INTISARI .............................................................................................................
ABSTRAK ...........................................................................................................
DAFTAR ISI .........................................................................................................
viii
DAFTAR TABEL .................................................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................
xv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................
..........................................................................................................................xvi
BAB I
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
A. Sampah
1. Pengertian Sampah ...............................................................
2. Sumber-sumber Sampah ........................................................
13
3. Macam-macam Sampah .........................................................
14
4. Pengelolaan Sampah .............................................................
a. Mekanisme Pengelolaan Sampah ...................................
b. Sistem Pengelolaan Sampah ...........................................
c. Pengelolaan Sampah Perkotaan ......................................
d. Pengelolaan Sampah Domestik ......................................
5. Dampak Negatif Sampah ......................................................
B. Lembaga Kemasyarakatan ..........................................................
1. Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga ...........................
31
2. Badan Keswadayaan Masyarakat ...........................................
3. Karang Taruna ........................................................................
4. Rukun Tetangga .....................................................................
5. Rukun Warga ..........................................................................
32
6. Rukun Kematian .....................................................................
33
C. Rencana dan Strategi Direktorat Jenderal Cipta Karya
2010-2014 .....................................................................................
34
10
11
12
LAMPIRAN ........................................................................................................
132
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1
Tabel 2.1
Tabel 2.2
Tabel 3.1
Tabel 4.1
Tabel 4.2
Tabel 4.3
Tabel 4.4
Tabel 4.5
Tabel 4.6
Tabel 4.7
Tabel 4.8
Tabel 4.9
13
14
15
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Alur Penelitian .................................................................................
.........................................................................................................................132
Lampiran 2 Pedoman Wawancara Mendalam .....................................................
133
Lampiran 3 Transkip Hasil Wawancara Mendalam ..............................................
137
Lampiran 4 Dokumentasi Kegiatan Penelitian ....................................................
174
Lampiran 5 Surat Ijin Penelitian ..........................................................................
177
Lampiran 6 Surat Keterangan Perbaikan Hasil ...................................................
178
Lampiran 7 Biodata Penulis .................................................................................
179
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
bahwa
masyarakat
dan
pengusaha
berkewajiban
untuk
inisiatif
masyarakat
dalam
menjaga,
memelihara
dan
Pengelolaan sampah dalam hal ini sangat rumit dan memerlukan pendekatan
terhadap suatu lembaga masyarakat sebab kelompok ini mempunyai pengaruh
yang besar terhadap perubahan masyarakat kearah yang lebih baik. Melalui
lembaga kemasyarakatan ini diharapkan dapat membawa masyarakat
Kelurahan Grendeng untuk melakukan upaya optimalisasi pengelolaan
sampah domestik guna mewujudkan Desa Mandiri Sampah. Upaya tersebut
perlu dilakukan identifikasi gambaran permasalahan yang dihadapi dari segi
upaya pengurangan timbulan sampah, peran aktif masyarakat, pelayanan dan
kualitas sistem pengelolaan, kelembagaan, peraturan dan perundangan,
sumber pembiayaan guna mewujudkan Desa Mandiri Sampah.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan
latar
belakang
masalah,
maka
dapat
dirumuskan
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui faktor-faktor yang dihadapi Lembaga Kemasyarakatan
dalam optimalisasi pengelolaan sampah domestik menuju Desa Mandiri
Sampah di Kelurahan Grendeng, Kecamatan Purwokerto Utara.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui upaya pengurangan timbulan sampah.
b. Untuk mengetahui peran aktif masyarakat dan dunia usaha atau swasta
sebagai mitra pengelolaan sampah.
c. Untuk mengetahui pelayanan dan kualitas sistem pengelolaan sampah.
d. Untuk
mengetahui
kelembagaan,
peraturan
dan
perundangan
pembiayaan
pengelolaan
pengelolaan sampah.
e. Untuk
mengetahui
kemampuan
persampahan.
f. Untuk mengetahui persepsi Lembaga Kemasyarakatan mengenai Desa
Mandiri Sampah.
g. Untuk mengetahui persepsi Lembaga Kemasyarakatan jika Kelurahan
Grendeng dijadikan sebagai Desa Mandiri Sampah.
D. Manfaat
1. Bagi masyarakat Kelurahan Grendeng
Memberikan informasi tentang kondisi lingkungan dan pengelolaan
sampah yang ada di Kelurahan Grendeng Kecamatan Purwokerto
Utara.
Desa
Mandiri
Sampah
di
Kelurahan
Grendeng
E. Keaslian Penelitian
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian
No.
1.
Penelitian Terdahulu
a. Judul Penelitian:
Evaluasi Pengelolaan
Sampah
(Studi
Kualitatif Evaluasi
Pengelolaan
Sampah
di
Kelurahan
Grendeng
Perbandingan
a. Persamaan:
Metode penelitian
menggunakan
metode
kualitatif
deskriptif
b. Perbedaan:
1)
Tujuan
Kecamatan
Purwokerto Utara
Kabupaten
Banyumas)
b. Penulis:
Erida
Octa
Prasetyowati
c. Tahun Penelitian:
2013
d. Hasil:
Sampah
yang
dihasilkan
oleh
masyarakat
Kelurahan
Grendeng
Kecamatan
Purwokerto Utara
berdasarkan data
sekunder
Dinas
Cipta Karya adalah
sebesar 6m3/hari.
Jenisa
sampah
yang
banyak
dijumpai
adalah
sampah anorganik,
sedangkan sumber
sampah
berasal
dari pemukiman.
Kelembagaan yang
bertanggung jawab
dalam pengelolaan
sampah
di
Kelurahan
Grendeng
Kecamatan
Purwokerto Utara
adalah RT dan RW
kemudian
diteruskan
pegangkutan oleh
Dinas Cipta Karya
Kebersihan
dan
Tata
Ruang
Kabupaten
Banyumas.
Pembiayaan
berasal
dari
swadaya
penelitian yang
dilakukan
Erida
Octa
Prasetyowati
meliputi
evaluasi yaitu
kelembagaan,
pembiayaan,
peraturan,
teknik
operasional,
peran
serta
masyarakat.
Sedangkan
dalam
penelitian ini
adalah aplikasi
dari Rencana
dan
Strategi
Direktorat
Jenderal Cipta
Karya sesuai
dengan
Peraturan
Menteri
Pekerjaan
Umum
No.21/PRT/M/
2006 tentang
kebijakan dan
strategi
nasional
pengembangan
sistem
pengelolaan
persampahan.
10
masyarakat.
Peraturan tentang
pengelolaan
sampag
yang
berlaku
yaitu
Peraturan Daerah
Kabupaten
Banyumas
No.6
Tahun
2012,
Peraturan retribusi,
dan
UndangUndang
No.18
Tahun
2008,
namun peraturan
hanya
sebagai
payung
saja,
sehingga
pelaksanaan sanksi
belum dilakukan
penanganannya.
Teknis operasional
yaitu kumpul ,
angkut,
buang.
Peran
serta
masyarakat masih
kurang
Lanjutan Tabel 1.1 Keaslian Penelitian
No.
Penelitian Terdahulu
2.
a. Judul Penelitian:
Pengelolaan Sampah
Rumah Tangga Di
Kellurahan
Sidorame
Timur
Kecamatan Medan
Perjuangan Kota
Medan
b. Penulis:
Yessi T.Br.Karo
c. Tahun Penelitian:
2009
d. Hasil: Pengelolaan
sampah
rumah
tangga
di
Kelurahan
Sidorame
Timur
belum
berjalan
dengan
baik.
Strategi
Perbandingan
a. Persamaan
Metode penelitian
yang
digunakan
Yessi
T.Br.Karo
sama dengan
penelitian yang
akan dilakukan
yaitu deskriptif
kualitatif.
b. Perbedaan
1)
Lokasi
penelitian
Yessi
T.Br.
Karo
dilakukan di
Kelurahan
Sidorame
Timur
11
3.
pengelolaan
sampah
rumah
tangga
yang
dilakukan
oleh
masyarakat
di
Kelurahan
Sidorame
Timur
adalah
dengan
berpartisipasi
membuang sampah
rumah tangga ke
tempat yang telah
disediakan,
membuang sampah
rumah tangga ke
parit
(drainase)
serta masyarakat
telah
mengenal
prinsip 4R (Reuse,
Reduce,
Recycling,Replace)
namun
dalam
pelaksanaannya
masyarakat hanya
melakukan
pemanfaatan
terhadap sampah
rumah
tangga.
Sistem penanganan
sampah
rumah
tangga
yang
dilakukan
oleh
pemerintah
di
Kelurahan
Sidorame
Timur
juga
belum
berjalan
dengan
baik.
Judul Penelitian :
Peran
Serta
Masyarakat Dalam
Pengelolaan
Sampah
Rumah
Tangga
(Studi
Kasus
di
Sampangan
dan
Jomblang,
Kota
Semarang)
Kecamatan
Medan
Perjuangan
Kota Medan
sedangkan
penelitian ini
akan
dilakukan
di
Kelurahan
Grendeng
Kecamatan
Purwokerto
Utara
Kabupaten
Banyumas.
Persamaan :
1) Metode penelitian yang
digunakan Ni Komang
Ayu Artiningsih sama
dengan penelitian yang
akan dilakukan yaitu
deskriptif kualitatif
Perbedaan :
1) Lokasi penelitian : lokasi
penelitian yang dilakukan
12
Penulis : Ni Komang
Ayu Artiningsih
Tahun Penelitian :
2008
Hasil : pengelolaan
sampah
rumah
tangga
berbasis
masyarakat dapat
mereduksi
timbulan sampah
yang
dibuang.
Permasalahan
utama dari peran
serta masyarakat
dalam pengelolaan
sampah rumah
Ni
Komang
Ayu
Artiningsih di Sampangan
dan
Jomblang,
Kota
Semarang sedangkan
Sampah
1. Pengertian Sampah
Pengertian sampah adalah suatu yang tidak dikehendaki lagi oleh yang
punya dan bersifat padat. Sementara didalam UU No 18 Tahun 2008 tentang
13
b.
Sampah
yang
tidak
dapat
membusuk
(refuse), terdiri dari sampah plastik, logam, gelas karet dan lain-lain.
c.
Sampah
berupa
debu/abu
sisa
hasil
mortalitas
dan
mobilitas
secara
bermakna
atau
14
15
sampah
basah, sampah kering abu, sisa sisa makanan, sisa bahan bangunan.
e. Sampah Pertanian
Sampah dihasilkan dari tanaman atau binatang daerah pertanian,
misalnya sampah dari kebun, kandang, ladang atau sawah yang
dihasilkan berupa bahan makanan pupuk maupun bahan pembasmi
serangga tanaman. Berbagai macam sampah yang telah disebutkan
diatas hanyalah sebagian kecil saja dari sumber- sumber sampah yang
dapat ditemukan dalam kehidupan sehari - hari. Hal ini menunjukkan
bahwa kehidupan manusia tidak akan pernah lepas dari sampah.
3. Macam- Macam Sampah
Berdasarkan asalnya, sampah padat dapat digolongkan menjadi 2 (dua)
yaitu sebagai berikut (Basriyanta, 2007) :
a. Sampah organik
Sampah organik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan
hayati yang didegradasi oleh mikroba atau bersifat biodegradable.
Sampah ini dengan mudah dapat diuraikan melalui proses alami,
sampah rumah tangga sebagian besar merupakan sampah organik.
Termasuk sampah organik, misalnya sampah dari dapur, sisa makanan,
pembungkus (selain kertas, karet, dan plastik), tepung sayuran, kulit
buah, daun, dan ranting.
b. Sampah anorganik
Sampah anorganik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan
non-hayati baik berupa produk sintetik maupun hasil proses teknologi
16
17
penanganan
sampah
yang
mencakup
pemilahan
berbagai
usaha
untuk
mengurangi
limbah
sampah
dan
18
a) Reduce
Dilakukan dengan cara sebisa mungkin melakukan minimalisasi
barang
atau
material
yang
digunakan.
Semakin
banyak
kita
19
Kelembagaa
n
Sistem Pengelolaan
Sampah
Peran Serta
Masyarakat
Pembiayaa
n
Peraturan
penampungan/pewadahan,
pengumpulan,
pengolahan,
20
21
Merupakan
sistem
pengolahan
sampah
dengan
hanya
2)
Aspek Kelembagaan
Menurut SNI 3242-2008 aspek kelembagaan meliputi ;
a) Penanggung jawab pengelolaan persampahan dilaksanakan oleh :
-
Organisasi kemasyarakatan.
22
yang
dibentuk/ditunjuk
oleh
organisasi
kemasyarakatan
pemukiman setempat.
-
23
Aspek Pembiayaan
Syafrudin (2004), pelaksanaan penarikan retribusi diatur dalam suatu
dasar hukum yang memenuhi prinsip antara lain:
a) Disusun sistem pengendalian yang efektif antara lain bersamasama rekening listrik.
b) Dibagi dalam wilayah penagihan.
c) Didasarkan pada peta target.
d) Penagihan dilaksanakan setelah pelayanan berjalan dan struktur
tarif perlu dipublikasikan kepada masyarakat.
Sumber dana merupakan salah satu sumber daya sistem
pengelolaan persampahan, dana tersebut meliputi : (Syafrudin, 2004)
24
a)
b)
25
organisasi,
pemungutan,
retribusi,
keterlibatan
26
dalam
memecahkan
permasalahan-permasalahan
27
28
masyarakat dalam satuan volume maupun berat per kapita, per hari,
atau per luas bangunan atau perpanjang jalan. Timbulan sampah
perkotaan tergantung besar kecilnya kota. Besaran timbulan sampah
berdasarkan komponen sumber sampah maupun klasifikasi kota sesuai
dengan tabel berikut:
Tabel 2.1 Besaran Timbulan Sampah Berdasarkan Klasifikasi Kota
Satua
Volu
Berat
n
Klasi
m
(Kg/
e
O
fi
(L/Or
ra
k
a
No
as
n
g/
i
g/
K
H
ar
ot
ar
i)
a
1.
Kota
i
2,75
0,70
3,
0,
n
2.
g
Kota
2,5
0,625
2,
29
0,
ci
l
Sumber : SNI 19-3983-1995
Komponen
Sumber
Sampah
Rumah
Permanen
Satu
a
n
Per
Volum
e
(Liter)
2,25-
Berat
(Kg)
0,350-
2,
0,
50
30
h
a
r
i
2.
Rumah
semi
Per
permanen
2,00-
0,300-
2,
0,
25
h
a
r
i
3.
Rumah
non
Per
permanen
1,75-
0,250-
2,
0,
00
h
a
r
i
4.
Kantor
Per
0,50-
0,025-
0,
0,
75
h
a
r
31
i
5.
Toko/ruko
Per
2,50-
0,150-
3,
0,
00
h
a
r
i
6.
Sekolah
Per
0,10-
0,010-
0,
0,
15
h
a
r
i
7.
Jalan
arteri
Per
sekunder
0,10-
0,020-
0,
0,
15
h
a
r
i
8.
Jalan kolektor
sekunder
Per
0,10-
0,010-
0,
0,
15
32
h
a
r
i
9.
