Anda di halaman 1dari 127

PERILAKU GURU TENTANG PEMERIKSAAN KESEHATAN

BERKALA DI SMP NEGERI 10 MEDAN TAHUN 2019

SKRIPSI

Oleh

NOVALIN ANGGRAITA TARIGAN


NIM. 151000359

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2020

Universitas Sumatera Utara


PERILAKU GURU TENTANG PEMERIKSAAN KESEHATAN
BERKALA DI SMP NEGERI 10 MEDAN TAHUN 2019

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat


untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat
pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

Oleh

NOVALIN ANGGRAITA TARIGAN


NIM. 151000359

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2020

Universitas Sumatera Utara


Judul Skripsi : Perilaku Guru tentang Pemeriksaan Kesehatan
Berkala di SMP Negeri 10 Medan Tahun 2019
Nama Mahasiswa : Novalin Anggraita Tarigan
Nomor Induk Mahasiswa : 151000359
Departemen : Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku

Menyetujui
Pembimbing :

(Drs. Eddy Syahrial, M.S.)


NIP. 195907131987031001

Dekan

(Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si.)


NIP. 196803201993082001

Tanggal Lulus: 14 Oktober 2019

Universitas Sumatera Utara


Telah diuji dan dipertahankan

Pada tanggal: 14 Oktober 2019

TIM PENGUJI SKRIPSI

Ketua : Drs. Eddy Syahrial, M.S.


Anggota : 1. Dra. Syarifah, M.S.
2. Dr. Drs. R. Kintoko R, M.K.M.

ii
Universitas Sumatera Utara
Pernyataan Keaslian Skripsi

Saya menyatakan dengan ini bahwa skripsi saya yang berjudul “Perilaku

Guru tentang Pemeriksaan Kesehatan Berkala di SMP Negeri 10 Medan

Tahun 2019” beserta seluruh isinya adalah benar karya saya sendiri dan saya

tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai

dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan kecuali yang

secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka. Atas

pernyataan ini, saya siap menanggung risiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada

saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan

dalam karya saya ini, atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Medan, Desember 2019

Novalin Anggraita Tarigan

iii
Universitas Sumatera Utara
Abstrak

Meningkatnya angka kematian dan kesakitan terbesar saat ini diakibatkan oleh
Penyakit Tidak Menular (PTM), padahal PTM dapat dicegah melalui pola hidup
masyarakat yang sehat seperti melakukan pemeriksaan kesehatan berkala.
Pemeriksaan kesehatan secara berkala membantu untuk meningkatan pencegahan
penyakit, mendeteksi faktor resiko penyakit serta mengetahui gangguan
kesehatan. Rutinitas pekerjaan yang dilakukan oleh para guru tidak menutup
kemungkinan pekerja untuk terkena gangguan kesehatan, namun masih banyak
guru yang tidak memeriksakan kesehatannya secara berkala. Adapun yang
menjadi masalah dalam penelitian ini yaitu perilaku guru tentang pemeriksaan
kesehatan berkala belum maksimal di SMP Negeri 10 Medan. Metode penelitian
ini berupa penelitian kuantitatif yang bersifat deskriptif. Jumlah sampel dalam
penelitian ini sebanyak 63 orang. Data responden diperoleh dengan menggunakan
kuesioner sebagai instrumen penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
dominan responden berumur 46-55 tahun (44,4%), seluruh responden
berpendidikan terakhir di Perguruan Tinggi (100%), dominan berstatus pekerja
sebagai PNS (81%) dengan masa kerja ditas 5 tahun (81%), dominan pendapatan
diatas dua juta rupah (82,5%) dan mengalami keluhan kesehatan (95,2%).
Pengetahuan guru terkait pemeriksaan kesehatan berkala tergolong baik (95,2%),
sikap guru tergolong baik sekali (68,3%) dan tindakan guru tergolong baik
(49,2%). Faktor pemungkin pada guru tergolong baik (63,5%). Faktor pendorong
guru terhadap pemeriksaan kesehatan berkala tergolong (69,8%). Disarankan
kepada pihak sekolah SMP Negeri 10 Medan terkhususnya para guru untuk
meningkatkan kesadaran pentingnya pemeriksaan kesehatan berkala dan menjalin
kerja sama dengan institusi kesehatan untuk mengadakan kegiatan pemeriksaan
kesehatan berkala di sekolah.

Kata kunci : Pemeriksaan kesehatan berkala, perilaku, guru

iv
Universitas Sumatera Utara
Abstract

Increased mortality and morbidity caused by the largest current Communicable


Diseases (PTM), whereas PTM can be prevented through healthy life styles such
as conducting periodic medical examinations. Periodic health checks help to
improve disease prevention, detect disease risk factors and know the health
problems. The routine of the work done by the teachers did not rule out working
for health disorder, but there are still many teachers who do not check their
health regularly. As for the problem in this research is the behavior of teachers
about periodic health checks is not optimal in junior high school 10 Medan city.
Method of this research is a quantitative, descriptive study. The number of
samples in this study as many as 63 people. Respondent data were obtained by
using a questionnaire as a research instrument. The results showed that the
dominant respondents aged 46-55 years (44.4%), all last-educated respondents in
the Universities (100%), the dominant status of workers as civil servants (81%)
with tenure ditas 5 years (81%), dominant over two million rupiah revenue
(82.5%) and experienced health complaints (95.2%). The teacher's knowledge
related to periodic health examinations are classified as good (95.2%), the
attitude of teachers classified as excellent (68.3%) and actions of teachers are
classified as good (49.2%). Enabling factor in teachers classified as good
(63.5%). The driving factors for teachers to periodic medical examinations
classified (69.8%).

Keywords : Periodic health examination, behavior, teacher

v
Universitas Sumatera Utara
Kata Pengantar

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala

berkah yang telah diberikan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul “Perilaku Guru tentang Pemeriksaan Kesehatan Berkala di

SMP Negeri 10 Medan Tahun 2019”. Skripsi ini adalah salah satu syarat yang

ditetapkan untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat di Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Selama proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan

bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak baik moril maupun materil. Pada

kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-besarnya

kepada:

1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H., M.Hum. selaku Rektor Universitas Sumatera

Utara.

2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si. selaku Dekan Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

3. Dr. Lita Sri Andayani, S.K.M., M.Kes. selaku Ketua Departemen Pendidikan

Kesehatan Dan Ilmu Perilaku Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Sumatera Utara.

4. Drs. Eddy Syahrial, M.S. selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan

waktu dan dengan sabar memberikan bimbingan, arahan, dan masukan

kepada penulis dalam penyempurnaan skripsi ini.

vi
Universitas Sumatera Utara
5. Dra. Syahrifah, M.S. selaku Dosen Penguji I dan Dr. Drs. R. Kintoko. R.,

M.K.M. selaku Dosen Penguji II yang telah meluangkan waktu dan pikiran

dalam penyempurnaan skripsi ini.

6. dr. Mhd. Makmur Sinaga, M.S. selaku Dosen Penasehat Akademik yang telah

membimbing penulis selama menjalani perkuliahan di Fakultas Kesehatan

Masyarakat USU.

7. Para Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat USU atas ilmu yang telah

diajarkan selama ini kepada penulis.

8. Pegawai dan Staf Fakultas Kesehatan Masyarakat USU yang telah banyak

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Kepala sekolah SMP Negeri 10 Medan yang telah mengizinkan penulis

melakukan penelitian.

10. Teristimewa untuk orang tua Endi Tarigan dan Suprihatin Surbakti yang telah

memberikan kasih sayang yang begitu besar dan kesabaran dalam mendidik

dan memberi dukungan kepada penulis.

11. Terkhusus untuk saudara dan saudari (Okky Anatasya Tarigan, Cahaya

Ningtyas Tarigan dan Yoga Hefrindo Simangunsong) yang telah memberikan

semangat kepada penulis.

12. Teman terkasih Yoga Hefrindo Simangunsong, S.T. yang telah memberi

semangat dan mendukung penulis.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan. Oleh

sebab itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari

semua pihak dalam rangka penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata, penulis

vii
Universitas Sumatera Utara
berharap skripsi ini dapat memberikan kontribusi yang positif dan bermanfaat

bagi pembaca.

Medan, Desember 2019

Novalin Anggraita Tarigan

viii
Universitas Sumatera Utara
Daftar Isi

Halaman

Halaman Persetujuan i
Halaman Penetapan Tim Penguji ii
Halaman Pernyataan Keaslian Skripsi iii
Abstrak iv
Abstract v
Kata Pengantar vi
Daftar Isi ix
Daftar Tabel xi
Daftar Gambar xiii
Daftar Lampiran xiv
Daftar Istilah xv
Riwayat Hidup xvi

Pendahuluan 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 7
Tujuan Penelitian 7
Tujuan umum 7
Tujuan khusus 7
Manfaat Penelitian 8
Manfaat teoritis 8
Manfaat aplikatif 8

Tinjauan Pustaka 9
Perilaku 9
Perilaku Kesehatan 10
Guru 10
Program Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) 11
Pemeriksaan Kesehatan Berkala 13
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) 20
Landasan Teori 22
Kerangka Konsep 30

Metode Penelitian 31
Jenis Penelitian 31
Lokasi dan Waktu Penelitian 31
Lokasi penelitian 31
Waktu penelitian 31
Populasi dan Sampel 31
Populasi 31
Sampel 31

ix
Universitas Sumatera Utara
Variabel dan Definisi Operasional 32
Variabel penelitian 32
Definisi operasional 32
Metode Pengumpulan Data 34
Data primer 34
Data sekunder 34
Instrumen penelitian 34
Metode Pengukuran 34
Aspek pengukuran 34
Metode Analisis Data 39
Pengolahan data 39
Analisis data 40

Hasil Penelitian 41
Gambaran Umum Lokasi Penelitian 41
Hasil Analisis Univariat 42

Pembahasan 58
Faktor Predisposisi Guru terhadap Perilaku Pemeriksaan Kesehatan
Berkala 58
Faktor Pemungkin Guru terhadap Perilaku Pemeriksaan Kesehatan
Berkala 67
Faktor Pendorong Guru terhadap Perilaku Pemeriksaan Kesehatan
Berkala 70
Keterbatasan Penelitian 72

Kesimpulan dan Saran 74


Kesimpulan 74
Saran 75

Daftar Pustaka 76
Lampiran 79

x
Universitas Sumatera Utara
Daftar Tabel

No Judul Halaman

1 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Tahun 2019 42

2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Keluhan Kesehatan


Tahun 2019 44

3 Distribusi Responden Berdasarkan Keluhan Kesehatan Tahun 2019 44

4 Distribusi Pengetahuan Responden tentang Pemeriksaan Kesehatan


Berkala Tahun 2019 45

5 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan tentang


Pemeriksaan Kesehatan Berkala Tahun 2019 46

6 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap tentang Pemeriksaan


Kesehatan Berkala Tahun 2019 47

7 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Sikap tentang


Pemeriksaan Kesehatan Berkala Tahun 2019 49

8 Distribusi Responden Berdasarkan Perilaku Pemeriksaan Kesehatan


Berkala Tahun 2019 50

9 Distribusi Responden Berdasarkan Alasan Memeriksakan Kesehatan


Berkala Tahun 2019 51

10 Distribusi Responden Berdasarkan Alasan Tidak Memeriksakan


Kesehatan Berkala Tahun 2019 51

11 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Tindakan tentang


Pemeriksaan Kesehatan Berkala Tahun 2019 52

12 Distribusi Responden Berdasarkan Faktor Pemungkin Fasilitas


Pelayanan Kesehatan Tahun 2019 53

13 Distribusi Pendapat Responden terhadap Fasilitas Pelayanan


Kesehatan Tahun 2019 53

14 Distribusi Responden Berdasarkan Faktor Pemungkin Akses Tahun


2019 54

xi
Universitas Sumatera Utara
15 Distribusi Pendapat Responden terhadap Akses ke Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Tahun 2019 54

16 Distribusi Responden Berdasarkan Faktor Pendukung Dukugan


Teman/Keluarga Tahun 2019 55

17 Distribusi Pendapat Responden terhadap Dukungan Teman/Keluarga


Tahun 2019 56

18 Distribusi Responden Berdasarkan Faktor Pendorong Petugas


Kesehatan Tahun 2019 56

19 Distribusi Pendapat Responden terhadap Dukungan Petugas


Kesehatan Tahun 2019 57

xii
Universitas Sumatera Utara
Daftar Gambar

No Judul Halaman

1 Kerangka teori Lawrence Green 29

2 Kerangka konsep 30

xiii
Universitas Sumatera Utara
Daftar Lampiran

Lampiran Judul Halaman

1 Kuesioner Penelitian 79

2 Output SPSS 85

3 Surat Permohonan Survei Pendahuluan 104

4 Surat Izin Survei Pendahuluan 105

5 Surat Permohonan Izin Penelitian 106

6 Surat Selesai Penelitian 107

7 Dokumentasi Penelitian 108

xiv
Universitas Sumatera Utara
Daftar Istilah

CERDIK Cek kesehatan secara teratur, Enyakan asap rokok, Rajin aktivitas
fisik, Diet sehat dengan kalori seimbang, Istirahat cukup dan
Kelolah stres
GERMAS Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
HDL High Density Lipoprotein
IMT Indeks Masa Tubuh
IPM Indeks Pembangunan Manusia
IVA Inspeksi Visual Asam Cuka
LDL Low Density Lipoprotein
NPB Nyeri Punggung Bawah
PHBS Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
PNS Pegawai Negeri Sipil
Posbindu Pos Pembinaan Terpadu
PRECEDE Predisposing, Enabling, dan Reinforcing Cause in Educational
Diagnosis and Evalution
PROCEED Policy, Regulatory, Organizational Contruc in Educational and
Environmantal Development
PTM Penyakit Tidak Menular
SADARI Periksa Payudarah Sendiri
SOR Stimulus Organisme Respons
SPSS Statistical Package for Sosial Science
TG Trigliserida

xv
Universitas Sumatera Utara
Riwayat Hidup

Penulis bernama Novalin Anggraita Tarigan berumur 22 tahun. Penulis

lahir di Medan pada tanggal 20 April 1997. Penulis beragama Kristen Protestan,

anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Endi Tarigan dan Ibu

Suprihatin Surbakti.

Pendidikan formal dimulai di TK Bhayangkari Padang Sidimpuan Tahun

2002. Pendidikan sekolah dasar di SD Negeri 6 Padang Sidimpuan Tahun 2003 –

2009, sekolah menengah pertama di SMP Negeri 4 Padang Sidimpuan Tahun

2009-2012, dan sekolah menengah atas di SMA Negeri 4 Padang Sidimpuan

Tahun 2012-2015. Selanjutnya, penulis melanjutkan pendidikan di Program Studi

S1 Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera

Utara Tahun 2015.

Medan, Desember 2019

Novalin Anggraita Tarigan

xvi
Universitas Sumatera Utara
Pendahuluan

Latar Belakang

Derajat kesehatan adalah salah satu yang mempengaruhi peningkatan

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) bangsa Indonesia. Derajat kesehatan

ditentukan tidah hanya melalui pelayanan kesehatan tetapi juga kondisi

lingkungan serta perilaku manusia itu sendiri (Kementerian Kesehatan RI, 2011).

Peningkatan kesadaran dan kemampuan masyarakat untuk melaksanakan

hidup sehat sehingga terwujudnya derajat kesehatan yang baik merupakan tugas

seluruh bangsa guna mendukung pembangunan kesehatan di Indonesia. Beberapa

faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan yaitu perilaku, lingkungan,

pelayanan kesehatan dan keturunan (HL Bloem, 1908).

Kesehatan masyarakat berkaitan erat dengan perilaku, perilaku cenderung

lebih dominan berperan dalam meningkatkan derajat kesehatan. Indonesia saat ini

dihadapkan dengan permasalahan perubahan pola penyakit atau dikenal dengan

transisi epidemiologi, dimana pada tahun-tahun sebelumnya masalah kesehatan

terbesar adalah penyakit menular namun saat ini peningkatan angka kesakitan dan

kematian terbesar diakibatkan oleh penyakit tidak menular seperti Diabetes,

Stroke dan lain-lain. Tercatat pada hasil data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)

2018 menunjukkan terjadinya peningkatan penyakit tidak menular mulai tahun

2013 sampai tahun 2018 seperti hipertensi yang mengalami kenaikan dari 25,8 %

menjadi 34,1 %, stroke 7 % naik menjadi 10,9 % dan diabetes juga mengalami

kenaikan dari 6,9 % menjadi 8,5 % (Riset Kesehatan Dasar RI, 2018).

1
Universitas Sumatera Utara
2

Meningkatnya penyakit tidak menular mengakibatkan penurunan

produktivitas sumber daya manusia yang pada akhirnya akan mempengaruhi

pembangunan sosial dan ekonomi. Padahal peningkatan jumlah penyakit tidak

menular (PTM) dapat dicegah hampir 90 % dengan perilaku hidup bersih dan

sehat seperti mengkonsumsi buah dan sayur, melakukan aktivitas fisik dan

pemeriksaan kesehatan secara berkala (Kementerian Kesehatan RI, 2017).

Pencegahan juga didukung melalui pembangunan kesehatan yang dapat

dilihat dengan diluncurkannya beberapa kegiatan dengan pendekatan masyarakat

di tahun 2016 yaitu kegiatan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS).

GERMAS sebagai suatu aksi nyata dalam mengajak masyarakat untuk hidup

bersih dan sehat. Kegiatan GERMAS juga didukung atau diperkuat dengan

adanya Instruksi Presiden Nomer 1 Tahun 2017 yang mengarahkan para Menteri

Kabinet Kerja, Kepala Lembaga Pemerintahan Non Kementerian, Direktur Utama

Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial Kesehatan dan para Gubernur dan

Bupati/Walikota untuk menetapkan kebijakan dan mengambil langkah-langkah

sesuai dengan tugas, fungsi dan kewenangan masing-masing untuk mewujudkan

Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Inpres No.1 Tahun 2017). GERMAS

merupakan suatu gerakan nasional sistematis dan terencana yang mengutamakan

upaya promotif dan preventif. Awal kegiatan GERMAS berfokus pada tiga aspek

yaitu aktivitas fisik, konsumsi buah dan sayur serta pemeriksaan kesehatan

berkala dengan tujuan meningkatnya kesadaran, kemauan dan kemampuan

masyarakat untuk berperilaku hidup sehat (Kementerian Kesehatan RI, 2017).

Pemeriksaan kesehatan berkala menjadi fokus utama dalam penulisan ini.

Universitas Sumatera Utara


3

Melalui GERMAS masyarakat dapat mewujudkan perilaku hidup besih dan sehat

dengan salah satu kegiatannya yaitu pemeriksaan kesehatan rutin atau berkala

seperti cek tekanan darah, cek kadar gula darah, cek kolesterol darah, tes darah

lengkap di laboratorium, pengukur lingkar perut dan khusus perempuan lakukan

tes IVA (Inspeksi Visual Asam cuka) untuk deteksi dini kanker leher rahim,

pemeriksaan rutin setiap 6 bulan sekali, di Puskesmas dan pelayanan kesehatan

lainnya, serta Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) terdekat dan untuk ibu hamil

melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin, dan anak balita harus dipantau

tumbuh kembangnya setiap bulan di Posyandu. Tes PAP SMEAR dan IVA

merupakan salah satu pemeriksaan kesehatan yang tidak dipunggut biaya apapun

karena ditanggung oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) sedangkan

untuk pemeriksaan lainnya dikenakan biaya tertentu. Selain melakukan aktifitas

fisik serta mengonsusmsi buah dan sayur, melakukan pemeriksaan kesehatan

secara berkala juga merupakan suatu langkah yang penting dalam menjaga

kesehatan tubuh. Tidak sedikit masyarakat lupa akan pentingnya melakukan

pemeriksaan kesehatan secara berkala hal ini juga dikarenakan masyarakat merasa

bahwa dirinya baik-baik saja dan tidak perlu memeriksakan kesehatan padahal

sebagian besar gangguan kesehatan atau penyakit pada awal perkembangannya

tidak menimbukan gejala apapun dan saat gejala muncul seringkali penyakit telah

memasuki tahap yang serius (Kementerian Kesehatan RI, 2017).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Afridah, Agus dan Widodo pada

tahun 2011 menyatakan adanya beberapa faktor yang menghambat program

pemeriksaan kesehatan berkala, diantaranya yaitu kurangnya sosialisasi tentang

Universitas Sumatera Utara


4

program pemeriksaan kesehatan berkala serta kurangnya pemahaman dan

pengetahuan akan manfaat pemeriksaan kesehatan berkala menjadi faktor internal

yang membuat individu tidak melakukan pemeriksaan kesehatan berkala.

Masyarakat juga tak jarang beranggapan bahwa pemeriksaan kesehatan hanya

dilakukan oleh mereka yang telah memasuki usia lanjut tanpa sadar bahwa

penyakit bisa menyerang siapa saja. Pola pikir masyarakat yang seperti inilah

yang harus segera diubahkan, pemeriksaan kesehatan secara berkala dapat

membantu untuk meningkatan pencegahan penyakit, mendeteksi faktor resiko

yang ada pada setiap orang serta menemukan gangguan kesehatan. Dalam

pelaksanaan kegiatan pemeriksaan kesehatan secara berlaka yang termasuk dalam

program GERMAS dapat dilakukan oleh semua lapisan masyarakat tanpa

terkecuali tenaga pendidik yaitu guru di SMP Negeri 10 Medan.

