SKRIPSI
Oleh:
FLORA SITORUS
NIM. 121021113
Oleh:
FLORA SITORUS
NIM. 121021113
FLORA SITORUS
NIM. 121021113
Disahkan Oleh :
Komisi Pembimbing
i
Universitas Sumatera Utara
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
beserta seluruh isinya adalah benar hasil karya saya sendiri, dan saya tidak
melakukan penjiplakan atau mengutip dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan
etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini,
saya menanggung risiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila
kemudian ditemukan dalam karya saya ini, atau klaim dari pihak lain terhadap
FLORA SITORUS
NIM. 121021113
ii
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
iii
Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT
iv
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepad Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis diberikan kesempatan
untuk dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “Gambaran
Pengetahuan Petani Penyemprot Pestisida Tentang Penggunaan Alat
Pelindung Diri Di Desa Sumber Mufakat Kecamatan Kabanjahe Kabupaten
Karo Tahun 2017”
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana
Kesehatan Masyarakat pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera
Utara. Dalam pelaksanaan penyusunan skripsi ini penulis banyak mengalami
kesulitan-kesulitan dan hambatan. Namun berkat motivasi, bimbingan dan
dukungan dari berbagai pihak, maka penulis dapat menyelesaikan penulisan
skripsi ini sebagaimana mestinya. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, SH, M.Hum selaku Rektor Universitas Sumatera
Utara
2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si selaku Dekan Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sumatera Utara
3. Dr. Ir. Gerry Silaban, M.Kes selaku ketua Departemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Sumatera Utara
4. Eka Lestari Mahyuni SKM, M.Kes dan dr. Muhammad Makmur Sinaga,
MS selaku dosen pembimbing yang telah membimbing dan memberi
arahan dengan sabar kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan
5. Namora Lumongga Lubis, MSc, PhDselaku Dosen Penasehat Akademik
selama penulis menjalani perkuliahan di Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara
6. Seluruh Bapak dan Ibu staf pengajar di Fakultas Kesehatan Masyarakat
khususnya Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
v
Universitas Sumatera Utara
7. Bapak Kepala Desa Sumber Mufakat yang telah memberi izin penulis
untuk meneliti pada masyarakat desa Sumber Mufakat Kecamatan
Kabanjahe Kabupaten Karo
8. Bapak Japet Tarigan yang telah banyak membantu dalam kelancaran
pelaksanaan penelitian penulis
9. Kedua orang tua Bapak G.Sitorus dan Ibu H.Rumahorbo serta adik-adik
sayaHandayani, Hotmarito, Samuel, Palen, Yepta telah memberi motivasi
dan dorongan pada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan
10. Teman-teman yang saya Sandro G, Lilis, Jesika, Ivo,Meydia, Dody,
11. Bang Sony, Bang Iwan dan semua pihak yang telah memberi bantuan dan
dukungan kepada penulis yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis
FLORA SITORUS
NIM. 121021113
vi
Universitas Sumatera Utara
Halaman Pengesahan...............................................................................................................i
Halaman Pernyataan Keaslian Skripsi................................................................................ii
Abstrak.........................................................................................................................................iii
Abstract........................................................................................................................................iv
Kata Pengantar...........................................................................................................................v
Daftar Isi......................................................................................................................................vii
Daftar Tabel................................................................................................................................ix
Daftar Lampiran........................................................................................................................x
Daftar Riwayat Hidup..............................................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1
1.1 Latar belakang....................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................................6
1.3 Tujuan Penelitian...............................................................................................................6
1.4. Manfaat Penelitian............................................................................................................6
vii
Universitas Sumatera Utara
3.5. Variabel Penelitian Dan Defenisi Operasional.........................................................30
3.5.1. Variabel Penelitian........................................................................................................30
3.5.2. Defenisi Operasional....................................................................................................30
3.6. Metode Analisis Data......................................................................................................31
BAB V. PEMBAHASAN......................................................................................................44
5.1. Gambaran Pengetahuan Petani TentangAlat Pelindung Diri...............................46
5.2. Gambaran Pengetahuan Petani Tentang Ciri Dan Syarat APD...........................46
5.3. Gambaran Pengetahuan Petani Tentang Jenis APD...............................................48
5.4. Gambaran Pengetahuan Petani Tentang Cara
Masuk Pestsida Dan Gejala Keracunan.....................................................................49
DAFTAR PUSTAKA
viii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL
ix
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 4 Dokumentasi
x
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Agama : Protestan
Riwayat Pendidikan
xi
Universitas Sumatera Utara
BAB I
PENDAHULUAN
tempat, mesin, peralatan dan lingkungan kerja wajib diutamakan. Namun, kadang-
sehingga perlu digunakan alat pelindung diri (personal protective equipment). Alat
(APD) merupakan kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya
dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri dan orang
mengurangi bahaya yang ada. Pelindung diri hanya dapat mengurangi jumlah
kontak dengan bahaya yang ada dengan cara penempatan penghalang atau tenaga
kerja dengan bahaya. Penggunaan APD oleh pekerja saat bekerja merupakan suatu
upaya untuk menghindari paparan risiko bahaya di tempat kerja. Walaupun upaya
penggunaan APD ini merupakan upaya pada tingkat pencegahan terakhir, namun
1
Universitas Sumatera Utara
2
terutama bila suatu pekerjaan memiliki potensi bahaya yang secara langsung dapat
lingkungan. Salah satu pekerjaan yang berisiko melalui kontak langsung dengan
sumber bahaya antara lain pada pekerjaan yang memiliki bahaya kimia seperti
pekerja laboratorium, ahli kimia, toksikolog ataupun profesi lain yang pada intinya
informal yang menggunakan bahan kimia dalam proses kerjanya adalah petani
Pestisida adalah substansi kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus
tanaman yang disebabkan oleh fungi (jamur), bakteria dan virus, kemudian
25%, tetapi dalam hal kematian akibat pestisida, 99% dialami oleh negara-negara
ada 3 juta orang yang bekerja pada sektor pertanian di negara-negara berkembang
terkena racun pestisida dan sekitar 18.000 orang di antaranya meninggal setiap
itu justru menimbulkan masalah baru yakni adanya residu pestisida pada produk
pertanian dan pada akhirnya membahayakan petani dan masyarakat luas baik
menggunakan uji statistik rank spearman didapatkan bahwa ada hubungan antara
(0,007<0,05), tidak ada hubungan antara sikap dengan penggunaan alat pelindung
penggunaan alat pelindung diri (0,010<0,05), ada hubungan antara jenis pestisida
0,707 dan faktor pengetahuan dan sikap memiliki vallue sebesar 0,100 yang
sangat kuat. Berdasarkan penelitian ini motivasi tidak akan muncul apabila faktor
penggunaan suatu media atau alat dalam hal ini alat pelindung diri. Motivasi
sesuatu dan manfaat hal tersebut bagi dirinya, dan hal tersebut sangat
sering dilakukan mengingat jenis tanaman yang ada termasuk golongan tanaman
holtikultutra ini penyemprotan pestisida dilakukan 2 sampai 3 kali sehari, dan bila
penyemprotan hanya memakai sepatu bot dan penutup kepala (topi) saja, dan
tangan bahkan ada yang sambil merokok dalam melakukan pengadukan pestisida.
wajah, mata merah dan perih, mengalami gatal dan iritasi, dan sesak nafas. Petani
juga mengatakan mereka tidak mengetahui efek yang ditimbulkan akibat terpapar
pestisida, petani juga tidak membaca aturan penggunaan pestisida dengan baik,
dan tidak mengetahui secara jelas tentang Alat Pelindung Diri (APD). Petani
Alat Pelindung Diri (APD) merupakan hal penting yang harus digunakan
petani dalam penyemprotan pestisida. APD merupakan cara yang dilakukan agar
dalam menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) guna melindunginya dari paparan
pestisida yang berbahaya sangatlah penting. Oleh karena itu rumusan masalah
pestisida dalam penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) di desa Sumber Mufakat
dan keselamatan kerja yaitu khususnya tentang pemakaian alat pelindung diri.
pestisida.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengetahuan
psikis dalam menumbuhkan sikap dan perilaku setiap hari, sehingga dapat
(Kholid, 2012)
diperoleh dari pengalaman dari berbagai sumber misalnya media massa, buku
pendidikan formal yang diterima, maka responden tentu semakin baik pemahaman
resultan dari penginderaan terhadap suatu objek melalui dari indera penglihatan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan
8
Universitas Sumatera Utara
9
telinga. Pengetahuan atau ranah kognitif merupakan domain yang sangat penting
1. Tahu (know)
kembali (recall) sesuatu yang spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari
atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan
bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain dapat
sebagainya.