Jalan lokal
Per
0,05-
0,005-
0,
0,
10
h
a
r
i
10.
Pasar
Per
0,10-
0,100-
0,
0,
60
/
h
a
r
i
33
perlu
didukung
ketentuan
perundang-undangan
mengenai
umum,
kebersihan
kota/lingkungan,
pembentukan
kondisi
topografi
dan
lingkungan
daerah
34
kesehatan
masyarakat.
Hal
penting
disini
adalah
35
Lembaga Kemasyarakatan
Menurut Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 19 Tahun 2006
tentang Pembentukan Lembaga Kemasyarakatan Desa, yang dimaksud
dengan lembaga kemasyarakatan adalah lembaga yang dibentuk oleh
masyarakat sesuai kebutuhan dan merupakan mitra pemerintah desa dalam
memberdayakan masyarakat.
Lembaga kemasyarakatan yang dimaksud dalam Peraturan Daerah
Kabupaten Banyumas Nomor 19 Tahun 2006 terdiri dari RT, RW, Karang
Taruna, PKK, LPMD, dan lembaga kemasyarakatan desa lainnya sesuai
dengan kebutuhan.
1. PKK (Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga)
Sesuai dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah
Republik Indonesia Nomor 53 tahun 2000, Gerakan Pemberdayaan dan
Kesejahteraan Keluarga, selanjutnya disingkat PKK adalah suatu gerakan
nasional yang tumbuh dari, oleh, dan untuk masyarakat dengan perempuan
sebagai motor penggeraknya menuju terwujudnya keluarga bahagia,
sejahtera, maju, dan mandiri. Program pokok PKK adalah program dalam
36
Lestari
merupakan
(2013)
wadah
pembentukan
dari
Badan
program
Keswadayaan
pemerintah
untuk
37
dalam
Peraturan
Menteri
Pekerjaan
Umum
Nomor
38
disinsentif
koordinasi
lintas
sektor
(perindustrian
dan
perdagangan).
Kebijakan 2: Peningkatan peran aktif masyarakat dan dunia usaha/swasta
sebagai mitra pengelolaan.
Strategi:
a. Meningkatkan pemahaman tentang pengelolaan persampahan sejak
dini melalui pendidikan di sekolah.
b. Menyebarluaskan pemahaman tentang pengelolaan persampahan
kepada masyarakat umum.
c. Membina
masyarakat
khususnya
kaum
perempuan
dalam
pengelolaan persampahan.
d. Mendorong peningkatan pengelolaan berbasis masyarakat.
e. Mengembangkan sistem insentif dan iklim yang kondusif bagi
dunia usaha/swasta
Kebijakan 3:
pengelolaan.
Strategi:
a. Optimalisasi prasarana dan sarana persampahan Kota/Kabupaten.
39
b. Meningkatkan
cakupan
pelayanan
secara
terencana
dan
berkeadilan.
c. Meningkatkan kapasitas sarana persampahan sesuai sasaran
pelayanan.
d. Melaksanakan rehabilitasi TPA yang mencemari lingkungan
e. Mengembangkan TPA ke arah Sanitary Landfill (SLF)/Controlled
Landfill (CLF)
f. Meningkatkan TPA regional.
g. Melaksanakan Litbang dan aplikasi teknologi penanganan sampah
tepat guna dan berwawasan lingkungan.
Kebijakan 4: Pengembangan kelembagaan, peraturan dan perundangan.
Strategi:
a. Meningkatkan status dan kapasitas institusi pengelola.
b. Meningkatkan kinerja institusi pengelola.
c. Memisahkan fungsi/unit regulator dan operator.
d. Meningkatkan koordinasi dan kerjasama antar stakeholder.
e. Meningkatkan kualitas SDM bidang persampahan.
f. Mendorong pengelolaan kolektif atas prasarana dan sarana
Regional
g. Meningkatkan kelengkapan produk hukum/NPSM pengelolaan
persampahan.
h. Mendorong implementasi/penerapan hukum bidang persampahan.
Kebijakan 5: Pengembangan alternatif sumber pembiayaan.
Strategi:
40
a. Menyamakan
persepsi
para
pengambil
keputusan
dalam
D.
rumah
tangga
hingga
kelompok
sehingga
pemulung
tidak
41
E.
Kerangka Teori
Sampah
Pengelolaan Sampah
1. Penampungan
sampah
2. Pengumpulan
sampah
3. Pemindahan
sampah
4. Pengangkutan
sampah
5. Penampungan
sementara
sampah
6. Pembuangan
akhir sampah
Dampak
1. Kesehatan
2. Lingkungan
3. Keadaan sosial
dan ekonomi
Lembaga
Kemasyarakatan
1.
2.
3.
4.
5.
PKK
BKM
Karang Taruna
RT
RW
6. Rukun Kematian
42
A. Kerangka Pikir
Faktor-faktor yang dihadapi lembaga kemasyarakatan
aktif
masyarakat
usaha/swasta
dan
sebagai
mitra pengelolaan.
3. Pelayanan dan kualitas sistem
pengelolaan persampahan.
4. Kelembagaan,
peraturan
Desa Mandiri
Sampah
dan
pengelolaan
persampahan.
5. Kemampuan
pembiayaan
pengelolaan persampahan.
6. Persepsi Desa Mandiri Sampah
Gambar 3.1 Kerangka Pikir Penelitian
39
B. Definisi Konsep
Tabel 3.1 Definisi Konsep
Tek
n
i
k
No.
Kons
e
p
P
e
n
g
u
m
p
u
l
a
n
Definisi Konsep
D
a
t
a
1.
2.
Peng
ur
a
n
g
a
n
ti
m
b
ul
a
n
sa
m
p
a
h
Peran
a
kt
if
Wa
w
a
n
c
a
r
a
m
e
n
d
a
l
a
m
Upaya
untuk
meningkatkan peran
aktif masyarakat dan
dunia usaha/ swasta
Wa
w
a
n
40
3.
m
as
y
ar
a
k
at
d
a
n
d
u
ni
a
u
sa
h
a/
s
w
as
ta
se
b
a
g
ai
m
it
ra
p
e
n
g
el
ol
a
a
n
Pelay
a
n
a
n
d
a
n
k
dalam pengelolaan
sampah
berbasis
masyarakat
c
a
r
a
m
e
n
d
a
l
a
m
Jangkauan
pelayanan
dan tingkat baik
buruknya
sistem
pengelolaan
persampahan
yang
diberikan
kepada
masyarakat
untuk
mewujudkan
Desa
Mandiri
Sampah
Wa
w
a
n
c
a
r
a
41
4.
u
al
it
as
si
st
e
m
p
e
n
g
el
ol
a
a
n
p
er
sa
m
p
a
h
a
n
Kele
m
b
a
g
a
a
n,
p
er
at
ur
a
n
d
a
n
p
er
u
n
d
Kelurahan Grendeng,
Kecamatan
Purwokerto Utara
Pengembangan
suatu
badan (organisasi),
peraturan
dan
perundangan
serta
penegakan
hukum
pengelolaan
persampahan
yang
tujuannya
untuk
melakukan
suatu
usaha
untuk
mewujudkan
Desa
Mandiri
Sampah
Kelurahan Grendeng,
Kecamatan
Purwokerto Utara
m
e
n
d
a
l
a
m
Wa
w
a
n
c
a
r
a
m
e
n
d
a
l
a
m
42
5.
a
n
g
a
n
se
rt
a
p
e
n
e
g
a
k
a
n
h
u
k
u
m
p
e
n
g
el
ol
a
a
n
p
er
sa
m
p
a
h
a
n
Kem
a
m
p
u
a
n
p
Kemampuan pembiayaan
yang
digunakan
untuk mewujudkan
Desa
Mandiri
Sampah Kelurahan
Grendeng,
Kecamatan
Purwokerto Utara
Wa
w
a
n
c
a
r
a
43
e
m
bi
a
y
a
a
n
p
e
n
g
el
ol
a
a
n
p
er
sa
m
p
a
h
a
n
6.
7.
Perse
p
si
D
es
a
M
a
n
di
ri
S
a
m
p
a
h
Perse
p
si
ji
m
e
n
d
a
l
a
m
Gambaran
Lembaga
Kemasyarakatan
mengenai
konsep
Desa
Mandiri
Sampah
Wa
w
a
n
c
a
r
a
m
e
n
d
a
l
a
m
Gambaran
Lembaga
Kemasyarakatan jika
Kelurahan Grendeng
dijadikan
sebagai
Wa
w
a
n
44
k
a
K
el
ur
a
h
a
n
G
re
n
d
e
n
g
di
ja
di
k
a
n
se
b
a
g
ai
D
es
a
Lanjutan Tabel 3.1
No.
Kons
e
p
Desa
Sampah
Mandiri
c
a
r
a
m
e
n
d
a
l
a
m
Definisi Konsep
Tek
n
i
k
P
e
n
g
u
m
p
u
l
45
a
n
D
a
t
a
8.
Mand
ir
i
S
a
m
p
a
h
Desa
M
a
n
di
ri
S
a
m
p
a
h
Wa
w
a
n
c
a
r
a
m
e
n
d
a
l
a
m
46
kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah serta dengan
memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moleong, 2007).
Jenis penelitian deskriptif kualitatif yang digunakan pada penelitian ini
diharapkan dapat diungkapkan situasi dan permasalahan yang dihadapi
lembaga kemasyarakatan dalam upaya pengelolaan sampah secara mandiri
untuk mewujudkan Desa Mandiri Sampah Kelurahan Grendeng, Kecamatan
Purwokerto Utara.
D. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini disebut informan. Informan merupakan orang
yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang suatu kondisi dan
situasi latar penelitian (Moleong, 2007).
Pemanfaatan informan bagi peneliti menurut Bogdan dan Biklen dalam
Moleong (2007), informan dalam hal ini adalah sebagai sampling internal
yaitu agar dalam waktu yang relatif singkat banyak informasi yang terjaring
karena informan dimanfaatkan untuk berbicara, bertukar pikiran atau
membandingkan suatu kejadian yang ditemukan dari subyek lainnya.
Penentuan sumber data (informan) pada penelitian ini dilakukan secara
purposive sampling. Purposive sampling yaitu dipilih dengan pertimbangan
dan tujuan tertentu. Pertimbangan tertentu ini misalnya orang tersebut
dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin sebagai
penguasa sehingga memudahkan peneliti menjelajahi obyek atau situasi sosial
yang diteliti (Sugiyono, 2010).
Informan dalam penelitian ini adalah Lembaga Kemasyarakatan
Kelurahan Grendeng Kecamatan Purwokerto Utara antara lain PKK, BKM,
Karang Taruna, RT, RW, dan Rukun Kematian. Penentuan unit sampel
(informan) dianggap telah memadai apabila telah sampai redundancy (data
47
1. Data Primer
Data primer merupakan sumber data yang langsung memberikan data
kepada pengumpul data (Sugiyono, 2010). Sumber data primer ini diperoleh
dari hasil wawancara mendalam (Indept Interview) secara langsung dengan
subyek penelitian yaitu Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan Grendeng yang
bersedia untuk diwawancarai yang meliputi pengurus PKK, BKM, Karang
Taruna, RT, RW dan Rukun Kematian.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data
kepada pengumpul data, misal lewat orang lain atau lewat dokumen
(Sugiyono, 2010). Data sekunder dalam penelitian ini dengan menelaah
dokumen seperti buku-buku yang relevan, jurnal kesehatan, data pengelolaan
48
sampah dari Dinas Ciptakarya, dan media internet yang dapat membantu
untuk mendukung data primer.
G. Cara Pengumpulan Data
Cara pengumpulan data yang dilakukan peneliti yaitu dengan cara :
1. Wawancara mendalam (Indept Interview)
Wawancara
adalah
suatu
metode
yang
dipergunakan
untuk
49
sampah,
peraturan
perundang-undangan
pengelolaan
50
proses
pemilihan,
pemusatan
perhatian
pada
hasil
reduksi
data
wawancara
mendalam
yang
memberi
51
52
yang
bersifat
menggabungkan
dari
berbagai
teknik
pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Bila peneliti melakukan
pengumpulan
data
dengan
triangulasi,
maka
sebenarnya
peneliti
49
92,75 Ha yang terdiri dari luas pemukiman 38,04 Ha; kuburan 1,17 Ha;
perkantoran 2,01 Ha; hutan 41,72 Ha; dan prasarana umum lainnya
10,31 Ha.
b. Data Demografi
Data yang diperoleh dari Laporan Tahun Kelurahan Grendeng
tahun 2009 bahwa jumlah penduduk Kelurahan Grendeng adalah 6.525
jiwa. Jumlah penduduk menurut umur Kelurahan Grendeng tahun 2009,
sebagai berikut:
Tabel 4.1
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Jumlah
Pendudu
k
(jiwa)
Persenta
se
(%)
437
240
271
305
346
295
425
307
412
416
451
6,7
3,7
4,2
4,7
5,3
4,5
6,5
4,7
6,3
6,4
6,9
Jumlah
Pendudu
k
(jiwa)
Persenta
se
(%)
Golonga
n
Um
ur
(tahun)
31-33
34-36
37-39
40-42
43-45
46-48
49-51
52-55
56-58
>58
TOTAL
425
319
295
216
230
206
217
170
134
76
6525
6,5
4,9
4,5
3,3
3,5
3,2
3,3
2,6
2,1
1,2
10
0
50
Jumlah
Pend
uduk
(jiwa)
No.
Pers
e
n
t
a
s
e
(%)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Belum Sekolah
Tidak
Tamat
SD/sederaj
at
Tamat
SD/sederaj
at
Tamat
SLTP/sede
rajat
Tamat
SLTA/sede
rajat
Tamat D1
Tamat D2
Tamat D3
Tamat S1
Tamat S2
Tamat S3
TOTAL
501
421
11,1
9,3
1.72
38,3
5
605
14,7
785
17,4
30
23
65
270
58
18
652
0,7
0,5
1,4
4,9
1,3
0,4
5
1
0
0
51
Jumlah
Pend
uduk
(jiwa)
No.
Pers
e
n
t
a
s
e
(%)
1.
Buruh/swasta
2.10
62,5
2.
Pegawai
Negeri
Pengrajin
Pedagang
Penjahit
Tukang batu
Tukang kayu
Peternak
Montir
Dokter
Sopir
Pengemudi
becak
TNI/Polri
Pengusaha
120
3,6
68
105
30
315
300
180
7
2
43
68
2,0
3,1
0,9
9,4
8,9
5,4
0,2
0,1
1,3
2,0
11
12
652
0,3
0,4
0
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
1
0
0
52
Warga
Masyarakat
(Kesbangpolinmas),
Badan
Perencanaan
dan
ini
adalah
untuk
mendapatkan
informasi
dan
wawancara
mendalam
dengan
menggunakan
pedoman
53
Inisial
Alam
at
Usia
Pendi
d
i
k
a
n
1.
Grend
e
n
g
43
S1
2.
GP
Grend
e
n
g
38
S1
Grend
e
n
g
21
Grend
e
n
g
34
Grend
e
n
g
54
Grend
e
n
g
50
No.
Kete
r
a
n
g
a
n
Info
r
m
a
n
Status
PKK
1
Info
BKM
r
m
a
n
2
3.