Guru merupakan tenaga pendidik profesional yang mempunyai tugas

utama untuk mengajar, membimbing serta mengevaluasi peserta didiknya pada

pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar dan pendidikan menengah melalui

jalur pendidikan formal (UU No.14 Tahun 2005). Rutinitas pekerjaan yang

dilakukan oleh para guru tidak menutup kemungkinan pekerja untuk terkena

gangguan kesehatan. Adapun berdasarkan penelitian (Yanty, Diana dan Sylvia,

2016) menyatakan bahwa adanya hubungan yang kuat antara gangguan kesehatan

Nyeri Punggung Bawah (NPB) yang dialami guru dengan kondisi lama duduk

maupun terlalu lama berdiri pada saat bekerja. Gangguan kesehatan lainnya yang

dapat terjadi akibat kondisi tersebut antara lain penyakit kardiovaskular dimana

sedikitnya pergerakan otot pada tubuh sehingga lemak yang dibakar juga lebih

Universitas Sumatera Utara


5

sedikit sehingga terjadi penyumbatan lemak di jantung.

Penelitian lainnya (Widiantini dan Tafal, 2014) juga menyatakan bahwa

obesitas dapat dipengaruhi oleh kurangnya aktivitas fisik sehari-hari serta stres

akibat kerja, hal ini juga didukung dari penelitian sebelumnya (Kandou.L, 2011)

menyatakan depresi 90 % terjadi pada guru akibat stres di lingkungan kerja.

Banyaknya masalah kesehatan yang beresiko tinggi dialami oleh guru menjadi

alasan kuat pentingnya melakukan pemeriksaan kesehatan berkala. Perilaku

pemeriksaan kesehatan berkala pada guru dapat mendukung implementasi

GERMAS di sekolah,serta peran yang dilakukan oleh guru dalam melaksanakan

pemeriksaan kesehatan berkala dapat menjadi faktor pendukung bagi siswa-siswi

dalam berperilaku hidup sehat, tidak hanya memberi teori bagaimana perilaku

hidup sehat tetapi juga menjadi contoh yang baik bagi peserta didik karena telah

melaksanakan perilaku pemeriksaan kesehatan secara berkala yang termasuk

dalam perilaku hidup sehat.

SMP Negeri 10 Medan merupakan salah satu sekolah menengah pertama

yang berlokasi di Jalan Jamin Ginting, Padang Bulan, Kecamatan Medan Baru,

Kota Medan dan berada pada lingkungan yang padat penduduk. Pada survei awal

berupa observasi dan wawancara langsung kepada beberapa guru yang peneliti

lakukan di SMP Negeri 10 Medan terdapat kegiatan senam bersama yang

dilaksanakan pada hari selasa dan jumat. Kegiatan ini dilakukan selama 30 menit

di lapangan sekolah sebelum memulai kegiatan belajar mengajar. Dalam kegiatan

senam ini tidak hanya diikuti oleh siswa dan siswi saja tetapi para guru juga turut

mengikuti kegiatan senam bersama ini. Kegiatan tersebut bertujuan untuk

Universitas Sumatera Utara


6

mengaplikasikan pendidikan kesehatan dan jasmani yang dipelajari di sekolah,

memberikan pengajaran kepada para guru dan murid di sekolah akan pentingnya

melakukan aktivitas fisik yang sebenarnya dapat dilakukan kapan dan dimana pun

kita berada serta sebagai pendorong setiap orang agar terbiasa melalukan

kebiasaan hidup sehat. Pihak sekolah yang telah melaksanakan kegiatan senam

bersama ini menunjukkan adanya dukungan dalam upaya meningkatkan pola

hidup sehat khususnya kegiatan aktivitas fisik yang merupakan salah satu kegiatan

dari GERMAS.

Selain itu pada survei awal yang dilakukan terkait dengan perilaku guru

dalam pemeriksaan kesehatan berkala dari wawancara langsung yang peneliti

lakukan kepada beberapa guru, terdapat keluhan yang dirasakan para guru seperti

nyeri punggung dan sakit dibagian kaki akibat terlalu lama duduk dan berdiri,

serta ada juga yang merasakan keluhan sesak pada dada karena berat badan yang

berlebih, namun masih banyak guru yang tidak memeriksakan kesehatannya

secara berkala, padahal pada lingkungan sekitar sekolah terdapat fasilitas

kesehatan yaitu puskesmas dengan jarak yang dekat sehingga dapat memudahkan

para guru untuk memeriksakan kesehatannya, hal ini dikarenakan sebagian besar

guru masih memilih untuk memeriksakan kesehatannya ketika mereka sedang

sakit dan bahkan beberapa guru tidak ingin memeriksakan kesehatannya karena

mereka merasa takut dan akan menjadi beban pikiran apabila hasil pemeriksaan

tidak sesuai dengan yang diharapkan.

Berdasarkan survei awal yang dilakukan terlihat bahwa pemeriksaan

kesehatan perlu dilakukan untuk mengetahui status kesehatan para guru, akan

Universitas Sumatera Utara


7

tetapi kurangnya kesadaran guru terhadap pemeriksaan kesehatan berkala, maka

peneliti tertarik untuk mengetahui gambaran perilaku guru dalam pemeriksaan

kesehatan berkala di SMP Negeri 10 Kota Medan.

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka, maka

permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana gambaran perilaku guru

dalam pemeriksaan kesehatan berkala di SMP Negeri 10 Kota Medan Tahun

2019.

Tujuan Penelitian

Tujuan umum. Adapun tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk

mengetahui gambaran perilaku guru tentang pemeriksaan kesehatan berkala di

SMP Negeri 10 Medan Tahun 2019.

Tujuan khusus. Adapun tujuan khusus dalam penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui faktor predisposing guru dalam pemeriksaan kesehatan

berkala.

b. Untuk mengetahui faktor pendukung guru dalam pemeriksaan kesehatan

berkala.

c. Untuk mengetahui faktor pendorong guru dalam pemeriksaan kesehatan

berkala.

Manfaat Penelitian

Manfaat teoritis. Adapun manfaat dari hasil penelitian ini diharapkan

dapat memberikan sumbangsih ilmu bidang Pendidikan Kesehatan dan Ilmu

Perilaku, khususnys Universitas Sumatera Utara guna menambah literatur

Universitas Sumatera Utara


8

mengenai perilaku guru dalam pemeriksaan kesehatan secara berkala dan

diharapkan juga dapat digunakan sebagai pembanding dan bahan referensi bagi

penelitian selanjutnya di masa yang akan datang.

Manfaat aplikatif. Manfaat aplikatif dari hasil penelitian ini diharapkan

dapat menjadi masukan dan informasi kepada pembaca khususnya pihak sekolah

SMP Negeri 10 Medan dalam melihat gambaran perilaku guru tentang

pemeriksaan kesehatan secara berkala serta meningkatkan pengetahuan para

siswa tentang kesehatan sehingga dapat menjadi pendorong untuk berperilaku

hidup bersih dan sehat.

Universitas Sumatera Utara


Tinjauan Pustaka

Perilaku

Perilaku diartikan sebagai suatu reaksi yang muncul untuk suatu

rangsangan dari luar. Dengan demikian perilaku terjadi dikarenakan adanya

proses rangsangan yang diterima oleh oraganisme yang kemudian direspons,

sehingga teori Skiner disebut dengan teori “S-O-R” (stimulus-organisme-respons)

(Notoatmodjo, 2010; Skiner, 1938).

Dalam teorinya Skiner juga memaparkan dua jenis respon, yaitu:

Respondent respons atau reflexive. Reaksi yang dikarenakan adanya

rangsangan tertentu dimana respons yang timbul relatif tetap dan mencakup

perilaku emosional.

Operant respons atau instrumental respons. Reaksi yang muncul dan

berkembang serta diikuti dengan rangsangan lainnya. Rangsanan yang terakhir

bertujuan untuk memperkuat reaksi.

Berdasarkan dari bentuk respons tersebut, maka perilaku dapat

diklasifikasi menjadi dua, yaitu:

Perilaku tertutup atau covert behavior. Dikatakan perilaku tertutup jika

respons atau reaksi terhadap rangsangan belum dapat dilihat dengan jelas oleh

orang lain. Respons masih terbatas dalam bentuk perhatian, perasaan, persepsi,

pengetahuan dan sikap akan rangsangan tersebut.

9
Universitas Sumatera Utara
10

Perilaku terbuka atau overt behavior. Dikatakan perilaku terbuka jika

respons terhadap rangsangan dapat dilihat dengan jelas oleh orang lain yaitu sudah

berupa tindakan atau praktik.

Perilaku Kesehatan

Perilaku kesehatan didefinisikan sebagai segala kegiatan yang dilakukan

seseorang baik yang dapat diperhatikan maupun tidak, yang berhubungan dengan

perlindungan dan peningkatan kesehatan (Notoatmodjo, 2010).

(Notoatmodjo, 2010 ; Backer, 1979) Backer membuat pengelompokan lain

tentang perilaku kesehatan, yakni:

Perilaku sehat atau health behavior. Perilaku sehat merupakan aktivitas

yang berhubungan dalam upaya memelihara dan meningkatkan kesehatan seperti

konsumsi makanan sehat, aktivitas fisik secara teratur, tidak merokok dan lainnya.

Perilaku sakit atau illnes behavior. Perilaku sakit merupakan aksi

seseorang ataupun keluarga yang tidak sehat maupun terkena masalah, untuk

mencari penyembuhan atau solusi masalah kesehatan lainnya.

Perilaku peran orang sakit atau the sick role behavior. Perilaku peran

orang sakit adalah seseorang yang tidak sehat yang mempunyai fungsi meliputi

kebebasan dan keharusan seperti aksi untuk mendapatkan kesembuhan, mengenal

dan mengetahui fasilitas layanan kesehatan, tidak melakukan sesuatu yang

mempelambat proses penyembuhan dan sebagainya.

Guru

Guru mempunyai definisi sebagai tenaga pendidik profesional yang

dibenarkan dengan adanya sertifikat pendidik serta mempunyai fungsi utama

Universitas Sumatera Utara


11

mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, memberi penilaian dan

evaluasi kepada anak ajar pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,

dasar dan menengah (UU RI No.14 Tahun 2005). Dalam menjalankan tugasnya

guru mempunyai hak salah satunya yaitu mendapatkan rasa aman dan

keselamatan yang dilindungi, hal ini tentunya akan ikut mempengaruhi kesehatan

para guru.

Program Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS)

Gerakan Masyarakat Hidup Sehat diartikan sebagai kegiatan yang

terstruktur dan terarah yang dijalankan secara bersama oleh seluruh bangsa

dengan kesadaran, kemauan dan kemampuan berperilaku sehat untuk

meningkatkan kualitas hidup (Kementrian Kesehatan RI, 2017). Kegiatan tersebut

juga diperkuat dengan adanya Intruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2017 yang

berisikan intruksi kepada para Menteri Kabinet Kerja, Kepala Lembaga

Pemerintah dan Non Pemerintah, Direktur Utama BPJS Kesehatan, serta Para

Gubernur maupun Bupati/Walikota agar menetapkan kebijakan serta mengambil

langkah-langkah sesuai fungsi dan kewenangan untuk mewujudkan GERMAS.

Tujuan kegiatan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS).

GERMAS sebagai kegiatan kesehatan yang mencakup upaya promotif dan

preventif, mempunyai tujuan tertentu.

Tujuan umum. Tujuan umum Gerakan Masyarakat Hidup Sehat yaitu

untuk menambah kesadaran, kemauan dan kemampuan berperilaku sehat guna

meningkatkan kualitas hidup.

Tujuan khusus. Adapun tujuan khusus dari Gerakan Masyarakat Hidup

Universitas Sumatera Utara


12

Sehat, yakni:

1. Menurunkan beban penyakit menular dan tidak menular, baik kematian

maupun kecacatan.

2. Menghindari penurunan produktivitas penduduk.

3. Menurunkan beban pembiayaan pelayanan kesehatan karena adanya

peningkatan pemberdayaan masyarakat.

4. Penguatan sistem kesehatan.

Kegiatan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS). Kegiatan

yang termasuk dalam GERMAS yaitu peningkatan aktivitas fisik, peningkatan

perilaku hidup sehat, penyediaan pangan sehat dan memacu perbaikan gizi,

peningkatan pencegahan dan deteksi dini penyakit, peningkatan mutu lingkungan

serta peningkatan pendidikan hidup sehat. Pada periode 2016-2017 secara

nasional GERMAS dimulai dengan berfokus pada 3 kegiatan.

Adapun 3 kegiatan yang menjadi fokus Gerakan Masyarakat Hidup Sehat

yaitu :

1. Peningkatan aktivitas fisik

2. Konsumsi buah dan sayur

3. Pemeriksaan kesehatan berkala

Pada penelitian ini penulis berfokus pada kegiatan pemeriksaan kesehatan

berkala.

Pemeriksaan Kesehatan Berkala

Pemeriksaan kesehatan berkala adalah salah satu upaya dalam promotif

dan preventif yaitu skrining ataupun pemeriksaan kesehatan berkala yang wajib

Universitas Sumatera Utara


13

dijalankan seseorang dengan usia diatas 15 tahun untuk mengetahui sejak awal

ada atau tidaknya faktor resiko yang akan menjadi penyebab gangguan kesehatan

(Kementerian Kesehatan RI, 2016). Pemeriksaan kesehatan secara berkala

menjadi fondasi utama dalam meningkatkan kualitas kesehatan setinggi-tingginya,

menambah mutu sumber daya manusia, pencapaian target SDGs (pembangunan

berkesinambungan serta mengurangi tanggungan pembiayaan kesehatan dan

ekonomi di Indonesia karena penyakit tidak menular.

Tujuan pemeriksaan kesehatan berkala. Kegiatan pemeriksaan

kesehatan berkala memiliki tujuan, yakni:

a. Peningkatan kesadaran, kemauan dan kemampuan masyrakat dalam

menemukan faktor resiko penyebab penyakit.

b. Mengajak dan menggerakkan masyarakat agar menjalankan perubahan

perilaku hidup tidak sehat menjadi sehat.

c. Mendeteksi masyarakat yang beresiko terkena penyakit Hipertensi dan

Diabetes Melitus serta mendorong untuk dilakukan rujukan ke Fasilitas

Kesehatan Tingkat Pertama untuk mendapat penanganan lebih lanjut.

d. Mencegah terjadinya komplikasi, kecacatan ataupun kematian akibat

gangguan kesehatan yang dikarenakan kurangnya pengetahuan ataupun

terlambat mengetahui penyakit.

e. Mendorong maupun menggerakan masyarakat terutama kaum ibu agar

memeriksakan diri dengan tes IVA/SADARI sehingga terlepas dari kenker

serviks maupun payudara.

Keuntungan pemeriksaaan kesehatan berkala. Adapun keuntungan

Universitas Sumatera Utara


14

dalam melakukan pemeriksaan kesehatan berkala yaitu apabila hasil pemeriksaan

negatif maka pikiran dan perasaan menjadi tenang dan bahagia, hal ini tentunya

akan meningkatkan produktivitas sesorang dan mendorongnya untuk tetap

menjaga gaya hidup sehat. Sedangkan apabila hasil pemeriksaan menunjukkan

adanya gangguan kesehatan ataupun kelainnya dan diagnosis telah ditegakkan

maka seseorang dapat langsung melakukan pengobat secara cepat dan tepat

sehingga penyakit sesegera mungkin dapat teratasi. Keuntungan lainnya yaitu jika

ditemukannya faktor resiko akan tetapi diagnosis belum ditegakkan maka

seseorang dapat langsung melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mendaptkan

diagnosis yang lebih pasti.

Kerugian tidak melakukan pemeriksaan kesehatn berkala.

Pemeriksaan kesehatan tidak jarang untuk diabaikan, padahal banyak kerugian

timbul akibat tindakan tersebut diantaranya adalah gangguan kesehatan ataupun

kelaianan yang ada pada diri individu tidak dapat diketahui secara dini dan ketika

sudah timbul gejala maupun keluhan individu baru melakukan pemeriksaan

kesehatan, saat pemeriksaan penyakit diketahui telah memasuki tahap serius,

kerugian ini tentunya tidak hanya mempengaruhi fisk tetapi juga finansial karena

pengobatan yang sulit memerlukan biaya yang mahal.

Pelaksanaan kegiatan pemeriksaan kesehatan secara berkala.

Berdasarkan pelaksanaannya, kegiatan tersebut meliputi:

a. Kriteria. Pemeriksaan/ skrining kesehatan yang dilakukan minimal satu tahun

sekali, wajib diberikan sesuai dengan standar kepada masyarakat yang berusia

15-59 tahun oleh Pemeintah Daerah Kabupaten/Kota yang ditangani oleh;

Universitas Sumatera Utara


15

Tenaga medis, Tenaga Gizi serta Petugas Pelaksana Posbindu PTM terlatih.

Kegiatan tersebut dapat dilakukan di Puskesmas, Posbindu PTM dan layanan

kesehatan lainnya yang berkolaborasi dengan Pemerintah Daerah.

b. Pemeriksaan kesehatan sesuai standart untuk usia 15-59 tahun meliputi;

pemeriksaan faktor resiko riwayat PTM keluarga dan faktor resiko perilaku,

pemeriksaan obesitas dengan mengukur lingkar perut serta tinggi badan dan

berat badan, pemeriksaan Hipertensi dengan mengukur tekanan darah,

pengecekan kemungkinan Diabetes Melitus melalui cek gula darah,

pemeriksaan gangguan mental emosional dan perilaku, pemeriksaan

ketajaman penglihatan dan pendengaran, penemuan dini penyakit kanker lewat

pemeriksaan payudara klinis dan pemeriksaan IVA pada wanita usia 30-59

tahun serta menangani seseorang dengan faktor resiko atau memiliki kelainan

dengan cara dirujuk ke layanan kesehatan lain yang dapat mengatasinya.

c. Pemeriksaan kesehatan untuk usia diatas 60 Tahun yaitu; pemeriksaan

Obesitas, Hiertensi, Diabetes Melitus, kadar Kolesterol, Asam urat dan

pengecekan masalah Mental Emosional dan Perilaku termasuk pelupa.

Pemeriksaan kesehatan yang wajib dilakukan secara rutin.

Kementerian kesehatan menjelaskan beberapa pemeriksaan yang wajib dilakukan

secara rutin, yaitu:

a. Pemeriksaan tekanan darah.

Pemeriksaan ini begitu penting dilaksanakan setiap orang agar mengetahui

bagaimana kondisi kesehatan jantung seseorang. Tekanan darah yang normal

menandakan kualitas jantung yang baik dalam menyuplai darah yang berisi

Universitas Sumatera Utara


16

oksigen dan makanan kedalam tubuh. Pada pengukuran tekanan darah terdapat

dua angka yang tertera pada hasil yang menunjukan angka tekanan darah sistol

dan diastol. Sistol yaitu tekanan darah ketika jantung berkontraksi dan diastol

merupakan tekanan darah ketika jantung beristirahat. Pemeriksaan ini

merupakan salah satu cara deteksi dini faktor resiko terjadinya hipertensi,

stroke dan jantung. Tekanan darah yang normal adalah < 140/90 mmHg.

b. Pemeriksaan kadar gula darah.

Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat jumlah glukosa dalam tubuh.

Tingginya kadar gula dalam darah dapat menyebabkan terjadinya diabetes

melitus maupuj kencing manis. Berdasarkan pengambilannya, tes darah terdiri

dari; tes gula darah sewaktu yaitu pengambila darah yang dapat dilakukan

kapan saja tanpa memperhatikan kapan terakhir kali seseorang mengkonsumsi

makanan, tes gula puasa yaitu pemriksaan untuk mendeteksi diabetes,

pengambilan darah dilakuakan pada seseorang yang berpuasa selam minimal 8

jam, selanjutnya tes gula darah dua jam setelah makan serta tes hemoglobin

A1c untuk melihat rata-rata kadar gula arah dalam 2-3 tahun terakhir. Kadar

gula yang normal yaitu kurang dari 100 Mg/dl.

c. Pemeriksaan kolestrol darah.

Pemeriksaan kolestrol darah terdiri dari pemriksaan LDL (Low Density

Lipoprotein) atau yang dikenal dengan kolestrol jahat, kolestrol LDL terdapat

pada dinding arteri penyebab terjadinya penyumbatan pembuluh darah dan

menambah resiko penyakit jantung, selanjutnya pemeriksaan HDL (High

Density Lipoprotein) disebut kolestrol baik karena membawa kolestrol yang

Universitas Sumatera Utara


17

terdapat di pembuluh darah ke hati dan akan dikeluarkan dari tubuh. Semakin

tinggi angka HDL maka semakin rendah resiko terjadinya penyakit jantung.

Selanjutnya pemeriksaan TG (trigliserida) yaitu lemak dari makanan yang

dikonsumsi, tingginya jumlah trigliserida dapat meningkatkan ancaman

gangguan arteri koroner. Total kolestrol yang normal berada dibawah 200.

d. Ukur lingkar perut.

Banyaknya lemak pada perut memicu timbulnya masalah kesehatan, untuk itu

penting sekali mengontrol lemak di perut. Pemeriksaan ini juga dapat

dilakukan oleh diri sendiri dengan menggunakan alat ukur sederhana yaitu pita

meteran untuk membuat baju. Langkah awal yaitu temukan tulang rusuk

bagian paling bawah dan tulang pinggul bagian paling atas kemudian tentukan

bagian tengah dari kedua tulang tersebut dan lingkarkan pita ukur pada bagian

tubuh tersebut. Kegiatan ini bertujuan untuk mendeteksi secara dini resiko

obesitas, diabetes dan masalah kesehatan lainnya. Ukuran lingkar perut laki-

laki yang normal adalah 90 cm sedangkan untuk wanita adalah 80 cm.

e. Pemeriksaan tinggi badan (TB) dan berat badan (BB).

Pengukuran ini bertujuan untuk mengetahui nilai Indeks Masa Tubuh (IMT).

IMT digunakan untuk melihat status gizi seseorang, sehingga dapat dilihat

apakah IMT seseorang telah ideal atau beresiko untuk terkena gangguan

kesehatan seperti obesitas. IMT dapat dihitung dengan membagi berat badan

(dalam satuan kilogram) dengan tinggi badan (dalam satuan meter kuadrat).

Untuk wanita IMT normal yaitu 17-23 kg/m2 dan untuk pria yaitu 18-25

kg/m2.

Universitas Sumatera Utara


18

f. Deteksi dini kanker.

Melalui kegiatan GERMAS, pemerintah mengajak masyarakat untuk

melakukan upaya pencegahan kanker payudara dan kanker servis khususnya

para ibu. Upaya pencegahan dapat dilakukan diantaranya hidup sehat dengan

CERDIK (Cek kesehatan secara teratur, Enyahkan asap rokok, Rajin akitivitas

fisik, Diet sehat dengan kalori seimbang, Istirahat cukup dan kelola stres)

selain itu pencegahan untuk kanker serviks dapat dilakukan melalui tes PAP

SMEAR dan tes IVA (Inspeksi Visual dengan Asam asetat) sedangkan untuk

deteksi dni kanker payudara dilakukan dengan tes SADARI (Periksa Payudara

Sendiri) (Kemenkes RI, 2016). Tes PAP SMEAR merupakan pemeriksaan

rutin yang 6 bulan sekali pada saat seseorang tidak dalam masa menstruasi

ataupun hamil dan untuk hasil pemeriksaan yang lebih maksimal sebaiknya

seseorang tidak melakukan hubungan intim minimal 3 hari sebelum

pemeriksaan. Tes ini dapat dilakukan di Posyandu, Posbindu maupun Rumah

Sakit. Selain itu tes IVA merupakan upaya deteksi dini kanker leher rahim

dengan mengoleskan larutan asam asetat pada dinding rahim, asam asetat

menunjukkan pra-kanker dengan terjadinya perubahan warna agak keputihan

pada saat itu juga dalam waktu 15 menit. pemeriksaan ini dapat dilakukan

kapan saja walaupun seseorang sedang masa mestruasi, nifas ataupun paska

keguguran. Sedangkan pemeriksaan payudara sendiri dapat dilakukan

perempuan sejak usia 20 tahun. Pemeriksaan dilakukan dengan meraba

ataupun memijat payudara sendiri baik saat mandi maupun sehabis mandi.

Tahapan dalam melakukan SADARI yaitu dimulai dengan mengamati ukuran,

Universitas Sumatera Utara


19

bentuk maupun warna payudara pada cermin dengan posisi bahu lurus dan

tangga diletakkan di pinggul, perhatikan apakah ada perubahan ataupun

pembengkakan, selanjutnya angkat lengan dan tekan puting susu secara

perlahan serta perhatikan perubahan yang terjadi, lakukan juga pengecekkan

pada keluaran puting susu, pemeriksaan payudara juga dapat dilakukan

dengan berbaring kemudian meraba payudara tersebut, gunakan tangan kanan

untuk meraba payudara sebelah kiri dan sebaliknya. Kemudian lakukan juga

pemeriksaan payudara dengan gerakan yang sama pada posisi duduk dan

berdiri.

g. Cek arus puncak ekspirasi.

Cek arus puncak ekpirasi yaitu pemeriksaan fungsi paru pada penderita asma

ataupun penyakil lainnya untuk melihat kemampuan paru (Kementerian

Kesehatan RI, 2017).

h. Cek fungsi mata dan telinga.

Pengecekan fungsi mata dan telinga bertujuan untuk melihat ketajaman

penglihatan dan pendengaran. Ketajaman penglihatan dilakukan dengan

memperlihatkan papan huruf yang terdiri dari huruf besar dan kecil yang

kemudian akan diminta untuk membaca huruf tersebut, sedangkan untuk

melihat ketajaman telinga dilakukan dengan cara pasien akan diperdengarkan

beragam suara dengan tingkat bunyi yang berbeda. Kegiatan ini merupakan

upaya pencegahan gangguan fungsi mata dan telinga (Kementerian Kesehatan

RI, 2016).

Universitas Sumatera Utara


20

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Kegiatan ini adalah salah satu cara untuk meningkatkan mutu kesehatan

masyarakat. PHBS juga berhubungan dengan kegiatan Gerakan Masyarakat Hidup

Sehat. PHBS didefinisikan sebagai segala perilaku kesehatan yang dijalankan

dengan kesadaran pribadi sehingga setiap orang mampu secara mandiri membantu

dirinya dalam bidang kesehatan serta memiliki peran aktif dalam mewujudkan

kesehatan (Kementerian Kesehatan RI, 2016).

Tujuan PHBS. Tujuan utama PHBS yaitu meningkatkan kualitas

kesehatan melalui proses pemberian pengetahuan dan kesadaran yang menjadi

peran awal setiap orang dalam melaksanakan perilaku bersih dan sehat.

Tatanan PHBS. Tatanan PHBS melibatkan berbagai komponen yang

merupakan bagian dari tempat beraktivtas sehari-hari, yaitu:

1. PHBS di Rumah tangga

2. PHBS di Sekolah

3. PHBS di Tempat kerja

4. PHBS di Sarana kesehatan

5. PHBS di Tempat umum

Manfaat PHBS. PHBS bermanfaat dalam menambah kesadaran

masyarakat untuk bersedia berperilaku hidup bersih dan sehat sehingga

masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalah kesehatan serta

menciptakan lingkungan yang sehat. PHBS juga memberikan berbagai manfaat

pada tiap tatanannya.

Adapaun manfaat PHBS pada tiap tatannya yaitu:

Universitas Sumatera Utara


21

1. Manfaat PHBS Di Rumah tangga.

PHBS bermanfaat dalam menciptakan keluarga yang sehat, setiap anggota

keluarga mampu meningkatkan kesehatan sehingga tidak mudah untuk terkena

penyakit, hal ini juga bermanfaat untuk meningkatkan produktivitas anggota

keluarga, keluarga terbiasa menerapkan pola hidup sehat dan anak dapat

tumbuh sehat dengan gizi yang tercukupi.

2. Manfaat PHBS Di Sekolah.

Manfaat PHBS di sekolah yaitu mampu menciptakan lingkungan yang bersih

dan sehat sehingga dapat meningkatkan proses belajar mengajar para guru dan

siswa

3. Manfaat PHBS Di Tempat kerja.

Pekerja dapat meningkatkan kesehatan sehingga tidak mudah terserang

penyakit, meningkatkan produktivitas dan citra tempat kerja yang positif.

4. Manfaat PHBS Di Sarana kesehatan.

PHBS di sarana kesehatn bermanfaat untuk mencegah penyebaran penyakit.

5. Manfaat PHBS Di Tempat umum.

Penerapan PHBS di Tempat umum juga bermanfaat dalam mewujudkan

lingkungan bersih dan sehat.

Landasan Teori

Teori Lawrance Green. Lawrance Green pada mencoba menelaah

perilaku manusia dari tingkat kesehatan dengan teorinya yaitu Teori PRECED-

PROCED pada tahun 1980. Terdapat dua faktor pokok yang mempengaruhi

Universitas Sumatera Utara


22

perilaku kesehatan masyarakat, yaitu faktor perilaku (behavior causes) dan faktor

non perilaku (non-behavior causes). Kemudian perilaku dipengaruhi 3 faktor

utama dalam singkatan PRECEDE (Predisposing, Enabling, dan Reinforcing

Cause in Educational Diagnosis and Evalution) yang merupakan arahan dalam

menganalisis masalah untuk intervensi promosi kesehatan. Sedangkan PROCEED

(Policy, Regulatory, Organizational Contruc in Educational and Environmantal

Development) yaitu fase perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi promosi

kesehatan.

Selanjutnya Precede modei ini diuraikan menajdi 3 faktor yang

membentuk perilaku, yaitu :

a. Faktor Predisposisi (predisposing factors) terdiri dari pengetahuan, sikap,

keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya.

b. Faktor Pemungkin (enabling factors) terdiri dari lingkungan fisik, fasilitas

atau sarana kesehatan.

c. Faktor Pendorong (renforcing factors) terdiri dari sikap dan perilaku petugas

kesehatan maupun kelompok pedoman dari perilaku masyarakat

(Notoatmodjo, 2010: 75-77).

Faktor predisposisi (predisposing factors). Faktor dari dalam diri

seseorang yang meliputi pengetahuan, sikap, kepercayaan dan lainnya.

Karakteristik individu juga termasuk dalam faktor ini yang mencakup umur,

pendidikan, lama kerja, status pekerjaan, keluhan dan sebagainya.

Umur. Lawrance Green mengatakan bahwa umur berpengaruh terhadap

perilaku kesehatan. Umur seseorang terhitung mulai saat dia berulang tahun

Universitas Sumatera Utara


23

terakhir kali. Penelitian yang dilakukan Yuliwati (2012) menunjukkan adanya

hubungan umur terhadap pemeriksaan kesehatan. Anderson (1974) juga

menyatakan bahwa umur berpengaruh terhadap kecenderungan seseorang untuk

menggunakan pelayanan kesehatan.

Pendidikan. Pendidikan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan

pemahaman seseorang terhadap suatu objek yang dipelajari. Dalam penelitian

Yuliwati (2012), ia menemukan adanya hubungan pedidikan dengan perilaku

seseorang untuk melakukan pemeriksaan kesehatan.

Massa kerja. Berdasarkan penelitian terdahulu oleh Tommy (2017)

menunjukan keterkaitan massa kerja dengan stres pada pekerja, pada hasil

penelitian terlihat bahwa pekerja yang memiliki massa kerja yang cukup lama

cenderung banyak mengalami stres kerja, hal ini tentunya akan mempengaruhi

kondisi kesehehatan pekerja, untuk itu perlunya dilakukan pemeriksaan kesehatan

berkala pada pekerja.

Pendapatan. Hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Ryman,

Rahman dan Agustina (2016) menunjukkan adanya keterkaitan pendapatan

dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan, dimanna individu dengan penghasilan

lebih tinggi dapat menggunakan sebagian kecil dari penghasilannya untuk

melakukan pemeriksaan kesehatan difasilitas kesehatan yang tersedia.

Keluhan. Keluhan kesehatan merupakan suatu kondisi seseorang yang

mana ia merasakan adanya gangguan terhadap kondisi kesehatannya. Keluhan

kesehatan terjadi khususnya kepada penderita penyakit kronis meskipun pada saat

melakukan survei satu bulan terakhir penyakit tersebut tidak kambuh (BPS, 2019).

Universitas Sumatera Utara


24

Beberapa artikel kesehatan menjelaskan banyak masyrakat yang tidak

melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala dikarenakan merasa tidak ada

keluhan (Liputan 6, 2013; Detikhealth, 2009). Sedangkan dalam penelitian yang

dilakukan Wawan (2016) menjelaskan karena banyak keluhan kesehatan yang

dialami seseorang maka diperlukan pemeriksaan kesehatan berkala. Berdasarkan

hal tersebut dapat diasumsikan adanya hubungan keluhan kesehatan yang

dirasakan seseorang dengan perilaku pemeriksaan kesehatan berkala.

Status pekerja. Status pekerja yaitu melihat apakah status responden

adalah guru Pegawai Negeri Sipil (PNS) atau guru honorer.

Pengetahuan. Pengetahuan merupakan hasil tau seseorang akan suatu

objek melalu indra seperti mata, telinga, hidung dan lainnya. Adanya hubungan

antara pengetahuan dengan pemeriksaan kesehatan diperkuat dengan adanya

penelitian yang dilakukan oleh Yuliwati (2012), individu yang mempunyai

pengetahuan yang baik cenderung melakukan pemeriksaan kesehatan. Hasil

pengetahuan dipengaruhi oleh keseriusan analisa seseorang serta persepsinya

terhadap sesuatu (Notoatmodjo, 2010: 27-29).

Ada 6 tingkatan pengetahuan, yakni :

a. Tahu (know).

Tahu didefinisikan sebagai mengingat kembali memori yang telah ada setelah

mengamati suatu objek. Pada tingakat ini pengetahuan seseorang dapat diukur

melalui kemampuan seseorang dalam menjelaskan ataupun menguraikan

sesuatu.

Universitas Sumatera Utara


25

b. Memahami (comprehension).

Tingkat pengetahuan tahap ini lebih tinggi dari tingkat tahu (know). Sesorang

tidak hanya mengetahui suatu objek tetapi pada tingkat memahami seseorang

harus mampu menafsirkan suatu objek yang ia ketahui dengan benar.

c. Aplikasi (application).

Pada tingkatan aplikasi, seseorang mampu menerapkan sesuatu yang telah

dipelajari kedalam situasi nyata lainnya. Tingkat pengetahuan ini dapat diukur

dengan kemampuan seseorang menggunakan metode, teori ataupun hukum

dan lainnya sesuai dengan situasi tertentu.

d. Anlisis (analysis).

Pengetahuan pada tingkat analisis merupakan kemampuasn invidu untuk

menjabarkan, memisahkan dan mencari hubungan anatara objek yang

diketahui. Pengukuran pada tingkat ini dilihat dengan kemampuan individu

untuk membedakan, mengelompokkan, memisahkan serta membuat bagan

terhadap objek tersebut.

e. Sistesis (synthesis).

Sistesis merupakan kemampuan seseorang untuk merangkum dan menyusun

rumusan baru dari komponen-komponen pengetahuan yang telah dimiikinya.

f. Evaluasi (evaluation).

Tingkat ini dikaitan dengan kemampuan seseorand untuk menilai objek yang

mana penilaian didasarkan pada kriteria yang dibuat sendiri atau sesuai

dengan norma yang berlaku dimasyarakat.

Sikap (attitude). Sikap merupakan suatu reaksi tertutup terhadap

Universitas Sumatera Utara


26

rangsangan ataupun objek tertentu yang melibatkan perasaan, pikiran, perhatian

dan lainnya. Reaksi ini berupa perasaan mendukung (favorable) maupun

kebalikannya yaitu tidak mendukung (unfavorable). Dikatakan reaksi tertutup

karena reaksi kesiapan untuk bertindak dan bukan pelaksanaan motif tertentu

(Notoatmodjo, 2010; Azwar, 2011). Penelitian (Flora dkk, 2016) menunjukkan

tidak adanya hubungan antara sikap dan perilaku pemeriksaan kesehatan akan

tetapi dalam penelitian yang diakukan Yuliwati (2012) terdapat hubungan antara

sikap terhadap kecederungan seseorang untuk melakukan pemeriksaan kesehatan

Struktur sikap. Struktur sikap terdiri dari 3 komponen yaitu; komponen

kognitif merupakan komponen yang mewakili apa yang diyakini individu,

kemudian komponen afektif yaitu perasaan yang mencakup aspek emosional serta

komponen konatif yang merupakan kecenderungan berperilaku tertentu sesuai

dengan sikap individu (Azwar, 2011).

Tingkatan sikap. Berdasarkan intensitasnya sikap dibagi menjadi beberapa

tingkatan, yaitu; (Notoatmodjo, 2011)

a. Menerima (receiving).

Menerima diartikan dengan kemauan individu untuk menerima rangsanagan

yang diberikan objek.

b. Menanggapi (responding).

Menanggapi merupakan memberikan jawaban atau tanggapan terhadap

pertanyaan yang dihadapi.

Universitas Sumatera Utara


27

c. Menghargai (valuing).

Menghargai merupakan pemberian nilai yang baik oleh individu kepada suatu

objek atau rangsangan dengan membahas, mengajak atau mepengaruhi orang

lain untuk merespon.

d. Bertanggung jawab (responsible).

Sikap yang paling tinggi tingkatannya yaitu bertanggung jawab dan berani

menggambil resiko atas hal yang telah diyakini oleh individu.

Faktor pemungkin (enabling faktors). Faktor pemungkin merupakan

faktor yang berasal dari luar individu seperti lingkungan fisik, ketersediaan

fasilitas atapun sarana dan prasarana kesehatan yang mempengaruhi terbentuknya

perilaku seseorang (Notoatmodjo, 2010).

Sarana dan prasarana. Sarana kesehatan adalah segala sesuatu yang

digunakan sebagai alat oleh tenaga kesehatan untuk memudahkan tercapainya

tujuan pelayanan kesehatan. Prasarana kesehatan yaitu segala sesuatu yang

menjadi penunjang seperti usaha, proyek, pembangunan dan sebagianya agar

terlaksananya kegiatan kesehatan. Sarana dan prasarana juga mencakup fasilitas

kesehatan, jalan atau jarak serta biaya (KBBI, 2019).

Fasilitas pelayanan kesehatan. Fasilitas pelayanan kesehatan merupakan

tempat yang digunakan untuk melaksanakan pelayanan kesehatan, baik promotif,

preventif, kuratif dan rehabilitatif yang dilakukan pemerintah, pemerindah daerah

dan atau masyarakat (Permenkes No. 75 Tahun 2014).

Akses. Pelayanan kesehatan harus dapat dicapai oleh masyarakat, tidak

terhalang oleh keadaan geografis, sosial, ekonomi, organisasi dan bahasa. Salah

Universitas Sumatera Utara


28

satunya yaitu keadaan geografis yang dapat diukur dengan jarak, lama perjalanan,

jenis transportasi atau hambatan fisik lainnya (Andriana, Nani dan Lisnawaty,

2015). Dalam penelitian sebelumnya (Yuliwati, 2012) juga menunjukan adanya

hubungan antara jarak dengan perilaku pemeriksaan kesehatan.

Faktor pendorong (reinforcing faktors). Faktor ini berasal dari luar

individu yang berfungsi sebagai pendorong atau penguat dalam terbentuknya

perilaku individu. Dorongan dapat berasal dari sikap dan perilaku petugas

kesehatan, tokoh masyarakat, keluaga ataupun teman sebaya yang dianggap

sebagai panutan, dukungan dan paparan informasi juga termasuk dalam faktor

penguat.

Dukungan teman/keluarga. Dukungan dari teman sebaya ataupun keluarga

juga merupakan faktor penguat untuk terbentuknya perilaku individu, sejalan

dengan peneltian sebelumnya (Flora dkk, 2016) dukungan teman maupun

keluarga juga dapat mempengaruhi keputusan seseorang, dalam hal ini ajakan

teman terbukti dapat mempengaruhi perilaku seseorang untuk melakukan

pemeriksaan kesehatan.

Dukungan petugas kesehatan. Petugas kesehatan merupakan bagian dari

kelompok referensi yang perbuatannya cenderung dijadikan contoh oleh

masyarakat. Peran petugas kesehatan yaitu untuk memberikan edukasi tentang

pemeriksaan kesehatan berkala guna meninggkatkan pengetahuan, serta mengajak

masyarakat untuk mau memeriksakan kesehatannya secara rutin. Dalam penelitian

Yuliwati (2012) menyatakan adanya pengaruh dukungan petugas kesehatan

dengan perilaku pemeriksaan kesehatan, masyarakat yang mendapatkan dukungan

Universitas Sumatera Utara


29

baik dari petugas kesehatan berpeluang lebih besar untuk berperilaku baik dalam

pemeriksaan kesehatan.

Gambar 1. Kerangka teori Lawrence Green

Universitas Sumatera Utara


30

Kerangka Konsep

Berdasarkan masalah dan tujuan penelitian maka kerangka konsepsional

dapat digambarkan sebagai berikut:

Faktor Predisposing
1. Karakteristik :
Umur
Pendidikan Terakhir
Masa kerja
Status Pekerja
Keluhan
Pendapatan
2. Pengetahuan
3. Sikap
Pemeriksaan kesehatan
berkala di SMPN 10
Medan
Faktor Enabling
1. Fasilitas pelayanan
kesehatan.
2. Akses

Faktor Reinforcing
1. Dukungan teman
/keluarga
2. Dukungan petugas
kesehatan

Gambar 2. Kerangka konsep

Universitas Sumatera Utara


Metode Penelitian

Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitaif dan bersifat deskriptif

dalam artinya merupakan akumulasi data dasar dalam cara deskriptif tidak perlu

mencari atau menerangkan hubungan, melakukan hipotesis, membuat ramalan,

maupun mendapatkan makna dan implikasi (Suryabrata, 2008).

Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 10 Medan.

Adapun alasan dalam pemilihan lokasi penelitian ini adalah berdasarkan hasil

survei pendahuluan yang dilakukan SMP Negeri 10 Medan mempunyai kegiatan

sekolah yang mendukung perilaku pola hidup sehat yang diikuti oleh guru

maupun siswa/siswi di sekolah yaitu berupa kegiatan senam namun dalam survei

juga masih banyak guru yang tidak melakukan pemeriksaan kesehatan secara

berkala dan kurangnya pengetahuan tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat.

Waktu penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2018

sampai dengan Agustus 2019.

