SKRIPSI
OLEH
ANIS SYAFIRA PULUNGAN
NIM: 131000018
OLEH
ANIS SYAFIRA PULUNGAN
NIM: 131000018
Universitas Sumatera
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
TAHUN 2017” ini beserta seluruh isinya adalah benar hasil karya saya sendiri
dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara tidak
sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas
pernyataan ini saya siap menanggung resiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada
dalam karya saya ini atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini
i
Universitas Sumatera
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi dengan judul
ANALISIS PENGELOLAAN LIMBAH CAIR KELAPA SAWIT DI PABRIK
PT. X TAHUN 2017
Disahkan oleh:
Komisi Pembimbing Skripsi
•
, idDe: Dia: Ida Yustim
M.Si
- t496803201993082001
Universitas Sumatera
ABSTRAK
Kata kunci: Limbah Cair, Kolam Biologi, Land Aplikasi, Kualitas Air
Limbah Cair.
ii
Universitas Sumatera
ABSTRACT
i
Universitas Sumatera
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas
skripsi yang berjudul Analisis Pengelolaan Limbah Cair Kelapa Sawit Di Pabrik
Pt. X Tahun 2017. Skripsi ini adalah salah satu syarat yang ditetapkan untuk
Pulungan, dan Ibunda Dra. Lailan Suraiya yang telah mendidik penulis dan tiada
bimbingan, dukungan dan bantuan dari berbagai pihak baik moril maupun materil,
oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih
1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, SH, M.Hum selaku Rektor Universitas Sumatera
Utara.
2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si selaku Dekan Fakultas Kesehatan
3. Dr. dr. Taufik Ashar, MKM selaku ketua Departemen Kesehatan Lingkungan
skripsi ini.
v
Universitas Sumatera Utara
4. Prof. Dr. Dra. Irnawati Marsaulina, MS selaku Dosen Pembimbing II yang
5. Ir. Indra Cahaya S,MSi selaku Dosen Penguji I dan ibu dr. Devi Nuraini Santi, MKes
selaku Dosen Penguji II yang telah meluangkan waktu dan pikiran dalam
6. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si selaku Dosen Penasehat Akademik yang telah
7. Kak Dian selaku staf Departemen Kesehatan Lingkungan yang telah banyak
membantu penulis dan seluruh dosen serta staf pegawai FKM USU.
Aulia Alfi Syahri, Naurah Salsabila, Naifah Salsabila dan anggota keluarga
dan Suci Khairil Lestari yang telah setia menjadi teman sekaligus keluarga,
vi
Universitas Sumatera
memberikan semangat, dukungan, bantuan, mendengarkan keluh kesah dan
11. Sahabat “Wanirus” Yulia Annisa Tanjung, Tri Nanda Putri, Balqis Nurmauli
dukungan, dan doa selama ini kepada penulis,semoga kita menjadi orang
12. Terkhusus buat Arie Amanda yang selalu setia menjadi tempat berbagi keluh
13. Anak kosan tersayang Kak Ezi, Kak Yenni, Kak Fika, Kak Eka, Tia, Rini,
Kak Ade yang telah memberikan dukungan, semangat, doa, masukan dan
nasihatnya.
Eriga Syahputra, Darin Syahputra, Hendra Gunawan, dan yang lainnya yang
15. Teman-teman seperjuangan PBL (Fitri, Rika, Satrio, Uci, Mput) dan teman
selama LKP (Fahmi, Jani, Julham, Riris). Terimakasih atas doa, dukungan,
vii
Universitas Sumatera
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan
terdapat banyak kekurangan, sehingga saran dan masukan dari berbagai pihak
sangat diharapkan untuk kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat
bermanfaat. Amin
vii
Universitas Sumatera
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI.......................................... i
HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................. ii
ABSTRAK............................................................................................................. iii
ABSTRACT............................................................................................................ iv
KATA PENGANTAR.......................................................................................... v
DAFTAR ISI......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL................................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR............................................................................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................ xiii
RIWAYAT HIDUP............................................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................ 6
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................. 6
1.3.1 Tujuan Umum........................................................................ 6
1.3.2 Tujuan Khusus....................................................................... 6
1.4 Manfaat Penelitian........................................................................... 7
ix
Universitas Sumatera Utara
3.3 Objek Penelitian................................................................................. 42
3.4 Metode Dan Pengumpulan Data........................................................ 43
3.4.1 Data Primer.............................................................................. 43
3.4.2 Data Sekunder......................................................................... 43
3.5 Definisi Operasional.......................................................................... 43
3.6 Titik Pengambilan Sampel................................................................. 46
3.6.1 Air Limbah Industri Kelapa Sawit.......................................... 46
3.7 Prosedur Pengambilan Sampel.......................................................... 47
3.7.1 Air Limbah Industri Kelapa Sawit.......................................... 47
3.8 Aspek Pengukuran............................................................................. 48
3.9 Teknik Analisa Data.......................................................................... 56
BAB V PEMBAHASAN.................................................................................... 72
5.1 Metode Pengolahan Limbah Cair Kelapa Sawit Pabrik PT. X.......... 72
5.2 Permasalahan Sistem Pengelolaan IPAL Pabrik Kelapa Sawit
PT.X ................................................................................................. 74
5.2.1 Land Aplikasi ......................................................................... 77
5.3 Baku Mutu Air Limbah Cair Kelapa Sawit PT. X............................. 78
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
x
Universitas Sumatera
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha dan/atau Kegiatan
Industri Minyak Sawit....................................................................... 35
Tabel 4.1 Penjelasan Unit Proses pada IPAL Pabrik Kelapa Sawit PT. X........ 67
Tabel 4.2 Mutu Air Limbah Pabrik Kelapa Sawit Pt. X Sebelum (Inlet)
dan Sesudah (Outlet) Pengolahan IPAL pada Bulan September
2017.................................................................................................. 71
xi
Universitas Sumatera
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Skema pengelompokan bahan yang terkandung di dalam air
Limbah.......................................................................................... 12
Gambar 2.2 Alur proses pengolahan minyak kelapa sawit............................... 33
Gambar 2.3 Skema pengolahan air limbah minyak kelapa sawit..................... 40
Gambar 4.1 Proses produksi CPO di PT. X...................................................... 58
Gambar 4.2 Skema aliran proses pengolahan limbah di IPAL pabrik kelapa
sawit PT. X.................................................................................... 66
xii
Universitas Sumatera
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
Universitas Sumatera
RIWAYAT HIDUP
Senangin No. 31 Tanah Tinggi, Binjai. Penulis merupakan anak kedua dari dua
bersaudara pasangan Ayahanda Puli Pulungan dan Ibunda Dra. Lailan Suraiya.
Dharma Patra Pangkalan Berandan pada tahun 2000 dan selesai tahun 2001,
Sekolah Dasar Dharma Patra Pangkalan Berandan pada tahun 2001 dan selesai
tahun 2007, Sekolah Menengah Pertama Dharma Patra Pangkalan Berandan pada
tahun 2007 dan selesai tahun 2010, Sekolah Menengah Atas Dharma Patra
Pangkalan Berandan pada tahun 2010 dan selesai tahun 2013, pada tahun 2013
Masyarakat Program Studi Ilmu Kesehatan Lingkungan dan selesai tahun 2017.
xiv
Universitas Sumatera
BAB I
PENDAHULUAN
kenaikan devisa negara, transpor teknologi dan penyerapan tenaga kerja. Namun
yaitu berupa limbah industri yang bila tidak dikelola dengan baik akan
apabila akibat kegiatan industri dan teknologi tersebut dapat langsung di rasakan
tetapi, dampak tak langsung yang bersifat negatif yang mengurangi kualitas hidup
negatif akibat kegiatan industri dan teknologi, dapat dilihat dari terjadinya
(Wardhana, 2004).
makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup
oleh kegiatan hidup manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu
1
Universitas Sumatera Utara
2
tentang Lingkungan Hidup pasal 1 (ayat 1) adalah kesatuan ruang dengan semua
limbah sangat terbatas, sehingga dipastikan bahwa self purification saat ini telah
dari bahan baku yang di pakai dalam industri dan sesuai dengan proses dari
berbeda untuk mencapai baku mutu yang telah ditetapkan oleh pemerintah
(Miswan, 2004).
industri kelapa sawit (Manurung,2004). Pada saat ini Indonesia merupakan salah
satu produsen utama minyak sawit, bahkan saat ini telah menempati posisi kedua
di dunia. Indonesia adalah Negara dengan luas areal kelapa sawit terbesar di
dunia,yaitu sebesar 34,18% dari luas areal kelapa sawit dunia. Pencapaian produksi
rata-rata kelapa sawit Indonesia tahun 2004-2008 tercatat sebesar 75,54 juta ton
tandan buah segar (TBS) atau 40,26% dari total produksi kelapa sawit dunia (Yan
Fauzi,2012).
Universitas Sumatera
3
Sebagaimana limbah industri pertanian lainnya, limbah cair kelapa sawit pun
mempunyai kadar bahan organik yang tinggi. Tingginya bahan organik tersebut
degradasi bahan organis yang lebih besar.Limbah cair kelapa sawit mengandung
padatan melayang dan terlarut maupun emulsi minyak dalam air. Apabila limbah
mengeluarkan bau yang sangat tajam, dan dapat merusak daerah pembiakan ikan
limbah cair yang tidak dikelola dengan baik maka diperlukan pemahaman dan
informasi mengenai pengelolaan limbah cair secara benar. Limbah cair industri
limbah hasil kegiatan minyak sawit berupa : BOD (Biological Oxygen Demand)
sebesar 250 mg/L), COD (Chemical Oxygen Demand) sebesar 500 mg/L, TSS
(Total Suspended Solid) sebesar 300 mg/L, minyak dan lemak sebesar 30 mg/L,
amonia total (sebagai NH3,-N) sebesar 20 mg/L, dan pH sebesar 6,0-9,0. Dari
memenuhi baku mutu untuk dapat dialirkan ke badan sungai. Kesemua bahan
Universitas Sumatera
4
pencemar tersebut dapat membahayakan kesehatan dan lingkungan, maka itu perlu
pada tahun 2014 mengenai analisis kadar BOD dan COD pada pengolahan limbah
cair kelapa sawit PT. Lestari Tani Teladan (LTT) Di Provinsi Sulawesi Tengah
mengatakan bahwa hasil kadar BOD sebelum pengolahan ialah pada titik pertama
pengambilan sampel sebesar 435 mg/l dan pada titik kedua sebesar 552,5 mg/l,
sedangkan kadar BOD sesudah pengolahan ialah pada titik pertama sebesar 792,5
mg/l dan titik kedua 610 mg/l. Sedangkan kadar COD sebelum pengolahan ialah
pada titik pertama pengambilan sampel sebesar 222 mg/l dan pada titik kedua
sebesar 246 mg/l, sedangkan kadar COD sesudah pengolahan ialah pada titik
pertama sebesar 125 mg/l dan titik kedua sebesar 141 mg/l. Dari kedua parameter
kimia yang telah diuji yang belum memenuhi standar baku mutu kualitas limbah
cair bagi kegiatan industri kelapa sawit sesuai PermenLH No. 5 tahun 2014, yaitu
nilai BOD karena melebihi 100 mg/l. Sedangkan nilai COD sudah memenuhi
PT. X adalah salah satu pabrik kelapa sawit yang menghasilkan minyak
sawit (Crude Palm Oil), untuk menghasilkan minyak sawit membutuhkan tandan
buah segar dengan kapasitas olah adalah 20 Ton TBS/jam. Limbah cair kelapa
sawit pabrik PT. X berasal dari kegiatan pengolahan tandan buah segar meliputi air
untuk proses pengolahan maupun untuk air cleaning pabrik. Inilah merupakan
salah satu alasan mengapa peneliti menjadikan air limbah cair kelapa sawit pabrik
PT. X sebagai objek penelitian. Dengan banyak nya kapasitas olah tandan buah
Universitas Sumatera
5
segar yaitu 20 ton TBS/jam pabrik kelapa sawit harus melakukan pengendalian
proses penampungan limbah cair kelapa sawit menggunakan sistem IPAL yang
yang terdiri dari 10 kolam untuk menangani limbah cair dengan kapasitas dari
masing-masing kolam serta fungsi karakter kolam tersebut yang nantinya hasil
akhir dari pengolahan limbah akan mengeluarkan kualitas limbah yang memenuhi
syarat untuk di buang ke sungai atau ke badan air, namun pabrik kelapa sawit PT.
X masih belum membuang limbah pengolahan akhir ke sungai atau badan air tetapi
apabila hujan turun limbah meluap dan terbuang ke badan air yang menuju ke
Berdasarkan data limbah terakhir yang di uji oleh pihak pabrik PT. X yang
peneliti dapat pada survey pendahuluan Bahwa hasil akhir (outlet) untuk
konsentrasi BOD yaitu 20167,20 mg/l, COD yaitu 2179,44 mg/l, TSS yaitu 720
mg/l. Dari data tersebut menunjukkan bahwa hasil akhir yang di uji pada bulan juni
2016 masih melebihi syarat baku mutu lingkungan berdasarkan PermenLH No. 5
tahun 2014. Oleh karena itu, perlu proses pengolahan air limbah kembali sehingga
semua parameter untuk pabrik kelapa sawit memenuhi syarat baku mutu
lingkungan dan apabila di buang kelingkungan atau badan air tidak mencemari.
Maka peneliti ingin mengetahui sistem pengelolaan limbah cair kelapa sawit dan
kualitas limbah cair yang berasal dari inlet dan outlet IPAL yang dihasilkan dari
Universitas Sumatera
6
limbah pabrik kelapa sawit PT. X sudah memenuhi syarat sesuai dengan Peraturan
Menteri Lingkungan Hidup RI No. 5 tahun 2014 tentang baku mutu air limbah. 1.2
Rumusan masalah
Untuk menganalisis pengelolaan limbah cair kelapa sawit dan kualitas air
pengukuran kadarDO, BOD, COD, TSS, pH, minyak dan lemak pada pabrik
pengukuran kadar DO, BOD, COD, TSS, pH, minyak dan lemak pada pabrik
sawit PT. X.
Universitas Sumatera
7
berwawasan lingkungan.
3. Sebagai bahan masukan bagi pabrik mengenai air limbah dan prosesnya,
sehingga pabrik melakukan pengelolaan limbah pabrik lebih baik lagi agar
Sumatera Utara pada umum dan khusus nya bagi peminatan kesehatan
lingkungan.
Universitas Sumatera
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Limbah
Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik
industri maupun domestik (rumah tangga). Air limbah atau air buangan adalah sisa
air yang di buang yang berasal dari rumah tangga, industri ataupun tempat-tempat
pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak
sifat racun dan berbahaya dikenal dengan limbah B-3, yang dinyatakan sebagai
bahan yang dalam jumlah relative sedikit tetapi berpotensi untuk merusak
tiga bagian yaitu limbah cair, limbah gas dan partikel dan limbah padat.
menyebutkan bahwa Limbah cair adalah limbah dalam wujud cair yang dihasilkan
8
Universitas Sumatera Utara
9
oleh kegiatan industri yang di buang ke lingkungan dan di duga dapat menurunkan
kualitas lingkungan.
Limbah cair adalah gabungan atau campuran dari air dan bahan-bahan
pencemar yang terbawa oleh air, baik dalam keadaan terlarut maupun tersuspensi
sumber industri dan pada saat tertentu tercampur dengan air tanah, air permukaan,
Limbah industri adalah semua jenis bahan sisa atau bahan buangan yang
berasal dari hasil samping suatu proses perindustrian. Limbah industri dapat
menjadi limbah yang sangat berbahaya bagi lingkungan hidup dan manusia (Palar,
2004).
Limbah industri bersumber dari kegiatan industri baik karena proses secara
langsung maupun proses secara tidak langsung. Limbah yang bersumber langsung
dari kegiatan industri yaitu limbah yang terproduksi bersamaan dengan proses
produksi sedang berlangsung, dimana produk dan limbah hadir pada saat yang
yang berbentuk cair dapat berasal dari pabrik yang biasanya banyak menggunakan
air pada proses produksinya. Selain itu limbah cair juga dapat berasal dari bahan
baku yang mengandung air sehingga di dalam proses pengolahannya, air harus
dibuang.
Universitas Sumatera
10
Menurut Mulia (2005), air limbah industri umunya terjadi sebagai akibat
adanya pemakaian air dalam proses produksi. Di industri, air umumnya memiliki
1. Sebagai air pendingin, untuk memindahkan panas yang terjadi dari proses
industri
3. Sebagai air proses, misalnya sebagai umpan boiler, pada pabrik minuman
Jumlah aliran air limbah yang berasal dari industri sangat bervariasi
tergantung dari jenis dan besar-kecilnya industri, pengawasan pada proses industri,
derajat penggunaan air, derajat pengolahan air limbah yang ada. Puncak tertinggi
aliran selalu tidak akan dilewati apabila menggunakan tangki penahan dan bak
pengaman. Untuk memperkirakan jumlah air limbah yang dihasilkan oleh industri
patokan dapat dipergunakan pertimbangan bahwa 85 – 95% dari jumlah air yang
digunakan adalah berupa air limbah apabila industri tersebut tidak menggunakan
1. Mengukur adanya E.Coli dalam air. Ukuran yang dipakai biasanya jumlah
E.Coli untuk setiap ml air limbah. Jelaslah yang diukur disini ialah bahan
Universitas Sumatera
11
3. Mengukur zat-zat yang mengendap dalam air limbah industri yang dinyatakan
dalam ppm.
4. Mengukur kadar oksigen yang larut yang dinyatakan dalam ppm. Pengukuran
kadar oksigen yang larut ini dianggap pokok karena dengan diketahuinya kadar
oksigen, dapat ditentukan apakah air tersebut dapat dipakai untuk kehidupan,
misalnya untuk memlihara ikan, tumbuhan dan lain sebagainya. Ada beberapa
cara yang dikenal untuk mengukur kadar oksigen dalam air limbah industri,
(Dissolved Oxygen).
Menurut Kusnoputranto (2002) air limbah ini berasal dari berbagai sumber,
1. Air buangan yang bersumber dari rumah tangga (domestic wastes water), yaitu
air limbah yang berasal dari pemukiman penduduk. Pada umumnya air limbah
ini terdiri dari ekskreta (tinja dan air seni), air bekas cucian dapur dan kamar
2. Air buangan industri (industrial wastes water), yang berasal dari berbagai jenis
bervariasi sesuai dengan bahan baku yang dipakai oleh masing-masing industri,
mineral, logam berat, zat pelarut, dan sebagainya. Oleh sebab itu, pengolahan
Universitas Sumatera
12
jenis air limbah ini, agar tidak menimbulkan polusi lingkungan menjadi lebih
rumit.
3. Air buangan kotapraja (municipal wastes water), yaitu air buangan yang
yang terkandung dalam jenis air limbah ini sama dengan air limbah rumah
tangga.
Menurut Sugiharto (1987), sesuai dengan sumber asalnya, maka air limbah
mempunyai komposisi yang sangat bervariasi dari setiap tempat dan setiap saat.
Akan tetapi, secara garis besar zat-zat yang terdapat di dalam air limbah dapat di
Air limbah
Utara
Bahan padat
Air (0,1%)
(99,9%) Protein (65%) Butiran
Menurut Chandra (2006), ada beberapa karakteristik khas yang dimiliki air
Universitas Sumatera
1
1. Karakteristik fisik
Air limbah terdiri dari 99,9% air, sedangkan kandungan bahan padatnya
mencapai 0,1% dalam bentuk suspensi padat (suspended solid) yang volumenya
bervariasi anatara 100-500 mg/l. apabila volume suspensi padat kurang dari 100
mg/l, air limbah disebut lemah, sedangkan bila lebih dari 500 mg/l disebut kuat.
2. Karakteristik kimia
Air limbah biasanya bercampur dengan zat kimia anorganik yang berasal
dari air bersih dan zat organk dari limbah itu sendiri.Saat keluar dari sumber, air
limbah bersifat basa. Namun, air limbah yang sudah lama atau membusuk akan
menyenangkan.
3. Karakteristik bakteriologis
golongan E.coli .
Parameter air limbah perlu diketahui agar dapat ditentukan apakah air
tersebut sudah tercemar dan dapat dikatakan air limbah. Menurut Kusnoputranto
(2002), beberapa parameter yang digunakan dalam pengukuran kualitas air limbah
Universitas Sumatera
14
Yang diukur adalah dalam bentuk total solid, suspended solid, dan
dissolved solid.
(Biochemical Oxygen Demand) dari air buangan. BOD adalah jumlah oksigen
dalam larutan, dibawah kondisi waktu dan suhu tertentu (biasanya lima hari pada
20°C).
senyawaan nitrat, fosfor, H2O dalam zat beracun, dan logam berat seperti Hg, Cd,
4. Gas
Adanya gas N2, O2, dan CO2 pada air limbah berasal dari udara yang
larut kedalam air sedangkan gas H2S, NH3, dan CH4 berasal dari proses
organiknya.
5. Kandungan bakteriologis
Untuk menganalisis bakteri patogen dalam air limbah cukup sulit sehingga
Universitas Sumatera
15
(MPN/Most Probably Number) dalam sepuluh mili limbah serta perkiraan terdekat
6. pH
yang kecil akan lebih menyulitkan, disamping akan menganggu kehidupan dalam
7. Suhu
Suhu air limbah umumnya tidak banyak berbeda dengan suhu udara, tapi
Limbah yang dihasilkan harus memenuhi standar baku mutu limbah dan
sesuai dengan baku mutu lingkungan yang berlaku bagi kondisi lingkungan dimana
kegiatan industri sedang berlangsung. Karena itu setiap parameter harus tersedia
nilainya sebelum masuk sistem pengolahan dan setelah limbah keluar sistem
harus diungkapkan kualitas limbah sebelum dan sesudah limbah diolah dan apakah
efektif diperlukan rencana pengelolaan yang baik. Disamping itu, pengelolaan air
mikroorganisme patogen dan menimbulkan bau dapat diolah agar saat dibuang
tidak mencemari badan air maupun dari segi estetikanya dan sesuai
Universitas Sumatera
16
dengan baku mutu. Menurut Chandra (2006), adapun tujuan dari pengelolaan air
Menrut Azwar (1996), pengolahan air limbah pada dasarnya bertujuan untuk:
Hal ini mudah dipahami karena air limbah sering dipakai sebagai tempat
3. Menyediakan air bersih yang dapat dipakai untuk keperluan hidup sehari-hari,
Menurut Sugiharto (1987), sesuai dengan batasan dari air limbah yang
merupakan benda sisa, maka sudah barang tentu bahwa air limbah merupakan
benda yang sudah tidak dipergunakan lagi. Akan tetapi, tidak berarti bahwa air
limbah tersebut tidak perlu di lakukan pengelolaan, karna apabila limbah ini tidak
Universitas Sumatera
17
Air limbah yang tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan dampak
buruk bagi makhluk hidup dan lingkungannya. Menurut Mulia (2005), beberapa
1. Gangguan kesehatan
penyakit bawaan air (waterborne disease).Selain itu di dalam air limbah mungkin
juga terdapat zat-zat berbahaya dan beracun yang dapat menimbulkan gangguan
tidak dikelola dengan baik juga dapat menjadi sarang vektor penyakit (misalnya
Air limbah yang dibuang langsung ke air permukaan (misalnya: sungai dan
tanah. Bila air tanah tercemar, maka kualitasnya akan menurun sehingga tidak
dapat juga mengandung bahan-bahan yang bila terurai menghasilkan gas-gas yang
berbau.Bila air limbah jenis ini mencemari badan air, maka dapat menimbulkan
Universitas Sumatera
18
bakteri anaerobic menjadi gas yang agresif seperti H2S. Gas ini dapat mempercepat
proses perkaratan pada benda yang terbuat dari besi (misalnya pipa saluran air
limbah) dan buangan air kotor lainnya. Dengan cepat rusaknya air tersebut maka
biaya pemeliharaannya akan semakin besar juga, yang berarti akan menimbulkan
kerugian material.