S1
Info
r
m
a
n
Karang
Tar
una
3
4.
SLTA
Info
RT
r
m
a
n
4
5.
SLTA
Info
RW
r
m
a
n
5
6.
SLTA
Info
r
m
a
n
Rukun
Ke
mat
ian
6
Sumber: Data Primer diolah Tahun 2014
54
kelancaran
pelaksanaan
pengelolaan
sampah.
Aspek
Informan 2
Informan 3
Jawaban
Selama ini sih belum keliatan lah untuk
menggunakan kembali lah. Palingpaling itu yaa sampah-sampah yang
sekiranya bisa dimanfaatkan dijual
ke rongsok itu.
Menggunakan kembali sepengetahuan
kami, mereka mengambil barangbarang
yang
tidak
terpakai
digunakan
kembali
menjadi
terpakai, reuse lah contohnya lampu
bekas terus dijadikan kerajinan
tangan, tapi terbatas tidak semua,
kegiatan-kegiatan 3R itu bahkan
dikatakan tidak ada, adapun mereka
mengambilnya untuk dijual kembali
kaya plastik kaya pemulung itu
lah.
Setau saya si ehm paling buat ini ya
apa kalo sampah organik dipendem
lo apa taroh di pot apa dimana heeh
kalo orang sini kalo gak dikubur
dimana
kalo
organik,
kalo
anorganik biasanya ya dibuang di
55
bak sampah
Informan 5
Informan 6
Jawaban
kita mungkin ngambil barang-barang
yang masih bisa dipake, dalam arti
kita
bisa
menabung
atau
menjualnya ya, contohnya plastik
putih, kertas, limbah-limbah dari
elektronik, biasanya kan orang
kadan-kadang beli alat elektronik
ya, yang ga kepake otomatis
biasanya kalo dulu ya sebelum ada
bank sampah langsung dibuang, lha
ini kita ga jadi masing-masing di
elektronik jg banyak yang masih
bisa digunakan sih untuk ditabung
atau dijual dari rangkanya dari
dalemnya (biasanya ngejualnya
kemana ) kita ke babeh. (semua
warga disini ngejualnya kesana
pak) iya kita tampung dulu di bank
sampah, kita sistemnya menabung
sih. Jadi kalo ada perorangan yang
mereka mencari diluar bisa menjual
ke babeh, tp kalo sampah rumah
tangga yangg dulunya kita buang
sekarang ditabung.
kalau sini yang digunakan lagi ya
sampah anorganik, karena sampah
anorganik
kan
masih
bisa
dikumpulkan masih laku dijual gitu
buat nambah kesejahteraan. Kalau
sampah organik sendiri sementara
masih dibuang ke TPA, lha itu
caranya warga sendiri kalau
mbuang ada petugasnya, terus kita
mbayar ke petugasnya gitu.
sebenarnya kalau untuk persampahan
kecil untuk warga ya, artinya bukan
sebagai bukan mayoritas mata
pencaharian dari sampah. Itu
menjual barang-barang yang masih
laku sebagai hasil tambahan ya. (itu
yang dijual sampah apa Pak?) ya
jenis barang yang apa ya namanya
nonorganik apa ya, plastik, ember,
botol.
56
Informan 2
Informan 3
Jawaban
Kalau yang ada disini khususnya di
wilayah RT saya ya, RT dan RW ini
itu untuk sampah itu masingmasing ibu rumah tangga itu setiap
harinya mengumpulkan sampah di
masing-masing rumah dan setiap
hari bapak-bapak yang mengambili.
Jadi kerja sama antara -ibu dengan
bapak-bapak, jadi ibu untuk
mengambili sampah kemudian
sampah itu dibuang ke tempat
sampah
Reduce kan mengurangi dari kita,
paling untuk upaya pengurangan
seperti saya membeli rokok di
supermarket, terus dikasih plastik,
kemudian saya tolak. Itu contoh
sepele itu, itu sudah upaya
mengurangi
di
sumbernya,
pengolahan sampah yang baik kan
di sumbernya, ya kan sumbernya
dipilah dulu diolah dulu, tapi kalau
di TPA sudah 0% itu sudah bagus
banget, tapi susah.
Ngopo yo kayaknya si gak ada lo,
warga itu apa ya kalo untuk
masalah sampah emang udah
sehari-harinya kayak gitu sih ya,
57
Informan 4
Informan 5
Jawaban
mitra kerjanya juga bank sampah, kita
58
Informan 6
Sumber: Data Primer Diolah Tahun 2014
Tabel 4.6 dapat diketahui bahwa tiga informan (BKM, RT, RW)
menyebutkan kegiatan yang rutin dilakukan warga untuk mengurangi
timbulan sampah adalah mengurangi sampah mulai dari sumbernya
yaitu menggunakan kembali tas kresek atau kandi (karung) untuk
berbelanja.
Informan 3
Jawaban
Belum, paling-paling disini tukang ban
hanya anu aja apa istilahnya bikin
Belum, kegiatan 3R-nya belum ada,
reuse, recycle terus satunya apa yaa
reduce, reduce kan mengurangi,
recycle mendaur ulang, terus reuse
menggunakan kembali.
Ooh Kalo daur ulang emang udah ada
pembuatan pupuk organik yang
dilakukan itu ya yang mana bank
sampah itu RT 4 pokoknya ketua
RT 4 itu cari aja RT 4 RW 4,
bentuknya itu dibuat menjadi
59
Informan 5
Jawaban
berjalan lama ya maksudnya apa ya gak
sampe sebulan ya lah.
Kalau daur ulang mungkin kita yang
sampah kering ya yg baru kita
lakukan, kalo untuk sampah basah
kita belum karena kita kerjasama
dengan kaya Dinas Cipta Karya, itu
jg kita hanya sebatas, apa ya,
sebatas
hanya
kita
diberi
pengetahuan kaya gini kaya gini
gitu kan, masalah praktek dan
alatnya kita belum. (Sampah
keringnya td dijadiin sbg apa ya
Pak ) untuk sementara masih kita
kumpulkan. Kalo rencana, ya
rencana kedepan kan kita kalo dari
sampah misal contohnya bungkus
kopi, yg snack yg dalamnya ada
alumunium foil itu, kedepannya
rencana kami dari bank sampah sih
ingin buat kerajinan.
Disini ini untuk mendaur ulang sampah
itu, keinginan kita sih ya karena
setelah kita melihat atau studi
banding ke bank-bank sampah yang
sudah jadi , kemarin kan
sebelumnya
mendirikan
bank
sampah disini saya studi banding ke
Cilacap karena kan sistemnya
plastik-plastik bekas-bekas sampo
dan plastik yang tidak bisa didaur
ulang lagi kan disana itu dibikin
kerajinan lah, itu kerajinannya
bagus-bagus itu. (jadi dari sini
Cuma menyediakan bahannya
gitu?) iyaa bahannya-bahannya
kalau sudah banyak nanti kita setor
kesana, karena disini terus terang
saja yaa segalanya memang belum
mumpuni karena masih baru, kalau
di Cilacap kan sudah punya tempat
sampah sendiri, gedung untuk buat
kerajinan, ini gedung buat toko,
disana ada toko sampah gitu lho
hehe, toko bank sampah itu. (Kalau
daerah sini
Pak sudah pernah
60
Informan 6
61
Subyek
Peneliti
an
Informan 1
Informan 2
Informan 3
Informan 4
Informan 5
Jawaban
Eee dari Pemerintah Desa sih pernah
ini kaya sosialisasi kaya gitu, kaya
PKK didatangkan ahlinya misalnya
untuk membuat karya tas atau apa
dari plastik itu. Ya mungkin hanya
sebatas itu tapi tindak lanjut kesini
kembali ke masing-masing
Hehe pertama paling sosialisasi
melalui Dinas terkait, kaya kita
melalui PNPM kan gitu, yang
kedua yaa pendirian TPS gitu.
Setau saya sih enggak ada lo, setau
saya si ehm kalo sampah itu
memang dikelola sama kalo gak
salah sih sama marsudi layu apa ya
heeh kelompok sampah itu sudah
ada sendiri lah per rt itu yang
mengelola, jadi yang namanya
narik sampah sampe jual ke bank
sampah itu semuanya serahkan
sama yang ngelola.
kalo pemerintah desa sih, eheeem,
secara langsung sih engga ya engga
pernah terjun gitu secara langsung
karena dari masing2 RT mungkin
sudah ada yg apaa jd kordinator
gitu. Jd masing-masing rukmat atau
rukun kematian itu kan kerjanya jg
disampah dibidang sosialnya iya.
(jd utuk pemerintah sendiri ) belum
sampai saat ini kayanya belum
paling kalo kita apa ya mengajukan
peralatan seperti gerobak ya hanya
lewatnya kelurahan, kelurahan yg
memfasilitasi.
kayaknya dari Kelurahan itu ga ada,
cuman cuman sementara mayoritas
adalah
petugas sampah sendiri
masing-masing RT disini seperti itu
jadi sifate ini RT sini, RW sini kan
ada 4 RT yaitu petugas sampahnya
itu dari RT masing-masing, kita
kumpulkan didepan rumah atau 1
kotak
sampah
orang
berapa,seminggu 2 atau 3 kali
diangkut ke TPS (setiap Rtnya
berapa orang itu yang ngangkutin?)
3 orang. (kalau dari Pemerintah
Desa kayak semacam program
pelatihan itu Pak pernah diadakan?)
sini ya jadi gimana ya, saya kadang
itu dari Desa ke Kelurahan, itu
sama sekali dari
temen-temen
Kelurahan memikirkan
62
Subyek
Peneliti
an
Informan 6
Jawaban
wilayah sendiri, jadi kalau ada acara
apapun itu rencana dari tokoh
masyarakat, dari Kelurahan sendiri
itu biasanya tidak ada apa-apanya
hanya taunya diberi tau ini ini ini.
Itu saya kemarin mendirikan bank
sampah
kerjasama
dengan
mahasiswa Kesmas, setelah kita
matang
kita
sekaligus
apa
pembukaan itu apa pemotongan
pita itu saya baru ngundang Pak
Lurah itu, sama kemarin ulang
tahun koperasi kita nebeng aja
sekalian biar rame gitu. Jadi
pembukaan lah pembukaan bank
sampah.
Ya sementara belum tersentuh banget,
masih sekedar apa itu, pembinaanpembinaan semacam itu, yang riil
belum ada
63
64
Gambar
Kantong
4.3
kresek untuk
belanja
Salah
kegiatan
satu
yang pernah
dilakukan
65
Informan 2
Informan 3
Jawaban
Kerjabaktinya ya kurang rutin, di wilayah
sini kurang rutin, karena kaya
pertemuan ini apa, pertemuan bapakbapak kurang rutin, jadi kurang
komunikasi.
Oh sering, kita bicara mana nih,
lingkungan Desa, apa RT, apa RW,
kalau di RT sini kerjabakti kebetulan
saya pengurus RT. Oh nda, paling
setahun 6 atau 7 kali, kalau rutin iya
karena sudah kebiasaan lah, jadi di RT
kan ada pertemuan rutin, saya di RT
kalau dirasa masyarakat sudah kotor,
kita usulkan kerja bakti. Lha kemarin
menjelang hari puasa, Ramadhan
kerjabakti-kerjabakti di kuburuan gitu,
kalau lingkungan rutin, rutin cuman
aku ga bisa ngomong sebulan sekali
sebulan berapa kali, kadang-kadang
insidental juga sih.
Itu kebijakan tiap rt tapi biasanya jarang si
paling 2 bulan sekali karna masyarakat
grendeng itu udh apa ya tergolonge apa
ya bukan masyarkat desa sing kayak
ganu lah ini udh apa ya peralihan si
dadine yang namanya kerja bakti udah
susah. ya peralihan antara desa ke kota
dibilang kota ya bukan kota dibilang
desa tapi masyarakatnya udh mulai
udah masyarakat kotalah dalam artian
udah sibuk sendiri-sendiri si jadi susah
66
Informan 4
Informan 5
Informan 6
Sumber: Data Primer Diolah Tahun 2014
Jawaban
minggu pertama itu kerjabakti massal. Kalau
RW lain belum tau itu, belum ada
kegiatan seperti di RW sini. Rata-rata
sudah semarak, dalam arti kerjabaktine
ada, siskamling rutinitas.
sebulan sekali rutin
Tabel 4.9 dapat diketahui bahwa lima informan (BKM, RT, RW,
Karang Taruna, Rukun Kematian) menyebutkan bahwa kerja bakti
bersama rutin dilakkukan warga atas kebijakan masing-masing RT dan
RW dan bersifat insidental, sedangkan PKK menyebutkan kurang rutin
dilakukan kerjabakti bersama karena kurangnya komunikasi warga.
b. Pelatihan Pengelolaan Sampah
Hasil wawancara mendalam dari informan dapat dilihat pada tabel 4.10.
Tabel 4.10
Informan 2
Jawaban
Kalau disini untuk pelatihan pengolahan
sampah belum pernah, paling tingkat
desa itu, paling setahun sepisan
(sekali), masih kurang lah
Kalau seingat saya RT sini RW sini belum
pernah, tapi kalau Kelurahan dulu
pernah ya paling tentang komposting,
komposting pembuatan sampah ehh
67
Informan 3
Informan 5
Informan 6
Jawaban
Kalau pelatihan kayane belum, karena
dari BKM kelurahan juga dulu hampir2
mau gitu ya mengadakan pelatihan
pembuatan kompos (kenapa ga jadi),
karena kendala dgn biaya apa
seumpanya kita sudah ada pelatihan tp
kedepannya ga ada alat otomatis kita
percuma ada pelatihan gitu .
belum, belum. (kalau penyuluhan Pak?)
penyuluhane sementara belum
itu belum pernah, misalnya yang buat jadi
pupuk itu ya belum pernah.
68
Kematian)
menyebutkan
belum
pernah
dilaksanakan
pelatihan
Informa
n2
Informa
n3
Jawaban
Informa
n 5
Jawaban
69
Informa
n 6
Subyek
Peneliti
an
Informan 1
Jawaban
Mahasiswanya
paling-paling
bikin
sampah, belum ada pengelolaan
sampah, nah kalau mahasiswa disini
yang belum ada tuan rumahnya
memang disini dimintai retribusi, tapi
ga tau kalau di wilayah lain, mungkin
ya
sama,
ya
juga
namanya
bersosialisasi hidup di tengah
Jawaban
70
an
Informan 2
Informan 3
Informan 4
Informan 5
Informan 6
71
Informan 2
Jawaban
Paling ini mengadakan gerobak-gerobak
sampah, kadang ada yang melalui
PNPM ada, kemudian tempat untuk
menampung kaya disitu itu kan
termasuk salah satu upaya dari
Pemerintah Desa supaya ga mambrahmambrah supaya petugas sampah
ngambili kan gampang
Maksudnya
sarana
prasarana
persampahan? Ada sih tapi kan tidak
full sedang kita hanya swadaya sendiri,
72
Informan 3
Jawaban
ooo kalo itu, ya udah ya kaya tadilah . jadi
kalo kita meminta baru mereka bisa
memfasilitasi. Jadi tidak mereka terus
memberi dengan inisiatif sendiri
mencari dana, kita membangun eee
tempat sampah komunal disuatu tempat
atau dimana, itu ga pernah ada. Jadi
kalo bawah minta atas baru ngasih gitu.