Populasi dan Sampel

Populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah semua guru yang bekerja di

SMP Negeri 10 Medan yang berjumlah 67 orang.

Sampel. Semua populasi dijadikan sebagai subjek penelitian yaitu

sebanyak 67 orang.

31

Universitas Sumatera Utara


32

Variabel dan Definisi Operasional

Variabel penelitian. variabel pada penelitian ini terdiri dari variabel bebas

dan variabel terikat.

Variabel bebas. Adapun variabel bebas (variabel independen) dalam

penelitian ini adalah perilaku guru di SMP Negeri 10 Medan.

Variabel terikat. Adapun variabel terikat (variabel dependen) dalam

penelitian ini adalah pemeriksaan kesehatan berkala.

Definisi operasional. Definisi operasional ini dirumuskan agar batasan

penelitian dapat ditentukan, yang dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Umur yaitu usia guru sebagai responden yang dihitung sejak ia lahir sampai

dengan ulangtahun terakhir pada saat penelitian dilakukan.

2. Pendidikan yaitu tahapan pendidikan terakhir yang telah diselesaikan

responden pada saat penelitian.

3. Keluhan kesehatan yaitu gangguan kesehatan yang responden rasakan pada

tubuhnya seperti; pusing, penglihatan kabur, telinga berdenging, mudah lelah,

mudah ngantuk, sulit tidur, banyak buang air kecil, luka lama sembuh, sulit

bernapas, nyeri dada, detak jantung tak beraturan, nyeri sendi, kesemutan,

sakit dan kaku pada tengkuk, sakit pada bagian panggul, keputihan tidak

normal (berbau), keluar darah pada vagina.

4. Masa kerja yaitu waktu yang telah dijalani oleh responden sebagai seorang

guru dengan menggunakan satuan tahun.

5. Status yaitu kedudukan responden dalam pekerjaannya yaitu Pegawai Negeri

Sipil (PNS) atau Honorer.

Universitas Sumatera Utara


33

6. Pendapatan yaitu jumlah penghasilan tetap yang diperoleh oleh responden

dalam waktu satu bulan.

7. Pengetahuan yaitu segala sesuatu yang diketahui responden tentang defenisi,

tujuan, manfaat maupun jenis pemeriksaan kesehatan berkala.

8. Sikap yaitu tanggapan responden terhadap pemeriksaan kesehatan berkala.

9. Tindakan yaitu perbuatan yang dilakukan responden terhadap pemeriksaan

kesehatan berkala.

10. Fasilitas kesehatan yaitu ketersedian tempat untuk melakukan pemeriksaan

kesehatan berkala di lingkungan tempat tinggal atau tempat kerja responden.

11. Akses yaitu meliputi jarak tempuh dan transportasi menuju fasilitas pelayanan

kesehatan.

12. Dukungan teman / keluarga yaitu dorongan positif dari teman maupun

keluarga berupa perhatian emosional, pemeberian informasi maupun nasehat,

sehingga responden terdorong untuk melakukan pemeriksaan kesehatan

berkala

13. Dukungan Petugas kesehatan yaitu dorongan positif yang diberikan petugas

kesehatan selama dua tahun terakhir; baik memberikan penyuluhan maupun

ajakan kepada responden untuk mau melakukan pemeriksaan kesehatan

berkala.

14. Pemeriksaan kesehatan berkala yaitu pemeriksaan kesehatan rutin yang

dilakukan responden minimal sekali dlam setahun yang meliputi pemeriksaan

gula darah, tekanan darah, kolesterol, ukur lingkar perut, ukur BB dan TB,

serta tes PAP SMEAR atau tes IVA.

Universitas Sumatera Utara


34

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan dua jenis

sumber data, yaitu;

Data primer. Data primer adalah data yang didapat dari kuesioner yang

berisikan pertanyaan mengenai pengetahuan, sikap dan tindakan . kuesioner akan

diisi langsung oleh responden sendiri di SMPN 10 Medan.

Data sekunder. Data sekunder yaitu data jumlah guru yang ada di SMP N

10 Medan yang didapat dari SMP tersebut.

Instrumen penelitian. Instrumen penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu kesioner sebagai alat ataupun bahan wawancara kepada

responden yaitu guru di SMP N 10 Medan tahun 2019.

Metode Pengukuran

Aspek pengukuran. Aspek pengukuran dengan kategori baik,sedang dan

buruk, namun terlebih dahulu menentukan tolak ukur yang akan dijadikan penentu

(Arikunto, 2006).

Faktor predisposing. Faktor predisposing terbangi menjadi pengukuran

karakteristik, pengetahuan, sikap dan tindakan.

Pengukuran karakteristik. Karakteristik yang akan diisi oleh responden

antara lain nama, umur, pedidikan, masa kerja, status pekerja, pendapatan dan

keluhan.

Pengukuran pengetahuan. Pengukuran penegtahuan diukur dengan skala

Guttman (Riduwan, 2011). Skala Guttman merupakan skala yang digunakan

untuk jawaban yang bersifat jelas (tegas) dan konsisten. Pada skala Guttman

Universitas Sumatera Utara


35

hanya ada dua interval. Misalnya; yakin-tidak yakin; ya-tidak; benar-salah;

positif-negatif dan lain sebagainya. Pertanyaan pengetahuan berjumlah 15

pertanyaan dengan total skor 32. Maka skor tertinggi yang dapat dicapai

responden adalah 32 dan skor terendah adalah 0. Oleh karna itu skala pengukuran

pengetahuan dihitung berdasarkan jawaban responden terhadap semua pertanyaan.

Menurut Arikunto (2006), pengetahuan dikelompokkan dalam 3 kategori,

yaitu :

1. Tingkat pengetahuan dikatakan baik apabila nilai yang diperoleh > 75%

dengan skor > 24

2. Tingkat pengetahuan dikatakan sedang apabila nilai yang diperoleh 45-75%

dengan skor 14-24

3. Tingkat pengetahuan dikatakan kurang baik apabila nilai yang diperoleh <

45% dengan skor < 14

Pengukuran sikap. Pengukuran sikap ini berisikan pernyataan sikap, yaitu

rangkaian kalimat yang mengatakan sesuatu mengenai objek sikap yang hendak

diungkap. Ungkapan dapat berupa hal yang positif yang berarti mendukung

ataupun memihak suatu objek sikap. Sebaliknya, uangkapan dapat berupa hal

yang negatif, yang tidak memihak objek sikap. Dalam pengukuran sikap

hendaknya berisikan pernyataan yang memihak dan tidak memihak dalam jumlah

yang seimbang. Hal ini bertujuan agar responden memikirkan dengan lebih hati-

hati isi pernyataan sebelum memberikan respon (Azwar, 2013).

Pengukuran sikap menggunakan skala Likert, yang terdiri dari 4 interval,

yaitu “sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju” skala diukur

Universitas Sumatera Utara


36

melalui 10 pertanyaan untuk skor tertinggi adalah 40 dan terendah adalah 0,

dengan ketentuan :

Pertanyaan positif

Sangat setuju =4

Setuju =3

Tidak setuju =2

Sangat tidak setuju =1

Pertanyaan negatif

Sangat setuju =1

Setuju =2

Tidak setuju =3

Sangat tidak setuju =4

Menurut Arikunto (2006) pengukuran diklasifikasikan dalam 3 kategori,

yaitu ;

1. Sikap baik apabila diperoleh nilai > 75% dengan skor > 30

2. Sikap sedang apabila diperoleh nilai 45-75% dengan skor 18-30

3. Sikap kurang baik apabila diperoleh nilai < 45% dengan skor < 18

Pengukuran tindakan. Tindakan diukur dengan menggunakan skala

Guttman (Riduwan, 2011). Skala pengukuran tindakan diukur berdasarkan

jawaban dari responden terhadap 10 pertanyaan yang pada masing-masing

pertanyaan yang terdiri dari 2 interval jawaban yaitu “Ya dilakukan” dan “Tidak

dilakukan”. Nilai tertinggi dari seluruh pertanyaan adalah 10 dengan kriteria

sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara


37

Pertanyaan positif

Ya dilakukan =1

Tidak dilakukan =0

Pertanyaan negatif

Ya dilakukan =0

Tidak melakukan =1

Aspek pengukuran tindakan berdasarkan jumlah nilai yang didapat

diklasifikasikan dalam 3 kategori yaitu :

1. Tindakan baik, apabila nilai yang diperoleh > 75% dengan skor > 7

2. Tindakan sedang, apabila nilai yang diperoleh 45-75% dengan skor 4-7

3. Tindakan kurang baik, apabila nilai yang diperoleh < 45% dengan skor < 4

Faktor pemungkin. Faktor pemungkin terdiri dari pengukuran fasilitas

pelayanan kesehatan dan jarak.

Pengukuran fasilitas kesehatan. Fasilitas pelayanan kesehatan diukur

menggunakan skala nominal berdasarkan ketersediaan fasilitas pelayanan

kesehatan. Terdapat 2 pertanyaan yang diberikan kepada responden, dengan

jawaban ya mendapat skor 1 dan jawaban tidak mendapat skor 0. Total skor

adalah 2, yang dikelasifikasikan kedalan 2 kategori.

Adapun hasil kategori yaitu sebagai berikut :

1. Fasilitas pelayanan kesehatan baik, > 75%, skor > 1

2. Fasilitas pelayanan kesehatan kurang baik, < 45%, skor ≤ 1

Pengukuran akses. Pengukuran variabel jarak menggunakan skala

nominal. Terdapat 3 pertanyaan yang diberikan kepada responden. Pertanyaan

Universitas Sumatera Utara


38

dengan kategori ya atau tidak, jawaban ya mendapat skor 1 dan jawaban tidak

mendapat skor 0. Total skor adalah 3, yang dikategorikan sebagai berikut:

1. Akses menuju fasilitas pelayanan kesehatan baik, >75%, skor ≥ 2

2. Akses menuju fasilitas pelayanan kesehatan kurang baik, < 45%, skor ≤ 1

Faktor pendorong. Faktor pendorong terdiri dari pengukuran dukungan

teman/keluarga dan dukungan petugas kesehatan.

Pengukuran dukungan teman / keluarga. Pengukuran variabel dukungan

teman ataupun keluarga menggunakan skala nominal. Terdapat 3 pertanyaan yang

akan diberikan kepada responden. Pertanyaan dengan kategori ya atau tidak,

dimana jawaban ya mendapat skor 1 dan jawaban tidak mendapat skor 0. Total

skor yaitu 3, kemudian hasilnya dikategorkan sebagai berikut :

1. Dukungan teman/ keluarga baik, > 75%, skor ≥ 2

2. Dukungan teman/ keluarga kurang baik, < 45%, skor ≤ 1

Pengukuran dukungan petugas. Pengukuran variabel dukungan petugas

kesehatan menggunakan skala nominal. Terdapat 2 pertanyaan yang akan

diberikan kepada responden. Pertanyaan dengan kategori ya atau tidak, jawaban

ya mendapat skor 1 dan jawaban tidak mendapat skor 0. Total skor yaitu 2 yang

kemudian hasilnya dikelasifikasikan dalan beberapa kategori.

Adapun hasil kategori sebagai berikut :

1. Dukungan petugas baik, > 75%, skor > 1

2. Dukungan petugas kurang baik, < 45%, skor ≤ 1

Universitas Sumatera Utara


39

Metode Analisis Data

Pengolahan data. Data yang telah diperoleh selanjutnya diolah dengan

melalui beberapa langkah.

Adapun langkah – langkah yang dilakukan dalam proses pengolahan data

yaitu :

1. Editing (pemeriksaan data)

Tahap editing yaitu pemeriksaan data yang diperoleh, tujuan editing untuk

melihat kejelasan dan kelengkapan jawaban dari tiap pertanyaan. Apabila ada

jawab yang tidak jelas atau tidak lengkap maka dilakukan wawancara kembali

dengan responden.

2. Coding (pemberian kode)

Data yang telah diedit selanjutnya akan masuk ke tahap koding. Koding

merupakan proses identifikasi dan klasifikasi setiap pertanyaan dengan

memberikan kode pada masing-masing pertanyaan.

3. Entry (memasukkan data)

Tahap ini yaitu memindahkan atau memasukkan data yang telah dibubah

kedalam bentuk kode baik angka maupun huruf kedalam mesin pengolah data.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan program komputer yang dapat

dipakai untuk mengolah data yaitu SPSS (Statistical Package for Sosial

Science).

4. Cleaning (pembersihan data)

Data cleaning adalah memastikan seluruh data yang dimasukkan ke dalam

mesin pengolah data sudah sesuai dengan sebenarnya, untuk itu dilakukan

Universitas Sumatera Utara


40

pemeriksaan kembali agar tidak ada kesalahan lagi pada data (Sujarweni,

2014, Prasetyo dan Lina, 2014).

Analisis data. Analisis data yang dilakukan yaitu analisis deskriptif untuk

menggambarkan perilaku guru tentang pemeriksaan kesehatan berkala di SMP

Negeri 10 Medan. Analisis data menggunakan program SPSS yang mencakup

analisa univariat untuk mengaalisis tiap variabel dari hasil penelitian, kemudian

disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi (Sujarweni, 2014).

Universitas Sumatera Utara


Hasil Penelitian

Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Gambaran umum SMP Negeri 10 Medan. Penelitian ini dilakukan di

SMP Negeri 10 Medan. SMP Negeri 10 merupakan salah satu sekolah menengah

pertama yang berstatus negeri di kota Medan yang mempunyai akreditas A sejak

tahun 2015, sekolah ini terletak di Jalan Letjen Jamin Ginting Km 4,5 kelurahan

Padang bulan, kecamatan Medan Baru, kota Medan, provinsi Sumatera utara,

secara geografis SMP ini terletak pada 3ᵒ 56' - 3ᵒ 68' Lintang Utara dan 98ᵒ 63' -

98ᵒ 91' Bujur Timur. SMP Negeri 10 berdiri pada tanggal 21 Maret 1963 dengan

surat keputusan pendirian sekolah 101/SK/8.III/65/66, sekolah mempunyai luas

tanah sebesar 6032 m2 yang diatasnya telah dibangun 19 ruang kelas, 1

laboratorium, 1 perpustakaan , 2 tempat sanitasi siswa, 1 sanitasi guru dan prasana

lainnya seperti ruang bimbingan konseling (BP), ruang guru dan kepala sekolah,

rang tata usaha serta ruang unit kesehatan sekolah. SMP Negeri 10 Medan juga

mempunyai organsasi siswa seperi OSIS (organisasi Siswa Intra Sekolah),

Pramuka (Praja Muda Karana), Dokter Remaja serta PIKR (Pusat Informasi dan

Konseling Remaja).

Gambaran umum guru di SMP Negeri 10 Medan. SMP Negeri 10

medan mempunyai tenaga pendidik sebanyak 63 guru, berdasarkan jenis kelamin

terdapat 11 guru laki-laki dan 52 guru perempuan sedangkan berdasarkan status

pekerja terdapat 12 guru honorer dan 51 guru yang merupakan pegawai negeri

sipil (PNS).

41

Universitas Sumatera Utara


Hasil Analisis Univariat

Analisis univariat digunakan untuk melihat distribusi frekuensi dari

masing-masing variabel yaitu karakteristik responden, pengetahuan, sikap,

tindakan, faktor pemungkin (fasilitas kesehatan dan jarak) serta faktor pendorong

(dukungan teman/keluarga dan petugas kesehatan) dalam upaya mewujudkan

perilaku pemeriksaan kesehatan berkala pada guru di SMP Negeri 10 Medan.

Faktor predisposing . Faktor predisposing pada penelitian ini terdiri dari

karakteristik, pengetahuan, sikap dan tindakan responden dalam mewujudkan

perilaku pemeriksaan kesehatan berkala.

Karakteristik responden. Adapaun gambaran karakteristik responden

dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 1

Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Tahun 2019

Karakteristik responden n %
Umur
26 – 35 Tahun 12 19,0
36 – 45 Tahun 13 20,6
46 – 55 Tahun 28 44,4
56 – 66 Tahun 10 15,9
Pendidikan Terakhir
Perguruan Tinggi 63 100,0
Status Pekerja
PNS 51 81,0
Honorer 12 19,0
Masa Kerja
≤ 5 tahun 12 19,0
> 5 tahun 51 81,0

Pendapatan

≤ 2.000.000 11 17,5
> 2.000.000 52 82,5

Keluhan Responden

Ada keluhan 60 95,2


Tidak ada keluhan 3 4,8

Universitas Sumatera Utara


Distribusi karakteristik responden berdasarkan umur dilihat dari tabel 1

menunjukkan bahwa 63 jumlah responden yang dilihat dari umur, maka umur

responden yang paling banyak adalah responden dengan umur 46 – 55 Tahun

yaitu sebanyak 28 orang (44,4%) dan yang paling sedikit yaitu responden dengan

umur 55 – 56 Tahun yaitu sebanyak 10 orang (15,9%). Karakteristik responden

berdasarkan tingkat pendidikan terakhir dilihat dari tabel 1 menunjukkan bahwa

seluruh responden yaitu sebanyak 63 orang (100%) berpendidikan terakhir di

perguruan tinggi. Untuk distribusi karakteristik responden berdasarkan status

pekerja pada tabel 1 menunjukkan bahwa status pekerja terbanyak pada 63 guru

yaitu Pegawai Negeri Sipil (PNS) sejumlah 51 orang (81,0%) selebihnya guru

berstatus pekerja sebagai guru honorer.

Berdasarkan tabel 1 juga diketahui bahwa distribusi responden

berdasarkan masa kerja yang paling banyak adalah guru yang bekerja lebih dari 5

tahun yaitu sebanyak 51 orang (81,0%) dan selebihnya guru bekerja kurang dari 5

tahun. Distribusi karakteristik responden berdasarkan pendapatan pada tabel 1

menunjukkan lebih banyak responden yang mempunyai pendapatan lebih dari

Rp.2.000.000 yaitu 52 orang (82,5%) dan selebihnya responden memiliki

pendapatan dibawah Rp.2.000.000. Berdasarkan jenis keluhan kesehatan yang

dirasakan para guru terdapat 60 orang (95,2%) yang menyatakan adanya keluhan

kesehatan, selebihnya menyatakan tidak memiliki keluhan kesehatan.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 2

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Keluhan Kesehatan Tahun 2019

Jawaban Jumlah
Jenis keluhan kesehatan Ya Tidak
n % n % n %
Pusing 52 86,7 8 13,3 60 100
Penglihatan kabur 31 51,7 29 48,3 60 100
Telinga berdenging 16 26,7 44 73,3 60 100
Mudah lelah 34 56,7 26 43,3 60 100
Mudah ngantuk 24 40,0 36 60,0 60 100
Sulit tidur 24 40,0 36 60,0 60 100
Banyak buang air kecil 27 45,0 33 55,0 60 100
Luka lama sembuh 5 8,3 55 91,7 60 100
Sulit bernapas 4 6,7 56 93,3 60 100
Nyeri dada 12 20,0 48 80,0 60 100
Detak jantung tak beraturan 14 23,3 46 76,7 60 100
Nyeri sendi 40 66,7 20 33,3 60 100
Kesemutan 45 75,0 15 25,0 60 100
Sakit dan kaku pada tengkuk 28 46,7 32 53,3 60 100
Keputihan tidak normal (berbau) 4 6,7 56 93,3 60 100

Keluar darah pada vagina 1 1,7 59 98,3 60 100


Sakit pada bagian panggul 14 23,3 46 76,7 60 100

Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa responden mengalami keluhan

kesehatan sebanyak 60 orang (95,2%) terdapat 5 jenis keluhan yang paling banyak

dialami responden yaitu keluhan pusing, diikuti dengan keluhan kesemutan,nyeri

sendi serta keluhan penglihatan kabur. Selebihnya para guru mengalami keluhan

kesehatan lainnya seperti telinga berdenging, mudah leleah, sulit tidur, nyeri dada

dan sebagianya seperti yang tertera pada tabel 2.

Tabel 3

Distribusi Responden Berdasarkan Keluhan Kesehatan Tahun 2019

Jawaban Jumlah
Pertanyaan Keluhan Ya Tidak
n % n % n %
Keluhan berlangsung > 30 menit 8 13,3 52 86,7 60 100
Keluhan terus berulang 19 31,7 41 68,3 60 100
Ketika ada keluhan segera mencari pengobatan 43 71,7 17 28,3 60 100

Universitas Sumatera Utara


Pada tabel 3 diketahui keluhan yang dirasakan responden cenderung

terjadi kurang dari 30 menit yaitu sebanyak 52 guru (86,7%), keluhan responden

dominan tidak terus berulang yaitu sebanyak 41 guru (68,3%) dan ketika terjadi

keluhan para responden cenderung segera mencari pengobatan.

