SKRIPSI
Oleh
SKRIPSI
Oleh
Menyetujui
Pembimbing :
Dekan
ii
Universitas Sumatera Utara
Pernyataan Keaslian Skripsi
Saya menyatakan dengan ini bahwa skripsi saya yang berjudul “Perilaku
Tahun 2019” beserta seluruh isinya adalah benar karya saya sendiri dan saya
tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai
dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan kecuali yang
secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka. Atas
pernyataan ini, saya siap menanggung risiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada
dalam karya saya ini, atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
iii
Universitas Sumatera Utara
Abstrak
Meningkatnya angka kematian dan kesakitan terbesar saat ini diakibatkan oleh
Penyakit Tidak Menular (PTM), padahal PTM dapat dicegah melalui pola hidup
masyarakat yang sehat seperti melakukan pemeriksaan kesehatan berkala.
Pemeriksaan kesehatan secara berkala membantu untuk meningkatan pencegahan
penyakit, mendeteksi faktor resiko penyakit serta mengetahui gangguan
kesehatan. Rutinitas pekerjaan yang dilakukan oleh para guru tidak menutup
kemungkinan pekerja untuk terkena gangguan kesehatan, namun masih banyak
guru yang tidak memeriksakan kesehatannya secara berkala. Adapun yang
menjadi masalah dalam penelitian ini yaitu perilaku guru tentang pemeriksaan
kesehatan berkala belum maksimal di SMP Negeri 10 Medan. Metode penelitian
ini berupa penelitian kuantitatif yang bersifat deskriptif. Jumlah sampel dalam
penelitian ini sebanyak 63 orang. Data responden diperoleh dengan menggunakan
kuesioner sebagai instrumen penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
dominan responden berumur 46-55 tahun (44,4%), seluruh responden
berpendidikan terakhir di Perguruan Tinggi (100%), dominan berstatus pekerja
sebagai PNS (81%) dengan masa kerja ditas 5 tahun (81%), dominan pendapatan
diatas dua juta rupah (82,5%) dan mengalami keluhan kesehatan (95,2%).
Pengetahuan guru terkait pemeriksaan kesehatan berkala tergolong baik (95,2%),
sikap guru tergolong baik sekali (68,3%) dan tindakan guru tergolong baik
(49,2%). Faktor pemungkin pada guru tergolong baik (63,5%). Faktor pendorong
guru terhadap pemeriksaan kesehatan berkala tergolong (69,8%). Disarankan
kepada pihak sekolah SMP Negeri 10 Medan terkhususnya para guru untuk
meningkatkan kesadaran pentingnya pemeriksaan kesehatan berkala dan menjalin
kerja sama dengan institusi kesehatan untuk mengadakan kegiatan pemeriksaan
kesehatan berkala di sekolah.
iv
Universitas Sumatera Utara
Abstract
v
Universitas Sumatera Utara
Kata Pengantar
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
SMP Negeri 10 Medan Tahun 2019”. Skripsi ini adalah salah satu syarat yang
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak baik moril maupun materil. Pada
kepada:
1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H., M.Hum. selaku Rektor Universitas Sumatera
Utara.
2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si. selaku Dekan Fakultas Kesehatan
3. Dr. Lita Sri Andayani, S.K.M., M.Kes. selaku Ketua Departemen Pendidikan
Sumatera Utara.
4. Drs. Eddy Syahrial, M.S. selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan
vi
Universitas Sumatera Utara
5. Dra. Syahrifah, M.S. selaku Dosen Penguji I dan Dr. Drs. R. Kintoko. R.,
M.K.M. selaku Dosen Penguji II yang telah meluangkan waktu dan pikiran
6. dr. Mhd. Makmur Sinaga, M.S. selaku Dosen Penasehat Akademik yang telah
Masyarakat USU.
7. Para Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat USU atas ilmu yang telah
8. Pegawai dan Staf Fakultas Kesehatan Masyarakat USU yang telah banyak
melakukan penelitian.
10. Teristimewa untuk orang tua Endi Tarigan dan Suprihatin Surbakti yang telah
memberikan kasih sayang yang begitu besar dan kesabaran dalam mendidik
11. Terkhusus untuk saudara dan saudari (Okky Anatasya Tarigan, Cahaya
12. Teman terkasih Yoga Hefrindo Simangunsong, S.T. yang telah memberi
sebab itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari
semua pihak dalam rangka penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata, penulis
vii
Universitas Sumatera Utara
berharap skripsi ini dapat memberikan kontribusi yang positif dan bermanfaat
bagi pembaca.
viii
Universitas Sumatera Utara
Daftar Isi
Halaman
Halaman Persetujuan i
Halaman Penetapan Tim Penguji ii
Halaman Pernyataan Keaslian Skripsi iii
Abstrak iv
Abstract v
Kata Pengantar vi
Daftar Isi ix
Daftar Tabel xi
Daftar Gambar xiii
Daftar Lampiran xiv
Daftar Istilah xv
Riwayat Hidup xvi
Pendahuluan 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 7
Tujuan Penelitian 7
Tujuan umum 7
Tujuan khusus 7
Manfaat Penelitian 8
Manfaat teoritis 8
Manfaat aplikatif 8
Tinjauan Pustaka 9
Perilaku 9
Perilaku Kesehatan 10
Guru 10
Program Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) 11
Pemeriksaan Kesehatan Berkala 13
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) 20
Landasan Teori 22
Kerangka Konsep 30
Metode Penelitian 31
Jenis Penelitian 31
Lokasi dan Waktu Penelitian 31
Lokasi penelitian 31
Waktu penelitian 31
Populasi dan Sampel 31
Populasi 31
Sampel 31
ix
Universitas Sumatera Utara
Variabel dan Definisi Operasional 32
Variabel penelitian 32
Definisi operasional 32
Metode Pengumpulan Data 34
Data primer 34
Data sekunder 34
Instrumen penelitian 34
Metode Pengukuran 34
Aspek pengukuran 34
Metode Analisis Data 39
Pengolahan data 39
Analisis data 40
Hasil Penelitian 41
Gambaran Umum Lokasi Penelitian 41
Hasil Analisis Univariat 42
Pembahasan 58
Faktor Predisposisi Guru terhadap Perilaku Pemeriksaan Kesehatan
Berkala 58
Faktor Pemungkin Guru terhadap Perilaku Pemeriksaan Kesehatan
Berkala 67
Faktor Pendorong Guru terhadap Perilaku Pemeriksaan Kesehatan
Berkala 70
Keterbatasan Penelitian 72
Daftar Pustaka 76
Lampiran 79
x
Universitas Sumatera Utara
Daftar Tabel
No Judul Halaman
xi
Universitas Sumatera Utara
15 Distribusi Pendapat Responden terhadap Akses ke Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Tahun 2019 54
xii
Universitas Sumatera Utara
Daftar Gambar
No Judul Halaman
2 Kerangka konsep 30
xiii
Universitas Sumatera Utara
Daftar Lampiran
1 Kuesioner Penelitian 79
2 Output SPSS 85
xiv
Universitas Sumatera Utara
Daftar Istilah
CERDIK Cek kesehatan secara teratur, Enyakan asap rokok, Rajin aktivitas
fisik, Diet sehat dengan kalori seimbang, Istirahat cukup dan
Kelolah stres
GERMAS Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
HDL High Density Lipoprotein
IMT Indeks Masa Tubuh
IPM Indeks Pembangunan Manusia
IVA Inspeksi Visual Asam Cuka
LDL Low Density Lipoprotein
NPB Nyeri Punggung Bawah
PHBS Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
PNS Pegawai Negeri Sipil
Posbindu Pos Pembinaan Terpadu
PRECEDE Predisposing, Enabling, dan Reinforcing Cause in Educational
Diagnosis and Evalution
PROCEED Policy, Regulatory, Organizational Contruc in Educational and
Environmantal Development
PTM Penyakit Tidak Menular
SADARI Periksa Payudarah Sendiri
SOR Stimulus Organisme Respons
SPSS Statistical Package for Sosial Science
TG Trigliserida
xv
Universitas Sumatera Utara
Riwayat Hidup
lahir di Medan pada tanggal 20 April 1997. Penulis beragama Kristen Protestan,
anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Endi Tarigan dan Ibu
Suprihatin Surbakti.
xvi
Universitas Sumatera Utara
Pendahuluan
Latar Belakang
lingkungan serta perilaku manusia itu sendiri (Kementerian Kesehatan RI, 2011).
hidup sehat sehingga terwujudnya derajat kesehatan yang baik merupakan tugas
lebih dominan berperan dalam meningkatkan derajat kesehatan. Indonesia saat ini
terbesar adalah penyakit menular namun saat ini peningkatan angka kesakitan dan
Stroke dan lain-lain. Tercatat pada hasil data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
2013 sampai tahun 2018 seperti hipertensi yang mengalami kenaikan dari 25,8 %
menjadi 34,1 %, stroke 7 % naik menjadi 10,9 % dan diabetes juga mengalami
kenaikan dari 6,9 % menjadi 8,5 % (Riset Kesehatan Dasar RI, 2018).
1
Universitas Sumatera Utara
2
menular (PTM) dapat dicegah hampir 90 % dengan perilaku hidup bersih dan
sehat seperti mengkonsumsi buah dan sayur, melakukan aktivitas fisik dan
GERMAS sebagai suatu aksi nyata dalam mengajak masyarakat untuk hidup
bersih dan sehat. Kegiatan GERMAS juga didukung atau diperkuat dengan
adanya Instruksi Presiden Nomer 1 Tahun 2017 yang mengarahkan para Menteri
upaya promotif dan preventif. Awal kegiatan GERMAS berfokus pada tiga aspek
yaitu aktivitas fisik, konsumsi buah dan sayur serta pemeriksaan kesehatan
Melalui GERMAS masyarakat dapat mewujudkan perilaku hidup besih dan sehat
dengan salah satu kegiatannya yaitu pemeriksaan kesehatan rutin atau berkala
seperti cek tekanan darah, cek kadar gula darah, cek kolesterol darah, tes darah
tes IVA (Inspeksi Visual Asam cuka) untuk deteksi dini kanker leher rahim,
lainnya, serta Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) terdekat dan untuk ibu hamil
melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin, dan anak balita harus dipantau
tumbuh kembangnya setiap bulan di Posyandu. Tes PAP SMEAR dan IVA
merupakan salah satu pemeriksaan kesehatan yang tidak dipunggut biaya apapun
secara berkala juga merupakan suatu langkah yang penting dalam menjaga
pemeriksaan kesehatan secara berkala hal ini juga dikarenakan masyarakat merasa
bahwa dirinya baik-baik saja dan tidak perlu memeriksakan kesehatan padahal
tidak menimbukan gejala apapun dan saat gejala muncul seringkali penyakit telah
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Afridah, Agus dan Widodo pada
dilakukan oleh mereka yang telah memasuki usia lanjut tanpa sadar bahwa
penyakit bisa menyerang siapa saja. Pola pikir masyarakat yang seperti inilah
yang ada pada setiap orang serta menemukan gangguan kesehatan. Dalam
pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar dan pendidikan menengah melalui
jalur pendidikan formal (UU No.14 Tahun 2005). Rutinitas pekerjaan yang
dilakukan oleh para guru tidak menutup kemungkinan pekerja untuk terkena
2016) menyatakan bahwa adanya hubungan yang kuat antara gangguan kesehatan
Nyeri Punggung Bawah (NPB) yang dialami guru dengan kondisi lama duduk
maupun terlalu lama berdiri pada saat bekerja. Gangguan kesehatan lainnya yang
dapat terjadi akibat kondisi tersebut antara lain penyakit kardiovaskular dimana
sedikitnya pergerakan otot pada tubuh sehingga lemak yang dibakar juga lebih
obesitas dapat dipengaruhi oleh kurangnya aktivitas fisik sehari-hari serta stres
akibat kerja, hal ini juga didukung dari penelitian sebelumnya (Kandou.L, 2011)
Banyaknya masalah kesehatan yang beresiko tinggi dialami oleh guru menjadi
dalam berperilaku hidup sehat, tidak hanya memberi teori bagaimana perilaku
hidup sehat tetapi juga menjadi contoh yang baik bagi peserta didik karena telah
yang berlokasi di Jalan Jamin Ginting, Padang Bulan, Kecamatan Medan Baru,
Kota Medan dan berada pada lingkungan yang padat penduduk. Pada survei awal
berupa observasi dan wawancara langsung kepada beberapa guru yang peneliti
dilaksanakan pada hari selasa dan jumat. Kegiatan ini dilakukan selama 30 menit
senam ini tidak hanya diikuti oleh siswa dan siswi saja tetapi para guru juga turut
memberikan pengajaran kepada para guru dan murid di sekolah akan pentingnya
melakukan aktivitas fisik yang sebenarnya dapat dilakukan kapan dan dimana pun
kita berada serta sebagai pendorong setiap orang agar terbiasa melalukan
kebiasaan hidup sehat. Pihak sekolah yang telah melaksanakan kegiatan senam
hidup sehat khususnya kegiatan aktivitas fisik yang merupakan salah satu kegiatan
dari GERMAS.
Selain itu pada survei awal yang dilakukan terkait dengan perilaku guru
lakukan kepada beberapa guru, terdapat keluhan yang dirasakan para guru seperti
nyeri punggung dan sakit dibagian kaki akibat terlalu lama duduk dan berdiri,
serta ada juga yang merasakan keluhan sesak pada dada karena berat badan yang
kesehatan yaitu puskesmas dengan jarak yang dekat sehingga dapat memudahkan
para guru untuk memeriksakan kesehatannya, hal ini dikarenakan sebagian besar
sakit dan bahkan beberapa guru tidak ingin memeriksakan kesehatannya karena
mereka merasa takut dan akan menjadi beban pikiran apabila hasil pemeriksaan
kesehatan perlu dilakukan untuk mengetahui status kesehatan para guru, akan
Perumusan Masalah
2019.
Tujuan Penelitian
Tujuan umum. Adapun tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk
berkala.
berkala.
berkala.
Manfaat Penelitian
diharapkan juga dapat digunakan sebagai pembanding dan bahan referensi bagi
dapat menjadi masukan dan informasi kepada pembaca khususnya pihak sekolah
Perilaku
rangsangan tertentu dimana respons yang timbul relatif tetap dan mencakup
perilaku emosional.
respons atau reaksi terhadap rangsangan belum dapat dilihat dengan jelas oleh
orang lain. Respons masih terbatas dalam bentuk perhatian, perasaan, persepsi,
9
Universitas Sumatera Utara
10
respons terhadap rangsangan dapat dilihat dengan jelas oleh orang lain yaitu sudah
Perilaku Kesehatan
seseorang baik yang dapat diperhatikan maupun tidak, yang berhubungan dengan
konsumsi makanan sehat, aktivitas fisik secara teratur, tidak merokok dan lainnya.
seseorang ataupun keluarga yang tidak sehat maupun terkena masalah, untuk
Perilaku peran orang sakit atau the sick role behavior. Perilaku peran
orang sakit adalah seseorang yang tidak sehat yang mempunyai fungsi meliputi
Guru
evaluasi kepada anak ajar pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
dasar dan menengah (UU RI No.14 Tahun 2005). Dalam menjalankan tugasnya
guru mempunyai hak salah satunya yaitu mendapatkan rasa aman dan
keselamatan yang dilindungi, hal ini tentunya akan ikut mempengaruhi kesehatan
para guru.
terstruktur dan terarah yang dijalankan secara bersama oleh seluruh bangsa
juga diperkuat dengan adanya Intruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2017 yang
Pemerintah dan Non Pemerintah, Direktur Utama BPJS Kesehatan, serta Para
Sehat, yakni:
maupun kecacatan.
perilaku hidup sehat, penyediaan pangan sehat dan memacu perbaikan gizi,
yaitu :
berkala.
dan preventif yaitu skrining ataupun pemeriksaan kesehatan berkala yang wajib
dijalankan seseorang dengan usia diatas 15 tahun untuk mengetahui sejak awal
ada atau tidaknya faktor resiko yang akan menjadi penyebab gangguan kesehatan
negatif maka pikiran dan perasaan menjadi tenang dan bahagia, hal ini tentunya
maka seseorang dapat langsung melakukan pengobat secara cepat dan tepat
sehingga penyakit sesegera mungkin dapat teratasi. Keuntungan lainnya yaitu jika
kelaianan yang ada pada diri individu tidak dapat diketahui secara dini dan ketika
kerugian ini tentunya tidak hanya mempengaruhi fisk tetapi juga finansial karena
sekali, wajib diberikan sesuai dengan standar kepada masyarakat yang berusia
Tenaga medis, Tenaga Gizi serta Petugas Pelaksana Posbindu PTM terlatih.
pemeriksaan faktor resiko riwayat PTM keluarga dan faktor resiko perilaku,
pemeriksaan obesitas dengan mengukur lingkar perut serta tinggi badan dan
pemeriksaan payudara klinis dan pemeriksaan IVA pada wanita usia 30-59
tahun serta menangani seseorang dengan faktor resiko atau memiliki kelainan
menandakan kualitas jantung yang baik dalam menyuplai darah yang berisi
oksigen dan makanan kedalam tubuh. Pada pengukuran tekanan darah terdapat
dua angka yang tertera pada hasil yang menunjukan angka tekanan darah sistol
dan diastol. Sistol yaitu tekanan darah ketika jantung berkontraksi dan diastol
merupakan salah satu cara deteksi dini faktor resiko terjadinya hipertensi,
stroke dan jantung. Tekanan darah yang normal adalah < 140/90 mmHg.
dari; tes gula darah sewaktu yaitu pengambila darah yang dapat dilakukan
jam, selanjutnya tes gula darah dua jam setelah makan serta tes hemoglobin
A1c untuk melihat rata-rata kadar gula arah dalam 2-3 tahun terakhir. Kadar
Lipoprotein) atau yang dikenal dengan kolestrol jahat, kolestrol LDL terdapat
terdapat di pembuluh darah ke hati dan akan dikeluarkan dari tubuh. Semakin
tinggi angka HDL maka semakin rendah resiko terjadinya penyakit jantung.
gangguan arteri koroner. Total kolestrol yang normal berada dibawah 200.
Banyaknya lemak pada perut memicu timbulnya masalah kesehatan, untuk itu
dilakukan oleh diri sendiri dengan menggunakan alat ukur sederhana yaitu pita
meteran untuk membuat baju. Langkah awal yaitu temukan tulang rusuk
bagian paling bawah dan tulang pinggul bagian paling atas kemudian tentukan
bagian tengah dari kedua tulang tersebut dan lingkarkan pita ukur pada bagian
tubuh tersebut. Kegiatan ini bertujuan untuk mendeteksi secara dini resiko
obesitas, diabetes dan masalah kesehatan lainnya. Ukuran lingkar perut laki-
Pengukuran ini bertujuan untuk mengetahui nilai Indeks Masa Tubuh (IMT).
IMT digunakan untuk melihat status gizi seseorang, sehingga dapat dilihat
apakah IMT seseorang telah ideal atau beresiko untuk terkena gangguan
kesehatan seperti obesitas. IMT dapat dihitung dengan membagi berat badan
(dalam satuan kilogram) dengan tinggi badan (dalam satuan meter kuadrat).
Untuk wanita IMT normal yaitu 17-23 kg/m2 dan untuk pria yaitu 18-25
kg/m2.
para ibu. Upaya pencegahan dapat dilakukan diantaranya hidup sehat dengan
CERDIK (Cek kesehatan secara teratur, Enyahkan asap rokok, Rajin akitivitas
fisik, Diet sehat dengan kalori seimbang, Istirahat cukup dan kelola stres)
selain itu pencegahan untuk kanker serviks dapat dilakukan melalui tes PAP
SMEAR dan tes IVA (Inspeksi Visual dengan Asam asetat) sedangkan untuk
deteksi dni kanker payudara dilakukan dengan tes SADARI (Periksa Payudara
rutin yang 6 bulan sekali pada saat seseorang tidak dalam masa menstruasi
ataupun hamil dan untuk hasil pemeriksaan yang lebih maksimal sebaiknya
Sakit. Selain itu tes IVA merupakan upaya deteksi dini kanker leher rahim
dengan mengoleskan larutan asam asetat pada dinding rahim, asam asetat
pada saat itu juga dalam waktu 15 menit. pemeriksaan ini dapat dilakukan
kapan saja walaupun seseorang sedang masa mestruasi, nifas ataupun paska
ataupun memijat payudara sendiri baik saat mandi maupun sehabis mandi.
bentuk maupun warna payudara pada cermin dengan posisi bahu lurus dan
untuk meraba payudara sebelah kiri dan sebaliknya. Kemudian lakukan juga
pemeriksaan payudara dengan gerakan yang sama pada posisi duduk dan
berdiri.
Cek arus puncak ekpirasi yaitu pemeriksaan fungsi paru pada penderita asma
memperlihatkan papan huruf yang terdiri dari huruf besar dan kecil yang
beragam suara dengan tingkat bunyi yang berbeda. Kegiatan ini merupakan
RI, 2016).
Kegiatan ini adalah salah satu cara untuk meningkatkan mutu kesehatan
dengan kesadaran pribadi sehingga setiap orang mampu secara mandiri membantu
dirinya dalam bidang kesehatan serta memiliki peran aktif dalam mewujudkan
peran awal setiap orang dalam melaksanakan perilaku bersih dan sehat.
2. PHBS di Sekolah
keluarga, keluarga terbiasa menerapkan pola hidup sehat dan anak dapat
dan sehat sehingga dapat meningkatkan proses belajar mengajar para guru dan
siswa
Landasan Teori
perilaku manusia dari tingkat kesehatan dengan teorinya yaitu Teori PRECED-
PROCED pada tahun 1980. Terdapat dua faktor pokok yang mempengaruhi
perilaku kesehatan masyarakat, yaitu faktor perilaku (behavior causes) dan faktor
kesehatan.
c. Faktor Pendorong (renforcing factors) terdiri dari sikap dan perilaku petugas
Karakteristik individu juga termasuk dalam faktor ini yang mencakup umur,
perilaku kesehatan. Umur seseorang terhitung mulai saat dia berulang tahun
menunjukan keterkaitan massa kerja dengan stres pada pekerja, pada hasil
penelitian terlihat bahwa pekerja yang memiliki massa kerja yang cukup lama
cenderung banyak mengalami stres kerja, hal ini tentunya akan mempengaruhi
kesehatan terjadi khususnya kepada penderita penyakit kronis meskipun pada saat
melakukan survei satu bulan terakhir penyakit tersebut tidak kambuh (BPS, 2019).
objek melalu indra seperti mata, telinga, hidung dan lainnya. Adanya hubungan
a. Tahu (know).
Tahu didefinisikan sebagai mengingat kembali memori yang telah ada setelah
mengamati suatu objek. Pada tingakat ini pengetahuan seseorang dapat diukur
sesuatu.
b. Memahami (comprehension).
Tingkat pengetahuan tahap ini lebih tinggi dari tingkat tahu (know). Sesorang
tidak hanya mengetahui suatu objek tetapi pada tingkat memahami seseorang
c. Aplikasi (application).
dipelajari kedalam situasi nyata lainnya. Tingkat pengetahuan ini dapat diukur
d. Anlisis (analysis).
e. Sistesis (synthesis).
f. Evaluasi (evaluation).
Tingkat ini dikaitan dengan kemampuan seseorand untuk menilai objek yang
mana penilaian didasarkan pada kriteria yang dibuat sendiri atau sesuai
karena reaksi kesiapan untuk bertindak dan bukan pelaksanaan motif tertentu
tidak adanya hubungan antara sikap dan perilaku pemeriksaan kesehatan akan
tetapi dalam penelitian yang diakukan Yuliwati (2012) terdapat hubungan antara
kemudian komponen afektif yaitu perasaan yang mencakup aspek emosional serta
a. Menerima (receiving).
b. Menanggapi (responding).
c. Menghargai (valuing).
Menghargai merupakan pemberian nilai yang baik oleh individu kepada suatu
Sikap yang paling tinggi tingkatannya yaitu bertanggung jawab dan berani
faktor yang berasal dari luar individu seperti lingkungan fisik, ketersediaan
terhalang oleh keadaan geografis, sosial, ekonomi, organisasi dan bahasa. Salah
satunya yaitu keadaan geografis yang dapat diukur dengan jarak, lama perjalanan,
jenis transportasi atau hambatan fisik lainnya (Andriana, Nani dan Lisnawaty,
perilaku individu. Dorongan dapat berasal dari sikap dan perilaku petugas
sebagai panutan, dukungan dan paparan informasi juga termasuk dalam faktor
penguat.
keluarga juga dapat mempengaruhi keputusan seseorang, dalam hal ini ajakan
pemeriksaan kesehatan.
baik dari petugas kesehatan berpeluang lebih besar untuk berperilaku baik dalam
pemeriksaan kesehatan.
Kerangka Konsep
Faktor Predisposing
1. Karakteristik :
Umur
Pendidikan Terakhir
Masa kerja
Status Pekerja
Keluhan
Pendapatan
2. Pengetahuan
3. Sikap
Pemeriksaan kesehatan
berkala di SMPN 10
Medan
Faktor Enabling
1. Fasilitas pelayanan
kesehatan.
2. Akses
Faktor Reinforcing
1. Dukungan teman
/keluarga
2. Dukungan petugas
kesehatan
Jenis Penelitian
dalam artinya merupakan akumulasi data dasar dalam cara deskriptif tidak perlu
Adapun alasan dalam pemilihan lokasi penelitian ini adalah berdasarkan hasil
sekolah yang mendukung perilaku pola hidup sehat yang diikuti oleh guru
maupun siswa/siswi di sekolah yaitu berupa kegiatan senam namun dalam survei
juga masih banyak guru yang tidak melakukan pemeriksaan kesehatan secara
Populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah semua guru yang bekerja di
sebanyak 67 orang.
31
Variabel penelitian. variabel pada penelitian ini terdiri dari variabel bebas
1. Umur yaitu usia guru sebagai responden yang dihitung sejak ia lahir sampai
mudah ngantuk, sulit tidur, banyak buang air kecil, luka lama sembuh, sulit
bernapas, nyeri dada, detak jantung tak beraturan, nyeri sendi, kesemutan,
sakit dan kaku pada tengkuk, sakit pada bagian panggul, keputihan tidak
4. Masa kerja yaitu waktu yang telah dijalani oleh responden sebagai seorang
kesehatan berkala.
11. Akses yaitu meliputi jarak tempuh dan transportasi menuju fasilitas pelayanan
kesehatan.
12. Dukungan teman / keluarga yaitu dorongan positif dari teman maupun
berkala
13. Dukungan Petugas kesehatan yaitu dorongan positif yang diberikan petugas
berkala.
gula darah, tekanan darah, kolesterol, ukur lingkar perut, ukur BB dan TB,
Data primer. Data primer adalah data yang didapat dari kuesioner yang
Data sekunder. Data sekunder yaitu data jumlah guru yang ada di SMP N
penelitian ini yaitu kesioner sebagai alat ataupun bahan wawancara kepada
Metode Pengukuran
buruk, namun terlebih dahulu menentukan tolak ukur yang akan dijadikan penentu
(Arikunto, 2006).
antara lain nama, umur, pedidikan, masa kerja, status pekerja, pendapatan dan
keluhan.
untuk jawaban yang bersifat jelas (tegas) dan konsisten. Pada skala Guttman
pertanyaan dengan total skor 32. Maka skor tertinggi yang dapat dicapai
responden adalah 32 dan skor terendah adalah 0. Oleh karna itu skala pengukuran
yaitu :
1. Tingkat pengetahuan dikatakan baik apabila nilai yang diperoleh > 75%
3. Tingkat pengetahuan dikatakan kurang baik apabila nilai yang diperoleh <
rangkaian kalimat yang mengatakan sesuatu mengenai objek sikap yang hendak
diungkap. Ungkapan dapat berupa hal yang positif yang berarti mendukung
ataupun memihak suatu objek sikap. Sebaliknya, uangkapan dapat berupa hal
yang negatif, yang tidak memihak objek sikap. Dalam pengukuran sikap
hendaknya berisikan pernyataan yang memihak dan tidak memihak dalam jumlah
yang seimbang. Hal ini bertujuan agar responden memikirkan dengan lebih hati-
yaitu “sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju” skala diukur
dengan ketentuan :
Pertanyaan positif
Sangat setuju =4
Setuju =3
Tidak setuju =2
Pertanyaan negatif
Sangat setuju =1
Setuju =2
Tidak setuju =3
yaitu ;
1. Sikap baik apabila diperoleh nilai > 75% dengan skor > 30
3. Sikap kurang baik apabila diperoleh nilai < 45% dengan skor < 18
pertanyaan yang terdiri dari 2 interval jawaban yaitu “Ya dilakukan” dan “Tidak
sebagai berikut :
Pertanyaan positif
Ya dilakukan =1
Tidak dilakukan =0
Pertanyaan negatif
Ya dilakukan =0
Tidak melakukan =1
1. Tindakan baik, apabila nilai yang diperoleh > 75% dengan skor > 7
2. Tindakan sedang, apabila nilai yang diperoleh 45-75% dengan skor 4-7
3. Tindakan kurang baik, apabila nilai yang diperoleh < 45% dengan skor < 4
jawaban ya mendapat skor 1 dan jawaban tidak mendapat skor 0. Total skor
dengan kategori ya atau tidak, jawaban ya mendapat skor 1 dan jawaban tidak
2. Akses menuju fasilitas pelayanan kesehatan kurang baik, < 45%, skor ≤ 1
dimana jawaban ya mendapat skor 1 dan jawaban tidak mendapat skor 0. Total
ya mendapat skor 1 dan jawaban tidak mendapat skor 0. Total skor yaitu 2 yang
yaitu :
Tahap editing yaitu pemeriksaan data yang diperoleh, tujuan editing untuk
melihat kejelasan dan kelengkapan jawaban dari tiap pertanyaan. Apabila ada
jawab yang tidak jelas atau tidak lengkap maka dilakukan wawancara kembali
dengan responden.
Data yang telah diedit selanjutnya akan masuk ke tahap koding. Koding
Tahap ini yaitu memindahkan atau memasukkan data yang telah dibubah
kedalam bentuk kode baik angka maupun huruf kedalam mesin pengolah data.
dipakai untuk mengolah data yaitu SPSS (Statistical Package for Sosial
Science).
mesin pengolah data sudah sesuai dengan sebenarnya, untuk itu dilakukan
pemeriksaan kembali agar tidak ada kesalahan lagi pada data (Sujarweni,
Analisis data. Analisis data yang dilakukan yaitu analisis deskriptif untuk
analisa univariat untuk mengaalisis tiap variabel dari hasil penelitian, kemudian
SMP Negeri 10 Medan. SMP Negeri 10 merupakan salah satu sekolah menengah
pertama yang berstatus negeri di kota Medan yang mempunyai akreditas A sejak
tahun 2015, sekolah ini terletak di Jalan Letjen Jamin Ginting Km 4,5 kelurahan
Padang bulan, kecamatan Medan Baru, kota Medan, provinsi Sumatera utara,
secara geografis SMP ini terletak pada 3ᵒ 56' - 3ᵒ 68' Lintang Utara dan 98ᵒ 63' -
98ᵒ 91' Bujur Timur. SMP Negeri 10 berdiri pada tanggal 21 Maret 1963 dengan
lainnya seperti ruang bimbingan konseling (BP), ruang guru dan kepala sekolah,
rang tata usaha serta ruang unit kesehatan sekolah. SMP Negeri 10 Medan juga
Pramuka (Praja Muda Karana), Dokter Remaja serta PIKR (Pusat Informasi dan
Konseling Remaja).
pekerja terdapat 12 guru honorer dan 51 guru yang merupakan pegawai negeri
sipil (PNS).
41
tindakan, faktor pemungkin (fasilitas kesehatan dan jarak) serta faktor pendorong
Tabel 1
Karakteristik responden n %
Umur
26 – 35 Tahun 12 19,0
36 – 45 Tahun 13 20,6
46 – 55 Tahun 28 44,4
56 – 66 Tahun 10 15,9
Pendidikan Terakhir
Perguruan Tinggi 63 100,0
Status Pekerja
PNS 51 81,0
Honorer 12 19,0
Masa Kerja
≤ 5 tahun 12 19,0
> 5 tahun 51 81,0
Pendapatan
≤ 2.000.000 11 17,5
> 2.000.000 52 82,5
Keluhan Responden
menunjukkan bahwa 63 jumlah responden yang dilihat dari umur, maka umur
yaitu sebanyak 28 orang (44,4%) dan yang paling sedikit yaitu responden dengan
pekerja pada tabel 1 menunjukkan bahwa status pekerja terbanyak pada 63 guru
yaitu Pegawai Negeri Sipil (PNS) sejumlah 51 orang (81,0%) selebihnya guru
berdasarkan masa kerja yang paling banyak adalah guru yang bekerja lebih dari 5
tahun yaitu sebanyak 51 orang (81,0%) dan selebihnya guru bekerja kurang dari 5
dirasakan para guru terdapat 60 orang (95,2%) yang menyatakan adanya keluhan
Jawaban Jumlah
Jenis keluhan kesehatan Ya Tidak
n % n % n %
Pusing 52 86,7 8 13,3 60 100
Penglihatan kabur 31 51,7 29 48,3 60 100
Telinga berdenging 16 26,7 44 73,3 60 100
Mudah lelah 34 56,7 26 43,3 60 100
Mudah ngantuk 24 40,0 36 60,0 60 100
Sulit tidur 24 40,0 36 60,0 60 100
Banyak buang air kecil 27 45,0 33 55,0 60 100
Luka lama sembuh 5 8,3 55 91,7 60 100
Sulit bernapas 4 6,7 56 93,3 60 100
Nyeri dada 12 20,0 48 80,0 60 100
Detak jantung tak beraturan 14 23,3 46 76,7 60 100
Nyeri sendi 40 66,7 20 33,3 60 100
Kesemutan 45 75,0 15 25,0 60 100
Sakit dan kaku pada tengkuk 28 46,7 32 53,3 60 100
Keputihan tidak normal (berbau) 4 6,7 56 93,3 60 100
kesehatan sebanyak 60 orang (95,2%) terdapat 5 jenis keluhan yang paling banyak
sendi serta keluhan penglihatan kabur. Selebihnya para guru mengalami keluhan
kesehatan lainnya seperti telinga berdenging, mudah leleah, sulit tidur, nyeri dada
Tabel 3
Jawaban Jumlah
Pertanyaan Keluhan Ya Tidak
n % n % n %
Keluhan berlangsung > 30 menit 8 13,3 52 86,7 60 100
Keluhan terus berulang 19 31,7 41 68,3 60 100
Ketika ada keluhan segera mencari pengobatan 43 71,7 17 28,3 60 100
terjadi kurang dari 30 menit yaitu sebanyak 52 guru (86,7%), keluhan responden
dominan tidak terus berulang yaitu sebanyak 41 guru (68,3%) dan ketika terjadi
pengetahuan guru tentang pemeriksaan kesehatan berkala dapat dilihat pada tabel
beikut:
Tabel 4
Jawaban Jumlah
Pengetahuan Responden Benar Salah
n % n % n %
Pemeriksaan kesehatan berkala 59 93,7 4 6,3 63 100
Minimal melakukan pemeriksaan kesehatan
Berkala 60 95,2 3 4,8 63 100
Manfaat pemeriksaan kesehatan berkala 59 93,7 4 4,8 63 100
Usia melakukan pemeriksaan kesehatan
61 96,8 2 3,2 63 100
Berkala
Tujuan pemeriksaan berat badan dan tinggi
badan serta pegukuran lingkar perut 63 100 0 0 63 100
Usia melakukan deteksi dini kanker melalui
pemeriksaan payudara klinis, tes IVA 48 76,2 15 23,8 63 100
serta tes Pap Smear
Kegiatan pemeriksaan berkala 63 100 0 0 63 100
Petugas yang melakukan pemeriksaan
kesehatan berkala 63 100 0 0 63 100
Alat untuk mengukur lingkar perut 63 100 0 0 63 100
Jenis tes gula darah untuk mengetahui
62 98,4 1 1,6 63 100
penyakit diabetes
Deteksi gangguan mental dan perilaku
termasuk kedalam pemeriksaan 38 60,3 25 39,7 63 100
kesehatan berkala
Tujuan pemeriksaan kolestrol darah 62 98,4 1 1,6 63 100
Tekanan darah yang normal 63 100 0 0 63 100
Fungsi paru termasuk dalam pemeriksaan
kesehatan berkala 52 82,5 11 17,5 63 100
Kadar kolesterol yang normal 51 81,0 12 19,0 63 100
pengetahuan mengenai tujuan pemeriksaan berat badan dan tinggi badan, jenis
alat mengukur lingkar perut dan tekanan darah normal, selanjutnya 62 orang
(98,4%) mengetahui tentang jenis tes gula darah dan tujuan pemeriksaan klesterol
(82,5%) menjawab dengan benar bahwa tes fungsi paru yang merupkan kegiatan
kolesterol normal hanya 51 orang (81%) yang menjawab benar, selebihnya hanya
seperti ketentuan usia melakukan deteksi dini kanker dan pengetahuan tentang
berkala.
Tabel 5
Pengetahuan n %
Baik 3 4,8
Sedang 60 95,2
Kurang baik 0 0,0
Pada tabel 5 menunjukkan bahwa dari 63 guru, terdapat lebih banyak guru
guru tentang pemeriksaan kesehatan berkala dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 6
SS S TS STS Jumlah
Penyataan Sikap
n % n % n % n % N %
Pola hidup sehat mempengaruhi 49 77,8 13 20,6 0 0 19 1,6 63 100
kesehatan.
Jika merasakan keluhan dalam 28 44,4 33 52,3 2 3,2 0 0 63 100
jangka waktu lama sebaiknya
memeriksakan diri.
Penderita hipertensi sebaiknya 31 49,2 32 50,8 0 0 0 0 63 100
rutin memeriksakan tekanan
darah dan mengontrol pola
makan.
Pemeriksaan kesehatan berkala 23 36,5 39 61,9 1 1,6 0 0 63 100
mengurangi komplikasi
kematian akibat PTM.
Pemeriksaan kesehatan berkala 0 0 9 14,3 52 82,5 2 3,2 63 100
tidak penting jika rajin
melakukan aktivitas fisik dan
mengonsumsi buah dan sayur.
Melakukan pemeriksaan kesehatan 1 1,6 12 19,0 44 69,8 6 9,5 63 100
jika sudah ada keluhan.
Melakukan pemeriksaan deteksi 0 0 11 17,5 48 76,2 4 6,3 63 100
dini kanker jika mendapat izin
keluarga.
Penderita obesitas hanya perlu 4 6,3 17 27,0 35 55,6 7 11,1 63 100
memeriksaan BB dan TB saja.
Jika suka mengonsumsi makanan 10 15,9 44 69,8 9 14,3 0 0 63 100
yang tinggi lemak, maka saya
harus melakukan pemeriksaan
kadar kolesterol
Pemeriksaan kesehatan berkala 17 27,0 42 66,7 4 6,3 0 0 63 100
perlu diadakan di sekolah.
pemeriksaan kesehatan berkala dengan rincian pernyataan pola hidup sehat dapat
orang (44,4%) memilih sangat setuju akan siap tersebut, diikuti dengan 33 orang
(52,3%) memilih setuju, sedangkan 2 orang lainnya (3,2%) tidak setuju akan sikap
(49,2%) sangat setuju dengan sikap tersebut, diikuti dengan pernyataa sikap
kecacatan dan kematian akibat penyakit, maka diketahui 23 orang (36,5%) sangat
setuju dengan hal tersebut, 39 orang (61,9%) setuju, sedangkan 1 orang lainnya
pemriksaan kesehatan berkala tidak terlalu penting jika rajin melakukan aktivitas
fisik dan mengonsumsi sayur dan buah, ternyata 52 orang (82,5%) tidak setuju
dan 3 orang (3,2%) sangat tidak setuju akan hal tersebut, sedangkan 9 orang
lainnya (14,3%) menyetujui akan sikap tersebut. Pada pernyataan sikap bahwa
(69,8%) tidak setuju dan 6 orang (9,5%) bersikap sangat tidak setuju, sedangkan
12 orang (19%) setuju dan 1 orang lainnya (1,6%) sangat setuju dengan
pemeriksaan deteksi dini sel kanker jika telah mendapatka ijin dari keluarga,
ternyata 48 orang (76,2%) tidak setuju dan 4 orang (6,3%) sangat tidak setuju,
lainnya yaitu jika mengidap obesitas maka hanya perlu memeriksakan berat badan
dan tinggi badan, ternyata 35 orang (55,6%) tidak setuju, 7 orang (11,1%)
bersikap sangat tidak setuju, sedangkan 17 orang (27%) setuju dan 4 orang
lainnya (6,3%) bersikap sangat setuju dengan hal tersebut. Diikuti dengan
pernyataan sikap bahwa jika seseorang suka mengonsumsi makanan yang tinggi
orang (69,8%) setuju dan 10 orang (15,9%) bersikap sangat setuju dengan hal
ternyata 42 orang (66,7%) setuju dan 17 orang (27%) bersikap sangat setuju
sedangkan 4 orang lainnya (6,3%) bersikap tidak setuju dengan hal tersebut.
Tabel 7
Sikap n %
Baik 43 68,3
Sedang 20 31,7
Kurang baik 0 0,0
(68,3%) yang memiliki kategori sikap baik, diikuti dengan kategori sikap yang
sedang atau cukup baik yaitu sebanyak 20 orang (31,7%) dan tidak ada responden
yang memiliki sikap yang kurang baik tentang pemeriksaan kesehatan berkala.
tindakan guru tentang pemeriksaan kesehatan berkala dapat dilihat pada tabel 8.
Jawaban Jumlah
Pernyataan Ya Tidak
n % n % n %
Mengontrol tekanan darah setiap 47 74,6 16 25,4 63 100
bulannya
Melakukan pemeriksaan kesehatan 44 69,8 19 30,2 63 100
berkala
Mengukur berat badan setiap bulannya 54 85,7 9 14,3 63 100
Ketika ada keluhan, segera 45 71,4 18 28,6 63 100
memeriksakan kesehatan
Berkonsultasi kepada tenaga kesehatan 33 52,4 30 47,6 63 100
Memeriksakan kadar kolestrol dalam 44 69,8 19 30,2 63 100
darah minimal sekali dalam setahun
Melakukan deteksi dini sel kanker 17 20,6 50 79,4 63 100
Memeriksakan gula darah minimal 44 69,8 19 30,2 63 100
sekali dalam setahun
Mengukur lingkar perut setiap bulan 3 4,8 60 95,2 63 100
Melakukan pemeriksaan asam urat 47 74,6 16 25,4 63 100
minimal sekali dalam setahun
berkala dan 54 orang (85,7%) mengukur berat badan setiap bulannya. Tindakan
untuk memeriksakan kesehatan diri ketika ada keluhan juga dilakukan sejumlah
dini sel kanker hanya dilakukan oleh 17 orang (20,6%), diikuti pengukur lingkar
perut yang hanya dilakuakn 3 orang (4,8%) dan pemeriksaan asam urat minimal
Tabel 9
Jawaban Jumlah
Alasan Tindakan Ya Tidak
n % n % n %
Mengetahui penyakit pada tubuh 13 29,5 31 70,5 44 100
Mengontrol kesehatan 23 52,3 21 47,7 44 100
Mengetahui kondisi kesehatan 4 9,1 40 90,9 44 100
Mengidap suatu penyakit 4 9,1 40 90,9 44 100
ingin mengetahui ada atau tidaknya penyakit pada tubuh dan selebihnya untuk
Tabel 10
Ya Tidak Jumlah
Alasan Tindakan
n % n % n %
Tidak Sakit 11 57,9 8 42,1 19 100
Biaya Mahal 4 21,1 15 78,9 19 100
Tidak ada waktu 4 21,1 15 78,9 19 100
sakit terdapat sejumlah 11 orang (57,9%), diikuti dengan alasan biaya yang mahal
dan tidak ada waktu yang masing-msaing terdapat pada 4 orang (21,1%).
Tindakan n %
Baik 20 31,7
Sedang 31 49,2
Kurang baik 12 19
(31,7%) dengan kategori tindakan baik, diikuti dengan responden dengan kategori
pelayanan kesehatan.
Tabel 12
Jawaban
Jumlah
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Ya Tidak
n % n % n %
Tersedianya faslitas pelayanan kesehatan disekitar 61 96,8 2 3,2 63 100
lingkungan rumah ataupun tempat kerja.
Tersedianya fasilitas menjadi pendukung 57 90,5 6 9,5 63 100
melakukan pemeriksaan kesehatan berkala.
Tabel 13
memiliki tingkat faktor pemungkin fasilitas pelayanan kesehatan yang baik yaitu
Tabel 14
Jawaban
Jumlah
Akses ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan Ya Tidak
n % n % n %
Jarak ke fasilitas pelayanan kesehatan 45 71,4 18 28,6 63 100
dekat.
Jarak ke fasilitas pelayanan kesehatan 14 22,2 49 77,8 63 100
yang jauh memungkinkan untuk tidak
melakukan pemeriksaan kesehatan.
Adanya transportasi umum menuju 53 84,1 10 15,9 63 100
fasilitas pelayanan kesehatan.
tempuh yang dekat antara rumah maupun tempat kerja dengan fasilitas pelayanan
menyatakan hal tersebut dapat menjadi faktor pendorong bagi guru untuk
Tabel 15
Jarak n %
Baik 58 92,1 %
Kurang baik 5 7,9 %
memiliki tingkat faktor pemungkin jarak yang baik yaitu sebanyak 58 orang
(92,1%) dan 5 responden lainnya (7,9%) dengan tingkat faktor pemungkin jarak
Jawaban
Jumlah
Dukungan teman / keluarga Ya Tidak
n % n % n %
Keluarga memberi izin untuk melakukan 62 98,4 1 1,6 63 100
pemeriksaan kesehatan berkala.
Keluarga / teman mengajak untuk 45 71,4 18 28,6 63 100
melakukan pemeriksaan kesehatan
berkala.
Keluarga memberi biaya untuk 19 30,2 44 69,8 63 100
melakukan pemeriksaan kesehatan
berkala.
yaitu dari 63 responden terdapat 62 orang (98,4%) yang mendapat perizinan dari
keluarga.
Tabel 17
Dukungan Teman/Keluarga n %
Baik 46 73%
Kurang baik 17 27%
Distribusi responden berdasarkan tingkat faktor pendorong berupa
Tabel 18
Jawaban
Jumlah
Dukungan Petugas Kesehatan Ya Tidak
n % n % n %
Mendapatkan informasi pemeriksaan 44 69,8 19 30,2 63 100
kesehatan berkala dari petugas
kesehatan.
Mendapatkan ajakan untuk 34 54 29 46 63 100
memeriksakan kesehatan berkala dari
petugas kesehatan.
Gambaran distribusi responden dapat dilihat pada tabel 18, dari 63
kesehatan berkala dari petugas kesehatan yaitu 44 orang (69,8%) dan sebanyak 34
Tabel 19
Petugas Kesehatan n %
Baik 31 49,2%
Kurang baik 32 50,8%
Pada tabel 19 menunjukkan distribusi respoden berdasarkan tingkat faktor
akan digambarkan dalam penelitian ini ialah meliputi umur, pendidikan terakhir,
status pekerja, pendapatan dan masa kerja dari 63 responden yaitu di SMP Negeri
10 Medan.
distribusi umur pada guru yang dominan adalah berumur 46 sampai 55 tahun yaitu
sebanyak 28 orang (44,4%), dan yang terendah yaitu guru dengan umur diatas 56
tahun. Umur didefenisikan sebagai usia berdasarkan tahun yang dihitung sejak ia
lahir sampai saat penelitian. Semakin bertambahnya umur, maka semakin tinggi
tidak sejalan dengan penelitian ini karena berdasarkan semua kelompok umur
bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara umur dengan perilaku
pemeriksaan suatu penyakit, dalam penelitian ini juga umur tidak menjadi
tabel 4.1 diketahui dari 63 guru (100%) di SMP Negeri 10 Medan seluruhnya
57
dicapai tidak terlepas dari sebuah tujuan yaitu perbedaan perilaku hidup seseorang
untuk yang lebih baik. Teori Green (Yuliwati, 2012) menyatakan bahwa faktor
kesehatan.
Gambaran distribusi responden berdasarkan status kerja dilihat dari tabel 4.1
diketahui dari keseluruhan 63 guru di SMP Negeri 10 Medan lebih banyak guru
dengan status pekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) yaitu sebanyak 51 guru
berdasarkan masa kerja pada tabel 4.1 lebih banyak guru yang telah bekerja lebih
dari 5 tahun yaitu sebanyak 51 guru (81%) dan 12 guru (19%) lainnya telah
bekerja selama kurang dari 5 tahun di sekolah tersebut. Masa kerja didefenisikan
sebagai lamanya tenaga kerja bekerja di suatu tempat. Masa kerja dapat
berpengaruh positif maupun negatif, semakin lamanya masa kerja pada pekerja
yang dilakukan oleh Hidayat (2016) yang menyatakan adanya pengaruh masa
lainnya oleh Wulandari (2013) yang menyebutkan adanya hubungan masa kerja
dengan stres kerja yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan lainnya pada
guru.
terdapat lebih banyak guru yang memiliki penghasilan diatas Rp. 2.000.000 yaitu
dalam periode satu bulan. Besar dan kecilnya pendapatan akan mempengaruhi
kesehatan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan, bahwa individu yang
yang tersedia.
tabel 4.1 hasil penelitian pada guru diketahui bahwa dari 63 guru terdapat 60 guru
gejala pusing, kesemutan, nyeri sendi, penglihatan kabur, mudah lelah serta sakit
dan kaku pada tengkuk. Keluhan kesehatan tersebut dirasakan lebih dari 50% guru
dan terjadi secara berulang namun keluhan cenderung berlangsung kurang dari 30
menit, dan ketika terjadi keluhan para guru segera mencari pengobatan.
Berdasarkan pengakuan para guru keluhan terjadi dikarenakan posisi kerja guru
yang terlalu lama berdiri ataupun duduk pada saat proses mengajar serta masa
kerja yang sudah cukup lama, namum untuk memastikan suatu gejala yang lebih
serius diperlukan pemeriksaan lebih lanjut oleh dokter. Penelitian ini sejalan
dengan penelitian terdahulu oleh Herlambang, Doda dan Wungouw (2016) yang
menyatakan adanya hubungan nyeri sendi, leher serta bahu dengan masa kerja
serta usia pada guru. Keluhan kesehatan tersebut dapat disebabkan oleh banyak
hal diantaranya asupan gizi yang kurang baik, kurang istirahat, penurunan sistem
Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan
(Notoatmodjo, 2007).
berdasarkan tabel 4.5 diketahui dari 63 guru terdapat 60 guru (95,2%) memiliki
pengetahuan yang sedang dan lainnya memiliki pengetahuan yang baik tentang
menunjukkan lebih dari 50% guru mampu menjawab dengan benar pertanyaan
pemeriksaan kesehatan berkala, namun masih ada beberapa guru yang salah
mental yang mana lebih banyak guru tidak mengatahui bahwa deteksi gangguan
tidak harus dilakukan secara rutin. Pengetahuan yang baik lebih banyak dimiliki
pada guru yang berumur diatas 45 tahun, pengetahuan yang baik didasari oleh
pengalaman masalah kesehatan yang mereka alami. Pengetahuan yang cukup baik
juga didapatkan oleh beberapa guru dengan cara mencari tahu informasi tentang
(2012) yang menyatakan bahwa pengetahuan merupakan hal dominan yang sangat
penting bagi terbentuknya perilaku, dan perilaku yang didasari pengetahuan akan
pemeriksaan kesehatan.
sikap guru tentang pemeriksaan kesehatan berkala dapat dilihat pada tabel 4.7.
dalam penelitian ini terlihat bahwa sikap guru yang paling dominan tentang
diikuti dengan 20 orang lainnya (31,7%) memiliki sikap yang sedang atau cukup
baik dan tidak ada guru yang memiliki sikap kurang baik . Kategori sikap ini juga
dapat dilihat dari tabel 4.6 yang berisikan distribusi jawaban responden. Dalam
tabel 4.5 dilihat dari pernyataan sikap bahwa pemeriksaan kesehatan berkala dapat
(PTM), dari 63 guru diketahui sebanyak 23 guru (36,5%) memilih sangat setuju
akan sikap tersebut, 39 guru (61,9%) memilih jawaban setuju, namun 1 guru
lainnya (1,6%) tidak menyetujui sikap tersebut. Sikap yang positif lainnya juga
diadakan di sekolah, diketahui dari 63 guru terdapat 17 guru (27%) sangat setuju,
diikuti dengan 42 guru (66,7%) setuju dengan sikap tersebut dan 4 guru lainnya
(6,3%) tidak setuju terhadap hal tersebut. Penelitian yang dilakukan Trisnowati
objek. Dikatakan tertutup karena sikap adalah reaksi kesiapan untuk bertidak dan
Pengukuran sikap dapat diukur melalui wawancara maupun angket. Sikap akan
merujuk kepada suatu tindakan yang merupakan aksi nyata dari pengetahuan dan
sikap yang telah dimiliki. Dalam penelitian ini sikap para guru termasuk dalam
tingkat baik yang dapat diartikan bahwa para guru mendukung dengan baik
mayoritas termasuk dalam tingkat pengetahuan yang cukup baik. Sikap para guru
yang baik terwujud dari tindakan mereka dengan mengajak teman kerja lainnya
Hal tersebut menunjukkan sikap juga dapat dipengaruhi oleh orang lain disekitar
mereka. Akan tetapi masih terdapat beberapa guru dengan sikap yang baik namun
tidak sejalan dengan tindakan yang dilakukan. Sikap yang bertolak belakang
dengan tindakan juga dipengaruhi oleh keadaan responden saat diteliti, yang mana
pada saat penelitian berlangsung, maka mulai timbul kesadaran dan perasaan pada
pemeriksaan kesehatan.
sebanyak 31 guru (49,2%) memiliki kategori tindakan yang cukup baik, diikuti
dengan 20 guru (31,7%) memiliki kategori tindakan baik. Kategori tindakan guru
yang dominan cukup baik juga terlihat dari tabel 4.8, dalam tabel tersebut pada
sekali dalam setahun terdapat sebanyak 44 guru (69,8%) telah melakukan hal
tersebut termasuk pemeriksaan kadar kolesterol dan gula darah, selain itu terdapat
47 guru (74,6%) rutin memeriksakan tekanan darah dan kadar asam urat pada
tubuh, 54 guru (857%) mengukur berat badan setiap bulan. Namum masih
terbukti pada tabel 4.9 terdapat 12 guru yang memiliki kategori tindakan kurang
baik walaupun pada kategori pengetahuan dan sikap yang telah diteliti mendapat
dilakukan pada guru yang berumur diatas 45 tahun, sejalan dengan bertambahnya
usia makan sistem organ pada tubuh juga semakin menurun sehingga mulai
muncul berbagai keluhan kesehatan yang juga diakibatkan oleh masa kerja yang
sudah cukup lama, maka itu perlu melakukan pemeriksaan kesehatan rutin guna
mengontrol kondisi kesehatan. Para guru yang memiliki pendapatan yang tinggi
kesehatan berkala. Para guru yang memiliki tindakan yang kurang baik juga
mereka yang tidak dalam keadaan sakit, selain itu beberapa guru tidak memiliki
waktu yang cukup yang dapat digunakan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan
fasilitas pelayanan kesehatan serta jarak yang terjangkau menuju fasilitas tidak
mengingat biaya kesehatan yang dianggap mahal, hal ini sangat disayangkan
melihat dari hasil penelitian mengenai keluhan kesehatan terdapat 95% guru
dan dapat menjadi upaya pencegahan dan pengobatan sedari dini suatu penyakit.
rangsangan. Sikap akan dicerminkan dalam bentuk tindakan, namum tidak dapat
bentuk tindakan, pada hasil tingkat kategori sikap yaitu para guru dominan
memiliki sikap yang baik sejalan dengan tindakan para guru yang dominan cukup
dengan pernyataan bahwa sikap dan tindakan tidak dapat dikatakan memiliki
hubungan yang sistematis karena beberapa guru yang memiliki sikap yang baik
bertindak positif terhadap suatu objek demi pemenuhan kebutuhan atau sebagai
pertahanan diri terhadap lingkungan, dalam penelitian ini para guru yang
pertahanan diri agar terhidar dari suatu penyakit sehingga perlu mengontrol dan
pendorong atau suatu kondisi yang memungkinkan, dalam penelitian ini tindakan
yang baik juga didukung dengan pengetahuan serta sikap yang baik pula. Sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Budi (2012) terkait dengan faktor yang
tempat kerja yaitu sebanyak 61 guru (96,8%) dan selebihnya tidak. Pernyataan
kesehatan berkala yaitu sebanyak 57 guru (90,5%). Penelitian ini sejalan dengan
dari faktor pemungkin dan pendorong seperti tersedianya fasilitas atau sarana dan
berkala.
tersebut, sejalan dengan penelitian ini dimana lebih banyak guru yang merasa
maupun tempat kerja dapat mendorong para guru untuk memeriksakan kesehatan.
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.13 maka dapat disimpulkan tingkat
faktor pemungkin yaitu fasilitas pelayanan kesehatan tergolong baik pada 55 guru
dianggap baik serta dekat dengan lingkungan sekolah, sedangkan 8 guru lainnya
(12,7%) tergolong kurang baik, hal tersebut dikarenakan beberapa guru merasa
fasilitas yang tersedia kurang bagus dan tidak ada keinginan untuk menggunakan
faktor pemungkin yaitu akses menuju fasilitas pelayanan kesehatan diketahui dari
63 guru terdapat 45 guru (71,4%) memiliki jarak rumah maupun tempat kerja
memiliki jarak yang jauh menuju fasilitas kesehatan. Akan tetapi sebanyak 49
guru (77,8%) mengatakann jarak yang jauh tidak menjadi penghambat dalam
kesehatan secara berkala. Pada tabel 4.15 dapat disimpulkan bahwa mayoritas
para guru memiliki akses menuju fasilitas pelayan kesehatan yang tergolong baik
yaitu sebanyak 58 guru (92,1%) dan selebihnya tergolong kurang baik karena
kesehatannya terasa tidak baik sehingga jarak dan ketersedian transportasi tidak
berkala.
Hasil penelitian ini sejalan dengan teori Green (1980) bahwa jarak dan
Dalam laporan Riskesda (2010) juga menyatakan bahwa kemudahan akses dan
mendapat dukungan dari pihak keluarga dalam bentuk pemberian izin untuk
pemeriksaan yaitu sebanyak 19 guru (30,2%) akan tetapi 44 guru (69,8%) lainnya
tidak mendapatkan dukungan biaya dari pihak keluarga hal ini dikarenakan
sehingga guru tidak memerlukan bantuan materi dari keluarga. Beberapa guru
juga mendapat dukungan dari teman maupun keluarga berupa ajakan untuk
keluarga cukup memberikan pengaruh yang besar kepada guru terhadap tindakan
pemeriksaan kesehatan berkala. Hal ini juga didukung dari pernyataan beberapa
guru bahwa para guru yang melakukan pemeriksaan kesehatan diawali dari ajakan
teman atau keluarga yang baik yaitu sebanyak 46 guru (73%) dan selebihnya
tergolong kurang baik. Penelitian ini sejalan dengan teori Behavior Intention yang
kontribusi dukungan dari orang atau kelompok terdekat dapat memperkuat alasan
bagi seseorang untuk berperilaku. Penelitian ini juga didukung oleh penelitian
kesehatan tidak terlepas dari pengaruh dorongan sosial masyarakat yakni berupa
memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut.
digunakan melalui media masa. (Notoadmojo, 2003). Penelitian ini juga didukung
dengan teori Thoughs and Feeling (Pemikiran dan Perasaan) yang menyatakan
salah satu penyebab seseorang itu berperilaku tertentu karena adanya orang
secara rutin.
yang baik, diikuti dengan 32 guru (50,8%) dengan dukungan petugas kesehatan
mendapatkan informasi namun tidak menerima ajakan dari petugas kesehatan dan
sebaliknya, untuk itu dukungan yang diarasakan masih belum maksimal. Sejalan
dengan penelitian Rikandi dan Rita (nd) yang menyatakan adanya pengaruh
perilaku pemeriksaan dini kanker, hal tersebut sejalan dengan penelitian ini yang
terlepas karena adanya pemberian infomasi dan ajakan dari petugas kesehatan.
Keterbatasan Penelitian
primer yang diperoleh dari kuesioner. Peneliian ini telah diusahakan dan
banyak kekurangan dan keterbatasan yaitu masih terdapat jawaban kuesioner yang
cenderung kurang teliti terhadap pertanyaan maupu pernyataan yang ada dalam
Kesimpulan
sebagai berikut :
status pekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil yaitu 51 responden, dari masa
kerja dominan responden memiliki masa kerja diatas 5 tahun yaitu sebanyak
juta rupiah dan berdasarkan keluhan terdapat lebih dominan responden yang
berkala dari 63 guru lebih banyak guru berpengetahuan sedang atau cukup
baik dan lebih banyak guru yang memiliki sikap yang baik yaitu 43 responden
untuk fasilitas pelayanan kesehatan dominan tergolong baik dan untuk akses
73
kurang baik.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang dapat
pemberian informasi dan ajakan kepada para guru agar terdorong untuk
Afridah, S., Agus, S., & Widodo, H. (2011). Analisis ketaatan karyawan dalam
pemeriksaan kesehatan berkala di rumah sakit PKU Muhammadiyah Kota
Yogyakarta. Jurnal Kesmas UAD, 5(1), 13-15. Diakses dari
https://www.neliti.com
Alessia, T. (2018, 21 Maret). Indeks Masa Tubuh. Diakses 21 Juni 2019, dari
https://hellosehat.com
Badan Pusat Statistik. (2019). Keluhan Kesehatan Tahun 2019. Diakses dari
https://sirusa.bps.go.id
Elvin., Vanda., & Helina. (2016). Faktor resiko yang berhubungan dengan nyeri
ekstrimitas inferior guru sekolah dasar di Kecamatan Turnitang. Jurnal
e-biomedik, 4(1), 45-50.
Humahu, Y., Doda, D., & Marunduh, S. (2016). Faktor resiko yang berhubungan
dengan timbulnya nyeri punggung bawah pada guru SD di Kecamatan
Tuminting. Jurnal e-Biomedik, 4(2), 6-8. Diakses dari https://
ejournal. unsrat.ac.id
Kementerian Kesehatan RI. (2016). Cek Kesehatan Secara Rutin. Diakses dari
http://www.p2ptm.kemkes.go.id
75
Kementerian Kesehatan RI. (2018). Hasil Utama Riskesdas 2018. Diakses dari
http://www.depkes.go.id
Mahardhika, T. (2017). Hubungan antara masa kerja dengan stres kerja pada
tenaga kerja winding di PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta
(Skripsi, Universitas Muhammadiyah Surakarta). Diakses dari http://
eprints.ums.ac.id
Martin, S. (2013, 12 April). Cek Kesehatan itu Kapan dan Apa Saja yang Harus
Diperiksa. Diakses 4 Juli 2019, dari https://www.liputan6.com
Napirah, M., Rahman, A., & Tony, A. (2016). Faktor-faktor yang berhubungan
dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas
Tambahan Kecamatan Poso Pesisir Utara Kabupaten Pos. Jurnal
Pengembangan Kota, 4(1), 35-38. Diakses dari http://ejournal2.undip.ac.id
Widiantini, W., & Tafal, Z. (2014). Aktivitas fisik, stres, dan obesitas pada
pegawai negeri sipil. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional, 8(7), 332-
335. Diakses dari http://journal.fkm.ui.ac.id
I. Data Responden.
1. Nama :
2. Umur :
3. Pendidikan Terakhir :
4. Status pekerja (PNS/Honorer) :
5. Masssa kerja : ___ (Tahun)
6. Nomer responden :
7. Jumlah pengasilan /bulan : Rp.
PETUNJUK PENGISIAN
1. Bacalah dengan teliti setiap pertanyaan dan pernyataan.
2. Beri tanda silang (X) pada jawaban yang dianggap benar, jawaban
yang dipilih dapat lebih dari satu.
II. Pengetahuan Responden Mengenai GERMAS dan Pemeriksaan
Kesehatan Berkala.
1. Apa yang dimaksud dengan pemeriksaan kesehtan berkala ?
a. Pemeriksaan kesehatan minimal sekali dalam setahun.
b. Kegitan untuk mendeteksi secara dini gangguan kesehatan.
c. Pemeriksaan rutin status kesehatan.
d. kegiatan pemeriksaan kesehatan yang lebih lanjut terhadap suatu
penyakit.
2. Pemeriksaan kesehatan berkala dilakukan minimal ?
a. Satu kali dalam 2 tahun
b. Satu kali dalam setahun
3. Apakah manfaat pemeriksaan kesehatan berkala ?
a. Mencegah penemuan faktor resiko penyakit
b. Mengetahui faktor resiko penyakit
c. Mencegah berkembangnya penyakit
d. Mengotrol kesehatan
4. Pemeriksaan kesehatan berkala dilakukan oleh setiap orang sejak usia?
a. 0-60 tahun
b. 15-50 tahun
c. > 60 tahun
5. Pemeriksaan Berat Badan dan Tinggi Badan serta pengukuran lingkar
perut bertujuan untuk mendeteksi ?
a. Deteksi kemungkinan Obesitas
b. Deteksi Kemungkinan Hipertensi
78
PETUNJUK PENGISIAN
1. Bacalah dengan teliti setiap pertanyaan dan pernyataan.
2. Pilihlah salah satu jawaban “Ya/Tidak” dari setiap pertanyaan
dibawah ini dengan cara memberi tanda ceklis (√) pada jawaban
yang dianggap benar. TINDAKAN
No PERNYATAAN Ya Tidak
Alasan melakukan/tidak:
..........................................................................................
..................................................................................
3. Saya mengukur berat badan setiap bulannya.
umur guru
status pekerja
84
kategori keluhan
pertanyaan pengetahuan 2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
pertanyaan pengetahuan 5
pertanyaan pengetahuan 6
pertanyaan pengetahuan 9
pertanyaan pengetahuan 10
pertanyaan pengetahuan 11
pertanyaan pengetahuan 14
pertanyaan pengetahuan 15
pertanyaan sikap 1
pertanyaan sikap 2
pertanyaan sikap 3
pertanyaan sikap 4
pertanyaan sikap 5
pertanyaan sikap 6
pertanyaan sikap 7
pertanyaan sikap 8
pertanyaan sikap 9
pertanyaan tindakan 1
pertanyaan tindakan 2
alasan tindakan 2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
pertanyaan tindakan 3
pertanyaan tindakan 4
pertanyaan tindakan 5
pertanyaan tindakan 6
pertanyaan tindakan 7
pertanyaan tindakan 8
pertanyaan tindakan 9
pertanyaan tindakan 10
103
107