2. Memahami (comprehension)
tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi
3. Aplikasi (aplication)
telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. Aplikasi disini dapat
4. Analisis (analysis)
organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis
ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan,
5. Sintesis (synthesis)
baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun
6. Evaluasi (Evaluation)
wawancara yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari
yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjelk
oleh pekerja untuk melindungi seluruh atau seabagian tubuhnya dari kemungkinan
tempat kerja. Alat pelindung Diri (APD) meliputi penggunaan respirator, pakaian
khusus, kacamata pelindung, topi pengaman, atau perangkat sejenisnya yang bila
dipakai dengan benar akan mengurangi risiko cedera atau sakit diakibatkan oleh
bahaya. Alat pelindung diri adalah merupakan metode terakhir yang digunakan
Adapun yang menjadi masalah dalam pemakaian alat pelindung diri (APD),
(2) Panas
(3) Sesak
(6) Berat
(1) Ketidakmengertian
UU No. 1 Thn 1970 yaitu Instruksi Menteri Tenaga Kerja No. Ins. 2
Pelindung Diri dan surat edaran Dirjen Binawas No. SE 06/BW/97 tentang
pendaftaran Alat Pelindung Diri. Instruksi dan Surat Edaran tersebut mengatur
pelindung muka dan mata, alat pelindung pernafasan, pakaian kerja, sarung
tangan, alat pelindung kaki, sabuk pengaman, dan lain-lain (Suma’mur, 2009)
merupakan pilihan terakhir atau last resort dalam pencegahan kecelakaan. Hal ini
disebabkan karena alat pelindung diri bukan untuk mencegah kecelakaan (reduce
keselamatan bukan berarti bebas dari bahaya tertimpa benda. Namun jika ada
benda jatuh, kepalanya akan terlindung sehingga keparahan dapat dikurangi. Akan
tetapi, jika benda yang jatuh sangat berat atau dari tempat yang tinggi, topi
tersebut mungkin akan pecah karena tidak mampu menahan beban. Alat
keselamatan ada berbagai jenis dan fungsi yang dapat dikategorikan sebagai
1) Alat pelindung kepala, untuk melindungi bagian kepala dari benda yang jatuh
atau benturan misalnya topi keselamatan baik dari plastik, aluminium, atau
fiber.
2) Alat pelindung muka, untuk melindungi percikan benda cair, benda padat atau
radiasi sinar dan panas misalnya pelindung muka (face shield) dan topeng las.
3) Alat pelindung mata, untuk melindungi dari percikan benda, bahan cair, dan
4) Alat pelindung pernafasan, untuk melindungi dari bahan kimia, debu uap dan
asap yang berbahaya dan beracun. Alat pelindung pernafasan sangat beragam
seperti masker debu, masker kimia, respirator dan breathing apparatus (BA).
yang bising misalnya sumbat telinga (ear plug) dan katup telinga (ear muff).
6) Alat pelindung badan, untuk melindungi bagian tubuh khususnya dada dari
percikan benda cair, padat, radiasi sinar dan panas misalnya appron dari kulit,
7) Alat pelindung tangan, untuk melindungi bagian jari dan lengan dari bahan
kimia, panas, atau benda tajam misalnya sarung tangan kulit, PVC, asbes, dan
metal.
9) Alat pencegah tenggelam melindungi jika jatuh kedalam air misalnya baju
10) Alat pelindung kaki, untuk melindungi bagian telapak kaki, tumit, atau betis
dari benda panas, cair, kejatuhan benda, tertusuk benda tajam dan lainnya
misalnya sepatu karet, sepatu kulit, sepatu asbes, pelindung kaki dan betis.
No. 1 Tahun 1970, pengusaha wajib menyediakan alat keselamatan secara cuma-
cuma sesuai dengan sifat bahayanya. Oleh karena itu, pemilihan alat keselamatan
2.3 Pestisida
Pestisida adalah substansi (zat) kimia yang digunakan untuk membunuh atau
bahasa inggris yaitu pest berarti hama dan cida berarti pembunuh. Yang dimaksud
hama bagi petani sangat luas yaitu : tungau, tumbuhan pengganggu, penyakit
tanaman yang disebabkan oleh fungi (jamur), bakteria dan virus, nematoda
(cacing yang merusak akar), siput, tikus, burung dan hewan lain yang dianggap
semua zat kimia atau bahan lain serta jasad renik dan virus yang dipergunakan
2) Memberantas rerumputan.
dan ternak.
1) Racun kontak cara kerjanya hama akan lansung mati bila tersentuh oleh racun
ini.
2) Racun perut cara kerjanya hama akan mati bila memakan bagian tanaman
3) Racun sistemik cara kerjanya racun ini akan terserap oleh tanaman dan bila
4) Fumigant cara kerjanya hama akan mati bila menghirup racun ini.
mengusir serangga.
1) Insektisida
Insektisida adalah bahan yang mengandung senyawa kimia beracun yang bisa
2) Fungisida
Fungisida adalah bahan yang mengandung senyawa kimia beracun dan bisa
3) Bakterisida
Disebut bakterisida karena senyawa ini mengandung bahan aktif beracun yang
dalam tanaman inang melalui luka, stomata, pori air, kelenjar madu, dan
lentisel.
4) Nematisida
Hidup pada lapisan tanah bagian atas. Adanya serangan nematoda pada akar
biasa ditandai dengan adanya gejala yang tampak akar ataupun bagian
5) Akarisida
Adalah bahan yang mengandung senyawa kimia yang beracun yang digunakan
adalah daun, batang, dan buah. Bagian tanaman yang diserang akan merubah
6) Rodentisida
perkebunan waktu yang singkat dengan tingkat kerugian yang cukup tinggi.
7) Molukisida
jenis tanaman yang diserangnya, merusak persemaian dan tanaman yang baru
tumbuh
8) Herbisida
Pestisida merupakan salah satu zat yang banyak dijumpai dan digunakan
secara luas oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari, serta mudah di dapatkan
penyakit yang menyerang kayu misalnya rayap, bubuk kayu, jamur, dan
6) Pekerjaan umum untuk mengendalikan gulma di tepi jalan, saluran air, dan
waduk.
yang tidak diinginkan. Oleh sebab itu sebelum menggunakan pestisida perlu
1) Memilih Pestisida
penggunaan pestisida. Formulasi pestisida yang bagaimana yang harus kita pilih,
apakah cairan, butiran, atau bentuk lainnya. Kalau dilihat dari bahaya pelayangan
melayang. Pestisida yang berbentuk cairan, bahaya pelayangannya lebih kecil jika
untuk menyebarkan tidak membutuhkan alat khusus, cukup dengan ember atau
alat lainnya yang bisa digunakan untuk menampung pestisida tersebut dan sarung
bermotor tipe gendong (Power Mist Blower and Duster), mesin penyemprot
tekanan tinggi (High Pressure Power Sprayer), dan jenis penyemprot lainnya.
Teknik dan cara aplikasi ini sangat penting diketahui oleh pengguna
tubunya, orang lain dan lingkungannya. Ada beberapa petunjuk dan teknik serta
(1) Gunakanlah pestisida yang telah terdaftar dan memeroleh izin dari
(2) Pilihlah pestisida yang sesuai dengan hama atau penyakit tanaman serta
jasad sasaran lainnya yang akan dikendalikan, dengan cara lebih dahulu
pestisida.
(3) Belilah pestisida dalam wadah asli yang tertutup rapat dan tidak bocor
juga tidak rusak, dengan label asli yang berisi keterangan lengkap dan
bahasa asing.
(4) Bacalah semua petunjuk yang tercantum pada label pestisida sebelum
(6) Pakailah sarung tangan dan gunakanlah wadah, alat pengaduk dan alat
(8) Periksalah alat penyemprot dan usahakanlah supaya dalam keadaan baik,
(10) Apabila ada luka pada kulit, tutuplah luka tersebut dengan baik sebelum
bekerja dengan perban. Pestisida lebih mudah terserap melalui kulit yang
terluka.
hidung dan mulut, sarung tangan, sepatu boot, dan jaket atau baju
berlengan panjang.
(13) Waktu yang baik untuk penyemprotan adalah pada waktu terjadi aliran
udara naik (thermik) yaitu antara pukul 08.00-11.00 WIB atau sore hari
keracunan.
penyemprotan.
bekas cucian sebaiknya dibuang ke lokasi yang jauh dari sumber air dan
sungai.
Tempat menyimpan pestisida biasa berupa lemari atau peti khusus atau
biasa juga ruangan khusus yang tidak mudah dijangkau anak-anak atau hewan
piaraan. Bila perlu tempat penyimpanan ini dikunci kemudian letakkan tempat
penyimpanan ini jauh dari tempat bahan makanan, minuman, dan sumber api.
pestisida mempunyai ventilasi yang cukup, tidak terkena matahari langsung, dan
Pestisida harus tetap tersimpan dalam wadah atau bungkus aslinya. Bila
terkena uap air atau zat asam, pestisida bisa rusak dan tidak efektif lagi.
Pindahkan isi bila wadah bocor ke tempat yang merek dagangnya sama dengan
petunjuk yang masih jelas. Bila tidak ada, pindahkan ke tempat lain yang tertutup
kegunaannya, dan cara penggunaanya. Wadah pestisida yang sudah tidak berguna
tidak dimanfaatkan untuk keperluan lain atau dengan cara mengubur wadah
Pestisida meracuni manusia tidak hanya pada saat pestisida itu digunakan,
Kecelakaan akibat pestisida pada manusia sering terjadi, terutama dialami oleh
muntah, mulas, mata berair, kulit terasa gatal-gatal dan menjadi luka, kejang-
kejang, pingsan, dan tidak sedikit kasus berakhir dengan kematian. Kejadian
manusia adalah paraestesia, tremor, sakit kepala, keletihan dan muntah. Efek
keracunan kronis pada manusia adalah kerusakan sel-sel hati, ginjal, sistem saraf,
mungkin timbul sendiri atau bersama-sama, diantara gejala umum yang sering kita
alami jika mengalami keracunan pestisida yaitu kelemahan atau kelelahan yang
Sementara untuk gejala keracunan pestisida pada mata ditandai dengan Iritasi,
terbakar, air mata berlebihan, kaburnya penglihatan, biji mata mengecil atau
membesar.
akan ditandai dengan mulut dan kerongkongan yang terbakar, air ludah yang
berlebihan, mual, muntah, perut kejang atau sakit, dan mencret. Keracunan
pestisida dapat juga menimbulkan gangguan pada sistem syaraf yang ditandai
dengan gejala kesulitan bernapas, napas berbunyi, batuk, dada sakit, atau kaku.
tubuh, baik melalui kulit, mulut, dan saluran pencernaan maupun saluran
pernapasan, pestisida organofosfat akan berikatan dengan enzim dalam darah yang
sehingga syaraf dalam tubuh terus menerus mengirimkan perintah kepada otot-
lain dari keracunan pestisida organofosfat adalah pupil atau celah iris mata
menyempit sehingga penglihatan menjadi kabur, mata berair, mulut berbusa, atau
mengeluarkan banyak air liur, sakit kepala, rasa pusing, berkeringat banyak, detak
jantung yang cepat, mual, muntah-muntah, kejang pada perut, mencret sukar
bernapas, otot-otot tidak dapat digerakkan atau lumpuh dan pingsan (Anonim,
2014)
METODE PENELITIAN
2017.
pestisida yang masih belum menggunakan pelindung diri atau APD yang baik dan
Waktu penelitian dilakukan sejak bulan April 2017 hingga Juli 2017 yang
27
Universitas Sumatera Utara
28
berikut:
n 2
,9 . 2 .0, .0,
2
0, 2
.( 2 ) ,9 .0, .0,
20
n
2,2
n ,
Keterangan :
N : Jumlah populasi
sampel dalam penelitian ini dilakukan secara Simple random Sampling, yaitu
1) Data Primer
2) Data Sekunder
Kabupaten Karo.
a. Defenisi APD : adalah suatu uraian yang sistematis atau suatu konsep
b. Jenis dan fungsi APD adalah jenis APD yang digunakan sesuai dengan
dan sepatu.
3) Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) adalah alat perlindungan diri yang
menghindari dari paparan bahan kimia yang berasal dari pestisida yang
analisa univariat dan diuraikan secara deskriptif. Penyajian data diuraikan dalam
3. Processing, setelah semua isian kuesioner terisi penuh dan benar, dan juga
cara meng-entry data dari kuesioner dan hasil observasi ke paket program
komputer
data yang sudah di-entry apakah ada kesalahan atau tidak. Kesalahan
HASIL PENELITIAN
Utara, Indonesia. Kabanjahe yang juga merupakan Ibukota Kabupaten Karo ini
secara geografis berada di Barat Laut ProvinsiSumatera Utara dengan luas daerah
2
sekitar 2.127,25 km dan berpenduduk sebanyak kurang lebih 500.000 jiwa. Kota
Kabanjahe hanya berjarak 76 km dari pusat kota Medan dan 10 km dari kota
Berastagi yang berhawa sejuk dengan panorama dua gunung api yang masih aktif,
Salah satu desa yang berada di wilayah kecamatan Kabanjahe ini adalah
desa Sumber Mufakat. Desa Sumber Mufakat berada di jalan lintas Medan-
Kabanjahe dan tidak terlalu jauh dari kota Berastagi. Desa Sumber Mufakat
2
sebagai salah satu desa di kecamatan Kabanjahe memiliki luas wilayah 5,50 km
dengan rasio terhadap total luas kecamatan sebesar 12,32%. Masyarakat desa
Sumber Mufakat mayoritas bekerja sebagai pedagang dan petani, namun ada juga
produksi pertanian yang dihasilkan di desa Sumber Mufakat beragam dimulai dari
33
Universitas Sumatera Utara
34
tanaman bunga, cabai, labu jipang, tomat, kol, terong dan sebagainya. Lahan
pertanian tidak terlalu luas dan hampir semua penduduk mengelola lahan
karakteristik berdasarkan umur, jenis kelamin, masa kerja, dan pendidikan petani
paling melekat dan memiliki hubungan erat dengan suatu kejadian termasuk salah
didominasi oleh umur lanjut usia. Rata-rata petani penyemprot pestisida berada
pada rentang umur yang tidak produktif yaitu >45 tahun yaitu sebanyak 35 orang
(54,5 %). Bahkan petani yang termasuk dalam umur lanjut usia terdapat sebanyak
5 orang (9,09%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.2.1.
1. 20-29 8 14,55
2. 30-39 12 21,82
3. 40-49 17 30,91
4. 50-59 13 23,64
5. 60-69 5 9,09
Total 55 100
3. SLTP 25 45,5
4. SLTA 11 20,0
Total 55 100
Kelamin
Total 55 100
pestisida.
10 tahun dan bahkan terdapat petani yang telah menyemprot pestisida hingga 55
tahun bahkan 60 tahun untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Total 55 100
Penggunaan Pestisida
salah satu faktor yang digali dalam penelitian ini. Petani yang sudah lama bergelut
dengan pestisida rata-rata mengetahui apa fungsi dan ciri alat pelindung diri yang
benar dan tepat bahkan risiko tidak menggunakan pestisida juga diketahui petani.
Pada dasarnya petani mengetahui bahwa penggunaaan alat pelindung diri berguna
kerja dan gangguan kesehatan. Petani juga mengetahui bahaya pestisida yang
pestisida.
Berdasarkan Pengetahuan
bahwa pestisida merupakan zat kimia yang digunakan untuk membunuh atau
yang digunakan dapat masuk ke dalam tubuh kita melalui mulut, kulit, dan saluran
pernafasan.
(9,1%) yang tidak mengetahui bahwa bekerja sebagai petani penyemprot pestisida
sehingga pada saat penyemprotan harus memakai alat pelindung diri yang
lengkap.
Dari penelitian juga yaitu sebanyak 27 orang (49,1%) petani merasa bahwa
terkadang bila memakai kaca mata sering berembun bahkan menggunakan APD-
hasil penelitian bahwa APD harus memenuhi syarat, enak (nyaman) dipakai, tidak
Pestisida
pestisida yang merupakan bahan kimia beracun yang dapat berdampak pada
pelindung kaki.
menggunakan sebagian pelindung diri terutama kain penutup kepala ataupun topi
dan sepatu. Dalam hal ini terdapat 44 orang yang menggunakan pelindung diri
namun tidak lengkap yaitu sebanyak 22 orang (40%). Berdasarkan hasil observasi
dan penelitian terdapat juga petani penyemprot pestisida yang tidak menggunakan
Total 55 100
PEMBAHASAN
merupakan pilihan terakhir atau last resort dalam pencegahan kecelakaan. Hal ini
disebabkan karena alat pelindung diri bukan untuk mencegah kecelakaan (reduce
keselamatan bukan berarti bebas dari bahaya tertimpa benda. Namun jika ada
benda jatuh, kepalanya akan terlindung sehingga keparahan dapat dikurangi. Akan
tetapi, jika benda yang jatuh sangat berat atau dari tempat yang tinggi, topi
tersebut mungkin akan pecah karena tidak mampu menahan beban. Alat
keselamatan ada berbagai jenis dan fungsi yang dapat dikategorikan sebagai
berikut.
1) Alat pelindung kepala, untuk melindungi bagian kepala dari benda yang jatuh
atau benturan misalnya topi keselamatan baik dari plastik, aluminium, atau
fiber.
2) Alat pelindung muka, untuk melindungi percikan benda cair, benda padat atau
radiasi sinar dan panas misalnya pelindung muka (face shield) dan topeng las.
3) Alat pelindung mata, untuk melindungi dari percikan benda, bahan cair, dan
43
Universitas Sumatera Utara
44
4) Alat pelindung pernafasan, untuk melindungi dari bahan kimia, debu uap dan
asap yang berbahaya dan beracun. Alat pelindung pernafasan sangat beragam
seperti masker debu, masker kimia, respirator dan breathing apparatus (BA).
yang bising misalnya sumbat telinga (ear plug) dan katup telinga (ear muff).
6) Alat pelindung badan, untuk melindungi bagian tubuh khususnya dada dari
percikan benda cair, padat, radiasi sinar dan panas misalnya appron dari kulit,
7) Alat pelindung tangan, untuk melindungi bagian jari dan lengan dari bahan
kimia, panas, atau benda tajam misalnya sarung tangan kulit, PVC, asbes, dan
metal.
9) Alat pencegah tenggelam melindungi jika jatuh kedalam air misalnya baju
10) Alat pelindung kaki, untuk melindungi bagian telapak kaki, tumit, atau betis
dari benda panas, cair, kejatuhan benda, tertusuk benda tajam dan lainnya
misalnya sepatu karet, sepatu kulit, sepatu asbes, pelindung kaki dan betis.
kerja. Pada pengguna pestisida yang memiliki potensi bahaya kimia akibat
Diri selama melakukan penyemprotan pestisida. Hal ini dapat bermanfaat untuk
mengurangi kontak langsung dengan bahan kimia yaitu pestisida yang digunakan.
Mufakat mengetahui bahwa APD adalah alat yang dipakai untuk melindungi
pekerja dari bahaya dan penyakit akibat kerja yaitu dengan menjawab benar
bila tidak menggunakan APD maka pestsida sering terkena ke tubuh misalnya
tangan, mata dan kaki. Namun petani merasa bahwa hal tersebut tidak berbahaya
karena tidak ada keluhan selain panas, kulit memerah dan mata perih. Keluhan
desa Sumber Mufakat mengetahui bahwa ciri-ciri APD yang baik adalah dapat
melindungi pekerja, nyaman, tidak mengganggu kerja dan tidak digunakan secara
bergantian. Namun hal ini berbanding jauh dengan syarat yang harus dipenuhi
APD yaitu hanya 27 orang (49,1%) yang menyatakan bahwa APD yang dimiliki
dan digunakan nyaman dipakai. Sebagian besar petani merasa kurang nyaman
panas dan tidak nyaman. Terkadang merasa berat, panas dan bila tidak memiliki
pada dasarnya petani mengetahui akibat yang akan dialami bila tidak
menggunakan APD namun petani juga merasa tidak nyaman bila menggunakan
APD selama bekerja. Hal ini sesuai menurut Santoso (2004) dimana yang menjadi
masalah dalam pemakaian alat pelindung diri (APD), yaitu: pekerja tidak mau
memakai dengan alasan tidak sadar/tidak mengerti, panas, sesak, tidak enak
dipakai, tidak enak dipandang, berat, mengganggu pekerjaan, tidak sesuai dengan
bahaya yang ada, tidak ada sanksi, atasan juga tidak memakai.
menggunakan APD selama bekerja. Hal ini sesuai dengan penelitian Marsaulina
(2005) yang menyatakan bahwa petani yang berpendidikan tinggi maupun rendah
menggunakan pestisida tidak sesuai dengan dosis dan kegunaannya. Kebiasaan ini
terus berlangsung karena tidak mau dikatakan berbeda dengan orang lain. Sesuai
dengan penelitian Handojo (2000) yang dikutip oleh Marsaulina bahwa tidak ada
sesuai dengan jenis dan fungsinya maka keterpaparan pestisida juga akan terjadi
dengan sendirinya. Dalam hal ini pemilihan jenis APD yang merupakan faktor
aman, nyaman dan terbuat dari bahan yang mampu menghindari kontak langsung
dengan pestisida seperti plastik tebal ataupun karet. Namun juga diharapkan APD
APD yang digunakan juga haruslah sesuai dengan ukuran tubuh pengguna
bahwa pada saat penyemprotan harus memakai alat pelindung diri yang lengkap.
Di samping itu, 51 orang (92,7%) petani mengetahui bahwa pemilihan jenis APD
yang tepat dalam melakukan penyemprotan pestisida adalah harus dalam keadaan
baik (tidak rusak) dan sesuai dengan APD yang digunakan. Sebanyak 54 orang
(98,2%) petani juga mengetahui bahwa masker adalah APD yang digunakan untuk
APD dan jenis APD yang digunakan. Namun menurut hasil pengamatan peneliti,
jenis APD yang dianggap pelindung bagi petani adalah masker. Sedangkan untuk
APD seperti topi, pakaian lengan panjang, sepatu dan sarung tangan tidak begitu
dan penutup sarung di kepala sudah cukup untuk menghindari kontak dengan
pestisida. Hal ini didukung dengan hasil penelitian dimana 52 orang (94,5%)
petani menyatakan bahwa APD dipakai saat bekerja agar kulit tidak kontak
dengan pestisida.
benar bahwa cara masuk pestisida ke dalam tubuh kita melalui mulut, kulit, dan
saluran pernafasan yaitu sebanyak 55 orang (100%). Hal ini menunjukkan bahwa
petani memahami benar bahwa pestisida tersebut dapat masuk ke dalam tubuh bila
tertelan, terpercik dan terhirup. Petani mengakui hal tersebut diketahui karena
dan selalu mencuci tangan atau mandi bila telah menggunakan pestisida atau
keracunan pestisida adalah mual, muntah, kulit terasa gatal-gatal. Namun menurut
awal-awal menggunakan pestisida. Petani pernah merasa mual dan pusing setelah
menggunakan pestisida namun diabaikan begitu saja karena setelah istirahat rasa
tersebut hilang dengan sendirinya. Karena menurut petani keluhan tersebut tidak
ada lagi maka hanya sebanyak 5 orang (9,1%) petani di desa Sumber Mufakat
tidak berisiko.
kesehatan dan keselamatan kerja serta peralatan kerja yang kurang memadai.
6.1. Kesimpulan
2. Petani desa Sumber Mufakat mengetahui jenis dan ciri APD yang sesuai
6.2. Saran
1. Petani diharapkan dapat menggunakan APD sesuai dengan jenis dan fungsinya
50
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
Aditya Reino Susanto dan Denny Ardyanto, 2015. Hubungan Faktor Predisposing,
Reinforcing, dan Enabling pada pekerja Sandblasting di PT. X, The Indonesian
Journal of Occupational Safety and Health, Vol 4. No.1, Jan-Jun 2015 pp: 11-21
Dinas Kesehatan Kabupaten Karo. Laporan Tahunan Subdin P2P & PL Tahun
2004, Subdin P2P & PL Dinas Kesehatan Kabupaten Karo ; 2005.
51
Universitas Sumatera Utara
52
Suma’mur PK. Higene perusahaan dan kesehatan kerja. Jakarta: CV Sagung Seto;
2009.