Pengetahuan guru tentang pemeriksaan kesehatan berkala. Gambaran

pengetahuan guru tentang pemeriksaan kesehatan berkala dapat dilihat pada tabel

beikut:

Tabel 4

Distribusi Pengetahuan Responden tentang Pemeriksaan Kesehatan Berkala


Tahun 2019

Jawaban Jumlah
Pengetahuan Responden Benar Salah
n % n % n %
Pemeriksaan kesehatan berkala 59 93,7 4 6,3 63 100
Minimal melakukan pemeriksaan kesehatan
Berkala 60 95,2 3 4,8 63 100
Manfaat pemeriksaan kesehatan berkala 59 93,7 4 4,8 63 100
Usia melakukan pemeriksaan kesehatan
61 96,8 2 3,2 63 100
Berkala
Tujuan pemeriksaan berat badan dan tinggi
badan serta pegukuran lingkar perut 63 100 0 0 63 100
Usia melakukan deteksi dini kanker melalui
pemeriksaan payudara klinis, tes IVA 48 76,2 15 23,8 63 100
serta tes Pap Smear
Kegiatan pemeriksaan berkala 63 100 0 0 63 100
Petugas yang melakukan pemeriksaan
kesehatan berkala 63 100 0 0 63 100
Alat untuk mengukur lingkar perut 63 100 0 0 63 100
Jenis tes gula darah untuk mengetahui
62 98,4 1 1,6 63 100
penyakit diabetes
Deteksi gangguan mental dan perilaku
termasuk kedalam pemeriksaan 38 60,3 25 39,7 63 100
kesehatan berkala
Tujuan pemeriksaan kolestrol darah 62 98,4 1 1,6 63 100
Tekanan darah yang normal 63 100 0 0 63 100
Fungsi paru termasuk dalam pemeriksaan
kesehatan berkala 52 82,5 11 17,5 63 100
Kadar kolesterol yang normal 51 81,0 12 19,0 63 100

Universitas Sumatera Utara


Pada tabel 4 menunjukkan gambarann pengetahuan 63 responden dengan

rincian, sebanyak 63 responden (100%) menjawab dengan benar pertanyaan

pengetahuan mengenai tujuan pemeriksaan berat badan dan tinggi badan, jenis

kegiatan pemeriksaan kesehatan berkala, petugas pemeriksaan kesehatan berkala,

alat mengukur lingkar perut dan tekanan darah normal, selanjutnya 62 orang

(98,4%) mengetahui tentang jenis tes gula darah dan tujuan pemeriksaan klesterol

darah, terdapat 61 orang mengetahui tentang ketentuan usia melakukan

pemeriksaan kesehatan, 60 orang (95,2%) benar dalam menjawab pengetahuan

minimal melakukan pemeriksaan kesehatan, 59 orang (93,7%) menjawab benar

defenisi dan manfaat pemeriksaan kesehatan berkala, selanjunya terdapat 52 orang

(82,5%) menjawab dengan benar bahwa tes fungsi paru yang merupkan kegiatan

pemeriksaan kesehatan berkala, sedangkan pertanyaan pengetahuan tentang kadar

kolesterol normal hanya 51 orang (81%) yang menjawab benar, selebihnya hanya

beberapa guru yang mampu menjawab dengan benar pertanyaan pengetahuan

seperti ketentuan usia melakukan deteksi dini kanker dan pengetahuan tentang

deteksi gangguan mental yang termasuk dalan kegiatan pemeriksaan kesehatan

berkala.

Tabel 5

Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan tentang Pemeriksaan


Kesehatan Berkala Tahun 2019

Pengetahuan n %
Baik 3 4,8
Sedang 60 95,2
Kurang baik 0 0,0

Pada tabel 5 menunjukkan bahwa dari 63 guru, terdapat lebih banyak guru

Universitas Sumatera Utara


yang berpengatuan sedang yaitu sebanyak 60 orang (95,2%) dan selebihnya

memiliki pengetahuan yang baik.

Sikap guru tentang pemeriksaan kesehatan berkala. Gambaran sikap

guru tentang pemeriksaan kesehatan berkala dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 6

Distribusi Responden Berdasarkan Sikap tentang Pemeriksaan Kesehatan


Berkala Tahun 2019

SS S TS STS Jumlah
Penyataan Sikap
n % n % n % n % N %
Pola hidup sehat mempengaruhi 49 77,8 13 20,6 0 0 19 1,6 63 100
kesehatan.
Jika merasakan keluhan dalam 28 44,4 33 52,3 2 3,2 0 0 63 100
jangka waktu lama sebaiknya
memeriksakan diri.
Penderita hipertensi sebaiknya 31 49,2 32 50,8 0 0 0 0 63 100
rutin memeriksakan tekanan
darah dan mengontrol pola
makan.
Pemeriksaan kesehatan berkala 23 36,5 39 61,9 1 1,6 0 0 63 100
mengurangi komplikasi
kematian akibat PTM.
Pemeriksaan kesehatan berkala 0 0 9 14,3 52 82,5 2 3,2 63 100
tidak penting jika rajin
melakukan aktivitas fisik dan
mengonsumsi buah dan sayur.
Melakukan pemeriksaan kesehatan 1 1,6 12 19,0 44 69,8 6 9,5 63 100
jika sudah ada keluhan.
Melakukan pemeriksaan deteksi 0 0 11 17,5 48 76,2 4 6,3 63 100
dini kanker jika mendapat izin
keluarga.
Penderita obesitas hanya perlu 4 6,3 17 27,0 35 55,6 7 11,1 63 100
memeriksaan BB dan TB saja.
Jika suka mengonsumsi makanan 10 15,9 44 69,8 9 14,3 0 0 63 100
yang tinggi lemak, maka saya
harus melakukan pemeriksaan
kadar kolesterol
Pemeriksaan kesehatan berkala 17 27,0 42 66,7 4 6,3 0 0 63 100
perlu diadakan di sekolah.

Pada tabel 6 menunjukkan gambaran responden berdasarkan sikap tentang

pemeriksaan kesehatan berkala dengan rincian pernyataan pola hidup sehat dapat

mempengaruhi kesehatan tenyata sebanyak 49 orang (77,8%) sangat setuju

Universitas Sumatera Utara


dengan pernyataan tersebut, diikuti dengan 13 orang (20,6%) menyatakan setuju

sedangkan 19 orang lainnya (1,60%) sangat tidak setuju dengan pernyatan

tersebut, selanjutnya pernyataan sikap jika merasakan keluhan dalam jangka

waktu lama sebaiknya memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan, ternyata 28

orang (44,4%) memilih sangat setuju akan siap tersebut, diikuti dengan 33 orang

(52,3%) memilih setuju, sedangkan 2 orang lainnya (3,2%) tidak setuju akan sikap

tersebut. Pada pernyataan sikap mengenai penderita hpertensi sebaiknya rutin

memeriksakan tekanan darah, ternyata 32 orang (50,8%) setuju dan 31 orang

(49,2%) sangat setuju dengan sikap tersebut, diikuti dengan pernyataa sikap

lainnya yaitu pemeriksaan kesehatan berkala dapat mengurangi komplikasi,

kecacatan dan kematian akibat penyakit, maka diketahui 23 orang (36,5%) sangat

setuju dengan hal tersebut, 39 orang (61,9%) setuju, sedangkan 1 orang lainnya

(1,6%) tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Selanjutnya pernyataan bahwa

pemriksaan kesehatan berkala tidak terlalu penting jika rajin melakukan aktivitas

fisik dan mengonsumsi sayur dan buah, ternyata 52 orang (82,5%) tidak setuju

dan 3 orang (3,2%) sangat tidak setuju akan hal tersebut, sedangkan 9 orang

lainnya (14,3%) menyetujui akan sikap tersebut. Pada pernyataan sikap bahwa

pemeriksaan kesehatan dilakukan jika sudah ada keluhan, diketahui 44 orang

(69,8%) tidak setuju dan 6 orang (9,5%) bersikap sangat tidak setuju, sedangkan

12 orang (19%) setuju dan 1 orang lainnya (1,6%) sangat setuju dengan

pernyataan sikap tersebut , diikuti dengan pernyatan lainnya yaitu melakukan

pemeriksaan deteksi dini sel kanker jika telah mendapatka ijin dari keluarga,

ternyata 48 orang (76,2%) tidak setuju dan 4 orang (6,3%) sangat tidak setuju,

Universitas Sumatera Utara


sedangkan 11 orang lainnya (17,5%) setuju dengan sikap tersebut. Pernyataan

lainnya yaitu jika mengidap obesitas maka hanya perlu memeriksakan berat badan

dan tinggi badan, ternyata 35 orang (55,6%) tidak setuju, 7 orang (11,1%)

bersikap sangat tidak setuju, sedangkan 17 orang (27%) setuju dan 4 orang

lainnya (6,3%) bersikap sangat setuju dengan hal tersebut. Diikuti dengan

pernyataan sikap bahwa jika seseorang suka mengonsumsi makanan yang tinggi

lemak, maka saya harus melakukan pemeriksaan kadar kolesterol, diketahui 44

orang (69,8%) setuju dan 10 orang (15,9%) bersikap sangat setuju dengan hal

tersebut, sedangkan 9 orang lainnya (14,3%) bersikap tidak setuju, serta

pernyataan sikap bahwa pemeriksaan kesehatan berkala perlu diadakan di sekolah,

ternyata 42 orang (66,7%) setuju dan 17 orang (27%) bersikap sangat setuju

sedangkan 4 orang lainnya (6,3%) bersikap tidak setuju dengan hal tersebut.

Tabel 7

Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Sikap tentang Pemeriksaan Kesehatan


Berkala Tahun 2019

Sikap n %
Baik 43 68,3
Sedang 20 31,7
Kurang baik 0 0,0

Pada tabel 7 dapat dilihat bahwa dari 63 responden terdapat 43 orang

(68,3%) yang memiliki kategori sikap baik, diikuti dengan kategori sikap yang

sedang atau cukup baik yaitu sebanyak 20 orang (31,7%) dan tidak ada responden

yang memiliki sikap yang kurang baik tentang pemeriksaan kesehatan berkala.

Tindakan guru tentang pemeriksaan kesehatan berkala. Gambaran

tindakan guru tentang pemeriksaan kesehatan berkala dapat dilihat pada tabel 8.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 8

Distribusi Responden Berdasarkan Perilaku Pemeriksaan Kesehatan Berkala


Tahun 2019

Jawaban Jumlah
Pernyataan Ya Tidak
n % n % n %
Mengontrol tekanan darah setiap 47 74,6 16 25,4 63 100
bulannya
Melakukan pemeriksaan kesehatan 44 69,8 19 30,2 63 100
berkala
Mengukur berat badan setiap bulannya 54 85,7 9 14,3 63 100
Ketika ada keluhan, segera 45 71,4 18 28,6 63 100
memeriksakan kesehatan
Berkonsultasi kepada tenaga kesehatan 33 52,4 30 47,6 63 100
Memeriksakan kadar kolestrol dalam 44 69,8 19 30,2 63 100
darah minimal sekali dalam setahun
Melakukan deteksi dini sel kanker 17 20,6 50 79,4 63 100
Memeriksakan gula darah minimal 44 69,8 19 30,2 63 100
sekali dalam setahun
Mengukur lingkar perut setiap bulan 3 4,8 60 95,2 63 100
Melakukan pemeriksaan asam urat 47 74,6 16 25,4 63 100
minimal sekali dalam setahun

Pada tabel 8 diketahui gambaran perilaku resonden dalam pemeriksaan

kesehatann berkala yaitu 47 orang (74,6%) mengontrol tekanan darah setiap

bulannya, diikuti dengan 44 orang (69,8%) melakukan pemeriksaan kesehatan

berkala dan 54 orang (85,7%) mengukur berat badan setiap bulannya. Tindakan

untuk memeriksakan kesehatan diri ketika ada keluhan juga dilakukan sejumlah

45 orang (71,4%), terdapat 33 orang (52,4%) yang konsultasi dengan tenaga

kesehatan, untuk pemeriksakan kadar kolestrol dan pemeriksaan gula darah

terdapat 44 (69,8%) yang melakukannya, sedangkan untuk pemeriksaan deteksi

dini sel kanker hanya dilakukan oleh 17 orang (20,6%), diikuti pengukur lingkar

perut yang hanya dilakuakn 3 orang (4,8%) dan pemeriksaan asam urat minimal

Universitas Sumatera Utara


sekali dalam setahun dilakukan sejumlah 47 orang (74,6%).

Tabel 9

Distribusi Responden Berdasarkan Alasan Memeriksaan Kesehatan Berkala


Tahun 2019

Jawaban Jumlah
Alasan Tindakan Ya Tidak
n % n % n %
Mengetahui penyakit pada tubuh 13 29,5 31 70,5 44 100
Mengontrol kesehatan 23 52,3 21 47,7 44 100
Mengetahui kondisi kesehatan 4 9,1 40 90,9 44 100
Mengidap suatu penyakit 4 9,1 40 90,9 44 100

Berdasarkan tabel 9 dari 44 responden yang melakukan pemeriksaan

kesehatan berkala, diketahui alasan terbanyak melakukan pemeriksaan kesehatan

yaitu mengontrol kesehatan sejumlah 23 orang (52,3%), diikuti dengan alasan

ingin mengetahui ada atau tidaknya penyakit pada tubuh dan selebihnya untuk

mengetahui kondisi kesehatan dan karena telah mengidap suatu penyakit .

Tabel 10

Distribusi Responden Berdasarkan Alasan Tidak Memeriksaan Kesehatan


Berkala Tahun 2019

Ya Tidak Jumlah
Alasan Tindakan
n % n % n %
Tidak Sakit 11 57,9 8 42,1 19 100
Biaya Mahal 4 21,1 15 78,9 19 100
Tidak ada waktu 4 21,1 15 78,9 19 100

Pada tabel 10 diketahui dari 19 responden yang tidak melakukan

pemeriksaan kesehatan berkala, terdapat alasan terbanyak yaitu dikarenakan tidak

sakit terdapat sejumlah 11 orang (57,9%), diikuti dengan alasan biaya yang mahal

dan tidak ada waktu yang masing-msaing terdapat pada 4 orang (21,1%).

Universitas Sumatera Utara


Tabel 11

Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Tindakan tentang Pemeriksaan


Kesehatan Berkala Tahun 2019

Tindakan n %
Baik 20 31,7
Sedang 31 49,2
Kurang baik 12 19

Pada tabel 11 dapat dilihat bahwa dari 63 responden terdapat 31 orang

(49,2%) memiliki kategori tindakan yang sedang, diikuti dengan 20 orang

(31,7%) dengan kategori tindakan baik, diikuti dengan responden dengan kategori

tindakan sedang yaitu sebanyak 31 orang (49,2%) sedangkan 12 responden

lainnya memiliki kategori tindakan kurang baik.

Faktor pemungkin. Mencakupn fasilitas dan akses menuju fasilitas

pelayanan kesehatan.

Fasilitas pelayanan kesehatan. Gambaran fasilitas pelayanan kesehatan

responden dapat dilihat pada tabel 12.

Tabel 12

Distribusi Responden Berdasarkan Faktor Pemungkin Fasilitas Pelayanan


Kesehatan Tahun 2019

Jawaban
Jumlah
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Ya Tidak
n % n % n %
Tersedianya faslitas pelayanan kesehatan disekitar 61 96,8 2 3,2 63 100
lingkungan rumah ataupun tempat kerja.
Tersedianya fasilitas menjadi pendukung 57 90,5 6 9,5 63 100
melakukan pemeriksaan kesehatan berkala.

Pada tabel 12 terlihat gambaran 63 responden berdasarkan faktor

pemungkin fasilitas pelayanan kesehatan yaitu sebanyak 61 orang (96,8%)

menyatakan tersedianya fasilitas pelayanan kesehatan disekitar lingkungan rumah

Universitas Sumatera Utara


ataupun lingkungan tempat kerja dan sebanyak 57 orang (90,5%) menyatakan

dengan tersedianya fasilitas pelayanan kesehatan dapat menjadi faktor pendukung

untuk melakukan pemeriksaan kesehatan berkala.

Tabel 13

Distribusi Pendapat Responden terhadap Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tahun


2019

Tingkat Fasilitas Pelayanan Kesehatan n %


Baik 55 87,3 %
Kurang baik 8 12,7 %

Tabel 13 menunjukkan distribusi responden berdasarkan tingkat faktor

pemungkin yaitu fasilitas pelayanan kesehatan. Diketahui lebih banyak responden

memiliki tingkat faktor pemungkin fasilitas pelayanan kesehatan yang baik yaitu

55 orang (87,3%), sedangkan 8 responden lainnya memiliki tingkat faktor

pemungkin fasilitas pelayanan kesehatan yang kurang baik (12,7%).

Tabel 14

Distribusi Responden Berdasarkan Faktor Pemungkin Akses Tahun 2019

Jawaban
Jumlah
Akses ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan Ya Tidak
n % n % n %
Jarak ke fasilitas pelayanan kesehatan 45 71,4 18 28,6 63 100
dekat.
Jarak ke fasilitas pelayanan kesehatan 14 22,2 49 77,8 63 100
yang jauh memungkinkan untuk tidak
melakukan pemeriksaan kesehatan.
Adanya transportasi umum menuju 53 84,1 10 15,9 63 100
fasilitas pelayanan kesehatan.

Berdasarkan tabel 14, terdapat lebih banyak responden memiliki jarak

tempuh yang dekat antara rumah maupun tempat kerja dengan fasilitas pelayanan

Universitas Sumatera Utara


kesehatan yaitu sebanyak 45 0rang (71,4%), namun hanya 14 orang (22.2%) yang

menyatakan hal tersebut dapat menjadi faktor pendorong bagi guru untuk

melakukan pemeriksaan kesehatan berkala, sedangkan untuk ketersediaan

transportasi umum menuju fasilitas pelayanan kesehatan, diketahui 53 orang

(84,1%) menyatakan adanya tersedianya transportasi umum yang dapat digunakan

untuk menuju ke tempat fasilitas pelayanan kesehatan.

Tabel 15

Distribusi Pendapat Responden terhadap Akses ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan


Tahun 2019

Jarak n %
Baik 58 92,1 %
Kurang baik 5 7,9 %

Berdasarkan tabel 15 diketahui distribusi responden berdasarkan tingkat

faktor pemungkin yaitu jarak menuju fasilitas kesehatan, dominan responden

memiliki tingkat faktor pemungkin jarak yang baik yaitu sebanyak 58 orang

(92,1%) dan 5 responden lainnya (7,9%) dengan tingkat faktor pemungkin jarak

yang kurang baik.

Faktor pendorong. Faktor pendorong guru dalam upaya mewujudkan

perilaku pemeriksaan kesehatan berkala terdiri dari dukungan teman/keluarga dan

dukungan petugas kesehatan.

Universitas Sumatera Utara


Tabel 16

Distribusi Responden Berdasarkan Faktor Pendorong Dukugan Teman/Keluarga


Tahun 2019

Jawaban
Jumlah
Dukungan teman / keluarga Ya Tidak
n % n % n %
Keluarga memberi izin untuk melakukan 62 98,4 1 1,6 63 100
pemeriksaan kesehatan berkala.
Keluarga / teman mengajak untuk 45 71,4 18 28,6 63 100
melakukan pemeriksaan kesehatan
berkala.
Keluarga memberi biaya untuk 19 30,2 44 69,8 63 100
melakukan pemeriksaan kesehatan
berkala.

Pada tabel 16 diketahui distribusi responden berdasarkan faktor pendorong

yaitu dukungan teman/keluarga tentang perilaku pemeriksaan kesehatan berkala

yaitu dari 63 responden terdapat 62 orang (98,4%) yang mendapat perizinan dari

keluarga untuk melakukan pemeriksaan kesehatan, diikuti dengan 45 orang

(71,4%) yang mendapatkan dukungan teman/keluarga untuk pemeriksaan

kesehatan berkala dan 19 orang (30,2%) mendapat dukungan biaya dari

keluarga.

Tabel 17

Distribusi Pendapat Responden terhadap Dukungans Teman/Keluarga Tahun


2019

Dukungan Teman/Keluarga n %
Baik 46 73%
Kurang baik 17 27%
Distribusi responden berdasarkan tingkat faktor pendorong berupa

dukungan teman/keluarga dilihat dari tabel 17 menunjukkan bahwa dominan

responden memiliki dukungan teman.keluarga yanga baik yaitu sebanyak 46

Universitas Sumatera Utara


responden (73%), sedangkan 17 responden lainnya (27%) memiliki tingkat

dukungan teman/keluarga yang kurang baik.

Tabel 18

Distribusi Responden Berdasarkan Faktor Pendorong Dukungan Petugas


Kesehatan Tahun 2019

Jawaban
Jumlah
Dukungan Petugas Kesehatan Ya Tidak
n % n % n %
Mendapatkan informasi pemeriksaan 44 69,8 19 30,2 63 100
kesehatan berkala dari petugas
kesehatan.
Mendapatkan ajakan untuk 34 54 29 46 63 100
memeriksakan kesehatan berkala dari
petugas kesehatan.
Gambaran distribusi responden dapat dilihat pada tabel 18, dari 63

responden terdapat lebih banyak orang yang mendapatkan informasi pemeriksaan

kesehatan berkala dari petugas kesehatan yaitu 44 orang (69,8%) dan sebanyak 34

orang (54%) mendapatkan ajakan untuk memeriksakan kesehatan dari petugas.

Tabel 19

Distribusi Pendapat Responden terhadap Dukungan Petugas Kesehatan Tahun


2019

Petugas Kesehatan n %
Baik 31 49,2%
Kurang baik 32 50,8%
Pada tabel 19 menunjukkan distribusi respoden berdasarkan tingkat faktor

pendorong petugas kesehatan. terdapat lebih banyak responden memiliki tingkat

faktor pendorong petugas kesehatan yang kurang baik yaitu sebanyak 32

responden (50,8%) dan 31 responden lainnya (49,2%) sudah memiliki tingkat

faktor pendorong petugas kesehatan yang baik.

Universitas Sumatera Utara


Pembahasan

Faktor Predisposisi Guru terhadap Perilaku Pemeriksaan Kesehatan


Berkala

Karakteristik responden. Gambaran umum karakteristik responden yang

akan digambarkan dalam penelitian ini ialah meliputi umur, pendidikan terakhir,

status pekerja, pendapatan dan masa kerja dari 63 responden yaitu di SMP Negeri

10 Medan.

Karakteristik responden berdasarkan umur. Pada tabel 4.1 terlihat

distribusi umur pada guru yang dominan adalah berumur 46 sampai 55 tahun yaitu

sebanyak 28 orang (44,4%), dan yang terendah yaitu guru dengan umur diatas 56

tahun. Umur didefenisikan sebagai usia berdasarkan tahun yang dihitung sejak ia

lahir sampai saat penelitian. Semakin bertambahnya umur, maka semakin tinggi

tingkat kematangan berpikir seseorang, hal ini juga menyebabkan semakin

berkembangnya daya tangkap dan pola pikirnya sehingga pengetahuan yang

diperoleh semakin banyak, Notoatmodjo (2003). Akan tetapi penjelasan tersebut

tidak sejalan dengan penelitian ini karena berdasarkan semua kelompok umur

pernah melakukan pemeriksaan kesehatan berkala.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Yuliwati (2012) yang menyatakan

bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara umur dengan perilaku

pemeriksaan suatu penyakit, dalam penelitian ini juga umur tidak menjadi

penyebab para guru untuk melakukan tindakan pemeriksaan kesehatan berkala.

Karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir. Berdasarkan

tabel 4.1 diketahui dari 63 guru (100%) di SMP Negeri 10 Medan seluruhnya

57

Universitas Sumatera Utara


berpendidikan terakhir di Perguruan tinggi, yang artinya tingkat pendidikan guru

di sekolah tersebut termasuk dalam tingkat pendidikan tinggi. Pendidikan yang

dicapai tidak terlepas dari sebuah tujuan yaitu perbedaan perilaku hidup seseorang

untuk yang lebih baik. Teori Green (Yuliwati, 2012) menyatakan bahwa faktor

sosiodemografi dalam hal ini pendidikan berpengaruh terhadap perilaku

kesehatan. Sejalan dengan penelitian Muliyani (2012) menyatakan bahwa tingkat

pendidikan mempunyai hubungan dengan keikusertaan melakukan pemeriksaan

kesehatan.

Karakteristik responden berdasarkan status pekerja dan masa kerja.

Gambaran distribusi responden berdasarkan status kerja dilihat dari tabel 4.1

diketahui dari keseluruhan 63 guru di SMP Negeri 10 Medan lebih banyak guru

dengan status pekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) yaitu sebanyak 51 guru

(81%) dan selebihnya berstatus pekerja honorer. Untuk karakteristik responden

berdasarkan masa kerja pada tabel 4.1 lebih banyak guru yang telah bekerja lebih

dari 5 tahun yaitu sebanyak 51 guru (81%) dan 12 guru (19%) lainnya telah

bekerja selama kurang dari 5 tahun di sekolah tersebut. Masa kerja didefenisikan

sebagai lamanya tenaga kerja bekerja di suatu tempat. Masa kerja dapat

berpengaruh positif maupun negatif, semakin lamanya masa kerja pada pekerja

dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap pengalaman pekerja dalam

melaksanakan tugasnya, namun lamanya masa kerja juga dapat memberikan

pengaruh negatif bagi kesehatan pekerja seperti kelelahan yang dapat

mempengaruhi kinerja pekerja. Hal ini sejalan dengan penelitian sebelumnya

yang dilakukan oleh Hidayat (2016) yang menyatakan adanya pengaruh masa

Universitas Sumatera Utara


kerja terhadap kelelahan yang dapat berdampak pada kinerja guru dan penlitian

lainnya oleh Wulandari (2013) yang menyebutkan adanya hubungan masa kerja

dengan stres kerja yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan lainnya pada

guru.

Karakteristik responden berdasarkan pendapatan. Pada tabel 4.1 terlihat

gambaran distribusi responden berdasarkan pendapatan. Diketahui dari 63 guru

terdapat lebih banyak guru yang memiliki penghasilan diatas Rp. 2.000.000 yaitu

sebanyak 52 guru (82,5%) dan selebihnya memiliki penghasilan dibawah Rp.

2.000.000. Pendapatan adalah seluruh penghasilan anggota keluarga di hitung

dalam periode satu bulan. Besar dan kecilnya pendapatan akan mempengaruhi

seseorang dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan, penyataan tersebut juga

didukung dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ryman, Rahman

dan Agustina (2016) menunjukkan adanya keterkaitan pendapatan dengan

pemanfaatan pelayanan kesehatan, dimana individu dengan penghasilan tinggi

cenderung untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan untuk memeriksakan

kesehatan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan, bahwa individu yang

mempunyai pendapatan tinggi lebih cenderung melakukan pemeriksaan kesehatan

berkala dikarenakan individu dapat menggunakan sebagian kecil dari

penghasilannya untuk melakukan pemeriksaan kesehatan difasilitas kesehatan

yang tersedia.

Karakteristik responden berdasarkan keluhan kesehatan. Berdasarkan

tabel 4.1 hasil penelitian pada guru diketahui bahwa dari 63 guru terdapat 60 guru

(95,2%) dan selebihnya tidak mengalami keluhan kesehatan. Berdasarkan tabel

Universitas Sumatera Utara


4.2 adapun keluhan yang paling banyak dirasakan oleh para guru yaitu berupa

gejala pusing, kesemutan, nyeri sendi, penglihatan kabur, mudah lelah serta sakit

dan kaku pada tengkuk. Keluhan kesehatan tersebut dirasakan lebih dari 50% guru

dan terjadi secara berulang namun keluhan cenderung berlangsung kurang dari 30

menit, dan ketika terjadi keluhan para guru segera mencari pengobatan.

Berdasarkan pengakuan para guru keluhan terjadi dikarenakan posisi kerja guru

yang terlalu lama berdiri ataupun duduk pada saat proses mengajar serta masa

kerja yang sudah cukup lama, namum untuk memastikan suatu gejala yang lebih

serius diperlukan pemeriksaan lebih lanjut oleh dokter. Penelitian ini sejalan

dengan penelitian terdahulu oleh Herlambang, Doda dan Wungouw (2016) yang

menyatakan adanya hubungan nyeri sendi, leher serta bahu dengan masa kerja

serta usia pada guru. Keluhan kesehatan tersebut dapat disebabkan oleh banyak

hal diantaranya asupan gizi yang kurang baik, kurang istirahat, penurunan sistem

gerak serta seseorang yang kurang ergonomis dalam melakukan pekerjaan.

Pengetahuan guru terhadap pemeriksaan kesehatan berkala.

Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan

pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra

manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba.

Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga

(Notoatmodjo, 2007).

Gambaran pengetahuan guru terhadap pemeriksaan kesehatan berkala

berdasarkan tabel 4.5 diketahui dari 63 guru terdapat 60 guru (95,2%) memiliki

pengetahuan yang sedang dan lainnya memiliki pengetahuan yang baik tentang

Universitas Sumatera Utara


pemeriksaan kesehatan berkala, hal ini juga terlihat pada tabel 4.4 yang

menunjukkan lebih dari 50% guru mampu menjawab dengan benar pertanyaan

pengetahuan tentang pemeriksaan kesehatan berkala yang meliputi defenisi,

tujuan, manfaat serta mancam-macam jenis kegiatan yang termasuk dalam

pemeriksaan kesehatan berkala, namun masih ada beberapa guru yang salah

dalam menjawab beberapa pertanyaan pengetahuan tentang pemeriksaan

kesehatan berkala, berdasarkan pernyataan guru, hal tersebut dikarenakan

kurangnya informasi kesehatan yang didapatkan, pernyataan tersebut juga

dibuktikan dengan hasil dari pertanyaan pengetahuan tentang deteksi gangguan

mental yang mana lebih banyak guru tidak mengatahui bahwa deteksi gangguan

mental termasuk dalam kegiatan pemeriksaan kesehatan berkala, mereka

mengganggap deteksi gangguan mental merupakan pemeriksaan kesehatan yang

tidak harus dilakukan secara rutin. Pengetahuan yang baik lebih banyak dimiliki

pada guru yang berumur diatas 45 tahun, pengetahuan yang baik didasari oleh

pengalaman masalah kesehatan yang mereka alami. Pengetahuan yang cukup baik

juga didapatkan oleh beberapa guru dengan cara mencari tahu informasi tentang

kesehatan. Alasan tindakan tersebut dilakukan karena banyaknya guru yang

mengalami keluhan kesehatan, sehingga terdorong untuk mencari informasi

kesehatan guna mengatasi keluhan kesehatan yang dialami.

Penelitian ini juga sejalan dengan pernyataan Rogers dalam Notoatmodjo

(2012) yang menyatakan bahwa pengetahuan merupakan hal dominan yang sangat

penting bagi terbentuknya perilaku, dan perilaku yang didasari pengetahuan akan

bertahan lebih lama dibandingkan dengan perilaku yang tidak didasari

Universitas Sumatera Utara


pengetahuan. Maka, pengetahuan tentang pemeriksaan kesehatan berkala akan

sangat berpengaruh pada tindakan hidup sehat dengan memeriksakan kesehatan

secara berkala. Adanya hubungan antara pengetahuan dengan pemeriksaan

kesehatan diperkuat dengan adanya penelitian yang dilakukan oleh Yuliwati

(2012), individu yang mempunyai pengetahuan yang baik cenderung melakukan

pemeriksaan kesehatan.

Sikap guru tentang pemeriksaan kesehatan berkala. Gambaran distribusi

sikap guru tentang pemeriksaan kesehatan berkala dapat dilihat pada tabel 4.7.

dalam penelitian ini terlihat bahwa sikap guru yang paling dominan tentang

pemeriksaan kesehatan berkala adalah baik yaitu sebanyak 43 orang (68,3%),

diikuti dengan 20 orang lainnya (31,7%) memiliki sikap yang sedang atau cukup

baik dan tidak ada guru yang memiliki sikap kurang baik . Kategori sikap ini juga

dapat dilihat dari tabel 4.6 yang berisikan distribusi jawaban responden. Dalam

tabel 4.5 dilihat dari pernyataan sikap bahwa pemeriksaan kesehatan berkala dapat

mengurangi komplikasi, kecacatan dan kematian akibat penyakit tidak menular

(PTM), dari 63 guru diketahui sebanyak 23 guru (36,5%) memilih sangat setuju

akan sikap tersebut, 39 guru (61,9%) memilih jawaban setuju, namun 1 guru

lainnya (1,6%) tidak menyetujui sikap tersebut. Sikap yang positif lainnya juga

terlihat pada pernyataan sikap bahwa pemeriksaan kesehatan berkala perlu

diadakan di sekolah, diketahui dari 63 guru terdapat 17 guru (27%) sangat setuju,

diikuti dengan 42 guru (66,7%) setuju dengan sikap tersebut dan 4 guru lainnya

(6,3%) tidak setuju terhadap hal tersebut. Penelitian yang dilakukan Trisnowati

(2018) juga menyatakan pemeriksaan kesehatan sebagai salah satu pencegah

Universitas Sumatera Utara


PTM, oleh karena itu para guru perlu melakukan pemeriksaan kesehatan berkala

guna mencegah faktor resiko penyakit tidak menular.

Sikap merupakan suatu reaksi tertutup dari seseorang terhadap suatu

objek. Dikatakan tertutup karena sikap adalah reaksi kesiapan untuk bertidak dan

bukan pelaksaan akan suatu motif tertentu (Azwar, 2011; Notoatmodjo,2010).

Pengukuran sikap dapat diukur melalui wawancara maupun angket. Sikap akan

merujuk kepada suatu tindakan yang merupakan aksi nyata dari pengetahuan dan

sikap yang telah dimiliki. Dalam penelitian ini sikap para guru termasuk dalam

tingkat baik yang dapat diartikan bahwa para guru mendukung dengan baik

perilaku pemeriksaan kesehatan berkala, sejalan dengan pengetahuan guru yang

mayoritas termasuk dalam tingkat pengetahuan yang cukup baik. Sikap para guru

yang baik terwujud dari tindakan mereka dengan mengajak teman kerja lainnya

untuk ikut memeriksakan kesehatan serta berdikusi tentang masalah kesehatan.

Hal tersebut menunjukkan sikap juga dapat dipengaruhi oleh orang lain disekitar

mereka. Akan tetapi masih terdapat beberapa guru dengan sikap yang baik namun

tidak sejalan dengan tindakan yang dilakukan. Sikap yang bertolak belakang

dengan tindakan juga dipengaruhi oleh keadaan responden saat diteliti, yang mana

pada saat penelitian berlangsung, maka mulai timbul kesadaran dan perasaan pada

responden bahwa pemeriksaan kesehatan penting untuk dilakukan.

Penelitian yang diakukan Yuliwati (2012) menyatakan bahwa terdapat

hubungan antara sikap terhadap kecederungan seseorang untuk melakukan

pemeriksaan kesehatan.

Tindakan guru tentang pemeriksaan kesehatan berkala. Berdasarkan

Universitas Sumatera Utara


tabel 4.11 diketahui gambaran tindakan 63 guru di SMP Negeri 10 Medan yaitu

sebanyak 31 guru (49,2%) memiliki kategori tindakan yang cukup baik, diikuti

dengan 20 guru (31,7%) memiliki kategori tindakan baik. Kategori tindakan guru

yang dominan cukup baik juga terlihat dari tabel 4.8, dalam tabel tersebut pada

pernyataan tindakan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan berkala minimal

sekali dalam setahun terdapat sebanyak 44 guru (69,8%) telah melakukan hal

tersebut termasuk pemeriksaan kadar kolesterol dan gula darah, selain itu terdapat

47 guru (74,6%) rutin memeriksakan tekanan darah dan kadar asam urat pada

tubuh, 54 guru (857%) mengukur berat badan setiap bulan. Namum masih

terdapat beberapa guru yang tidak melakukan pemeriksaan kesehatan berkala,

terbukti pada tabel 4.9 terdapat 12 guru yang memiliki kategori tindakan kurang

baik walaupun pada kategori pengetahuan dan sikap yang telah diteliti mendapat

hasil dominan baik. Tindakan pemeriksaan kesehatan berkala lebih banyak

dilakukan pada guru yang berumur diatas 45 tahun, sejalan dengan bertambahnya

usia makan sistem organ pada tubuh juga semakin menurun sehingga mulai

muncul berbagai keluhan kesehatan yang juga diakibatkan oleh masa kerja yang

sudah cukup lama, maka itu perlu melakukan pemeriksaan kesehatan rutin guna

mengontrol kondisi kesehatan. Para guru yang memiliki pendapatan yang tinggi

juga cenderung melakukan pemeriksaan kesehatan berkala, hal ini menunjukkan

pendapatan juga mempengaruhi tindakan seseorang. Tindakan guru juga tidak

terlepas dari dorongan teman maupun keluaga, ajakan yang didapatkan

mendorong timbulnya motivasi para guru sehingga mau melakukan pemeriksaan

kesehatan berkala. Para guru yang memiliki tindakan yang kurang baik juga

Universitas Sumatera Utara


memiliki alasannya masing-masing. Berdasarkan pengakuan para guru, alasan

untuk tidak melakukan pemeriksaan kesehatan berkala yaitu dikarenakan kondisi

mereka yang tidak dalam keadaan sakit, selain itu beberapa guru tidak memiliki

waktu yang cukup yang dapat digunakan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan

berkala dan beberapa guru menganggap biaya pemeriksaan kesehatan cukup

mahal sehingga tidak mau melakukan pemeriksaan kesehatan. Ketersediaan

fasilitas pelayanan kesehatan serta jarak yang terjangkau menuju fasilitas tidak

menjadi pendorong bagi beberapa guru untuk melakukan pemeriksaan kesehatan

mengingat biaya kesehatan yang dianggap mahal, hal ini sangat disayangkan

melihat dari hasil penelitian mengenai keluhan kesehatan terdapat 95% guru

mengalami keluhan kesehatan, oleh karena itu dibutuhkan pemeriksaan kesehatan

berkala untuk memastikan bagaimana kondisi kesehatan guru yang sebenarnya

dan dapat menjadi upaya pencegahan dan pengobatan sedari dini suatu penyakit.

Tindakan merupakan suatu reaksi nyata ataupun perbuatan setelah adanya

rangsangan. Sikap akan dicerminkan dalam bentuk tindakan, namum tidak dapat

dikatakan bahwa sikap dan tidakan memiliki hubungan yang sistematis

(notoatmodjo,2010). Sejalan dengan penelitian ini sikap akan dicerminkan dalam

bentuk tindakan, pada hasil tingkat kategori sikap yaitu para guru dominan

memiliki sikap yang baik sejalan dengan tindakan para guru yang dominan cukup

baik pula dalam melakukan pemeriksaan kesehatan berkala, namum untuk

beberapa guru yang tidak melakukan pemeriksaan kesehatan berkala sejalan

dengan pernyataan bahwa sikap dan tindakan tidak dapat dikatakan memiliki

hubungan yang sistematis karena beberapa guru yang memiliki sikap yang baik

Universitas Sumatera Utara


ternyata memiliki tindakan yang kurang baik.

Penelitian ini juga sejalan dengan pernyataan Katz (1960) yang

menyatakan perilaku dilatarbelakangi oleh kebutuhan individu, seseorang dapat

bertindak positif terhadap suatu objek demi pemenuhan kebutuhan atau sebagai

pertahanan diri terhadap lingkungan, dalam penelitian ini para guru yang

melakukan pemeriksaan kesehatan berkala juga bertujuan untuk memenuhi

kebutuhan, sebagai contoh beberapa guru beralasan melakukan pemeriksaan

kesehatan dikarenakan telah mengidap suatu penyakit maka tindakan pemeriksaan

kesehatan merupakan kebutuhan mereka agar penyakit tidak berkembang dan

beberapa guru yang melakukan pemeriksaan kesehatan juga bertujuan untuk

pertahanan diri agar terhidar dari suatu penyakit sehingga perlu mengontrol dan

mengetahui kondisi kesehatan.

Mewujudkan suatu sikap menjadi sebuah tindakan juga diperlukan faktor

pendorong atau suatu kondisi yang memungkinkan, dalam penelitian ini tindakan

yang baik juga didukung dengan pengetahuan serta sikap yang baik pula. Sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Budi (2012) terkait dengan faktor yang

mempengaruhi pelayanan pemeriksaan kesehatan berkala yakni karakteristik,

pengetahuan, sikap serta faktor kebutuhan yang dirasakan individu.

Faktor Pemungkin Guru terhadap Perilaku Pemeriksaan Kesehatan Berkala

Fasilitas pelayanan kesehatan. Berdasarkan tabel 4.12 terkait faktor

pemungkin yaitu fasilitas pelayanan kesehatan, para guru dominan menyatakan

adanya tersedia fasilitas pelayanan kesehatan di sekitar lingkungan rumah maupun

tempat kerja yaitu sebanyak 61 guru (96,8%) dan selebihnya tidak. Pernyataan

Universitas Sumatera Utara


tersebut sejalan dengan hasil penelitian dimana ketersediaan fasilitas pelayanan

kesehatan menjadi faktor pemungkin guru untuk melakukan pemeriksaan

kesehatan berkala yaitu sebanyak 57 guru (90,5%). Penelitian ini sejalan dengan

pernyataan Notoatmodjo (2003) bahwa terwujudnya suatu tindakan tidak terlepas

dari faktor pemungkin dan pendorong seperti tersedianya fasilitas atau sarana dan

prasarana. Tersedianya fasilitas pelayanan kesehatan di sekitar lingkungan dapat

memungkinkan seseorang untuk melakukan tindakan pemeriksaan kesehatan

berkala.

Penelitian Budi (2012) menujukkan ketersediaan fasilitas pelayanan

kesehatan dapat mendorong seseorang untuk menggunakan layanan kesehatan

tersebut, sejalan dengan penelitian ini dimana lebih banyak guru yang merasa

bahwa tersedianya fasilitas pelayanan di sekitar lingkungan tempat tinggal

maupun tempat kerja dapat mendorong para guru untuk memeriksakan kesehatan.

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.13 maka dapat disimpulkan tingkat

faktor pemungkin yaitu fasilitas pelayanan kesehatan tergolong baik pada 55 guru

(87,3%) hal ini dikarenakan tersedianya fasilitas pelayanan kesehatan yang

dianggap baik serta dekat dengan lingkungan sekolah, sedangkan 8 guru lainnya

(12,7%) tergolong kurang baik, hal tersebut dikarenakan beberapa guru merasa

fasilitas yang tersedia kurang bagus dan tidak ada keinginan untuk menggunakan

fasilitas pelayanan kesehatan sehingga tidak menjadi faktor pemungkin terhadap

perilaku pemeriksaan kesehatan berkala.

Universitas Sumatera Utara


Akses menuju fasilitas pelayanan kesehatan. Pada tabel 4.14 terkait

faktor pemungkin yaitu akses menuju fasilitas pelayanan kesehatan diketahui dari

63 guru terdapat 45 guru (71,4%) memiliki jarak rumah maupun tempat kerja

yang dekat dengan fasilitas pelayanan kesehatan, sedangkan yang lainnya

memiliki jarak yang jauh menuju fasilitas kesehatan. Akan tetapi sebanyak 49

guru (77,8%) mengatakann jarak yang jauh tidak menjadi penghambat dalam

penggunaan fasilitas pelayanan kesehatan untuk melakukan pemeriksaan

kesehatan. Hal ini dikarena sebanyak 53 guru (84,1%) menyatakan terdapat

transportasi umum yang dapat dimanfaatkan untuk membantu mereka menuju

fasilitas pelayanan kesehatan sehingga mereka tetap dapat memeriksakan

kesehatan secara berkala. Pada tabel 4.15 dapat disimpulkan bahwa mayoritas

para guru memiliki akses menuju fasilitas pelayan kesehatan yang tergolong baik

yaitu sebanyak 58 guru (92,1%) dan selebihnya tergolong kurang baik karena

beberapa guru hanya menggunakan fasilitis pelayanan kesehatan pada saat

kesehatannya terasa tidak baik sehingga jarak dan ketersedian transportasi tidak

mempengaruhi tindakan beberapa guru untuk memeriksakan kesehatan secara

berkala.

Hasil penelitian ini sejalan dengan teori Green (1980) bahwa jarak dan

ketersediaan transportasi sebagai faktor pemungkin suatu motivasi terlaksana.

Dalam laporan Riskesda (2010) juga menyatakan bahwa kemudahan akses dan

pemanfaatan pelayanan kesehatan berhubungan dengan beberapa faktor penentu

yang salah satunya adalah jarak menuju sarana pelayanan kesehatan.

Universitas Sumatera Utara


Penelitian yang dilakukan oleh Yuliwati (2012) juga menunjukkan adanya

hubungan jarak menuju fasilitas pelayanan kesehatan terhadap tindakan untuk

melakukan pemeriksaan kesehatan.

Faktor Pendorong Guru terhadap Perilaku Pemeriksaan Kesehatan Berkala

Dukungan teman/keluarga. Berdasarkan tabel 4.16 terkait faktor

pendorong yaitu dukungan teman maupun keluarga sebanyak, 62 guru (98,4%)

mendapat dukungan dari pihak keluarga dalam bentuk pemberian izin untuk

melakukan pemeriksaan kesehatan berkala. Dukungan keluarga juga terwujud

dalam bentuk materi dengan memberikan bantuan biaya untuk melakukan

pemeriksaan yaitu sebanyak 19 guru (30,2%) akan tetapi 44 guru (69,8%) lainnya

tidak mendapatkan dukungan biaya dari pihak keluarga hal ini dikarenakan

beberapa guru dapat menanggung sendiri biaya untuk pemeriksaan kesehatan

sehingga guru tidak memerlukan bantuan materi dari keluarga. Beberapa guru

juga mendapat dukungan dari teman maupun keluarga berupa ajakan untuk

memeriksakan kesehatan yaitu sebanyak 45 guru (71,4%). Ajakan teman maupun

keluarga cukup memberikan pengaruh yang besar kepada guru terhadap tindakan

pemeriksaan kesehatan berkala. Hal ini juga didukung dari pernyataan beberapa

guru bahwa para guru yang melakukan pemeriksaan kesehatan diawali dari ajakan

teman kerja maupun keluarga.

Berdasarkan tabel 4.17 maka dominan responden memiliki dukungan

teman atau keluarga yang baik yaitu sebanyak 46 guru (73%) dan selebihnya

tergolong kurang baik. Penelitian ini sejalan dengan teori Behavior Intention yang

dikembangkan oleh Snehendu Kar (1980) yang menyimpulkan bahwa perilaku

Universitas Sumatera Utara


kesehatan seseorang atau masyarakat ditentukan oleh ada atau tidaknya dukungan

dari masyarakat sekitar yaitu termasuk teman maupun keluarga. Besarnya

kontribusi dukungan dari orang atau kelompok terdekat dapat memperkuat alasan

bagi seseorang untuk berperilaku. Penelitian ini juga didukung oleh penelitian

yang dilakukan Ariadi (2016) menunjukan bahwa pelaksanaan pemeriksaan

kesehatan tidak terlepas dari pengaruh dorongan sosial masyarakat yakni berupa

ajakan antar teman maupun kelompok masyarakat.

Dukungan petugas kesehatan. Tabel 4.18 menunjukkan gambaran

dukungan petugas kesehatan yang dirasakan 63 guru di SMP Negeri 10 Medan,

terdapat 44 guru (69,8%) yang mendapat dukungan berupa pemberian informasi

pemeriksaan kesehatan berkala dari petugas kesehatan serta 34 guru (54%)

mendapat dukungan dari petugas kesehatan dengan mengajak responden untuk

melakukan pemeriksaan kesehatan. Informasi dapat diartikan sebagai

pemberitahuan seseorang adanya informasi baru mengenai suatu hal serta

memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut.

Pendekatan ini biasanya dilakukan untuk menggunakan kesadaran masyarakat

terhadap suatu inovasi yang berpengaruh terhadap perubahan perilaku, biasanya

digunakan melalui media masa. (Notoadmojo, 2003). Penelitian ini juga didukung

dengan teori Thoughs and Feeling (Pemikiran dan Perasaan) yang menyatakan

salah satu penyebab seseorang itu berperilaku tertentu karena adanya orang

penting sebagai referensi, perilaku seseorang lebih banyak dipengaruhi oleh

orang-orang yang dianggap penting termasuk yaitu petugas kesehatan. Petugas

kesehatan merupakan bagian dari kelompok referensi yang perbuatannya

Universitas Sumatera Utara


cenderung dijadikan contoh oleh masyarakat. Peran petugas kesehatan yaitu untuk

memberikan edukasi tentang pemeriksaan kesehatan berkala guna meninggkatkan

pengetahuan, serta mengajak masyarakat untuk mau memeriksakan kesehatannya

secara rutin.

Faktor pendorong adalah faktor yang memperkuat seseorang untuk

berperilaku. Terdapat 31 guru (49,2%) memiliki dukungan petugas kesehatan

yang baik, diikuti dengan 32 guru (50,8%) dengan dukungan petugas kesehatan

yang kurang baik. Dominannya faktor pendorong petugas kesehatan dengan

tingkat yang kurang baik disebabkan kurang seimbangnya dukungan petugas

kesehatan berupa pemberian informasi dengan ajakan kepada responden untuk

melakukan pemeriksaan, dalam penelitian ini terdapat responden yang

mendapatkan informasi namun tidak menerima ajakan dari petugas kesehatan dan

sebaliknya, untuk itu dukungan yang diarasakan masih belum maksimal. Sejalan

dengan penelitian Rikandi dan Rita (nd) yang menyatakan adanya pengaruh

dukungan petugas kesehatan dengan memberikan promosi kesehatan terhadap

perilaku pemeriksaan dini kanker, hal tersebut sejalan dengan penelitian ini yang

mana beberapa guru yang melakukan tindakan pemeriksaan kesehatan tidak

terlepas karena adanya pemberian infomasi dan ajakan dari petugas kesehatan.

Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan metode kuantitatif dan menggunakan data

primer yang diperoleh dari kuesioner. Peneliian ini telah diusahakan dan

dilaksanakan sesuai dengan prosedur ilmiah, namum demikian masih terdapat

banyak kekurangan dan keterbatasan yaitu masih terdapat jawaban kuesioner yang

Universitas Sumatera Utara


tidak konsisten menurut pengamatan peneliti. Hal ini dikarenakan responden yang

cenderung kurang teliti terhadap pertanyaan maupu pernyataan yang ada dalam

kuesioner. Untuk mengurangi hal tersebut maka peneliti mendampingi serta

mengawasi responden ketika memilih jawaban agar responden fokus menjawab

pertanyaan pada lembar kuesioner.

Universitas Sumatera Utara


Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian gambaran perilaku guru tentang pemeriksaan

kesehatan berkala di SMP Negeri 10 Medan Tahun 2019 diperoleh kesimpulan

sebagai berikut :

1. Karakteristik responden berdasarkan umur dari 63 responden dominan

responden berumur 46-55 tahun dan seluruhnya berpendidikan terakhir di

perguruan tinggi, berdasarkan status pekerja dominan responden memiliki

status pekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil yaitu 51 responden, dari masa

kerja dominan responden memiliki masa kerja diatas 5 tahun yaitu sebanyak

51 responden, lebih dominan responden yang memiliki pendapatan diatas dua

juta rupiah dan berdasarkan keluhan terdapat lebih dominan responden yang

memiliki keluhan kesehatan yaitu sebanyak 60 responden.

2. Faktor predisposisi guru terkait pengetahuan mengenai pemeriksaan kesehatan

berkala dari 63 guru lebih banyak guru berpengetahuan sedang atau cukup

baik dan lebih banyak guru yang memiliki sikap yang baik yaitu 43 responden

serta tindakan guru terhadap pemeriksaan kesehatan berkala yang dominan

sedang atau cukup baik yait, 31 responden.

3. Faktor pemungkin guru terhadap perilaku pemeriksaan kesehatan berkala

untuk fasilitas pelayanan kesehatan dominan tergolong baik dan untuk akses

menuju fasilitas pelayanan kesehatan juga tergolong baik.

4. Faktor pendorong guru terhadap perilaku pemeriksaan kesehatan berkala dari

63 responden lebih banyak guru yang memiliki dukungan teman/keluarga

73

Universitas Sumatera Utara


yang tergolong baik, sedangkan untuk dukungan petugas kesehatan tergolong

kurang baik.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang dapat

diberikan oleh peneliti adalah:

1. Bagi pihak sekolah SMP Negeri 10 Medan, disarankan untuk tidak

mengesampingkan keluhan kesehatan yang dirasakan selama bekerja,

melakukan peregangan saat melakukan tugas mengajar, serta lebih

meningkatkan tindakan pemeriksaan kesehatan berkala agar sejalan dengan

sikap para guru yang sudah tergolong baik yang.

2. Bagi petugas kesehatan untuk terus meningkatkan dukungan berupa

pemberian informasi dan ajakan kepada para guru agar terdorong untuk

melakukan pemeriksaan kesehatan.

Universitas Sumatera Utara


Daftar Pustaka

Afridah, S., Agus, S., & Widodo, H. (2011). Analisis ketaatan karyawan dalam
pemeriksaan kesehatan berkala di rumah sakit PKU Muhammadiyah Kota
Yogyakarta. Jurnal Kesmas UAD, 5(1), 13-15. Diakses dari
https://www.neliti.com

Alessia, T. (2018, 21 Maret). Indeks Masa Tubuh. Diakses 21 Juni 2019, dari
https://hellosehat.com

Anwar, S. (2013). Sikap manusia teori dan pengukurannya (Edisi 2).


Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta: PT


Rineka Cipta.

Badan Pusat Statistik. (2019). Keluhan Kesehatan Tahun 2019. Diakses dari
https://sirusa.bps.go.id

Elvin., Vanda., & Helina. (2016). Faktor resiko yang berhubungan dengan nyeri
ekstrimitas inferior guru sekolah dasar di Kecamatan Turnitang. Jurnal
e-biomedik, 4(1), 45-50.

Hanifah, M. (2010). Hubungan usia dan tingkat pendidikan dengan pengetahuan


wanita usia 20-50 tahun tentang periksa payudara sendiri (SADARI)
(Disertasi, UIN Syarif Hidayatullah). Diakses dari
http://disertasi.uin.syarif.hidayatullah.ac.id

Humahu, Y., Doda, D., & Marunduh, S. (2016). Faktor resiko yang berhubungan
dengan timbulnya nyeri punggung bawah pada guru SD di Kecamatan
Tuminting. Jurnal e-Biomedik, 4(2), 6-8. Diakses dari https://
ejournal. unsrat.ac.id

Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2017 tentang Gerakan


Masyarakat Hidup Sehat.

Kandou, L. (2011). Profil depresi guru-guru SD di Kecamatan Wori Manado.


Jurnal Biomedik, 3(1), 49-50. Diakses dari http://download.garuda.
ristekdikti. go.id

Kementerian Kesehatan RI. (2011). Profi Kesehatan Indonesia 2011. Diakses


dari http://www.depkes.go.id

Kementerian Kesehatan RI. (2016). Cek Kesehatan Secara Rutin. Diakses dari
http://www.p2ptm.kemkes.go.id

75

Universitas Sumatera Utara


Kementerian Kesehatan RI. (2016). Mari Bersama Sukseskan Germas dan
Keluarga Sehat. Diakses dari http://www.depkes.go.id

Kementerian Kesehatan RI. (2016). PHBS. Diakses dari


http://promkes.kemkes.go.id

Kementerian Kesehatan RI. (2017). Buku Panduan GERMAS. Diakses dari


http://promkes.kemkes.go.id

Kementerian Kesehatan RI. (2017). GERMAS-Gerakan Masyarakat Hidup Sehat.


Diakses dari http://promkes.kemkes.go.id

Kementerian Kesehatan RI. (2017). Warta Kesmas Gerakan Masyarakat Hidup


Sehat. Diakses dari http://www.kesmas.kemkes.go.id

Kementerian Kesehatan RI. (2018). Hasil Utama Riskesdas 2018. Diakses dari
http://www.depkes.go.id

Mahardhika, T. (2017). Hubungan antara masa kerja dengan stres kerja pada
tenaga kerja winding di PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta
(Skripsi, Universitas Muhammadiyah Surakarta). Diakses dari http://
eprints.ums.ac.id

Marianti. (2019, 11 April). Mengenal Macam-Macam Tes Gula Darah. Diakses 21


Juni 2019, dari https://www.alodokter.com

Martin, S. (2013, 12 April). Cek Kesehatan itu Kapan dan Apa Saja yang Harus
Diperiksa. Diakses 4 Juli 2019, dari https://www.liputan6.com

Medical Check Up Detektor Penyakit Sejak Dini. (2009, 23 Juni). Diakses 25


Juni 2019, dari https://health.detik.com

Napirah, M., Rahman, A., & Tony, A. (2016). Faktor-faktor yang berhubungan
dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas
Tambahan Kecamatan Poso Pesisir Utara Kabupaten Pos. Jurnal
Pengembangan Kota, 4(1), 35-38. Diakses dari http://ejournal2.undip.ac.id

Notoatmodjo, S. (2010). Ilmu perilaku kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 tentang


Pusat Kesehatan Masyarakat.

Riduwan. (2011). Skala pengukuran variabel-variabel penelitian. Bandung:


Alfabeta.

Universitas Sumatera Utara


Sarana, Prasarana dan Jarak. (2018, 24 Oktober). Diakses 4 Juli 2019, dari
https://www.kbbi.web.id

Sujarweni, V. (2014). Metodologi penelitian . Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Thodora, F., Setyawan, H,. & Saraswati, L. (2016). Faktor-faktor yang


berhubungan dengan deteksi dini kanker leher rahim metode inspeksi
visual asam asetat di Puskesmas Candiroto Kabupaten Temanggung.
Jurnal Kesehatan Masyarakat, 4(4), 367-369. Diakses dari http://ejournal-
s1.undip.ac.id

Widiantini, W., & Tafal, Z. (2014). Aktivitas fisik, stres, dan obesitas pada
pegawai negeri sipil. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional, 8(7), 332-
335. Diakses dari http://journal.fkm.ui.ac.id

Wismana, W. (2016). Gambaran kualitas mikrobiologi udara kamar opera dan


keluhan kesehatan. Jurnal Kesehatan Lingkungan, 8(2), 228. Diakses
dari https://e-journal.unair.ac.id

Yuliwati. (2012). Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku WUS dalam


deteksi dini kanker leher rahim metode IVA di wilayah Puskesmas
Prembun Kabupaten Kebumen Tahun 2012 (Skripsi, Universitas
Indonesia). Diakses dari http://lib.ui.ac.id

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 1. Kuesioner Penelitian

PERILAKU GURU TENTANG PEMERIKSAAN KESEHATAN


DI SMP NEGERI 10 MEDAN TAHUN 2019
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

I. Data Responden.
1. Nama :
2. Umur :
3. Pendidikan Terakhir :
4. Status pekerja (PNS/Honorer) :
5. Masssa kerja : ___ (Tahun)
6. Nomer responden :
7. Jumlah pengasilan /bulan : Rp.

PETUNJUK PENGISIAN
1. Bacalah dengan teliti setiap pertanyaan dan pernyataan.
2. Beri tanda silang (X) pada jawaban yang dianggap benar, jawaban
yang dipilih dapat lebih dari satu.
II. Pengetahuan Responden Mengenai GERMAS dan Pemeriksaan
Kesehatan Berkala.
1. Apa yang dimaksud dengan pemeriksaan kesehtan berkala ?
a. Pemeriksaan kesehatan minimal sekali dalam setahun.
b. Kegitan untuk mendeteksi secara dini gangguan kesehatan.
c. Pemeriksaan rutin status kesehatan.
d. kegiatan pemeriksaan kesehatan yang lebih lanjut terhadap suatu
penyakit.
2. Pemeriksaan kesehatan berkala dilakukan minimal ?
a. Satu kali dalam 2 tahun
b. Satu kali dalam setahun
3. Apakah manfaat pemeriksaan kesehatan berkala ?
a. Mencegah penemuan faktor resiko penyakit
b. Mengetahui faktor resiko penyakit
c. Mencegah berkembangnya penyakit
d. Mengotrol kesehatan
4. Pemeriksaan kesehatan berkala dilakukan oleh setiap orang sejak usia?
a. 0-60 tahun
b. 15-50 tahun
c. > 60 tahun
5. Pemeriksaan Berat Badan dan Tinggi Badan serta pengukuran lingkar
perut bertujuan untuk mendeteksi ?
a. Deteksi kemungkinan Obesitas
b. Deteksi Kemungkinan Hipertensi

78

Universitas Sumatera Utara


6. Deteksi dini kanker melalui pemeriksan payudara klinis dan tes IVA /
PAP SMEAR dilakukan khusus untuk wanita sejak usia ?
a. 15 – 55 tahun
b. 30 – 59 tahun
7. Kegiatan yang termasuk pemeriksaan kesehatan berkala berdasarkan
program GERMAS adalah ?
a. Cek tekanan darah
b. Cek gula darah.
c. Kadar kolestrol
d. Tes darah lengkap di laboratorium.
e. Ukur lingkar perut
f. Deteksi dini kanker payudara dan leher rahim.
8. Pelayanan pemeriksaan kesehatan berkala dapat dilakukan oleh?
a. Dokter
b. Perawat
c. Bidan
d. tenaga gizi.
e. Ahli kesehatan masyarakat
9. Pengukuran lingkar perut dapat dilakukan sendiri dengan menggunakan ?
a. Alat ukur baju (Meteran baju).
b. Hygrometer.
10. Jenis tes gula darah apakah yang digunakan untuk mengetahui seseorang
menderita diabetes ?
a. Tes gula darah puasa (GDP)
b. Tes gula darah sewaktu (GDS)
11. Apakah deteksi gangguan mental dan perilaku termasuk kedalam
pemeriksaan kesehatan berkala ?
a. Iya
b. Tidak
12. Pemeriksaan kolestrol darah dilakukan untuk memeriksakan ?
a. LDL (kolestrol jahat).
b. HDL (kolestrol baik)
c. TG (Trigliserida).
13. Berapakah tekanan darah yang normal?
a. 150/ 60 mmHg.
b. < 140/90 mm Hg.
c. 120/80 mmHg
14. apakah pemeriksaan fungsi paru termasuk dalam pemeriksaan kesehatan
berkala?
a. Tidak.
b. Ya .
15. Berapakah kadar kolestrol yang normal pada tubuh?
a. 180
b. 200

III. Sikap Responden Mengenai Pemeriksaan Kesehatan Berkala.

Universitas Sumatera Utara


PETUNJUK PENGISIAN
1. Bacalah dengan teliti setiap pertanyaan dan pernyataan.
2. Pilihlah salah satu jawaban dari setiap pertanyaan dibawah ini
dengan cara memberi tanda ceklis (√) pada jawaban yang dianggap
benar.
SIKAP
Sangat setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju
No. PERNYATAAN SS S TS STS
(STS)
1. Pola hidup yang sehat dapat mempengaruhi kesehatan
saya
2. Jika merasa pusing dan tengkuk terasa berat dalam
jangka waktu yang lama sebaiknya memeriksakan diri ke
pelayanan kesehatan.
3. Penderita hipertensi sebaiknya memeriksakan tekanan
darahnya secara rutin dan mengontrol pola makannya
4. Saya merasa pemeriksaan kesehatan berkala dapat
mengurangi terjadinya komplikasi, kecacatan dan
kematian prematur yang disebabkan oleh PTM
5. Menurut saya pemeriksaan kesehatan berkala tidak
terlalu penting dilakukan apabila saya telah rajin
melakukan aktivitas fisik dan rajin mengkonsumsi buah
dan sayur
6. Saya akan melakukan pemeriksaan kesehatan berkala
apabila sudah ada keluhan yang saya rasakan.
7. Melakukan pemeriksaan deteksi dini kanker jika telah
mendapatkan ijin dari keluarga
8. Jika saya mengalami obesitas maka saya hanya perlu
melakukan pemeriksaan pengukuran Tinggi Badan dan
Berat Badan saja.
9. Jika saya suka mengkonsumsi makanan yang tinggi
lemak maka saya harus melakukan pemeriksaa kadar
kolestrol pada darah.
10. Saya merasa pemeriksaan kesehatan berkala minimal
sekali dalam setahun perlu diadakan di sekolah.

IV. Tindakan Responden Mengenai Pemeriksaan Kesehatan Berkala.

PETUNJUK PENGISIAN
1. Bacalah dengan teliti setiap pertanyaan dan pernyataan.
2. Pilihlah salah satu jawaban “Ya/Tidak” dari setiap pertanyaan
dibawah ini dengan cara memberi tanda ceklis (√) pada jawaban
yang dianggap benar. TINDAKAN
No PERNYATAAN Ya Tidak

1 Saya mengontrol tekanan darah setiap bulannya.

Universitas Sumatera Utara


2. Saya melakukan pemeriksaan kesehatan berkala.

Alasan melakukan/tidak:
..........................................................................................
..................................................................................
3. Saya mengukur berat badan setiap bulannya.

4. Ketika saya sedang mengalami beberapa keluhan seperti


tengkuk terasa kaku dan sakit, kepala pusing dan
penglihatan buram, saya langsung memeriksakan
kesehatan.
5. Saya sering berkonsultasi kepada tenaga kesehatan
tentang kondisi kesehatan saya.
6. saya memeriksakan kadar kolestrol dalam darah
minimal sekali dalam setahun.

7. Saya melakukan pemeriksaan dini sel kanker

8. Saya memeriksakan kadar gula darah minimal sekali


dalam setahun
9. Saya mengukur lingkar perut setiap bulannya.

10. Saya melakukan pemeriksaan asam urat minimal sekali


dalam setahun

V. Faktor Pendukung Responden Terhadap Pemeriksaan Kesehatan


Berkala
1. Apakah ada fasilitas pelayanan kesehatan yang tersedia baik di sekitar
lingkungan rumah maupun tempat kerja saudara?
a. Ya b. Tidak
2. Apakah dengan tersedianya fasilitas pelayanan kesehatan disekitar rumah
maupun tempat kerja akan mendorong saudara untuk melakukan
pemeriksaan kesehatan berkala?
a. Ya b. Tidak
3. Apakah jarak rumah saudara dengan fasilitas pelayanan kesehatan cukup
dekat?
a. Ya b. Tidak
4. Apakah karena jarak rumah yang jauh dari fasilitas pelayanan kesehatan
membuat saudara tidak melakukan pemeriksaan kesehatan berkala?
a. Ya b. Tidak

Universitas Sumatera Utara


5. Apakah ada transportasi umum disekitar rumah saudara yang dapat
digunakan untuk menuju ke fasilitas pelayanan kesehatan?
a. Ya b. Tidak
VI. Faktor Pendorong Responden Terhadap Pemeriksaan Kesehatan
Berkala
1. Apakah keluarga memberi ijin kepada saudara untuk melakukan
pemeriksaan kesehatan berkala?
a. Ya b. Tidak
2. Apakah keluarga / teman pernah mengajak saudara untuk melakukan
pemeriksaan kesehatan berkala?
a. Ya b. Tidak
3. Apakah keluarga memberi biaya untuk melakukan pemeriksaan
kesehatan berkala kepada saudara?
a. Ya b. Tidak
4. Apakah anda mendapatkan informasi pemeriksaan kesehatan berkala dari
petugas kesehatan?
a. Ya b. Tidak
5. Apakah anda mendapatkan ajakan untuk memeriksakan kesehatan
berkala dari petugas kesehata?
a. Ya b. Tidak

VII. Keluhan Kesehatan


1. Apakah selama berkerja, Bapak/Ibu memiliki keluhan kesehatan?
a. Ya b. Tidak
2. Apakah keluhan yang dirasakan berlangsung dengan waktu yang cukup
lama (>30 menit) ?
a. Ya b. Tidak
3. Apakah keluhan tersebut terus berulang ?
a. Ya b. Tidak
4. Ketika terjadi keluhan apakah saudara segera mencari pengobatan?
a. Ya b. Tidak
5. Berilah tanda ceklis (√) untuk setiap keluhan yang dirasakan.
Tidak
No. Keluhan Ya
1.
Pusing
2. penglihatan kabur
3. telinga berdenging
4. mudah lelah
5. mudah ngantuk
6. sulit tidur
7. banyak buang air kecil

Universitas Sumatera Utara


8. luka lama sembuh
9. sulit bernapas
10. nyeri dada
11. detak jantung tak beraturan
12. nyeri sendi
13. Kesemutan
14. sakit dan kaku pada tengkuk
(Khusus Wanita)

15. keputihan tidak normal (berbau),


16. keluar darah pada vagina.
17. sakit pada bagian panggul

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 2. Output SPSS

Hasil Pengolahan Data (Output) SPSS

1. Univariat Umur Guru

umur guru

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 26 - 35 tahun 12 19,0 19,0 19,0

36 - 45 tahun 13 20,6 20,6 39,7

46 - 55 tahun 28 44,4 44,4 84,1

56 - 65 tahun 10 15,9 15,9 100,0

Total 63 100,0 100,0

2. Univariat Pendidikan Terakhir Guru

pendidikan terakhir guru

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid PT 63 100,0 100,0 100,0

3. Univariat Status Pekerja Guru

status pekerja

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid PNS 51 81,0 81,0 81,0

Honorer 12 19,0 19,0 100,0

Total 63 100,0 100,0

84

Universitas Sumatera Utara


4. Univariat Masa Kerja Guru

masa kerja guru

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid <= 5 tahun 12 19,0 19,0 19,0

>5 tahun 51 81,0 81,0 100,0

Total 63 100,0 100,0

5. Univariat Pendapatan Guru

pendapatan guru perbulan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid <= 2.000.000 11 17,5 17,5 17,5

> 2.000.000 52 82,5 82,5 100,0

Total 63 100,0 100,0

6. Univariat Keluhan Guru

kategori keluhan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid tidak ada keluhan 60 95,2 95,2 95,2

ada keluhan 3 4,8 4,8 100,0

Total 63 100,0 100,0

Universitas Sumatera Utara


7. Univariat Total Keluhan Guru

total keluhan responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 3 4,8 4,8 4,8

3 8 12,7 12,7 17,5

4 5 7,9 7,9 25,4

5 12 19,0 19,0 44,4

6 12 19,0 19,0 63,5

7 8 12,7 12,7 76,2

8 10 15,9 15,9 92,1

9 1 1,6 1,6 93,7


12 1 1,6 1,6 95,2

14 3 4,8 4,8 100,0

Total 63 100,0 100,0

8. Univariat Skor Pertanyaan Pengetahuan 1

kategori skor pertanyaan 1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Benar 59 93,7 93,7 93,7

salah 4 6,3 6,3 100,0

Total 63 100,0 100,0

9. Univariat Pertanyaan Pengetahuan 2

pertanyaan pengetahuan 2

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid satu kali dalam 2 tahun 3 4,8 4,8 4,8

satu kali dalam setahun 60 95,2 95,2 100,0

Total 63 100,0 100,0

Universitas Sumatera Utara


10. Univaiat Pertanyaan Pengetahuan 3

kategori skor pengetahuan 3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Benar 59 93,7 93,7 93,7

salah 4 6,3 6,3 100,0

Total 63 100,0 100,0

11. Univariat Pertanyaan Pengetahuan 4

kategori skor pengetahuan 4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Benar 61 96,8 96,8 96,8

salah 2 3,2 3,2 100,0

Total 63 100,0 100,0

12. Univariat Pertanyaan Pengetahuan 5

pertanyaan pengetahuan 5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid deteksi obesitas 63 100,0 100,0 100,0

13. Univariat Pertanyaan Pengetahuan 6

pertanyaan pengetahuan 6

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 15-55 tahun 15 23,8 23,8 23,8

30-59 tahun 48 76,2 76,2 100,0

Total 63 100,0 100,0

14. Univariat Pertanyaan Pengetahuan 7

kategori skor pengetahuan 7

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Benar 63 100,0 100,0 100,0

Universitas Sumatera Utara


15. Univariat Pertanyaan Pengetahuan 8

kategori skor pengetahuan 8

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Benar 63 100,0 100,0 100,0

16. Univariat Pertanyaan Pengetahuan 9

pertanyaan pengetahuan 9

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid meteran baju 63 100,0 100,0 100,0

17. Univariat Pertanyaan Pengetahuan 10

pertanyaan pengetahuan 10

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid tes gula darah sewaktu 1 1,6 1,6 1,6


(GDS)

tes gula darah puasa 62 98,4 98,4 100,0


(GDP)

Total 63 100,0 100,0

18. Univariat Pertanyaan Pengetahuan 11

pertanyaan pengetahuan 11

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid tidak 25 39,7 39,7 39,7

ya 38 60,3 60,3 100,0

Total 63 100,0 100,0

Universitas Sumatera Utara


19. Univariat Pertanyaan Pengetahuan 12

kategori skor pengetahuan 12

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Benar 62 98,4 98,4 98,4

salah 1 1,6 1,6 100,0

Total 63 100,0 100,0

20. Univariat Pertanyaan Pengetahuan 13

kategori skor pengetahuan 13

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Benar 63 100,0 100,0 100,0

21. Univariat Pertanyaan Pengetahuan 14

pertanyaan pengetahuan 14

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid tidak 11 17,5 17,5 17,5

ya 52 82,5 82,5 100,0

Total 63 100,0 100,0

22. Univariat Pertanyaan Pengetahuan 15

pertanyaan pengetahuan 15

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid tidak 12 19,0 19,0 19,0

ya 51 81,0 81,0 100,0

Total 63 100,0 100,0

Universitas Sumatera Utara


23. Univariat Total Pengetahuan Guru

total pengetahuan responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid 17 1 1,6 1,6 1,6
18 1 1,6 1,6 3,2
20 9 14,3 14,3 17,5
21 26 41,3 41,3 58,7
22 7 11,1 11,1 69,8
23 10 15,9 15,9 85,7
24 6 9,5 9,5 95,2
25 2 3,2 3,2 98,4
26 1 1,6 1,6 100,0
Total 63 100,0 100,0

24. Univariat Kategori Pengetahuan Guru

kategori total pengetahuan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid baik sekali 3 4,8 4,8 4,8

baik 60 95,2 95,2 100,0

Total 63 100,0 100,0

25. Univariat Pertanyaan Sikap 1

pertanyaan sikap 1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid STS 1 1,6 1,6 1,6

S 13 20,6 20,6 22,2

SS 49 77,8 77,8 100,0

Total 63 100,0 100,0

Universitas Sumatera Utara


26. Univariat Pertanyaan Sikap 2

pertanyaan sikap 2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid TS 2 3,2 3,2 3,2

S 33 52,4 52,4 55,6

SS 28 44,4 44,4 100,0

Total 63 100,0 100,0

27. Univariat Pertanyaan Sikap 3

pertanyaan sikap 3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid S 32 50,8 50,8 50,8

SS 31 49,2 49,2 100,0

Total 63 100,0 100,0

28. Univariat Pertanyaan Sikap 4

pertanyaan sikap 4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid TS 1 1,6 1,6 1,6

S 39 61,9 61,9 63,5

SS 23 36,5 36,5 100,0

Total 63 100,0 100,0

29. Univariat Pertanyaan Sikap 5

pertanyaan sikap 5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid S 9 14,3 14,3 14,3

TS 52 82,5 82,5 96,8

STS 2 3,2 3,2 100,0

Total 63 100,0 100,0

Universitas Sumatera Utara


30. Univariat Pertanyaan Sikap 6

pertanyaan sikap 6

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid SS 1 1,6 1,6 1,6

S 12 19,0 19,0 20,6

TS 44 69,8 69,8 90,5

STS 6 9,5 9,5 100,0

Total 63 100,0 100,0

31. Univariat Pertanyaan Sikap 7

pertanyaan sikap 7

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid S 11 17,5 17,5 17,5
TS 48 76,2 76,2 93,7
STS 4 6,3 6,3 100,0

Total 63 100,0 100,0

32. Univariat Pertanyaan Sikap 8

pertanyaan sikap 8

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid SS 4 6,3 6,3 6,3

S 17 27,0 27,0 33,3

TS 35 55,6 55,6 88,9


STS 7 11,1 11,1 100,0

Total 63 100,0 100,0

Universitas Sumatera Utara


33. Univariat Pertanyaan Sikap 9

pertanyaan sikap 9

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid TS 9 14,3 14,3 14,3

S 44 69,8 69,8 84,1

SS 10 15,9 15,9 100,0

Total 63 100,0 100,0

34. Univariat Pertanyaan Sikap 10


pertanyaan sikap 10

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid TS 4 6,3 6,3 6,3

S 42 66,7 66,7 73,0

SS 17 27,0 27,0 100,0

Total 63 100,0 100,0

35. Univariat Kategori Sikap Guru

kategori total sikap

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid baik sekali 43 68,3 68,3 68,3

baik 20 31,7 31,7 100,0

Total 63 100,0 100,0

Universitas Sumatera Utara


36. Univariat Total Sikap Guru

total sikap responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 27 1 1,6 1,6 1,6

28 4 6,3 6,3 7,9

29 7 11,1 11,1 19,0

30 8 12,7 12,7 31,7

31 6 9,5 9,5 41,3

32 13 20,6 20,6 61,9

33 13 20,6 20,6 82,5

34 8 12,7 12,7 95,2


35 3 4,8 4,8 100,0

Total 63 100,0 100,0

37. Univariat Pertanyaan Tindakan 1

pertanyaan tindakan 1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid tidak 16 25,4 25,4 25,4

ya 47 74,6 74,6 100,0

Total 63 100,0 100,0

38. Univariat Pertanyaan Tindakan 2

pertanyaan tindakan 2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid tidak 19 30,2 30,2 30,2

ya 44 69,8 69,8 100,0

Total 63 100,0 100,0

Universitas Sumatera Utara


39. Univariat Alasan Pertanyaan Tindakan 2

alasan tindakan 2

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid tidak sakit 11 17,5 17,5 17,5

mengetahui penyakit yang 13 20,6 20,6 38,1


ada pada tubuh

mengontrol kesehatan 23 36,5 36,5 74,6

mengetahui kondisi 4 6,3 6,3 81,0


kesehatan

mengidap penyakit 4 6,3 6,3 87,3

biaya mahal 4 6,3 6,3 93,7


tidak ada waktu 4 6,3 6,3 100,0

Total 63 100,0 100,0

40. Univariat Pertanyaan Tindakan 3

pertanyaan tindakan 3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid tidak 9 14,3 14,3 14,3

ya 54 85,7 85,7 100,0

Total 63 100,0 100,0

41. Univariat Pertanyaan Tindakan 4

pertanyaan tindakan 4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid tidak 18 28,6 28,6 28,6

ya 45 71,4 71,4 100,0

Total 63 100,0 100,0

Universitas Sumatera Utara


42. Univariat Pertanyaan Tindakan 5

pertanyaan tindakan 5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid tidak 30 47,6 47,6 47,6

ya 33 52,4 52,4 100,0

Total 63 100,0 100,0

43. Univariat Pertanyaan Tindakan 6

pertanyaan tindakan 6

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid tidak 19 30,2 30,2 30,2

ya 44 69,8 69,8 100,0

Total 63 100,0 100,0

44. Univariat Pertanyaan Tindakan 7

pertanyaan tindakan 7

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid tidak 50 79,4 79,4 79,4

ya 13 20,6 20,6 100,0

Total 63 100,0 100,0

45. Univariat Pertanyaan Tindakan 8

pertanyaan tindakan 8

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak 19 30,2 30,2 30,2

Ya 44 69,8 69,8 100,0

Total 63 100,0 100,0

Universitas Sumatera Utara


46. Univariat Pertanyaan Tindakan 9

pertanyaan tindakan 9

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak 60 95,2 95,2 95,2

Ya 3 4,8 4,8 100,0

Total 63 100,0 100,0

47. Univariat Pertanyaan Tindakan 10

pertanyaan tindakan 10

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid tidak 16 25,4 25,4 25,4

ya 47 74,6 74,6 100,0

Total 63 100,0 100,0

48. Univariat Total Tindakan Guru

total tindakan responden

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 2 3,2 3,2 3,2

2 10 15,9 15,9 19,0

4 4 6,3 6,3 25,4

5 4 6,3 6,3 31,7

6 5 7,9 7,9 39,7

7 18 28,6 28,6 68,3

8 18 28,6 28,6 96,8

9 2 3,2 3,2 100,0

Total 63 100,0 100,0

Universitas Sumatera Utara


49. Univariat Kategori Tindakan Guru

kategori total tindakan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid baik sekali 20 31,7 31,7 31,7

baik 31 49,2 49,2 81,0

kurang baik 12 19,0 19,0 100,0

Total 63 100,0 100,0

50. Univariat Pertanyaan Faktor Pendukung 1 Fasilitas Pelayanan Kesehatan

pertanyaan faktor pendukung 1 fasilitas pelayanan kesehatan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid tidak 2 3,2 3,2 3,2

ya 61 96,8 96,8 100,0

Total 63 100,0 100,0

51. Univariat Pertanyaan Faktor Pendukung 2 Fasilitas Pelayanan Kesehatan

pertanyaan faktor pendukung 2 fasilitas pelayanan kesehatan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid tidak 6 9,5 9,5 9,5

ya 57 90,5 90,5 100,0

Total 63 100,0 100,0

52. Univariat Total Faktor Pendukung Fasilitas Pelayanan Kesehatan

total skor faktor pendukung fasilitas pelayanan kesehatan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 1 8 12,7 12,7 12,7

2 55 87,3 87,3 100,0

Total 63 100,0 100,0

Universitas Sumatera Utara


53. Univariat Kategori Faktor Pendukung Fasilitas Pelayanan Kesehatan

kategori faktor pendukung fasilitas pelayanan kesehatan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid baik 55 87,3 87,3 87,3

kurang baik 8 12,7 12,7 100,0

Total 63 100,0 100,0

54. Univariat Pertanyaan 1 Faktor Pendukung Jarak

pertanyaan 1 faktor pendukung jarak

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid tidak 18 28,6 28,6 28,6

ya 45 71,4 71,4 100,0

Total 63 100,0 100,0

55. Univariat Pertanyaan 2 Faktor Pendukung Jarak

Pertanyaan 2 faktor pendukung jarak

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid ya 14 22,2 22,2 22,2

tidak 49 77,8 77,8 100,0

Total 63 100,0 100,0

56. Univariat Pertanyaan 3 Faktor Pendukung Jarak

pertanyaan 3 faktor pendukung jarak

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid tidak 10 15,9 15,9 15,9

ya 53 84,1 84,1 100,0

Total 63 100,0 100,0

Universitas Sumatera Utara


57. Univariat Total Faktor Pendukung Jarak

total skor faktor pendukung jarak

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 1 5 7,9 7,9 7,9

2 32 50,8 50,8 58,7

3 26 41,3 41,3 100,0

Total 63 100,0 100,0

58. Univariat Pertanyaan 1 Faktor Pendorong Dukungan Teman/Keluarga

pertanyaan 1 faktor pendorong dukungan teman/keluarga

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid tidak 1 1,6 1,6 1,6

ya 62 98,4 98,4 100,0

Total 63 100,0 100,0

59. Univariat Pertanyaan 2 Faktor Pendorong Dukungan Teman/Keluarga

Pertanyaan 2 faktor pendorong dukungan teman/keluarga

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid tidak 18 28,6 28,6 28,6

ya 45 71,4 71,4 100,0

Total 63 100,0 100,0

60. Univariat Pertanyaan 3 Faktor Pendorong Dukungan Teman/Keluarga

pertanyaan faktor pendorong 3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid tidak 44 69,8 69,8 69,8

ya 19 30,2 30,2 100,0

Total 63 100,0 100,0

Universitas Sumatera Utara


61. Univariat Total Faktor Pendorong Dukungan Teman/Keluarga

total faktor pendorong dukungan teman/keluarga

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 1 17 27,0 27,0 27,0

2 29 46,0 46,0 73,0

3 17 27,0 27,0 100,0

Total 63 100,0 100,0

62. Univariat Kategori Faktor Pendorong Dukungan Teman/Keluarga

kategori faktor pendorong dukungan teman/keluarga

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid baik 46 73,0 73,0 73,0

kurang baik 17 27,0 27,0 100,0

Total 63 100,0 100,0

63. Univariat Pertanyaan 1 Faktor Pendorong Petugas Kesehatan

Pertanyaan 1 faktor pendorong petugas kesehatan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid tidak 19 30,2 30,2 30,2

ya 44 69,8 69,8 100,0

Total 63 100,0 100,0

64. Univariat Pertanyaan 2 Faktor Pendorong Petugas Kesehatan

Pertanyaan 2 faktor pendorong petugas kesehatan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid tidak 29 46,0 46,0 46,0

ya 34 54,0 54,0 100,0

Total 63 100,0 100,0

Universitas Sumatera Utara


65. Univariat Total Faktor Pendorong Petugas Kesehatan

total faktor pendorong petugas kesehatan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 16 25,4 25,4 25,4

1 16 25,4 25,4 50,8

2 31 49,2 49,2 100,0

Total 63 100,0 100,0

66. Univariat Kategori Faktor Pendorong Petugas Kesehatan

kategori faktor pendorong 2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid baik 31 49,2 49,2 49,2

kurang baik 32 50,8 50,8 100,0

Total 63 100,0 100,0

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 3. Surat Permohonan Survei Pendahuluan

103

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 4. Surat Izin Survei Pendahuluan

Lampiran 5. Surat Permohonan Izin Penelitian

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 6. Surat Selesai Penelitian

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
Lampiran 7. Dokumentasi Penelitian

Gambar 1. Pengisian kuesioner guru

Gambar 2. Penyebaran kuesioner pada guru

107

Universitas Sumatera Utara


Gambar 3. Pengisian kuesioner

Gambar 4. Pengisian kuesioner

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai