Anda di halaman 1dari 117

Universitas Sumatera Utara

Repositori Institusi USU http://repositori.usu.ac.id


Fakultas Kesehatan Masyarakat Skripsi Sarjana

2016

Perbedaan Pengetahuan, Sikap dan


Tindakan Siswa Antara Sebelum dan
Sesudah Penyuluhan Kesehatan
Tentang Personal Hygiene di SD Negeri
173398 Doloksanggul Kabupaten
Humbang Hasundutan Tahun 2016

Lumban Gaol, Haryati


Universitas Sumatera Utara

http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/17779
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
PERBEDAAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN SISWA
ANTARA SEBELUM DAN SESUDAH PENYULUHAN KESEHATAN
TENTANG PERSONAL HYGIENE DI SD NEGERI 173398
DOLOKSANGGUL KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN
TAHUN 2016

SKRIPSI

OLEH
HARYATI LUMBAN GAOL
NIM : 121000266

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2016

Universitas Sumatera Utara


PERBEDAAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN SISWA
ANTARA SEBELUM DAN SESUDAH PENYULUHAN KESEHATAN
TENTANG PERSONAL HYGIENE DI SD NEGERI 173398
DOLOKSANGGUL KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN
TAHUN 2016

Skripsi ini diajukan sebagai


Salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kesehatan Masyarakat

OLEH
HARYATI LUMBAN GAOL
NIM : 121000266

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2016

Universitas Sumatera Utara


HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi “PERBEDAAN

PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN SISWA ANTARA SEBELUM

DAN SESUDAH PENYULUHAN TENTANG PERSONAL HYGIENE DI SD

NEGERI 173398 DOLOKSANGGUL KABUPATEN HUMBANG

HASUNDUTAN TAHUN 2016” ini beserta seluruh isinya adalah benar hasil

karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau mengutip dengan

cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat

keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko atau sanksi yang

dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap

etika keilmuan dalam karya saya ini, atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian

karya saya ini.

Medan, Juli 2016

Yang membuat pernyataan

Haryati Lumban Gaol

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT

The children health problems are mostly found during the school year.
Those problem will determine the quality of the children capability in the future,
especially related to the healthy life style and children growth development
dissorder. Personal hygiene is the main factor of the personal health status. Based
on a preliminary study of students in SD N 173398 Doloksanggul have minimal
knowledge, attitude and action about personal hygiene.
This research was conducted to figure out the effect of health promotion
program on the knowledge, attitude and practice of personal hygiene among
students. This study was quasi experiment research with one group pre-test and
post-test disign. The sample of research was 22 students. T independent test was
employed as the statistical data analysis. The data used is primary data obtained
through interviews with questionnaires and secondary data obtained through
other references.
The research result revealed that there is a significant differance score
among pre an post for knowledge, attitude and practice of personal hygiene
variables, with p-value < 0,05 (knowledge variable p-value = 0,000 ; attitude
variable p-value = 0,000 and action variable p-value = 0,000).
There was a significant differences of knowledge , attitude and practice
of students before and after promotion program about personal hygiene.

Keyword : personal hygiene, knowledge, attitude, practice, health promotion

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK

Permasalahan kesehatan pada anak banyak ditemukan pada periode anak


sekolah, hal ini sangat menentukan kualitas anak di kemudian hari. Masalah
kesehatan tersebut meliputi perilaku hidup bersih dan sehat, gangguan
perkembangan, dan gangguan belajar. Personal hygiene atau kebersihan
perorangan merupakan faktor yang penting karena bila ada masalah dengan
personal hygiene akan berdampak pada kesehatan seseorang. Berdasarkan studi
pendahuluan, siswa SD 173398 memiliki pengetahuan, sikap dan tindakan yang
rendah tentang personal hygiene.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi kuasi
eksperimen dengan menggunakan rancangan one group pretest posttest. Populasi
penelitian sebanyak 22 siswa, dengan teknik pengambilan sampel total sampling.
Uji statistik yang digunakan adalah uji t independent. Data yang digunakan adalah
data primer yang diperoleh melalui wawancara dengan kuesioner dan data
sekunder diperoleh melalui referensi- referensi lainnya.
Hasil penelitian diketahui bahwa ada perbedaan yang signifikan
pengetahuan, sikap dan tindakan sebelum dan sesudah penyuluhan. Dengan nilai
p-value pengetahuan, sikap dan tindakan <0,05 (pengetahuan = 0,000 (<0,05) ;
sikap = 0,000 (<0,05), dan tindakan = 0,000 (<0,05).
Ada perbedaan yang signifikan pengetahuan, sikap dan tindakan siswa
antara sebelum dan sesudah penyuluhan tentang personal hygiene di SD Negeri
173398 Doloksanggul.

Kata kunci : Personal hygiene, pengetahuan, sikap, tindakan, pendidikan


kesehatan

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang

telah melimpahkan kasih dan rahmat-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan

skripsi dengan judul ” Perbedaan Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Siswa

Antara Sebelum Dan Sesudah Penyuluhan Kesehatan Tentang Personal

Hygiene Di SD Negeri 173398 Doloksanggul Kabupaten Humbang

Hasundutan Tahun 2016” guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat.

Penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan dan dukungan

dari berbagai pihak, oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan

ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si selaku Dekan Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

2. Ir. Evi Naria, MKes selaku Ketua Departemen Kesehatn Lingkungan dan

dosen Penguji I

3. Prof. Dr. Dra. Irnawati Marsaulina, MS selaku Pembimbing I.

4. Ir. Indra Chahaya S, M.Si selaku dosen Pembimbing II.

5. Dr. dr. Taufik Ashar, MKM selaku dosen Penguji II dan Dosen Pembimbing

Akademik yang memberikan arahan selama proses belajar di Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

6. Dosen dan staf/pegawai yang banyak membantu penuis dalam proses belajar

di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Universitas Sumatera Utara


7. N. Manalu, A.Ma.Pd selaku Kepala Sekolah SD Negeri 173398

Doloksanggul yang telah memberikan izin serta memfasilitasi penulis dalam

melakukan penelitian.

8. Teristimewa kepada kedua orang tua penulis Ayah tercinta (P. Lumban Gaol)

dan Ibu tercinta (N. Manalu) atas kesabaran, doa dan dukungan dalam

penyusunan skripsi ini.

9. Saudara-saudara penulis (Fernando Lumban Gaol, Ida Berliana Lumban

Gaol, Erikson Lumban Gaol, Anna Maria Sofiana Lumban Gaol, Ayu Susi

Yanthi Lumban Gaol dan Rahmat Lumban Gaol) yang telah memberikan

dukungan dan semangat dalam penyusunan skripsi ini.

10. Sahabat penulis Ayu dan Yohana, anggota MDG’s, teman-teman mahasiswa

angkatan 2012 Fakultas Kesehatan Masyarakat USU yang memberikan

dukungan, semangat dan saran dalam menyelesaikan skripsi ini.

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Medan, Juli 2016

Penulis

(Haryati Lumban Gaol)

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .............................................. i


HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................................... ii
ABSTRACT .................................................................................................................. iii
ABSTRAK ................................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ................................................................................................. v
DAFTAR ISI ................................................................................................................. vii
DAFTAR TABEL ....................................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................... xi
RIWAYAT HIDUP ...................................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1

1.1 ................................................................................................................ a
tar Belakang ...................................................................................................... 1
1.2 ................................................................................................................ R
umusan Masalah ............................................................................................... 4
1.3 ................................................................................................................ T
ujuan Penelitian ................................................................................................ 4
1.3.1 ........................................................................................................ T
ujuan Umum ......................................................................................... 4
1.3.2 ........................................................................................................ T
ujuan Khuus .......................................................................................... 4
1.4 ................................................................................................................ H
ipotesis .............................................................................................................. 5
1.5 ................................................................................................................ M
anfaat Penelitian ............................................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................... 8

2.1 ................................................................................................................ P
enyuluhan ......................................................................................................... 8
2.1.1 Definisi Penyuluhan ................................................................................ 8
2.1.2 Metode Penyuluhan ................................................................................. 8
2.1.3 Media Penyuluhan ................................................................................. 12
2.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyuluhan .................................... 14
2.2 Personal Hygiene............................................................................................. 15
2.2.1 Definisi Personal Hygiene..................................................................... 15
2.2.2 Macam-macam Personal hygiene ......................................................... 16
2.2.3 Faktor – Faktor yang Memengaruhi Personal Hygiene ........................ 19

Universitas Sumatera Utara


2.3 Pengetahuan, Sikap dan Tindakan ................................................................... 20
2.3.1 Pengetahuan ........................................................................................... 20
2.3.2 Sikap ...................................................................................................... 22
2.3.3 Tindakan ................................................................................................ 25
2.3.4Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan dan Sikap .................. 26
2.4 Kerangka Konsep............................................................................................. 30

BAB III METODE PENELITIAN .............................................................................. 32

3.1 Jenis Penelitian ................................................................................................ 32


3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................................... 33
3.3 Populasi dan Sampel ........................................................................................ 33
3.4 Media dan Metode Penyuluhan ....................................................................... 33
3.4.1 Media Penyuluhan ................................................................................. 33
3.4.2 Metode Penyuluhan ............................................................................... 34
3.5Metode Pengumpulan Data............................................................................... 34
3.6 Variabel dan Definisi Operasional................................................................... 35
3.7 Metode Pengukuran ......................................................................................... 36
3.8 Metode Pengolahan Data dan Analisis Data ................................................... 37
3.8.1 Metode Pengolahan Data ....................................................................... 37
3.8.2 Metode Analisis Data ............................................................................ 38

BAB IV HASIL.............................................................................................................. 40

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian............................................................... 40


4.2. Karakteristik Responden................................................................................. 41
4.3. AnalisisUnivariat ............................................................................................ 41
4.3.1. Distribusi Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Responden Tentang
Personal Hygiene ................................................................................. 41
4.3.1.1. Pengetahuan Responden Tentang Personal Hygiene ............... 41
4.3.1.2. Sikap Responden Tentang Personal Hygiene .......................... 43
4.3.1.3. Tindakan Responden Tentang Personal Hygiene .................... 44
4.3.2. Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Responden Sebelum dan
Sesudah Diberikan Penyuluhan Kesehatan Tentang Personal
Hygiene................................................................................................. 45
4.3.3. Perbandingan Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Responden
Berdasarkan Jenis Kelamin ................................................................... 46
4.4. AnalisisBivariat .............................................................................................. 46
4.4.1. Uji Normalitas Data .............................................................................. 47
4.4.2. Perbandingan Rerata Nilai Pengetahuan Responden

Universitas Sumatera Utara


Sebelum dan Sesudah Penyuluhan ........................................................ 47
4.4.2. Perbandingan Rerata Nilai Sikap Responden Sebelum dan
Sesudah Penyuluhan.............................................................................. 48
4.4.2. Perbandingan Rerata Nilai Tindakan Responden Sebelum
dan Sesudah Penyuluhan ....................................................................... 49

BAB V PEMBAHASAN ............................................................................................... 50

5.1. Pegetahuan Sikap dan Tindakan Sebelum dan Sesudah Penyuluhan ............. 50
5.1.1. Pengetahuan Sebelum dan Sesudah Penyuluhan .................................. 50
5.1.2. Sikap Sebelum dan Sesudah Penyuluhan ............................................. 51
5.1.3. Tindakan Sebelum dan Sesudah Penyuluhan ....................................... 52
5.2. Perbedaan Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Sebelum dan Sesudah
Penyuluhan ..................................................................................................... 53
5.2.1. Perbedaan Pengetahuan Sebelum dan Sesudah Penyuluhan ................ 53
5.2.2. Perbedaan Sikap Sebelum dan Sesudah Penyuluhan ........................... 53
5.2.3. Perbedaan Tindakan Sebelum dan Sesudah Penyuluhan ..................... 54

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN....................................................................... 56

6.1. Kesimpulan ..................................................................................................... 56


6.1. Saran ............................................................................................................... 57

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 58

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Gambaran Siswa SD Negeri 173398 Doloksanggul .................................... 40


Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Rerponden Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin..... 41
Tabel 4.3. Distribusi Pengetahuan Responden tentang Personal Hygiene.................... 42
Tabel 4.4. Distribusi Sikap Responden tentang Personal Hygiene .............................. 43
Tabel 4.5. Distribusi Tindakan Responden tentang Personal Hygiene ........................ 44
Tabel 4.6. Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Responden Sebelum dan
Sesudah Diberikan Penyuluhan Kesehatan .................................................. 45
Tabel 4.7. Distribusi Rerata Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Responden
Berdasarkan Jenis Kelamin .......................................................................... 49
Tabel 4.8. Hasil Uji Normalitas Data .............................................................................. 51
Tabel 4.9. Perbandingan Rerata Nilai Pengetahuan Responden Sebelum dan
Sesudah Penyuluhan..................................................................................... 52
Tabel 4.10. Perbandingan Median Nilai Sikap Responden Sebelum dan Sesudah
Penyuluhan ................................................................................................... 52
Tabel 4.11. Perbandingan Rerata Nilai Tindakan Responden Sebelum dan
Sesudah Penyuhan ........................................................................................ 53

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner

Lampiran 2. Satuan Acara Penyuluhan

Lampiran 3. Media Penyuluhan

Lampiran 4. Master Data

Lampiran 5. Out put SPSS

Lampiran 6. Surat Izin Penelitian

Lampiran 7. Surat Keterangan Selesai Penelitian

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Haryati Lumban Gaol

Tempat Lahir : Doloksanggul

Tanggal Lahir : 7 Oktober 1994

Suku Bangsa : Batak

Agama : Kristen

Nama Ayah : Porman Lumban Gaol

Suku Bangsa Ayah : Batak

Nama Ibu : Nurmala Manalu

Suku Bangsa Ibu : Batak

Pendidikan Formal

1. SD/Tamat tahun : SD 173398 Doloksanggul / 2006

2. SLTP/Tamat tahun : SMP Negeri 2 Doloksanggul / 2009

3. SLTA/Tamat tahun : SMA Negeri 1 Doloksanggul / 2012

4. Lama studi di FKM USU : 3 tahun 10 bulan

Universitas Sumatera Utara


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Personal hygiene merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia., personal

hygiene atau kebersihan diri adalah upaya seseorang dalam memelihara

kebersihan dan kesehatan dirinya untuk memperoleh kesehatan fisik dan bertujuan

untuk mencegah timbulnya penyakit. Personal hygiene yang pada dasarnya harus

diperhatikan yaitu personal hygiene yang mencakup beberapa hal seperti,

perawatan kulit kepala dan rambut, mata, hidung, telinga, kuku tangan dan kaki,

kulit, dan perawatan tubuh secara keseluruhan. Personal hygiene adalah aspek

yang sangat penting dari penyuluhan kesehatan. Menjaga kebersihan bagian badan

adalah hal yang harus dilakukan oleh anak-anak agar terhindar dari penyebaran

penyakit (Siwach, 2009).

Personal hygiene yang tidak baik pada anak usia sekolah menimbulkan

beberapa masalah kesehatan, seperti infeksi saluran pernapasan, cacingan, anemia,

dan flu. Dampak yang terjadi pada anak-anak usia sekolah yang tidak begitu

mengerti bagaimana menjaga personal hygiene khususnya kebersihan tangan akan

timbul penyakit infeksi parasit usus, karena ketika tangan dalam keadaan tidak

bersih dan tangan kontak langsung dengan makanan maka makanan akan

terkontaminasi kuman dan bakteri. Dalam hal ini kesehatan yang buruk dapat

mengakibatkan kurangnya perkembangnya kognitif seorang anak baik terjadinya

Universitas Sumatera Utara


perubahan fisiologis atau kurangnya motivasi untuk belajar (Rosso & Arlianti,

2009).

Dalam Undang-Undang Kesehatan No.23 Tahun 1992 memberikan batasan:

kesehatan adalah keadaan sejahtera badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan

setiap orang hidup secara sosial dan ekonomi. Batasan yang diangkat dari batasan

kesehatan menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang paling baru ini,

memang lebih luas dan dinamis dibandingkan dengan batasan sebelumnya yang

mengatakan, bahwa kesehatan adalah keadaan sempurna, baik fisik, mental

maupun sosial, dan tidak hanya bebas dari penyakit dan cacat (Notoatmodjo,

2007).

Siswa sekolah dasar merupakan sekelompok masyarakat yang mempunyai

andil besar dalam kelangsungan negara ini sehingga sangat perlu ditingkatkan

kemampuan hidup sehatnya, salah satunya dengan meningkatkan pengetahuan dan

sikap anak tentang kesehatan terutama tentang personal hygiene. Kemampuan dan

sikap siswa dapat ditingkatkan salah satunya dengan memberikan

informasi/penyuluhan kesehatan. Sebagai suatu institusi pendidikan, sekolah

mempunyai peranan dan kedudukan strategis dalam upaya promosi kesehatan. Hal

ini disebabkan karena sebagian besar anak usia 5-19 tahun terpajan dalam

lembaga pendidikan dalam jangka waktu yang cukup lama. Dari segi populasi,

promosi kesehatan di sekolah dapat menjangkau dua jenis populasi, yaitu populasi

anak sekolah dan populasi masyarakat umum/keluarga. Promosi kesehatan di

sekolah membantu meningkatkan kesehatan siswa, guru, karyawan, keluarga serta

Universitas Sumatera Utara


masyarakat sekitar sehingga proses belajar mengajar berlangsung lebih produktif

(Rosso & Arlianti, 2009).

Sebelumnya peneliti telah melakukan survai di beberapa Sekolah Dasar di

Kecamatan Doloksanggul sehingga ditemukan masalah kesehatan tentang

personal hygiene di SD Negeri 173398 Doloksanggul Kabupaten Humbang

Hasundutan. Sekolah ini terletak di desa Pasaribu dimana mayoritas pekerjaan

masyarakat adalah bertani, setiap harinya anak-anak dibawa ke ladang untuk

membantu pekerjaan orang tua. Biasanya pulang dari ladang sudah sore atau

malam, tidak jarang mereka tidak mandi dan hanya sekedar cuci kaki dan tangan

yang kotor karena tanah dari ladang, disini dapat diketahui rendahnya

pengetahuan dan sikap mengenai personal hygiene sehingga sangat perlu

diberikan penyuluhan.

Berdasarkan survai yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 8 Febrari 2016

di SD Negeri 173398 Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan

didapatkan data jumlah siswa sebanyak 153 siswa, sebanyak 36 siswa duduk di

kelas 1, 26 siswa duduk di kelas 2, 26 siswa duduk di kelas 3, 19 siswa duduk

dikelas 4, 22 siswa duduk di kelas 5, dan 24 siswa duduk di kelas 6.

Obsevasi yang dilakukan peneliti pada lima siswa kelas V ditemukan siswa

dengan kondisi gigi kotor, kuku dengan kondisi panjang dan kotor, rambut dengan

kondisi bau dan kurang bersih. Dari hasil wawancara dengan ke-lima siswa,

mereka mengatakan mandi kurang dari satu kali sehari dalam satu minggu, tidak

Universitas Sumatera Utara


menyikat gigi, dan kuku tidak dipotong. Hasil wawancara dengan ke-lima siswa

itu sendiri, 5 diantaranya mengatakan kurang tahu tentang personal hygiene dan

kurang tahu bagaimana cara personal hygiene yang baik. Dari data yang diperoleh

dengan wawancara dengan pihak sekolah, didapatkan informasi bahwa pernah

dilakukan penyuluhan tentang personal hygiene yaitu cuci tangan pakai sabun dari

puskesmas setempat, sementara seperti diketahui cuci tangan pakai sabun ini

hanya sebagian kecil dari personal hygigene.

Observasi yang dilakukan di SD Negeri 173398 Doloksanggul, diketahui

tersedia tiga kamar mandi, satu kamar mandi untuk guru, satu kamar mandi untuk

siswa laki-laki dan satu kamar mandi untuk siswa perempuan, namun tidak

dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang mendukung personal hygiene yang

baik diantaranya tidak ada sabun cuci tangan, tidak disediakan handuk atau tisu

untuk mengeringkan tangan, tidak disediakan cermin dan sisir. Selain itu SD

Negeri 173398 Doloksanggul tidak mempunyai UKS (Usaha Kesehatan Sekolah),

padahal UKS ini sangat dibutuhkan untuk mendukung upaya peningkatan

kesehatan. UKS adalah upaya membina dan mengembangkan kebiasaan hidup

sehat yang dilakukan secara terpadu melalui program pendidikan dan yankes di

sekolah, perguruan agama serta usaha-usaha yang dilakukan dalam rangka

pembinaan dan pemeliharaan kesehatan dilin program Lingkungan sekolah

(Departemen Pendidikan & Kebudayaan)

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa siswa di SD Negeri

173398 Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan, kurang mengetahui

Universitas Sumatera Utara


tentang apa itu personal hygiene dari segi pengetahuan, segi penampilan tentang

personal hygiene, dan kurang mengetahui bagaimana cara melakukan personal

hygiene dengan baik, maka dari itu peneliti ingin melakukan penyuluhan tentang

personal hygiene di SD Negeri 173398 Doloksanggul Kabupaten Humbang

Hasundutan, untuk mengetahui pengaruh penyuluhan tersebut terhadap

peningkatan pengetahuan dan sikap anak.

1.2 Permasalahan Penelitian

Berdasarkan uraian ringkas dalam latar belakang yaitu bahwa siswa kurang

mengetahui tentang personal hygiene dan kurang tahu bagaimana cara personal

hygiene dengan baik dan benar, maka rumusan permasalahan penelitian ini adalah

‘Apakah ada pengaruh penyuluhan kesehatan tentang personal hygiene terhadap

peningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan siswa di SD Negeri 173398

Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan?’

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dalam penelitian ini adalah mengetahui perbedaan

pengetahuan, sikap dan tindakan siswa antara sebelum dan sesudah penyuluhan

kesehatan tentang personal hygiene di SD Negeri 173398 Doloksanggul

Kabupaten Humbang Hasundutan.

1.3.2 Tujuan Khusus

Universitas Sumatera Utara


1. Mengetahui tingkat pengetahuan siswa tentang personal hygiene sebelum

diberikan penyuluhan kesehatan di SD Negeri 173398 Doloksanggul

Kabupaten Humbang Hasundutan

2. Mengetahui tingkat pengetahuan siswa tentang personal hygiene sesudah

diberikan penyuluhan kesehatan di SD Negeri 173398 Doloksanggul

Kabupaten Humbang Hasundutan

3. Mengetahui sikap siswa tentang personal hygiene sebelum diberikan

penyuluhan kesehatan di SD Negeri 173398 Doloksanggul Kabupaten

Humbang Hasundutan

4. Mengetahui sikap siswa tentang personal hygiene sesudah diberikan

penyuluhan kesehatan di SD Negeri 173398 Doloksanggul Kabupaten

Humbang Hasundutan

5. Mengetahui tindakan siswa tentang personal hygiene sebelum diberikan

penyuluhan kesehatan di SD Negeri 173398 Doloksanggul Kabupaten

Humbang Hasundutan

6. Mengetahui tindakan siswa tentang personal hygiene sesudah diberikan

penyuluhan kesehatan di SD Negeri 173398 Doloksanggul Kabupaten

Humbang Hasundutan

1.4 Hipotesis
Ada perbedaan pengetahuan, sikap dan tindakan siswa antara sebelum dan

sesudah penyuluhan kesehatan di SD Negeri 173398 Doloksanggul Kabupaten

Humbang Hasundutan.

1. Ada perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan

tentang personal hygiene

Universitas Sumatera Utara


2. Ada perbedaan sikap sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan tentang

personal hygiene

3. Ada perbedaan tindakan sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan tentang

personal hygiene

1.5 Manfaat Penelitian

1. Bagi Instansi Terkait

Sebagai bahan masukan dalam upaya peningkatan pengetahuan, sikap dan

tindakan siswa sekolah dasar tentang personal hygiene

2. Bagi Masyarakat

Sebagai informasi tambahan bagi masyarakat untuk meningkatkan

pengetahuan, sikap dan tindakan personal hygiene dan mendorong anggota

keluarga dalam menjaga personal hygiene

3. Bagi Peneliti

Sebagai pengalaman dalam melaksanakan penelitian serta menambah

pengetahuan mengenai personal hygiene, terutama personal hygiene di SD

Negeri 173398 Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan.

4. Bagi Peneliti Lain

Sebagai informasi tambahan bagi peneliti selanjutnya yang akan meneliti

pada bidang kajian sejenis sehingga hasilnya nanti diharapkan dapat

memperbaharui dan menyempurnakan penelitian ini.

Universitas Sumatera Utara


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penyuluhan

2.1.1 Defenisi Penyuluhan

Menurut Sarwono dalam Mubarak (2007) penyuluhan pada dasarnya

adalah suatu proses mendidik individu/masyarakat supaya mereka dapat

memecahkan masalahmasalah kesehatan yang dihadapi. Seperti halnya proses

pendidikan lainnya, pendidikan kesehatan mempunyai unsur masukan-masukan

yang setelah diolah dengan teknik-teknik tertentu akan menghasilkan keluaran

yang sesuai dengan harapan atau tujuan kegiatan tersebut. Tidak dapat disangkal

pendidikan bukanlah satu-satunya cara mengubah perilaku, tetapi pendidikan juga

mempunyai peranan yang cukup penting dalam perubahan pengetahuan setiap

individu.

Tujuan dari penyuluhan antara lain agar individu/masyarakat mengubah

perilaku menjadi perilaku hidup sehat, hal ini sesuai dengan pendapat Azwar

dalam Fitriani (2011) bahwa penyuluhan merupakan kegiatan pendidikan yang

dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan sehingga

Universitas Sumatera Utara


masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa

melakukan suatu anjuran yang ada hubungan dengan kesehatan.

2.1.2 Metode Penyuluhan

Metode penyuluhan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

tercapainya suatu hasil penyuluhan secara optimal. Semua metode akan baik bila

digunakan secara tepat yaitu sesuai dengan kebutuhan (Notoatmodjo, 2005).

Pada garis besarnya hanya ada dua jenis metode dalam penyuluhan, yaitu :

1. Metode satu arah (One Way Methode)

Pada Metode ini hanya terjadi komunikasi satu arah yaitu dari pihak

penyuluh ke pihak sasaran. Dengan demikian, pihak sasaran tidak diberi

kesempatan untuk aktif. Yang termasuk metode ini adalah: metode ceramah,

siaran melalui radio, pemutaran film, penyebaran selebaran, pameran. Metode

ceramah merupakan metode yang digunakan peneliti untuk melakukan

penyuluhan kepada petani jeruk tentang penggunaan alat pelindung diri.

2. Metode dua arah (Two Way Methode)

Pada metode ini terjadi komunikasi dua arah antara pendidik dan sasaran.

Yang termasuk dalam metode ini adalah: wawancara, demonstrasi, sandiwara,

simulasi, curah pendapat, permainan peran (role playing) dan tanya jawab.

Metode penyuluhan harus disesuaikan dengan sasaran penyuluhan, berikut

diuraikan metode penyuluhan untuk sasaran tertentu (Notoatmodjo, 20010)

Universitas Sumatera Utara


1. Metode Individual (Perorangan)

Dasar digunakannya penekatan individual ini karena setiap orang

mempunyai masalah atau alasan yang berbeda-beda.

Sehubungan dengan penerimaan atau perilaku baru tersebut. Bentuk-bentuk

pendekatan ini antara lain :

a) Bimbingan dan Penyuluhan (guidance and counceling)

Dengan cara ini kontak antara klien dengan petugas lebih intensif.

Setiap masalah yang dihadapi oleh klien dapat dikorek dan dibantu

penyelesaiannya.

b) Wawancara (interview)

Merupakan bagian dari bimbingan dan penyuluhan. Wawancara antara

petugas kesehatan dengan klien untuk menggali informasi mengapa ia

tidak atau belum menerima perubahan

2. Metode Kelompok

Dalam memilih metode kelompok, harus mengingat besarnya kelompok

sasaran serta tingkat pendidikan formal sasaran. Untuk kelompok besar,

metodenya akan bebeda dengan kelompok kecil.

a. Kelompok Besar

- Ceramah, metode ini baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi

maupun rendah.

Universitas Sumatera Utara


- Seminar, metode ini cocok untuk sasaran yang berpendidikan

menengah ke atas.

b. Kelompok Kecil

- Diskusi Kelompok, pemimpin diskusi harus memberikan pancingan-

pancingan yang dapat berupa pertanyaan-pertanyaan atau kasus

sehubungan dengan topik yang dibahas. Agar terjadi diskusi yang

hidup, pemimpin kelompok harus mengarahkan dan mengatur

sedemikian rupa sehingga semua peserta dapat berkesempatan

berbicara

- Curah Pendapat (Brain Storming), merupakan modifikasi dari

diskusi kelompok. Prinsipnya sama dengan diskusi kelompok.

Bedanya, pada permulaan pemimpin kelompok memancing dengan

satu masalah dan kemudian tiap peserta memberikan tanggapan.

- Bola salju (Snow Balling), kelompok dibagi atas pasangan-pasangan

kemudian dilintarkan suatau pertanyaan atau masalah. Setelah lebih

kurang 5 menit tiap dua pasang bergabung menjadi satu, mereka

tetap mendiskusikan masalah tersebut kemudian 2 pasang yang

sudah beranggotakan 4 orang ini bergabung dengan kelompok lain,

begitu seterusnya sehingga akhirnya akan terjadi diskusi seluruh

anggota kelompok.

- Kelompok-kelompok Kecil (Buzz Group), Kelompok digabi menjadi

kelompok-kelompok kesil kemudian diberi suatu permasalahan yang

sama atau tidak dengan kelompok lain. Masing-masing kelompok

Universitas Sumatera Utara


mendiskusikan masalah tersebut. Selanjutnya hasil dari setiap

kelompok didiskusikan kembali dan dicari kesimpulannya

- Memainkan Peran (Role Play), beberapa anggota kelompok ditunjuk

sebagai pemegan peran tertentu dan memainkan perannya, misalnya

bagaimana interaksi atau berkomunikasi dalam melaksanakan tugas.

- Permainan Simulasi (Simulation Game), merupakan gabungan dari

role play dengan diskusi kelompok

3. Metode Massa

Metode pendidikan/penyuluhan secara massa dipakai untuk

mengkomunikasikan pesan-pesan kesehatan yang ditujukan kepada

masyarakat yang siftnya massa atau publik. Berikut beberapa metode

massa dlam penyuluhan :

a. Ceramah umum (public speaking)

b. Pidato-pidato/diskusi tentang kesehatan melalui media elektronik

2.1.3 Media Penyuluhan

Menurut Notoatmodjo (2010), penyuluhan tidak dapat lepas dari media

karena melalui media pesan disampaikan dengan mudah untuk dipahami. Media

dapat menghindari kesalahan persepsi, memperjelas informasi dan

mempermudah pengertian. Dengan demikian, sasaran dapat mempelajari dan

mengadopsi pesan-pesan yang disampaikan.

Berdasarkan fungsinya sebagai penyalur informasi, media dibagi menjadi

tiga, yakni:

Universitas Sumatera Utara


1. Media cetak sebagai alat untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan yaitu:

a. Flip chart (lembar balik) ialah media penyampaian pesan kesehatan dalam

bentuk lembar balik, dimana tiap lembar berisi gambar peragaan dan

dibaliknya berisi informasi yang berkaitan dengan gambar tersebut.

b. Booklet ialah pesan-pesan kesehatan dalam bentuk buku, baik tulisan

maupun gambar.

c. Poster ialah lembaran kertas dengan kata-kata dan gambar atau simbol

untuk menyampaikan pesan/ informasi kesehatan.

d. Leaflet ialah penyampaian informasi kesehatan dalam bentuk kalimat,

gambar ataupun kombinasi melalui lembaran yang dilipat.

e. Flyer (selebaran) seperti leaflet tapi tidak dalam bentuk lipatan.

f. Rubrik atau tulisan pada surat kabar atau majalah mengenai bahasan suatu

masalah kesehatan.

g. Foto yang mengungkapkan informasi-informasi kesehatan.

2. Media elektronik sebagai saluran untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan

memiliki jenis yang berbeda, antara lain:

a. Televisi: penyampaian informasi kesehatan dapat dalam bentuk sandiwara,

diskusi, kuis, cerdas cermat seputar masalah kesehatan.

b. Radio: penyampaian pesan-pesan kesehatan dalam bentuk tanya jawab,

sandiwara radio, ceramah tentang kesehatan.

Universitas Sumatera Utara


c. Video: penyampaian informasi kesehatan dengan pemutaran video yang

berhubungan dengan kesehatan.

d. Slide dan Film strip

3. Media papan (Bill Board) yaitu media yang dapat dipasang di tempat umum.

Media papan ini juga mencakup pesan kesehatan yang ditulis pada lembaran

seng yang di tempel pada kendaraan-kendaraan umum. Media yang digunakan

peneliti untuk memperlancar kegiatan penyuluhan adalah dengan leaflet sebagai

media cetak dan penampilan slide sebagai media elektronik.

2.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyuluhan

Menurut Notoatmodjo (2010), penyuluhan merupakan proses perubahan

perilaku melalui suatu kegiatan pendidikan nonformal. Oleh karena itu, selalu

saja ada berbagai kendala pelaksanaannya di lapangan. Secara umum ada

beberapa faktor yang mempengaruhi perubahan keadaan yang disebabkan oleh

penyuluhan, diantaranya sebagai berikut:

1. Keadaan pribadi sasaran

Beberapa hal yang perlu diamati pada diri sasaran adalah ada tidaknya

motivasi pribadi sasaran dalam melakukan suatu perubahan, adanya ketakutan

atau trauma dimasa lampau yang berupa ketidakpercayaan pada pihak lain

karena pengalaman ketidakberhasilan atau kegagalan, kekurangsiapan dalam

melakukan perubahan karena keterbatasan pengetahuan, keterampilan, dana,

Universitas Sumatera Utara


sarana dan pengalaman serta adanya perasaan puas dengan kondisi yang

dirasakan sekarang.

2. Keadaan lingkungan fisik

Lingkungan fisik yang dimaksud adalah lingkungan yang berpengaruh baik

secara langsung maupun tidak langsung dalam keberhasilan penyuluhan.

3. Keadaan sosial dan budaya masyarakat

Kondisi sosial budaya dimasyarakat akan mempengaruhi efektifitas

penyuluhan karena kondisi sosial budaya merupakan suatu pola perilaku yang

dipelajari, dipegang teguh oleh setiap warga masyarakat dan diteruskan secara

turun menurun dan akan sangat sulit merubah perilaku masyarakat jika sudah

berbenturan dengan keadaan sosial budaya masyarakat.

4. Akifitas kelembagaan yang tersedia dan menunjang penyuluhan

Peran serta lembaga terkait dalam proses penyuluhan akan menentukan

efektifitas penyuluhan. Dalam hal ini lembaga berfungsi sebagai pembuat

keputusan yang akan ditetapkan sehingga harus dilaksanakan oleh masyarakat.

2.2. Personal hygiene

2.2.1 Definisi Personal Hygiene

Personal hygiene berasal dari bahasa Yunani yang secara harfiah berarti

kebersihan perseorangan. Menurut Perry dan Potter (2005), personal hygiene

adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang

untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Perawatan diri yang kurang adalah kondisi

dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya.

Universitas Sumatera Utara


Berbagai penyakit infeksi dan menular pada manusia disebabkan oleh tingkat

kebersihan diri yang kurang.

Pemeliharaan kebersihan diri berarti tindakan memelihara kebersihan dan

kesehatan diri seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikisnya. Seseorang

dikatakan memiliki personal hygiene yang baik apabila yang bersangkutan dapat

menjaga kebersihan tubuhnya yang meliputi kebersihan kulit, kuku, rambut, mulut

dan gigi, pakaian, mata, hidung, dan telinga serta kebersihan genitalia.

2.2.2. Macam-macam Personal hygiene

Macam-macam personal hygiene yang dibahas dalam penelitian ini adalah

Kebersihan Gigi dan Mulut, kebersihan rambut dan kulit kepala, kebersihan kulit,

kebersihan kuku tangan dan kaki.

a. Kebersihan Gigi dan Mulut

Seperti halnya dengan bagian tubuh yang lain, maka mulut dan gigi juga perlu

perawatan yang teratur dan seyogyanya sudah dilakukan sejak kecil. Untuk

pertumbuhan gigi yang sehat diperlukan sayur-sayuran yang cukup mineralseperti

zat kapur, makanan dalam bentuk buah-buahan yangmengandung vitamin A atau

C sangat baik untuk kesehatan gigidan mulut. Gosok gigi merupakan upaya atau

cara yang terbaik untuk perawatan gigi dan dilakukan paling sedikit dua kali

dalam sehari yaitu pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur. Dengan

menggosok gigi yang teratur dan benar maka plak yang ada pada gigi akan hilang.

Universitas Sumatera Utara


b. Kebersihan Rambut dan kulit rambut

Rambut merupakan pelindung bagi kulit kepala dari sengatan matahari dan

hawa dingin. Penampilan akan lebih rapi apabila rambut dalam keadaan bersih

dan sehat. Sebaliknya rambut yang dalam keadaan kotor, kusam dan tidak terawat

akan terkesan jorok. Rambut dan kulit kepala harus selalu sehat dan bersih,

sehingga perlu perawatan yang baik. Untuk perawatan rambut dapat dilakukan

cara pencucian rambut. Rambut yang sehat yaitu tidak mudah rontok dan

patah,tidak terlalu berminyak dan terlalu kering serta tidak berketombe dan

berkutu

Rambut adalah bagian tubuh yang paling banyak mengandung minyak.

Karenaitu kotoran, debu, asap mudah melekat. Kasus gangguan kesehatan rambut

sangat sering ditemukan, misalnya ketombe dan kulit kepala yang gatal. Biasanya

seseorang yang berketombe sering menggaruk kulit kepala sehingga tangan ikut

menjadi tidak higienis. Upaya menjaga kebersihan rambut dan kulit kepala

diantaranya adalah keramas dengan memakai sampo minimal 2 kali dalam

seminggu, menjaga kelembaban rambut dan menghindari pinjam-meminjam sisir.

c. Kebersihan kulit

Kulit sebagai lapisan terluar yang membungkus tubuh harus diperhatikan

kebersihannya. Selain berpengaruh kepada penampilan seseorang, kebersihan

kulit juga berpengaruh kepada kesehatan kulit seseorang. Berbagai penyakit kulit

sering terjadi dikarenakan personal hygiene yang kurang diperhatikan (Rangkuti,

Universitas Sumatera Utara


2012). Penyakit kulit bermula dari kebiasaan mandi yang kurang bersih, pakaian

dan handuk yang jarang dicuci serta alas tidur yang tidak bersih.

Menurut Webhealthcentre (2006) dalam Frenki (2011), aktivitas mandi yang

dapat mencegah individu dari penyakit kulit adalah:

1. Mandi satu sampai dua kali sehari, khususnya di daerah tropis.

2. Bagi yang terlibat dalam kegiatan olahraga atau pekerjaan lain yang

mengeluarkan banyak keringat dianjurkan untuk segera mandi setelah selesai

kegiatan tersebut.

3. Gunakan sabun yang lembut. Sabun antiseptik tidak dianjurkan untuk mandi

sehari-hari.

4. Bersihkan anus dan genitalia dengan baik karena pada kondisi tidak bersih,

sekresi normal dari anus dan genitalia akan menyebabkan iritasi dan infeksi.

5. Tidak memakai sabun dan handuk yang sama dengan orang lain.

d. Kebersihan Kuku

Menurut Irianto (2007), tangan dapat menjadi perantara penularan kuman.

Mencuci tangan penting dilakukan sebelum dan setelah menjamah makanan,

setelah buang air kecil dan besar, dan setelah menyentuh benda-benda yang kotor.

Mencuci tangan dengan memakai sabun lebih efektif untuk menghilangkan

kotoran yang menempel di tangan. Mencuci kaki setelah beraktivitas dari luar

baik untuk mencegah penyakit seperti Schistomiasis. Mencuci kaki perlu

dilakukan setelah pulang dari bepergian dan sebelum tidur, agar kamar tetap

Universitas Sumatera Utara


bersih dan bebas dari sumber penyakit. Selain itu, kuku pada jari-jari tangan dan

kaki harus dipotong pendek sehingga kotoran tidak tertinggal di balik kuku

(Nurjannah, 2012).

2.2.3 Faktor – Faktor yang Memengaruhi Personal Hygiene

Menurut Perry dan Potter (2005), sikap seseorang dalam melakukan

personal hygiene dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:

a. Citra tubuh (Body image)

Gambaran seseorang terhadap bagaimana berpenampilan semestinya

sangat berpengaruh pada kesadaran untuk menjaga kebersihan dirinya.

b. Praktik social

Interaksi sosial seseorang selama hidupnya dapat meningkatkan personal

hygiene. Selama masa kanak-kanak, anak mendapatkan praktik hygiene

dari orang tua seperti menggosok gigi sebelum tidur. Hal ini akan menjadi

kebiasaan yang berlanjut hingga dewasa.

c. Status sosio-ekonomi

Perbedaan status sosial dan tingkat kemapanan ekonomi akan menjadikan

tingkat personal hygiene setiap orang berbeda. Pada individu dengan

ekonomi yang mampu akan ada kesadaran untuk mandi minimal dua kali

sehari karena fasilitas air bersih yang tersedia dalam jumlah yang cukup.

d. Pengetahuan

Pengetahuan mengenai personal hygiene berpengaruh terhadap kesadaran

seseorang untuk menjaga kebersihan diri. Seseorang yang tahu mekanisme

Universitas Sumatera Utara


penularan penyakit panu pada kulit tentu tidak akan memakai baju yang

sama selama berharihari tanpa dicuci.

e. Budaya

Aturan adat isitiadat dapat mempengaruhi seseorang untuk tidak menjaga

kebersihan diri selama beberapa waktu tertentu. Di daerah-daerah di

Indonesia masih banyak larangan mencuci rambut (bersampo) dan

memotong kuku pada wanita selama haid.

f. Kebiasaan individu

Banyak orang yang tidak menjaga kebersihan diri dikarenakan tidak biasa

melakukannya. Bagi seseorang yang belum membiasakan menggosok gigi

sebelum tidur maka dia akan jarang atau bahkan tidak melakukannya.

g. Kondisi fisik/psikis

Ketika mengalami sakit biasanya individu susah menjaga personal

hygiene, seperti kesulitan mandi, dan membersihkan rumah. Hal tersebut

juga bisa terjadi kepada seseorang dengan gangguan psikis seperti stress.

2.3 Pengetahuan, Sikap dan Tindakan

2.3.1 Pengetahuan (Knowledge)

Pengetahuan adalah keseluruhan pemikiran, gagasan, ide, konsep dan

pemahaman yang dimiliki manusia tentang dunia dan isinya termasuk manusia dan

kehidupannya. Pengetahuan juga merupakan hasil dari tahu yang terjadi setelah

orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu dan pengetahuan hanya

Universitas Sumatera Utara


akan terwujud jika manusia tersebut adalah bagian dari objek itu sendiri.

Penginderaan tersebut terjadi melalui panca indera manusia yang nantinya akan

berperan penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior).

Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan,

yaitu:

1. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai memanggil (recall) memori yang telah ada sebelumnya

setelah mengamati sesuatu. Sehingga tahu merupakan tahap paling rendah dari

pengetahuan.

2. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menginterpretasikan

secara benar suatu objek tertentu. Orang yang memahami suatu objek dapat

menjelaskan, menyebutkan, dan menyimpulkan objek yang telah dipelajari.

3. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan atau

mengaplikasikan prinsip yang dipelajari pada situasi dan kondisi yang sebenarnya.

Setelah memahami suatu proses, juga harus dapat membuat perencanaan untuk

melaksanakan proses tersebut.

4. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan dan memisahkan suatu

komponen, kemudian mencari hubungan antar komponen terkait.

5. Sintesis (Synthesis)

Universitas Sumatera Utara


Sintesis merupakan suatu kemampuan untuk meletakkan atau merangkum satu

hubungan yang logis dari komponen pengetahuan yang dimiliki. Dengan kata lain

sintesis adalah menyusun formulasi baru dari formulasi yang sudah ada

sebelumnya.

6. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi yaitu kemampuaan untuk melakukan penilaian terhadap objek.

Penilaian di dasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau norma yang

berlaku di masyarakat.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang

menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau

responden. (Notoatmodjo, 2012)

Tingkat pengetahuan dapat diketahui dan diinterpretasikan dengan skala yang

bersifat kualitatif sebagai berikut:

1) Baik : Hasil presentase 76%-100%

2) Cukup : Hasil presentase 56%-75%

3) Kurang : Hasil presentase kurang dari 56%

2.3.2 Sikap (Attitude)

Sikap merupakan suatu kecenderungan untuk mengadakan tindakan terhadap

suatu obyek, dengan suatu cara yang menyatakan adanya tanda-tanda untuk

menyenangi atau tidak menyenangi obyek tersebut. Sikap hanyalah sebagian dari

perilaku manusia (Notoatmodjo, 2003).

Universitas Sumatera Utara


Sikap adalah reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap

stimulus atau obyek. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian

reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan

reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial (Notoatmodjo, 2012).

Menurut Allport yang dikutip oleh Notoatmodjo (2010) sikap mempunyai 3

komponen, yaitu: (1) Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu

obyek, (2) Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu obyek, (3)

Kecenderungan untuk bertindak. Ketiga komponen diatas secara bersama-sama

membentuk sikap yang utuh. Dalam penentuan sikap ini, pengetahuan, pemikiran,

keyakinan, emosi memegang peranan penting.

Sikap terdiri dari empat tingkatan yaitu: (1) Menerima (receiving), diartikan

bahwa orang (subyek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (obyek);

(2) Merespons (responding) dengan memberikan jawaban apabila ditanya,

mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari

sikap; (3) Menghargai (valuing), mengajak orang lain untuk mengerjakan atau

mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah merupakan suatu indikasi

sikap tingkat tiga; (4) Bertanggung jawab (responsible) terhadap segala sesuatu

yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi

(Notoatmodjo, 2003).

Pengukuran sikap dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Secara

langsung dapat ditanyakan bagaimana pendapat atau pernyataan responden

terhadap suatu obyek. Secara langsung dapat dilakukan dengan pernyataan-

Universitas Sumatera Utara


pernyataan hipotesis, kemudian ditanyakan pendapat responden (Notoatmodjo,

2012).

Pernyataan sikap dapat berisi hal-hal yang positif mengenai obyek sikap,

yaitu bersifat mendukung atau memihak pada obyek sikap. Pernyataan ini disebut

dengan pernyataan yang favourable. Sebaliknya pernyataan sikap juga dapat berisi

hal-hal negatif mengenai obyek sikap dan bersifat tidak mendukung atau kontra

terhadap obyek sikap. Pernyataan seperti ini disebut dengan pernyataan yang tidak

favourable. Suatu skala sikap sedapat mungkin diusahakan agar terdiri atas

pernyataan favorable dan tidak favorable dalam jumlah yang seimbang. Dengan

demikian pernyataan yang disajikan tidak semua positif dan tidak semua

negatif yang seolah-olah isi skala memihak atau tidak mendukung sama sekali

obyek sikap (Azwar, 2005).

Tingkatan sikap dapat diketahui dan di interpretasikan dengan skala likert,

yaitu untuk pernyataan favourable bila menjawab:

1) Setuju : Nilai 1

2) Tidak Setuju : Nilai 0

Sedangkan pernyataan unfavourable bila menjawab:

1) Setuju : Nilai 0

2) Tidak Setuju : Nilai 1

Singarimbun dan Effendi (1989), calon pernyataan yang terpilih kemudian

di susun dalam suatu daftar dan responden di minta pendapatnya tentang

pernyataan itu setuju atau tidak setuju. Sikap yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah sikap siswa sekolah dasar terhadap personal hygiene.

Universitas Sumatera Utara


2.3.3 Tindakan (Practice)

Seperti telah disebutkan di atas bahwa sikap adalah kecenderungan untuk

bertindak. Sikap belum tentu terwujud dalam tindakan, sebab untuk terwujudnya

tindakan perlu faktor lain, yaitu antara lain adanya fasilitas atau sarana dan

prasarana (Notoatmodjo, 2010)

Tindakan menurut kualitasnya dapat dibedakan menjadi 3 tingkatan, yaitu

1. Praktik terpimpin (guided response)

Apabila subjek atau seseorang telah melakukan sesuatu tetapi masih

tergantung pada tuntunan atau menggunakan panduan. Misalnya, seorang

anak kecil menggosok gigi namun masih selalu diingatkan oleh ibunya,

adalah masih disebut praktik atau tindakan terpimpin.

2. Praktik Secara Mekanisme (mecanism)

Apabila subjek atau seseorang telah melakukan atau mempraktekkan suatu

hal secara otomatis maka disebut praktik atau tindakan mekanis. Misalnya,

seorang anak secara otomatis menggosok gigi setelah makan, tanpa disuruh

oleh ibunya.

3. Adopsi (Adoption)

Adopsi adalah suatu tindakan atau praktik yang sudah berkembang. Artinya,

apa yang dilakukan tidak sekedar rutinitas atau mekanisme saja, tetapi sudah

dilakukan modifikasi, atau tindakan atau perilaku yang berkualitas. Misalnya,

menggosok gigi, bukan sekedar menggosok gigi, melainkan dengan teknik-

teknik yang benar.

Universitas Sumatera Utara


Pengukuran atau cara mengamati peilaku dapat dilakukan melalui dua cara,

secara langsung maupun secara tidak langsung. Pengukuran perilaku yang paling

baik adalah secara langsung, yakni dengan pengamatan (observaasi), yaitu

mengamati tindakan tindakan subjek dalam rangka memelihara kesehatannya.

Sedangkan secara tidak langsung menggunakan metode mengingat kembali

(recall). Metode ini dilakukan melalui pertanyaan-pertanyaan terhadap subjek

tentang apa yang telah dilakukan behubungan dengan kesehatan (Notoatmodjo,

2010)

2.3.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan, Sikap dan Tindakan

Dalam teori Lawrence dan Green yang dikutip oleh Notoadmodjo, perilaku

manusia di analisis dari tingkat kesehatan. Kesehatan seseorang atau masyarakat

dipengaruhi oleh 2 faktor pokok, yakni faktor perilaku (behavior causes) dan

faktor di luar perilaku (non-behaviour causes). Selanjutnya perilaku itu sendiri

ditentukan oleh 3 faktor, yaitu :

1. Faktor-faktor predisposisi (predisposing factors), yaitu faktor-faktor yang

mempermudah atau mempredisposisi terjadinya perilaku seseorang, antara lain

pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, dan sebagainya.

2. Faktor-faktor pendukung (enabling factors), yaitu faktor-faktor yang

memungkinkan atau yang memfasilitasi perilaku atau tindakan, antara lain

fasilitas atau sarana, peralatan medis dan non medis.

Universitas Sumatera Utara


3. Faktor-faktor pendorong (renforcing factors), yaitu faktor-faktor yang

mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku, antara lain sikap dan perilaku

petugas kesehatan atau petugas lain, yang merupakan kelompok referensi

dari perilaku masyarakat.

Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan

seseorang dapat dipengaruhi beberapa faktor, antara lain:

1. Intelegensia

Intelegensia merupakan kemampuan yang dibawa sejak lahir, yang

memungkinkan seseorang berbuat sesuatu dengan cara tertentu. Tingkat

intelegensia mempengaruhi seseorang dalam menerima suatu informasi. Orang

yang memiliki intelegensia tinggi akan mudah menerima suatu pesan maupun

informasi.

2. Pendidikan

Pendidikan merupakan usaha mengembangkan kepribadian dan kemampuan

di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan

mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah

orang tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi maka

seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain

maupun dari media massa. Semakin banyak informasi tentang kesehatan yang

masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan.

Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan

seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula

pengetahuannya.

Universitas Sumatera Utara


3. Pengalaman

Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh

kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang

diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu. Misalnya seorang

petani yang pernah mengalami kecelakaan atau gangguan kesehatan akibat

pekerjaannya akan lebih berhati-hati dan lebih memperhatikan bahaya yang ada di

tempat kerja dan melakukan pencegahan dengan penggunaan APD.

4. Usia

Usia dapat mempengaruhi seseorang, semakin cukup umur maka tingkat

kemampuan, kematangan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan

menerima informasi. Akan tetapi faktor ini tidak mutlak sebagai tolak ukur

misalnya seorang yang berumur lebih tua belum tentu memiliki pengetahuan lebih

baik mengenai APD dibandingkan dengan seseorang yang lebih muda .

5. Tempat tinggal

Tempat tinggal adalah tempat menetap responden sehari-hari. Seseorang yang

tinggal di daerah dataran tinggi sangat cocok untuk menanami tanaman buah dan

sayuran, sehingga mayoritas penduduk adalah petani yang dituntut harus dapat

merawat dan berladang setiap harinya dan tentunya dalam melakukan pekerjaan

petani rentan terhadap bahaya dipertanian untuk itu kewaspadaan yang lebih

tinggi dibutuhkan.

Universitas Sumatera Utara


6. Pekerjaan

Pekerjaan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memenuhi dan

menunjang kebutuhan hidup. Tujuannya adalah mencari nafkah. Lingkungan

pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan

baik secara langsung dan tidak langsung. Misalnya individu yang bekerja sebagai

tenaga kesehatan mempunyai pengetahuan yang lebih baik dibandingkan dengan

orang lain yang bekerja di luar bidang kesehatan.

7. Tingkat ekonomi

Tingkat ekonomi berpengaruh terhadap tingkah laku seseorang. Individu yang

berasal dan keluarga yang berstatus sosial ekonominya baik dimungkinkan lebih

memiliki pengetahuan lebih baik karena mudah mengakses berbagai informasi

yang berasal daripada keluarga berstatus ekonomi rendah.

8. Sosial budaya

Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran

apakah yang dilakukan baik atau buruk. Sosial termasuk pandangan agama,

kelompok etnis dapat mempengaruhi pengetahuan dan sikap khususnya

dalam penerapan nilai-nilai keagamaan untuk memperkuat kepribadiannya.

Misalnya orang yang berasal dari suku tertentu memiliki kecenderungan

untuk bersikap lebih peduli atau acuh.

Universitas Sumatera Utara


9. Informasi dan media massa

Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal

dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact) sehingga

menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Sebagai sarana

komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar,

majalah, termasuk peyuluhan kesehatan mempunyai pengaruh besar terhadap

pembentukan pengetahuan seseorang. Semakin banyak seseorang menerima

informasi mengenai suatu hal maka pengetahuannya mengenai suatu hal yang

menyangkut pekerjaannya pun akan meningkat.

2.4. Kerangka Konsep

Skema kerangka konsep dapat dijelaskan pada bagan 2.1 berikut_:

Pengetahuan siswa Sikap siswa Sikap siswa


Pre Test tentang personal tentang personal tentang personal
hygiene hygiene hygiene

Penyuluhan Kesehatan
tentang Personal Hygiene
- Gigi dan mulut
- Rambut
- Kulit
- Tangan dan kaki

Pengetahuan siswa Sikap siswa Sikap siswa


Post Test tentang personal tentang personal tentang personal
hygiene hygiene hygiene

Universitas Sumatera Utara


Dalam penelitian ini terdapat satu variabel bebas yaitu penyuluhan

kesehatan tentang personal hygiene tiga variabel terikat yaitu pengetahuan, sikap

dan tindakan siswa sekolah dasar tentang personal hygiene. Pada penelitian ini

terdiri dari perilaku siswa sekolah dasar, penyuluhan, pretest dan posttest.

Kelompok perlakuan adalah obyek penelitian yang mendapat perlakuan berupa

penyuluhan. Pengetahuan, sikap dan tindakan kelompok perlakuan diukur

sebanyak dua kali, yaitu sebelum dan sesudah penyuluhan (pretest dan postest).

Universitas Sumatera Utara


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah kuasi eksperimental dengan menggunakan

rancangan one group pretest posttest, yaitu melakukan pengukuran sebelum

diberikan perlakuan (pretest) dan sesudah diberikan perlakuan (posttest).

Rancangan ini bertujuan untuk melihat adanya perbedaan yang terjadi setelah

adanya perlakuan. (Sugiyono, 2008).

Rancangan ini dapat di gambarkan sebagai berikut :

Pretest Treatment Posttest

T1 X T2

Keterangan:

T1 = Pretest sebelum diberi penyuluhan pada Anak Sekolah Dasar

tentang Personal hygiene

T2 = Postest setelah diberi penyuluhan pada anak Sekolah Dasar tentang

Personal hygiene

X = Memberikan perlakuan dengan memberikan penyuluhan pada anak

Sekolah Dasar tentang Personal hygiene

Universitas Sumatera Utara


3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1. Lokasi Penelitan

Penelitian dilakukan di SD Negeri 173398 Doloksanggul Kabupaten

Humbang Hasundutan

3.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari sampai Juni 2016.

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V yang

bersekolah di SD Negeri 173398 berjumlah 22 orang.

3.3.2. Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan teknik total

sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama dengan

populasi. Alasan mengambil total sampling karena menurut jumlah populasi yang

kurang dari 100 seluruh populasi dijadikan sampel penelitian (Sugiyono, 2007).

Sehingga sampel dalam penelitian ini merupakan keseluruhan populasi berjumlah

22 orang.

3.4 Media Penyuluhan dan Metode Penyuluhan

3.4.1 Media Penyuluhan

Universitas Sumatera Utara


Dalam penelitian ini, media penyuluhan yang digunakan yaitu media cetak

dengan menggunakan flip chart (lembar balik) dan pembagian leaflet yang berisi

informasi umum tentang personal hygiene.

3.4.2 Metode Penyuluhan

Metode penyuluhan yang digunakan adalah metode ceramah dan simulasi

personal hygiene.

3.5. Metode Pengumpulan Data

3.5.1 Data Primer

Data diperoleh melalui wawancara dengan mengacu pada kuesioner kepada

siswa kelas V SD Negeri 193398 Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan.

Untuk itu peneliti menggunakan alat bantu berupa alat tulis dan kuesioner yang

telah dipersiapkan terlebih dahulu oleh peneliti.

Pengetahuan, sikap dan tindakan siswa diukur sebanyak dua kali, yaitu

sebelum dan sesudah penyuluhan (pretest dan posttest). Untuk meminimalisisir

histori yang merupakan salah satu hipotesis tandingan (probable error), maka

garis waktu (time line) antara pretest, penyuluhan dan posttest ditentukan

dengan jarak yang relatif dekat. Pada penelitian ini, pretest dilakukan satu hari

sebelum penyuluhan, sedangkan posttest dilakukan satu minggu setelah

penyuluhan karena dalam tempo setelah penyuluhan hingga dilakukan posttest,

siswa bisa saja mendapat paparan informasi dari sumber lain yang juga dapat

berpengaruh terhadap pengetahuan dan sikap anak sekolah dasar. Untuk itu,

Universitas Sumatera Utara


peneliti berusaha meminimalisir hal tersebut dengan cara mengadakan posttest

pada tempo yang relatif pendek yaitu satu minggu setelah penyuluhan.

3.5.2. Data Sekunder

Data berupa jumlah dan biodata siswa kelas V yang diperoleh dari sekolah

tempat peneliti melakukan penelitian.

3.6. Variabel dan Definisi Operasional

3.6.1 Variabel

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel independen dan dependen.

Variabel independen dalam penelitian ini adalah penyuluhan dan variabel dependen

adalah pengetahuan, sikap dan tindakan siswa Sekolah Dasar 173398

Doloksanggul.

3.6.2 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu

variabel atau memberikan suatu operasional yang bermanfaat untuk membatasi

ruang lingkup atau pengertiaan variabel diamati/diteliti serta mengarahkan kepada

pengukuran atau pengamatan terhadap variabel penelitian. Adapun definisi

operasional dalam penelitian ini sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara


1. Penyuluhan adalah intervensi yang diberikan sebagai upaya pendidikan

kesehatan mengenai personal hygiene dengan menggunakan metode ceramah

dengan media flip chart (lembar balik).

2. Pengetahuan adalah tahu atau tidaknya siswa tentang personal hygiene

3. Sikap adalah respon siswa terhadap personal hygiene

4. Tindakan adalah respon siswa untuk mewujudkan suatu tindakan

5. Anak sekolah dasar adalah siswa SD 173398 yang duduk dikelas V.

3.7 Metode Pengukuran

3.7.1. Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dilakukan berdasarkan perolehan skor nilai dari

pertanyaan yang diajukan, dimana jika menjawab “salah” diberi skor “0” dan

jawaban “benar” diberi skor “1”.

Jumlah pertanyaan 12 buah dengan total skor 12. Jadi kriteria pengukuran

pengetahuan responden dapat dideskripsikan sebagai berikut :

1. Tingkat pengetahuan baik, apabila responden mendapat nilai >75 % dari

seluruh skor dan mampu menjawab pertanyaan dengan total skor 10-12

2. Tingkat pengetahuan cukup, apabila responden mendapat nilai 50%-75% dari

seluruh skor yang ada dan mampu menjawab pertanyaan dengan total skor 6-9

3. Tingkat pengetahuan kurang, apabila responden mendapat nilai <50% dari

seluruh skor yang ada dan mampu menjawab pertanyaan dengan total skor <6

3.7.2 Sikap

Universitas Sumatera Utara


Sikap diukur melalui pernyataan dengan menggunakan skala Guttman jika

responden memilih sikap baik pada pernyataan akan diberi nilai 1, jika memiliki

sikap tidak baik akan diberi nilai 0.

Jumlah pernyataan 10 buah dengan total skor 10, berdasarkan jumlah nilai

dari aspek sikap yang ada, dapat dideskripsikan sebagai berikut:

1. Dikategorikan baik bila jawaban yang benar >75% dari jumlah skor yang ada,

dengan nilai 8-10.

2. Dikategorikan sedang bila jawaban yang benar 50%-75% dari jumlah skor

yang ada, dengan nilai 5-7.

3. Dikategorikan rendah bila jawaban yang benar <50% dari jumlah skor yang

ada, dengan nilai 0 - 4.

3.7.3 Tindakan

Pengukuran tindakan dilakukan berdasarkan perolehan skor nilai dari

pertanyaan yang diajukan, dimana jika menjawab “salah” diberi skor “0” dan

jawaban “benar” diberi skor “1”. Jumlah pertanyaan 10 buah dengan total skor

10. Kriteria pengetahuan responden dapat dideskripsikan sebagai berikut:

1. Dikategorikan baik bila jawaban yang benar >75% dari jumlah skor yang ada,

dengan nilai 8-10.

2. Dikategorikan sedang bila jawaban yang benar 50%-75% dari jumlah skor

yang ada, dengan nilai 5-7

3. Dikategorikan rendah bila jawaban yang benar <50% dari jumlah skor yang

ada, dengan nilai 0 – 4.

Universitas Sumatera Utara


3.8 Metode Pengolahan Data dan Analisis Data

3.8.1 Pengolahan Data

Dalam mengolah data dilakukan perhitungan statistik dengan menggunakan

program SPSS komputer, seluruh data yang terkumpul akan di olah melalui

tahap-tahap sebagai berikut:

1. Menyunting data (data editing)

Proses pemeriksaan kelengkapan dan kebenaran data seperti kelengkapan

pengisian, kesalahan pengisian, konsistensi pengisian setiap jawaban.

2. Mengkode data (data coding)

Proses pemberian kode kepada setiap variabel yang telah dikumpulkan untuk

memudahkan dalam pengelolaan lebih lanjut.

3. Memasukkan data (data entry)

Memasukkan data dalam program software komputer berdasarkan klasifikasi

yang telah ditentukan.

4. Membersihkan data (data cleaning)

Pengecekan kembali data yang telah dimasukkan untuk memastikan tidak ada

kesalahan dalam entry data, sehingga data tersebut telah siap diolah dan

dianalisis.

3.8.2 Analisis Data

1. Analisis Univariat

Universitas Sumatera Utara


Analisis univariat dilakukan untuk melihat distribusi frekuensi dan

persentase dari setiap variabel yang dikehendaki. Analisis ini digunakan untuk

mengetahui gambaran karakteristik umum, karakteristik responden,

pengetahuan, sikap anak SD 173398 Doloksanggul Kabupaten Humbang

Hasundutan.

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk melihat perbedaan pengetahuan dan sikap

anak sebelum dan sesudah perlakuan (penyuluhan). Sebelumnya dilakukan uji

normalitas distribusi data dengan uji Kolmogorov Smirnov karena jumlah

sampel (>50). Data dianalisis dengan teknik analisa kuantitatif serta

menggunakan uji Paired sample t-test untuk melihat perbedaan pengetahuan,

sikap dan tindakan sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan kesehatan

tentang personal hygiene pada anak SDN 173398 Doloksanggul dengan tingkat

kemaknaan 95%. Analisis ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS

komputer.

Universitas Sumatera Utara


BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Kecamatan Doloksanggul adalah salah satu kecamatan yang ada di

Kabupaten Humbang Hasundutan. Luas wilayahnya sebesar 209,29 Km2 dengan

jumlah penduduk 46.715 jiwa dan terdiri dari 9.992 KK dengan kepadatan

penduduk 23,20 jiwa/Km2. Sarana Kesehatan yang ada di Kecamatan

Doloksanggul meliputi 1 unit Rumah Sakit, 1 unit Puskesmas, 2 unit Puskesmas

Pembantu. Kecamatan ini juga mempunyai sarana-sarana kesehatan swasta

lainnya seperti dokter praktek umum maupun spesialis. Kecamatan Doloksanggul

memiliki sarana pendidikan yang meliputi SD Negeri 40 unit, SLTP 8 unit, SLTA

10 unit. SD Negeri No.173398 beralamat di Desa Pasaribu Kecamatan

Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan dengan jumlah siswa 153 orang.

Data siswa selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Siswa Berdasarkan Tingkatan Kelas di SD


Negeri 173398 Doloksanggul Tahun 2016

Jenis Kelamin Julmlah Persentase


Kelas
Laki-laki Perempuan (n) (%)
I 20 16 36 23,5
II 15 11 26 17,0
III 12 14 26 17,0
IV 10 9 19 12,4
V 12 10 22 14,4
VI 10 14 24 15,7

Universitas Sumatera Utara


4.2 Karakteristik Responden

Pada penelitian ini responden terbanyak pada usia 11 tahun yaitu 45,5%

yang dapat dilihat pada tabel dan rasio jenis kelamin laki-laki dan perempuan

pada pada responden adalah sama, dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur


Dan Jenis Kelamin

Jumlah Persentase
Karakteristik Responden
(n) (%)
Umur
10 9 40,9
11 10 45,5
12 3 13.6
Jenis Kelamin
Laki-laki 11 50
Perempuan 11 50

4.3. Analisis Univariat

4.3.1. Distribusi Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Responden tentang

Personal Hygiene

4.3.1.1 Pengetahun Respondenn Tentang Personal Hygiene

Tabel 4.3. Distribusi Pengetahuan Responden tentang Personal Hygiene


Berdasarkan Jumlah Pertanyaan Kuesioner yang Dijawab Benar
di SD Negeri 173398 Doloksanggul

No Pertanyaan Pengetahuan Personal Hygiene


Pretest Posttest
n % n %
1 Menyikat gigi dua kali dalam sehari 21 95,5 22 100
2 Menyikat gigi pagi sebelum 13 59,1 20 90,9
sarapan dan malam sebelum tidur

Universitas Sumatera Utara


3 Menyikat gigi ke arah bawah untuk 10 45,5 10 40,9
gigi atas dan ke arah atas untuk gigi
bawah
4 Membersihkan gigi dan lidah ketika 21 95,5 22 100
menyikat gigi
5 Mandi dua kali sehari 17 77,3 20 90,9
6 Mandi pagi dan sore 10 45,5 8 36,4
7 Mencuci tangan sebelum makan 22 100 22 100
8 Mencuci tangan pakai sabun setelah 21 95,5 21 95,5
BAB
9 Memotong kuku sekali dalam 8 36,4 9 40,9
seminggu

10 Menggunakan alas kaki ketika ke 15 68,2 21 95,5


luar rumah
11 Mencuci kaki setelah beraktivitas di 20 90,9 17 77,3
luar rumah dan sebelum tidur
12 Mencuci rambut pakai sampo 11 50 21 95,5
minimal dua kali dalam seminggu

Pada tabel 4.3. diketahui bahwa pada saat pretest di kelompok pertanyaan

yang paling sedikit dijawab benar adalah pertanyan P9 (Memotong kuku sekali dalam

seminggu) (36,4%), pertanyaan P3 (Menyikat gigi ke arah bawah untuk gigi atas

dan ke arah atas untuk gigi bawah) (45%) dan pertanyaan P12 (Mencuci ramput

pakai sampo minimal dua kali dalam seminggu) (50%). Pada pelaksanaan posttest

pada setelah diberikan ceramah diketahui bahwa ada beberapa pertanyaan yang dapat

dijawab dengan benar yaitu pertanyaan P12 yaitu (mencuci ramput pakai sampo

minimal dua kali dalam seminggu) dari 50% menjadi 95,5% dan pertanyaan P2

(menggosok gigi pagi sebelum sarapan dan malam sebelum tidur) yaitu dari 59,1%

menjadi 90,9%.

Universitas Sumatera Utara


4.3.1.2. Sikap Responden tentang Personal Hygiene

Tabel 4.4. Distribusi Sikap Responden tentang Personal Hygiene


Berdasarkan Jumlah Pertanyaan Kuesioner yang Dijawab Benar
di SD Negeri 173398 Doloksanggul

No Pertanyaan Sikap Personal Hygiene


Pretest Posttest
n % n %
1 Menyikat gigi dua kali dalam sehari 22 100 22 100
2 Menyikat gigi pagi sebelum 3 13,6 18 81,8
sarapan dan malam sebelum tidur
3 Menyikat gigi dapat mengakibatkan 16 72,7 19 86,4
gigi berlubang
4 Mandi dua kali sehari 19 86,4 15 68,2
5 Mencuci tangan pakai sabun 15 68,2 19 86,4
6 Mencuci tangan pakai sabun setelah 17 77,3 20 90,9
BAB dan memegang hewan
7 Kuku selalu dipotong pendek 20 90,9 22 100
8 Mencuci rambut dengan sampo 6 27,3 17 77,3
minimal dua kali dalam seminggu
9 Mencuci tangan dan kaki setelah 18 81,8 20 90,9
bermain
10 Menggunakan alas kaki ketika ke 18 81,8 21 95,5
luar rumah

Pada tabel 4.4. diketahui bahwa pada saat pretest di kelompok pertanyaan

yang paling sedikit dijawab benar adalah pertanyan P2 (menyikat gigi pagi sebelum

sarapan dan malam sebelum tidur) (13,6%) dan pertanyaan P8 (mencuci rambut

dengan sampo minimal dua kali dalam seminggu) (27,3%). Pada pelaksanaan

posttest pada setelah diberikan ceramah diketahui bahwa ada beberapa pertanyaan

yang dapat dijawab dengan benar yaitu pertanyaan P2 yaitu (menyikat gigi pagi

sebelum sarapan dan malam sebelum tidur) dari 13,6% menjadi 81,8% dan

pertanyaan P8 (mencuci rambut dengan sampo minimal dua kali dalam seminggu)

yaitu dari 27,3% menjadi 77,3%.

Universitas Sumatera Utara


4.3.1.3. Tindakan Responden Tentang Personal Hygiene

Tabel 4.5. Distribusi Tindakan Responden tentang Personal Hygiene


Berdasarkan Jumlah Pertanyaan Kuesioner yang Dijawab Benar
di SD Negeri 173398 Doloksanggul

No Pertanyaan Sikap Personal Hygiene


Pretest Posttest
n % n %
1 Mandi dua kali dalam sehari 6 27,3 11 50
2 Mencuci rambut dengan sampo 20 90,9 21 95,5
minimal dua kali dalam seminggu
3 Menyikat gigi dua kali dalam sehari 11 50 12 54,5
4 Manyikat gigi pagi sebelum 2 9,1 6 27,3
sarapan dan malam sebelum tidur
5 Menyikat gigi dengan pasta gigi 22 100 21 95,5
6 Membersihkan lidah setiap 11 50 18 81,8
menyikat gigi
7 Memotong kuku saat kuku mulai 14 63,6 12 54,5
panjang
8 Mencuci tangan pakai sabun 22 100 10 45,5
sebelum makan, setelah BAB, dan
setelah memegang hewan
9 Memakai alas kaki setiap keluar 15 68,2 18 81,8
rumah
10 Mencuci kaki dengan sabun setelah 11 50 22 100
beraktivitas di luar rumah

Pada tabel 4.5. diketahui bahwa pada saat pretest di kelompok pertanyaan

yang paling sedikit dijawab benar adalah pertanyan P4 (menyikat gigi pagi sebelum

sarapan dan malam sebelum tidur) (9,1%) dan pertanyaan P1 (mandi dua kali

dalam sehari) (27,3%). Pada pelaksanaan posttest pada setelah diberikan ceramah

diketahui bahwa ada beberapa pertanyaan yang dapat dijawab dengan benar yaitu

pertanyaan P10 yaitu (mencuci kaki dengan sabun setelah beraktivitas di luar

rumah) dari 50% menjadi 100% dan pertanyaan P1 (mandi dua kali dalam sehari)

dari 27,3% menjadi 50%.

Universitas Sumatera Utara


4.3.2. Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Responden Sebelum dan Sesudah

Diberikan Penyuluhan Kesehatan

Tabel 4.6. Distribusi Tingkat Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Responden


Sebelum dan Sesudah Diberikan Penyuluhan Kesehatan di SD
Negeri 173398 Doloksanggul Tahun 2016

Pengetahuan Sikap Tindakan


Kategori Pre Post Pre Post Pre Post
n % n % N % n % n % n %
Tinggi 7 31,8 13 59,1 8 36,4 18 81,8 0 0 6 27,3
Sedang 14 63,6 9 40,9 14 63,6 4 18,2 16 72,7 16 72,7
Rendah 1 4,5 0 0 0 0 0 0 6 27,3 0 0

Hasil penelitian sebelum diberikan penyuluhan menunjukkan pengetahuan

responden adalah rendah sebanyak 1 orang (4,5%) dan sedang sebanyak 10 orang

(50%). Sesudah diberikan penyuluhan kesehatan berubah menjadi sedang

sebanyak 1 orang (4,5%) dan tinggi sebanyak 22 orang (95,5%).

Hasil penelitian sebelum diberikan penyuluhan menunjukkan sikap

responden adalah sedang sebanyak 14 orang (63,6%). Setelah diberikan

penyuluhan kesehatan, kembali dilakukan evaluasi untuk melihat perbedaan sikap

responde didapatkan hasil sedang sebanyak 4 orang (18,2%) dan baik sebanyak 18

orang (81,8%)

Hasil penelitian menunjukkan tindakan responden sebelum diberikan

penyuluhan adalah rendah sebanyak 6 orang (72,7%) dan sedang sebanyak 16

orang (72,7%) Sesudah diberikan penyuluhan kesehatan berubah menjadi baik

sebanyak 6 orang (27,3%) dan sedang sebanyak 16 orang (72,7%).

Universitas Sumatera Utara


4.3.3. Perbandingan Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Responden

Berdasarkan Jenis Kelamin

Setelah dilakukukan pengukuran dengan menggunakan kuesioner pada

saat pretest dan postest didapatkan hasil terdapat perbedaan pengetahuan, sikap

dan tindakan antara responden laki – laki dan perempuan. Variabel pengetahuan,

pada pretest dan posttest pengetahuan responden perempuan lebih tinggi dari

responden laki – laki. Variabel sikap, pada pretest sikap responden perempuan

lebih tinggi dari responden laki – laki dan pada posttest sikap responden laki –

laki lebih tinggi dari responden perempuan. Variabel tindakan, pada pretest dan

posttest tindakan responden perempuan lebih tinggi dari responden laki – laki

yang dapat yang dapat dilihat pada Tabel. 4.7.

Tabel. 4.7. Distribusi Nilai Rerata Pengetahuan, Sikap dan Tindakan


Berdasarkan Jenis Kelamin

Pengetahuan Sikap Tindakan


Pretest Posttest Pretest Posttest Pretest Posttest
Laki-laki 8,09 9,09 6,82 9.00 5,09 6,73
Perempuan 8,82 10,18 7,27 8,55 6,00 7,09

4.4. Analisis Bivariat

Analisis Bivariat dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui

perbedaan pengetahuan, sikap dan tindakan siswa sebelum dan sesudah dilakukan

penyuluhan. Uji statistic yang digunakan dalam analisis bivariat ini adalah uji t-

test (paired t-test) pada tingkat kepercayaan 95% untuk data yang berdistribusi

normal dan uji Wilcoxon pada taraf kepercayaan 95% untuk data yang tidak

berdistribusi normal. Uji ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh dan perbedaan

Universitas Sumatera Utara


pengetahuan, sikap dan tindakan siswa tentang personal hygiene sebelum dan

sesudah penyuluhan.

4.4.1. Uji Normalitas Data

Analisis normalitas dilakukan untuk mengetahuai data penelitian

berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas menggunakan uji Shapiro Wilk.

Hasil uji normalitas ditampilkan dalam tabel 4.13.

Tabel 4.8. Hasil Uji Normalitas Data

P Kriteria
Pre Pengetahuan 0,124 Berdistribusi Normal
Post Pengetahuan 0,192 Berdistribusi Normal
Pre Sikap 0,045 Tidak Berdistribusi Normal
Post Sikap 0,003 Tidak Berdistribusi Normal
Pre Tindakan 0,070 Berdistribusi Normal
Post Tindakan 0,070 Berdistribusi Normal

Hasil uji normalitas data didapatkan bahwa data pretest pengetahuan,

postest pengetahuan, pretest tindakan dan posttest tindakan berdistriusi normal

sehingga untuk uji bivariat digunakan uji t-test (paired t-test) sementara untuk

data pretest sikap dan postest sikap tidak berdistribusi normal sehingga digunakan

uji Wilcoxon.

4.4.2. Perbandingan Rerata Nilai Pengetahuan Responden Sebelum dan


Sesudah Penyuluhan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata nilai pengetahuan responden

sebelum diberikan penyuluhan adalah 8,45 dan sesudah diberikan penyuluhan

Universitas Sumatera Utara


mengalami peningkatan sekitar 14,08% menjadi 9,64. Terlihat nilai mean

difference sebesar 1,19 dan nilai p = 0,00, hal ini bermakna bahwa ada perbedaan

yang signifikan antara pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan dimana nilai

p < 0,05, dapat dilihat pada Tabel 4.11.

Tabel 4.9. Perbandingan Rerata Nilai Pengetahuan Responden Sebelum


dan Sesudah Penyuluhan di SD Negeri 173398 Doloksanggul
Tahun 2016

Pengetahuan Rerata Std. p n


Deviasi
Sebelum 8,45 1.565 < 0,001 22
Sesudah 9,64 1.497

4.4.7. Perbandingan Median Nilai Sikap Responden Sebelum dan Sesudah


Penyuluhan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa median nilai sikap responden

sebelum diberikan penyuluhan adalah 3 dan sesudah diberikan penyuluhan

mengalami peningkatan menjadi 6 dengan nilai p = 0,00, hal ini bermakna bahwa

ada perbedaan yang signifikan antara sikap sebelum dan sesudah penyuluhan

dimana nilai p < 0,05, dapat dilihat pada Tabel 4.12.

Tabel 4.10. Perbandingan Median Nilai Sikap Responden Sebelum dan


Sesudah Penyuluhan di SD Negeri 173398 Doloksanggul Tahun
2016

Sikap Median p n
Sebelum 3 < 0,001 22
Sesudah 6

4.4.3. Perbandingan Rerata Nilai Tindakan Responden Sebelum dan


Sesudah Penyuluhan

Universitas Sumatera Utara


Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata nilai tindakan responden

sebelum diberikan penyuluhan adalah 5,09 dan sesudah diberikan penyuluhan

mengalami peningkatan sekitar 35,76% menjadi 6,91. Terlihat nilai mean

difference sebesar 1,82 dan nilai p = 0,00, hal ini bermakna bahwa ada perbedaan

yang signifikan antara pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan dimana nilai

p < 0,05, dapat dilihat pada Tabel 4.13.

Tabel 4.11. Perbandingan Rerata Nilai Tindakan Responden Sebelum dan


Sesudah Penyuhan di SD Negeri 173398 Doloksanggul Tahun
2016

Tindakan Rerata Std. p n


Deviasi
Sebelum 5,09 0.868 < 0,001 22
Sesudah 6,91 0.868

Universitas Sumatera Utara


BAB V

PEMBAHASAN

5.1. Pegetahuan Sikap dan Tindakan Sebelum dan Sesudah Penyuluhan

5.1.1. Pengetahuan Sebelum dan Sesudah Penyuluhan

Hasill penelitian tingkat pengetahuan responden sebelum dilakukan

penyuluhan seperti pada Tabel.4.7. diketahui bahwa pengetahuan responden

tentang personal hygiene mempunyai pengetahuan baik, cukup dan kurang. Untuk

tingkat pengetahuan baik ada sebanyak 7 orang (31,8%), tingkat pengetahuan

cukup ada sebanyak 14 orang (63,6) dan untuk tingkat pengetahuan rendah ada 1

orang (4,5%). Secara umum tingkat pengetahuan siswa tentang personal hygiene

adalah cukup.

Tingkat pengetahuan responden dilihat dan diukur dari jawaban responden

tentang pengetahuan personal hygiene yang meliputi pengetahuan tentang

menyikat gigi yang baik, mandi, kebersihan tangan dan kaki, dan mencuci rambut.

Tingkat pengetahuan siswa mengenai menyikat gigi hanya 13 dari 22 responden

yang menjawab pertanyaaan dengan benar dapat dilihat pada Tabel.4.4.

Responden banyak menjawab menyikat gigi yang baik pagi sebelum sarapan dan

malam sebelum tidur dan jawaban ini tidak tepat, sebab menyikat gigi yang baik

adalah pagi sebelum sarapan.

Hasil penelitian tingkat pengetahuan siswa setelah dilakukan penyuluhan

terjadi peningkatan tingkat pengetahuan dapat dilihat pada Tabel. 4.7. Tingkat

Universitas Sumatera Utara


pengetahuan responden meningkat menjadi baik dan kurang. Untuk tingkat

pengetahuan baik ada sebanyak 13 orang (59,1%) dan untuk tingkat pengetahuan

cukup ada sebanyak 9 orang (40,9%). Secara umum tingkat pengetahuan siswa

tentang personal hygiene setelah penyuluhan adaalah baik. Terjadi peningkatan

jawaban benar pada pertanyaan menyikat gigi dari 13 orang menjadi 20 orang

yang menjawab dengan benar.

5.1.2. Sikap Sebelum dan Sesudah Penyuluhan

Hasil penelitian sikap responden sebelum dilakukan penyuluhan seperti

pada Tabel.4.7. Diketahui bahwa sikap responden adalah baik dan sedang, sikap

dengan kategori baik sebanyak 8 oang (36,4%) dan sikap dengan kategoro sedang

sebanyak 15 orang (63,6%). Secara umum sikap responden tentang personal

hygiene adalah sedang.

Sikap responden dilihat dan diukur dari jawaban responden tentang sikap

personal hygiene yang meliputi menyikat gigi yang baik, mandi, kebersihan

tangan dan kaki, dan mencuci rambut. Sikap mengenai menyikat gigi hanya 3 dari

22 responden yang menjawab pertanyaaan dengan benar dapat dilihat pada

Tabel.4.5. Responden banyak menjawab menyikat gigi yang baik pagi sebelum

sarapan dan malam sebelum tidur dan jawaban ini tidak tepat, sebab menyikat gigi

yang baik adalah pagi sebelum sarapan.

Hasil penelitian sikap responden setelah dilakukan penyuluhan terjadi

peningkatan dapat dilihat pada Tabel. 4.7. Sikap responden meningkat menjadi

baik dan sedang. Untuk sikap dengan kategori baik ada sebanyak 18 orang

Universitas Sumatera Utara


(81,8%) dan untuk sikap dengan kategori sedang ada 4 orang orang (18,2%).

Secara umum sikap responden tentang personal hygiene setelah penyuluhan

adalah baik. Terjadi peningkatan jawaban benar pada pertanyaan menyikat gigi

dari 3 orang menjadi 18 orang yang menjawab dengan benar.

5.1.3. Tindakan Sebelum dan Sesudah Penyuluhan

Hasil penelitian tindakan responden sebelum dilakukan penyuluhan seperti

pada Tabel.4.7. Diketahui bahwa tindakan responden adalah sedang dan rendah,

tindakan dengan kategori sedang sebanyak 16 oang (72,7%) dan tindakan dengan

kategori sedang sebanyak 6 orang (27,3%). Secara umum tindakan responden

tentang personal hygiene adalah sedang.

Tindakan responden dilihat dan diukur dari jawaban responden tentang

pertantanyaan tindakan personal hygiene yang meliputi menyikat gigi yang baik,

mandi, kebersihan tangan dan kaki, dan mencuci rambut. Pertanyaan tindakan

mengenai menyikat gigi hanya 2 dari 22 responden yang menjawab pertanyaaan

dengan benar dapat dilihat pada Tabel.4.6. Responden banyak menjawab

menyikat gigi yang baik pagi sebelum sarapan dan malam sebelum tidur dan

jawaban ini tidak tepat, sebab menyikat gigi yang baik adalah pagi setelah

sarapan.

Hasil penelitian tindakan responden setelah dilakukan penyuluhan terjadi

peningkatan dapat dilihat pada Tabel. 4.7. Tindakan responden meningkat

menjadi kategori baik dan sedang. Untuk tindakan dengan kategori baik ada

sebanyak 6 orang (27,3%) dan untuk tindakan dengan kategori sedang ada 16

Universitas Sumatera Utara


orang orang (72,7%). Secara umum tindakan responden tentang personal hygiene

setelah penyuluhan adalah sedang. Terjadi peningkatan jawaban benar pada

pertanyaan menyikat gigi dari 2 orang menjadi 6 orang yang menjawab dengan

benar.

5.2. Perbedaan Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Siswa Sebelum dan

Sesudah Diberikan Penyuluhan

5.2.1. Perbedaan Pengetahuan Sebelum dan Sesudah Penyuluhan

Hasil penelitian pada tabel 4.14. menunjukkan peningkatan pengetahuan

dari pretest ke posttest yaitu dari 8,45 menjadi 9,64 dengan selisih rerata

peningkatan sebesar 1,19 dan pValue atau nilai significancy = 0,00 hal ini

bermakna ada perbedaan yang signifikan antara pengetahuan sebelum penyuluhan

dan setelah penyuluhan. Ditarik kesimpulan bahwa ada perbedaan pengetahuan

siswa sebelum dan sesudah penyuluhan tentang personal hygiene di SD Negeri

No.173398 Doloksanggul tahun 2016.

5.2.2. Perbedaan Sikap Sebelum dan Sesudah Penyuluhan

Hasil penelitian pada tabel 4.15. menunjukkan peningkatan sikap dari

pretest ke posttest yaitu median nilai sikap responden sebelum diberikan

penyuluhan adalah 3,00 dan sesudah diberikan penyuluhan mengalami

peningkatan menjadi 6,00 dengan nilai p = 0,00, hal ini bermakna bahwa ada

perbedaan yang signifikan antara sikap sebelum dan setelahah penyuluhan dimana

nilai p < 0,05. Ditarik kesimpulan bahwa ada perbedaan sikap siswa sebelum dan

Universitas Sumatera Utara


sesudah penyuluhan tentang personal hygiene di SD Negeri No.173398

Doloksanggul tahun 2016..

5.2.3. Perbedaan Tindakan Sebelum dan Sesudah Penyuluhan

Hasil penelitian pada tabel 4.16. menunjukkan peningkatan tindakan dari

pretest ke posttest yaitu dari 8,45 menjadi 9,64 dengan selisih rerata peningkatan

sebesar 1,19 dan pValue atau nilai significancy = 0,00 hal ini bermakna ada

perbedaan yang signifikan antara tindakan sebelum penyuluhan dan setelah

penyuluhan. Ditarik kesimpulan bahwa ada perbedaan tindakan siswa sebelum

dan sesudah penyuluhan tentang personal hygiene di SD Negeri No.173398

Doloksanggul tahun 2016.

Peningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan diartikan sebagai hasil dari

pemberian penyuluhan dengan alat bantu media leaflet dan flipchart. Penyuluhan

kesehatan diartikan sebagai kegiatan pendidikan kesehatan yang dilakukan dengan

menyebarkan pesan ataupun informasi, sehingga masyarkat mengetahui dan

mengerti untuk bisa melakukan anjuran – anjuran yang ada. Adapun tujuan dari

penyuluhan adalah meningkatkan pengetahuan seseorang yang kemudian akan

berpotensi untuk meningkatan sikap dan tindakan seseorang. Hal ini sejalan

dengan hasil penelitian Fauziah (2012) tentang “Pengaruh Pendidikan Kesehatan

Singkat tentang Nutrisi Prakonsepsi terhadap Pengetahuan, Sikap dan Praktik

Konsumsi Makanan Sehat Wanita Pranikah” menunjukkan bahwa ada perbedaan

bermakna pada pengetahuan (p=0,001), sikap (p=0,039), dan praktik (p=0,000)

sebelum dan sesudah intervensi. Pemilihan dan penggunaan media merupakan

salah – satu komponen yang penting dilakukan dengan tujuan agar membantu

Universitas Sumatera Utara


penggunaan indra sebanyak– banyaknya. Seseorang mendapat pengetahuan

melalui panca indranya, dimana sebagian besar diperoleh melalui indra

penglihatan. Dengan menggunakan leaflet dan flip chart yang disertai dengan

gambar- gambar, informasi yang disampaikan melalui mata lebih banyak dan

menarik perhatian siswa sehingga informasi akan lebih mudah diterima oleh

siswa.

Universitas Sumatera Utara


BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan

sebagai berikut :

7. Tingkat pengetahuan siswa tentang personal hygiene sebelum diberikan

penyuluhan yaitu tingkat pengetahuan baik sebanyak 7 orang (31,8%),

tingkat pengetahuan cukup sebanyak 14 orang (63,6) dan tingkat

pengetahuan rendah 1 orang (4,5%). Setelah penyuluhan mengalami

peningkatan menjadi tingkat pengetahuan baik sebanyak 13 orang

(59,1%) dan tingkat pengetahuan cukup sebanyak 9 orang (40,9%).

8. Sikap siswa sebelum dilakukan penyuluhan yaitu kategori baik sebanyak 8

oang (36,4%) dan kategori sedang sebanyak 15 orang (63,6%). Setelah

penyuluhan setelah penyuluhan mengalami peningkatan yaitu sikap

dengan kategori baik sebanyak 18 orang (81,8%) dan sikap dengan

kategori sedang sebanyak 4 orang orang (18,2%).

9. Tindakan siswa sebelum penyuluhan yaitu kategori sedang sebanyak 16

orang (72,7%) dan kategori rendah sebanyak 6 orang (27,3%). Setelah

penyuluhan tindakan responden mengalami peningkatan yaitu tindakan

dengan kategori baik sebanyak 6 orang (27,3%) dan tindakan dengan

kategori sedang ada 16 orang (72,7%)

Universitas Sumatera Utara


10. Setelah dilakukan uji bivariat dengan menggunakan uji uji t-test (paired t-

test) untuk variabel pengetahuan dan tindakan didapatkan pValue = 0,00

dan uji Wilcoxon untuk variabel sikap didapatkan pValue = 0,00, artinya

ada perbedaan pengetahuan, sikap dan tindakan siswa antara sebelum dan

sesudah penyuluhan.

6.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas maka dapat disarankan sebagai berikut :

1. Perlu dilakukan kembali penyuluhan kesehatan dengan media dan metode

yang tepat, guna meningkatkan pengetauan siswa terutama tentang

menyikat gigi serta kebersihan tangan dan kaki.

2. Perlu dilakukan penyuluhan kesetatan yang berkelanjutan guna

meningkatkan sikap siswa tentang personal hygiene terutama tentang

mandi.

3. Untuk pihak sekolah agar menyediakan sarana dan prasanana yang

mendukung tindakan personal hygiene siswa.

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

Anggrainy, R., 2010. Cuci Tangan Pakai Sabun Untuk Menurunkan Angka Diare
di Daerah Istimewa Yogyakarta Dalam Program Mendukung Perilaku
Hidup Bersih.

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:


Rineka Cipta

Fauziah 2012. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Nutrisi Prakonsepsi


Terhadap Tingkat Pengetahuan, Sikap, dan Praktik Konsumsi Makanan
Sehat Wanita Pranikan. Tesis. Universitas Indonesia

Azwar, S. 2007. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya, edisi 2, Yogyakarta:


Pustaka Pelajar

Fitriani, S., 2011. Promosi kesehatan. Graha Ilmu. Jakarta.

Notoatmodjo, S., 2003. Pengantar Kesehatan Masyarakat. Rineka Cipta.


Bandung.

Notoatmodjo, S., 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Cetakan Pertama.


Jakarta: PT. Rineka Cipta

Notoatmodjo, S. 2003. Prinsip-Prinsip Dasar Dalam Kesehatan Masyarakat.


Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S., 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Rineka Cipta.
Jakarta.

Notoatmodjo, S. 2010. Promosi kesehatan : teori dan aplikasi.. Rineka Cipta.


Jakarta.

Nurjannah, A. (2012). Personal hygiene Siswa Sekolah Dasar Negeri Jatinangor

Mubarak, W. I., 2007. Promosi kesehatan : sebuah pengantar proses belajar


mengajar dalam pendidikan. Graha Ilmu. Jakarta.

Maryunani, A., 2013. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Trans Info Media.
Jakarta.

Universitas Sumatera Utara


Potter, P. A.; Perry, G., 2005. Buku ajar fundamental keperawatan : konsep,
proses, dan praktik, Vol.1, Ed.4. EGC. Jakarta.

Pulungan, R, 2008, Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan


Pengetahuan dan Sikap Dokter Kecil Dalam Pemberantasan Sarang
Nyamuk Demam Berdarah (PSN-DBD) Di Kecamatan Helvetia Tahun
2007, Skripsi, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera
Utara, Medan.

Pratknya, A. W., 2011. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan


Kesehatan. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Sitepu, A 2008, Efektivitas Penyuluhan Kesehatan Menggunakan Metode


Ceramah Disertai Pemutaran VCD Dan Tanpa Pemutaran VCD
Dalam Meningkatkan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Tentang Penyakit
Pneumonia Pada Balita Di Kecamatan Stabat Kabupaten Langkat,
Tesis, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara,
Medan.

Soiyidin, M. 2012. Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan. Salemba Medika.


Jakarta

Sugiyono, M. 2012. Metode Penelitian. Alfabeta. Jakarta

Suiraoka, P.; Supariasa, D., 2012. Media Pendidikan Kesehatan. Graha Ilmu.
Jakarta.

Sugiyono, 2007, Statistika Untuk Penelitian, Alfabeta, Bandung

Tarwoto & Martonah., 2003. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses


Keperawatan. Salemba Medika. Jakarta.

Lucie, 2005, Teknik Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat, Ghalia


Indonesia. Bogor.

Wardhani, S. J., 2010. Hubungan Antara Praktik Personal Hygiene Ibu Dengan
KejadianDiare Pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Pembantu
Kelurahan Sugihwaras Kecamatan Pemalang Kabupaten Tembalang Kota
Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat, Volume 1, Nomor 2: 945-954.

Rompas, M. J.; Tuda, J., dan Ponidjan, T., 2013. Hubungan Antara Perilaku Cuci
Tangan Pakai Sabun Dengan Terjadinya Diare Pada Anak Usia Sekolah di
SD GMIM Dua Kecamatan Tareran. Ejournal Keperawatan (e-Kep),
Volume 1,Nomor 1: 3.

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 1
KUESIONER
PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG PERSONAL
HYGIENE TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN SIKAP
ANAK DI SD NEGERI 173398 DOLOKSANGGUL
HUMBANG HASUNDUTAN
TAHUN 2016

Keterangan Responden
Nama :
Jenis Kelamin :
Umur :

A. PENGETAHUAN

1. Berapa kali sebaiknya menyikat gigi dalam sehari?


a. 1 kali sehari
b. 2 kali sehari
c. 3 kali sehari
2. Saat kapan menggosok gigi yang baik?
a. Pagi sebelum sarapan dan malam sebelum tidur
b. Pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur
c. Pagi setelah bangun dan malam sebelum makan
3. Bagaimana cara menyikat gigi yang baik benar?
a. Sikat gigi dengan arah kebawah untuk gigi atas dan sikat kearah atas
untuk gigi bawah, gunakan gerakan melingkar pada bagian dalam gigi
b. Sikat gigi dengan arah keatas untuk gigi atas dan sikat kearah bawah
untuk gigi bawah, gunakan gerakan melingkar pada bagian dalam gigi
c. Sikat gigi dengan arah kebawah untuk gigi atas dan sikat kearah atas
untuk gigi bawah

Universitas Sumatera Utara


4. Apa saja yang perlu dibersihkan ketika menggosok gigi?
a. Gigi saja
b. gigi dan lidah
5. Berapa kali sebaiknya mandi dalam sehari?
a. 1 kali sehari
b. 2 kali sehari
c. 3 kali sehari
6. Saat kapan kita harus mandi?
a. Pagi sebelum ke sekolahdan malam sebelum tidur
b. Setelah bermain, dari ladang, sebelum ke sekolah dan sebelum tidur
7. Saat kapan kita harus mencuci tangan?
a. Sebelum makan
b. Sebelum memegang hewan
8. Setelah BAB/BAK kita harus ?
a. Mencuci tangan dengan air mengalir
b. Mencuci tangan pakai sabun
9. Berapa kali sebaiknya memotong kuku dalam seminggu?
a. 1 kali dalam 2 minggu
b. 1 kali seminggu
c. Tidak pernah
10. Mengapa perlu memakai alas kaki (sepatu/ sendal) saat ke luar rumah?
a. Supaya tidak kotor
b. Supaya tidak sakit terkena batu-batu
c. Supaya tidak kotor dan terhindar dari telur-telur cacing
11. Saat kapan kita harus mencuci kaki?
a. Sehabis bermain dan sebelum tidur
b. sebelum memkai sepatu ke sekolah
12. Paling sedikit berapa kali kita mencuci rambut pakai sampo dalam
seminggu?
a. 1 kali seminggu

Universitas Sumatera Utara


b. 2-3 kali seminggu
B. SIKAP

SIKAP
NO PERNYATAAN TIDAK
SETUJU
SETUJU
1 Menyikat gigi harus dua kali dalam sehari
2 Menyikat gigi yang baik adalah pagi sebelum
sarapan dan malam sebelum tidur
3 Tidak menyikat gigi dapat menyebabkan gigi
berlubang dan kuman di mulut
4 Mandi yang baik adalah satu kali dalam sehari
5 Mencuci tangan pakai sabun dapat menyebabkan
diare
6 Mencuci tangan pakai sabun harus dilakukan
setelah BAB/BAK dan setelah memegang hewan
7 Kuku harus selalu dipotong pendek supaya
kuman tidak menempel pada kuku
8 Mencuci rambut dengan sampo sangat perlu,
setidaknya dua kali dalam seminggu
9 Setelah bermain tidak perlu mencuci tangan dan
kaki pakai sabun
10 Kita harus memakai sendal saat keluar rumah, ke
ladang dan bermain

C. TINDAKAN
1. Berapa kali kamu mandi dalam sehari?
a. 1 kali
b. 2 kali
c. 1 kali dalam 2 hari

Universitas Sumatera Utara


2. Berapa kali kamu mencuci rambut/keramas dengan sampo dalam satu
minggu?
a. 1 kali
b. 2 kali
c. 3 kali
3. Kapan saja kamu selalu menggosok gigi?
a. Sebelum pergi ke sekolah dan sebelum makan
b. Setelah sarapan dan sebelum tidur
4. Apakah setiap menggosok gigi, kamu selalu menggunakan pasta gigi?
a. Ya
b. Tidak
5. Apakah kamu selalu memotong kuku saat kukumu mulai panjang?
a. Ya
b. Tidak
6. Apakah setiap menggosok gigi kamu selalu membersihkan lidah?
a. Ya
b. Tidak
7. Apakah kamu selalu memotong kukumu saat kukumu sudah mulai panjang?
a. Ya
b. Tidak
8. Pada saat kapan kamu selalu mencuci tangan pakai sabun?
a. Setelah BAB/BAK
b. Sebelum makan dan setelah BAB/BAK
c. Sebelum makan, setelah BAB/BAK dan setelah memegang hewan
9. Apakah kamu selalu memakai sendal saat kelur rumah?
a. Ya
b. Tidak
10. Apakah kamu selalu mencuci kaki pakai sabun setelah beraktivitas di luar
rumah?
a. Ya
b. Tidak

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 2

SATUAN ACARA PENYULUHAN


(SAP)
A. Latar Belakang

Personal hygiene berasal dari bahasa yunani yaitu personal yang artinya

perseorangan dan hygiene yang berarti sehat. Jadi personal hyniene adalah suatu

tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesejahteraan fisik dan psikis.Personal

hygiene sangat penting untuk di ketahui karena kalau kita tidak melaksanakan

Personal hygiene dalam kehidupan kita akan sangat perpengaruh terhadap

kesehatan dan ketidak nyamanan dalam menjalankan aktifitas sehari-hari.

B. Tujuan

a. Tujuan Instruksional Umum (TIU)

Setelah dilakukan penyuluhan mengenai personal higiene diharapkan audiens

dapat memahami mengenai personal higiene ( kebersihan diri ).

b. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)

Setelah dilakukan penyuluhan selama 60 menit diharapkan :

1. Siswa dapat menyebutkan dengan benar hal-hal yang harus diperhatikan

pada kebersihan diri

2. Siswa dapat menyebutkan dengan benar alasan dan kegunaan dijaganya

kebersihan diri

3. Siswa dapat melaksanankan langkah-langkah dalam personal hygiene

(kebersihan diri )

4. Siswa dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Universitas Sumatera Utara


C. Materi

Terlampir

D. Penyaji

Penyaji : Haryati Lumban Gaol

E. Penatalaksanaan Kegiatan

1. Topik : Personal Hygiene ( kebersihan diri )

2. Sasaran : Siswa-siswi SD kelas 5 SD Negeri 173398 Doloksanggul

3. Target : Siswa-siswi SD

4. Media dan alat : Flip chart dan leaflet

5. Waktu dan tempat

Hari : Senin, 16 Mei 2016

Jam : 10.00 - 11.00 WIB

Tempat : SD Negeri 173398 Doloksanggul (Ruangan

kelas V)

F. Strategi Pengajaran

Metode : Ceramah dan simulasi

Media : Flip chart dan leaflet

G. Kegiatan penyuluhan

Alokasi Waktu : ( 60 menit )

No WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN KEGIATAN PESERTA


1 Pemukaan 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab salam
5 menit 2. Memperkenslksn diri 2. Mendengarkan
3. Menjelaskan tujuan penyuluhan 3. Mendengarkan
4. Menjelaskan peraturan 4. Mendegarkam
penyuluhan dan memberitahu
lamanya waktu penyuluhan

Universitas Sumatera Utara


2 Pelaksanaan 1. Menjelaskan pengertian 1. Mendengarkan
45 menit personal hygiene
2. Menjelaskan tujuan personal 2. Mendengarkan
hygiene
3. Menjelaskan jenis personal 3. Mendengarkan
hygiene
4. Menjelaskan tindakan-tindakan 4. Mendengarkan,
personal hygiene serta memperhatikan serta
membuat simulasi mempraktikkan
simulasi
5. Memberikan kesempatan
bertanya 5. Bertanya
3 Evaluasi Menanyakan peserta tentang materi Menjawab pertanyaan
5 menit yang sudah dijelaskan
4 Penutup 1. Mengucapkan terima kasih atas 1. Mendengarkan
5 menit peran peserta 2. Mengucapkan salam
2. Mengucapkan salam penutup

Evaluasi

1. Coba adik –adik sebutkan hal-hal apa saja yang harus diperhatikan dalam

kebersihan diri pada daerah

a. kepala termasuk gigi dan mulut

b. badan

c. kesehatan mata

d. alat gerak (kaki, tangan dan kuku)

2. Sebutkan tujuan dan manfaat dijaganya kebersihan diri

3. Dapat mempraktekan apa-apa saja langkah dalam kebersihan diri.

Universitas Sumatera Utara


Materi Penyuluhan

PERSONAL HYGIENE

A. Pengertian Personal Hygiene

Personal Hygiene adalah ilmu kesehatan.Hygiene perorangan adalah cara

perawatan diri manusia untuk memelihara kesehatan mereka (Perry & Potter,

2006). Cara perawatan diri menjadi rumit dikarenakan kondisi fisik atau keadaan

emosional seseorang.Pemeliharaan hygiene perorangan diperlukan untuk

kenyamanan individu, keamanan, dan kesehatan.

B. Tujuan Personal Hygiene

• Meningkatkan derajat kesehatan seseorang

• Memelihara kebersihan diri seseorang

• Memperbaiki personal hyiene yang kurang

• Mencagah penyakit

• Menciptakan keindahan

• Meningkatkan rasa percaya diri

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Personal Hygiene

• Body image yaitu gambaran individu terhadap dirinya sangat

mempengaruhi kebersihan diri misalnya karena adanya perubahan

fisik sehingga individu tidak peduli terhadap kebersihannya.

• Praktik social, pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri,

maka kemungkinan akan terjadi perubahan pola Personal Hygiene

Universitas Sumatera Utara


• Status sosial-ekonomi, Personal Hygiene memerlukan alat dan bahan

seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, sampo, alat mandi yang semuanya

memerlukan uang untuk menyediakannya

• Pengetahuan, Pengetahuan Personal Hygiene sangat penting karena

pengetahuan yang baik dapatmeningkatkan kesehatan. Misalnya pada

pasien penderita DM ia harus menjaga kebersihankakinya.

• Budaya, di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu maka

tidak boleh dimandikan.

• Kebiasaan seseorang, ada kebiasaan seseorang yang menggunakan

produk tertentu dalam perawatan dirinya seperti penggunaan sabun,

sampo, dan lain-lain.

• Kondisi fisik, pada keadaan sakit tertentu kemampuan untuk merawat

diri berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya.

D. Dampak yang Sering Timbul pada Masalah Personal Hyiene

1. Dampak Fisik

Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya

kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang sering terjadi adalah

gangguan integritas kulit, gangguan membrane mukosa mulut dan gangguan fisik

pada kuku.

2. Dampak Psikososial

Masalah social yang berhubungan dengan Personal Hygiene adalah gangguan

kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri,

aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.

Universitas Sumatera Utara


E. Jenis-Jenis Personal Hygiene

1. Gigi dan Mulut

Tindakan yang perlu dilakukan untuk memelihara kebersihan gigi yaitu :

- Sikat gigi minimal dua kali sehari (pagi setelah sarapan dan malam

sebelum tidur)

- Ketika gosok gigi, perhatikan untuk membersihkan partikel makanan

yang tersangkut diantara celah antara gigi rata dibelakang, gigi

geraham dan gigi geraham bungsu

- Sikat dengan arah kebawah untuk gigi atas dan sikat kearah atas untuk

gigi bawah, gunakan gerakan melingkar pada bagian dalam gigi

- Bersihkan lidah dengan cara menyikat dengan lembut

- Sikat harus dibilas bersih dan kering setelah dipakai

2. Rambut

Tindakan yang perlu dilakukan untuk memelihara kebersihan rambut

yaitu:

- Cuci rambut minimal dua kali seminggu menggunakan sampo, bilas

dengan air bersih

- Keringkan rambut setelah dicuci

- Sisirlah rambut 3 hingga 4 kali sehari dengan sisir bergigi jarang

- Cuci sisir setiap kali mencuci rambut.

Universitas Sumatera Utara


3. Kulit

Tindakan yang perlu dilakukan untuk menjaga kebersihan kulit yaitu :

- Mandi satu atau dua kali sehari direkomendasikan untuk negara tropis

seperti Indonesia

- Bagi yang aktif berolahraga/ bekerja diluar hingga berkeringat

disarankan untuk mandi setelah aktivitas

- Gunakan sabun secukupnya, spon mandi dapat digunakan untuk

menggosok, atau gunakan penggosok punggung atau penggosok tumit

jika tersedia.

- Ganti dengan baju dalam yang bersih setelah mandi

4. Kuku, tangan dan kaki

Tindakan yang perlu dilakukan untuk menjaga kebersihan kuku, tangan

dan kaki adalah sebagai berikut :

- Memanjangkan kuku hanya jika dapat menjamin kebersihan kuku,

kuku pendek mengurangi masalah

- Jangan memotong kuku terlalu dekat dengan ujung kulit

- Cuci tangan sangat penting ketika sebelum dan sesudah menggunakan

toilet

- Sebelum sesudah makan

- Sebelum, selama & sesudah menyiapakan makanan

- Ketika menangani makanan jangan menggaruk/ memegangtelinga,

hidung, mulut, ataui luka terbuka.

Universitas Sumatera Utara


- Cuci tangan setelah batuk, bersin dan berada didekat seseorang yang

sedang sakit untuk mengontrol penyebaran kuman yang dapat

menyebabkan pilek dan flu

- Cara mencuci tangan yang baik:

Basahi tangan dibawah air mengalir dan gunakan sabun batang/ sabun

cair. Semua bagian tangan harus terkena air, semua permukaan kulit

termasuk jari tangan, kuku dan bagian belakang telapak tangan

digosok dengan busa sabun minimal 20 detik, bilas tangan dengan air,

keringkan tangan dengan handuk bersih/ handuk disposable setelah

mencuci (handuk di tempat cuci tangan harus dicuci dan diganti setiap

hari)

- Gosok kaki dengan spon, batu kambang atau penggosok kaki lainnya

ketika mandi

- Keringkan jari kaki sehabis mandi

- Biarkan kuku kaki tetap pendek.

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 3

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 4

MASTER DATA

Jenis Pre test Post test


No Nama Umur
Kelamin Pengetahuan Sikap Tindakan Pengetahuan Sikap Tindakan
1 Bangkit Munthe L 10 11 6 5 11 9 7
2 Benhad S L 11 8 6 5 11 10 5
3 David Manalu L 11 7 7 6 11 9 7
4 Icha Pasaribu P 10 9 8 4 11 9 7
5 Hasian L Tobing L 12 11 8 5 9 7 6
6 Risky A Purba L 11 10 7 4 10 9 7
7 Amelia Putri P 12 9 6 6 9 8 7
8 Eva A Manalu P 11 10 7 6 10 9 8
9 Hendry S P 10 9 7 6 11 9 6
10 Novika Munthe P 11 11 7 6 11 10 7
11 Budi Purba L 11 8 6 4 11 10 8
12 Joel L Pasaribu L 10 10 8 5 10 9 5
13 Lentri Manullang P 11 10 6 5 10 8 8

Universitas Sumatera Utara


14 Tasya Munthe P 11 8 6 4 11 10 8
15 Stela D Munthe P 10 8 6 6 10 8 7
16 Sahat Munthe L 12 10 8 5 10 9 8
17 Tongam Munthe L 11 7 6 4 9 10 8
18 Pitta O Munthe P 11 9 8 5 11 8 7
19 Okta Simamora P 10 10 8 5 11 10 8
20 Rahel A Pasaribu P 10 7 7 6 8 7 7
21 Adrian S L 10 6 5 5 7 7 6
22 Mighuel P Sinaga L 10 10 8 6 10 9 8

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 5

PRINT OUT DATA SPSS

1. Karakteristik Responden

A.Umur Responden
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 10 9 40.9 40.9 40.9
11 10 45.5 45.5 86.4
12 3 13.6 13.6 100.0
Total 22 100.0 100.0

B.Jenis Kelamin Responden


Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid laki-laki 11 50 50,0
Perempuan 11 50 50,0 100,0
Total 22 100,0 100,0

2.Pre Test

A. Pre Test Pengetahuan


P1
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid salah 1 4.5 4.5 4.5
benar 21 95.5 95.5 100.0
Total 22 100.0 100.0

P2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid salah 9 40.9 40.9 40.9

Universitas Sumatera Utara


benar 13 59.1 59.1 100.0
Total 22 100.0 100.0

P3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid salah 12 54.5 54.5 54.5
benar 10 45.5 45.5 100.0
Total 22 100.0 100.0

P4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid salah 1 4.5 4.5 4.5
benar 21 95.5 95.5 100.0
Total 22 100.0 100.0

P5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid salah 5 22.7 22.7 22.7
benar 17 77.3 77.3 100.0
Total 22 100.0 100.0

P6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid salah 12 54.5 54.5 54.5
benar 10 45.5 45.5 100.0
Total 22 100.0 100.0

P7

Universitas Sumatera Utara


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid benar 22 100.0 100.0 100.0

P8
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid salah 1 4.5 4.5 4.5
benar 21 95.5 95.5 100.0
Total 22 100.0 100.0

P9
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid salah 14 63.6 63.6 63.6
benar 8 36.4 36.4 100.0
Total 22 100.0 100.0

P10
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid salah 7 31.8 31.8 31.8
benar 15 68.2 68.2 100.0
Total 22 100.0 100.0

P11
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid salah 2 9.1 9.1 9.1
benar 20 90.9 90.9 100.0

Universitas Sumatera Utara


P11
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid salah 2 9.1 9.1 9.1
benar 20 90.9 90.9 100.0
Total 22 100.0 100.0

P12
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid salah 11 50.0 50.0 50.0
benar 11 50.0 50.0 100.0
Total 22 100.0 100.0

Gambaran Pengetahuan Pre


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tinggi 7 31.8 31.8 31.8
sedang 14 63.6 63.6 95.5
rendah 1 4.5 4.5 100.0
Total 22 100.0 100.0

B. Pre Test Sikap

P1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid benar 22 100.0 100.0 100.0

P2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid salah 19 86.4 86.4 86.4

Universitas Sumatera Utara


benar 3 13.6 13.6 100.0
Total 22 100.0 100.0

P3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid salah 6 27.3 27.3 27.3
benar 16 72.7 72.7 100.0
Total 22 100.0 100.0

P4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid salah 2 9.1 9.1 9.1
benar 19 86.4 86.4 95.5
11 1 4.5 4.5 100.0
Total 22 100.0 100.0

P5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid salah 7 31.8 31.8 31.8
benar 15 68.2 68.2 100.0
Total 22 100.0 100.0

P6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid salah 5 22.7 22.7 22.7
benar 17 77.3 77.3 100.0
Total 22 100.0 100.0

Universitas Sumatera Utara


P7
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid salah 2 9.1 9.1 9.1
benar 20 90.9 90.9 100.0
Total 22 100.0 100.0

P8
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid salah 16 72.7 72.7 72.7
benar 6 27.3 27.3 100.0
Total 22 100.0 100.0

P9
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid salah 4 18.2 18.2 18.2
benar 18 81.8 81.8 100.0
Total 22 100.0 100.0

P10
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid salah 4 18.2 18.2 18.2
benar 18 81.8 81.8 100.0
Total 22 100.0 100.0

Gambaran Sikap Pre


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 8 36.4 36.4 36.4
Sedang 14 63.6 63.6 100.0

Universitas Sumatera Utara


Gambaran Sikap Pre
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 8 36.4 36.4 36.4
Sedang 14 63.6 63.6 100.0
Total 22 100.0 100.0

C. Pre Test Tindakan


P1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid salah 16 72.7 72.7 72.7
benar 6 27.3 27.3 100.0
Total 22 100.0 100.0

P2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid salah 2 9.1 9.1 9.1
benar 20 90.9 90.9 100.0
Total 22 100.0 100.0

P3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid salah 11 50.0 50.0 50.0
benar 11 50.0 50.0 100.0
Total 22 100.0 100.0

P4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid salah 20 90.9 90.9 90.9

Universitas Sumatera Utara


benar 2 9.1 9.1 100.0
Total 22 100.0 100.0

P5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid benar 22 100.0 100.0 100.0

P6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid salah 11 50.0 50.0 50.0
benar 11 50.0 50.0 100.0
Total 22 100.0 100.0

P7
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid salah 8 36.4 36.4 36.4
benar 14 63.6 63.6 100.0
Total 22 100.0 100.0

P8
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid salah 22 100.0 100.0 100.0

P9
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid salah 7 31.8 31.8 31.8
benar 15 68.2 68.2 100.0
Total 22 100.0 100.0

Universitas Sumatera Utara


P10
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid salah 11 50.0 50.0 50.0
benar 11 50.0 50.0 100.0
Total 22 100.0 100.0

Gambaran Tindakan Pre


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sedang 16 72.7 72.7 72.7
Rendah 6 27.3 27.3 100.0
Total 22 100.0 100.0

3. Post Test
A. Post Test Pengetahuan
P1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid benar 22 100.0 100.0 100.0

P2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid salah 2 9.1 9.1 9.1
benar 20 90.9 90.9 100.0
Total 22 100.0 100.0

P3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid salah 13 59.1 59.1 59.1
benar 9 40.9 40.9 100.0
Total 22 100.0 100.0

P4

Universitas Sumatera Utara


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid benar 22 100.0 100.0 100.0

P5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid salah 2 9.1 9.1 9.1
benar 20 90.9 90.9 100.0
Total 22 100.0 100.0

P6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid salah 14 63.6 63.6 63.6
benar 8 36.4 36.4 100.0
Total 22 100.0 100.0

P7
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid benar 22 100.0 100.0 100.0

P8
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid salah 1 4.5 4.5 4.5
benar 21 95.5 95.5 100.0
Total 22 100.0 100.0

P9
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid salah 13 59.1 59.1 59.1
benar 9 40.9 40.9 100.0
Total 22 100.0 100.0

Universitas Sumatera Utara


P10
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid salah 1 4.5 4.5 4.5
benar 21 95.5 95.5 100.0
Total 22 100.0 100.0

P11
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid salah 5 22.7 22.7 22.7
benar 17 77.3 77.3 100.0
Total 22 100.0 100.0

P12
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid salah 1 4.5 4.5 4.5
benar 21 95.5 95.5 100.0
Total 22 100.0 100.0

Gambaran Pengetahuan Post


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 13 59.1 59.1 59.1
2 9 40.9 40.9 100.0
Total 22 100.0 100.0

B. Post Test Sikap


P1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid benar 22 100.0 100.0 100.0

Universitas Sumatera Utara


P2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid salah 4 18.2 18.2 18.2
benar 18 81.8 81.8 100.0
Total 22 100.0 100.0

P3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid salah 3 13.6 13.6 13.6
benar 19 86.4 86.4 100.0
Total 22 100.0 100.0

P4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid salah 7 31.8 31.8 31.8
benar 15 68.2 68.2 100.0
Total 22 100.0 100.0

P5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid salah 3 13.6 13.6 13.6
benar 19 86.4 86.4 100.0
Total 22 100.0 100.0

P6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid salah 2 9.1 9.1 9.1
benar 20 90.9 90.9 100.0

Universitas Sumatera Utara


P6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid salah 2 9.1 9.1 9.1
benar 20 90.9 90.9 100.0
Total 22 100.0 100.0

P7
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid benar 22 100.0 100.0 100.0

P8
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid salah 5 22.7 22.7 22.7
benar 17 77.3 77.3 100.0
Total 22 100.0 100.0

P9
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid salah 2 9.1 9.1 9.1
benar 20 90.9 90.9 100.0
Total 22 100.0 100.0

P10
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid salah 1 4.5 4.5 4.5
benar 21 95.5 95.5 100.0
Total 22 100.0 100.0

Gambaran Sikap post

Universitas Sumatera Utara


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 18 81.8 81.8 81.8
2 4 18.2 18.2 100.0
Total 22 100.0 100.0

C. Post Test Tindakan

P1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid salah 11 50.0 50.0 50.0
benar 11 50.0 50.0 100.0
Total 22 100.0 100.0

P2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid salah 1 4.5 4.5 4.5
benar 21 95.5 95.5 100.0
Total 22 100.0 100.0

P3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid salah 10 45.5 45.5 45.5
benar 12 54.5 54.5 100.0
Total 22 100.0 100.0

P4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid salah 16 72.7 72.7 72.7
benar 6 27.3 27.3 100.0

Universitas Sumatera Utara


P4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid salah 16 72.7 72.7 72.7
benar 6 27.3 27.3 100.0
Total 22 100.0 100.0

P5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid salah 1 4.5 4.5 4.5
benar 21 95.5 95.5 100.0
Total 22 100.0 100.0

P6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid salah 4 18.2 18.2 18.2
benar 18 81.8 81.8 100.0
Total 22 100.0 100.0

P7
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid salah 10 45.5 45.5 45.5
benar 12 54.5 54.5 100.0
Total 22 100.0 100.0

P8
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid salah 12 54.5 54.5 54.5
benar 10 45.5 45.5 100.0

Universitas Sumatera Utara


P8
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid salah 12 54.5 54.5 54.5
benar 10 45.5 45.5 100.0
Total 22 100.0 100.0

P9
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid salah 4 18.2 18.2 18.2
benar 18 81.8 81.8 100.0
Total 22 100.0 100.0

P10
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid benar 22 100.0 100.0 100.0

Gambaran Tindakan Post


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid baik 6 27.3 27.3 27.3
sedang 16 72.7 72.7 100.0
Total 22 100.0 100.0

4. Hasil Uji

A. Hasil Uji Variabel Pengetahuan

Uji Normalitas
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
PengetahuanPre .182 22 .057 .930 22 .124
PengetahuanPost .187 22 .044 .939 22 .192

Universitas Sumatera Utara


Uji Normalitas
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
PengetahuanPre .182 22 .057 .930 22 .124
PengetahuanPost .187 22 .044 .939 22 .192
a. Lilliefors Significance Correction

T-Test
Paired Samples Statistics
Std. Std. Error
Mean N Deviation Mean
Pair 1 PengetahuanPre 8.45 22 1.565 .334
PengetahuanPost 9.64 22 1.497 .319

Paired Samples Correlations


N Correlation Sig.
Pair 1 PengetahuanPre & 22 .927 .000
PengetahuanPost

Paired Samples Test


Paired Differences

Std. Std. Error


Mean Deviation Mean
Pair 1 PengetahuanPre – -1.182 .588 .125
PengetahuanPost

Paired Samples Test


Paired Differences
95% Confidence Interval of
the Difference
Lower Upper
Pair 1 PengetahuanPre – -1.443 -.921
PengetahuanPost

Universitas Sumatera Utara


Paired Samples Test

t df Sig. (2-tailed)
Pair 1 PengetahuanPre – -9.419 21 .000
PengetahuanPost

B. Hasil Uji Variabel Sikap

Uji Normalitas

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
SikapPost .266 22 .000 .844 22 .003
SikapPre .194 22 .031 .909 22 .045
a. Lilliefors Significance Correction
Transform data Sikap

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
tran_sikappre .191 22 .035 .902 22 .033
a. Lilliefors Significance Correction

Uji Wilcoxon

Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
a
SikapPost - Negative Ranks 0 .00 .00
SikapPre Positive Ranks 18 b
9.50 171.00
Ties 4c
Total 22

Universitas Sumatera Utara


a. SikapPost < SikapPre
b. SikapPost > SikapPre
c. SikapPost = SikapPre

Test Statisticsb
SikapPost -
SikapPre
Z -3.760a
Asymp. Sig. (2- .000
tailed)
a. Based on negative ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test

C. Uji Data Tindakan

Uji Normalitas

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
TindakanPre .224 22 .006 .867 22 .070
TindakanPost .224 22 .006 .867 22 .070
a. Lilliefors Significance Correction
Hasil Uji T

T-Test
Paired Samples Statistics
Std. Std. Error
Mean N Deviation Mean
Pair 1 TindakanPre 5.09 22 .868 .185
TindakanPost 6.91 22 .868 .185

Paired Samples Correlations


N Correlation Sig.
Pair 1 TindakanPre & 22 .391 .072
TindakanPost

Universitas Sumatera Utara


Paired Samples Test
Paired Differences

Std. Std. Error


Mean Deviation Mean
Pair 1 TindakanPre - -1.818 .958 .204
TindakanPost

Paired Samples Test


Paired Differences
95% Confidence Interval of
the Difference
Lower Upper
Pair 1 TindakanPre - -2.243 -1.393
TindakanPost

Paired Samples Test

t df Sig. (2-tailed)
Pair 1 TindakanPre - -8.902 21 .000
TindakanPost

5. Perbedaan Pengetahuan Sikap Tindakan Berdasarkan Jenis Kelamin

A. Pengetahuan
- Pengetahuan Pre

jenis kelamin Statistic Std. Error


Pengetahuan laki laki Mean 8.09 .530
95% Confidence Lower Bound 6.91
Interval for Mean Upper Bound 9.27
5% Trimmed 8.10
Mean
Median 8.00
Variance 3.091

Universitas Sumatera Utara


Std. Deviation 1.758
Minimum 5
Maximum 11
Range 6
Interquartile 3
Range
Skewness .103 .661
Kurtosis -.409 1.279
perempuan Mean 8.82 .400
95% Confidence Lower Bound 7.93
Interval for Mean Upper Bound 9.71
5% Trimmed 8.91
Mean
Median 9.00
Variance 1.764
Std. Deviation 1.328
Minimum 6
Maximum 10
Range 4
Interquartile 2
Range
Skewness -1.164 .661
Kurtosis .682 1.279

- Pengetahuan Post
Descriptives
jenis kelamin Statistic Std. Error
Pengetahuan laki laki Mean 9.09 .436
95% Confidence Lower Bound 8.12
Interval for Mean Upper Bound 10.06
5% Trimmed 9.16
Mean
Median 9.00
Variance 2.091
Std. Deviation 1.446

Universitas Sumatera Utara


Minimum 6
Maximum 11
Range 5
Interquartile 2
Range
Skewness -.676 .661
Kurtosis .951 1.279
perempuan Mean 10.18 .423
95% Confidence Lower Bound 9.24
Interval for Mean Upper Bound 11.12
5% Trimmed 10.26
Mean
Median 10.00
Variance 1.964
Std. Deviation 1.401
Minimum 7
Maximum 12
Range 5
Interquartile 1
Range
Skewness -.923 .661
Kurtosis 1.881 1.279

B. Sikap
- Sikap Pre
- Descriptives
jenis kelamin Statistic Std. Error
Sikap laki laki Mean 6.82 .296
95% Confidence Lower Bound 6.16
Interval for Mean Upper Bound 7.48
5% Trimmed 6.85
Mean
Median 7.00
Variance .964
Std. Deviation .982

Universitas Sumatera Utara


Minimum 5
Maximum 8
Range 3
Interquartile 2
Range
Skewness -.346 .661
Kurtosis -.587 1.279
perempuan Mean 7.27 .304
95% Confidence Lower Bound 6.59
Interval for Mean Upper Bound 7.95
5% Trimmed 7.25
Mean
Median 7.00
Variance 1.018
Std. Deviation 1.009
Minimum 6
Maximum 9
Range 3
Interquartile 2
Range
Skewness .053 .661
Kurtosis -1.000 1.279

- Sikap Post
- Descriptives
jenis kelamin Statistic Std. Error
Sikap laki laki Mean 9.00 .330
95% Confidence Lower Bound 8.26
Interval for Mean Upper Bound 9.74
5% Trimmed 9.06
Mean
Median 9.00
Variance 1.200
Std. Deviation 1.095
Minimum 7

Universitas Sumatera Utara


Maximum 10
Range 3
Interquartile 1
Range
Skewness -1.116 .661
Kurtosis .417 1.279
Perempuan Mean 8.55 .312
95% Confidence Lower Bound 7.85
Interval for Mean Upper Bound 9.24
5% Trimmed 8.55
Mean
Median 9.00
Variance 1.073
Std. Deviation 1.036
Minimum 7
Maximum 10
Range 3
Interquartile 1
Range
Skewness -.147 .661
Kurtosis -.853 1.279

C. Tindakan
- Tindakan Pre

jenis kelamin Statistic Std. Error


Tindakan laki laki Mean 5.09 .211
95% Confidence Lower Bound 4.62
Interval for Mean Upper Bound 5.56
5% Trimmed 5.10
Mean
Median 5.00
Variance .491
Std. Deviation .701
Minimum 4
Maximum 6

Universitas Sumatera Utara


Range 2
Interquartile 1
Range
Skewness -.123 .661
Kurtosis -.453 1.279
perempuan Mean 5.09 .315
95% Confidence Lower Bound 4.39
Interval for Mean Upper Bound 5.79
5% Trimmed 5.05
Mean
Median 5.00
Variance 1.091
Std. Deviation 1.044
Minimum 4
Maximum 7
Range 3
Interquartile 2
Range
Skewness .431 .661
Kurtosis -.932 1.279

- Tindakan Post

jenis kelamin Statistic Std. Error


Tindakan laki laki Mean 6.73 .237
95% Confidence Lower Bound 6.20
Interval for Mean Upper Bound 7.26
5% Trimmed 6.75
Mean
Median 7.00
Variance .618
Std. Deviation .786
Minimum 5
Maximum 8
Range 3

Universitas Sumatera Utara


Interquartile 1
Range
Skewness -.935 .661
Kurtosis 1.649 1.279
perempuan Mean 7.09 .285
95% Confidence Lower Bound 6.46
Interval for Mean Upper Bound 7.73
5% Trimmed 7.10
Mean
Median 7.00
Variance .891
Std. Deviation .944
Minimum 6
Maximum 8
Range 2
Interquartile 2
Range
Skewness -.209 .661
Kurtosis -2.069 1.279

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai