TESIS
Oleh
MASTIUR PANGARIBUAN
117032146/IKM
1
6
TESIS
Oleh
MASTIUR PANGARIBUAN
117032146/IKM
2
6
Menyetujui
Komisi Pembimbing
Dekan
3
6
Telah diuji
Pada Tanggal : 20 Juni 2013
4
6
TESIS
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperolah gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam
naskah ini disebutkan dalam daftar pustaka.
Mastiur Pangaribuan
117032146/IKM
5
6
ABSTRAK
6
6
ABSTRACT
Health care for old people is important since this group of age is highly
vulnerable to health problem and can easily find death. The performance of
cadres at posyandu (integrated health post) for old people in the working area
of Medan johor Puskesmas (public health center) is not optimal because it is
closely related to cadres’ motivation in providing services at posyandu for old
people.
The aim of the research was to analyze the influence of intrinsic and
extrinsik motivation on cadres’ performance at posyandu for old people in the
working area Medan johor Puskesmas, Medan. The samples comprised 40
cadres at posyandu for old people in the working area Medan johor
Puskesmas. The data were gathered by distributing questionnaires and
analyzed statistically by using multiple logistic regression tests at = 5%.
The result of the research showed that intrinsic motivation
(responsibility, achieved performance, performance recognation, performance
itself, possibility for development, and advancement) and extrinsic motivation
(reward, job security and safety, work condition, and work procedure and
status) influenced the cadre’s performance at posyandu for old people in the
working area Medan johor Puskesmas. The variables of extrinsik motivation
had the most dominant influence on cadres’ performance in the working area
of Medan johor Puskesmas ( p = 0,017 and OR = 8,431)
It is recommended that the management of Medan johor Puskesmas
increased the cadres’ performance at posyandu for old people by increasing
their motivation such as providing training and developing their capability in
managing posyandu for old people and provide support by giving reward and
incentives to them so that their can fulfill their needs in providing services to
old people. It is also recommended that the cadre at posyandu for old people
develop their skill through training about services for old people and motivate
themselves in giving services at posyandu.
7
6
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas atas segala
kemudahan yang diberikan oleh berbagai pihak, sehingga tesis ini dapat diselesaikan.
Dengan penuh ketulusan hati, penulis menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-
besarnya kepada :
2. Dr. Drs. Surya Utama, M.S. Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Sumatera Utara
3. Dr. Ir. Evawany Aritonang, M.Si, Sekretaris Program Studi S2 Ilmu Kesehatan
Tesis
4. Dr. Juanita, S.E, M.Kes, Ketua Komisi Pembimbing dan Drs. Tukiman, M.K.M,
8
6
6. Para dosen, Staf dan semua pihak yang terkait di lingkungan Program Studi S2
Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Studi Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku
7. Dr. Roosleyn, M.A.R.S, Kepala Puskesmas Medan johor, yang telah memberikan
8. Seluruh kader posyandu lansia di Puskesmas Medan johor yang telah bersedia
Universitas Sumatera Utara, khususnya pada Minat Studi Promosi Kesehatan dan
Ilmu Perilaku
Soerbakti, Raeki Nikata Soerbakti, Raolel Madeo Soerbakti dan Ryandi Ratur
Soerbakti yang telah memberikan doa, dukungan dan motivasi untuk menyelesaikan
Mastiur Pangaribuan
117032146/IKM
9
6
RIWAYAT HIDUP
pasangan bapak (alm) W. Pangaribuan dan ibu (almh) R br Panjaitan. Penulis anak
pertama dari sepuluh (10) orang bersaudara. Penulis menikah dengan (alm)
Drs. Ebeneser Karo-Karo, SH, MAP pada 11 November 1990, dan dikaruniai 4
orang anak (2 laki-laki dan 2 perempuan) dan bertempat tinggal di Jl. Bunga Kantil
selesai tahun 1974, pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMP PTP VII Gunung
Bayu selesai tahun 1977, pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas di SMA YP-
tahun 1985, AKTA III di IKIP Medan selesai tahun 1996, S1 di Fakultas Kesehatan
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Studi Promosi Kesehatan dan Ilmu
Mulai bekerja tahun 1985-1987 sebagai Perawat di RSU Herna Medan, tahun
tahun 1992 -2001 sebagai Kepala Sekolah di Sekolah Perawat Kesehatan RSU Herna
10
6
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK............................................................................................................ i
ABSTRACT........................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR......................................................................................... iii
RIWAYAT HIDUP............................................................................................. iv
DAFTAR ISI........................................................................................................ vi
DAFTAR TABEL................................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... xi
11
6
12
6
BAB 5. PEMBAHASAN.................................................................................... 62
5.1 Pengaruh Motivasi Intrinsik terhadap Kinerja Kader Posyandu
Lansia.............................................................................................. 62
.........................................................................................................
5.2 Pengaruh Motivasi Ekstrinsik terhadap Kinerja Kader Posyandu
Lansia.............................................................................................. 75
13
6
6.1 Kesimpulan...................................................................................... 84
................................................................................................................
6.2 Saran................................................................................................ 85
................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
87
LAMPIRAN
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
92
DAFTAR TABEL
Nomor Judul
Halaman
.....................................................................................................................
37
14
6
15
6
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul
Halaman
16
6
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul
Halaman
1 Kuesioner Penelitian.............................................................................. 92
17
6
18
BAB 1
PENDAHULUAN
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
keadaan sempurna baik fisik, mental dan sosial, tidak hanya bebas dari penyakit dan
cacat, juga dapat diukur dari produktivitas dalam arti mempunyai pekerjaan atau
penghasilan secara ekonomi. Hal ini juga diatur dalam Undang-Undang RI No. 36
Tahun 2009 yang menyatakan bahwa setiap orang berhak hidup produktif secara
kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap
penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal sebagai
salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional. Pembangunan kesehatan
berkembang dengan cepat dan menyentuh seluruh segi kehidupan sehingga perlu
1
6
pengutamaan dan manfaat dengan perhatian khusus pada penduduk rentan seperti
No. 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia adalah seseorang yang telah mencapai
tatanan tersebut yang dilaksanakan dalam bentuk Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu),
yang diselenggarakan oleh masyarakat untuk masyarakat secara rutin setiap bulannya
dari segi kesehatan karena kepekaan dan kerentanan yang tinggi terhadap gangguan
kesehatan lansia di puskesmas perlu dilakukan dengan manajemen yang baik dengan
keberhasilan program harus dimulai dari awal kegiatan yang meliputi masukan,
proses dan keluaran dengan aspek teknis dan manajerial termasuk penyediaan sarana,
prasarana dan informasi yang digunakan untuk perencanaan lebih lanjut (Depkes RI,
2005).
usia harapan hidup penduduk Indonesia. Umur harapan hidup merupakan salah satu
indikator atau penilaian derajat kesehatan suatu negara dan digunakan sebagai acuan
(2011) angka harapan hidup diperkirakan mencapai 73,7 tahun, dengan usia harapan
hidup pria adalah 68,26 tahun dan wanita 73,38 tahun. Indonesia berada pada nomor
urut 121 berdasarkan daftar PBB dari 187 Negara yang dipublikasikan di HDI Report
masalah dan akan memengaruhi berbagai aspek kehidupan lansia, baik terhadap
individu maupun bagi keluarga dan masyarakat yang meliputi fisik, biologis, mental
maupun sosial ekonomi. Mengingat lansia merupakan salah satu kelompok rawan
dengan keberadaannya (Depkes RI, 2005). Seirama dengan peningkatan jumlah dan
angka kesakitan lansia diperlukan peningkatan jenis dan kualitas pelayanan kesehatan
dan perawatan, baik yang dilaksanakan oleh lansia itu sendiri maupun keluarga atau
lembaga lain seperti PUSAKA (Pusat Santunan dalam Keluarga), Posyandu Lansia,
6
Panti Sosial Tresna Wredha, Sasana Tresna Wredha maupun yang dilaksanakan di
rujukan tingkat pertama (sekunder) dan sarana pelayanan kesehatan tingkat lanjut
(tersier).
masyarakat akan pentingnya kesehatan dan upaya menolong dirinya bila ada masalah
kesehatan pada dirinya dan keluarganya serta lingkungannya (Kemenkes RI, 2011).
melalui upaya : (a) advokasi, yaitu upaya atau proses yang strategis dan terencana
(stakeholders); (b) Bina suasana (social support) adalah upaya menciptakan opini
atau lingkungan sosial yang mendorong individu anggota masyarakat untuk mau
kader posyandu berfungsi sebagai agent perubahan bagi lansia untuk meningkatkan
tersebut berubah dari tidak tahu menjadi tahu atau sadar (aspek knowledge), dari tahu
menjadi mau (aspek attitude), dan dari mau menjadi mampu melaksanakan perilaku
langsung dan sasaran tidak langsung. Sasaran langsung adalah usia virilitas/pra senilis
45 - 59 tahun, lansia 60 - 69 tahun, dan lansia risiko tinggi yaitu usia lebih dari 70
tahun. Sedangkan sasaran yang tidak langsung adalah keluarga di mana lansia berada,
kesehatan lansia, petugas kesehatan yang melayani kesehatan lansia dan masyarakat
2010), jumlah lansia, pada tahun 2009 telah mencapai 737 juta jiwa. Dari jumlah
Indonesia. Pada tahun 2050 diproyeksikan bahwa jumlah penduduk di atas usia 60
memasuki era penduduk berstruktur tua di mana proporsi lansia mencapai 24 juta
jiwa atau (9,77%) dari total penduduk pada tahun 2010 (Biro Pusat Statistik, 2010).
Di Kota Medan jumlah penduduk dalam kelompok umur 60 tahun ke atas sebanyak
117.216 orang (5,59%) (Dinkes Kota Medan, 2012). Dinas Kesehatan Kota Medan
program pelayanan lansia yang optimal, salah satu wilayah kerja puskesmas dengan
pelayanan posyandu lansia yang rendah adalah Puskesmas Medan johor. Jumlah
posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas Medan johor sebanyak 8 unit dengan
jumlah kader 40 orang, rata-rata jumlah kunjungan setiap posyandu lansia hanya
sekitar 42% dari seluruh lansia perbulan. Jumlah kunjungan lansia di posyandu lansia
pada wilayah kerja Puskesmas Medan johor dapat dilihat pada Tabel 1.1.
kerja Puskesmas Medan johor ditemukan bahwa alasan lansia kurang aktif
dalam memberikan pelayanan posyandu lansia pada setiap tahapan pelayanan kepada
lansia. Setelah dilakukan wawancara dengan 10 orang lansia yang bertempat tinggal
di sekitar posyandu lansia Sawit, diketahui sebanyak 7 orang lansia yang menyatakan
tidak sesuai dengan jadwal buka posyandu. Beberapa penduduk lansia sudah datang
ke posyandu, namun kader posyandu belum berada di posyandu sehingga lansia harus
penelitian terkait yang peneliti temukan sebagai perbandingan dan pendukung dalam
pelaksanaan posyandu lansia perlu dukungan sosial sehingga dapat berjalan sesuai
sistem pelayanan yang ditetapkan. Kegiatan posyandu lansia lebih banyak sebagai
pos pengobatan karena keterbatasan sarana dan prasarana terutama fasilitas untuk
terampilnya kader yang ada. Dukungan sosial serta kondisi dan situasi dianggap
kader sebagian besar baik, fasilitas Posyandu sebagian besar cukup dan peran serta
Penelitian lain yang terkait dengan motivasi dan kinerja kader seperti yang
dilakukan Rosse (2012) menyimpulkan bahwa secara statistik variabel motivasi dan
kinerja adalah tingkat keberhasilan dalam melaksanakan tugas dan kemampuan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kinerja individu dalam suatu organisasi
dipengaruhi oleh beberapa variabel, yaitu (a) variabel individual, (2) variabel psikologi,
terkait dengan motivasi kader posyandu, maka salah satu indikator pada variabel
psikologis adalah faktor motivasi baik secara intriksik: tanggung jawab (responsibility),
prestasi yang diraih (achievement), pengakuan orang lain (recognition), pekerjaan itu
keselamatan kerja, kondisi kerja, hubungan kerja, prosedur kerja dan status. Kinerja
6
terbentuknya SDM yang produktif dan profesional. Menurut Gibson dan Donnelly
(2005), bahwa motivasi adalah keinginan untuk melakukan sesuatu dan menentukan
termotivasi akan melakukan usaha yang lebih besar. Dengan demikian faktor motivasi
dalam Hasibuan (2005) faktor motivasi (intrinsik dan ekstrinsik) merupakan faktor
juga halnya dalam pelayanan posyandu bahwa motivasi kader dalam bekerja akan
1.2 Permasalahan
dalam penelitian ini adalah apakah faktor motivasi intrinsik : tanggung jawab
keamanan dan keselamatan kerja, kondisi kerja, hubungan kerja, prosedur kerja,
keamanan dan keselamatan kerja, kondisi kerja, hubungan kerja, prosedur kerja,
status terhadap kinerja kader posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas Medan
1.4 Hipotesis
(achievement), pengakuan orang lain (recognition), pekerjaan itu sendiri (the work it
kondisi kerja, hubungan kerja, prosedur kerja, status berpengaruh terhadap kinerja
kader posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas Medan johor Kota Medan.
6
pemerintah daerah dan sektor yang terkait di dalam pembinaan lansia melalui
johor.
2. Bagi kader posyandu lansia yang ada di wilayah kerja puskesmas, penelitian ini
3. Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan informasi dan masukan yang dapat
lansia.
6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kinerja
personal baik kuantitas maupun kualitas dalam suatu organisasi. Kinerja dapat
Mangkunegara (2007), kinerja adalah kegiatan atau program yang diprakarsai dan
Menurut Robbins (2006) kinerja merupakan ukuran hasil kerja yang mana hal
ini menggambarkan sejauh mana aktivitas seseorang dalam melaksanakan tugas dan
berusaha dalam mencapai tujuan yang ditetapkan. Pencapaian kinerja yang optimal
sesuai dengan potensi yang dimiliki seorang karyawan merupakan hal yang selalu
12
6
pengkajian terhadap beberapa teori kinerja. Menurut Gibson dan Donnelly (2005),
secara teoritis ada tiga kelompok variabel yang memengaruhi perilaku kerja dan
adalah yang berkaitan dengan tugas-tugas pekerjaan yang harus diselesaikan untuk
mencapai sasaran tugas. Diagram skematis teori perilaku dan kinerja digambarkan
sebagai berikut :
individu. Variabel demografis, mempunyai efek tidak langsung pada perilaku dan
kinerja individu.
belajar dan motivasi. Variabel ini banyak dipengaruhi oleh keluarga, tingkat sosial
seperti persepsi, sikap, kepribadian dan belajar merupakan hal yang komplek dan sulit
untuk diukur, selain itu sukar mencapai kesepakatan tentang pengertian dari kerja
pada usia, etnis, latar belakang budaya dan keterampilan berbeda satu dengan yang
terampil dalam mengerjakan pekerjaannya sehari hari, maka ia lebih mudah untuk
Motivasi merupakan kondisi yang terarah untuk mencapai tujuan kerja atau
organisasi.
6
pengertian lanjut usia (lansia) adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke
6
atas. Keadaan ini dibagi menjadi dua, yaitu lanjut usia potensial dan lanjut usia tidak
potensial. lanjut usia potensial adalah lanjut usia yang masih mampu melakukan
pekerjaan dan atau kegiatan yang dapat menghasilkan barang dan/ jasa, sedangkan
lanjut usia tidak potensial adalah lanjut usia yang tidak berdaya mencari nafkah
kelompok, yaitu
a. Kelompok Lansia Dini (55-64 tahun), merupakan kelompok yang baru memasuki
lansia
c. Kelompok Lansia resiko tinggi yaitu lansia yang berusia lebih dari 70 tahun
mendefinisikan batasan penduduk lanjut usia ada tiga aspek yang perlu
dipertimbangkan yaitu : aspek biologis, aspek ekonomi dan aspek sosial (Wijayanti,
2008).
daya tahan fisik yaitu semakin rentan terhadap serangan penyakit yang dapat
struktur sel, jaringan, serta sistem organ. Secara ekonomi, lansia dipandang sebagai
beban dari pada sebagai sumber daya. Banyak yang beranggapan bahwa kehidupan
masa tua tidak lagi memberikan manfaat, bahkan ada yang beranggapan bahwa
kehidupan masa tua, seringkali dipersepsikan negatif, sebagai beban keluarga dan
masyarakat. Sedangkan secara sosial, lansia merupakan satu kelompok sosial sendiri.
Dinegara barat, lansia menempati strata sosial dibawah kaum muda, sedangkan di
Indonesia, lansia menduduki kelas sosial yang tinggi yang harus dihormati oleh
Masalah kesehatan pada lansia tentu saja berbeda dengan jenjang umur yang
lain karena pada penyakit pada lansia merupakan gabungan dari kelainan-kelainan
yang timbul akibat penyakit dan proses menua yaitu proses menghilangnya secara
perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti sel serta
a. Immobility (kurang bergerak), dimana meliputi gangguan fisik, jiwa dan faktor
dapat disebabkan oleh gangguan tulang, sendi dan otot, gangguan saraf dan
penyakit jantung.
b. Instability (tidak stabil/ mudah jatuh), dapat disebabkan oleh faktor intrinsik
(yang berkaitan dengan tubuh penderita), baik karena proses menua, penyakit
maupun ekstrinsik (yang berasal dari luar tubuh) seperti obat-obatan tertentu dan
faktor lingkungan. Akibatnya akan timbul rasa sakit, cedera, patah tulang yang
psikologik berupa hilangnya harga diri dan perasaan takut akan terjadi.
c. Incontinence (buang air) yaitu keluarnya air seni tanpa disadari dan frekuensinya
sering. Meskipun keadaan ini normal pada lansia tetapi sebenarnya tidak
dikehendaki oleh lansia dan keluarganya. Hal ini akan membuat lansia
gejala klinik yang meliputi gangguan fungsi intelektual dan ingatan yang cukup
e. Infection (infeksi), merupakan salah satu masalah kesehatan yang penting pada
lansia, karena sering didapati juga dengan gejala tidak khas bahkan asimtomatik
merupakan akibat dari proses menua dimana semua panca indera berkurang
6
fungsinya, demikian juga pada otak, saraf dan otot-otot yang dipergunakan untuk
berbicara, sedangkan kulit menjadi lebih kering, rapuh dan mudah rusak dengan
gerakan, makanan yang kurang mengandung serat, kurang minum, dan lainnya.
depresi yang terselubung, dimana yang menonjol hanya gangguan fisik saja
dan lain-lain.
makanan yang bergizi, isolasi sosial (terasing dari masyarakat), terutama karena
tubuh untuk menyelesaikan suatu pekerjaan akan semaki berkurang, sehingga jika
lama, jika tanpa pengawasan dokter maka akan menyebabkan timbulnya penyakit
akibat obat-obatan.
6
mengalami sulit untukmasuk dalam proses tidur, tidur tidak nyenyak dan mudah
terbangun, tidur dengan banyak mimpi, jika terbangun susah tidur kembali,
m. Immune deficiency (daya tahan tubuh menurun), merupakan salah satu akibat dari
prose menua, meskipun terkadang dapat pula sebagai akibat dari penyakit
memuaskan yang terjadi paling sedikit 3 (tiga) bulan. Hal ini disebabkan karena
terjadi hambatan aliran darah ke dalam alat kelamin sebagai adanya kekakuan
pada dinding pembuluh darah, baik karena proses menua atau penyakit.
Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut
disuatu wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat
kebutuhan dalam upaya peningkatan status gizi masyarakat secara umum (Henniwati,
2008).
keterpaduan pada pelayanan yang dilatar belakangi oleh kriteria lansia yang memiliki
Menurut Erfandi (2008), tujuan posyandu lansia secara garis besar adalah
yang menjadi dasar pembentukan sikap dan dapat mendorong minat atau motivasi
6
mereka untuk selalu mengikuti kegiatan posyandu lansia sehingga lebih percaya diri
dihari tuanya.
a. Sasaran langsung, yaitu kelompok pra usia lanjut (45-59 tahun), kelompok usia
lanjut (60 tahun ke atas), dan kelompok usia lanjut dengan resiko tinggi (70 tahun
ke atas).
b. Sasaran tidak langsung, yaitu keluarga dimana lansia berada, organisasi sosial
yang bergerak dalam pembinaan usia lanjut, masyarakat luas (Depkes RI, 2006).
fisik dan mental emosional, yang dicatat dan dipantau dengan Kartu Menuju Sehat
(KMS) untuk mengetahui lebih awal penyakit yang diderita atau ancaman masalah
c. Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi
f. Pemeriksaan adanya gula dalam air seni sebagai deteksi awal adanya penyakit
g. Pemeriksaan adanya zat putih telur (protein) dalam air seni sebagai deteksi awal
rangka kunjungan rumah dan konseling kesehatan dan gizi sesuai dengan masalah
j. Kunjungan rumah oleh kader disertai petugas bagi kelompok usia lanjut yang
Selain itu banyak juga posyandu lansia yang mengadakan kegiatan tambahan
seperti senam lansia, pengajian, membuat kerajian ataupun kegiatan silaturahmi antar
lansia. Kegiatan seperti ini tergantung dari kreasi kader posyandu yang bertujuan
balita pada umumnya. Mekanisme pelayanan ini tergantung pada mekanisme dan
menyelenggarakan posyandu lansia ini dengan sistem 5 meja seperti posyandu balita,
a. Meja I: pendaftaran lansia, pengukuran dan penimbangan berat badan dan atau
tinggi badan.
b. Meja II : melakukan pencatatan berat badan, tinggi badan dan index massa tubuh
kasus.
c. Meja III : melakukan kegiatan konseling atau penyuluhan, dapat juga dilakukan
sebagai pelaksana posyandu yang berasal dari dan dipilih oleh masyarakat setempat
yang memenuhi ketentuan dan diberikan tugas serta tanggung jawab untuk
Kader kesehatan adalah tenaga sukarela yang terdidik dan terlatih dalam bidang
ikhlas tanpa pamrih dan didasarkan panggilan jiwa untuk melaksanakan tugas-tugas
kemanusiaan.
anggota kelompok, volume dan jenis kegiatan yaitu sedikitnya 3 orang. Kader
sebaiknya berasal dari anggota kelompok sendiri atau bilamana sulit mencari kader
dari anggota kelompok dapat saja diambil dari anggota masyarakat lainnya yang
Persyaratan untuk menjadi kader, antara lain: (1) dipilih dari masyarakat
dengan prosedur yang disesuaikan dengan kondisi setempat, (2) mau dan mampu
bekerja secara sukarela, (3) bisa membaca dan menulis huruf latin, (4) sabar dan
badan dan mengukur tinggi badan lansia, 9) membantu petugas kesehatan dalam
melakukan pemeriksaan, kesehatan dan status mental, serta mengukur tekanan darah
12) kunjungan rumah kepada ibu-ibu yang tidak hadir di posyandu, 13) evaluasi
2.5 Motivasi
atau dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan dirinya melakukan suatu
berikut: “motivasi merupakan penggerak tingkah laku ke arah suatu tujuan dengan
suatu definisi: “motivasi adalah suatu proses psikologi yang mencerminkan interaksi
antara sikap, kebutuhan, persepsi, dan keputusan yang terjadi pada diri seseorang
organisasi mau dan rela mengerahkan kemampuan dalam bentuk keahlian atau
tujuan dan berbagai sasaran organisasi yang telah ditentukan (Siagian, 1995).
6
lakunya. Hal ini terkait dengan upaya untuk memenuhi kebutuhan yang dirasakan,
Menurut Gerungan (2000) istilah motivasi mengandung tiga hal yang amat
penting, yaitu:
tujuan dan berbagai sasaran organisasional. Tersirat pada pandangan ini bahwa
dalam tujuan dan sasaran organisasi telah tercakup tujuan dan sasaran pribadi
anggota organisasi. Pemberian motivasi hanya akan efektif apabila dalam diri
sesuatu.
bersedia bekerja sama demi tercapainya tujuan bersama atau tujuan perusahaan ini
terdapat dua macam yaitu: (a) motivasi finansial yaitu dorongan yang dilakukan
disebut Insentif; dan (b). motivasi non finansial yaitu dorongan yang diwujudkan
tidak dalam bentuk finansial, akan tetapi berupa hal-hal seperti pujian, penghargaan,
Setiap orang ingin diikutsertakan dan ingin diakui sebagai orang yang berpotensi,
dan pengakuan ini akan menimbulkan rasa percaya diri dan siap memikul
Pengakuan terhadap prestasi merupakan alat motivasi yang cukup ampuh, bahkan
Pekerjaan itu sendiri merupakan faktor motivasi bagi pegawai untuk berforma
tinggi. Pekerjaan atau tugas yang memberikan perasaan telah mencapai sesuatu,
tugas itu cukup menarik, tugas yang memberikan tantangan bagi pegawai,
dan berkembang sesuai dengan rencana karirnya yang akan mendorongnya lebih
6) Kemajuan (Advancement)
menjadi motivasi yang kuat bagi pegawai untuk bekerja lebih baik.
menurut Herzberg dalam Luthans (2003), dihubungkan oleh faktor ekstrinsik antara
lain :
1). Gaji
6
Tidak ada satu organisasipun yang dapat memberikan kekuatan baru kepada
kompensasi yang realistis dan gaji bila digunakan dengan benar akan memotivasi
pegawai.
Dengan kondisi kerja yang nyaman, aman dan tenang serta didukung oleh
peralatan yang memadai, karyawan akan merasa betah dan produktif dalam
bekerja sehari-hari.
suasana atau hubungan kerja yang harmonis antara sesama pegawai maupun
evaluasi dan informasi secara tepat kepada pekerja juga merupakan pengaruh
6). Status
Merupakan posisi atau peringkat yang ditentukan secara sosial yang diberikan
kepada kelompok atau anggota kelompok dari orang lain Status pekerja
yang diberikan serta peralatan dan lokasi kerja yang dapat menunjukkan statusnya.
dilihat dari beberapa indikator, diantaranya: (1) durasi kegiatan; (2) frekuensi
kegiatan; (3) persistensi pada kegiatan; (4) ketabahan, keuletan dan kemampuan
dalam mengahadapi rintangan dan kesulitan; (5) devosi dan pengorbanan untuk
mencapai tujuan; (6) tingkat aspirasi yang hendak dicapai dengan kegiatan yang
dilakukan; (7) tingkat kualifikasi hasil (out put) yang dicapai dari kegiatan yang
dilakukan.
sangat tergantung kepada motivasi kader posyandu lansia sebagai pelaksana kegiatan
a. Motivasi intrinsik : (a) tanggungjawab, (b) prestasi yang diraih, (c) pengakuan
orang lain, (d) pekerjaan itu sendiri, (e) kemungkinan pengembangan, dan
(f) kemajuan.
b. Motivasi ekstrinsik, meliputi: (a) gaji atau kompensasi, (b) keamanan dan
keselamatan kerja, (c) kondisi kerja, (d) prosedur kerja, (e) hubungan kerja dan
(f) status.
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas dan terarah akan alur penelitian
Motivasi Intrinsik
- Tanggungjawab
- Prestasi yang Diraih
- Pengakuan Orang Lain
- Pekerjaan itu Sendiri
- Kemungkinan Pengembangan
- Kemajuan Kinerja Kader Posyandu
Lansia
Motivasi Ekstrinsik
- Gaji atau Kompensasi
- Keamanan dan Keselamatan Kerja
- Kondisi Kerja
- Prosedur Kerja
- Hubungan Kerja
- Status
METODE PENELITIAN
kuantitatif.
Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Juni 2013
3.3.1 Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh kader posyandu lansia yang
pembinaan kesehatan lansia Puskesmas Medan johor, jumlah kader posyandu lansia
33
6
3.3.2 Sampel
Besar sampel (sample size) ditentukan seluruh kader posyandu lansia karena
Data primer dalam penelitian ini meliputi : (1) karakteristik atau identitas
kader posyandu lansia, (2) motivasi intrinstik dan ekstrinsik kader posyandu lansia,
dan (3) kinerja kader posyandu lansia. Data yang diperoleh melalui wawancara secara
Dalam penelitian ini data sekunder adalah data jumlah kader lansia di
Puskesmas Medan johor dan data gambaran umum wilayah penelitian serta data
Kuesioner dapat digunakan sebagai alat ukur penelitian perlu uji validitas dan
reliabilitas. Untuk itu kuesioner tersebut harus dilakukan uji coba pada 30 orang
kondisi yang sebenarnya di lapangan, maka dilakukan uji validitas terhadap kuesioner
yang telah dipersiapkan, dengan melihat nilai koefisien korelasi item pertanyaan
6
dengan total nilai pertanyaan pada setiap variabel (corrected item total correlation).
Item pertanyaan dalam kuesioner dikatakan valid apabila nilai corrected item total
yang telah dipersiapkan dengan formula cronbach alpha. Item pertanyaan dalam
kuesioner dikatakan reliabel apabila nilai cronbach alpha > 0,6 (Arikunto, 2006).
Hasil uji validitas dan reliabilitas yang dilakukan menunjukkan bahwa seluruh
diperoleh nilai corrected item total > 0,361 dan nilai cronbach alpha > 0,6 sehingga
dapat disimpulkan bahwa seluruh item pernyataan valid dan reliabel (Lampiran-2).
observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena.
a. Motivasi intrinsik adalah dorongan dari dalam diri kader posyandu lansia sehingga
(b) prestasi yang diraih, (c) pengakuan orang lain, (d) pekerjaan itu sendiri,
b. Motivasi ekstrinsik adalah dorongan dari luar diri kader posyandu lansia sehingga
dapat meningkatkan kinerjanya. Motivasi ekstrinsik ini meliputi : (a) gaji atau
6
kompensasi, (b) keamanan dan keselamatan kerja, (c) kondisi kerja, (d) prosedur
fungsinya yaitu : (a) menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pelayanan
(e) mengundang lansia untuk datang ke posyandu, (f) pendekatan dengan tokoh
lansia, (i) menimbang berat badan lansia, (j) mengukur tinggi badan lansia
lansia, (m) membantu petugas kesehatan dalam mengukur tekanan darah lansia,
posyandu lansia, (o) melakukan kunjungan rumah kepada lansia yang tidak hadir
posyandu lansia.
Skor
Pertanyaa Skala
Variabel Pilihan Kategori
n Ukur
Jawaban
Motivasi Intrinsik 30 Selalu = 3 1= Tinggi (> mean)
Jarang=2 0= Rendah (≤ mean)
Ordinal
Tidak
pernah=1
Motivasi 30 Selalu = 3 1= Tinggi (> mean)
Ekstrinsik Jarang=2 0= Rendah (≤ mean)
Ordinal
Tidak
pernah=1
Selalu = 3
Kinerja Kader 1= Baik (> mean)
17 Jarang=2 Ordinal
0= Tidak baik
Posyandu Lansia Tidak
(≤ mean)
pernah=1
Analisis data yang akan digunakan meliputi tahapan analisis univariat yaitu
analisis untuk mengetahui distribusi frekuensi dari masing masing variabel, dimana
hasil penelitian dilakukan interpretasi data dari item pertanyaan dengan cara
menghitung jawaban menggunakan komputer. Setiap item yang dijawab diberi nilai
regression test) karena variabel terikat yaitu kinerja kader posyandu lansia di kategori
(baik dan tidak baik). Uji regresi ganda dilakukan untuk mengetahui pengaruh
6
(Hastono, 2001).
Dimana
HASIL PENELITIAN
fasilitas pelayanan rawat jalan yaitu poliklinik umum dan poliklinik gigi, pelayanan
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), imunisasi serta didukung apotik untuk pelayanan
obat-obatan.
Dokter Umum 4 orang, Dokter Gigi 1 orang, Sarjana Kesehatan Masyarakat 2 orang,
Perawat 9 orang, Bidan 5 orang, petugas kesehatan lingkungan 1 orang serta analis
kesehatan 3 orang.
posyandu lansia dilakukan oleh kader posyandu sebanyak 40 orang serta didukung
39
6
pendidikan, masa kerja, status perkawinan dan pelatihan seperti diuraikan berikut ini
> 28 tahun sebanyak 16 orang (40,0%). Responden yang berpendidikan SMP lebih
sebagai kader posyandu lansia di Puskesmas Medan johor, yaitu 4 tahun. Responden
dengan masa kerja ≤ 4 tahun sebanyak 21 orang (52,5%) sedangkan yang masa kerja
yang statusnya kawin sebanyak 15 orang (37,5%). Responden yang pernah mengikuti
pelatihan posyandu lansia sebanyak 28 orang (70,0%) sedangkan yang belum pernah
sebagai berikut.
6
kepada lansia dengan penuh tanggung jawab sebanyak 24 orang (60,0%). Kader
jadwal yang telah ditetapkan sebanyak 28 orang (70,0%). Kader posyandu lansia
6
pelayanan posyandu lansia. Sebanyak 18 orang (45,0%) kader posyandu lansia jarang
berupaya memotivasi diri untuk mencapai prestasi yang optimal dalam pelayanan
posyandu lansia. Sebanyak 16 orang (40,0%) kader posyandu lansia jarang berupaya
19 orang (47,5%) kader posyandu lansia jarang merasa perlu meningkatkan prestasi
6
lansia tidak pernah merasa perlu meningkatkan prestasi untuk peningkatan kesehatan
lansia.
posyandu lansia tidak pernah memberikan pelayanan posyandu kepada lansia sebagai
pelayanan posyandu yang dapat diterima oleh rekan kerja. Sebanyak 15 orang
6
Tidak
Selalu Jarang Total
No Pekerjaan itu Sendiri pernah
n % n % n % n %
1 Selama Ibu menjadi kader, apakah
merasakan pekerjaan sebagai kader 11 27.5 15 37.5 14 35.0 40 100,0
bermanfaat bagi lansia
2 Selama Ibu menjadi kader, apakah
merasakan tantangan tersendiri dalam 8 20.0 19 47.5 13 32.5 40 100,0
melayani lansia
3 Selama Ibu menjadi kader, apakah merasa
pekerjaan sebagai kader merupakan suatu 12 30.0 16 40.0 12 30.0 40 100,0
pekerjaan yang menarik
4 Selama Ibu menjadi kader, apakah sudah
mencapai sesuatu yang hasil yang dapat 6 15.0 27 67.5 7 17.5 40 100,0
dibanggakan
5 Selama Ibu menjadi kader, apakah
senantiasa berupaya melaksanakan tugas 13 32.5 15 37.5 12 30.0 40 100,0
sesuai dengan ketentuan yang ada
posyandu lansia jarang merasakan \pekerjaan sebagai kader bermanfaat bagi lansia.
menyatakan jarang sudah mencapai hasil yang dapat dibanggakan selama menjadi
kesehatan lansia. Sebanyak 18 orang (45,0%) kader posyandu lansia jarang berupaya
lansia dalam meningkatkan kinerja sebagai kader . Sebanyak 27 orang (67,5%) kader
pelaksanaan posyandu lansia terbanyak pada kategori rendah yaitu 30 orang (75,0%)
dan keselamatan kerja, kondisi kerja, hubungan kerja, prosedur kerja dan status.
Tidak
Selalu Jarang Total
No Imbalan atau Kompensasi Pernah
n % n % n % n %
1 Selama Ibu menjadi kader, bagaimana
frekuensi menerima imbalan dari 7 17.5 24 60.0 9 22.5 40 100,0
puskesmas
2 Selama Ibu menjadi kader, bagaimana
frekuensi menerima imbalan dari tim PKK 7 17.5 23 57.5 10 25.0 40 100,0
sebagai pengelola posyandu lansia
3 Selama Ibu menjadi kader, bagaimana
frekuensi menerima imbalan dari 3 7.5 29 72.5 8 20.0 40 100,0
masyarakat
4 Selama Ibu menjadi kader, bagaimana
frekuensi mengharapkan perubahan 9 22.5 18 45.0 13 32.5 40 100,0
imbalan yang diterima
5 Selama Ibu menjadi kader, bagaimana
frekuensi mencari pekerjaan lain untuk 9 22.5 19 47.5 12 30.0 40 100,0
mendapatkan imbalan
kader posyandu lansia jarang menerima imbalan dari puskesmas. Sebanyak 23 orang
(57,5%) kader posyandu lansia jarang menerima imbalan dari tim PKK sebagai
pengelola posyandu lansia. Sebanyak 29 orang (72,5%) kader posyandu lansia jarang
(47,5%) kader posyandu lansia jarang mencari pekerjaan lain untuk mendapatkan
imbalan.
6
Tidak
Selalu Jarang Total
No Keamanan dan Keselamatan Kerja Pernah
n % n % n % n %
1 Selama Ibu menjadi kader, bagaimana
frekuensi merasa aman saat berada di 10 25.0 23 57.5 7 17.5 40 100,0
posyandu lansia
2 Selama Ibu menjadi kader, bagaimana
frekuensi merasa aman saat melakukan 9 22.5 26 65.0 5 12.5 40 100,0
pelayanan kepada lansia
3 Selama Ibu menjadi kader, bagaimana
frekuensi tidak merasa terganggu saat 12 30.0 19 47.5 9 22.5 40 100,0
melakukan kunjungan rumah lansia
4 Selama Ibu menjadi kader, bagaimana
frekuensi merasa lokasi posyandu lansia
tidak terganggu oleh masyarakat 13 32.5 21 52.5 6 15.0 40 100,0
sekitarnya
5 Selama Ibu menjadi kader, bagaimana
frekuensi merasa aman saat menggunakan 10 25.0 26 65.0 4 10.0 40 100,0
peralatan untuk melayani lansia
posyandu lansia jarang merasa aman saat berada di posyandu lansia. Sebanyak
26 orang (65,0%) kader posyandu lansia jarang merasa aman saat melakukan
pelayanan kepada lansia. Sebanyak 19 orang (47,5%) kader posyandu lansia jarang
(52,5%) kader posyandu lansia jarang merasa terganggu oleh masyarakat sekitar.
Sebanyak 26 orang (65,0%) kader posyandu lansia jarang merasa aman menggunakan
Tidak Tota
Selalu Jarang
No Kondisi Kerja Pernah l
n % n % n % n %
1 Selama Ibu menjadi kader, bagaimana
frekuensi pelaksanaan pelayanan
posyandu lansia didukung kondisi 11 27.5 17 42.5 12 30.0 40 100,0
lingkungan posyandu yang baik
2 Selama Ibu menjadi kader, bagaimana
frekuensi pelaksanaan pelayanan
posyandu lansia dapat terlaksana dengan 14 35.0 22 55.0 4 10.0 40 100,0
fasilitas yang lengkap
3 Selama Ibu menjadi kader, bagaimana
frekuensi pelaksanaan pelayanan
posyandu lansia didukung alur kerja yang 8 20.0 27 67.5 5 12.5 40 100,0
baik
4 Selama Ibu menjadi kader, bagaimana
frekuensi pelaksanaan posyandu lansia 12 30.0 20 50.0 8 20.0 40 100,0
didukung kenyamanan tempat pelayanan
lingkungan posyandu yang baik. Sebanyak 22 orang (55,0%) kader posyandu lansia
didukung alur kerja yang baik. Sebanyak 20 orang (50,0%) kader posyandu lansia
Tidak
Selalu Jarang Total
No Hubungan Kerja Pernah
n % n % n % n %
1 Selama Ibu menjadi kader, bagaimana
frekuensi posyandu lansia menjalin
9 22.5 26 65.0 5 12.5 40 100,0
hubungan kerjasama dengan aparat
desa/kelurahan dan tim PKK
2 Selama Ibu menjadi kader, bagaimana
frekuensi pelaksanaan pelayanan
posyandu lansia terjalin antar kader dalam 8 20.0 23 57.5 9 22.5 40 100,0
suatu tim kelompok kerja (pokja) lansia
3 Selama Ibu menjadi kader, bagaimana
frekuensi pelaksanaan pelayanan
posyandu lansia dengan melakukan 10 25.0 20 50.0 10 25.0 40 100,0
kerjasama antara kader dengan petugas
kesehatan dari puskesmas
4 Selama Ibu menjadi kader, bagaimana
frekuensi pencatatan kegiatan posyandu
lansia dibuat sebagai penghubung antara 5 12.5 28 70.0 7 17.5 40 100,0
kader dengan petugas puskesmas
5 Selama Ibu menjadi kader, bagaimana
frekuensi hubungan kerja antar kader 10 25.0 20 50.0 10 25.0 40 100,0
sesuai dengan tupoksi kader posyandu
desa/kelurahan dan tim PKK. Sebanyak 23 orang (57,5%) kader posyandu lansia
menyatakan jarang terjalin hubungan antar kader posyandu lansia dalam suatu tim
kelompok kerja (pokja) lansia. Sebanyak 20 orang (50,0%) kader posyandu lansia
pencatatan kegiatan posyandu sebagai penghubung antara kader posyandu lansia dengan
6
jarang menjalin hubungan kerja antar kader posyandu lansia sesuai dengan tupoksi kader
Tidak Tota
Selalu Jarang
No Prosedur Kerja Pernah l
n % n % n % n %
1 Selama Ibu menjadi kader, bagaimana
frekuensi pelaksanaan pelayanan
posyandu lansia disesuaikan dengan 9 22.5 19 47.5 12 30.0 40 100,0
prosedur pelayanan yang ditetapkan
2 Selama Ibu menjadi kader, bagaimana
frekuensi prosedur pelayanan posyandu
lansia sesuai dengan tugas pokok dan 13 32.5 20 50.0 7 17.5 40 100,0
fungsi (tupoksi) sebagai kader
3 Selama Ibu menjadi kader, bagaimana
frekuensi prosedur pelayanan posyandu
lansia dibuat dengan memperhatikan 11 27.5 13 32.5 16 40.0 40 100,0
kondisi kesehatan lansia
4 Selama Ibu menjadi kader, bagaimana
frekuensi prosedur pelaksanaan pelayanan
posyandu lansia senantiasa dikembangkan 10 25.0 20 50.0 10 25.0 40 100,0
sesuai kemajuan ilmu kesehatan lansia
5 Selama Ibu menjadi kader, bagaimana
frekuensi prosedur pelaksanaan pelayanan
posyandu lansia disesuaikan 10 25.0 20 50.0 10 25.0 40 100,0
perkembangan kondisi lansia yang
dilayani
prosedur yang telah ditetapkan. Sebanyak 20 orang (50,0%) kader posyandu lansia
dan fungsi (tupoksi) kader. Sebanyak 16 orang (40,0%) kader posyandu lansia
kemajuan ilmu kesehatan lansia. Sebanyak 20 orang (50,0%) kader posyandu lansia
Tidak Tota
Selalu Jarang
No Status Pernah l
n % n % n % n %
1 Selama Ibu menjadi kader, bagaimana
frekuensi anda menyadari status sebagai
kader untuk bekerja membantu petugas 7 17.5 26 65.0 7 17.5 40 100,0
kesehatan dari puskesmas
2 Selama Ibu menjadi kader, bagaimana
frekuensi menyadari status sebagai kader 7 17.5 26 65.0 7 17.5 40 100,0
untuk meningkatkan kesehatan lansia
3 Selama Ibu menjadi kader, bagaimana
frekuensi menyadari status sebagai kader
untuk memberikan penjelasan kepada
lansia tentang pentingnya menjaga kondisi 10 25.0 17 42.5 13 32.5 40 100,0
kesehatan dengan memanfaatkan
posyandu lansia
4 Selama Ibu menjadi kader, bagaimana
frekuensi menyadari status sebagai kader
untuk mendengarkan setiap keluhan yang 7 17.5 21 52.5 12 30.0 40 100,0
disampaikan lansia
5 Selama Ibu menjadi kader, bagaimana
frekuensi menyadari status sebagai kader
10 25.0 21 52.5 9 22.5 40 100,0
untuk bekerja secara sukarela
posyandu lansia menyatakan jarang menyadari statusnya sebagai kader untuk bekerja
jarang menyadari status sebagai kader untuk mendengarkan setiap keluhan yang
28 orang (70,0%) sedangkan paling sedikit kategori tinggi yaitu 12 orang (30,0%).
indikator kinerja kader posyandu lansia dalam penanganan lansia di wilayah kerja
Tidak
Selalu Jarang Total
No Kinerja Pernah
n % n % n % n %
1 Selama Ibu menjadi kader, bagaimana
frekuensi menyiapkan alat dan bahan yang
dibutuhkan dalam pelayanan lansia setiap 7 17.5 27 67.5 6 15.0 40 100,0
bulan
2 Selama Ibu menjadi kader, bagaimana
frekuensi melaksanakan pembagian tugas
untuk pelayanan kepada lansia untuk setiap 6 15.0 29 72.5 5 12.5 40 100,0
jenis pelayanan pada mulai dari
pendaftaran sampai pelayanan kesehatan
3 Selama Ibu menjadi kader, bagaimana
frekuensi menyiapkan materi penyuluhan 9 22.5 19 47.5 12 30.0 40 100,0
kepada lansia
4 Selama Ibu menjadi kader, bagaimana
frekuensi menyiapkan media penyuluhan 6 15.0 23 57.5 11 27.5 40 100,0
kepada lansia
5 Selama Ibu menjadi kader, bagaimana
frekuensi mengundang lansia untuk datang 11 27.5 21 52.5 8 20.0 40 100,0
ke posyandu
6 Selama Ibu menjadi kader, bagaimana
frekuensi pendekatan dengan tokoh 12 30.0 13 32.5 15 37.5 40 100,0
masyarakat setiap bulan
7 Selama Ibu menjadi kader, bagaimana
frekuensi melakukan pendaftaran lansia 8 20.0 23 57.5 9 22.5 40 100,0
8 Selama Ibu menjadi kader, bagaimana
frekuensi mencatat kegiatan sehari-hari 12 30.0 19 47.5 9 22.5 40 100,0
lansia
6
Tidak
Selalu Jarang Total
No Kinerja Pernah
n % n % n % n %
9 Selama Ibu menjadi kader, bagaimana
11 27.5 18 45.0 11 27.5 40 100,0
frekuensi menimbang berat badan
lansia Ibu menjadi kader, bagaimana
10 Selama
frekuensi mengukur tinggi badan lansia 6 15.0 27 67.5 7 17.5 40 100,0
11 Selama Ibu menjadi kader, bagaimana
frekuensi membantu petugas kesehatan
dalam melakukan pemeriksaan kesehatan 8 20.0 23 57.5 9 22.5 40 100,0
lansia
12 Selama Ibu menjadi kader, bagaimana
frekuensi membantu petugas kesehatan
dalam melakukan pemeriksaan, status 10 25.0 17 42.5 13 32.5 40 100,0
mental lansia
13 Selama Ibu menjadi kader, bagaimana
frekuensi membantu petugas kesehatan 9 22.5 22 55.0 9 22.5 40 100,0
dalam mengukur tekanan darah lansia
14 Selama Ibu menjadi kader, bagaimana
frekuensi memberikan penyuluhan tentang
12 30.0 21 52.5 7 17.5 40 100,0
upaya menjaga kesehatan kepada lansia
Berdasarkan Tabel 4.16 diketahui kegiatan paling baik dilakukan oleh kader
posyandu lansia adalah mencatat kegiatan sehari-hari lansia dan memberikan penyuluhan
tentang upaya menjaga kesehatan kepada lansia karena selalu dilakukan oleh 1 2 orang
dilakukan kader posyandu lansia adalah pendekatan dengan tokoh masyarakat setiap
bulan dan melakukan evaluasi bulanan dan perencanaan kegiatan posyandu lansia yang
sebagai berikut
lansia dalam pelaksanaan pelayanan posyandu terbanyak pada kategori tidak baik
yaitu 28 orang (70,0%) sedangkan paling sedikit kategori baik yaitu 12 orang
(30,0%).
intrinsik dan ekstrinsik) dengan variabel terikat (kinerja kader posyandu lansia)
dilakukan dengan uji chi sguare yang ditampilkan dalam tabel silang (cross-tab),
mempunyai motivasi intrinsik yang tinggi lebih banyak yang mempunyai kinerja
yang baik, sedangkan responden yang motivasi intrinsiknya rendah lebih banyak yang
kinerja tidak baik dalam pelayanan kepada lansia di wilayah kerja Puskesmas Medan
johor.
Hasil uji chi square diperoleh nilai p < 0,001 menunjukkan ada hubungan
antara motivasi intrinsik dengan kinerja kader posyandu lansia dalam pelayanan
mempunyai motivasi ekstrinsik yang tinggi lebih banyak yang mempunyai kinerja
yang baik, sedangkan responden yang motivasi ekstrinsiknya rendah lebih banyak
6
yang kinerja tidak baik dalam pelayanan kepada lansia di wilayah kerja Puskesmas
Medan johor.
Hasil uji chi square diperoleh nilai p < 0,001 menunjukkan ada hubungan
antara motivasi ekstrinsik dengan kinerja kader posyandu lansia dalam pelayanan
yaitu variabel yang mempunyai nilai signifikan <0,25 pada analisis bivariat akan
variabel bebas (motivasi intrinsik dan ekstrinsik) mempunyai nilai dignifikan <0,25
ekstrinsik) dengan variabel terikat (kinerja kader posyandu lansia) di wilayah kerja
analisis multivariat yaitu dengan menggunakan uji regresi logistik ganda. Hasil
analisis regresi logistik ganda dapat dilihat pada tabel 4.20 berikut.
6
Hasil analisis regresi logistik ganda ditemukan bahwa seluruh variabel bebas
Square = 0,459), selebihnya (54,1%) dijelaskan oleh faktor atau variabel lain yang
lansia adalah variabel motivasi ekstrinsik nilai p = 0,017 dan OR = 8,431. Dengan
hubungan kerja, prosedur kerja serta lingkungan kerja pelayanan posyandu lansia.
BAB 5
PEMBAHASAN
mempunyai motivasi intrinsik (tanggung jawab, prestasi yang diraih, pekerjaan itu
tinggi hanya sebanyak 25,0%, jumlah ini jauh lebih kecil dibandingkan kader
posyandu lansia yang motivasi intrinsiknya kategori rendah yaitu 75,0%. Hasil
analisis menunjukkan ada hubungan antara motivasi intrinsik dengan kinerja kader
Medan johor.
Analisis multivariat menunjukkan nilai nilai Odds Ratio (OR) sebesar 7,819,
motivasi intrinsik yang tinggi untuk mencapai kinerja yang baik lebih besar 7,819 kali
dibandingkan dengan kader posyandu lansia yang mempunyai motivasi intrinsik yang
adalah : pada aspek tanggung jawab ditemukan jawaban tidak pernah tertinggi
posyandu (13 orang ; 32,5%). Aspek prestasi yang diraih ditemukan jawaban tidak
62
6
meningkatkan prestasi kader (18 orang ; 45,0%). Aspek pengakuan orang lain
ditemukan jawaban tidak pernah tertinggi tentang upaya mendapatkan pengakuan dari
masyarakat (16 orang ; 40,0%). Aspek pekerjaan itu sendiri ditemukan jawaban tidak
pernah tertinggi tentang merasakan pekerjaan sebagai kader bermanfaatn bagi lansia
lansia (18 orang ; 45,0%) dan aspek kemajuan ditemukan jawaban tidak pernah
di bidang kesehatan lansia. Hal tersebut menjadi proritas perhatian dalam upaya
atau ciri yang melekat secara individu pada masing-masing kader sehingga terkait
Jumlah kader lansia yang berumur ≤ 28 tahun sebanyak 60% dan persentase
kader yang mempunyai kinerja yang baik sebesar 25%. Angka ini lebih rendah
dibandingkan kinerja kader yang berumur > 28 tahun yaitu 37,5%. Hal ini
mengindikasikan bahwa ada pengaruh umur kader terhadap kinerja kader posyandu,
dimana kader yang umurnya di atas rata-rata mempunyai kinerja baik yang lebih
Kader lansia yang berpendidikan SMP sebanyak 55% dan persentase kader
yang mempunyai kinerja yang baik untuk yang berpendidikan SMP sebesar 13,6%,
persentase ini lebih rendah dibandingkan kinerja kader yang bependidikan SMA dan
Perguruan tinggi yaitu 71,4% dan 100,0%. Hal ini mengindikasikan bahwa ada
pengaruh tingkat pendidikan kader terhadap kinerja kader posyandu, dimana kader
Jumlah kader lansia yang telah bekerja ≤ 4 tahun sebanyak 52,5% dan yang
mempunyai kinerja baik sebesar 23,8%. Persentase ini lebih rendah dibandingkan
kinerja kader yang masa kerjanya >4 tahun yaitu 38,8% Hal ini mengindikasikan
bahwa ada pengaruh masa kerja terhadap kinerja kader posyandu, dimana kader yang
telah bekerja > 4 tahun mempunyai kinerja yang lebih baik dibandingkan kader
Status perkawinan kader posyandu lansia lebih banyak sudah menikah yaitu
sebanyak 62,5% dan yang mempunyai kinerja baik sebesar 32,8%. Persentase ini
lebih tinggi dibandingkan kinerja kader yang belum menikah yaitu 26,7% Hal ini
6
posyandu, dimana kader yang telah menikah mempunyai kinerja yang lebih baik
70,0% dan yang mempunyai kinerja baik sebesar 14,3%. Persentase ini lebih rendah
dibandingkan kinerja kader yang pernah mengikuti pelatihan yaitu 66,7% Hal ini
dimana kader yang telah pernah mengikuti pelatihan mempunyai kinerja yang lebih
Sesuai penelitian Armydewi dkk (2011) bahwa ada hubungan antara motivasi
intrinsik dan motivasi ekstrinsik dengan kinerja kader. Demikian juga penelitian
Nurdiana (2009) hasil uji statistik didapatkan hasil hubungan antara motivasi kader
posyandu dengan keaktifan kader posyandu. Sebagian besar kader memiliki motivasi
yang rendah karena kurang merasa bangga dan kurang serius menjadi kader
(Nurdiana, 2009).
Motivasi sebagai suatu proses yang menjelaskan tentang intensitas, arah dan
dengan seberapa giat seseorang berusaha. Intensitas yang tinggi tidak akan
6
dengan arah yang menguntungkan organisasi. Motivasi merupakan hal yang penting
karena memiliki dimensi ketekunan, yaitu ukuran mengenai berapa lama seseorang
suatu tugas dalam waktu yang cukup lama demi mencapai tujuan mereka.
motivasi intrinsik terhadap kinerja kader posyandu lansia akan diuraikan berikut ini
kerja Puskesmas Medan johor yang dilakukan dengan baik (jawaban selalu) adalah
melaksanakan pelayanan posyandu lansia sesuai prosedur yang telah ditetapkan yaitu
27,5%.
Seorang kader posyandu lansia dengan tanggung jawab yang tinggi sangat
lebih baik. Dalam penelitian ini jumlah mengerjakan pelayanan posyandu lansia
sesuai jadwal yang telah ditetapkan masih perlu ditingkatkan karena aspek ini
merupakan hal yang paling lemah dalam indikator tanggung jawab. Sebagai wujud
dari rasa tanggung jawab, maka kader diharapkan memiliki keseriusan melaksanakan
6
tugas untuk mengembangkan pelayanan kepada lansia sangat tinggi dengan demikian
motivasi yang tinggi. Sesuai pendapat Siagian (2004), motivasi adalah daya
pendorong yang mengakibatkan seseorang anggota organisasi mau dan rela untuk
karena dengan motivasi ini diharapkan setiap individu karyawan mau bekerja keras
Keberhasilan posyandu ini sangat ditentukan oleh kinerja kader, karena kader
kader posyandu lansia juga terkait dengan peran dari Kepala Desa, Ketua TP PKK,
wilayah kerja Puskesmas Medan johor yang dilakukan dengan baik (jawaban selalu)
30,0%.
Bantul. Posyandu plus yang diselenggarakan merupakan salah satu bentuk Upaya
lansia dapat diupayakan melalui : (a) pendekatan terhadap puskesmas setempat guna
dan lainnya), (2) membentuk kelompok lansia sebagai forum untuk memfasilitasi
anggotanya, (5) jalankan posyandu lansia secara rutin semisal tiap bulan sekali guna
memberikan pelayanan pada masyarakat, (6) jaga kelangsungan posyandu lansia yang
6
(7) berikan reward atau penghargaan bagi posyandu lansia yang berprestasi guna
memacu semangat kadernya, dan (8) lakukan evaluasi setidaknya tiap tahunnya
hasil kerjanya secara maksimal karena ingin berprestasi, motivasi berafiliasi (rasa
ingin disenangi oleh orang lain) sehingga setiap perbuatannya adalah merupakan alat
untuk membentuk, memelihara, diterima dan bekerja sama dengan orang lain, dan
wilayah kerja Puskesmas Medan johor yang dilakukan dengan baik (jawaban selalu)
adalah pelayanan posyandu lansia yang dilakukan dapat diterima oleh petugas
sukarela yang direkrut dari, oleh dan untuk masyarakat, yang bertugas membantu
pelayanan rutin di posyandu. Padahal ada beberapa macam kader bisa dibentuk sesuai
yaitu hanya membantu dalam pelayanan kesehatan. Dalam hal ini perlu adanya
pembatasan tugas yang diemban, baik menyangkut jumlah maupun jenis pelayanan.
Persyaratan umum untuk menjadi kader posyandu lansia adalah secara fisik
dan tinggal tetap di desa yang bersangkutan, (2) aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial
Menurut Bagus (2003) persyaratan lain bagi seorang kader antara lain:
(1) berasal dari masyarakat setempat, (2) tinggal di desa tersebut, (3) tidak sering
meninggalkan tempat untuk waktu yang lama, (4) diterima oleh masyarakat setempat,
(5) masih cukup waktu bekerja untuk masyarakat disamping mencari nafkah lain,
(6) sebaiknya yang bisa baca tulis. Dari persyaratan-persyaratan yang diutamakan
oleh beberapa ahli diatas dapatlah disimpulkan bahwa kriteria pemilihan kader
kesehatan antara lain, sanggup bekerja secara sukarela, mendapat kepercayaan dari
masyarakat.
pekerjaan sebagai kader posyandu lansia dan berperan dalam pelaksanaan pelayanan
kesehatan kepada lansia di Wilayah kerja Puskesmas Medan johor yang dilakukan
6
dengan baik (jawaban selalu) adalah pelayanan posyandu lansia yang dilakukan dapat
sehingga akan lebih difokuskan dari pada kegiatan posyandu. Bekerja bagi ibu-ibu
waktu yang tersita untuk melakukan pekerjaan maka semakin sempit kesempatan
tingkat penyesuaian komunikasi yang tinggi dan baik dalam menunjang upaya
pelayanan kesehatan usia lanjut kepada lansia. Saran untuk penelitian ini, bahwa
dipertahankan dan pelayanan kesehatan usia lanjut ditingkatkan sehingga para lansia
mencapai masa tua yang sehat, bahagia, dan produktif dalam menjalani kehidupan di
usia lanjut
penguasaan tetap adalah perolehan pengalaman yang yang relevan dengan tugas atau
pekerjaan. Apabila berhasil melakukan suatu pekerjaan di masa lalu maka akan lebih
mampu melakukannya di masa depan. (2) contoh yang dilakukan oleh individu lain
atau menjadi lebih percaya diri seseorang melakukan tugas karena telah melihat hal
yang sama telah dilakukan orang lain dan berhasil sehingga membuat percaya diri
kita sendiri untuk berhasil melakukan hal yang sama. (3) bujukan verbal, yaitu
6
menjadi lebih percaya diri karena orang lain meyakinkan kita, bahwa kita mempunyai
ketrampilan untuk sukses. (4) kehadiran, yaitu keberadaan sesuai jadwal dalam
pelaksanaan tugas, hal ini dapat memicu keadaan bersemangat yang mendorong
efektivitas diri.
sumber motivasi. Tujuan itu harus spesifik meskipun yang lebih sulit dicapai tetapi
bila telah disepakati akan menghasilkan kegiatan yang lebih daripada tujuan yang
lebih mudah. Tujuan spesifik yang sukar akan memberikan hasil lebih besar dari pada
johor yang dilakukan dengan baik (jawaban selalu) adalah melaksanakan pelayanan
kesehatan bagi lansia di wilayah kerja Puskesmas Medan johor menjadi faktor
pendorong dari dalam diri kader posyandu untuk mencapai kinerja yang baik.
6
maksimal potensi yang ada dalam dirinya agar kemampuan dan kemahiran yang
yaitu mengembangkan wawasan tentang kesehatan lansia atau secara teroitis dikenal
dengan istilah aktualisasi diri. Menurut Handoko (2002) pengembangan potensi atau
seseorang untuk mengembangkan secara maksimal potensi yang ada dalam dirinya
agar kemampuan dan kemahiran yang dimiliknya dapat bertambah sesuai dengan
yang diharapkan. Kader posyandu lansia yang memiliki aktualisasi diri yang tinggi
juga akan memiliki motivasi yang tinggi pula. Karena keinginan dari seseorang untuk
mencapai tujuan yang diharapkan maka dibutuhkan dorongan yang tinggi pula,
dorongan yang dimaksud dalam hal ini yaitu motivasi. Hal tersebut disebabkan
akan semakin antusias untuk membagi pengetahuan yang didapatkan selama kegiatan
umur yang masih muda dan baru menginjak dewasa memiliki tingkat kinerja yang
baik dan optimal dibandingkan dengan tenaga kerja yang usianya sudah dewasa.
6
Kelemahan umur yang masih muda diantaranya masih labil dalam membuat suatu
keputusan, lebih tidak peduli dengan lingkungan sekitar, tingkat emosi yang tinggi
dan tidak sabar dalam menyelesaikan suatu pekerjaan, sedangkan umur yang lebih
dewasa lebih memiliki banyak pengalaman. Sehingga dapat diartikan bahwa semakin
2007).
Bila merujuk pada teori mengenai semakin bertambah umur maka semakin
hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan bertambahnya umur kader diikuti
dengan menurunnya motivasi. Seperti yang dikatakan Sarwono (2000) bahwa usia
lebih tinggi dibanding umur diatas 40 tahun. Juga teori Robbins (2003) yang
mengatakan bahwa semakin bertambah umur kemampuan dan motivasi kerja akan
menurun, sebaliknya semakin muda umur seseorang maka akan semakin kreatif dan
inovatif. Namun pengaruh umur ini tidak mutlak karena ada faktor kepuasan,
penghargaan dan beban kerja yang juga dapat berpengaruh terhadap motivasi kader
kemajuan gagi kader posyandu lansia dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan kepada
lansia di wilayah kerja Puskesmas Medan johor yang dilakukan dengan baik (jawaban
wilayah desa atau kelurahan sebagai pusat informasi penyuluhan dan pengembangan
kegiatan para lanjut usia. menggerakkan partisipasi masyarakat baik sebagai sarana
sehingga terbentuk pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan lansia dan
(2) mendekatkan pelayanan dan meningkatkan peran serta masyarakat dan swasta
usia lanjut.
mempunyai motivasi ekstrinsik yang tinggi hanya sebanyak 30,0%, jumlah ini jauh
lebih kecil dibandingkan kader posyandu lansia yang motivasi ekstrinsiknya kategori
rendah yaitu 70,0%. Hasil analisis menunjukkan ada hubungan antara motivasi
ekstrinsik dengan kinerja kader posyandu lansia dalam pelayanan kesehatan lansia di
Analisis multivariat menunjukkan nilai nilai Odds Ratio (OR) sebesar 8,431,
motivasi ekstrinsik yang tinggi untuk mencapai kinerja yang baik lebih besar 8,431
kali dibandingkan dengan kader posyandu lansia yang mempunyai motivasi ekstrinsik
adalah : pada imbalan atau kompensasi ditemukan jawaban tidak pernah tertinggi
tentang menerima imbalan dari Tim PKK sebagai pengelola posyandu lansia
(10 orang ; 25,0%). Aspek keamanan dan keselamatan kerja ditemukan jawaban tidak
pernah tertinggi tentang rasa aman berada di posyandu lansia (7 orang ; 17,5%).
Aspek kondisi kerja ditemukan jawaban tidak pernah tertinggi tentang dukungan
kondisi lingkungan posyandu lansia yang baik (12 orang ; 30,0%). Aspek hubungan
kerja ditemukan jawaban tidak pernah tertinggi tentang kerjasama antara kader
dengan petugas kesehatan dan kesesuaian dengan tupoksi kader (10 orang ; 25,0%).
Aspek prosedur kerja ditemukan jawaban tidak pernah tertinggi tentang prosedur
kerja posyandu yang memeprhatikan kondisi kesehatan lansia (16 orang ; 40,0%) dan
aspek status ditemukan jawaban tidak pernah tertinggi tentang pentingnya penjelasan
kepada lansia untuk memanfaatkan pelayanan posyandu lansia (13 orang ; 32,5%).
di bidang kesehatan lansia. Hal tersebut menjadi proritas perhatian dalam upaya
ekstrinsik pada kader posyandu lansia masih ditemukan permasalahan, namun titik
adanya kesadaran pada kader sehubungan dengan statusnya sebagai kader posyandu
motivasi ekstrinsik terhadap kinerja kader posyandu lansia akan diuraikan berikut ini
imbalan atau kompensasi yang diperoleh kader posyandu lansia dalam pelaksanaan
pelayanan kesehatan kepada lansia di wilayah kerja Puskesmas Medan johor yang
yang diterima dan mencari pekerjaan lain untuk mendapatkan imbalan yaitu 22,5%.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Anhar (2008) yang menyatakan
bahwa faktor dari motivasi yang sangat berpengaruh terhadap produktivitas kerja
adalah faktor imbalan dan penghargaan. Sebagaimana dinyatakan dalam teori dua
6
Faktor dari Herzberg yaitu faktor intrinsik bahwa penghargaan juga merupakan salah
memiliki kinerja adalah motivasi pada faktor penghargaan. Hal ini ditunjukkan
dengan jumlah nilai yang rendah (jawaban tidak pernah) pada kuesioner. Imbalan
merupakan perangsang yang kuat agar kader dapat bekerja lebih baik lagi. Imbalan
terhadap kader adalah sebuah pengakuan terhadap hasil kerja dan prestasi dalam
melaksanakan tugasnya sebagai seorang kader. Penghargaan ini dapat berupa pujian
keamanan dan keselamatan kerja kader posyandu lansia dalam pelaksanaan pelayanan
kesehatan kepada lansia di wilayah kerja Puskesmas Medan johor yang dinyatakan
dengan baik (jawaban selalu) adalah merasa lokasi posyandu lansia tidak terganggu
lokasi posyandu ini berhubungan dengan faktor keamanan atau keselamatan bagi
kader maupun lansia. Jika kader atau lansia merasa aman atau merasa mudah untuk
menjangkau lokasi posyandu tanpa harus menimbulkan kelelahan atau masalah yang
lebih serius, maka hal ini dapat mendorong minat atau motivasi untuk melaksanakan
kegiatan posyandu. Dengan demikian, keamanan ini merupakan faktor eksternal dari
keamanan di tempat kerja yang bertujuan untuk mengurangi terpapar dengan bahan-
kondisi kerja kader posyandu lansia dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan kepada
lansia di wilayah kerja Puskesmas Medan johor yang dinyatakan dengan baik
Sesuai pendapat Ilyas (2001) bahwa kondisi kerja adalah suatu kondisi
Kader posyandu lansia akan termotivasi dalam bekerja jika ada faktor-faktor yang
Menurut Herzberg faktor ekstrinsik tidak akan mendorong minat para pegawai
untuk berforma baik, akan tetapi jika faktor-faktor ini dianggap tidak memuaskan
dalam berbagai hal seperti kondisi kerja tidak menyenangkan. Dengan kondisi kerja
yang nyaman, aman dan tenang serta didukung oleh peralatan yang memadai,
kerja Puskesmas Medan johor yang dinyatakan dengan baik (jawaban selalu) adalah
6
dengan petugas kesehatan dari puskesmas dan hubungan kerja antar kader sesuai
menyatakan bahwa dalam melaksanakan tugas dengan baik perlu dilakukan hubungan
interpersonal, baik itu sesama teman dalam organisasi maupun antara atasan dan
bawahan tanpa adanya hubungan itu akan menjadi pemicu yang dahsyat terhadap
penurunan kinerja yang dapat dijadikan alasan yang tepat dan akurat untuk
meningkatkan kinerja atau produktivitas kerja petugas dalam hal ini kader posyandu
lansia. Demikian juga sebaliknya apabila tidak ada hubungan interpersonal yang baik
akan menimbulkan berbagai permasalahan penurunan kinerja petugas dalam hal ini
perawat.
keadaan rekan kerja yang menunjukkan sikap bersahabat serta memberikan motivasi
interpersonal yang baik diharapkan terjadi peningkatan kinerja kader posyandu lansia
yang nanti akan menunjang kinerja secara umum dari rumah sakit karena adanya
dukungan dari teman sekerja maupun dari petugas kesehatan puskesmas dalam
prosedur kerja dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan kepada lansia di wilayah kerja
6
Puskesmas Medan johor yang dinyatakan baik (jawaban selalu) adalah prosedur
pelayanan posyandu lansia sesuai dengan tugas pokok dan fungsi (tupoksi) sebagai
Prosedur merupakan tahapan dalam tata kerja yang harus dilalui suatu
pekerjaan baik mengenai dari mana asalnya dan mau menuju mana, kapan pekerjaan
tersebut harus diselesaikan maupun alat apa yang harus digunakan agar pekerjaan
tersebut dapat diselesaikan. Prosedur kerja dapat dianalogikan sebagai suatu sistem
yaitu susunan antara tata kerja dengan prosedur yang menjadi satu sehingga
Prosedur kerja yang dapat mendukung kinerja yang baik harus memenuhi
kriteria: (a) stabilitas yaitu bahwa sistem, tata, dan prosedur kerja itu harus
kerja dan (b) fleksibilitas yaitu bahwa dalam pelaksanaanya tidak kaku tetapi harus
adalah keadaan lingkungan yang selalu berulang. Orang akan mengerahkan segala
Puskesmas Medan johor yang dinyatakan baik (jawaban selalu) adalah menyadari
status sebagai kader untuk memberikan penjelasan kepada lansia tentang pentingnya
tersebut akan memengaruhi bagaimana perilaku pegawai tersebut dalam bekerja demi
merupakan motivasi dalam pelaksanaan pekerjaan. Hal ini berarti motivasi terkait
Pelaksanaan Posyandu Lansia (2010) bahwa kader posyandu dipilih dari anggota
masyarakat, baik dari para lanjut usia sendiri, maupun dari kelompok umur lainnya,
yang bersedia menjadi kader. Persyaratan menjadi kader adalah diutamakan berasal
dari anggota masyarakat setempat, dipilih oleh masyarakat sesuai prosedur setempat,
mau dan mampu bekerja sukarela, dapat membaca dan menulis, sabar dan memahami
para lanjut usia dan memiliki jiwa pelopor pembaharuan dan penggerak masyarakat.
6
konsisten dari aparat terkait akan memberikan arah dan kejelasan serta rasa aman
bagi kader untuk ber peran serta dalam suatu kegiatan. Melalui pembinaan maka
kesulitan atau hambatan yang dimiliki oleh kader akan segera terselesaikan sehingga
kader selalu memiliki semangat dan motivasi untuk berperan serta dalam pelaksanaan
6.1 Kesimpulan
prestasi sebagai kader, memiliki keinginan supaya hasil kerjanya diakui orang
hubungan kerja, prosedur kerja dan status) berpengaruh terhadap kinerja kader
wilayah kerja Puskesmas Medan johor (p = 0,017 dan OR = 8,431). Hal ini
84
6
hubungan kerja yang baik dengan orang lain, prosedur pekerjaan yang baik
serta adanya pengakuan terhadap status sebagai kader merupakan faktor yang
6.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini ada beberapa saran yang perlu dijadikan
pertimbangan adalah :
lansia.
untuk pemberian insentif bagi kader posyandu lansia sehingga sehingga dapat
Diharapkan peran Tim PKK untuk mengadakan pelatihan bagi kader posyandu
lansia tentang pelayanan lansia sehingga kader dapat mengembangkan diri serta
Bila peneliti lain yang ingin membuat penelitian yang sama dengan penelitian ini,
Armydewi NR, Djarot HS dan Purwanti IA, 2011. Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Kinerja Kader Posyandu Balita dalam Pelaksanaan Posyandu di
Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak Tahun 2011. Fakultas Ilmu
Keperawatan dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Semarang
Badan Pusat Statistik. 2010. Sensus Penduduk Indonesia tahun 2010. Jakarta
Bagus, IB. 2003. Buku Paket Pelatihan Kader Kesehatan. Jakarta : Depkes RI, Pusat
Promosi Kesehatan
_______. 2005. Pedoman Pembinaan Kesehatan Usia Lanjut Bagi Petugas Kesehatan.
Jakarta: Bina Kesehatan Masyarakat Depertemen Kesehatan.
_______. 2006. Pedoman Tatalaksana Usia Lanjut untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta:
Bina Kesehatan Masyarakat Depertemen Kesehatan
Dinkes Kota Medan, 2012. Laporan Tahunan Dinas Kesehatan Kota Medan. Medan:
Seksi Pembinan Kesehatan Lansia.
87
6
Hasibuan, MSP. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi, Cetakan
keenam, Jakarta : Penerbit Bumi Aksara
Ilyas.Y, 2001. Kinerja Teori Penilaian & Penelitian. Pusat Kajian Ekonomi
Kesehatan FKM UI,Depok
Kementerian Kesehatan RI. 2011, Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu,
Sekretariat Jenderal, Jakarta
Notoatmodjo. S, 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Rineka Cipta, Jakarta.
Putri , 2008. Aplikasi teori snehandu b. Karr (perilaku) terhadap keaktifan kunjungan
lansia ke Posyandu Lansia Studi di 5 Posyandu Lansia Puskesmas Jagir
Kota Surabaya
Rosse, E, 2012. Pengaruh Motivasi dan Kemampuan Kerja erhadap Kinerja Kader
Posyandu Lansia di Puskesmas Lampahan Kabupaten Bener Meriah (Tesis),
Program S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat,
Universitas Sumatera Utara, Medan
Rusyam, TA, 1989. Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, Jakarta, Rajawali
Press
Siburian, P. 2007. Empat Belas Masalah Kesehatan Utama pada Lansia. Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Medan
Widagdo L. 2009. Pemanfaatan Buku KIA oleh Kader Posyandu: Studi pada Kader
Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungadem Kabupaten
Bojonegoro. Makara, Kesehatan, vol 13, no.1, Juni 2009.
WHO, 2003. Section 18 of the Health Act. Later repealed and replaced by Section 45
of the Health and Social Care (Community Health Standards) Act 2003,
Geneva.
Wijayanti. 2008. Hubungan Kondisi Fisik RTT Lansia Terhadap Kondisi Sosial
Lansia di RW 03 RT 05 Kelurahan Tegalsari, Kecamatan Candisari,
Semarang. Jurnal Ilmiah Perancangan Kota dan Permukiman, Volume
7/Nomor 1/Maret 2008
6
Wikipedia,
Lampiran-1 2011. Penelitian
: Kuesioner http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar negara menurut angka harapan
hidup
KUESIONER PENELITIAN
Pengaruh Motivasi terhadap Kinerja Kader Posyandu Lansia di Wilayah Kerja
Puskesmas Medan johor Kota Medan tahun 2013
I. Identitas Kader
1. Nama Responden :
2. Umur : tahun
3. Pendidikan : a. SD b. SMP c. SMA d. PT
4. Masa kerja kader : tahun
5. Status perkawinan : a. Kawin b.Belum kawin
6. Pelatihan kader : a. Pernah b. Tidak pernah
jika pernah, jelaskan :
a. Kapan..................................................................................
b. Materi..................................................................................
II. Motivasi
Pilihan jawaban :
a. Selalu (Sl)
b. Jarang (Jr)
c. Tidak pernah (TP)
1. Motivasi Intrinsik
a. Tanggung Jawab
No Pernyataan Sl Jr TP
1 Selama Ibu menjadi kader, bagaimana frekuensi
melaksanakan pelayanan posyandu lansia sesuai prosedur
yang telah ditetapkan
2 Selama Ibu menjadi kader, bagaimana frekuensi
memberikan pelayanan posyandu lansia kepada pasien
dengan penuh tanggung jawab.
3 Selama Ibu menjadi kader, bagaimana frekuensi memenuhi
kebutuhan lansia sesuai kondisi kesehatan secara maksimal
melalui pelayanan posyandu lansia
6
e. Kemungkinan Pengembangan
No Pernyataan Sl Jr TP
1 Selama Ibu menjadi kader, bagaimana frekuensi
melaksanakan pelayanan posyandu lansia untuk
mengembangkan wawasan keilmuan di bidang kesehatan
lansia
2 Selama Ibu menjadi kader, bagaimana frekuensi
melaksanakan pelayanan posyandu lansia sebagai upaya
mendapatkan pengalaman melayani lansia
3 Selama Ibu menjadi kader, bagaimana frekuensi berupaya
mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan tentang
kesehatan lansia
4 Selama Ibu menjadi kader, bagaimana frekuensi berupaya
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan di bidang
kesehatan lansia
5 Selama Ibu menjadi kader, bagaimana frekuensi
melaksanakan pelayanan posyandu lansia untuk
mengembangkan pekerjaan di masa depan
6
f. Kemajuan
No Pernyataan Sl Jr TP
1 Selama Ibu menjadi kader, bagaimana frekuensi
melaksanakan pelayanan posyandu lansia karena ingin
meningkatkan derajat kesehatan lansia
2 Selama Ibu menjadi kader, bagaimana frekuensi
melaksanakan pelayanan posyandu sesuai kebutuhan
dan kemajuan kesehatan lansia
3 Selama Ibu menjadi kader, bagaimana frekuensi
melaksanakan pelayanan posyandu dalam meningkatkan
kinerja sebagai kader
4 Selama Ibu menjadi kader, bagaimana frekuensi
melaksanakan pelayanan posyandu sesuai standar
pelayanan posyandu lansia
5 Selama Ibu menjadi kader, bagaimana frekuensi
melaksanakan pelayanan posyandu karena ingin
mengikuti perkembangan dan kemajuan di bidang
kesehatan lansia
2. Motivasi Ekstrinsik
a. Imbalan/Kompensasi
No Pernyataan Sl Jr TP
1 Selama Ibu menjadi kader, bagaimana frekuensi menerima
imbalan dari puskesmas
2 Selama Ibu menjadi kader, bagaimana frekuensi menerima
imbalan dari tim PKK sebagai pengelola posyandu lansia
3 Selama Ibu menjadi kader, bagaimana frekuensi menerima
imbalan dari masyarakat
4 Selama Ibu menjadi kader, bagaimana frekuensi
mengharapkan perubahan imbalan yang diterima
5 Selama Ibu menjadi kader, bagaimana frekuensi mencari
pekerjaan lain untuk mendapatkan imbalan
6
d. Hubungan Kerja
No Pernyataan Sl Jr TP
1 Selama Ibu menjadi kader, bagaimana frekuensi posyandu
f. Status
No Pernyataan Sl Jr TP
1 Selama Ibu menjadi kader, bagaimana frekuensi anda
menyadari status sebagai kader untuk bekerja membantu
petugas kesehatan dari puskesmas
2 Selama Ibu menjadi kader, bagaimana frekuensi menyadari
status sebagai kader untuk meningkatkan kesehatan lansia
3 Selama Ibu menjadi kader, bagaimana frekuensi menyadari
status sebagai kader untuk memberikan penjelasan kepada
lansia tentang pentingnya menjaga kondisi kesehatan dengan
memanfaatkan posyandu lansia
4 Selama Ibu menjadi kader, bagaimana frekuensi menyadari
status sebagai kader untuk mendengarkan setiap keluhan
yang disampaikan lansia
5 Selama Ibu menjadi kader, bagaimana frekuensi menyadari
status sebagai kader untuk bekerja secara sukarela
III. Kinerja Kader
No. Pernyataan Sl Jr TP
A. Motivasi Intrinsik
1. Tanggung Jawab
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.829 5
Item-Total Statistics
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.795 5
6
Item-Total Statistics
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.812 5
Item-Total Statistics
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.824 5
6
Item-Total Statistics
5. Kemungkinan Pengembangan
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.856 5
Item-Total Statistics
6. Kemajuan
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.814 5
6
Item-Total Statistics
B. Motivasi Ekstrinsik
1. Kompensasi
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.814 5
Item-Total Statistics
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.804 5
Item-Total Statistics
3. Kondisi Kerja
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.868 5
Item-Total Statistics
4. Prosedur Kerja
6
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.848 5
Item-Total Statistics
5. Hubungan Kerja
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.838 5
Item-Total Statistics
6. Status
6
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.757 5
Item-Total Statistics
C. Kinerja Kader
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.917 17
6
Item-Total Statistics
Frequency Table
6
umurk
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid <= 28 tahun 24 60.0 60.0 60.0
> 28 tahun 16 40.0 40.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
didik
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid SD 9 22.5 22.5 22.5
SMP 22 55.0 55.0 77.5
SMA 7 17.5 17.5 95.0
PT 2 5.0 5.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
kmaker
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid <= 4 tahun 21 52.5 52.5 52.5
> 4 tahun 19 47.5 47.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
statusperkawinan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Belum kawin 15 37.5 37.5 37.5
Kawin 25 62.5 62.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
pelatihan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak pernah 28 70.0 70.0 70.0
Pernah 12 30.0 30.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
6
TJawab1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 7 17.5 17.5 17.5
Jarang 22 55.0 55.0 72.5
Selalu 11 27.5 27.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
TJawab2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 8 20.0 20.0 20.0
Jarang 24 60.0 60.0 80.0
Selalu 8 20.0 20.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
TJawab3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 12 30.0 30.0 30.0
Jarang 18 45.0 45.0 75.0
Selalu 10 25.0 25.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
TJawab4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 9 22.5 22.5 22.5
Jarang 28 70.0 70.0 92.5
Selalu 3 7.5 7.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
TJawab5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 13 32.5 32.5 32.5
Jarang 19 47.5 47.5 80.0
Selalu 8 20.0 20.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
6
KTJawab
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Rendah 30 75.0 75.0 75.0
Tinggi 10 25.0 25.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
Prestasi1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 6 15.0 15.0 15.0
Jarang 25 62.5 62.5 77.5
Selalu 9 22.5 22.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
Prestasi2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 13 32.5 32.5 32.5
Jarang 18 45.0 45.0 77.5
Selalu 9 22.5 22.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
Prestasi3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 12 30.0 30.0 30.0
Jarang 16 40.0 40.0 70.0
Selalu 12 30.0 30.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
Prestasi4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 12 30.0 30.0 30.0
Jarang 19 47.5 47.5 77.5
Selalu 9 22.5 22.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
6
Prestasi5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 18 45.0 45.0 45.0
Jarang 15 37.5 37.5 82.5
Selalu 7 17.5 17.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
KPrestasi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Rendah 30 75.0 75.0 75.0
Tinggi 10 25.0 25.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
Pengakuan1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 16 40.0 40.0 40.0
Jarang 15 37.5 37.5 77.5
Selalu 9 22.5 22.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
Pengakuan2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 9 22.5 22.5 22.5
Jarang 21 52.5 52.5 75.0
Selalu 10 25.0 25.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
Pengakuan3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 9 22.5 22.5 22.5
Jarang 24 60.0 60.0 82.5
Selalu 7 17.5 17.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
6
Pengakuan4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 14 35.0 35.0 35.0
Jarang 15 37.5 37.5 72.5
Selalu 11 27.5 27.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
Pengakuan5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 11 27.5 27.5 27.5
Jarang 20 50.0 50.0 77.5
Selalu 9 22.5 22.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
KPengakuan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Rendah 29 72.5 72.5 72.5
Tinggi 11 27.5 27.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
Pekerjaan1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 14 35.0 35.0 35.0
Jarang 15 37.5 37.5 72.5
Selalu 11 27.5 27.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
Pekerjaan2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 13 32.5 32.5 32.5
Jarang 19 47.5 47.5 80.0
Selalu 8 20.0 20.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
6
Pekerjaan3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 12 30.0 30.0 30.0
Jarang 16 40.0 40.0 70.0
Selalu 12 30.0 30.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
Pekerjaan4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 7 17.5 17.5 17.5
Jarang 27 67.5 67.5 85.0
Selalu 6 15.0 15.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
Pekerjaan5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 12 30.0 30.0 30.0
Jarang 15 37.5 37.5 67.5
Selalu 13 32.5 32.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
KPekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Rendah 28 70.0 70.0 70.0
Tinggi 12 30.0 30.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
Pengembangan1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 18 45.0 45.0 45.0
Jarang 10 25.0 25.0 70.0
Selalu 12 30.0 30.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
6
Pengembangan2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 10 25.0 25.0 25.0
Jarang 23 57.5 57.5 82.5
Selalu 7 17.5 17.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
Pengembangan3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 12 30.0 30.0 30.0
Jarang 16 40.0 40.0 70.0
Selalu 12 30.0 30.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
Pengembangan4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 12 30.0 30.0 30.0
Jarang 18 45.0 45.0 75.0
Selalu 10 25.0 25.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
Pengembangan5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 14 35.0 35.0 35.0
Jarang 18 45.0 45.0 80.0
Selalu 8 20.0 20.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
KPengambangan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Rendah 31 77.5 77.5 77.5
Tinggi 9 22.5 22.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
6
Kemajuan1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 6 15.0 15.0 15.0
Jarang 24 60.0 60.0 75.0
Selalu 10 25.0 25.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
Kemajuan2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 6 15.0 15.0 15.0
Jarang 25 62.5 62.5 77.5
Selalu 9 22.5 22.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
Kemajuan3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 9 22.5 22.5 22.5
Jarang 23 57.5 57.5 80.0
Selalu 8 20.0 20.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
Kemajuan4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 8 20.0 20.0 20.0
Jarang 27 67.5 67.5 87.5
Selalu 5 12.5 12.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
Kemajuan5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 7 17.5 17.5 17.5
Jarang 23 57.5 57.5 75.0
Selalu 10 25.0 25.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
6
KKemajuan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Rendah 32 80.0 80.0 80.0
Tinggi 8 20.0 20.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
KategoriIntrinsik
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Rendah 30 75.0 75.0 75.0
Tinggi 10 25.0 25.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
Kompensasi1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 9 22.5 22.5 22.5
Jarang 24 60.0 60.0 82.5
Selalu 7 17.5 17.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
Kompensasi2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 10 25.0 25.0 25.0
Jarang 23 57.5 57.5 82.5
Selalu 7 17.5 17.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
Kompensasi3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 8 20.0 20.0 20.0
Jarang 29 72.5 72.5 92.5
Selalu 3 7.5 7.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
6
Kompensasi4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 13 32.5 32.5 32.5
Jarang 18 45.0 45.0 77.5
Selalu 9 22.5 22.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
Kompensasi5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 12 30.0 30.0 30.0
Jarang 19 47.5 47.5 77.5
Selalu 9 22.5 22.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
KKompensasi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Rendah 32 80.0 80.0 80.0
Tinggi 8 20.0 20.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
KKK1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 7 17.5 17.5 17.5
Jarang 23 57.5 57.5 75.0
Selalu 10 25.0 25.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
KKK2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 5 12.5 12.5 12.5
Jarang 26 65.0 65.0 77.5
Selalu 9 22.5 22.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
6
KKK3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 9 22.5 22.5 22.5
Jarang 19 47.5 47.5 70.0
Selalu 12 30.0 30.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
KKK4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 6 15.0 15.0 15.0
Jarang 21 52.5 52.5 67.5
Selalu 13 32.5 32.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
KKK5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 4 10.0 10.0 10.0
Jarang 26 65.0 65.0 75.0
Selalu 10 25.0 25.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
KatKKK
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Rendah 29 72.5 72.5 72.5
Tinggi 11 27.5 27.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
Kondisi1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 12 30.0 30.0 30.0
Jarang 17 42.5 42.5 72.5
Selalu 11 27.5 27.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
6
Kondisi2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 4 10.0 10.0 10.0
Jarang 22 55.0 55.0 65.0
Selalu 14 35.0 35.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
Kondisi3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 5 12.5 12.5 12.5
Jarang 27 67.5 67.5 80.0
Selalu 8 20.0 20.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
Kondisi4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 8 20.0 20.0 20.0
Jarang 20 50.0 50.0 70.0
Selalu 12 30.0 30.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
Kondisi5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 7 17.5 17.5 17.5
Jarang 24 60.0 60.0 77.5
Selalu 9 22.5 22.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
KKondisi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Rendah 28 70.0 70.0 70.0
Tinggi 12 30.0 30.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
6
Prosedur1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 12 30.0 30.0 30.0
Jarang 19 47.5 47.5 77.5
Selalu 9 22.5 22.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
Prosedur2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 7 17.5 17.5 17.5
Jarang 20 50.0 50.0 67.5
Selalu 13 32.5 32.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
Prosedur3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 16 40.0 40.0 40.0
Jarang 13 32.5 32.5 72.5
Selalu 11 27.5 27.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
Prosedur4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 10 25.0 25.0 25.0
Jarang 20 50.0 50.0 75.0
Selalu 10 25.0 25.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
Prosedur5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 10 25.0 25.0 25.0
Jarang 20 50.0 50.0 75.0
Selalu 10 25.0 25.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
6
KProsedur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Rendah 29 72.5 72.5 72.5
Tinggi 11 27.5 27.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
Hubungan1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 5 12.5 12.5 12.5
Jarang 26 65.0 65.0 77.5
Selalu 9 22.5 22.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
Hubungan2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 9 22.5 22.5 22.5
Jarang 23 57.5 57.5 80.0
Selalu 8 20.0 20.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
Hubungan3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 10 25.0 25.0 25.0
Jarang 20 50.0 50.0 75.0
Selalu 10 25.0 25.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
Hubungan4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 7 17.5 17.5 17.5
Jarang 28 70.0 70.0 87.5
Selalu 5 12.5 12.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
6
Hubungan5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 10 25.0 25.0 25.0
Jarang 20 50.0 50.0 75.0
Selalu 10 25.0 25.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
KHubungan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Rendah 31 77.5 77.5 77.5
Tinggi 9 22.5 22.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
Status1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 7 17.5 17.5 17.5
Jarang 26 65.0 65.0 82.5
Selalu 7 17.5 17.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
Status2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 7 17.5 17.5 17.5
Jarang 26 65.0 65.0 82.5
Selalu 7 17.5 17.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
Status3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 13 32.5 32.5 32.5
Jarang 17 42.5 42.5 75.0
Selalu 10 25.0 25.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
6
Status4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 12 30.0 30.0 30.0
Jarang 21 52.5 52.5 82.5
Selalu 7 17.5 17.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
Status5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 9 22.5 22.5 22.5
Jarang 21 52.5 52.5 75.0
Selalu 10 25.0 25.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
KStatus
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Rendah 33 82.5 82.5 82.5
Tinggi 7 17.5 17.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
Kategoriekstrinsik
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Rendah 28 70.0 70.0 70.0
Tinggi 12 30.0 30.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
Kinerja1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 6 15.0 15.0 15.0
Jarang 27 67.5 67.5 82.5
Selalu 7 17.5 17.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
6
Kinerja2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 5 12.5 12.5 12.5
Jarang 29 72.5 72.5 85.0
Selalu 6 15.0 15.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
Kinerja3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 12 30.0 30.0 30.0
Jarang 19 47.5 47.5 77.5
Selalu 9 22.5 22.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
Kinerja4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 11 27.5 27.5 27.5
Jarang 23 57.5 57.5 85.0
Selalu 6 15.0 15.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
Kinerja5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 8 20.0 20.0 20.0
Jarang 21 52.5 52.5 72.5
Selalu 11 27.5 27.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
Kinerja6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 15 37.5 37.5 37.5
Jarang 13 32.5 32.5 70.0
Selalu 12 30.0 30.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
6
Kinerja7
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 9 22.5 22.5 22.5
Jarang 23 57.5 57.5 80.0
Selalu 8 20.0 20.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
Kinerja8
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 9 22.5 22.5 22.5
Jarang 19 47.5 47.5 70.0
Selalu 12 30.0 30.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
Kinerja9
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 11 27.5 27.5 27.5
Jarang 18 45.0 45.0 72.5
Selalu 11 27.5 27.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
Kinerja10
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 7 17.5 17.5 17.5
Jarang 27 67.5 67.5 85.0
Selalu 6 15.0 15.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
Kinerja11
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 9 22.5 22.5 22.5
Jarang 23 57.5 57.5 80.0
Selalu 8 20.0 20.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
6
Kinerja12
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 13 32.5 32.5 32.5
Jarang 17 42.5 42.5 75.0
Selalu 10 25.0 25.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
Kinerja13
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 9 22.5 22.5 22.5
Jarang 22 55.0 55.0 77.5
Selalu 9 22.5 22.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
Kinerja14
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 7 17.5 17.5 17.5
Jarang 21 52.5 52.5 70.0
Selalu 12 30.0 30.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
Kinerja15
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 13 32.5 32.5 32.5
Jarang 17 42.5 42.5 75.0
Selalu 10 25.0 25.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
Kinerja16
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 9 22.5 22.5 22.5
Jarang 23 57.5 57.5 80.0
Selalu 8 20.0 20.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
6
Kinerja17
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Pernah 15 37.5 37.5 37.5
Jarang 18 45.0 45.0 82.5
Selalu 7 17.5 17.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
KKinerja
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak baik 28 70.0 70.0 70.0
Baik 12 30.0 30.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
6
Crosstabs
Kategori Intrinsik * Kinerja
Crosstab
KKinerja
Tidak baik Baik Total
KategoriIntrinsik Rendah Count 25 5 30
Expected Count 21.0 9.0 30.0
% within KategoriIntrinsik 83.3% 16.7% 100.0%
Tinggi Count 3 7 10
Expected Count 7.0 3.0 10.0
% within KategoriIntrinsik 30.0% 70.0% 100.0%
Total Count 28 12 40
Expected Count 28.0 12.0 40.0
% within KategoriIntrinsik 70.0% 30.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Crosstab
KKinerja
Tidak baik Baik Total
Kategoriekstrinsik Rendah Count 24 4 28
Expected Count 19.6 8.4 28.0
% within
85.7% 14.3% 100.0%
Kategoriekstrinsik
Tinggi Count 4 8 12
Expected Count 8.4 3.6 12.0
% within
33.3% 66.7% 100.0%
Kategoriekstrinsik
Total Count 28 12 40
Expected Count 28.0 12.0 40.0
% within
70.0% 30.0% 100.0%
Kategoriekstrinsik
Chi-Square Tests
Logistic Regression
Block 1: Method = Enter
Chi-square df Sig.
Step 1 Step 15.653 2 .000
Block 15.653 2 .000
Model 15.653 2 .000
Model Summary
Classification Tablea
Predicted
KKinerja Percentage
Observed Tidak baik Baik Correct
Step 1 KKinerja Tidak baik 26 2 92.9
Baik 8 4 33.3
Overall Percentage 75.0
a. The cut value is .500
Motivasi Ekstrinsik
Kondisi Kerja Prosedur Kerja Hubungan Kerja Status
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 2
3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3
1 3 3 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 1 1
3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3
2 2 2 2 2 1 2 2 3 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1
1 1 2 1 2 1 2 1 1 2 2 1 1 2 1 2 2 1 2 1
2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 2 1 2 2
1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 2 2 2 1 2 1 1 1 1 2
2 3 2 3 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2
2 3 2 2 3 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2
2 2 1 2 2 2 3 2 2 2 2 1 3 2 2 2 1 1 3 3
2 2 2 2 2 2 2 1 3 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2
2 2 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 1 1
1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2 1 2 1 1 2 2 1 2 2 1 1 1 2 2 1 2 1 3 2
1 2 2 2 2 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 2 2 1 2 2
3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3
2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 1 2 2 2 2 1 1 1 1
3 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3
1 2 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 2
2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 3 2 2 1 2 2 1 1
3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3
2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2
3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3
2 2 2 1 1 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1
3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3
1 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 1 2
3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2
2 2 2 1 2 3 2 1 2 1 2 1 2 2 3 2 2 1 2 3
2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2
1 1 2 2 1 1 1 1 3 2 2 2 1 1 1 2 1 1 2 3
1 2 2 2 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 2 2 1 2 2
1 1 3 1 2 2 3 1 1 1 3 2 2 1 1 1 1 1 1 2
2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1
1 2 2 2 2 1 1 1 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2
3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 1 1
1 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 1 2
6
Kinerja Kader
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
2 2 2 2 2 2 1 1 3 2 2 1 2 1 2 1 2
1 2 1 2 2 1 2 2 2 2 1 1 1 1 1 2 1
2 1 2 1 1 1 1 2 1 2 1 2 1 2 1 1 1
3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 2 2
2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2 2 1 2 1 1 2 3 1 1 1 2 2 1 1 2 1
2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2
1 2 1 2 2 2 1 1 2 1 2 1 1 2 2 2 2
3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 1
2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 1 1 1
3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 1
2 1 1 3 3 3 2 3 3 2 1 1 2 2 1 2 1
2 2 3 2 2 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1
2 3 2 1 1 1 2 2 1 2 2 2 1 2 1 2 1
2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 1
1 2 1 3 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 2 2 3
2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 1 1
2 2 3 1 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3
2 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 2 1 2 1 1 2
2 2 3 2 3 3 3 3 1 3 2 3 2 3 3 2 3
1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 2 2 2 3
1 2 2 1 1 1 1 2 1 2 2 2 2 3 2 2 2
2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2
2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2
3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 1
2 2 2 2 2 1 1 2 1 1 2 1 2 1 1 1 1
1 2 2 2 1 1 2 1 2 2 2 1 2 1 2 1 1
3 2 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3
2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2
2 3 2 2 2 1 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 3
2 2 1 2 3 3 2 2 2 2 2 1 2 2 3 3 2
2 2 2 1 2 1 1 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2
2 1 1 2 3 3 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2
3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3
2 2 1 1 2 2 2 1 1 2 3 1 3 3 3 2 2
2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 1 1 2 2 1 1 1
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 1 2
3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 2
2 2 1 1 2 3 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2