bahan nutrisi, komponen beracun, serta bahan yang tidak dapat didegradasikan
agar konsentrasi yang ada menjadi rendah.Untuk itu diperlukan pengolahan secara
1. Pengolahan Pendahuluan
Universitas Sumatera
19
menyetarakan fluktuasi aliran limbah pada bak penampung. Unit yang terdapat
b. Pencacah (communitor)
sedangkan TSS berkurang sampai 60%. Pengurangan BOD dan padatan pada
tahap awal ini selanjutnya akan mengurangi beban pengolahan tahap kedua.
biologis yang dipilih didasarkan atas pertimbangan kuantitas limbah cair yang
masuk unit pengolahan, kemampuan pengurangan zat organik yang ada pada
20 Universitas Sumatera
menggunakan high rate treatment mampu menurunkan BOD dengan efisiensi
berkisar 50-85%.Unit yang biasa digunakan pada pengolahan tahap kedua berupa
saringan tetes (trickling filters), unit lumpur aktif, dan kolam stabilisasi.
tahap ini lebih difungsikan sebagai upaya peningkatan kualitas limbah cair dari
pengolahan tahap kedua agar dapat dibuang ke badan air penerima dan penggunaan
maupun elektrodialisis.
limbah tersebut melalui celah-celah saringan kasar dan dapat juga digunakan
communitor untuk memotong zat padat pada air limbah tanpa mengambilnya dari
pengendap pasir untuk mencegah terjadinya kerusakan alat karena pengikisan dan
mencegah terganggunya saluran serta mengurangi endapan pada pipa penyalur dan
ini dan pengendapan yang dihasilkan karena adanya kondisi yang sangat
bahan organik melalui mikroorganisme yang ada didalamnya. Proses ini sangat
dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain: jumlah air limbah, tingkat kekotoran,
jenis kotoran yang ada, dan sebagainya. Reaktor pengolahan lumpur aktif
ini. Pada proses penggunaan lumpur aktif, maka air limbah yang telah lama
Universitas Sumatera
22
bakteri secara cepat agar proses biologis dalam menguraikan bahan organik
berjalan lebih cepat. Lumpur aktif tersebut dikenal dengan MLSS (Mizeed
Pengolahan jenis ini baru akan dipergunakan apabila pada pengolahan pertama
dan kedua masih banyak terdapat zat tertentu yang masih berbahaya bagi
Dari setiap tahap pengolahan air limbah, maka hasilnya adalah berupa
lumpur yang perlu dilakukan pengolahan secara khusus agar lumpur tersebut
lubang.
berdasarkan parameter fisika, kimia dan biologi yang terkandung dalam air
Universitas Sumatera
23
limbah. Limbah cair dengan kandungan polutan yang berbeda kemungkinan akan
atau hanya salah satu. Proses pengolahan tersebut juga dapat dimodifikasi sesuai
Tahap pengolahan primer limbah cair sebagian besar adalah berupa proses
1. Penyaringan (Screening)
yang efisien dan murah untuk menyisihkan bahan-bahan padat berukuran besar
Limbah yang telah disaring kemudian disalurkan kesuatu tangki atau bak
yang berfungsi untuk memisahkan pasir dan partikel padat teruspensi lain yang
berukuran relatif besar. Tangki ini dalam bahasa inggris disebut gritchamber dan
partikel pasir jatuh ke dasar tangki sementara air limbah terus dialirkan untuk
proses selanjutnya.
3. Pengendapan
Setelah melalui tahap pengolahan awal, limbah cair akan dialirkan ketangki
Universitas Sumatera
24
dan yang paling banyak digunakan pada proses pengolahan primer limbah cair. Di
tangki pengendapan, limbah cair di diamkan agar partikel – partikel padat yang
tersuspensi dalam air limbah dapat mengendap ke dasar tangki. Endapan partikel
tersebut akan membentuk lumpur yang kemudian akan dipisahkan dari air limbah
kesaluran lain untuk diolah lebih lanjut. Selain metode pengendapan, dikenal juga
4. Pengapungan (Floation)
atau lemak. Proses pengapungan dilakukan dengan menggunakan alat yang dapat
Gelembung udara tersebut akan membawa partikel –partikel minyak dan lemak ke
permukaan air limbah sehingga kemudian dapat disingkirkan. Bila limbah cair
pengolahan primer, maka limbah cair yang telah mengalami proses pengolahan
limbah tersebut juga mengandung polutan yang lain yang sulit dihilangkan melalui
proses tersebut, misalnya agen penyebab penyakit atau senyawa organik dan
selanjutnya.
Universitas Sumatera
25
Terdapat tiga metode pengolahan secara biologis yang umum digunakan yaitu :
Pada metode ini, bakteri aerob yang digunakan untuk mendegradasi bahan
organik melekat dan tumbuh pada suatu lapisan media kasar, biasanya berupa
limbah akan didegradasi oleh bakteri aerob. Setelah merembes sampai ke dasar
lapisan media, limbah akan menetes ke suatu wadah penampung dan kemudian
dari air limbah. Endapan yang terbentuk akan mengalami proses pengolahan
limbah lebih lanjut, sedangkan air limbah akan dibuang ke lingkungan atau
Pada metode activated sludge atau lumpur aktif, limbah cair disalurkan ke
sebuah tangki dan didalamnya limbah dicampur dengan lumpur yang kaya akan
Universitas Sumatera
26
tangki aerasi. Seperti pada metode trickling filter, limbah yang telah melalui
proses ini dapat dibuang ke lingkungan atau diproses lebih lanjut jika masih
dperlukan.
yang murah namun prosesnya berlangsung relatif lambat.Pada metode ini, limbah
dalam limbah. Pada metode ini, terkadang kolam juga diaerasi. Selama proses
limbah terdegradasi dan terbentuk endapan didasar kolam, air limbah dapat
masih terdapat zat tertentu dalam limbah cair yang dapat berbahaya bagi
pengolahan ini disesuaikan dengan kandungan zat yang tersisa dalam limbah cair /
air limbah. Umunya zat yang tidak dapat dihilangkan sepenuhnya melalui proses
Universitas Sumatera
27
treatment). Pengolahan ini meliputi berbagai rangkaian proses kimia dan fisika.
Contoh metode pengolahan tersier yang dapat digunakan adalah metode saringan
dengan karbon aktif, pengurangan besi dan mangan, dan osmosis bolak-balik.
a. Saringan pasir
dari air limbah dengan melewatkan pada media yang porous.Saringan ini ada dua
b. Saringan multimedia
granulanya misalnya 0.5 meter antacid dengan 1 mm pada bagian atas, 0.3 meter
pasir silika dengan diameter 0.5 mm. Satu penyaringan menghasilkan 2.7 – 5.4
c. Microstainning
drum itu dibungkus ayakan bahan stainless steel. Pada penggunaannya drum
diputar dengan 2/3 bagian dari drum terendam di dalam air limbah sehingga air
cukup jernih dapat masuk ke dalam drum sedangkan lumpur tertahan pada ayakan
pembungkusnya dan melekat sehingga ikut terangkat ke atas pada waktu berputar.
d. Vacuum filter
Universitas Sumatera
28
Saringan ini terdiri dari drum horizontal yang dilapisi dengan filter medium
atau spiral, kemudian diputar dalam campuran lumpur dan limbah dengan 1/4
e. Penyerapan
pabrik tenun, kertas, dan pro industri. Fe dan Mn dapat dihilangkan dari dalam air
dengan melakukan oksidasi menjadi Fe(OH3) dan MnO2 yang tidak larut dalam
g. Osmosis bolak-balik
pengurangan bahan mineral yang diterapkan untuk memproduk air yang siap
dipergunakan lagi.
limbah. Hal ini disebabkan biaya yang diperlukan untuk melakukan proses
Universitas Sumatera
29
c. Efektivitas zat
g. Biayanya murah
pengolahan limbah selesai, yaitu setelah pengolahan primer, sekunder atau tersier,
Setiap tahap pengolahan limbah cair, baik primer, sekunder maupun tersier,
akan menghasilkan endapan polutan berupa lumpur. Lumpur tersebut tidak dpat
dibuang secara langsung, melainkan perlu diolah lebih lanjut. Endapan lumpur
hasil pengolahan limbah biasanya akan diolah dengan cara diurai/dicerna secara
Universitas Sumatera
30
perlakuan yang tepat dan sesuai dengan karakteristik air limbah yang dihasilkan,
1. Pengenceran (dilution)
konsentrasi yang cukup rendah, kemudian baru dibuang ke badan-badan air. Akan
kegiatan manusia terutama di bidang industri, maka jumlah air limbah yang harus
terlalu banyak pula maka cara ini tidak dapat dipertahankan lagi. Disamping itu,
cara ini mendatangkan kerugian antara lain adalah bahaya kontaminasi terhadap
badan-badan air, oksigen terlarut dalam air menjadi cepat habis sehingga
Prinsip kerja darai pengolahan ini adalah pemanfaatn sinar matahari, ganggang
(Algae), bakteri dan oksigen dalam proses pembersihan alamiah. Air limbah
Universitas Sumatera
31
sirkulasi angin dengan baik. Pengolahan dengan cara ini menurunkan nilai BOD
3. Irigasi (irrigation)
yang digali, dan air akan merembes ke dalam tanah melalui dasar dan dinding
parit-parit tersebut. Air limbah yang berasal dari rumah tangga, perusahaan susu
sapi, rumah potong hewan yang banyak mengandung zat-zat organic dan kadar
protein yang tinggi, dapat digunakan untuk pengairan lading pertanian atau
(Crude Plam Oil) di lakukan dalam beberapa tahap yaitu penerimaan tandan buah
Tandan buah segar (TBS) di kelola dengan baik untuk menghindari kerusakan
2. Perebusan
Perebusan dilakukan menggunakan uap pada tekanan 3 kg/cm2 pada suhu 143
oC selama 1 jam. Proses ini di lakukan untuk mencegah naiknya jumlah asam
pengolahan berikutnya.
3. Perontokan
Universitas Sumatera
32
Tujuan dari perontokan adalah memisahkan buah yang sudah dierbus dari
4. Pelumatan
5. Ekstraksi minyak
dua kelompok produk yaitu 1. campuran antara air, minyak dan padatan, 2.
6. Klarifikasi
Minyak kasar hasil ekstraksi akan memiliki komposisi 66% minyak, 24% air,
dan 10% padatan bukan minyak (nonoily solids, NOS). karena kandungan
padatannya cukup tinggi, maka harus dilarutkan dengan air untuk mendapatkan
Universitas Sumatera
3
Penerimaan TBS
Proses sterilisasi
Mesin bantingan
Proses pengepresan
Bui sawit
CPO kotor
Pemecahan biji se ra t
Proses penjernihan
Limbah Limbah
cair cair
Palm cangkang
kernel
adalah tandan buah segar (TBS) dengan menerima tandan buah segar (TBS)
sekitar 20 ton/ hari. Penilaian tarhadap mutu dari TBS di dasarkan pada standar
produksi tandan.
Universitas Sumatera Utara
34
(CPO) adalah raw water atau air pengolahan yang mengunakan bahan kimia
seperti tawas/alumunium sulfat (12.040 gr/ton TBS), soda ash (60gr/ton TBS),
koporit (1-2 gr/ton TBS), serta kebutuhan air/ton TBS (1,20 – 1.50 m3).
Limbah cair buangan pabrik kelapa sawit adalah ekses atau hasil
sampingan dari suatu proses kegiatan industri yang menggunakan air per satuan
waktu atau per satuan bahan baku (produksi), biasa di ukur dalam satuan liter per
detik, meter kubik per bahan baku, dan meter kubik per produksi
(Hamonangan,2009).
Limbah cair buangan pabrik kelapa sawit berasal dari unit proses
cair buangan pabrik kelapa sawit mengandung bahan organik yang sangat tinggi,
sehingga mengakibatkan tingginya kadar bahan pencemar dalam limbah cair yang
di hasilkan. Diantara sejumlah limbah yang di hasilkan pabrik kelapa sawit di atas,
yang menjadi permasalahan utama terhadap lingkungan hidup adalah limbah cair
dalam limbah cair buangan pabrik kelapa sawit tinggi dengan angka perbandingan
BOD dan COD cukup besar, menunjukan bahwa air limbah buang pabrik kelapa
(Chin, 1981).
Universitas Sumatera
3
baku mutu air limbah, parameter limbah cair untuk industri minyak sawit dapat di
Tabel 2.1. Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha Dan/Atau Kegiatan Industri
Minyak Sawit
Kadar paling tinggi Beban pencemaran
Parameter paling tinggi (Kg/ton)
(mg/L)
pH 6,0-9,0
Debit limbah paling 2,5 m2 per ton produk minyak sawit (CPO)
tinggi
limbah padat dan limbah cair. Limbah cair pabrik kelapa sawit merupakan limbah
yang mengandung padatan terlarut dan emulsi minyak di dalam air dan senyawa
organik. Proses pengolahan limbah cair secara umum dapat dilakukan dalam
beberapa metode atau sistem yaitu mencakup sistem aplikasi lahan, sistem kolam
Universitas Sumatera
36
telah di buat sedemikian rupa dalam bentu sistem distribusinya limbah cair.
Aplikasi limbah cair pabrik kelapa sawit dapat di lakukan dengan metode
instalasi pengolahan air limbah fakultatif ke dalam bak distribusi, dan secara
Pembuatan pabrik dan teras yaitu dengan membangun kontruksi saluran di antara
dua baris pohon yang dihubungkan dengan saluran parit yang dapat mengalirkan
limbah cair dari atas ke bawah dengan kemiringan tertentu, sehingga lumpur
tertinggal di dalam parit, dan secara periodic lumpur yang tertinggal pada parit
harus di kuras secara berkala agar aliran limbah cair dengan mudah dapat mengalir
(Hamonangan 2009).
pemanfaatan limbah cair yang dapat berfungsi sebagai pupuk sehingga dapat
aspek kesehatan lingkungan dengan berpegang pada baku mutu sebelum dialirkan
tanpa memperhatikan ketentuan yang berlaku dalam pengelolaan limbah cair dari
Universitas Sumatera
37
terhadap pemakaian limbah di arel, agar diperoleh keuntungan dari segi argonomis
dan tidak menimbulkan dampak yang merugikan. Pemilihan teknik aplikasi yang
sesuai untuk tanaman kelapa sawit sangat tergantung kepada kondisi maupun
faktor berikut:
a. Jenis dan volume limbah cair, topografi lahan yang akan dialiri,
b. Jenis tanah dan kedalaman permukaan air tanah, umur tanaman kelapa
sawit,
c. Luas lahan yang tersedia dan jaraknya dari pabrik, dekat tidaknya
sistem yang lazimnya digunakan oleh sejumlah pabrik kelapa sawit di Indonesia.
Penggunaan sistem ini bertujuan untuk menanggulangi masalah limbah cair pada
unit pengolahan limbah cair, pengolahan limbah cair kelapa sawit yang
yang cukup luas untuk proses tahapan sehingga dapat menghasilkan limbah cair
akhir yang sesuai dengan nilai baku mutu air limbah yang direkomendasikan.
Pada kola ini minyak yang masih ada dan terikut pada limbah cair hasil
Universitas Sumatera
38
Lumpur yang berasal dari pabrik kelapa sawit yaitu serat halus dari
Tandan Buah Segar ikut serta dalam limbah cair, maka perlu dilakukan
pengendapan.
Menara ini diperlukan untuk mendinginkan limbah cair pabrik kelapa sawit
agar proses selanjutnya lebih mudah dilakukan, dan jika masih ada sisa minyak di
dalamnya, dapat di ambil kembali pada kolam pendingin dan juga untuk proses
proses ini dilakukan agar menghasilkan suhu yang sesuai untuk proses anaerobic
Air limbah pada kola mini mengalami asidifikasi, sehingga air limbah yang
Pada kolam ini limbah cair kelapa sawit yang mengandung senyawa
organik kompleks seperti lemak, karbohidrat dan protein akan dirombak oleh
bakteri an aerobic menjadi asam organik dan selanjutnya menjadi gas metana,
Universitas Sumatera
39
Pada kolam ini proses an aerobik yang belum sempurna dari kolam an
aerobik. Pada kolam ini proses an aerobik masih tetap berlanjut, yaitu
Pada kolam ini cairan limbah cair di perkaya kandungan oksigen dengan
aerator, oksigen ini di perlukan untuk proses oksidasi (proses aerobic) yang
j. Stabilization
Pada kolam ini limbah cair sudah di buang ke badan air, tetapi sebelumnya
Sistem ini juga menggunakan kolam seperti pada sistem kolam di atas,
hubungan singkat antara anoda dan katoda.Elektron yang di lepaskan pada reaksi
Universitas Sumatera
40
Elektron dari sumber arus mengalir menuju katoda, sehingga pada katoda
terjadi reaksi reduksi. Reaksi elektrolisis merupakan suatu proses kimia heterogen
mencegah terjadi akumulasi muatan positif dan muatan negatif di suatu tempat di
dalam sel, maka jumlah elektron yang digunakan untuk proses oksidasi pada anoda
FAT PIT
COOLING POND I
Utara
COOLING POND
MATURITY
KOLAM APLIKASI
Universitas Sumatera
4
Kualitas air
limbah (inlet):
1. DO
2. BOD
3. COD
4. TSS
5. pH
6. minyak dan
lemak
Universitas Sumatera
Lim
bah
me
men
uhi
syar
at
BAB III
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah survey yang bersifat deskriptif yaitu untuk
mengetahui gambaran tentang Sistem pengelolaan limbah cair, dan kualitas air
limbah cair sebelum (inlet) dan sesudah (outlet) pengolahan limbah sesuai dengan
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup RI No. 5 tahun 2014 tentang baku mutu air
limbah bagi kegiatan industri untuk mengukur DO, BOD, COD, TSS, pH, minyak
dan lemak pada IPAL pabrik kelapa sawit PT. X tahun 2017.
Penelitian analisa pengelolaan air limbah cair kelapa sawit serta analisa
Oktober2017.
Adapun yang menjadi objek penelitian adalah unit pengelolaan limbah cair
yang meliputi pengolahan limbah cair dan kualitas air limbah cair sebelum dan
sesudah pengelolaan limbah pabrik kelapa sawit PT. Xserta petugas di bidang
instalasi pengolahan air limbah (IPAL) pada pabrik kelapa sawit PT. X berjumlah
2 petugas.
42
Universitas Sumatera Utara
4
Data primer yaitu yang di peroleh dari hasil observasi langsung ke lokasi
pabrik tentang cara pengelolaan limbah cair dan pengujian sampel limbah cair dari
sebelum (inlet) dan sesudah (outlet) pengolahan limbah cair kelapa sawit di
Riset dan Standarisasi Industri) Medan, serta wawancara langsung dengan staf
organisasi, dan untuk data limbah cair diperoleh dari data-data yang telah ada, dari
arsip bagian pengolahan limbah untuk data inlet dan outlet IPAL terakhir di uji
1. Limbah cair
Adalah limbah cair yang di hasilkan dari kegiatan produksi kelapa sawit
No. 5 tahun 2014 tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Kegatan Industri.
pengolahan air limbah (IPAL) pabrik kelapa sawit PT. X yang meliputi
Universitas Sumatera
44
Adalah proses untuk memisahkan padatan dari air secara fisik. Hal ini dapat
dilakukan dengan melewatkan air limbah melalui saringan (filter) dan / atau
bak sedimentasi.
limbah, dimana proses penguraian bilogik bahan organik pada tahap ini
sebelumnya (tahap pertama dan tahap kedua) kualitas limbah cair olahan
Adalah semua buangan yang berbentuk cair yang berasal dari kegiatan
pengolahan pabrik kelapa sawit sebelum proses pengolahan air limbah kelapa
Universitas Sumatera
4
Adalah semua buangan yang berbentuk cair yang berasal dari kegiatan
pengoalahan pabrik kelapa sawit setelah proses pengolahan air limbah kelapa
9. DO
Adalah banyaknya oksigen dalam mg/l yang dibutuhkan oleh bakteri untuk
menguraikan zat-zat organik dalam air limbah kelapa sawit pabrik PT. X.
Adalah bahan-bahan yang terdiri dari zat-zat padat yang tersuspensi yang ada
di dalam air limbah dan bersifat organik, dalam keadaan tenang dapat
Adalah kandungan minyak dan lemak yang terdapat di dalam limbah cair
14. pH
Adalah angka yang digunakan untuk menyatakan derajat keasaman air limbah
Universitas Sumatera
46
Adalah standar/batas kadar yang diperbolehkan bagi air limbah pabrik kelapa
Lingkungan Hidup No. 5 tahun 2014 tentang baku mutu air limbah bagi
kegiatan industri.
Adalah apabila kadarmya tidak melampaui baku mutu air limbah berdasarkan
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 5 tahun 2014 tentang baku mutu
air limbah bagi kegiatan industri kelapa sawit yaitu BOD = < 100 mg/l, COD
= < 350 mg/l, TSS = < 250 mg/l, minyak dan lemak = < 25 mg/l, pH = < 6,0
– 9,0.
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 5 tahun 2014 tentang baku mutu
air limbah bagi kegiatan industri kelapa sawit yaitu BOD = > 100 mg/l, COD
= > 350 mg/l, TSS = > 250 mg/l, minyak dan lemak = > 25 mg/l, pH = > 6,0
– 9,0.
Sampel di ambil pada titik sebelum (inlet) dan setelah (outlet) pengolahan
Universitas Sumatera
47
sampel di outlet dilakukan pada kolam atau lokasi di mana air limbah yang
1. Tujuan
2. Peralatan
1. Timba kaca/plastik
2. Botol kaca/plastik
3. Cara Kerja
air limbah.
Universitas Sumatera
48
Adapun aspek pengukuran pemeriksaan DO, BOD, COD, TSS, pH, minyak
1. DO (dissolved oxygen)
a. Metode : Titrimetri
c. Reagensia :
- Aquades
d. Cara kerja
atasnya bening
Universitas Sumatera
49
4. Titrasi larutan itu dengan larutan Na2 S2 O3 sampai warna kuning pucat
menjadi biru
dengan rumus:
Kadar O2 (ppm) = ( )
a. Metode : Titrimetri
c. Reagensia :
- Aquades
d. Cara kerja
Universitas Sumatera
50
30 menit, tutup.
2) Perlakuan pendahuluan
- Sampel bersifat asam atau basa dinetralkan dengan H2SO4 atau NaOH
1 N sampai pH 7.0
kandungan oksigen).
DO.
3) Perhitungan
KBO = C0 –C5
Dengan penjelasan:
Universitas Sumatera
5
P : faktor pengenceran
a. Metode : Titrimetri
c. Reagensia :
- Asam Sulfat
d. Cara kerja
1. Perlakuan pendahuluan
10 mg asam sulfamat tiap mg/l NO2 yang kurang dari 2 mg/l dapat di
abaikan
Universitas Sumatera
52
batu didih
didinginkan
3. Perhitungan
( )
Mg/COD =___
a= ml titrasi blanko
a. Metode : Gravimetri
- Oven
- Desikator
- Timbangan Analitik
- Pompa Vakum
c. Reagensia : Aquades
Universitas Sumatera
5
d. Cara kerja :
- 100 ml sampel yang sudah di campur baik, saring dengan Gooch krus
e. Cara perhtungan:
B= berat saringan
b. Peralatan :
- Flow chamber untuk mengukur aliran secara terus menerus atau larutan
d. Cara kerja :
Universitas Sumatera
54
a. Metode : gravimetri
b. Peralatan :
- Neraca analitik
- Labu destilasi,125 mL
- Corong gelas
- Pompa vakum
- Penangas air yang di lengkapi pengatur suhu dan dapat diatur suhunya
- Desikator
c. Cara kerja:
seluruhnya (tandai botol contoh uji pada meniscus air atau timbang
berat contoh uji). Bilas botol contoh uji dengan 30 mL pelarut organik
Universitas Sumatera
55
corong dengan kertas saring dan 10 g Na2 SO4 , yang kedua nya telah di
5) Gabungkan lapisan air dan emulsi sisa atau padatan dalam corong pisah.
termasuk cucian terakhir dari saringan dan Na2 SO4 anhidrat dengan
Universitas Sumatera
5
d. Perhitungan
Dengan pengertian :
Data yang di peroleh disajikan dalam bentuk tabel dan di analisa secara
deskriptif untuk mengetahui hasil pengelolaan air limbah cair kelapa sawit pada
pabrik PT. X. Hasil pemeriksaan air limbah cair yang dilakukan di BTKL (Badan
membandingkan dengan baku mutu air limbah pabrik kelapa sawit berdasarkan
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 5 tahun 2014 tentang baku mutu air
Universitas Sumatera
BAB IV
HASIL PENELITIAN
modalnya pada bidang industri Pabrik Kelapa Sawit (PKS) yang berdiri sudah 3
tahun. Pabrik PT. X memproduksi kelapa sawit atau tandan buah segar dengan
jenis produksi yang di hasilkan adalah minyak sawit (Crude Palm Oil) dan jenis
lainnya yang dihasilkan yaitu inti kelapa sawit. Pabrik PT. X membangun pabrik
dengan kapasitas olah produksi yaitu 20 ton TBS/jam sehingga pencapaian jumlah
Pabrik kelapa sawit ini berlokasi di Dusun Sirjadi, Desa Simpang Pulo
Pabrik kelapa sawt ini merupakan salah satu pabrik pengolahan tandan buah segar
Kecamatan Kutambaru.
57
Universitas Sumatera Utara
5
Stasiun sterilizer
Stasiun perontokan
(threshing)
Stasiun pengempaan
(press)
Stasiun klarifikasi
Storage tank
Adapun proses pengolahan tandan buah segar menjadi CPO adalah sebagai
berikut:
Universitas Sumatera
59
yang berfungsi untuk menimbang berat TBS yang masuk ke dalam pabrik untuk
adalah 20 ton.
Prinsip kerja dari jembatan timbang adalah yaitu truk yang melewati
jembatan timbang berhenti 5 menit, kemudian dicatat berat truk awal (berat bruto)
sebelum TBS di bongkar dan disortir, kemudian setelah di bongkar truk kembali di
timbang untuk mendapatkan selisih berat awal dan berat akhirdari truk sebagai
berat sawit (berat bersih) yang di terima oleh pabrik. Hal ini sesuai dengan tujuan
pengolahan selanjutnya.
Kegiatan sortasi pada stasium ini mempengaruhi hasil yang akan diperoleh
TBS kedalam lori. Untuk menggerakan pintu digunaka double blanks handle
control, setelah lori penuh maka pintu loading ramp akan ditutup kembali.
Kapasitas
Universitas Sumatera
60
loading ramp adalah 200 ton. Loading ramp yang ada pada pabrik PT.X yaitu
penampungan tandan buah segar yang berasal dari tandan buah segar dari kebun
4. Stasiun Sterilizer
Proses ini lebih dikenal dengan istilah perebusan. Proses ini mempunyai 5
tujuan, yaitu menghentikan aktivitas enzim lipase dan oksidasi yang dapat
buah dari spiklet, untuk mempercepat proses ekstraksi pengutipan minyak dari inti
sawit, menurunkan kadar air buah dan inti untuk mempermudah proses
pengempaan, pemecahan emulsi dan melepaskan serat dan biji serta membantu
Perebusan dilakukan dengan menggunakan uap panas dari boiler yang di alirkan
Buah dalam lori yang telah direbus dikeluarkan dari sterilizer dengan
perontok) yang berputar. Di dalam unit ini akan terjadi perontokan sehingga buah
akan terpisah dari tandannya dan buah yang telah terlepas ini ditransfer oleh
bucket conveyer ke digester feeder. Tandan kosong di cek kembali jika ada tandan
yang masih terdapat brondolan maka akn di ambil dan direbus kembali untuk
Universitas Sumatera
61
Pada stasiun ini terjadi 2 proses yaitu proses pelumatan dan proses
Digester (ketel aduk) dilengkapi dengan perajang atau pisau dengan tujuan
lain agar mudah di tempa dalam screw press. Proses pengadukan akan berjalan
lebih baik bila suhu dan volume di dalam digester dikontrol dengan baik. Faktor
tabung digester adalah 90-95 0C yang di dapat dari uap dan di alirkan ketabung
digester. Pemberian uap dengan suhu 90-95 0C ini bertujuan pada suhu tersebut
minyak sudah mencair sedangkan yang masih berbentuk emulsi akan pecah
menjadi minyak dan cairannya lainnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Pardamean
(2012) suhu yang digunakan dalam screw press berkisar 90-95 0C. Pengadukan ini
berjalan selama 15 menit kemudian pintu digester yang menuju ke screw press
dibuka.
b. Pengepresan
keberhasilan pemisahan minyak dari serat. Pada saat pengepresan terlalu rendah
maka akan mengakibatkan oil lossis dan sebaiknya jika terlalu kuat maka akan
berupa minyak kasar kemudian masuk ke sand trap tank. Minyak kasar tersebut
62 Universitas Sumatera
menggunakan cake break conveyer. Oil lossis pada pengempaan sebesar 4% per
diproses lebih lanjut hingga mendapat hasil CPO yang sesuai dengan standar
Minyak yang sudah keluar dari screw press melalui oil gutter di alirkan
minyak harus di atur antara 85-96 0C.selanjutnya minyak masuk ke crude oil tank
yang sebelumnya disaring pada vibrating screen yang bergetar secara horizontal.
b. Vibrating Screen
Minyak kasar yang disaring pada vibrating screen terdiri dari dua tingkat
yaitu berukuran 20 mesh untuk saringan atas dan 40 mesh untuk saringan bawah.
tangki ini dilengkapi stirrer yang berputar 3-5 rpm supaya minyak akan terpisah
sendirinya karena pengaruh panas. Lama proses pengendapan pada tangki ini
sekitar 3 jam sehingga minyak yang naik akan membentuk lapisan tersendiri dan
selanjutnya akan keluar melalui pipa oil tank. Sedangkan air, solid dan sludge akan
mengendap kebagian dasar tangki dan keluar melalui pipa akibat tekanan menuju
sludge tank.
dalam tangki ini untuk dipanaskan lebih lanjut sebelum diproses pada sentrifugasi
minyak.Operasi kerja alat ini berkisar pada suhu 90-95 0C.Sistem pemanasannya
dilakukan dengan alat heat excharger dibuat dari sebuah pipa dengan posisi
drier dengan suhu antara 90-95 0C. Sehingga didapat minyak yang standar untuk
dijual dipasaran. Minyak masuk kedalam vacum drier melalui nozzle untuk
memercikkan minyak kedalam vacum, akibat adanya kandungan air yang larut
dalam minyak akan menguap dan akan keluar keatas vacuum drier yang
Universitas Sumatera
6
Sumber air limbah pabrik kelapa sawit PT. X berasal dari kegiatan proses
produksi yaitu pada stasiun klarifikasi minyak, proses pencucian dalam suatu
pabrik adalah suatu proses yang rutin dilakukan untuk kebersihan dan
pemeliharaan sistem dalam lokasi pabrik dan dilakukan setiap suatu periode
mesin proses produksi minyak sawit, pembersihan lokasi sekitar unit pemroses
dan di beberapa bagian penunjang, seperti bengkel, power house, pump house dan
lain sebagainya.
Pabrik kelapa sawit PT. X menghasilkan buangan limbah cair pada setiap
unit produksinya. Buangan limbah cair pabrik kelapa sawit PT. X dengan total
limbah sebanyak 200 ton/hari. Proses pengolahan air buangan pabrik kelapa sawit
PT. X dilakukan dengan metode Biological Ponding System dengan 10 kolam dan
proses pengolahan penyaringan minyak yang masih terikut pada limbah. Metode
mengendapkan lumpur pada imbah agar serat-serat halus dari TBS terdapat
Universitas Sumatera
65
kelapa sawit PT. X sama fungsinya pada tahap pengolahan pendahuluan namun
pada pengolahan pertama air limbah yang dialirkan dari fatpit dan sludge recovery
pond masih memiliki suhu yang terlalu tinggi untuk dilakukan pengolahan
selanjutnya, maka pada pengolahan pertama pada cooling pond I dan II selain
secara fisika, dan target penghilangan adalah suspended solid atau minyak dengan
cara pengendapan dan pengapungan. Untuk membantu kerja cooling pond pabrik
kelapa sawit PT. X menambahkan 2 kolam fakultatif sebagai kolam peralihan atau
sebagai kolam netralisasi dari cooling pond menuju anaerobik pond, limbah yang
sudah diproses pada cooling pond II di lanjutkan pengolahan terlebih dahulu pada
Pengolahan sekunder limbah cair kelapa sawit pada IPAL pabrik kelapa
sawit PT. X bertujuan untuk penghilangan senyawa organik didalam air limbah
yang melibatkan bakteri dan kolam aerobic dengan menggunakan bantuan aerator.
sawit PT. X yaitu upaya peningkatan kualitas limbah cair dari pengolahan tahap
Universitas Sumatera
66
kedua untuk menurunkan kadar BOD, COD, nitrogen dan lain-lain yang masih
tinggi sampai kadar BOD sesuai untuk dipergunakan sebagai land aplikasi untuk
lahan kebun kelapa sawit pabrik PT. X, apabila limbah sudah mencapai kadar
BOD yang sesuai untuk dijadikan land aplikasi limbah di alirkan menuju lahan
kebun kelapa sawit pabrik kelapa sawt PT. X. Pengolahan tersebut dilakukan pada
Sludge
recovery pons
Anaerobik
pond Anaerobik
Anaerobik pond
pond
Aerobic pond
Sedimentasi pond
X (control pond)
Gambar 4.2 Skema aliran Proses Pengolahan Limbah di IPAL pabrik kelapa
sawit PT. X
Sumber: Laporan Kegiatan IPAL Pabrik PT. XTahun 2014
Universitas Sumatera
6
Tabel 4.1 Penjelasan Unit Proses Pada IPAL Pabrik Kelapa Sawit PT. X
Universitas Sumatera
6
Universitas Sumatera
69
Permasalahan yang terjadi pada pengelolaan IPAL pabrik kelapa sawit PT. X
Pada unit fat pit yang dimiliki pabrik kelapa sawit PT. X jumlah minyak yang
dapat dikutip dari unit fat pit ini masih sedikit. Jadi masih banyak minyak yang
terapung dan teremulsi dalam air limbah dan tidak terambil, sehingga terlalu
banyak minyak yang terikut di fatpit kedalam kolam pengolahan limbah cair di
cooling pond.
2. Kolam anaerobik
Pada kolam anaerobik dengan waktu tinggal sekitar 50 hari proses didalam
kolam belum optimal karena tidak adanya jadwal rutin (minimal 1 bulan sekali)
anaerobik dipenuhi oleh lumpur dipermukaan dan dasar kolam, bahkan lumpur
pada bagian permukaan sudah mengeras dan berwarna hitam. Melihat pada IPAL
dilapangan effluent yang keluar dari anaerobik masih berwarna hitam. Dengan
kondisi seperti ini terlihat bahwa perawatan unit anaerobik tidak dilakukan dengan
anaerobik ini dan kapasitas penampungan limbah cair yang sudah tidak sesuai
Universitas Sumatera
70
dengan kemampuan optimal lagi, sehingga pada kolam anaerobik masih banyaj
3. Kolam aerobik
Pada kolam aerobik hampir serupa dengan kolam anaerobik, yaitu di penuhi
oleh lumpur pada permukaan kolam tetapi tidak separah kolam anaerobik,
proses kontak dengan udara. Karena dipenuhi oleh lumpur maka efektif pada
4. Kolam sedimentasi
memisahkan cairan dari lumpur yang mengalir secara kontinyu dari kolam aerob.
sebagai land aplikasi karena kadar BOD dan COD pada kolam sedimentasi
berkisar 3000. Jadi lumpur yang berada di kolam sedimentasi apabila mengalami
pengendapan lumpur di dalam dan lama di angkat maka limbah di dalam kolam
akan penuh, dan apabila terjadi hujan maka kolam akan meluap sehingga air
limbah yang berada pada kolam sedimentasi tersebut terbuang ke badan air
5. Kolam pengontrol
menggunakan ikan sebagai indikator dan setelah diproses akan dibuang ke sungai,
tetapi karena pihak pabrik tidak membuang limbah ke badan air melainkan limbah
Universitas Sumatera
71
dibiarkan terisi tetap berada di dalam kolam pengontrol maka kolam pengontrol
tidak digunakan lagi dan apabila kolam penuh atau hujan dan terjadi banjir maka
limbah akan meluap dan terbuang ke badan air yang jarak antara kolam-kolam
IPAL pabrik kelapa sawit PT. X dengan badan air tersebut sekitar 2 meter.
Sebenarnya pada IPAL kelapa sawit PT. X pihak pabrik sengaja tidak
membuang air limbah ke badan air karena pihak pabrik menggunakan limbah
tersebut sebagai land aplikasi dan mengakui bahwa limbah masih belum
memenuhi baku mutu limbah, tetapi pihak pabrik membiarkan limbah apabila
Baku mutu air limbah sebelum pengolahan (inlet) dan sesudah pengolahan
Tabel 4.2Mutu air limbah pabrik kelapa sawit PT. X sebelum (inlet)
dan sesudah (outlet) pengolahan IPAL pada bulan September 2017
No Parameter Hasil analisa Hasil Baku mutu
(Inlet) analisa (mg/L)
(Outlet)
1 BOD 480,0 227,2 100
atas baku mutu yang telah ditetapkan. Dilihat dari proses pengolahan limbah cair
Universitas Sumatera
72
(inlet). Dilihat dari tabel, semua parameter masih di atas baku mutu kecuali pH
yaitu 8,19, minyak dan lemak yaitu 5,75 dengan keadaan netral yang ditetapkan
yang sesuai dengan Baku Mutu PerMenLH RI No. 5 Tahun 2014 tentang Baku
Mutu Air Limbah Bagi Usaha dan/atau Kegiatan Industri Minyak Sawit dan
dan pengendalian pencemaran air COD yaitu 6 mg/l. Hal ini dikarenakan oleh
belum baiknya sistem pengolahan limbah cair pabrik kelapa sawit PT. X.
Sehingga diharapkan jika limbah cair tersebut dibuang kesungai maka sungai
air sungai.Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui pengelolaan limbah cair
Universitas Sumatera
BAB V
PEMBAHASAN
Pada dasarnya proses pengolahan limbah cair kelapa sawit pabrik PT. X
penanganannya lebih mudah dengan biaya yang rendah. Keterbatasan sistem ini
adalah bahwa harus tersedia areal yang cukup luas dan volume limbah yang di
olah tidak terlalu kecil. Sedangkan Land Application( pemanfaatan air limbah ke
tanah) adalah suatu kegiatan dimana air limbah atau sisa dari suatu usaha dan
atau kegiatan yang berwujud cair digunakan atau difungsikan sebagai fertilizer
(penyuplai unsur hara) bagi tanah dan tanaman (KLH, 2005). Penggunaan air
pencemaran. Dengan memanfaatkan air limbah pada lahan maka air limbah akan
berkurang masuk daerah aliran sungai, dan sudah mengalami penyaringan lebih
dulu. Unsur-unsur hara yang terdapat dalam limbah berfungsi sebagai unsur
Suparmin (2002) proses pengolahan limbah cair umunya dibagi menjadi empat
73
Universitas Sumatera Utara
74
kasar, mengurangi ukuran padatan, memisahkan minyak atau lemak, dan proses
menyetarakan fluktuasi aliran limbah pada bak penampung. Unit yang terdapat
(communitor), bak penangkap pasir (grift chamber), penangkap lemak dan minyak
sampai 60%.
untuk mengurangi zat organik melalui mekanisme oksidasi biologis. Pada unit ini
pengolahan tahap kedua berupa saringan tetes (trickling filters), unit lumpur aktif,
upaya peningkatan kualitas limbah cair dari pengolahan tahap kedua agar dapat
Universitas Sumatera
75
maupun elektrodial.
Ponding System berjumlah 11 kolam dan yang dipakai hanya 9 kolam yaitu
dengan 2 cooling pond, 2 fakultatif pond, 3 anaerobic pond, 1 aerobic pond, dan 1
kolam sedimentasi tidak memberikan hasil akhir yang berkualitas karena dampak
kerja pada setiap kolam tidak optimal dan kualitas air limbah tidak menghasilkan
mutu yang memenuhi syarat berasal dari unit fat pit yang mengeluarkan minyak
terlalu banyak tetapi tidak semua minyak yang dapat diolah kembali menjadi
minyak sawit melainkan masih banyak minyak yang teremulsi dalam air limbah
menuju ke kolam pengolahan limbah, Limbah dari Pabrik Kelapa Sawit (PKS)
dialirkan masuk kedalam fat pit. Kolam fat pit digunakan untuk menampung
cairan – cairan yang masih mengandung minyak yang berasal dari air kondensat
dan stasiun klarifikasi. Pada fat pit ini terjadi pemanasan dengan menggunakan
steam dengan suhu 60-80 0C. Pemanasan ini diperlukan untuk memudahkan
pemisahan minyak dengan sludge, sebab pada fat pit ini masih dimungkinkan
Universitas Sumatera
76
fat pit ini kemudian dialirkan ke kolam cooling pond yang berguna untuk
karena limbah cair dari fit pat masih bersuasana asam, maka di butuhkan
dilakukan dengan proses seeding dan lamanya pembiakan antara 3 sampai 7 hari.
Bila bakteri sudah cukup tersedia pada kolam pembiakan, maka proses
dari fat pit ke kolam pengasaman. Kolam pengasaman limbah cair dari fat pit
mempunyai suhu yang masih relatif tinggi, yaitu sekitar 60 sampai 70 0C.karena
itu kolam pengasaman dapat pula berfungsi sebagai kolam pendingin (Cooling
pengasaman itu sendiri, dimana terjadi kenaikan kadar asam dari komponen-
komponen asam yang mudah menguap, yaitu dari 100 mg/l menjadi 5000 mg/l.
Lamanya limbah cair dalam kolam pengasaman ini adalah sekitar 5 hari.
Pada pengolahan sekunder pada IPAL pabrik kelapa sawit masih tidak
optimal karena masih banyaknya lumpur yang terendap di dasar kolam karena
pengolahan anaerobik dan kapasitas penampungan limbah cair yang sudah tidak
sesuai dengan kemampuan optimal lagi. Pada kolam aerobik di IPAL pabrik
kelapa sawit PT. X sama dengan kolam anaerobik terdapatnya lumpur yang masih
Universitas Sumatera
77
mengendap di dasar kolam sehingga kualitas air limbah belum memenuhi syarat
untuk dibuang ke badan sungai dan pihak pabrik menggunakan air limbah pada
(RISPA) Medan dan Dirjen pada kolam aerob proses yang berlangsung dengan
menggunakan aerator dan suplai oksigen yang cukup, maka angka BOD dapat
ditekan dari 1750 mg/l menjadi di bawah 100 mg/l. Efisiensi penguraian dengan
cara oksidasi dapat mencapai 95%. Effluent dari kolam aerob ini sudah memenuhi
baku mutu limbah sehingga boleh dibuang langsung ke badan air penerima seperti
terhadap zat-zat organik yang tersisa pada kondisi aerob (membutuhkan oksigen
atau udara). Pada bagian dasar reaktor ini terdapat pipa distributor untuk
mengalirkan udara secara homogen. Dengan sistem ini proses penguraian akan
berlangsung dengan cepat. Namun peralatan pendukung unit ini adalah sebuah
kompresor atau blower.Waktu penahanan hidrolis dalam unit ini adalah selama 5
hari.
Pada pengolahan ketiga limbah cair kelapa sawit pabrik PT. X pada kolam
sedimentasi dijadikan sebagai land aplikasi pada lahan kebun kelapa sawit pabrik
PT. X karena memiliki kadar BOD 3500 mg/l dan kolam mengalami pengendapan
78 Universitas Sumatera
lumpur di dalam dan lama di angkat maka limbah didalam kolam penuh dan
meluap ke sehingga air limbah terbuang ke badan penerima air. Menurut Pusat
limbah cair yang keluar dari kolam sedimentasi sudah memenuhi syarat baku mutu
Pada pabrik kelapa sawit PT. X menggunakan limbah sebagai land aplikasi
memanfaatkan limbah berasal dari kola aerobik dan kolam sedimentasi dengan
kadar BOD 3500 mg/l dan pH 7,5 untuk dialirkan ke lahan kebun pabrik kelapa
sawit PT. X.
selanjutnya hasil yang akhir dimanfaatkan ke areal tanaman yang dapat sebagai
dimanfaatkan sebagai suplemen pupuk dan air irigasi pada perkebunan kelapa
sawit adalah pada kadar BOD < 5.000 mg/L atau COD < 10.000 mg/L dengan pH
Application atau aplikasi lahan adalah pemanfaatan limbah cair dari industri
kelapa sawit untuk digunakan sebagai bahan penyubur atau pemupukan tanaman
kelapa sawit dalam areal perkebunan kelapa sawit itu sendiri. Dasar dari Land
Application ini adalah bahwa dalam limbah cair pabrik kelapa sawit mengandung
79
Phospor dan Kalium.Jumlah Nitrogen dan Kalium dalam limbah cair pabrik kelapa
Limbah cair PKS yang dapat digunakan Land application adalah limbah
cair yang sudah diolah sedemikian rupa sehingga kadar BOD-nya berkisar antara
3.500 mg/l sampai 5000 mg/l dan pH 6-9. Dengan komposisi yang cukup kaya
akan unsur hara (N, P dan K), maka limbah cair tersebut mempunyai potensi yang
cair tersebut untuk keperluan pemupukan, jadi land application akan mengurangi
para ahli perkebunan sawit Indonesia, limbah cair pabrik kelapa sawit yang sudah
diolah dengan proses anaerobik (BOD maksimal 5000 mg/l) merupakan sumber
air dan nutrisi bagi tanaman. Disamping itu limbah cair trsebut juga mampu
Dari hasil pemeriksaan air limbah pada tabel 4.1 diketahui semua parameter
limbah yang di uji pH, BOD, COD, TSS pada inlet IPAL di atas baku mutu air
limbah dan pada outlet IPAL masih di atas baku mutu kecuali pH, minyak dan
lemak pada air limbah yang ditetapkan PermenLH No. 5 Tahun 2014 tentang
80 Universitas Sumatera
baku mutu air limbah bagi usaha dan/atau kegiatan industri minyak sawit dengan
nilai baku mutu BOD yaitu 100 mg/l, COD yaitu 350 mg/l, TSS yaitu 250 mg/l,
pH yaitu 6,0-9,0, minyak dan lemak yaitu 25. Dalam hal ini proses pengolahan
limbah cair kelapa sawit pabrik PT. X belum melakukan proses pengolahan
berkala 1 bulan sekali atau 3 bulan sekali dalam satu tahun. Dalam hal
pembuangan air limbah ke badan air atau sungai, pabrik kelapa sawit PT. X belum
memilki izin pembuangan air limbah ke sungai kepada pemerintah daerah tentang
pembuangan limbah cair karena pabrik tidak membuang air limbah ke badan
sungai dan pabrik menggunakan limbah untuk land aplikasi, tetapi apabila terjadi
Air limbah yang tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan dampak
buruk bagi makhluk hidup dan lingkungannya. Menurut Mulia (2005), beberapa
dampak buruk tersebut termasuk penurunan kualitas lingkungan, air limbah yang
merembes ke dalam tanah, sehingga menyebabkan pencemaran air tanah. Bila air
tanah tercemar, maka kualitasnya akan menurun sehingga tidak dapat lagi
limbah cair yang kurang baik akan memberikan dampak negatif terhadap
BOD serta padatan tersuspensi yang tinggi. Apabila limbah tersebut langsung
merusak ekosistem pada badan penerima dan akan menimbulkan presepsi negatif
tanaman, peternakan dan dapat merusak bahkan membunuh kehidupan yang ada
didalam air seperti ikan dan binatang peliharaan lainnya. Limbah PKS dapat
merusak keindahan karena bau busuk dan pemandangan yang tidak sedap
kelapa sawit dengan cara sistem aerasi dan lumpur aktif. Sistem pengolahan lumpur
aktif adalah pengolahan dengan cara pembiakan bakteri aerobik dalam tanki aerasi
yang bertujuan untuk penurunan organik karbon atau organik nitrogen. Air limbah
bersama lumpur aktif masuk kedalam tanki aerasi dimana dilakukan aerasi terus
menerus untuk memberikan oksigen. Di dalam tangki aerasi ini, terjadi reaksi
penguraian zat organik yang terkandung di dalam air limbah secara biokimia oleh
mikroba yang terkandung di dalam lumpur aktif menjadi gas CO2 dan sel baru.
Jumlah mikroba dalam tangki aerasi akan bertambah banyak dengan dihasilkannya
sel-sel baru. Prinsip pengolahan limbah dengan sistem. Lumpur aktif pada
Universitas Sumatera
82
(tangki aerasi) dan tangki sedimentasi. Dalam sistem lumpur aktif, limbah cair dan
biomassa dicampur secara sempurna dalam suatu reaktor dan diaerasi. Lumpur
aktif (activated sludge) adalah suatu gabungan flok (massa) yang mengandung
beberapa mikroba yang heterogen yang terdiri dari berbagai bakteri, yeast, jamur
dan protozoa, dan juga “organic matter” serta “slime material”. Umumnya lumpur
aktif mempunyai komposisi 70% - 90% bahan organik dan 10% bahan anorganik.
Struktur flok lumpur aktif cenderung bermuatan negatif sebagai hasil interaksi
silikat, fosfat, besi), polimer eksoseluler dan berbagai kation. Proses ini pada
menjadi CO2, H2O, NH4 dan sel biomassa baru. Proses ini menggunakan udara
yang disalurkan melalui pompa blower atau melalui aerase mekanik. Sel mikroba
Menurut Jekkins (1993), bakteri dominandi dalam reaktor aerasi karena mampu
upflow dengan mengalirkan limbah cair dalam media kerikil dan pasir dari bawah
ke atas maka akan didapatkan aliran keluar dengan nilai BOD yang berkurang
Universitas Sumatera
83
dengan membuat limbah cair tertampung selama 12 jam dalam media sehingga
pada unit pengaduk cepat dan pengaduk lambat. Pada bak pengaduk cepat,
dibubuhkan bahan kimia yang disebut koagulan. Terdapat dua jenis koagulan yang
digunakan dalam pengolahan air limbah, yaitu koagulan kimia dan koagulan alami
Basa agar memiliki suasana basa, untuk kemudian dikoagulasikan dengan bahan
kimia. bahan kimia yang biasa digunakan pada proses ini adalah PAC, Alum,
FeCl3. Biasanya setelah dilakukan proses koagulasi ini, maka TSS akan
berkumpul dan mengendap bersama. Untuk itu diperlukan proses selanjutnya yang
permukaan air. Biasanya TSS tersebut berasal dari zat organik yang terbawa pada
air limbah. Prinsip kerjanya adalah membuat digumpalan sludge dengan proses
koagulasi dan flokulasi untuk selanjutnya endapan yang tercipta ditiupkan ke atas
dengan bantuan blower. Dan kemudian masuk kedalam tangki sludge thickener.
Sedangkan air yang bersih akan berada dibawah dan dipompakan menuju kolam
Universitas Sumatera
84
Menurut Nurbana (2015) untuk menurunkan kadar COD pada limbah cair
tersebut satu sama lain sehingga menjadi gumpalan sludge yang lebih besar dan
kimia yang biasa digunakan sebagai koagulan antara lain; PAC, FeCl3 (Ferric
terhadap nilai COD. Khususnya pada air limbah dengan jumlah TSS yang cukup
tinggi. Sebagai informasi tambahan untuk 1 mg/L TSS anda bisa mendapatkan
penurunan hingga 10 mg/L COD. Agar proses penurunan COD menjadi lebih
yang berasal dari zat organik dengan kandungan biodegradable yang tinggi. Proses
ini dilakukan melalui dua cara utama, yakni aerasi dan anaerob. Pada proses
aerasi, COD diturunkan dengan cara membuat bakteri dapat memecah senyawa
organik dalam air. Bakteri ini disebut bakter heterotrop karena memecah senyawa
pada air limbah dengan COD kurang dari 3000 mg/L. Pada Proses Anaerob,
bakteri bekerja pada ruangan dengan kandungan Oksigen yang minim. Proses ini
juga disebut proses fermentasi, dimana bakteri autotrop bekerja dengan memecah
senyawa organik dari air limbah dengan tiga tahapan salah satunya
Universitas Sumatera
85
adalah dengan mengambil oksigen dari senyawa organik. Proses anaerob ini
cocok untuk air limbah dengan kadar BOD lebih dari 2000 mg/L. Sebelum
memutuskan apakah ingin mengambil metode ini, penting sekali bagi Anda untuk
memahami apakah jenis air limbah yang Anda hadapi. Karena proses
mikrobiologi ini hanya cocok untuk limbah dengan kandungan organik. Anda bisa
mengetahui hal ini dengan melihat perbandingan antara COD dan BOD.
Universitas Sumatera
BAB VI
6.1 KESIMPULAN
1. Hasil pemeriksaan air limbah cair pabrik kelapa sawit PT. X sebelum
pengolahan (inlet) pada parameter DO 0,100 mg/l, BOD yaitu 480,0 mg/l, COD
yaitu 1500 mg/l, TSS yaitu 9380 mg/l, pH yaitu 4,72, minyak dan lemak yaitu
2031.
2. Metode pengolahan limbah cair pabrik kelapa sawit PT. X adalah dengan
recovery pond, cooling pond, fakultatif pond, anaerobik pond, aerobic pond,
3. Hasil pemeriksaan air limbah cair pabrik kelapa sawit PT. X sesudah
pengolahan (outlet) pada parameter DO yaitu 0,150 mg/l, BOD yaitu 227,2
mg/l, COD yaitu 710,0 mg/l, TSS yaitu 875 mg/l belum memenuhi syarat baku
mutu kecuali pada parameter pH yaitu 8,19, minyak dan lemak 5,75 sesuai
4. IPAL pabrik PT. X pada kolam proses pengolahan limbah tidak dioperasikan
penimbunan lumpur pada dasar kolam yang tidak rutin dilakukan pengerukan
86
Universitas Sumatera Utara
8
6.2 SARAN
1. Pabrik kelapa sawit PT. X disarankan agar lebih menjaga pengolahan limbah
cairnya dengan baik, meningkatkan sistem kerja dan jadwal ruitn dalam
2. Selain pemeriksaan limbah cair kelapa sawit, pihak pabrik juga harus
penerima apabila limbah terbuang ke sungai agar kualitas air sungai tetap
terjaga.
sawit dengan kualitas air limbah apabila air limbah terbuang ke sungai dan
tercemar dengan baku mutu limbah sesuai Permen LH No. 5 Tahun 2014.
cair pabrik minyak kelapa sawit (CPO) agar limbah tidak terbuang ke badan air
Universitas Sumatera
DAFTAR PUSTAKA
Basiron,Y. 2005. Palm Oil. Di dalam: Shahidi F , editor. Baileys Industrial Oil
and Fat Products: Ed ke-6 Volume ke-2 Edible Oil and Fat Products:
Edible Oil. Hoboken. John Wiley & Sons, Inc.
Bitton, G. 2005. “Waste water Microbiology 3rd edition ”. John Wiley & Sons,
inc, New Jersey
Euis Nurul Hidayah dan Wahyu Aditya. 2011. Potensi dan Pengaruh Tanaman
pada Pengolahan Air Limbah Domestik dengan Sistem Constructed
Wetland. Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan. 2(2): 11-18.
Ginting, Ir. Perdana. 2007. Sistem Pengelolaan Lingkungan dan Limbah
Industri, Cetakan pertama. Bandung: Yrama Widya.
Hamonangan, N. 2009. Pengolahan Limbah Cair Kelapa Sawit, Diktat Kuliah
Departemen Kimia FMIPA USU, Medan
Irvan, dkk. 2012. Pengolahan Lanjut Limbah Cair Kelapa Sawit Secara
Erobik Menggunakan Effective Microorganism Guna Mengurangi
Nilai TSS. Jurnal teknik kimia. Unisversitas Sumatera Utara. Vol 1 No.2
Jenkins D. 1993. Manual on the Cause & control of Activated Sludge
Bulkingand Forming. Ed ke-2. London: Lewis Publisher
Kementerian Lingkungan Hidup. 2014. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Baku Mutu
Air Limbah. Jakarta
88
Universitas Sumatera Utara
89
Nasution Y.D. 2004 Pengolahan Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit Yang
Berasal Dari Kolam Akhir (Final Pond) Dengan Proses Koagulasi
Melalui Elektrolisis. Jurnal Sains Kimia.Universitas Sumatra Utara.
Sumatera Utara.3 hal
Universitas Sumatera
90
Palar, H. 2004. Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Pramudyanto, B, 2003. Pemeriksaan Industri dalam Pengendalian
Pencemaran. Agung, Semarang.
Rahardjo, nugroho. 2006. Teknologi Pengelolaan Limbah Cair yang Ideal
Untuk Pabrik Kelapa Sawit. Jurnal Vol. 2 No. 1.
http://ejurnal.bppt.go.id/index.php/JAI/article/view/2291/1909 diaskes 30
september 2017
Raharjo P.N. 2009. Studi Banding Teknologi Pengolahan Limbah cair Pabrik
Kelapa Sawit. Jurnal Teknologi Lingkungan. Jakarta 18 Hal
Suwondo, Sri Wulandari dan Syaiful Anshar. 2014. Degradasi Limbah Cair
Kelapa Sawit Dengan Penambahan Bakteri Rizosfir
Actinomycetes Dan Tanaman Typha Angustifolia Dengan Model
Constructed Treatment Wetland (Ctw). Artikel online diaskes 27
oktober 2017
Universitas Sumatera
91
Verawaty, Dian Saraswati, Ramly Abadi, 2014. Analisis kadar BOD dan COD
pada pengolahan limbah cair di pabrik kelapa sawit PT. Lestari
Tanis Teladan (LTT) di Provinsi Sulawesi Tengah. (Online)
eprints.ung.ac.id/11765 diakses 3 juni 2017
Wardhana, W. A, 2004. Dampak Pencemaran Lingkungan. Andi, Yogyakarta.
William. 2011. Limbah Kelapa Sawit, (online), (Williamzeva.Com/2011/01/
Limbah -Kelapa-Sawit.Html?M=1, diunduh 27 Oktober 2017
Universitas Sumatera
9
LAMPIRAN 1.
LEMBAR OBSERVASI
I. Air Limbah
Universitas Sumatera
9
Hijau Pratama !
Universitas Sumatera
94
7. Apakah ada di lakukan perlakuan khusus oleh PT. Langkat Sawit Hijau
10. Apakah PT. Langkat Sawit Hijau Pratama melakukan proses pengolahan
Universitas Sumatera
95
11. Jelaskan jenis/metode pengolahan limbah cair PT. Langkat Sawit Hijau
Pratama !
12. Apakah PT. Langkat Sawit Hijau Pratama telah membuat saluran
pembuangan limbah cair yang kedap air sehingga tidak terjadi perembesan
13. Apakah PT. Langkat Sawit Hijau Pratama telah memasang alat ukur
debit atau laju air limbah cair dan melakukan pencatatan debit aliran limbah
cair tersebut ?
14. Apakah PT. Langkat Sawit Hijau Pratama telah memiliki izin
instansi lainnya)
15. Apakah PT. Langkat Sawit Hijau Pratama telah memeriksakan kadar
Universitas Sumatera
96
16. Parameter apa saja yang diukur pada pengolahan limbah cair sebelum
17. Apakah PT. Langkat Sawit Hijau Pratama telah menyampaikan laporan
tentang catatan debit harian, kadar parameter Baku Mutu Limbah Cair, dan
18. Sebutkan parameter dan hasil analisis kualitas limbah cair PT. Langkat Sawit
Hijau Pratama
Utara
Parameter Kadar Beban Hasil Limbah Cair PT. Memenu
pali pencemar Langkat Sawit Hijau hi syarat
ng an paling Pratama / tidak
ting tinggi Kadar Beban memenu
paling pencemar hi syarat
tinggi an paling
(mg/L) tinggi
BOD5
COD
TSS
Minyak dan
lemak
Nitrogen Total
(sebagai N)
pH 6,0-9,0
Universitas Sumatera
97
19. Sebutkan lokasi pembuangan limbah cair! (misalnya sungai, laut, selokan
pengadilan pencemaran air limbah selama tiga tahun terakhir ? Jika ya,
jelaskan!
Universitas Sumatera
LAMPIRAN 2.
BERITA ACARA
PENGAMBILAN SAMPEL/CONTOH UJI
Pada hari ini, ..............tanggal ......... bulan ...............tahun .............pukul ..............WIB, di
......................................... Kabupaten/Kota ,
Propinsi....................................... kami yang bertanda tangan di bawah ini:
1. Nama :
Instansi :
Jabatan :
2. Nama :
Instansi :
Jabatan :
Telah melakukan pengambilan sampel di lokasi
(.................................) (...................................)
111
LAMPIRAN 3.
Universitas Sumatera
11
LAMPIRAN 4
-
OP KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT 3ENDERAL
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT
WIMP
18 September 2017
Nomor : PM.05.16/VIII.7/ 9->-; /2017
Lampiran : 1 berkas
Hal : Hag( Ulf Laborotorium
Yth:
Syalyra
Mahasisvra FIG4
U.9J di
MEDAN
Pengambilan contob uji dilakukan oleh pelanggan (Raguna & Anis) pada tangga) 04
September 2017 dan diterima BTKLPP Medan tanggal 04 September 2017.
Demiklan basil pemeriksaan yang dapat kami berikan, etas perhatian dan kerjasamanya
kami ur_apkan terima kasih.
a.n Kepala,
Bag -RI
Universitas Sumatera
115
Utara
EfiErIKL-MDK/5.1.0.1.K
JARMAN HASIL WI
PerimMan Laboratorium Kimia
Nomor Contoh Uji : 6254/K/AL/09/2017
Hal : Air Limbah
Asal Contoh Uji : Anis Syafira
mahasswa USU Fakultas Krnas
Keterangan Contoh Uji : 1 (sate) Contoh Uji Air Limbah Dalam Botol 1 Liter
- Inlet
Lokasi Pengambilan Contoh Uji : Medan
Pengambil Contoh Uji : Pelanggan (Raguna & Anis Syafira)
Tanggal Pengambilan Contoh Uji : 04 September 2017
Tanggal Pengambilan Contoh Uji : 04 September 2017
• Berdasarkan PerMen1.11 No. 05 Tahun 2014 LampIran LEI Tentang Baku MuPm Air limbah Ragg Usaha dantakno
Iodustri SawIt
gii1133.1
1. 1-1.17 llp di at. harrya berlaku untuk sampel
yang 0.0 Lapuran Hall Uii ini terdin clan 1
halaman
3. Laporan hall up mi tidak DOSS digandakan, kecuali seam lergkap dan sewn tertulis dari ESTIO. PP Medan
,
Kepala ksi FFL
Universitas Sumatera
116
Universitas Sumatera Utara
4. Labor-atm-km rnelayani pengadLon / complaint malsmum 1 (sato) rninggu terhitung tanggar penyerahan mU
a'
5. Lagam yang dap adalah !warn terlarut
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT
BALAI TEKNIK KESEHATAN LINGKUNGAN DAN PENGENDALIAN
PENYAKIT
(BTKLPP) KELAS I MEDAN
Jalan K.H. Wahid Hasyim 15 Medan 20154
LAPORAN HASIL WI
Penautian Laboratorium Kimia
Nomor Contoh Uji : 6254/K/AL/09/2017
Hal : Air Limbah
Asal Contoh Uji ; Anis Syafira
Mahasiswa USU Fakultas Kesmas
Keterangan Contoh Uji : 1 (satu) Contoh Uji Air IJmbah Dalam Botol 1 Liter
Tidak Dluji
catatuu
3. Laporan hasll vji li i lidak boieh digandahan, kectali secara lengkap clan sans tertalis clad BISI_ PP Medan
4. Laboratorium melayani pengaluan I complaint Inakarnurn 1 (satu) cninggu terhitung tsnagal penyerahon LI-111
Kes
G O INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL
BALAI TEKNIK KESEHATAN LINGKUNGAN DAN PENGENDALIAN
PENYAKIT
(BTKLPP) KELAS I MEDAN
Jalan K.H. Wahid Hasyim 15 Medan 20154
F/
1..APORANFLASK
fteaulian Laboratorium Kbnia
Nomor Contoh Uji 6255/K/AL/09/2017
Hal : Air Limbah
Asal Contoh Uji : Anis Syafira
Mahasiswa USU Fakultas Kesrnas
Keterangan Contoh Uji : 1 (satu) Contoh Uji Air Limbah Dalam Botol 1
Serdasarican PerkienLtIfie. 05 Tahun 2014 lam Oran III Teniang Baku Mutu Air Limbah haul Lisaha
A Mahyudi,
NIP. NIP.
KEME
BALAI TEKNIK
F/RIKL-NDA/5.10.1.K
LAPORA
N NASIL
LW
p
e
n
q
u
i
l
a
n
L
a
b
o
r
a
t
o
r
i
u
m
K
i
m
i
a
N
o
m
o
r
C
o
n
t
o
h
U
j
i
:
6
2
5
5
/
K
/
A
1
/
0
9
/
2
0
1
7
H
a
l
:
A
i
r
L
i
m
b
a
h
A
s
a
l
C
o
n
t
o
h
U
j
i
:
A
n
i
s
S
y
a
f
i
r
a
Mahasiswa USU Fakuttas Kesm
K
e
t
e
r
a
n
g
a
n
C
o
n
t
o
h
U
j
i
:
(
s
a
t
u
)
C
o
n
t
o
h
U
j
i
A
i
r
U
m
b
a
h
D
a
l
a
m
B
o
t
o
l
1
L
i
t
e
r
- Outlet
Lokasi Pengambilan Contoh Uji
Pengambil Contoh Uji
Tanggal Pengambilan Contoh Uji
Tanggal Pengambilan Contoh Uji
No Parameter
A. FISIKA
1 Total Padatan Tersuspen
B. KIMIA
1 BOO
2 COO
3 Minyak dan Lemak
4 DO
Besdas
arkan
Perlae
nt11
No. OS
Tahun
2014
Lampi
ran III
Tertia
n Baku
Motu
Air
timbah
Bagi
Usaha
darsfat
au
industr
i
saws[
Tidak
MAE
O
R
M
a
n
s
1.
h
a
s
h
U
j
1
d
i
a
U
s
h
a
n
y
a
b
e
d
a
k
u
u
n
t
u
k
s
a
r
n
p
e
l
y
a
n
g
d
m
P
2.
L
a
p
o
r
a
n
H
a
s
a
U
p
i
n
i
t
e
r
d
i
n
b
e
1
h
a
l
a
r
n
a
n
3.
L
a
p
o
r
a
n
h
a
s
h
u
i
l
i
n
i
t
i
d
a
k
b
o
l
e
h
d
i
g
a
n
d
a
k
a
n
,
k
e
c
u
a
l
i
s
e
c
a
r
a
l
e
n
g
k
a
p
c
l
a
n
s
e
t
i
n
t
e
d
u
l
i
s
d
a
r
i
a
r
e
.
P
P
M
e
d
a
n
4.
L
a
b
o
r
a
t
o
r
i
u
m
m
e
l
a
y
a
n
i
p
e
n
g
a
d
u
a
n
/
c
o
m
p
l
a
i
n
t
m
a
k
s
i
m
u
m
(
5
4
1
)
r
r
a
n
g
g
u
t
e
r
h
i
t
u
n
g
t
a
n
g
g
a
l
p
e
r
y
e
r
a
h
a
n
L
H
U
5.
L
o
g
a
n
,
y
a
n
g
d
i
n
j
i
a
d
a
l
a
h
l
o
ahvudi ST,M.Kes g
a
m
W
O
O
S
Mengetahui,
Manajer Teknik
An. Kepala Balai
Laboratorium Kimia
Kepala Seksi PTL
Alfa
Faisal S.Si,
Kes
NIP.
1970031620011
21001
NIP.
1968020519890
31002
Univers
itas
Sumat
era
Utara
119
Halaman 1 dari 2
Page
yang bertanda tangan di bawah ini menerangkan, bahwa hasil pengujian dari
The undersigned certifies that the examination of
terian
Name I Janis Contoh ir Lirnbah PK1
Sample (s)
t.A 6 'SwF
Etiket I Mark
Trade Mark Perindustrian
Kode Inlet
Code
Seditikat Hasll UJI 1111 berlake 90 hart sejak tanggal tlikeluarkan hanya untek name/jar:es confab dikes.
The certificate of Test Resells veer melon 90 days sures. the date issued to the narneetted of sump, ,s at.o.e
Dilarang memperbanyak Mau rnenesublikasikan sertifikat lel tanpa persetujuan terndis dari teadaiernen tPrBIH
Do nut reproduce tills core-Poeta mewed a valid wetter, .gp.oeheet dud LP-Sty htunewerte,
Universitas Sumatera
Utara
120
Page of
HASIL UT!
The Test Result
Medan, 26 September
Manajer Teknis
nical Manager
usno, ST. .-
1025 198303 1
Hasa Uji b0rlaku 90 had sujah Laraggo.: undlk 0a• ;jeans coptak •:!4d-as.
IN)
Kementeri LABORATORIUM PENGUJI
Y KAN Q.,.
The Testing Laboratory The Institute for industrial Research and Standardization of Medan ,
...
)1. Sisingamangaraja 50.24, Telp.(061) 7363471, 7867495 Fax.(061) 7362830
e-.....„,,ink y ....... , ,
mar. t 1909001
lreratr' O.
' a
Dok.No. F-LP-016/2-
SERTIFIKAT HASIL UJI
Certificate of Test Results
Ilalaman : 1 dari 2
Page
Kode : Outlet
Code
Universitas Sumatera
122
Utara
Halarnan : 2 dad 2
Validasi
Page of validate
HASIL Uf I
The Test Result
Kusno, ST.
Ni .,:1,9611025 1 98303 1 004
Sertiffkat Hash uji ini belitiku 90 Fan sejak tanggal dikeluarkan hanya untak namaijenis contah diatas. cortficate of
Test Results valid within 90 days since the date respect, to the namedand eamMe (a) above only.
Dilarang Memperbanyak atau rnempublikasikan sertifikat trot tanpa persetujuan tertulis dart Manajemen LP-11114 Do
not reproduce ma teroficate KoMoor a vote waiter; approval from 1.g-81M Management
Universitas Sumatera
12
LAMPIRAN 5
NomorC'/UN5.2.1.10/KRK/2017
Latnpiran : 21 AUG 2017
Ha1 : Permohonan kin Penelitian
Yth.
Direktur Pabrik Kelapa Sawit PT. Langkat Sawit Hijau Pratama Kabupaten Langkat
di-
Tempat
Dengan hormat, dalam rangka memenuhi kewajibanitugas sebagai syarat menyelesaikan studi
pada Faktiltas Kesehatan Masyarakat USU, kami mohon bantuan Saudara kepada mahasiswa
tersebut di bawah ini:
Nama Anis Syafira Pulungan
NIM : 131000018
Jenis Kelamin Perempuan
TempatiTgl. Lahir : P. Berandan / 24 Februari 1996
Peminatan : Kesehatan Lingkungan
untuk diberi izin mengadakan Penelitian (Riset) di tempat yang Saudara pimpin dengan judul
skripsi:
Bahan dan keterangan yang diperoleh akan digunakan semata-mata demi perkembangan ilmu
pengetahuan. Selanjutnya setelah mahasiswa yang bersangkutan menyelesaikan penelitian, akan
menyerahkan 1 (satu) eksemplar skripsi ke instansi atau unit ketja Saudara.
Demikian disampaikan atas bantuan dan kerjasama yang baik diucapf i terima kasih.
Dekan,
LAMPIRAN 6
SURAT KETERANGAN
Norrior : 003 / SK — LSP / VIII/ 2017
Alamat : Dusun Srijadi. Desa Simpang Pula Rambung, Kec. Bahorok, Kab. Langkat
Menerangkan Bahwa
N 1M : 131000018
Adalah benar teiah melalcsanakan penelitian di PT. Langkat Sawithijau Pratama ( LSP) pada tanggal
04 September 2017
Demikian surat keterangan ini kami perbuat untuk digunakan sebagaimana mestinya.
Universitas Sumatera
12
LAMPIRAN 7
DOKUMENTASI PENELITIAN
Universitas Sumatera
12
Universitas Sumatera
12
Universitas Sumatera