(sarana prasarana apa aja yang pernah
diminta) paling tempat sampah aja sih,
jadi kalo sekarang kan mungkin
melihat sampah ditaruh diplastik, kalo
hujan basah, kalo ada tempat sampah si
lebih enak tertutup (ga bau ya pak)
heeh ga bau, satu ga bau, dua ayam ga
mungkin bisa ngacak ngacak gitu,
hehehe. (selain tmpt sampah dari
pemerintah desa) yaa mungkin masalah
pembuangan pengamiblan sampah sih
dari dinas ehem cipta karya lewat
kelurahan hanya mengambil sampah di
lingkungan sini. (yg ngangkutin
sampah siapa pak) ada sih depan, tp
lagi aaaa, ada..warga sendiri. Jadi kita
masing2 RT punya tim, tim kebersihan
khusus ngangkutin sampah 2 org,
heeh. Untuk jasa kita kan dari msg2
73
Informan 5
Informan 6
melainkan
ada
sebagian
dari
swadaya
masyarakat.
74
Informan 2
Informan 3
Jawaban
Disini itu tadi, setiap harinya sampah itu
pokoknya
setiap
masing-masing
keluarga udah menyiapkan tempat
sampah, nanti setiap pagi jam 5
petugasnya
sudah datang terus
langsung dibawa ke TPS, jadi TPS-nya
di sebelah situ, ya kegiatannya baru
sampai situ tok, jadi sampah dari
rumah tangga oleh petugas sampah
dikumpulin di tempat sampah nanti
sekitar jam 9an mobil sampah ambil
disitu bawa ke TPA sana mungkin. Jadi
kalau pagi banyak gerobak-gerobak
sampah menuju ke tempat sampah
sana, tapi kalau sore kan sudah ga ada
sampah lagi, berarti kan aktivitasnya
rutin kan ya, kalau mandeg satu hari
lah numpuknya luar biasa.
Konvensional mas, kebetulan di RW saya
juga pengurus RW, itu di RW saya dan
mayoritas kebanyakan RT di Kelurahan
Grendeng itu mereka pihak petugas
sampah yang rutin nariki sampah setiap
hari dimasukkan ke TPS, RT kami aja
ada petugasnya, nanti petugasnya
narik-narik dimasukkan ke TPS, kita ya
berlangganan bahkan pengurus masingmasing
pengurus
RT
sudah
mengenakan biaya untuk perumahan
satu rumah berapa tapi kan yang
dimaksud gini ongkos buang sampah,
mereka pagi-pagi nariki sampah kan ga
setiap orang mau kan, berapa kalau di
RW sini koordinasi. Kalau sebelum
dibuang ke TPS itu belum ada
pemilahan karena kesadaran mas.
Menurut para ibu juga ya yang maksdunya
yang mengelola sampah adanya
75
Informan 5
Informan 6
Jawaban
hilang enggak tau kemana, ya kayak gitu
lah.
Disini itu tadi, setiap harinya sampah itu
pokoknya
setiap
masing-masing
keluarga udah menyiapkan tempat
sampah, nanti setiap pagi jam 5
petugasnya
sudah datang terus
langsung dibawa ke TPA, jadi TPA-nya
di sebelah situ, ya kegiatannya baru
sampai situ tok, jadi sampah dari
rumah tangga oleh petugas sampah
dikumpulin di tempat sampah nanti
sekitar jam 9an mobil sampah ambil
disitu bawa ke TPA sana mungkin. Jadi
kalau pagi banyak gerobak-gerobak
sampah menuju ke tempat sampah
sana, tapi kalau sore kan sudah ga ada
sampah lagi, berarti kan aktivitasnya
rutin kan ya, kalau mandeg satu hari
lah numpuknya luar biasa.
sampah anorganik kan masih bisa
dikumpulkan masih laku dijual gitu
buat nambah kesejahteraan. Kalau
sampah organik sendiri sementara
masih dibuang ke TPA, lha itu caranya
warga sendiri kalau mbuang ada
petugasnya, terus kita mbayar ke
petugasnya gitu.
oh itu lancar sih mas, itu dilakukan oleh
apa itu organisasi sosial.(ada pemilahan
ga Pak?) oh ga, masih tercampur
Tabel 4.14 dapat diketahui bahwa lima informan (PKK, BKM, RT,
RW, Rukun Kematian) menyebutkan bahwa sistem pengelolaan sampah
di Kelurahan Grendeng adalah konvensional yaitu sampah rumah
tangga diangkut oleh petugas sampah ke TPS setiap jam 5 pagi
kemudian diangkut oleh mobil Dinas Cipta Karya ke TPA sekitar jam 9
pagi sehingga sampah tidak menumpuk, namun belum ada pengolahan
76
dan
pemilahan
sampah.
Sedangkan
menurut
Karang
Taruna
Tabel 4.15
Subyek
Peneliti
an
Informan 1
Informan 2
Informan 3
Informan 4
Informan 5
Informan 6
Jawaban
Kalau dulu sebelum padat orangnya
sementara cukup, tapi sekarang tidak
cukup buktinya satu hari saja begitu
numpuk, nah sekali ga diangkut dah
numpuknya akeh banget, hehee. Jadi
menurut saya sudah kurang itu segitu
iya.
Cukup, kalau TPS cukup, setiap hari kan
mesti diambil.
Cukuplah cukuplah heeh dibilang cukup
ya cukuplah gak gak mluber kok.
Diangkut setiap sore setiap sore. Itu
apa tuh namanya lingkungan hidup apa
ya Dinas Lingkungan Hidup heeh."
Untuk satu kelurahan ? engga, ga cukup.
Kita jg pernah ngajuin ya, ee deket
makam sini, tpai sampai sekarang ga,
ga dikasih respon.
Sebenarnya kurang luas, iya kurang luas.
cukup itu. (Belum pernah menumpuk Pak
gitu?) belum, kalau menumpuk ya
repot mas apalagi di Grendeng
sampahnya apa itu sampah rumah
tangga lah, warung makan warung
makan itu
77
Informan 2
Jawaban
Kalau menurut saya ya perlu, cuman
wilayah Grendeng itu kan wilayah
padat penduduk, cari tempat dimana,
hehe
Oh ga perlu, analoginya gini mas, masnya
mau ga depannya rumah dikasih TPS?
Masyarakat Grendeng misalkan sini
kasih TPS ga mau, karena disini kan
TPS-nya di kuburan dan dirasa
kebutuhannya pun masih bisa di cover
karena hanya TPS, penimbunan
sementara kan, setiap hari diambil
kecuali dari Cipta Karya satu hari tidak
diambil pun penuh dan itu pun
pemulung sudah banyak kontribusinya.
Kalau kita bicara kontribusi di
persampahan, pemulung sebenarnya
yang banyak
Informan 3
Jawaban
kontribusi buktinya dia sudah mengambil di
tempat sampah, bahkan penarik
sampah pun sudah membawa sampah
ke TPS, di TPS sudah ada pemulung,
ada mas. Nanti dibawa ke TPA, di TPA
pemulung masih ada lagi. Itu
sebenarnya secara tidak langsung dia
sudah ikut 3R itu, reduce recycle itu,
pemanfaatan ulang, menjual, pemulung
itu justru sebetulnya.
Waduh kalo menurut saya sih enggak si
enggak perlu karena itu aja sudah
cukup kalo menurut saya ya karena
enggak ada luberan sampah sih enggak
enggak nyampe keluar lo masih di
dalam satu kotak itu berarti belum
cuma ya nanti ke depan pasti lah pasti
pasti tambah diperluas karena ya
sekarang semakin banyak lah yang
78
Informan 4
Informan 5
Informan 6
79
80
81
Kelembagaan
Pengelolaan
Persampahan
di
Kelurahan
Grendeng
Hasil wawancara mendalam dari informan dapat dilihat pada tabel 4.17.
Tabel 4.17
Informan 2
Informan 3
Informan 4
Jawaban
Belum ada, ya paling itu ya kalau
kelompok-kelompok tertentu yang
punya kepentingan untuk meraih
keuntungan juga ya. Selain itu RT, RW,
Cipta Karya, PNPM
Lah itu Desa paling-paling mas, terus di
Grendeng Wetan sebenarnya ada itu
semacam tempat sampah apa apa yaa,
temen saya kebetulan yang ngelola,
semacam kaya bank sampah kaya gitu,
ya mulai mengelola dari bawah, cuman
program kaya gitu asalnya dari
mahasiswa juga, bukan mereka yang
karena kesadaran tapi karena ada yang
punya program. DCK juga termasuk
mas, kebetulan saya juga kerja
disanadan RT RW kebetulan saya
pengurusnya ya peduli terhadap
lingkungan itu
Lembaganya lembaganya si mana ya
paling ya Marsudi Layu sama apa itu
aduh namanya apa ya saya gak tau
kurang tau namanya ya cuma kalo
orang-orangnya si tau paham kalo
lembaganya aku gatau. Karena per RT
ya kebijakan sampah itu sama
pengelolaannya itu per RT gak gak
kelompok jadi satu. RW setau saya sih
lebih ke RT ya RW enggak. Pemerintah
desa belum keliatan secara nyata untuk
turun.
oo ini kalo dari BKM juga sih, BKm juga
untuk masalah persampahan siaplah
selalu siap, dari LPMK juga siap
selalu, walaupun ga terjun langsung tp
selalu member arahan. Ya hampirlah,
lembaga yang ada di
82
Informan 5
Informan 6
Jawaban
kelurahan (lembaganya apa aja) LPMK,
BKM, dengan rukmat, jadi 3 elemen
itu yg selalu menerima masalh sampah.
Rukmat itu utk setiap RW ada. LPMK
itu sekelurahan tp setiap RW ada
wakilnya
Ya lembaga yang ada disini yang peduli ya
RT, RT dan RW (Selain itu Pak? ) ya
mungkin mayoritas RT dan RW atas
dasar mungkin apa itu namanya
pengumuman tentang kebersihan dari
Kelurahan, tapi dari dari Lurahnya
sendiri itu istilahnya nda memikirkan
lah tentang sampahnya bagaimana di
lingkungan Kelurahan lho, malah saya
mengharapkan dengan adanya sampah
sudah terkoordinir kan kita juga butuh
tempat seperti itu, tempat-tempat
penampungan sampah seperti itu baik
organik maupun anorganik, saya butuh
sekali itu padahal, nanti kan kepenak
itu kan. Kalau Rukmat dulunya
memang sini pernah itu, sampah itu
dikoordinir oleh Rukmat, kalau seperti
RW situ masih tuh, RW sana
dikoordinir oleh Rukmat, Rukmat juga
peduli terhadap sampah. Kalau LPMK
itu sifatnya lembaga tertinggi di
Kelurahan,
suka
memerintahmemerintah, suka peduli juga
itu
sebenernya, cuman informasi-informasi
kaya gitu. Kalau BKM disini aktif,
karena saya mantan.
ya itu kemarin baru dirintis bank sampah
itu mas, dari anak-anak Kesmas apa ya,
kebetulan kalau untuk penelitian sih
sudah sering disini dari anak-anak
KKN, untuk skripsi.
83
Tabel 4.18
Informan 2
Informan 3
Informan 4
Informan 5
Informan 6
Sumber: Data Diolah Tahun 2014
Jawaban
Ya melakukan evaluasi mas, lha itu pas
pertemuan PKK misalnya kalau kalau
rakor warga selalu dikasih tau pas
pertemuan itu.
Kaitan dengan kebersihan, itu ada
Pemantauan ya mereka yang mengelola
jadi mereka yang memantau otomatis
iya ya karena mereka yang mengelola
ya kalo kalo masyarakat sendiri ya dia
cuma bayar aja udah jadi yang
mengelola udah ada sendiri.
Paling yang melakukan pemantauan
masing-masing Rukmat, apabila ada
kekurangan atau apa, bisa masingmasing Rukmat saling berkoordinasi.
ya itu iya
belum, belum
84
Tabel 4.19
Informan 2
Jawaban
Kalau peraturan secara tertulis sih belum
ada mas. Ya oleh Pemerintah Desa sih
biasanya ada kadang melalui Pak RT,
Pak RW nanti oleh RT RW
disampaikan, RT RW kadang sekaligus
untuk ibu PKKnya. Surat itu isinya
tentang kebersihan lingkungan, tapi
kalau khusus tentang pengolahannya
itu belum ada sih mas
Disini ga ada, kalau pengelolaan daerah
sini ga ada perdes peraturan desa kaya
gitu. Kalau pengelolaan sampah itu,
Undang-Undang
malah,
UndangUndang 18 tahun hehe lupa yaa, tahun
2008 itu Undang-Undang mengenai
persampahan, coba nanti searching aja
Undang-Undangnya, itu sudah diatur
mengenai pengelolaan sampah, jadi
sekarang TPA kan bukan Tempat
Pembuangan Akhir tapi Tempat
Pengolahan Akhir, bukan pembuangan
akhir TPA.
Informan 4
Informan 5
Jawaban
Enggak ada enggak ada. Nah mungkin
mungkin ya Cuma belum ada yang
namanya apa sosialisasi dari kelurahan
untuk masalah sampah sendiri. Nah
peraturannya berbentuk apa kita belum
ada sosialisasi. Belum.
Untuk sementra kayanya belum ada.
Ga, ga ada. Disini memang setelah
turunnya Perda tentang pembuangan
sampah di tepi-tepi sungai, memang itu
sistemnya ya masih ada, belum total,
kaya dulu belum ada pengumuman kan
masyarakat saking enaknya membuang
sampah tapi kan sekarang sudah
terkoordinir pokoknya mau buang
sampah ke tempat sampah ya monggo,
buang ya tetap kena reming (tarikan),
tidak buang sampah tetap kena tarikan,
sekarang sistemnya kaya gitu, mau ikut
ga mau buang sampah di tepi sungai
silahkan tapi tetep mbayar , ya percuma
lebih baik kita buang sampah di
petugas sampah aja ya seperti itu ikut
85
Informan 6
Tabel 4.19 dapat diketahui bahwa dua informan (BKM dan RW)
menyebutkan peraturan khusus yang mengatur pengelolaan sampah
adalah Peraturan Daerah, Undang-Undang No.18 tahun 2008 . Sedangkan
informan lainnya (PKK, Karang Taruna, RT, Rukun Kematian)
menyebutkan tidak ada peraturan yang mengatur pengelolaan sampah
melainkan hanya surat dari Kelurahan mengenai kebersihan lingkungan.
d. Sanksi Pelanggar Aturan Pengelolaan Sampah
Hasil wawancara mendalam dari informan dapat dilihat pada tabel 4.20.
Tabel 4.20
Jawaban
Sementara sanksi belum, mungkin sanksi
moral sementara. Ya kalau orang yang
sering
membuang
sampah
sembarangan kan otomatis oleh
anggota masyarakat lain kan akan
diomel, diomong itu kan otomatis kan
ya jadi bahan pergunjingan lah, ya kan
diomong kemana-mana, kalau sanksi
secara tertulis sih
Jawaban
atau
Informan 2
86
Informan 3
Informan 4
Informan 5
Informan 6
Sumber: Data Primer Diolah Tahun 2014
diomongin, ditegur.
Pelanggarannya Itu kayaknya belum lo
belum ada belum ada sanksi. Adapun
kalo dibuang ke kali misalnya ya
walaupun ada namanya program Kali
Bersih dan apa itu ya hanya sementara
aja si ya. Semakin kesana semakin
ilang. Ya mungkin ditegur ya cuma kan
kadang gak keliatan.. Nah kalo
sekarang sih udah mending ya udah
mulai sadar masalah itu sehingga udah
enggak ke kali ya sekarang ya udah
udah masuk ke bak sampah masingmasing rumah ya bentuknya penarikan
tadi.
Ada, jadi kita kalo membuang sampah
sembarangan. Jadi kita kan sudah ada
ketentuan, membuang sampah harus
pada ee tim sampah gitu kan, tim
kebersihan.
Apabila
membuang
sampah mungkin di pekarangan kosong
atau di pinggir-pinggir kalo dendanya
adalah sekali buang 50 ribu. Misalnya
sehari dua kali buang bisa 100 ribu.
Disini memang setelah turunnya Perda
tentang pembuangan sampah di tepitepi sungai, memang itu sistemnya ya
masih ada, belum total, kaya dulu
belum
ada
pengumuman
kan
masyarakat saking enaknya membuang
sampah tapi kan sekarang sudah
terkoordinir pokoknya mau buang
sampah ke tempat sampah ya monggo,
buang ya tetap kena reming (tarikan),
tidak buang sampah tetap kena tarikan,
sekarang sistemnya kaya gitu, mau ikut
ga mau buang sampah di tepi sungai
silahkan tapi tetep mbayar , ya percuma
lebih baik kita buang sampah di
petugas sampah aja ya seperti itu ikut
ga ikut tetap kena bayaran.
oh ga, ga ada.
87
merupakan
aspek
yang
sangat
penting
guna
Informan 2
Informan 3
Informan 4
Jawaban
Sumbernya sementara dari warga, iuran
dari setiap warga, setiap KK.
Perbulannya itu sekarang 6.000 rupiah,
pengambilannya setiap hari.
Kebanyakan swadaya, jadi masyarakat
sadar
untuk
membuang
pada
tempatnya, paling sadar kan sampah
dibuang pada tempatnya, masyarakat
bayar retribusi kepada petugasnya, jadi
petugas itu mungutin, masukkan ke
TPS, untuk sementara masih seperti
itu.
Swadaya
masyarakat paling heeh.
Pemerintah itu sumber dana nya gak
gak dari sumber dana paling dia hanya
apa ya misalnya gerobak kayak gitu aja
sih. Itupun gak tiap tahun keluar kok
lama lama kita minta sekarang berapa
tahun keluar, jadi mending swadaya.
Pembiayaan apa? Pengolahan sampah ya
kita masing-masing dari warga sih.
Dari Pemerintah Desa ga ada, karena
kalo Kelurahan kita susah sih, utk
mencari dana karena dari Kabupaten
kita hanya di plot 100juta utk tahun .
itu udh utk biaya perawatan gedung,
gaji karyawan, susahnya disitu.
88
Informan 5
Informan 6
Sumber: Data Primer Diolah Tahun 2014
Tabel
4.21
dapat
diketahui
bahwa
semua
Lembaga
Informan 2
Jawaban
Kalau selama ini sih belum ada yang
mengeluh ya mas, lha wong ini kan
buat kebersihan rumah tangga juga
hehe, jadi ya mau ga mau warga
masyarakat harus itu.
Biasanya pengalaman kami, kita adakan
audiensi dulu dengan warga, misalkan
yang mengadakan pengurus RT, kami
cerita kronologis disini kan kenapa
sampai ada pembayaran retribusi kaya
gitu, disini itu dulu tidak ada penarik
sampah, orang membuang sampah
sembarangan, ada yang ikut ke RW
sebelah kesana kan, lha kita tementemen pengurus RT yaudah kita aja
adakan sendiri, kemudian dirembug
satu rumah berapa lah, sekiranya
ongkos capeknya lah, orang kerja
setiap pagi, setiap hari lho pagi-pagi
udah narik sampah seperti itu setelah
diputuskan oke dengan masyarakat,
kebanyakan kasus kaya gitu di
masyarakat,
biasanya
dengan
89
Informan 3
Informan 4
Informan 5
Informan 6
Sumber: Data Primer Diolah Tahun 2014
Tabel
4.22
dapat
diketahui
bahwa
semua
Lembaga
Jawaban
Sementara itu memang, murni bener-bener
dari swadaya ya. Paling kalau warga
masyarakat mengajukan ke PNPM
misalnya pengajuan dalam bentuk
90
Informan 2
Informan 3
Informan 4
Informan 5
Informan 6
gerobak gitu.
Oh iya, pemerintah kan menyediakan
sarana TPS dan pengangkutan,
pemerintah
kan
Pemda
kan
menyediakan seperti itu, itu untuk
bicara kelas Desa Kelurahan kan hanya
seperti itu, panjenengan kan bicara soal
pengelolaan sampah, nah seperti itu.
Kita masih konvensional, kumpulkan
uang, pindahkan masalah disini ke TPA
kan hehee, biayanya ya swadaya
masyarakat dan Pemerintah Daerah.
setau saya murni dari swadaya masyarakat
mas
Sementara itu memang, murni bener-bener
dari swadaya ya. Paling kalau warga
masyarakat mengajukan ke PNPM
misalnya pengajuan dalam bentuk
gerobak gitu.
Kalau sumber pembiayaan sementara dari
Kesmas itu, sementara. Kalau kalau
petugas sampah ya dari masyarakat
sendiri, swadaya.
ya itu tok, ya mungkin dari APBD untuk
pendistribusian apa itu untuk alat
angkutnya.
Jawaban
Untuk pengelolaan sampah selain dari
warga kalau dari pemerintah belum ada
91
Informan 2
Informan 3
Informan 4
Informan 5
Informan 6
Sumber: Data Primer Diolah Tahun 2014
Tabel
4.24
dapat
diketahui
bahwa
semua
Lembaga
Jawaban
92
Informan 1
Tabel
2.25
dapat
diketahui
bahwa
semua
Lembaga
93
Informan 2
Informan 3
Jawaban
Kalau kesadarannya masih sekarang ini
menurut saya belum, tapi kalau
kesadarannya caranya dididik, yang
namanya manusia kan di sekolaih disit
lah iyaa, bagaimana caranya supaya
sadar, bagaimana caranya supaya
peduli. Kalau itu sudah muncul sekian
persen, mungkin bisa untuk digiring,
dibimbing sehingga bisa membentuk
apa itu desa mandiri sampah.
Sebenernya kalau bicara Grendeng
sebenernya bisa, cuman karena
kesadarannya itu yang kurang nggih,
contohya disini lho pengepul-pengepul
banyak sebenarnya, tapi kalau saya liat
ya mas, ini opini pribadi Grendeng ini
masih heterogen jadi baik tingkat
pendidikan, kesejahteraan kan sangat
berpengaruh, mungkin kalau di desa
yang
pekerjaan
hampir
sama,
kesejahteraannya
hampir
sama
mungkin ya lebih penak
bagus sih tapi kalo disini diterapkan
kayaknya ya aduh butuh waktu ya lama
lagi lama pasti itu karena kayak gini
untuk
sampah
aja
disini
permasalahannya adalah regenerasi
dari pengurus sampahnya. Jadi bentuk
regenerasi jadi kayak gini lo untuk
sampai saat ini yang mengelola sampah
ya masih orang orang itu aja bahkan
sampai udah tua gitu jadi yang muda
muda itu gak mau ngurusin sampah.
Naah heeh itu aja sendirian.
Kalo setuju si setuju ya setuju setuju tapi
sapa yang mau ngebimbing kayak gitu
lo kadang bimbingan itu hanya berlaku
ya sementara waktu si apapun program
ya baik dari lppm unsud yang turun
sendiri itu atau kkn atau apapun lah
pasti cuma sementara ya paling sebulan
paling lama yaudah.
94
Informan 4
Informan 5
Jawaban
Oh itu sangat bisa itu. Sebetulnya yang
perlu banget RW lain itu yang padat
penduduk.
95
Subyek
Peneliti
an
Informan 1
Informan 2
Informan 3
Jawaban
kalau sekarang menurut saya belum, antara
lain untuk sampah-sampah rumah
tangga itu, pemilahannya itu setiap hari
kan ada sampah ya, itu masih tempat
sampah yang untuk menampung itu di
keluarga itu masih kurang, belum
semua keluarga memiliki tempat
sampah khusus
Saya rasa belum, ya belum, masih kurang
Saat ini ya masih jauh mungkin untuk
mencapai desa mandiri sampah. Kalo
dibilang menghambat ya gimana ya
gak menghambat juga karena mereka
juga tau kalo dibilang mendukung ya
gak
mendukung
juga
belum
mendukung lah masih jauh masih di
tengah-tengah. Kalo tertib membuang
sampah sudah tertib itungannya tertib
karena apa karena udah dibuang gak
sembarang tempat sekarang. Sekarang
kali itu apa sungai sungai udah
Jawaban
kosonglah dari sampah untuk orang sini
karena udah gak buang di sungai lagi.
Kesadarannya udah mulai udah
dibuang ke bak sampah masing
masing.
Sarana :
96
Informan 4
Informan 5
Informan 6
Tabel
4.27
dapat
diketahui
bahwa
semua
Lembaga
97
Tabel 4.28
Informan 2
Informan 3
Informan 4
Jawaban
kalau
peraturannya
belum
ada,
kesadarannya
belum
muncul,
perlengkapannya belum fasilitasnya
belum memadai menurut saya belum,
tapi itu kalau memang dari kita ada
kemauan insyaallah bisa. Kalau kita
punya sesuatu yang ingin dicapai, yang
ingin kita raih insyaallah bisa lah,
apalagi itu sesuatu yang baik sih.
Cuman kalau di masyarakat Grendeng
itu masyarakat kompleks, majemuk
dari berbagai daerah masuk kesitu,
bukan asli Grendeng asli.
kalau
peraturannya
belum
ada,
kesadarannya
belum
muncul,
perlengkapannya belum fasilitasnya
belum memadai menurut saya belum,
tapi itu kalau memang dari kita ada
kemauan insyaallah bisa. Kalau kita
punya sesuatu yang ingin dicapai, yang
ingin kita raih insyaallah bisa lah,
apalagi itu sesuatu yang baik sih.
Cuman kalau di masyarakat Grendeng
itu masyarakat kompleks, majemuk
dari berbagai daerah masuk kesitu,
bukan asli Grendeng asli.
Menghambat atau mendukung susah ini
kalo mendukung mungkin semua orang
mendukung lah karena itu program
baik ya Cuma untuk melangkah kesana
masih jauh kalo menghambat si ya gak
menghambat. Definisi menghambat itu
apa, yang dimaksdu menghambat disini
yang gimanaohh enggak kalo
dibilang menghambat enggak Cuma
mungkin lagi ke arah sana sebenernya.
Cuma karena belum ada kenyataanya
jadi hanya kesadaran masyarakat saja.
Saya kira sih mereka siap, karena setiap
semua anggotanya bener2 bekerja di
sosial semua, jd mereka siap,
tergantung masy nya aja. Jd kita kalo
perturan dari RT atau RW kurang
mampu utk mengatasi sih, tp kalo ada
peraturan yg bener2 udh dicanangkan
di apa perda mungkin insyaAlloh masy
sini takut, karena sudah ada undang2
dari peraturan daerah itu otomatis kan
hampir semua warga banyumas
otomatis punya gitu. Tp kalo hanya
98
Informan 5
Informan 6
karena
Jawaban
belum, karena masih sangat minim. Paling-
99
Informan 2
Informan 3
Jawaban
Untuk saat ini, kayanya sih utk mslh ya
mungkin untuk honor, utk dana
perbaikan sih cukup. Tapi kalo kita utk
sarana yg lainnya, trmsk tmpt
sampahnya, msh kurang.jd kita
mungkin
kadang2
gini,
antara
kontribusi utuk sampah dgn kampling
itu kan beda. Jd kampling itu kan utk
pembangunan dlm arti pembangunan
infrasturktur yg lainnya, kaya jalan
setapak, kalo dari persampahan ya
khusus utk persampahan, kalo kita
anggaran persampahan dari kampling
kadang2
kurang
setuju
masyarakatnya.
100
Informan 5
Informan 6
Sumber : Data Diolah Tahun 2014
101
102
Penampungan
Pembuangan Akhir).
Sementara)
maupun
TPA
(Tempat
103
sampah
kembali
dalam
jumlah
yang
besar,
bahwa
masyarakat
Grendeng
biasa
melakukan
jenis
polutan.
Pembakaran
sampah
rumah
tangga
104
105
Kematian)
106
107
108
109
sistem
yang
efektif
dalam
mengatasi
masalah
sampah
organik.
Keterlibatan
masyarakat
dalam
110
(PKK,
BKM,
Karang
Taruna,
Rukun
Kematian)
111
pendirian
bank
sampah
dari
mahasiswa
sekaligus
112
113
114
Pemerintah
Desa
manakala
masyarakat
mengajukan
bantuan
115
116
lainnya (PKK, RT, RW) menyebutkan tidak cukup karena satu hari
saja menumpuk.
Sampah diangkut setiap hari mulai dari sampah di rumah
tangga,
kemudian
diangkut
ke
TPS
(Tempat
Penampungan
117
dijalan
sehingga
merusak
keindahan
lingkungan.
118
119
Swadaya
Masyarakat,
karena
kelembagaan
dalam
120
121
tidak ada
pengetahuan
yang
rendah.
Hal
ini
menyebabkan
122
123
124
125
126
127
disebabkan
karena
tingkat
pendidikan
dan
tingkat
128
satu
RW
yang
ada
di
Kelurahan
Grendeng
yang
prasarana
dan
sarana
tersebut.
Sejalan
dengan
129
karena
untuk
membangun
kesadaran
masyarakat
agar
dapat
(KSM)
untuk
menangani
masalah
penghijauan,
130
131
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Aspek pengurangan timbulan sampah yang ada di Kelurahan Grendeng
meliputi konsep 3R. Pertama, upaya menggunakan kembali sampah yang
dilakukan masyarakat Grendeng adalah menjual sampah anorganik dan
membuang sampah organik. Kedua, upaya untuk mengurangi sampah
yang dilakukan masyarakat Grendeng adalah menggunakan tas kresek
untuk berbelanja, piket kerjasama mengambil sampah, dan dijual lewat
bank sampah. Ketiga, upaya daur ulang sampah yang dilakukan
masyarakat Grendeng adalah pembuatan kerajinan dari sampah kering
dan pembuatan pupuk organik. Pemerintah hanya berkontribusi berupa
sosialisasi, pembinaan dan pendirian TPS.
123
mengatur
pengelolaan
sampah
meliputi
Peraturan
Daerah
Banyumas, UU. No.18 tahun 2008 yang hanya dijadikan sebagai payung
124
B. Saran
1. Bagi Masyarakat
125
sehingga
bisa
menambah
pemasukan
dana
guna
126
DAFTAR PUSTAKA
Artiningsih, A. 2008. Peran Serta Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah Rumah
Tangga (Studi Kasus di Sampangan dan Jomblang, Kota Semarang).
Tesis. Program Pasca Sarjana, Magister Ilmu Lingkungan, Universitas
Diponegoro. Semarang. 110 hal. (Tidak dipublikasikan).
Basriyanta. 2007. Memanen Sampah. Kanisius, Yogyakata.
Direktorat Jenderal Cipta Karya. 2010. Rencana Strategis Direktorat Jenderal
Cipta Karya 2010-2014. Kementerian Pekerjaan Umum, Jakarta.
Dwiyanto, B.M. Model Peningkatan Partisipasi Masyarakat dan Penguatan
Sinergi dalam Pengelolaan Sampah Perkotaan. Jurnal Ekonomi
Pembangunan. Vol.12 No.2 Desember 2011:239-256.
127
Faizah. 2008. Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Berbasis (Studi Kasus di Kota
Yogyakarta. Tesis.Program Magister Ilmu Lingkungan, Universitas
Diponegoro. Semarang. 154 hal. (Tidak dipublikasikan).
Hapsari, R. 2010. Analisis Pengelolaan Sampah dengan Pendekatan Sistem di
RSUD dr.Moewardi Surakarta. Tesis. Program Pasca Sarjana, Magister
Kesehatan Lingkungan, Universitas Diponegoro. Semarang. 179 hal.
(Tidak dipublikasikan).
Hartanto, W. 2006. Kinerja Pengelolaan Sampah di Kota Gombong Kabupaten
Kebumen. Tesis. Program Pascasarjana, Magister Teknik Pembangunan
Wilayah dan Kota Universitas Diponegoro. Semarang.165 hal. (Tidak
dipublikasikan).
Karo, Y.T.Br. 2009. Pengelolaan Sampah Rumah Tangga di Kelurahan Sidorame
Timur Kecamatan Medan Perjuangan Kota Medan. Skripsi. Departemen
Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Sumatera Utara. Medan. 144 hal. (Tidak dipublikasikan).
Kementerian Lingkungan Hidup. 2008. Statistik Persampahan Indonesia.
Kementerian Lingkungan Hidup, Jakarta.
Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah Republik Indonesia
Nomor 53 Tahun 2000 tentang Gerakan Pemberdayaan dan
Kesejahteraan Keluarga. 2010. Jakarta.
Kurniaty, D.R. dan Rizal, M. Pemanfaatan Hasil Pengelolaan Sampah Sebagai
Alternatif Bahan Bangunan Konstruksi. Jurnal SMARTek, Vol.9 No.1
Februari 2011:47-60.
Moleong, L.J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT Remaja Rosdakarya
Offset. Bandung.
Naryono, E. dan Soemarno. 2013. Perancangan Sistem Pemilahan, Pengeringan
dan Pembakaran Sampah Organik Rumah Tangga. Indonesian Green
Technology Jurnal. Vol. 2 No.1 2013: E-ISSN 2338-1787:27-36.
Nasdian, F. T. 2003. Pengembangan Masyarakat. Bogor: Bagian Ilmu-Ilmu
Sosial, Komunikasi dan Ekologi Manusia. Departemen Ilmu- Ilmu
Sosial Ekonomi. Fakultas Pertanian IPB.
Notoatmodjo, S. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. PT. Rineka Cipta.
Jakarta.
__________. 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. PT.Rineka Cipta.
Jakarta.
__________. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. PT Rineka Cipta.
Jakarta.
Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 6 Tahun 2012 tentang
Pengelolaan Sampah. 2012. Banyumas.
128
129
130
Lampiran 1
Alur Penelitian
Survei Pendahuluan
Judul
Faktor-Faktor yang Dihadapi Lembaga Kemasyarakatan Dalam
Optimalisasi Pengelolaan Sampah Domestik Menuju Desa Mandiri
Sampah Di Kelurahan Grendeng Purwokerto Utara
Rumusan Masalah
Faktor-faktor apa yang dihadapi Lembaga Kemasyarakatan dalam
optimalisasi pengelolaan sampah domestik menuju Desa Mandiri Sampah
di Kelurahan Grendeng Purwokerto Utara
131
Studi Pustaka
Observasi
Pengumpulan Data
Wawancara Mendalam
Pengambilan data sekunder
Pengolahan Data
Penyusunan Laporan
132
Waktu Wawancara
Alamat
Umur
Pendidikan
Pekerjaan
133
134
Jawaban
Koding
135
Informan
menyebutkan
bahwa belum
kegiatan
rutin
dila
warga
menggunaka
kembali s
namun
s
yang
dimanfaatka
hanya diju
rongsok.
Informan
menyebutkan
bahwa tidak
kegiatan
rutin
dila
warga
menggunaka
kembali s
atau reuse n
hanya meng
sampah
plastik
dijual
pemulung.
Informan
menyebutkan
bahwa
ke
yang
dilakukan
untuk
menggunaka
kembali s
adalah
s
organik dip
atau ditaruh
sedangkan
anorganik di
di bak sampa
Informan
menyebutkan
bahwa
ke
yang
dilakukan
untuk
menggunaka
kembali s
adalah meng
barang-baran
yang masih
dipakai untu
136
sekarang ditabung.
Informan
5 : kalau sini yang
digunakan
lagi
ya
sampah
anorganik,
karena
sampah
anorganik
kan
masih
bisa
dikumpulkan masih laku dijual gitu
buat nambah kesejahteraan. Kalau
sampah organik sendiri sementara
masih dibuang ke TPA, lha itu
caranya warga sendiri kalau
mbuang ada petugasnya, terus kita
mbayar ke petugasnya gitu.
Informan 6 : sebenarnya kalau untuk
persampahan kecil untuk warga ya,
artinya bukan sebagai bukan
mayoritas mata pencaharian dari
sampah. Itu menjual barang-barang
yang masih laku sebagai hasil
tambahan ya. (itu yang dijual
sampah apa Pak?) ya jenis barang
yang apa ya namanya nonorganik
apa ya, plastik, ember, botol.
dijual
plastik
kertas,
elektro.
Informan
menyebutkan
bahwa
ke
yang
dilakukan
menggunaka
kembali s
adalah
s
anorganik
untuk men
kesejahteraa
sedangkan s
organik di
ke TPA.
Informan
menyebutkan
bahwa
ke
rutin
dilakukan
menggunaka
kembali s
adalah
m
barang-baran
yang masih
seperti
p
ember,
sebagai
tambahan.
2.
Apa
yang
rutin
dilakukan
warga untuk
mengurangi
timbulan
sampah?
Informan
menyebutkan
kegiatan
rutin
dila
warga
mengurangi
timbulan s
adalah kerj
antara ibu-ib
137
membuat
sampahnya,
bapakbapaknya dibuat piket untuk
mengambili sampah kemudian
sampah itu dibuang ke tempat
sampah
Informan 2: Reduce kan mengurangi
dari kita, paling untuk upaya
pengurangan seperti saya membeli
rokok di supermarket, terus dikasih
plastik, kemudian saya tolak. Itu
contoh sepele itu, itu sudah upaya
mengurangi
di
sumbernya,
pengolahan sampah yang baik kan
di sumbernya, ya kan sumbernya
dipilah dulu diolah dulu, tapi kalau
di TPA sudah 0% itu sudah bagus
banget, tapi susah.
Informan 3 : Ngopo yo kayaknya si
gak ada lo, warga itu apa ya kalo
untuk masalah sampah emang udah
sehari-harinya kayak gitu sih ya,
mengurangi sampah ngko disit
(nanti dulu), sampah udah banyak
apa si yang dilakukan warga,
menggunakan seminimal mungkin
mungkin apa kayak kresek kayak
kuwe, paling itu, apa yadibakar
paling.
Informan 4 : kalau itu pernah ya kita
sosialisasikan
bahwa
kalau,
mungkin dari yg kecil aja ya, kalau
kita belanja kita bawa tempat
sendiri lah . kalau dulu kan belanja
tinggal bawa uang, belanja ke
warung pulang plastik banyak.
Kalau sekarang ya kita sedikitsediktlah bawa tempat sendiri ke
warung jadi kita eee tidak, sampah
di rumah tangga tidak begitu
numpuk, sampah plastik tersebut.
Informan 5 : upaya warga mengurangi
sampah ya itu ya ya kaya ibaratkan
untuk sebagai pemberitauan kepada
masyarakat kalau ke warung
misalnya sebagai itu bawa bawa
tempat sendiri atau itu apa itu apa
jadi dari warung sendiri kan ga
membawa sampah itu, plastik
kresek dan sebagainya, misalnya
mbawa tas kresek ya dari rumah
misalnya untuk mengurangi sampah
dari rumah itu. Memang sudah saya
sosialisasikan
tapi
namanya
manusia kadang-kadang kita lupa
bapak-bapak
mengumpulk
dan
mem
sampah ke t
sampah
d
dibuat
mengambil
sampah
tangga.
Informan
menyebutkan
bahwa
ke
yang
dilakukan
untuk meng
sampah
reduce
menolak
pemberian
saat
me
sesuatu
supermarket
merupakan
yang baik
mengurangi
sampah
sumbernya.
Informan
menyebutkan
bahwa tidak
kegiatan
rutin
dila
warga
mengurangi
sampah,
n
hanya
d
seperti
s
kresek.
Informan
menyebutkan
bahwa
ke
yang
dilakukan
untuk meng
sampah
membawa t
sendiri
berbelanja.
138
Informan
menyebutkan
bahwa
ke
yang
dilakukan
untuk meng
sampah
membawa
kresek saat
ke warung n
warga serin
lupa
p
sudah
disosialisasik
sehingga m
kadang
membawa s
plastik itu.
3.
Apa
yang
rutin
dilakukan
warga terkait
daur ulang
sampah?
Informan
menyebutkan
bahwa
ke
rutin
dilakukan
mengurangi
sampah
lewat
sampah.
Informan
menyebutkan
bahwa belum
kegiatan
rutin
dila
untuk
m
ulang sampa
Informan
139
mengurangi,
recycle
mendaur
ulang, terus reuse menggunakan
kembali.
Informan 3 : Ooh Kalo daur ulang
emang udah ada pembuatan pupuk
organik yang dilakukan itu ya yang
mana bank sampah itu RT 4
pokoknya ketua RT 4 itu cari aja
RT 4 RW 4, bentuknya itu dibuat
menjadi sampah cair apa ya pupuk
cair biasanya tapi yang organik ,
kalo yang anorganik itu di koperasi
babeh kalo di koperasi babeh itu
ada tabungan sampah kan itu. Tapi
tidak berjalan lama ya maksudnya
apa ya gak sampe sebulan ya lah.
Informan
4: Kalau daur ulang
mungkin kita yang sampah kering
ya yg baru kita lakukan, kalo untuk
sampah basah kita belum karena
kita kerjasama dengan kaya dinas
cipta karya, itu jg kita hanya
sebatas, apa ya, sebatas hanya kita
diberi pengetahuan kaya gini kaya
gini gitu kan, masalah praktek dan
alatnya kita belum. (Sampah
keringnya td dijadiin sbg apa ya
Pak ) utk sementara masih kita
kumpulkan. Kalo rencana, ya
rencana kedepan kan kita kalo dari
sampah misal contohnya bungkus
kopi, yg snack yg dalamnya ada
alumunium foil itu, kedepannya
rencana kami dari bank sampah sih
ingin buat kerajinan.
Informan 5 : Disini ini untuk mendaur
ulang sampah itu, keinginan kita sih
ya karena setelah kita melihat atau
studi banding ke bank-bank sampah
yang sudah jadi , kemarin kan
sebelumnya
mendirikan
bank
sampah disini saya studi banding ke
Cilacap karena kan sistemnya
plastik-plastik bekas-bekas sampo
dan plastik yang tidak bisa didaur
ulang lagi kan disana itu dibikin
kerajinan lah, itu kerajinannya
bagus-bagus itu. (jadi dari sini
cuma menyediakan bahannya gitu?)
iyaa bahannya-bahannya kalau
sudah banyak nanti kita setor
kesana, karena disini terus terang
saja yaa segalanya memang belum
mumpuni karena masih baru, kalau
menyebutkan
bahwa belum
kegiatan
(Reuse
menggunaka
kembali, R
itu mendaur
Reduce
mengurangi)
Informan
menyebutkan
bahwa
ke
yang
dila
warga
mendaur
sampah
pembuatan
organik
sedangkan
anorganik
koperasi X
ada
tab
sampahnya
tidak
be
lama.
Informan
menyebutkan
bahwa
ke
yang
dila
warga
mendaur
sampah
sampah
seperti
bu
kopi, snack
ada
alum
foil rencana
kerajinan
bank
sa
sedangkan s
basah
didaur karen
Dinas Cipta
hanya
s
diberi
pengetahuan
Informan
menyebutkan
kegiatan
rutin
dila
140
untuk
m
ulang
s
adalah
p
membuat
kerajinan
dari bekas
kresek
n
tidak tekun.
itu belum ad
ulang
s
menjadi
p
dan
itu
rencana dari
sampah
masih ada k
dengan mes
tempat.
141
menyebutkan
bahwa belum
kegiatan
dilakukan
daur ulang s
karena
proses dan
yang besar.
4.
Program apa
yang
dilakukan
Pemerintah
untuk
pengelolaan
sampah di
Kelurahan
Grendeng?
Informan
menyebutkan
bahwa
pr
yang
dila
pemerintah
pengelolaan
sampah
mendatangka
ahlinya
PKK
membuat ka
dari plastik.
Informan
menyebutkan
bahwa
pr
yang
dila
pemerintah
pengelolaan
sampah
sosialisasi m
Dinas
seperti PNPM
pendirian TP
Informan
menyebutkan
bahwa tidak
program
dilakukan
pemerintah
pengelolaan
sampah
selama ini di
oleh
M
Layu mula
pernarikan s
sampai menj
bank sampah
Informan
menyebutkan
bahwa belum
program
Pemerintah
pengelolaan
sampah
belum
p
terjun lan
142
namun
memfasilitas
apabila
mengajukan
peralatan.
Informan
menyebutkan
bahwa tidak
program
Pemerintah
pengelolaan
sampah
sudah
dit
oleh
p
sampah m
masing RT
mengambil
sampah di
rumah
kemudian
diangkut ke
Informan
menyebutkan
bahwa
pr
Pemerintah
pengelolaan
sampah
hanya
s
pembinaan.
B. Peran aktif masyarakat dan dunia usaha/swasta sebagai mitra pengelolaan
1. Pernahkah
Informan 1: Kerjabaktinya ya kurang
masyarakat
rutin, di wilayah sini kurang rutin,
melakukan
karena kaya pertemuan ini apa,
kerjabakti
pertemuan bapak-bapak kurang
bersama?
rutin, jadi kurang komunikasi.
Informan 2 : Oh sering, kita bicara
Informan
menyebutkan
bahwa
ke
kerja
bersama
k
rutin
kurangnya
143
komunikasi
pertemuan b
bapak.
Informan
menyebutkan
bahwa
ke
kerja
bersama dila
secara rutin
6-7 kali s
dan
b
insidental
menjelang
Ramadhan
apabila lingk
dirasa sudah
Informan
menyebutkan
bahwa
ke
kerja
bersama dila
secara rut
bulan sekal
dasar
keb
RT.
Informan
menyebutkan
bahwa masy
rutin mela
kerjabakti be
yaitu
s
sekali
dilakukan
semua warga
Informan
menyebutkan
bahwa masy
rutin
melakukan
kerjabakti be
yaitu
s
sekali
dilakukan
minggu perta
144
Informan
menyebutkan
bahwa masy
rutin mela
kerjabakti be
yaitu
s
sekali
2.
Apakah
pernah
dilaksanakan
pelatihan
pengelolaan
sampah?
Informan
menyebutkan
bahwa perna
pelatihan
pengolahan
sampah
t
Desa yang
setahun seka
masih kurang
Informan
menyebutkan
bahwa perna
pelatihan t
komposting
pembuatan
kompos
t
Kelurahan.
Informan
menyebutkan
bahwa perna
pelatihan t
pengelolaan
sampah dari
Tematik U
adalah pem
kerajinan s
plastik,
pembuatan
organik
n
tidak
be
lama.
145
Informan
6 : itu belum pernah,
misalnya yang buat jadi pupuk itu
ya belum pernah.
3.
Kontribusi
apa
yang
dilakukan
sektor
perdagangan
yang ada di
Kelurahan
Grendeng
dalam
pengelolaan
sampah?
Informan
menyebutkan
bahwa
pernah mela
pelatihan
pengelolaan
sampah
BKM memp
kendala biay
alat.
Informan
menyebutkan
bahwa
pernah mela
pelatihan
mengikuti
penyuluhan
pengelolaan
sampah
Informan
menyebutkan
bahwa
pernah mela
pelatihan
pengelolaan
sampah.
Informan
menyebutkan
bahwa kon
yang
dila
sektor
perdagangan
Kelurahan
Grendeng
pengelolaan
sampah
hanya memb
kas bulanan
sekitar 6000
untuk
pengangkuta
sampah.
Informan
menyebutkan
bahwa kon
yang
dila
sektor
perdagangan
Kelurahan
Grendeng
146
menyediakan
tempat
s
sendiri
membayar
retribusi
menurut
setiap
membuang
sampah mak
retribusinya.
Informan
menyebutkan
bahwa kon
yang
dila
sektor
perdagangan
Kelurahan
Grendeng
ditarikin 10.0
Informan
menyebutkan
bahwa kon
sektor
perdagangan
ditekankan
kembali ke
yaitu
bu
menggunaka
daun pisang.
Informan
menyebutkan
kontribusi
perdagangan
jual beli s
anorganik
mayoritas
masyarakatn
adalah pemu
Informan
menyebutkan
bahwa kon
sektor
perdagangan
membayar
lebih
daripada
masyarakat
147
4.
Kontribusi
apa
yang
dilakukan
warga
pendatang di
wilayah
Kelurahan
Grendeng
dalam
pengelolaan
sampah?
karena
v
sampah
besar.
Informan
menyebutkan
belum
kontribusi
warga pen
di
Kelu
Grendeng
pengelolaan
sampah,
mahasiswa
membuat sa
dan
di
retribusi.
Informan
menyebutkan
belum
kontribusi
warga pen
di
Kelu
Grendeng
pengelolaan
sampah.
Informan
menyebutkan
kontribusi
pendatang
Kelurahan
Grendeng
pengelolaan
sampah
KKN
mahasiswa.
Informan
menyebutkan
bahwa kon
warga pen
di
Kelu
Grendeng
dari
mah
Kesmas
membuat
sampah
sistemnya b
dengan
sampah
sebelumnya.
Selain itu
148
perlengkapan
dari
buku-buku
tabungan dan sebagainya itu dari
mahasiswa semua. Jadi kita cuma
jalan tok
Informan 6 : belum ada, belum.
(Kalau semacam KKN itu gimana
Pak?) ya pernah itu KKN tahun
berapa ya,tapi ga ada tindak lanjut
hanya sekedar teoritis apa ya.
(KKN kemarin tentang apa Pak) Ya
tentang pemanfaatan sampah
penyuluhan
tentang pem
sampah
PKK.
Informan
menyebutkan
bahwa kon
warga pen
dalam penge
sampah
pengadaaan
peralatan
perlengkapan
seperti
tabungan.
Informan
menyebutkan
bahwa kon
warga pen
dalam penge
sampah
hanya dari
tentang
pemanfaatan
sampah
C. Pelayanan dan kualitas sistem pengelolaan
1. Bagaimana
Informan 1 : Paling ini mengadakan
peran
gerobak-gerobak sampah, kadang
Pemerintah
ada yang melalui PNPM ada,
Desa dalam
kemudian
tempat
untuk
pengadaan
menampung kaya disitu itu kan
prasarana
termasuk salah satu upaya dari
dan sarana
Pemerintah Desa supaya ga
sampah?
mambrah-mambrah supaya petugas
sampah ngambili kan gampang
Informan
2 : Maksudnya sarana
prasarana persampahan? Ada sih
tapi kan tidak full sedang kita
hanya swadaya sendiri, dulu kita
ada mekanisme melalui PNPM,
bantuan dari Dinas terkait, Dinas
Cipta Karya, desa lho maksudnya
dari Pemerintah Desa, kadang
masyarakat orang-orangnya sendiri,
entah itu gerobak, tempat sampah,
bukan berarti full dari pemerintah.
Informan 3 : Pengadaannya paling apa
Informan
menyebutkan
bahwa
Pemerintah
dalam peng
prasarana
sarana
persampahan
adalah
mengadakan
gerobak-gero
sampah,
t
sampah
Pemerintah
dan PNPM.
Informan
menyebutkan
bahwa
Pemerintah
dalam peng
prasarana
sarana
persampahan
adalah
ge
149
tempat
s
namun
swadaya
masyarakat,
berarti full
pemerintah
PNPM,
Cipta
Pemerintah D
Informan
menyebutkan
bahwa
Pemerintah
dalam peng
prasarana
sarana
persampahan
adalah peng
gerobak s
selain itu tid
karena
m
para ibu k
bermanfaat
mengelola s
organik
anorganik
nantinya di
dijadikan sa
TPS.
Informan
menyebutkan
bahwa
Pemerintah
dalam peng
prasarana
sarana
persampahan
adalah
t
sampah
d
mekanisme
meminta k
Pemerintah.
150
2.
Bagaimana
sistem
pengelolaan
sampah di
Kelurahan
Grendeng?
Informan
menyebutkan
bahwa
Pemerintah
dalam peng
prasarana
sarana penge
sampah
belum ada
sudah meng
gerobak dan
angkut
n
belum
padahal
dibutuhkan.
Informan
menyebutkan
bahwa
Pemerintah
dalam peng
prasarana
sarana penge
sampah
sebagai fas
untuk
mengkondisi
sampah di
ke
TPA
masyarakat
bersih.
Informan
menyebutkan
bahwa
pengelolaan
sampah
Kelurahan
Grendeng
setiap
ke
151
menyiapkan
tempat
sa
dan sampah
tangga dia
setiap jam 5
oleh
p
pengangkut
sampah
dibawa ke
setelah itu d
rutin oleh
sampah
jam 9 seh
sampah
numpuk.
Informan
menyebutkan
bahwa
pengelolaan
sampah
Kelurahan
Grendeng
konvensiona
belum
pemilahan
sampah, kem
petugas
s
rutin
me
sampah setia
untuk dimas
ke TPS dan
membayar o
buang sampa
Informan
menyebutkan
sistem penge
di
Kelu
Grendeng
mengelola s
organik
anorganik k
bermanfaat
tetap
dij
satu pada
dibuang ke
sehingga tid
pemisahan s
oleh masyara
152
3.
Apakah TPS
yang
ada
mencukupi
untuk
volume
Informan
menyebutkan
bahwa
pengelolaan
sampah
Kelurahan
Grendeng
rutin setiap
sampah di t
sampah m
masing ke
dibawa ke
jam 5 kem
nanti
dia
oleh mobil k
jam sekitar
sehingga
sudah tidak
sampah.
Informan
menyebutkan
bahwa
pengelolaan
sampah
Kelurahan
Grendeng
mengumpulk
sampah ano
kemudian
sedangkan s
organik di
ke
TPA,
membayar p
pengangkut
sampah.
Informan
menyebutkan
bahwa
pengelolaan
sampah
Kelurahan
Grendeng
namun belu
pemilahan
masih tercam
Informan
menyebutkan
tidak cukup
menampung
volume sam
153
sampah di
Kelurahan
Grendeng?
Kelurahan
Grendeng
sampah sat
saja
numpuk.
Informan
menyebutkan
bahwa TPS
untuk menam
volume sam
Kelurahan
Grendeng
sampah
d
setiap hari.
Informan
menyebutkan
bahwa TPS
untuk menam
volume sam
Kelurahan
Grendeng
sampah
d
setiap sore
Dinas Lingk
Hidup.
Informan
menyebutkan
bahwa TPS
cukup
menampung
volume sam
Kelurahan
Grendeng
sehingga
mengajukan
di dekat m
namun tida
respon.
Informan
menyebutkan
bahwa TPS
cukup
menampung
volume sam
Kelurahan
Grendeng.
Informan
menyebutkan
bahwa TPS
untuk menam
volume sam
Kelurahan
Grendeng
154
4.
Perlukah
penambahan
TPS
di
Kelurahan
Grendeng?
belum
p
menumpuk
sampah
tangga .
Informan
menyebutkan
bahwa perl
penambahan
di
Kelu
Grendeng n
tidak tahu d
karena Gre
wilayah
penduduk.
Informan
menyebutkan
bahwa tidak
penambahan
di
Kelu
Gendeng
sampah
d
setiap hari
pemulung
mempunyai
kontribusi
terhadap
persampahan
karena
mengambil
sampah di
merupakan
reduce dan r
untuk peman
ulang sampa
kemudian
menjualnya.
Informan
menyebutkan
perlu penam
TPS di Kelu
Gendeng
sampah
sampai
keluar
kotak sampa
155
Informan
menyebutkan
bahwa
penambahan
di
Kelu
Grendeng
pernah
sampah
menumpuk
tidak
dia
sampai 4 har
Informan
menyebutkan
bahwa
penambahan
di
Kelu
Grendeng
kalau
mengangkut
sampah dari
Cipta Karya
otomatis
tidak muat n
kalau
w
Grendeng
RW peduli d
bank
s
maka sampa
berkurang.
Informan
menyebutkan
bahwa perl
penambahan
di
Kelu
Grendeng
baru terdap
TPS.
D. Kemampuan kelembagaan, peraturan, dan perundangan serta penegakan hukum pengelolaan pe
1. Bagaimana
Informan 1 : Belum ada, ya paling itu
Informan
bentuk
ya
kalau
kelompok-kelompok
menyebutkan
kelembagaa
tertentu yang punya kepentingan
bahwa
b
n
untuk meraih keuntungan juga ya.
kelembagaan
pengelolaan
Selain itu RT, RW, Cipta Karya,
pengelolaan
persampaha
PNPM
sampah yan
n yang ada
di
Kelu
di Kelurahan
Grendeng
Grendeng?
kelompok
Informan 2 : Lah itu Desa palingkepentingan,
paling mas, terus di Grendeng
RW, Dinas
Wetan sebenarnya ada itu semacam
Karya, PNPM
tempat sampah apa apa yaa, temen
156
Informan
menyebutkan
bahwa
b
kelembagaan
pengelolaan
sampah yan
di
Kelu
Grendeng
Pemerintah
Dinas
Karya, RT,
bank
s
seperti
Grendeng
(Timur)
berasal
program
mahasiswa.
Informan
menyebutkan
bahwa
b
kelembagaan
pengelolaan
sampah yan
di
Kelu
Grendeng
Marsudi Lay
RT sedangka
dan
Peme
Desa
keliatan
nyata.
Informan
menyebutkan
bentuk
kelembagaan
pengelolaan
sampah
Kelurahan
Grendeng
dari
BKM
Rukmat (
Kematian).
Informan
menyebutkan
157
2.
Apakah
kelembagaa
n melakukan
pemantauan
dan evaluasi
terhadap
pengelolaan
sampah yang
ada
di
Kelurahan
Grendeng?
Informan
2 : Kaitan
kebersihan, itu ada
dengan
bahwa
kelembagaan
pengelolaan
sampah
Kelurahan
Grendeng
RT
dan
sedangkan
Kelurahan
sebatas
memberikan
pengumuma
tentang kebe
dan menghar
adanya
t
sampah
o
dan
anor
Selain itu
Rukmat (
Kematian), L
dan BKM.
Informan
menyebutkan
bahwa
kelembagaan
pengelolaan
sampah
Kelurahan
Grendeng
mahasiswa.
Informan
menyebutkan
bahwa kelo
swadaya
masyarakat
melakukan
evaluasi
rakor
dikasih tau k
warga pada
pertemuan P
Informan
menyebutkan
bahwa kelo
swadaya
masyarakat
158
melakukan
pemantauan
evaluasi ter
pengelolaan
sampah.
Informan
menyebutkan
bahwa kelo
swadaya
masyarakat
melakukan
pemantauan
pengelolaan
sampah.
Informan
menyebutkan
bahwa
kelompok
swadaya
masyarakat
melakukan
pemantauan
pengelolaan
sampah
n
hanya
R
(Rukun
Kematian).
3.
Apakah ada
dasar
peraturan
yang
mengatur
pengelolaan
persampaha
n
di
Kelurahan
Informan
menyebutkan
bahwa kelo
swadaya
masyarakat
melakukan
pemantauan
pengelolaan
sampah.
Informan
menyebutkan
bahwa kelo
swadaya
masyarakat
melakukan
pemantauan
pengelolaan
sampah.
Informan
menyebutkan
bahwa belum
peraturan t
tentang
pengolahan
sampah ,
surat
Pemerintah
159
Grendeng?
untuk RT,
PKK
me
kebersihan
lingkungan.
Informan
menyebutkan
bahwa belum
Peraturan
tentang
pengelolaan
sampah
menggunaka
Undang-Und
No.18 tahun
tentang
persampahan
mengatur
pengelolaan
sampah,
adalah
T
Pengolahan A
Informan
menyebutkan
bahwa tidak
aturan
t
pengelolaan
sampah
belum
sosialisasi
Kelurahan.
Informan
menyebutkan
bahwa belum
aturan
t
pengelolaan
sampah.
Informan
menyebutkan
bahwa
tentang
pengelolaan
sampah mel
hanya beras
Perda.
160
4.
Apakah ada
sanksi bagi
warga yang
melanggar
aturan
pengelolaan
persampaha
n?
Informan
menyebutkan
bahwa belum
aturan
t
pengelolaan
sampah
belum
sosialisasi.
Informan
menyebutkan
bahwa belum
sanksi, huk
dan denda
warga
melanggar
pengelolaan
sampah,
saja warga
membuang
sampah
sembarangan
menjadi
pergunjingan
warga.
Informan
menyebutkan
bahwa ada
menurut Un
Undang
warga
melanggar
pengelolaan
sampah,
n
selama
menggunaka
sanksi
no
yaitu ditegur
Informan
menyebutkan
bahwa belum
sanksi bagi
melanggar
pengelolaan
sampah
n
hanya
b
teguran
warga
membuang
sampah ke
161
(sungai).
Informan
menyebutkan
sanksi bagi
yang mela
aturan penge
persampahan
denda
5
sekali buang
Informan
menyebutkan
bahwa sanks
warga
melanggar
pengelolaan
sampah
tetap
dike
reming (ta
bagi warga
membuang
sampah di su
Informan
menyebutkan
bahwa tidak
sanksi bagi
melanggar
pengelolaan
sampah
E. Kemampuan pembiayaan pengelolaan persampahan
1. Berasal dari
Informan 1 : Sumbernya sementara
mana
saja
dari warga, iuran dari setiap warga,
sumber
setiap KK. Perbulannya itu
pembiayaan
sekarang
6.000
rupiah,
untuk
pengambilannya setiap hari.
pengelolaan
persampaha
n yanga ada
di Kelurahan
Grendeng?
Informan 2 : Kebanyakan swadaya,
jadi masyarakat sadar untuk
membuang pada tempatnya, paling
Informan
menyebutkan
bahwa
s
pembiayaan
pengelolaan
sampah
b
dari iuran
sebesar
rupiah per
untuk
pengambilan
sampah
162
hari.
Informan
menyebutkan
bahwa
s
pembiayaan
pengelolaan
sampah
b
dari
sw
masyarakat.
Informan
menyebutkan
bahwa
s
pembiayaan
pengelolaan
sampah
b
dari
sw
masyarakat,
sedangkan
Pemerintah
menyediakan
gerobak.
Informan
menyebutkan
bahwa
s
pembiayaan
pengelolaan
sampah yan
di
Kelu
Grendeng
dari warga s
sedangkan
Pemerintah
tidak ada
dana
Kabupaten
100.000.000
setahun
biaya pera
gedung,
karyawan.
Informan
menyebutkan
bahwa
s
pembiayaan
pengelolaan
sampah yan
di
Kelu
Grendeng
sementara b
dari Kesma
swadaya
masyarakat.
163
2.
Bagaimana
mengenai
pendapat
Anda
mengenai
pembiayaan
yang
dibebankan
kepada
warga?
Informan
menyebutkan
bahwa
s
pembiayaan
pengelolaan
sampah yan
di
Kelu
Grendeng
masyarakat.
Informan
menyebutkan
mengenai
pembiayaan
dibebankan
kepada
adalah
belum ada
mengeluh
untuk kebe
rumah tangg
Informan
menyebutkan
mengenai
pembiayaan
dibebankan
kepada
adalah
belum ada
mengeluh
besarnya re
ditentukan m
audiensi
keputusan be
dengan
masyarakat.
Informan
menyebutkan
mengenai
pembiayaan
dibebankan
kepada
adalah
belum ada
mengeluh
164
penarikanny
rutin.
Informan
menyebutkan
mengenai
pembiayaan
dibebankan
kepada
adalah warga
ada
mengeluh
sebelum
menentukan
nominal, dia
pertemuan
mengadakan
penawaran.
Informan
menyebutkan
bahwa belum
yang
men
tentang
pembiayaan
dibebankan
kepada
karena
si
sukarela dan
merata.
3.
Apakah ada
alternatif
pembiayaan
selain dari
iuran
retribusi dari
warga?
Informan
menyebutkan
bahwa belum
yang
men
tentang
pembiayaan
dibebankan
kepada warg
Informan
menyebutkan
bahwa alt
pembiayaan
iuran retribu
warga
murni
swadaya
masyarakat,
kecuali
masyarakat
mengajukan
PNPM mi
gerobak.
Informan
menyebutkan
bahwa alt
165
kumpulkan
uang,
pindahkan
masalah disini ke TPA kan hehee,
biayanya ya swadaya masyarakat
dan Pemerintah Daerah.
Informan 3: setau saya murni dari
swadaya masyarakat mas
Informan 4: Sementara itu memang,
murni bener-bener dari swadaya ya.
Paling kalau warga masyarakat
mengajukan ke PNPM misalnya
pengajuan dalam bentuk gerobak
gitu.
Informan
5 : Kalau sumber
pembiayaan sementara dari Kesmas
itu, sementara. Kalau kalau petugas
sampah ya dari masyarakat sendiri,
swadaya.
Informan 6 : ya itu tok, ya mungkin
dari APBD untuk pendistribusian
apa itu untuk alat angkutnya.
pembiayaan
iuran retribu
warga adala
Pemerintah
Daerah
penyediaan
TPS
pengangkuta
Informan
menyebutkan
bahwa tidak
alternatif
pembiayaan
dari iuran wa
Informan
menyebutkan
bahwa tidak
alternatif
pembiayaan
dari iuran
kecuali jika
mengajukan
PNPM
gerobak.
Informan
menyebutkan
alternatif
pembiayaan
adalah beras
Kesmas.
4.
Bagaimana
peran
Pemerintah
Desa
mengenai
sumber
pembiayaan
pengelolaan
sampah?
Informan
menyebutkan
alternatif
pembiayaan
adalah beras
APBD untu
angkut distri
Informan
menyebutkan
bahwa
Pemerintah
mengenai s
pembiayaan
pengelolaan
sampah
belum
anggaran k
untuk penge
sampah.
Informan
166
menyebutkan
bahwa
Pemerintah
belum
anggaran k
untuk penge
sampah
melainkan
swadaya
Pemerintah
Daerah.
Informan
menyebutkan
bahwa tidak
peran Peme
Desa
pembiayaan
pengelolaan
sampah
n
hanya peny
sarana pras
itupun sulit.
Informan
menyebutkan
bahwa
Pemerintah
dalam pemb
pengelolaan
sampah
belum
anggaran khu
Informan
menyebutkan
bahwa
Pemerintah
dalam pemb
pengelolaan
sampah
belum
anggaran khu
Informan
menyebutkan
bahwa belum
peran Peme
Desa
pembiayaan
pengelolaan
sampah
F. Persepi tentang Desa Mandiri Sampah
1. Apa
yang
Informan 1 : Desa tersebut warganya
dimaksud
itu peduli terhadap sampah
Desa
sehingga kalau dia
itu mau
Mandiri
membuang sampah itu ya dia harus
Sampah?
istilahnya apa ya kalau mau
Informan
menyebutkan
bahwa
Mandiri S
adalah Desa
167
warganya
terhadap s
misalnya me
sampah.
Informan
menyebutkan
bahwa
Mandiri S
adalah Desa
bisa
men
sampah
s
taraf
minimum.
Informan
menyebutkan
bahwa
Mandiri S
adalah
pengelolaan
sampah di
oleh semua
Desa.
Informan
menyebutkan
bahwa
Mandiri S
adalah
urusan
persampahan
dikelola
s
tanpa
c
pemerintah.
Informan
menyebutkan
bahwa
Mandiri S
adalah Desa
peduli
ter
sampah
terkoordinir.
Informan
menyebutkan
bahwa
Mandiri S
adalah Desa
ditunjang
168
dan
pra
serta pema
masyarakat.
G. Persepsi
jika
Kelurahan
Grendeng
dijadikan
sebagai
Desa
Mandiri
Sampah
1. Persepsi
mengenai
peran aktif
masyarakat
yang
ada
terhadap
Desa
Mandiri
Sampah
Informan
menyebutkan
bahwa
pe
mengenai
aktif masy
yang ada ter
Desa
M
Sampah
belum bisa
kesadaranny
masih
muncul.
Informan
menyebutkan
bahwa
pe
mengenai
aktif masy
yang ada ter
Desa
M
Sampah
bisa
n
kesadaran
masyarakat k
untuk
m
pengelolaan
sampah.
Informan
menyebutkan
bahwa
pe
mengenai
aktif masy
yang ada ter
Desa
M
Sampah
setuju
n
butuh waktu
lama dan
bimbingan.
169
Informan
menyebutkan
bahwa
pe
mengenai
aktif masy
yang ada ter
Desa
M
Sampah
optimis mam
Informan
menyebutkan
bahwa
pe
mengenai
aktif masy
yang ada ter
Desa
M
Sampah
mampu
n
perlu
pendamping
dari
Peme
Kelurahan
lembaga ser
alokasi
k
untuk penge
sampah.
Informan
menyebutkan
bahwa
pe
mengenai
aktif masy
yang ada ter
Desa
M
Sampah
sangat bisa.
170
2.
Persepsi
mengenai
faktor
pelayanan
dan kualitas
sistem
pengelolaan
persampaha
n yang ada
terhadap
Desa
Mandiri
Sampah
Informan
menyebutkan
bahwa
pe
mengenai pe
mengenai
pelayanan
kualitas
pengelolaan
persampahan
ada terhadap
Mandiri S
adalah
karena
semua
tangga
tempat
k
pemilahan
sampah.
Informan
menyebutkan
bahwa belum
untuk mend
Desa
M
Sampah.
Informan
menyebutkan
bahwa
pe
mengenai pe
mengenai
pelayanan
kualitas
pengelolaan
persampahan
ada terhadap
Mandiri S
adalah masi
untuk mend
karena belum
alat
pembuatan
organik
n
kesadaran
masyarakat
membuang
sampah
tempatnya
tertib.
171
3.
Persepsi
mengenai
kelembagaa
Informan
1 : kalau peraturannya
belum ada, kesadarannya belum
muncul, perlengkapannya belum
Informan
menyebutkan
bahwa
pe
mengenai pe
mengenai
pelayanan
kualitas
pengelolaan
persampahan
ada terhadap
Mandiri S
adalah
banyak m
tempat
s
khususnya
lingkup RT.
Informan
menyebutkan
bahwa
pe
mengenai pe
mengenai
pelayanan
kualitas
pengelolaan
persampahan
ada terhadap
Mandiri S
adalah
belum bisa
kurangnya
personil,
administrasi,
alat angkut
tenaga
pengangkut.
Informan
menyebutkan
bahwa
pe
mengenai pe
mengenai
pelayanan
kualitas
pengelolaan
persampahan
ada terhadap
Mandiri S
adalah
mampu
kurangnya
pemahaman
masyarakat
terhadap d
sampah.
Informan
menyebutkan
bahwa
pe
172
n, peraturan
pengelolaan
persampaha
n yang ada
sekarang
terhadap
Desa
Mandiri
Sampah?
fasilitasnya
belum
memadai
menurut saya belum, tapi itu kalau
memang dari kita ada kemauan
insyaallah bisa. Kalau kita punya
sesuatu yang ingin dicapai, yang
ingin kita raih insyaallah bisa lah,
apalagi itu sesuatu yang baik sih.
Cuman kalau di masyarakat
Grendeng itu masyarakat kompleks,
majemuk dari berbagai daerah
masuk kesitu, bukan asli Grendeng
asli.
Informan
2 : Menghambat atau
mendukung
susah
ini
kalo
mendukung mungkin semua orang
mendukung lah karena itu program
baik ya Cuma untuk melangkah
kesana
masih
jauh
kalo
menghambat
si
ya
gak
menghambat. Definisi menghambat
itu
apa,
yang
dimaksdu
menghambat disini yang gimana
ohh
enggak
kalo
dibilang
menghambat
enggak
Cuma
mungkin lagi ke arah sana
sebenernya. Cuma karena belum
ada kenyataanya jadi hanya
kesadaran masyarakat saja.
Informan 3 : Saya kira sih mereka
siap,
karena
setiap
semua
anggotanya bener2 bekerja di sosial
semua, jd mereka siap, tergantung
masy nya aja. Jd kita kalo perturan
dari RT atau RW kurang mampu
utk mengatasi sih, tp kalo ada
peraturan
yg
bener2
udh
dicanangkan di apa perda mungkin
insyaAlloh masy sini takut, karena
sudah ada undang2 dari peraturan
daerah itu otomatis kan hampir
semua warga banyumas otomatis
punya gitu. Tp kalo hanya sekedar
utk satu lingkungan kayanya
kurang kuat. Paling mikirnya, lho
tempat lain juga ga. Tp kalo di
perda kayanya sih lebih kuat.
Informan 4 : Yang jelas butuh lembaga
yang lain seperti Lurah dan LPMK
sendiri. Harus ada atasan sendiri,
kalau ga ada atasan mungkin ga ada
artine lah, disini kan hanya kita
mengandalkan tenaga.
mengenai
kelembagaan
peraturan
pengelolaan
persampahan
ada
sek
terhadap
Mandiri S
adalah
mendukung
belum
peraturan,
kesadaran
fasilitas.
Informan
menyebutkan
bahwa
pe
mengenai
kelembagaan
peraturan
pengelolaan
persampahan
ada
sek
terhadap
Mandiri S
adalah
mendukung
kesadaran
masyarakat
kurang.
Informan
menyebutkan
bahwa
pe
mengenai
kelembagaan
peraturan
pengelolaan
persampahan
ada
sek
terhadap
Mandiri S
adalah
kelembagaan
tergantung
masyarakat
masyarakat
mematuhi Pe
173
4.
Persepsi
mengenai
sumber dana
yang
ada
sekarang
terhadap
Desa
Mandiri
Sampah?
Informan
menyebutkan
bahwa
pe
mengenai
kelembagaan
peraturan
pengelolaan
persampahan
ada
sek
terhadap
Mandiri S
adalah
lembaga
seperti
LPMK.
Informan
menyebutkan
bahwa
pe
mengenai
kelembagaan
peraturan
pengelolaan
persampahan
ada
sek
terhadap
Mandiri S
adalah perlu
ketiga
Pemerintah
instansi.
Informan
menyebutkan
bahwa
pe
mengenani s
dana yang
terhadap
Mandiri S
adalah belum
karena
sangat
m
hanya
s
untuk penga
sampah dan
alokasi dana
Informan
menyebutkan
bahwa
pe
mengenani s
dana yang
terhadap
Mandiri S
adalah
s
dana
m
174
namun terga
dari
kes
masyarakat.
Informan
menyebutkan
bahwa
pe
mengenani s
dana yang
terhadap
Mandiri S
adalah
s
dana
kurang,
untuk
me
penarik samp
Informan
menyebutkan
bahwa
pe
mengenani s
dana yang
terhadap
Mandiri S
adalah
masalah
sudah cukup
Informan
menyebutkan
bahwa
pe
mengenani s
dana yang
terhadap
Mandiri S
adalah
kurang,
tidak
masyarakat
menabung s
di bank samp
Informan
menyebutkan
bahwa
pe
mengenani s
175
dana yang
terhadap
Mandiri S
adalah mamp
175
176
178
179
180
Nama
NIM
: G1B010034
Angkatan
: 2010
Agama
: Islam
Alamat
Telephone/Email
: 085728717434 / taufiqwahyuhidayat@yahoo.com
Riwayat Pendidikan
1995-1997
: TK Tamansari
1997-2003
: SD Negeri 03 Tamanwinangun
2003-2006
2006-2009
2010-2014
Pengalaman Organisasi
181