SKRIPSI
Oleh
SKRIPSI
Oleh
Menyetujui
Pembimbing:
Dekan
i
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Telah diuji dan dipertahankan
ii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Pernyataan Keaslian Skripsi
“Gambaran Pola Makan, Aktivitas Fisik dan Status Gizi Siswi yang
isinya adalah benar karya saya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan atau
pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang
berlaku dalam masyarakat keilmuan yang secara tertulis diavu dalam naskah ini
dan disebut dalam daftar pustaka. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung
risiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan
adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau klaim dari
iii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Abstrak
Dismenore merupakan keluhan sakit pada bagian bawah perut yang dirasakan
ketika haid dan biasanya timbul dalam 2 sampai 3 tahun setelah menarche. Salah
satu yang mempengaruhi terjadinya dismenore adalah status gizi. Status gizi
seseorang dipengaruhi oleh pola makan dan aktivitas fisik. Tujuan penelitian ini
adalah mengetahui gambaran pola makan, aktivitas fisik dan status gizi siswi yang
mengalami dismenore di SMP Dharma Pancasila. Penelitian ini bersifat deskriptif
dengan total populasi sebanyak 40 siswi SMP Dharma Pancasila kelas IX yang
mengalami dismenore. Sampel diambil menggunakan total sampling.
Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara menggunakan formulir food
recall, formulir food frequency, pengukuran berat badan dan tinggi badan. Dari
hasil penelitian diketahui bahwa status gizi siswi terbanyak yaitu kategori normal
sebanyak 17 orang dengan kejadian dismenore terbanyak dikeluhkan pada tingkat
berat sebanyak 9 orang (52,9%) dimana asupan gizi siswi kurang yaitu dengan
persentase karbohidrat sebesar 94,1% , protein 76,5%, lemak 94,1%, vitamin E
42,5%, kalsium 40,0% dan magnesium 44,1%. Status gizi siswi dengan kategori
kurus sebanyak 14 orang dengan kejadian dismenore terbanyak dikeluhkan pada
tingkat berat sebanyak 11 orang (78,6%) dimana asupan gizi siswi kurang yaitu
dengan persentase karbohidrat sebesar 92,9%, protein 85,7%, lemak 92,9%,
vitamin E 35,0%, kalsium 40,0% dan magnesium 38,2%. Tingkat aktivitas fisik
siswi tertinggi pada kategori ringan, dimana sebesar 92,9% dengan status gizi
kurus. Siswi di SMP Dharma Pancasila yang mengalami dismenore disarankan
agar mengonsumsi makanan yang beragam sehingga kecukupan gizi siswi
tersebut dapat tercukupi dan status gizi siswi menjadi normal.
iv
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Abstract
v
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Kata Pengantar
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
yang memiliki kuasa atas segala yang ada di langit dan di bumi, yang tidak pernah
Aktivitas Fisik, dan Status Gizi Siswi yang Mengalami Dismenore di SMP
Muhammad SAW, manusia sempurna yang diciptakan oleh- Nya yang sangat
Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
dan mengetahui bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Hal ini tidak
Selama penulisan skripsi ini penulis sangat banyak mendapat bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak baik secara moril maupun materiil. Untuk itu pada
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam-
dalamnya kepada :
1. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si, selaku Dekan Fakultas Kesehatan
3. Prof. Dr. Ir. Albiner Siagian, M.Si, selaku Ketua Departemen Gizi
vi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4. Ir. Etti Sudaryati, MKM., Ph.D selaku Dosen Pembimbing.
Pancasila Medan.
Secara khusus penulis mengucapkan terima kasih yang begitu besar dan
motivator dalam hidup penulis. Tak lupa pula ibunda tercinta Farida
vii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4. Sahabat terbaik penulis Arya Dwifa Al-Fitrah yang selalu
Husna.
Chindy Karmina.
Akhir kata semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya kepada kita semua dan penulis berharap semoga skripsi ini dapat
viii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Daftar Isi
Halaman
Halaman Persetujuan i
Halaman Penetapan Tim Penguji ii
Halaman Pernyataan Keaslian Skripsi iii
Abstrak iv
Abstarct v
Kata Pengantar vi
Daftar Isi ix
Daftar Tabel xi
Daftar Gambar xiii
Daftar Lampiran xiv
Daftar Istilah xv
Riwayat Hidup xvi
Pendahuluan
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 5
Tujuan Penelitian 6
Tujuan umum 6
Tujuan khusus 6
Manfaat Penelitian 6
Tinjauan Pustaka
Remaja Putri 7
Menstruasi 7
Dismenore 8
Jenis jenis dismenore 10
Pengukuran 11
Status Gizi 12
Penilaian status gizi langsung 12
Penilaian status gizi tidak langsung 14
Penilaian status gizi pada remaja 15
Pola Makan 16
Faktor yang mempengaruhi pola makan 16
Aktivitas Fisik 25
Landasan Teori 28
Kerangka Konsep 30
Metode Penelitian
Jenis Penelitian 31
Lokasi dan Waktu Penelitian 31
Populasi dan Sampel 31
Variabel dan Definisi Operasional 32
ix
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Metode Pengumpulan Data 33
Metode Pengukuran 34
Metode Analisis Data 37
Hasil Penelitian
Gambaran Umum Lokasi Penelitian 39
Gambaran Karakteristik Responden 39
Gambaran Tingkat Dismenore Responden 40
Gambaran Pola Makan Responden 40
Gambaran Tingkat Aktivitas Fisik Responden 45
Gambaran Status Gizi Responden 45
Pembahasan
Status Gizi Siswi 51
Tingkat Dismenore Siswi 51
Pola Makan Siswi 52
Tingkat Aktivitas Siswi 62
Daftar Pustaka 66
Lampiran 69
x
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Daftar Tabel
No Judul Halaman
1 Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak Usia 5-18 Tahun 15
4 Angka Kecukupan Gizi Per Orang Per Hari Umur 10-12 Tahun
dan 13-15 Tahun 36
xi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
16. Distribusi Frekuensi Tingkat Aktivitas Fisik Siswi Berdasarkan
Status Gizi Siswi di SMP Dharma Pancasila Medan 49
xii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Daftar Gambar
No Judul Halaman
1 Universal Pain Assessment Tool 11
2 Kerangka Teori 29
xiii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Daftar Lampiran
5 Dokumentasi 75
xiv
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Daftar Istilah
xv
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Riwayat Hidup
Medan pada tanggal 31 Desember 1997. Penulis beragama Islam, anak pertama
dari tiga bersaudara dari pasangan bapak Hardiansyah Ginting dan ibu Farida
Hanum.
Pendidikan sekolah dasar di SD Islam Nurul Huda tahun 2004 – 2009, sekolah
menengah pertama di SMP Dharma Pancasila Medan tahun 2010 - 2012, sekolah
xvi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Pendahuluan
Latar Belakang
CEF, 2016) remaja adalah mereka yang sedang mengalami masa transisi dari ma-
sa kanak menuju masa dewasa, yang memerlukan perlindungan dan perhatian, ya-
ng berusia sekitar 10 hingga 14 tahun (remaja muda atau young adolescent). Keti-
ka status gizi anak tersebut baik maka masa pubertas akan terjadi lebih cepat, oleh
karena itu gizi seorang anak dapat mempengaruhi kecepatan pubertas (Purwi-
tasari, 2009). Pubertas pada perempuan ditandai dengan perubahan psikis, menstr-
uasi pertama (menarche), dan perubahan fisik yang diikuti perkembangan ciri-ciri
seksual sekunder, seperti pembesaran payudara dan tumbuhnya rambut halus pada
daerah kemaluan.
jadinya peristiwa pengeluaran darah yang menandakan bahwa organ dalam kan-
dungan setiap wanita telah berfung-si dengan matang. Selama siklus menstruasi
wanita seringkali mengalami beberapa keluhan, sebanyak 79,8 persen siswa men-
galami keluhan menjelang menstruasi dan 82,1 persen mengalami keluhan selama
menstruasi.
wanita khususnya remaja ketika menstruasi. Dismenore adalah keluhan yang ser-
ing dialami wanita pada bagian bawah perut dan beberapa remaja perempuan ser-
ing merasakan nyeri ini juga terdapat bagian punggung bagian bawah, pinggang,
1
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2
hebat (Taufan, 2014). Di Turki Barat dalam studi yang dilakukan pada wanita
Atranci, Tozun, Arslan, & Calik 2010). Di Indonesia sendiri kejadian dismenore
primer cukup besar, yaitu sekitar 60 persen sampai 70 persen wanita Indonesia
terhadap keluhan-keluhan selama menstruasi. Remaja putri yang memiliki gizi ku-
nggunya fungsi reproduksi, hal ini akan berdampak pada gangguan menstruasi, te-
tapi akan membaik bila asupan nutrisinya baik. Hal ini didukung oleh penelitian
Sirait bahwa ada hubungan status gizi dengan kejadian dismenore pa-da siswi
SMA Negeri 2 Medan yang menunjukkan 39 orang (83,0%) yang ber-status gizi
dismenore, pada status gizi normal 68 orang (87,2%) mengalami dismenore, se-
dangkan 10 orang (12,8%) tidak mengalami dismenore, pada kelompok status gizi
Kekurangan zat gizi seperti kurang vitamin B6, vitamin E, kalsium, mag-
dan juga memperburuk timbulnya nyeri haid atau dismenore. Salah satu cara agar
bang karena dibutuhkan pada saat menstruasi, terbukti pada saat menstruasi teru-
tama pada fase luteal akan terjadi peningkatan kebutuhan nutrisi, apabila hal ini
zat yang diperlukan untuk kontraksi otot. Kalsium berperan dalam interaksi pro-
tein di dalam otot, yaitu aktin dan miosin pada saat otot berkontraksi. Kekurangan
oleh Sinaga (2011) pada remaja putri vegan di Vihara Maitreya Medan menun-
jukkan 77,5 persen memiliki asupan kalsium yang rendah, dan dinyatakan bahwa
luruh sampel yaitu remaja putri di SMP Shafiyyatul Amaliyyah Medan keku-
setiap gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka yang memerlukan penge-
luaran energi. Setiap kegiatan yang dilakukan akan mengeluarkan energi sesuai
dengan lama intensitas. Kurangnya aktivitas fisik pada remaja baik di sekolah ma-
upun di rumah dapat mempengaruhi status gizi remaja seperti meningkatnya risiko
pengaruhi kebiasaan makan mereka. Pola konsumsi makanan remaja sering tidak
teratur, para remaja memiliki kecenderungan enggan untuk makan di rumah, re-
maja putri cenderung lebih suka untuk makan di luar dan jenis makanan yang se-
ring di makan berupa makanan siap saji atau fast food, dimana pada umumnya
makanan tersebut mengandung tinggi lemak dan kalori sehingga apabila dikon-
Padang Bulan Selayang I, Medan Selayang, Kota Medan, Sumatera Utara 20154.
SMP Dharma Pancasila memiliki jumlah siswa/i sebanyak 242 siswa dan siswi.
menstruasi secara rutin dan mengalami dismenore, terdapat sebanyak dua siswi
(5,0%) memiliki keluhan dismenore dengan tingkat nyeri ringan, lalu sebanyak 12
siswi (30,0%) memiliki keluhan dismenore dengan tingkat nyeri sedang, dan ter-
dapat 26 siswi (65,0%) memiliki keluhan dismenore dengan tingkat nyeri berat.
mengalami dismenore untuk mengetahui status gizi mereka dan diperoleh se-
banyak empat siswi (40,0%) dengan status gizi kurang (kurus), sebanyak empat
siswi (40,0%) dengan status gizi normal, dan sebanyak dua siswi (20,0%) dengan
status gizi lebih (gemuk). Pola makan siswi diketahui bahwa terdapat delapan dari
Aktivitas fisik remaja (anak sekolah) pada umumnya tergolong dalam akti-
vitas fisik ringan, karena aktivitas mereka lebih banyak berada di sekolah untuk
kinkan pola makan siswa dan siswi menjadi terganggu. SMP Dharma Pancasila
lebih dari 10 persen dari keseluruhan hari sekolah per semester. Diketahui bahwa
empat siswi (40,0%) dari 10 siswi sering tidak hadir sekolah pada saat dismenore
dimana ketidakhadiran tersebut tepat pada hari pertama dan hari kedua menstruasi
berlangsung, dan diketahui dua siswi (20,0%) dari delapan siswi yang hadir tidak
dapat mengikuti apel pagi disekolah pada saat dismenore, dimana dua siswi terse-
but hanya beristirahat di Ruang Bimbingan dan Penyuluhan (BP). Hal tersebut
dapat mengganggu kegiatan belajar siswi disekolah dan dapat berpengaruh ter-
Penelitian tentang gambaran, pola makan, aktivitas fisik dan status gizi pa-
da siswi yang mengalami dismenore belum pernah dilakukan di sekolah ini ter-
khusus untuk siswi kelas IX yang sudah rutin mengalami menstruasi setiap bulan-
Perumusan Masalah
Bagaimanakah gambaran pola makan, aktivitas fisik dan status gizi pada
Tujuan Penelitian.
Tujuan umum. Mengetahui gambaran pola makan, aktivitas fisik dan sta-
tus gizi pada siswi yang mengalami dismenore di SMP Dharma Pancasila Medan.
Tujuan Khusus.
1. Mengetahui gambaran pola makan, aktivitas fisik dan status gizi siswi ya-
Manfaat Penelitian
Penelitian ini merupakan salah satu ilmu yang dapat diperoleh peneliti,
khususnya mengenai status gizi, pola makan dan aktivitas fisik pada remaja yang
sudah mengalami menstruasi rutin dan mengalami dismenore, serta sebagai bahan
pertimbangan untuk penelitian selanjutnya. Penelitian ini juga menjadi media bagi
peneliti untuk mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh. Penelitian ini sebagai
bahan masukan bagi pihak sekolah untuk memantau pertumbuhan remaja putri
khususnya saat memasuki masa peralihan antara remaja menjadi dewasa dengan
Remaja Putri
Masa remaja merupakan peralihan dari masa anak- anak menjadi masa
dewasa. Kata remaja memiliki banyak arti yang berbeda-beda, ada yang
mengartikan remaja sebagai sekelompok orang yang sedang beranjak dewasa, ada
juga yang mengartikan remaja sebagai anak-anak yang penuh dengan gejolak dan
masalah, ada pula yang mengartikan remaja sebagai sekelompok anak-anak yang
usia remaja adalah 10 sampai 21 tahun. Rentan waktu usia remaja biasanya
dibedakan atas tiga, yaitu 12 sampai 15 tahun adalah masa remaja awal, 15 sampai
18 tahun adalah masa remaja pertengahan dan 18 sampai 22 tahun adalah masa
remaja akhir.
Masa remaja disebut juga dengan masa pubertas. Masa puber merupakan
suatu tahap perkembangan dan perubahan anak-anak dari makhluk aseksual men-
Menstruasi
7
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
8
organ dalam kandungan setiap wanita telah berfungsi dengan matang (Kusmiran,
2014). Proses ini merupakan salah satu ciri kedewasaan perempuan. Menstruasi
biasanya diawali pada usia remaja, sembilan sampai 12 tahun. Sebagian kecil
yang mengalami lebih lambat dari itu, 13 sampai 15 tahun meski sangat jarang
terjadi. Usia untuk mulai menstruasi sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor,
psikologis.
terjadi secara berkala. Proses ini dipengaruhi oleh hormon reproduksi baik FSH-
Estrogen atau LH-Progesteron. Periode ini penting dalam hal reproduksi dan
biasanya terjadi setiap bulan antara usia remaja sampai menopause. Menstruasi
adalah darah yang keluar dari vagina wanita ketika ia sehat, bukan disebabkan
Dismenore
Dismenore adalah keluhan yang sering dialami wanita pada bagian bawah
perut dan beberapa remaja perempuan sering merasakan nyeri ini juga, nyeri ini
terdapat pada bagian punggung bagian bawah, pinggang, panggul, otot paha,
hingga betis (Widagdo, 2017). Biasanya nyeri ini mulai timbul sebelum atau
selama menstruasi, mencapai puncaknya dalam waktu 24 jam dan setelah dua hari
tama) pada anak remaja di Indonesia yaitu 12,5 tahun dengan kisaran sembilan
sen diantaranya mengeluh bahwa aktivitas mereka menjadi terbatas akibat dis-
menore.
dalam darah, prostaglandin dan faktor stress atau psikologi mengakibatkan ter-
jadinya dismenore pada beberapa wanita. Dismenore juga disebabkan oleh ber-
atau gangguan psikis, faktor konstitusi, faktor alergi, faktor haid pertama pada
usia dini, periode haid yang lama, aliran darah haid yang hebat, merokok, riwayat
keluarga yang positif terkena penyakit, status gizi tidak normal dan mengkonsum-
lah status gizi, remaja dengan status gizi tidak normal memiliki kemungkinan
risiko 1,2 kali lebih besar mengalami dismenore, status gizi yang rendah (under-
weight) dapat diakibatkan karena asupan makanan yang kurang, sedangkan status
darah atau terdesaknya pembuluh darah oleh jaringan lemak pada organ repro-
duksi wanita, sehingga darah yang seharusnya mengalir pada proses menstruasi
pusat yaitu di otak dan sumsum tulang belakang. Hormon ini membuat seseorang
merasa nyaman dan juga dapat menurunkan kadar stress dan secara tak langsung
primer yaitu nyeri haid yang tidak disertai dengan kelainan pelvis secara makros-
kopi atau terjadi tanpa ada kelainan pelvis. Dismenore primer sering terjadi pada
diantaranya mengalami nyeri pada saat menstruasi yang hebat. Biasanya dis-
menore primer timbul pada masa remaja, yaitu sekitar satu sampai dua tahun
setelah menstruasi pertama. Nyeri pada dismenore primer diduga berasal dari
hebat ketika bekuan atau potongan jaringan dari lapisan rahim melewati serviks
nore sekunder yaitu nyeri haid karena akibat dari pelvis mengalami kelainan sec-
ara anatomic atau makroskopik, termasuk endometriosis dan benda asing seperti
IUD. Dismenore sekunder lebih jarang ditemukan dan terjadi pada 25 persen wa-
nita yang mengalami dismenore. Dismenore sekunder seringkali mulai timbul pa-
ngan menggunakan universal pain assessment tool. Dimana remaja akan diminta
untuk memilih gambar raut wajah mana yang menggambarkan rasa nyeri yang di-
alami mereka.
Kriteria nyeri adalah sebagai berikut: (1) Skala 0 tidak ada rasa nyeri yang
dialami. (2) Skala satu sampai dengan tiga merupakan nyeri ringan dimana secara
objektif klien masih dapat berkomunikasi dengan baik. (3) Skala empat sampai
dengan enam merupakan nyeri sedang dimana secara objektif, klien mendesis,
nyeri, dapat mengikuti perintah dan nyeri masih dapat dikurangi dengan alih
posisi. (4) Skala tujuh sampai dengan sembilan merupakan nyeri berat dimana
klien sudah tidak dapat mengikuti perintah, namun masih dapat menunjukkan
lokasi nyeri dan masih respon terhadap tindakan. Nyeri pada skala ini sudah tidak
dapat dikurangi dengan alih posisi. (5) Skala 10 merupkan nyeri sangat berat.
Klien akan menetapkan suatu titik pada skala yang berhubungan dengan
Status Gizi
Status gizi yaitu ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk varia-
bel tertentu atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk variabel tertentu (Su-
pariasa, 2002). Status gizi merupakan bagian penting dari kesehatan seseorang.
Gizi yang kurang akan mempengaruhi pertumbuhan, fungsi organ tubuh juga
gangguan haid termasuk dismenore, tetapi dapat membaik bila asupan nutrisinya
baik.
satunya adalah faktor genetik dari orang tua, yaitu faktor tinggi dan berat badan
orang tua. Selain itu, faktor pendidikan, ketersediaan pangan di tingkat rumah
tangga, pola asuh konsumsi makanan, pola makan, kepercayaan, tradisi atau
budaya, aktivitas fisik dan lain sebagainya (Miko & Dina, 2017).
Gizi kurang atau gizi buruk adalah status gizi yang didasarkan pada indeks
berat badan menurut umur (BB/U) yang merupakan padanan istilah underweight
(gizi kurang) dan severely underweight (gizi buruk). Pendek dan sangat pendek
adalah status gizi yang didasarkan pada indeks tinggi badan menurut umur
(TB/U) yang merupakan padanan istilah stunted (pendek) dan severely stunted
(sangat pendek). Kurus dan sangat kurus adalah status gizi yang didasarkan pada
indeks berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) yang merupakan padanan
istilah wasted (kurus) dan severely wasted (sangat kurus) (Kementrian Kesehatan
RI, 2011).
sering dipakai untuk menilai status gizi. Antropometri sebagai indikator status gizi
dapat dilakukan dengan mengukur beberapa parameter yaitu ukuran tunggal dari
tubuh manusia, antara lain umur, berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas,
lingkar kepala, lingkar dada, lingkar pinggul dan tebal lemak bawah kulit (Supari-
asa, 2011). Dalam penelitian ini, untuk mengukur IMT seseorang, ada dua param-
Berat badan. Berat badan merupakan parameter yang terpenting dan pal-
ing sering digunakan. Berat Badan menggambarkan jumlah dari protein, lemak,
air, dan mineral pada tulang. Berat badan merupakan pilihan utama karena
berbagai pertimbangan, antara lain parameter yang paling baik, mudah terlihat
perubahan dalam waktu singkat karena perubahan dalam konsumsi makanan dan
kesehatan dapat menggambarkan status gizi saat ini, serta ketelitian pengukuran
keadaan yang telah lalu dan sekarang, jika umur tidak diketahui secara tepat.
Selain itu, tinggi badan merupakan ukuran kedua yang penting, karena dengan
menggabungkan berat badan dan tinggi badan, faktor umur dapat dikesampingkan
(Supariasa, 2011).
Klinis. Pemeriksaan klinis adalah metode untuk menilai status gizi ber-
akcukupan zat gizi, seperti kulit, mata, rambut, dan mukosa oral atau organ yang
spesimen yang diuji secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam
jaringan. Jaringan tubuh yang digunakan antara lain darah, urine, tinja dan juga
Biofisik. Penilaian status gizi secara biofisik adalah metode penentuan sta-
tusgizi dengan melibat kemampuan fungsi dan melihat perubahan struktur dari
Penilaian status gizi tidak langsung. Penilaian status gizi secara tidak
Survei konsumsi makanan. Metode ini melihat jumlah dan jenis zat gizi
Statistik vital. Statistik vital merupakan salah satu metode penilaian status
gizi dengan menganalisis data beberapa statistic kesehatan seperti angka kematian
berdasarkan umur, angka kesakitan dan kematian dan data lain yang berhubungan
karena masalah gizi dapat terjadi karena interaksi beberapa faktor ekologi, seperti
faktor biologis, faktor fisik, dan lingkungan budaya. Penilaian berdasarkan faktor
di suatu masyarakat yang nantinya akan sangat berguna untuk melakukan inter-
Penilaian status gizi pada remaja. Penilaian status gizi pada remaja
dikenal dengan Indeks Massa Tubuh menurut umur (IMT/U) yang kemudian
terbaik untuk remaja. Indeks IMT/U ini memiliki kelebihan yaitu tidak memer-
lukan informasi tentang usia kronologis karena bagaimanapun indeks BB/TB akan
berubah sesuai perubahan umur. Indikator ini juga telah divalidasi sebagai indi-
kator lemak tubuh total dan memberikan data dengan kualitas yang tinggi dan
menkes RI, 2010). Berikut adalah kategori dan ambang batas status gizi anak usia
5 hingga 18 tahun.
Tabel 1
Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak Usia 5 -18 Tahun
Pola makan
mengenai jumlah dan jenis bahan makanan yang dimakan oleh seseorang setiap
bangan fisik dan kecerdasan seluruh kelompok umur. Gizi yang tidak optimal
berkaitan dengan kesehatan yang buruk, yaitu yang memiliki faktor risiko penya-
kit tidak menular seperti penyakit kardiovaskular, diabetes, serta kanker yang
2014).
gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan mem-
dan mempertahankan berat badan normal untuk mencegah masalah gizi (Kemen-
Makanan yang sehat akan memiliki dampak yang buruk apabila pola
makan seseorang yang salah. Tubuh seseorang minimal membutuhkan zat gizi
yang terdiri atas karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Setiap ma-
kanan mengandung jumlah zat gizi yang berbeda, dan tubuh memerlukan se-
rangkaian zat gizi tersebut dengan jumlah yang cukup dan seimbang.
yani, 2011). (1) Faktor ekonomi, pendapatan yang tinggi dapat mencakup ku-
rangnya daya beli dengan kurangnya pola makan masyarakat sehingga pemilihan
Faktor sosial budaya, pantangan dalam mengkonsumsi jenis makanan dapat di-
pengaruhi oleh faktor budaya sosial dalam kepercayaan budaya adat daerah yang
mengkonsumsi pola makan dengan cara sendiri. (3) Agama, dalam agama pola
makan ialah suatu cara makan dengan diawali berdoa sebelum makan dengan
diawali makan mengunakan tangan kanan. (4) Pendidikan, dalam pendidikan pola
makanan dan penentuan kebutuhan gizi. (5) Lingkungan, dalam lingkungan pola
keluarga melalui adanya promosi, media elektronik, dan media cetak. (6) Kebia-
saan makan, suatu penduduk mempunyai kebiasaan makan dalam tiga kali sehari
Pola makan harian. Orang Indonesia makan tiga kali sehari yaitu sarapan
di pagi hari, makan siang dan makan malam. Makanan dibutuhkan untuk pertum-
gangguan proses metabolisme dalam tubuh, yang dapat menimbulkan suatu pen-
fungsi tubuh yang optimal (Almatsier, 2009). Angka kecukupan gizi dihitung
AKG 2013. Cut off points tingkat kecukupan zat gizi kurang jika AKG (<80%),
normal jika AKG (80-110% ), lebih jika AKG (≥110%) (Kementrian kesehatan
RI, 2014).
Kebutuhan asupan gizi remaja. Asupan zat gizi berfungsi untuk pertum-
buhan dan perkembangan tubuh manusia, dan sebagai sumber tenaga untuk
melakukan aktivitas sehari-hari. Zat gizi yang kurang pada tenaga kerja mengaki-
konsentrasi menurun.
total. Metabolisme basal adalah kebutuhan energi minimum dalam keadaan istira-
hat total didalam lingkungan suhu yang nyaman dan suasana tenang (Soe-
zat makanan yang cukup ke dalam tubuh. Pembakaran karbohidrat, protein, dan
lemak timbul karena adanya energi. Manusia yang kurang asupan zat gizi akan
Energi dalam tubuh manusia dapat timbul karena adanya pembakaran zat
melebihi dari energi yang diperoleh dari asupan makanan kecuali jika meminjam
atau menggunakan cadangan energi dalam tubuh. Namun kebiasaan meminjam ini
akan mengakibatkan keadaan yang gawat, yaitu kurang gizi khususnya energy
(Almatsier, 2009).
utama bagi tubuh. Sumber karbohidrat utama dalam pola makanan Indonesia
adalah beras. Di beberapa daerah, selain beras digunakan juga jagung, ubi, sagu,
sukun dan lain-lain. Karena sebagian besar energy berasal dari karbohidrat, makan
sumber karbohidrat diletakkan sebagai dasar tumpeng dalam TGS (Tumpeng Gizi
Karbohdirat terdiri atas karbohidrat dapat dicerna dalam bentuk zat gula
(glukosa) dan zat pati, serta karbohidrat tidak dapat dicerna dalam bentuk serat.
Gula dalam prinsip gizi seimbang dianjurkan untuk dibatasi. Oleh karena itu,
degenerative.
sebesar 45 sampai 65 persen energi total, sedangkan rata-rata energi total per hari
70 persen.
makro sumber energi (4 kkal per gram), yang lebih dikenal oleh masyrakat. Itu
disebabkan sejak tahun 1960 sampai 1980 banyak yang menganggap protein
adalah zat gizi terpenting untuk kesehatan. Baru pada beberapa decade terakhir
diketahui bahwa protein tidak dapat berfungsi baik dalam tubuh tanpa kecukupan
Fungsi protein terdiri atas ; (1) protein sebagai bahan-bahan penting yang
peranannya untuk pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh ; (2) sebagai zat
pengatur kelangsungan proses didalam tubuh; (3) sebagai sumber tenaga jika tidak
Jenis asam amino dan jumlah asam amino yang terkandung di dalam ma-
amino dan jumlah asam amino, protein terbagi menjadi dua, yaitu; (a). Protein
pertumbuhan bila dikonsumsi tunggal dalam diet, contohnya protein hewani; (b).
Protein tidak lengkap, mengandung jumlah dan jenis asam amino esensial yang
tidak lengkap jadi ada beberapa asam amino esensil yang tidak terdapat atau
diet.
gangguan pada asupan dan transportasi zat-zat gizi, kelebihan protein dapat me-
dikeluarkan dari tubuh dan ikatan karbon akan diubah menjadi lemak yang
Jenis protein terbagi dua yaitu, protein hewani dan protein nabati. Protein
hewani terdiri dari daging, susu, telur, ikan sedangkan kelompok protein nabati
terdiri kacang-kacangan seperti kedelai, kacang hijau dan hasil olahan tempe dan
tahu.
menghasilkan bobot energi dari tiap gramnya lebih besar dibandingkan protein
tiap satu gram karbohidrat dan protein menghasilkan empat kalori (Kartasapoetra,
2008). Mengkonsumsi lemak yang melebihi dari angka kecukupan dapat men-
imbulkan penimnunan lemak dalam jaringan adiposa ini berkaitan dengan tempat
penyimpanan lemak yang berada di bawah kulit serta di sekitar organ-organ dalam
Lemak berfungsi sebagai sumber energi, lemak sebagai bahan baku pada
hormon, lemak berfungsi sebagai alat transport bagi vitamin yang larut dalam
lemak, lemak juga berfungsi sebaagi insulin terhadap perubahan suhu, serta se-
bagai pelindung organ yang ada di dalam tubuh. Kurangnya asupan lemak dalam
konsumsi makanan akan menyebabkan kulit menjadi kering dan bersisik. Lemak
di dalam lambung berada lebih lama dibandingkan dengan karbohidrat dan pro-
tein, proses penyerapan lemak lebih lama dibandingkan unsur lainnya, oleh karena
itu makanan yang mengandung lemak lebih banyak memberikan rasa kenyang
Pola makan remaja putri. Dibandingkan dengan usia lain, diet yang
tidak adekuat adalah masalah yang paling umum dialami remaja putri. Gizi tidak
kehidupan. Kekurangan gizi dalam masa remaja dapat disebabkan oleh berbagai
faktor termasuk emosi yang tidak stabil, keinginan untuk menjadi kurus yang
tidak tepat, dan ketidakstabilan dalam gaya hidup dan lingkungan sosial secara
lah gizi pada ramaja putri adalah: (1). Kurang didampingi ketika mengkonsumsi
makanan tertentu, (2). Kurangnya perhatian dalam memilih makanan di luar ru-
mah, (3). Kurangnya waktu untuk mengkonsumsi makan secara teratur, (4).
Melewatkan waktu makan satu kali atau lebih setiap hari, (5). Mulai mengkon-
sumsi alcohol, (6). Pemilihan makanan selingan yang kurang tepat, (7). Perhatian
obesitas, (9). Tidak mau minum susu (Irianto, 2014). Selain itu remaja juga mem-
iliki kebiasaan makan cemilan diluar jam makan. Gaya hidup duduk lama sambil
ngemil makanan tinggi kalori dan lemak dan rendah gizi serta nutrisi memicu
Remaja putri sangat dianjurkan untuk rajin makan sayuran dan buah-
buahan dengan cukup setiap hari. Ketika remaja putri sudah mengalami menstrua-
si, setiap bulannya ada sejumlah darah yang dikeluarkan. Remaja putri tersebut
akan menghadapi risiko anemia atau kurang darah. Darah haid harus diganti
dengan memakan buah-buahan yang mengandung zat besi dan kalsium untuk
yang beraneka ragam, dimana remaja khususnya anak sekolah mempunyai kebia-
saan untuk makan makanan jajanan dimana jajanan tersebut kebanyakan ma-
kanan cepat saji/fast food dimana makanan tersebut banyak mengandung kalori
tetapi tidak banyak mengandung zat gizi yang dapat memenuhi kebutuhan gizi
remaja tersebut dan kebiasaan tersebut sangat susah untuk dirubah. Disamping itu
juga banyak remaja putri yang memiliki program diet yang salah agar remaja
tersebut terlihat cantik karena masa remaja merupakan masa puber yaitu peru-
bahan ragawi maupun mental. Dimana keadaan ini sangat membahayakan gizi
remaja putri tersebut. Selain itu, frekuensi dan waktu makan remaja juga kadang
kurang atau melebihi dari frekuensi makan yang ideal yaitu sekali makan pagi,
siang dan makan malam. Hal ini disebabkan juga karena adanya masalah yang
Gizi seimbang untuk anak remaja. Kelompok ini adalah kelompok usia
peralihan dari anak-anak menjadi remaja muda sampai dewasa. Kondisi penting
yang berpengaruh terhadap kebutuhan zat gizi kelompok ini adalah pertumbuhan
cepat memasuki usia pubertas, kebiasaan jajan, menstruasi dan perhatian terhadap
penampilan fisik “body image” pada remaja putri. Dengan demikian perhitungan
terhadap kebutuhan zat gizi pada kelompok ini harus memperhatikan kondisi-
kondisi tersebut. Khusus pada remaja putri, perhatian harus lebih ditekankan
mengalami nyeri saat haid tidak terkecuali dengan remaja putri. Banyak faktor
yang menyebabkan nyeri haid tersebut antara lain makanan dan minuman yang
baik, dengan cara mengkonsumsi makanan yang bergizi dan seimbang karena
sangat dibutuhkan pada saat haid. Secara fisiologis wanita remaja yang mengala-
mi haid akan mengeluh rasa nyeri, kurang nyaman, dan perutnya terasa begah.
Tetapi tidak semua remaja mengalami keluhan tersebut dikarenakan hal ini di-
pengaruhi oleh nutrisi yang adekuat yang biasa dikonsumsi dan juga dengan
olahraga yang teratur (Mitayani & Sartik, 2010). Diet yang adekuat pada remaja
adalah diet yang bervariasi dan seimbang, meliputi cukup karbohidrat, protein,
lemak, vitamin, mineral, air. Diet ini akan membuat derajat kesehatan dapat
tercapai secara maksimal juga membuat fungsi hormon estrogen dan progesteron
maksimal serta terhindar dari pramenstruasi syndrome dan keluhan nyeri haid
(Purwitasari, 2009).
Kalsium. Kalsium adalah mineral yang sangat penting bagi manusia, anta-
ra lain bagi metabolisme tubuh, kerja jantung, penghubung antar saraf, dan perge-
rakan otot. Kalsium bersama dengan magnesium, berperan dalam transmisi saraf.
Jika kalsium yang terdapat pada otot tidak cukup, maka otot tidak dapat mengen-
Sumber utama dari kalsium adalah susu dan hasil olahannya, seperti keju.
Ikan kering juga merupakan sumber kalsium yang baik begitu juga dengan sereal-
ia, kacang-kacangan dan hasil olahan kacang-kacangan, seperti tahu dan tempe,
serta sayuran hijau, tetapi bahan makanan ini mangandung banyak zat yang
menghambat penyerapan kalsium seperti serat, fitat dan oksalat (Almatsier, 2004).
sehingga mencegah kekejangan otot dan dinding pembuluh darah. Oleh karena
itu, magnesium berfungsi untuk mengurangi rasa sakit saat menstruasi. Magnesi-
um berguna untuk merelaksasikan otot dan dapat memberikan rasa rileks yang
bijian dan kacang-kacangan. Daging, susu dan hasilnya serta coklat juga merupa-
min E mempunyai fungsi sebagai anti oksidan didalam tubuh. Vitamin E sangat
Aktivitas Fisik
Menurut WHO (2010) aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang
dihasilkan oleh otot rangka yang memerlukan pengeluaran energi. Aktivitas fisik
meliputi kebutuhan gerakan tubuh agar tetap sehat baik di rumah, sekolah, tempat
Kekurangan atau tidak melakukan aktivitas fisik menjadi salah satu faktor
kematian dunia sebanyak enam persen angka kematian dunia hal ini diikuti
dengan angka kejadian penyakit tidak menular yang disebabkan oleh kurangnya
negara diseluruh dunia, hal ini akan berdampak pada kesehatan pada umumnya di
seluruh dunia, hampir seluruh beban penyakit yang terjadi dikarenakan tidak
penyakit tidak menular yang salah satu penyebabnya disebabkan oleh kurang atau
kesehatan yaitu terhindar dari berbagai macam penyakit, berat badan terkendali,
otot lebih lentur dan tulang lebih kuat, bentuk tubuh menjadi ideal dan pro-
porsional, lebih percaya diri, lebih bertenaga dan bugar, secara keseluruhan
keadaan kesehatan menjadi lebih baik. Aktivitas fisik terbagi menjadi tiga yaitu
aktivitas ringan, sedang, dan berat. 1) Aktivitas ringan, dapat dilakukan selama
kurang dari 150 menit per minggu. Berbagai bentuk aktivitas yang bisa dilakukan
sedang, dapat dilakukan sekitar 150 menit setiap minggunya. Bentuk aktivitas
yang dapat dilakukan seperti naik turun tangga, bersepeda, berkebun, dan lain-
lain. 3) Aktivitas berat, jenis aktivitas fisik ini dapat dilakukan lebih dari 300
Tabel 2
Aktivitas PAR
Berbaring 1,20
Berdiri 1,40
Duduk, istirahat 1,20
Makan 1,40
Mandi, berpakaian 2,30
Rapat 1,20
Shalat 1,40
Jalan kaki 2,80
(bersambung)
Aktivitas PAR
Jalan santai berkeliling 2,10
Mengendarai motor 2,70
Mengendarai mobil 2,00
Memasak 2,10
Nonton TV 1,64
Beribadah 1,20
Bulutangkis 6,06
Berenang 7,90
Main bola, futsal 8,00
Olahraga ringan (jogging, jalan cepat) 4,20
Kerja bangunan, membetulkan rumah, 3,00
Menyapu, mencuci baju, mencuci piring 2,30
Berkebun 4,10
Membersihkan rumah 2,80
Membersihkan halaman 3,30
Memancing 1,90
Sumber: FAO/WHO/UNU (2001) dalam Novianingrum (2015)
takan dalam Physical Activity Level (PAL) atau tingkat aktivitas fisik. PAL meru-
pakan besarnya energi yang dikeluarkan (kkal) per kilogram berat badan dalam 24
∑ 𝑷𝑨𝑹𝒙𝑾
𝑷𝑨𝑳 =
𝟐𝟒 𝒋𝒂𝒎
Keterangan :
PAR: Physical activity ratio (jumlah energi yang dikeluarkan untuk tiap jenis
yang dilakukan hanyalah sekolah yaitu dengan kegiatan duduk, berdiri, berjalan,
menulis dll. Aktivitas remaja sebagian besar banyak dilakukan di sekolah selama
Tabel 3
Landasan Teori
tama) pada anak remaja di Indonesia yaitu 12,5 tahun dengan kisaran sembilan
54,89 persen. Dismenore disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya yaitu
Remaja dengan status gizi tidak normal memiliki kemungkinan risiko 1,2
kali lebih besar mengalami dismenore. Status gizi yang rendah (underweight)
dapat diakibatkan karena asupan makanan yang kurang, sedangkan status gizi
lemak yang berlebihan yang dapat mengakibatkan hiperplasi pembuluh darah atau
tangga, pola asuh konsumsi makanan, pola makan, kepercayaan, tradisi atau bu-
daya, aktivitas fisik dan lain sebagainya (Miko & Dina, 2017). Pola makan yang
baik penting dilakukan untuk mendapatkan gizi yang optimal karena gizi optimal
sangat penting untuk pertumbuhan normal serta perkembangan fisik dan kecer-
- Genetik
- Pendidikan
- Pola makan
- Ketersediaan pangan
- Pola asuh konsumsi
Pola makan
- Aktivitas fisik
- Kepercayaan - Jenis makanan
- Tradisi/budaya
- Frekuensi makanan
Aktivitas fisik
- Jumlah makanan
- Frekuensi berupa zat gizi (en-
- Jenis aktivitas ergi, protein, kar-
- Tingkat aktivi- bohidrat, lemak,
tas fisik kalsium, magnesi-
um dan vitamin E)
Status Gizi
Kerangka Konsep
makan (jenis makanan, frekuensi makanan dan jumlah makanan berupa zat gizi
(energi, protein, karbohidrat, lemak, magnesium, kalsium, dan vitamin E)) dan
aktivitas fisik yang mempengaruhi status gizi siswi yang mengalami dismenore
Pola makan
- Jenis makanan
- Frekuensi makanan
- Jumlah makanan berupa zat
gizi energi, protein, karbohid-
rat, lemak, kalsium, magnesi-
um dan vitamin E
Status Gizi
Jenis Penelitian
tional untuk mengetahui gambaran pola makan, aktivitas fisik dan status gizi pada
Diketahui dari hasil survei pendahuluan semua siswi kelas IX SMP Dharma Pan-
casila Medan sudah mengalami menstruasi secara rutin dan mengalami gangguan
sekolah ini, karena tidak ada penelitian tentang dismenore sebelumnya. (3) Di
sekolah tersebut terdapat kegiatan tambahan belajar siswi, terlebih dengan siswi
kelas IX yang diwajibkan mengikuti kelas tambahan sebanyak tiga kali dalam
31
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
32
nyeri haid pada bagian bawah perut pada saat menstruasi. Tingkat dismenore
wajah atau tingkah laku yang dirasakan responden ketika menstruasi berlangsung.
tool (Lampiran 6) sehingga akan didapatkan skala nyeri yang dirasakan respond-
en. Besar populasi dari penelitian ini adalah 40 orang yang diambil dari kelas IX,
karena siswi kelas VII dan VIII belum mengalami haid secara teratur atau bahkan
dari jumlah siswi kelas IX yang mengalami dismenore yaitu sebanyak 40 orang.
Variabel dari penelitian ini yaitu status gizi, pola makan dan aktivitas fisik.
melakukan pengukuran.
gizi dan variabel independen yaitu pola makan dan aktivitas fisik.
derajat pemenuhan gizi yang dibutuhkan siswi, di peroleh dari pangan dan ma-
kanan yang berdampak pada fisik diukur dengan antropometri yaitu index
yang dikonsumsi sehari hari. Jenis makanan yaitu berbagai macam makanan yang
dikonsumsi dalam sehari. Jumlah makanan yaitu banyaknya makanan yang dikon-
sumsi dalam sehari dikonversikan dan dibandingkan dengan nilai AKG (Angka
mengkonsumsi jenis makanan selama periode tertentu seperti hari, minggu, bulan
atau tahun.
Aktivitas fisik adalah tingkat aktivitas dari kegiatan sehari hari yang dil-
akukan oleh remaja siswi selama 24 jam yang diukur dengan rumus Physical Ac-
tivity Level.
Data penelitian diperoleh melalui dua cara yaitu secara aktif dan pasif.
Pengumpulan data secara aktif akan menghasilkan data primer. Data primer beru-
pa data status gizi diperoleh dari hasil pengukuran langsung berdasarkan penguku-
ran antropometri dengan mengukur berat badan dan tinggi badan responden. Data
pola makan siswi diperoleh melalui formulir food recall dua kali 24 jam dan for-
mulir food frequency dengan wawancara langsung kepada responden. Data aktivi-
tas fisik diperoleh dari hasil formulir aktivitas fisik dengan wawancara langsung
kepada responden.
data diperoleh dari bagian tata usaha yang ada disekolah meliputi profil sekolah
Metode Pengukuran
tus gizi, pola makan dan aktivitas fisik, dimana masing-masing variabel dikate-
tian 0,1 cm. Hasil IMT/U responden dihitung menggunakan software WHO An-
troPlus dengan melihat Z- score yang sudah diklasifikasikan (Sangat kurus <-3
SD, kurus -3 SD sampai dengan <-2 SD, normal -2 SD sampai dengan 1 SD,
gemuk >1 SD sampai dengan 2 SD, dan obesitas >2 SD) (Kemenkes RI, 2010).
Pola makan. Pola makan dapat diketahui dengan mengukur jenis, jumlah
recall dua kali 24 jam. Jenis makanan juga dapat dilihat dari kelengkapan jumlah
makanan yang dikonsumsi dengan kategori: (1) Beragam apabila dalam konsumsi
makan utama terdiri dari makanan pokok, lauk-pauk (hewani atau nabati), sayuran
dan buah buahan, dan (2) Tidak Beragam apabila dalam konsumsi makan utama
tidak ada salah satu dari makanan pokok, lauk-pauk (hewani atau nabati), sayuran
dan buah-buahan.
menggunakan metode food recall dua kali 24 jam. Pengukuran ini dilakukan
dengan wawancara secara langsung kepada responden dengan mencatat jenis dan
menggunakan formulir food recall. Formulir ini berisi waktu makan, nama masa-
kan, jenis bahan makanan, dan banyaknya bahan makanan (URT dan g), jumlah
protein, lemak, magnesium, kalsium dan vitamin E) kemudian dihitung zat gizi
Angka Kecukupan Gizi (AKG) per orang per hari umur 10-12 tahun dan
Tabel 4
Angka Kecukupan Gizi Per Orang Per Hari Umur 10-12 Tahun dan 13-15 Tahun
Kelompok Umur
Jenis Zat Gizi Laki-laki Perempuan
10-12 tahun 13-15 tahun 10-12 tahun 13-15 tahun
Energi (kkal) 2100 2475 2000 2125
Karbohidrat (g) 289 340 275 292
Protein (g) 56 72 60 69
Lemak (g) 70 83 67 71
Kalsium (mg) 1200 1200 1200 1200
Magnesium (mg) 150 200 155 200
Vitamin E (mg) 10 12 11 15
Sumber : Kementerian Kesehatan RI Tahun 2014
hasil persen tersebut dapat dikategorikan atas; (1) Konsumsi dikategorikan ku-
rang apabila jumlah seluruh zat gizi yang dikonsumsi kurang dari 80 persen dari
total AKG. (2) Konsumsi dikategorikan baik apabila jumlah seluruh zat gizi
yang dikonsumsi 80 sampai 110 persen dari total AKG. (3) Konsumsi dikate-
gorikan lebih apabila jumlah seluruh zat gizi yang dikonsumsi lebih dari sama
dengan 110 persen dari total AKG (Kemenkes RI, 2013). Klasifikasi tingkat
kecukupan vitamin dan mineral dikategorikan atas; (1) Kurang, jika (<77%)
Formulir ini memuat tantang daftar bahan makanan dan frekuensi penggunaan
makanan tersebut pada periode tertentu dan dilakukan rekapitulasi terhadap frek-
uensi penggunaan jenis bahan makanan (Lampiran 4 halaman 49) dan dikategori-
kan menjadi tidak pernah, jarang (1-2 kali sebulan), sering (3-5 kali seminggu),
faktorial, yaitu merinci semua jenis dan lamanya kegiatan yang dilakukan siswa
selama satu hari 24 jam (dalam menit) pada lembar kuesioner yang berisi tentang
jenis aktivitas dan waktu aktivitas, selanjutnya dicocokkan dengan daftar nilai
perkiraan keluaran energi pada kegiatan tertentu lalu tingkat aktivitas fisik dihi-
tung dan dinyatakan dalam Physical Activity Level (PAL) dan dikategorikan rin-
gan (skor PAL 1,40-1,69), sedang (skor PAL 1,70-1,99), dan berat (skor PAL
2,00-2,40)
Rumus PAL:
∑ PARxW
PAL=
24 jam
Keterangan :
PAR :Physical Activity Ratio (jumlah energi yang dikeluarkan untuk tiap jenis
pan isi kuesioner dengan tujuan agar data yang masuk dapat diolah secara benar,
diteliti.
maka peneliti melakukan pengkodean pada setiap jawaban responden untuk mem-
Analisis Data. Data yang telah diperoleh dari hasil penelitian mengenai
gambaran status gizi, pola makan dan aktivitas fisik pada siswi yang mengalami
yaitu software SPSS untuk melihat distribusi frekuensi dan persentase dari setiap
satu sekolah yang berada di Kecamatan Medan Selayang Kota Medan. Sekolah ini
didirikan pada tahun 1987 yang beralamat di Jalan Dr. T. Mansyur No.71 B Me-
dan. SMP Dharma Pancasila Medan memiliki guru pengajar berjumlah 20 orang
dam memiliki kepala sekolah yang bernama Bapak Suwito, S.pd., M.Hum.
2018/2019 sebanyak 242 orang yang terbagi ke dalam tiga tingkatan kelas. Siswa
yang bersekolah di SMP ini meliputi kelas VII sebanyak 87 orang, kelas VIII
dengan 15 tahun. Fasilitas yang dimiliki sekolah ini yaitu 11 ruang teori kelas,
satu ruang laboratorium IPA, dua ruang tata usaha atau guru, satu ruang per-
pustakaan, dan delapan ruang lainnya, serta terdapat halaman atau lapangan
olahraga yang dapat digunakan untuk aktivitas berolahraga dan bermain. Siswa
aktif belajar di ruangan pada Hari Senin sampai dengan Hari Sabtu mulai pukul
07.30 WIB sampai dengan 14.00 WIB. Setiap Hari Jumat siswi biasanya
melakukan baris dalam kegiatan English Day sebelum memulai masuk kedalam
ruangan kelas.
39
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
40
orang (72,5%) dan yang paling sedikit berumur 15 tahun yaitu 11 orang (27,5%).
Tabel 5
Umur N %
14 tahun 29,0 72,5
15 tahun 11,0 27,5
Jumlah 40,0 100,0
busi tingkat dismenore yang dialami siswi SMP Dharma Pancasila terbanyak yai-
tu tingkat dismenore berat sebanyak 26 orang (65,0%), dan paling sedikit yaitu
tingkat dismenore ringan sebanyak dua orang (5,0%). Hal tersebut dapat dilihat
Tabel 6
Pola makan yang baik terdiri dari makanan pokok, lauk pauk, sayur-
sayuran, dan buah-buahan serta dimakan dalam jumlah yang cukup sesuai dengan
kebutuhan. Berdasarkan penelitian ini pola makan siswi yang mengalami dis-
menore dapat dilihat dari jenis makanan, jumlah kecukupan zat gizi, dan frekuen-
si makanan.
bahwa siswi dengan makanan beragam yaitu mengonsumsi empat jenis makanan
terdiri dari makanan pokok, lauk pauk, sayur dan buah sebanyak sembilan orang
(22,5%) dan yang mengonsumsi makanan tidak beragam yaitu hanya dengan 2
atau 3 jenis makanan terdiri dari makanan pokok, lauk pauk, dan sayur atau buah
sebanyak 31 orang (77,5%). Hal tersebut dapat dilihat dari tabel di bawah ini.
Tabel 7
dikonsumsi siswi dalam satu hari yang diperoleh melalui formulir food recall 24
jam. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa zat gizi
makro yakni kecukupan energi, protein, lemak dan karbohidrat siswi paling ban-
yak adalah dengan kategori kurang yaitu masing masing sebesar 82,5 persen, 72,5
persen, 82,5 persen, dan 87,5 persen. Kecukupan zat gizi mikro seperti vitamin E,
Tabel 8
jenis makanan dimakan oleh siswi pada waktu tertentu. Frekuensi makanan diten-
bahwa makanan pokok yang selalu dikonsumsi siswi adalah nasi yaitu sebesar
(100,0%). Konsumsi sumber protein dari lauk hewani yang selalu dikonsumsi
siswi adalah ikan basah sebanyak sepuluh orang (25,0%), sementara lauk hewani
lainnya yang sebagian besar jarang dikonsumsi siswi adalah daging sebanyak 37
orang (92,5%). Sumber protein dari lauk nabati yang selalu dikonsumsi siswi yai-
tu tempe sebanyak tujuh orang (17,5%) dan yang paling jarang yaitu tahu
sebanyak 29 orang (72,5%), siswi banyak yang tidak mengonsumsi tahu karena
mereka berpendapat bahwa tahu memiliki tekstur dan rasa yang tidak enak. Sum-
ber vitamin dan mineral yang berasal dari sayur yang selalu dikonsumsi adalah
sawi sebanyak tujuh orang (17,5%) dan yang paling sering yaitu brokoli sebanyak
vitamin dan mineral dari buah yang selalu dikonsumsi siswi yaitu jeruk sebanyak
12 orang (30,0%), hal ini dikarenakan adanya penjual es jeruk peras di depan
yang jarang dikonsumsi siswa yaitu melon sebanyak 27 orang (67,5%) dan se-
mangka sebanyak 25 orang (62,5%). Snack atau jajanan yang selalu dikonsumsi
siswi adalah kerupuk dengan persentase sebanyak 22 orang (55,0%) dan yang
paling sering yaitu softdrink sebanyak 17 orang (42,5%). Siswi sering men-
Tabel 9
fisik siswa lebih banyak dalam kategori ringan yaitu sebanyak 36 orang (90,0%),
dan lainnya dalam kategori sedang sebanyak empat orang (10,0%). Distribusi
Tabel 10
Medan berdasarkan hasil pengukuran berat badan dan tinggi badan yang telah
dikumpulkan dan dianalisa, maka diperoleh distribusi status gizi siswi tersebut
lebih banyak dalam kategori normal yaitu sebanyak 17 orang (42,5%), lalu untuk
status gizi kurus diperoleh sebanyak 14 orang (35,0%), dan status gizi gemuk di-
Tabel 11
Hasil tabulasi silang antara tingkat dismenore dengan status gizi siswi
menunjukkan bahwa kejadian dismenore tertinggi berada pada siswi yang mem-
iliki status gizi normal. Terdapat 17 siswi yang memiliki status gizi normal dan
Tabel 12
Hasil tabulasi silang antara jenis makanan dengan status gizi siswi menun-
jukkan bahwa jenis makanan beragam tertinggi berada pada siswi yang memiliki
status gizi gemuk, yaitu sebanyak enam orang (66,7%), dan jenis makanan tidak
beragam tertinggi berada pada siswi yang memiliki status gizi kurus dan normal
yang memiliki jumlah siswi yang sama yaitu masing-masing 14 orang Hal terse-
Tabel 13
Distribusi Status Gizi Berdasarkan Jenis Makanan Siswi di SMP Dharma Pan-
casila Medan
N % N % N % N %
Beragam 0,0 0,0 3,0 17,6 6,0 66,7 14,0 100,0
Tidak Beragam 14,0 100,0 14,0 82,4 3,0 33,3 17,0 100,0
Gambaran Status Gizi Siswi Berdasarkan Jumlah Kecukupan Zat Gizi
Berdasarkan hasil tabulasi silang antara pola konsumsi siswi yang terdiri
dari jumlah makanan yaitu tingkat asupan zat gizi makro siswi dengan status gizi
diketahui bahwa seluruh zat gizi makro siswi tergolong kurang. Siswi memiliki
tingkat konsumsi energi yang kurang sebanyak 12 orang (85,7%), tingkat kon-
sumsi protein yang kurang sebanyak 12 orang (85,7%), karbohidrat yang kurang
sebanyak 13 orang (92,9%) dan lemak yang kurang sebanyak 13 orang (92,9%),
Tabel 14
Distribusi Frekuensi Status Gizi Siswi Berdasarkan Jumlah Kecukupan Zat Gizi
Makro Siswi di SMP Dharma Pancasila Medan
Berdasarkan hasil tabulasi silang antara pola konsumsi siswi yang terdiri
dari jumlah makanan yaitu tingkat konsumsi lemak, vitamin E, kalsium, dan
magnesium dengan kejadian dismenore di ketahui bahwa seluruh zat gizi tersebut
tergolong kurang, dimana siswi banyak mengalami dismenore dengan tingkat be-
yang kurang, sebanyak 26 orang (65,0%) memiliki kecukupan vitamin e yang ku-
rang, sebanyak 22 orang (55,0%) dengan kecukupan kalsium yang kurang, dan
Tabel 15
Hasil tabulasi silang antara status gizi siswi dengan aktivitas fisik menun-
jukkan bahwa tingkat aktivitas fisik ringan tertinggi berada pada siswi yang mem-
iliki status gizi normal yaitu sebanyak 15 orang (88,2%), sedangkan status gizi
kurus sebanyak 13 orang (92,9%) dan status gizi gemuk sebanyak delapan orang
(88,9%).
Tabel 16
Distribusi Frekuensi Tingkat Aktivitas Fisik Siswi Berdasarkan Status Gizi Siswi
di SMP Dharma Pancasila Medan
Berdasarkan hasil dari tabulasi silang antara tingkat aktivitas fisik siswi
pada siswi yang memiliki tingkat aktivitas fisik ringan. Terdapat 36 siswi yang
memiliki tingkat aktivitas fisik ringan, diantaranya satu orang (2,8%) mengalami
orang (72,2%) mengalami dismenore berat. Kemudian dari empat siswi yang
memiliki tingkat aktivitas fisik sedang, diantaranya satu orang (25,0%) mengala-
mi dismenore ringan dan tiga orang (75,0%) lainnya mengalami dismenore berat.
terutama di punggung dan perut bagian bawah, karena saat berolahraga tubuh
Tabel 17
IMT/U paling banyak adalah kategori normal yaitu sebesar 42,5 persen. Siswi
dengan status gizi kurus sebesar 35,0 persen, dan siswi dengan status gizi gemuk
yaitu sebesar 22,5 persen. Jika IMT/U siswa memiliki nilai Z score (< -3 SD)
maka dikategorikan sangat kurus, (-3 SD s/d < -2 SD) dikategorikan kurus, (-2
sekarang. Status gizi kurang dan lebih masih menjadi masalah gizi kesehatan
masyarakat. Status gizi yang baik akan menunjang setiap aktivitas dan menjadi
SMP Dharma Pancasila Medan memiliki tingkat nyeri berat, yaitu sebanyak 26
siswi (65,0%) dimana nyeri dapat mengganggu konsentrasi dan aktivitas siswi.
Status gizi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kejadian dis-
menore. Menurut Naik et al. (2015), status gizi underweight (kurus) merupakan
Patky (2008), status gizi overweight juga merupakan salah satu faktor risiko dis-
menore.
51
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
52
SMP Dharma Pancasila diketahui bahwa status gizi kurus mempengaruhi tingkat
terjadi pada siswi dengan status gizi normal yaitu sebesar 42,5 persen dan sebesar
22,5 persen siswi lainnya mengalami dismenore memiliki status gizi gemuk yang
makanan yang dimakan tiap hari oleh satu orang dan merupakan ciri khas untuk
suatu kelompok masyarakat tertentu. Pola makan yang baik dan jenis hidangan
tenaga, zat pembangun dan zat pengatur bagi kebutuhan gizi seseorang. Asupan
gizi diperoleh dari mengonsumsi berbagai makanan yang mengandung zat gizi
berupa karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral (Lie Goan Hong dalam
Aidina (2015)).
Jenis makanan siswi. Pada penelitian ini jenis makanan dibagi menjadi
dua kategori yaitu kategori beragam dan tidak beragam. Berdasarkan hasil
penelitian yang telah dilakukan, diperoleh bahwa sebesar 77,5 persen siswi men-
gonsumsi jenis makanan kategori tidak beragam. Berdasarkan data yang di-
peroleh dari kuesioner recall 24 jam, diketahui bahwa sebagian besar pola kon-
yaitu nasi sebagai makanan pokok dan ikan sebagai lauk. Sayur serta buah jarang
yang dijual di setiap kantin sekolah, dan siswi juga sering mengonsumsi minu-
Berdasarkan status gizi yang telah diteliti, seluruh siswi dengan status gizi
kurus memiliki pola makan tidak mengonsumsi makanan yang beragam yaitu
sebesar 100,0 persen. Siswi dengan status gizi normal yang mengonsumsi jenis
Pola makan yang baik dan jenis hidangan makanan yang beraneka ragam
zat pengatur bagi kebutuhan gizi seseorang. Hal ini dikarenakan tidak ada satu
jenis makanan mengandung gizi yang lengkap. Jika makanan yang dikonsumsi
semakin beragam maka komposisi zat gizi semakin lengkap. Asupan gizi yang
diperoleh dari mengonsumsi berbagai makanan mengandung zat gizi berupa kar-
diperoleh hasil untuk jumlah makanan siswi berupa tingkat konsumsi zat gizi
siswi berupa energi, protein, lemak, karbohidrat, vitamin E, kalsium dan magne-
sium.
menggunakan formulir food recall dua kali 24 jam, diketahui sebesar 82,5% siswi
(17,5%) lainnya sudah memiliki kecukupan energi yang cukup. Anak pada usia
ini memerlukan energi yang lebih besar dibandingkan umur lainnya sehingga
energi siswi dengan kategori kurang ialah sebesar 1200,97 kkal per hari, dimana
angka kecukupan energi yang dianjurkan per orang perhari yaitu 2125 kkal per
hari.
kecukupan energi siswi tergolong kurang, dimana sebesar 85,7 persen dari siswi
dengan status gizi kurus memiliki kecukupan energi yang kurang, dan sebesar
88,2 persen dari siswi dengan status gizi normal juga memiliki kecukupan energi
yang kurang.
Hal ini diakibatkan oleh konsumsi siswi baik dirumah maupun disekolah
seperti jajanan belum bisa mencukupi kebutuhan energi yang dibutuhkan dalam
sehari. Berdasarkan penelitian ini, besarnya angka keadaan konsumsi energi yang
kecukupan protein siswi yang terbesar berada pada kategori kurang yaitu sebesar
72,5 persen. Keadaan konsumsi protein yang masih rendah pada siswi dalam
penelitian ini sesuai dengan kebiasaan makan anak yang dalam setiap porsi
lebih tinggi dibandingkan dengan makanan yang mengandung unsur protein yang
hanya sekedarnya saja. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata konsumsi protein
pada siswi dalam sehari masih rendah dibandingkan dengan Angka Kecukupan
Gizi (AKG) yang telah dianjurkan. Rata-rata tingkat kecukupan protein siswi
dengan kategori kurang ialah sebesar 42,22 g per hari, dimana angka kecukupan
kecukupan protein siswi tergolong kurang, dimana sebesar 85,7 persen dari siswi
dengan status gizi kurus memiliki kecukupan protein yang kurang, dan sebesar
76,5 persen dari siswi dengan status gizi normal juga memiliki kecukupan protein
yang kurang.
siswi terbesar tergolong dalam kategori kurang sebanyak 35 siswi dengan persen-
tase 87,5 persen. Rata-rata tingkat kecukupan karbohidrat siswi dengan kategori
kurang ialah sebesar 151,51 g per hari, dimana angka kecukupan karbohidrat
yang dianjurkan per orang per hari yaitu 292 g per hari. Sama halnya dengan le-
mak, karbohidrat juga sering dihindari oleh beberapa siswi yang mempunyai ang-
mereka kelebihan berat badan atau gemuk. Hal ini membuat hampir semua siswi
kelas IX jarang untuk sarapan pagi dan makan malam dengan menu yang be-
kecukupan karbohidrat siswi tergolong kurang, dimana sebesar 92,9 persen dari
siswi dengan status gizi kurus memiliki kecukupan karbohidrat yang kurang, dan
sebesar 94,1 persen dari siswi dengan status gizi normal juga memiliki kecukupan
siswi dengan persentase 82,5 persen. Rata-rata tingkat kecukupan lemak siswi
dengan kategori kurang ialah sebesar 43,54 g per hari, dimana angka kecukupan
lemak yang dianjurkan per orang per hari yaitu 71 g per hari. Hal ini disebabkan
karena siswi lebih memilih macam makanan yang ingin dikonsumsi karena mere-
tubuh atau badan mereka terlihat gemuk dan tidak bagus dipandang, jadi mereka
lebih menghindari makanan yang berlemak seperti daging, keju dan olahannya
kecukupan lemak siswi tergolong kurang, dimana sebesar 92,9 persen dari siswi
dengan status gizi kurus memiliki kecukupan lemak yang kurang, dan sebesar
94,1 persen dari siswi dengan status gizi normal juga memiliki kecukupan lemak
yang kurang.
taglandin yang dapat menyebabkan nyeri di bagian perut bawah atau dismenore.
Gizi yang berlebih dapat menimbulkan dismenore, karena terdapat jaringan le-
mak yang berlebihan yang dapat mengakibatkan hiperplasi pembuluh darah yaitu
terdesaknya pembuluh darah oleh jaringan lemak pada organ reproduksi wanita
sehingga darah yang seharusnya mengalir pada proses menstruasi terganggu dan
kanan yang tidak sesuai seperti kudapan atau junk food baik sebagai cemilan atau
makan besar, yang sangat sedikit bahkan tidak ada sama sekali mengandung
kalsium, magnesium, besi, asam folat, dan vitamin, sementara lemak jenuh dan
dikonsumsi dengan kejadian dismenore siswi dapat dilihat bahwa angka kejadian
dismenore pada siswi yang mengonsumsi lemak dalam jumlah yang kurang lebih
tinggi dari pada remaja putri yang mengonsumsi lemak dalam jumlah yang cukup
dimana mayoritas siswi yang mengonsumsi lemak dalam jumlah yang kurang
mengeluhkan nyeri haid tingkat berat yaitu sebanyak 22 siswi dengan persentase
47,5 persen.
mikro yang diperlukan oleh tubuh sebagai zat pembangun dan pengatur bagi
tubuh khususnya pada remaja yang berada pada usia pertumbuhan dan pubertas.
Kekurangan vitamin dan mineral pada remaja tidak hanya berdampak pada me-
pada remaja.
E. Rata- rata tingkat konsumsi vitamin E pada siswi ialah sebesar 3,5 mg/d, di-
mana angka kecukupan vitamin E yang dianjurkan per orang perhari yaitu sebesar
15 mg/d.
dikonsumsi dengan kejadian dismenore siswi dapat dilihat bahwa mayoritas siswi
yang mengonsumsi vitamin E dalam jumlah yang kurang mengeluhkan nyeri haid
dari serangan radikal bebas serta mencegah berbagai penyakit, mengurangi kele-
oksidasi.
otot polos uterus. Pemberian vitamin E secara oral merupakan salah satu terapi
alternatif dalam penanganan nyeri haid, namun masih berdasarkan dari data yang
kalsium. Rata-rata tingkat kecukupan kalsium siswi dengan kategori kurang ialah
sebesar 377,17 mg per hari, dimana angka kecukupan karbohidrat yang dianjur-
kan per orang per hari yaitu 1200 mg per hari. Sumber utama kalsium adalah susu
dan hasil olahannya seperti keju. Dari hasil penelitian yang dilakukan dengan
menggunakan food recall ternyata banyak siswi yang jarang minum susu, baik
susu cair, susu kental manis maupun susu coklat dimana semua minuman terse-
Hasil food recall 24 jam yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa banyak
siswi yang jarang mengkonsumsi ikan seperti ikan teri kering goreng, ikan
tongkol dimana ikan tersebut merupakan sumber kalsium yang baik. Siswi juga
dimana tahu merupakan sumber kalsium yang baik dengan alasan mereka tidak
suka mengkonsumsi tahu dan bahkan ada yang tidak pernah makan tahu sama
sekali.
kecukupan kalsium siswi berdasarkan status gizi terbanyak yaitu pada siswi
dengan status gizi normal dan kurus dengan persentase masing-masing 40,0 per-
sen, dan siswi dengan tingkat konsumsi kalsium yang cukup berdasarkan status
gizi siswi terbanyak pada siswi dengan kategori status gizi normal sebesar 60,0
persen.
Kalsium merupakan mineral yang paling banyak dalam tubuh, dan banyak
dalam trasisi syaraf. Jika otot tidak mempunyai cukup kalsium, maka otot tidak
kalsium yang kurang dimana mayoritas siswi yang mengonsumsi kalsium dalam
jumlah yang kurang mengeluhkan nyeri haid tingkat berat yaitu sebanyak 22
konsumsi magnesium siswi dengan kategori kurang ialah sebesar 104,74 mg, di-
mana angka kecukupan magnesium yang dianjurkan per orang perhari yaiu sebe-
sar 200 mg, dan hampir semua siswi kurang mengonsumsi magnesium. Pada
ber utama magnesium. Siswi juga jarang mengkonsumsi susu, dimana susu juga
hadap status gizi orang tersebut. Semakin baik konsumsi makanan seseorang
maka akan semakin beragam zat gizi yang terpenuhi yang menunjang pertum-
buhan dan perkembangan terutama bagi anak sekolah yang kebutuhan energi dan
kecukupan magnesium siswi yang kurang berdasarkan status gizi terbanyak yaitu
pada siswi dengan status gizi normal dengan persentase 44,1 persen, dan siswi
dengan tingkat konsumsi magnesium yang cukup berdasarkan status gizi siswi
terbanyak pada siswi dengan status gizi gemuk sebesar 50,0 persen.
untuk merelaksasikan otot dan dapat memberikan rasa rileks yang dapat mengen-
dalikan suasana hati yang murung. Selain itu Magnesium juga berfungsi untuk
pembuluh darah, oleh sebab itu magnesium berfungsi untuk mengurangi rasa sa-
an dismenore tertinggi berada pada siswi yang memiliki tingkat konsumsi megne-
sium yang kurang dimana mayoritas siswi yang mengonsumsi magnesium dalam
jumlah yang kurang mengeluhkan nyeri haid tingkat berat yaitu sebanyak 22
makanan pokok yang sering dikonsumsi siswi SMP Dharma Pancasila Medan
sebagian besar adalah nasi dengan persentase 100,0 persen. Hal ini dikarenakan
nasi masih menjadi makanan pokok utama di sebagian besar wilayah Indonesia
Sumber protein dari lauk hewani yang dikonsumsi sebagian besar adalah
ikan dengan persentase 72,5 persen, sedangkan sumber protein dari lauk hewani
lainnya jarang dikonsumsi seperti tahu sebesar 72,5 persen dan daging sebesar
92,5 persen. Mahalnya harga daging menjadi alasan utama bagi ibu jarang men-
jadikan daging sebagai lauk. Sumber protein dari lauk nabati dengan kategori ser-
Sumber vitamin dan mineral yang berasal dari sayur yang selalu dikonsumsi
adalah sawi dengan persentase 17,5 persen dan yang paling sering yaitu brokoli
dengan persentase 42,5 persen serta wortel 55,0 persen. Sedangkan sumber vita-
min dan mineral dari buah yang selalu dikonsumsi siswi yaitu jeruk dengan per-
sentase 30,0 persen, hal ini dikarenakan adanya penjual es jeruk peras di depan
ra sayur yang tidak pernah dikonsumsi adalah kol dengan persentase 27,5 persen.
sayuran, untuk itu ibu berperan penting dalam memilih bahan makanan yang baik
pada usia ini. Ibu harus bertindak sedemikian rupa untuk mengajak anak me-
makan bahan-bahan makanan yang bergizi dan beragam. Snack atau jajanan yang
sering dikonsumsi sebagian besar adalah kerupuk dan softdrink dengan persen-
periode berkepanjangan dapat membawa pengaruh yang tidak baik terhadap per-
demikian, kemampuan dan fungsi otak menjadi tidak maksimal. Oleh sebab itu
diharapkan untuk memberikan makanan yang beragam pada anak agar memenuhi
zat gizi yang dibutuhkan. Kebutuhan gizi setiap anak bisa saja berbeda.
SMP Dharma Pancasila Medan yang terbanyak mempunyai aktivitas fisik ringan
yaitu sebesar 90,0 persen. Hal ini dapat dilihat dari kegiatan siswi selama di
sekolah, mereka lebih banyak melakukan aktivitas seperti belajar, istirahat, di-
mana selama belajar siswi banyak menghabiskan waktu dengan duduk, begitu
biskan waktu untuk istirahat setelah pulang dari sekolah maupun kegiatan
keluarga.
menore. Hal ini diketahui dari penelitian Astuti (2011) didapatkan 66 persen
28,3 persen, dan yang tidak melakukan olahraga sebanyak 5,7 persen. Hal ini
otot saat menstruasi terutama di punggung dan perut bagian bawah, karena saat
aktivitas fisik siswi tertinggi berada pada siswi yang memiliki tingkat aktivitas
fisik yang ringan dimana mayoritas siswi yang memiliki tungkat aktivitas fisik
ringan mengeluhkan nyeri haid tingkat berat yaitu sebanyak 26 siswi dengan per-
Kesimpulan
dengan tingkat nyeri tertinggi yaitu dengan kategori berat. Hal tersebut sering
sekali membuat siswi terganggu dalam proses belajar di sekolah, bahkan dapat
Pola makan siswi kelas IX di SMP Dharma Pancasila Medan dilihat ber-
jenis makanan sebagian besar siswi mengkonsumsi makanan yang tidak beragam,
dan berdasarkan status gizi siswi dengan makanan tidak beragam terbanyak mem-
iliki status gizi kurus dan normal. Berdasarkan konsumsi zat gizi siswi berupa en-
besar kurang dari angka kecukupan gizi yang telah dianjurkan. Berdasarkan frek-
uensi makanan, sumber protein cukup beragam yaitu dari lauk hewani dan nabati,
namun sebagian besar berasal dari lauk hawani. Konsumsi sayur dan buah masih
kurang beragam dan jarang dikonsumsi siswi. Sebagian besar siswi sering
mengkonsumsi susu namun dengan frekuensi yang jarang dan tidak setiap hari,
Aktivitas fisik siswi sebagian besar adalah kategori ringan. Siswi yang ak-
tivitas ringan cenderung memilki status gizi normal dan tingkat dismenore berat.
Status gizi siswi cenderung lebih banyak dalam kategori normal, dan berdasarkan
64
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
65
kejadian dismenore siswi dengan status gizi normal banyak mengalami dismenore
berat.
Saran
hendaknya lebih memperhatikan pola konsumsi makan agar menu makanan yang
dikonsumsi lebih beragam dan zat gizi yang diperoleh akan tercukupi. Bagi siswi
dengan status gizi kurus diharapkan mampu menjaga pola makan yang baik, dan
mengkonsumsi makanan yang dapat membantu menaikkan berat badan siswi sep-
erti makanan tinggi lemak, dan bagi siswi dengan status gizi lebih yaitu gemuk
agar mengkonsumsi makana tinggi serat, rendah lemak, dan olahraga yang cukup.
jadinya dismenore, dimana makanan tersebut mengandung zat gizi yang dapat
Almatsier, S. (2004). Prinsip dasar ilmu gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Uta-
ma.
Almatsier, S. (2009). Prinsip dasar ilmu gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Uta-
ma.
Dito, A. (2011). Cara jitu mengatasi nyeri haid. Yogyakarta: CV. Andi
Ellya, E.S. (2010). Gizi dalam kesehatan reproduksi. Jakarta: Trans Info Media.
Kartasapoetra & Marsetyo. (2008). Ilmu gizi korelasi gizi dan produksi kerja. Ja-
karta: Rineka Cipta.
66
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
67
Kementerian kesehatan RI. (2015a). INFODATIN Pusat Data dan Informasi Ke-
menterian Kesehatan RI Situasi Kesehatan Remaja.
Kementerian kesehatan RI. (2015b). INFODATIN Pusat Data dan Informasi Ke-
menterian Kesehatan RI Pembinaan Kesehatan di Indonesia.
Miko, A., & Dina, P.B. (2016). Hubungan pola makan pagi dengan status gizi pa-
da mahasiswi Poltekkes Kemenkes Aceh. Aceh Nutrition Journal, 1(2),
83–87. Diakses dari http://ejournal.poltekkesaceh.ac.id/index.php/an/arti-
cle/view/15
Mitayani & Sartik, W. (2010). Buku saku ilmu gizi. Jakarta : CV. Trans Info Me-
dia.
Nurwana., Sabilu, Y., Fachlevy, A.F. (2017). Analisis faktor yang berhubungan
dengan kejadian disminorea pada remaja putri di SMA Negeri 8 Kendari
tahun 2016. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat, 2 (6), 1-14 .
https://med-ia.neliti.com/media/publications/185630-ID-analisis-faktor-
yang-berhubungan-dengan.pdf
Pratiwi, H & Rodiani. (2015). Obesitas Sebagai Risiko Pemberat Dismenore pada
remaja. Jurnal Kedokteran, 4 (9), 93. http://juke.kedokteran.unila.ac.id-
/index.php/majority/article/view/1416
Proverawati, A & Siti, A. (2009). Buku ajar gizi untuk kebidanan. Yogyakarta :
Nuha Medika.
Purwitasari, D. (2009). Buku ajar gizi dalam kesehatan reproduksi teori dan prak-
tikum. Yogyakarta: Nuha Medika.
Suliawati, G. (2013). Hubungan umur, paritas dan status gizi dengan kejadian
dismenore pada wanita usia subur di Gampong Baitussalam Aceh Besar
Supariasa. (2001). Penilaian status gizi. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Supariasa. (2002). Penilaian status gizi. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Supariasa. (2011). Penilaian status gizi. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Taufan, N. (2014). Buku ajar asuhan kebidanan nifas. Yogyakarta: Nuha Medika.
Unsal, A., Atranci, U., Tozun, M., Arslan, G., Calik, E. (2010). Prevalences of
dysmenorrhea and it’s effect on quality of life among a group of Female
University students. Upsala Journal of Medical Sciences.115(2):138-45.
Diakses dari https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2853792/
Utami. (2003). Pendidikan kesehatan pada anggota keluarga dan dukungan so-
sial. Jakarta: EGC.
Widagdo. (2017). Masalah dan tatalaksana penyakit anak dengan nyeri perut.
Jakarta: Universitas Trisakti.
FORMULIR
GAMBARAN POLA MAKAN, AKTIVITAS FISIK DAN STATUS GIZI PADA SISWI
YANG MENGALAMI DISMENORE DI SMP DHARMA PANCASILA MEDAN
A. Identitas Responden
No :
Nama :
Alamat :
Kelas :
Tanggal Lahir :
Umur :
Berat Badan :
Tinggi Badan :
69
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 2
Siang
Malam
Keterangan :
70
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 3
Siang
Malam
Keterangan :
71
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 4
FORMULIR FOOD FREQUENCY
MENURUT JENIS BAHAN-BAHAN MAKANAN
72
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 5
2 Mandi ( 2x sehari )
3 Makan ( 3x sehari )
4 Kegiatan disekolah
- Belajar
- Istirahat
6. Kegiatan dirumah :
- Mencuci pakain
- Mencuci piring
- Menyapu
- Mengepel
- Membersihkan kamar mandi
- Dll………
7. Istirahat dirumah :
- Belajar
- Menonton tv
- Duduk santai / berkumpul dengan
keluarga
73
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 6
74
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 7
Dokumentasi Penelitian
75
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Master Data
status AKG Kat AKG Kat AKG Kat AKG
nama umur BB TB IMT/U gizi energi energi energi protein Protein protein lemak lemak lemak karbo karbo K_karbo
rizky 14 55.4 158.4 0.76 normal 1000.66 47.09 kurang 36.29 52.6 kurang 39.5 55.63 kurang 130.49 44.69 kurang
mutiara 14 47.9 148.5 0.45 normal 1481.13 69.7 kurang 55.89 81 cukup 63.06 88.81 cukup 308.06 105.5 cukup
aliya 15 71.9 165 1.59 gemuk 940.31 44.25 kurang 44.31 64.22 kurang 54.7 77.04 kurang 279.94 95.87 cukup
andini 14 58 149 1.62 gemuk 1826.23 85.94 cukup 58.7 85.07 cukup 74.6 105.07 cukup 217.19 74.38 kurang
salsa 14 57 146.8 1.25 gemuk 1510.45 71.08 kurang 59.69 86.5 cukup 73.09 102.95 cukup 286.28 98.04 cukup
mutia 15 50.9 140.1 1.56 gemuk 1372.96 64.61 kurang 67.1 97.24 cukup 40.19 56.61 kurang 184.89 63.32 kurang
nadya 14 69 160 1.76 gemuk 713.79 33.59 kurang 33.4 48.4 kurang 36.3 51.12 kurang 62.78 21.5 kurang
decha 14 63 156.02 1.54 gemuk 1357.66 63.89 kurang 40.28 58.37 kurang 57 80.28 cukup 171.58 58.76 kurang
anindya 14 41.9 166.9 -2.5 kurus 662.15 31.16 kurang 17.8 25.79 kurang 37.3 52.53 kurang 65.17 22.32 kurang
safitri 14 42.2 166.7 -2.26 kurus 697.64 32.83 kurang 29.9 43.33 kurang 32.5 45.77 kurang 71.6 24.52 kurang
messy 15 43.7 166.6 -2.13 kurus 295.38 13.9 kurang 4.3 6.23 kurang 13.99 19.71 kurang 38.69 13.25 kurang
tasya 14 50.6 160.9 -0.33 normal 733.76 34.53 kurang 29.79 43.18 kurang 31.3 44.08 kurang 82.49 28.25 kurang
nazwa 14 48.2 15.2 0.24 normal 911.84 42.91 kurang 38.7 56.08 kurang 44.4 62.53 kurang 87.48 29.96 kurang
sri 15 48.1 163 0.78 normal 1266.93 59.62 kurang 52.8 76.52 kurang 52.1 73.38 kurang 147.37 50.47 kurang
leonita 15 48 158.8 0.43 normal 1403.56 66.05 kurang 63.6 92.17 cukup 33.99 47.88 kurang 207 70.89 kurang
eninta 14 54.2 154 0.83 normal 1471.56 69.25 kurang 54.3 78.7 kurang 51 71.83 kurang 118.08 40.44 kurang
lutfi 15 50 152.6 0.45 normal 936.06 44.05 kurang 45.5 65.94 kurang 32.89 46.33 kurang 112.68 38.59 kurang
nayla 14 57.2 160.3 0.57 normal 1375.94 64.75 kurang 55.5 80.43 cukup 42.39 59.71 kurang 193.27 66.19 kurang
jihan 15 54 164 -0.09 normal 1348.95 63.48 kurang 39.25 56.88 kurang 50.69 71.4 kurang 134.7 46.13 kurang
adilla 14 54 162 0.14 normal 1914.2 90.08 cukup 62.56 90.67 cukup 55.48 78.14 kurang 225.39 77.19 kurang
annisa 14 42.8 146.5 0.01 normal 2089.73 98.34 cukup 48.67 70.53 kurang 50.98 71.8 kurang 213.74 73.2 kurang
juraidah 14 60 156.2 1.27 gemuk 1981.56 93.25 cukup 67 97.1 cukup 63.28 89.12 cukup 155.69 53.32 kurang
nabilla 14 42.5 165.2 -2.21 kurus 916.73 43.14 kurang 40.2 58.26 kurang 47.5 66.9 kurang 83.28 28.52 kurang
chairun 14 43.5 169.2 -2.45 kurus 770.31 36.25 kurang 31.6 45.79 kurang 33.9 47.74 kurang 85.67 29.34 kurang
dona 14 41.5 167.2 -2.68 kurus 940.1 44.24 kurang 37.29 54.05 kurang 56.49 79.57 kurang 71.39 24.45 kurang
ventri 14 45.3 163.7 -2.58 kurus 957.31 45.05 kurang 47.5 68.84 kurang 50.1 70.56 kurang 102.99 35.27 kurang
hasna 14 41 165.2 -2.36 kurus 389.3 18.32 kurang 19.25 27.9 kurang 15.27 21.5 kurang 43.89 15.03 kurang
uni 15 42 166 -2.33 kurus 504.48 23.74 kurang 14.7 21.3 kurang 31.3 44.08 kurang 43.57 14.92 kurang
cici 14 43.1 167.5 -2.22 kurus 1252.9 58.96 kurang 30.79 44.63 kurang 49.1 69.15 kurang 171.58 58.76 kurang
gustri 15 44.2 168.2 -2.11 kurus 1728.26 81.33 cukup 59.9 86.81 cukup 73.19 103.09 cukup 207.41 71.03 kurang
halima 14 60 148 1.84 gemuk 979.41 46.09 kurang 23.89 34.63 kurang 39.5 55.63 kurang 131.98 45.2 kurang
devi 14 68 160.6 1.64 gemuk 1881.26 88.53 cukup 64.96 94.14 cukup 66.5 93.66 cukup 258.8 88.63 cukup
tiara 14 52.7 163.6 0.17 normal 424.36 19.97 kurang 18 26.08 kurang 11.79 16.61 kurang 60.3 20.65 kurang
apria 14 40.1 165 -2.71 kurus 2080.59 97.91 cukup 65.9 95.5 cukup 52.4 73.8 kurang 275.47 94.34 cukup
dinda 15 48 168 -1.44 normal 1440.75 67.8 kurang 41.39 59.99 kurang 32.43 45.67 kurang 192.34 65.87 kurang
jeje 14 58.4 168.8 0.11 normal 974.74 45.87 kurang 29.75 43.12 kurang 14.19 19.99 kurang 87.22 29.87 kurang
cita 14 47.3 156.3 -0.36 normal 1664.73 78.34 kurang 45.53 65.98 kurang 34.25 48.24 kurang 110.26 37.76 kurang
delfia 15 43.1 165.6 -2.1 kurus 783.91 36.89 kurang 32.97 47.78 kurang 34.62 48.76 kurang 229.13 78.47 kurang
elisti 14 45.8 168 -2.01 kurus 1397.19 65.75 kurang 40.92 59.3 kurang 26.88 37.86 kurang 194.88 66.74 kurang
syakira 14 45.6 157.1 -0.83 normal 1660.26 78.13 kurang 39.29 56.94 kurang 41.88 58.98 kurang 215.7 73.87 kurang
1.8 12 kurang 510.84 42.57 kurang 111.2 55.6 kurang Tidak Ringan Berat
1.8 12 kurang 162 13.5 kurang 91.8 45.9 kurang Tidak Ringan Sedang
2.1 14 kurang 347.76 28.98 kurang 92.5 46.25 kurang Tidak Ringan Berat
1.7 11.33 kurang 138 11.5 kurang 131.8 65.9 kurang Tidak Ringan Berat
0.5 3.33 kurang 42.72 3.56 kurang 58 29 kurang Tidak Ringan Sedang
0.5 3.33 kurang 43.2 3.6 kurang 52 26 kurang Tidak Ringan Berat
4.7 31.33 kurang 97.44 8.12 kurang 124 62 kurang Tidak Ringan Berat
4.5 30 kurang 622.8 51.9 kurang 133.4 66.7 kurang Tidak Ringan Berat
1.85 12.34 kurang 85.32 7.11 kurang 114.8 57.4 kurang Beragam Ringan Sedang
1.56 10.42 kurang 289.92 24.16 kurang 130.9 65.45 kurang Beragam Ringan Berat
2.49 16.6 kurang 60.72 5.06 kurang 49.3 24.65 kurang Tidak Ringan Berat
6.3 42 kurang 60.96 5.08 kurang 199.8 99.9 cukup Tidak Ringan Berat
1.82 12.13 kurang 82.44 6.87 kurang 87.52 43.76 kurang Tidak Ringan Berat
1.2 7.98 kurang 416.4 34.7 kurang 25.4 12.7 kurang Tidak Ringan Sedang
2.38 15.87 kurang 215.76 17.98 kurang 29.28 14.64 kurang Tidak Ringan Berat
6.47 43.12 kurang 138.84 11.57 kurang 22.6 11.3 kurang Tidak Ringan Berat
3.21 21.4 kurang 103.32 8.61 kurang 24.82 12.41 kurang Tidak Ringan Berat
9.32 62.11 kurang 409.44 34.12 kurang 82.16 41.08 kurang Tidak Ringan Sedang
Frequencies
Umur Siswi
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 14 29 72.5 72.5 72.5
15 11 27.5 27.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
DISMENORE
Frequencies
POLA MAKAN
Frequencies
Jenis Makanan
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Beragam 9 22.5 22.5 22.5
Tidak 31 77.5 77.5 100.0
Beragam
Total 40 100.0 100.0
AKTIVITAS FISIK
Frequencies
STATUS GIZI
Frequencies
Status Gizi Siswi
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid kurus 14 35.0 35.0 35.0
normal 17 42.5 42.5 77.5
gemuk 9 22.5 22.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
Frequencies
Statistics
Konsumsi
Konsumsi Konsumsi Konsums Karbohidra Konsumsi Konsumsi Konsumsi
Energi Protein i Lemak t Vitamin E Kalsium Magnesium
N Valid 40 40 40 40 40 40 40
Missin 0 0 0 0 0 0 0
g
Mean 1200.9756 42.2278 43.5498 151.5115 3.5432 377.1750 104.7425
Frequencies
Statistics
IMT/U Siswi
N Valid 40
Missing 0
Mean -.4172
Crosstabs