2017
Sihite, Sanjaya
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/2774
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
EVALUASI PROGRAM PENDAMPINGAN USU-BNN TERHADAP PENCEGAHAN
PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI KAMPUNG KUBUR
KELURAHAN PETISAH TENGAH MEDAN PETISAH
SKRIPSI
Oleh :
SANJAYA SIHITE
130902062
ABSTRAK
ABSTRACT
This study discusses the evaluation of USU-BNN mentoring program against drug
abuse in Kampung Kubur Petisah Tengah Medan Petisah. Drugs are a very complex problem in
the world so it takes the participation of all parties both to play an active role in fighting this
drug, be it efforts to prevent, eradicate and also recovery efforts for victims of drug abuse so the
government should be ready in that case. This research is categorized as descriptive research
with quantitative approach using random sampling technique, because the society is
homogeneous with population as many as 200 families and the number of respondents is 67
people, to obtain the data of the researcher using questionnaire instrument. In analyzing the data
of researchers using quantitative analysis methods with data analysis techniques descriptively
the results obtained from the field show that people are less fully enjoy this program because it is
not going well.
ii
Penulis mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
mmberikan berkah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Selama melakukan penelitian dan penulisan skripsi ini, Penulis memperoleh bantuan
morol dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaiakan ucapan
terima kasih yang tulus kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Runtung Sitepu, SH, S.Hum, selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Dr. Muryanto Amin, S.Sos, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara
3. Bapak Agus Suryadi, S,Sos, M.Si, selaku Ketua Departemen Kesejahteraan Sosial Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara
4. Ibu Hairani Siregar, S.Sos,MSP, selaku dosen pembimbing yang telah membimbing dan
mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Kepada kedua orang tua saya tercinta, P.Sihite dan N.Simamora yang selalu mendukung saya
dan yang selalu memberikan dukungan sebanyak-banyaknya kepada saya dalam perkuliahan
saya selama ini terima kasih saya ucapkan yang tak terhingga kepada kedua orang tua saya.
6. Kepada keluarga saya terutama kepada saudara-saudara saya mulai dari kakak saya dan abang
ipar saya yang selalu member saya dukungan dan motivasi sampai sejauh ini. (kak Elly dan
abang saya Simson, kak Lasti dan abang Purba, kak Carolina dan abang Sihombing, kak Espi
dan abang Purba, kak Jojor, kak Ester dan kepada adek saya Boy saya ucapkan terima kasih
kepada kalian semua yang telah mendukung saya selama ini.
7. Kepada teman saya Helena Nababan yang sangat membantu saya dalam menyelesaikan
skripsi ini terima kasih ya Hel atas bantuan nya selama ini sukses buat kita.
8. Kepada teman-teman seperdopingan saya Lilis, Hedynar, Kisti, Rosy terima kasih atas
motivasi dan dukungannya ya we teman seperdopingan.
9. Kepada teman-teman seperjuangan saya Mona, Nova, May, Doly, Monides, Tata, Nurlela,
Oktri terima kasih atas dukungan nya selama ini
iii
11 Kepada seluruh kessos stambuk 2013 terima kasih atas kerjasamanya selama perkuliahan,
hidup mahasiswa.
Penulis menyadari skripsi ini masih banyak memiliki kekurangan dan jauh dari
sempurna. Namun harapan penulis semoga skripsi ini bermanfaat kepada seluruh pembaca.
Semoga kiranya Tuhan Yang Maha Esa memberkati kita semua.Amin
Penulis
Sanjaya sihite
iv
BAB I ....................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
BAB II ..................................................................................................................... 7
2.1 Evaluasi................................................................................................................... 7
BAB IV .................................................................................................................. 38
4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian kecamatan Medan Petisah dan Kelurahan Petisah Tengah 38
vi
4.1.7 Program dan Kegiatan Kecamatan Medan Petisah Bidang Pemerintahan, Pembangunan,
Keagamaan, Ketertiban dan Sosial kemasyarakatan Serta Pemberdayaan dan Ekonomi Kreatif
....................................................................................................................... 46
BAB V ................................................................................................................... 63
5.3 Evaluasi program pendampingan USU-BNN terhadap penyalahgunaan narkoba di kampung Kubur
Kelurahan Petisah Tengah Medan Petisah ................................................. 67
BAB VI .................................................................................................................. 78
vii
6.2 Saran 79
DAFTAR TABEL
viii
Tabel 5.9 Distribusi responden tentang berapa kali dilakukannya sosialisasi program
pendampingan USU-BNN ..................................................................... 73
Tabel 5.10 Distribusi responden bagaimana proses sosialisasi program pemdampingan USU-
BNN tersebut........................................................................................... 73
Tabel 5.12 Distribusi responden tanggapan masyarakat tentang adanya keberadaan program
pendampingan USU-BNN ..................................................................... 75
Tabel 5.16 Distribusi responden tentang menyadari pentingnya program pendampingan USU-
BNN diaksanakan ................................................................................... 77
Tabel 5.18 Distribusi responden mengenai tingkat kepuasan terhadap program pendampingan
USU-BNN ............................................................................................... 79
ix
Tabel 5.20 Distribusi responden tentang adanya dampak positif yang dirasakan setelah adanya
program pendampingan USU-BNN ..................................................... 80
Tabel 5.23 Distrubusi responden tentang perlunya penambahan program yang lain selain
program pendampingan USU-BNN ..................................................... 82
DAFTAR GAMBAR
xi
PENDAHULUAN
mantap dan masih mencari-cari bentuk identitas diri atau jati diri menyebabkan mereka mudah
goyah dan mudah di bawa arus lingkungannya. Pemakaian oleh para remaja di awali dengan
ditawari dengan gratis, bujukan dan tekanan seseorang atau teman sebaya, didorong rasa ingin
tahu atau ingin mencoba. Dengan mencoba pertama kali maka akan timbul keinginan untuk
United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC/Badan PBB untuk kejahatan narkoba)
secara resmi menyatakan bahwa Indonesia sudah menjadi jalur utama perdagangan narkoba
Internasional. Bahkan Indonesia telah lama menjadi pasar sangat potensial perdagangan narkoba.
Tidak hannya itu Indonesia juga sudah menjadi Negara produsen narkoba. Survei nasional yang
dilakukan oleh Badan Narkotika Nasional terhadap 13,710 orang penyalahguna narkoba,belum
lama ini ditemukan fakta semakin dininya usia penyalahguna narkoba (Afianti,2008:5).
Pertumbuhan penyalahguna Narkoba di Indonesia hingga tahun 2016 yang cukup tinggi
membuat pemerintah maupun masyarakat kuatir akan masa depan bangsa karena mayoritas
penyalahguna Narkoba merupakan anak-anak muda yang dalam masa produktif. Masa depan
bangsa Indonesia kini dipertaruhkan akibat bahaya Narkoba yang mengancam. Hal inilah yang
Terapi PenggunaNarkotika, Jakata: Direktorat Bina Kesehatan jiwa Kementrian Kesehatan RI).
Tahun 2013 lalu saja mencapai 740 ribu pengguna, namun hingga 2014 kemarin ini sudah turun
jadi 400 ribu.Sementara itu, untuk mengurangi jumlah pengguna, BNN saat ini juga terus
melakukan berbagai kampanye stop penggunaan narkoba. Selain itu, kerjasama dengan berbagai
instansi juga digalakkan ntuk melakukan tes urin. (Pojokpitu diakses pukul 17.00 WIB)
Daerah yang jumlah penyalahguna narkoba juga sangat meningkat tajam seperti halnya di
Jambi, Gubernur Jambi Zumi Zola Zulkifli mengatakan ada kurang lebih ada 47 ribu pengguna
narkoba di Provinsi Jambi. Angka tersebut tersebar hampir merata di 11 kabupaten dan
kota.Yang lebih memprihatinkan lagi sebagian besar mereka berusia produktif dan anak-anak.
Untuk itu Pemprov siap melaksanakan upaya penanganan korban. (Liputanrakyat.di akses pukul
21.00 WIB).
Berdasarkan data yang dikeluarkan BNN, saat ini ada 40 unit lembaga rehabilitasi yang
ditempati 16.000 orang pengguna narkoba yang menjalani rehabilitasi ditambah dua unit
lembaga milik BNN yang menyediakan anggaran Rp 1 Triliun pada 2013 untuk penanganan
narkoba. Bidang rehabilitasi Badan Narkotika Nasional (BNN) mengatakan, jumlah pengguna
narkoba yang mendapatkan pelayanan terapi dan rehabilitasi di seluruh Indonesia tahun 2012
sebanyak 14.510 orang, terbanyak pada umur 26-40 tahun, yaitu sebanyak 9.972 orang. (BNNP
Sumut,2013).
Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2013 mencatat jumlah tersangka yang di amankan polisi
sebannyak 4.209 orang dengan barang bukti jenis sabu-sabu sebanyak 108,85 kg. Dari jumlah itu
diketahui pengguna narkoba jenis sabu lebih mendominasi yakni 3.019 orang, kemudian pada
tahun 2014 jumlah pengguna narkoba yang di amankan sebanyak 4.828 orang dengan barang
bukti yang di amankan sebanyak 93,21 kg sabu-sabu,2.138,51 kg ganja,110.022 butir ekstasi dan
6.743 pil happy five. Dari semua data itu klasifikasinya adalah pengguna,bandar,dann pengedar
narkoba, Kabid Humas Polda Sumut Kombes.Pol. Helfi Assegaf mengatakan, grafik tinggkat
pengunaan sejak tiga tahun terahir terjadi peningkatan penguna narkoba sebanyak 20% setiap
mengantisipasi hal tersebut pemerintah maupun swasta melakukan upaya untuk menanggulangi
masalah tersebut dan termasuk USU membuat program untuk mengurangi penyalahgunaan
narkoba dan hal itu menjadi salah satu bentuk pengabdian Universitas Sumatera Utara kepada
masyarakat. Lembaga pengabdian kepada masyarakat Universitas Sumatera Utara (LPPM USU)
dibentuk supaya pelaksanaan Tri Dharma Perguran Tinggi khususnya pengabdian kepada
luas.LPPM USU mulai berfungsi sejak tanggal 16 Desember 1980 berdasarkan SK Menteri
LPPM aktif melakukan kegiatan setiap tahunya berupa pemberdayaan masyarakat melalui
kegiatan yang didanai oleh kementerian pendidikan nasional.Kegiatan tersebut dilaksanakan oleh
LPPM atas kerjasama dengan para staf pengajar dilingkungan USU yang sesuai dengan bidang
yang melaksanakan sebagai tugas pokok dan fungsi USU dalam bidang pengabdian kepada
masyarakat.
melalui program pembinaan,untuk meningkatkan hal tersebut LPPM dalam membuat penelitian
pengabdian juga melibatkan mahasiswa secara aktif dalam kegitan pada masyarakat melalui
kuliah kerja nyata (KKN) inovatif yang merupakan salah satu persyaratan akademik karena pada
(LPM USU) yang diketuai oleh Prof Tulus Vor Dipi Math, M.Si “Sejahtera Tanpa
Kubur.Kegiatan tersebut dilaksanakan guna membangun minat para warga Kampung Kubur agar
urin, pemeriksaan fungsi ginjal dan hati serta pemeriksaan kesehatan reproduksi pap’s smear
dengan dokter ahli penyakit dalam dr.Aron Pase SpPD dan dr Muara P Lubis SpOG K. Hal ini
dapat dilihat dari partisipasi mereka yang hadir kurang lebih 300 peserta. Diharapkan program
ini dapat membangun masyarakat Kampung Kubur sejahtera tanpa penyalahgunaan narkoba, ujar
didampingi Wakil Ketua Khairani Siregar S.Sos yang dipercaya melaksanakan kegiatan di Kam-
Petisah Tengah Medan Petisah guna mengurangi tingkat penyalahgunaan narkoba dan
Kubur, Medan Petisah, Sumatera Utara. Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kota Medan, M
Sofyan, mengatakan di rapat bersama Pemkot Medan, Dandim 02/01 BS dan Polresta Medan,
disepakati beberapa SKPD Pemkot Medan mendukung pembebasan Kampung Kubur dari
peredaran narkoba.Ada beberapa SKPD termasuk Satpol PP, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial serta
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, peneliti tertarik melakukan penelitian lebih
terhadap penyalahgunaan narkoba di kampung kubur kelurahan petisah tengah medan petisah.
Petisah? ”.
Petisah .
b) Peningkatan program LPM USU di kampung kubur kelurahan petisah tengah medan petisah.
Penulisan ini disajikan dalam enam bab dengan sisitematika sebaga berikut ini:
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisikan uraian dan konsep yang berkaitan dengan masalah dan
operasional.
Bab ini berisikan tentang gambaran umum lokasi penelitian serta data-
Bab ini berisikan tentang uraian data yang diperoleh dari hasil penelitian
dan analisnya.
dan analisisnya.
BAB VI : PENUTUP
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Evaluasi
sedangkan menilai lebih bersiat kualitatif.Namun secara umum orang hannya mengidentifikasi
pengukuran.Pengukuran dapat dilakukan dengan cara membandingkan hasil tes terhadap standar
Tujuan evaluasi yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.Tujuan umum diarahkan kepada
program secara keseluruhan sedangkan tujuan khusus lebih difokuskan pada masing-masing
program tersebut telah berhasil mencapai maksud pelaksanaan program yang telah di tetapkan
sebelumnya (Arikunto,2004:13).
Untuk kepentingan praktis, ruang lingkup evaluasi secara sederhana dapat dibedakan atas
berbagai sumber daya, baik sumber dana, tenaga dan sumber sarana.
2. Penilaian terhadap proses (process) yaitu penilaian yang lebih dititikberatkan pada
pelaksananan program, apakah sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan atau tidak.
Proses yang dimaksud disini mencakup semua tahap administrasi, mulai dari
3. Penilaian terhadap keluaran (output) yaitu penilaian terhadap hasil yang dapat dicapai
4. Penilaian terhadap dampak (impact) yaitu penilaian yang mencakup pengaruh yang
1. Fungsi formatf, evalusi dipakai untuk perbaikan dan pengembangan kegiatan yang
lanjutan.
Wujud dari evaluasi adalah sebuah rekomendasi dari evaluator untuk pengambilan
keputusan (decision maker). Menurut Arikunto dan Safruddin (Arikunto,2009:22). ada empat
kemungkinan kebijakan yang dapat dilakukan berdasarkan hasil dalam pelaksanaan sebuah
2. Merevisi program, karena ada bagian-bagian yang kurang sesuai dengan harapan
sudah berjalan sesuai dengan harapn dan memberikan hasil yang bermanfaat
mengulangi lagi program di lain waktu), karena program tersebut berhasil dengan baik
maka sangant baik jika dilaksanakan kagi ditempat dan waktu yang lain.
jika tidak dikatakan benar untuk semua kasus, adapun prinsip-prinsip yang dimaksud adalah
sebagai berikut:
1. Evaluasi harus masih dalam kisi-kisi kerja tujuan yang telah ditentukan.
kontiniu.
adalah rencana atau rancangan kegiatan yang akan dilakukan.Sedangkan pengertian secara
khusus adalah rangkaian kegiatan yang dilaksanakan secara berkesinambungan dengan waktu
dan pelaksanaan biasanya membutuhkan waktu yang relatif lama.Program merupakan unsur
Unsur kedua yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan program adalah kelompok yang
menguji sasaran program sehingga kelompok tersebut merasa ikut dilibatkan dalam membawa
hasil program yang dilibatkan dan adanya perubahan dan peningkatandalam kehidupannya.Bila
tidak memberi manfaat pada kelompok orang maka boleh dikatatan program tersebut telah gagal
dilaksanakan (Arikunto,2010:3-4).
data yang tepat agar dapat dilanjutkan dengan pemberian dan pembinaan yang tepat pula. Jika
ditinjau dari aspek pelaksanaanya secara umum evaluasi terhadap program dapat
1. Penilaian atas perencanaan artinya mencoba memilih dan menetapkan prioritas terhadap
berbagai alternatif dan kemungkinan atas cara mencapai tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya.
10
Evaluasi program merupakan penilaian yang sistematis dan subjektif mungkin terhadap
suatu objek, program atau kebijakan yang sedang berjalan atau sudah selesai,baik dalam
desain,pelaksanaan dan hasilnya, dimana tujuan dari evaluasi program adalah untuk menentukan
evaluasi harus memberikan informasi yang dapat dipercaya dan berguna agar donor serta pihak
Menurut Cronbach dan Stufflebeam dalam Suharsimi Arikunto dan Cepi. “Evaluasi
keputusan”. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa “evaluasi program merupakan proses
pengumpulan data atau informasi yamg ilmiah yang hasilnya dapat digunakan sebagai bahan
(Saffruddin.2009:5).
(LPM USU)-BNN yang diketuai oleh Prof Tulus Vor Dipi Math, M.Si dengan slogan “Sejahtera
Kubur.Kegiatan tersebut dilaksanakan guna membangun minat para warga Kampung Kubur agar
Serangkaian kegiatan yang dilaksanakan, Minggu (11/12) pagi, seperti senam sehat ber-
sama seluruh warga lingkungan Kampung Kubur. Dilanjutkan dengan pemberian sumbangan
berupa mesin las, gitar, berbagai alat permainan anak yang dapat dimanfaatkan para warga dalam
11
dilaksanakan pemeriksaan kesehatan gratis dibantu para dokter dari Prodi Kedokteran Jiwa FK
USU dan mahasiswa profesi pendidikan dokter diketuai Dr.dr.Elmeida Effendy, MKed KJ,SpKJ
(K), dr Vita Camellia, M Ked KJ, SpKJ dan pihak Laboratorium Thamrin.
urin, pemeriksaan fungsi ginjal dan hati serta pemeriksaan kesehatan reproduksi pap’s smear
dengan dokter ahli penyakit dalam dr.Aron Pase SpPD dan dr Muara P Lubis SpOG K. Hal ini
dapat dilihat dari partisipasi mereka yang hadir kurang lebih 300 peserta. Diharapkan program
ini dapat membangun masyarakat Kampung Kubur sejahtera tanpa penyalahgunaan narkoba, ujar
didampingi Wakil Ketua Khairani Siregar S.Sos yang dipercaya melaksanakan kegiatan di Kam-
pung Kubur setelah terjadi perubahan setelah BNN melakukan pembersihan dari Nar-
Panitia Pelaksana Kegiatan di Kampung Kubur, program ini sudah diawali dengan seminar dan
Grand Impression Medan dengan pembicara dr.Mustafa M Amin,M.Ked KJ, SpKJ (K) Ketua
PDSKJI Cabang Sumatera Utara dan AKBP Magdalena Kabid Rehabilitasi BNNP Sumut
dengan tujuan menambah pengetahuan seluruh tim USU dalam program pendampingan USU.
Tim pelaksana ini terdiri dari psikiater dari prodi kedokteran jiwa, psikolog dan tim
pemberdayaan dari Departemen Kesejahteraan Sosial dan Teknik mesin yang semuanya dosen
12
(11/12) mulai pukul 7.00 WIB itu dihadiri pihak-pihak yang sangat berperan penting dalam men-
dukung kesuksesan program ini, yaitu dari BNN diwakili drSuku Ginting, Polsek Medan baru,
Kodim Medan, serta camat dan lurah Medan-Petisah.(harian.analisadaiy. diakses pukul 13:00
WIB)
menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu serta memiliki derajat kesehatan yang setingi-
tingginya (Lamsudin,2001). Salah satu masalah penting yang dihadapi untuk mewujudkan visi
tersebut adalah penyalahgunaan narkotika,psikotropika dan zat adiktif lainnya. NAPZA atau
yang lebih populer dengan sebutan narkoba,terutama dikalangan generasi muda.Dari tujuh
keselamatan dijalan,kesehatan seksualitas, aktivitas fisik,gizi dan berat badan, dan bunuh diri
merupakan tantangan paling besar dalam masalah kesehatan dan sosial (Brounstein dan Zweig,
2002).
Secara nasional rata-rata penyalahguna narkoba di tiap-tiap ibu kota provinsi mencapai
3,9%. Tetapi terdapat 10 ibu kota provinsi yang berada di atas rata-rata nasional, Medan (
6,4%), Surabaya(6,3%), Maluku Utara (5,9%), Padang (5,5%), Bandung (5,1%), Kendari (5%),
Banjarmasin (4,3%), Palu (8,4%), Pontianak (4,1%), dan Yogyakarta (4,1%) (Sianipar, 2004).
13
diantara dua benua,yaitu benua Asia dan benua Australia serta diapit oleh dua samudera yaitu
samudera Pasifik dan samudera Hindia yang keduanya memiliki posisi silang yang sangat
strategis. Dengan demikian dapat dikatan bahwa Indonesia mempunyai kedudukan penting di
tengah-tengah lalu lintas dunia internasional. Namun demikian permasalahan letak dan
kedudukan ini, selain memberi dampak positif pada kenyataannya dapat pula memberi dampak
negatif. Peredaran gelap narkotika dan obat-obatan terlarang lainya adalah salah satu dampak
negatif dari keberadaan Indonesia pada posisi geografisnya . Kontrol atas masuknya berbagai
jenis Napza ke Indonesia menjadi lebih sulit. Pengaruh sosial budaya juga sulit dibendung
mengingat tamu asing dapat masuk dari berbagai belahan nusantara ini. (Badan Narkotika
Nasional 2015)
salah penyalahgunaan NAPZA tidak pernah mereda,sekalipun jenis zat yang digunakan
menunjukkan perbedaan dari waktu ke waktu. Secara resmi pemerintah awalnya mencatat
masalah penggunaan NAPZA dari laporan yang diberikan oleh Kementerian Kesehatan,
khususnya rumah sakit ketergantungan obat (RSKO) dan berbagai panti rehabilitasi sosial yang
berada dalam tanggung jawab kementerian sosial. Indonesia sendiri adalah produsen ganja sejak
awal abad 20 dan ganja yang berasal dari Aceh adalah salah satu dari yang berkualitas baik di
dunia. Sementara konsumsi Metamfetamin sejak tahun 2000 tampaknya dipenuhi oleh produksi
Nasional 2015)
14
kesehatan Universitas Indonesia pada tahun 2011 menunjukkan bahwa estimasi penyalahguna
NAPZA adalah sebesar 3,7 juta hingga 4,7 juta orang, atau sekitar 2,2% dari total seluruh
penduduk Indonesia berusia 10-59 tahun di tahun 2011. Dari sejumlah penyalahguna tersebut
terdistribusi atas 27% coba pakai, 45% teratur pakai,27% pecandu bukan suntik, dan 2% pecandu
suntik. Penelitian juga menunjukkan bahwa jenis zat utama yang disalahgunakan diseluruh
Penyalahgunaan narkoba kebanyakan berada pada kelompok usia 20-29 tahun. Penyalahgunaan
narkoba pada kelompok kerja (70%) lebih tinggi dibandingkan kelompok pelajar/mahasiswa
(22%). Menurut jenis kelamin, laki-laki (88%) jauh lebih besar dari perempuan (12%). Data
BNN tahun 2012 menyatakan jumlah pecandu yang mendapatkan terapi dam rehabilitasi
sebannyak 14.510 orang . Sedangkan hasil proyeksi menunjukkan kerugian biaya ekonomi
akibat penyalahgunaan narkoba meningkat dari Rp 32,4 trilyun di tahun 2008 menjadi Rp 57,0
menjadi UU Nomor 35 tahun 2009. Undang-undang terbaru itu diyakini dapat memberikan efek
jera yang diiringi harapan semakin berkurangnya jumlah penyalahguna Narkotika dan obat-
Kehadiran korban narkoba dalam keluarga sering menjadi masalah dalam keluarga itu
sendiri penyebab terbesar nya disebabkan oleh keluarga yang tidak sehat dan tidak bahagia (
broken home ). Sebaliknya, suatu keluarga yang sejahtera yang diliputi suasana yang serasi,
selaras dan seimbang, dimana anak – anak didik dapat tumbuh dan berkembang fisik, mental dan
15
Pengalaman membuktikan bahwa kelompok orang tua, apabila digerakan dan diberikan
pengetahuan, keterampilan, dukungan dan bantuan, bisa menjadi mitra masyarakat yang paling
Keluarga sebagai unit kecil dalam masyarakat merupakan wadah utama dalam proses sosialisasi
anak menuju kepribadian yang dewasa. Keluarga adalah benteng utama yang dapat mencegah
anak – anak dari masalah narkoba. Pencegahan penyelahgunaan narkoba seharusnya dimulai
dalam keluarga.
Keluarga yang sejahtera dengan penuh kasih sayang sebetulnya sudah melaksanakan
pencegahan. Anak – anak yang tumbuh dengan kasih sayang dan rasa aman dengan adanya
kesempatan untuk menyatakan perasaan dan mengeluarkan pendapat serta di didik untuk
secara bijaksana
16
Untuk menghidari anak dari bahaya narkoba, orangtua juga harus meningkatkan
peranannya sebagai pengawas. Pembatasan (bouderis) sangat membantu untuk membuat anak
merasa aman. Keluarga perlu menyusun peraturan yang jelas. Dengan peraturan rumah yang
jelas, anak akan tahu mana yang boleh dan mana yang tidak boleh dilakukan. Peraturan rumah
tersebut selain harus diketahui juga harus dimengerti sehingga yang melanggar akan dihukum
sesuai kesepakatan.
Setiap anak hendak pergi, orang tua perlu bertanya dengan rincian kemana tujuan, kapan
pulang, dengan siapa mereka pergi dan yang lain - lain yang dirasakan perlu. Kontrol disini
untuk menunjukkan bahwa orang tua punya perhatian khusus kepada anak, dan tidak
membiarkan anak untuk bertindak semuanya sendiri. Yang perlu diingat adalah sekalipun kotrol
dijalankan dengan ketat, tetapi harus selalu berdialog dengan anak dan menerima keberatan -
Peranan sebagai pembimbing anak terutama dalam membatu anak mengatasi berbagai
masalah yang dihadapi dan memberikan pilihan-pilihan saran yang realisties bagi anak. Orang
tua harus dapat membimbing anaknya secara bijaksana dan jangan sampai menekan harga diri
anak. Anak harus dapat mengembangkan kesadaran, bahwa ia adalah seorang pribadi yang
berharga, yang dapat mandiri, dan mampu dengan cara sendiri menghadapi persoalan-
persoalannya. Bila si anak tidak mampu menghadapi persoalan-persoalannya yang susah seperti
masalah narkoba, orang tua harus dapat membantu membahas masalah tersebut dalam bentuk
dialog. Dalam hal ini termasuk bantuan bagi anak untuk mengatasi tekanan dan pengaruh negatif
teman sebayanya. Sehingga si anak akan memiliki pegangan dan dukungan dari orang tuanya
17
Orang tua perlu tahu siapa saja teman anaknya, kemana mereka pergi, dan apa saja
kegiatan mereka. Bila anak membawa teman kerumah, bergabunglah dengan mereka. Tanyailah
dimana mereka tinggal, apa saja kegiatan mereka pada waktu luang dan bagaimana kabar
orangtua mereka. Pembiasaan - pembiasaan ini akan membuat anak maupun teman-temannya
menjadi akrab dengan orang tua dan menganggap orang tua sebagai bagian dari kelompok
mereka. Dan tetaplah bangun sampai saat anak pulang pada waktu malam.
Langkah selanjutnya adalah menyampaikan harapan kita kepada anak-anak untuk mengikuti
Dengan cara seperti ini si anak akan merasa bahwa orangtuanya memperhatikan dan
mengetahui semua kegiatan dan teman-temannya. Ini akan membuat si anak akan berfikir untuk
Bagi orang tua yang anaknya menjadi korban narkoba, perlu ada suatu kerjasama ataupun
pertemuan dengan oranglain yang memiliki pengalaman yang sama tentang masalah narkoba.
Pertemuan dan diskusi akan sangat membantu menyelesaikan masalah. Orang perlu menjalani
kerjasama dengan sesama orangtua lain agar bisa saling berbagi informasi dan mencari
penyelesaian untuk menanggulangi masalah narkoba. Dengan adanya pertemuan dan diskusi
dengan yang lainnya, akan membuat masalah kita menjadi ringan dan kita mampu menerima
Orangtua tidak merasa sendiri menghadapi masalahnya dan akan merasa optimis dapat
18
Karena itu pecandu harus disembuhkan dari penyakit itu.Penyakit itu tidak mudah disembuhkan.
Pecandu membutuhkan orang lain untuk membantu menyembuhkannya. Karena itu diperlukan
kerjasama antara pecandu, orangtua, orangtua lain dan guru untuk proses penyembuhan.
Orang tua juga perlu berkonsultasi dan bekerjasama dengan guru, khususnya guru
bimbingan konseling (BK). Sebab berada di sekolah, gurulah yang menjadi pendidik, dan
pengawas anak. Guru adalah sebagai pengganti orangtua di Sekolah. Dari pagi hingga siang anak
dalam pengawasan guru di Sekolah. Guru akan mengetahui anak yang terlibat masalah dan
membantu mereka untuk menyelesaikannya. Guru BK berperan untuk menjadi tempat curhat
bagi anak/siswa yang mempunyai masalah, baik dirumah maupun di tempat lain, dengan begitu
Kerjasama yang baik antara orangtua dan guru didalam upaya penanggulangan masalah
narkoba sangat diperlukan karena anak merupakan tanggungjawab orangtua dan gurunya. Untuk
itu konsultasi secara berkala antara orangtua dan guru bermanfaat bagi pemantauan anak agar
sedini mungkin dapat diketahui gejala-gejala awal manakala seorang anak terlibat
pemantauan perubahan perilaku dan prestasi belajar yang merosot dan absensi yang tinggi,
sebaiknya orang tua berkonsultasi dengan guru dan bila diperlukan tes urine. Apabila positif,
19
narkoba adalah akronim dari narkotika, psikotropika, dan bahan adiktiflainnya. Narkoba yaitu
zat-zat alami maupun kimiawi yang jika dimasukkan kedalam tubuh baik dengan cara dimakan,
diminum, dihirup, suntik dll dapat mengubah pikiran, suasana hati, perasaan dan perilaku
seseorang.
2.4.2 Narkotika
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman,baik
sintesis maupun semi sintesis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,
menghilangkan rasa, mengurangi hingga menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan
Yakni jenis zat/obat yang timbul dari alam tanpa adanya prosesfermentasi,
isolasi atau proses produksi lainya. Contohnya : Ganja, Opium, Daun Kokadan lain-lain.
Didalam undang-undang No. 35 tahun 2009 tentangNarkotika, narkotika yang berasal dari alam
c) Opium obat
d) Tanaman koka,daunkoka, kokain mentah, kokaina, ekgonim (kerja alkoid koka berbeda
f) Ganja,dama ganja
20
Yakni zat yang diproses sedemikian rupa melalui proses ekstraksi dan isolasi.Contohnya:
Morfin, Pethidin dan lain-lain. Jenis obat ini menurut Undang-undang No 35. Tahun 2009
2. Semi sintesis
Jenis obat atau zat yang diproduksi secara sintetis untuk keperluan medis dan penelitian
yang digunakan sebagai penghilang rasa sakit (analgesik) seperti penahan batuk (antitutif).Jenis
obat yang masuk kategori sintesis antara lain: Kodein, Amfetamin, Deksamfetamin,
jenis,yaitu
a. Deppressan (downer)
Adalah jenis obat yang berfungsi mengurangi aktivitas,membuat pengguna menjadi tertidur
b. Stimulan (upper)
Adalah jenis-jenis zat yang dapat merangsang fungsi tubuh dan meningkatkan kegairahhan
c. Halusinogen
Adalah zat kimia aktof atau obat yang dapat menimbulkan efek halusinasi, dapat merubah
21
dikeringkan. Penggunaan dengan cara dihisap.Ganja menyebabkan daya khayal tinggi dan
persepsi pendengaran dan penglihatan lebih semarak. Kondisi badan akan bau, jantung akan
bekerja lebih cepat, koordinasi tubuh hilang, rasa malu hilang.(Nasuton, Zulkarnain, 2014)
Orang akan sulit untuk mengingat, berpikir, dan belajar. Ia akan menjadi bodoh dan
lamban. Minat penampilan sekolah dan keluarga akan hilang. Orang yang ketergantungan akan
mudah tersinggung, gelisah, tidak suka makan, berkeringat, mual, mencret. Kondisi sedang pakai
mata merah, mulut kering, cemas berlebihan dan curiga.Apabila digunakan secara lama akan
5) Malas, apatis
Efek paling buruk dari pemakaian ganja secara kronis dapat menyebabkan kanker paru-
paru karena pengaruh kadar tarpada ganja jauh lebih tinggi dari pada kadar tar pada tembakau.
Dan penggunaan ganja dalam waktu panjang dapat mengakibatkan gangguan kejiwaan.Hampir
setiap orang menjadi pecandu nakoba yang lebih berat seperti heroin pada awalnya
mengkonsumsi ganja.
2. Heroin
22
orang ketergantungan, digunakan dengan cara disuntikkan ke dalam pembuluh darah atau dihisap
setelah dibakar. Penggunaan Heroin menyebabkan kantuk, menghilangkan rasa nyeri, perhatian
dan daya ingat terganggu, membuat pupil mata mengecil, dan gerakan lamban. Pemakaian sering
akan terjadi ketergantungan dan bila dosis dikurangi terjadi sakau (hidung berair, mata berair,
bulu roma berdiri, berkeringat, sakit perut, mual, nyeri seluruh tubuh, tidak bisa tidur, tekanan
darah naik, jantung kerja keras, demam), dan bila diminum dengan alkohol akan mati.(Nasuton,
dan C,problem jantung, dada,dan paru-paru, serta sulit buang air besar. Pada wanita
mengganggu sirkulasi menstruasi.Gejala putus zat (sakaw) adalah sangat menyiksa sehingga
yang bersangkutan akan berusaha untuk mengonsumsi heroin.Oleh karena itu pecandu
heroin akan berusaha dengan cara apapun dan resiko apapun guna mempeoleh heroin.
mencuri, menodong, merampok dan melakukan pembunuhan. Telah banyak remaja putri
yang terlibat pelacuran (menjual diri) hanya sekedar untuk mendapatkan uang guna membeli
heroin.Pecandu heroin sangat sulit untuk menghentikan pemakaian heroin dan cenderung
23
3. Shabu-Shabu
Jenis narkoba amfetamin psikotropika I dengan bentuk kristal putih, dengan cara
pemakaian ditaruh didalam rokok, disedot melalui hidung.Dampak pemakaian jenis narkoba ini
antara lain orang jadi gembira, rasa percaya diri, kemudian menjadi murung dan menimbulkan
halusinasi (mendengar atau melihat sesuatu yang tidak ada) sulit tidur, jantung berdebar, sikap
agresif, berbuat keji, akal sehat hilang, akan ketergantungan, gangguan jiwa, dan menimbulkan
5. Nafsu makan berkurang akibatnya badan semakin kurus. Sering digunakan sebagai salah
6. Susah tidur
7. Jantungnya berdebar-debar
Penggunaan shabu mendorong tubuh melakukan aktifitas yang melampaui batas kemampuan
(dehidrasi).
24
3) Merasa cemas dan gelisan secara berlebihan, kehilangan rasa percaya diri.
4) Susah tidur
4. Kokain
Kokain adalah senyawa sinteris yang memicu metabolisme sel menjadi sangat cepat.
3. Halusinasi
Selanjutnya apabila sudah pada tingkat overdosis atau takaran yang berlebihan dapat
jantung.Disamping itu juga dapat menimbulkan keracunan pada susunan saraf sehingga korban
dapat mengalami kejang-kejang, tingkah laku yang kasar, pikiran yang kacau dan mata gelap.
Dampak negatif yang sangat berbahaya dari penyalahgunaan kokain dapat menyebabkan
5. Ekstasi
25
sering digunakan sebagai obat reaksi yang membuat pengunanya menjadi dehidrasiketika
1. Timbul rasa gembira secara berlebihan. Banyak orang mengonsumsi ektasi untuk tujuan
2. Merasa cemas
6. Susah tidur
Pemakaian ekstasi dapat mendorong tubuh untuk melakukan aktifitas yang melampaui batas
kemampuannya. Akibatnya dapat menyebabkan kekurangan cairan pada tubuh (dehidrasi) karena
terlalu banyyak menggerakkan tenaga dan terlalu banyak berkeringat.Pemakaian yang berlebihan
(over dosis) mengakibatkan penglihatan kabur, mudah tersinggung (pemarah), tekanan darah
meningkat, nafsu makan berkurang dan denyut jantung bertambah cepat. Kematian sering terjadi
kartena pemakaian yang berlebihan, yang mengakibatkan pecahnya pembuluh darah di otak atau
kompleks serta sangat terkait dengan berbagai faktor. Setidaknya, masalah penyalahgunaan
26
dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan ketersediaan obat-obat yang tergolong kategori narkoba
atau NAPZA tersebut. Adapun faktor-faktor penyalahguna terbagi menjadi tiga, yaitu:
1. Faktor individu
Faktor individu merupakan salah satu bagian penyebab terjadinya penyalahgunaan narkoba.
Hal ini biasanya dapat dilihat dari kenderungan sifat sesorang yang memiliki rasa ingin tahu
yang tinggi atau penasaran yang diawali dengan coba-coba. Secara umum, beberapa hal yang
menjadi penyebab terjadinya penyalahgunaan narkoba dari dalam diri individu itu sendiri
diantaranya, faktor kepribadian yang terkait dengan gangguan cara berfikir,konsep, emosi dan
perilaku.
2. Faktor lingkungan
Faktor lingkungan menjadi bagian yang tidak bisa diabaikan dalam konteks pengaruhnya
terhadap penyalahguna narkoba yang dilakukan oleh seorang individu. Setidaknya terdapat
tiga bentuk lingkungan yang dapat mempengaruhi perilaku sesorang yaitu lingkungan
antara lain:
b. Orang tua yang terlalu sibuk dengan urusan pribadinya dan mengabaikan pendidikan dan
c. Lingkungan keluarga masyarakat yang memiliki norma dan aturan yang longgar
27
menjadi wadah pengembangan dan penyaluran minat dan bakat sehingga bannyak waktu
Tidak bisa dipungkiri bahwa ketersediaan dan mudahnya mendapatkan narkoba menjadi
bagian yang tidak terpisahkan dari penyebab terjadinya penyalahguna narkoba beberapa
kesehatan, sosial dan pendidikan, keamanan dan penegakan hukum. Dari dimensi kesehatan
menghancurkan dan merusak kesehatan manusia, baik kesehatan jasmani maupun kesehatan
rohani. Dari dimensi ekonomi memerlukan biaya besar. Dari dimensi sosial dan pendidikan
dapat menyebabkan perubahan ke arah perilaku asusila dan anti sosial, sedangkan dari dimensi
narkoba antara lain, meningkatkan kemungkinan terkena sirois hati, kanker pankreas, gangguan
dapat menghilangkan potensi dan kapasitas untuk berfikir dan bekerja pfoduktif, dapat
28
mati sia-sia dalam usia muda. Belum lagi yang terkena penyakit paru-paru,lever,hepatitis C dan
bahkan 33% di antaranya terjangkit HIV/AIDS, yang hingga sekarang belum ditemukan obat
tersebut didukung oleh data yang telah dipaparkan dilatarbelakang penelitan ini. Diantaranya
kasus penyalahgunaan narkoba tersebut telah ada penanganannya dari pemerintah maupun
swasta dalam rangka pemberantasan maupun penanganan terhadap para pecandu narkoba. Ada
yang dipenjara, ada pula yang berujung pada sakit kejiwaan sehingga dirawat dan ditangani di
rumah sakit jiwa, dan ada pula yang masih dapat dipulihkan di dalam pusat atau panti
rehabilitasi.
Tujuan dari program ini dibuat untuk mengurangi jumlah tingkat penyalahgunaan peredaran
gelap narkoba di Kampung Kubur tepatnya di Kelurahan Petisah tengah Medan Petisah oleh
karena itu peneliti tertarik ingin mengetahui persoalan tersebut dengan mendalam. Penelitian ini
29
Lembaga Pengabdian
Masyarakat Universitas
Sumatera Utara
di Kampung Kubur
1. Pemeriksaan kesehatan
2. Tes urin
3. Pemeriksaan ginjal
4. Pemeriksaan alat reproduksi
5. Penyediaan alat-alat doorsmeer
6. Alat-alat salon
1. Masukan ( input )
2. Proses ( process )
3. Keluaran ( output30)
4. Pengaruh ( impact ) Universitas Sumatera Utara
2.8 Defenisi Konsep dan Defenisi Operasional
ke gejala nyata kedalam empiris dan bukan merupakan refleksi sempurna (mutlak) dunia empiris
bahkan konsep bukanlah dunia empiris itu sendiri (Suyanto dan Sutinah, 2011:49).Untuk
menghindari salah pengertian di atas maka konsep-konsep yang dijadikan objek penelitian, maka
seorang peneliti harus menegaskan dan membatasi makna konsep-konsep yang diteliti. Proses
dan upaya penegasan dan pembatasan makna konsep dalam suatu penelitian disebut dengan
defenisi konsep. Secara sederhana defenisi disini diartikan sebagai batasan arti (Siagian,
2001:138)
Oleh karena itu, untuk menunjukkan bahwa peneliti ingin mencegah salah pengertian atas
konsep yang diteliti, maka peneliti membatasi konsep yang digunakan sebagai berikut :
1. Evaluasi adalah sebagai proses penelitian akan efektivitas strategi yang digunakan dalam
upaya mencapai tujuan program. Data yang diperoleh dari hasil pengukuran tersebut akan
31
3. Penyalahgunaan narkoba adalah suatu tindakan yang dilakukan secara sadar untuk
menggunakan obat-obatan termasuk narkoba secara tidak tepat. Penyalahgunaan obat adalah
pengguna obat secara tetap yang bukan untuk tujuan pengobatan atau yang digunakan tanpa
mengikuti takaran yang seharusnya, sedangkan menurut WHO yang dimaksud dengan
penyalahgunaan zat adalah pemakaian zat yang berlebihan secara terus menerus atau berkala
4. Narkoba yaitu zat-zat alami maupun kimiawi yang jika dimasukkan kedalam tubuh baik
dengan cara dimakan, diminum, dihirup, suntik dll dapat mengubah pikiran, suasana hati,
5. Kampung kubur adalah suatu tempat yang merupakan tempat yang sudah sangat terkenal
sebagai tempat para pengedar, pengguna narkoba baik kalangan anak muda maupun para
orang tua.
Dengan demikian kita ambil defenisi konsep secara keseluruhan yang di maksud dengan
Kubur adalah tercapainya tujuan dari seluruh program yang dilakukan LPM USU terhadap
tentang apa yang harus diamati dan mengamati dengan memiliki rujukan-rujukan empiris.
32
variabel.(Suyanto,dkk 2011).
Ditinjau dari proses atau langkah-langkah penelitian dapat dikemukakan bahwa rumusan
defenisi operasional adalah langkah lanjutan dari perumusan defenisi konsep. Jika perumusan
baik berupa objek,peristiwa maupun fenomena yang diteliti maka perumusan operasional
Adapun yang menjadi defenisi operasional dengan melihat berbagai indikator yang akan
1. Penilaian atas perencanaan, yaitu mencoba memilih dan menetapkan prioritas terhadap
berbagai alternatif dan kemungkinan atas cara mencapai tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya.
dengan perencanaan, didalamnya meliputi apakah pelaksanaan program sesuai dengan apa
yang direncanakan, apakah ada perubahan-perubahan sasaran maupun tujuan dari program
3. Penilaian atas aktivitas yang telah selesai dilaksanakan, yaitu menganalisis hasil yang
33
METODE PENELITIAN
secara tepat sifat-sifat suatu keadaan subjek atau objek. Penelitian deskriptif dalam
pelaksanaannya lebih terstruktur, sistematis dan terkontrol, peneliti memulai dengan subjek yang
jelas dan mengadakan penelitian atas populasi atau sampel dari subjek tersebut untuk
pencegahan penyalahgunaan narkoba di kampung kubur kelurahan petisah tengah medan petisah.
Adapun ketertarikan saya meneliti di lokasi ini yaitu mengingat tingkat penyalahgunaan narkoba
di kampung kubur sudah tinggi dan pihak swasta maupun pihak pemerintah sudah melakukan
program di tempat ini, dan salah satunya USU membuat program “SEJAHTERA TANPA
PENGUNAAN NARKOBA” di kampung kubur oleh karena itu saya tertarik melakukan
34
3.3.1 Populasi
Secara sederhana dapat diartikan sebagai sekumpulan objek, benda atau peristiwa atau
pun individu yang akan dikaji dalam suatu penelitian (Siagian, 2011:155). Populasi penelitian
merupakan keseluruhan (universal) dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan,
tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup,dan sebagainya, sehingga objek-
Berdasarkan pendapat tersebut, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah
jumlah seluruh warga yang ada di kampung kubur sebannyak 200 KK.
3.3.2 Sampel
Secara umum, sampel adalah bagian dari objek, kejadian atau individu yang terpilih dari
populasi yang akan diambil datanya atau yang akan diteliti.Dengan demikian dapat
dikemukakan,bahwa sampel adalah bagian yang bersifat representative dari populasi yang
diambil datanya secara langsung. Hal ini berarti bahwa sampel bukan sekedar bagian dari
Dikarenakan populasinya lebih dari 100, maka dalam penelitian ini peneliti menganbil
sampel dengan teknik pengambilan sampel Taro Yamane yang menggunakan rumus sebagai
berikut:
n=
keterangan:
N=jumlah populasi
35
n=
1. Untuk pengumpulan data primer yaitu dat yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung
darim sumber pertama atau tempat objek penelitian dilakukan instrumen sebagai berikut:
penelitian
b. Wawancara,yaitu percakapan atau tanya jawab yang dilakukan pengumpul data dengan
responden untuk memberikan data atau informasi yang diperlukan dalam penelitian.
sehingga peneliti memperroleh data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian.
2. Teknik pengumpulan data sekunder, yaitu data yang diterbitkan atau data yang digunakan
oleh organisasi yang bukan pegolahannya.Teknik pengolahan data sekunder dapat dilakukan
a. Studi kepustakaan, yaitu pengumpulan atau dan informasi yang menyangkut masalah
yang akan diteliti melalui penelaahan buku, suat kabar, jurnal dan karya tulis yang ada
36
turun ke lokasi pnelitian untuk mencari fakta-fakta yang berkaitan dengan masalah yang
ditelti.
3. Penelaahan terhadap dokumen tertulis, yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan
catatan-catatan atau dokumen yang ada di lokasi penelitian serta sumber-sumber lain yang
Dalam penelitian ini, setelah data terkumpul (angket,wawancara dan life story) maka selanjutnya
Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data dengan metode tabulasi
yaitu suatu metode dimana data diperoleh, disusun lalu di interpretasikan sehingga memberikan
keterangan terhadap permasalahan yang diteliti dengan pendekatan kuantitatif, yaitu dengan
mengumpulkan, mengelolah, menyajikan dan menjabarkan hasil penelitian. Dalam hal ini guna
menganalisis data yang diperoleh secara mendalam dan menyeluruh, dengan harapan dapat
terhadap penyalagunaan narkoba di kampung Kubur Kelurahan Petisan Tengah Medan Petisah.
37
4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian kecamatan Medan Petisah dan Kelurahan Petisah Tengah
Tahun 1991 tanggal 07 September tentang pembentukan beberapa kecamatan di sumatera utara
termasuk 8 kecamatan pemekaran di kota Madya medan tingkat II Medan. Kantor camat medan
petisah diresmikan pada tanggal 02 September 1992 oleh Gubernur Sumatera Utara, raja Inal
Siregar, dimana wilayah medan petisah dulunya merupakan bagian dari kecamatan Medan Baru
Kecamatan Medan Petisah menurut sejarah berawal dari pabrik es yang terletak dijalan
S.Parman dengan nama “Sari Petojo Es” pada tahun 1960-an, yang memproduksi es batangan (es
balok) yang dikemas didalam peti. Seiring dengan berjalannya waktu, masyarakat menyebutkan
Kantor Camat Medan Petisah terletak di jalan. Sultan Iskandar Muda No.270-A,
Kelurahan Petisah Tengah yang berada diareal tanah seluas 13,16 km dengan fasilitas tempat
parkir , aula, dan ruang rapat, dan rumah dinas. Kecamatan Medan Petisah terdiri dari 7
sebagai berikut:
38
3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatam Medan Sunggal dan Kecamatan Medan
Helvetia
Adapun luas wilayah Kecamatan Medan petisah adalah 13,16 km² dimana
Kelurahan Petisah Tengah yang memeliki wilayah terluas yaitu 127 Ha, dengan rincian
39
4.1.3 Demografi
1. Jumlah penduduk
Jumlah penduduk Kecamatan Medan Petisah adalah 70.610 jiwa dengan masyarakat
yang multi etnis. Dari jumlah penduduk saat ini, kelurahan Sei putih barat mempunyai
jumlah penduduk terbanyak yaitu 13.511 jiwa dengan 3.776 kartu keluarga.
Jumlah penduduk menurut jenis kelamin yang tersebar pada ujuh kelurahan memiliki
jumlah penduduk laki-laki sebanyak 34.447 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 36.163
jiwa. Pada tahun 2016 rasio jenis kelamin pada seluruh kelurahan yang ada I kecamatan
40
jumlah penduduk laki-laki, hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
Jumlah penduduk wajib KTP-el di Kecamatan Medan Petisah adalah sebagai berikut:
41
sarana-sarana pemerintah, yaitu kantor wali kota medan, kantor DPRD kota medan, kantor
DPRD provinsi sumatera utara, pengadilan negeri medan, kantok kejaksaan, kantor komando
distrik militer 02/10 BS, PLN, PN GAS, perkantoran pemerintah kota medan (kantor dispora
P2K, dispora, PP dan KB, kesehatan, dharma wanita, disdukcapil,, perpustakaan), perhotelan
(arya duta, santika, grand swiss bell-hotel, grand Sarel, Grand Kanaya, Best Western, hotel 61,
Grand sultan) pusat olahraga (lapangan benteng, stadion kebun bunga, lapangan hocky,
lapangan tenis), pusat perdangangan/perbelanjan seperti (plaza medan fair, pasar petisah),
perbankan (Bank Mandiri, BCA, Bank Mega, BNI Syariah, CIMB Niaga Syariah, Bank
Permata) rumah sakit (Royal Prima, Columbia Asia, Malhayati, Matena, Siloam, Advent,
Showroom Mobil di jalan Nibung Raya), Pusat UMKM dan kuliner (kerajinan rotan diseputar
Jl.Gatot Subroto, Bika Ambon diseputar Jl Mojopahit, Bolu meranti, Durian House jl sekip,
pusat kuliner pagaruyung, jalan iskandar muda baru) dan destinasi wisata agama budaya dan
sejarah (Masjid Jami dan Gaudiyah, Gudwara Sikh, Kuil Sri Mariamman, kuil Sree
Soepramaniem Nagarattar, kuil Gurdwara Perbandhak, jembatan dan taman kebajikan Tjong
yong hian, Gereja Kristen Indonesia , Lapangan Benteng dan Museum TNI).
baik yang berskala besar, sedang maupun kecil yang di kelola oleh warga Kecamatan Medan
42
merupakan warga Kecamatan Medan Petisah. Kondisi perdangangan atau perniagaan ini
member kontribusi bagi pendpatan warga antara lain memberikan lapangan pekerjaan sebagai
Struktur organisasi Kecamatan Medan Petisah sesuai dengan Perda Nomor 3 Tahun
43
Disamping itu, dalam pelaksanaan tugas, khususnya dalam pemberian pelayanan kepada
masyarakat, didukung oleh pegawai Negeri Sipil yang terdapt di tujuh kelurahan yang berjumlah
3 Sei Syarifuddin, 1 - 5 - 6
Kambing SE
D
4 Sei Deni - 1 5 - 6
Kambing Mukhtar Z
Barat SAP
5 Sei James R.E. - 1 6 - 7
Kmbing Simanjuntak
Tengah S.STP
6 Sei Firza purba - 1 4 - 5
Kambing MZ,S.STP
Timur I MAP
7 Sei Tondy P - - 4 - 4
Kambing Lubis,
Timur II S.STP
Jumlah 1 4 35 - 40
Sumber data : Kecamatan Medan Petisah 2016
berdasarkan surat keputusan Walikota Medan Nomor 63 tanggal 13 November 2001 yaitu
44
3 kepala sub bagian dibawahnya yaitu Kasubbag Umum, Kasubbag keuangan, kasubbag
perencanaan yang bertanggung jawab kepada camat. Dalam pelaksanaan tugas maing-masing di
kantor camat medan petisah, surat masuk dan keluar didistribusikan melalui Kasubbag Umum
yang akan disampaikan kepada camat dan didisposisikan kepada seksi sesuai bidang tugasnya
yakni”menjadi kota masa depan yang multicultural, berdaya saing, humanis, sejahtera dan
religious” dan mendorong program pelayanan admistrasi terpadu kecamatan (PATEN) sesuai
nomor 24 tahun 2006 dan UU 25 tahun 2009 tentang pelayanan public untuk mewujudkan Good
Governance.
45
1.Administrasi Kependudukan
Daerah Kota Medan Nomor 1 Tahun 2010 tanggal 26 Maret 2010 tentang penyelenggaraan
Target penerimaan PBB Kecamatan Medan Petisah tahun 2006 adalah sebesar Rp
tahun 2015 yaiu sebesar 32.846.750.387,-. Dalam meningkatkan pendpatan asli daerah,
a. Melakukan identifikasi penerimaan pajak bumi dan baginan dengan operasi sisir (opsir) yaitu
penagihan langsung dari pintu ke pintu melakukan pendekatan langsung kepada wajib pajak
potensional, dan menyuratui kepada wajib pajak potensional dan menyurati kepada wajib
b. Melakukan evaluasi realisasi penerimaan PBB secara rutin bersama Lurah, Kepala lingkungan
B. Bidang Pembangunan
46
baik dan merata, pembangunan yang sudah terlaksana pada atahun 2015, yaitu:
Darusalam
5. Kursus keterampilan membuat kue, menjahit, dan kursus alkerik di kelurahan medan
petisah tengah
5. Pengajian satu bulan sekali di kelurahan petisah tengan dan kelutahan sei putih timur I
Namun ada beberapa pembangunan fisik dan non fisik di wilayah kecamatan medan
2. Swadaya/partisipasi masyarakat
Dalam setiap pelaksanaan gotong royong dan lain-lain yang dilaksanakan oleh
kecamatan dan kelurahan banyak sekali masyarakat yang terlibat dan memberikan
3. Kelembagaan Masyarakat
lingkungan masyarakat, maka pemerintah kota medan khususnya kecamatan dan kelurahan akan
47
kecamatan medan petisah antara lain seperti karang taruna dan LPM seperti tabel di bawah ini.
C. Bidang Kemasyarakatan
Adapun program pembinan kemasyarakatan yang dilakukan pihak pemerintah medan petisah
sebagai berikut:
48
No Kelurahan Jumlah
(jiwa)
1 Petisah Tengah 661
2 Sekip 432
3 Sei Kambing D 1.565
4 Sei Putih Barat 1.500
5 Sei Putih Tengah 1.160
6 Sei Putih Timur I 265
7 Sei Putih Timur II 1.218
Jumlah 6.801
Sumber data : Kecamatan Medan Petisah 2015 dan 2016
No Kelurahan Jumlah
(jiwa)
1 Petisah Tengah 90
2 Sekip 74
3 Sei Kambing D 226
4 Sei Putih Barat 30
5 Sei Putih Tengah 206
6 Sei Putih Timur I 160
7 Sei Putih Timur II 120
Jumlah 1.186
Sumber data : Kecamatan Medan Petisah 2015 dan 2016
Data penerima raskin di kecamatan medan petisah tahun 2016 sama dengan tahun 2015
berjumlah 1.280 KK dengan pendistribusian 19.200 kg.
49
2. Keagamaan
(MTQ) dilaksanakan rutin setiap tahun mulai dari Tingkat Kelurahan, tingkat Kecamatan
dan Tingkat Kota Medan. Tingkat Kecamatan dilaksanakan di Kelurahan Sei Putih Timur
II di Sekolah Yayasan Mardi Lestari pada 20 Februari 2016. MTQ Tingkat Kota Medan
3) Perayaan Natal 2015 Kecamatan Medan Petisah pada tanggal 19 Desember 2015
5) Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1436 H di Kantor Camat Medan Petisah pada
50
kemasyarakatan di Kecamatan Medan Petisah harus mampu menggerakkan semua pihak baik
1) Melakukan rapat koordinasi, rencana kerja antara Pimpinan Kecamatan Medan Petisah
2) Mengadakan bimbingan dan pengarahan setiap hari senin setelah apel pagi kepada
3) Melakukan pembinaan secara terus menerus kepada perangkat, Staf Kecamatan dan
perangkat Kelurahan dan menerapkan sanksi teguran mulai dari lisan, tertulis sampai
dengan penjatuhan hukuman sesuai PP No. 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin Pegawai
Negeri Sipil
4) Menciptakan suasana yang ramah dengan membangun saluran komunikasi yang lancer
dan kebersamaan, peduli terhadap tugas dan tanggung jawab, termasuk menghargai dan
5) Koordinasi dengan Panitia Pemilihan Kecamatan (PKK) dan Panitia Pemungutan Suara
4. Kebersihan
berperan aktif dalam menjaga lingkungan terutama halaman dan pekarangan rumah masing-
51
secara berkala setiap jum’at di lingkungan kantor, hari sabtu dan hari minggu di setiap wilayah
dimusim penghujan dengan membersihakn parit yang tersumbat. Kecamatan Medan Petisah juga
Dalam upaya meningkatkan kualitas ekonomi masyarakat dan keikut sertaan masyarakat
dalam program pembangunan, Camat Medan Petisah membentuk Destinasi Wisata terpadu
sebagai upaya mengoptimalkan potensi yang ada di wilayah Kecamatan Medan Petisah. Tujuan
1) Menjadikan suatu kawasan terpadu pariwisata sehingga menjadi City Tour di Kota
meningkatkan pendapatan asli daerah dan juga sebagai sarana untuk memperkenalkan
3) Sebagai salah satu upaya untuk memelihara dan melestarikan kebudayaan dan kearifan
lokal Kota Medan dan sebagai pengetahuan dan sejarah bagi generasi mendatang
4) Untuk meningkatkan ekonomi dan kerakyatan dan ekonomi kreatif masyarakat sekitar
lapangan kerja baru (menjadi Guide Tour, membuat accessories, cendramata, usaha
jajanan dan kuliner) sebagai salah satu upaya menggali potensi ekonomi kreatif.
52
dari Kecamatan Medan Petisah. Kecamatan Medan Petisah terdiri dari beberapa kelurahan yang
Kelurahan Sekip, Kelurahan Sei Sekambing D, Kelurahan Sei Putih Tengah, Kelurahan Sei Putih
Timur I dan Kelurahan Sei Putih Timur II. Total keseluruhan luas wilayah Kecamatan Medan
Dari tujuh Kelurahan yang terdapat dalam Kecamatan Medan Petisah yang menjadi
lokasi penelitian adalah Kelurahan Petisah Tengah. Secara geografi dan secara administrasif
Kelurahan Petisah Tengah adalah sebuah kelurahan yang secara administrative dibagi
seorang Kepala Lingkungan atu biasa disebut Kepling. Luas wilayah yang dimiliki
tertulis, hanya saja penulis mendapat informasi melalui wawancara dengan staf kelurahan
diperoleh bawa awalnya kelurahan ini merupakan kuburan Cina dan pada tahun 1983 mulailah
53
penduduk. Pada awal seku Melayu mendominasi pada saat itu, namun hingga sekarang suku
Cina berganti menjadi penduduk yang dominasi atau paling banyak menempati pemukiman di
kawasan Kelurahan Petisah Tengah. Kehadiran pasar Petisah enjadi pemicu besar yang
meningkatkan terjadinya mobilitas para pendatang untuk menetap di Kelurahan Petisah Tengah.
Kata Petisah Tengah sendiri merupakan istilah peneyebutan oleh etnis Cina untuk Guru Patimpus
lahan pemukiman tentunya, lahan pekuburan, lahan pekarangan, lahan taman, lahan perkantoran,
dan lahan prasarana umum. Luas lahan dapat dilihat dalam penyajian tabel dibawah in
Jika melihat tabel diatas maka dapat diketahui penggunaan lahan pada prasarana umum
memakan tempat yang paling banyak yaitu 100 Ha. Luas 100 hektare tersebut sudah termasuk
sudah termasuk kedalam penggunaan lahan untuk prasarana transportasi, prasarana pemerintah,
54
jumlah pendududk yang banyak yang berjumlah 9.407 jiwa dengan berbagai usia, jenis kelamin,
agama, pekerjaan, dan berbagai suku bangsa. Hal ini akan dijelaskan melaui rincian sebagai
berikut.
Berdasarkan data yang diperoleh dari kantor kelurahan petisah tengah, jumlah penduduk
kelurahan petisah tengah pada data kantor keluran terahir September 2010 adalah 15.332 jiwa
yang terdiri atas 7.437 jiwa laki-laki dan 7.915 jiwa perempuan. Dapat dilihat bahwa jumlah
warga perempuan pada kelurahan petisah tengah lebih besar jumlahnya dibandingkan dari laki-
laki, hai ini mengingatkan bahwa fakta mengatakan jumlah perempuan lebih banyak dari jumlah
laki-laki di dunia ini. Dapat dilihat juga bahwa warga perempuan dan warga laki-laki memliki
No Lingkungan Jumlah
(jiwa)
1 I 1.402
2 II 965
3 III 1.086
55
Dari tabel tersebut telah tersaji data komposisi jumlah penduduk dari tiap lingkungan
yang berada dalam wilayah administrative kelurahan petisah tengah. Melalui tabel juga dapat
dilihat bahwa lingkumgan penyumbang jumlah penduduk yang paling besar dipengang oleh
No Umur Jumlah
(tahun) (jiwa)
1 0-6 tahun 1.618
2 7-10 tahun 1.781
3 11-16 tahun 1.965
4 17-55 tahun 9.158
5 56 tahun keatas 830
Jumlah 15.352
Sumber data: kantor Lurah petisah Tengah
2. Sarana Perdagangan
Sebagai salah satu bagian dari Wilayah Medan yang terkenal sebagai tempat pusat
terbesar dan terkenal di seluruh Kota Medan. Sebut saja salah satunya adalah “Pasar Petisah”
56
maka pusat perbelanjaan yang terkenal dengan penjualan dengan pakaian ini pun nyaris ramai
dan padat setiap hari. Selain itu Kelurahan Petisah Tengah menjadi sarang toko. Toko-toko yang
menjual berbagai macam kebutuhan banyak diperoleh dari Kelurahan Petisah Tengah dan
seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya maka tidak heran ruko-ruko menghiasi jajaran
3. Sarana Pendidikan
Sarana Pendidikan yang terdapat di Kelurahan Petisah Tengah ada tiga unit SMA, tiga
unit SMP, satu unit SD, dua unit TK,dan satu unit Perguruan Tinggi. Sarana Pendidikan yang
cukup terkenal dari kelurahan ini adalah adanya Sekolah Swasta setingkat SMA yang cukup
diperhitungkan keberadaanya di Kota Medan, yakni SMA Santo Thomas 1. Banyaknya pilihan
Petisah Tengah ini untuk menempuh pendidikan. Hanya saja tidak tertutup kemungkinan bahwa
orang-orang yang tidak berdomosili di Kelurahan Petisah Tengah juga bersekolah di kelurahan
ini, sebaliknya masyarakat Kelurahan Petisah Tengah juga tidak tertutup kemungkinan
bersekolah di luar Kelurahan Petisah Tengah, mengingat kota Medan memiliki banyak sekali
4. Sarana Peribadahan
Dengan tingat heterogen yang tinggi, terbukti dari penyediaan komposisi penduduk
berupa tabel sebelumnya, maka sejalan beranekaragamnya agama yang dianut oleh masyrakat
Kelurahan Petisah Tengah maka terdapat pula rumah-rumah peribadahan dari seluruh agama
yang ada yaitu ; delapan Mesjid, 2 Mushola bagi umat Islam, empat Gereja bagi umat Kristen
57
5. Sarana Kesehatan
Sarana Kesehatan yang terdapat di Kelurahan Petisah Tengah adalah lima unit rumah sakit,
diantaranya Rumah Sakit Mahayati, Rumah Sakit Materna, Rumah Sakit Sri Ratu, Rumah Sakit
Sarah, dan Rumah sakit Gleni. Satu unit Puskesmas, tiga unit poliklinik, sepuluh apotek, empat
posyandu, tiga unit spotek, dan sepuluh tempat praktek dokter. Oleh karena banyaknya pilihan
yang menjadi wadah penampung masalah kesehatan bagi masyarakat maka semakin
6. Sarana Olahraga
Sejumlah lapangan olahraga juga di dapat dijumpai di Kelurahan ini yaitu: Sebuah
lapangan bola, sebuah lapangan bulu tangkis, dua buah lapangan Volli, dan dua buah lapangan
basket. Walaupun lapangan olahraga ada, namun sebagaian dari Masyarakat Kelurahan Petisah
Tengah masih ada saja yang berkurang berminat untuk memanfaatkan sarana dan prasana
tersebut.
Untuk kebutuhan air, PAM menjadi pilihan utama masyarakat Kelurahan Petisah Tengah.
Meskipun ada sungai, namun berhubung kondisi dan keadaan sungai di Medan seperi Babura
dan Deli sudah kurang baik dan tidak layak untuk diminum karena telah tercemar oleh limbah
pabrik serta limbah rumah tangga, sampah serta sudah beralih fungsi sebahagian dari lahannya
58
Sarana hiburan serta dapat dijadikan sebagai bagian dari akomodasi dan Wisata dapat
dengan mudah ditemui di Keluraha ini. Sebuah hotel berbintang empat, dua hotel berbintang
tiga, sebuah hotel berbintang dua, sebuah apartemen mewah menjulang tinggi yang terkenal “
Cambridge Apartemen”, 20 diskotik, 20 bilyar, dan 20 restaurant, serta masih banyak lagi
tempat-tempat jajanan dari yang besar sampai yang kecil bertebaran di Kelurahan ini.
Adapun batas- batas wilayah dari kampung Kubur ini adalah sebagai beriku :
Deli. Tahun 1873 rombongan pertama yang dating adalah suku India Tamil yang adatang ke
Medan sebanyak 25 orang, mereka dipekerjakan oleh Nienhuys seorang pengusaha tembakau
keturunan Belanda. Tembakau inilah yang membuat tanah Deli menjadi termasyur di dunia
Internasional, oleh sebab itu semakin banyak saja para buruh dan tenaga kerja yang dating
59
serta buruh-buruh bangunan atau kuli pembuat jalan serta penarik kereta lembu.
Masyarakat juga mengatakan jika kampung kubur adalah wakaf pemberian pemerintah
belanda bagi orang-orang berdarah India yang beragama Islam. Dari situlah kemudian
pemukiman ini terbentuk. Awal dinamakan kampung kubur karena ada area kuburan milik
India muslim di pemukiman padat penduduk tersebut, lokasi perkebunan ini letaknya berada
tepat di mesjid Gaudiyah di jalan Zainul Arifin yang dibangun oleh warga India selatan yang
beragam Islam pada atahun 1887 sehingga dari sinilah asal mula diberi nama kampung
kubur.
hektar, kuburan sekitar 0,5 hektar, pekarangan sekitar 3 hektar, taman sekitar 0,5 hektar dan
4.3.3 Kependudukan
Jumlah penduduk kampung kubur 200 KK
Adapun jumlah penduduk berdasarkan agama yang ada di kampung kubur adalah
sebagai berikut:
No Agama Jumlah
(jiwa)
1 Islam 592
2 Kristen 125
60
Tabel diatas menunjukkan bahwa agama islam terdiri dari 592 jiwa, Kristen terdiri 125
jiwa, hindu terdiri 289 jiwa dan Buddha terdiri dari 87 jiwa.
berikut:
No Agama Jumlah
(jiwa)
1 PNS 80
2 Pegawai Swasta 38
3 Pedagang 402
4 Buruh 87
Sumber data: Kantor Lurah Petisah Tengah 2013
No Fasilitas Jumlah
(unit)
1 Masjid 2
2 Posyandu 1
3 Tempat Pemakam Umum 1
Sumber data: Kantor Lurah Petisah Tengah 2013
61
kepalai oleh bapak M. Agha Noviandri, S.STP. M.Si. Kepala lingkungan I atau kampung kubur
Kepala Lurah
Petisah Tengah
Kepala Lingkungan I
Kampung kubur
Masyarakat 62
ANALISA DATA
5.1 Pengantar
Pada bab ini dijelaskan tentang hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti dan
sekaligus data yang dikumpulkan berdasarkan hasil penyebaran kuisioner maupun hasil
Agar pembahasan tersusun secara sistematis, maka pembahasan data dalam penelitian
Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.1 dapat diketahui bahwa responden yang
berusia kurang dari 20 sebanyak 10 responden (14,9%), usia 21 - 30 tahun berjumlah 33 orang
responden (49,3 %), usia 31 - 40 tahun berjumlah 13 responden (19,4 %), usia 41 - 50 tahun
berjumlah 5 responden (7,5 %) dan usia lebih dari 50 berjumlah 6 responden (9,0%). Disini
63
Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 5.2 menunjukkan bahwa seluruh responden
sebanyak 27 orang (40,3%) berjenis kelamin laki-laki dan responden perempuan 40 orang
(59,7%)
Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.3 dapat diketahui agama yang dianut oleh
responden memiliki agama yang berbeda, adapun agama yang dianut oleh karyawan adalah
Islam sebanyak 24 orang (35,8%), Protestan sebanyak 2 orang (3,0%), Buddha sebanyak 12
orang (17,9%), Hindu sebanyak 29 orang (43,3%). Disini agama yang mendominan yaitu agama
hindu karena sebagian besar penduduk disana bersuku bangsa India karena yang menempati
kampung ini untuk pertama kalinya adalah suku India yang bekerja di perkebunan tembakau.
64
Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.4 diatas dapat diketahui suku dari para
responden. Bahwa masyarakat kampung kubur memiliki keberagaman suku. Seperti suku jawa,
batak, india, minang, melayu dan banyak suku-suku lainnya. Berdasarkan data tersebut dapat
dilihat jika suku Jawa yaitu sebanyak 10 responden (14,9%), India sebanyak 41 responden
(61,2%), suku Melayu 15 responden (22,4%) dan suku lainnya sebanyak 1 responden (1,5%)
yaitu suku Aceh. Suku bangsa yang mendominasi kampung kubur yaitu suku bangsa India
Pendidikan merupakan hal yang terpenting dan merupakan modal utama yang wajib
dimiliki oleh setiap individu karena tujuan dari pendidikan adalah untuk meningkatkan
kesejahteraan individu itu sendiri. Berdasarkan data yang telah disajikan ppada tabel 5.5 dapat
65
menyelesaikan pendidikan formalnya mulai sekolah dasar, yaitu responden sebanyak 29 orang
(43,3%), sekolah menengah pertama sebanyak 15 responden (22,4%), sekolah menengah atas
sebanyak 20 responden (29,9%), yang golongan dip;oma sebanyak 1 responden (1,5%), yang
jenjang sarjana sebanyak 2 responden (3,0%). Tingkat pendidikan di kampung kubur ini
dominan tamat sekolah dasar saja dan disusul sama yang menempuh sekolah menengah atas.
Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.6 diatas dapat diketahui responden yang
belum menikah, yaitu 17 orang (25,4%), responden yang sudah menikah 31 orang (46,3%),
responden yang sudah janda sebanyak 12 (17,9%) responden yang berstatus duda sebanyak 7
orang (10,4%). Masyarakat kampung kubur yang menjadi responden pada penelitan ini di
66
Berdasarkan tabel diatas kita dapat melihat bahwa jumlah tanggungan anak responden
penelitian ini dominan 1 sampai 3 orang (47,8%), sisanya 4 sampai 7 orang dan di atas 7 orang
Dari tabel 5.8 di atas dapat kita ketahui bahwa masyarakat sebagian besar mengetahui
tentang program tersebut itu terlihat dari jumlah yang mengetahui sebanyak 33 orang dan
persentasinya sebesar (49.3%). Berdasarkan tabel di atas kita mengetahui bahwa masyarakat
yang menjadi responden dominan mengetahui program tersebut dilaksanakan baik, itu diketahui
dari kepala lingkungan maupun dari orang-orang yang terlibat langsung dengan program
tersebut.
67
Berdasarkan tabel 5.9 didapatkan bahwa sosialisasi yang pernah dilakukan oleh pihak
penyelenggara program yang mengatakan hannya satu kali hanya sebanyak 13 orang dengan
persentasi sebesar (19.9%) sedangkan yang mengatakan hannya sekali sebanyak 54 orang
dengan persentasi sebesar (80.6%) sedangkan yang mengatakan sering tidak ada sama sekali.
Berarti pihak penyelenggara program kurang dalam hal sosialisasi tentang program tersebut
kepada masyarakat.
Tabel 5.10 Distribusi responden bagaimana proses sosialisasi program pemdampingan USU-
BNN tersebut
Berdasarkan tabel 5.10 menjelaskan bahwa sebagian besar responden kurang dapat
mengerti tentang proses sosialisasi yang dilakukan karena sosialisasi yang dilakukan kurang oleh
sebab itu responden yang menjawab kurang mengerti sebanyak 48 orang, dengan persentasi
(71.6%) yang dapat mengerti sebannyak 4 orang dengan persentasi sebesar (6.0%) dan yang
menjawab tidak mengerti sebanyak 15 orang dengan persentase (22,4%). Berdasarkan jawaban
tersebut kita dapat mengetahui bahwa program tersebut belum sepenuhnya di jelaskan atau
68
penelitian ini belum mengerti tentang program tersebut itu terlihat dari jumlah atau proses
Berdasarkan tabel diatas kita mengetahui bahwa saat diadakan sosialisasi program
pendampingan USU-BNN sebagian besar masyarakat tertarik dengan program tersebut itu
terlihat dari jumlah distribusi warga yang mengatakan tertarik pada saat sosialisasi dilaksanakan
dan jumlah yang mengatakan tertarik sebanyak 36 orang dengan persentasi sebesar (53,7%) dan
yang mengatakan kurang tertarik sebanyak 29 orang dengan persentasi sebesar (43,3%) dan yang
mengatakan tidak tertari sangat sedikit dengan frekuensi sebanyak 2 orang dengan persentasi
sebesar (3,0%). Disini kita bisa melihat bahwa masyarakat antusias dengan program tersebut
dilaksanakan di tempat tinggal mereka karena sangat bermanfaat bagi warga kampung kubur.
Tabel 5.12 Distribusi responden tanggapan masyarakat tentang adanya keberadaan program
pendampingan USU-BNN
69
kubur menanggapi dengan baik program yang dijalankan oleh USU-BNN tersebut terlihat dari
jumlah masyarakat yang menganggapi dengan baik sebanyak 36 orang dengan persentasi sebesar
(53,7%) dan yang mengatakan biasa saja sebanyak 31 orang dengan jumlah persentasi sebesar
(46,3%) dan yang menanggapi sangat baik sama sekali tidak ada karena program tersebut tidak
berjalan dengan baik itu terlihat dari sejumlah barang-barang yang di serahkan oleh pihak
penyelenggara program tidak terpakai, seperti alat-alat salon yang masih terbungkus di rumah
yang sudah dikontrak oleh pihak penyelenggara program dan salah satu warga menyatakan
alat-alat tersebut : (alat-alat salon)) jadi masyarakat bingung untuk apa di kasih alat-alat tersebut.
Tetapi masyarakat menanggapi program tersebut dengan baik dilaksanakan di kampung mereka.
II Proses
Berdasarkan tabel 5.13 di atas bahwa informasi sampai sejauh ini yang diberikan oleh
para pihak penyelenggara program yang mengatakan sudah cukup sebanyak 17 orang dengan
persentasi sebesar (25,4%), yang menyatakan kurang cukup lebih dominan sebanyak 39 dengan
persentasi sebanyak (58,2%), dan yang paling menyatakan tidak cukup sebanyak 11 orang
dengan persentasi sebesar (16,4%). Oleh karena itu masyarakat menyatakan bahwa informasi
70
masyarakat kampung kubur sehingga mereka masih bingung terhadap program tersebut.
Berdasarkan tabel 5.14 diatas kita dapat melihat bahwa masyarakat yang mengetahui
tujuan program pendampingan USU-BNN ini masih dominan tidak mengetahui karena ini
terlihat dari data yang terkumpul dari lapangan yang mengetahui sebanyak 53 orang dengan
persentasi sebesar (79,1%) dalam hal ini berarti program tersebut belum tersosialisasi dengan
baik makanya masyarakat tidak mengetahui program tersebut, yang kurang mengetahui sebanyak
13 orang dengan persentasi sebesar (19,4%) dan yang tidak mengetahui sama sekali hannya 1
Dari tabel di atas kita 5.15 dapat melihat bahwa masyarakat yang memahami dan yang
kurang memahami hampir seimbang, itu terlihat dari distribusi yang memahami sebanyak 30
dengan persentasi sebesar (44,8%) dan yang kurang memahami sebanyak 31 dengan prsentasi
sebesar (46,3%) dan yang tidak memahami sebanyak 6 orang dengan persentasi sebesar (9,0%).
71
agar masyarakat lebih atau bisa memahami dengan baik program tersebut.
Tabel 5.16 Distribusi responden tentang menyadari pentingnya program pendampingan USU-
BNN diaksanakan
Dari tabel diatas 5.16 kita mengetahui bahwa masyarakat sangat menyadari pentingnya
program tersebut dilaksanakan di kampung kubur itu terlihat dari dominannya responden
menjawab menyadari dengan jumlah distribusi yang menjawab menyadari sebanyak 62 orang
dengan persentasi sebesar (92,9%), yang menjawab kurang menyadari sebanyak 5 orang dengan
persentasi sebesar (7,5%), dan yang menjawab tidak menyadari tidak ada Berarti masyarakat
mendukung hadirnya program tersebut karena mengingat masyarakat masih cenderung terlibat
Berdasarkan tabel 5.17 diatas dapat diketahui bahwa masyarakat merasakan pengaruh
positif setelah hadirnya program pendampingan USU-BNN di kampung kubur tetapi ada pula
tang menjawab tidak ada dan menjawab tidak tau itu terlihat dari jumlah distribusi yang disajikan
dalam tabel yang menyatakan mempunyai pengaruh positif ada sebanyak 50 orang dengan
72
(22,4%) dan yang menyataka tidak tau sebanyak 2 orang dengan persentasi sebesar (3,0%).
Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa program pendampingan USU-BNN ini membawa
pengaruh positif bagi warga kampung kubur tetapi sebagian warga menyatakan apabila program
ini dioptimalkan maka masyarakat kampung kubur akan semakin sukses kedepanya dan sukses
menjadi kampung sejahtera tanpan penggunaan narkoba kata sebagian responden masyarakat
kampung kubur.
Tabel 5.18 Distribusi responden mengenai tingkat kepuasan terhadap program pendampingan
USU-BNN
Berdasarkan data pada tabel 5.18 diatas dapat dilihat bahwa distribusi masyarakat yang
menyatakan tidak puas dominan dengan jumlah frekuensi sebanyak 45 dengan jumlah persentasi
sebesar (67,2%) yang menyatakan puas hannya 14 orang dengan persentasi sebesar (20,9%), dan
yang menyatakan tidak puas hanya sebanyak 8 orang dengan persentasi sebesar (11,9%). Dari
data tersebut masyarakat menyatakan mereka menjawab dominan kurang puas karena program
yang dilaksanakan oleh USU-BNN ini tidak di jalankan dengan baik oleh para pihak
penyelenggara mereka menyatakan bahwa program tersebut tidak di optimalisasikan dengan baik
padahal warga kampung kubur menerima dengan antusias program tersebut dilaksanakan di
kampung mereka.
73
Berdasarkan tabel di atas 5.19 dapat diketahui bahwa responden yang menjawab adanya
kemajuan setelah adanya program ini banyak dengan frekuensi sebanyak 56 orang dengan
persentasi sebesar (83,6%), yang menyatakan tidak ada cenderung sedikit yaitu sebanyak 8 orang
dengan presentasi sebesar (11,9%) dan yang menyatakan tidak tau hanya 3 orang dengan
persentasi sebesar (4,5%). Dari data tersebut berarti masyarakat kampung kubur sudah
mengalami kemajun setelah diadakanya program tersebut tetapi responden mengatakan kalau
program ini di jalankan dan di optimalisasikan maka kemajuan yang dirasakan warga kampung
kubur akan semakin bertambah dengan adanya program tersebut tetapi belakangan ini kemajuan
yang dirasakan semakin lama semakin tidak terlihat karena program tersebut tidak dijalankan
dengan baik.
Tabel 5.20 Distribusi responden tentang adanya dampak positif yang dirasakan setelah adanya
program pendampingan USU-BNN
Dari tabel diatas 5.20 dapat diketahui bahwa masyarakat sudah merasaakn dampak positif
dengan adanya program tersebut diadakan di kampung kubur terlihat dari jumlah yang
menyatakan ada dampak positif sebanyak 56 orang dengan persentasi sebesar (83,6%) yang
74
menyatakan tidak tau hanya sebanyak 3 orang dengan persentasi sebesar (4,5%). program
pendampingan USU-BNN ini memang memberikan pengaruh positif bagi warga di sini awal-
awalnya sudah terlihat dampak positifnya dirasakan warga tetapi belakanggan ini program
tersebut tidak dijalankan lagi terlihat alat-alat salon yang di sediakan oleh pihak penyelenggara
program tidak difungsikan sampai sekarang tetapi sebagian peralatan yang disedikan sudah
difungsikan seperti dorsmeer sudah yang dikerjakan oleh anak-anak sepulang sekolah.
dilasanakan di kampung kubur itu terlihat dari sejumlah responden yang menjawab sudah
bermanfaat sebanyak 53 orang denga persentasi sebanyak (79,1%) yang menyatakan belum
hanya 14 orang dengan persentasi sebesar (20,9%) dan yang menjawab tidak tau tidak ada.
Masyarakat kampung kubur merasakan manfaat setelah hadirnya program tersebut dilaksanakan
di dkampung kubur itu terlihat dari data yang sudah dijelaskan di atas tetapi warga nenyatakan
jika program ini dilakukan dengan baik maka akan semakin bermanfaat bagi warga di sini.
75
program ini hanya cukup saja, data yang terkumpul menyebutkan bahwa responden yang
menyatakan sangat bagus hannya ada 6 orang dengan persentasi sebesar (9,0%) saja dan yang
menyatakan bagus sebanyak 14 orang dengan jumlah persentasi sebesar (20,9%) dan yang
menyatakan cukup lebih dominan yaitu sebanyak 40 orang denga persentasi sebesar (70,1%).
Berdasarkan data tersebut kesimpulan yang di ambil oleh warga kampung kubur mengnai
program pendampingan USU-BBN ini cukup saja bagi warga karena tidak begitu terlihat sampai
sejauh ini.
Tabel 5.23 Distrubusi responden tentang perlunya penambahan program yang lain selain
program pendampingan USU-BNN
Dari data tabel 5.23 di atas dapat di lihat bahwa penambahan tentang program-program
yang lain yang akan di laksanakan di kampung kubur cenderung seimbang yang menjawab perlu
dan tidak perlu itu terlihat dari jumlah distribusi pada responden yang menjawab perlu ada
sebanyak 33 orang dengan persentasi sebesar (49,3%) yang menjawab tidak perlu ada 34 orang
dengan persentasi sebesar (50,7%) dan yang menjawab tidak perlu tidak ada.
karena program yang ada saja dulu dijalankan dengan baik karena program yang ada ini sudah
sangat bagus jika dijalankan denga optimal karena jika ditambah lagi dengan program yang lain
bisa saja tidak dijalankan nantinya dengan optimal tetapi sebagian masyarakan menyarankan
76
dan stigma yang selam ini ter cap di kampung kubur agar hilang dikarenakan banyak program
yang sangat bermanfaat dan memberikan dampak yang positif bagi warga agar tidak terlibat lagi
dengan penyalahgunan narkoba agar kampung kubur bisa dikatakan sebagai kampung sejahtera
77
6.1 Kesimpulan
Bab ini berisikan kesimpulan dan saran, yang didapat dari hasil penelitian. Kesimpulan
yang terdapat dalam bab ini merupakan hasil yang dicapai dari analisis data dalam penelitian
tentang evaluasi program pendampingan USU-BNN terhadap pencegahan penyalahgunaan
narkoba di Kampung Kubur Kelurahan Petisah Tengah Medan Petisah. Responden dalam
penelitian ini berjumlah 67 orang.
Berdasarkan hasil analisi data yang dilakukan, melihat masalah, mengamati dan
penelitian atas evaluasi program pendampingan USU-BNN terhadap pencegahan
penyalahgunaan narkoba di Kampung Kubur Kelurahan Petisah Tengah Medan Petisah dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Sosialisasi program pendampingan USU-BNN terhadap pencegahan penyalahgunaan
narkoba di Kampung Kubur Kelurahan Petisah Tengah Medan Petisah dilihat dari
informasi program yang didapat masyarakat dan masyarakat menyambut baik program
tersebut tetapi tidak di sosialisakan dengan baik oleh pihak penyelenggara program
2. Pelaksanaan program pendampingan USU-BNN terhadap pencegahan penyalahgunaan
narkoba di Kampung Kubur Kelurahan Petisah Tengah Medan Petisah dilihat dari segi
pelaksanaan program, respon atau kualitas program, pelayanan, fasilitas, sudah
dijalankan tetapi dari segi pelaksanaan program tidak berjalan dengan baik juga
pelayanan yang diberikan belum memadai untuk masyarakat tetapi respon dari
masyarakat baik dalam menyambut program tersebut dan juga fasilitas yang diberikan
sudah memadai akan tetapi belum difungsikan.
3. Pelaksanaan program pendampingan USU-BNN terhadap pencegahan penyalahgunaan
narkoba di Kampung Kubur Kelurahan Petisah Tengah Medan Petisah dari segi ketepatan
sasaran sudah baik akan tetapi ketepatan waktu untuk sosialisai tentang program tersebut
belum sepenuhnya berjalan dengan baik,
78
79
Badan Narkotika Nasional 2015. “Modul Assesment dan Rencana Terapi PenggunaNarkotika,
Jakata: Direktorat Bina Kesehatan jiwa Kementrian Kesehatan RI
Siagian,M dan Agus S, 2012. CSR Perspektif Pekerjaan Sosial. Medan: Grasindo
Sumber internet:
.(http://liputanrakyat.com/2017/01/28/pengguna-narkoba-di-provinsi-jambi
21.00 Wib)
(https://daerah.sindonewa.com/read/10999/18/174/mengkhawatirkan-jumlah-pengguna
narkoba-di-sumut-meningkat-1460321199)
(http://harian.analisadaily.com/kampus/news/lpm-usu-sumbang-mesin-dan-
pengobatangratis/286720/2016/12/15 diakses jam 14:00 Wib)
Sumber lain
Petunjuk pengisian
Pilihlah dan berikan tanda silang (X) pada jawaban yang paling sesuai menurut bapak/ibu
Isilah titik-titik denagn baik dan benar sesuai dengan jawaban bapak/ibu
Mohon semua pertanyaan diisi dengan jujur,benar, dan tidak ada yang terlewatkan
Atas kesediaan Bapak/ibu dalam membantu peneliti mengisi kuesioner, peneliti
mengucapkan terima kasih.
I. Masukan (input)
Apakah Bapak/Ibu mengetahui bahwa sudah pernah dilaksanakan sosialisasi program
pendampingan USU-BNN terhadap penyalahgunaan narkoba di kampung ini?
Mengetahui
Kurang mengetahui
Tidak mengetahui
Berikan alasan anda memilih jawaban ini
..................................................................................................
..................................................................................................
Jika tau sudah berapa kali dilakukan sosialisasi tentang pprogram tersebut?
Sampai sejauh ini apakah informasi yang diberikan tentang program pendampingan
USU-BNN ini sudah cukup bagi masyarakat kampung kubur?
Sudah cukup
Kurang cukup
Tidak cukup
Berikan alasan anda memilih jawaban ini
...............................................................................................
...............................................................................................
Apakah anda mengetahui tujuan dari program ini di laksanakan?
Mengetahui
Kurang mengetahui
Tidak mengetahui
Berikan alasan anda memilih jawaban ini
.................................................................................................
..................................................................................................
Apakah anda sudah memahami tentang program pendampingan USU-BNN ini?
Memahami
Kurang memahami
Tidak memahami
Berikan alasan anda memilih jawaban inio
.................................................................................................
.................................................................................................
III Keluaran (output)
Apakah anda menyadari pentingnya program ini dilaksanakan di kampung ini?
Menyadari
Kurang menyadari
Tidak menyadari
Berikan alasan anda memilih jawaban ini
...............................................................................................
IV Dampak (impact)
Apakah anda merasa puas dengan adanya program pendampingan USU-BNN ini di
kampung Bapak/Ibu
Puas
Kurang puas
Tidak puas
Berikan alasan anda memilih jawaban ini
................................................................................................
................................................................................................
Apakah kampung ini mengalami kemajuan setelah adanya program ini?
Ya, ada
Tidak ada
Tidak tau
Berikan alasan anda memilih jawaban ini
...............................................................................................
...............................................................................................
Adakah dampak yang positif yang dirassakan warga kampung kubur setelah program ini
berjalan di sini?
Ya, ada
Tidak ada
Tidak tau