2016
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/691
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMANFAATAN POSYANDU
LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SECURAI
KECAMATAN BABALAN KABUPATEN LANGKAT
TAHUN 2016
TESIS
Oleh
TESIS
Oleh
Menyetujui
Komisi Pembimbing
(Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si) (Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si)
TESIS
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu perguruan tinggi, dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam
naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
berkat dan karuniaNya, sehingga penulisan tesis ini dapat diselesaikan. Tesis ini
pada Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat dengan Minat Studi Promosi
Utara.
Penulis menyadari bahwa keberhasilan penyusunan tesis ini tidak terlepas dari
bantuan berbagai pihak baik langsung maupun tidak langsung. Dalam kesempatan ini,
penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada mereka yang
telah meluangkan waktu dan pikiran membantu penulis dalam penyelesaian tesis ini,
semoga Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang memberikan karunia dan
1. Prof. Dr. Runtung, S.H, M.Hum selaku Rektor Universitas Sumatera Utara
2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat
3. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si selaku Ketua Program Studi S2 Fakultas
5. Dr. Asfriyati, S.K.M, M.Kes dan Drs. Alam Bakti Keloko, M.Kes selaku Komisi
6. Dr. Drs. R. Kintoko Rochadi, M.K.M dan Bapak Drs. Eddy Syahrial, MS selaku
Komisi Penguji yang telah memberikan motovasi, saran dan masukan dalam
7. dr. Sadikun Winato, M.M selaku Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Langkat
yang telah memberikan izin untuk penelitian, dukungan dan motivasi selama
8. Bapak dan Ibu dosen, staf dan semua pihak yang terkait di lingkungan Program
Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Studi Promosi Kesehatan dan Ilmu
9. Ucapan terimakasih dan hormat saya kepada orangtua tercinta M.C Sitohang,
BBA dan Ibunda Alm. T. Napitupulu yang menjadi sumber inspirasi bagi penulis
untuk menyelesaikan tesis ini dan selalu memberikan dukungan dan doanya pada
Penulis menyadari dengan sepenuhnya bahwa penulisan tesis ini masih jauh
dari sempurna, oleh karena itu dengan terbuka dan senang hati penulis mengharapkan
kritik dan mohon saran yang bersifat membangun dari semua pihak sebagai masukan
dan perbaikan.
Akhir kata penulis memohon maaf atas segala kekurangan yang terdapat pada
penelitian ini dan berharap semoga tesis ini dapat memberikan manfaat dan
Coundrad Sitohang, BBA dan Tumiar Napitupulu. Penulis anak kedua dari 3
orang anak putra dan putri yaitu Risko Herlambang Simanjuntak, Revanie Nathania
Timur dan selesai tahun 1988. Pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMP
Brandan dan selesai tahun 1992. Pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas di SLTA
keprofesian dokter umum tahun 2002. Pada tahun 2014 melanjutkan di Program S2
Masyarakat Universitas Sumatera Utara Medan. Mulai bekerja tahun 2003 sampai
2009 menjadi dokter di Rumah Melati Kp.Pon Serdang Bedagai. Pada tahun 2006
sampai 2008 bekerja menjadi dokter PTT di Puskesmas Securai Kecamatan Babalan
Kabupaten dan tahun 2009 sebagai dokter PTT di Puskesmas Desa Teluk Kecamatan
Puskesmas Desa Lama Kecamatan Sei Lepan Kabupaten Langkat, dari tahun 2014
Halaman
ABSTRAK ........................................................................................................... i
ABSTRACT .......................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii
RIWAYAT HIDUP ............................................................................................. vi
DAFTAR ISI ........................................................................................................ vii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xiv
LAMPIRAN ......................................................................................................... 89
3.5 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Dukungan Petugas Kesehatan .......... 45
3.6 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Dukungan Kebutuhan Kesehatan ..... 46
PENDAHULUAN
berlalunya waktu dan seiring dengan berlalunya waktu dan sering meningkatkan
terserang penyakit atau kematian. Proses menua berlangsung secara alamiah dalam
tahun 1990-2025 akan naik 414% suatu angka yang tertinggi diseluruh dunia (United
Pada tahun 2005-2010 ini, jumlah penduduk usia lanjut diperkirakan akan
sama dengan jumlah anak balita, yaitu sekitar 19,3 juta jiwa (± 9%) dari keseluruhan
akan menduduki peringkat negara dengan struktur dan jumlah penduduk usia lanjut
setelah RRC, India dan Amerika serikat, dengan umur harapan hidup diatas 70 tahun.
Menurut perkiraan Biro Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2005, di Indnesia terdapat
18,283.107 penduduk usia lanjut. Jumlah ini akan melonjak hingga ± 33 juta jiwa
Menjadi tua merupakan proses yang alami yang akan dihadapi manusia, dan
ini juga merupakan tahap yang paling krusial di dalam kehidupan. Pada tahap ini
secara alami lansia mengalami penurunan kondisi fisik, psikologis maupun sosial
yang saling berinteraksi satu sama lain sehingga menimbulkan penurunan fungsi.
lansia dan orang lain yang hidup di sekitarnya. Proses menua juga mempengaruhi
depresi, rasa cemas yang dialami seseorang dalam merespon perubahan fisik yang
implikasi besar dalam dunia kesehatan, dimana pada tahap lansia individu banyak
kemunduran dalam berbagai fungsi dan kemampuan yang pernah dimilikinya (Titus,
2012). Menurut Darmojo dan Martono (2011), menjelaskan psikososial lansia antara
lain merasa kesepian (pria 19,8%, wanita 20,8%), tanda-tanda depresi berturut-turut
4,3% dan 42% menunjukkan kelakuan atau tabiat buruk (7,3% dan 3,7%) cepat
mengupayakan agar lansia bisa tetap sehat dan bugar. Salah satu upaya yang
masyarakat untuk masyarakat secara rutin tiap bulannya. Posyandu Lansia adalah
pemerintah dan non pemerintah, swasta, organisasi sosial dan lain-lain dengan
pendidikan, keterampilan, olahraga, seni budaya, dan pelayanan lain yang dibutuhkan
para lansia dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas hidup melalui peningkatan
kesehatan dan kesejahteraan. Selain itu posyandu lansia membantu memacu lansia
kemampuan lansia, agar kondisi fisik, mental, dan sosialnya dapat berfungsi secara
2009).
persentase puskesmas yang memiliki posyandu lansia adalah 78,8%. Provinsi dengan
Yogyakarta (100%) diikuti Jawa Tengah (97,1%) dan Jawa Timur (95,2%).
Sedangkan persentase terendah ada di Papua (15%), Papua Barat (18,2%) dan
Sulawesi Barat (22,2%). Bila dilihat dari lokasi, persentase puskesmas di perkotaan
(Kemenkes, 2012).
hanya ramai pada awal pendirian saja, selanjutnya lansia yang memanfaatkan
posyandu semakin berkurang (Komnas Lansia, 2010). Menurut WHO pada tahun
2012 presentase lansia dunia 9,11 % rata–rata kunjungan di posyandu lansia untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan hanya 4 % dan Ini di buktikan dari hasil penelitian
di kota Surabaya kunjungan oleh lansia sakit sebanyak 17,9 % dan lansia tidak sakit
2,1%.
usia lanjut (usila) di suatu wilayah tertentu. Namun pemanfaatan posyandu lansia
masih sangat jauh dari target yaitu sebesar 90%. Beberapa penelitian menyatakan
bahwa pemanfaatan posyandu lansia masih dibawah 65% dengan persentase terendah
bagi lansia dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar, sehingga kualitas hidup
masyarakat di usia lanjut tetap terjaga dengan baik. Seharusnya para lansia
memanfaatkan adanya posyandu tersebut dengan baik, agar kesehatan para lansia
dapat terpelihara dan terpantau secara optimal. Namun pada kenyataannya tidak
semua lansia memanfaatkan adanya kegiatan posyandu tersebut. Ada beberapa faktor
yang memengaruhi pemanfaatan posyandu lansia antara lain umur, jenis kelamin,
Berdasarkan penelitian dari Frans Juniardi (2013) bahwa ada beberapa faktor
tersebut yaitu pengetahuan lansia, jarak rumah dengan lokasi posyandu, sarana dan
ekonomi dan penghasilan, kurangnya dukungan keluarga, sikap dan perilaku lansia
Seseorang akan terjadi perubahan pada aspek fisik dan psikologis hasil penelitian
Puskesmas Semuli Raya Kabupaten Lampung Utara diperoleh bahwa yang lebih
banyak memanfaatkan posyandu lansia adalah lansia yang berumur 60-68 tahun.
pemanfaatan posyandu lansia oleh lansia. Hasil penelitian Kurniasari Tahun 2013
Kabupaten Pekalongan. Jarak posyandu yang dekat akan membuat lansia mudah
menjangkau posyandu tanpa harus mengalami kelelahan fisik karena penurunan daya
tahan atau kekuatan fisik tubuh. Kemudahan dalam menjangkau lokasi posyandu
kendala bagi lansia dalam mengikuti kegiatan posyandu lansia. Penelitian yang
dilakukan oleh Viena Vicktoria (2015) bahwa terdapat hubungan yang bermakna
lansia untuk mengikuti kegiatan Posyandu lansia. Keluarga bisa menjadi motivator
kuat bagi lansia apabila selalu menyempatkan diri untuk mendampingi atau
masyarakat dalam kegiatan posyandu. Hasil penelitian yang dilakukan Sapta (2014)
Meku dan Posyandu Lansia Pelawi Selatan. Jumlah kunjungan Posyandu Teluk Meku
Tahun 2015 pada bulan April 32 orang, bulan Mei turun menjadi 19 orang, bulan Juni
turun menjadi 15 orang, bulan Juli jumlah kunjungan naik menjadi 28 orang, bulan
Jumlah kunjungan Posyandu Pelawi Selatan pada bulan April 7 orang, bulan
Mei naik menjadi 9 orang, bulan Juni turun menjadi 7 orang, bulan Juli jumlah
Langkat sangat rendah, jika dirata-ratakan tiap bulannya hanya 16 orang lansia yang
mengikuti posyandu, padahal jumlah lansia di wilayah kerja puskesmas ini sebanyak
1144 orang lansia. Persentase pemanfaatan posyandu pada wilayah kerja Puskesmas
mengikuti posyandu lansia alasan mereka aktif mengikuti posyandu antara lain
karena sakit (100%), sambung obat (100%), adanya pemeriksaan kesehatan (100%),
karena tidak jauh dari rumah (100%), dan karena petugas kesehatan (40%).
Wawancara juga dilakukan kepada 10 lansia yang tidak pernah mengikuti posyandu
berkunjung ke posyandu lansia (70%), kurang percaya kepada posyandu lansia dan
lebih memilih berkunjung ke puskesmas (30%), tidak ada yang menemani lansia
rumah oleh petugas kesehatan (30%). Tidak tercapainya target kunjungan lansia ke
1.2 Permasalahan
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas maka rumusan masalah dan
Tahun 2016.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh faktor usia, jenis
4. Sebagai bahan informasi bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Perilaku adalah respon individu terhadap stimulus atau suatu tindakan yang
dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi, dan tujuan baik didasari
maupun tidak. Perilaku merupakan kumpulan berbagai faktor yang saling berinteraksi
Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang
mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara, menangis,
tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari uraian ini dapat
disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia adalah semua kegiatan atau
aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh
bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau
rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus
terhadap organisme dan kemudian organisme tersebut merespons, maka teori Skinner
Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat
10
terselubung atau tertutup (convert). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini
masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang
terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka.
Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau
praktek, yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain.
kesehatan adalah setiap upaya yang dilaksanakan secara sendiri atau bersama-sama
Hubungan antara keinginan sehat dan pernyataan akan pelayanan kesehatan hanya
Donabedian dalam Dever (1984), ada beberapa faktor- faktor yang dapat
1. Faktor Sosiokultural
a. Teknologi
serta kemajuan dibidang radiologi. Sedangkan disisi lain kemajuan teknologi dapat
pelayanan kesehatan.
Norma, nilai sosial dan keyakinan yang ada di masyarakat akan memengaruhi
2. Faktor Organisasional
Suatu sumber daya tersedia apabila sumber daya itu ada atau bisa didapat,
antara lokasi suplai dan lokasi klien, yang dapat diukur dengan jarak waktu tempuh,
atau biaya tempuh. Hubungan antara akses geografis dan volume dari pelayanan
tergantung dari jenis pelayanan dan jenis sumber daya yang ada. Peningkatan akses
yang dipengaruhi oleh berkurangnya jarak, waktu tempuh ataupun biaya tempuh
keluhan ringan. Dengan kata lain, pemakaian pelayanan preventif lebih banyak
dihubungkan dengan akses geografis dari pada pemakaian pelayanan kuratif sebagai
Semakin parah suatu penyakit atau keluhan, dan semakin canggih atau semakin
khusus sumber daya dari pelayanan, semakin berkurang pentingnya atau berkurang
Menurut Nurhayati (2012) jarak posyandu yang dekat akan membuat lansia mudah
menjangkau posyandu tanpa harus mengalami kelelahan fisik karena penurunan daya
tahan atau kekuatan fisik tubuh. Kemudahan dalam menjangkau lokasi posyandu
berhubungan dengan faktor keamanan atau keselamatan bagi lansia. Jika lansia
merasa aman atau merasa mudah untuk menjangkau lokasi posyandu tanpa harus
menimbulkan kelelahan atau masalah yang serius maka hal ini dapat mendorong
minat atau motivasi lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu. Dengan demikian
bahwa ada pengaruh jarak terhadap minat lansia dalam mengikuti posyandu lansia
c. Akses Sosial
Akses sosial terdiri atas dua dimensi, yaitu dapat diterima dan terjangkau.
Dapat diterima mengarah kepada faktor psikologis, sosial, dan faktor budaya,
memperhitungkan sikap dan karakteristik yang ada pada provider seperti etnis, jenis
untuk mengikuti pola-pola perilaku tertentu yang telah dibuat orang lain. Setiap
kelompok masyarakat memiliki tradisi, kebiasaan dan budaya yang unik dan akan
berpengaruh kepada cara berfikir (cara memandang sesuatu), cara bersikap, cara
kesehatan agar sehat dan tepat dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan. Norma-
norma itu mengenai kebiasaan-kebiasaan hidup, adat istiadat dan tradisi-tradisi hidup
sehat sudah merupakan tradisi yang melekat pada sekelompok orang yang berlaku
dalam masyarakat akan mendorong kepada bentuk karakteristik tingkah laku yang
sama, kesamaan ini mendorong kepada tipe kepribadian dasar keluarga lansia dalam
memilih pelayanan kesehatan yang sesuai dengan nilai yang dianut karena itu perlu
pendekatan multi disiplin mengingat berbagai isu yang berhubungan dengan lansia
praktek dokter bersama, grup praktek dokter spesialis atau yang lainnya membuat
need) dan diagnosa klinis (evaluated need). Kebutuhan yang dirasakan (perceived
a. Faktor Sosiodemografis yang terdiri dari umur, jenis kelamin, ras, suku bangsa,
pekerjaan, penghasilan). Karena Umur adalah masa hidup seseorang dalam tahun
dengan pembulatan ke bawah atau umur pada waktu ulang tahun yang terakhir.
dan psikologis. Seperti yang dikemukakan dari hasil penelitian Fitriasih (2010)
Surabaya pada Bulan Juli 2009 menunjukkan kunjungan 1 bulan 1 kali yaitu
orang (13,2%).
gaib, tetapi hanyalah keyakinan bahwa sesuatu itu benar atau salah. Kepercayaan
individu-individu dari berbagai kelompok usia, yang berbeda menurut jenis serta
frekuensi kejadian penyakit, oleh keluarga yang berbeda menurut struktur dan
tidak sepenuhnya memiliki referensi yang cukup akan pelayanan yang diterima,
provider, yaitu tipe pelayanan kesehatan, petugas, serta fasilitas yang dimiliki oleh
berhubungan dengan kesehatan adalah teori Lawrence Green (1980) dalam buku
nilai, persepsi.
sarana kesehatan.
mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku yang terwujud dalam sikap dan
menyatakan bahwa tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor predisposisi yang
sedang (ρ value = 0,01, OR = 0,36). Selain itu pengetahuan lansia akan manfaat
posyandu ini dapat diperoleh dari pengalaman pribadi dalam kehidupan sehari-
penyuluhan tentang bagaimana cara hidup sehat dengan segala keterbatasan atau
masalah kesehatan yang melekat pada mereka. Dengan pengalaman ini, pengetahuan
lansia menjadi meningkat, yang menjadi dasar pembentukan sikap dan dapat
mendorong minat atau motivasi mereka untuk selalu mengikuti kegiatan posyandu
Posyandu.
responden baik dalam memanfaatkan posyandu sebanyak 5,9 kali lebih besar
1. Sikap Lansia
Sikap merupakan reaksi atau respons seseorang yang masih tertutup terhadap
suatu stimulus atau objek, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang
antara sikap dengan pemanfaatan posyandu lansia di wilayah kota Pariaman. Hasil
hubungan antara sikap dengan pemanfaatan Posyandu. Dilihat dari OR (Odds Ratio)
menunjukkan bahwa sikap yang baik kemungkinan membuat responden baik dalam
memanfaatkan posyandu sebanyak 6,1 kali lebih besar dibandingkan sikap yang
kurang baik.
2. Promosi Kesehatan
lansia dapat meningkatkan keaktifan lansia di posyandu. Hal ini ditunjukkan dari
peningkatan rata-rata kehadiran dari sebelum diberi promosi kesehatan dan setelah
diberi promosi kesehatan yaitu dari 1,33 menjadi 3,75. Dan peningkatan nilai
probabilitas anggota aktif sebelum dan sesudah diberi promosi kesehatan dari 0
menjadi 0,208.
3. Dukungan Keluarga
lansia untuk mengikuti kegiatan Posyandu Lansia. Keluarga bisa menjadi motivator
kuat bagi lansia apabila selalu menyempatkan diri untuk mendampingi atau
mengantar lansia ke Posyandu, mengingatkan lansia jika lupa jadwal Posyandu dan
Selain itu juga dapat meningkatkan keinginan untuk mengetahui dan menggunakan
seseuatu hal yang masih dianggap baru ataupun hal-hal yang jarang dilakukan oleh
lansia tersebut. Hasil penelitian yang dilakukan Sapta (2014) menyatakan terdapat
dengan keaktifan lansia dalam mengikuti kegiatan di Posyandu Lansia Desa Gonilan
aktif dan 4 responden (5,0%) memiliki keaktifan yang aktif. Pada tingkat dukungan
keluarga yang cukup terdapat 8 responden (10,0%) memiliki keaktifan yang tidak
aktif dan 25 responden (31,2%) memiliki keaktifan yang aktif. Pada dukungan
keluarga yang baik terdapat 8 responden (10,0%) memiliki keaktifan yang tidak aktif
perubahan perilaku. Dengan adanya promosi kesehatan yang dilakukan oleh petugas
kesehatan maka masyarakat lebih terdorong dan tertarik sehingga cenderung dalam
di Kota Pekanbaru.
Proses menua atau aging adalah suatu proses alami pada semua makhluk
hidup. Dalam pasal 1 ayat 2 UU No. 13 tahun 1998 dinyatakan bahwa yang dimaksud
dengan lanjut usia adalah seseorang yang berusia 60 tahun keatas. Lanjut usia adalah
istilah untuk tahap akhir dari proses penuaan yang berarti seseorang telah melalui tiga
tahap kehidupannya yaitu masa anak, masa dewasa dan masa tua (Mubarak, 2006).
suatu masa atau tahap hidup manusia yang merupakan kelanjutan dari usia dewasa
dan merupakan tahap perkembangan normal yang akan dialami oleh setiap individu
yang mencapai usia lanjut tersebut (Nugroho, 2008). Secara biologis penduduk lanjut
usia adalah penduduk yang mengalami proses penuaan secara terus menerus, yakni
ditandai dengan menurunnya daya tahan fisik yaitu semakin rentannya terhadap
serangan penyakit yang dapat menyebabkan kematian. Hal ini disebabkan terjadinya
perubahan dalam struktur dan fungsi sel, jaringan, serta sistem organ. Jika ditinjau
secara ekonomi, penduduk lanjut usia lebih dipandang sebagai beban dari pada
sebagai sumberdaya. Banyak orang beranggapan bahwa kehidupan masa tua tidak
lagi memberikan banyak manfaat, bahkan ada yang sampai beranggapan bahwa
kehidupan masa tua, seringkali dipersepsikan secara negatif sebagai beban keluarga
kerusakan yang diderita. Proses menua merupakan proses yang terus-menerus secara
alamiah dimulai sejak lahir dan setiap individu tidak sama cepatnya. Menua bukan
status penyakit tetapi merupakan proses berkurangnya daya tahan tubuh dalam
menghadapi rangsangan dari dalam maupun dari luar tubuh. Dengan begitu manusia
secara progresif akan kehilangan daya tahan terhadap infeksi dan akan menumpuk
makin banyak distorsi metabolik dan stuktural yang disebut sebagai penyakit
degeneratif seperti, hipertensi, aterosklerosis, diabetes mellitus dan kanker yang akan
menyebabkan kita menghadapi akhir hidup dengan episode terminal yang dramatik
seperti strok, infark miokard, koma asidosis, metastasis kanker dan sebagainya
seseorang yang usianya 60 tahun keatas dan mengalami perubahan biologis, fisik, dan
sosial.
2. Usia lanjut dini (senescen), yaitu kelompok yang mulai memasuki masa usia
di atas 65 tahun.
1. Usia pertengahan (Middle Age) adalah orang yang berusia 45-59 tahun.
3. Usia Lanjut Tua (Old) adalah orang yang berusia 75-90 tahun.
4. Usia Sangat Tua (Very Old) adalah orang yang berusia > 90 tahun.
Menurut Maryam Siti, dkk, (2008), perubahan yang terjadi pada lanjut usia adalah :
1. Perubahan fisik
a. Sel
menurunnya proporsi protein di otak, otot ginjal darah, dan hati, jumlah sel otak
berkurang 5 – 10%.
b. Sistem persarafan
Berat otak menurun 10 – 20% (setiap orang berkurang sel saraf otaknya dalam
waktu untuk bereaksi, khususnya dengan stres, mengecilnya syaraf panca indra
terhadap bunyi suara atau nada–nada yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit
mengerti kata–kata, 50% terjadi pada usia diatas umur 65 tahun, membran timpani
d. Sistem penglihatan
Sfingter pupil timbul sclerosis dan hilangnya respon terhadap sinar kornea
lebih terbentuk sferis (bola), lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa) menjadi
sinar,daya adaptasi terhadap kegelapan lebih lambat, dan susah melihat dalam cahaya
pandang).
e. Sistem kardiovaskuler
Elastisitas dinding aorta menurun, katup jatung menebal dan menjadi kaku
yaitu menetapkan suatu suhu tertentu, kemunduran terjadi berbagai faktor yang
keterbatasan refleks menggigil dan tidak memproduksi panas yang banyak sehingga
g. Sistem respirasi
menarik nafas lebih berat, kapasitas pernafasan maksimum menurun, dan kedalaman
bernafas menurun kemampuan pegas dinding dada dan kekuatan otot pernafasan akan
h. Sistem gastrointestinal
terjadi setelah umur 30 tahun, penyebab lain meliputi kesehatan gigi yang buruk dan
gizi yang buruk, indera pengecap menurun adanya iritasi yang kronis dari selaput
Menciutnya ovari dan uterus, atrofi payudara, pada laki–laki testis masih
angsur, dorongan seksual menetap sampai usia diatas 70 tahun (asal kondisi
kesehatan baik) yaitu kehidupan seksual dapat diupayakan sampai masa lanjut usia,
tidak perlu cemas karena merupakan perubahan alami, selaput lendir vagina menurun,
permukaan menjadi halus, sekresi menjadi berkurang, reaksi sifatnya menjadi alkali
j. Sistem gastrourinaria
urine darah ke ginjal, disaring oleh satuan (unit) terkecil dari ginjal yang disebut
nefron (tepatnya diglomerulus), kemudian mengecil dan nefron menjadi atrofi, aliran
k. Sistem endokrin
sekresinya tidak berubah, pertumbuhan hormon ada tetapi tidak rendah dan hanya ada
didalam pembuluh darah, berkurangnya produksi dari ACTH, TSH, FSH, dan LH,
jam sampai berhari–hari yang lalu mencakup beberapa perubahan), dan kenangan
psikososial seperti :
(dulu mempunyai jabatan posisi yang cukup tinggi, lengkap dengan segala
pengobatan.
Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut
disuatu wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat
bahwa Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Lanjut Usia adalah suatu wadah pelayanan
sektor pemerintah dan non pemerintah, swasta, organisasi sosial dan lain-lain, dengan
menitik beratkan pelayanan kesehatan pada upaya promotif dan preventif. Disamping
pelayanan kesehatan, di Posyandu lanjut usia juga dapat diberikan pelayanan sosial,
agama, pendidikan, keterampilan, olahraga dan seni budaya serta pelayanan lain yang
dibutuhkan para lanjut usia dalam rangka meningkatkan kualitas hidup melalui
peningkatan kesehatan dan kesejahteraan mereka. Selain itu mereka dapat beraktifitas
Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan
pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut di suatu wilayah tertentu, yang sudah
puskesmas dengan melibatkan peran serta lanjut usia, keluarga, tokoh masyarakat dan
usia, sebagai suatu forum komunikasi dalam bentuk peran serta masyarakat usia
dalam upaya peningkatan tingkat kesehatan secara optimal (Artinawati, 2014). Dasar
lansia melalui kegiatan posyandu lanjut usia yang mandiri dalam masyarakat.
adalah :
masyarakat lansia.
yang ada dan meminta pertolongan keluarga atau petugas jika diperlukan.
kanker leher rahim (pada lansia perempuan) dan gangguan kelenjar prostat dan
gangguan seksual serta impotensi (pada lansia laki-laki merupakan masalah tersendiri
lain yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup lansia. Bentuk pelayanan
pada posyandu lansia meliputi pemeriksaan kesehatan fisik dan mental emosional,
yang dicatat dan dipantau dengan Kartu Menuju Sehat (KMS) untuk mengetahui
lebih awal penyakit yang diderita atau ancaman masalah kesehatan yang dialami
lansia.
(2010) adalah :
3. Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi
Pemeriksaan adanya gula dalam air seni sebagai deteksi awal adanya penyakit
gula(diabetes mellitus).
rangka kunjungan rumah dan konseling kesehatan dan gizi sesuai dengan masalah
9. Kunjungan rumah oleh kader disertai petugas bagi kelompok usia lanjut yang
tidak datang, dalam rangka kegiatan perawatan kesehatan masyarakat. Selain itu
banyak juga posyandu lansia yang mengadakan kegiatan tambahan seperti senam
Kegiatan seperti ini tergantung dari kreasi kader posyandu yang bertujuan untuk
termasuk rujukannya.
1. Kegiatan Promotif
Meningkatkan semangat hidup bagi lansia agar mereka tetap dihargai dan tetap
berguna baik bagi dirinya sendiri, keluarga maupun masyarakat. Upaya promotif
dapat berupa kegiatan pemeriksaan kesehatan secara berkala dan teratur untuk
3. Kegiatan Kuratif
Upaya yang dilakukan adalah pengobatan dan perawatan bagi usila yang sakit
4. Kegiatan Rehabilitatif
Upaya mengembalikan fungsi organ yang telah menurun. Upaya ini dapat berupa
mental penderita.
5. Kegiatan Rujukan
yang memadai dan tepat waktu sesuai kebutuhan. Upaya dapat dilakukan secara
(satu) bulan kegiatan, baik pada hari buka posyandu maupun di luar hari buka
posyandu sekurang-kurangnya satu hari dalam sebulan. Hari dan waktu yang dipilih,
sesuai dengan hasil kesepakatan. Apabila diperlukan, hari buka posyandu dapat lebih
dari satu kali dalam sebulan (Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, 2007).
lokasi yang mudah dijangkau oleh masyarakat. Tempat penyelengaraan tersebut dapat
RW/RT/dusun, salah satu kios di pasar, salah satu ruangan perkantoran atau tempat
khusus yang dibangun secara swadaya oleh masyarakat yang dapat disebut dengan
pelayanan.
4. Tahap keempat : pemeriksaan air seni dan kadar darah (laboratorium sederhana)
1. Posyandu lansia Pratama adalah posyandu yang belum mantap, kegiatan yang
terbatas dan tidak rutin setiap bulan dengan frekuensi < 8 kali. Jumlah kader aktif
jumlah kader aktif lebih dari 3 dengan cakupan program < 50% serta masih
kegiatan secara lengkap paling sedikit 10 kali setahun, dengan beberapa kegiatan
tambahan di luar kesehatan dan cakupan yang lebih tinggi (>60 %).
yang beragam dan telah mampu membiayai kegiatannya dengan dana sendiri
kesehatan mengacu teori Andersen (1975) dalam Notoatmodjo (2010) bahwa faktor-
terdiri dari demografi, struktur sosial, kepercayaan, (b) faktor pemungkin (enabling
factor) yang terdiri dari kualitas pelayanan kesehatan, jarak pelayanan, status sosial
ekonomi dan (c) kebutuhan pelayanan (need) yaitu keadaan status kesehatan
Faktor Konsumen
(sosiodemografis,
Sosiopsikologis
Faktor Produsen
Faktor Predisposing
- Umur
- Jenis Kelamin
- Pengetahuan
- Sikap
Faktor Enabling
- Dukungan keluarga
- Dukungan Petugas Pemanfaatan
Kesehatan Posyandu Lansia
Faktor Kebutuhan
Faktor Jarak
posyandu lansia.
METODE PENELITIAN
Kabupaten Langkat.
ini adalah karena belum pernah dilakukan penelitian tentang pemanfaatan posyandu
lansia, dan di wilayah kerja puskesmas tersebut masih belum mencapai target
39
3.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lansia yang berada di wilayah
3.3.2 Sampel
Sampel adalah sebagian dari keseluruhan obyek yang diteliti dan dianggap
mewakili seluruh populasi. Besar sampel dihitung dengan menggunakan rumus besar
sampel untuk uji hipotesis proporsi populasi tunggal sebagai berikut : (Lemeshow,
1997)
2
Z1 / 2 P0 1 P0 Z1 Pa 1 Pa
n= 2
Pa Po
Keterangan :
z1- /2
= Nilai deviasi standar pada 5 % = 1,96
= 0,05
orang. Agar data yang dikumpulkan lebih akurat dan sesuai dengan yang diinginkan
dilatih terlebih dahulu tentang cara-cara pengisian kuesioner dan cara pengumpulan
data.
Data primer adalah data yang dikumpulkan secara langsung oleh peneliti dari
wawancara.
Langkat yang digunakan untuk membantu analisis terhadap data primer yang
diperoleh.
kuesioner yang dirancang sedemikian rupa agar relevan dengan tujuan penelitian,
untuk itu kuesioner di uji coba untuk mengetahui validitas dan reliabilitasnya.
Ujicoba dilakukan kepada 30 orang lansia pada lokasi yang menyerupai karakteristik
a. Uji Validitas
Uji validitas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana suatu ukuran atau nilai
yang menunjukkan tingkat kehandalan atau kesahan suatu alat ukur dengan cara
yang akan dipakai untuk penelitian diperlukan uji validitas dan reliabilitas. Uji
validitas dengan mengukur korelasi antar item variabel menggunakan rumus teknik
korelasi Pearson Product Moment (r), dengan ketentuan nilai koefisien korelasi
Reliabilitas adalah suatu indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat
ukur dapat di percaya dan dapat diandalkan. Uji reliabilitas ini menggunakan
koefisien cronbach alpha, apabila nilai cronbachalpha> 0,60, maka alat ukur
Pada Tabel 3.1 di atas diperoleh bahwa dari seluruh variabel pengetahuan
(r-tabel) dengan nilai Cronbach Alpha 0,783, maka dapat disimpulkan bahwa seluruh
Pada Tabel 3.2 di atas diperoleh bahwa dari seluruh variabel sikap sebanyak
dengan nilai Cronbach Alpha 0,914, maka dapat disimpulkan bahwa seluruh
Pada Tabel 3.1 di atas diperoleh bahwa dari seluruh variabel pengetahuan
(r-tabel) dengan nilai Cronbach Alpha 0,768, maka dapat disimpulkan bahwa seluruh
Pada Tabel 3.4 di atas diperoleh bahwa dari seluruh variabel keluarga
(r-tabel) dengan nilai Cronbach Alpha 0,809, maka dapat disimpulkan bahwa seluruh
Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Dukungan Petugas Kesehatan
Pada Tabel 3.5 di atas diperoleh bahwa dari seluruh variabel petugas
Correlation > 0,361 (r-tabel) dengan nilai Cronbach Alpha 0,802, maka dapat
disimpulkan bahwa seluruh pernyataan variabel petugas kesehatan valid dan reliabel.
Pada Tabel 3.6 di atas diperoleh bahwa dari seluruh variabel petugas
Correlation > 0,361 (r-tabel) dengan nilai Cronbach Alpha 0,819, maka dapat
reliabel.
3.5.1 Variabel
Variabel penelitian terdiri dari variabel independen yaitu usia, jenis kelamin,
1. Usia adalah lama waktu hidup lanjut usia yang dihitung dari sejak lahir sampai
2. Jenis Kelamin adalah ciri yang membedakan lanjut usia antara laki-laki dengan
perempuan.
4. Sikap adalah penilaian atau tanggapan lansia terhadap kegiatan dan manfaat yang
5. Jarak adalah jauhnya perjalanan yang harus ditempuh lansia untuk mencapai
posyandu lansia.
6. Dukungan keluarga adalah peran dan dukungan dari anggota keluarga yang
sikap, jarak, dukungan keluarga dan dukungan petugas kesehatan sebagai berikut :
ulang tahun terakhir yang dihitung berdasarkan tahun, berdasarkan skala ordinal
0 = 60-74 tahun
1 = > 74 tahun
Skala: Ordinal
2. Jenis kelamin adalah ciri yang membedakan lanjut usia antara laki-laki dengan
0 = Laki-laki
1 = Perempuan
Skala : Nominal
dengan memilih jawaban pilihan berganda dengan alternatif jawaban salah diberi
skor 0 dan benar diberi skor 1. Dikategorikan menjadi 2 (baik, tidak baik) dengan
0 = Tidak baik, jika responden menjawab dengan skor 0-5 ( skor< 75%)
Skala : Ordinal
sebagai berikut
0 = Tidak baik, jika responden menjawab dengan skor 12-32 (skor < 75%)
Skala : Ordinal
Skala : Ordinal
0 = Tidak mendukung, jika responden menjawab dengan skor 0-5 ( skor< 75%)
Skala : Ordinal
Skala : Ordinal
berikut:
0 = Tidak butuh, jika responden menjawab dengan skor 0-2( skor< 75%)
Skala : Ordinal
Skala : Ordinal
2. Analisis Bivariat yaitu untuk melihat ada tidaknya hubungan umur, jenis kelamin,
Square
HASIL PENELITIAN
melayani masyarakat di 4 desa, yaitu : Desa Securai Utara dengan 6 dusun yaitu
Dusun Pasar Lebar, Dusun Bukit 1, Dusun Bukit Gajah, Dusun Bukit Sentang, Dusun
Tuah Juhar, dan Dusun Paya bedi. Desa Securai Selatan dengan 9 dusun yaitu Dusun
Alur Rejo, Dusun Alur Hitam, Dusun Sendayan 1, Dusun Sendayan 2, Dusun
Kampung Jawa, Dusun Paluh Piye, Dusun pasar 20, Dusun Sukamulya dan Dusun
Gang Pasir. Desa Pelawi Selatan dengan 4 dusun yaitu Dusun Sukamulia, Dusun
Pelawi Darat, Dusun Pelawi Dalam,dan Dusun Pelawi Seberang. Desa Teluk Meku
dengan 7 dusun yaitu Dusun I, Dusun II Km 84, Dusun III Teluk Meku Tengah,
Dusun IV Pasar Lintang, Dusun V Medan Dua, Dusun VI Turing, dan Dusun VII
Paluh Sipat. Wilayah kerja Puskesmas Securai berbatasan dengan : Sebelah Utara
berbatasan dengan Kelurahan Berandan Timur dan Kecamatan Sei Lepan, Sebelah
Kecamatan Gebang dan Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Pelawi Utara
dan Kecamatan Sei Lepan. Luas wilayah Puskesmas Securai Kecamatan Babalan
50,21 Km2 yang secara topografi dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu :
Pesisir pantai ketinggian 0-4 meter dari permukaan laut, dataran rendah dengan
52
Pelayanan Kesehatan lanjut usia melalui Posyandu Lansia adalah salah satu
kesehatan rutin seperti pengukuran tekanan darah, penimbangan berat badan dan
pemberian obat-obatan pada lansia yang sakit. Selain itu kunjungan lansia sakit yang
tidak dapat berkunjung ke posyandu lansia juga merupakan bagian dari upaya
Pada penelitian ini, karakteristik lansia yang dilihat meliputi umur dan jenis
umur responden mayoritas pada < 70 tahun sebesar 84,6%. Jenis kelamin mayoritas
perempuan sebesar 56,2%. Mayoritas lansia tidak bekerja sebesar 62,3%, sedangkan
Karakteristik n %
Umur
< 70 tahun 110 84.6
≥ 70 tahun 20 15.4
Jenis Kelamin
Perempuan 73 56.2
Laki-laki 57 43.8
Karakteristik n %
Pekerjaan
Pensiunan 9 6,9
Petani 26 20,0
Tidak bekerja 81 62,3
Wiraswasta 14 10,8
Tempat tinggal
Sendiri 7 5,4
Bersama Cucu 28 21,5
Bersama Anak 95 73,1
Total 130 100,0
yang paling banyak dijawab benar adalah posyandu lansia sebaiknya dikunjungi
(pertanyaan nomor 6) sebanyak 81 orang (62,3%) dan yang paling banyak dijawab
salah adalah pengertian posyandu lansia (pertanyaan nomor 1) sebanyak 113 orang
Benar Salah
No Pernyataan
n % n %
1. Pengertian posyandu lansia 17 13,1 113 86,9
2. Tujuan diadakan posyandu lansia 42 32,3 88 67,7
3. Manfaat yang diperoleh bila mengikuti
64 49,2 66 50,8
posyandu lansia secara rutin
4. Umur berapa seseorang diperbolehkan datang
70 53,8 60 46,2
ke posyandu lansia
Benar Salah
No Pernyataan
n % n %
5. Kapan jadwal kegiatan posyandu lansia
59 45,4 71 54,6
diadakan
6. Posyandu lansia sebaiknya dikunjungi 81 62,3 49 37,7
7. Penimbangan berat badan dan pengukuran
tinggi badan untuk pemeriksaan gizi dapat 68 52,3 62 47,7
dilakukan di posyandu lansia
8. Untuk apa dilakukan pengukuran tekanan darah
79 60,8 51 39,2
pada saat kegiatan posyadu lansia berlangsung
berpengetahuan tidak baik sebanyak 104 orang (80,0%) dan yang baik sebanyak 26
orang (20,0%).
dengan menanyakan sikap lansia menunjukkan bahwa yang paling banyak responden
dengan teman sesama lansia, posyandu lansia merupakan tempat yang paling mudah
bahwa saya akan datang posyandu jika dijemput oleh petugas kesehatan dan saya
akan datang posyandu lansia, jika dokter datang masing-masing sebanyak 88 orang
(67,7%) dan mayoritas menyatakan tidak setuju bahwa kegiatan posyandu lansia
bermanfaat dalam menjaga kesehatan saya sebanyak 84 orang (64,6%) dan paling
banyak menyatakan sangat tidak setuju posyandu lansia harus menyediakan dokter
Sangat
Sangat Tidak
Setuju Tidak
No Keterangan Setuju Setuju
Setuju
n % n % n % n %
1 Kegiatan posyandu lansia
bermanfaat dalam 3 2,3 43 33,1 84 64,6 0 0,0
menjaga kesehatan saya
2 Saya akan datang
posyandu jika dijemput 1 0,8 88 67,7 41 31,5 0 0,0
oleh petugas kesehatan
3 Posyandu lansia diadakan
0 0,0 73 56,2 57 43,8 0 0,0
satu kali sebulan
4 Saya akan datang
posyandu lansia, jika 2 1,5 88 67,7 40 30,8 0 0,0
dokter datang
5 Pemeriksaan kesehatan di
posyandu merupakan hal
4 3,1 66 50,8 60 46,2 0 0,0
yang penting bagi
kesehatan saya
6 Kegiatan posyandu lansia
hanya membuang-buang 0 0,0 84 64,6 43 33,1 3 2,3
waktu saya
Sangat
Sangat Tidak
Setuju Tidak
No Keterangan Setuju Setuju
Setuju
n % n % n % n %
7 Posyandu lansia
merupakan tempat yang
5 3,8 49 37,7 76 58,5 0 0,0
paling mudah untuk
mendapatkan pengobatan
8 Dengan mengikuti
posyandu lansia, saya
dapat bersosialisasi 5 3,8 47 36,2 78 60,0 0 0,0
dengan teman sesama
lansia
9 Menurut saya, posyandu
lansia harus menyediakan
0 0,0 57 43,8 69 53,1 4 3,1
dokter pada saat kegiatan
berlangsung.
10 Menurut saya,
pemeriksaan kesehatan di 5 3,8 65 50,0 60 46,2 0 0,0
Posyandu belum lengkap
11 Menurut saya, obat yang
disediakan di Posyandu 3 2,3 60 46,2 67 51,5 0 0,0
belum lengkap
12 Saya akan datang ke
posyandu lansia, jika
0 0,0 79 60,8 51 39,2 0 0,0
petugas kesehatan yang
saya sukai datang
Kecamatan Babalan Kabupaten Langkat diperoleh bahwa lansia yang tidak baik
sebanyak 122 orang (93,8%) dan yang baik sebanyak 8 orang (6,2%).
banyak dijawab ya adalah sarana transportasi dari tempat tinggal Bapak/ Ibu ke
tempat posyandu lansia mudah didapat sebanyak 98 orang (75,4%), secara jelas
Tidak Ya
No Pernyataan
n % n %
1. Waktu yang diperlukan dari tempat tinggal
69 53.1 61 46.9
bapak/ibu ke posyandu lansia sebentar
2. Tempat posyandu lansia dapat ditempuh dengan
69 53.1 61 46.9
berjalan kaki
3. Sarana transportasi dari tempat tinggal Bapak/
32 24.6 98 75.4
Ibu ke tempat posyandu lansia mudah didapat
jaraknya jauh sebanyak 70 orang (53,8%) dan yang dekat sebanyak 60 orang (46,2%).
akan mengikuti kegiatan posyandu lansia didapat sebanyak 79 orang (60,8%) dan
paling banyak yang menjawab tidak adalah pernyataan keluarga melarang bapak/ibu
mengikuti posyandu lansia sebanyak 92 orang (70,8%)secara jelas dapat dilihat pada
Tidak Ya
No Pernyataan
n % n %
1. Keluarga Bapak/Ibu mengetahui informasi
89 68,5 41 31,5
tentang adanya kegiatan posyandu lansia
2. Keluarga melarang bapak/ibu mengikuti
92 70,8 38 29,2
posyandu lansia
3. Keluarga bapak/ibu memberikan informasi
yang berhubungan dengan kegiatan posyandu 82 63,1 48 36,9
lansia
4. Keluarga bapak/ibu tidak mengetahui jadwal
79 60,8 51 39,2
pelaksanaan kegiatan posyandu lansia
5. Keluarga selalu mengingatkan jadwal kegiatan
78 60,0 52 40,0
posyandu
6. Apakah keluarga Bapak/Ibu memberitahukan
tempat-tempat dilaksanakan posyandu lansia 81 62,3 49 37,7
kepada Bapak/Ibu
7. Apakah keluarga bersedia menemani pada saat
Bapak/Ibu menyatakan akan mengikuti 51 39,2 79 60,8
kegiatan posyandu lansia
8. Keluarga menyarankan bapak/ibu
59 45,4 71 54,6
memeriksakan kesehatan di posyandu lansia
Securai Kecamatan Babalan Kabupaten Langkat diperoleh bahwa lansia yang kurang
didukung keluarga 99 orang (76,2%) dan yang mendukung lansia adalah sebanyak
31 orang (23,8%).
didapat sebanyak 90 orang (69,2%) dan paling banyak yang menjawab tidak adalah
posyandu lansia sebanyak 61 orang (46,9%) secara jelas dapat dilihat pada tabel
sebagai berikut :
Tidak Ya
No Pernyataan
n % n %
1. Kader mengajak Bapak/ Ibu untuk datang ke
55 42,3 75 57,7
posyandu
2. Kader menjelaskan manfaat posyandu lansia 59 45,4 71 54,6
3. Kader memberi tahu jadwal pelaksanaan
55 42,3 75 57,7
posyandu kepada Bapak/ Ibu
4. Kader memberitahu tempat pelaksanaan
58 44,6 72 55,4
posyandu kepada Bapak/ Ibu
5. Petugas kesehatan/kader posyandu selalu
40 30,8 90 69,2
Ramah
6. Petugas kesehatan/kader
memberitahu kegiatan apa saja yang ada di 58 44,6 72 55,4
posyandu lansia
7. Petugas kesehatan/kader selalu memotivasi
saya untuk datang ke posyandu lansia 61 46,9 69 53,1
yang kurang didukung petugas kesehatan sebanyak 79 orang (60,8%) dan yang
Dukungan Petugas
Jumlah (n) Persentase (%)
Kesehatan
Kurang 79 60,8
Didukung 51 39,2
Jumlah 130 100,0
banyak dijawab ya adalah saya datang ke posyandu lansia karena ingin berobat
sebanyak 79 orang (60,8%) dan paling banyak yang menjawab tidak adalah saya
datang ke posyandu lansia karena ingin konsultasi tentang kesehatan saya dengan
petugas kesehatan sebanyak 66 orang (50,8%) secara jelas dapat dilihat pada tabel
sebagai berikut :
Tidak Ya
No Pernyataan
n % n %
1. Saya akan datang ke posyandu lansia karena
56 43,1 74 56,9
saya sering sakit
2. Saya datang ke posyandu lansia karena saya
58 44,6 72 55,4
ingin periksa kesehatan
3. Saya datang ke posyandu lansia karena ingin
51 39,2 79 60,8
berobat
4. Saya datang ke posyandu lansia karena ingin
konsultasi tentang kesehatan saya dengan 66 50,8 64 49,2
petugas kesehatan
Securai Kecamatan Babalan Kabupaten Langkat diperoleh bahwa lansia yang kurang
butuh kesehatan sebanyak 76 orang (58,5%) dan yang butuh posyandu adalah
sebanyak 54 orang (41,5%), secara jelas dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
posyandu lansia sebanyak 115 orang (88,5%) dan yang memanfaatkan posyandu
Pemanfaatan Posyandu
Jumlah (n) Persentase (%)
Lansia
Kurang 115 88,5
Didukung 15 11,5
Jumlah 130 100,0
Lansia menunjukkan bahwa dari 110 orang yang berumur < 70 tahun terdapat 12
orang (10,9%) yang memanfaatkan posyandu lansia dan yang tidak memanfaatkan
tahun terdapat 3 orang (15,0%) yang memanfaatkan Posyandu Lansia dan yang tidak
menunjukkan bahwa nilai p=0,598 >0,05 yang artinya tidak ada hubungan yang
perempuan terdapat 9 orang (12,3%) yang memanfaatan posyandu lansia dan yang
posyandu lansia dan yang tidak memanfaatkan posyandu sebanyak 51 orang (89,5%).
Hasil uji Chi-Square menunjukkan bahwa nilai p=0,750>0,05 yang artinya tidak ada
hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan pemanfaatan posyandu lansia.
Posyandu Lansia menunjukkan bahwa dari 104 orang yang pengetahuan tidak baik
terdapat 11 orang (10,6%) yang memanfaatkan posyandu lansia dan yang tidak
pengetahuan baik terdapat 4 orang (15,4%) yang memanfaatkan posyandu lansia dan
yang tidak memanfaatkan posyandu sebanyak 22 orang (84,6%). Hasil uji Chi-Square
menunjukkan bahwa nilai p=0,493 >0,05 yang artinya tidak ada hubungan yang
Lansia menunjukkan bahwa dari 122 orang yang sikap tidak baik terdapat 11 orang
(9,0%) yang memanfaatan posyandu lansia dan yang tidak memanfaatkan posyandu
sebanyak 111 orang (91,0%), sedangkan dari 8 orang yang sikap baik terdapat 4
orang (50,0%) yang memanfaatan posyandu lansia dan yang tidak memanfaatan
posyandu sebanyak 4 orang (50,0%). Hasil uji Chi-Square menunjukkan bahwa nilai
p<0,0001 <0,05 yang artinya ada hubungan yang signifikan antara sikap dengan
lansia menunjukkan bahwa dari 70 orang yang jarak jauh terdapat 5 orang (7,1%)
sebanyak 65 orang (92,9%), sedangkan dari 60 orang yang jarak dekat terdapat 10
orang (16,7%) yang memanfaatkan posyandu lansia dan yang tidak memanfaatkan
p=0,090 >0,05 yang artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara jarak dengan
keluarga tidak baik terdapat 6 orang (6,1%) yang memanfaatkan posyandu lansia dan
orang yang dukungan yang baik terdapat 9 orang (29,0%) yang memanfaatkan
posyandu lansia dan yang tidak memanfaatkan posyandu sebanyak 22 orang (71,0%).
Hasil uji Chi-Square menunjukkan bahwa nilai p=0,000 <0,05 yang artinya ada
lansia.
petugas kesehatan tidak baik terdapat 5 orang (6,3%) yang memanfaatkan posyandu
sedangkan dari 51 orang yang dukungan yang baik terdapat 10 orang (19,6%) yang
orang (80,4%). Hasil uji Chi-Square menunjukkan bahwa nilai p=0,021<0,05 yang
artinya ada hubungan yang signifikan antara dukungan petugas kesehatan dengan
pemanfaatan posyandu lansia menunjukkan bahwa dari 76 orang yang tidak butuh
terdapat 7 orang (9,2%) yang memanfaatkan posyandu lansia dan yang tidak
dukungan yang baik terdapat 8 orang (14,8%) yang memanfaatkan posyandu lansia
dan yang tidak memanfaatkan posyandu sebanyak 46 orang (80,4%). Hasil uji Chi-
Square menunjukkan bahwa nilai p=0,324 >0,05 yang artinya tidak ada hubungan
lansia menggunakan uji regresi logistik ganda (multiple logistic regression). Regresi
variabel terikat kategorik yang bersifat dikotomi atau binary. Variabel yang
dimasukkan dalam model prediksi regresi logistik ganda adalah variabel yang
Variabel P
Sikap 0,0001*
Jarak 0,090
Dukungan keluarga 0,0001*
Dukungan petugas 0,021*
Keterangan : * variabel yang memenuhi syarat
Variabel yang memiliki nilai probabilitas (p) lebih kecil dari 0,25 adalah
variable sikap, jarak, dukungan keluarga dan dukungan petugas. Selanjutnya seluruh
kemudian variabel yang nilai p>0,05 akan dikeluarkan secara otomatis dari komputer
sehingga dapat variabel yang berpengaruh. Variabel yang terpilih dalam model akhir
pemanfaatan posyandu lansiadengan nilai p=0,007. sikap memiliki nilai Exp (B) =
13,986 artinya lansia yang memiliki sikap yang baik memiliki peluang memanfaatkan
posyandu lansia sebesar 13,986 kali lebih besar dibanding dengan lansia yang
dengan nilai p=0,015. Dukungan keluarga memiliki nilai Exp (B) = 4,534 artinya
posyandu lansia sebesar 4,534 kali lebih besar dibanding dengan lansia yang
posyandu lansia dengan nilai p=0,032. Dukungan petugas kesehatan memiliki nilai
Exp (B) = 4,543 artinya lansia yang memiliki dukungan petugas kesehatan yang baik
Nilai Percentage Correct diperoleh sebesar 91,5 yang artinya variabel sikap,
oleh faktor lain yang tidak termasuk dalam variabel penelitian ini.
1
p( y ) ( 3, 702 2 ,, 368( X 1 ) 1, 512( X 2 ) 1, 514( X 3 ))
1 e
Keterangan:
a : Konstanta -3,702
PEMBAHASAN
Kecamatan Babalan Kabupaten Langkat diperoleh bahwa mayoritas sikap lansia yang
tidak baik sebanyak 122 orang (93,8%). Lansia mayoritas menyatakan sikap tidak
bermanfaat dalam menjaga kesehatan lansia, lansia juga menyatakan mereka lebih
suka jika langsung didatangi oleh petugas kesehatan untuk diperiksa kesehatannya,
dengan alasan jarak posyandu dengan tempat tinggal berjauhan, sudah mengalami
kesulitan berjalan, dan tidak ada keluarga yang mengantar ke posyandu bahkan ada
keluarga yang beranggapan bahwa posyandu lansia hanyalah ditujukan bagi lansia
sangatlah penting dokter selalu datang pada saat posyandu berlangsung, tapi
kenyataan menurut lansia mereka datang hanya menjumpai kader dan petugas dari
puskesmas saja, dokter tidak rutin turut serta dalam pelaksanaan posyandu lansia.
posyandu lansia. Lansia yang memiliki sikap yang baik memiliki peluang
memanfaatkan posyandu lansia sebesar 13,986 kali lebih besar dibanding dengan
lansia yang bersikap tidak baik. Kurang baiknya sikap lansia terhadap posyandu
72
kegiatan yang rutin diadakan setiap bulannya, tidak mengalami banyak perubahan
pelayanan, maupun jumlah peserta yang datang ke posyandu lansia. Lansia tentunya
tetap menginginkan bahwa pelayanan posyandu dan jenis pelayanan posyandu lansia
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Henniwati
posyandu lanjut usia di wilayah kerja Puskesmas Kabupaten Aceh timur. Hasil
wilayah kerja Puskesmas Kabupaten Aceh timur. Hasil penelitian hasil penelitian ini
sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Mengko (2015) disimpulkan ada
hubungan antara sikap dengan pemanfaatan posyandu. Dilihat dari OR (Odds Ratio)
menunjukkan bahwa sikap yang baik kemungkinan membuat responden baik dalam
memanfaatkan posyandu sebanyak 6,1 kali lebih besar dibandingkan sikap yang
kurang baik.
Lansia yang memiliki sikap yang baik menjadikan responden aktif datang ke
memiliki sikap yang cukup atau kurang baik terhadap pemanfaatan posyandu lansia
merupakan dasar atas kesiapan atau kesediaan lansia untuk mengikuti dan
tersebut, lansia cenderung untuk selalu hadir atau mengikuti kegiatan yang diadakan
di posyandu lansia. Hal ini dapat dipahami karena sikap seseorang adalah suatu
belum positif, mereka menganggap bahwa menjadi tua/lansia merupakan hal biasa
dibutuhkan dalam pemanfaatan posyandu lansia sebab dengan motivasi dan bantuan
keluarga tentunya para lansia akan lebih mudah dalam memanfaatkan pelayanan
kesehatan bagi lansia yang telah disediakan. Untuk menciptakan posyandu lansia
yang berkualitas tentunya dibutuhkan kader posyandu lansia yang berkualitas juga
yaitu yang mampu mengajak usila agar memanfaatkan posyandu lansia (Henniwati
2008)
bahwa lansia yang kurang didukung keluarga 99 orang (76,2%). Hal ini
posyandu lansia dan manfaat posyandu lansia sehingga kurang memotivasi lansia
untuk mengikuti kegitan rutin ini. Selain itu dapat juga karena keluarga tidak
Kurangnya dukungan sosial dapat terjadi dari anggota keluarga seperti anak, istri
ataupun suami yang tinggal bersama lansia. Kurangnya dukungan ini terjadi karena
berpendapat bahwa lebih baik orang tua jika melakukan pemeriksaan kesehatan
datang ke rumah sakit atau dokter karena pemahaman mereka posyandu lansia
hanyalah wadah pengobatan umum saja. Selain itu baik anak mempunyai kesibukan
tersendiri sehingga tidak dapat menyediakan waktu khusus untuk menemani dan
pemanfaatan posyandu lansia. Lansia yang memiliki dukungan keluarga yang baik
memiliki peluang memanfaatkan posyandu lansia sebesar 4,534 kali lebih besar
keluarga terhadap lansia dapat menyebabkan ketenangan batin dan perasaan senang
dalam diri lansia. Selain itu dengan adanya dukungan keluarga berdampak pada
Hal ini didukung oleh hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Dwi
kepatuhan lansia dalam mengikuti Posyandu lansia di Posyandu Lansia Jetis Desa
100 responden yang diteliti ada 60 responden (60%) yang memiliki dukungan rendah.
posyandu lansia di Desa Mon Ara Ujong Rimba Kecamatan Mutiara Timur
Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2013” hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa ada
dengan nilai p-value 0,001. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Mengko (2015) dilihat dari nilai signifikansi sebesar 0,000 dengan
demikian probabilitas (signifikansi) lebih kecil dari 0,05 (0,000<0,05), maka ada
membuat responden baik dalam memanfaatkan posyandu sebanyak 7,3 kali lebih
sikap tindakan dan penerimaan keluarga terhadap penderita yang sakit. Sikap
merupakan bantuan yang dapat diberikan kepada keluarga lain berupa barang, jasa,
informasi dan nasehat yang mana membuat penerima dukungan akan merasa di
atau paling tidak menunda lansia dengan sakit kronis ke lembaga perawatan.
Besarnya pelayanan yang diberikan oleh keluarga dapat berkisar mulai dari bantuan
minimal misalnya pengecekan secara berkala hingga pelayanan purna waktu yang
lebih kompleks. Namun pada penelitian ini didapat hubungan yang tidak signifikan
bermakna antara dukungan keluarga dengan pemanfaatan posyandu lansia hal ini
keluarga, kualitas hubungan, kebutuhan lainnya dan tenaga yang tersedia. Banyak
lansia yang tidak mendapat dukungan keluarga karena kurangnya sumber daya dan
mengingat banyak lansia yang datang harus dengan pendampingan anggota keluarga.
Dukungan interaksi sosial ini dapat dilakukan keluarga melalui sikap dan
perilaku keluarga seperti tetap menghargai lansia sebagai bagian dari keluarga,
sangat berperan dalam mendorong minat atau kesediaan lansia untuk mengikuti
kegiatan posyandu lansia. Keluarga bisa menjadi motivator kuat bagi lansia apabila
mengingatkan lansia jika lupa jadwal posyandu, dan berusaha membantu mengatasi
memberikan keterangan yang cukup jelas mengenai hal-hal yang diketahui dan terjadi
di sekitarnya. Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam
kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya
kesehatan, tenaga kesehatan yang dimaksud adalah bidan, perawat, dokter, tenaga –
diperoleh bahwa mayoritas lansia yang kurang didukung petugas kesehatan sebanyak
posyandu lansia dengan nilai. Dukungan petugas kesehatan memiliki nilai Exp (B) =
4,543 artinya lansia yang memiliki dukungan petugas kesehatan yang baik memiliki
peluang memanfaatkan posyandu lansia sebesar 4,543 kali lebih besar dibanding
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Hasil penelitian Wahono Hesthi
pemanfaatan posyandu lansia di Desa Gantungan Makam Haji Sukoharjo. Nilai Exp
(B) = 1,183 mempunyai arti bahwa peran kader yang baik menjadikan responden
dengan peran kader memiliki cukup atau kurang baik. Hasil penelitian Pujiyono
(2009) yang membuktikan bahwa ada hubungan peranan petugas kesehatan dengan
motivasi terhadap lansia agar mau untuk datang ke posyandu pada jadwal berikutnya,
petugas kesehatan harus mampu memberikan manfaat dari posyandu lansia sehingga
Kegiatan posyandu dikatakan meningkat jika peran serta masyarakat semakin tinggi
kepada lansia untuk memanfaatkan Posyandu Lansia. Oleh karena itu disarankan agar
Posyandu Lansia di wilayah kerja Puskesmas Securai ada 4 lokasi antara lain
di Desa Securai Utara di Dusun Bukit 1, Desa Securai Selatan di Dusun Sendayan 1,
Desa Pelawi Selatan di Pelawi Darat, Desa Teluk Meku di Dusun Medan 2
bulanan, pertemuan refreshing kader triwulan dan pada arisan kader PKK setiap
bulannya. Pemberian informasi juga dilakukan pada saat home visite lansia sakit,
dimana jika ada lansia sakit maka dikunjungi oleh pihak Nakes dari puskesmas.
6.1 Kesimpulan
bulannya.
2016, dukungan keluarga sangat berperan dalam mendorong minat atau kesediaan
Langkat Tahun 2016, peran puskesmas atau petugas kesehatan dalam kegiatan
kegiatan posyandu.
6.2 Saran
81
warga masyarakat yang memiliki anggota keluarga berusia lanjut tentang program
posyandu lansia.
diklat bagi petugas kesehatan yang mengelola program kesehatan lansia. Selain
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dengan sikap ramah dan etika yang
baik sehingga membuat lansia nyaman dan selalu ingin hadir pada setiap
pelaksaaan posyandu lansia. Senyum, sapa dan sikap ramah petugas kesehatan
yang melayani lansia adalah salah satu cara untuk mengubah pandangan untuk
posyandu lansia agar kegiatan diposyandu lansia tidak monoton dan dapat lebih
aktif serta menarik. Misalnya dengan pemberian makanan tambahan pada lansia ,
atau psikososial saat pelaksanaan posyandu lansia setiap bulannya. Selain itu,
dapat juga di upayakan untuk membentuk kelompok diskusi dan konseling yang
terdiri dari beberapa lansia yang memiliki keluhan atau permasalahan dalam
5. Disarankan musyawarah desa dapat meninjau ulang lokasi posyandu lansia yang
sudah ada agar tempat pelaksanaan kegiatan posyandu berada di tempat yang
strategis dan mudah di jangkau. Untuk hal tersebut dibutuhkan kesepakatan dalam
rapat desa, yang diikuti seluruh warga untuk dapat bermusyawarah dalam
dikunjungi oleh warga usia lanjut yang akan mengikuti kegiatan posyandu lansia.
agama dan adat yang ada dalam masyarakat dan melibatkan pihak-pihak terkait
sebagai bentuk sikap dukungan sosial keluarga dan peran serta masyarakat pada
bentuk pendekatan secara persuasif pada lansia dan keluarganya yang memiliki
sikap tidak baik terhadap upaya kegiatan posyandu lansia yang sudah ada
posyandu lansia.
Depkes RI. 2003. Klarifikasi Lansia. Jakarta: Dinas Kesehatan Republik Indonesia.
Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, 2007. Profil Pembinaan Kelompok Usia
Lanjut di Sumatera Utara. Medan.
Darmojo dan Martono. 2011. Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). Jakarta : FKUI.
Ficky, Fadli. 2015. Faktor yang Mempengaruhi Minta Lansia dalam Mengikuti
Posyandu Lansia di Wilayah Puskesmas Buko Kabupaten Bolaang
Mongondow Utara. Jurnal: Universitas Negeri Gorontalo.
Friedman, M. 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga teori dan Praktik Ed.5.
Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
85
Kementerian Kesehatan RI. 2010. Pedoman Pembinaan Kesehatan Lanjut Usia Bagi
Petugas Kesehatan. Direktorat Bina Kesehatan Masyarakat. Jakarta.
Komisi Nasional Lanjut Usia. Profil Penduduk Lanjut Usia 2009. Jakarta: Komnas
Nasional Lanjut Usia; 2010.
Sigalingging,G. 2011. Pengaruh Sosial Budaya dan Sosial Ekonomi Keluarga Lansia
dalam Pemanfaatan Posyandu Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas
Darussalam Medan. Tesis FKM USU, Medan.
Siti, Maryam R, dkk. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Penangannya. Jakarta:
Salemba Medica.
Suadirman, S.P. 2011. Psikologi Usia Lanjut. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
Titus. 2012. Gambaran Perilaku Lansia terhadap Kecemasan di Panti Sosial Tresna
Werdah Theodora Makasar. Jurnal: FKM Unhas Makasar.
Viena Vicktoria Mengko, G.D. Kandou dan R.G.A. Massie. 2015. Pemanfaatan
Posyandu Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Teling Atas Kota Manado.
Jurnal: FKM Universitas Sam Ratulangi Manado.
Wawan, A dan Dewi, M. 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan
Perilaku Manusia. Yogyakarta : Nuha Medika.
Kode :
Tgl/Waktu :
2. Jenis kelamin
Laki-laki
Perempuan
3. Pendidikan………………………..
4. Pekerjaan………………………….
Tingkat Pengetahuan
3. Apa manfaat yang diperoleh bila mengikuti posyandu lansia secara rutin?
a. Status kesehatan lansia selalu terpantau dan mendapatkan pelayanan
kesehatan dasar sehingga kualitas hidup lansia tetap terjaga dengan baik dan
optimal
b. Dapat mendeteksi secara awal penyakit yang diderita lansia
c. Semakin akrab dengan sesama lansia
7. Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan untuk pemeriksaan gizi
dapat dilakukan di posyandu lansia?
a. Ya
b. Tidak
c. Tidak tahu
8. Untuk apa dilakukan pengukuran tekanan darah pada saat kegiatan posyadu
lansia berlangsung ?
a. Untuk mengetahui status kesehatan lansia dan memantau tekanan darah
lansia
b. Untuk mengetahui apakah lansia terkena hipertensi
c. Untuk data pelengkap bagi petugas kesehatan
Sangat
Sangat Tidak
No Pernyataan Setuju Tidak
Setuju Setuju
Setuju
1 Kegiatan posyandu lansia
bermanfaat dalam menjaga
kesehatan saya
2 Saya akan datang posyandu jika
dijemput oleh petugas kesehatan
3 Posyandu lansia diadakan satu kali
sebulan
4 Saya akan datang posyandu lansia,
jika dokter datang
5 Pemeriksaan kesehatan di posyandu
merupakan hal yang penting bagi
kesehatan saya
6 Kegiatan posyandu lansia hanya
membuang-buang waktu saya
7 Posyandu lansia merupakan tempat
yang paling mudah untuk
mendapatkan pengobatan
8 Dengan mengikuti posyandu lansia,
saya dapat bersosialisasi dengan
teman sesama lansia
9 Menurut saya, posyandu lansia
harus menyediakan dokter pada saat
kegiatan berlangsung.
10 Menurut saya, pemeriksaan
kesehatan di Posyandu belum
lengkap
11 Menurut saya, obat yang disediakan
di Posyandu belum lengkap
12 Saya akan datang ke posyandu
lansia, jika petugas kesehatan yang
saya sukai datang
No Pernyataan Ya Tidak
1 Waktu yang diperlukan dari tempat tinggal
bapak/ibu ke posyandu lansia sebentar
2 Tempat posyandu lansia dapat ditempuh dengan
berjalan kaki?
3 Sarana transportasi dari tempat tinggal Bapak/ Ibu
ke tempat posyandu lansia mudah didapat?
Dukungan keluarga
No Pernyataan Ya Tidak
1 Keluarga Bapak/Ibu mengetahui informasi tentang
adanya kegiatan posyandu lansia
2 Keluarga melarang bapak/ibu mengikuti posyandu
lansia
3 Keluarga bapak/ibu memberikan informasi yang
berhubungan dengan kegiatan posyandu lansia
4 Keluarga bapak/ibu tidak mengetahui jadwal
pelaksanaan kegiatan posyandu lansia
5 Keluarga selalu mengingatkan jadwal kegiatan
posyandu
6 Apakah keluarga Bapak/Ibu memberitahukan
tempat-tempat dilaksanakan posyandu lansia
kepada Bapak/Ibu
7 Apakah keluarga bersedia menemani pada saat
Bapak/Ibu menyatakan akan mengikuti kegiatan
posyandu lansia
8 Keluarga menyarankan bapak/ibu memeriksakan
kesehatan di posyandu lansia
No Pernyataan Ya Tidak
1 Kader mengajak Bapak/ Ibu untuk datang ke
posyandu
2 Kader menjelaskan manfaat posyandu lansia
3 Kader memberi tahu jadwal pelaksanaan
posyandu kepada Bapak/ Ibu
4 Kader memberitahu tempat pelaksanaan posyandu
kepada Bapak/ Ibu
5 Petugas kesehatan/kader posyandu selalu
ramah
6 Petugas kesehatan/kader
memberitahu kegiatan apa saja yang ada di
posyandu lansia
7 Petugas kesehatan/kader selalu memotivasi
saya untuk datang ke posyandu lansia
Faktor Kebutuhan
No Pernyataan Ya Tidak
1 Saya akan datang ke posyandu lansia karena saya
sering sakit
2 Saya datang ke posyandu lansia karena saya ingin
periksa kesehatan
3 Saya datang ke posyandu lansia karena ingin
berobat
4 Saya datang ke posyandu lansia karena ingin
konsultasi tentang kesehatan saya dengan petugas
kesehatan
1. Dalam setahun ini berapa kali Bapak/ Ibu memanfaatkan posyandu lansia?.........
2. Jika tidak pernah mengikuti posyandu lansia, apa alasan bapak/ibu tidak
mengikuti posyandu lansia?
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.785 10
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
p1 .60 .498 30
p2 .53 .507 30
p3 .43 .504 30
p4 .43 .504 30
p5 .47 .507 30
p6 .53 .507 30
p7 .53 .507 30
p8 .50 .509 30
p9 .57 .504 30
p10 .57 .504 30
Item-Total Statistics
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.783 8
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
p1 .60 .498 30
p2 .53 .507 30
p3 .43 .504 30
p4 .43 .504 30
p5 .47 .507 30
p6 .53 .507 30
p9 .57 .504 30
p10 .57 .504 30
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
4.13 6.464 2.543 8
Reliability SIKAP 1
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.882 15
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
s1 3.2333 .43018 30
s2 3.0000 .69481 30
s3 2.6333 .80872 30
s4 2.4333 .56832 30
s5 2.6667 .75810 30
s6 3.1333 .43417 30
s7 2.7667 .72793 30
s8 2.8333 .64772 30
s9 2.8333 .83391 30
s10 3.1667 .37905 30
s11 3.4667 .50742 30
Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha
Item Deleted Item Deleted Total Correlation if Item Deleted
s1 41.3333 31.057 .887 .866
s2 41.5667 31.978 .386 .882
s3 41.9333 27.651 .845 .858
s4 42.1333 36.947 -.257 .904
s5 41.9000 28.990 .727 .865
s6 41.4333 31.978 .678 .872
s7 41.8000 30.372 .572 .873
s8 41.7333 32.616 .332 .884
s9 41.7333 27.857 .789 .862
s10 41.4000 32.524 .654 .874
s11 41.1000 32.300 .509 .877
s12 41.4667 30.533 .523 .876
s13 41.9333 27.582 .855 .858
s14 41.4333 32.668 .685 .874
s15 41.0333 32.654 .305 .886
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
44.5667 35.495 5.95780 15
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.914 12
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
s1 3.2333 .43018 30
s2 3.0000 .69481 30
s3 2.6333 .80872 30
s5 2.6667 .75810 30
s6 3.1333 .43417 30
s7 2.7667 .72793 30
s9 2.8333 .83391 30
s10 3.1667 .37905 30
s11 3.4667 .50742 30
s12 3.1000 .75886 30
s13 2.6333 .80872 30
s14 3.1333 .34575 30
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
35.7667 31.289 5.59361 12
Reliability Statistics
Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha
Item Deleted Item Deleted Total Correlation if Item Deleted
j1 1.0333 .792 .582 .708
j2 1.0000 .828 .523 .772
j3 .9000 .714 .705 .567
Scale Statistics
Reliability Statistics
Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha
Item Deleted Item Deleted Total Correlation if Item Deleted
d1 5.1333 7.016 .484 .771
d2 5.1000 6.783 .586 .758
d3 5.1000 7.128 .443 .776
d4 5.1667 6.902 .529 .765
d5 4.9333 7.168 .500 .770
d6 5.1333 6.878 .541 .764
d7 4.9667 6.999 .551 .763
d8 5.2333 7.771 .196 .805
d9 5.1333 7.499 .294 .794
d10 5.1000 6.921 .528 .765
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
5.6667 8.575 2.92826 10
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.809 8
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
d1 .5333 .50742 30
d2 .5667 .50401 30
d3 .5667 .50401 30
d4 .5000 .50855 30
d5 .7333 .44978 30
d6 .5333 .50742 30
d7 .7000 .46609 30
d10 .5667 .50401 30
Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha
Item Deleted Item Deleted Total Correlation if Item Deleted
d1 4.1667 5.454 .417 .804
d2 4.1333 4.947 .669 .765
d3 4.1333 5.361 .465 .796
d4 4.2000 5.062 .603 .776
d5 3.9667 5.620 .412 .803
d6 4.1667 5.040 .615 .774
d7 4.0000 5.448 .475 .795
d10 4.1333 5.223 .531 .787
Reliability Statistics
Item Statistics
Scale Statistics
Reliability Statistics
Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha
Item Deleted Item Deleted Total Correlation if Item Deleted
k1 3.2333 4.392 .502 .783
k2 3.2333 4.530 .430 .795
k4 3.2333 4.323 .538 .776
k6 3.1000 4.162 .659 .754
k7 3.1667 4.489 .457 .790
k8 3.2000 4.303 .550 .774
k9 3.2333 4.185 .613 .762
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
3.7333 5.720 2.39156 7
Item Statistics
Item-Total Statistics
Scale Statistics
Item Statistics
Item-Total Statistics
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
3.0000 2.138 1.46217 4
Frequency Table
Umur Katagori
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid < 70 tahun 110 84.6 84.6 84.6
> 70 tahun 20 15.4 15.4 100.0
Total 130 100.0 100.0
Pengetahuan
p1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid salah 113 86.9 86.9 86.9
benar 17 13.1 13.1 100.0
Total 130 100.0 100.0
p2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid salah 88 67.7 67.7 67.7
benar 42 32.3 32.3 100.0
Total 130 100.0 100.0
p3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid salah 66 50.8 50.8 50.8
benar 64 49.2 49.2 100.0
Total 130 100.0 100.0
p4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid salah 60 46.2 46.2 46.2
benar 70 53.8 53.8 100.0
Total 130 100.0 100.0
p6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid salah 49 37.7 37.7 37.7
benar 81 62.3 62.3 100.0
Total 130 100.0 100.0
p7
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid salah 62 47.7 47.7 47.7
benar 68 52.3 52.3 100.0
Total 130 100.0 100.0
p8
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid salah 51 39.2 39.2 39.2
benar 79 60.8 60.8 100.0
Total 130 100.0 100.0
Pengetahuan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid kurang 104 80.0 80.0 80.0
baik 26 20.0 20.0 100.0
Total 130 100.0 100.0
s2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid setuju 88 67.7 67.7 67.7
tidak setuju 41 31.5 31.5 99.2
Sangat setuju 1 .8 .8 100.0
Total 130 100.0 100.0
s3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak setuju 57 43.8 43.8 43.8
setuju 73 56.2 56.2 100.0
Total 130 100.0 100.0
s4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid setuju 88 67.7 67.7 67.7
tidak setuju 40 30.8 30.8 98.5
sangat tidak setuju 2 1.5 1.5 100.0
Total 130 100.0 100.0
s6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid setuju 84 64.6 64.6 64.6
tidak setuju 43 33.1 33.1 97.7
sangat tidak setuju 3 2.3 2.3 100.0
Total 130 100.0 100.0
s7
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak setuju 76 58.5 58.5 58.5
setuju 49 37.7 37.7 96.2
sangat setuju 5 3.8 3.8 100.0
Total 130 100.0 100.0
s8
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak setuju 78 60.0 60.0 60.0
setuju 47 36.2 36.2 96.2
sangat setuju 5 3.8 3.8 100.0
Total 130 100.0 100.0
s10
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid setuju 65 50.0 50.0 50.0
tidak setuju 60 46.2 46.2 96.2
sangat tidak setuju 5 3.8 3.8 100.0
Total 130 100.0 100.0
s11
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid setuju 60 46.2 46.2 46.2
tidak setuju 67 51.5 51.5 97.7
sangat tidak setuju 3 2.3 2.3 100.0
Total 130 100.0 100.0
s12
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid setuju 79 60.8 60.8 60.8
tidak setuju 51 39.2 39.2 100.0
Total 130 100.0 100.0
Jarak
j1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 69 53.1 53.1 53.1
ya 61 46.9 46.9 100.0
Total 130 100.0 100.0
j2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 69 53.1 53.1 53.1
ya 61 46.9 46.9 100.0
Total 130 100.0 100.0
j3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 32 24.6 24.6 24.6
ya 98 75.4 75.4 100.0
Total 130 100.0 100.0
jkat
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid jauh 70 53.8 53.8 53.8
dekat 60 46.2 46.2 100.0
Total 130 100.0 100.0
d1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 89 68.5 68.5 68.5
ya 41 31.5 31.5 100.0
Total 130 100.0 100.0
d2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid ya 38 29.2 29.2 29.2
tidak 92 70.8 70.8 100.0
Total 130 100.0 100.0
d3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 82 63.1 63.1 63.1
ya 48 36.9 36.9 100.0
Total 130 100.0 100.0
d4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 79 60.8 60.8 60.8
ya 51 39.2 39.2 100.0
Total 130 100.0 100.0
d5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 78 60.0 60.0 60.0
ya 52 40.0 40.0 100.0
Total 130 100.0 100.0
d7
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 51 39.2 39.2 39.2
ya 79 60.8 60.8 100.0
Total 130 100.0 100.0
d8
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 59 45.4 45.4 45.4
ya 71 54.6 54.6 100.0
Total 130 100.0 100.0
dkat
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid kurang 99 76.2 76.2 76.2
didukung 31 23.8 23.8 100.0
Total 130 100.0 100.0
t3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 55 42.3 42.3 42.3
ya 75 57.7 57.7 100.0
Total 130 100.0 100.0
t4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 58 44.6 44.6 44.6
ya 72 55.4 55.4 100.0
Total 130 100.0 100.0
t5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 40 30.8 30.8 30.8
ya 90 69.2 69.2 100.0
Total 130 100.0 100.0
t6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 58 44.6 44.6 44.6
ya 72 55.4 55.4 100.0
Total 130 100.0 100.0
tkat
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid kurang 79 60.8 60.8 60.8
didukung 51 39.2 39.2 100.0
Total 130 100.0 100.0
Kebutuhan Kesehatan
k1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 56 43.1 43.1 43.1
ya 74 56.9 56.9 100.0
Total 130 100.0 100.0
k2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 58 44.6 44.6 44.6
ya 72 55.4 55.4 100.0
Total 130 100.0 100.0
k3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak 51 39.2 39.2 39.2
ya 79 60.8 60.8 100.0
Total 130 100.0 100.0
kkat
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid kurang 76 58.5 58.5 58.5
butuh 54 41.5 41.5 100.0
Total 130 100.0 100.0
Memanfaatan
Mkat
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak memanfaatkan
115 88.5 88.5 88.5
Crosstab
Mkat
tidak
memanfaatka memanfaatka
n n Total
Umur < 70 tahun Count 98 12 110
Katagori
% within Umur
89.1% 10.9% 100.0%
Katagori
% within Mkat 85.2% 80.0% 84.6%
% of Total 75.4% 9.2% 84.6%
> 70 tahun Count 17 3 20
% within Umur
85.0% 15.0% 100.0%
Katagori
% within Mkat 14.8% 20.0% 15.4%
% of Total 13.1% 2.3% 15.4%
Total Count 115 15 130
% within Umur
88.5% 11.5% 100.0%
Katagori
% within Mkat 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 88.5% 11.5% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.
Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square .277a 1 .598
b
Continuity Correction .021 1 .884
Likelihood Ratio .260 1 .610
Fisher's Exact Test .702 .415
Linear-by-Linear
.275 1 .600
Association
N of Valid Casesb 130
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
2.31.
b. Computed only for a 2x2
table
Crosstab
Mkat
tidak
memanfaatk memanfaatk
an an Total
Jenis perempuan Count 64 9 73
Kelamin % within Jenis
87.7% 12.3% 100.0%
Kelamin
% within Mkat 55.7% 60.0% 56.2%
% of Total 49.2% 6.9% 56.2%
laki-laki Count 51 6 57
% within Jenis
89.5% 10.5% 100.0%
Kelamin
% within Mkat 44.3% 40.0% 43.8%
% of Total 39.2% 4.6% 43.8%
Total Count 115 15 130
% within Jenis
88.5% 11.5% 100.0%
Kelamin
% within Mkat 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 88.5% 11.5% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.
Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square .102a 1 .750
b
Continuity Correction .002 1 .966
Likelihood Ratio .103 1 .749
Fisher's Exact Test .790 .487
Linear-by-Linear
.101 1 .751
Association
N of Valid Casesb 130
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
6.58.
b. Computed only for a 2x2
table
Crosstab
Mkat
tidak
memanfaatka memanfaatka
n n Total
Pengetahuan kurang Count 93 11 104
% within
89.4% 10.6% 100.0%
Pengetahuan
% within Mkat 80.9% 73.3% 80.0%
% of Total 71.5% 8.5% 80.0%
baik Count 22 4 26
% within
84.6% 15.4% 100.0%
Pengetahuan
% within Mkat 19.1% 26.7% 20.0%
% of Total 16.9% 3.1% 20.0%
Total Count 115 15 130
% within
88.5% 11.5% 100.0%
Pengetahuan
% within Mkat 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 88.5% 11.5% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.
Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square .471a 1 .493
b
Continuity Correction .118 1 .731
Likelihood Ratio .442 1 .506
Fisher's Exact Test .499 .348
Linear-by-Linear
.467 1 .494
Association
N of Valid Casesb 130
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
3.00.
b. Computed only for a 2x2
table
Crosstab
Mkat
tidak
memanfaatkan memanfaatkan Total
Sikap kurang Count 111 11 122
% within Sikap 91.0% 9.0% 100.0%
% within Mkat 96.5% 73.3% 93.8%
% of Total 85.4% 8.5% 93.8%
baik Count 4 4 8
% within Sikap 50.0% 50.0% 100.0%
% within Mkat 3.5% 26.7% 6.2%
% of Total 3.1% 3.1% 6.2%
Total Count 115 15 130
% within Sikap 88.5% 11.5% 100.0%
% within Mkat 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 88.5% 11.5% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.
Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 12.354a 1 .000
b
Continuity Correction 8.666 1 .003
Likelihood Ratio 7.981 1 .005
Fisher's Exact Test .006 .006
Linear-by-Linear
12.259 1 .000
Association
N of Valid Casesb 130
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
.92.
b. Computed only for a 2x2
table
Crosstab
Mkat
tidak
memanfaatkan memanfaatkan Total
jkat jauh Count 65 5 70
% within jkat 92.9% 7.1% 100.0%
% within Mkat 56.5% 33.3% 53.8%
% of Total 50.0% 3.8% 53.8%
dekat Count 50 10 60
% within jkat 83.3% 16.7% 100.0%
% within Mkat 43.5% 66.7% 46.2%
% of Total 38.5% 7.7% 46.2%
Total Count 115 15 130
% within jkat 88.5% 11.5% 100.0%
% within Mkat 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 88.5% 11.5% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.
Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 2.871a 1 .090
b
Continuity Correction 2.014 1 .156
Likelihood Ratio 2.891 1 .089
Fisher's Exact Test .105 .078
Linear-by-Linear
2.849 1 .091
Association
N of Valid Casesb 130
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
6.92.
b. Computed only for a 2x2
table
Crosstab
Mkat
tidak
memanfaatkan memanfaatkan Total
dkat kurang Count 93 6 99
% within dkat 93.9% 6.1% 100.0%
% within Mkat 80.9% 40.0% 76.2%
% of Total 71.5% 4.6% 76.2%
didukung Count 22 9 31
% within dkat 71.0% 29.0% 100.0%
% within Mkat 19.1% 60.0% 23.8%
% of Total 16.9% 6.9% 23.8%
Total Count 115 15 130
% within dkat 88.5% 11.5% 100.0%
% within Mkat 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 88.5% 11.5% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.
Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 12.205a 1 .000
Continuity Correctionb 10.058 1 .002
Likelihood Ratio 10.363 1 .001
Fisher's Exact Test .002 .002
Linear-by-Linear
12.111 1 .001
Association
N of Valid Casesb 130
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
3.58.
b. Computed only for a 2x2
table
Crosstab
Mkat
tidak
memanfaatkan memanfaatkan Total
tkat kurang Count 74 5 79
% within tkat 93.7% 6.3% 100.0%
% within Mkat 64.3% 33.3% 60.8%
% of Total 56.9% 3.8% 60.8%
didukung Count 41 10 51
% within tkat 80.4% 19.6% 100.0%
% within Mkat 35.7% 66.7% 39.2%
% of Total 31.5% 7.7% 39.2%
Total Count 115 15 130
% within tkat 88.5% 11.5% 100.0%
% within Mkat 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 88.5% 11.5% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.
Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 5.354a 1 .021
b
Continuity Correction 4.132 1 .042
Likelihood Ratio 5.225 1 .022
Fisher's Exact Test .026 .022
Linear-by-Linear
5.313 1 .021
Association
N of Valid Casesb 130
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
5.88.
b. Computed only for a 2x2
table
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.
Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square .971a 1 .324
b
Continuity Correction .500 1 .480
Likelihood Ratio .957 1 .328
Fisher's Exact Test .406 .238
Linear-by-Linear
.964 1 .326
Association
N of Valid Casesb 130
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
6.23.
b. Computed only for a 2x2
table
Logistic Regression
Classification Tablea,b
Predicted
Mkat
tidak Percentage
Observed memanfaatkan memanfaatkan Correct
Step 0 Mkat tidak memanfaatkan 115 0 100.0
memanfaatkan 15 0 .0
Overall Percentage 88.5
a. Constant is included in the model.
b. The cut value is .500
Model Summary
Step -2 Log likelihood Cox & Snell R Square Nagelkerke R Square
a
1 69.974 .162 .317
2 71.611a .152 .297
a. Estimation terminated at iteration number 6 because parameter estimates changed
by less than .001.
tidak Percentage
Observed memanfaatkan memanfaatkan Correct
Step 1 Mkat tidak memanfaatkan 115 0 100.0
memanfaatkan 11 4 26.7
Overall Percentage 91.5
Step 2 Mkat tidak memanfaatkan 115 0 100.0
memanfaatkan 11 4 26.7
Overall Percentage 91.5
a. The cut value is .500